1. KETENTUAN UMUM
a. Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-pekerjaan antara
lain: spefisifikasi Bahan Bangunan Konstruksi, spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan
Bangunan, spesifikasi Proses/Kegiatan, spesifikasi Metode Konstruksi/Metode
Pelaksanaan/Metode Kerja, Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi, dan lain-lain.
b. Metode pelaksanaan yang tidak dijelaskan dalam Spesifikasi Teknis ini akan dibahas dan
disepakati bersama sebelum memulai pekerjaan di lapangan.
c. Peralatan yang digunakan harus memenuhi kualitas dan kuantitas. Hasil pekerjaan yang
dilaksanakan harus baik serta memenuhi persyaratan yang ada dalam kontrak.
d. Kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan Rencana Mutu Pekerjaan
Konstruksi (RMPK) dan atau ketentuan dan persyaratan yang berlaku yang tertera di dalam
kontrak.
2. PERALATAN KONSTRUKSI
Peralatan Konstruksi dan peralatan bangunan yang digunakan dalam Pekerjaan Pengaman Pantai
Pagatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Bahaya K3
No J e nis /T ipe P e k e rja a n Id e ntifik a s i B a ha y a
T a ha p P e rs ia pa n
1 M o b ilisasi a la t b e ra t T e rtim p a a lat b e ra t
2 P e nga ngk uta n M a te ria l/M o b ilisa si T e rtim p a m a te ria l
T a ha p P e la k s a na a n
1 P e k e rjaa n G a lia n (m e ngguna k a n a la t) T e rja tuh/te rtim b un/te rk e na sw ing a la t b e ra t
2 P e k e rjaa n B lo k B eto n T e rtim b un b eto n c a ir
3 P e k e rjaa n P asa ngan B a tu K e ja tuha n B a tu, Te rtim b un b e to n sia ra n
4 P e k e rjaa n b e k isting T e rtusuk p a k u, Te rja tuh
5 P e mb e sia n T e rluk a te rk e na p o to ngan b e si
6 P e nga ngk uta n/p em ind a ha n ma te ria l T e rtim p a , T e rje p it, te rk ena sw ing ala t b e ra t
T a ha p A k hir
1 D em o b ilisa si a la t b e rat T e rta b ra k , te rtim p a , te rk e na sw ing a la t b e ra t
2 P e mb e rsiha n sisa p e k e rja a n T e rluk a te rk e na p o to ngan b e si/p a k u/sisa m a te rial
b. Tingkat Teknologi
Peralatan yang digunakan dalam Pengaman Pantai Pagatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah
Bumbu termasuk dalam Tingkat Teknologi Madya.
1 Manager Pelaksanaan/Proyek D4/S1 Teknik Sipil 4 Tahun 601 Ahli Muda Ahli Manajemen Konstruksi 1 Orang
2 Manager Teknik D4/S1 Teknik Sipil 3 Tahun 211 Ahli Muda Ahli Teknik Sumber Daya Air 1 Orang
4 Ahli K3 Konstruksi D4/S1 Umum 3 Tahun 603 Ahli Muda Ahli K3 Konstruksi 1 Orang
Bulan
No. Uraian
1 2 3 4 5 6 7
a b c
1 Pekerjaan Galian Tanah
2 Pekerjaan Timbunan Tanah
3 Pekerjaan Blok Beton
4 Pekerjaan Batu Kosong
5 Pekerjaan Dinding Pendek
5. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar Kontrak (Gambar Rencana)
Gambar-gambar yang terdapat dalam kontrak seperti terlampir dalam dokumen pengadaan.
Penyedia jasa harus menggunakan gambar-gambar rencana sebagai dasar untuk mempersiapkan
gambar-gambar kerja.
b. Gambar Kerja
Gambar-gambar kerja disiapkan oleh penyedia jasa dan disetujui serta ditandatangani oleh
Petugas Teknik dan atau Direksi Lapangan sebelum pekerjaan dimulai, termasuk perubahannya.
Gambar-gambar tersebut dibuat secara menyeluruh dengan memperlihatkan denah, tampak,
potongan dan detail dari semua pekerjaan beserta dimensi-dimensi seperti ukuran dan jarak.
Gambar-gambar kerja harus disediakan 1 (satu) set lengkap pada kertas ukuran A3 di lapangan.
a. Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia wajib menyediakan kantor penyedia di lapangan, gudang dan barak kerja, kantor
direksi dan fasilitas lainnya di lapangan serta biaya operasi yang harus dikeluarkan secara
insidentil untuk pembayaran persiapan pekerjaan lainnya. Fasilitas tersebut harus ada
selama masa pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan Direksi Keet harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
b. Perhitungan untuk Pembayaran
1. Perhitungan untuk pembayaran pekerjaan pembuatan direksi keet yang telah dilaksanakan
dalam satuan lump sum (Ls).
2. Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung, foto dokumentasi
pembuatan direksi keet yang telah disahkan oleh direksi lapangan.
9. PAGAR PENGAMAN PROYEK
a. Lingkup Pekerjaan
1. Sebelum Penyedia Jasa mulai melaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu harus dibuat
pagar pengaman pada lokasi proyek. Lokasi pembuatan pagar pengaman harus sesuai
dengan petunjuk dan mendapat persetujuan Konsultan Supervisi/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan pembuatan pagar dan perlengkapannya termasuk pintu keluar/masuk kendaraan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Penyedia Jasa segera melakukan pemagaran
keliling lokasi proyek.
2. Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan pagar pengaman proyek dilokasi
pekerjaan guna menjamin kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3. Setelah pekerjaan telah selesai dikerjakan pada serah terima pertama harus dibongkar dan
material disimpan pada tempat yang telah disetujui oleh direksi.
b. Perhitungan untuk Pembayaran
1. Perhitungan untuk pembayaran pekerjaan pembuatan direksi keet yang telah dilaksanakan
dalam satuan lump sum (Ls).
2. Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung, foto dokumentasi
yang telah disahkan oleh direksi lapangan.
10. SMKK
a. Lingkup Pekerjaan
1. Penyedia jasa wajib diharuskan membuat menyediakan sarana dan prasarana perlengkapan
K3 antara lain:
a. Penyiapan RKK;
b. Sosialisasi, Promosi, dan Pelatihan;
c. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
d. Asuransi dan Perizinan;
e. Personel Kselamatan Konstruksi;
f. Fasilitas Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan;
g. Rambu-rambu yang diperlukan;
h. Konsultansi dengan ahli terikat Keselamatan Konstruksi;
i. Kegiatan dan Peralatan terkait dengan Pengendalian Resiko keselamatan Konstruksi.
2. Penyedia wajib memenuhi Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) sesuai
dengan Peraturan Menteri PUPR No. 21 tahun 2019.
3. Dokumen RKK harus diajukan kepada PPK dalam PCM.
4. Penyedia diharuskan dapat menyediakan pengendalian mutu terhadap semua jenis pekerjaan,
diantaranya dapat berupa peralatan pengendali mutu seperti cetakan uji kubus, slump test,
lembar kerja/request, buku tamu dan buku direksi dan lain-lainnya, beban biaya yang
ditimbulkan dari kegiatan tersebut sepenuhnya merupakan tanggung jawab penyedia.
5. Penyedia wajib mengikuti Instruksi Menteri PUPR No. 02 Tahun 2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Dalam Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi.
6. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan
yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung oksigen,
pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan
petugas medis.
7. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain:
pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker di kantor dan lapangan bagi
seluruh pekerja dan tamu.
b. Perhitungan untuk Pembayaran
1. Perhitungan untuk pembayaran Penyelenggaraan SMKK yang telah dilaksanakan dalam
satuan lump sum (Ls).
2. Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung, foto dokumentasi
SMKK/RKK yang telah disahkan oleh direksi lapangan.
b. Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Kontraktor juga harus mengembalikan bagian-
bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke
kondisi semula.
Pada saat pembersihan akhir, semua struktur harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang
bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih.
Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul
harus dibuang.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan pembersihan dilakukan berdasar harga penawaran lump-
sum untuk pekerjaan pembersihan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan pembersihan tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, maka segala beaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa guna kemudahan
dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara kualitasnya,
dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan Direksi
tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai
campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik ini
harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk campuran
beton.
1. Semen
1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
ketentuan AASHTO M85 Type-1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan hasil uji
laboratorium yang dibuat produsen (mill certificate) kepada Direksi untuk setiap 100 ton
PC yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
1.2 Penyimpan Semen di Lokasi
Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas
pada kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan
tidak bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah
kerusakan semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-
tanda kerusakan, mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan
tidak boleh dipakai.
2. Agregat Beton
2.1 Umum
Agregate beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila
perlu Direksi akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang
tidak memenuhi Spesifikasi ini.
2.2 Agregat Kasar
Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah
batu (stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-
cetak dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah Direksi,
maksimum 20 mm.
Split harus bergradasi baik, bersudut agar dapat saling mengunci, keras, padat dan tidak
berpori, serta bersih dari bahan-bahan organik.
