(SPEKTEK)
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
SMP 10 NOPEMBER BINANGUN (DAK)
LOKASI
SMP 10 NOPEMBER BINANGUN
KABUPATEN CILACAP
TAHUN ANGGARAN
2022
Spesifikasi Teknis
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 01
URAIAN UMUM
1.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan
Jasa Konsultan Perencanaan SMP Wilayah Timur (DAK) SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten
Cilacap.
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pasangan Dinding
6. Pekerjaan Plesteran
7. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
8. Pekerjaan Plafond
9. Pekerjaan Atap
10. Pekerjaan Kayu
11. Pekerjaan Kunci dan Kaca
12. Pekerjaan Pengecatan
13. Pekerjaan Listrik
14. Pekerjaan Lain-Lain
Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan Persyaratan Teknis Pelaksanaan
pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan segi teknis bagi seluruh pekerjaan
sebagaimana tertulis dalam dokumen-dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar penunjukan pelaksanaan
b. Persyaratan teknis umum/pelaksanaan pekerjaan/bahan
c. Rincian volume pekerjaan/rincian penawaran
d. Dokumen-dokumen pelaksanaan yang lain
e. Bilamana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum yang tidak dapat diterapkan pada
bagian pekerjaan, maka bagian dari Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
f. Bilamana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum yang belum tercantum di gambar
maupun syarat teknis atau sebaliknya pada bagian pekerjaan ini, maka bagian dari
Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya saling melengkapi.
1.5 Referensi
1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Nasional
Indonesia (SNI), dan peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-Peraturan setempat
lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan, antara lain:
• Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;NI-2
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5
• Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia 1974
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
• Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983
• Pedoman Beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03)
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
• Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC:699.81:624.04)
• Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesia NI-3(1970)
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
• Pedoman Perpipaan Indonesia (PPI)
• Peraturan-Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB) 1956
• Peraturan-Peraturan yang Dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja
• Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8 (1972)
• Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0031-81)
• Agregat Halus (SII 0404-80)
• Agregat Kasar (SII 0079-79/0087-75/0075-75)
• Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
• Air (AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974)
• Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
• Kayu (SII 0458-81)
• Keramik ; NI-129 (SII-0023-81)
• Cat NI-4
• Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
• Petunjuk dari Pabrik Produk/Pembuat Peralatan
• Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
pengguna jasa/konsultan pengawas/tim teknis
• Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerja.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standard-standard yang disebut di
atas maupun standard-standard nasional lainnya, maka diberlakukan standard-standard
Internasional yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
SMP 10 Nopember Binangun Kabupaten Cilacap
4
Spesifikasi Teknis
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras.
Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.
3. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran, dan beton butiran-butiran harus tajam dan
keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.Butiran-
butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm persegi.
Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan
sebagainya.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 1%.
6. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971. Butiran-butiran split harus dapat melalui
ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang 20mm. Koral/split
yang dipakai yang mengkilap keabu-abuan.
7. Kayu
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari
kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau
mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam, yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:
• Kayu harus kering udara (kadar lengas 5%). Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari
lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
• Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari
tinggi balok.
• Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut
lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
• Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
8. Beton
a. Pekerjaan ini meliputi pondasi batu belah, beton sloof, beton kolom praktis, beton balok
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Mutu campuran beton yang dicapai adalah K175 dan harus memenuhi persyaratan PBI-
1971.
c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume.
9. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat
seperti serpi-serpi/ penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-
1971).
11. Keramik
Keramik yang digunakan adalah keramik berukuran 40x40 cm. Produk yang dipakai roman,
milan, ezenza dan Sebelum keramik dipasang, keramik harus direndam di dalam air bersih
dahulu.
PASAL 02
TEMPAT PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan di SMP 10 Nopember Binangun Jl. Jetis KM 39, Kecamatan Binangun,
Kabupaten Cilacap.
PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Persiapan
Jika pada tahap awal pembangunan, terdapat kemungkinan aktivitas yang berada di lokasi
masih berlangsung.Berkaitan dengan hal ini, maka kontraktor harus melakukan koordinasi dan
kerjasama dalam pengaturan kegiatan dengan pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas yang
masih ada.
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Seksi 1.2 Mobilisasi.
2. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk
seluruh tahapan pekerjaan.
3. Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna Jasa sesuai ketentuan
Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
4. Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan potensi
risikotinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potemsi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil
Pengguna Jasa.
5. Pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout/tagout), penggalian, bekerja
di ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
6. Ahli K3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja. Petugas K3
adalah petugas di dalam organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti
pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Aplikasi ahli K3 atau petugas
K3 akan merujuk Permen PUPR No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada).
7. Penyedia Jasa harus membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila:
i. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan tenaga kerja dengan jumlah paling sedikit
100 orang atau nilai kontrak di atas Rp 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) atau
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
ii. ii) Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang, akan
tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar
akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.
iii. P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja
yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan tenaga kerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris
P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
8. Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja
setempat dan tembusannya disampaikan kepada Pengawas Pekerjaan.
9. Penyedia Jasa haras melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.
10. Penyedia Jasa bersama dengan Pengawas Pekerjaan melakukan inspeksi K3 Konstruksi
secara periodik dalam mingguan dan/atau bulanan.
11. Penyedia Jasa segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap
ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil inspeksi K3
Konstruksi disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas Pekerjaan.
12. Penyedia Jasa haras melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang
perlu dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung.
1) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan hanya oleh tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
2) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman,
sistem penangkap jatuh.
3) Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja
a. Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanj ang tepi lantai kerja atau tempat kerja
yang terbuka sesuai dengan Pasal 1.19.4 dari Spesifikasi ini.
b. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya
material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran
kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau dapat digunakan jaring
pengaman.
4) Terali Pengaman Lokasi Kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap,
lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a. 900 - 1100 mm dari lantai kerja;
b. Mempunyai batang tengah (mid-rail);
c. Mempunyai papan bawah (toeboard) j ika terdapat risiko jatuhnya alat kerja atau
material dari atap/tempat kerja.
5) Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa haras:
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga;
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
e. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada
sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja.
6) Perancah (scaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
b. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh petugas yang berkompeten pada saat sebelum
digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk
atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah
digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan
yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh petugas yang
melakukan inspeksi.
c. Petugas yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
i. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
ii. Semua komponen tiang diletakkan di atas fondasi yang kuat dan dilengkapi
dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah
tiang bergeser dan/atau tenggelam.
iii. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat
mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat.
iv. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan
tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
v. Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.
vi. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
vii. Papan lantai keija telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan
telah tersusun dengan baik.
viii. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
ix. Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi di mana suatu orang dapat
jatuh.
x. Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan
bahwa bebannya disebarkan secara merata.
xi. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan
perancah yang tidak lengkap.
PASAL 04
PEKERJAAN TANAH
4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan tanah meliputi penggalian tanah biasa sedalam 1 m dan pengurugan kembali galian
tanah.
e. Pemadatan harus dilakukan lapis per lapis dan setiap lapisan tidak lebih dari 20 cm,
setelah itu dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
f. Pembersihan dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai. Seluruh sisa penggalian
yang tidak terpakai untuk pengurugan dan pengurugan kembali, sisa reruntuhan dan puing
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
PASAL 05
PEKERJAAN PONDASI
5.1 Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini adalah Pekerjaan Pondasi Batu Belah, Pondasi Batu Kosong
(Aanstamping).
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk
proyek.
5.4 Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis tanah keras
(sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan Perencana dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pengarahan
lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
"Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller hingga mencapai
kepadatan 90% Standard Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik
sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus
ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban
Kontraktor pelaksana.
PASAL 06
PEKERJAAN BETON
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari
merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan
harus disertai jaminan dari kontraktor pelaksana yang dilengkapi dengan data teknis
yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
6. Semen yang sudah mengeras tidak boleh dipakai.
7. Dalam pengangkutan semen ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak lembab, dan
ditempatkan pada tempat yang kering.
b. Agregat
Agregat yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15 1991-03,
terdiri dari:
1. Pasir beton (agregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (agregat kasar) :
• Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat
(tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi
beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
• Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum
tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
• Pada bagian dimana pembesian cukup berat digunakan koral semua split digunakan
pecah/giling mesin.
c. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan adalah besi dengan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang
ditentukan.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari
cacat. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971).
d. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
bangunan.
e. Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan organik, lumpur
dan sebagainya.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 1%.
f. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk Fosroc untuk beton
biasa. Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengajukan analisis kimia serta test, dan
juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.Penggunaan harus sesuai dengan
petunjuk teknis pabrik.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah
yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan
yang diminta perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan kayu sehingga bebas dari tanah
(minimal 20 cm).
