Anda di halaman 1dari 59

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B

LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


NAMA KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG
NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI JAWA TIMUR

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan


PEKERJAAN UMUM
Semen Semen / Portland Cement ( PC
Holcim, Gresik, Tiga Roda
)
MU, Prime Mortar, Bostik, Lokal
Semen Instan (Mortar) SNI
Pasir Pasir Pasangan Lumajang & Lokal
Sirtu Tanah Urugan Lokal
bekisting Pondasi, Sloof, dan beton
praktis : Polywood 9 mm /
multiplek 12 mm / kayu papan
meranti

Kolom Struktur, Balok, Plat


Lantai, Plat Atap & Ringbalk :
Multipleks 12 mm lapis film
satu muka

1 PEKERJAAN STRUKTUR
1.1 Pekerjaan pondasi
Holcim, Indosipa, Merak Jaya,
Sumuran Mutu Beton K-300
Readymix, Lokal

1.2 Pekerjaan beton struktur


Beton Readymix Holcim, Indosipa, Merak Jaya,
Mutu beton K-300
Readymix, Lokal
Harus didahului mix design dan
Beton site mix Mutu beton K-300
uji bahan
Besi beton yang berstandart Hanil Jaya Steel, Master Steel,
Besi beton
SNI Bhirawa, lokal Jatim.

1.5 Pekerjaan konstruksi


baja
Gunung Garuda, Hanil Jaya
Baja Baja yang berstandart SNI Steel, Lokal Jatim

PEKERJAAN ARSITEKTURAL
2.1 Pekerjaan pasangan bata
Ringan
Bata Ringan uk. 600x200x100 Citicon, Bricon, Jaya Brick,
mm Ecoblock, Lokal Kualitas SNI
2.2 Pekerjaan plesteran dan
acian semen
Semen / Portland Cement ( PC
Holcim, Gresik, Tiga Roda
)
Semen Instan (Mortar) MU, Prime Mortar, Bostik
Pasir Pasangan Lokal Kualitas Baik
2.3 Pekerjaan kusen, pintu,
jendela dan kaca
Frame aluminium Uk 4" tebal 1,2 mm Powder
Alexindo, Alkan, Indal
Pintu & jendela Coating
Daun pintu Pintu Wood Solid Panel
Duma, Angzdoor, Tulus, kaka
pabrikan
2.4 Pekerjaan kunci dan
penggantung
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan


Hardware pintu Engsel Pintu, Handle + Kunci,
Solid, Griff, KEND, SES
Grendel Tanam,
Dorma, Griff, Geze Rolland
Door Closer
2.5 Pekerjaan kaca
Kaca Pintu, kaca polos
Asahimas, Mulia
Jendela dan BV
2.6 Pekerjaan Penutup
Lantai dan dinding
Pekerjaan Keramik
Keramik Homogenius Tile
Lantai Garuda/ setara
60x60 (Polish)
motif/warna
Keramik Uk. 40x40 (Unpolish) Roman, platinum, mulia, milan
Plint Lantai CUTTING
HOMOGENOUS TILE (HT-1) 10 Roman, platinum, mulia, milan
x 60 cm
Plint Lantai CUTTING
HOMOGENOUS TILE (HT-2) 10 Roman, platinum, mulia, milan
x 40 cm
Keramik Homogenius Tile
Keramik Tangga Garuda/ setara
60x60 (Polish)
Step Nosing Tangga Uk. 10x30 Roman, platinum, mulia, milan
Keramik Meja Keramik Homogenius Tile
Garuda/ setara
Beton 60x60 (Polish)
Pekerjaan Keramik Keramik Uk. 30x30 (Unpolish)
Roman, platinum, mulia, milan
Kamar Mandi Lantai KM (texture)
Keramik Uk. 30x60 (polish)
Roman, platinum, mulia, milan
dinding KM
2.7 Pekerjaan plafond
Rangka Plafond sistem Metal Knauf, Kalsiboard, Jaya Board,
Rangka Plafond
Furring 0,4 mm Mulcindo

Plafond Kalsiboard ( Ruangan Kalsiboard, Hardie Panel,


Plafond area basah
dan Teras ) 6 mm Versaboard

2.8 Pekerjaan pengecatan


interior Nippon, Maxillite, Jotun,
Cat Tembok Interior
Catylac, Paragon, Mowilex
Nippon, Maxillite, Jotun,
Cat plafond Interior
Catylac, Paragon, Mowilex
Cat Epoxy Propan, Fosroc, Sika

eksterior Nippon Weatherbond,


Jotashield, Dulux
Cat Tembok Eksterior Weathershield, Mowilex
Weathershield
Nippon Weatherbond, Jotun
Cat plafond eksterior Jotashield, Dulux Weathershield
Mowilex Weathershield
Cat Epoxy Propan, Fosroc, Sika
2.9 Pekerjaan penutup atap
Atap Zincalume Lengkung t.
lokal
0,8 mm
2.10 Pekerjaan listplank
listplank Kalsiplank, Lokal
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

1.LINGKUP PEKERJAAN

KEGIATAN
PEMBANGUNAN GEDUNG

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG


TYPE 45 BP3B LOKASI
BLIMBINGSARI-BANYUWANGI

2. JENIS DAN MUTU BAHAN 2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus
diutamakan bahan-bahanproduksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Menteri
Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian
dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23
Desember 1980 dan Perpres Nomor 54 tahun 2010
berikut semua perubahannya.
2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat,
sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis,
sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk
dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pejabat
pembuat Komitmen / Tim Pengawas (secara
tertulis).
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi
spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-
macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis
dan mutu bahan satu jenis.
2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan
jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian
pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan
bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah
ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan
nama pabrik pembuatan dari suatu barang, maka ini
hanya dimaksudkan untukmenunjukan kualitas dan
tipe daribarang-barang yang memuaskan Pemberi
Tugas
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

3. URAIAN PEKERJAAN 3.1. Penyediaan Pemborong harus menyediakan segala


yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang
teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat
pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk
semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan
selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk
dalam harga kontrak harus dianggap seperti
apa yang tertera dalam gambar kontrak atau
diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat.
Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang
tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam
kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, merubah atau mempengaruhi
penerapan dari apa yang tercantum dalam
syarat-syarat ini
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau
kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh
merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas
4. GAMBAR-GAMBAR 20.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari
PEKERJAAN DAN gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar
LAPORAN situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta
dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat
persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan
kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan pemborongan ini atau
dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
20.1 Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Tim Pengawas
menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus
membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang
disyahkan oleh Tim Pengawas, gambar-gambar
tersebut menjadi milik Tim Pengawas.
4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana
yang dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam
gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus membuat
gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar
kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung
oleh Rekanan.
4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan
Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018
satu rangkap gambar kontrak lengkap
5. TEMPAT termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat,
TINGGAL Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
(DOMISILI) keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas)
termasuk perubahan- perubahan terakhir dalam
masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika
pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.
4.5. Kontraktor membuat laporan pekerjaan yang
terdiri dari : Laporan Harian Pekerjaan, Laporan
mingguan, laporan bulanan.
5.1 Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong,
leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap
(domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian
6. PENJELASAN
pekerjaan berada Undang-undang Republik
RKS DAN
Indonesia adalah Undang-undang yang melindungi
GAMBAR
kontrak ini.
5.2 Untuk memudahkan komunikasi demi untuk
mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan
rekanan pemborong berkewajiban memberikan
alamat yang tetap dan jelas dengan nomor
telpon rumah kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar
rencana dan gambar detail maka gambar
detail yang dipakai/diikuti. Bila terdapat skala
gambar dan ukuran dalam gambar tidak
sesuai, maka ukuran dengan angka dalam gambar
yang diikuti.
7. PERSIAPAN 6.2 Ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan
DI LAPANGAN bahan- bahan/barang dipakai dalam RKS
tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang
diikuti.
6.3 Rekanan berkewajiban untuk mengadakan
penelitian tentang hal- hal tersebut diatas.
Setelah rekanan menerima dokum dari Pejabat
Pembuat Komitmen dan; Sebelum melaksanakan
pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan
dengan Berita Acara Rapat penjelasan.
7.1. Tim Pengawas Keet, Los Kerja dan Gudang.
a. Pemborong diwajibkan membuat
bouwkeet untuk kantor pegawainya, dan
gudang untuk bahan-bahan yang perlu
terhindar dari gangguan cuaca.
b. Tim Pengawas Keet dilengkapi dengan WC
dan
KM
sementara
c. Bila dianggap perlu oleh Tim Pengawas
lapangan, pemborong diwajibkan membuat
los kerja untuk tempat pekerja, sehingga
terhindar dari matahari dan hujan.
d. Untuk keperluan penimbunan bahan baik
milik
Kontraktor maupun Kontraktor Bawahan yang
memerlukan perlindungan terhadap cuaca dan
pencurian, Kontraktor wajib membuatkan
gudang yang terbuat dari lantai kedap air,
dinding kayu dan atap asbes semen gelombang.
e. Baik kantor Kontraktor, Los Kerja dan
Gudang berikut perlengkapannya adalah milik
kontraktor
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018
7.2. a. Sebelum rekanan Pemborong mengadakan
persiapan di lokasi,
sebelumnya harus memenuhi prosedur
tentang
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

tata cara perijinan untuk memulai dengan


persiapan-persiapan pembangunan kepada
instansi yang bersangkutan terutama tentang
dimana harus membangun bangunan, jalan
masuk dan sebagainya.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan
pengukuran Tim Pengawas lapangan sudah
harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan
sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka
sebelum pada tiap-tiap bagian pekerjaan
dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis
dari Tim Pengawas lapangan untuk dapat
meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut
secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan


atau setelah rekanan menerima SPK dari Pejabat
Pembuat Komitmen harus segera mengadakan persiapan
antara lain pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa
Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan
pekerjaan, waktu yang dicantumkan atau direncanakan
dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan
dalam kontrak. Bar Chart tersebut harus selalu berada
dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan perkem-
bangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan
diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila
terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus segera
mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan
hambatan yang akan terjadi.
9.KUASA PEMBORONG 9.1 Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan
DI LAPANGAN Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin
pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian sepenuhnya.Ia harus semata-mata
bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi,
cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk
mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang
berada didalam kontrak.
9.2 Pegawai pemborong yang melaksanakan :
9.2.1 Sebagai pemimpin pelaksana proyek sehari-hari
pada pelaksana pekerjaan pemborong harus
dapat menyerahkan kepada seorang
pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh
tanggung jawab dan selalu berada ditempat
pekerjaan.
9.2.2 Sebagai penanggung jawab di lapangan
pekerjaan pelaksana harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan
Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun
kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
9.2.3 Perubahan konstruksi maupun perubahan
bahan-bahan bangunan dapat dilaksana-kan
apabila ada izin tertulis dari Pengawas/
Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan rapat
Tim Pengawas. Menyimpang dari hal tersebut
menjadi tanggung jawab pemborong, untuk

10.PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018
melaksana pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas
kan sesuai kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala
gambar peraturan dan tata tertib, Koordinasi dengan
dan Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
bestek. 10.2. Terhadap wilayah orang lain Pemborong diharuskan
9.2.4 Tim Pengawas membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan
berhak menolak harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah
penunjukan orang lain yang berdekatan.
seorang 10.3. Terhadap milik umum Pemborong harus menjaga
pelaksana agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan,
(Uitvoerder) dari bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya
pemborong dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
berdasarkan kendaraan maupun pejalan kaki Dan bertanggung
pendidikan, jawab atas segala kerusakan fasilitas umum/ jalan
pengalaman selama kontrak berlangsung.
tingkah laku dan Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan
kecakapan, dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan
dalam hal ini umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan seba-
pemborong gainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong,
harus segera maka biaya pemasangan kembali dan segala
menempatkan perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab
pengganti lain pemborong.
dengan
persetujuan Tim 10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan, Pemborong
Pengawas. bertanggung jawab atas keamanan seluruh
10.1 Keamanan dan pekerjaan dan bersedia untuk mendirikan pagar,
kesejahteraan termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan
Selama pelaksanaan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan
pekerjaan rekanan diterima baik oleh Tim Pengawas. Pemborong harus
pemborong menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala
diwajibkan kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya
mengadakan segala untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian
hal yang diperlukan yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan
untuk keamanan para menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan
pekerja dan tamu, dengan melindungi memakai tutup yang layak,
seperti pertolongan memompa atau menimba seperti apa yang
dikehendaki atau diinstruksikan.
11. JAMINAN DAN 11.1 Air Minum dan Air untuk Pekerjaan
KESELAMATAN a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air
BURUH minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama
pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan
meteran air tersendiri (guna memperhitungkan
pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih
dan tawar, bila hal ini meragukan pengawas
harus diperiksa di laboratorium;
11.2 Kecelakaan, Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga
kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada
waktu pelaksanaan, pemborong harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain
menjadi tanggung jawab pemborong dan harus
segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang
dan Tim Pengawas.