2.5 Air
Penyedia Jasa wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan
untuk campuran beton kepada Direksi untuk dipelajari dan disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan beton. Bila dipandang perlu oleh Direksi, kualitas air yang akan
digunakan harus sesuai.
3. Campuran Beton
3.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui
Direksi, Penyedia Jasa wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk
semua tipe beton yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan.
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan
beton dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan
semen yang minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana,
kemudahan dalam pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.
Penyedia Jasa wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi
campuran dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada Direksi
untuk dikaji dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan Direksi berdasarkan hasil
dari uji coba campuran dan uji laboratorium (testing) yang dikerjakan Penyedia
Jasa, dan selama pelaksanaan pekerjaan Direksi mungkin akan me-modifikasi proporsi
campuran untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan,
kekentalan campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen
yang minimum.
Mutu beton yang dipergunakan untuk pekerjaan blok beton adalah mutu K-200 dengan
menggunakan beton ready mix. Hasil uji kuat tekan benda uji beton berbentuk kubus
atau dengan persetujuan direksi.
Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton.
Tidak diijinkan menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
3.2 Pencampuran dan Pengadukan Mekanis (Concrete Batching Plant)
Lokasi untuk penempatan batching & mixing plant harus disepakati oleh Penyedia
Jasa dan Direksi. Sebelum pemasangan batching & mixing plant, Penyedia Jasa wajib
menyerahkan rencana penyimpanan/penimbunan agregat, penyampuran dan
pengadukan campuran beton kepada Direksi untuk persetujuan. Penyedia Jasa juga
wajib menyerahkan rincian data dan tipe mixer serta mesin yang akan digunakan,
rencana pengangkutan beton dari batching & mixing plant ke lokasi pekerjaan dimana
beton akan dituang/dicor.
Batching plant harus mempunyai fasilitas penampung/bin yang terpisah untuk semen,
agregat halus, dan agregat kasar serta kotak/hopper dilengkapi alat penimbang
dengan skala yang mampu dengan teliti menimbang berat semen, agregat halus dan
agregat kasar.
3.3 Pengadukan (Pencampuran) Beton
Mixer dengan drum pencampuran & pengaduk beton baik yang dapat berputar
horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan
kecepatan yang sesuai dan disetujui Direksi, pengadukan yang terus-menerus tidak
dijinkan.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang
dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan kedalam drum,
semua campuran beton lama harus dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal
dalam drum. Sisa beton lama yang mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan
memutar drum yang berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan
beton yang baru.
Penyedia Jasa wajib memeriksa mixer setiap hari dan memperbaiki kerusakan yang
ada sehingga mixer selalu dalam keadaan baik, bersih dan siap untuk operasi.
Penggunaan truk mixer untuk pelaksanaan pekerjaan beton harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi dengan drum yang mampu berputar sesuai
rekomendasi pabriknya.
Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun
hujan atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang
berlangsung, maka pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan perawatan
beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun
hujan, permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan
rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui Direksi
untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan
beton serta mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian
sehingga menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai
melampaui 32oC, Penyedia Jasa wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektif.
Bila kualitas beton dinilai Direksi tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena
Penyedia Jasa mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya
atau karena sebab-sebab lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang
serta dicor ulang dengan mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini dengan beban
biaya Penyedia Jasa.
1. Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang
integral dari seluruh proses penuangan beton.
Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu lembab/basah selama tidak
kurang dari 7 (tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut dituang.
Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila
ditentukan/diperintahkan lain oleh Direksi.
Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacad yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton
dihentikan oleh Direksi sampai Penyedia Jasa memperbaikinya.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan
metal yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih
atau dilindungi selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar
sebelum masa perawatan 3 (tiga), cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati
harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa sampai selesainya masa perawatan beton
selama 3 (tiga) hari.
Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi tentang
metoda kerja perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan
material tersebut dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan
penuangan beton dilaksanakan.
2. Perawatan Basah
Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau
menyiramkan air ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada
permukaan beton yang selalu dalam keadaan basah. Perawatan beton harus
dilakukan sesegera mungkin sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan
tidak ada kemungkinan yang berakibat rusaknya permukaan beton tersebut.
Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah
basah dan kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang
tidak benar.
3. Finishing Permukaan Beton
Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau
perintah Direksi.
