Anda di halaman 1dari 27

SPESIFIKASI TEKNIS

(SPEKTEK)

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
SMP 10 NOPEMBER BINANGUN (DAK)

LOKASI
SMP 10 NOPEMBER BINANGUN

KABUPATEN CILACAP

TAHUN ANGGARAN
2022
Spesifikasi Teknis

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 01
URAIAN UMUM
1.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
Jasa Konsultan Perencanaan SMP Wilayah Timur (DAK) SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten
Cilacap.

1.2 Pekerjaan Persiapan


Persiapan Lapangan, Penentuan Titik Referensi, Pekerjaan Administrasi, Pembersihan
Lapangan, Pengamanan, dan Mobilisasi Pekerjaan.

1.3 Pemberian pekerjaan, meliputi:


Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua barang, pengerahan tenaga kerja,
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak
langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan
dengan sempurna dan lengkap.
Selain itu, dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun
tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan, harus
dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.

1.4 Persyaratan Teknis Umum


Persyaratan Teknis Umum ini meliputi persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku
untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk pekerjaan Jasa
Konsultan Perencanaan SMP Wilayah Timur (DAK) SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten
Cilacap.
Adapun pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pasangan Dinding
6. Pekerjaan Plesteran
7. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
8. Pekerjaan Plafond
9. Pekerjaan Atap
10. Pekerjaan Kayu
11. Pekerjaan Kunci dan Kaca
12. Pekerjaan Pengecatan
13. Pekerjaan Listrik
14. Pekerjaan Lain-Lain

No. Uraian Pekerjaan Material Spesifikasi Merk


Kayu Kayu kruing
1. Pekerjaan Persiapan
Kayu papan Ukuran 2/20
SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap
2
Spesifikasi Teknis

Tanah biasa Tidak lembek guna pengurugan


2. Pekerjaan Tanah
Padas urug Keras tidak lembek
Batu Belah Batu Kali
Pasir Pasang Pasir Muntilan
3. Pekerjaan Pondasi Semen Gresik, Tiga
Portland cement SNI 7064, 2014
Roda, Dynamix
Batu kosong (aanstamping) Batu Kali
Semen Gresik, Tiga
Portland cement SNI 7064, 2014
Roda, Dynamix
Pasir Beton Pasir Muntilan
4. Pekerjaan Beton Split Batu pecah mesin 2-3
Besi Beton/Penulangan U24≤13≥U39ST-37, SII
Beton K-175
Batu Bata Merah Batu bata ukuran 5x11x22 cm
Pekerjaan Pasangan Semen Gresik, Tiga
5. Portland Cement SNI 7064, 2014
Dinding Roda, Dynamix
Pasir Pasang Pasir Muntilan
Pasir Pasang Pasir Muntilan
6. Pekerjaan Plesteran Semen Gresik, Tiga
Portland Cement SNI 7064, 2014
Roda, Dynamix
Semen Gresik, Tiga
Portland Cement SNI 7064, 2014
Pekerjaan Penutup Roda, Dynamix
7. Pasir Pasang Pasir Muntilan
Lantai dan Dinding
Keramik Lantai 40 x 40 cm Roman, Milan, Ezenza
Plafond gypsum Jayaboard,
Warna putih
120x240x9mm owacustic, amstrong
8. Pekerjaan Plafond Jayaboard, owacustic,
Rangka kayu Kayu ukuran 5/7 cm
amstrong
Kawat Penggantung
Genteng Plentong
9. Pekerjaan Atap Bubungan Plentong
Listplank GRC Woodplank tebal 9 mm
Rangka kuda kuda Kayu Kruing
Gording Kayu Kruing
Rangka atap Usuk kayu meranti 5/7 cm
10. Pekerjaan Kayu
Reng kayu meranti 2/3 cm
Kusen Pintu Kayu Kayu Lanan
Kusen Jendela Kayu Kayu Lanan
Kunci YALE, Solid, Unikey
Engsel YALE, Solid, Unikey
11. Pekerjaan Kunci & Kaca Engsel kupu-kupu YALE, Solid, Unikey
Rambuncis YALE, Solid, Unikey
Pull handle YALE, Solid, Unikey
Cat Dinding Interior (Acrilic Produk cat Dulux,
Emulsion) mowilex, Paladin
12. Pekerjaan Pengecatan Cat Dinding Eksterior
Produk cat Dulux,
(Weathershield/Weatherco
mowilex, Paladin
ating)
Produk Lampu LED
Lampu SL 7 Watt Philip, syinyoku,
setara.
Broco, Matsuka,
Saklar
Pekerjaan Instalasi Shukaku setara.
13.
Listrik Panel Box Utama + MCB
Metal, Supreme,
Kabel NYM 3x2,5mm2, NYM Kabelindo
2x2,5mm2, Pipa AW PVC New G Braco
PVC Maspion

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


3
Spesifikasi Teknis

Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen-dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar penunjukan pelaksanaan
b. Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan/bahan
c. Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran
d. Dokumen-dokumen pelaksanaan yang lain
e. Bilamana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan, maka bagian dari Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
f. Bilamana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum yang belum tercantum di gambar
maupun syarat teknis atau sebaliknya pada bagian pekerjaan ini, maka bagian dari
Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya saling melengkapi.

