BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
1.4 PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi:
a) Pelaksana:
1 (satu) orang Pelaksana Lapangan dengan memiliki SKK Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Jaringan Irigasi (TS 030), atau Pelaksana Saluran Irigasi (TS 031), atau Pelaksana Bangunan
Irigasi (TS 032) pengalaman 2 tahun.
b) Petugas K3 Konstruksi:
1 (satu) orang Petugas K3 Konstruksi dengan memiliki sertifikat K3 Konstruksi yang dikeluarkan
oleh Instansi/ lembaga yang berwenang.
A. Ketentuan Umum
Huruf U. U-ditch berbentuk huruf U yang bias diberikan penutup atau cover dibagian atasnya.
Cover U-ditch dibagi menjadi 2 yaitu heavy duty ( untuk digunakan pada area yang kerap dilewati
kendaraan dengan beban berat) dan Light Duty ( untuk dipasang sisi area jalan yang dapat juga
ddigunakan sebagai trotoar atau pejalan kaki).
U-ditch bertujuan untuk mebantu saluran pengairan dengan menyalurkan air dan menyerap air
hujan agar tidak terdapat genangan air.
▪ Bahan yang digunakan
1) U-ditch berukuran 30x40x120;
2) Cover U-ditch Sesuai kebutuhan;
3) Mutu U-ditch Menggunakan mutu beton K350;
4) Plesteran campuran 1pc : 4psr, tebal 15mm;
5) Lantai kerja mutu K100;
6) Pipa drain 4”.
▪ Pelaksanaan Pemasangan U-ditch
Bahan U-Ditch yang digunakan dengan gandar 10 ton dengan mutu atau sama dengan
kualitas di atas produk: Intidi Beton Jatim, Trijaya Adymix, Sukses Bersama Coorporation
(SBC), Duta Bangsa Mandiri, Duta Beton Mandiri.
Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan menyerahkan gambar
kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan/ Direksi.
Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen yang
berhubungan dengan pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain
walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan/ Direksi, tidaklah berarti mengurangi
atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam
erection elemen-elemen.
Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk
keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.
Pasangan 1 set (u-ditch + cover u-ditch) dengan mutu baik disertai uji laboratorium test
gandar pada laboratorium yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dilakukan
sebelum u-ditch dipasang. Kemudian setelah terpasang dilakukan hammer test pada
laboratorium yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
1) Persiapan area pekerjaan pemasangan U-ditch meliputi tahap persiapan, perencanaan,
pengukuran dan pembersihan area
2) Penggalian area kerja
3) Setting U-ditch kedalan galian / saluran sesuai rencana
4) Pemadatan area pekerjaan saluran
5) Lantai kerja dengan canpuran 1Pc : 4Psr tebal 15mm
6) Peletakan U-ditch pada area yang sudah ada lantai kerja
7) Pasang pipa drain sesuai rencana
8) Pemasangan Cover U-ditch
9) Pemberian plesteran pada rongga cover dan U-ditch
Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan galian untuk seluruh bak kontrol dan Pekerjaan galian lainnya tidak dapat dimulai
sebelum papan dasar pelaksanaan
2. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala kotoran seperti sisa
bongkaran, akar pohon, sampah dan sebagainya
3. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian hingga mencapai
tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam dipadatkan.
4. Urugan Pasir harus setebal yang sudah ditentukan digambar
5. Setelah urugan pasir sudah terlaksana maka boleh untuk mengerjakan bak kontrol
6. Penataan bata sesuaikan gambar, Pasangan bata harus memakai ukuran yang sudah ditentukan
produksi lokal dan kualitas baik.
7. Pekerjaan Pasangan untuk campuran harus memakai 1Pc 4psr
8. Mutu beton yang dipakai mutu beton K225
A. URUGAN PASIR
Pekerjaan urugan pasir adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan paving. Bahan urugan
pasir adalah pasir hasil tambang/galian. Ketebalan urugan pasir 10 cm atau sesuai dengan
gambar. Pelaksanaan pekerjaan urugan pasir disini dengan cara meratakan permukaan dan
disiram air serta dipadatkan dengan plate compactor sampai mencapai kepadatan yang
diinginkan.
B. PASANGAN KANSTEEN
▪ Pasangan kansteen untuk pendukung pasangan paving ukuran 40.20.10 cm dengan mutu baik
(K300) disertai uji laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder yang telah ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
▪ Pemasangan kansteen harus lurus / rapi mengikuti kelurusan badan jalan (smooth).
C. PASANG USKUP
▪ Pasangan uskup untuk pendukung pasangan paving dengan mutu baik (K300) disertai uji
laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
▪ Pemasangan uskup harus rapi mengikuti kelurusan Kansteen.
