PEKERJAAN :
LOKASI
PEKERJAAN :
TAHUN ANGGARAN
2023
TABEL SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN
A. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan
didalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar
dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencanaan
atau Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
B. Lingkup Pekerjaan
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara
bahan- bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan
sempurna.
C. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota
pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal
yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
D. Gambar-Gambar Dokumen
Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (Arsitektur, Struktur dan ME) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun
pekerjaan yang terjadi akibat keadaan di lokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan
hal tersebut kepada Perencana/Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan dilokasi setelah Pengawas berunding terlebih dahulu
dengan Perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
1) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai terpasang.
2) Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan,
- Kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Mengingat
masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan
dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil,
ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
memulai pekerjaan.
- Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan
Manajemen Konstruksi.
F. Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen
Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai
hal-hal tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
H. Contoh-Contoh
1) Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh
Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai
dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari
material yang akan dipakai/ dipasang, untuk mendapatkan persetujuan
Manajemen Konstruksi.
3) Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti/
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/ material-material
tersebut.
4) Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue,
gambar kerja atau shop drawing dan sample, yang dianggap perlu oleh
Perencana/ Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana/
Pengawas.
I. Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam
RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang berstandar SNI, disertai
data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana
sebelum pemesanan.
L. Koordinasi Pekerjaan
1) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan yang lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/ memerinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta
harus mendapat persetujuan dari Konsultan/ Pengawas.
2) Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-
syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi-instruksi tertulis dari
Pengawas.
3) Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada
setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan
terhadap kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
4) Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki
atau dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
M. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda Dan Pekerjaan
1) Perlindungan terhadap milik umum :
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran
lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
O. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
Q. Shop Drawing
1) Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur
berdasarkan disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
Pengawas.
2) Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis,
dan hal-hal lain yang diperlukan.
3) Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing
fabrikasi dan ketepatan penyetelan/ pemasangan semua bagian konstruksi baja.
4) Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas
Persetujuan Pengawas.
5) Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut
tersebut.
6) Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor,
harus dilakukan atas biaya Kontraktor.
7) Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Pengawas/ Perencana.
8) Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Built Drawing"
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan.
Untuk kebutuhan pemeriksaan dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada Pengawas.
B. PEMINDAHAN PORTAL
1) Sebelum memindahkan portal yang terdapat pada lahan eksisting, portal
terlebih dahulu dicopot dari pondasi yang tersambung pada portal.
2) Sebelum memasang portal kembali, pondasi portal diharap sudah disiapkan
terlebih dahulu, dengan memakai Beton K-175 secukupnya ataupun memakai
pas. Batu kali sesuai kebutuhan.
3) Jika pondasi sudah siap maka baru bisa dilakukan pemasangan kembali untuk
portal yang sudah ada.
C. PENEBANGAN POHON
1) Penebangan pohon tidak boleh dilakukan asal asalan yang bisa
mengakibatkann kerugian pada berbagai pihak
2) Penebangann pohon dilakukan bersamaan dengan permbersihan lahan
sebelum adanya galian untuk pondasi gapura.
3) Penebangan pohon harus dilakukan dengan petugas K3 serta dengan
kelengkapan APK dan APD.
4) Penebangan pohon baru bisa dilaksannakan Ketika semua aspek K3 sudah
lengkap serta pengkondisian lahan sudah selesai dilakukan.
5) Setelah penebahangan pohon selesai tidak lupa untuk membersihkan area
pekerjaan dari ranting ataupun kotoran serpihan batang pohon.
6) Batang pohonn tidak boleh untuk dimanfaatkann sebagai material pendukung
pekerjaan tetapi dikoordinasikaan dengan warga setempat atau pemerintah
daerah setempat dan dinas terkait.
A. PEKERJAAN GALIAN
1) Lingkup Pekerjaan
- Penyediaan tenaga kerja, peralatan, fasilitas pelaksanaan dan
kebutuhan- kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
- Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau
pembuangan tanah, batu-batuan atau material lain yang tidak
berguna dari tempat proyek, pembuangan lapisan tanah atas (top
soil), pembuangan bekas-bekas longsoran, yang kesemuanya
disesuaikan dengan spesifikasi ini.