1.5 Referensi
1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Nasional
Indonesia (SNI), dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-Peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan, antara lain:
• Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;NI-2
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5
• Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
• Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983
• Pedoman Beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03)
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
• Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC:699.81:624.04)
• Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3(1970)
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
• Pedoman Perpipaan Indonesia (PPI)
• Peraturan-Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB) 1956
• Peraturan-Peraturan yang Dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja
• Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8 (1972)
• Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0031-81)
• Agregat Halus (SII 0404-80)
• Agregat Kasar (SII 0079-79/0087-75/0075-75)
• Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
• Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
• Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
• Kayu (SII 0458-81)
• Keramik ; NI-129 (SII-0023-81)
• Cat NI-4
• Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
• Petunjuk dari Pabrik Produk/Pembuat Peralatan
• Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis
• Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerja.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standard-standard yang disebut di
atas maupun standard-standard nasional lainnya, maka diberlakukan standard-standard
Internasional yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap
4
Spesifikasi Teknis

berlaku standard-standard persyaratan dari Negara asal pembuat bahan/produk yang


bersangkutan dan produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknis umum/khususnya maupun
salah satu dari ketentuan yang disebutkan dalam pasal 01 ayat 02 point a dan b di atas, maka
bagian pekerjaan tersebut penyedia jasa harus mengajukan salah satu dari persyaratan-
persyaratan berikut ini:
a. Standard/normal/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan
bersangkutan yang diterbitkan oleh instansi/institusi/asosiasi produsen/lembaga
pengujian atau badan-badan lain yang berwenang/berkepentingan atau badan-badan yang
bersifat Internasional ataupun Nasional dari negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut
diperoleh persetujuan dari PPK/Tim Teknik/ Konsultan Pengawas.
b. Brosur teknik dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga penguji yang diakui
secara Nasional/Internasional.

1.6 Persyaratan Teknis Bahan


1. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan.

2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras.
Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.

3. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran, dan beton butiran-butiran harus tajam dan
keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.Butiran-
butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm persegi.
Pasir laut tidak boleh digunakan.

4. Portland Cement (PC)


a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong
utuh atau baru memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-71/NI-2.
b. Bila menggunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, dan penempatannya harus di tempat yang kering.
d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.

5. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan
sebagainya.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 1%.

6. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971. Butiran-butiran split harus dapat melalui
ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang 20mm. Koral/split
yang dipakai yang mengkilap keabu-abuan.

7. Kayu
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam, yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


5
Spesifikasi Teknis

• Kayu harus kering udara (kadar lengas 5%). Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari
lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
• Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari
tinggi balok.
• Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
• Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.

8. Beton
a. Pekerjaan ini meliputi pondasi batu belah, beton sloof, beton kolom praktis, beton balok
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Mutu campuran beton yang dicapai adalah K175 dan harus memenuhi persyaratan PBI-
1971.
c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume.

9. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat
seperti serpi-serpi/ penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-
1971).

10. Batu Bata Merah


Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau dengan
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b. Ukuran bata merah yang dugunakan adalah 5 x 11 x 22 cm.
c. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti di atas adalah panjang maksimal 3%, lebar
maksimal 4%, tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.
d. Warna satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama
merata kemerah-merahan.
e. Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90˚.
Bidang bata juga tidak boleh retak-retak.

11. Keramik
Keramik yang digunakan adalah keramik berukuran 40x40 cm. Produk yang dipakai roman,
milan, ezenza dan Sebelum keramik dipasang, keramik harus direndam di dalam air bersih
dahulu.

PASAL 02
TEMPAT PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan di SMP 10 Nopember Binangun Jl. Jetis KM 39, Kecamatan Binangun,
Kabupaten Cilacap.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Persiapan
Jika pada tahap awal pembangunan, terdapat kemungkinan aktivitas yang berada di lokasi
masih berlangsung.Berkaitan dengan hal ini, maka kontraktor harus melakukan koordinasi dan
kerjasama dalam pengaturan kegiatan dengan pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas yang
masih ada.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


6
Spesifikasi Teknis

3.2 Mobilisasi Peralatan


Kontraktor harus mempersiapkan seluruh peralatan yang akan dipergunakan di tempat kerja
untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan biaya pengangkutannya baik
peralatan tersebut milik Kontraktor maupun sewa.

3.3 Pembersihan Lapangan


Selama dan setelah proyek berlangsung (sebelum penyerahan pekerjaan kepada pemilik)
Kontraktor harus membersihkan seluruh Site dari segala kotoran-kotoran, puing-puing dan
segala macam peralatan yang sudah tidak digunakan lagi/dibuang/dikeluarkan dari Site.

3.4 Gudang, Barak Kerja dan Los Kerja


Kontraktor diharuskan membuat Gudang yang diperlukan untuk melindungi material-material
dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan dan lain-lain) serta menjamin terhadap
adanya pencurian. Untuk memudahkan pemeriksaan semua proses keluar masuknya barang
(material/peralatan) harus diatur dengan baik.Kontraktor dapat membuat kantor, barak-barak
untuk pekerja yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Pihak Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)/ Tim Teknis/ Konsultan Pengawas berkaitan dengan konstruksi atau
penempatannya.

3.5 Keamanan Proyek


Kontraktor harus menjamin keamanan proyek untuk barang-barang milik Kontraktor dan
berpartisipasi aktif untuk keamanan secara keseluruhan, maka keamanan dan keutuhan
bangunan harus diperhatikan oleh kontraktor.

3.6 Jaminan Keselamatan Kerja


Kontraktor harus mengadakan jaminan sosial untuk semua pekerja proyek sesuai dengan
peraturan perburuhan.

3.7 Dokumen Foto Proyek


Kontraktor harus mengadakan foto-foto Dokumentasi Proyek lengkap dengan albumnya, dan
menyediakan sebuah kamera digital.Dokumen/Pemotretan dilakukan oleh Kontraktor pada
setiap tahap pekerjaan sejak dimulainya Proyek hingga selesainya Proyek.
3.8 Keselamatan dan Kesehatan kerja
a. Uraian umum
1. Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan
oleh Pengawas Pekerjaan.
3. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.02/PRT/M/2018 atau
perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan
K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006, serta peraturan terkait
lainnya.
4. Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa menurut Seksi ini
tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.

b. Sistem manajemen K3 Konstruksi


1. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


7
Spesifikasi Teknis

Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Seksi 1.2 Mobilisasi.
2. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk
seluruh tahapan pekerjaan.
3. Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan
Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
4. Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi
risikotinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil
Pengguna Jasa.
5. Pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout/tagout), penggalian, bekerja
di ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
6. Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3
adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas
K3 akan merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada).
7. Penyedia Jasa harus membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila:
i. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan tenaga kerja dengan jumlah paling sedikit
100 orang atau nilai kontrak di atas Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
ii. ii) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang, akan
tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar
akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.
iii. P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja
yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris
P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
8. Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada Pengawas Pekerjaan.
9. Penyedia Jasa haras melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
10. Penyedia Jasa bersama dengan Pengawas Pekerjaan melakukan inspeksi K3 Konstruksi
secara periodik dalam mingguan dan/atau bulanan.
11. Penyedia Jasa segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap
ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3
Konstruksi disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas Pekerjaan.
12. Penyedia Jasa haras melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang
perlu dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.

