Anda di halaman 1dari 59

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA


JL. JIMERTO NO 6 – 8 SURABAYA

RKS
RENCANA KERJA DAN SYARAT –
SYARAT
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI BAHAN
SATUAN KERJA : DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA
NAMA KEGIATAN : PEMBANGUNAN JALAN
NAMA PAKET : Pembangunan Jalan Paving Baru Lebar 6 m dan Saluran 30/40
dengan Cover (JL. (JL. JL. MEDOKAN TAMBAK 16) )
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
UMUM
Semen / Portland Dynamix, Gresik, Tiga Roda
Semen Cement ( PC )
Semen Instan (Mortar) MU, Prime Mortar
Pasir Pasang
Lokal yang disetujui oleh
Pasir Pasir Urug bawah
Konsultan pengawas
paving
Sirtu Material Timbunan Gempol, Porong
Multipleks 12mm
Bekisting
Rangka kayu meranti
1 PEKERJAAN JALAN DAN SALURAN
1.1 Pekerjaan paving
Conbloc Indonesia Persada,
Focon Indonesia, Mercu Graha
Tebal 6/8 Cm mutu Gempol Permai, Merak Jaya
Paving Standart
K350 Pracetak, Beton Citra Abadi,
Varia Usaha Beton, Bumindo,
Nusantara Beton.
Conbloc Indonesia Persada,
Focon Indonesia, Mercu Graha
Tebal 6/8 Cm mutu Gempol Permai, Merak Jaya
Paving Motif
K350 Pracetak, Beton Citra Abadi,
Varia Usaha Beton, Bumindo,
Nusantara Beton.
Conbloc Indonesia Persada,
Focon Indonesia, Mercu Graha
Tebal 6/8 Cm mutu Gempol Permai, Merak Jaya
Stretcher
K350 Pracetak, Beton Citra Abadi,
Varia Usaha Beton, Bumindo,
Nusantara Beton.
Kanstin Minimal Mutu K175 Conbloc Indonesia Persada,
Focon Indonesia, Mercu Graha
Gempol Permai, Merak Jaya
Pracetak, Beton Citra Abadi,
Varia Usaha Beton, Bumindo,
Nusantara Beton.
Stoper/topi uskup Tebal 6/8 Cm mutu Conbloc Indonesia Persada,
K350 Focon Indonesia, Mercu Graha
Gempol Permai, Merak Jaya
Pracetak, Beton Citra Abadi,
Varia Usaha Beton, Bumindo,
1
SPESIFIKASI TEKNIS

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan


Nusantara Beton.
1.2 Pekerjaan Saluran
U-Ditch (U Gutter) Calvary Abadi, Bumindo Sakti,
Mercu Graha Gempol Permai,
Mutu beton Tjakrindo Mas, Beton Citra
Gandar 5 Ton , 10 Ton, Abadi, Merak Jaya Pracetak,
20 Ton Varia Usaha beton, Lisa
Concrete Indonesia, Nusantara
Beton, Intidi Beton jatim
Calvary Abadi, Bumindo Sakti,
Mercu Graha Gempol Permai,
Mutu beton Tjakrindo Mas, Beton Citra
Cover U Ditch (U
Gandar 5 Ton , 10 Ton, Abadi, Merak Jaya Pracetak,
Gutter)
20 Ton Varia Usaha beton, Lisa
Concrete Indonesia, Nusantara
Beton, , Intidi Beton jatim

2 PEKERJAAN BETON, BESI, PASANGAN, DAN PLESTERAN


2.1 Beton Struktur
Beton Readymix Mutu beton K-350 Dynamix Beton, Merak Jaya
Mutu beton K-250 Beton, Wijaya Karya Beton,
Varia Usaha Beton.
Beton Site mix Campuran beton 1:2:3
Dengan campuran yang
(Minimal Volume
disetujui oleh Konsultan
dibawah 3 m3 baru bisa
pengawas
dilakukan Site Mix)
2.2 Beton Non Struktur
Campuran Beton 1:3:6
Dengan campuran yang
(Minimal Volume
Beton Site mix disetujui oleh Konsultan
dibawah 3 m3 baru bisa
pengawas
dilakukan Site Mix)
Krakatau Steel, Hanil Jaya
2.3 Besi Beton Standart SNI
Stell, Master Stell, Bhirawa,
Kelengkapan K3 Helm Keselamatan/ SNI ISO 3878:2012
2.4
Safety Helmet SNI 3873:2012
SNI-06-0652-2015
Sarung Tangan/ Hand SNI-06-0652-2005
Protection SNI-06-1301-1989
SNI-08-6113-1999
Rompi Keselamatan/
ANSI/ISEA 107-2010
Safety Vest
Sepatu Pengaman/
SNI 7037:2009
Safety Shoes
*Catatan:
Produk yang digunakan merupakan PDN (Produk Dalam Negeri) yang memiliki TKDN
(Tingkat Komponen Dalam Negeri)

2
SPESIFIKASI TEKNIS

PERALATAN UTAMA

No Nama Peralatan Spesifiakasi Jumlah


1 Excavator Min. PC 75 2 Unit
2 Forklift 5 Ton 1 Unit
3 Stamper (Soil Compactor) - 2 Unit
4 Jack Hammer (Concrete - 2 Unit
Breaker)
5 Dump Truck 4 m3 3 Unit
6 Beton Molen/Concrete Mixer Min. 0,7 m3 , Mesin 1 Unit
Diesel/Elektrik 8 PK

 RENCANA KERJA
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action
plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara
terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal
khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada
sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan
kelangsungan proyek tersebut di atas.

 TEMPAT KERJA
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus
menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor .
Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan konsultan pengawas dan Direksi pekerjaan tidak berarti membebaskan Kontraktor
atas tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak. Membuat MC,request
pekerjaan, request material, shop drawing, as built drawing, dan membuat kajian teknis
perubahan desain di lapangan apabila diperlukan.

3
SPESIFIKASI TEKNIS

 TENAGA KERJA
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih
dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan / petunjuk Direksi Pekerjaan.
Penyedia berkewajiban menggunakan sebagian tenaga lokal (tukang dan
pembantu tukang) yang memiliki KTP sebagai warga Surabaya dan diprioritaskan MBR (
Masyarakat Berpenghasilan Rendah).

 SATUAN UKURAN
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud
adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

 PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh
Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor. Orang atau pelaksana
tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan
penerjemah khusus untuk keperluan tersebut.

 PEKERJAAN DAN BAHAN-BAHAN YANG TERMASUK DI DALAM HARGA SATUAN


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan
ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga
kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian
sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja
lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata
pembiayaan khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran,
peralatan, penempatan bahan-bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan,
pengaturan as saluran dan tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain
yang biasanya diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

 LAPORAN
 Laporan Perkembangan Bulanan
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5)
salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal
pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada
4
SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang
barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaansepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi
pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang
dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai barang
pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan dalam bulan
sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang
mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.
 Laporan Harian
Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi.
Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang diperkerjakan di
pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang dalam pesanan,
kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan pekerjaan.

 Buku Tamu
Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu sehubungan
dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti dalam syarat
syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh Kontraktor yang
tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat pembukuan yang tepat
mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan perencana dan
konsultan pengawas.

 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat
ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan direksi maka
pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

 GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN


1. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
a) Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
b) Gambar perubahan yang disetujui Direksi
c) Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
2. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua)
set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan
tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.

5
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk


dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
4. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa
pemeliharaan harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
6. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
7. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku
adalah yang ditetapkan oleh Direksi.

 WILAYAH KERJA
1. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor
kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
2. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
3. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.

 BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN


1. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
2. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
3. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen,
distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
4. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian
(faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian
bahan-bahan yang akan dipakai.

6
SPESIFIKASI TEKNIS

5. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus


menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti
mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
6. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh
yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang
telah diperiksa terdahulu.
7. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
8. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya
dapat dijamin.
9. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
10. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang
diajukan Kontraktor.

 PELAKSANAAN PEKERJAAN DALAM KEADAAN KERING


1. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat bangunan atau
tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup beserta alat Bantu
dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan permukaan
tanah lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana untuk
mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya adalah beban
Kontraktor.
2. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan
pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat menginstruksikan
untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam keadaan kering.
3. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya yang
dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kontraktor .

7
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan atas
kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor
5. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan
sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam
keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor harus
menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.
6. Untuk pembuatan pasangan talud (plengsengan) pada saluran-saluran yang sudah ada,
Kontraktor diharuskan membuat tanggul (kisdam) sepanjang talud dengan ukuran dan
Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat cukup kuat, tidak
mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai,
Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi bahan yang akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
7. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat
lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
8. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan
aliran air di saluran.

8
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 PERSYARATAN TEKNIS


1. Kontraktor bekerja berdasarkan Gambar Kerja
2. Kontraktor harus mengajukan Shopdrawing yang didasarkan pada Gambar Kerja atau
DED dan harus mendapat persetujuan olehKonsultan pengawas sebelum memulai suatu
pekerjaan.
3. Pekerjaan dapat dilaksanakan mengikuti Gambar Kerja atau DED.
4. Item-item pekerjaan yang dilaksanakan sesuai urutan gambar kerja atau DED
5. Item-item yang di jelaskan dalam persyaratan teknis antara lain Pembuatan Rencana
Kerja dan Jadwal Pelaksanaan, Situasi dan Persiapan Pekerjaan termasuk bagian yang
tidak terpisahkan di dalam penawaran Kontraktor. Segala biaya yang di akibatkan oleh
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab dari pada Kontraktor.

