DAFTAR ISI
DAFTAR SIMAK ............................................................................................................. 2
LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................................ 5
BATASAN / PERATURAN ............................................................................................. 5
JENIS DAN MUTU BAHAN ........................................................................................... 6
URAIAN PEKERJAAN ................................................................................................... 6
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN ............................................................................. 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)................................................................................. 8
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ............................................................................ 8
SARANA DAN CARA KERJA ....................................................................................... 9
PERSIAPAN DI LAPANGAN....................................................................................... 10
JADWAL PELAKSANAAN .......................................................................................... 11
KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN .......................................................................... 12
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN ........................................ 12
JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH .............................................................. 13
ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN ..................................................... 13
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN...................... 14
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK) .............. 14
PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK ............................................................. 15
PENGAMANAN LOKASI ............................................................................................. 15
TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN ................................................................... 15
PEKERJAAN TANAH ................................................................................................... 16
PEKERJAAN PONDASI ............................................................................................... 16
PEKERJAAN BETON ................................................................................................... 16
PEKERJAAN PASANGAN BATA ............................................................................... 27
PEKERJAAN PLESTERAN ......................................................................................... 28
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT ................................................................................ 30
PEKERJAAN PENUTUP ATAP .................................................................................. 31
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING ................................................... 31
PEKERJAAN PENGGANTUNG + PENGUNCI ........................................................ 33
PEKERJAAN PENGECATAN ..................................................................................... 34
PEKERJAAN SANITAIR.............................................................................................. 36
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK .......................................................................... 37
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA ................ 44
P E N U T U P .................................................................................................................. 45
DAFTAR SIMAK
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 1
Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan
Pembangunan Koperasi
BATASAN / PERATURAN
Pasal 2
Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :
a. Peraturan MenteriPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas
pada Bangunan Umum dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
f. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
g. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03 – 2847 Tahun 2002
i. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
j. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
k. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. SNI 03 – 2847 - 2002
m. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
n. Algemenee Voorwarden (AV)
o. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.
JENIS DAN MUTU BAHAN
Pasal 3
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan
Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres nomor 54 Tahun 2010.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan
bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan
untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secara
tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-
macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan, jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau
bagian pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi
tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Penyedia.
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 4
1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan
seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang
diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut harus ditarik dari lokasi proyek pada
waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi. Penyedia harus memperbaiki kerusakan
barang –barang pemilik yang diakibatkannya oleh pelaksanaan proyek.
2. Gambar-gambar tambahan
Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus
membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Direksi.
4. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu
dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas
5. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi
agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.
7. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan oleh User /
Penyedia dan Penempatan barang-barang tersebut harus rapi sehingga tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai fasilitas
yang ada dilingkungan kantor harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau
pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-peraturan/aturan-aturan yang
ada.
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10
a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart
yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Pelaksana selambat-
lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud
ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Pelaksana belum menyelesaikan
pembuatan jadual pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana harus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat
dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19
Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke – 2
diterima dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan masuk
ke lokasi pekerjaan.
2. PENGAMANAN DI LAPANGAN
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk mempertimbangkan faktor-faktor antara
lain :
- Penyedia harus mempertimbangkan faktor debu / kebersihan lingkungan termasuk di jalan raya,
mengingat kegiatan ini tepat berada di tepi jalan protokol. Sehingga Penyedia harus senantiasa
menjaga kebersihan khususnya jalan raya dari material dan bahan yang tersisa.
- Penyedia diwajibkan membuat km/wc sementara untuk para pekerja dengan memperhatikan
lokasi, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
- Penyedia harus mempertimbangkan kebisingan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan sehingga
dapat mengganggu kegiatan perkantoran yang ada.
PEKERJAAN TANAH
Pasal 21
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
- Galian tanah
- Urug pasir
- Urug sirtu
- Urug tanah kembali
- Buang tanah bekas galian keluar lokasi
- Urug pasir bawah rabat keliling tebal sesuai gambar perencanaanyang dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan dengan ketebalan sesuai gambar perencanaan dan dilaksanakan
selapis demi selapis dengan kepadatan yang memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
b Galian tanah dilaksanakan dengan kedalaman sesuai gambar perencanaan harus dibuang diluar
bouwplank dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam
lobang pondasi.