c. Ketentuan kerja di tempat yang tinggi

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


8
Spesifikasi Teknis

1) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan hanya oleh tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
2) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman,
sistem penangkap jatuh.
3) Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja
a. Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanj ang tepi lantai kerja atau tempat kerja
yang terbuka sesuai dengan Pasal 1.19.4 dari Spesifikasi ini.
b. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya
material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran
kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau dapat digunakan jaring
pengaman.
4) Terali Pengaman Lokasi Kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap,
lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a. 900 - 1100 mm dari lantai kerja;
b. Mempunyai batang tengah (mid-rail);
c. Mempunyai papan bawah (toeboard) j ika terdapat risiko jatuhnya alat kerja atau
material dari atap/tempat kerja.
5) Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa haras:
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga;
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
e. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada
sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja.
6) Perancah (scaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
b. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh petugas yang berkompeten pada saat sebelum
digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk
atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah
digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan
yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh petugas yang
melakukan inspeksi.
c. Petugas yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
i. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
ii. Semua komponen tiang diletakkan di atas fondasi yang kuat dan dilengkapi
dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah
tiang bergeser dan/atau tenggelam.
iii. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat
mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat.
iv. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan
tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
v. Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.
vi. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


9
Spesifikasi Teknis

vii. Papan lantai keija telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan
telah tersusun dengan baik.
viii. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
ix. Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi di mana suatu orang dapat
jatuh.
x. Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan
bahwa bebannya disebarkan secara merata.
xi. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan
perancah yang tidak lengkap.

3.9 Gangguan Lingkungan


Dengan memperhatikan fungsi lokasi sekitar proyek yang masih berfungsi sebagai bangunan
permukiman padat penduduk, maka kontraktor harus mempersiapkan dan mengatur
manajemen proyek agar seminimal mungkin terjadi gangguan terhadap lingkungan dan tidak
mengganggu fungsi kegiatan lain di sekitar tempat kerja.

3.10 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


a. Pengukuran Kembali
1. Kontraktor mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah teruji kebenarannya.
2. Jika terjadi ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya, maka harus dilaporkan ke pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ Tim
Teknis/ Konsultan Pengawas.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan menggunakan Waterpas/Theodolit.

b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan


Kontraktor harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/kedudukan
bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/theodolite.Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai,
plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku.Untuk mendapatkan titik peil harap
diperhatikan notasi-notasi Gambar Lay Out dengan kondisi lapangan.Kontraktor harus
melapor pada Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas/Konsultan
Perencana apabila terjadi tidak kesesuaian gambar dengan kondisi lapangan.
c. Bowplank
1. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bowplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan Bench Mark
diberikan Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim Teknis/Konsultan Pengawas secara
tertulis, serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi serta kelurusan bagian
pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal
keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor serta
wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan
tersebut disebabkan referensi tertulis dari Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/Tim
Teknis/Konsultan Pengawas.
3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Pihak Pejabat Pembuat Komitmen/ Tim
Teknis/Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab kontraktor
menjadi berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atas
seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
4. Tiang bowplank menggunakan kayu kruingukuran 5/7, dipasang setiap jarak 2,00m.
Papan bowplank berukuran 2/20, harus lurus dan tegak dengan menggunakan waterpass.
5. Pemasangan bowplank harus disekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari atas tepi
bangunan dengan patok-patok yang kuat. Bowplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan
harus tetap berdiri tegak, sehingga dapat bermanfaat hingga pekerjaan trasraam.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


10
Spesifikasi Teknis

PASAL 04
PEKERJAAN TANAH
4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tanah meliputi penggalian tanah biasa sedalam 1 m dan pengurugan kembali galian
tanah.

4.2 Ketentuan-Ketentuan Dalam Melaksanakan Pekerjaan


Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembongkaran dan pemindahan semua benda yang mungkin akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang di lapangan.
c. Penyaluran dan pemeriksaan drainase.
d. Penggalian, penimbunan, dan pembuangan keluar lokasi
e. Pemadatan tanah.
f. Pindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing, keluar proyek.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik dan memenuhi syarat, jika diperlukan.

4.3 Syarat-Syarat Umum


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan/ pengukuran
dan pengecekan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan,
bahan-bahan yang kelak akan dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin
akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan.

4.4 Pekerjaan Galian Tanah Biasa


a. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat-syarat yang sudah
ditentukan.
b. Dasar dari semua galian harus horizontal (waterpass) dan jika terdapat akar-akar pohon
atau bagian-bagian tanah yang gembur, maka bagian-bagian tersebut harus digali dan
disingkirkan. Selanjutnya lobang-lobang yang terjadi akibat penggalian tersebut diisi
kembali dengan pasir kemudian disiram dan dipadatkan sehingga didapat dasar galian
yang padat dan waterpass.
c. Untuk menjaga kemungkinan tergenangnya air di dalam galian, baik pada saat penggalian
maupun pada saat pekerjaan lainnya dilakukan, pemborong harus menyediakan pompa air
atau lumpur yang dapat bekerja secara terus menerus sesuai kebutuhan.
d. Kontraktor harus menyediakan pengaman dinding-dinding galian terhadap bahaya longsor,
dengan memasang suatu sistem dinding penahan tanah atau penunjang-penunjang
sementara.
e. Kontraktor harus mengambil tindakan pengamanan terhadap pondasi/bangunan-
bangunan yang lain yang letaknya cukup dengan lubang galian hingga bangunan-
bangunan tersebut dijamin tidak akanmengalami kerusakan (misalnya: terjadi retak-retak,
miring, amblas dan lain-lain.
f. Adanya kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor adalah tanggung
jawab Kontraktor untuk biaya perbaikannya.
g. Penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat dan
disetujui oleh Pengawas Lapangan.

