Anda di halaman 1dari 86

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Nama Pekerjaan :
Renovasi Gedung dan Bangunan Lainnya

Politeknik Negeri Banyuwangi

Jl. Raya jember KM 13 Labanasem, Kabat –


Lokasi Pekerjaan :
Banyuwangi
No. Kontrak : -
Waktu Pelaksanaan : 14 (Empat belas) Hari

Disusun Oleh :

ORGA SEPDITA ARI, ST


LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

Nama Pekerjaan :

Renovasi Gedung dan Bangunan Lainnya

Waktu Pelaksanaan :
14 (Empat Belas) Hari

Pihak Penyedia Jasa Pihak Prngguna Jasa


Dibuat Oleh, Disetujui Oleh,
Pejabat Pembuat Komitmen
Politeknik Negeri banyuwangi

Orga Sepdita Ari, ST Dadang Dwi Pranowo, ST., M.Eng


NIP. 19821014 201404 1 001
DAFTAR ISI

BAB I. RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS........................................................................... 4


BAB II. PENJELASAN UMUM ...........................................................................................20
I. URAIAN UMUM ............................................................................................... 20
I.1 Uraian Pekerjaan.....................................................................................20
I.2 Batasan / Peraturan.................................................................................20
I.3 Dokumen Kontrak....................................................................................21
II. LINGKUP PEKERJAAN .......................................................................................22
II.1 Keterangan Umum...................................................................................22
II.2 Sarana dan Cara Kerja..............................................................................23
II.3 Pembuatan Jadwal Rencana Pelaksanaan...............................................24
II.4 Ketentuan dan Syarat-syarat Bahan........................................................24
II.5 Keahlian dan Pertukangan....................................................................... 26
II.6 Jenis dan Mutu Bahan.............................................................................. 26
II.7 Pelaksanaan Pekerjaan............................................................................32
II.8 Penjelasan Penyelesaian Urutan Perbedaan Data...................................36
II.9 Keamanan dan Penjagaan .......................................................................36
II.10 Laporan Mingguan dan Harian................................................................ 37
II.11 Jaminan Keselamatan Tenaga Kerja.........................................................37
II.12 Alat-alat Pelaksanaan Pengukuran..........................................................38
II.13 Syarat-syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan..................................38
II.14 Pekerjaan Tambah Kurang.......................................................................40
II.15 Penyelesaian dan Penyerahan................................................................. 40
III. PERSIAPAN PEKERJAAN.................................................................................... 42
III.1 Persiapan................................................................................................. 42
III.2 Health and Safety Environtment (HSE) ...................................................44
BAB III. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN .................................................................... 51
3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN ...........................................................................51
3.2 PEKERJAAN TANAH / GALIAN...................................................................52
3.3 PEKERJAAN PASANGAN...........................................................................53
3.4 PEKERJAAN BETON DAN PEMBESIAN......................................................56
3.5 PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA................................................59
3.6 PEKERJAAN KERAMIK LANTAI..................................................................66
3.7 PEKERJAAN KANOPI DAN GRILL...............................................................69
3.8 PEKERJAAN PAVINGISASI.........................................................................73
3.9 PEKERJAAN FINISHING.............................................................................76
3.10 PEKERJAAN PLAFOND..............................................................................80
3.11 PEKERJAAN LISTRIK..................................................................................83
BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................................86

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 3


BAB I
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS

Berikut ini adalah daftar simak dari spesifikasi teknis untuk selebihnya bisa mengacu
pada keseluruhan dokumen RKS ini.

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor


A RENOVASI RUANG UKK
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lahan
Papan Nama Kegiatan
Banner, rangka Lokal yang disetujui oleh Direksi
2 (Konstruksi + BPJS) uk. 80 x 120
kayu lokal Pengawas
cm
3 Pembongkaran Dinding Bata
4 Pembongkaran Kusen
Penyediaan SMK3 (APD, APK Lokal yang disetujui oleh Direksi
5 APD, P3K
dan rambu) Pengawas

II PEKERJAAN TANAH / GALIAN

Galian Tanah Pondasi


1

Urugan Tanah Kembali


2
Urugan Pasir Bawah Pondasi Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Urug
3 Tebal 5 cm Pengawas

III PEKERJAAN PASANGAN

Pasangan Dinding Bata Merah


Batu Bata, Pasir Lokal yang disetujui oleh Direksi
Tebal ½ Batu Campuran 1SP :
1 Pasang Pengawas
8PP
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Plesteran Halus 1 PC : 8 PP, Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Pasang
2 Tebal 1,5 cm Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Acian Semen PC
3 oleh Direksi Pengawas

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 4


PEKERJAAN BETON DAN
IV
PEMBESIAN
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Lantai Kerja Beton K - 100 Semen PC
1 oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas

Foot Plat 60 x 60
2
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Tulangan Ø12 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
- Bekisting Pondasi
bekisting Pengawas
Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

Sloof Beton 15 x 20
3
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- 4 Ø 12 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Ø 8 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
- Bekisting Sloof 2 x Pakai
bekisting Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 5


Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

Kolom Beton 20 x 20
4
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- 8 Ø 12 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Ø 8 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
- Bekisting Kolom 2 x Pakai Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
(Menggunakan Bambu) bekisting Pengawas
Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

Balok Beton 20 x 30
5
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- 8 Ø 12 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Ø 8 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
- Bekisting Balok 2 x Pakai Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
(Menggunakan Bambu) bekisting Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 6


Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

PEKERJAAN KUSEN, PINTU


V
DAN JENDELA
Kusen Alumunium Alexindo setara kualitas / yang disetujui
Pas. Kusen Alumunium Putih 4"
1 Putih doff / hitam 4 Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Paku skrup 6x2
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Sealand
Pengawas
Pasang Kaca Tempered Tebal Kaca Tempered 12 Mulia Glass, Asahimas, setara kualitas /
2 1,2 Cm mm yang disetujui Direksi Pengawas
Pasang Kaca Bening Tebal 8 Kaca Bening Tebal 8 Mulia Glass, Asahimas, setara kualitas /
3 mm mm yang disetujui Direksi Pengawas
Dekkson, setara kualitas / yang disetujui
Pemasangan Kunci Pintu Fitting Lock
4 Direksi Pengawas
Dekkson, setara kualitas / yang disetujui
Pemasangan Floor Hinge Floor Hinge
5 Direksi Pengawas
Dekkson, setara kualitas / yang disetujui
Pemasangan Patch Fitting Patch Fitting
6 Direksi Pengawas
Dekkson, setara kualitas / yang disetujui
Pasang Pull Handle (45 cm) Handle 45 cm
7 Direksi Pengawas

VI PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

Keramik 30 x 30 cm Asia tile, setara kualitas / yang disetujui


Pasang Keramik 30 x 30 Motif
1 motif Direksi Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir pasang
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Semen warna
Pengawas

PEKERJAAN KANOPI DAN


VII
GRILL

Pasang Kanopi Atap Spandex


1
- Pasang Pipa Kotak Galvanis 40 Pipa Kotak Spindo, setara kualitas / yang disetujui
x 60 x 1,2 40x60x1,2 Galvanis Direksi Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 7


- Pasang Pipa Kotak Galvanis 40 Pipa Kotak Spindo, setara kualitas / yang disetujui
x 40 x 0,8 20x40x0,8 Galvanis Direksi Pengawas
- Pasang Atap Spandex Atap Spandex Spindo, setara kualitas / yang disetujui
Galvalume Galvalume Direksi Pengawas
Sumiko, setara kualitas / yang disetujui
- Pengelasan Kawat las
Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Solar
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Minyak pelumas
Pengawas

Nippon, setara kualitas / yang disetujui


- Pengecatan Besi Meni anti karat
Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Kuas uk. 4"
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Memasang Grill Saluran Depan Besi siku 60.60.6 BangunSarana Baja.yang
2
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi siku 40.40.4 BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi Beton Ulur D
BangunSarana Baja.yang
13
disetujuiolehDireksiPengawas
Sumiko, setara kualitas / yang disetujui
Kawat las
Direksi Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Memasang Grill Saluran
Besi siku 40.40.4 BangunSarana Baja.yang
3 Pembuang
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi siku 20.20.2 BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi Beton Ulur D
BangunSarana Baja.yang
13
disetujuiolehDireksiPengawas
Sumiko, setara kualitas / yang disetujui
Kawat las
Direksi Pengawas

VIII PEKERJAAN PAVINGISASI

Pasang Paving Block 21.0 x 31.5 Paving 21.0 x 31.5 x Lokal yang disetujui oleh Direksi
1
x 8 K 300, t = 8 Cm 8.0 mutu K 300 Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir urug
Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 8


IX PEKERJAAN FINISHING

Pek. Cat Dinding Interior Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
1 (Lama) Nippon Paint Direksi Pengawas

Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui


Nippon Paint Direksi Pengawas

Pek. Cat Dinding Exterior Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
2 (Lama) Nippon Paint Direksi Pengawas

Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui


Nippon Paint Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pek. Cat Dinding Interior Plamur tembok
3 Pengawas
Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas

B RENOVASI RUANG GENSET

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan Lahan
Penyediaan SMK3 (APD, APK Lokal yang disetujui oleh Direksi
2 APD, P3K
dan rambu) Pengawas

PEKERJAAN BETON DAN


II
PEMBESIAN
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Rabat Beton K 40 / B0 Semen PC
1 oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas

III PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

Keramik 40 x 40 cm Asia tile, setara kualitas / yang disetujui


Pasang Keramik 40 x 40 Motif
1 motif Direksi Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 9


Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir pasang
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Semen warna
Pengawas

IV PEKERJAAN GRILL

Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,


Memasang Grill Besi siku 60.60.6 BangunSarana Baja.yang
1
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi siku 40.40.4 BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi Beton Ulur D
BangunSarana Baja.yang
13
disetujuiolehDireksiPengawas
Sumiko, setara kualitas / yang disetujui
Kawat las
Direksi Pengawas

V PEKERJAAN FINISHING

Meni Besi ( Hitam, Nippon, setara kualitas / yang disetujui


Pek. Cat Besi
1 hijau, abu2) Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Kuas uk. 4"
Pengawas
Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Pek. Cat Water Profing Cat tembok dasar
2 Direksi Pengawas
No drop cat pelapis No Drop, setara kualitas / yang disetujui
anti bocor Direksi Pengawas

C RENOVASI POS JAGA

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan Lahan
Penyediaan SMK3 (APD, APK Lokal yang disetujui oleh Direksi
2 APD, P3K
dan rambu) Pengawas

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 10


II PEKERJAAN PLESTERAN

Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui


1 Acian Semen PC
oleh Direksi Pengawas

III PEKERJAAN BETON

Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui


1 Rabat Beton K 40 / B0 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas

IV PEKERJAAN PLAFOND

Memasang 1 m2 Rangka Hollow plafon besi Prima, Majadeck, Kecana, setara kualitas
1
Hollow Plafond Uk. 60 x 60 cm 40.40 / yang disetujui Direksi Pengawas
Pemasangan 1 m2 langit-langit Kalsi, Jayaboard, setara kualitas / yang
2 Plafon Kalsi Ling 4
(120x240x4) mm, tebal 4 mm disetujui Direksi Pengawas
Paku kayu 2-3 cm
Lokal yang disetujui oleh Direksi
( paku plafond
Pengawas
eternit, triplek)
Memasang Calsiplank ukuran Siding Plank Kalsi Royalboard, setara kualitas / yang
3
(30 x 1) cm Plank 8 disetujui Direksi Pengawas
Paku kayu 4-5 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(paku reng) Pengawas

V PEKERJAAN LISTRIK

Lokal yang disetujui oleh Direksi


1 Pekerjaan Instalasi Titik Lampu Pipa conduit 20 mm
Pengawas
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, setara
Kabel NYA 3x1,5
kualitas / yang disetujui Direksi
mm2
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
T Dus
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
L Bow
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Las Dop
Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 11


Lokal yang disetujui oleh Direksi
Klem
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
2 Pas. Lampu Selang Lampu Selang
Pengawas
DNO27B Downlight
Pas. Lampu Downlight LED 9 Philips, setara kualitas / yang disetujui
3 LED 9w(10w)
Watt Direksi Pengawas
Bundar D125
Lokal yang disetujui oleh Direksi
4 Pas. Sakelar Ganda Mongkok
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Saklar Seri
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
5 Pas. Sakelar Tunggal Mongkok
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Saklar Engkel
Pengawas

VI PEKERJAAN FINISHING

Lokal yang disetujui oleh Direksi


1 Pek. Cat Plafond Plamur tembok
Pengawas
Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Pek. Cat Dinding Interior Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
2
(Lama) Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Pek. Cat Dinding Exterior Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
3 (Lama) Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Nippon, setara kualitas / yang disetujui
4 Pek. Cat Water Profing Cat tembok dasar
Direksi Pengawas
No drop cat pelapis No Drop, setara kualitas / yang disetujui
anti bocor Direksi Pengawas