1.2 PEMBUATAN RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN


1. Kontraktor berkewajiban menyusun dokumen rencana kerja yang berisi tentang metoda
pelaksanaan pekerjaan konstruksi seperti yang tercantum dalam dokumen penawaran.
Penyusunan rencana kerja juga harus didasari pada pertimbangan teknis dan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan tempat
pekerjaan berlangsung.
2. Dokumen rencana kerja harus diselesaikan oleh Kontraktor selambat-lambatnya 2 hari
sejak ditandatanganinya SPMK ( Surat Perintah Mulai Kerja ) sebelum dimulainya
pelaksanaan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapat persetujuan Konsultan pengawas .
3. Kontraktor berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-
butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran, disahkan oleh Konsultan pengawas .
4. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor selambat-
lambatnya 2 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas
5. Bila selama 2 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor belum
menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor harus dapat menyajikan
jadwal pelaksanaan sementara maksimal untuk 2 minggu pertama dari pelaksanaan
pekerjaan.
6. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 1 Mingguan ini
harus disetujui oleh Konsultan pengawas .
7. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja kalau Konsultan
pengawas meminta diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.

9
SPESIFIKASI TEKNIS

8. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum


adanya sesuatu persetujuan dari Konsultan pengawas .atau rencana kerja ini. Kecuali
dapat dibuktikan bahwa Konsultan pengawas .telah melalaikan kewajibannya untuk
memeriksa rencana kerja kontraktor pada waktunya, maka kegagalan kontraktor untuk
memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang disetujui
Konsultan pengawas , sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari kontraktor yang
bersangkutan.
9. Membuat rambu – rambu lalu lintas sementara untuk pengamanan jalan.
10. Melakukan survey, pengukuran lapangan dan membuat gambar kerja (shop drawing).
11. Membuat dokumentasi foto pelaksanaan, dengan titik sudut posisi angle yang sama
(dengan ketentuan diusahakan titik sudut pandang yang sama pada setiap progress yang
berbeda) mulai dari fisik pekerjaan 0%, 25%, 50%, 75%, 100% setiap STA yang
disepakati waktu uitzet.

1.3 IJIN PELAKSANAAN


Ijin pelaksanaan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai
pegangan kontraktor untuk melaksanaan pada bagian pekerjaan tersebut.

1.4 PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN

Dokumen terlaksana (As Build Document)


a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun
Dokumen terlaksana yang berdiri dari:
1. Gambar – gambar terlaksana
2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan
b. Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Kontraktor untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan/peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa disusun dari:
1. Dokumen Pelaksanaan
2. Gambar – gambar perubahan
3. Perubahan persyaratan teknis
4. Brosur teknis yang di beri tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Konsultan pengawas .
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan di setujui olehKonsultan
pengawas .

1.5 SITUASI/LOKASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

1. SITUASI/LOKASI
Lokasi proyek adalah di JL. Tambak Medokan Ayu 16
a. Lahan proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu
Penjelasan Penunjukan Langsung.
10
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya


menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim/tuntutan.

2. AIR DAN LISTRIK KERJA


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin secara kualitas dan kuantitasnya.
b. Kontraktor harus menyediakan listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus
memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar
jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

3. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar
daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Konsultan pengawas .

4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN


FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas
itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Pemilihan lokasi untuk hal tersebut diatas
harus seijin Konsultan pengawas .

5. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x
150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Konsultan

11
SPESIFIKASI TEKNIS

pengawas.Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam


bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

6. PEMBERSIHAN LOKASI
Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus melakukan pembersihan lokasi serta memperhatikan beberapa hal.
Sebagai berikut

1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar-akar
pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
4. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
5. Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll harus dilaporkan kepada
Konsultan pengawas untuk diminta persetujuannya sebelum pelaksanaan.
6. Apabila dalam penggalian ditemukan material berharga, maka harus melaporkan
kepada Konsultan pengawas
7. Kontraktor tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-
gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika
ada sesuatu hal yang mengharuskan Kontraktor untuk melakukan penebangan,
maka ia harus mendapat ijin dari pemberi tugas.

7. PENGUKURAN / UITZET
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis, elevasi persiapan
lahan, dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan/atau
yang ditentukan Konsultan pengawas, termasuk penyediaan tim ukur yang
berpengalaman. Pekerjaan ini juga meliputi peralatan pengukuran lengkap dan akurat
yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

Standart/Rujukan
Gambar DED
Prosedur Umum
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan
disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan
Kontraktor.
12
SPESIFIKASI TEKNIS

Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam
2 hari setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis
beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh Konsultan
pengawas.

b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Konsultan
pengawas .
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan
Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah
sebagai berikut :
- Kerangka Horizontal (Poligon) :
 Salah pentutup sudut = 10  n
(n = banyak titik / sudut)
 Salah relatif  1 /10000
- Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
 Salah pentutup beda tinggi = 10  D km (mm)
(D = total jarak terpendek)
 Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

c. Patok/Bench Mark
- Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun patok –
patok yang dibuatnya.
- Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan pada
patok harus dilaporkan kepada Konsultan pengawas . Kontraktor setiap waktu
bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya
perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
- Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton
dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :

f c
d
b
a

10 Lapisan Batu

Tanah Dasar dipadatkan


Kepadatan Tanah 90-
e 95%

13
SPESIFIKASI TEKNIS

A b c d e f
Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2.5 Cm

Tanah Kerak : 70 50 15 15 15 2.5 cm

- Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor


- Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
- Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm panjang
300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di atas
permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain
yang ditentukan oleh Konsultan pengawas .

d. Tim Pengukur dan Peralatan


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan pengawas , dan mereka bertanggung jawab memberikan
informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Konsultan pengawas ,
Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai,
akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Konsultan pengawas .
Jika menurut pendapat Konsultan pengawas kemjuan kontraktor tidak
memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau
dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak
dengan standar yang ditentukan, Konsultan pengawas dapat menunjuk stafnya
sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan
seluruh biaya-nya kepada kontraktor

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur.
Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku
yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :
- Pemeriksaan melintang
- Ketinggian patok
- Lokasi pengukuran
- Konstruksi pengukuran
- Potongan melintang
Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
14
SPESIFIKASI TEKNIS

Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan
jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman.
Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Konsultan pengawas .

b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Konsultan
pengawas pada waktu–waktu tertentu selama pelaksanaan proyek.Kontraktor harus
membantu Konsultan pengawas selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :
Kesalahan sudut menyilang e1 = 1’ n
Kesalahan garis menyilang e2 =  (L2 + D2)
L = perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan
D = perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat
e
Ketepa tan 
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang
tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas
selama pemeriksaan.
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Konsultan pengawas tidak membebaskan Kontraktor
dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi,
kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

1.6 DIREKSI KEET


1) Uraian Pekerjaan
Menurut Item pekerjaan ini, Kontraktor harus membangun, menyediakan,
memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak
harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang
penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk
pengelolaan dan Konsultan pengawasan proyek.

2) Ketentuan Umum
a) Kontraktor harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan
Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program
Mobilisasi , dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan
daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas
Pekerjaan.
c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
15
SPESIFIKASI TEKNIS

d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
f) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari
komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru
atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan
maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan
dan peraturan yang berlaku.
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi
pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta
tempat parkir.
j) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar. Dimana
bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan –
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebutsehingga sesuai dengan
ketentuan tanpa adanya tambahan biaya.

3) Dasar Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk Direksi Keet.Walaupun demikian Konsultan
pengawas Pekerjaan dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan
Kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan
perubahan harga.

1.7 PEKERJAAN PEMBUATAN PAPAN BOWPLANK


Pembuatan Papan Bowplank
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personel teknik-nya
untuk melakukan koordinasi survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik
lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi terkait dengan hasil pengukuran
yang telah dilakukan sebelumnya apakah telah sesuai. Kontraktor bersama-sama
dengan Konsultan pengawas harus secara bersama-sama mengambil peil
permukaan dan sounding areal kerja yang akan dijadikan acuan pembuatan papan
bowplank.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat papan bowplank yang diperlukan
sebagai acuan pengukuran dalam pelaksanaan pekerjaan, dan harus
membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Konsultan pengawas sekurang-kurangnya 24 jam
dimuka, bila akan mengadakan leveling pada semua bagian dari pekerjaan.

16
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Kontraktor harus menyediakan, atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang


diperlukan Konsultan pengawas dalam mengadakan papan bowplank tersebut.
5. Pekerjaan dapat diberhentikan beberapa saat oleh Konsultan pengawas bila
dipandang perlu untuk mengadakan penelitin kelurusan maupun level dari bagian-
bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membat peil/titik-titik tanda permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus dberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
8. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuh-nya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Dasar Pembayaran
Pekerjaan Pembuatan Papan Bowplanktidak dibayar Walaupun demikian Konsultan
pengawas Pekerjaan dapat setiap saat, selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan
Kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu.

