Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

1.1. DATA KEGIATAN


Program : Program Peningkatan Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum (Psu)
Nama Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan Psu Perumahan
Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum Di Perumahan Untuk
Menunjang Fungsi Hunian
Pekerjaan : Pembangunan Lanjutan Saluran Drainase Perum Taman Asri Rt.02 Rw,07 Kel.
Wirogunan
Lokasi : Perum Taman Asri Kel. Wirogunan Kota Pasuruan
Tahun Anggaran : 2022

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


A PEKERJAAN RK3K
B PEKERJAAN SALURAN PERUMAHAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH
III. PEKERJAAN SALURAN
IV. PEKERJAAN BAK KONTROL
C PEKERJAAN PAVING
D PEKERJAAN AKHIR

1.3. RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (DAFTAR SIMAK)

No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan


I. PEKERJAAN TANAH
Urugan Pasir Pasir Urug Pasir Urug Lokal
II. PEKERJAAN SALURAN
Semen Semen/Portland Cement Gresik
(PC)
Semen Instan (Mortal) MU, Prime Mortar, Grand
Elephandt
Pasir Pasir Pasang Lokal (kwalitas bagus)
Pasir Cor Pasir Semeru (Lumajang)
Air Air Bersih
Batu Pecah Mesin ½ Ukuran 10-20mm
Batu Pecah Mesin 2/3 Ukuran 20-30mm
Bata Merah t.6 cm Bata merah tebal 6cm
Besi Tulangan Besi Tulangan Polos SNI
Papan Bekisting Triplek 9mm
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
U-ditch Precast 30 x 40 x 120 Intidi Beton Jatim, Trijaya,
cm Gandar 10 Ton Sukses Bersama Coorporation
(SBC), Duta Bangsa Mandiri,
Duta Beton Mandiri
Cover U-ditch Precast 40 x 120 cm Intidi Beton Jatim, Trijaya,
Gandar 10 Ton Sukses Bersama Coorporation
(SBC), Duta Bangsa Mandiri,
Duta Beton Mandiri
III. PEKERJAAN PAVING
Paving Blok Paving Blok Ukuran : 6 x Duta Bangsa Mandiri,
10 x 21 cm Duta Beton Mandiri,
Mutu : K-300 Merak Jaya Pracetak,
Uskup Ukuran : 14 x 20 Conbloc Indonesia
x 6 cm Persada. Harus didahului
Mutu : K-300 uji bahan
Kansteen Ukuran : 40 x
10 x 20 cm
Mutu : K-300 i.

1.4. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN :


1.3.1. Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum ditentukan
pada patokan dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang
berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul ditaati dan di laksanakan sebagai
tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang diuraian.
Pada khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan hal tersebut di atas :
a. pedoman pelaksanaan APBN/ perpes 16 tahun 2018 dan perubahannya.
b. peraturan mentri pekerjaan umum dan perumahan rakyat nomor : 28/PRT/m/2016.
Tentang Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
c. Pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dit.Jen. CIPTA KARYA).
d. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan bangunan: H.I3 PUBB-1966; NI-
33, PUBB-1966.
e. Peraturan Beton Indonesia; PBI.NI-2/1955; PBI.NI-2/1971.
f. Peraturan Muatan Indonesia; PMI,.NI-18/1969.
g. Peraturan Instalasi Khusus Air dan Listrik; AVWI & AVE.
h. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.
i. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ;DTPI-1970.
j. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara lain
tentang larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
k. Peraturan-peraturan Pemerintah setempat tentang Bangunan Gedung.
l. Dan Peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan dengan
pekerjaan ini.
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain yang sah berlaku
di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa diperbandingkan,
dapat dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah diperinci di atas dan harus
dengan persetujuan pemberi tugas.
1.3.2. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan dalam
keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam persyaratan
kontrak ini.
Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi pekerjaan struktur dan
mekanikal atau elektrikal diuraikan secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.

1.4 PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi:
a) Pelaksana:
1 (satu) orang Pelaksana Lapangan dengan memiliki SKK Pelaksana Lapangan Pekerjaan
Jaringan Irigasi (TS 030), atau Pelaksana Saluran Irigasi (TS 031), atau Pelaksana Bangunan
Irigasi (TS 032) pengalaman 2 tahun.
b) Petugas K3 Konstruksi:
1 (satu) orang Petugas K3 Konstruksi dengan memiliki sertifikat K3 Konstruksi yang dikeluarkan
oleh Instansi/ lembaga yang berwenang.