PEMBANGUNAN RUMAH
D
POMPA

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan Lahan
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 12


Penyediaan SMK3 (APD, APK Lokal yang disetujui oleh Direksi
2 APD, P3K
dan rambu) Pengawas

II PEKERJAAN TANAH / GALIAN

Galian Tanah Pondasi


1

Urugan Tanah Kembali


2
Urugan Pasir Bawah Pondasi Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Urug
3 Tebal 10 cm Pengawas
Urugan Pasir Bawah Pondasi Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Urug
4 Tebal 5 cm Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Urugan Tanah Peninggi Lantai Tanah Urug
5 Pengawas

III PEKERJAAN PASANGAN

Lokal yang disetujui oleh Direksi


Pasangan Aanstampeng Batu Belah
1 Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Urug
Pengawas
Pasangan Batu Pecah 1 PC : 6 Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Belah
2 PP Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Pasang
Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Pasangan Dinding Bata Merah
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Tebal ½ Batu Campuran 1SP : Batu Bata
3 Pengawas
8PP
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Pasang
Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Plesteran Halus 1 PC : 8 PP, Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir Pasang
4 Tebal 1,5 cm Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Acian Semen PC
5 oleh Direksi Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor
PEKERJAAN BETON DAN
IV
PEMBESIAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 13


Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Lantai Kerja Beton K - 100 Semen PC
1 oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas

Foot Plat 60 x 60
2
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Tulangan Ø12 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
- Bekisting Pondasi
bekisting Pengawas
Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

Sloof Beton 15 x 20
3
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- 4 Ø 12 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Ø 8 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
- Bekisting Sloof 2 x Pakai
bekisting Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor
Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 14


Kolom Beton 15 x 15
4
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- 4 Ø 12 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Ø 8 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
- Bekisting Kolom 2 x Pakai Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
(Menggunakan Bambu) bekisting Pengawas
Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

Balok Beton 15 x 20
5
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
- Beton K 225 Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- 4 Ø 12 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
- Ø 8 - 150 Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
- Bekisting Balok 2 x Pakai Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
(Menggunakan Bambu) bekisting Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor
Paku kayu 10 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(usuk,kuda-kuda) Pengawas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 15


Membuat 1 m’ Ring Balok Acuan Kayu Lokal yang disetujui oleh Direksi
6 Beton Bertulang (10 x 15) cm bekisting Pengawas
Paku kayu 7 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(paku usuk) Pengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Besi Beton Polos BangunSarana Baja.yang
disetujuiolehDireksiPengawas
Kawat ikat Lokal yang disetujui oleh Direksi
beton/bendrat Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir beton
Pengawas
Batu pecah 2 - 3 Lokal yang disetujui oleh Direksi
(mesin) Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Rabat Beton K 40 / B0 Pasir Pasang
7 Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Batu Pecah
Pengawas

V PEKERJAAN PINTU

Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,


Pas. Pintu Besi Besi siku 40.40.4 BangunSarana Baja.yang
1
disetujuiolehDireksiPengawas
Hanil Jaya Steel, Bhirawa, Jatim,
Plat 1 x 4 x 8
BangunSarana Baja.yang
(1,0x120x240)
disetujuiolehDireksiPengawas
Sumiko, setara kualitas / yang disetujui
Kawat las
Direksi Pengawas

VI PEKERJAAN KERAMIK LANTAI

Keramik 40 x 40 cm Asia tile, setara kualitas / yang disetujui


Pasang Keramik 40 x 40 Motif
1 motif Direksi Pengawas
Holcim, Gresik, Tiga Roda yang disetujui
Semen PC
oleh Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir pasang
Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Semen warna
Pengawas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 16


PEKERJAAN ATAP DAN
VII
PENUTUP ATAP
Pasang Rangka Atap Baja Kencana, Winstar, Bima setara kualitas /
Galvalume C-075
1 Ringan t : 0.75 mm yang disetujui Direksi Pengawas
Kencana, Winstar, Bima setara kualitas /
Galvalume reng
yang disetujui Direksi Pengawas
Genteng Metal Isodex, Rainbow setara kualitas / yang
Pasang Genteng Metal
2 Roof disetujui Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
paku skrup 6x2
Pengawas
Wuwung atas Isodex, Rainbow setara kualitas / yang
Pasang Bubung Genteng Metal
3 genteng metal roof disetujui Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
paku skrup 6x2
Pengawas
Memasang 1 m2 Rangka Hollow plafon besi Prima, Majadeck, Kecana, setara kualitas
4
Hollow Plafond Uk. 60 x 60 cm 40.40 / yang disetujui Direksi Pengawas
Pemasangan 1 m2 langit-langit Kalsi, Jayaboard, setara kualitas / yang
5 Plafon Kalsi Ling 4
(120x240x4) mm, tebal 4 mm disetujui Direksi Pengawas
Paku kayu 2-3 cm
Lokal yang disetujui oleh Direksi
( paku plafond
Pengawas
eternit, triplek)
Memasang Calsiplank ukuran Siding Plank Kalsi Royalboard, setara kualitas / yang
6
(10 x 1) cm Plank 8 disetujui Direksi Pengawas
Paku kayu 4-5 cm Lokal yang disetujui oleh Direksi
(paku reng) Pengawas

VIII PEKERJAAN LISTRIK

Lokal yang disetujui oleh Direksi


1 Pekerjaan Instalasi Titik Lampu Pipa conduit 20 mm
Pengawas
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, setara
Kabel NYA 3x1,5
kualitas / yang disetujui Direksi
mm2
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
T Dus
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
L Bow
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Las Dop
Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Klem
Pengawas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 17


Pekerjaan Instalasi Titik Stop Lokal yang disetujui oleh Direksi
2 Pipa conduit 20 mm
Kontak Pengawas
Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, setara
Kabel NYA 3x1,5
kualitas / yang disetujui Direksi
mm2
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
T Dus
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
L Bow
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Las Dop
Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Klem
Pengawas
DNO27B Downlight
Pas. Lampu Downlight LED 9 Philips, setara kualitas / yang disetujui
3 LED 9w(10w)
Watt Direksi Pengawas
Bundar D125
Lokal yang disetujui oleh Direksi
4 Pas. Sakelar Ganda Mongkok
Pengawas
Panasonic, setara kualitas / yang
Saklar Seri
disetujui Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
5 Pas. Stop Kontak Mongkok
Pengawas
Panasonic, setara kualitas / yang
Stop Kontak
disetujui Direksi Pengawas

IX PEKERJAAN PAVINGISASI

Pasang Paving Block 10.5 x 21.0 Paving 10.5 x 21.0 x Lokal yang disetujui oleh Direksi
1
x 6 K 300, t = 6 Cm 6.0 mutu K 300 Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasir urug
Pengawas
Kanstin 40 x 20 x 10 Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pasang Kanstin (40x20x10 cm)
2 K 300 Pengawas

X PEKERJAAN FINISHING

Lokal yang disetujui oleh Direksi


Pek. Cat Dinding Interior Plamur tembok
1 Pengawas
Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan / Merk / Vendor
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Pek. Cat Plafond Plamur tembok
2 Pengawas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 18


Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding interior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
3 Pek. Cat Dinding Exterior Plamur tembok
Pengawas
Cat Tembok Dasar Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Cat dinding exterior Nippon, setara kualitas / yang disetujui
Nippon Paint Direksi Pengawas
Meni Besi ( Hitam, Nippon, setara kualitas / yang disetujui
4 Pek. Cat Besi
hijau, abu2) Direksi Pengawas
Lokal yang disetujui oleh Direksi
Kuas uk. 4"
Pengawas

BAB II
PENJELASAN UMUM

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 19


I. URAIAN UMUM
1.1. URAIAN PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Renovasi Gedung UKK, Gedung
Genset dan Pos Jaga Politeknik Negeri Banyuwangi;
b. Istilah ‘Pekerjaan’ mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,
tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/ perlengkapan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud;
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
Gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum
yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2. BATASAN /PERATURAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 22/PRT/2018 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan;
j. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
k. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk
Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung;
l. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);
m. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971);
n. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982);

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 20


o. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
p. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
q. SKSNI T-15-1991-03;
r. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI);
s. Algemenee Voorwarden (AV);
t. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-
2002;
u. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI T-15-
1991-03 dan SNI 03-XXXX-2002;
v. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-
2002;
w. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SKBI –
1.3.53.1987;
x. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Rawat Inap, Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2012.

1.3. DOKUMEN KONTRAK


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas:
 Surat Perjanjian Pekerjaan;
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran;
 Gambar-Gambar Kerja/ Pelaksanaan;
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
 Addendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan.
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ ketidaksesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu
dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/ melaporkannya
kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah:
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka
tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/
ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Perencana Konstruksi lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 21


mengakibatkan kerusakan/ kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Perencana Konstruksi.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/ penyempurnaan di dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor dalam melakukan pelaksanan


pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran
terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/
melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan
Perencana Konstruksi tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN


II.1. KETERANGAN UMUM
1. Pekerjaan Renovasi Gedung dan banunan Lainnya Politeknik Negeri
Banyuwangi secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan
dari persiapan sampai dengan pembersihan/ pemberesan halaman, dan
dilanjutkan dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan, rincian
item-item pekerjaan seperti tersebut dibawah ini;
a. Renovasi Gedung UKK;
b. Renovasi Gedung Genset;
c. Renovasi Pos Jaga;
d. Pembangunan Rumah Pompa;
e. Pekerjaan lain yang terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut
diatas. Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat
disesuaikan/ dilihat dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ) dan BQ
bersifat tidak mengikat.
f. Kecuali disebutkan secara khusus dalam dokumen – dokumen dimaksud
berikut, lingkup pekerjaan yang termasuk tetapi tidak terBata ringans
pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan bahan/ material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan
lingkup pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Kontraktor/ pekerja lain yang berhubungan
dengan pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 22


e. Penjagaan kebersihan, kerapian dan keamanan area
kerja.Pembuatan gambar pelaksanaan(as built drawing).

II.2. SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau
tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan
mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk
jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/ karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti
beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian
penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan
prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-
gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Perencana Konstruksi setelah dilakukan pemeriksaan
secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan
bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan
pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/ perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 23


 Komponen-komponen pekerjaan pokok/ konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan
sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada
tahap selanjutnya.

II.3. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Kontraktor selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan
pekerjaan. Penyelesaian dimaksud ini telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Perencana Konstruksi.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama
dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama rencana jadual pelaksanaan belum disusun, Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual
pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Perencana
Konstruksi.

II.4. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan
kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982
serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Kontraktor harus
mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan
Perencana yang akan diajukan kepada User untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang
dinyatakan ditolak oleh Konsultan Perencana Konstruksi tidak boleh

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 24


digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Perencana Konstruksi
ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Perencana
Konstruksi memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan
yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan
Perencana Konstruksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi
dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan
diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan
pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,
beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dinyatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi tidak diperlukan rekomendasi laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah satu merek dalam pelaksanaan
satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagian atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan
didalam tempat yang memenuhi syarat.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari
kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri
atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran besar
antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim disebut pasir pasang
3. Toleransi kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering)

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 25


4. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah,
bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

2.5. KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


1. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk
kekuatan, toleransi dan penyelesaian.
2. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas
tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang setebal
minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar pelaksanaan.
3. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang
yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
4. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai
dengan gambar dan spesifikasi struktur.
5. Apabila Direksi Pengawas/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas
memandang perlu, untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit
dan atau khusus,Kontraktor harus meminta nasihat/ petunjuk teknis dari
tenaga ahli/ Lembaga yang ditunjuk Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas atas beban Kontraktor.

2.6 JENIS DAN MUTU BAHAN


2.6.1 Baru/ bekas.
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
dalam/ untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan
bahan bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak
diperbolehkan/ dilarang digunakan.

2.6.2 Tanda Pengenal.


1. Dalam hal dimana pabrik/ produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal
untuk produk bahan yang dihasilkannya, baik berupa cap/ merk dagang
pengenal pabrik/ produsen ataupun sebagai pengenal kwalitas/ kelas/
kapasitas, maka semua bahan dari pabrik/ produsen bersangkutan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal
tersebut.
2. Khusus untuk bahan pekerjaan instalasi (daya, penerangan, komunikasi,
alarm, plumbing dan lain-lain) kecuali ditetapkan oleh Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi yang berbeda harus

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 26


diberi tanda pengenal yang berbeda pula. Tanda pengenal ini dapat
berupa warna atau tanda lain yang harus sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang berlaku. Dalam hal ini harus dilaksanakan sesuai
petunjuk Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas.