1.8 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

Mobilisasi dan Demobilisasi berkaitan dengan proses pengadaan material dan alat berat.
Mobilisasi dan Demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Biaya-biaya
yang terjadi akibat dari pengadaan mobilisasi dan demobilisasi alat berat ini menjadi
tanggung jawab dari Kontraktor. Alat berat yang sudah tidak diperlukan harus segera
dikembalikan agar tidak mengganggu aktivitas proyek yang lainnya, ataupun aktivitas
warga sekitar proyek.

1.9 PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran bangunan lama seperti
tertera pada gambar rencana, survey lokasi, dan petunjuk Konsultan pengawas serta
Konsultan pengawas dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material lama
yang tertanam di dalam tanah maupun di atas tanah.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia,
baik orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya
sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek.

17
SPESIFIKASI TEKNIS

Dasar Pembayaran

Semua material bekas bongkaran diangkut keluar proyek dilakukan pembayaran sesuai
dengan volume yang diangkut keluar proyek.

2.0 SISTEM MANAJEMENKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)


KONSTRUKSI

Keselamatan konstruksi adalah segala hal yang meliputi kegiatan keteknikan


dalam mewujudkan Pekerjaan Konstruksi yang aman dan andal serta menjaga
keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan.
Sistem Manajeman Keselamatan Konstruksi adalah bagian dari sistem
manajemen pelaksanaan pekerjaan konstrukis dalam rangka penerapan keamanan,
kesehatan, dan keberlanjutan pada setiap Pekerjaan Konstruksi. Adapun perincian
kegiatan penyelenggaraab Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi harus
mencakup :
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
b. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan K3;
c. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD);
d. Asuransi dan Perizinan;
e. Personel K3 Konstruksi;
f. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. Rambu-rambu yang diperlukan;
h. Peralatan terkait dengan Pengendalian Resiko Keselamatan Konstruksi

Adapun uraian dari item-item tersebut diatas antara lain ;


2.0.1 Penyiapan RKK.
a. Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
RKK adalah dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Kontraktor dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara Kontraktor dengan Pengguna Jasa dalam Penerapan SMKK..

2.0.2 Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain


a. Induksi K3 (Safety Induction)
Induksi K3 atau Safety Induction adalah pendekatan dan pengarahan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta ketertiban proyek kepada pekerja baru,
tamu dan kepada pekerja yang akan melakukan kegiatan pekerjaan dengan potensi
risiko bahaya tinggi.

b. Spanduk (Banner) K3
Sebagai salah satu media promosi yang menyediakan sejumlah berita tentang K3 atau
pesan K3 yang diperuntukan bagi para Pekerja.
18
SPESIFIKASI TEKNIS

2.0.3 Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD):
Keselematan bekerja adalah hal wajib yang diprioritaskan bagi seluruh
perusahaan. Untuk menjamin pelaksanaanya diatur di dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Tujuanya guna membuat standart yang jelas mengenai keselamatan
kerja yang didalamnya terdapat Aspek APK dan APD yang meliputi dari :
 Alat Pelindung Kerja (APK)
Alat Pelindung Kerja adalah komponen alat yang mampu memberikan keselamatan
terhadap para pekerja dan mengurangi serta menghindarkan dari potensi bahaya. Alat
Pelindung Kerja harus dalam kondisi baru dan mengikuti standart yang berlaku Alat
Pelindung Kerja terdiri dari :
a. Pagar Pengaman
b. Pembatas Area
 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri adalah komponen alat yang mampu memberikan perlindungan
ekstra pada seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja. Dengan kata lain,
APD merupakan perlenngkapan wajib yang harus digunakan saat bekerja.Umumnya,
penggunaanya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko yang harus dihadapi,
baik oleh pekerja maupun orang-irang disekelilingnya. Sehingga, diharapkan proses
kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak Alat Pelindung Diri harus dalam
kondisi baru dan mengikuti standart yang berlaku ,terdiri dari :
a. Helm Pelindung
b. Sarung Tangan
c. Sepatu Keselamatan
d. Rompi Keselamatan
Untuk point a,b,dan c, jumlah minimal yang harus disediakan oleh kontraktor sesuai
dengan jumlah pekerja yang berada di lokasi pekerjaan.Sedangkan point yang lainya
disediakan jika diperlukan sesuai dengan item pekerjaan.
 Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
Tamu proyek – warna putih polos
a. Tim proyek
b. Pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm)
c. Kepala pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8
mm)
d. Pekerja pada Unit K3 – warna merah;
e. Pekerja pada Unit kerja Sipil – warna kuning;
f. Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
g. Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan
pelindung kepala.

2.0.4 Asuransi dan Perizinan


Asuransi proyek yang merupakan bagian dari produk asuransi umum yang
memberikan jaminan finasial jika terjadi kerugian pada pemilik proyek, kontraktor,
tenaga kerja, aset atau mesin dalam proyek, hingga tanggung jawab hukum terhadap
19
SPESIFIKASI TEKNIS

pihak ketiga dalam mas pembangunan proyek.Sedangkan untuk perizinan disini


ditujukan kepada Mesin Alat Berat (SILO) untuk izin layak operasi dan SIO untuk
operator layak mengoperasikan alat tersebut. Asuransi dan Perizinan yang masuk di
SMK3 ini yaituAsuransi Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan.

2.0.5 Personel K3 Konstruksi


Sistem Manjeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem
manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan keselamatan dan kesehatan
kerja. Untuk mendapatkan Sistem tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan
maka perusahaan menyediakan personel yang memilik kualifikasi, saran, dan dana
yang memadai sesuai dengan Sistem Manajemem K3 yang diterapkan. Untuk tenaga
ahli kontraktor dilapangan harus stand by dan harus sesuai dengan penawaran yang
disampaikan. Maka dari itu diperlukan minimal dalam sebuah proyek antara lain
(sesuai dengan kebutuhan)yaitu Ahli K3 Konstruksi atau petugas K3 Konstruksi

2.0.6 Fasilitas, sarana,prasaranan dan alat kesehatan


Faslitas, sarana, prasarana dan alat kesehatan harus disediakan di dalam proyek
yang berfungsi sebagai pertolongan pertama jika terjadi risiko kecelakaan kerja
ringan. Minimal yang bisa disediakan yang disesuaikan dengan kebutuhan antara
lain yaitu Peralatan P3K.

2.0.7 Rambu-rambu yang diperlukan


Rambu – rambu K3 berstandar nasional dan sesuai dengann kebutuhan setiap
perusahaan untuk melindungi karyawan dan tamu.Merupakan tanggung jawab
perusahaan untuk memasang rambu supaya untuk meminimalisir potensi bahaya
yang terdapat di area kerja. Rambu K3 adalah sebuah media komunikasi visual berisi
petunjuk dan pengingat untuk membantu melindungi keselamatan dan kesehatan
karyawan dan pengunjung yang berada dilokasi proyek. Agar optimal dan mudah
terlihat serta dapat menyampaikan informasi yang dimaksud maka diperlukan
beberapa cara untuk mengoptimalkan rambu seperti; menentukan kebutuhan,
membuat desain dan format, bahan material yang digunakan, lokasi pemasangan
rambu K3, serta sosialisasi. Untuk jenis-jenis rambu dan alat pendukung lainya
disesuaikan dengan kebutuhan atara lain :
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu peringatan
c. Traffic Cone

2.0.8 Pengendalian Covid -19


Dimasa pandemi ini perlu dilakukan beberapa pencegahan dalam suatu
kegiatan konstruksi, antara lain dengan menyiapkan :
a. Masker Kesehatan
b. Handsanitizer
20
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB II
PEKERJAAN TANAH

2.1 PEKERJAAN GALIAN


2.1.1 Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan penggalian saluran harus menyesuaikan jumlah stock u-ditch yang
tersedia (sesuai dengan kapasitas kemampuan pemasangan u-ditch) sehingga tidak
ada galian dengan kondisi terbuka. Bila ketentuan ini tidak dilaksanakan, Penyedia
akan dikenai sanksi berupa surat peringatan tertulis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari lokasi perencanaan atau
sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
c) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan struktur pondasi batu kali,
untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian
bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, dan umumnya untuk
pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan.
d) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Item pekerjaan ini berlaku
untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan
pekerjaan galian dapat berupa:
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu
iii) Galian Struktur
e) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan
beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton, serta
pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
f) Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
oleh Konsultan pengawas Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk
proses daur ulang. Material lama bekas galian harus diatur
penggunaan/penempatannya oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian bahan
perkerasan lama.
b) Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis
profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di
mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.

21
SPESIFIKASI TEKNIS

c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran
air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan
a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Item pekerjaan ini, sebelum
memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas
Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli
sebelum operasi pembersihan, memasang patok – patok batas galian, dan
penggalian yang akan dilaksanakan.
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas Pekerjaan metode
kerja dan gambar detil seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),
cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cutoff wall), dan gambar-gambar
tersebut harus memperoleh persetujuan dari Konsultan pengawas Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur
sementara yang diusulkan.
c) Kontraktor harus memberitahu Konsultan pengawas Pekerjaan untuk setiap galian
untuk tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat
dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan.
d) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas Pekerjaan suatu
catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas tanah yang akan dikupas atau
digali.
4) Pengamanan Pekerjaan Galian
a) Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil
sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil.
Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
c) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk
gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah
ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Konsultan pengawas Pekerjaan dan
telah dipadatkan.
d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup
kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat
kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.