11.3 Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-


obatan untuk pertolongan pertama yang selalu
tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Tim
Pengawas Keet/ Bouwkeet.

11.4 Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya terhadap


keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi
kecelakaan maka semu tanggung jawab ada di
Pemborong Instansi dibebaskan dari segala hal yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

12. ALAT-ALAT Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus


PELAKSANAAN menyediakan/menyiapkan alat-alat Pengukuruan dan
/PENGUKURAN Pelaksanaan baik untuk sarana peralatan pekerjaannya
maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
memenuhi kwalitas hasil pekerjaan.
13. SYARAT-SYARAT 13.1 Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin
CARA PEMERIKSAAN keras dan perintah yang baik antara pekerjanya dan
BAHAN BANGUNAN tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau
tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.
13.2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan
dan perlengkapan yang disediakan menurut kontrak
dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik bebas dari cacat. Semua
pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini
dapat dianggap defiktif.
13.3 Dalam pengajuan penawaran pemborong harus
memperhitungkan biaya-biaya pengujian /
pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan. Diluar
jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab
atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi
syarat-syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK BAIK 14.1 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar
pemborong membongkar pekerjaan apa saja yang
telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur
untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi
beban pemborong untuk disempurnakan dengan
kontrak.
14.2 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi
untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa
saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
14.3 Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak
adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah yang
menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH 15.1 Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan


DAN KURANG (MEER EN yang diterima menurut ketentuan dan menurut
MINDERWERK) gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Tim
Pengawas melaksanakan secara keseluruhan atau
dalam bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan
yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa
tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu demi
kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-
bahan yang tepat walaupun satu dan lain hal tidak
dicantumkan dalam gambar dan bestek.

15.2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat


dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Tim Pengawas. Selanjutnya perhitungan
penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan
atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah
pihak jika tidak tercantum dalam daftar harga upah
dan satuan pekerjaan.
15.3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak
seizin Tim Pengawas secara tertulis adalah tidak
sah dan menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya.
16. PAPAN NAMA PROYEK 16.1 Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam
bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan peker-
jaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Tim
Pengawas
16.2 Pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan
16.3 Papan nama proyek terbuat dari papan dengan
tulisan menggunakan banner/spanduk yang di
cetak/print

17.PEKERJAAN PERSIAPAN 17.1. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan


dilokasi sebelumnya harus memenuhi prosedur
tentang tata cara perijinan/perkenaan untuk
memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan
kepada instansi setempat, terutama tentang dimana
harus membangun Tim Pengawas Keet, bahan-bahan
bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
17.2. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran,
Tim Pengawas Lapangan sudah harus mulai aktif
untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan
tugasnya.
17.3. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka
sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan,
diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Tim
Pengawas lapangan untuk dapat meneruskan bagian
dari pekerjaan tersebut secara berkala.
18. PEKERJAAN BOWPLANK Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
18.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
keterangan–keterangan mengenai peil, ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan
alat-alat yang sudah ditera kebenarannya
18.2 Elevasi FFL + 0.00 Lantai Satu Gedung adalah
+0,60 m dari Tanah Asli eksisting
18.3 Pemasangan patok-patok untuk menentukan letak
situasi dilakukan bersama atau atas persetujuan Tim
Pengawas
18.4 Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang
nyata-nyata kuat tertancap di dalam tanah. Patok
tidak boleh terbuat dari bambu.
18.5 Segera setelah selesai pemasangan bowplank,
kontraktor wajib melaporkan pada Tim Pengawas
untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya
dilaksanakan
18.6 Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang
keliru selama pelaksanaan adalah menjadi tanggung
jawab dan resiko Kontraktor selanjutnya.

19. PEKERJAAN
TANAH

20. PEKERJAAN BETON


19.1 Lingkungan kotoran dan akar-akar kayu serta sampah
Pekerjaan lainnya.
Lingkungan
pekerjaan 19.3 Pedoman Pelaksanaan
yang telah  Pengurugan dengan tanah timbunan
dilaksanakan dibawah pondasi dilakukan lapis demi lapis
pada sesuai dengan ketebalannya, ditumbuk hingga
pekerjaan ini padat. Lapisan-lapisan urugan tersebut
sudah ditumbuk 5 kali pada tiap bidang tumbukan
diperhitungka untuk setiap lapisannya.
n jenis tanah
yang dijumpai  Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan
dilapangan dengan menyiram air sehingga jenuh,
seperti tanah kemudian dipadatkan dengan alat yang sesuai
pasir, untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat
gembur. persetujuan Tim Pengawas atas
Tanah keras kesempurnaan pengurugan dan pemadatan
(batuan), 20.1 Lingkungan Pekerjaan
tanah liat dan  Beton bertulang dengan k-300 harus dibuat
lain untuk Poer, Sloof, Kolom, Balok dan Plat dan
sebagainya K-175 Untuk Kolom Praktis dan Balok latei
yaitu :  Tempat-tempat lain yang mempergunakan
Timbunan beton bertulang sesuai dengan gambar
tanah dan rencana.
pasir di  Beton cyclope dengan perbandingan 1 Pc : 2
bawah Ps : 5 Kr untuk pondasi menerus.
pondasi pagar
termasuk 20.2 Persyaratan Bahan
pemadatanny  Semen
a. Digunakan Portland Cement jenis I menurut
NI. 8 tahun 1972 dan memuhi S – 400 menurut
19.2 Persyaratan standar Cement Portland yang digariskan oleh
Bahan Asosiasi Semen Indonesia (NI. 8 tahun 1972).
Untuk Semen yang telah mengeras sebagian maupun
timbunan seluruhnya dalam satu zak tidak
bawah diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
pondasi campuran. Penyimpanan harus sedemikian
digunakan rupa sehingga terhindar dari tempat yang
tanah dan lembab agar semen tidak cepat mengeras.
pasir pasang Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan
kualitas baik. 30 cm dan ditumpukan paling tinggi 2 m.
Tanah setiap semen baru yang masuk dipisahkan dari
timbunan dan semen yang telah ada agar pemakaian semen
pasir urungan dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
harus bersih
dari kotoran-  Pasir Beton
1. Pasir untuk beton dapat berupa pasir
alam sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan-batuan atau berupa pasir buatan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu. Sesuai dengan syarat-syarat
pengawasan mutu pasir untuk berbagai-
bagai mutu beton menurut pasal 4.2.
ayat (1) PBI 1971, maka pasir harus
memenuhi satu, beberapa atau semua
ayat berikut ini.
2. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang
tajam dan keras. Butir-butir pasir harus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan.
3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering). Yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui
ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur
melampaui 5%, maka pasir harus dicuci.
4. Pasir tidak boleh mengandung bahan-
bahan organis terlalu banyak yang harus
dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams-Harder (dengan larutan NaOH).
Pasir yang tidak memenuhi percobaan
warna ini dapat juga dipakai, asal
kekuatan tekan adukan pasir tersebut
pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari
95% dari kekuatan adukan pasir yang
sama tetapi dicuci dalam larutan 3%
NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih
dengan air, pada umur yang sama.
5. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak dengan susunan ayakan yang
ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1) PBI
1971, harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
- sisa diatas ayakan 4 mm, harus
minimum 2% berat;
- sisa diatas ayakan 1 mm, harus
minimum 10% berat;
- sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus
berkisar antara 80% dan 95% berat.
6. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai
pasir untuk semua mutu beton, kecuali
dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

 Kerikil
1. Kerikil/batu pecah untuk beton dapat
berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu. Pada umumnya yang
dimaksudkan dengan koral adalah koral
dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Sesuai dengan pengawasan mutu koral
untuk berbagai mutu beton menurut
pasal 4.2 ayat (1) PBI 1971, maka
kerikil/batu pecah harus memenuhi satu,
beberapa atau semua atas ayat berikut
ini.
2. Kerikil/batu pecah harus terdiri dari
butir-butir yang keras dan tidak berpori.
kerikil/batu pecah yang mengandung
butir-butir pipih hanya dapat dipakai,
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut
tidak melampaui 20% dari berat
kerikil/batu pecah seluruhnya. Butir-butir
koral harus bersifat kekal artinya tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca seperti terik matahari
dan hujan.
3. Kerikil/batu pecah tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1%
(ditentukan terhadap berat kering), Yang
diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0,063
mm. Apabila kadar lumpur melampaui
1%, maka koral harus dicuci.
4. Kerikil/batu pecah tidak boleh
mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.
5. Kekerasan dari butir-butir koral
diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudeloff dengan beban penguji 20t,
dengan mana harus dipenuhi syarat-
syarat berikut :
- tidak terjadi pembubukan sampai
fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24%
berat;
- tidak terjadi pembubukan sampai
fraksi 19-30 mm lebih dari 22%.
Atau dengan mesin Pengaus Los
Angelos, dengan mana tidak boleh
terjadi kehilangan berat lebih dari
50%.
6. Kerikil/batu pecah harus terdiri dari
butir-butir yang beraneka ragam besarnya
dan apabila diayak dengan susunan
ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5
ayat (1) PBI 1971, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
- sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0%
berat;
- sisa di atas ayakan 4 mm, harus
berkisar antara 90% dan 98% berat;
- selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 69% dan minimum 10%
berat.
7. Besar butir kerikil/batu pecah
maksimum tidak boleh lebih dari pada
seperlima jarak terkecil antara bidang-
bidang samping dari cetakan, sepertiga
dari tebal pelat atau tiga perempat dari
jarak bersih minimum di antara batang-
batang atau berkas-berkas tulangan.
Penyimpangan dari pembatasan ini
diijinkan, apabila menurut penilaian
Pengawas Ahli cara-cara pengecoran
beton adalah sedemikian rupa hingga
menjamin tidak terjadinya sarang-sarang
kerikil/batu pecah. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga
dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.
Penimbunan pasir dan koral harus
diberikan alas berupa terpal atau sejenis
sehingga timbunan terbebas dari naikan
tanah dan dibagiaan sisinya diberikan
penahan sehingga timbunan tidak turun
dan berserakan.

 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.

 Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak
dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karateristik minimum 2400 kg/cm). Daya
lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,
lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya. Besi beton harus disimpan diudara
terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus
dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar dan harus diminta
persetujuan Tim Pengawas terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh
persetujuan diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan :

- Harus ada persetujuan Tim Pengawas


- Jumlah besi persatuan panjang atau
jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Biaya tambahan
yang akibatnya oleh penukaran diameter
besi menjadi tanggung jawab pemborong.

 Cetakan dan Acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan
acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
kontruksi mempuyai bentuk, ukuran dan
batasan-batasan yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian
pekerjaan. Pembuatan cetakan dan acuan
harus memenuhi kentuan-ketentuan didalam
pasal 5.1. PBI 1991.

 Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan dalam
perbandingan K-300

20.3 Pedoman Pelaksanaan


 Kecuali ditentukan lain dala Rencana Kerja
Kera Syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis
pada Tim Pengawas apabila ada perbedaan
yang didapat dalam gambar konstruksi dan
gambar arsitektur.
 Adukan beton
Pengadukan beton dari tempat pengadukan
ketempat pengecoran harus dilakukan dengan
cara yang disetujui oleh Tim Pengawas yaitu :
- Tidak berakibatkan pemisahan dan
kehilangan bahan-bahan
- Tidak terjadi perbedaan waktu
pengikat yang menyolok antar beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor dan nilai
slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi table 4.4.1 PBI 1971.
 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan
atas pertujuan tertulis Tim Pengawas. Selama
pengecoran berlanggsung pekerjaan dilarang
berdiri dari jalan-jalan diatas penulang.
Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang
sulit dicapai harus digunakan papan-papan
berkaki yang tidak membebani tulangan.
Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat dicor. Apabila pengecoran beton
harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Tim
Pengawas. Untuk melanjutkan bagian
permukaan yang mengeras harus dibersihkan
dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolo adukan tidak
boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.

 Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar
tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut :
- Dipergunakan karung-karung goni yang
senantiasa basah sebagai penutup beton.
- Hasil pekerjaan beton yang tidak baik
seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan,
munculnya pembesian pada permukaan
beton dan lain-lain yang tidak memenuhi
syarat harus dibongkar kembali sebagian
21. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
(render)
atau
seluruhnya 2) Kontraktor harus menunjukkan contoh
menurut terlebih dahulu kepada Konsultan
perintah Perencana. Konsultan berhak menolak bata
Tim ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-
Pengawas. bahan yang ditolak harus segera diangkut
Untuk keluar dari tempat pekerjaan.
selanjutnya
diganti a. Mortar/Plester
atau Adukan terdiri dari bahan plester
diperbaiki instan dan air dipakai untuk
segera atas pemasangan dinding batu bata ringan.
resiko Komposisi adukan sesuai dengan yang
pemborong disyaratkan oleh Fabrikan.
. Bahan yang dipakai adalah produk
Dry-Mix , Cipta Mortar atau Mortar
21.1 LINGKUP PEKERJAAN Utama (MU).
1) Pekerjaan ini
mencakup b. Adukan
seluruh Adukan terdiri dari semen, pasir dan
pekerjaan air dipakai untuk pemasangan dinding
dinding yang batu bata. Komposisi adukan adalah 1
terbuat dari pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3
batu bata pasir untuk tasram
disusun Semen PC yang dipakai adalah
½ bata dan produk dalam negeri yang terbaik
satu bata, (Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau
meliputi produk daerah setempat yang
penyediaan mempunyai kualitas standar konstruksi).
bahan, Adukan harus dibuat dalam alat
tenaga dan tempat mencampur, diatas permukaan
peralatan yang keras, bukan langsung diatas
untuk tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
pekerjaan ini. mengeras tidak boleh digunakan
kembali.
21.2 BAHAN
1) Batu bata c. Beton Non Struktural
ringan yang Beton Non Struktural dibuat untuk
dipakai rangka penguat dinding bata, yaitu :
adalah sloof, kolom praktis dan ringbalk atau
produksi balok latai.
Hebel,Citicon Komposisi bahan beton rangka
atau produk penguat dinding (sloof, kolom praktis,
lokal setara ringbalk) adalah 1 pc : 2 pasir : 3
SNI ukuran 20 kerikil.
x 60 tebal 10 Semen PC yang dipakai adalah
cm.
produk dalam negeri yang terbaik (satu
merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir
beton harus bersih, bebas dari
tanah/lumpur dan zat-zat organik
lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu
keras , bebas dari kotoran. Baja
tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
21.3 PELAKSANAAN
1) Dinding harus dipasang (uitzet dengan
peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing-masing ukuran ketebalan
dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

a. Sloof, kolom praktis, balok latai dan


ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata
(non struktural) : sloof 15 x 20 cm,
kolom praktis 10 x 12 cm , ringbalk 15 x
12 dan balok latai 10 x 15 cm. Kolom
praktis dan ringbalk diplester
sekaligus dengan dinding bata sehingga
mencapai tebal 15 cm dan 11 cm untuk
bata ringan. Bekisting terbuat dari kayu
terentang/kayu hutan lainnya dengan
tebal minimum 2 cm yang rata dan
berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan
cukup kuat. Celah-celah papan harus
rapat sehingga tidak ada air adukan
yang keluar. Bekisting baru boleh
dibongkar setelah beton mengalami
proses pengerasan.
Kecuali ditentukan lain setiap
opening untuk kusen pintu dan jendela
harus diberi dan dipasang beton praktis
ini.

b. Pasangan Bata Ringan


Tidak diperkenankan memasang batu
bata ringan:
1. Yang ukurannya kurang dari
setengahnya
2. Pada waktu hujan di tempat yang
tidak terlindung atap
3. Setiap luas pasangan dinding bata
2
ringan mencapai 12 m harus dipasang
beton praktis (kolom, dan ring balk)
Bata ringan dipasang tegak lurus dan
berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat
datar. Kayu penolong harus cukup kuat
dan benar-benar dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom


beton harus diberi angker besi setiap
jarak 40 cm. Permukaan beton harus
dibuat kasar. Pemasangan bata ringan
diatas kusen harus dibuat balok latei
10/12. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal
maupun horizontal. Sela-sela disekitar
kusen-kusen harus diisi dengan adukan.

22.1 Umum
22. PEKERJAAN
KUSEN 1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu,
ALLUMINIUM
kusen jendela, seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta
shopdrawing dari kontraktor yang disetujui
Tim Pengawas.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan sealant
b. Pekerjaan jendela rangka alluminium
c. Pekerjaan kaca.

22.2 Bahan dan Produk


1. Kusen alluminium yang digunakan :
a. Bahan Dari alluminium framing system
(kondisi alluminium terbungkus dengan
plastik)
b. Bentuk profil perencana Sesuai dengan
shop drawing yang disetujui Tim
Pengawas.
c. Warna profil Putih.
d. Ukuran profil 4 inc x 1,75 inc (
pemakaian lebar bahan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar)
e. Tebal profil 1,2 mm
f. Nilai deformasi yang diijinkan maksimal
2 mm
2. Kontruksi kusen alluminium yang dikerjakan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar
detail termasuk bentuk dan ukurannya.
3. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus
diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
4. Accesoris yang dipakai adalah sekrup dari
galvanized tertanam. weather strp dari
Vinyl, penggantung yang dihubungkan
dengan allumunium harus ditutup caulking
dan sealant Angkur-angkur untuk
rangka/kusen allumunium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat
bergeser.
5. Bahan finishing treatment untuk permukaan
kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk
atau plaster dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau
anti corrosive treatmerit dengan insulating
varnish seperti asphaltic varnish .
22.3 Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor
diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan (ukuran lubang dan
membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil alluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan
lain)
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap
sebelum pekerjaan dimulai dengan membuat
lengkap dahulu shopdrawing dengan petunjuk
Tim Pengawas meliputi gambar denah, lokasi,
merk, kualitas bentuk ukuran.
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding,
jendela dan
pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti
seusai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non
actived gas (argon) dari arah bagian dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
5. Angkur-angkur untuk rangka/kusen
alluminium terbuat dari steelplate setebal 2-3
mm dan ditempatkan pada interval 600mm.
6. Tepi bawah ambang kusen, exterior agar
dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
7. Sekeliling tepi kusen yang terlihat
berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dari kedap suara.
8. Untuk fitting hardware dan reinforcing
materials yang mana kusen alluminium akan
23. PEKERJAAN
PENUTUP LANTAI kontak dengan besi, tembaga atau lainnya
maka permukaan metal yang bersangkutan
harus di beri lapisan onomium untuk
menghindari kontak korosi.
9. Diisyaratkan bahwa kusen alluminium
dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
10. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca
mati.
11. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela
putar dan lain-lain.
12. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca
trameless
13. Untuk sistem partisi, harus mampu
moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai
maupun langit-langit.
14. Mempunyai accessories yang mampu
mendukung kemungkinan diatas.

23.1 UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Plesteran kasar dan screeding untuk
dasar pasangan keramik di dinding dan
lantai.
b. Pasangan lantai keramik dan dinding
pada area-area, disesuaikan dengan
yang ditunjukkan pada gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan pasangan bata.
b. Pekerjaan plesteran.
3. Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai
dengan :
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia 1982 (NI-2)
b. ANSI : Ameridan National Standart
Institute
c. TCA : Tile Council Of Amerika USA
d. TCA 137 I – recommended standart
spesificition of ceramic tile
4. Persetujuan
a. Contoh Bahan
Guna mendapatkan persetujuan dari
Tim Pengawas kontraktor harus
menyerahkan contoh-contoh semua
bahan yang akan dipakai yaitu
keramik, bahan-bahan additive untuk
adukan dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock up/contoh pemasangan.
Sebelum memulai pemasangan,
kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan
dengan jelas pola pemasangan, warna
dari groutingriya. Mock-up yang telah
disetujui akan dijadikan, standart
minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Kontraktor harus menyediakan brosur
bahan guna pemilihan jenis bahan
yang akan dipakai.

23.2 BAHAN / PRODUK


Finishing lantai dan dinding :
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

a. Homogeneous tile 60 x 60 cm. (polish)


b. Homogeneous tile 40 x 40 cm.
(unpolish)
c. Keramik lantai KM/WC 30 x 30 cm.
(texsture)
d. Keramik dinding KM/WC 30 x 60 cm .
e. List keramik dinding KM/WC 10/40 cm.
f. List keramik dinding KM/WC 10/60 cm.

Mortar/adukan :
a. Untuk semua pemasangan keramik
lantai memakai spesi 1 pc : 4 ps.
Grout keramik memakai AM 50, Sika
dan atau setara.
23.3 PEMASANGAN
1. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada
spesifikasi ini atau pada gambar, level
yang tercantum pada gambar adalah
level finish lantai karenanya screeding
dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada elevasi dengan
ketebalan yang berbeda permukaan
finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang
rata baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyai
kemiringan.
c. Jika ketebalan screed tidak
memungkinkan, untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan,
kontraktor harus segera melaporkan
kepada Tim Pengawas untuk
mendapatkan jalan pemecahan
masalah.
2. Persiapan permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan
permukaan sehingga memenuhi syarat
yang diperlukan, sebelum memasang
keramik.
b. Secara tertulis Kontraktor harus
memberikan laporan kepada Tim
Pengawas tiap kondisi yang menurut
24. PEKERJAAN pendapatnya akan berpengaruh buruk
PENGECATAN pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester
untuk penempelan keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu
dan bahan-bahan lepas lainnya.
3. Pemasangan keramik dinding di bagian
dalam (internal)
a. Sebelum pemasangan dimulai,
plesteran dan keramik harus dibasahi.
Pakai benang untuk menentukan lay
out keramik yang telah ditentukan dan
dipasang sebaris keramik guna jadi
patokan untuk pemasangan
selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain, pemasangan
keramik harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan kebagian atas.
c. Tiap hari pemasangan tidak
diperkenan memasang keramik dengan
ketinggian lebih dari ketentuan berikut
:
 1,2 m – 1,5 m untuk keramik
d. Pemasangan keramik granit (pengisian
nat) harus sesuai dengan ketentuan
gambar kerja yang telah disetujui oleh
Tim Pengawas.

23.4 PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN


1. Kontraktor harus melindungi keramik yang
telah terpasang dan harus mengganti biaya
sendiri atas setiap kerusakan yang terjadi.
Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam
keadaan bersih dan tidak cacat.
2. Setelah pemasangan, Kontraktor harus
melindungi keramik dan Granit yang telah
terpasang, jika mungkin dengan mengunci
area tersebut tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya hanya untuk yang penting saja.
3. Pembersihan keramik dan teraso cor tetap
dilakukan selama belum diadakan serah
terima pekerjaan Kontraktor tetap
bertanggung jawab apabila terjadi
kerusakan pada keramik.