2. Harus disimpan di tempat yang bebas lumpur, minyak, atau zat kimia lainnya.
d. Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu dan lain
jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
c. Sebelum pengecoran, cetakan/bekisting harus bersih dari kotoran baik sampah bekas
bekisting ataupun kotoran.
d. Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahanan jarak harus selalu
diperiksa dahulu sebelum pengecoran dilaksanakan.
e. Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar/vibrator, untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton, seperti keropos yang dapat memperlemah konstruksi.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas pengadaan
agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
c. Direksi/Tim Teknis/Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah
mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha-usaha untuk
menghaluskan / menghancurkan Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau menggumpal
sama sekali tidak diperbolehkan.
d. Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah berbentuk
adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak komposisi yang ada dan
bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
e. Untuk mencegah terjadi pengerasan / penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka
Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat mungkin mengenai Beton Ready Mix
harus kapan tiba di Lapangan dan beberapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk
didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan macetnya transportasi dari/ke
lapangan.
f. Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton Ready
Mixjaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas pengadaan dan
jumlah/volume beton yang digunakan.
Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor
Pelaksana maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau
kubus beton percobaan untuk dites di Laboratorium yang ditunjuk/disetujui secara tertulis
oleh Direksi/Tim Teknis/ Konsultan Pengawas dan jumlah silinder atau kubus beton dibuat
sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.
g. Beton Ready Mixyang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun disuplai oleh
perusahaan beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari rekanan.
h. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak dituangkannya air
kecampuran beton kedalam truk ready mix di plant/pabrik sampai selesainya beton ready
mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan kata lain ditolak. Segala
akibat yang ditimbulkan menjadi beban dan resiko rekanan.
PASAL 07
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
7.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan, seperti
yang tertera dalam gambar pelaksanaannya.
b. Pasangan bata merah trasram untuk pasangan-pasangan di dalam ruang toilet, dinding-
dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan.
7.2 Jenis Adukan yang Digunakan
a. Adukan biasa dengan campuran 1 pc : 5 pasir, digunakan untuk pasangan bata merah.
b. Adukan trasram dengan campuran 1 pc : 3 pasir, digunakan untuk seluruh dinding luar
bangunandan bagian-bagian lain seperti yang tertera dalam gambar.
7.5 Perlindungan
Bagian dinding yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada saat hujan lebat harus
diberi perlindungan dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.
7.6 Perawatan
Bagian dinding harus dibasahi terus menerus paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
PASAL 08
PEKERJAAN PLESTERAN
8.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, dan alat bantu untuk:
a. Plestreran di bagian luar dan dalam ruang, serta nat dan acian di seluruh bagian dinding
ruang/bangunan, selain itu skoneng.
b. Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan yang ditentukan.
c. Sesuai dengan gambar yang akan dilaksanakan.
PASAL 09
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING
9.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja dan RKS agar mencapai
hasil yang baik.
b. Pekerjaan penutup lantai/keramik dilaksanakan secara keseluruhan terhadap ruang kelas
dan selasar bangunan.
c. Kontraktor pelaksana diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan dan Tim Teknis.
j. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan warna keramik yang
digunakan.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam
dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
m. Plint keramik terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
n. Gunakan waterpass untuk mengecek kedataran lantai keramik yang telah dipasang.
PASAL 10
PEKERJAAN PENUTUP LANGIT-LANGIT/PLAFOND
10.1 Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-langit,
yang tertera sesuai menurut Gambar Kerja.
b. Pekerjaan langit-langit adalah pekerjaan plafond gypsum rangka kayu 5/7 cm.
c. Penyediaan bahan Gypsum, accessoris, konstruksi penggantungnya.
j. Bila dipandang dan diteliti tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam gambar
maupun spesifikasi teknik untuk pekerjaan plafond, maka Kontraktor harus membongkar
dan menggantinya kembali dengan seluruh komponen-komponen bahan yang baru sesuai
dengan spesifikasi teknik dan gambar, atas beban biaya kontraktor sendiri, sampai
disetujuinya pekerjaan tersebut oleh Perencana/Direksi Lapangan.