1.5 PERSYARATAN KUALIFIKASI PENYEDIA


a) Nomor Induk Berusaha (NIB)
Kode KBLI 42201 Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase (sesuai KBLI 2020) atau NIB Kode
KBLI 42211 Konstruksi Jaringan Irigasi atau 42212 Konstruksi Bangunan Pengolahan,
Penyaluran dan Penampungan Air Minum, Air Limbah dan Drainase (sesuai KBLI 2017).
b) Sertifikat Badan Usaha (SBU)
▪ Klasifikasi Bidang Bangunan Sipil, Kualifikasi Usaha Kecil.
▪ Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber
Daya Air Lainnya (SI.001) atau Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase (BS004).
1.6 PELAKSANAAN
Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan 90 (sembilan puluh) Hari kalender, terhitung sejak ditanda
tanganinya SPMK. Dan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender untuk masa Pemeliharaan setelah
Penyerahan Pertama (PHO).

1.7 PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA


a) Pick up kapasitas 1,25 m3, jumlah 1 unit;
b) Alat ukur waterpass auto level/ theodolite, jumlah 1 unit;
c) Stamper kapasitas  750kg, jumlah 1 unit;
d) Katrol / takel / chain block dan tripod, jumlah 1 unit;
1.8 PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA
Penyedia jasa melaporkan perkembangan pekerjaan konstruksinya setiap minggu, sebagai bahan
koordinasi dengan pengguna jasa dan konsultan pengawas.

1.9 JENIS DAN MUTU BAHAN


a) Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri,
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur
Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 80/2003 dan Keppres No.61/2004.
b) Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari
bahan yang berkualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan
masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-bahan yang
terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
c) Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan
standar yang berlaku di Indonesia. Standar Peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir.
Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan
dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
d) Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang
menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
e) Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/setempat yang memenuhi syarat teknis sesuai
dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin
tertulis dari Pimpro/Konsultan Pengawas.
f) Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-
macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.
g) Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan
yang meiliki mutu/kualitas kelas I (KW. 1).
h) Bila Rekanan/Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi Kegiatan paling lambat 24 jam setelah - ditolak atas biaya/tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
i) Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Kontraktor harus segera
disediakan tanpa keterlambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan contoh/sample,
contoh tersebut diambil disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata barang yang dipakai
tidak sesuai dengan contoh.
1.5. URAIAN PEKERJAAN
1.5.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan, yang diperlukan oleh pelaksana dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.
1.5.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan
▪ Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat
dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan
atau interprestasi dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
▪ Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak ( membatalkan ) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
▪ Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu diberikan
kepada Pelaksana tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan harga-harga yang dimuat
dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak sesuaian antara harga-harga itu
dengan apa yang tercantum dalam perkiraan manapun.
▪ Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain menuruti
ketetapan-ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-
syarat ini segala kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak
harus dianggap telah diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

1.6. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN


1.6.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan
Terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen
lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari
Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada
pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan
untuk maksud-maksud lain.
1.6.2. Gambar-gambar tambahan
Bila Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus membuat gambar detail
(gambar penjelasan) yang disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
1.6.3. As Built Drawing
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah Pengawas lapangan / Direksi, maka pemborong harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan ( as built drawing ) yang jelas dengan
memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan
gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Pemborong.
1.6.4. Gambar-gambar di tempat pekerjaan
Rekanan harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik
(dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan
pekerjaan, agar tersedia jika Pemberi Tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
1.6.5. Contoh Barang / Bahan yang ditawarkan
Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan, bahan-bahan/barang yang akan
dilaksanakan harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan/upah
adalah mengikat pelaksana harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum mendapatkan
persetujuan dari Direksi secara tertulis.

1.7. BANGUNAN SEMENTARA (BOUWKEET)


Pemborong harus menyediakan bangunan sementara (bouwkeet) berjendela cukup terang dan
berventilasi baik untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan
bangunan juga dapat digunakan untuk tempat berlindung pekerja dan koordinasi dengan Pengawas
Lapangan/Direksi, serta dapat dikunci dengan aman dan terlindung terhadap hujan dan panas.
Segala biaya pembuatan Bouwkeet menjadi tanggung jawab dan beban pemborong.
Semua bouwkeet dan perlengkapannya, pada waktu selesainya pekerjaan, maka pemborong harus
segera membongkar, atau bila ada perintah disingkirkan dari tapak juga segala pekerjaan yang
terganggu harus diperbaiki, pembongkaran bangunan sementara tersebut harus dengan persetujuan
Pengawas Lapangan/Direksi.