24.1 UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan dicat
b. Pembuatan mock up pada dinding
c. Pengecatan semua permukaan dan
area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus.
2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan dinding
b. Pekerjaan plafond
c. Pekerjaan konstruksi baja
3. Persetujuan
a. Contoh dan bahan perawatan selama
pemeliharaan
– Guna mendapatkan persetujuan
dari Tim Pengawas Kontraktor
harus membuat contoh
pengecatan tiap warna dan jenis
pada bidang-bidang ukuran 100 x
100 cm. Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat
dan jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan
akhir).
– Kontraktor harus menyerahkan
minimal 20 kg tiap warna dan
jenis cat yang disetujui kepada
pemilik untuk dipakai sebagai
cadangan saat perawatan.
b. Mock-up/contoh pemasangan
– Sebelum pengecatan dimulai,
kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, fexture, material
dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai
mock-up ini akan ditentukan oleh
Tim Pengawas.
– Jika masing-masing bidang
tersebut telah disetujui oleh Tim
Pengawas, perencana dan pemilik,
maka bidang-bidang tersebut akan
dipakai sebagainya standard
minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.

24.2 BAHAN / PRODUK


1. Untuk dinding luar bangunan digunakan cat
luar merk dulux weathershield, Jotun dan
atau setara.
2. Untuk dinding–dinding bagian dalam
bangunan dan plafond digunakan cat merk
Catylac ex. ICI, Jotun dan atau setara.
3. Plamur yang digunakan adalah plamur
tembok merk Catylac ex, ICI (untuk ruang
bagian dalam/interior)
4. Dulux ex ICI untuk dinding exterior.
5. Untuk plafond expose memakai cat synthetic
catylac ex. ICI
6. Untuk cat melamin menggunakan ex IMPRA,
25. PEKERJAAN Luxor dan atau setara.
LANGIT - LANGIT 7. Untuk cat duco gloss ex Siken
8. Untuk cat zinhromate merk Nippon dan
finishing cat besi dan baja memakai merk
Emco.

24.3 PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding
adalah pengecatan dan plamur seluruh
plesteran bangunan dan bagian–bagian
lain yang ditentukan gambar.
b. Lapisan pengecatan untuk dinding
dalam adalah 3 lapis dengan kekentalan
sama setiap lapisnya.
c. Lapisan pengecatan dinding luar terdiri
dari 1 lapis alkali resistance sealant
yang dilarutkan dengan 3 emulson
dengan kekentalan cat sebagai berikut :
– Lapis I encer (tambahan 20% air)
– Lapis II kental
– Lapis III kental
d. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang
dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang
belang/bergelombang kalau disinar dan
bidang, dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
2. Pekerjaan cat besi dan baja
a. Yang termasuk pengerjaan ini adalah
pengecatan seluruh pekerjaan besi dan
baja serta lisplank.
b. Cat yang dipakai adalah merk Emco
jenis dan tipe ditentukan kemudian.
Sedangkan untuk cat zinchromate
sebagai dasar cat memakai merk
Nippon.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang
yang akan dicat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai
sebagai cat dasar 1 kali
e. Setelah pengecatan selesai bidang cat
harus licin, utuh, mengkilap, tidak
gelombang-gelombang dan dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.
3. Pekerjaan cat langit-langit
a. Yang termasuk dalam cat langit-langit
adalah langit-langit Plat beton expose,
langit-langit gypsum atau bagian lain
yang ditentukan dalam gambar.
b. Cat digunakan merk catylac ex. ICI
warna ditentukan perencana setelah
melakukan percoban pengecatan.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur
merk catylac ex ICI.
d. Sambungan-sambungan harus diberi
flexible selant agar tidak terlihat
sebagai retakan sesudah dicat.
e. Methode pengecatan seperti pada
proses pengecatan cat dinding.

25.1 UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah
penyediaan bahan langit-langit
gypsumboard, wet area dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat
serta pemasangan pada tempat-tempat
yang tercantum pada gambar kerja.
b. Pemasangan untuk langit-langit yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Standart
a. ANSI (American National Standart
institute, USA)
b. A 42 4 (interior lighting and furning)
3. Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data
teknik produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk
diperiksa dan disetujui Tim Pengawas.
4. Gambar detail pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shopdrawing
(gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen
26. PEKERJAAN kontrak dan telah disesuaikan dengan
SILICONE keadaan di lapangan.
SEALANT DAN b. Kontraktor wajib membuat shopdrawing
KACA
untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar
kerja/dokumen Kontrak.
c. Dalam shopdrawing harus jelas
didantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk.
Cara pemasangan atau persyaratan
khusus yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar kerja/dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
d. Shopdrawing sebelum dilaksanakan
harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Tim Pengawas.
5. Contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh
dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
b. Kontraktor wajib membuat mock-up
sebelum pekerjaan dimulai.
6. Pengangkutan, penyimpanan dan
penanganan bahan
a. Material harus disiapkan dalam kemasan
yang akan melindunginya dari kerusakan
pada pekerjaan.
b. Jangan keluarkan meterial dari gudang
ke area pekerjaan lebih dari yang
27. PEKERJAAN diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja dan
PARTISI pembukaan kemasan hanya dilakukan
setelah aplikator siap rnelaksanakan
aplikasi bahan tersebut.
7. Jaminan pemeliharaan dan tenaga ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh
tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan harus mendapat sertifikat
jaminan pemeliharaan secara cuma-cuma
selama 10 (sepuluh) bulan berupa :
a. Jaminan ketepatan pemakaian bahan
(procedure’pocess performance
warranty)
b. Jaminan ketepatan aplikasi (aplicator’s
workmanship warranty)

25.2 BAHAN
1. Material plafond yang dipakai adalah :
a. Plafond gypsum dengan ketebalan 9 mm
ex Jayaboard
b. Plafon km/wc memakai kalsiboard
dengan ketebalan 6 mm ex Jayaboard
c. Plafond accoustic dengan ketebalan 9
mm ex. Amstrong
d. Plafond Metal Linier
2. Rangka plafond yang dipakai adalah rangka
BRS Metal Furring

25.3 PELAKSANAAN
1. Pemasangan lembaran gypsumboard
a. Bahan-bahan penutup langit-langit
gypsumboard yang digunakan adalah
gypsumboard tebal 9 mm atau ukuran
lain sesuai dengan gambar kerja.
b. Bahan penutup langit-langit khusus
km/wc yang digunakan adalah memakai
kalsiboard 6 mm produk jayaboard atau
setara
c. Sambungan antara panel-panel gypsum
ditutup dengan tape dan plester
gypsum.
d. Toleransi kerataan max. 5 mm dan pada
setiap jengkal 2 m ke segala arah max.
2 mm

26.1 UMUM
1. Lingkup pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah
pengadaan bahan, tenaga kerja,
peralatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan silicone sealant dan kaca
secara lengkap, terpasang sempurna.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan silicone sealant
antara lain:
– Setiap hubungan antara kaca dengan
rangka alluminium.
– Setiap hubungan antara rangka
alluminium dengan dinding beton.
– Setiap hubungan antara kaca dengan
kaca.
– Setiap hubungan antara alluminium
panel.
2. Pekerjaan yang berhubungan silicone
sealant dan kaca :
a. Pekerjaan kusen alluminium
b. Pekerjaan kaca dan cermin
c. Pekerjaan pintu dan jendela kaca

26.2 PERSYARATAN BAHAN


1. Kaca yang digunakan adalah produksi ex.
asahimas atau setara dengan tebal sesuai
dengan gambar.
2. Bahan pelindung
Alluminium harus dilindungi dengan blue
protection masking tape.

26.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Pekerjaan silicone sealant ini harus
dilaksanakan oleh kontraktor khusus yang
ahli dalam bidang pekerjaan sealant.
2. Untuk kaca alluminium concrete dan steel
sebelum diberi perlakuan sealant harus
dilakukan pembersihan yang mengakibatkan
berkurangnya daya rekat sealant.
3. Untuk pekerjaan kaca agar mengikuti
gambar rencana.
28. KOMPONEN 27.1 UMUM
PENGGANTUNG DAN
1. Lingkup pekerjaan
PENGUNCI PINTU
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan yang
dimaksud, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding
partisi dengan gypsumboard tebal = 9
mm sebagai pelapis dan memakai dari
metal furring channel sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persetujuan
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh
bahan dan shop drawing pemasangan
partisi untuk disetujui Tim Pengawas.
b. Tidak dibenarkan kontraktor
melaksanakan pemasangan partisi tanpa
adanya persetujuan dari Tim Pengawas.

27.2 BAHAN DAN PRODUK


1. Bahan rangka
a. Rangka partisi metal furring channel
merk Boral Metal System.
b. Persyaratan bahan dan pemasangan
yang digunakan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan/persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan.
2. Bahan pelapis
a. Dari bahan gypsumboard produk
Jayaboard yang disetujui Tim Pengawas,
tebal bahan 9 mm/sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
b. Bahan finishing untuk partisi ini dari
bahan cat dinding merk catylac ex ICI.
Bahan yang digunakan harus disertai
dengan jaminan dan flambility rated
dari pabrik pembuatnya.
c. Sebagai pelindung sekaligus penguat
untuk tiap sudut partisi dengan Siku
pelindung
3. Partisi tiang metal furring
a. Pemasangan kanal metal furring vertical
jarak 600mm maksimum. Kencangkan
kanal metal furring kebeton atau
permukaan pasangam keramik dengan
pengikat yang didorong mesin dengan
jarak 600mm maksimum melalui flense
sayap bertingkat dari kanal metal
furring
b. Angkurkan tiang ke runner lantai dengan
sekrup pengencang. Sediakan
sambungan snap-in dari tiang ke runner
langit-langit yang memberikan ruang
untuk pergerakan. Angkurkan tiang di
perpotongan partisi, sudut partisi dan
dimana partisi menumpu pada
konstruksi yang lain ke lantai dan runner
langit-langit dengan sekrup untuk
lembaran logam melalui masing-masing
flange tiang dan flange runner.
c. Pasangan ikatan metal furring
Horisontal jarak 1200 mm maksimum
pada tiang metal untuk melewatkan
pipa, duct atau penetrasi yang lain dan
angkurkan metal furring horizontal
kepada tiang vertical dengan sekrup
logam.
d. Pada tiang kusen pintu, pasang tiang
rangkap ( tidak punggung ke punggung )
dari lantai ke sisi bawah lantai struktur ,
dan angkurkan tiang ke angkur tiang
kusen dan kepada runner dengan
sekrup.

28.1 UMUM
1. Persyaratan Umum
Kontraktor harus menyediakan semua
“hardware” pintu yang diberikan dari
supplier – supplier dan finish yang disetujui
oleh Tim Pengawas Tim Pengawas sesuai
dengan kualitas yang telah dan disetujui.
2. Pengiriman Penawaran
a. Kontraktor harus mengirimkan daftar
hardware jika diminta oleh Tim
Pengawas.
b. Kontraktor harus megirimkan skedul dan
daftar pasangan hardware (hardware
set). Pemeriksaan skedul hardware oleh
Tim Pengawas tidak melepaskan
Kontraktor dari tanggung jawab.
c. Kontraktor harus, jika diminta oleh Tim
Pengawas untuk mengirimkan contoh
dari setiap dan seluruh item hardware
yang dispesifikasikan
d. Semua contoh harus memenuhi
spesifikasi
e. Kontraktor harus mengkoordinasikan
seluruh mock-up pintu dan hardware
seperti disyaratkan oleh Tim Pengawas .
3. Persyaratan dan Standard
a. Semua hardware harus disetujui oleh
Tim Pengawas .
b. Kontraktor harus memenuhi persyaratan
peraturan dan standar yang berlaku di
dalam negeri.
4. Perlindungan Terhadap Hardware
Kontraktor harus melindungi semua
hardware darikerusakan / cacat dan
mengambil tindakan perlindungan untuk
mencegah pengrusakan terhadap semua
pintu dan hardware.