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 22
Pada dasarnya pondasi yang dilaksanakan untuk Koperasi menggunakan pondasi telapak
PONDASI TELAPAK
Pondasi telapak dilaksanakan sesuai dengan persyaratan pada Pekerjaan Beton.
PEKERJAAN BETON
Pasal 23
1. MUTU BETON
a. Mutu beton struktur pondasi plat, balok, kolom, plat lantai dan plat atap adalah K-300 fc' 24,90
MPa, sedangkan untuk beton kolom praktis, ringbalk dan balok latai menggunakan mutu beton
K-300 fc' 24,90 MPa, dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja beton fy 400
Mpa untuk diameter ≥D 13 dan fy 240 Mpa untuk diameter ≤ 12.Untuk pekerjaan beton lantai
kerja dipakai beton rabat dengan mutu fc' 24,90 MPa. Mutu karakteristik merupakan syarat
mengikat. Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia dianjurkan menggunakan readymix
concrete dari perusahaan terkenal yang khusus membuat readymix, terutama untuk pekerjaan
struktur beton, kolom, balok dan lantai.
b. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu tambahan untuk
beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut harus dengan persetujuan
Ahli/Konsultan Pengawas.
c. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus
rata hingga warna dan kekentalannya sama.
g. Takaran Perbandingan Campuran.
Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan isi.
3. BAHAN-BAHAN
a. Semen
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”,
digunakan produk Gresik, Tiga Roda, dan Padang yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air,
ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus
dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan
besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
• Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
• SNI – 2847 -2013 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
Bagian tersebut diatas harus dilakukan pengujian butiran.
c. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat SNI – 2847 - 2013. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton
harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
e. A i r
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
f. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.
g. Baja Tulangan
- Jenis penulangan.
Besi beton yang dipergunakan adalah besi ulir (tulangan pokok) dengan mutu baja fy 400 Mpa
untuk diameter diatas ≥ 13 mm dan besi polos (sengkang, begel) dengan mutu fy 240 Mpa,
untuk diameter ≤ (kurang dari sama dengan)12 mm.
- Baja tulangan harus diperiksakan di lembaga pemeriksaan bahan yang diakui. Besi beton yang
akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus dilakukan pengujian di laboratorium
terlebih dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku dan hasil pengujian harus dituangkan
dalam berita acara untuk menghindari pemakaian material yang tidak di ijinkan. Dan biaya
pengujian sepenuhnya harus ditanggung Penyedia dan harus sudah dianggap termasuk dalam
faktor-faktor penawaran.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat, lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi
yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk
atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan
penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas.
Dan pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan bangunan yang berlaku (SNI – 2847 – 2013) dan SNI 2052 – 2014.
- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran),
adalah sebagai berikut :
Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 7,5 cm.
Kolom = 4 cm
balok-balok beton = 5 cm.
Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.
- Toleransi Baja Tulangan
Berdasarkan SNI 2052:2014 maka toleransi diameter baja tulangan beton polos seperti
tercantum pada Tabel3.
2 8≤d≤14 ±0,4
3 16≤d≤25 ±0,5
4 28≤d≤34 ±0,6 Maksimum70daribatast
oleransi
5 d≥36 ±0,8
CATATAN:
1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan
minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan
beton. Toleransi untuk baja tulangan beton polos=d–d aktual
h. Cetakan (bekisting)
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas III yang cukup kering dan sesuai
dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur.Bekisting harus cukup untuk menahan
getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.Cetakan harus
dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau plywood :
• Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
• Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif
terhadap beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus
dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan
pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan.Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari kaso 5/7 cm.
Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok secara silang.
- Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-
lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua tempat
untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI – 2847 – 2013.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan.Minyak pelumas, baik yang sudah
maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
4. PENYELESAIAN BETON
a. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam clan halus
bidang-bidangnya.
b. Segera setelah bekisting dibuka clan beton masih relatif segar, semua penonjolan harus dipahat
hingga rata sementara lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan dengan
perbandingan 1 semen :1 pasir.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang kasar harus digosok dan
dibersihkan dari kotoran akibat cetakan atau tetesan air semen.
d. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan
persyaratan bangunan yang berlaku (SNI – 2847 - 2013).
4. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI – 2847
– 2013.
5. Perbandingan kekuatan Tekan Beton pada berbagai Benda Uji.
Untuk mengetahuinya diperlukan tabel di bawah ini :
Benda Uji Perbandingan kekuatan tekan
Kubus ( 15 x 15 x 15 ) cm 1.00
Kubus ( 20 x 20 x 20 ) cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek sering salah.
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 26
Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :
a. Campuran spesi untuk plesteran semua dinding dibuat 1 Pc : 3 Ps dengan hasil ayakan yang halus
dan selalu ditakar.
b. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, merupakan suatu bidang
yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak, kemudian jika terjadi retak-retak Penyedia
harus segera memperbaikinya.
c. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan plesteran 1 Pc : 3 Ps
dilaksanakan dengan lurus dan tajam.
Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional – dengan campuran pasir – semen / PC)
a. Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata sebelum diberi
air, semua pasangan harus ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
b. Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus sudah terpasang
pada tempatnya.Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah
disiapkan harus dibasahi.
c. Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang direncanakan.
Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish / diselesaikan.
e. Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1 meter.
f. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas dari papan
dan lain-lain.
h. Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas
bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar
plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan campuran 1 pc : 3 ps, rata siku
dan tajam pada sudut-sudutnya.
i. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang tidak
merata atau berlebihan.
j. Memperbaiki dan membersihkan.
Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k. Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plesteran
yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.
Plesteran dinding dan sponing/plester sudut
a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata sebelum diberi
air.
b) Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus sudah terpasang
pada tempatnya.Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah
disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang direncanakan.
Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1 meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas dari papan
dan lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas
bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar
plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan campuran M3, rata siku dan tajam
pada sudut-sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang tidak
merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua plesteran
yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pasal 27
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar antara lain :
▪ Memasang langit-langit kalsiboard tebal 4 mm, dan langit-langit gypsumboard 9mm seluruh
ruangan yang dinyatakan dalam gambar.
▪ Memasang kerangka langit-langit yang terbuat dari metal furring uk. 20x40 dan 40x40 mm
ketebalan 0,4 mm seperti yang dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
Bahan Langit-langit Rangka Metal (Concealed Grid Ceiling System) :
1. Material : Gypsumboard dan Kalsiboard
2. Produk : Merk Jayaboard, Elephant atau Knauf (untuk jenis
gypsumboard); Merk Kalsi, Sika board atau Hexa board (untuk
jenis kalsiboard)yang disetujui Konsultan Perencana
3. Type : Concealed System
4. Size : 1200 x 240 mm
5. Tebal : 9 mm (gypsumboard) dan 4 mm (kalsiboard)
Rangka plafond dibuat dari Metal Hollow 40x40 + 20x40 mm tebal 0,4 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bahan Langit-langit Rangka Metal (Concealed Grid Ceiling System) :
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
2) Penyedia diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / cara pemasangan,
seperti yang telah ditentukan.
3) Sebelum melakukan pemesanan, terlebih dahulu Penyedia mengajukan contoh material
kepada konsultan perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
4) Pemasangan langit-langit rangka metal galvanized hollow ini dilaksanakan untuk semua
plafond gedung dan Pembangunan Koperasi
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
6) Batang-batang profil untuk rangka plafond yang dipasang telah diseleksi dengan baik,
lurus tidak cacat dan telah disetujui konsultan perencana dan direksi.
7) Seluruh rangka plafond digantung pada plat beton atau balok beton, dengan menggunakan
penggantung dari metal hollow dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat
melekat dengan baik dan kuat pada plat beton dan tidak bergeser/berubah.
8) Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan harus rata, waterpass, tidak
gelombang, batang rangka saling tegak lurus.
9) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli khusus yang sudah berpengalaman
dibidangnya dan dibawah supervisi dari pabrik pembuatnya.
10) Untuk list plafond menggunakan U Shadowline ukuran 3 cm.
2. Bahan
Menggunakan penutup lantai keramik menggunakan jenis dan type yang setara dengan yang
disebutkan dibawah ini, yaitu :
• Ukuran Keramik yang digunakan :
- 40 x 40 cm untuk lantai ruangan dan koridor
- 40 x 40 cm Unpolished untuk lantai KM/WC
- 20 x 25 cm untuk dinding KM/WC
Keramik-keramik diatas dipasang dengan warna ditentukan kemudian. Keramik
menggunakan merk Roman atau Platinum.
• Bahan harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna, kilap dan tebalnya serta
presisi.
• Bahan yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai, warna ditentukan kemudian.
• Penyedia diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui oleh Direksi.
3. Syarat Pelaksanaan
a) Pemasangan keramik pada lantai pertama (berhubungan dengan permukaan tanah dasar)
dipasang diatas lantai kerja beton rabat setebal 5 cm dengan permukaan rata sesuai pile yang
telah ditentukan, dan lantai plat beton tebal 10 cm dengan wiremesh. Kondisi keramik harus
kering, bersih dari debu dan tidak perlu direndam. Pemasangan keramik harus menghasilkan
bidang yang rata, bebas dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-lubang
nat lebarnya harus sama. Untuk bidang (baik lantai maupun dinding) harus terlebih dahulu betul-
betul rata sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan dinding yang rata sedangkan pengisian
nat-nat harus rapi mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan keramik yang
permukaannya tidak rata, keramik yang retak-retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan cacat
dan lainnya harus segera diperbaiki/dibongkar. Sedangkan perbaikan dan pembongkaran
menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
b) Pemasangan keramikpada lantai selanjutnya (berhubungan dengan plat lantai – beton). Kondisi
keramik harus kering, bersih dari debu dan tidak boleh direndam. Namun apabila belum rata
maka sebelum melaksanakan pekerjaan, dilakukan pelapisan plat lantai beton dengan lapisan
beton screed setebal rata-rata 3 cm (tergantung kerataan permukaan plat beton). Pemasangan
keramik harus menghasilkan bidang yang rata, bebas dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat
harus rapi dan lubang-lubang nat lebarnya harus sama. Untuk bidang baik lantai maupun dinding
harus terlebih dulu betul-betul rata sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan dinding yang
rata sedangkan pengisian nat-nat harus rapi mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil
pemasangan keramik yang permukaannya tidak rata, keramik yang retak-retak, gumpil-gumpil,
alur-alur kotor dan cacat dan lainnya harus segera diperbaiki/dibongkar. Sedangkan perbaikan
dan pembongkaran menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
c) Keramik harus seragam / uniform dalam warna, ukuran, tebal serta permukaan harus rata
sudutnya harus betul-betul siku. Sebelum dimulai pemasangan, Penyedia Barang / Jasa harus
menyerahkan dulu untuk mendapatkan persetujuan baik dari Konsultan Pengawas, maupun dari
unsur teknik Proyek.
d) Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
e) Pengawasan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Konsultan Pengawas harus mengadakan persiapan yang
baik.Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan sesuai gambar dan
sebelum ubin dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.Pengawasan untuk pelapisan dinding ditekankan pada pemasangan pipa listrik
penerangan dan pipa air lainnya.Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat dihindarkan.
Keramik dipasang dengan lem keramik. Untuk mengisi celah-celah antara keramik digunakan
pasta semen berwarna yang sama dengan warna keramik atau warna semen/gelap, permukaan
dinding ubin keramik harus rata dan permukaan harus rapih dan bersih.