22
SPESIFIKASI TEKNIS

e) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian dan
harus bekerja di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan
seorang Konsultan pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya
memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian
cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat
kerja galian.
f) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya.
5) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound),
dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan
gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
6) Kondisi Tempat Kerja
a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan
(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding
penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan
harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan
terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih
yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun
dan desinfektan yang memadai.
7) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai
berikut :
i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Konsultan pengawas Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai
memenuhi toleransi yang disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Konsultan pengawas Pekerjaan, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau
menjadi lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan pilihan atau
lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan Konsultan pengawas
Pekerjaan.
iii) Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman melebihi yang
telah ditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan yang sama
dengan perkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang ditetapkan.
8) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas

23
SPESIFIKASI TEKNIS

dan lingkup kegiatan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif


untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang
menurut pendapat Konsultan pengawas Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan
bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang
tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan
permanen.
c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yang
tidak disetujui oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor di luar lokasi perencanaan
seperti yang diperintahkan Konsultan pengawas Pekerjaan.
d) Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian yang
diuraikan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir
dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan dan perolehan ijin dari pemilik atau
penyewa tanah dimana pembuangan akhir tersebut akan dilakukan.
e) Bahan hasil galian struktur yang surplus, tidak boleh diletakkan di daerah aliran
agar tidak mengganggu aliran dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari
struktur. Tidak ada bahan hasil galian yang boleh ditumpuk sedemikian hingga
membahayakan seluruh maupun sebagian dari pekerjaan struktur yang telah selesai.
2.1.2 Prosedur Penggalian
1) Prosedur Umum
a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan
dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan
bahan perkerasan lama.
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
c) Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat
Konsultan pengawas Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus
seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi
syarat, sebagaimana yang diperintahkan Konsultan pengawas Pekerjaan.
d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun
bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.
Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh
tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Konsultan pengawas
Pekerjaan.
24
SPESIFIKASI TEKNIS

e) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian,


Kontraktor harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah,
agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah
terbuka.

2.1.3 Pengukuran Dan Pembayaran


1) Galian yang Tidak Diukur untuk Pembayaran
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar menurut
Item pekerjaan ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam harga penawaran
untuk berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan
batu (stone masonry) dan gorong-gorong pipa. Jenis galian yang secara spesifik tidak
dimasukkan untuk pengukuran dalam Item pekerjaan ini adalah:
a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran
kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan di atas, atau untuk membuang batu
atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan dalam di atas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya telah
diterima oleh Konsultan pengawas Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan
atau metode kerja Kontraktor yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak
memberikan kontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut.
b) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu,
tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Item pekerjaan ini. Pengukuran dan
Pembayaran harus dilaksanakan menurut Spesifikasi ini.
c) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa, tidak
akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang telah
dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-masing
bahan tersebut, sesuai dengan Spesifikasi ini.
d) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi (reinstatement)
perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan
ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-
masing bahan yang digunakan pada operasi pengembalian kondisi sesuai dengan
Spesifikasi ini.
e) Galian untuk pengembalian kondisibahu jalan dan pekerjaan minor lainnya, kecuali
untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Item pekerjaan ini.
f) Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan
diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk dalam
harga penawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan rutin yang
tercakup dalam Spesifikasi ini.
g) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja
tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah
dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan atau bahan perkerasan.
25
SPESIFIKASI TEKNIS

h) Pekerjaan galian dan pembuangan selain untuk tanah, batu, perkerasan berbutir,
tanah organik dan bahan perkerasan aspal lama, tidak akan diukur untuk
pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai
harga satuan penawaran yang untuk masing-masing operasi pembongkaran struktur
lama sesuai dengan Spesifikasi ini.
2) Pengukuran Galian untuk Pembayaran
a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan. Faktor
penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk menghitung kuantitas setara untuk
timbunan:
Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang melintang
profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian
akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode
perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang
melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau
dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar.
b) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Kontraktor sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai
ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Kontraktor dengan exploitasi
sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
c) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut:
 Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya.
 Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
 Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di
atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian
karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
d) Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah ekspansif,
tanah yang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung
sedang, jika tidak disebutkan lain dalam pasal-pasal yang sebelumnya, harus diukur
untuk pembayaran sebagai Galian Biasa.
4) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk
cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Item
pekerjaan ini.

26
SPESIFIKASI TEKNIS

2.2 URUGAN
2.2.2 Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Item pekerjaan ini harus dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, dan Timbunan
Pilihan Berbutir di atas tanah rawa.
c) Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika
diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng
yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan
lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
d) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan sebagai lapisan penopang
(capping layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2%
yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan diatas
tanah rawa, daerah berair dan lokasi-lokasi serupa dimana bahan Timbunan
Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
e) Baik Timbunan Pilihan maupun Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan
untuk penimbunan kembali pada abutmen dan dinding penahan tanah serta
daerah kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan
dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau bilamana
diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
f) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase
porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah
hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan
jenis ini telah diuraikan dari Spesifikasi ini.
g) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini
mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
2) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
27
SPESIFIKASI TEKNIS

d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
3) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.


SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan
Alat Konus Pasir.
SNI-03-6371-2000 : Tata Cara Pengklasifikasian Tanah dengan Cara
Unifikasi Tanah.
SNI 03-6795-2002 : Metode Pengujian untuk Menentukan Tanah
Ekspansif
SNI-03-6797-2002 : Tata Cara Klasifikasi Tanah dan Campuran Tanah
Agregat untuk Konstruksi Jalan
SNI 1966:2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
Plastisitas Tanah.
SNI 1967:2008 : Cara Uji Penentuan Batas Cair untuk Tanah.
SNI 1742:2008 : Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah.
SNI 1743:2008 : Cara Uji Kepadatan Berat untuk Tanah.
SNI 3422:2008 : Cara Uji Analisis Ukuran Butir Tanah.
4) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Item pekerjaan dari
Spesifikasi ini, Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini
kepada Konsultan pengawas Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai
pekerjaan disetujui oleh Konsultan pengawas Pekerjaan:
i) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah
dipersiapkan untuk penghamparan timbunan;
ii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada
permukaan yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup
memadai, bilamana diperlukan menurut Pasal di bawah ini.
b) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Konsultan pengawas
Pekerjaan paling lambat 2 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan
pertama kalinya sebagai bahan timbunan:
i) Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus
disimpan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk rujukan selama Periode
Kontrak;
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk
bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang
menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang
disyaratkan .
28
SPESIFIKASI TEKNIS

c) Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada
Konsultan pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan
sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas Pekerjaan, tidak
diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan sebelumnya :
i) Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan.
ii) Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa
toleransi permukaan yang disyaratkan dipenuhi.

5) Jadwal Kerja
a) Timbunan pada lokasi rencana harus dikerjakan dengan menggunakan pelaksanaan
bertahap dimulai dari sisi yang paling dekat dengan jalan sampai ke sisi Batas
paling ujung berikutnya, sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.

6) Kondisi Tempat Kerja


a) Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem
drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus disediakan pada
sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase permanen.
b) Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian
kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.

7) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan
pemadatan kembali.
b) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya
tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
c) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat
bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Konsultan
pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang
diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan
dan penggantian bahan.

29
SPESIFIKASI TEKNIS

d) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam dari Spesifikasi ini.
8) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian
Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.
9) Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan. Semua permukaan timbunan yang
belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk memperkecil
penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran plastik pada akhir kerja setiap hari
dan juga ketika akan turun hujan lebat.

2.2.2 Bahan
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan "Bahan
dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.

2) Timbunan Biasa
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan
permanen seperti yang diuraikan dari Spesifikasi ini.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 atau sebagai CH
menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan
tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali
yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis
seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di
bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai
tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang
diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam gambar atau tidak kurang dari 6%
jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 %
kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-
1989).
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau
"extra high" tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase
kadar lempung (SNI 03-3422-1994).

30
SPESIFIKASI TEKNIS

d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat sifat sebagai berikut:
- Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam
sistem USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-rumputan,
akar, dan sampah.
- Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan
untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan (>OMC+1%).
- Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van Der Merwe dengan ciri ciri adanya retak memanjang sejajar
tepi perkerasan jalan.
3) Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan atau Timbunan
Pilihan Berbutir bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana bahan-
bahan ini telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai
timbunan biasa
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan
dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh Konsultan pengawas Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng
yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.

4) Timbunan Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa


Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu,
pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum
6 % (enam persen).

2.2.3 Penghamparan Dan Pemadatan Timbunan


1) Penyiapan Tempat Kerja
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi ini.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak dan tidak sesuai atau tanah rawa, dasar pondasi
timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan
atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar
pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang
ditempatkan di atasnya.
c) Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
31
SPESIFIKASI TEKNIS

lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok
di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja
tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.

Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai serta dilakukan penyiraman
air dan disetujui Konsultan pengawas Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
d) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
e) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Kontraktor harus membuat
timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi
memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi jauh
lebih tinggi dari sisi lainnya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak
boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah berada
di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di
laboratorium di bawah Konsultan pengawas.
f) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat
normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih
dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
g) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih
dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah
maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya
rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
32
SPESIFIKASI TEKNIS

2.2.4 Jaminan Mutu


1) Pengendalian Mutu Bahan
a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan, tetapi
bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan
dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan,
yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber
bahan.
b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat
Konsultan pengawas Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar
perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati.
c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan
untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah
pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh
dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai
Aktif. Konsultan pengawas Pekerjaan setiap saat dapat memerintahkan
dilakukannya uji ke-ekspansif-an tanah sesuai SNI 03-6795-2002.
2) Ketentuan Kepadatan untuk Timbunan Tanah
a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 %
bahan yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize)
tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus
memperbaiki pekerjaan sesuai ini. Pengujian harus dilakukan sampai
kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m. Untuk
penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-
gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis
penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling
sedikit satu rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk
setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang dihampar.

3) Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk
mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup
mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti.

33
SPESIFIKASI TEKNIS

Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan


pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat
diterima oleh Konsultan pengawas Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya
harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar
air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

2.2.5 Metode Pengukuran Dan Dasar Pembayaran


1) Pengukuran Timbunan
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil
galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian
dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode
perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan
penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m, dan
berselang tidak lebih dari 50 meter untuk daearah yang datar.
b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
i) Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan atau
bahan yang lunak sesuai dengan Pasal di atas dari Spesifikasi ini, atau untuk
mengganti batu atau bahan keras lainnya yang digali.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal bilamana Kontraktor tidak dianggap bertanggung-jawab sesuai
dari Spesifikasi ini.
c) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang
diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah,
dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh
biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Item pekerjaan ini.

GALIAN RESAPAN AIR


3.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengalian, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,

34
SPESIFIKASI TEKNIS

untuk Melakukan galian , penimbunan kembali galian dan untuk timbunan sirtu yang
diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan
elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan. Dengan dimensi 20 cm x 30 cm untuk lebar mengikuti eksiting. Dipasang
dengan jarak setiap 5 meter.
3.2 Bahan
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan Sirtu harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan
"Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.

2) Timbunan Sirtu
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dari Spesifikasi ini.
3.3 Penghamparan Dan Pemadatan Timbunan
1) Penyiapan Tempat Kerja
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi ini.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak dan tidak sesuai atau tanah rawa,
dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan
dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian
permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk
Timbunan yang ditempatkan di atasnya.
c) Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan
kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan di atas permukaan lama atau
pembangunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang
keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan
pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai
kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal
tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari
60 cm untuk kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15%.

Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai serta dilakukan penyiraman
air dan disetujui Konsultan pengawas Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.

35
SPESIFIKASI TEKNIS

3.4 Metode Pengukuran Dan Dasar Pembayaran


1) Pengukuran Timbunan
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil
galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian
dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode
perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan Dengan
dimensi 20 cm x 30 cm untuk lebar mengikuti eksiting. Dipasang dengan jarak setiap
5 meter.
b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
i) Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan
atau bahan yang lunak sesuai dengan Pasal di atas dari Spesifikasi ini, atau untuk
mengganti batu atau bahan keras lainnya yang digali.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal bilamana Kontraktor tidak dianggap bertanggung-jawab sesuai
dari Spesifikasi ini.
c) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang
diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah,
dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh
biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Item pekerjaan ini.

36
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB III
PEKERJAAN PASANGAN

3.1 PASANGAN KANSTIN DAN PAVING


Pekerjaan kanstin
3.1.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua materialdan pemasangan kanstin
pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
pengawas Pekerjaan. Persyaratan bahan yang harus disediakan dan digunakan
harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan.
2) Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan
Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi pekerjaan yang akan
menggunakan paving disediakan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan setelah
Kontraktor menyelesaikan laporan desainnya sesuai dengan Spesifikasi ini.
3) Produk :
Kanstin : ( 40 cm x 25 cm x 15 cm )
4) Toleransi Dimensi.
Panjang/lebar ±2mm
Tebal ±3mm
5) Persyaratan Mutu
Kanstin yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh,
mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian
sudut dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari tangan.
Kanstin cacat yang disebabkan oleh adanya kecerobohan dalam cara
penanganan baik pada saat pemuatan dan penurunan dapat diperhitungkan
sebagai barang reject.

1. Kuat Tekan Kanstin , SNI 03-0691-1996 : Min 175 Kg/cm2


2. Kekuatan lentur individual block : 60 kg/cm2 dengan derajat mutu
perkerasan yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat diperoleh
secara lokal dan menurut suatu pola yang dapat diterima oleh Konsultan
pengawas Pekerjaan. Kanstin harus dibuat minimum dari beton K-175

6) Perbaikan atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Setiap jeniskanstin yang tidak memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini atau
menurut pendapat Konsultan pengawas Pekerjaan dalam segala hal tidak dapat
diterima, maka harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri atas petunjuk Konsultan pengawas Pekerjaan.

37
SPESIFIKASI TEKNIS

3.1.2 Bahan
1) Sirtu Ayak.
2) Pasir Urug.
3) Kanstein K-175, Campuran abu batu, pasir, agregate, dan semen.

3.1.3 Pelaksanaan Pemasangan Kanstin


Syarat Pemasangan
1. Campuran Spesi dengan perbandingan 1: 2 dengan ketebalan 3 cm lebih dulu
digelar sebagai alas sebelum kanstin dipasang.
2. Pemasangan kanstin dimulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan spesi.
3. Pemasangan antar kanstin diberi jarak agar tidak saling menempel satu dengan
lainya
4. Celah yang diakibatkan pemasangan kanstin tersebut diisi dengan campuran spesi 1:
2.

Pekerjaan Paving
3.2.1 Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua materialdan pemasanganpaving
pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
pengawas Pekerjaan. Persyaratan bahan yang harus disediakan dan digunakan
harus memenuhi ketentuan yang dinyatakan.

2) Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan


Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi pekerjaan yang akan
menggunakan paving disediakan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan setelah
Kontraktor menyelesaikan laporan desainnya sesuai dengan Spesifikasi ini.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja

Dua buah contoh blok beton (cone block) beserta sertifikat dari pabrik pembuatnya
harus diajukan pada Konsultan pengawas Pekerjaan yang meliputi antara lain :
dukungan dari pabrik, kualitas bahan, kuantitas dan supply dari pabrik yang
bersangkutan.

1. Produsen Paving Stone harus sudah memiliki Sertifikat ISO.

2. Standar Rujukan

BS 6717 Part 1: 1993, Specification for Paving Block

SNI 03-0691-1996: Standar Bata Beton (Paving Block)

38
SPESIFIKASI TEKNIS

SNI 0028-1987-A : Standar Ketahanan Aus

SK SNI S - 02 - 1990 – F: Spesifikasi untuk Agregat Beton

SNI 15-2049-2004: Standar untuk Semen Portland

SNI 06-0387-1989: Standar Pigmen Besi Oksida.

3. Produk
a. Paving stonewarna abu abu
Panjang : ±21 cm
Lebar : ± 10,5 cm
Tebal : ±8,0 cm
b. Paving stone merah (Warna)
Panjang : ±21 cm
Lebar : ± 10,5 cm
Tebal : ±8,0 cm
c. Paving stone hitam (Warna)
Panjang : ±21 cm
Lebar : ± 10,5 cm
Tebal : ±8,0 cm
d. Paving ½ block hitam (Warna)
Panjang : ±10.,5 cm
Lebar : ± 10,5 cm
Tebal : ±8,0 cm

4. Toleransi Dimensi.
Panjang/lebar ±2mm
Tebal ±3mm

5. Persyaratan Mutu
Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh,
mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian
sudut dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari tangan.
Paving block cacat yang disebabkan oleh adanya kecerobohan dalam cara
penanganan baik pada saat pemuatan dan penurunan dapat diperhitungkan
sebagai barang reject.

1. Kuat Tekan paving , SNI 03-0691-1996 : Min 350 Kg/cm2


2. Kekuatan lentur individual block : 60 kg/cm2 dengan derajat mutu
perkerasan yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat diperoleh secara lokal dan
menurut suatu pola yang dapat diterima oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
Blok beton/paving tersebut minimum harus dibuat dari beton K-350, dan Kanstin
harus dibuat minimum dari beton K-175

39
SPESIFIKASI TEKNIS

4) Perbaikan atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Setiap jenis paving yang tidak memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini atau menurut
pendapat Konsultan pengawas Pekerjaan dalam segala hal tidak dapat diterima, maka
harus diperbaiki atau diganti oleh Kontraktor dengan biaya sendiri atas petunjuk
Konsultan pengawas Pekerjaan.