29. PEKERJAAN PAVING 28.2 PRODUK


BLOCK
1. Finish
a. Semua hardware harus difinish sesuai
dengan permintaan/persetujuan Tim
Pengawas .
b. Finish hardware yang dipilih oleh Tim
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

Pengawas Tim Pengawas harus tahan


terhadap karat.

2. Engsel
a. Semua engsel yang disuplai harus dari
pabrikan yang sama dan tersedia dalam
frekuensi tinggi, menengah dan rendah.
b. Engsel – engsel dengan tipe tumpuan
yang tersembunyi untuk bebas masalah
dan tahan lama, tidak perlu minyak,
tidak perlu pelumas dan tidak perlu
pemeliharaan khas yang diisyaratkan.
c. Lubang di ujung bawah engsel untuk
penggantian penjepit dengan mudah.
d. Engsel harus berbentuk silinder yang
belangsung dengan ujung dan penjepit
yang rata.
e. Kecuali dinyatakan lain, semua engsel
harus dari stainless steel, engsel
penahan tumpuan yang tersembunyi
dengan cetakan kunci sepenuhnya (full
mortice template).
f. Semua engsel harus disuplai dengan
sekrup kayu untuk pintu kayu dan
sekrup mesin untuk pintu logam.
g. Engsel – engsel untuk pintu eksternal
harus dari stainless steel penjepit tidak
menonjol dan tahan karat. Pintu
eksternal harus diarahkan keluar.
3. Penutup Pintu dan Pemilih Pintu
a. Penutup pintu harus dari dimensi badan
yang padat tanpa lebih besar dari 44.5
mm proyeksi dari permukaan pintunya.
b. Penutup pintu harus memiliki termostat
built-in dan cairan hidrolik khusus untuk
menjamin kecepatan konstan bahkan
selama temperatur yang berbeda dan
dengan kelep pembebas tekanan untuk
mencegah kelebihan beban, kebocoran
oli dan merusak kelep pengecek
belakang.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

c. Penutup pintu harus ditest untuk


pembuktian dengan tingkat efisiensi
dengan siklus 1.5 juta (gaya penutup
dalam hubungannya dengan gaya
membuka melebihi 60%) dan memiliki
gaya pengancing (latching force) yang
dapat disetel untuk menjamin pintu
tertutup dan terkancing dengan benar.
d. Penutup pintu harus benar – benar
dapat berbalik tanpa penyesuaian dan
memiliki tenaga penyesuaian untuk
pintu yang lebarnya antara 750 mm
hingga 1200 mm.
e. Bagian – bagian pengisi harus disuplai
untuk menyesuaikan lebar pintu antara
900 mm hingga 1200 mm.
4. Pasangan Pengunci (Locksets)
a. Semua pasangan pengunci yang displai
harus disetujui oleh Tim Pengawas .
b. Kunci – kunci harus memiliki semua
fungsi yang ada dalam satu ukuran
wadah yang diproduksi dari baja ukuran
tebal.
c. Pasangan pengunci harus disuplai
lengkap dengan plat pendorong, perisai
silinder, “roses” yang disyaratkan untuk
fungsinya.
d. Alat dan plat pendorong yang bertekuk
harus disediakan untuk semua pintu
berdaun ganda
e. Fungsi pasangan pengunci adalah:
 Pengancing mortis “malam” yang
bekerja tanpa suara
 Mortis baut mati
 Mortis pengunci (kunci dengan baut
mati dan kancing)
 Mortis pengunci pribadi
5. Pegangan
a. Semua pegangan lever tarik dan
assesorinya harus dari pabrikan yang
sama
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

b. Pegangan lever yang disetujui dibaut ke


“rose” atau plat belakang harus dapat
dibuka dengan lancar, perlahan dan
tanpa suara dan harus kuat untuk
mencegah segala bentuk kekenduran
(sagging)

29.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga,
bahan dan peralatan yang digunakan untuk
pemasangan interlocking block.

29.2 Pedoman dan Acuan


1) NI 2
2) NI 3
3) NI 8

29.3 Bahan- Bahan


Paving block, tebal 8 cm, untuk pedestrian
warna akan ditentukan kemudian oleh
Perencana.
Type : seperti yang tercantum pada gambar,
lengkap dengan type tepi / pengakhir.
Kuat tekan minimal : 300 kg/cm2.
Merk / produk : ex local
Kekuatan tekanan minimal adalah : 300
30. PEKERJAAN kg/cm2.
LANDSCAPE TAMAN Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan.

29.4 Pelaksanaan

1) Paving block harus diletakkan


saling berhimpitan dengan pla sesuai
gambar lansekap di atas bedding sand
yang belum didapatkan tapi sudah selesai
diratakan. Lebar celah antara tidak lebih
dari 4 mm dan arah celah ini harus
merupakan kombinasi garis-garis
kelurusan dan tegak lurusnya ( bukan
garis yang sembarangan dan kacau / tidak
tertib). Untuk itu diperlukan pemasangan
benang senar pada arah yang saling lurus
untuk kontrol perletakan unit-unit
concrete block.
2) Daerah pertemuan unit-unit block
dengan elemen-elemen lain seperti
pinggiran saluran, bingkai jalan, bak
kontrol dan lain-lain, harus dipergunakan
potongan block dengan ukuran tidak
kurang dari 25% dari ukuran utuh.
3) Celah antara yang masih tersisa
harus diisi
4) Untuk celah yang lebih besar dari
25 mm tetapi tidak melebihi 50 mm
dipergunakan agregat halus dengan
ukuran 10 mm dan mortar kering untuk
celah yang lebih kecil.
5) Untuk bagian yang bidang profil
permukaannya menanjak/ menurun,
pemasangan block harus dilakukan dari
bagian terendah menuju bagian yang
lebih tinggi
6) - Pola pemasangan dan warna
dibuat sesuai gambar
7) Kontraktor wajib membuat gambar
kerja pola di daerah-daerah khusus
sebelum pemasangan dimulai.

29.5 Pemadatan Awal

1) Menggunakan alat kompaksi jenis


“mechanical flat plate vibrator “, dengan
karakteristik:
2) Pemadatan harus dilakukan segera
setelah pemasangan block dengan minimal
3 passes. Jarak antara bagian yang
dipadatkan sampai bagian yang dipadatkan
sampai bagian di mana sedang dilakukan
kegiatan pemasangan block tidak boleh
kurang dari 1,5 meter.
3) Adalah sangat penting untuk
memadatkan abu batu segera setelah
selesai dilapisi unti block, sehingga dapat
dihindari berpindahnya pasir karena
bergeraknya block yang tidak diletakkan
dengan baik atau karena adanya air yang
mengalir ke tempat tersebut.
4) Pemadatan harus diulangi pada
daerah selebar 1 meter diukur dari akhir
pemasangan / pemadatan yang dilakukan
pada hari sebelumnya sebelum
melanjutkan dengan pekerjaan
pemasangan block selanjutnya.

29.6 Pasir Pengisi / Abu Batu (joint filling)

1) Pasir dalam kondisi cukup kering


sehingga dapat mengisi celah-celah dengan
baik dan berupa pasir yang bebas terhadap
garam dan zat lain yang dapat merusak
concrete block
2) Segera setelah pemadatan awal
dan pengisian akhiran selesai pasir pengisi
mulai dihamparkan dan diratakan dengan
sapu agar dapat masuk ke dalam celah-
celah antara.
3) Sebagai pemadatan terakhir,
permukaan bidang harus segera dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator,
sehingga diperoleh permukaan yang padat
dan rata dengan kemiring sesuai dengan
gambar.

29.7 Toleransi
1) Toleransi ukuran bahan :
Ukuran panjang dan lebar tidak lebih dari
2mm terhadap ukuran nominal sedangkan
toleransi ketebalan 3mm terhadap tebal
nominal.
2) Toleransi kerataan permukaan jalan :
Maksimal 5 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dan
lain-lain.

3) Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang


3 meter atau template dan tidak boleh
melebihi 8mm.Perbedaan level dari satu
block terhadap block di sebelahnya tidak
boleh melebihi 2 mm

29.8 Pekerjaan Kanstin


1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga


kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan
ini meliputi seluruh detail seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2) Persyaratan Bahan
Bahan : Kanstin beton
pracetak, mutu K
300 produksi dalam
negeri
Ukuran : 150x400x300 mm,
beton pracetak mutu K300 type C
Warna : Ditentukan kemudian
2
Kuat tekan : 300 kg/cm
2
Kuat lentur : 60 kg/cm (NEN
7000)
3
Berat : 25 kg/cm
Merk/Produk : ex,Beton indograha,
focon setara.
3) Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Alas pemasangan kanstin adalah
adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps
pasang, dengan ketebalan sesuai
yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
b. Pekerjaan pemasangan kanstin harus
sesuai apa yang ditunjukkan oleh
detail gambar.
c. Pemasangan kanstin dapat dilakukan
setelah mendapat ijin dari Tim
Pengawas .
d. Kanstin yang retak-retak, gompal
pinggir dan sudut-sudutnya, tidak
diperkenankan dipasang.
e. Permukaan pasangan kanstin harus
rata, lurus, pertemuan antara satu
dengan lainnya harus pas tanpa ada
pergeseran. Bagian-bagian tertentu
yang tidak utuh, harus dibuat sesuai
ukuran yang diperlukan dengan mutu
yang sama .
f. Pola penyusunan kanstin sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar serta
petunjuk Tim Pengawas .
g. Jarak pemasangan kanstin
(naad/siar-siar) dibuat sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail
atau petunjuk Pengawas. Naad/siar-
siar diisi adukan dengan campuran 1
pc : 3 ps pasang, dan dirapihkan,
dihaluskan/diaci dibuat cekung.
h. Kanstin yang rusak selama
pelaksanaan dan masa pemeliharaan
harus segera diganti dengan mutu
yang sama tanpa adanya tambahan
biaya.