4.5 Pekerjaan Pengurugan Kembali


a. Pengurugan kembali harus berada dalam pengawasan Pengawas Lapangan yang harus
menyetujui bahan pengisinya.
b. Urugan pasir dilakukan di daerah bawah pondasi, dan di bawah semua lantai bangunan
harus sesuai gambar kerja.
c. Kontraktor harus menempatkan bahan penimbun di atas lapis tanah yang akan ditimbun,
dibasahi, lalu digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diinginkan.
d. Kontarktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin untuk seluruh
pemadatan, atau menggunakan stamper.Tidak diperkenankan menggunakan tangan atau
dengan timbris.
SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap
11
Spesifikasi Teknis

e. Pemadatan harus dilakukan lapis per lapis dan setiap lapisan tidak lebih dari 20 cm,
setelah itu dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
f. Pembersihan dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai. Seluruh sisa penggalian
yang tidak terpakai untuk pengurugan dan pengurugan kembali, sisa reruntuhan dan puing
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

PASAL 05
PEKERJAAN PONDASI
5.1 Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pondasi Batu Belah, Pondasi Batu Kosong
(Aanstamping).
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
proyek.

5.2 Pedoman Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus
dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan
gambar-gambar dari Konstruksi dengan gambar-gambar Arsitektur atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.

5.3 Persyaratan Bahan


a. Batu kali harus dari jenis yang keras dan tidak keropos.
b. Semen portland harus sesuai dengan syarat menurut NI-18
c. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
d. Air harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung zat-zat organik, tidak
mengandung zat korosif yang dapat merusak bahan lain yang bercampur dengan air.

5.4 Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis tanah keras
(sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pengarahan
lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
"Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller hingga mencapai
kepadatan 90% Standard Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus
ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban
Kontraktor pelaksana.

5.5 Pengurugan Kembali


a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan pasir dibawah pondasi harus dipadatkan dengan Vibro Roller/Stemper sehingga
mencapai kepadatan minimal 90% Standard Proctor.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :
1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


12
Spesifikasi Teknis

2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, sampah-sampah


harus disingkirkan dari lingkungan sekitar.
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen yang
kecil terlebih dahulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (Max 20 cm lapis) dengan vibro/stemper
dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh kepadatan minimal 90%
Standard Proctor.

5.6 Pelaksanaan Pondasi


a. Pondasi batu kali dipasang dengan campuran 1pc : 5pasir.
b. Pasangan batu kali harus dikerjakan dengan baik, batu kali harus keras dengan permukaan
kasar tanpa cacat atau retak.
c. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang
tertera pada gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan, sehingga
semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan sempurna. Semua batu
harus dipasang lapisan adukan dan dicetak ditempatnya sehingga dapat berdiri tegak.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, untuk mendapatkan masa yang
kuat.
d. Pekerjaan aanstamping terletak di bawah pondasi dengan ukuran seperti pada gambar.
Sela-sela batu kosong diisi dengan pasir urug, disiram air sampai penuh dan ditumbuk
hingga padat dan rata, yang berfungsi sebagai penahan beban pondasi dan bangunan.

PASAL 06
PEKERJAAN BETON

6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang
tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain yang dikerjakan:Beton Bertulang
Struktur bangunan,
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.
c. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik.
d. Pengadaan besi beton dan merakit tulangan untuk pondasi, sloof, kolom, balok dan lain-
lain sesuai dengan gambar yang tertera.
e. Jenis Pekerjaan, meliputi:
• Pekerjaan Pondasi
• Pekerjaan Sloof
• Pekerjaan Kolom,
• Pekerjaan Balok

6.2 Pedoman Pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 terutama yang menyangkut
pekerjaanbeton struktur.

6.3 Bahan-Bahan yang Digunakan


a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI 8
atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan
Pengawas Lapangan.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


13
Spesifikasi Teknis

3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari
merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan
harus disertai jaminan dari kontraktor pelaksana yang dilengkapi dengan data teknis
yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
6. Semen yang sudah mengeras tidak boleh dipakai.
7. Dalam pengangkutan semen ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak lembab, dan
ditempatkan pada tempat yang kering.

b. Agregat
Agregat yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15 1991-03,
terdiri dari:
1. Pasir beton (agregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (agregat kasar) :
• Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat
(tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi
beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
• Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum
tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
• Pada bagian dimana pembesian cukup berat digunakan koral semua split digunakan
pecah/giling mesin.

c. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan adalah besi dengan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang
ditentukan.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari
cacat. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971).

d. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
bangunan.

e. Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan organik, lumpur
dan sebagainya.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 1%.

f. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk Fosroc untuk beton
biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test, dan
juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.Penggunaan harus sesuai dengan
petunjuk teknis pabrik.

6.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal
pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen:
1. Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat semen
harus sama dengan yang tercantum dalam zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat)
dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


14
Spesifikasi Teknis

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah
yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan
yang diminta perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan kayu sehingga bebas dari tanah
(minimal 20 cm).
2. Harus disimpan di tempat yang bebas lumpur, minyak, atau zat kimia lainnya.
d. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

6.5 Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian


a. Pembuatan tulangan untuk batang yang lurus atau dibengkokkan (tiap ujung besi diberi
tekukan), sambungan dan kait-kait dalam pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai
dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan SK.SNI.T. T-15.1991-03.
b. Pemasangan tulangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan beton
diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak berubah anyamannya
selama pengecoran, dan tebal selimut beton ±2 cm.