Keramik yang cacat tidak boleh dipasang.Sambungan-sambungan (siar) harus rata, lurus untuk
mendapatkan lantai yang sempurna.
f) Pemeriksaan
Sebelum pemasangan ubin Penyedia wajib memeriksa persiapan-persiapan lapisan dasarnya
terutama lapisan pasirnya serta menjamin dasar yang rata dan padat.
Semua pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya harus sudah terpasang pada tempatnya
dan diperiksa sebelum pemasangan ubin.
g) Pemotongan ubin keramik
Pemotongan keramik harus dilaksanakan dengan hati-hati dan rapih dengan menggunakan
mesin pemotong khusus untuk keramik dan granit tile.
h) Untuk pemasangan ubin dinding dan plint.
Penyedia wajib memeriksa dan menjamin bahwa semua pipa-pipa, saluran-saluran, angker dan
sebagainya telah terpasang dan disetujui sebelum memulai pekerjaan ini.
Penyedia wajib memeriksa permukaan-permukaan yang akan dilapisi, bila terdapat cacat atau
keadaan yang merugikan, harus diperbaiki lebih dahulu.
i) Adukan untuk pelapis dinding :
• Adukan dasar 1 pc : 3 ps
Pemasangan keramik harus baik, lurus, tegak, siar-siar harus lurus dengan ketebalan 1 mm.
Siar-siar harus diisi dengan adukan, segera setelah adukan dasar cukup mengeras.
• Penyedia harus mentaati semua petunjuk-petunjuk dari Pabrik yang bersangkutan.
• Persyaratan mengenai pemasangan, lebar siar dan pengisiannya harus sesuai dengan
ketentuan diatas.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 31
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian – bagian yang ditunjuk dalam gambar
maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah :
a. Cat dinding
b. Cat plafond
Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan warna sesuai
persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab
lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab Penyedia.
a. Cat Dinding dan Plafond
▪ Khusus cat dinding interior dan plafond menggunakan cat dinding ex. Nippon Paint, Dulux atau
Kemtone dengan warna ditentukan kemudian.
▪ Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom, dinding luar dan
plafond sesuai gambar perencanaan.
▪ Pengecatan dinding dalam (interior) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pastikan dinding sudah benar benar kering. Faktor kekeringan pada dinding yang akan dicat
berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika
menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.
- Bersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau gunakan scraping besi untuk
membersihkan permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang mengeras.
- Lapisi permukaan dinding dengan cairan alkali dengan cara di rol atau kuas untuk menahan
keluarnya air dari dalam tembok (hal ini dilakukan apabila permukaan dinding belum benar
benar kering dari persyaratan minimum yang diperlukan).
- Lapisi dinding dengan wall filler atau plamir sampai rata.Lakukan 2 kali lapis setelah lapisan
pertama mengering.
- Penggunaan wall filler dan alkali resisting primer sebaiknya dari merk sama dengan produk
catnya. Jika menggunakan merk yang berbeda hendaknya menggunakan produk yang dan
tidak berkualitas rendah.
- Langkah selanjutnya amplas permukaan dinding dengan amplas halus dengan cara
mengamplas sedikit mengambang atau tidak memerlukan tekanan yang besar dan setelah
tahap ini selesai anda bisa melakukan pengecatan.
- Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata
warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.
b. Cat Dinding Luar (Eksterior)
- Khusus cat dinding luar gedung / eksterior menggunakan Cat Weathershield merk Nippon Paint,
Dulux atau jotun dengan warna ditentukan kemudian.
- Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom, dinding luar dan
plafond sesuai gambar perencanaan.
- Pengecatan dinding luar (eksterior) dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
▪ Pastikan tembok yang akan dicat benar-benar kering (minimal satu bulan setelah acian), atau
ketika pengetesan terhadap kelembaban tembok menunjukkan angka maksimal 16%.
▪ Bersihkan permukaan tembok dari sisa acian atau kotoran. Bersihkan juga tembok dari debu
yang menempel.