1.8. JADWAL PEMBORONG DI LAPANGAN


a) Pada saat Rekanan akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan menerima
SPK dari Pejabat Pembuat Komitmen harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa
pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Time Schedule secara tertulis, berisi tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang
ditetapkan dalam kontrak dan harus disahkan kepada DPKP setempat dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
b) Time Schedule tersebut harus selalu berada di lokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta
warna merah. Bila terdapat terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-
langkah untuk penanggulangan hambatan yang terjadi.
1.9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN
1.9.1. Prosedur Pelaksanaan
Pemborong/ Rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua
alat-alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua
bagian pekerjaan yang berada di dalam kontrak.
1.9.2. Pegawai Pemborong yang melaksanakan:
a) Sebagai pemimpin pelaksanaan Kegiatan sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan
pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai
bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada di
tempat pekerjaan.
b) Sebagai penanggung jawab lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c) Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan
apabila ada ijin tertulis dari Pengawas / Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan Kegiatan,
menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk melaksanakan
sesuai gambar dan bestek.
d) Pengawas berhak menolak penunjukan seorang Pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong
harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

1.10. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


a) Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, Leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian
pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang melindungi
kontrak ini.
b) Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan
rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor
telepon rumah ( bila ada ) kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi.

1.11. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


1.11.1 Keamanan dan Kesejahteraan
Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air
minum dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata
tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
1.11.2 Terhadap wilayah orang lain
Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi dan harus mencegah para
pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
1.11.3 Terhadap milik umum
Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari
bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung
jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti
saluran air, listrik dan sebgainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya
pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.
1.11.3 Terhadap bangunan yang ada
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak pemborong bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas , jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan
sebagainya di tapak, juga kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan
pemborong dalam arti kata yang luas. Ini semua diperbaiki (pemborong) hingga dapat diterima
Pemberi Tugas.
1.11.4 Jaminan dan Keselamatan Pekerja
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.
1.11.5 Keamanan Terhadap Pekerjaan
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi.
1.11.6 Air minum dan air untuk pekerjaan
a) Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
b) Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri ( guna memperhitungkan
pembayaran ) atau air sumur yang bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meragukan pengawas
harus diperiksa dilaboratorium.
1.11.7 Kecelakaan
a) Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, pemborong harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan
lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada jawatan
perburuhan dan MK.
b) Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia setiap saat dan berada di tempat Pengawas Keet/Bouwkeet.
1.12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN.
a) Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan / menyiapkan alat-alat baik
untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
memenuhi kualitas hasil pekerjaan.
b) Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpas) dan tegak
lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpas instrumen (keiker).

1.13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


a) Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan perintah yang baik antar
pekerjaannya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b) Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas
dari cacat, semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defektif.
c) Dalam pengajuan penawaran pemborong harus mempertimbangkan biaya-biaya
pengujian/pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut pemborong tetap
bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang
dikehendaki.

1.14. PEKERJAAN TIDAK BAIK


a) Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa saja
yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan
atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau
yang sudah dilaksanakan.
b) Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk disempurnakan
sesuai dengan kontrak.
c) Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan-
pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
d) Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah
yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

1.15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)


a) Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-41
pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Pengawas
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan
teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Pemborong selanjutnya berkwajiban pula tanpa
tambahan biaya mengerjakan segala sesuatunya demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai
bahan-bahan yang tepat, walaupun satu sama lain tidak dicantumkan dengan jelas dalam
gambar dan bestek.
b) Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Pengawas. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum daftar
harga upah dan satuan pekerjaan.
c) Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi secara tertulis adalah tidak sah
dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
BAB II
TATA CARA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

2.1. HARGA SATUAN DAN HARGA PENAWARAN


Dalam Fomulir surat penawaran, penawar harus melengkapi daftar harga satuan, tiap harga satuan
harus meliputi segala perongkosan (overhead) keuntungan dan segala biaya namun yang dikenakan
untuk pekerjaan semacam itu.
Harga penawar yang dicantumkan disebut dalam formulir surat penawar hanya dicantumkan dalam
rupiah, Jumlahnya harus dibulatkan dalam ribuan rupiah kebawah.