3.2.2 Bahan
1) Sirtu Ayak.
2) Pasir Urug.
3) Paving Stone 21 x 10,5 x 6 cm warna abu dan merah ,dan Uskup tebal 6cm warna
merah , Kanstein 40x25x15x13. Kekuatan bahan-bahan tersebut menggunakan K.
350 buatan Pabrik dan Kanstein K-175, Campuran abu batu, pasir, agregate, dan
semen.
4) Untuk warna merah/hitam/putih Paving Stone menggunakan Full Colour(
homogen ) di semua sisinya sesuai tebal paving stone.
5) Warna merah menggunakan pigmen Iron Oxyde.
6) Warna merah harus tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak luntur.
7) Warna merah khusus dipergunakan untuk pemasangan ruang luar ( out door ).

3.2.3 Pelaksanaan Pemasangan Paving Stone

Syarat Pemasangan
1. Pasir alas seperti yang dipersyaratkan, segera digelar di atas lapisan base, kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan seragam dan mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
2. Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter di depan paving terpasang dengan
tebal screeding max. 50 mm dan min. 25 mm. Pasir tidak boleh terganggu dengan getaran
apapun sampai dengan pemasangan block dilakukan.
3. Pemasangan conblock harus dimulai dari satu titik/ garis (starting point) di atas lapisan
pasir alas (laying course)
4. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang ditarik tegang dan diarahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian buat
pasangan kepala masing-masing di ujung benang tersebut.
5. Pemasangan paving harus segera dilakukan menyusul steelah penggelaran pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antara block dengan membuat jarak celah/naat dengan
spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
6. Memasang paving harus maju, kemudian si pekerja mengambil posisi di atas block yang
sudah terpasang.
7. Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan paving
minimal mencapai 2 % dan maksimal 4% dengan toleransi cross fall 10 mm untuk setiap
jarak 3 meter garis lurus dan 20 mm untuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan
maksimum kerataan pasangan antar block tidak boleh melebihi 3 mm.

40
SPESIFIKASI TEKNIS

8. Pengisian joint filler segera dilakukan menyusul pemasangan paving dan dilanjutkan
dengan pemadatan.
9. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang mempunyai plate
area 0,35 sampai 0,5 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16-20 kN dan getaran dengan
frekuensi 75-100 Hz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan
pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan adalah 1 meter di belakang akhir
pasangan. Pemadatan biasanya dilakukan sebanyak 2 putaran, putaran pertama ditujukan
untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5-25 mm (tergantung pasir yang dipakai).
Pemadatan Putaran Kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan
masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

3.2.4 Pengujian

Uji Tekan dan Keausan Paving mengacu pada tabel berikut:


Tabel I. Sifat – sifat fisika
Kuat Tekan Ketahanan Aus
Mutu (Mpa) (mm/Menit)
Rata – rata Min. Rata - rata Min.
A 40 35 0,090 0,103
B 20 17,0 0,130 0,149
C 15 12,5 0,160 0,184
D 10 8,5 0,219 0,251

1. Dimensi Paving
 Tebal = 6 cm
 Panjang = 21 cm
 Lebar = 10,5 cm

2. Tegangan hancur = 350 Kg/cm2

3. Keausan = segmen mutu A di atas

4. Berat Jenis = 1 buah paving = 2250 Kg/m³

5. Toleransi ketidak sesuaian mutu < 20%

6. Teknik sampling:
Sampel sebelum dilakukan pelaksanaan diuji dengan parameter kualitas kuat
tekan sebagai berikut :
a. Pada saat pelaksanaan dilakukan sampling terhadap paving
stone10,5x10,5 cm warna abu-abu yang sudah terpasang diambil sampel
sebanyak 15 buah paving
41
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Untuk kanstin (15x25x40)cm minimal 3 buah.


c. Topi uskup diambil minimal 3 buah
Sampel sebelum dilakukan pelaksanaan diuji dengan parameter kualitas kuat
tekan pada paving stone motif sebagai berikut :

Untuk Paving Motif X3 :


a. Paving X3 Abu-abu diambil sampel 8 Buah
b. Paving X3 Hitam diambil sampel 7 Buah
c. Topi uskup X3 diambil sampel 3 Buah
d. Untuk kanstin (15x25x40)cm minimal 3 buah.
Untuk Paving Motif Rombo :
a. Paving Rombo Hitam diambil sampel 4 Buah
b. Paving Rombo Putih diambil sampel 4 Buah
c. Paving Rombo Abu-abu diambil sampel 4 Buah
d. Paving Stone Hitam diambil sampel 3 Buah
e. Untuk kanstin (15x25x40)cm minimal 3 buah.
Untuk Paving Motif Kotak :
a. Paving Stone Hitam diambil sampel 4 Buah
b. Paving StonePutih diambil sampel 4 Buah
c. Paving StoneAbu-abu diambil sampel 4 Buah
d. Paving Stone10.5x10.5 Warna Hitam diambil sampel 3 Buah
e. Untuk kanstin (15x25x40)cm minimal 3 buah.

3.2.5 Metode Pengukuran Dan Dasar Pembayaran


1) Pengukuran untuk Pembayaran
Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang Uskup dan
Kanstin yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan disetujui. Unit-unit
tertentu yang memakai ukuran non-standar akan diukur menurut panjangnya.
Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara kerb pemisah jalan
(concrete barrier) dan kerb tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan
kewajiban (subsider)Kontraktor berdasarkan Pasal ini.

2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian serta penempatan
semua material, termasuk pasir sawur, peralatan, pemadatan, uji bahan dan kebutuhan
insidental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan
dalam Pasal ini.
42
SPESIFIKASI TEKNIS

3.3 PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


3.3.1 Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pemasangan pondasi batas lahan yang memisahkan lokasi
perencanaan dengan kolam/tambak yang ada di sebelahnya dengan menggunakan
pasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah
disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan pengawas Pekerjaan.
b) Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu dan bentuknya cocok serta mutu
kerjanya tinggi, Konsultan pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penggunaan
pasangan batu dengan mortar (mortared stonework) sebagai pekerjaan pasangan
batu (stone masonry) untuk struktur dengan daya dukung yang lebih besar seperti
gorong-gorong pelat, tembok kepala gorong-gorong dan tembok penahan tanah.
c) Untuk kegiatan yang memakai Lapis Pondasi Semen Tanah, Konsultan pengawas
Pekerjaan mungkin memperkenankan pemakaian batu bata sebagai pengganti batu
biasa untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar, asalkan batu bata itu dalam
keadaan baik, dan tidak boleh dipakai pada struktur penahan beban.
2) Toleransi Dimensi
a) Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar
tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan
mortar di sekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan
c) dan saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh
berbeda lebih dari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau
disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui.
d) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortarharuslah 20 cm.
e) Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang
penangkap (catch pits) dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 3 cm dari
profil yang ditentukan atau disetujui.
5) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk
pekerjaan pasangan batu dengan mortar, Kontraktor harus mengajukan kepada
Konsultan pengawas Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-
masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Konsultan
pengawas Pekerjaan untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang
disetujui oleh Konsultan pengawas Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh dimulai sebelum
Konsultan pengawas Pekerjaan menyetujui formasi yang telah disiapkan untuk
pelapisan.
6) Jadwal Kerja
a) Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap
satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan

43
SPESIFIKASI TEKNIS

untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru.
b) Bilamana pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng atau sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal
haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan
mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan haruslah
dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.
7) Kondisi Tempat Kerja
Ketentuan tentang menjaga tempat kerja agar senantiasa kering dan
menjamin fasilitas sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para pekerja,
harus juga berlaku untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortar.
8) Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan. dari Spesifikasi ini harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri dan dengan cara yang diperintahkan oleh Konsultan pengawas
Pekerjaan.
9) Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan
terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal, Kontraktor juga
harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua pekerjaan pasangan
batu dengan mortar untuk drainase yang telah selesai dan diterima selama Periode
Pelaksanaan.

3.3.2 Bahan Dan Jaminan Mutu


1) Batu
a) Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah,
yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam
segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
b) Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Konsultan pengawas Pekerjaan sebelum
digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus
berbentuk persegi.
c) Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang
digunakan untuk pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
2) Mortar
Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi dari Spesifikasi ini.

3.3.3 Pelaksanaan
1) Penyiapan Formasi atau Pondasi
a) Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan
ketentuan.
b) Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan mortar
atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan .item pekerjaan Galian.
c) Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana
disyaratkan, sesuai dengan ketentuan Item pekerjaan Drainase Porous.

44
SPESIFIKASI TEKNIS

2) Penyiapan Batu
a) Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan.
b) Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.
3) Pemasangan Lapisan Batu
a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang pada
formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi
sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan
sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng. Rongga
yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini
harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak
sampai menutupi permukaan lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara
menyapunya dengan sapu yang kaku.
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dari Spesifikasi ini.
4) Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Mortar untuk Pekerjaan Struktur
a) Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana
terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus
dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari
ukuran maksimum batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang
batu di atas adukan yang belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera
ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh.
Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga
memperoleh permukaan atas yang rata.
b) Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat,
dan bilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar
untuk struktur dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk
Pasangan Batu Spesifikasi ini.
c) Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos
harus diselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.
d) Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun
sesuai dengan ketentuan.

3.3.4 Metode Pengukuran Dan Dasar Pembayaran


1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima.