▪ Jika terdapat retak rambut atau lubang-lubang kecil pada tembok, gunakan plamir tembok atau
wall filler untuk menutupnya. Aplikasi plamir (wall filler) hanya pada bagian yang retak (tidak
diratakan ke seluruh permukaan tembok).
▪ Aplikasikan cat dasar alkali resisting primer (water based) tanpa pengenceran. Alkali
resisting primer adalah cat dasar untuk tembok yang terbuat dari bahan acrylic emulsion, yang
ramah lingkungan serta tidak mengandung logam berat (lead dan mercury). Produk ini
terutama untuk pengecatan tembok baru serta efektif untuk mencegah degradasi yang
disebabkan oleh alkali semen. Produk ini memiliki kemampuan penetrasi yang baik pada
substrat (permukaan), memberikan daya lekat yang baik bagi cat akhir (top coat) dan mudah
diaplikasikan. Gunakan alkali resisting primer (solvent based) untuk dinding luar atau dinding
dengan kadar alkali yang tinggi.
▪ Penggunaan wall filler dan alkali resisting primer sebaiknya dari merk sama dengan produk
catnya. Jika menggunakan merk yang berbeda hendaknya menggunakan produk yang setara
dan tidak berkualitas rendah.
▪ Aplikasikan cat finish lapis pertama dengan pengenceran + 10%.
▪ Aplikasikan cat finish lapis kedua tanpa pengenceran. Jarak antara aplikasi cat finish pertama
dan kedua minimal 2 jam.
▪ Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata warnanya
minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.
PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 32
1. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.
b. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
▪ Kloset jongkok
▪ Kloset Duduk
▪ Kran dinding 2 ½”
▪ Floor drain
▪ Instalasi pipa PVC 3/4" Tipe AW, PVC 4" Tipe AW, PVC 3" Tipe AW
▪ Tangki bawah 1 Kubik
2) Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada konsultan perencana beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Konsultan Perencana berdasarkan contoh yang dilakukan Penyedia.
2. Bahan/Produk
1) Untuk keran merk TOTO, SAN-EI, WASSER.
2) Floor drain dan clean out :TOTO, SAN-EI, WASSER.
3. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Penyedia tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan dan fungsinya.Penyedia wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
5) Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai menggunakan merk TOTO, SAN – EI, Wasser dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
b. Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter
dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
6) Floor Drain
a. Floor drain dan clean out y7ang digunakan adalah metal verchroom, lubang diameter 2˝
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui konsultan
pengawas.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan
rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
7) Untuk instalasi air bersih, air kotor dan kotoran menggunakan pipa PVC merk Wavin, Rucika,
dan Pralon.
8) Kloset jongkok menggunakan merk Toto atau American Standart.
9) Kloset duduk menggunakan merk Toto atau American Standart.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga, dan peralatan-peralatan
yang diperlukan agar seluruh instalasi listrik dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan
kualitas bahan serta kualitas pengerjaan / pemasangan yang terbaik, kemudahan pengaturan dan
perawatan serta keamanan operasi dari sistem sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam perencanaan ini.
Lingkup pekerjaan instalasi listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan dan instalasi
dari PLN, yang meliputi penyambungan Daya 220V/380V, 3 Phasa, 50 Hz dan distribusi daya listrik
tegangan rendah dari panel utama ke panel lighting berikut instalasi, testing, commissioning, serta
jaminan dan pemeliharaan atas instalasi listrik yang dipasang sebagai satu kesatuan.
Jenis pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
• Instalasi titik lampu
• Instalasi stop kontak
• Lampu LED 10 watt
• Saklar ganda
• Saklar tunggal
• Stop Kontak
• Instalasi WLC
Dengan tidak mengurangi arti persyaratan terperinci dari gambar dan sistem, secara garis besar
lingkup pekerjaan dapat diuraikan seperti di bawah ini :
B. Sistim Pengkabelan
Sistim pengkabelan harus merupakan instalasi kabel yang lengkap dengan cable rack/tray/
ladder, conduits, junction boxes, cable clamps, sleeves, cable lugs, cable ties dan lain-lain yang
diperlukan bagi penyelesaian instalasi kabel yang sempurna.