2.2. PERMOHONAN UNTUK PEMBAYARAN


Setelah Pejabat Pembuat Komitmen menerima suatu permohonan untuk pembayaran, maka suatu “
Berita Acara Kemajuan Fisik “ untuk setiap tahap pembayaran yang disebut di atas dibuat
Pengawas Lapangan dan diketahui oeleh Pejabat Pembuat Komitmen, apabila kemajuan fisik
pekerjaan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan kontrak.

2.3. IJIN BANGUNAN DAN PAPAN NAMA KEGIATAN :


Ijin untuk pelaksanan dan pembangunan biaya dan pengurusannya menjadi beban pemborong dan
dikalkulasikan dalam biaya penawaran. Pemborong tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk
apapun, dalam batas-batas lapangan pekerjaan atau di tanah berdekatan tanpa ijin Pengawas
Lapangan/Direksi.
Pemborong berhak melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.
Pemborong harus memasang papan nama kegiatan di lokasi pekerjaan dengan ukuran 0,8 x 1,2 m2
berwarna dasar putih dengan tulisan hitam, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung sejak
tanggal dikeluarkan SPMK.

2.4. PEKERJAAN PERSIAPAN / TANAH


Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus memenuhi
prosedur tentang tata cara perijinan/ perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan
pembangunan kepada pemerintah daerah/wilayah setempat dan kepala kantor setempat, terutama
tentang di mana harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan
sebagainya.
Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus mulai aktif untuk
mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan,
diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari
pekerjaan tersebut secara berkala.
2.4.1. Papan Bouwplank
Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang diserut rata dan terpasang
waterpas dengan peil +0.00 m. Setiap jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan
patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan bouwplank ini harus dicat sumbu-sumbu dinding,
dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh iklim.
Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi. Setelah papan bouwplank selesai pemborong
wajib meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi.
2.4.2 Pekerjaan Tanah/Urugan
Tanah dimana banguanan akan didirikan harus dibebaskan dari segala kotoran seperti sisa-
sisa tumbuhan, akar-akaran dan lain sebagainya.
❖ Galian Tanah Dan Perataan Tanah
Semua galian tanah mengikuti gambar dan petunjuk direksi/pengawas lapangan,
diusahakan agar galian tidak mudah longsor. Setelah galian selesai pemborong wajib
meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi.
❖ Pekerjaan Urugan
Perataan tanah dan pasir harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi/pengawas
lapangan dengan kualitas dan kuantitas volume sesuai dengan bestek/RAB.

2.5. PEKERJAAN SALURAN


Lingkup Pekerjaan
1. Pek. Saluran beton precast U-ditch 30 x 40 x 120 cm Gandar 10 Ton + Cover
2. Pek. Plesteran 1 Pc : 4 Ps, tebal 15 mm
3. Pek. Lantai Kerja Beton Mutu f'c = 7,4 Mpa (K 100)
4. Pek. Pasangan Pipa Drain 4"

A. Ketentuan Umum
Huruf U. U-ditch berbentuk huruf U yang bias diberikan penutup atau cover dibagian atasnya.
Cover U-ditch dibagi menjadi 2 yaitu heavy duty ( untuk digunakan pada area yang kerap dilewati
kendaraan dengan beban berat) dan Light Duty ( untuk dipasang sisi area jalan yang dapat juga
ddigunakan sebagai trotoar atau pejalan kaki).
U-ditch bertujuan untuk mebantu saluran pengairan dengan menyalurkan air dan menyerap air
hujan agar tidak terdapat genangan air.
▪ Bahan yang digunakan
1) U-ditch berukuran 30x40x120;
2) Cover U-ditch Sesuai kebutuhan;
3) Mutu U-ditch Menggunakan mutu beton K350;
4) Plesteran campuran 1pc : 4psr, tebal 15mm;
5) Lantai kerja mutu K100;
6) Pipa drain 4”.
▪ Pelaksanaan Pemasangan U-ditch
Bahan U-Ditch yang digunakan dengan gandar 10 ton dengan mutu atau sama dengan
kualitas di atas produk: Intidi Beton Jatim, Trijaya Adymix, Sukses Bersama Coorporation
(SBC), Duta Bangsa Mandiri, Duta Beton Mandiri.
Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dan menyerahkan gambar
kerja untuk diperiksa dan disetujui Konsultan/ Direksi.
Ketepatan ukuran-ukuran panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen yang
berhubungan dengan pengangkutan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dengan kata lain
walaupun semua gambar kerja telah disetujui Konsultan/ Direksi, tidaklah berarti mengurangi
atau membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab ketidak tepatan serta kemudahan dalam
erection elemen-elemen.
Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang diperlukan untuk
keperluan montase serta cara-cara montase yang direncanakan.
Pasangan 1 set (u-ditch + cover u-ditch) dengan mutu baik disertai uji laboratorium test
gandar pada laboratorium yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dilakukan
sebelum u-ditch dipasang. Kemudian setelah terpasang dilakukan hammer test pada
laboratorium yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
1) Persiapan area pekerjaan pemasangan U-ditch meliputi tahap persiapan, perencanaan,
pengukuran dan pembersihan area
2) Penggalian area kerja
3) Setting U-ditch kedalan galian / saluran sesuai rencana
4) Pemadatan area pekerjaan saluran
5) Lantai kerja dengan canpuran 1Pc : 4Psr tebal 15mm
6) Peletakan U-ditch pada area yang sudah ada lantai kerja
7) Pasang pipa drain sesuai rencana
8) Pemasangan Cover U-ditch
9) Pemberian plesteran pada rongga cover dan U-ditch