2) Prosedur Penggalian
- Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput
harus dibersihkan dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil) bekas-bekas
pohon, akar- akar, batu-batuan, atau bahan – bahan lain.
- Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang
ketempat yang sudah disetujui oleh Pengawas, atas biaya Kontraktor.
- Selama proses penggalian, lapangan harus di jaga agar selalu
mendapatkan sistem drainage yang baik
- Penggunaan mesin untuk penggalian di perbolehkan, kecuali untuk
tempat- tempat di mana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat
merusak benda- benda yang berada didekatnya, bangunan-
bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung. Dalam hal ini
metode pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
- Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang
cukup untuk bagian-bagian pekerjaan diatas maupun di bawah
tanah, drainage, saluran- saluran pembuang dan rintangan-
rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan.
Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab kontraktor.
- Kemiringan galian harus dibuat seminimal mungkin dengan
perbandingan 1 (satu) horisontal dengan 1 (satu) vertikal, kecuali
diperlihatkan lain dalam gambar.
- Penggalian dibagi hanya dalam satu macam/jenis yaitu galian tanah
keras.
- Sebelum memulai, pekerjaan galian, Kontraktor harus
memberitahukan Pengawas, sehingga penampang, peil dan
pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah belum
terganggu.
- Galian untuk pondasi foot plat (pelat setempat), balok sloof atau
konstruksi lainnya harus digali sampai pada batas-batas kemiringan
dan peil yang tercantum pada gambar rencana atau atas petunjuk
Pengawas. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup
agar penempatan konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan
2) Bahan
Bahan yang digunakan untuk isian gapura ini adalah Pasir Urug lokal
3) Prosedur Pekerjaan
a. Pengurungan tanah untuk isian gapura dilakukan sesuai dengan
ukuran yang sudah ada pada gambar
b. Pengurugan tanah baru bisa dilakukan ketika pas. Bata pengisi gapura
sudah selesai dipasang
c. Setelah pengurugan sudah dilakukan dilakukan pemadatan yang
sederhana tanpa alat dan tidak boleh terlalu keras agar pas. Bata tidak
rusak.
d. Urugan diharapkan dikerjaan dengan rapi karena untuk pekerjaan
rabat pengikat beton
PASAL I
PEKERJAAN PONDASI
STROUSS
A. LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan yang berhubungan :
Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
tulangan untuk plat setempat, galian pada setiap titik, perlindungan
terhadap fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel telpon,
kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya
baik yang berada dilokasi proyek maupun dilokasi yang bersebelahan
dengan proyek
2) Pekerjaan yang termasuk :
Pekerjaan Strouss ini harus terdiri dari hal-hal
berikut :
a. Pekerjaan penggalian dengan alat-alat yang
sesuai untuk itu b. Pembuangan tanah sisa galian.
B. JAMINAN MUTU
1) Standar-standar
Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-
standar berikut :
a. SNI 2847:2013 : Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang
Untuk Bangunan
Gedung
b. SNI 1727:2013 : Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Stuktur Lain
c. ACI 318-08 : American Concrete Institute Building Code
2) Jaminan pekerja :
a. Pekerjaan pemasangan strouss ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja
dan pengawas yang berpengalaman.
b. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Engineer
untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terlibat dalam
pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.
3) Persyaratan lapangan :
a. Kontraktor bertanggung jawab untuk memasang strouss dengan
ukuran dan detail seperti disyaratkan pada posisi seperti dinyatakan
pada gambar denah lokasi titik strouss, seperti yang telah disetujui oleh
Engineer.
b. Kontraktor harus didukung oleh team supervise yang dapat
dipertanggung jawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang presisi
dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang
pedestal/kolom.
D. PELAKSANAAN
1) Kontraktor harus mengukur kembali posisi titik-titik pondasi dan kolom
apabila ada perbedaan dengan gambar rencana, maka harus segera
dikonsultasikan dengan Perencana/Konsultan Pengawas
2) Jika pada waktu pengeboran didapati berkas-berkas saluran, septic tank,
dan berkas- berkas konstruksi lain, maka konstruksi tersebut harus
dibongkar, kemudian bekas lubangnya diisi dengan tanah yang
dipadatkan, atau bahan lain yang disetujui direksi.