45
SPESIFIKASI TEKNIS

b) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan
saluran air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus
ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan
pembayaran, tebal nominal lapisan haruslah diambil yang terkecil dari berikut
ini:
i) Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan Konsultan pengawas Pekerjaan ;
ii) Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam
pengukuran lapangan.
c) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk pelapisan,
volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang
ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui Konsultan
pengawas Pekerjaan.
d) Setiap bahan yang melebihi volume teoritis yang disetujui tidak boleh diukur
atau dibayar.
e) Galian untuk selokan drainase yang diberi pasangan batu dengan mortar harus
diukur untuk pembayaran sesuai Spesifikasi ini.
f) Landasan tembus air (permeable) atau bahan berbutir untuk kantung saringan
(filter pocket) harus diukur dan dibayar menurut Spesifikasi ini. Tidak ada
pengukuran atau pembayaran terpisah dilakukan untuk penyediaan atau
pemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk seluruh
cetakan lainnya yang digunakan.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pasangan batu dengan mortar, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas
akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata
pembayaran terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi penyiapan pondasi
yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya
yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Item pekerjaan ini.

3.4 Pekerjaan Plesteran

Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

46
SPESIFIKASI TEKNIS

Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dan acian dinding batu bata bagian
dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai dengan pengarahan Konsultan pengawas di lapangan.

PersyaratanBahan
a. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang
disetujui Konsultan pengawas serta memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus
dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus
bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

Syarat-syarat pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding batu dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir dan spesi
1 PC : 2 Pasir ,
b. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang dipersyaratkan.
c. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan di setujui Konsultan pengawas .
d. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
e. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari
pabrik.
f. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
pengawas . untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan
persyaratan tanpa biaya tambahan.
g. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/ lapangan
yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
h. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan pengawas .. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan/perbedaan diselesaikan.
i. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering betul).
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali

47
SPESIFIKASI TEKNIS

terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
k. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.

SyaratPemeliharaan
Perbaikan :
a. Kontraktoran wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.
b. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
c. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan,
maka kontraktor wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan pengawas ..
d. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Pengamanan
Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan
hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

Syarat Penerimaan
a. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan;
sesuai dengan ketentuan perencanaan serta persetujuan Konsultan pengawas .
b. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapi.
c. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus
rapi.

48
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR

4.1 PEKERJAAN BETON LANTAI KERJA


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rabat beton ini ukurannya harus disesuakan dengan gambar dan dilakukan
dengan perbandingan 1PC : 2kr : 6ps atau sesuai dengan job mix, pengadukan
menggunakan molen dan minimal mencapai mutu K-125
Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pekerjaan beton tidak
bertulang untuk lantai kerja ;
a. Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organis, lumpur
dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2-3 cm dan dapat
memenuhi persyaratan SK SNI-1991
b. Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia yang merusak
beton
c. Semen yang dipergunakan sebagai bahan beton adalah Portland Cement (PC) Tipe I
yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang semen portland.

2. Bahan / Material :

a. Semen yang dipergunakan sebagai bahan beton adalah Portland Cement (PC) Tipe I
yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang semen portland.

b. Agregat kasar
 Agregat kasar berupa kerikil, pecah mesin, batu pecah, terak tanur atau beton
semen hidrolis yang dipecah.
 Agregat kasar yang dipakai adalah batu berukuran 1/ 2 -2/3 cm dan mempunyai
gradasi kekerasan yang cukup.

c. Bekisting
 Bekisting harus dipakai kayu multipleks / teakblock tebal 9 mm yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian
dan dimensi dari beton.
 Bekisting harus cukup mampu dalam menahan getaran – getaran vibrator dan
kejutan daya lain yang diterima tanpa merubah bentuk.
 Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
memberikan bidang-bidang yang rata.
 Celah-celah antara beekisting harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak
merembes keluar.
 Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.

49
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Adukan
 Adukan beton dengan perbandingan 1pc : 3ps : 6 kr digunakan untuk beton tidak
bertulang seperti rabat untuk lantai kerja dan lain-lainnya.

4. Pelaksanaan pekerjaan
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan, baik
arah vertikal maupun horisontal.
 Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu bulat dan diselingi
pengetukan bekisting secara perlahan-lahan.
 Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan yang
mengeras tidak boleh dipakai.
 Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan SK SNI T-15-1991/seijin Konsultan pengawas .
 Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya kontraktor.
 Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas dari
segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.

5. Metode Pengukuran dan Dasar Pembayaran


a) Metode Pengukuran
1. Beton diukur dalam jumlah meter kubik yang terpasang dan diterima dalam
pekerjaan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana serta
memenuhi mutu yang disyaratkan.
2. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya terhadap penambahan semen,
bahan-bahan pembantu lainnya serta untuk pekerjaan finishing (penyelesaian).
3. Mutu beton lebih tinggi dapat diijinkan untuk digunakan sebagai pengganti
pekerjaan beton mutu lebih rendah sebagaimana disyaratkan, dan harus diukur
dan akan dibayar sesuai dengan mata pembayaran untuk beton dengan mutu lebih
rendah yang diganti.
4. Pekerjaan acuan/cetakan diukur dalam meter persegi sesuai luas permukaan beton
jadi dan diterima yang berhubungan langsung dengan acuan/cetakan.
5. Tidak ada pembayaran terhadap overlap yang ditambahkan oleh Kontraktor atau
terhadap overlap yang tidak ditunjukkan pada Gambar Rencana.

b) Metode Pengukuran dari Pekerjaan yang diperbaiki


1. Dimana pekerjaan telah diperbaiki dibawah diatas, maka kuantitas yang akan
diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila pekerjaan
semula telah memenuhi syarat.
2. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar
semen atau tiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan
tambahan atau material pelengkap lainnya untuk mencapai kualitas yang
dipersyaratkan untuk pekerjaan beton.

50
SPESIFIKASI TEKNIS

4.2 PEKERJAAN BETON STRUKTUR


Syarat – Syarat Umum
Ketentuan : Menunjuk pada persyaratan yang berlaku
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
 PUBB NI-3, 1970
1) Mutu Beton
Mutu beton yang dipakai adalah mutu K-250, K350 dengan mutu baja U.32 untuk
Ø lebih besar atau sama dengan Ø14 keatas dan U.24 untuk Ø lebih kecil atau sama
dengan Ø12 kebawah. Khusus untuk U-gutter mutu baja U-40 . Masing – masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar dan uraian Untuk
karakteristik merupakan syarat mengikat.
2) Campuran / Adukan Beton
a. Macam Adukan
Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya
tiap 50 kg portland cement dan ukuran nominal agregat kasar / halus menurut
tabel sebagai berikut dibawah ini adalah sebagai berikut :

Jenis Campuran Agregat Kasar Agregat Ukuran


Beton Halus Nominal

B1 1 : 1,5 : 2,5 0,060 m3 0,100 m3 10 mm


B2 1 : 2 : 3 0,080 m3 0,120 m3 20 mm
B3 1 : 3 : 5 0,120 m3 0,240 m3 38 mm

Kontraktor harus membuat percobaan komposisi campuran (beton mixed) guna


memenuhi karakteristik.
b. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture), bilamana dianggap perlu
dapat dipergunakan concrete admixture.
c. Semua jenis pengadukan jenis beton dilakukan dengan mesin pengaduk
berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan,
pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama.
d. Takaran perbandingan Campuran
Semua bahan harus bertakar menurut volume / beratnya.
e. Temperatur adukan yang diijinkan 28 – 30 derajat celcius. Peralatan untuk campuran /
adukan yang dipakai ialah untuk kapasitas kurang dari 1 m3, peralatan yang dipakai
adalah molen sedangkan untuk konstruksi lainnya memakai Ready Mix.
3) Pengawasan Campuran Adukan
a. Komposisi
Semua agregat, semen, air, volume / beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi
semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Kontraktor harus tetap
mengusahakan mutu kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan Pengujian (
testing )
51
SPESIFIKASI TEKNIS

Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 Bab
4.8. termasuk pengujian – pengujian susut ( slump ) dan pengujian-pengujian tekanan.
Nilai slump untuk pekerjaan :
Kolom, Balok, Plat : 7,5 - 10
Jika beton tidak memenuhi syarat – syarat slump, maka bagian kelompok beton
tersebut tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka pengujian harus
dilakukan sesuai dengan prosedur – prosedur dalam PBI – 1971.
 Bahan - Bahan
1) Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement Tipe I dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh ” Peraturan Beton Bertulang Indonesia
” untuk beton klas I.
Dalam pengangkutan, semen harus terlindungdari hujan, zak ( kantong ) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 10 cm dari lantai.
Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m,
dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar
pemakai semen dilakukan menurut aturan pengirimannya.
2) Agregat ( Butiran Pasir )
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung
bahan – bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau kualitasnya
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada
setiap unsur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi beton.
Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-
ketentuan) PBI – 1971 Bab 3.5. untuk dilakukan pengujian butiran.
3) Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih bebas dari bahan – bahan
yang merusak atau campuran – campuran yang mempengaruhi daya lekat semen
dan dilakukan pengujian air / laboratorium test, bila diperlukan.
 Cetakan ( Bekisting )
a. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu multipleks / teakblock tebal 12 mm yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian
dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar menggunakan
holi beam untuk plat dan kolom struktur.
Bekisting harus cukup mampu dalam menahan getaran – getaran vibrator dan
kejutan daya lain yang diterima tanpa merubah bentuk. Bekisting dibuat dari
multipleks dengan ketebalan minimal 12 mm, tergantung dari kualitas dan jarak
rangka pengikat cetakan tersebut.