Keseluruhan sistem tegangan rendah seperti telah ditetapkan didalam Spesifikasi dan atau
telah ditunjukkan pada pekerjaan gambar yang disajikan.Kapaitas minimum daya hantar arus
harus sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
Jenis dan ukuran kabel yang direncanakan telah jelas dan tercantum dalam gambar. Cara
pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan PUIL-2000. Penyedia harus membuat gambar
pelaksanaan yang menunjukkan secara mendetail pelaksanaan pemasangan kabel-kabel.
Kabel distribusi, kabel kontrol dan kabel instalasi yang dipasang adalah buatan lokal dari
produsen : Supreme, Kabelindo, dan Kabel Metal.
Secara garis besar, berikut ini diuraikan cara pemasangan kabel-kabel.
1. Kabel NYY
Kabel NYY dipakai sebagai kabel feeder. Pemasangan kabel NYY di dalam cable trench
atau pada cable leadder atau pada dinding harus menggunakan klem PVC (PVC cable
clamp) yang sesuai minimal 1 buah tiap 1 m. Jarak antara kabel yang satu dan yang lain
minimal 2 cm.
Adanya penyambungan pada 1 jalur kabel tidak diperkenankan. Ujung-ujung kabel pada
terminasi harus dilengkapi dengan cable lugs/sleeves dipres dengan crimping tools yang
sesuai. Kemudian bagian konduktor yang telanjang harus diisolasi sebaik-baiknya.
2. Kabel NYM
Kabel NYM dipasang sebagai kabel instalasi dari panel SDP/LP ke titik-titik lampu / stop
kontak. Instalasi NYM harus didalam conduit.
Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan pada kotak penyambungan/ pencabangan
(junction box) dengan menggunakan screwed connection block.
3. Penutupan Lajur Kabel
Untuk panel-panel yang terpasang pada sisi kolom bangunan, lajur-lajur kabel di antara
panel tersebut dan plafond, yang terpasang pada permukaan kolom harus ditutup dengan
besi plat tebal 1.2 mm yang bentuk dan warna catnya disesuaikan dengan bentuk dan warna
panel yang bersangkutan atau ditentukan tersendiri oleh konsultan.
C. Instalasi penerangan
1. Stop Kontak
Gambar-gambar menunjukkan perkiraan dari letak stop kontak dan harus disesuaikan lebih
lanjut dengan arsitektur.
Stop kontak harus dipasang sempurna, setinggi 30 cm dari lantai kecuali ditentukan lain
dalam gambar.
Untuk stop kontak daya 1 phase dipakai merk Broco, Schneider, atau setara
2. Saklar Lampu
Gambar-gambar menunjukkan perkiraan letak dari saklar lampu untuk perlampuan yang
menggunakan saklar setempat. Perletakan tersebut masih harus disesuaikan dengan
Arsitektur .
Saklar lampu harus dipasang secara sempurna, setinggi 120 cm dari lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
Saklar lampu tersebut harus mempunyai kemampuan hantar arus minimal 10 Ampere,
buatan Broco, Schneider, atau setara
3. Penerangan
Jenis lampu dan armaturnya sesuai dengan legenda pada gambar atau bill of quantity, dan
bila ada perubahan jenis lampu dan type harus atas persetujuan konsultan dan pemilik
proyek.
Gambar denah lampu telah menunjukkan perkiraan tempat lampu-lampu.Penempatan
lampu-lampu masih harus disesuaikan disain Arsitektur Interior.
Penambahan/pengurangan jumlah lampu nantinya akan merupakan pekerjaan
tambah/kurang.
Setiap entrance dari luar bangunan ke dalam gedung, menggunakan lampu jenis yellow
type dan film coating untuk setiap lampu yang digunakan didalam ruang kelas
Penyedia harus menyampaikan data lengkap mengenai setiap armatur lampu yang
ditawarkan berikut brosur / katalog dalam dokumen tendernya.
a. Lampu LED.