2.6. PEKERJAAN BAK KONTROL


Lingkup Pekerjaan :
1) Pek. Galian Tanah biasa meter
2) Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter
3) Urugan kembali
4) Urugan Pasir
5) Pasangan Bata Merah tebal 1 Bata, 1 Pc : 4 Ps (Rollag)
6) Beton Bak kontrol Mutu f'c = 19,3 Mpa (K 225) + Cover
7) Pembesian dengan besi polos
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang berupa pasangan bata merah dan beton mutu K 225
sesuai yang tertera dalam gambar rencana, dengan meliputi pekerjaan galian tanah, urugan,
pasangan bata dan beton bak
Bahan – bahan pekerjaan
1. Bata merah produksi lokal kwalitas baik, mutu kelas satu, padat, keras, tidak cacat / retak atau
mengandung kotoran dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan olah direksi;
2. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang tajam, keras / kasar, bersih dan bebas
dari bahan-bahan organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi butir serta
kekerasannya;
3. Semen dipakai produk dalam negeri dalam hal ini dipakai Semen Kualitas Terbaik sesuai SII dan
harus memakai satu macam merek pabrik dengan jenis dan kwalitas yang sama;
4. Besi polos menggunkan ukuran diameter 10 dengan standart SNI.

Pelaksanaan pekerjaan
1. Pekerjaan galian untuk seluruh bak kontrol dan Pekerjaan galian lainnya tidak dapat dimulai
sebelum papan dasar pelaksanaan
2. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala kotoran seperti sisa
bongkaran, akar pohon, sampah dan sebagainya
3. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah galian hingga mencapai
tanah asli, baik bagian luar maupun semua bagian dalam dipadatkan.
4. Urugan Pasir harus setebal yang sudah ditentukan digambar
5. Setelah urugan pasir sudah terlaksana maka boleh untuk mengerjakan bak kontrol
6. Penataan bata sesuaikan gambar, Pasangan bata harus memakai ukuran yang sudah ditentukan
produksi lokal dan kualitas baik.
7. Pekerjaan Pasangan untuk campuran harus memakai 1Pc 4psr
8. Mutu beton yang dipakai mutu beton K225

2.7. PEKERJAAN PAVING


Lingkup Pekerjaan
1. Pas. Paving Stone K-300 + Uskup warna
2. Pas. Kembali Paving Stone
3. Pas. Kansten 10.20.40