D. PASANGAN PAVING
1. Bahan
a. Pasir
Pasir disini digunakan sebagai perataan landasan paving dan bahan isian antar paving.
b. Paving
Paving stone yang digunakan dengan mutu beton K300 atau sama dengan kwalitas
kansteen di atas adalah produk dari Duta Beton Mandiri, Cipta Prima Mandiri, dan Duta
Bangsa Mandiri, ukuran paving adalah 21 x 10 x 6 cm.
2. Cara Pelaksanaan
a. Pasangan paving dengan mutu baik (K-300) disertai uji laboratorium test kuat tekan pada
laboratorium yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan yang dilakukan 2 (dua) kali, sebelum dan setelah paving terpasang.
b. Pasir alas seperti yang disyaratkan segera digelar di atas lapisan base. Kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus
mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
c. Pemasangan paving harus dimulai dari satu titik / garis di atas lapisan pasir alas.
d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang ditarik tegang dan dengan
diarahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian
dibuat pasangan kepala masing-masing di ujung benang tersebut.
e. Pemasangan paving harus segera dilakukan setelah penggelaran pasir alas. Hindari
terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah / naat dengan spasi
2-3 mm untuk pengisian pasir halus.
f. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja di atas paving block yang sudah
terpasang.
g. Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pemasangan paving dan segera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
h. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan 17 gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN
dan getaran dengan frekuensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara
simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter
di belakang akhir pasangan.
i. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut
dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya
sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
j. Pemadatan sebaiknya dilakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan pasir alas dengan penurunan 5-15 mm (pasir yang dipakai). Pemadatan
putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah / naat block, dan masing-
masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
k. Hasil Akhir
▪ Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, cacat (patah atau pecah
terbagi).
▪ Alur-alur harus lurus dengan ukuran yang sama/sesuai dengan gambar perencanaan
atau sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, atau
Pengawas Lapangan.
▪ Air mengalir lancar ke saluran drainase dengan kemiringan maksimal 2%.
▪ Pengisian nat antar paving menggunakan pasir halus hasil ayakan dan diratakan
menggunakan sapu lidi hingga rongga antar paving terisi pasir hingga penuh, setelah itu
sisa pasir yang berada di permukaan paving harus dibersihkan.
▪ Lebar pemasangan paving disesuaikan dengan gambar atau ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan, kecuali pada pertigaan atau
perempatan jalan yang perlu disesuaikan dengan lengkung kebutuhan di lapangan.
2. Umum
a) Penyedia jasa wajib menyelenggarakan dan mengusahakan agar segala fasilitas dan peralatan
aman bagi para tenaga kerja dan dapat melindungi pekerjaan ditempat kerja.
b) Penyedia jasa harus menunjuk Petugas Keselamatan Kerja yang bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan agar terhindar dan nisiko bahaya kecelakaan.
c) Penyedia jasa mensosialisasikan kepada tenaga kerja perihal Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan memberikan petunjuk terhadap bahaya yang timbul dan upaya pencegahannya.
d) Biaya pengeluaran akibat penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi
tanggung jawab penyedia jasa.
8. Rambu Peringatan
Rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan alat bantu yang bermanfaat
untuk membantu menginformasikan bahaya dan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan
para pekerja atau pengunjung yang berada di tempat kerja tersebut.
Fungsi dari rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), antara lain :
a) Menarik perhatian setiap orang terhadap adanya bahaya keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Menunjukan kemungkinan terdapat potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat di tempat kerja.
c) Menyediakan informasi secara umum serta memberikan pengarahan.
d) Memberitahukan kepada para pekerja dimana mereka harus menggunakan alat pelindung diri
saat berada di tempat kerja.
e) Menginformasikan dimana peralatan darurat keselamatan diletakkan.
f) Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan atau perilaku yang tidak
diperbolehkan dilakukan di tempat kerja.
Warna yang menarik perhatian yang dipakai pada rambu-rambu keselamatan kerja juga untuk
keperluan lainnya yang menyangkut keselamatan pekerja. Misalnya, warna untuk
menginformasikan isi aliran dalam suatu pipa dan bahaya yang terkandung di dalam aliran
tersebut.
Pemilihan warna pada rambu-rambu keselamatan kerja juga menuntut perhatian dari kemungkinan
terdapat potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka, misalnya potensi akan adanya bahaya
dapat digambarkan dengan menggunakan warna kuning. Bila mana pekerja menyadari adanya
potensi bahaya di sekitarnya, kemudian pekerja dapat melakukan tindakan pencegahan dini agar
tidak terjadi kecelakaan. Oleh sebab itu resiko kemungkinan terjadinya kecelakaan, luka, cacat
atau kerusakan lainnya dapat diperkecil.