Lampu LED dan harus buatan Philips type sesuai gambar perencanaan, type
selengkapnya sesuai dengan fungsi ruangan yang terdapat digambar kerja.
4. Sistim Konduit
Pipa konduit pelindung kabel NYM yang akan dipakai adalah dari bahan PVC Clipsal
yang lentur dan tidak mudah pecah. Demikian pula perlengkapannya, seperti elbow dan
kotak-kotak sambungan harus berkualitas baik, serta berpenutup rapih/kukuh.
Diameter konduit yang dipasang harus sesuai dengan kebutuhan.Cara pemasangan pipa
konduit harus memenuhi ketentuan PUIL 2000.
Pada konstruksi/slab beton pipa konduit terpasang di permukaannya (outblow), sedangkan
pada dinding pipa konduit tertutup dengan plesteran (inbow).
D. INSTALASI HUBUNGAN PENTANAHAN
Instalasi hubungan pentanahan ini harus dilaksanakan sesuai gambar dan memenuhi ketentuan
PUIL-2000. Pada dasarnya sesuai dengan peraturan pelaksanaan PLN, instalasi hubungan
pentanahan tersebut adalah sistem TT atau sistem pembumi pengaman (PP). Dalam hal ini
hantaran pengaman dihubungkan pula di panel-panel tegangan rendah dengan hantaran netral
yang ditanamkan.
Tahanan pentanahan yang diijinkan dari sistem hantaran pengaman adalah tidak lebih dari 2
ohm. Hantaran pengaman, jenis dan penampangnya harus seperti tercantum dalam gambar.
E. LAIN-LAIN
1. Penyedia wajib mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan yang tertulis
pada peraturan-peraturan tersebut diatas dan disesuaikan dengan bahan atau peralatan
yang dipasang
2. Penyedia harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar mengetahui
apabila ada hal-hal yang mungkin mengganggu pekerjaannya. Apabila timbul persoalan,
Penyedia wajib mengajukan saran penyelesaian satu minggu sebelum bagian pekerjaan ini
dilaksanakan
3. Peralatan-peralatan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan pada gambar
perencanaan atau tidak disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Penyedia,
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa
tambahan biaya.
4. Penyedia harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk beroperasinya
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan Penyedia sendiri. Penyedia
harus menyerahkan ijin / keterangan tertulis tersebut di atas kepada Pengawas / Direksi
5. Penyedia harus menyatakan secara tertulis, bahwa bahan-bahan dan segala peralatan yang
diserahkan sehubungan dengan pekerjaan tersebut adalah dari kualitas terbaik serta baru,
dan cara pelaksanaan pekerjaannya akan dilakukan secara wajar dan terbaik. Dan
instalasi yang diserahkan dalam keadaan lengkap dan dapat bekerja dengan baik sebagai
mana mestinya, tanpa mengurangi / menghilangkan bahan-bahan yang sewajarnya
disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam uraian dan syarat tersebut,
ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar rencana yang tersedia
6. Apabila Penyedia menjumpai adanya ketidak-jelasan, kekurangan dan pula kesalahan pada
gambar rencana, gambar detail dan penjelasan teknisnya, maupun kesimpang-siuran dalam
hal standard yang harus diikuti, yang mungkin akan menyebabkan instalasi tersebut tidak
akan beroperasi sebagaimana mestinya, maka Penyedia wajib mengkonsultasikan masalah
tersebut dengan Pengawas / Direksi.
7. Apabila Pengawas / Direksi tidak dapat memutuskan hal tersebut di atas, maka
pengambilan keputusan akan diserahkan kepada instansi atau badan yang berwenang
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA
Pasal 34
Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terima yang
kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya,
antara lain :
▪ Penyempurnaan dan pemeliharaan
▪ Pembersihan
▪ Keamanan dan penjagaan
Apabila Penyedia telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang
pertama.
PENUTUP
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh Penyedia " maka hal ini
harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh Penyedia dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Penyedia.
c. Penyedia harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain sebagainya
sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Penyedia. Dan
segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Direksi/
Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.