3) Dasar pondasi harus masuk ke dalam tanah keras (qc > 150 kg/cm²)
sedikitnya sebesar diameter pondasi
4) Ketentuan mengenai tanah keras tsb. dapat mengacu pada hasil
penyelidikan tanah, dan jenis tanah yang diperoleh dari pengeboran
5) Dalam segala hal, dasar pondasi harus benar-benar besih dari lumpur sisa
galian atau
pengeboran. Pembersihan lumpur sisa galian ini dilakukan baik pada saat
pengeboran maupun pada saat pengecoran (dengan tremie)
6) Dinding lubang bor harus dijaga agar tidak runtuh, apabila perlu harus
dipergunakan casing untuk sepanjang lubang
7) Dalam segala hal, didekat permukaan lubang harus di pasang casing untuk
mencegah runtuhnya, tanah permukaan akibat beban pada saat
pelaksanaan. Panjang casing ini disesuikan dengan kebutuhan dan atas
persetujuan direksi.
A. PEKERJAAN BETON
1) Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua tenaga alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar. Konstruksi dengan
memperhatikan ketentuan- ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian
syarat-syarat pelaksanaan.
2) Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. SNI 1727:2013 tentang Beban Minimun untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain.
b. SNI 2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung
c. SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
d. SNI 03-6816-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung e)
e. SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan Beton
f. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987
g. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) NI-3 h)
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
h. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
i. Pentujuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi/Konsultan Pengawas
j. SII 0013-81 “Mutu dan Cara Uji Semen Portland l) SII 0052-80 “Mutu dan
Cara Uji Agregat Beton”
k. SII 0784-83 “Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton”
l. SNI 2049:2015 tentang Semen Portland
m. SNI 03-1974-1990 tentang Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
n. SNI 03-2834-200 tentang Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran
Beton Normal
o. SNI 8140:206 tentang Persyaratan Beton Strukturan untuk Rumah Tinggal
5) Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan dilapangan dimulai, kontraktor harus menyiapkan gambar-
gambar kerja yang menunjukan detail-detail lengkap dari semua komponen,
panjang serta ukuran dan detail-detail lain yang lazimnya diperlukan untuk
pekerjaan beton.
6) Bahan-Bahan
a. Portland cement :
- Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 atau type-I menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standard Portland cement yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII
0013-16, atau ber SNI.
- Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana
air tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus
digunakan semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat (semen
type V).
- Merek yang di pilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas. Pertimbangan Direksi
Pengawas hanya dapat dilakukan dalam keadaan tidak adanya persediaan
dipasaran dari merek yang telah dipilih. Usulan merek lain tersebut harus
disertai dengan data-data teknis yang menunjukan bahwa mutu semen
tersebut adalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas
b. Agregat
- Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat P.B.I. 1971. Agregat kasar
harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar
lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 4% berat.
- Dimensi maksimum dari angregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari seperempat dimesi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan.
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
7) Kualitas Beton
a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah f’c 14.53
Mpa kuat tekan beton untuk benda uji silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm
pada usia 28 hari. Dengan jumlah semen minimal 350 kg/m3 beton. Mutu
beton K.175 digunakan pada umumnya untuk lantai dasar pilecap/poer.
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan
8) Siar-siar Pelaksanaan
a. Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang
tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.5. dari
P.B.I 1971.
b. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat
sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui
oleh Direksi Pengawas.
9) Perawatan
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan
c. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
10) Perbaikan Permukaan Beton
a. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan dan sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas. Bahan
grouting yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pengawas.
b. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor
c. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain
yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
1. BAJA TULANGAN
1) Baja Tulangan/Besi Beton
a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SNI 2052:2017. Kecuali
ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis BJTP 280 untuk
diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm dan besi dari jenis BJTD.40
untuk diameter lebih besar dengan 12 mm, (Kontraktor harus menunjukkan
hasil test laboratorium untuk masing-masing diameter tulangan). Semua besi
beton harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
2) Penggantian Besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN
BATA PENGISI
A. Lingkup pekerjaan
Adapaun untuk lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan
pekerjaan, perapihan dan pekerjaan pasangan bata.