2.6.3 Merk Dagang dan Kesetaraan.


1. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/ produk didalam
persyaratan teknis, secara umum harus dimengerti sebagai keharusan
memakai produk tersebut.
2. Bilamana Produk yang dimaksudkan tidak ditemukan dipasaran maka
Kontraktor dapat mengajukan usulan material dengan kualitas setara.
3. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/
produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang
setara dengan bahan/produk yang memakai merk dagang yang disebutkan
dapat diterima apabila sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis
dari Direksi Pengawas atas ijin dari pemberi tugas tentang kesetaraan
tersebut.
4. Direksi Pengawas wajib menerbitkan kajian “kesetaraan” bahan bilamana
merk yang disebutkan dalam RKS tidak dipakai.
5. Penggunaan bahan/ produk yang disetujui Direksi Pengawas sebagai
"setara” tidak dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya
perbedaan harga dengan bahan produk yang disebutkan merk dagangnya
akan diabaikan.
6. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan
produksi dalam negeri lebih diutamakan.

2.6.4 Kesetaraan Bahan/Material.


1. Pada material-material tertentu disebutkan mengenai beberapa merk dan
type material dan istilah atau setara kualitas.
2. Penentuan merk dan type pada spesifikasi didasarkan pada beberapa hal
sebagai berikut:
- Kebutuhan atas spesifikasi yang baik berdasarkan standard yang
berlaku, kebutuhan akan desain/model, pengalaman Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas.
- Penentuan merk adalah berdasarkan merk-merk yang umum berlaku
dan sudah memenuhi standard, keberadaan pasar,harga yang wajar .
Penggunaan material lain yang setara kualitas adalah bilamana merk-merk
yang tercantum pada spesifikasi tidak ditemukan keberadaannya sehingga
diberlakukan sesuai pasal 2.4.5. Penggantian.

2.4.5 Penggantian (Substitusi).

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 27


1. Kontraktor/ Supplier dalam kondisi yang disetujui oleh direksi pengawas
dapat mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan/ produk
dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan yang setaraf
dengan yang dipersyaratkan bilamana produk yang disyaratkan dalam RKS
tidak ditemukan dipasaran.
2. Usulan penggatian bahan wajib di ikuti oleh:
a. Surat keterangan kondisi supply keadaan ketersediaan pasar
minimum dari 3 vendor/supplier yang terkonfirmasi oleh Direksi
Pengawas.
b. Kajian perubahan yang diajukan oleh Kontraktor dan direview oleh
Konsultan Pengwasa/Direksi Pengawas serta Konsultan Perencana,
dengan mejelaskan:
- Alasan Perubahan
- Kondisi asli dan usulan perubahan
- Surat keterangan hasil test dari laboratorium terakreditasi.
- Data perhitungan struktur/MEP perubahan bilamana
diminta.

2.6.6 Perubahan Harga Penawaran.


Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga
yang ada dengan bahan/ produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan
sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan Kontraktor/
Supplier untuk mendapatkan bahan/ produk seperti yang
dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah
dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas sebagai masukan (input) baru yang
menyangkut nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.
Penggantian (Subtitusi) akan mengakibatkan perubahan jenis item pekerjaan
akan dituangkan dalam MC sebagai item baru.

2.6.7 Persetujuan Bahan.


1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli/ dipesan/
diprodusir, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan/ produk
tersebut pada persyaratan teknis, yang mana akan diberikan dalam
bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/ brosur dari bahan/ produk

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 28


yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas Lapangan.
2. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor/ Supplier, dan tidak
dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti
tersebut diatas tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor/ Supplier
dari kewajibannya dalam perjanjian kerja ini untuk mengadakan bahan/
produk yang sesuaidengan persyaratannya, serta tidak merupakan
jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh bahan/ produk tersebut
dilapangan, sejauh dapat dibuktikan bahwa tidak seluruh bahan/ produk
yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah disetujui.

2.6.8 Contoh Bahan/ Produk.


Pada waktu memintakan persetujuan atau bahan/ produk kepada Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas harus disertakan contoh dari bahan/ produk
tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah contoh:
a. Untuk bahan/ produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat
pengujian yang dapat disetujui/ diterima oleh Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas sehingga oleh karenanya perlu diadakan
pengujian, maka kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas
harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian,
untuk dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan/ Lembaga
Penguji yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas.
b. Untuk bahan/ produk yang dapat ditunjukkan sertifikat pengujian
agar dapat disetujui/ diterima oleh Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas, kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas harus
diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing-masing disertai dengan
salinan sertifikat pegujian yang bersangkutan.
2. Contoh yang disetujui.
a. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas atau contoh yang telah memperoleh persetujuan dari
Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas harus dibuat suatu
keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu oleh
Direksi Pengawas/
b. Bila dikehendaki, kontraktor/ supplier dapat meminta sejumlah set
tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan surat
keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi sendiri.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 29


c. Dalam hal demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada
Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas harus ditambah seperlunya
sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.
d. Pada waktu Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas sudah tidak lagi
membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan
bahan produk bagi pekerjaan, Kontraktor berhak meminta kembali
contoh tersebut.
3. Waktu persetujuan contoh
a. Adalah tanggung jawab dari Kontraktor/ supplier untuk
mengajukan contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian
persetujuan atas contoh tersebut tidak akan menyebabkan
keterlamBata ringann pada jadwal pengadaan bahan.
b. Untuk bahan/ produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau
contoh akan diberikan oleh Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas
dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja.
c. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan
tambahan diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna,
dll.), maka keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak
lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
d. Untuk bahan produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya
dengan sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas dalam
waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapanya pembuktian
kesetarafan.
e. Untuk bahan/ produk yang bersifat pengganti (substitusi), keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.
f. Untuk bahan/ produk yang bersifat peralatan/ perlengkapan
ataupun produk lain yang karena sifat/ jumlah/ harga penadaannya
tidak memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk
bahan/ produk jadi permintaan persetujuan bisa diajukan
berdasarkan brosur dari produk tersebut, yang mana harus
dilengkapi dengan :
- Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/
produsen
- Surat-surat seperlunya dari agen/ importir, sesuai keagenan,
surat jaminan suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales
service) dan lain-lain.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 30


- Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-
lain.
- Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen
lain sesuai petunjuk Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas.
g. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan
atau contoh dari bahan/ produk yang diajukan belum diperoleh
tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas, maka dengan sendirinya dianggap bahwa
contoh yang diajukan telah disetujui oleh Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas.

2.6.9 Penyimpanan Bahan.


1. Persetujuan atas sesuatu bahan/ produk harusdiartikan sebagai perijinan
untuk memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai.
2. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi tidak
lagi layak untuk pakai dalam pekerjaan, maka Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas berhak untuk memerintahkan agar:
a. Bahan/Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi
layak untuk dipakai.
b. Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin untuk dilakukan,
maka bahan/produk tersebut agar segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam untuk diganti dengan bahan/
produk yang memenuhi persyaratan.
3. Untuk bahan/ produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu,
maka kegiatan penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur
pemakaian bahan/ produk tersebut yang mana harus dinyatakan dengan
tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Terbuat dari kaleng, kertas karton, atau material yang tidak akan
rusak selama penggunaan ini
b. Berukuran minimal 40 x 60 cm
c. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah
d. Diletakkan ditempat yang mudah terlihat
4. Penyusunan bahan/ produk sejenis selama penyimpanan harus diatur
sedemikian rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula
terlebih dulu dikeluarkan untuk dipergunakan dalam pekerjaan.

2.7 PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.7.1 Persiapan Pelaksanaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 31


Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda-tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK)
oleh kedua belah pihak, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Pengawas/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas sebuah "Network Plan”
mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan
ini dalam diagram yang menyatakan pula urutan logis serta kaitan/hubungan
antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain:
1. Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk/selama masa pengadaan/
pembelian serta waktu pengiriman/pengangkutan dari :
a. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan
persiapan/pembantu.
b. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
c. Kegiatan–kegiatan Kontraktor untuk/selama waktu fabrikasi,
pemasangan dan pembangunan.
d. Kegiatan pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Kegiatan permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja
maupun rencana kerja.
f. Penyampaian harga borongan dari masing-masing kegiatan
tersebut.
g. Penyampaian jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
2. Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana
kerja Kontraktor dan memberikan tanggapan atas hal tersebut
dalam waktu 2 (dua) minggu.
3. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana
kerja apabilaDireksi Pengawas/ Konsultan Pengawas meminta
diadakannya perbaikan/ penyempurnaan atas rencana kerja
tersebut paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu
pelaksanaan.
4. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau
pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas terhadap rencana kerja tersebut, yang
dituangkan dalam bentuk Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan
(tertulis).

2.7.2 Gambar Kerja (Shop Drawing).


1. Gambar kerja atau Shop drawings diterbitkan untuk:
a. bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction
Drawing) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk
mencapai keadaan pelaksanaan, Kontraktor wajib untuk
mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Menjelaskan kondisi e x i s t i n g dan perbedaan dengan gambar kontrak.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 32


c. Bagian yang perlu dibuat rincian gambar kerja sesuai permintaan
Direksi Pengawas.
2. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
DireksiPen gawas/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
3. Gambar kerjaharus diajukan dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4. Pengajuan gambar kerja tersebut diserahkan untuk disetujuioleh Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas sebelum pemesanan bahan atau pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
5. Urutan gambar kerja penomeran gambar harus sesuai dengan gambar as built
drawing.
6. Tanpa adanya gambar kerja maka Kontraktor tidak akan bisa menagih progress
termin 100% pada pekerjaan Persiapan,

2.7.3 Ijin Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan.


Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan diajukan secara tertulis oleh kontraktor
kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan,
dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui Ijin tahapan pelaksanaan
pekerjaan yang telah disetujui tersebut, selanjutnya dipergunakan sebagai
pedoman bagi Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan.

2.7.4 Rancangan tampilan pekerjaan / bahan (Mock Up).


Bila tahapan pekerjaan tersebut membutuhkan tersedianya contoh tampilan
pekerjaan / bahan atau dikehendaki oleh Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor wajib menyediakan Rancangan tampilan pekerjaan
/ bahan (Mock Up) atas beban Kontraktor sebelum tahapan pekerjaan dimulai.

2.7.5 Rencana Mingguan dan Bulanan.


1. Selambat – lambatnya pada setiap akhir minggu dalam masa dimana
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Kontraktor wajib untuk
menyerahkan kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas suatu
rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor
wajib menyerahkan kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas suatu
rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai
rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan
untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan rencana
mingguan maupun bulanan dinilai samadengan kelalaian dalam

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 33


melaksanakan perintah Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor diwajibkan
untuk memberitahu Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas mengenai
hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

2.7.6 Kualitas Pekerjaan.


Material, proses serta hasil pekerjaan harus sesuai dengan
spesifikasi/peraturan/kaidah yang telah ditetapkan.

2.7.7 Pengujian Hasil Pekerjaan.


1. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi
yang ditetapkan dalam Persyaratan Teknis Umum ini.
2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ Lembaga yang akan
melakukan pengajuan dipilih atas persetujuan Direksi Pengawas, Tim
Teknisdari Lembaga/ Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui
Pemerintah atau Badan lain yang oleh Direksi Pengawas,dianggap memiliki
obyektivitas dan integritas yang menyakinkan.
3. Atau hal yang terakhir ini Kontraktor/ Supplier tidak berhak mengajukan
sanggahan.
4. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban Kontraktor.
5. Dalam hal dimana Kontraktor tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
Badan Penguji yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas, Kontraktor berhak
mengadakan pengujian tambahan pada Lebaga/ Badan lain yang memenuhi
persyaratan Badan Penguji seperti tersebut diatas untuk mana seluruh
pembiayaannya ditanggung sendiri oleh Kontraktor.
6. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
a. Memilih Badan/ Lembaga Penguji ketiga/ berdasarkan kesepakatan
bersama.
b. Melakukan pengujian ulang pada Badan/ Lembaga Penguji pertama
atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas dan Kontraktor/ Supplier maupun wakil-
wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-
alat penguji.
7. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua
belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 34


8. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak
langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggungan
Kontraktor/ Supplier.
9. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidaktepatan kesimpulan dari
hasil pengujian yang pertama dan membenarkan kesimpulan dari hasil
pengujian yang kedua, maka :
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Kontraktor/
Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/
pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan
pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian lain yang
terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan
penundaan yang terjadi.

2.7.8 Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang
lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor
wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang
akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas berkesempatan secara wajar melakukan
pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui
kelanjutan pengerjaannya.
2. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak
kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari
menuntut pembongkaran kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut,
guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya
sepenuhnya akan ditanggung oleh Kontraktor.
3. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas tidak mengambil langkah- langkah untuk menyelesaikan
pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2 (dua) hari kerja
sejak laporan disampaikan, Kontraktor berhak melanjutkan pelaksanaan
pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
4. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas
atau suatu pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Kontraktor (SPP).