Permukaan beton harus bagus, utuh dan bebas dari sarang tawon,
tonjolan/benjolan, serta cacat-cacat lainnya. Semua sudut permukaan beton
(exposed arises) harus bersudut tumpul atau bulat. Bila berdasarkan hasil
pemeriksaan segera sesudah pembongkaran cetakan perlu segera dilakukan
perbaikan terhadap permukaan beton maka segala upaya perbaikan permukaan
beton tersebut (finished surface concrete) harus dengan persetujuan Direksi.
Bila setelah pembongkaran cetakan dijumpai kesalahan dalam pengerjaan beton
atau cacad- cacad atau bila hasil uji laboratorium, uji kuat tekan, menunjukkan
kualitas beton jelek maka atas perintah Direksi, pekerjaan tersebut harus
dibongkar dan diganti oleh Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
Penyedia Jasa wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium. Bila tidak
ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan di atas. Tetapi Penyedia
Jasa wajib melaksanakan uji mutu diatas dengan frekuensi yang lebih
tinggi/banyak, bila Direksi berpendapat bahwa material beton yang berada dilokasi
kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi
Spesifikasi ini.
Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan
selanjutnya pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat tekan dan saat-saat
lain bila diperintahkan Direksi.
Semua uji/tes diatas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.
Pemeriksaan Pekerjaan Selesai
Penyedia Jasa wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama
Direksi pada pekerjaan saluran irigasi, drainasi dan bangunan irigasi yang sudah
selesai, dan bila air sudah mengalir di jaringan irigasi untuk memastikan ada/tidak
ada kebocoran.
Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton
Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan
dalam meter kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume
beton yang ditempati besi beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang
terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah
diperhitungkan termasuk biaya untuk pekerja, material, peralatan, penuangan
beton, pemadatan, dan perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik
bersifat kimia (admixture) maupun mineral (additive), pekerjaan
penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen untuk akses dan
pendukung, tanggul pelindung dan pengaman uji laboratorium yang diharuskan
dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.
20. PEMBESIAN
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya
di lokasi pekerjaan.
Pemasangan Besi Tulangan
Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.
Pemasangan besi tulangan ini di kerjakan sebagai pegangan pada blok beton. Pembesian
pada blok beton tidak terdaftar dalam kuantitas dan harga serta tidak dibayarkan.
21.4 Pengangkutan
Perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan untuk pengangkutan dan penempatan
adukan mortar harus sedemikian sehingga kehilangan unsur-unsur bahan tidak terjadi.
Mortar harus diaduk atau dikerjakan dengan interval waktu tertentu untuk mencegah
pemisahan. Mortar yang tidak ditempatkan dalam waktu tiga puluh (30) menit setelah
penambahan air yang pertama kali pada adukan mortar harus dibuang. Kecuali untuk
keperluan memelihara suhu pada bahan mortar, pemanasan kembali mortar tidak
diperbolehkan.
21.5 Pemasangan
Permukaan tanah fondasi harus diberi mortar secara merata setebal minimum 5 cm
sebelum pasangan batu ditempatkan.
Batu harus dibersihkan dan dibasahi dengan seksama sebelum dipasang. Pemasangan
harus dengan tangan untuk memastikan setiap batu terbungkus dengan mortar pada
semua permukaannya kecuali permukaan terluar yang harus terbuka dan terpasang
dengan baik.
Batu harus dipasang pada tempatnya sedemikian rupa, sehingga mortar dapat mengisi
penuh semua sambungan/rongga.
Batu harus dipukul dan diletakkan ke dasar dengan palu baja dan batu yang pecah
harus diambil, dibersihkan dan dipergunakan kembali dengan mortar baru.
Sambungan-sambungan batu harus secara mudah dapat diisi mortar dan harus
diperkuat dengan menggeser dan menguncikan potongan batu kedalam sambungan.
Permukaan pasangan batu bagian dalam yang akan berhubungan dengan tanah harus
diberi braben (mortar) untuk meratakan permukaannya.
Pemasangan batu pada bagian tampak (expose) harus sedemikian sehingga bentuk
dan ukuran seragam mendekati bentuk bulat. Jarak antar batu tidak boleh lebih dari 2
cm dan tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.
23. PENUTUP
Kontraktor yang mempergunakan bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya
yang diperlukan untuk pekerjaan ini, dianjurkan semaksimal mungkin menggunakan
produksi dalam negeri.
Dalam hal upaya penyedia jasa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini, tidak dibatasi
oleh peralatan dan personil yang ada dalam dokumen pengadaan ini. Penyedia
jasa dapat mempergunakan atau menambah jumlah, jenis dan kapasitas peralatan serta
personil semaksimal mungkin tanpa diberikan tambahan biaya.
SPESIFIKASI TEKNIS