30.1 UMUM
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik
b. Pekerjaan penghijauan/lengkap yang
dilaksanakan meliputi semua pekerjaan
yang tertera dalam gambar dan sesuai
petunjuk-petunjuk Tim Pengawas atas
saran Perencana, pekerjaan tersebut
meliputi :
 Pekerjaan persiapan dan
pematangan tanah.
 Pekerjaan penanaman (soft
material).
 Pekerjaan perawatan/pemeliharaan
tanaman
2) Sarana Kerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi
tampak kerja bagi semua pekerjaan yang
dilakukan di luar lapangan sebelum
pemasangan, peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus
benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan
dan melancarkan kerja di lapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan
bahan/material di lapangan harus aman
dari segala kerusakan, hilang dan hal-hal
yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.
3) Perbedaan dan Perubahan gambar
a. Bila terjadi perbedaan dan atau
pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada, baik meliputi gambar struktur,
gambar arsitektur, gambar lansekap,
gambar mekanikal, gambar elektrikal,
gambar sanitasi maupun perbedaan yang
terjadi dengan keadaan di lapangan,
Kontraktor diwajibkan melaporkannya
secara tertulis kepada Tim Pengawas
untuk kemudian Tim Pengawas
memberikan keputusan tentang itu untuk
bisa dilaksanakan setelah berunding
terlebih dahulu dengan Perencana.
b. Untuk ukuran dalam gambar lansekap
pada dasarnya adalah ukuran jadi sampai
dalam keadaan finish/selesai. Semua
ukuran harus benar-benar diperhatikan
terutama untuk peil, ketinggian, lebar,
dan ketebalan, luas penampang dan lain-
lain sesuai dengan apa yang tertera
dalam gambar. Bila ada keraguan
mengenai ukuran atau bila belum
dicantumkan dalam gambar, Kontraktor
wajib melaporkan secara tertulis kepada
Tim Pengawas dan Tim Pengawas
memberikan keputusan ukuran mana yang
akan dipakai dan dijadikan pegangan
setelah berunding dengan Perencanaan.
c. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum
tercakup secara lengkap dalam gambar,
Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing yaitu merupakan gambar detail
pelaksanaan berdasarkan gambar
perencanaan, gambar kerja yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalan shop drawing ini harus jelas dan
mencantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan
produksi, cara pemasangan dan atau
persyaratan khusus pabrik/produksi
bahan yang dipakai. Shop drawing ini
harus diajukan kepada Tim Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannnya
secara tertulis, setelah berunding dengan
pihak Perencana.
d. Setelah pekerjaan selesai kontraktor
diwajibkan membuat as built drawing.
4) Persyaratan Pekerjaan Pertamanan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat
pekerjaan lansekap, peraturan
persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang berlaku, standard spesifikasi dari
bahan yang dipergunakan oleh Tim
Pengawas dengan saran Perencana.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan
harus mengikuti semua petunjuk gambar-
gambar lengkap terlampir dan apa yang
ditentukan kemudian oleh Tim Pengawas
atas petunjuk Perencana.
c. Diperhatikan sebelum melaksanakan
setiap pekerjaan di lapangan untuk
memperhatikan koordinasi kerja dengan
pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan struktur, arsitektur,
makanikal, elektrikal, plumbing, sound
system.Terutama dalam melakukan
pekerjaan pembentukan tanah dan
penyelesaian tanah agar tidak terjadi
kesalahan, pembongkaran, pengrusakan
yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan
yang lain yang telah selesai dilaksanakan
maupun yang sedang dilaksanakan.
5) Bahan / Material
a. Pemakaian bahan-bahan yang
dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa
yang tercantum dalam gambar lansekap,
memenuhi standard spesifikasi bahan
yang telah dipilih/ditunjuk/disetujui,
mengikuti peraturan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat pekerjaan
lansekap ini serta petunjuk-petunjuk Tim
Pengawas atas saran dan petunjuk
Perencana.
b. Semua bahan sebelum dipasang harus
disetujui oleh Tim Pengawas . Contoh
bahan yang akan dipasang harus diajukan
dan diserahkan kepada Tim Pengawas
untuk kemudian mendapatkan
persetujuan dari Tim Pengawas sesuai
saran dan petunjuk Perencana. Pengjuan
bahan yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan.
c. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan
terhadap kerusakan di lapangan harus
benar-benar diperhatikan sesuai
persyaratan spesifikasi jenis tanaman.
6) Dasar Penentuan Ukuran/Posisi Bagian-bagian
Pekerjaan
a. Untuk mendapatkan posisi dan ketetapan
di lapangan untuk setiap bagian
pekerjaan harap diperhatikan segala
petunjuk yang tertera dalam gambar
lansekap.
b. Untuk memudahkan pekerjaan di
lapangan, patokan ukuran yang dipakai
adalah terhadap sisi luar dinding (as-as)
bangunan yang telah ada di sekitarnya
dengan menyesuaikan ukuran digambar
setiap kali, atau dipakai patokan yang
ada di dalam site untuk bagian-bagian
yang jauh dari bangunan.
c. Kontraktor harus memasang patok-patok
yang terpenting di dalam site serta
membutuhkan nomor as-nya dan
koordinat, terutama untuk patokan titik
mula setiap bagian dari pekerjaan.
d. Perbedaan antara gambar dengan
keadaan di lapangan harus dilaporkan
kepada Tim Pengawas untuk
mendapatkan pemecahannya. Tidak
dibenarkan pemborong mengambil
tindakan tanpa sepengetahuan Tim
Pengawas dalam hal ini.
7) Pelaksanaan Pekerjaan Lansekap
a. Semua ukuran dan posisi harus tepat
sesuai gambar lansekap, juga ketetapan
pemasangan patok-patok di lapangan.
b. Pembentukan dan penyelesaian tanah
harus mengikut bentuk/
kemiringan/contour/peil yang tertera
dalam gambar. Kemiringan yang dibuat
harus cukup kuat untuk mengalirkan air
hujan menuju ke selokan yang ada di
sekitarnya serta mengikuti persyaratan
yang tertera dalam gambar. Adanya
genangan air di atas tanah tidak
dibenarkan
c. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan
ini mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan lansekap.

30.2 PEKERJAAN PERSIAPAN & PEKERJAAN TANAH


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal
ini meliputi :
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukan tanah dan
penyelesaian tanah
 Pembersihan tanah
2) Persyaratan Pekerjaan Persiapan Tanah
a. Dipakai peralatan-peralatan yang cukup
baik dan memenuhi syarat kerja.
b. Semua pekerjaan tanah dilaksanakan
mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan lansekap, dan gambar
lansekap, dan petunjuk Tim Pengawas .
3) Pekerjaan Persiapan Tanah
a. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi
pembongkaran/pemindahan di tempat
kerja dari benda/bekas bahan
bangunan/struktur bangunan yang tidak
berguna lagi, yang dapat mengganggu
terlaksananya dan kelancaran kerja di
tempat tersebut.
b. Juga tanaman pohon/semak/rerumputan
yang tidak diperlukan lagi ditempat kerja
harus disingkirkan, berikut
pohon/semak/rerumputan sampai akar-
akarnya.
c. Mengadakan pengukuran dan pemasangan
patok-patok titik mula/peil dasar yang
diperlukan di tempat kerja.
d. Khusus untuk penanaman dalam bak perlu
adanay lapisan-lapisan koral, ijuk dan
tanah subur dengan perbandingan
(masing-masing sepertiga bagian), lihat
petunjuk gambar detail.
Sedangkan untuk bak-bak tanaman yang tidak
ditanam langsung perlu adanya lapisan koral
setebal 5 cm sebelum diletakkan pot dan untuk
lapisan pot lihat petunjuk gambar detail
lansekap.
4) Pembentukan Tanah & Penyelesaian Tanah

Pekerjaaan ini meliputi pekerjaan galian,


urugan tanah, peralatan tanah.
a. Pembentukan dan penyelesaian tanah
harus mengikuti bentuk/
kemiringan/contour/peil yang tertera
dalam gambar lansekap.
b. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan
pekerjaan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organik sedalam
keadaan tanah setempat sampai
mendapatkan tanah subur, serta
penyediaan tanah subur untuk urugan,
bekas galian tanah setelah pekerjaan
penanaman dilakukan pada lubang
tersebut.
Yang dimaksud dengan tanah subur yaitu tanah
merah yang berhumus mengandung unsur hara
dicampur dengan pupuk dengan perbandingan
pupuk : tanah (2 : 3)
5) Pembersihan Tanah
a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan
suatu pekerjaan ataupun yang telah
selesai digarap harus dibersihkan dari :
 Bekas tanah galian
 Bekas-bekas bahan bangunan
b. Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan
penanaman harus benar-benar
dibersihkan dari batu, kerikil, adukan,
kapur dan segala bekas bahan bengunan,
bahan plastik dan bahan-bahan organis.
Tanah yang dipakai untuk urugan dan
pelapisan tanah (top soil) untuk rumput
adalan tanah subur dan gembur.

30.3 PEKERJAAN PENANAMAN (SOFT MATERIAL)


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan penanaman ini meliputi semua
pekerjaan penenman sesuai petunjuk
gambar dan uraian dan syarat pekerjaan
lansekap dengan memperhatikan
pekerjaan :
 Persiapan dan pembentukan tanah
sesuai yang telah diuraikan dalam
B.
 Cara dan syarat penanaman.
 Pembuatan lubang dengan ukuran
panjang x lebar x tinggi, 40 x 40 x
40 dan 60 x 60 x 60 untuk ukuran
minimum dan untuk tanaman
tertentu disesuaikan lagi. Sesuai
petunjuk gambar atau petunjuk Tim
Pengawas /Perencana.
c. Pekerjaan penanaman ini meliputi
penanaman berupa penanaman jenis
tanaman :
 Tanaman pohon
 Tanaman rumput
2) Persyaratan Pekerjaan Penanaman
a. Semua pekerjaan dilakukan dengan
mengikuti semua petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat pekrjaan
lansekap, petunjuk Tim Pengawas
/Perencana.
b. Setiap pekerjaan penanaman
dilaksanakan, diperlukan adanya
koordinasi kerja dengan pekerjaan lain
agar tidak terjadi kerusakan terhadap
pekerjaan yang sudah terpasang atau
sedang berjalan ditempat tersebut.
c. Dalam hal melaksanakan pekerjaan ini,
persiapan, pembentukan, pembersihan
tanah, jauh sebelum penggalian lubang
tanaman harus sudah dilaksanakan
dengan mengikuti semua petunjuk
gambar, uraian dan syarat yang tertulis.
d. Lubang-lubang galian dibuat sesuai
dengan posisi pohon/tanaman dengan
mengikuti petunjuk gambar lansekap.
e. Pemasangan patok berikut dengan
keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan
penanaman awal setiap jenis tanaman.
Patokan diambil bedasarkan pengukuran
yang ditarik dari as-as bangunan yang
terdekat/patokan-patokan yang ada
dalam site.
f. Perbedaan antara gambar dengan
keadaan lapangan harus dilaporkan
kepada Tim Pengawas untuk diambil
keputusan pemecahan perihal perbedaan
setempat.
g. Setelah pembentukan dan penyelesaian
tanah mengikuti bentuk/
kemiringan/countour/peil sesuai gambar,
pekerjaan lubang galian dapat
dilaksanakan untuk persiapan
penanaman.
h. Segala perubahan letak pohon di
lapangan yang menyimpang dari
ketentuan gambar lansekap disebabkan
keadaan lapangan harus atas
31. PEKERJAAN sepengetahuan dan persetujuan Tim
WATERPROOFING Pengawas /Perencana.
3) Bahan/Material
a. Semua jenis tanaman yang terutama
harus disetujui oleh Tim Pengawas sesuai
dengan petunjuk gambar lansekap, dan
mengikuti semua persyaratan tertulis
dalam uraian dab pekerjaan lansekap.
b. Tanaman yang dipilih untuk pohon,
rumput yang ditanam harus sesuia
petunjuk gambar lansekap atau sesuai
petunjuk Tim Pengawas atas saran
Perencana.
c. Semua jenis tanaman harus bebas dari
segala penyakit dan hama, daun/cabang
jangan sampai cacat dan harus tumbuh
sehat.

d. Untuk menampung sementara di lapangan


dipilihkan tempat yang aman dari segala
kerusakan, teduh dan dekat daerah
penanaman. Dibuatkan peneduh dengan
membuat atap anyaman bambu atau daun
kelapa agar dapat menyesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya.
e. Tanaman dijaga agar mendapat panas
matahari langsung 50 %. Batas
penyesuaian adalah dua pekan sampai
satu bulan di tempat penampungan
dengan menanamkan dalam tanah
setempat . Selama penanaman belum
dilaksanakan semua tanaman pembibitan
ini harus dirawat dengan penyiraman
secara teratur pagi dan sore samapi
terlihat tumbuh segar.