6.6 Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting


a. Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah tertera dalam
gambar.
b. Bekisting harus dibuat dari papan / multiplex dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah
berubah bentuk.
c. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata
dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan
pembetonan.
d. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan
bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup
rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan(mortarleakage).
e. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas
kekurangannya dapat mudah dilakukan.
Penyusunan bekisting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak
akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan.
f. Pada bagian terendah pada setiap fasepengecoran dari bekisting kolom atau dinding, harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
g. Papan bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
h. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak
menggenangi sisi bawah dari bekisting.
i. Pembongkaran Bekisting:
1. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang
cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
2. Bila terjadi pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, oleh karena itu cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
3. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya
terletak pada Kontraktor Pelaksana, dan perhatian Kontraktor mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke SKSNI T-15-1991-03 dalam pasal yang
bersangkutan.
4. Pembongkaran harus memberi tahu Pemberi Tugas/Arsitek bilamana ia bermaksud
akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuan-nya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor terlepas
dari tanggung jawabnya.

6.7 Pelaksanaan Pengecoran


a. Beton yang digunakan adalah beton mutu f’c=14,5 MPa (K175) slump (12±2)cm w/c=0,66
b. Cara pengadukan bisa menggunakan mesin molen atau diaduk dengan cara manual.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


15
Spesifikasi Teknis

c. Sebelum pengecoran, cetakan/bekisting harus bersih dari kotoran baik sampah bekas
bekisting ataupun kotoran.
d. Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahanan jarak harus selalu
diperiksa dahulu sebelum pengecoran dilaksanakan.
e. Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar/vibrator, untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton, seperti keropos yang dapat memperlemah konstruksi.

6.8 Kualitas Beton


a. Kualitas beton yang dipakai adalah beton mutu f’c=14,5 Mpa (K175).
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi kualitas
beton dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat dengan mengadakan
Trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan SK SNI T-15-1991-
03.
d. Pada masa permulaan pembetonan, Kontraktor mambuat satu benda uji per 1,5 m3 beton
hingga cepat didapat dua puluh benda uji yang pertama. Pengambilan benda-benda uji
harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
e. Pengujian slump harus dilaksananakan dengan kriteria slump 12±2 cm. Cara pengujian
slump adalah sebagai berikut:
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan di tempat yang datar.
3. Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 kali besi.
4. Pengisian dilakukan dengan cara yang sama untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk sebanyak 25 kali, dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis
yang ada di bawahnya.
5. Setelah atasnya diratakan, segera angkat cetakan perlahan-lahan. Ukur
penurunannya (slump).
f. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang telah disetujui
Pengawas.
g. Perawatan kubus silinder percobaan harus dilakukan dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air selama 7 hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
h. Jika dianggap perlu, maka kontraktor pelaksana harus mengadakan percobaan silinder
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan
yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka
kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-cara
yang ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03 dengan biaya ditanggung Kontraktor
Pelaksana.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk dalam mixer.
j. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen beton.
k. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.

6.9 Perawatan Beton


a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.
d. Beton dihindarkan dari benda keras yang dapat menyebabkan cacat pada beton.

6.10 Syarat-Syarat Beton Ready Mix


a. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk beton yang dibuat dilapangan
berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan Material Semen, Agregat,
Air, ataupun Admixture, Testing Beton, Slump dan sebagaianya.
b. Diisyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton Ready Mix
yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas penyediaannya dan
mempunyai/mengambil material-material dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu
baik.
SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap
16
Spesifikasi Teknis

Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas pengadaan
agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
c. Direksi/Tim Teknis/Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah
mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha-usaha untuk
menghaluskan / menghancurkan Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau menggumpal
sama sekali tidak diperbolehkan.
d. Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah berbentuk
adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak komposisi yang ada dan
bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
e. Untuk mencegah terjadi pengerasan / penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka
Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat mungkin mengenai Beton Ready Mix
harus kapan tiba di Lapangan dan beberapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk
didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan macetnya transportasi dari/ke
lapangan.
f. Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton Ready
Mixjaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan
jumlah/volume beton yang digunakan.
Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor
Pelaksana maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau
kubus beton percobaan untuk dites di Laboratorium yang ditunjuk/disetujui secara tertulis
oleh Direksi/Tim Teknis/ Konsultan Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat
sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.
g. Beton Ready Mixyang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun disuplai oleh
perusahaan beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari rekanan.
h. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak dituangkannya air
kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik sampai selesainya beton ready
mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan kata lain ditolak. Segala
akibat yang ditimbulkan menjadi beban dan resiko rekanan.

PASAL 07
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
7.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan, seperti
yang tertera dalam gambar pelaksanaannya.
b. Pasangan bata merah trasram untuk pasangan-pasangan di dalam ruang toilet, dinding-
dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
7.2 Jenis Adukan yang Digunakan
a. Adukan biasa dengan campuran 1 pc : 5 pasir, digunakan untuk pasangan bata merah.
b. Adukan trasram dengan campuran 1 pc : 3 pasir, digunakan untuk seluruh dinding luar
bangunandan bagian-bagian lain seperti yang tertera dalam gambar.

7.3 Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Dinding


a. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam hingga basah merata.
b. Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai gambar
rencana.
c. Setelah bata merah terpasang dengan adukan, nat/siar harus dibersihkan dari sisa luluhan.
d. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dahulu dengan air, dan
dalam kondisi bersih.
e. Pemasangan dinding dilakukan dengan bertahap, setiap tahap terdiri dari maksimum 24
lapis atau maksimum 1,00 m dan diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan beton (kolom), harus diberi penguat.
g. Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm.
h. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan tegak lurus.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


17
Spesifikasi Teknis

7.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat/rusak.
Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindungi dari cuaca,
benturan-benturan dan bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup luas, bahan ditimbun dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam pengiriman, penyimpanan dan
pelaksanaan. Bila ada kerusakan, maka Kontraktor wajib menggantinya.

7.5 Perlindungan
Bagian dinding yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada saat hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.

7.6 Perawatan
Bagian dinding harus dibasahi terus menerus paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

PASAL 08
PEKERJAAN PLESTERAN
8.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, dan alat bantu untuk:
a. Plestreran di bagian luar dan dalam ruang, serta nat dan acian di seluruh bagian dinding
ruang/bangunan, selain itu skoneng.
b. Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan yang ditentukan.
c. Sesuai dengan gambar yang akan dilaksanakan.

8.2 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland, Pasir, Air sesuai dengan persyaratan bahan.
b. Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar bahan akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus diadakan baru dan
berkualitas terbaik dari jenisnya.