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 35


5. 5. Walapun telah diperiksa dan disetujui, kepada Kontraktor masih dapat
diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian
pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang tertutupi.

2.8 PENJELASAN PENYELESAIAN URUTAN PERBEDAAN DATA


1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran
dengan angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan,
maka RKS yang diikuti.

4. Bila Kontraktor meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada


dengan RKS, baik tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka Kontraktor
wajib bertanya kepada Pengawas secara tertulis.
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

2.9 KEAMANAN DAN PENJAGAAN


1. Untuk keamanan, Kontraktor diwajibkan mengadakan penjagaan dan
pengamanan, bukan saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung
jawab atas keselamatan penduduk sekitar, keamanan, kebersihan
bangunan-bangunan, jalan-jalan, dan sarana prasarana lainnya yang telah
ada terhadap pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Kontraktor berkewajiban menyelamatkan/ menjaga bangunan yang telah ada/
berada di sekitar lokasi, apabila bangunan yang telah ada mengalami kerusakan
akibat pekerjaan ini, maka Kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki/membetulkan sebagaimana mestinya.
3. Kontraktor harus menyediakan penerangan yang cukup dilapangan, terutama
padawaktu lembur, jika Kontraktor menggunakan aliran listrik dari bangunan/
komplek, diwajibkan bagi Kontraktor untuk memasang meter sendiri untuk
menetapkan sewa listrik yang dipakai.
4. Kontraktor harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran serta debu yang
ditimbulkan akibat pelaksanaan pekerjaan agar tidak mengurangi kebersihan dan
keindahan bangunan-bangunan ataupun prasarana yang telah ada/ berada di
sekitar lokasi.
5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus
dilaksanakansedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan/ kerusakan

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 36


terhadap ketentraman dan kepemilikan penduduk sekitarmaupun infrastruktur
yang digunakan, baik merupakan kepemilikan perorangan atau umum, milik
Pemberi Tugas ataupun milik pihak lain. Maka Kontraktor harus
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan
dengan hal tersebut diatas.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab dengan mengganti atau memperbaiki
kerusakan-kerusakan pada jalan, jemBata ringann maupun infrastruktur lainnya
sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan
untuk mengangkut bahan-bahan/ material guna keperluan proyek.
7. Kontraktor harus bertanggung jawab dengan memperbaiki kerusakan- kerusakan
pada kepemilikan penduduk sekitar lokasi pekerjaan sebagai akibat dari
operasional pelaksanaan pekerjaan.
8. Apabila Kontraktor memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau
unit-unit alat berat lainnya dari bagian-bagian pekerjaan, melalui jalan raya,
jemBata ringann maupun infrastruktur lainnya yang dimungkinkan akan
mengakibatkan kerusakan dan seandainya Kontraktor akan membuat perkuatan-
perkuatan atas infrastruktur tersebut, maka hal tersebut harus terlebih
dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Intansi yang berwenang
dan biaya yang ditimbulkan untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.

2.10 LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN


Kontraktor membuat laporan bulanan/harian tentang kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut minimal
menyampaikan mengenai semua keterangan yang berhubungan dengan
kejadianselama satu bulan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup mengenai:
1. Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.
2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
3. Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat
pekerjaan.
4. Keadaan cuaca.
5. Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.
6. Kunjungan tamu-tamu lain.
7. Kejadian khusus.
8. Foto-foto berwarna ukuran kartu post sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
9. Pengesahan Pimpinan Proyek.

2.11 JAMINAN KESELAMATAN TENAGA KERJA


1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang
ditentukan dalam Peraturan Ketenagakerjaan atau persyaratan yang
diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 37


2. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum dan air bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya, serta air untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan selama masa pelaksanaan dengan menggunakan/menyambung
pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna perhitungan
pembayaran pemakaian air) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar. Bila
kondisi air yang disediakan meragukan Direksi Pengawas/Konsultan
Pengawas, maka air tersebut harus diperiksakan pada laboratorium dan
Kontraktor harus menyediakan ketersediaan air penggantinya.
3. Apabila terjadi kecelakaan pada pekerja Kontraktor saat pelaksanaan, maka
Kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban dengan biaya pengoBata ringann dan lain-lain menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Kejadian tersebut harus segera dilaporkan pada Serikat
Tenaga Kerja dan Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas.
4. Di lokasi pekerjaan harus selalu disediakan kotak obat-oBata ringann untuk
pertolongan pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Direksi
Pengawas keet.

2.12 ALAT–ALAT PELAKSANAAN PENGUKURAN


Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan alat-
alat, baik untuk sarana pekerjaan maupun yang diperlukan untuk memenuhi
kualitas hasil pekerjaan antara lain pengaduk beton, pompa air, dan sebagainya.
Penentuan semua titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan, maupun datar
(water pass) dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai
alat ukur instrumen water pass atau theodolit.

2.13 SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


1. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak
memperkerjakan tenaga kerja yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
2. Kontraktor wajib menjamin bahwa semua bahan bangunan dan
perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan
bahwa semua pekerjaan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak
sesuai dengan standar dapat ditolak/ tidak diterima oleh Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas.

2.13.1 Pengujian Hasil Pekerjaan


1. Dalam pengajuan penawaran, Kontraktor harus memperhitungkan semua
biaya pengujian, pemeriksaan berbagai bahan dan hasil pekerjaan,
Kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat (penolakan bahan) yang dikehendaki oleh Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 38


2. Kecuali dipersyaratkan lain, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara
dan Tolak Ukur Pengujian yang dipersyaratkan dan ditetapkan dalam
Persyaratan Teknis.
3. Kecuali dipersyaratkan lain, maka Badan/ Lembaga yang akan melakukan
Pengujian dipilih atas persetujuan kedua pihak.
4. Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban Kontraktor.

2.13.2 Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


1. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang
lain, sehingga secara visuil menghalangi Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, maka
Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pengawas/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawasmengenai rencananya untuk
melaksanakan bagian pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas
2. Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas berkesempatan secara wajar
melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat
disetujui kelanjutan pekerjaannya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan tertulis diatas,
memberikan hak kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas untuk
memerintahkan pembongkaran kembali bagian pekerjaan yang menutupi
tersebut, guna pemeriksaan Pekerjaan yang terdahulu dengan resiko
pembongkaran dan pemasangannya kembali menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4. Apabila laporan tertulis telah disampaikan (dibuktikan dengan tanda terima
dari pihak Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas tidak mengambil langkah untuk menyelesaikan
pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan
disampaikan, maka Kontraktor berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan
serta menganggap Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas telah menyetujui
bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
5. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas
terhadap suatu pekerjaan, tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya
untuk melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan
atau Kontrak Pekerjaan.

2.13.3 Pekerjaan Tidak Baik


1. Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawasberhak mengeluarkan instruksi agar
Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup/diselesaikan
untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan atau

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 39


pekerjaan, baik pekerjaan yang sudah maupun yang belum dilaksanakan.
Biaya untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Kontraktor untuk
disesuaikan dengan kontrak.
2. Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas diperbolehkan (secara adil)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan tenaga kerja dari
pekerjaan.

2.14 PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


1. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pekerjaan
yang diterimanya dan gambar detail yang telah disahkan Direksi Pengawas,
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Kontraktor selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat,
walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar
dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas. Selanjutnya perhitungan
penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Direksi
Pengawas adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

2.15 PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


2.15.1 Dokumen Terlaksana.
1. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar terlaksana (as build drawings).
b. Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah
dilaksanakannya.
2. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut
dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
3. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
a. Dokumen Pelaksanaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 40


b. Gambar Perubahan Pelaksanaan.
c. Perubahan Spesifikasi Teknis.
d. Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk
Direksi Pengawas.
e. Kronologi perubahan yang mengakibatkan kepuusan perubahan.

4. Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
a. Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan
bersaluran banyak yang secara operasional membutuhkan identifikasi
yang bersifat lokatif, Dokumen Terlaksana ini harus dilengkapi dengan
Daftar Instalasi / Peralatan / Perlengkapan yang mengidentifikasikan
lokasi dari masing- masing barang tersebut.
b. Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pengawas, Kontraktor harus
membuat Dokumen Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Direksi
Pengawas. Kontraktor tidak dibenarkan membuat / menyimpan
salinan ataupun copy dari Dokumen Terlaksana tanpa izin dari Direksi
Pengawas.

2.15.2 Penyerahan
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.
2. 2. Untuk peralatan / perlengkapan :
a. 2 (dua) set Pedoman Operasi (Operation Manual) dan Pedoman
Pemeliharaan (Maintenance Manual).
b. Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
a. Semua kunci orsinil.
b. Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
c. Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat
Fiskal Pajak dan lain-lain).
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pengawas

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 41


III. PERSIAPAN PEKERJAAN
3.1 PERSIAPAN
3.1.1 Kantor dan Gudang Kontraktor.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat kantor kontraktor,
barak- barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet),
yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari pihak Direksi Pengawas/
Konsultan Pengawas berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua Boukeet perlengkapan Kontraktor dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar.

3.1.2 Sarana Kerja.


1. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan diluar lapangan sebelum pemasangan peralatan
yang dimiliki serta jadwal kerja.
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan.
3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material dilapangan harus aman
dari segala kerusakan hilang dan hal-hal dasar yang mengganggu pekerjaan
lain yang sedang berjalan.
4. Untuk menghindari kemacetan dan gangguan lain terhadap akses jalan yang
timbul akibat operasional pekerjaan, Kontraktor diharuskan menyediakan
lahan untuk penyimpanan bahan/ material selama pelaksanaan pekerjaan.

3.1.3 Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja.


1. Kontraktor harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya
di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas/ Konsultan
Pengawas lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan
pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan
perburuhan yang berlaku.
2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan
fasilitas- fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti
penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit
menular.
3. Kontraktor harus memBata ringansi daerah operasinya disekitar tempat
pekerjaan dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya
tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 42


4. Kontraktor diwajibkan memberi tahu tentang identitas pekerja yang
melakukan aktivitas di lokasi tersebut kepada user yang bersangkutan.

3.1.4 Perlindungan Terhadap Bangunan/Sarana Yang Ada.


1. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan/konstruksi dan peralatan
sekitarnya menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
2. Kontraktor diwajibkan mengidentifikasikan keadaan bangunan ataupun
prasarana lain di sekitar lokasi sebelum memulai pekerjaan.
3. Selama pekerjaan berlangsung Kontraktor harus selalu menjaga kondisi jalan
dan sarana prasarana disekitar lokasi pekerjaan, hal tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan/ menyerahkan kepada
pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah

3.1.5 Penjagaan, Pemagaran Sementara, dan Papan Nama.


1. Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan, dan
sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi/ arus
kendaraan keluar/ masuk proyek.
2. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka Kontraktor
diwajibkan terlebih dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling site
pekerjaaan yang akan dilakukan.
3. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan,sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan-bahan dan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai dan tampak dari luar dapat menunjang
estetika atas kawasan yang ada.
4. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan memasang papan nama
Proyek yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan
ketentuan yang telah ditetapkan atas beban Kontraktor.

3.1.6 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja


1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan menggunakan/
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
perhitungan pembayaran pemakaian air oleh Kontraktor) atau air sumur yang
bersih/jernih dan tawar dengan membuat sumur pompa di tapak proyek
atau disuplai dari luar lokasi pekerjaan. Air harus bersih, bebas dari debu,
bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 43


merusak.Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas.
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas persetujuan Direksi Pengawas/ Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk suplai
kantor Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas Lapangan.
3. Segala biaya yang ditimbulkan atas pemakaian daya listrik dan air di atas
adalah beban Kontraktor.

3.1.7 Drainase Tapak.


1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di
tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi
Pengawas/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.

3.2 HEALTH AND SAFETY ENVIRONTMENT (HSE)


3.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja , bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam RKS ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Harga pekerjaan ini termasuk dalam skope pekerjaan persiapan, bilamana
tidak tercantum pada item pekerjaan maka pekerjaan ini tetap merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan dan dievaluasi setiap bulan sebagai
laporan yang wajib dipertanggung jawabkan oleh Kontraktor.
3. Indikator keberhasilan adalah Pelaksanaan proyek berjalan dengan tertib,
aman dan tidak ada kecelakaan kerja maupun pihak lain yang berada dilokasi
proyek yang terjadi di lingkungan proyek.