30.4 PEMELIHARAAN TANAMAN


1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksankannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan
yang dilaksanakan untuk memelihara dan
merawat segala tanaman yang telah
selesai ditanam maupun yang belum
tertanam (masih ditempat penampungan
sementara) dari segala macam kerusakan
untuk mendapatkan tumbuhan dan
bentuk yang baik seperti yang
dipersyaratkan sampai jangka waktu
pemeliharaan yang telah ditentukan
berakhir.
c. Pekerjaan pemeliharaan ini meliputi :
 Penyiraman
 Penyiangan
 Penggantian pohon/tanaman
 Pemangkasan
 Pemupukan
 Pemberantasan hama
2) Persyaratan Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan
mengikuti semua petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan yang tertulis
dalam tulisan ini, petunjuk Tim Pengawas
/Perencana.
b. Pemeliharaan tanaman sangat perlu
perhatian oleh Kontraktor setelah selesai
penanaman. Masa pemeliharaan ini
berlangsung selama 3 bulan minimum dari
masa selesainya penanaman.
c. Selama masa itu Kontraktor diwajibkan
secara teratur memelihara tanaman dan
mengganti setiap kali ada tanaman yang
rusak atau mati. Semua penggantian
tanaman ini dengan yang baru adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan
dengan sifat dan jenis tanaman yang
tertanam.
3) Bahan / Material
a. Bahan dan peralatan yang dipergunakan
dalam setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan ini harus benar-benar baik,
memenuhi persyaratan kerja yang
dibutuhkan dan jangan sampai merusak
tanaman.
b. Demikian juga pupuk maupun obat anti
hama yang dipergunakan sesuai dengan
uraian dan syarat yang tertulis dalam bab
selanjutnya.
c. Penggantian tanaman harus sesuai
jenis/bentuk/warna daun dan bunga
dengan apa yang telah ditentukan dan
tertanam.
4) Penyiraman
a. Penyiraman dilakukan dengan air bersih,
bebas dari segala bahan
organis/zat/kimia/bahan-bahan lain yang
dapat mengganggu dan merusak
pertumbuhan tanaman.
b. Penyiraman dilakukan dengan cara :
 Sprinkler, bagi rumput yang cukup
luas dan tanam-tanaman disekitar
sprinkler yang terkena jangkauan
jarak penyiraman.
 Penyiraman memakai alat khusus
penyiraman tanaman (emrat) yang
berlubang banyak pada tempat
ujung air keluar sehingga air keluar
dapat meyebar dan merata ke
seluruh permukaan tanah yang
disiram.
 Penyiraman dilakukan dengan pipa
plastik (slang air) yang dihubungkan
dengan kran/sumber air yang
terdekat. Penyiraman dilakukan
dengan memancarkan air tersebut
dengan memipihkan ujung slang.
c. Penyiraman dilakukan :
 Dua kali sehari secara teratur bagi
semua jenis tanaman yang baru
ditanam dan semua jenis tanaman
dalam penyimpanan sementara
sebelum ditanam, yaitu pada waktu
pagi hari sebelum pukul 10.00 dan
sore hari sesudah pukul 14.00,
05.30, sampai tanaman-tanaman
tersebut tumbuh sehat dan kuat.
 Untuk semua jenis tanaman pohon
tanaman hias dan rumput yang
sudah terlihat tumbuh baik dan
kuat disiram satu kali sehari setelah
pukul 14.00, 05.30.
Banyaknya air penyiraman harus cukup
sampai membasahinya dibawah
permukaan tanah. Bagi tanaman yang
masih terlihat cukup basah tanahnya
pada sore untuk penyiraman pada saat itu
tak perlu dilakukan.Tidak diperkenankan
tanah bekas siraman terlihat tergenang
air, air harus dapat terserap baik oleh
tanah di sekitar tanaman.
5) Penyiangan
a. Penyiangan ini harus dilakukan secara
teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput yang
tertanam.
b. Untuk semua jenis pohon yang tertanam
di sekitar batang pohon dekat tanah
2
digemburkan seluas 80 cm sampai
2
dengan 1m keliling pohon dengan
cangkul garpu. Hindarkan jangan sampai
merusak akar, dan pohon goyah atau juga
tergantung jenis tanamannya.
c. Tanaman liar dan rumput di sekitar pohon
dicabut dan dibersihkan sampai terhadap
akarnya dari sekeliling pohon.
32. PEKERJAAN BAJA d. Untuk tanaman rumput penyiangan ini
perlu dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang
berbeda jenis rumput yang ditanam. Alat
yang dipakai adalah alat pancong atau
cangkul garpu kecil.
e. Untuk tanaman hias, penyiangan
dilakukan scara teratur setiap 2 minggu
sekali, dengan mencabut segala tanaman
liar dan jenis rumput yang berada di
sekitar dan dibawahnya, serta tanahnya
digemburkan. Hindarkan jangan sampai
merusakkan tanaman tersebut. Alat yang
dipakai adalah alat pancong atau garpu
kecil.
6) Penggantian Pohon/Tanaman
a. Kontraktor wajib mengganti setiap kali
ada tanaman yang rusak atau mati.
Semua penggantian tanaman ini dengan
tanaman yang baru adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor sampai masa
pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
b. Penggantian tanaman harus sesuai
jenis/bentuk/warna daun dan bunga
dengan apa yang telah ditentukan dan
tertanam.
c. Penggantian tanaman dilaksanakan
dengan sebaik mungkin jangan sampai
merusak tanaman lain di sekitarnya pada
saat mencabut dan menanam yang baru.
d. Penggantian tanaman dilakukan pada sore
hari antara pukul 14.00–18.00, dan
sesudah dilakukan penanaman baru harus
segera disiram air.
7) Pemangkasan
a. Pemangkasan dilakukan pada cabang
ranting yang tumbuh tidak teratur/ liar
atau untuk
mendapatkan/mempertahankan bentuk
pertumbuhan cabang yang diinginkan.
b. Membuang ranting dan cabang yang sakit
dengan cara memotongnya.
c. Semua pekerjaan pemangkasan ini
dilakukan dengan gunting pangkas dengan
memangkas cabang atau ranting arah
miring dari bawah ke atas dengan sudut
30 – 50 derajat.
d. Untuk bekas pemotongan cabang/ranting
yang permukaanya terpotong lebar,
penampang yang terpotong tersebut
ditutup ter.
e. Pemangkasan ini dilakukan secara teratur
tiap satu bulan sekali.
f. Permangkasan pada tanaman hias untuk
pemeliharaan bentuk dilakukan bilamana
ketinggian komposisi kelompok tanaman
tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai
petunjuk, ketinggian yang diminta dalam
gambar dan dibawah pengawasan Tim
Pengawas .
g. Pada tanaman rambat pemangkasan
dilakukan untuk cabang-cabang yang
tumbuh tidak teratur arahnya dan yang
menutupi tanaman-tanaman hias
sekelilingnya.
8) Pemupukan
a. Jenis pupuk yang dipakai adalah :Pupuk
kandang, Pupuk buatan
b. Pupuk kandang dipilih dari kotoran sapi
yang sudah dikeringkan dan dimatangkan,
bebas dari butir-butir akar-akar, rumput
dan tanaman liar. Pupuk kandanag ini
dihancurkan dulu sampai tidak ada lagi
butir-butir yang besar. Pupuk kandang ini
dipakai waktu menanam sebagai
penambahan pada tanah urug sesuai
persyaratan penanaman baik untuk pohon
maupun untuk rumput.
c. Pupuk buatan dipakai buat tanaman yang
telah ditanam 3 bulan yang lalu. Pupuk
buatan ini mengandung unsur-unsur NPK
(NP Krustica lengkap kuning) dan dipakai
25 gram/pohon. Pupuk NPK akan
meningkatkan
pembentukan/pertumbuhan akar-akar
dan buah-buahnya. Cara memupuk adalah
menanam pupuk dekat batang tanaman
sedalam 10 cm dan diameter lingkaran
dari alur pemupukan akar sama dengan
lebar padat daun-daun. Pemupukan
diulangi 3 (tiga) bulan kemudian.
d. Untuk tanaman rumput dipakai pupuk
buatan ZA atau urea sebanyak 15
2
gram/m . Pemupukan dilakukan sebulan
sekali. Caranya pupuk dilarutkan dengan
air, kemudian disemprotkan dengan
sprayer ke permukaan rumput.
9) Pemberantasan Hama
a. Pemberantasan hama ini dilakukan
sebelum tanaman terserang hama.
b. Pemberantasan untuk hama (serangga
dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keseluruh permukaan
daun, batang, cabang. Bahan yang
dipakai adalah pestisida campuran
Basudin/Diazinoia 60 % EC (obat tersebut
dicampur dengan air, 2 cc/liter air)
c. Untuk pemberantasan jamur dan
sejenisnya dipakai Fungisida Dithane M-45
yang dicampur air (2 gram/liter air)
permukaan daun, batang, cabang.
d. Untuk memberantas penggerek batang
dipakai BHC dan untuk memberantas
siput darat dipakai Hetodex yang
disebarkan di sekitar pohon.
e. Penyemprotan hama dan jamur dilakukan
:
 Untuk pohon dilakukan satu bulan
sekali.
 Untuk rumput dilakukan satu bulan
sekali.
Penyemprotan hama dan jamur dilakukan
secara bergantian untuk dilakukan sekaligus
tetapi beda waktu selang dua pekan.

31.1 UMUM
1) Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya
termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat-syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Bagian yang di waterproofing :
- Plat atap,KM/WC
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan
dalam gambar
2) Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan
Indonesia 1982 (NI – 3)
b. ASTM : 828
c. ASTME : TAPP I 803 dan 407
3) Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis
produk dan spesifikasi untuk persiapan
permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan
disetujui Tim Pengawas /Perencana.
4) Gambar-gambar pelaksanaan
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing
(gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing
untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar
kerja/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas
dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Tim Pengawas .
5) Contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari
semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik.
b. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib
membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.
6) Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan
bahan
a. Materi harus disiapkan dalam kemasan
yang akan melindunginya dari kerusakan
pada pekerjaan.
b. Dibagian luar tiap kemasan tersebut
harus diberi label yang menyebutkan
nama “generic” dan “merk dagang” dari
produk, berat bersih dan nama pabrik,
nama kontraktor dan nama proyek.
c. Dilapangan bahan harus disimpan di
dalam kemasan yang masih tertutup,
terlindung dari sinar matahari langsung,
dan dilindungi dari percikan api, panas
dan lain-lain.
d. Jangan keluarkan material dari gudang ke
area pekerjaan lebih dari yang diperlukan
untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan
kemasan hanya dilakukan setelah
aplikator siap melaksanakan aplikasi
bahan tersebut.

31.2 PELAKSANAAN
1) Persiapan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus
ditunjukkan kepada Tim Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang
bersangkutan.
b. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus
mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan, dan atas
persetujuan Tim Pengawas.
c. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar
gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Tim
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
d. Kontraktor tidak dibenarkan memulai
pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
2) Pengamanan pekerjaan
a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan
terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini
dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Tim
Pengawas . Biaya yang timbul untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab
kontraktor.

31.3 PERSYARATAN BAHAN


Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan produsen yang ditentukan
oleh pabrik dan standar-standar seperti : NI-3, ASTM
828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak
dibenarkan merubah standar dengan cara apapun
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
a. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga
ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan
harus mendapat sertifikat jaminan
pemeliharaan secara cuma-cuma selama 10
(sepuluh) tahun berupa :
 Jaminan ketepatan pemakaian bahan
(Producer’s Process Performance
Warranty)
 Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikator
Workmanship Warranty)

b. Waterproofing untuk atap :


 Bagian-bagian yang diberi waterproofing
adalah plat-plat beton yang berfungsi
sebagai atap dan sebagai talang.

 Lapisan waterproofing terbuat dari Asphalt


membrane,
Merk yang digunakan : Grace, Fosfroc,
Betecatau setara
 Lapisan Water Stop menggunakan material
Sheet/inject
Merk yang digunakan : Betec, Sikaatau
setara

 Sealant menggunakan type / warna clear


Merk yang digunakan : GE, Dowcorning
atau setara

 Sebelum pemasangan dimulai, pemborong


harus memastikan bahwa kemiringan plat
beton sudah cukup untuk mengalirkan air
hujan ke pipa-pipa pembuangan
(kemiringan minimal 2%).

 Semua cara pemasangan, cara-cara


pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik/produsen.

 Warna bahan waterproofing akan


ditentukan oleh Perencana, dari pilihan
warna yang tersedia.