A. URUGAN PASIR
Pekerjaan urugan pasir adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan paving. Bahan urugan
pasir adalah pasir hasil tambang/galian. Ketebalan urugan pasir 10 cm atau sesuai dengan
gambar. Pelaksanaan pekerjaan urugan pasir disini dengan cara meratakan permukaan dan
disiram air serta dipadatkan dengan plate compactor sampai mencapai kepadatan yang
diinginkan.
B. PASANGAN KANSTEEN
▪ Pasangan kansteen untuk pendukung pasangan paving ukuran 40.20.10 cm dengan mutu baik
(K300) disertai uji laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder yang telah ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
▪ Pemasangan kansteen harus lurus / rapi mengikuti kelurusan badan jalan (smooth).
C. PASANG USKUP
▪ Pasangan uskup untuk pendukung pasangan paving dengan mutu baik (K300) disertai uji
laboratorium test kokoh tekan kubus / silinder yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
▪ Pemasangan uskup harus rapi mengikuti kelurusan Kansteen.
D. PASANGAN PAVING
1. Bahan
a. Pasir
Pasir disini digunakan sebagai perataan landasan paving dan bahan isian antar paving.
b. Paving
Paving stone yang digunakan dengan mutu beton K300 atau sama dengan kwalitas
kansteen di atas adalah produk dari Duta Beton Mandiri, Cipta Prima Mandiri, dan Duta
Bangsa Mandiri, ukuran paving adalah 21 x 10 x 6 cm.
2. Cara Pelaksanaan
a. Pasangan paving dengan mutu baik (K-300) disertai uji laboratorium test kuat tekan pada
laboratorium yang telah ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan yang dilakukan 2 (dua) kali, sebelum dan setelah paving terpasang.
b. Pasir alas seperti yang disyaratkan segera digelar di atas lapisan base. Kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus
mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
c. Pemasangan paving harus dimulai dari satu titik / garis di atas lapisan pasir alas.
d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang ditarik tegang dan dengan
diarahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian
dibuat pasangan kepala masing-masing di ujung benang tersebut.
e. Pemasangan paving harus segera dilakukan setelah penggelaran pasir alas. Hindari
terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah / naat dengan spasi
2-3 mm untuk pengisian pasir halus.
f. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja di atas paving block yang sudah
terpasang.
g. Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pemasangan paving dan segera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
h. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan 17 gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN
dan getaran dengan frekuensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara
simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter
di belakang akhir pasangan.
i. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut
dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya
sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.
j. Pemadatan sebaiknya dilakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan pasir alas dengan penurunan 5-15 mm (pasir yang dipakai). Pemadatan
putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah / naat block, dan masing-
masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
k. Hasil Akhir
▪ Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, cacat (patah atau pecah
terbagi).
▪ Alur-alur harus lurus dengan ukuran yang sama/sesuai dengan gambar perencanaan
atau sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, atau
Pengawas Lapangan.
▪ Air mengalir lancar ke saluran drainase dengan kemiringan maksimal 2%.
▪ Pengisian nat antar paving menggunakan pasir halus hasil ayakan dan diratakan
menggunakan sapu lidi hingga rongga antar paving terisi pasir hingga penuh, setelah itu
sisa pasir yang berada di permukaan paving harus dibersihkan.
▪ Lebar pemasangan paving disesuaikan dengan gambar atau ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan, kecuali pada pertigaan atau
perempatan jalan yang perlu disesuaikan dengan lengkung kebutuhan di lapangan.

2.8. PEMBERSIHAN AKHIR


▪ Lokasi proyek terlebih dahulu harus dibersihkan dari hasil bongkaran, galian, dan bekas
pekerjaan yang tidak dipakai.
▪ Sebelum pekerjaan selesai, lokasi proyek harus sudah besih, tetap bersih dan rata.
▪ Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya sebelum pelaksanaan.
▪ Kontraktor tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar,
kecuali telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang
menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal
yang mengharuskan Kontraktor untuk melakukan penebangan, maka ia harus
mendapat ijin dari pemberi tugas.

2.9. SMK3 KONSTRUKSI


1. Lingkup Pekerjaan :
1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
2. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
3. Sarung Tangan (Safety Gloves)
4. Sepatu Keselamatan (Safety boot)
5. Rompi Keselamatan ( Safety Vest)
6. Peralatan P3K (Kotak P3K, Thermogun, Masker, Hand sanitizer, Cairan Desinfektan,Tempat
Cuci Tangan dan Sabun)
7. Rambu Petunjuk
8. Rambu Larangan
9. Rambu Peringatan
10. Rambu Informasi & Kerucut
11. Petugas Keselamatan Konstruksi
12. Pembatas Area (Rectricted Area)
13. Tabung Oksigen

2. Umum
a) Penyedia jasa wajib menyelenggarakan dan mengusahakan agar segala fasilitas dan peralatan
aman bagi para tenaga kerja dan dapat melindungi pekerjaan ditempat kerja.
b) Penyedia jasa harus menunjuk Petugas Keselamatan Kerja yang bertanggung jawab
mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan agar terhindar dan nisiko bahaya kecelakaan.
c) Penyedia jasa mensosialisasikan kepada tenaga kerja perihal Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan memberikan petunjuk terhadap bahaya yang timbul dan upaya pencegahannya.
d) Biaya pengeluaran akibat penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi
tanggung jawab penyedia jasa.