3.2.2 Standard dan Persyaratan.


Standard dan persyaratan yang berlaku mengikuti:
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan;

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 44


4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No.Kep. 174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
6. Peraturan Menteri PUPR RI Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

3.2.3 Perlindungan Pada Bangunan Sudah Ada dan Lingkungan Sekitar.


Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan perlindungan terhadap Pihak
Ketiga dan pengawasan keamanan dalam hubungannya dengan pekerjaan.
Kontraktor akan menyediakan perlindungan seperlunya untuk mencegah
terjadinya kerusakan atau kehilangan dari :
1. Semua pekerjaan dan orang yang mungkin berkepentingan dalam pekerjaan.
2. Semua pekerjaan dan bahan-bahan serta alat perlengkapan yang harus
ditempatkan dengan aman dibawah pengawasan Kontraktor atau salah
satu Sub Kontraktor.
3. Harta benda ditapak pekerjaan atau yang berBata ringansan dengan
pekerjaan.
4. Semua harta benda milik orang lain atau Pihak ketiga disekitar lokasi
pekerjaan.Kontraktor harus mematuhi semua hukum, peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku mengenai keamanan orang, harta
benda dan melindungi dari kerusakan, cidera atau kehilangan.
5. Kontraktor diharuskan memperbaiki dan mengganti kerugian, apabila
ternyata lalai terhadap kewajiban yang disebutkan diatas.

3.2.4 Kebersihan Harian, Pembersihan Lokasi Proyek, Pembuangan Sisa Material


Keluar Lokasi Proyek.
Kontraktor harus, menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh
terhadap kebersihan proyek dari hari kehari, pengendalian kebersihan
lingkungan dan pengaruhnya lingkungan dan bahwa semua penyediaan sarana
dan prasarana untuk pencegahan yang berhubungan dengan polusi lingkungan
dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya dengan memperhatikan:
1. Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama
kerja dan setelah jam kerja.
2. Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh merintangi dan
membahayakan akses kerja dan disimpan setelah selesai jam kerja.
3. Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu dibersihkan
dan dikumpulkan serta siap diangkut keluar proyek.
4. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan pembersihan
yang rutin.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 45


5. Tempat Kerja yang licin karena air, minyak, atau zat lainnya harus segera
dibersihkan.
6. Semua orang wajib menyingkirkan paku yang berserakan, kawat/besi menonjol,
potongan logam yang tajam, semuanya yang dapat membahayakan.
7. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan
kerilkil dan harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
8. Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini tidak
berlebihan, agar tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja (selebihnya
dikembalikan ke gudang umum).
9. Material sisa, bahan bongkaran dan sampah secara rutin dibawa keluar lokasi
proyek dengan persetujuan Direksi Pengawas.

3.2.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.2.5.1 Pengendalian Resiko
Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang
berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu
kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut.
Jenis- jenis kecelakaan yang sering terjadi pada proyek konstruksi adalah
sebagai berikut :
1. Jatuh
2. Tertimpa benda jatuh
3. Menginjak, terantuk, dan terbentur
4. Terjepit dan terperangkap
5. Kontak suhu tinggi/terbakar
6. Kontak aliran listrik
7. Kontak dengan bahan berbahaya (Kimia/Radiasi).
Untuk itu Kontraktor wajib melakukan Rencana Pemantauan Keselamatan
dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mempersiapkan rencana kerja dengan metode kerja dan rencana cara
berkerja yang memperhatikan :
a. Resiko-resiko yang mungkin timbul dari setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Perhatikan jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada kegiatan
tersebut.
c. Adanya alat-alat konstruksi yang bergerak.
d. Untuk lokasi-lokasi kritis atau tindakan yang akan menimbulkan bahaya
bagi pekerja maka Kontraktor wajib menyediakan seorang petugas yang
membantu mengingatkan Pekerja saat melakukan pekerjaannya.
2. Kontraktor wajib menyediakan peralatan safety yang sesuai dengan jenis dan
lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 46


3. Bilamana terdapat pekerjaan yang akan menimbulkan percikan api atau
sumber api maka Kontraktor wajib menyediakan petugas siaga dengan
Pemadam Api Portable.
4. Form Rencana Pematauan Keselamatan wajib diserahkan dan ditanda tangani
oleh Direksi Pengawas sebelum pekerjaan yang bersangkutan dilaksanakan.
Pekerjaan yang memerlukan Rencana Pemantauan Keselamatan dan ijin
kerja dari Direksi Pengawas:
1. Bekerja diruang terBata ringans (conned area), sempit, gorong-gorong
2. Bekerja terkait dengan pemeliharaan, pembersihan, bersinggungan
langsung dengan jalan raya yang sedang digunakan
3. Menggunakan bahan kimia berbahaya
4. Menggunakan bahan mudah terbakar
5. Menggunakan bahan mudah meledak
6. Bekerja berhubungan dengan listrik
7. Bekerja dengan cara menyelam
8. Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
9. Memindahkan barang/benda berat
10. Pekerjaan pembongkaran
11. Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas
12. Penggalian lebih dari 2 (dua) meter
13. Bekerja di ketinggian

3.2.5.2 Fasilitas Pekerja


1. Bedeng pekerja
Kontraktor wajib menyediakan bedeng pekerja di luar lokasi proyek untuk
tempat tidur, istirahat, tempat ganti pakaian dan penyimpanan pakaian yang
aman. Ukuran bedeng yang cukup nyaman bagi Pekerja dilengkapi dengan
MCK dan Tempat memasak yang aman Lokasi bedeng pekerja wajib
mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
2. Air minum
Tersedia air minum untuk pekerja yang memenuhi standard kesehatan.
3. Air bersih dan MCK
Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan demi
menjaga kebersihan dan sejumlah Toilet yang memadai bagi jumlah pekerja
yang ada.
4. Tempat memasak, Kantin Pekerja.
Tempat memasak dan kantin pekerja berada diluar lokasi proyek. tIdak
diijinkan memasak dilokasi Proyek Konstruksi.
5. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja
mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai dengan

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 47


berat), berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak terjadi.
Selain itu, keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama tetap
diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh
karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aid), atau
setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan
pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja maupun kegawatan
medic.

3.2.5.3 Alat Pelindung Diri


Kontraktor wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para Pekerja
maupun Tamu yang dating ke lokasi proyek dengan menyediakan Peralatan
keselamatan kerja yang berfungsi untuk mencegah dan melindungi Pekerja
maupun pengunjung proyek dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja.
APD utama yang wajib disediakan adalah Helm pelindung dan Safety shoes
sedangkan APD lain disediakan sesuai jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Macam-macam dan jenis APD dapat berupa :
1. Helmet: Topi/Pelindung kepala Melindungi dari kejatuhan benda, benturan
benda keras, diterpa panas dan hujan
2. Safety Shoes: Pelindung kaki Melindungi kaki dari benda tajam, tersandung benda
keras, tekanan dan pukulan, lantai yang basah, lincir dan berlumpur, disesuaikan
dengan jenis bahayanya
3. Safety Glasses: Kaca mata/Kedok Las Melindungi dari sinar las, silau, partikel
beterbangan, serbuk terpental, radiasi, cipratan cairan berbahaya
4. Earplug: Pelindung telinga/Earmuff Melindungi dari suara yang menyakitkan terlalu
lama, dengan Bata ringans kebisingan diatas 85 db.
5. Masker Mulut/hidung/oksigen: Melindungi dari pekerjaan yang menggunakan
bahan/serbuk kimia, udara terkontaminasi, debu, asap, kadar oksigen kurang.
6. Sarung Tangan/karet/kulit/kain/plastic: Melindungi tangan dari bahan kimia yang
korosif, benda tajam/kasar, menjaga kebersihan bahan, tersengat listrik.
7. Safety belt/ harness: Melindungi dari bahaya jatuh dari ketinggian kerja diatas 2
meter dan sekeliling bangunan.
8. Rompi Pelindung dengan Scotchlight: untuk membatu visibilitas pengguna
disaat malam ataupun di tempat gelap.
9. Jaket pelampung Melindungi dari bahaya jatuh keair, tenggelam, tidak dapat
berenang.
Seluruh peralatan APD yang digunakan memenuhi standard SNI. Selama bekerja
Pekerja wajib menggunakan baju kerja yang sesuai, baju dengan lengan dan
celana panjang.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 48


3.2.5.4 Rambu-rambu dan Tanda bahaya
Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah sebuah media visual berupa
gambar piktogram untuk ditempatkan di area pabrik yang memuat pesan-pesan
agar setiap Pekerja selalu memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan
keselamatan kerja.
Fungsi Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah.
1. Untuk mengetahui larangan atau memenuhi perintah/ permintaan,
peringatan atau untuk memberi informasi
2. Mencegah kecelakaan (mengisyaratkan terhadap suatu bahaya)
3. Mengindikasikan lokasi perlengkapan keselamatan dan pemadam kebakaran
4. Memberi arahan dan petunjuk tentang prosedur keadaan darurat.
Kontraktor wajib menyediakan Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3
secukupnya untuk hal-hal tersebut diatas.

3.2.5.5 Asuransi
1. Construction’s All Risk (CAR)
a. Bilamana diminta maka Kontraktor Atas nama Pemilik, Kontraktor
diwajibkan mengansurasikan pekerjaan terhadap semua risiko
(Construction’s all risk atau Erection all risk) termasuk Third-Party Liability
(TPL). Yaitu kehilangan dan kerusakan akibat kebakaran, petir, ledakan,
taufan, banjir, pecahnya tangki air atau pipa, gempa bumi, kejatuhan
benda terbang, huru hara serta kecelakaan-kecelakaan robohnya
bangunan akibat kesalahan teknis.
b. Besarnya nilai yang harus ditanggung adalah sebesar nilai borongan
pekerjaan meliputi semua pekerjaan yang telah dilaksanakan, bahan- bahan
bangunan dan perlengkapan bangunan yang belum terpasang yang
direncanakan untuk pekerjaan tersebut, tetapi tidak termasuk peralatan-
peralatan, milik Kontraktor atau Sub Kontraktor.
c. Besarnya nilai pertanggungan Third Party Liability (TPL) senilai
Rp.......................................... (.....................................................). atau senilai yang
disebutkan dalam kontrak Pengasuransian itu harus oleh Perusahaan Asuransi
yang disetujui Pemilik.
d. Polis asuransi diserahkan kepada pemilik dan berlaku selama berlakunya Surat
perjanjian Kontraktoran termasuk perpanjangan waktu yang mungkin
diberikan.
e. Atas penggantian dari klaim yang tergantung asuransi, Kontraktor harus segera
memperbaiki pekerjaan yang rusak, mengganti atau memperbaiki semua
pekerjaan yang rusak atau hilang, membersihkan segala puing yang ada dan
menyelesaikan pekerjaan sampai selesai menurut surat Perjanjian
Pekerjaa Konstruksi. Dalam hal demikian Kontraktor hanya berhak
menerima penggantian biaya sejumlah yang diganti oleh asuransi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 49


2. Asuransi Pekerja Konstruksi
Kontraktor diwajibkan untuk mengansuransikan personil lapangan termasuk
personil Sub Kontraktor terhadap bahaya kecelakaan dan keehatan yang
mungkin terjadi selama waktu pelaksanaan Konstruksi.
Asuransi untuk personil Kontraktor harus dapat digabung dalam satu paket
polis asuransi ASTEK/ BPJS/ Atau jenis asuransi lainnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 50


BAB III
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN

3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


3.1.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pembersihan awal dan akhir pekerjaan,
- Pekerjaan pembersihan awal dan akhir meliputi pembersihan lokasi dari
kotoran / sampah, sisa bangunan dan lain-lain yang sekiranya dapat
mengganggu dalam pengukuran dan pemasangan bouwplank serta
pembersihan segala jenis sampah / kotoran ketika pekerjaan sudah
selesai.
2. Papan Nama Kegiatan (Konstruksi + BPJS) uk. 80 x 120 cm.
- Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek yang
menerangkan Kegiatan dan BPJS di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut
80 x 120 cm dipasang dengan tiang setinggi 200 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di
halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas
3. Pembongkaran dinding,
- Pembongkaran dinding meliputi, pembongkaran dinding sesuai dengan
gambar dan petunjuk dari direksi pengawas. Pembongkaran dilakukan
dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
- Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk menghindar bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan
kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
4. Pembongkaran Kusen,
- Pembongkaran kusen meliputi, pembongkaran kusen kayu dan dinding
di sekeliling kusen sesuai dengan gambar dan petunjuk dari direksi
pengawas. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi,
tepat guna dan aman.
- Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk menghindar bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan
kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 51


5. Penyediaan SMK3 (APD, APK, dan Rambu-rambu),
- Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material
dan peralatan teknis serta konstruksi. Setiap pekerja diwajibkan menggunakan
Alat Perlindungan Diri (Rompi, helm, sarung tangan dan sepatu) dan APK (Traffic
Cone, Traffic Line dan Rambu).