PASAL 11
PEKERJAAN PEENUTUP ATAP
11.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan , perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna. Pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar.
b. Pekerjaan penutup atap ini meliputi:
1. Pemasangan genteng plentong
2. Pemasangan bubung genteng plentong
3. Kuda-kuda kayu kruing
4. Gording kayu kruing
5. Usuk dan reng kayu meranti
6. Listplank GRC tebal 6 mm
PASAL 12
PEKERJAAN KAYU
12.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja dan RKS agar mencapai
hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini meliputi:
1. Pekerjaan kuda-kuda
2. Pemasangan kusen pintu kayu
3. Pemasangan kusen jendela kayu
a. Selain pasir, semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak. Kayu juga harus disimpan di tempat yang
kering
b. Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.
PASAL 13
PEKERJAAN KUNCI DAN KACA
13.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan
untuk terlaksananya pekerjaan ini sesuai dengan gambar kerja dan RKS agar mencapai
hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pemasangan kunci tanam biasa, engsel kupu-kupu,
engsel pintu, rambuncis, pull handle.
13.2 Persyaratan Bahan
a. Kunci tanam yang digunakan sesuai dengan syarat, ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Pengawas.
b. Engsel pintu yang digunakan sesuai dengan syarat.
c. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
d. Kunci-kunci pintu dan pegangan pintu serta accesoriesnya untuk semua jenis pintu
menggunakan produk Yale, Solid, Unikey
e. Engsel-engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk lokal.
a. Selain pasir dan semen yang dikirim ke lokasi proyek harus dalam keadaan tertutup, atau
kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya
dalam keadaan utuh dan tidak cacat dan rusak.
b. Bahan-bahan (engsel dan kunci tanam biasa) diletakkan ditempat yang kering, berventilasi
baik, terlindung dan bersih.
PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN
14.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan tembok baru dan plafond.
c. Pengecatan semua permukaan kayu, tembok, besi baru yang ada digambar tidak
disebutkan secara spesifik seperti warna dan bahan yang sesuai dengan Pengawas
Lapangan.
i. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari satu lapisan alkali emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut:
1. Lapisan satu encer (tambahan 20 % air)
2. Lapisan dua kental
3. Lapisan tiga encer
4. Pengecatan lapis perlapis tersebut (3 lapis) dilakukan dengan selang waktu minimal
24 jam.
j. Untuk warna-warna sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
nomor campuran (batch number) yang sama dengan merk yang sama pula.
k. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
l. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat, harus diperbaiki dengan plamur, kemudian
dicat kembali sampai mendapat hasil yang baik.
PASAL 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
15.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi:
1. Pekerjaan Instalasi Listrik.
2. Pekerjaan pemasangan saklar.
3. Pekerjaan pemasangan stop kontak.
4. Pekerjaan pemasangan lampu 7 watt.
c. Pekerjaan lain-lain disesuaikan dengan gambar rencana.
3. Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco,
warna cat akhir akan ditentukan setempat.
4. Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
5. Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting
switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat.
b. Kabel
1. Jenis kabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
2. Kabel produksi dalam negeri sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN, Kabelindo,
Kabel Metal. Supreme atau Taraka Kabel.
c. Lampu-Lampu (Lighting Fixtures)
Menggunakan lampu SL 7Watt
d. Saklar dan Kontak-Kontak
Merk yang digunakan adalah S Broco, Matsuka, Shukaku
• Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 amp,
dan 10 amp.
• Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.
• Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).
3. Lampu-lampu
• Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
• Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
• Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal
maupun horizontal.
PASAL 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN
16.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
16.2 Lain-Lain
a. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dahulu dan diluluskan oleh Direksi.
b. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
c. Jika ada perbedaan antara gambar kerja dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail
maka dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu
sendiri.
d. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi hal tersebut
mutlak untuk dilakukan, maka hal tersebut harus dikerjakan.
e. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan
dijelaskan dalam Aanwijzing.