8.3 Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran


a. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
b. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberaben dengan memakai spesi kedap air.
c. Bersihkan permukaan sampai benar-benar bersih dan siap menerima adukan plesteran,
singkirkan semua hal yang dapat merusak atau mengganggu pekerjaan.
d. Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok.
e. Dinding dibersihkan dan disiram air dahulu.
f. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1m, dipasang tegak dan menggunakan
keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
g. Plester permukaan dinding, gunakan jidar untuk meratakan adukan yang telah menempel
pada dinding.
h. Gunakan waterpass untuk mengecek ketegakan dan kedataran dinding.
i. Tebal plesteran dinding 15 mm dengan adukan 1 pc : 5 ps.
j. Plesteran skoning dengan adukan 1 pc : 3 ps dengan lebar 10 cm.
k. Jika hasil plesteran tidak menunjukkan hasil yang sesuai, seperti tidak rata, tidak tegak
lurus, retak, keropos, pecah, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki.
l. Kontraktor bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan dan hal-hal yang
terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran retak, rusak, selama waktu pelaksanaan.
m. Acian dipasang setelah 7 hari pemasangan plester.
n. Basahi permukaan plesteran yang sudah kering dan siap untuk diaci.
o. Lapisan aci harus halus dan rata. Lapisan acian dibiarkan sekurang-kurangnya 2 hari.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


18
Spesifikasi Teknis

8.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat/rusak.
Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindungi dari cuaca,
benturan-benturan dan bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup luas, bahan ditimbun dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam pengiriman, penyimpanan dan
pelaksanaan. Bila ada kerusakan, maka Kontraktor wajib menggantinya.

PASAL 09
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
9.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja dan RKS agar mencapai
hasil yang baik.
b. Pekerjaan penutup lantai/keramik dilaksanakan secara keseluruhan terhadap ruang kelas
dan selasar bangunan.
c. Kontraktor pelaksana diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan dan Tim Teknis.

9.2 Persyaratan Bahan


c. Lantai keramik yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan, merk milan, roman,
ezenza.
d. Semen Portland, Pasir, Air sesuai dengan persyaratan bahan.
e. Batu paras digunakan untuk gerbang depan, batu harus dalam kondisi baik, tidak cacat,
tidak pecah.
f. Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar bahan akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus diadakan baru dan
berkualitas terbaik dari jenisnya.

9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding


a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan pada bagian yang tertera pada gambar. Ukuran
keramik lantai 40 x 40 cm.
b. Material yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup dan bersegel baik.
c. Data-data teknis bahan:
Bahan : roman, milan, ezenza
Ukuran : sesuai gambar
Warna : sesuai dengan petunjuk tim teknis dan Konsultan Pengawas
d. Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada yang retak maupun cacat.
e. Pekerjaan pemasangan lantai keramik tile bisa dimulai dan dilaksanakan apabila
kontraktor pelaksana telah membawa contoh-contoh keramik dan telah disetujui.
f. Sebelum pemasangan keramik, terlebih dahulu dipasang pasir urug, minimal setebal 10
cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal tebal 5 cm campuran
1:3:5.
g. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong bekas
potongan harus digerinda dan diampelas sampai halus dan rata.
Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x lebar/panjang ukuran standard.
h. Sebelum pemasangan keramik, keramik harus direndam dahulu dengan air bersih yang
sesuai dengan persyaratan bahan.
i. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps dan ditambah bahan
perekat.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


19
Spesifikasi Teknis

j. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang
digunakan.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
m. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
n. Gunakan waterpass untuk mengecek kedataran lantai keramik yang telah dipasang.

9.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Selain pasir, semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

9.5 Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan


a. Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3x24 jam setelah
pemasangan.
b. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi
kualitas pekerjaan.

PASAL 10
PEKERJAAN PENUTUP LANGIT-LANGIT/PLAFOND
10.1 Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-langit,
yang tertera sesuai menurut Gambar Kerja.
b. Pekerjaan langit-langit adalah pekerjaan plafond gypsum rangka kayu 5/7 cm.
c. Penyediaan bahan Gypsum, accessoris, konstruksi penggantungnya.

10.2 Persyaratan Bahan


a. Plafond yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan, produksi : jayaboard, owacustic,
amstrong.
b. kawat penggantung sesuai syarat.
c. Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar bahan akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus diadakan baru dan
berkualitas terbaik dari jenisnya.

10.3 Pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor wajib meneliti gambar rencana dan membuat
shop drawing untuk disetujui Pengawas.
b. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan atas semua komponen pekerjaan plafond.
c. Rangka plafond dipasang sesuai dengan gambar yang sudah ada.
d. Penggantung plafond dari kayu ukuran 5/7 cm.
e. Pada pertemuan antara rangka satu dengan rangka lainnya, sambungan harus benar-benar
kokoh dan kuat, membentuk rangka-rangka sesuai ukuran yang telah ditentukan dengan
sudut siku-siku (90 derajat).
f. Rangka plafond harus rapi, rata, kuat, kokoh, dan stabil.
g. Pemasangan Gypsum mengikuti pola yang telah ditentukan gambar. Langit-langit yang
digunakan adalah Gypsum dengan ukuran (120x240x9) mm, tebal 9mm.
h. Permukaan plafond harus rapi, rata, lurus, tidak boleh melendut.
i. Hasil akhir dari pekerjaan pemasangan bidang plafond dan list plafond, harus benar-benar
rapi, lurus rata dan tidak ada noda maupun cacat-cacat lainnya.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


20
Spesifikasi Teknis

j. Bila dipandang dan diteliti tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam gambar
maupun spesifikasi teknik untuk pekerjaan plafond, maka Kontraktor harus membongkar
dan menggantinya kembali dengan seluruh komponen-komponen bahan yang baru sesuai
dengan spesifikasi teknik dan gambar, atas beban biaya kontraktor sendiri, sampai
disetujuinya pekerjaan tersebut oleh Perencana/Direksi Lapangan.