52
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan
getaran yang merusak atau lengkungan akibat tekanan adukan beton yang cair
atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan –
penumbukan untuk memadatkan pengecoran beton tanpa merusak konstruksi.
c. Alat Untuk Membersihkan
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan –
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran – kotoran, serbuk gergaji, potongan –
potongan kawat pengikat dan lain – lain.
d. Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua
tempat sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
e. Streiger cetakan harus dari kayu dolken atau kayu balok dan tidak diperkenankan
memakai bambu.

 Lingkup dan Macam Pekerjaan


1) Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
2) Pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan struktur, pondasi bor pile dan pondasi plat lajur, poer pondasi,
sloof, kolom, balok, dinding penahan tanah dan pelat lantai beton sesuai
Gambar Rencana.
b. Pekerjaan lantai dasar / kerja.

3) Toleransi
Posisi masing – masing bagian konstruksi harus dalam batas toleransi 1 cm.
Toleransi ini tidak boleh bertambah – tambah
( cumulative ). Ukuran masing – masing bagian harus seksama.

4) Pemberitahuan Pelaksanaan Pengecoran


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian – bagian
utama dari suatu pekerjaan, Kontraktor harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan pengawas .
Jika tidak mendapat persetujuan dan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas
biaya sendiri.

5) Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan
adannya pemisahan dari bagian – bagian bahan adukan. Bahan adukan tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter.

53
SPESIFIKASI TEKNIS

6) Pembersihan Cetakan
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda – benda lepas harus dibuang
dari cetakan. Permukaan cetakan dan pemasangan – pemasangan dinding yang
akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

7) Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran satu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika Kontraktor mengambil
tindakan – tindakan mencegah kerusakan.

8) Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar ( Vibrator ) yang
berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3.000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan
adukan berikutnya, permukaan yang tidak vertikal, vibrator harus dekat
cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan satu permukaan beton
yang baik.
Tidak boleh menggetarkan satu bagian adukan lebih dari 24 detik. Penggetaran
tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan dan bagian – bagian
adukan yang sudah mengeras.

9) Perawatan
Untuk melindungi beton dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton
itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus
diambil tindakan – tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah terisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut – turut.

10) Pembongkaran Cetakan


Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah waktu minimal 7 hari
yang bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban – beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung.
Perlu ditentukan tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton, seluruh
tanggung jawab terletak pada kontraktor dan kontraktor harus
memperhatikannya termasuk mengenai pembongkaran cetakan (ditujukan ke
PBI-1971 dalam pasal yang bersangkutan).
Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas / Konsultan pengawas bilamana
ia akan bermaksud membongkar cetakan pada bagian – bagian konstruksi yang

54
SPESIFIKASI TEKNIS

utama dan minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti
Kontraktor lepas dari tanggung jawab.
11) Perubahan Konstruksi Beton
Meskipun hasil pengujian kubus – kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas /
Konsultan pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton
yang cacat seperti berikut :
 Konstruksi beton yang sangat kropos.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
 Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan
 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
12) Campuran dan Pengambilan Contoh ( sampling )
a. Untuk mencapai mutu beton K-350 dan mutu beton K-250 sesuai dengan
PBI-1971, Kontraktor harus melakukan percobaan – percobaan membuat
design mix ( campuran – campuran beton ) sedemikian rupa sehingga untuk
kubus beton berukuran : 15 x 15 x 15 cm pada umur 21 hari, harus
mempunyai kekuatan tekan yang disyaratkan diatas. Bahan – bahan yang
dipergunakan adalah bahan – bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat sejumlah 20
buah dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak
bersamaan waktunya. Referensi pasal 4.6. PBI-1971.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji ( sampling ) paling sedikit 3
(tiga) buah kubus percobaan.
Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan di Lembaga –
Lembaga Penelitian Bahan Bangunan resmi yang disetujui oleh Konsultan
pengawas . Analisa kekuatan berdasarkan pada rumus statistik sebagaimana
tertera dalam PBI-1971, pasal 4.6. ayat 1 s/d 5.

4.3 BAJA TULANGAN


a. Jenis Tulangan
Batang tulangan besi beton harus terdiri dari baja lunak dan baja sedang dengan
tegangan leleh minimal 3200 kg/cm2. Bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan – ketentuan PBI – 1971.
Grade yang dipergunakan adalah ST – 42 Ex. Hanil / SNI / Setaraatau merk lain
yang telah disetujui Konsultan pengawas dan Konsultan pengawas , dengan kategori
U.32 untuk dia. > 14 mm dan U.24 untuk dia. < 12 mm sesuai dengan tabel 3.7.1.
PBI – 1971.
Khusus untuk U-gutter , baja yang dipakai adalah U-40 minimum tegangan leleh
minimum 4000 kg/cm2.
b. Penyambungan Tulangan
Panjang penyambungan harus dilakukan menurut aturan yang terdapat dalam PBI –
1971.
55
SPESIFIKASI TEKNIS

Kecuali yang tidak ditentukan diatas dan yang tidak tercantum didalam gambar,
dalam segala hal tidak boleh kurang dari 80 cm.
c. Penyimpanan
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
d. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat, karat
lepas, kulit lain yang merusak harus dihilangkan dengan kompresor sebelum
pengecoran. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk – tumbuk atau dipadatkan.
Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat.
e. Pengujian ( testing )
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton harus sesuai dengan PBI – 1971
yaitu yang mmepunyai kekuatan leleh minimal 3.200 kg / cm2, dilakukan uji tes di
lab PU LKTT2
Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana didalam uraian dan
syarat – syarat pengujian maka kelompok yang tidak memenuhi syarat – syarat itu
tidak boleh dipakai, dan Kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
f. Untuk menentukan ketebalan selimut beton harus menggunakan beton dekstan dan
tidak dibenarkan memakai bahan dari kayu.

56
SPESIFIKASI TEKNIS

4.4 PEKERJAAN U-GUTTER , U-DITCH


Lingkup Pekerjaan :
Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah dewatering untuk saluran
dan gorong-gorong ;
 Sebelum pasir dipasang harus dilakukan dewatering dengan mengunakan pompa
agar kondisi tanah kering dan memudahkan untuk pemasangan saluran dan gorong-
gorong

Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pekerjaan beton bertulang
untuk saluran dan gorong-gorong ;
 Gorong-gorong atau saluran berbentuk U dan penutupnya haruslah beton bertulang
pracetak dengan mutu beton Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak
mengandung bahan organis, lumpur dan sejenisnya.
 Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organis, lumpur
dan sejenisnya.
 Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia yang merusak
beton
5. Semen yang dipergunakan sebagai bahan beton adalah Portland Cement (PC) tipe I
yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang semen portland.
6. U-Gutter, U-Ditchharus merupakan produksi pabrik dan dilengkapi dengan sertifikat
jaminan mutu dari pabrikan.

Pelaksanaan Pekerjaan:

 Sebelum pasir dipasang harus dilakukan dewatering dengan mengunakan pompa


agar kondisi tanah kering dan memudahkan untuk pemasangan saluran dan gorong-
gorong
 Saluran beton bertulang U dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis dan
elevasi dan detail lainnya yang ditunjukkan dalam gambar, atau seperti yang
diperintahkan oleh Konsultan pengawas pekerjaan, Bagian permukaan saluran
terbuka berbentuk U atau bagina permukaan plat penutup harus dilaksanakan dengan
profil yang rata , elevasi akhir lapangan harus sesuai dengan rencana serta terhadap
elevasi akhir dari permukaan paving atau permukaan dari kanstin mempunyai
toleransi +_ 1 cm. Saluran U gutter harus pracetak. Pelat penutup harus dibuat
sebagai unit pracetak dan dapat dipindahkan.
 Sambungan antara ruas-ruas beton pracetak harus mempunyai lebar nominal
pemuaian 1 cm dan harus dibungkus dengan adukan semen yang rata dengan
permukaan dalam saluran.

57
SPESIFIKASI TEKNIS

Metode Pengukuran dan Dasar Pembayaran

Metode Pengukuran
 U-Gutter, U-Ditch diukur dalam jumlah meter panjang yang terpasang dan diterima
dalam pekerjaan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana
serta memenuhi mutu yang disyaratkan.
 Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya terhadap penambahan semen,
bahan-bahan pembantu lainnya serta untuk pekerjaan finishing (penyelesaian).

Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar menurut Harga
Satuan per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
dibawah dan tercantum dalam Jadwal Penawaran. Harga dan pembayaran ini harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan
termasuk baja tulangan dan untuk pembuangan bahan dan biaya-biaya lainnya yang
perlu untuk penyelesaian yang benar dari pekerjaan yang diuraikan dalam Item
pekerjaan ini.

Surabaya, 2023

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

ADI GUNITA, S.T., M.T.

Penata Tk. I / III-d

NIP. 19850826 201001 1 009

58

Anda mungkin juga menyukai