3.2 PEKERJAAN TANAH / GALIAN


3.2.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Galian Tanah Pondasi
2. Urugan Tanah Kembali
3. Urugan Pasir Bawah Pondasi Tebal 5 cm
4. Urugan Tanah

3.2.2 BAHAN - BAHAN


1. Pasir urug
Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan
pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton. Gradasi pasir yang dipakai
minimum 0,35 mm.
2. Air.
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam pekerjaan beton.
3. Tanah urug
Tanah urug yang dipakai harus disetujui oleh direksi.

3.2.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Setelah lokasi dibersihkan dan dipasang bouwplank tanah digasi sesuai
dengan titik pondasi.
2. Galian harus rapi dan sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar.
3. Apabila galian sudah selesai makan dasar galian diberi pasir dan dipadatkan
dengan ukurakn / ketebalan sesuai dengan gambar.
4. Di atas pasir diberi beton (lantai kerja) untuk pekerjaan pembesian dan beton
pondasi.
5. Setelah semua pondasi selesai dilaksanakan dan disetujui oleh direksi tanah
bekas galian di masukan ke dalam lunbang galian sampai elevasi yang
disyaratkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 52


3.3 PEKERJAAN PASANGAN
3.3.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pasangan Aanstampeng
2. Pasangan Batu Pecah 1 PC : 6 PP
3. Pasangan Dinding Bata Merah Tebal ½ Batu Campuran 1SP : 8PP
4. Plesteran Halus 1 PC : 8 PP, Tebal 1,5 cm
5. Acian Pasang Plesteran dan acian dinding 1pc:4pp tebal 15mm

3.3.2 BAHAN - BAHAN


1. Portland Cement.
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.
2. Pasir.
Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan harus sama kualitasnya dengan
pasir yang ditentukan untuk pekerjaan beton. Gradasi pasir yang dipakai
minimum 0,35 mm.
3. Air.
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-
syarat yang tercantum dalam pekerjaan beton.
4. Batu Belah
Batu belah harus berparas kasar, tidak ada kotoran atau tanah. Ukuran batu
berkisar antara 20 cm. Batu Belah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
- Kualitas baik
- Sisi dengan permukaan kasar,
- Keras dan tidak patah
5. Batu Bata
Batu bata hasil produksi lokal dengan ukuran (5x11x22) cm yang di cetak
dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung
kotoran. Meskipun ukuran Batu Bata yang diperoleh disuatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya
tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Batu Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Kualitas baik
- Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
- Keras dan tidak patah
- Tidak terlihat garis-garis retak

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 53


3.3.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN AANSTAMPENG DAN PASANGAN BATU BELAH
1. Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan alat berat untuk menggali seperti excavator.
2. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
3. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan
yang pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
4. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka
batu yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka
dinding batu yang terpasang.
5. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama
beberapa saat agar air dapat meresap
6. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen
dan pasir sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan. Bahan adukan
atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat concrete mixer atau secara
manual. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir dan semen anda dapat
mengunjungi artikel lain mengenai cara mengetahui jumlah kebutuhan batu,
pasir, dan semen untuk pasangan batu.
7. Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu

3.3.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN


1. Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan Batu Bata atau adukan harus
sedemikian rupa sehingga tidak merusak Batu Bata atau menunda pemakaian
beton.
2. Setelah permukaan pondasi disiapkan dengan baik, Batu Bata dipasang
dengan adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm, termasuk lubang-lubang
didalamnya harus terisi penuh.
3. Batu Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar.
Adukan yang hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
4. Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan Batu Bata sebelum pasangan
mengeras.
5. Pada waktu pemasangan Batu Bata tersebut harus bebas dari air yang
melekat.
6. Batu Bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, dikerjakan dengan
alat-alat pengukur datar ataupun tegak (“lot", dan sebagainya), tegak tidak
segaris (silang) permukaan baik dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling
menutup).
7. Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton atau pada ujung
pasangan harus bergigi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 54


8. Pengakhiran pasangan Batu Bata harus dibuat bertangga menurun dan tidak
diperkenankan tegak bergigi.
9. Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m, kecuali dengan
seijin Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
10. Jika setelah pekerjaan pemasangan temyata ada Batu Bata yang menonjol
atau tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki
kembali atas biaya penyedia, kecuali Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi mengijinkan penambahan-penambahan.
11. Sebelum pemasangan, semua Batu Bata harus dibasahi dengan air bersih
sampai kenyang, atau direndam dengan air.
12. Batu Bata yang pecah dengan ukuran yang kurang dari setengah tidak
dibenarkan untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi 5 %
(lima persen).
13. Pemasang dilakukan secara bertahap, tiap tahap tidak boleh melebihi
ketinggian 100 Cm.
14. Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding
beton, balok atau pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya. Penguatan
untuk pasangan Batu Bata dilakukan menurut kebutuhannya atau atas
petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Kolom-kolom
praktis untuk penguat pasangan Batu Bata harus dibuat sedemikian rupa
sehingga maximum setiap luas 12 m2 pasangan Batu Bata harus dikelilingi
beton praktis ukuran 12 x 12 cm dengan mutu beton K-175 dengan
tulangan 4 φ 10 mm dan sengkang φ 6 jarak 20 cm. Penguatan juga diberikan
pada daerah-daerah permukaan seperti bagian atas pintu/jendela dan lubang-
lubang lainnya menurut petunjuk Konsultan Pengawas/Manajement
Konstruksi. Untuk bentang dari 1 m diberi penguat beton balok latei ukuran
12/15.
6. Untuk mengerjakan dinding Batu Bata dan permukaan beton harus
diberikan cukup waktu, tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sampai
dinding betul-betul kering.
7. Semua permukaan harus dibersihkan dengan disikat memakai sikat yang
kaku, untuk membersihkannya dari bintik-bintik dan segala kotoran.
8. Pada permukaan pasangan Bata ringan, pekerjaan plesteran dapat segera
dimulai setelah pasangan Batu Bata kering.
9. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan
harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab.
10. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan
tebal lapisan tidak kurang dari 1.50 cm kecuali ditentukan lain.
11. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan
yang rata, plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 55


kayu dan disebarkan ke pinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan
sampai permukaannya rata dan halus.
12. Plesteran dibiarkan basah selama paling sedikit 2 (dua) hari setelah dipasang.
13. Mulailah membasahi dinding dan permukaan beton secukupnya begitu
plesteran mengeras untuk menghindari kerusakan. Waktu kering dan panas,
plesteran harus dijaga agar tidak teijadi penguapan terlalu banyak dan tidak
rata.

3.4 PEKERJAAN BETON


3.4.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Lantai Kerja Beton K - 100
2. Foot Plat 60 x 60
3. Sloof Beton 15 x 20
4. Kolom Beton 20 x 20
5. Balok Beton 20 x 30

3.4.2 BAHAN - BAHAN


1. Secara keseluruhan pekerjaan beton bertulang ini harus memenuhi
persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 dan SNI 03-2847-2002.
2. Semua bahan yang akan dipergunakan harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
a. Portland Cement
- Semen yang digunakan adalah ortland cement type 1 yang memenuhi
syarat S 400 menurut N1 – 8, Ex. Semen Gresik atau setaraf.
- Untuk suatu masa adukan beton tidak diperbolehkan mencampur dua
atau lebih jenis atau merk Portland Cement yang berbeda.
- Portland cement harus dijaga agar tetap kering dan segar sehingga
tidak ada bagian-bagian yang mengeras, untuk itu Portland Cement
harus di simpan dalam gudang yang terlindung dari pengaruh cuaca,
tidak lembab, cukup ventilasi dan diletakkan diatas permukaan yang
tidak langsung berhubungan dengan tanah, minimal 0, 25 m dari lantai
dan 0,30 m dari dinding. Kantong-kantong Portland Cement tidak boleh
ditumpuk hingga tingginya melampaui 2 meter. Tiap kali ada
pengiriman semen baru, semen yang baru tersebut harus dipisahkan
penempatannya agar semen yang lama dapat dipergunakan terlebih
dahulu, Portland sudah harus dipergunakan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak pembuatannya di pabrik yang bersangkutan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 56


- Apabila karena sesuatu hal, syarat-syarat penyimpanan itu tidak terpenuhi
maka sebelum semen dapat dipakai, Penyedia harus terlebih dahulu,
dapat membuktikan bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.

b. Pasir
- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam atau pasir buatan dan tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % berat kering.
- Bila kadar lumpur lebih dari yang disyaratkan, maka pasir harus dicuci
dengan air bersih sebelum dibawa ke site sehingga memenuhi syarat
memenuhi Peraturan Beton Indonesia 1971.

c. Agregat kasar
- Agregat kasar yang dipakai adalah kerikil atau batu pecah yang padat,
keras tidak berpori dengan diameter maksimum 30 mm, sedangkan
kadar lumpur yang diijinkan maksimum 1 % berat kering.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah dan bahan-bahan organis, alkalis atau bahan-bahan yang
merusak lainnya.
- Syarat-syarat kimia dan syarat-syarat lainnya harus memenuhi
Peraturan Beton Indonesia 1971 termasuk gradasi harussesuai dengan
mix design yang dipergunakan.

d. Air
- Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam
dan bahan-bahan organis. Harus digunakan air yang mempunyai mutu
setara dengan air dari PDAM.
- Air yang akan digunakan harus telah ditest dilaboratorium dan disetujui
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi. Pengetesan ini harus
dilakukanberkala sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.

e. Baja Tulangan
- Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12
mm digunakan baja mutu U 24 (polos).
- Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain yang
mengganggu perletakan tulangan dengan beton.
- Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok
ukurannya dan diletakkan diatas lantai beton atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak dengan tanah, air dan zat-zat lain yang
bersifat merusak besi. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka
untuk jangka waktu lama tidak diperbolehkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 57


- Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm, telah dipijarkan dan tidak tersepuh seng.

f. Bekisting/cetakan dan perancah.


- Bahan yang digunakan untuk lembaran dan pengaku bekisting harus Lurus,
kuat, kaku dan tidak mudah berubah bentuk.
- Untuk papan bekisting dapat dipakai Playwood 9mm atau multiplek
tebal 12 mm.
- Untuk pengaku bekisting dapat dipakai kayu minimum berdimensi 40/60
mm, atau besi L minimum L 30.
- Bahan bekisting yang tidak lurus, retak dan cacat-cacat lain tidak
boleh dipergunakan sebagai bahan bekisting.
- Bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat
dicegah perubahan bentuk akibat getaran atau lengkungan akibat tekanan
adukan beton.

3.4.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai ukuran. Perbaikan
bagian yang kurang sempuma harus mendapatkan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
2. Awal dan akhir pengecoran harus dilakukan selama jam kerja atau
seijin Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
3. Sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, semua pekerjaan cetakan
(bekisting), pembersihan, pemasangan instalasi yang harus ditanam dan
sebagainya sudah harus selesai terlebih dahulu dan telah diperiksa serta
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
4. Tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran dan meterial-material yang dapat mengakibatkan
berkurangnya kekuatan beton.
5. Pengecoran harus dilakukan dengan kecepatan penuangan yang
sedemikian rupa sehingga beton selalu dalam keadaan elastis dan
dapat mengalir dengan mudah ke dalam rongga antara tulangan dan ke
pojok-pojok cetakan.
6. Pengecoran untuk suatu kesatuan struktural harus dilakukan sekaligus,
tidak boleh tertunda atau berhenti sebelum selesai, kecuali bagian-
bagian tertentu yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.
7. Semua pengecoran pekerjaan beton struktur harus dipadatkan dengan
mechanical vibrator. Peralatan yang dipakai harus mempunyai kapasitas
yang sesuai dan dalam kondisi yang baik dan dapat disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 58


8. Selambat-lambatnya satu hari sebelum pengecoran dilaksanakan, Penyedia
harus mengajukan metode pengecoran dan pemadatan untuk
dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.
Pada prinsipnya beton harus dipadatkan secara berlapis- lapis dengan
ketebalan satu lapis maksimum sedalam jarum vibrator dan harus dijaga
agar pemadatan ini tidak menyebabkan terjadinya pemisahan bahan-
bahan (segregasi).
9. Pengecoran untuk satu petak plat lantai harus dilaksanakan sekaligus, tidak
boleh tertunda atau berhenti sebelum satu unit tersebut selesai. Pekerjaan
dan semua peralatan tidak boleh menumpu pada tulangan pada waktu
pengecoran. Bagian-bagian lantai beton yang akan dilapis dengan bahan
floor hardener,permukaan harus dikerjakan dengan mesin Trowel sebelum
beton mengeras.
10. Setelah pengecoran, beton harus dirawat dengan curing compound atau
karung basah selama minimal 14 hari.
11. Bagian-bagian beton struktur kedap air yang ternyata kurang padat dan
keropos harus diperbaiki dengan cara pressure injection dengan epoxy
dengan pengawasan langsung oleh Konsultan Pengawas/Mangemen
Konstruksi, Penyedia harus mengajukan terlebih dahulu cara
pelaksanaannya.
12. Bagian-bagian beton struktur yang cacat, tidak level atau yang ukurannya
tidak sesuai dengan spesifikasi harus dikupas dan ditambal dengan bahan
premix grout minimal setebal 10 mm dengan warna yang sama seperti
beton disekitarnya.