10.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Selain pasir, semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

PASAL 11
PEKERJAAN PEENUTUP ATAP
11.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna. Pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar.
b. Pekerjaan penutup atap ini meliputi:
1. Pemasangan genteng plentong
2. Pemasangan bubung genteng plentong
3. Kuda-kuda kayu kruing
4. Gording kayu kruing
5. Usuk dan reng kayu meranti
6. Listplank GRC tebal 6 mm

11.2 Persyaratan Bahan


a. Ganteng plentong sesuai dengan syarat yang ditentukan.
b. Bubungan yang dipakai adalah bubung genteng plentong.
c. Rangka atap kayu
d. Menggunakan listplank GRC tebal 6 mm.

11.3 Pelaksanaan Pekerjaan Penutup Atap


a. Konstruksi kayu harus dilakukan oleh tenaga profesional atau tenaga kerja yang sudah
bersertifikat.
b. Konstruksi kayu dirancang untuk kuda-kuda.
c. Semua penggunaan aksesoris, listplank GRC harus berpedoman dari pabrik.
d. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau pemotongan dilakukan di
lapanganagar sesuai dengan ukuran yang ada di lapangan.
e. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing kepada
Direksi/Pengawas Lapangan.
f. Pemasangan listplank menggunakan listplank GRC dengan tebal 6 mm..
g. Pemasangan penutup atap menggunakan genteng metal dengan kualitas baik.
h. Bubungan menggunakan bubungan genteng metal dengan kualitas yang baik.
i. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang, harus diganti dengan yang baru.
j. Semua genteng dan bubungan yang dipakai adalah bahan yang kedap air serta memenuhi
peraturan dan syarat yang berlaku.

11.4 Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Genteng


a. Genteng harus dipilih yang baik, tidak rusak, cacat, ukuran dan warna yang seragam serta
memiliki presisi yang baik.
b. Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan terbawah. Ujung lapisan
pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung genteng ke listplank
max 10 cm.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


21
Spesifikasi Teknis

c. Pemasangan genteng paling bawah harus diperkuat ke bidang reng dengan


mempergunakan bout skrup.
d. Barisan genteng dan bubungan pada bagian-bagian / daerah yang kemungkinan
terhempas angin hisap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
e. Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat pemotong yang
baik.
f. Pekerjaan ini dilakukan pada seluruh bangunan ruang kelas.
g. Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukan contoh-contoh genteng dan bubungan yang
akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.
h. Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng dari tata lisplank
ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.
i. Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap, sehingga
menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.
j. Sebelum genteng bubungan dipasang, pemborong harus memasang benang sepat untuk
mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi.
k. Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan pasir yang telah diayak
halus.

11.5 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Selain pasir dan semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

PASAL 12
PEKERJAAN KAYU
12.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja dan RKS agar mencapai
hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini meliputi:
1. Pekerjaan kuda-kuda
2. Pemasangan kusen pintu kayu
3. Pemasangan kusen jendela kayu

Lingkup pekerjaan meliputi semua pekerjaan kayu, seperti memotong, merangkai,


menyetel, membuat lidah-lidah, spony dan lain-lain. Menyediakan sambungan, sekrup dan
lainnya untuk keperluan pelaksanaan.

12.2 Persyaratan Bahan


a. Pekerjaan kayu menggunakan kayu Kruing, meranti untuk atap dan lanan untuk kusen pintu
jendela yang berkualitas baik menurut penilaian Pengawas.
b. Kayu yang akan dipakai harus sudah memenuhi persyaratan bahan.

12.3 Pelaksanaan Pekerjaan Kayu


a. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan segera laporkan
pada Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan persetujuan
kepada Pengawas.
c. Untuk pekerjaan kayu menggunakan kayu kruing dan memiliki kualitas baik.
d. Ukuran dan bentuk daun pintu, serta perletakannya harus sesuai dengan gambar rencana.

12.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


22
Spesifikasi Teknis

a. Selain pasir, semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak. Kayu juga harus disimpan di tempat yang
kering
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

PASAL 13
PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
13.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja dan RKS agar mencapai
hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pemasangan kunci tanam biasa, engsel kupu-kupu,
engsel pintu, rambuncis, pull handle.
13.2 Persyaratan Bahan
a. Kunci tanam yang digunakan sesuai dengan syarat, ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Pengawas.
b. Engsel pintu yang digunakan sesuai dengan syarat.
c. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
d. Kunci-kunci pintu dan pegangan pintu serta accesoriesnya untuk semua jenis pintu
menggunakan produk Yale, Solid, Unikey
e. Engsel-engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk lokal.

13.3 Pelaksanaan Pekerjaan Kunci dan Kaca


a. Kontraktor harus menunjukkan contoh engsel pintu, jendela, dan kunci tanam kepada
Pengawas sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan
Direksi Lapangan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar
Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik. Shop drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan.
c. Engsel pintu, jendela dan kunci tanam harus memenuhi syarat dan telah disetujui
Pengawas.
d. Setelah daun pintu terpasang, pasang 3 engsel atau dipasang lebih kurang 28 cm (as) dari
permukaan atas pintu.
e. Engsel bawah dipasang lebih kurang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
f. Selain itu dilengkapi dengan kunci tanam biasa yang terpasang kuat pada rangka daun
pintu.
g. Pemasangan lockcase, handel dari backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana/Direksi Lapangan. Apabila hal
tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya tambah.
h. Door stoper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat dibuka
i. Pemasangan Door holder harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder
akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki.
j. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus diadakan pengujian
secara kasar dan halus.
k. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan kunci pintunya.

13.4 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


23
Spesifikasi Teknis

a. Selain pasir dan semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan (engsel dan kunci tanam biasa) diletakkan ditempat yang kering, berventilasi
baik, terlindung dan bersih.

PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN
14.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan tembok baru dan plafond.
c. Pengecatan semua permukaan kayu, tembok, besi baru yang ada digambar tidak
disebutkan secara spesifik seperti warna dan bahan yang sesuai dengan Pengawas
Lapangan.