3. Helm Pelindung (Safety Helmet)


Kepala manusia merupakan bagian tubuh yang krusial dan sangat penting karena didalamnya
terdapat otak yang merupakan tempat menyimpan memori dan informasi serta organ yang
mengendalikan organ lainnya. Untuk itu kepala perlu mendapatkan perlindungan ekstra terutama
jika Anda bekerja di tempat yang beresiko tinggi terkena benturan.
Untuk itu, jangan abaikan keselamatan Anda terutama jika Anda adalah seorang pekerja lapangan.
Helm safety adalah salah satu alat perlindungan diri yang sangat penting dan wajib digunakan oleh
para pekerja lapangan/pekerja proyek. Bekerja di lapangan tentu sangat membutuhkan proteksi
yang tinggi mengingat resikonya yang dihadapi juga besar.
Awal mula penggunaan helm safety yaitu pada jaman dulu, para pekerja yang bekerja di galangan
kapal menggunakan aspal kering atau yang sudah mengeras setelah dijemur dibawah terik
matahari sebagai pelindung kepala agar kepala mereka tidak tertimpa benda-benda yang berada
di atas geladak kapal yang sedang mereka bangun. Hingga akhirnya secara resmi helm safety
pertama kali dikembangkan pada tahun 1912 oleh Worker’s Accident Insurance Institute Kerajaan
Bohemia.
Jika Anda perhatikan, helm safety memiliki berbagai warna yang mencolok. Fungsinya adalah agar
para pekerja yang memakainya mudah terlihat terutama jika ada kendaraan atau alat berat yang
lewat sehingga tidak terlindas atau tertabrak. Selain itu, warna-warni yang mencolok pada helm
safety juga memiliki arti tersendiri yang berkaitan dengan jabatan pekerja di proyek. Berikut adalah
penjelasan arti warna helm safety :
▪ Helm safety warna putih digunakan oleh manajer, pengawas, insinyur, dan mandor
▪ Helm safety warna biru digunakan oleh electrical contractor dan site supervisor
▪ Helm safety warna kuning digunakan oleh subcontractor maupun pekerja umum
▪ Helm safety warna hijau digunakan oleh pengawas lingkungan
▪ Helm safety warna merah muda digunakan oleh pekerja baru atau magang
▪ Helm safety warna orange digunakan oleh tamu perusahaan
▪ Helm safety warna merah digunakan oleh safety officer atau orang yang bertugas memeriksa
sistem keselamatan
Pada dasarnya arti warna pada setiap helm safety tersebut tidak sama di setiap negara maupun
proyek. Misalnya saja di proyek pertambangan minyak, helm safety berwarna kuning digunakan
oleh divisi yang paling tinggi seperti operator department yang terdiri dari engineer dan tata ahli.
Berbeda dengan di proyek konstruksi, helm safety berwarna kuning digunakan untuk pekerja yang
golongannya paling rendah.
Dalam pemakaian helm safety pasti tidak terhindar dari kerusakan atau benturan. Helm safety
yang mengalami kecacatan atau kerusakan sedikit saja harus segera diganti dengan helm safety
yang baru untuk kepentingan keselamatan. Rata-rata umur penggunaan helm safety adalah 5
tahun tergantung pada bahan pembuat helm safety tersebut.

4. Sarung Tangan (Safety Gloves)


Sarung tangan ( Glove ) merupakan salah satu kebutuhan didalam bidang pekerjaan. Alat ini
berguna untuk melindungi tangan dari benda – benda tajam dan mencegah cidera saat sedang
bekerja. Ketika memilih glove ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain bahaya
jika terpapar bahan – bahan kimia yang bersifat korosif, panas, dingin, tajam atau kasar karena
alat pelindung tangan berbeda – beda dapat terbuat dari karet, kulit maupun kain katun.

5. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap)


Sepatu Safety (Safety Shoes) adalah salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipakai oleh
seseorang ketika bekerja guna menghindari resiko kecelakaan. Bukan sekedar membuat
perlindungan bagian tubuh pekerja pada adanya resiko kecelakaan saja, tetapi dengan memakai
sepatu Safety pekerja akan lebih leluasa bergerak hingga dapat meningkatkan efektivitas dan hasil
produksi yang diharapkan.
Sepatu ini terbuat dari kulit dipadukan dengan metal, di bagian bawahnya terbuat dari karet yang
tebal. Dengan bahan itu, pekerja akan aman dari berbagai kecelakaan pada kakinya. Sangat
banyak manfaat yang diperoleh dengan memakai sepatu Safety, berikut ulasannya.

6. Rompi Keselamatan (Safety Vest)


Safety vest atau rompi keselamatan kerja merupakan salah satu Alat Pelindung Diri (APD) yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak / kecelakaan, sedikit berbeda dengan APD lain yang
bermanfaat untuk mengurangi dampak bila terjadi kecelakaan akibat kontak dengan benda yang
berbahaya.
Safety vest di rancang secara khusus dan dilengkapi dengan reflector atau pemantul cahaya untuk
memberikan perlindungan optimal bagi para penggunanya. Safety vest diperuntukkan bagi pekerja
yang lokasi kerjanya di jalan atau berdekatan dengan jalan, di area dengan aktivitas lalu lalang
kendaraan atau alat berat, di area yang memiliki mesin, roda gigi atau motor yang bergerak, dan
pekerja yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi, yang sangat perlu untuk dideteksi oleh pihak lain
yang menggunakan mesin pemindah (crane) yang berpotensi berbahaya. Selain itu safety vest
digunakan juga oleh pekerja pelayanan darurat seperti kebakaran, pencarian dan penyelamatan.

7. Kotak P3K + Isi


P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah upaya memberikan pertolongan pertama
secara cepat dan tepat kepada pekerja atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang
mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
P3K dilakukan dengan maksud memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan
yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Adapun tujuan P3K
antara lain :
a) Menyelamatkan nyawa
b) Meringankan penderitaan korban, seperti meringankan rasa nyeri
c) Mencegah cedera/penyakit bertambah parah, seperti mencegah perdarahan
d) Mempertahankan daya tahan korban
e) Menunjang upaya penyembuhan
f) Mencarikan pertolongan lebih lanjut

8. Rambu Peringatan
Rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan alat bantu yang bermanfaat
untuk membantu menginformasikan bahaya dan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan
para pekerja atau pengunjung yang berada di tempat kerja tersebut.
Fungsi dari rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), antara lain :
a) Menarik perhatian setiap orang terhadap adanya bahaya keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Menunjukan kemungkinan terdapat potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat di tempat kerja.
c) Menyediakan informasi secara umum serta memberikan pengarahan.
d) Memberitahukan kepada para pekerja dimana mereka harus menggunakan alat pelindung diri
saat berada di tempat kerja.
e) Menginformasikan dimana peralatan darurat keselamatan diletakkan.
f) Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan atau perilaku yang tidak
diperbolehkan dilakukan di tempat kerja.
Warna yang menarik perhatian yang dipakai pada rambu-rambu keselamatan kerja juga untuk
keperluan lainnya yang menyangkut keselamatan pekerja. Misalnya, warna untuk
menginformasikan isi aliran dalam suatu pipa dan bahaya yang terkandung di dalam aliran
tersebut.
Pemilihan warna pada rambu-rambu keselamatan kerja juga menuntut perhatian dari kemungkinan
terdapat potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka, misalnya potensi akan adanya bahaya
dapat digambarkan dengan menggunakan warna kuning. Bila mana pekerja menyadari adanya
potensi bahaya di sekitarnya, kemudian pekerja dapat melakukan tindakan pencegahan dini agar
tidak terjadi kecelakaan. Oleh sebab itu resiko kemungkinan terjadinya kecelakaan, luka, cacat
atau kerusakan lainnya dapat diperkecil.

9. Masker Pelindung Mulut dan Hidung


Masker adalah alat bantu yang biasa digunakan sebagai pelindung diri yang biasanya untuk
menutupi mulut hingga bagian hidung. Masker sendiri biasa dipakai oleh seorang pekerja untuk
membuat perlindungan atau menghindari dan mengurangi kemungkinan dirinya akan tercemar
debu yang membahayakan pernafasan atau tercemar infeksi atau keracunan udara di lingkungan
areal tempatnya bekerja.

Anda mungkin juga menyukai