3.5 PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


3.5.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pas. Kusen Alumunium Putih 4"
2. Pasang Kaca Tempered Tebal 1,2 Cm
3. Pasang Kaca Bening Tebal 8 mm
4. Pemasangan Kunci Pintu
5. Pemasangan Floor Hinge
6. Pemasangan Patch Fitting
7. Pasang Pull Handle (45 cm)

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 59


3.5.2 Pasang rangka dinding partisi kusen alumunium Putih 4"
3.5.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen,
daun pintu dan rangka dinding partisi dengan bahan-bahan dari Aluminium,
termasuk menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

3.5.2.2 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.

3.5.2.3 Prosedur Umum


1. Contoh Bahan dan Data Teknis
a) Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe
alumunium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum
pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.
b) Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laburatorium yang
ditunjuk Konsultan MK atau harus dilengkapi dengan data-data
pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
 Ketebalan lapisan
 Keseragaman warna
 Berat
 Karat
 Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m 2 untuk
masing-masing tipe
 Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam
 Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2
2. Spesifikasi Teknis
Sesuai gambar kerja.
3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Gambar Detail Pelaksanaan.
a. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail,
pemasangan rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem
pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan
akhir penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 60


menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis
ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
5. Pengiriman dan Penyimpanan
a) Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai
ketentuan Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan
cacat.
b) Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan
harus ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan
dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah
pemasangan.
c) Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran
adukan, plesteran, cat dan lainnya.
6. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua
pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk
periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya
Kontraktor.

3.5.2.4 Bahan-Bahan
1. Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, alexindo, Alcan.
2. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan
Pengawas.
3. Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
4. Lebar Profil : Tebal 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
5. Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi pabrik.
6. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana danPemberi Tugas.
7. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.
8. Kusen-kusen Aluminium khususnya Pintu harus mampu untuk menahan
engsel-engsel Pintu yang cukup berat.
9. Ketahanan terhadap air dan angin harus disertai hasil test, minimum 100
kg/m2.
10. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap
tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.

3.5.2.5 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 61


berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana/Konsultan Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk, ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok
6. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 1.000 kg/cm2.Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium
harus ditutup oleh sealant
7. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut
1. Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
2. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
3. Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
4. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-
langit.
5. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.
8. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kosen terpasang.
9. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat
pada ambang bawah dan atas harus waterpass.

10. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada


ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
11. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berBata ringansan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan kedap suara.
12. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 62


3.5.3 Pasang pintu kaca tempered 12mm dan Kaca Bening Tebal 8 mm
3.5.3.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan
rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan
dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis
pelaksanaan dokumen teknis.

3.5.3.2 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.

3.5.3.3 Bahan-Bahan
Bahan yang dipakai adalah :
- Kaca tempered (Tempered Glass)-.
- Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai
ketebalan yang sama dalam satu lembarnya, mempunyai sifat tembus
cahaya.
- Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca yang
dihasilkan dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi lembaran
dengan ukuran tertentu. Kedua permukaan rata licin dan bening.
- Produksi ex lokal PT. MULIA GLASS atau produk yang setara.

3.5.3.4 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Bata ringans Toleransi :
Untuk kaca lembaran toleransi panjang, lebar, ketebalan, kesikuan dan
cacat mengikuti pada Standar Industri Indonesia (SII – 0891 –78).
2. Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan
perekat khusus (3 m double active achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga
ahli yang berpengalaman.

3. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak
goyang dan dijamin kerapihannya.
4. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant
dengan warna ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu
ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
5. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi
menggunakan profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 63


besar dari tebal kaca tsb. Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap
yang terjadi antara metal profil U dengan kaca, diberi silicone sealant warna
putih atau bening.
6. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan
sudah diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak
tertabrak oleh pekerja atau orang lain.

3.5.4 Pekerjaan Kunci Pintu, Floor Hinge, Patch Fitting dan Pull Handle
3.5.4.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pasang kunci pintu tanam
2. Pasang floor hinge
3. Pasang Patch Fitting
4. Pasang handle pintu stainless P:45cm

3.5.4.2 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat
penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.

3.5.4.3 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

3.5.4.4 Bahan-Bahan
1. Umum
 Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru,
kualitas baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
 Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai
kelembapan lebih dari 70%.
 Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang
didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
2. Alat Penggantung dan Pengunci.
a) Rangka Bagian Dalam.
a. Umum.
1. Kunci untuk semua pintu harus sama yaitu DECKSON,BOSSINI.
2. Semua kunci harus terdiri dari :

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 64


 Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless
steel atau kuningan dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga)
buah anak kunci.
 Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat
yang terbuat dari bahan nikel stainless steel hair line.
 Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari
bahan baja lapis seng dengan jenis dan ukuran yang
disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi, kayu
atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang
(latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face
plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike
plate.
b) Engsel.
 Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium
tipe ayun dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu
dengan Ball Bearing berukuran 102mm x 76mm x 3mm, seperti
tipe SELL 0007 buatan DECKSON/BOSSINI KW 1.
 Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel
untuk semua daun jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran
yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela. Produk ONASIS,
DECKSON atau WILKA. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing
untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk
DECKSON,BOSSINI KW 1.
c) Grendel Tanam/ Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk
DECKSON/BOSSINI KW 1.
d) Pull Handle.
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less
menggunakan handle buka setara produk DECKSON/BOSSINI KW 1.
e) Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt
chrome/stainless steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

3.5.4.5 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Umum.
a) Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai
dengan persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
b) Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih
pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan
fungsinya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 65


c) Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2
(dua) buah engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel
tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin,
sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1
(satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
d) Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel.
e) Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci,
silinder, hendel/pelat,.
f) Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu
dengan bingkai bawah pemegang pintu kaca.
2. Pemasangan Pintu.
a) Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
b) Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun
pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah
daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel
tersebut.
c) Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan
(hendel), pelat penutup muka dan pelat kunci.
d) Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus
dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.

3.6 PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


3.6.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pasang lantai keramik uk. 30x30 motif

3.6.2 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-4062-1996 – Granit Lantai Granit Berglaris
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

3.6.3 Prosedur Umum


 Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
a) Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 66


b) Contoh bahan granit harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-
masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set.
c) Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Pengiriman dan Penyimpanan.
a) Pengiriman granit ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang
yang utuh dan jelas.
 Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

3.6.4 Bahan-Bahan
a. Umum.
 Keramik / Granit harus dari kualitas yang baik/KW 1 dan dari merek yang
dikenal yang memenuhi ketentuan SNI.
 Keramik Granit yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak
lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh
dipasang.
b. Keramik / Granit.
Granit berglasur atau ditentukan lain dalam gambar merek Ex.cina KW 1
terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
 Pasangan keramik lantai ukuran 40 x 40 cm
 Pasangan granit lantai ukuran 60 x 60 cm
c. Adukan.
 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri
pembuat.
 Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Adukan perekat khusus untuk memasang granit, jika ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, harus
memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti
Lemkra FK 101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30
Mortarflex, ASA Fixall atau yang setara.
d. Adukan Pengisian Celah.
 Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap
pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat
Flexible, AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau yang
disetujui..

3.6.5 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Persiapan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 67


 Pekerjaan pemasangan granit baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
 Pemasangan granit harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan
air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau
dibawah pasangan granit ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan.
 Sebelum pemasangan granit pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
 Adukan untuk pasangan granit dinding luar dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
 Adukan untuk pasangan granit pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran 1 semen dan 5 pasir.
 Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
 Adukan untuk pasangan granit pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang granit, kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja.
 Granit harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang granit yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
 Granit yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
 Granit mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
 Sambungan atau celah-celah antar granit harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
 Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
 Pemotongan granit harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
 Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi
dan sesempuna mungkin.
 Siar antar granit dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama
dengan warna granitnya dan disetujui Konsultan Pengawas.
 Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-
garis siar.
 Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran
segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 68


 Setiap pemasangan granit granit seluas 8m2 harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan Bata ringanng
penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai
harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari
Konsultan Pengawas.
 Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan granit harus benar-benar bersih,
tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan granit harus diberi
perlindungan misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang
diperbolehkan, tanpa merusak permukaan granit.

3.7 PEKERJAAN KANOPI DAN GRILL


3.7.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pasang Kanopi Atap Spandex
- Pasang Pipa Kotak Galvanis 40 x 60 x 1,2
- Pasang Pipa Kotak Galvanis 40 x 40 x 0,8
- Pasang Atap Spandex Galvalume
- Pengelasan
- Pengecatan Besi
2. Memasang Grill Saluran Depan
3. Memasang Grill Saluran Pembuang

3.7.2 Pasang Kanopi Atap Spandex


3.7.2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan kanopi yaitu Pasang
Pipa Kotak Galvanis 40 x 60 x 1,2, Pipa Kotak Galvanis 40 x 40 x 0,8, Atap Spandex
Galvalume, Pengelasan dan pengecatan besi seperti yang tercantum dalam
gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.

3.7.2.2 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 69


3.7.2.3 Prosedur Umum
1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat
mekanik, data teknis/brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum
pengadaan bahan ke lokasi proyek.
2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui
Konsultan Pengawas. Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail
Pelaksanaan :
 Spesifikasi teknis bahan
 Dimensi bahan
 Detail fabrikasi
 Detail penyambungan dan pengelasan
 Detail pemasangan
 Data jumlah setiap bahan
3. Pengiriman dan Penyimpanan.
 Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat
pabrik yang menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
 Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman
sehingga terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan
selama pelaksanaan.
4. Ketidaksesuaian.
 Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah
maupun pemasangan dan lainnya.
 Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan
fabrikasi yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar
Kerja.
 Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa
adanya tambahan biaya dan waktu.

3.7.2.4 Bahan-Bahan
1. Umum.
 Rangka Kanopi menggunakan pipa kotak 40x60x1,2 mm Galvanis dan
20x40x0,8 mm Galvanis sambungan las.
 Atap spandek dengan ketebalan 0,3 mm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 70


 Mutu pipa kotak yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang
sama dengan barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk
maksud yang bersangkutan.
 Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar
atau RKS ini.

3.7.2.5 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Melakukan pengukuran ulang lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang
kanopi dengan meteran.
2. Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah
yang dapat mengganggu proses pembuatan.
3. Ketika ukuran sudah didapatkan, memulai proses pemotongan besi kotak
40x60x1,2 mm dan 20x40x0,8 mm menjadi beberapa bagian, sesuai dengan
ukuran dan gambar kerja. Kemudian merangkai besi kotak yang sebelumnya
sudah dipotong tadi, menjadi rangkaian sesuai gambar kemudian sesuai
dengan gambar rencana.
4. Setelah potongan-potongan besi kotak tersusun rapid an sudah sesuai
dengan gambar, besi di cat dan di pasang di lokasi kanopi sesu dengan
gambar rencana.
5. Setelah terpasang sempurna atap spandek di pasang dan di baut sehingga
terpasang dengan kuat dan sempurna.
6. Apabila semua sudah terpasang, cat dicek ulang apabila ada yang tergores
maka harus di cat ulang.
7. Perapihan hasil pekerjaan dari sisa material besi.
8. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
9. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

3.7.3 Pasang Gril Saluran Depan dan Pembuang


3.7.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan Grill saluran depan
dan pembuang. Grill terdiri dari Besi siku 60x60x6, 40x40x4, 20x20x2 dan besi ulir
D 13, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan,
tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

3.7.3.2 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 71


- SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung

3.7.3.3 Prosedur Umum


1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat
mekanik, data teknis/brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum
pengadaan bahan ke lokasi proyek.
2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui
Konsultan Pengawas. Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail
Pelaksanaan :
 Spesifikasi teknis bahan
 Dimensi bahan
 Detail fabrikasi
 Detail penyambungan dan pengelasan
 Detail pemasangan
 Data jumlah setiap bahan
3. Pengiriman dan Penyimpanan.
 Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat
pabrik yang menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
 Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman
sehingga terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan
selama pelaksanaan.
4. Ketidaksesuaian.
 Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah
maupun pemasangan dan lainnya.
 Konsultan Pengawas berhak menolak bahan maupun pekerjaan
fabrikasi yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar
Kerja.
 Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa
adanya tambahan biaya dan waktu.