14.2 Persyaratan Bahan


a. Cat harus masih tersimpan baik di dalam kaleng yang tersegel dan keadaan segel baik.
Sebelum dipergunakan harus jelas terlihat: Merk, Formula atau spesifikasi teknik, warna,
tanggal pembuatan, nama pabrik.
b. Cat yang digunakan harus dari satu pabrik yang sama, dengan jenis dan mutu yang sama
untuk jenis pekerjaan yang sama. Cat dasar harus menggunakan bahan yang sesuai
dengan spesifikasi teknik yang digunakan.
1. Cat tembok harus tahan terhadap jamur dan dapat dicuci, selain itu dapat tahan
terhadap cuaca, Produk cat Dulux, mowilex, Paladin.
2. Cat plafond menggunakan cat tembok, warna Putih.
3. Semua warna harus dipilih oleh Perencana, Owner dan Kontraktor harus mengadakan
warna-warna yang disetujui.

14.3 Persiapan Umum


a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan
dijaga agar tidak ada debu berterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah
disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
harus disediakan banyak lap-lap bersih.

14.4 Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan Dinding


a. Kayu yang akan dicat harus dimeni, diplamir, dan digosok secara merata dan tampak halus
permukaannya.
b. Dinding yang akan dicat harus diplamir dahulu hingga rata dan digosok hingga tampak
halus.
c. Dinding yang akan dicat adalah seluruh permukaan dinding bangunan, serta bagian-
bagian lain yang ditentukan gambar.
d. Untuk dinding luar bangunan (eksterior) menggunakan cat khusus luar atau weathershield
atau weathercoating.
e. Untuk dinding di dalam bangunan (interior) digunakan cat tembok biasa dengan lapisan
dasar.
f. Sebelum diplamir, plesteran harus sudah benar-benar kering, tidak ada retak-retak.
Kontraktor meminta persetujuan kepada Pengawas.
g. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
h. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan kering betul, lalu diamplas hingga halus, licin
dan rata, kemudian dibersihkan debunya dengan bulu ayam sampai bersih betul,
selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


24
Spesifikasi Teknis

i. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari satu lapisan alkali emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut:
1. Lapisan satu encer (tambahan 20 % air)
2. Lapisan dua kental
3. Lapisan tiga encer
4. Pengecatan lapis perlapis tersebut (3 lapis) dilakukan dengan selang waktu minimal
24 jam.
j. Untuk warna-warna sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor campuran (batch number) yang sama dengan merk yang sama pula.
k. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
l. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat, harus diperbaiki dengan plamur, kemudian
dicat kembali sampai mendapat hasil yang baik.

14.5 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Selain pasir dan semen yang dikirim ke lokasi proyek, harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

PASAL 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
15.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi:
1. Pekerjaan Instalasi Listrik.
2. Pekerjaan pemasangan saklar.
3. Pekerjaan pemasangan stop kontak.
4. Pekerjaan pemasangan lampu 7 watt.
c. Pekerjaan lain-lain disesuaikan dengan gambar rencana.

15.2 Pekerjaan Instalasi Listrik


Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan
commisioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan
lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari:
• Panel pembagi utama (LVMDP)
• Panel kapasitor bank
• Sub panel
• Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
• Kabel.
• Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
• Kabel power dari MDP ke SDP gedung.
• Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
• Lampu-lampu (lighting fixtures, exit lighting dan emergency lighting).

15.3 Persyaratan Bahan


a. Panel Listrik
1. Panel dibuat dari plat besi dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel, dan 2 mm
untuk papan pembagi utama.
2. Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


25
Spesifikasi Teknis

3. Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco,
warna cat akhir akan ditentukan setempat.
4. Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
5. Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting
switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat.

b. Kabel
1. Jenis kabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

System Jenis Kabel


4. MDP NYFGBY
5. MDP-Sub Panel NYY
6. Kabel untuk kontak-kontak khusus NYY
7. Kabel penerangan dan kontak-kontak biasa NYM
8. Kabel lampu luar bangunan NYY
9. Cubicie TM N1XSY

2. Kabel produksi dalam negeri sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN, Kabelindo,
Kabel Metal. Supreme atau Taraka Kabel.
c. Lampu-Lampu (Lighting Fixtures)
Menggunakan lampu SL 7Watt
d. Saklar dan Kontak-Kontak
Merk yang digunakan adalah S Broco, Matsuka, Shukaku

15.4 Persyaratan Pemasangan


a. Panel
1. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan
mudah diperbaiki.
2. Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 2 Ohm
diukur setelah tidak hujan minimum selama dua hari.
b. Kabel
1. Kabel Utama
• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyatan
umum yang berlaku.
• Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan
pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
• Sebelum penarikan kabel dimulai, Kontraktor Pelaksana harus menunjukkan
kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.
• Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus menggunakan
kabel schoen dengan sistem press dan di patri.
• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 1,5 x diameter kabel.

2. Kabel dalam bangunan


• Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus menggunakan konduit
PVC Clipsal.
• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal LICO dan
lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3m.
• Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada diatas rak
kabel yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali
jumlah lebar kabel.
• Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar
tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
• Kapisitas kotak-kontak 10 mp, dan untuk kotak-kontak khusus 16 amp.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


26
Spesifikasi Teknis

• Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 amp,
dan 10 amp.
• Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
• Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).

3. Lampu-lampu
• Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
• Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
• Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal
maupun horizontal.

15.5 Commisioning dan Testing


a. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan isolasinya.
b. Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka jaringan
instalasi harus ditest terhadap group-group yang telah dipasang apakah telah sesuai
dengan gambar.
c. Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-bahan
peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing commision dan
perbaikan, atas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

15.6 Syarat-Syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang


a. Selain pasir dan semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.

PASAL 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN
16.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

16.2 Lain-Lain
a. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dahulu dan diluluskan oleh Direksi.
b. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
c. Jika ada perbedaan antara gambar kerja dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail
maka dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu
sendiri.
d. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi hal tersebut
mutlak untuk dilakukan, maka hal tersebut harus dikerjakan.
e. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan
dijelaskan dalam Aanwijzing.

SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap


27

Anda mungkin juga menyukai