 Bila ada perbedaan dalam hal apapun


antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan
kepada Tim Pengawas /Pemberi Tugas
sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan di
suatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu,
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

c. Gambar Detail Pelaksanaan :


 Kontraktor wajib membuat shop drawing
(gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing
untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar
kerja/dokumen kontrak.
 Dalam shop drawing harus jelas
dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap di
dalam gambar kerja/dokumen kontrak
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
 Shop drawing sebelum dilaksanakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Tim Pengawas /Pemberi Tugas.
32.1 UMUM
Standart
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia (PPBBI), Mei 1984
2. American Institute of Steel Construction
th
(AISC) Manual of Steel Construction 8
Edition, 1980
3. American Welding Society (AWS D1.0-69:
code for Building Construction) –
bahan-bahan las
4. American National Standard Institute (ANSI)
B 27.265 Plain Washers
5. Ameridan Society for Testing and Materials

33. PEKERJAAN (ASTM) Specifications :


SALURAN KELILING a. ASTM A 35 type E atau S (pipa struktur)
BANGUNAN
b. ASTM A 36 - 70a Structure Steel
c. ASTM A 53 - 72a Welded and Searnless
Steel Pipe
d. ASTM A 153 - 71 Zink Coating (hot dip)
on Iron and Steel Hardware
e. ASTM A 3.07 - 68 Carbon Steel
Externally Threaded Standard Fasteners
f. ASTM A 325-71a High strength Bolt for
Structure steel Joint, Include Suitable
Nuts and Plain Hardware washer
g. ASTM A 370
h. ASTM A 490–71, Quenched and
Tempered Alloy Steel Bolt for Structural
Steel joints

32.2 BAHAN / PRODUK


1. Bahan yang dipergunakan dan
persyaratannya
a. Penutup atap baja canopi
Penutup atap yang dipakai kaca
laminated dengan tebal 12 mm.
b. Baut dan Mur
1. Bahan pengikat struktur/konstruksi
utama: baut-baut, mur-mur/
sekrup-sekrup dan ring-ring
disyaratkan sebagai berikut :
– Untuk sambungan bukan baja ke
baja, harus dari : baja karbon
yang memenuhi ASTM A370 dan
telah digalvanis.
– Untuk sambungan baja ke baja,
harus dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM
A325 dan atau ASTM A490 dan
harus terlapis cadmium.
– Untuk sambungan logam yang
berlainan jenis bahannya,
pangikat-pengikat harus dari
baja tahan korosi yang
memenuhi persyaratan ASTM
A275 type 321
– Ring untuk baut biasa harus
menempuh ANSI B27 type A
2. Baut angkur dan sekrup-
sekrup/mur-mur harus memenuhi
persyaratan ASTM A36 atau A325.
Lapisan seng untuk produksi uliran
sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang tidak terlapis
(unfinished) harus memenuhi ASTM
A307 dengan type baut segi enam
(hexagon holt type)
c. Bahan las
Bahan-bahan las harus memenuhi
persyaratan dari american welding
society” (AWS D1.0-69 : code for
welding in building construction).
d. Pemasangannya
1. Kecuali ditentukan dalam gambar,
pemasangan penutup atap ini harus
sesuai dengan prosedur yang
dikeluarkan dan diketahui oleh
pengawas.
2. Untuk pemasangan atap yang
berhubungan langsung dengan
dinding harus dipasang flasing atas
pesetujuan pengawas.
2. Pekerjaan pengecatan
a. Semua bahan konstruksi baja harus
dilapisi cat, kecuali baja yang tertanam
didalam beton tidak boleh dicat.
b. Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high
strength bolt) permukaan baja tidak
boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan
setelah baut selesai dipasang dan
memenuhi syarat teknis.
c. Cat dasar yang dipakai untuk mencegah
karat dari seluruh konstruksi baja
adalah jenis zinchromate ex.Nippon
Paint atau setara dengan tebal lapisan
min. 75 micron.
d. Cat finishing yang dipakai ex. Emco
atau setara dengan tebal min. 75
micron.

3. Pengelasan, Penyambungan, Pemasangan


Dan Perlindungan Konstruksi
1. Pengelasan
a. Pengelasan harus sesuai dengan
gambar shop drawing yang disetujui
perencana/pengawas dan harus
mengikuti prosedur yang berlaku
seperti AWS atau AISC Spesification.
b. Permukaan–permukaan yang akan
dilas harus dibersihkan dari
bekas-bekas cat, karat, lemak,
kerak-kerak dan kotoran lainnya
serta harus rata, teratur dan halus.
c. Untuk hubungan las penampang
profil, bagian penampang profil
yang akan disambung harus
dipotong miring.
d. Kampuh-kampuh las harus terisi
penuh. Hubungan las yang tidak
sempurna/cacat harus dipotong dan
dilas ulang.
e. Elektrode yang digunakan harus
sesuai dengna ketentuan dari
disetujui oleh pengawas.
f. Pengelasan harus dilakukan
hati-hati dengan sistem las listrik.
g. Pengelasan harus dilakukan sesuai
dengan peraturan dalam PPBBI dan
bagian yang boleh dilas harus sesuai
dengan gambar detail.

2. Penyambungan/pemasangan
a. Semua lubang untuk baut
penyambung harus dibuat dengan
cara mengebor dengan bor listrik
(elektrikal drill). Lubang yang
dibuat harus benar-benar bulat,
tegak lurus pada bidang dan bagian
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

'Konstruksi yang disambung.


b. Untuk lubang-lubang bagian
konstruksi yang dalam
sambungannya harus memakai plat
penyambung cara melubanginya
harus sekaligus antara bagian
konstruksi itu dan plat
penyambungnya supaya penampang
lubang itu sama besar dan
kedudukannya. Apabila didalam
melubanginya ternyata besar lubang
dan kedudukannya tidak sama maka
perubahan-perubahan lubang
dengan cara dibor/diluaskan.
Penyimpangan perluasan diameter
lubang baut ini tidak boleh lebih
dari 0,5 mm.
c. Akhirnya diameter lubang untuk
baut hitam penyambung harus
diusahakan tepat dengan diameter
batang baut. Toleransi yang
diizinkan hanyalah sebesar 0.1 mm
sampai 0.3 mm daripada diameter
batang baut-baut itu.
d. Baut dan plat penyambung yang
dipergunakan untuk konstruksi
harus mempunyai kekuatan minimal
sama dengan kekuatan baja profil
atau plat simpul.
e. Pemasangan mur baut harus
benar-benar kuat serta mempunyai
kekuatan yang merata dan sama.
f. Sebelum dilakukan penyetelan,
semua bidang pemukaan mur baut
dan ring harus bebas dari debu,
karat atau lainnya yang mungkin
akan mengakibatkan terganggunya
kekakuan sambungan.
g. Setiap mur dan baut dilengkapi
dengan 2 (dua) buah ring plat.
Posisi pemasangan as baut/lubang
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

baut harus tegak lurus terhadap


bidang permukaan dimana baut
dipasang.
h. Setelah baut-baut dikendangkan
sampai kekuatan tertentu dengan
memakai kunci momen, kemudian
karena sesuatu hal terpaksa dibuka
lagi maka mur baut serta ringnya
tidak boleh dipakai lagi dan harus
diganti dengan yang baru.
i. Perakitan konstruksi atap serta
trekstang harus sesuai dengan
gambar detail.
j. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas setiap kesalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan
perakitan dan erection konstruksi
atap ini.

4. Perlindungan Konstruksi Baja.


a. Pembersihan
Lapisan permukaan baja dibersihkan
sampai tidak terdapat karat sama
sekali. Pembersihan dilakukan dengan
elektrikal wire brush, kemudian setelah
tercapai tingkat kebersihan yang
dikehendaki, permukaannya dibersihkan
dengan vacum cleaner/air compressor
kering atau kuas yang bersih.
b. Pengecatan
Pengecatan tahap I (cat dasar),
dilakukan setelah seluruh permukaan
baja dibersihkan dengan zinchromate.
Pengecatan harus rata dan seluruh
permukaan konstruksi tertutup secara
merata, setebal 75 micron. Pengecatan
ini dapat dilakukan dengan spray.
Pengecatan tahap II, dilakukan dengan
cat besi (minyak) dengan merk Emco.
Tebal lapisan pengecatan tahap II
adalah 75 micron dalam keadaan kering.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

c. Cara Pengecatan
1. Lapis pertama encer
2. Lapis kedua kental
3. Lapis ketiga encer
5. Bahan konstruksi baja
Bahan profil dan semua material profil, plat
serta kisi-kisi yang akan dibuat konstruksinya
secara las harus dari jenis baja karbon yang
memenuhi persyaratan ASTM A36. Untuk
konstruksi baja profil yang untuk proyek, ini
adalah Baja Profil Produksi Gunung Garuda.
6. Pengujian
a. Sebelum dilaksanakan
fabrikasi/pemasangan, kontraktor
diwajibkan memberikan pada Tim
Pengawas “certificate test” bahan baja
profil, baut-baut, kawat las, cat dari
produsen/pabrik.
b. Pengujian las pada bagian konstruksi
dengan ketebalan bagian yang dilas
tidak lebih dari 2cm,pemeriksaan mutu
pengelasan dilakukan secara Visual. Bila
ditemukan hal-hal yang
meragukan,maka bagian tersebut harus
diuji dengan cara sesuai standart AWS
D.1.0 yaitu :
1. Ultrasonic (sesuai dengan lampiran
C dari AWS D 1.0 atau persyaratan
ASTM E 114-75
2. Magnetik particle (sesuai dengan
ASTM E 109)
3. Liquid penetrant (sesuai dengan
ASTM E 109)
c. Hasil pengujian dari laboratorium harus
secepatnya diserahkan pada Pengawas
atas biaya kontraktor sepenuhnya.

1. Pengukuran

Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan


elevasi. Elevasi yang tertera pada shop drawing diterapkan
di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank
untuk menyimpan elevasi.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

2. Galian Tanah

Setelah melakukan pengukuran dan memasang patok dan


titik elevasi. Sekarang lakukan penggalian tanah dengan
menggunakan alat berat backhoe. Kita juga harus
mengontrol galian tanah tersebut sesuai dengan elevasi
patok yang sudah kita tandai.Dalam target kurang lebih 1
hari pekerjaan galian tersebut selesai dan kedalaman galian
minimal 7,2 meter.

3. Buang Tanah Bekas Galian

Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga


harus mempersiapkan dump truck untuk membuang tanah
bekas galian. Tanah bekas yang dibuang harus sudah
direncanakan dibuang pada tempat luar area proyek. Tapi
kita juga harus menyiapkan sebagian tanah bekas tersebut
untuk melakukan pengurugan tanah kembali. Dengan
demikian area saluran drainase proyek tersebut ketika
sudah selesai akan terlihat bersih.

4. Lantai Kerja

Pada umumnya ketebalan untuk lantai kerja biasanya 50


mm dengan mutu beton K-125 atau bisa juga disebut
dengan istilah B0. Fungsi dari lantai kerja disini adalah
untuk mengontrol elevasi pada permukaan saluran drainase
yang akan dipasang. Sehingga disaat beton pracetak
diturunkan elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.

5. Pengecoran

5.1 Lingkungan Pekerjaan dan mutu beton K-175


mengacu ke Pekerjaan Beton point 20.1
5.2 Bahan Beton ( Semen, Pasir, Kerikil, Air da
Besi Beton) mengacu ke Pekerjaan Beton point
20.2
5.3 Pedoman Pelaksanaan mengacu ke Pekerjaan
Beton point 20.3

PENUTUP
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan,
yang tidak disebut perkataan atau kalimat "
diselenggarakan oleh pemborong " maka hal ini harus
dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka
bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG TYPE 45 BP3B
LOKASI : BLIMBINGSARI-BANYUWANGI
TAHUN : 2018

pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut


kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh pemborong dan diterima
sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko
kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat
yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan
Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat
dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan


ditentukan lebih lanjut oleh pihak Tim Pengawas/
Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS
ini.

Dibuat Oleh
Konsultan Perencana

Anda mungkin juga menyukai