3.7.3.4 Bahan-Bahan
1. Umum.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 72


 Besi siku 60x60x6, 40x40x4, 20x20x2 dan besi ulir D 13 dirangkai
sambungan las.
 Mutu besi siku yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi
persyaratan ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang
sama dengan barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk
maksud yang bersangkutan.
 Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar
atau RKS ini.

3.7.3.5 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Melakukan pengukuran ulang lebar dan tinggi pada lokasi yang dipasang
kanopi dengan meteran.
2. Pastikan area kerja Anda bersih dan bebas dari penghalang atau sampah
yang dapat mengganggu proses pembuatan.
3. Ketika ukuran sudah didapatkan, memulai proses pemotongan besi siku
60x60x6, 40x40x4, 20x20x2 dan besi ulir D 13 menjadi beberapa bagian,
sesuai dengan ukuran dan gambar kerja. Kemudian merangkai besi kotak
yang sebelumnya sudah dipotong tadi, menjadi rangkaian sesuai gambar
kemudian sesuai dengan gambar rencana.
4. Setelah potongan-potongan besi siku dan besi ulir tersusun rapi dan sudah
sesuai dengan gambar, besi di cat dan di pasang di lokasi kanopi sesu dengan
gambar rencana.
5. Apabila semua sudah terpasang, cat dicek ulang apabila ada yang tergores
maka harus di cat ulang.
6. Perapihan hasil pekerjaan dari sisa material besi.
7. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
8. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

3.8 PEKERJAAN PAVINGISASI


3.8.1 Lingkup Pekerjaan :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada
beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembuatan lapis pasir
b. Pemasangan paving block

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 73


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua
titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Pengawas.

3.8.2 Bahan-Bahan
1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara
tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas
bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil
yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat
pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena
membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan
kadar air lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk menghindarkan
karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan agar sumber
dari pasir tersebut adalah satu.
2. Bahan Paving Block 21.0 x 31.5 x 8.0 mutu K 300
Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi
kendaraan. Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat
tekan minimal 300 kg/cm2.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 74


3.8.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course)
sampai ketebalan 5 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 5
cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila paving block telah selesai
dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka paving block
tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai diperoleh hasil
yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan
yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang
lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm
lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan
kadar air harus uniform dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus
dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving
block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila ada bagian lapisan pasir
yang tidak sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan.
Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak
terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block
pada hari yang sama.
2. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block
Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan
pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum
dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh
lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak
lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak
lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.
3. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah
antara block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai
jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran tidak dari
25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah
pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi
kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm
dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan
yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian
terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat
sesuai gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk pola di
daerah-daerah khusus.
4. Pasir pengisi (joint filling) :

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 75


Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus
mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis
1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan
baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak
material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir
pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang
permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah antara
dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus
dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh
permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah
tepi jalan sebesar 2 %.

5. Toleransi :
Toleransi ukuran bahan :
Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi
maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari
permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil
permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak
boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block
disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.

3.9 PEKERJAAN PENGECATAN


3.9.1 LINGKUP PEKERJAAN
Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai
material untuk maksud-maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian
teksture.
Penggunaan :
a. Untuk Interior (Permukaan dinding, kolom-kolom, atau sesuai
petunjuk pada gambar kerja).
b. Untuk Plafond dan plester/aci halus (skim coat) yang ditunjukkan
dalam gambar kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 76


c. Untuk pengecatan kembali acoustic ceiling exisiting.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi Mengecat
dinding interior.

3.9.2 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
- Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat

3.9.3 Bahan-Bahan
a) Umum.
 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya
harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
 Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi NIPPON PAINT /MOWILEX.
 Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana
dan skedule finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding.
Bahan yang digunakan adalah setara produk Jotun atau setara.
b) Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
a) Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
b) Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
c) Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
d) Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c) Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.
d) Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang
setara :

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 77


a) Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
b) Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
c) High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan
interior pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan
besi/baja.

3.9.4 Pelaksanaan Pekerjaan


a) Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
2. Umum.
a) Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
b) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
c) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih
yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.
d) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.
e) Permukaan Pelesteran dan Beton.
f) Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka.
Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong
dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-
tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
g) Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan
adukan.
h) Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran
dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam
bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat
penyemprotan hingga air dapat diserap.
3. Permukaan Gipsum.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 78


a) Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
b) Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori,
seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
c) Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
d) Pelaksanaan Pengecatan.
e) Umum.
f) Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung
cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
g) Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
h) Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
i) Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
4. Proses Pengecatan.
a) Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud.
b) Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan berikut.
5. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
6. Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.
7. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
a) Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
b) Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 79


c) Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat
dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4
liter cat.
d) Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
8. Metode Pengecatan.
a) Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau
rol.
b) Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
c) Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
d) Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
9. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang
dilepas harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

3.10 PEKERJAAN PLAFOND / LANGIT-LANGIT


3.10.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini. Pekerjaan Ini meliputi:
1. Pasang Rangka Atap Baja Ringan t : 0.75 mm
2. Pasang Genteng Metal
3. Pasang Bubung Genteng Metal
4. Pasang rangka plafond hollow
5. Pasang penutup plafond kalsiboard 4mm
6. Memasang Calsiplank ukuran (30 x 1) cm

3.10.2 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pedestal granit termasuk lantai granik bekas pemasangan kolom
besi cnp serta seluruh peralatan bantu yang digunakan. Pekerjaan granit ini
dilakukan meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 80


gambar.

3.10.3 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

3.10.4 Bahan-Bahan
a. Rangka :
Rangka dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi hollow minimal 0,3
mm dan diberi meni.
b. Penutup langit-langit :
Digunakan Kalsi Board yang bermutu baik produk Jaya Plasterboard atau
produk lain yang setara, tebal = 4mm
c. Bahan penutup sambungan plafond : Compound atau bahan plester ex UB400
atau produk lain yg setara. Dan paper tape yang berpori/berlubang dan
bergaris tengah.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.

3.10.5 Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Atap baja ringan, Pasang Genteng Metal dan
Bubung Genteng Metal
a. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan
siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat
bantu.
b. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua belahan
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada
di bawahnya.
c. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap. Mengukur jarak antar kuda-kuda.
d. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, biar tidak mengakibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
e. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan
dan kiri kuda-kuda sanggup ditentukan dengan teladan posisi dikala pekerja
melihat kuda-kuda, dengan lisan web sanggup dilihat oleh pekerja. Bagian di
sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah
kanannya ialah sisi kanan.
f. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda biar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
g. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan
4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
h. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 81


menambahkan balok penopang sementara, biar posisi kuda-kuda tidak
berubah.
i. Mengulangi langkah ke-1 hingga ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda,
sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
j. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
k. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan
memastikan garis nok mempunyai ketinggian yang sama (datar)
l. Memasang balok nok.
m. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, bila bekerja beban angin.
Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
n. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter.
o. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis epilog atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
menggunakan screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah.
p. Memasang outrigger (gording embel-embel sehabis kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger sanggup dipasang
sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar,
dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw
dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
q. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens ialah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan belahan atas
bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens
dengan ring balok di beri ganjal bracket yang diikat menggunakan 2 (dua)
buah dynabolt. Fungsi ceilling battens ialah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens
sebaiknya sempurna diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap
40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling
battens selanjutnya sanggup difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya.
r. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran
nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan
benar .
s. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu
di atas jurai dan rafter,
t. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan,
lalu dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 –
16 x 16 HEX.
u. Memasang satu jalur penutup atap terlebih dahulu dari bawah ke atas.
Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi biar polanya menjadi rapi
dan tidak berbelok – belok.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 82


3.10.6 Pelaksanaan Pekerjaan Rangka Plafond, Penutup Plafond dan List Plank
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
m e n e l i t i gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Kalsi board yang dipasang adalah kalsi board yang telah dipilih dengan
baik,bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK.
c. Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan
dan dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan
memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
d. Modul rangka besi hollow adalah 600 x 600 mm.
e. Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi
ke pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku tembak-dyna bolt.
f. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,
kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.
h. Bahan penutup langit-langit adalah kalsi dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar. Plafond kalsi board dipasang dengan sekrup khusus dan
setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.
i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
j. Sambungan plafond kalsi board diberi compound dengan sebelumnya diberi
paper tape khusus kalsi. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan
garis sambungan setiap unit kalsi board hilang.
k. Setelah plafond kasli board terpasang, bidang permukaan langit-langit harus
rata, lurus, waterpas dan antara unit-unit kasli board tidak
terlihat.bergelombang dan sambungan
l. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel ukuran
60x60 cm di langit-langit yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak
gypsum board disekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan
M & E.
m. Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus
dilakukan secara hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di
bagian dalam atau dibalik plafond acoustic, yaitu semua komponen instalasi
Mekanikal & Elektrikal existing dan yang baru.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 83


3.11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
3.11.1 LINGKUP PEKERJAAN
n. Pekerjaan system listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan
pembongkaran dan pemasangan serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja
sehingga seluruh system listrik dapat beroperasi dengan sempurna.
o. Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran
dan pemasangan, pekerjaan instalasi pengkabelan, kabel daya, stop kontak
serta instalasi pengkabelan untuk penerangan. Pekerjaan yang diuraikan
adalah pekerjaan yang berkaitan diantaranya:
1. Pekerjaan Instalasi Titik Lampu
2. Pasang Lampu Selang
3. Pasang Lampu Downlight LED 9 Watt
4. Pasang Sakelar Ganda
5. Pasang Sakelar Tunggal

3.11.2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pemasangan semua material,
peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan,
commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh instalasi listrik
seperti dipersyaratkan dalam buku ini dan seperti ditunjukkan dalam gambar-
gambar perencanaan listrik. Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik
dari peralatan yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci
di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan
fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.

3.11.3 Standar / Rujukan


- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)

3.11.4 Bahan-Bahan
b. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, stop kontak
computer dan untuk instalasi penerangan memakai jenis kabel NYM 3×2,5
mm dengan arde.
c. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi
harus menggunakan konektor khusus/ lasdop.
d. Jaringan listrik dalam dinding harus ditanam dalam pipa PVC pada belokan
menggunakan pipa fleksibel.
e. Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan boks lengkap dengan
tutupnya.
f. Setiap armature lampu/ saklar/ stop kontak harus menggunakan boks dus

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 84


dengan mutu yang bagus sebagaimana standar kelistrikan.
g. Merek kabel yang disyaratkan adalah bahan : Kabelindo, Kabel Metal, Tranka
Kabel dan Supreme.
h. Armature lampu sesuai dengan jenis penggunaan, sesuai gambar buatan
pabrik Artolite atau Lomm atau setara.
i. Komponen lampu yang digunakan adalah merek Philips atau Osram, atau
setara.
j. Saklar lampu sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang
tunggal, seri, triple, dan saklar kelompok. Semua komponen tersebut merek
Clipsal atau setara.
k. Stop kontak yang digunakan adalah buatan schneider atau setara.
l. Stop kontak normal 2 (dua) gang maupun stop kontak UPS 4 (empat) gang
menggunakan merek schneider.
m. Stop kontak lantai yang digunakan adalah merek schneider.
n. Pipa PVC 20 mm produksi Ega atau Clipsal..

3.11.5 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan
mengerti teknik instalasi dalam bank, serta pancingan kawat penggantung
untuk kabel data sesuai gambar.
2. Kontraktor/ pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk
pelaksanaan dan pengujian yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksanya
pekerjaan menurut persyaratan yang berlaku.
3. Standar dan referensi yang dipakai adalah :
- Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002)
- Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor
023/PRT/1973 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
- Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor
024/PRT/1973 tentang Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL).
4. Pelaksanaan teknis.
Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/
pemborong harus terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh
instalasi lama sesuai rencana yang berkaitan dengan penambahan instalasi
pengkabelan baru yang tertera pada gambar serta merapikan kembali sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Kontraktor/ pemborong listrik harus
bekerja sama dengan kontrakto/ pemborong power untuk komputer yang
ada di banking hall dan back office dengan diawasi oleh pengawas.
Pemindahan kabel grounding harus memperhatikan estetika interior.
5. Pengujian.
Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 85


pemborong harus melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa
pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat dan siap dioperasikan. Pekerjaan
tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi.
6. Pelaksanaan pemasangan.
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan
oleh tenaga ahli listrik dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI
yang dikeluarkan olh instansi yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi
dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya.

BAB IV
PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi
didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam
pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana
perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi
menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak
perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan
tersebut tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana
Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan
rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.

Banyuwangi, 2021
Konsultan Perencana

ORGA SEPDITA ARI, ST.

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT 86

Anda mungkin juga menyukai