B. Persyaratan bahan
4) Batu bata
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran
24 x 10 x 4,5 cm, berkualitas baik dan telah diperiksa/disetujui Direksi.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30
kg/cm2, dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7
kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau
hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang,
kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan
tebal dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
5) Portland Cement
a. Mutu/kwalitas harus sama dengan PC yang digunakan untuk konstruksl
beton, tidak keras, tidak mengandung butiran dan tidak adanya gejala-gejala
membatu.
b. Pemakaian semen di dalam satu adukan tidak dibenarkan lebih dari satu
merk.
c. Untuk bahan bangunan ramuan adukan menggunakan semen (berdasarkan
kwalitas yang ditetapkan dalam SKSNI-1991).
d. Semen yang datang dl tempat pekerjaan/lapangan harus disimpan dalam
gudang yang lantainya kering dan minimum 30 cm lebih tinggi dari
permukaan tanah sekitarnya.
3) Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari
bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan
sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
4) Jenis Adukan
a. Adukan untuk pasangan kedap air adalah 1 bagian semen pc dan 2 bagian
pasir pasang (trasram)
b. Adukan untuk pasangan dinding biasa (di atas trasram) adalah 1 bagian
semen pc dan 4 bagian pasir pasang.
C. Pelaksanaan Pembuatan Adukan
a. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai
kapasitas yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan
kering, yang kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran
yang baik.
b. Adukan vang sudah mongering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan
yang baru.
D. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya
diukur tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru
boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus
direndam dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan dinding
bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang harus
tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan
ringbalk dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai
persyaratan pabrik pembuat batu bata atau yang disetujul Direksi.
E. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
Direksl. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus
disiram dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.
PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN
BATA EXPOSE
A. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang
baik dan rapi.
B. STANDARD
1) Batu bata harus memenuhi SNI-10
2) Semen Portland harus memenuhi SNI-8
3) Pasir harus memenuhi SNI-3 Pasal 14 ayat 2
4) Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9
C. BAHAN/PRODUK
Semua bata harus baru dan bermutu paling baik. Bata-bata itu harus keras utuh dan
diproses dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam sudut-sudutnya atau
yang ditentukan oleh Direksi atau disesuaikan yang ada di pasar local.
D. PELAKSANAAN
1) Pasangan bata, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah
basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada
gambar menggunakan simbol aduk trassram/ kedap air digunakan aduk rapat
air dengan campuran 1 pc : 2 pasir pasang.
3) Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
4) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/ siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
6) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7) Bidang dinding % batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan tulangan
pokok diameter 10 mm, beuge/ diameter 6 mm jarak 20 c m.
8) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 c m kecuali ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
11) Pasangan batu bata untuk dinding % batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
PASAL 3
PEKERJAAN
PENGECATAN
A. LINGKUP PEKERJAAN
1) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
3) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan
Perencana.
4) Cat Coating
Bahan : Cat Coating ProTexOne coating batu bata ekspose
a. Pengapliaskian Coating dilakukan setelah Bata Expose selesai dipasang
b. Permukaan bata harus dibersihkan terlebih dahulu
c. Setelah permukaan bersih coating bisa dilakukan
d. Setelah coating pertama selesai tunggu kering dan aplikasikan kembali
PASAL 4
PEKERJAAN PEMASANGAN
PAPAN NAMA GAPURA
B. BAHAN
Adapun bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini antara lain, yaitu:
1) Pipa Galvanis 2” tbl 4.5 mm
2) Plat besi 1.2 mm
3) Frame Plat Besi Timbul 3 mm
4) Huruf Nama Acrilic Mirror tinggi 30 cm Lebar 20 cm
5) Angkur Ø16
6) Base Plat
7) Cat besi
C. PROSEDUR PELAKSANAAAN
1) Sebelum memulai pemasangan papan nama gapura, yang dipersipakan
pertama adalah angkur
2) Fabrikasi papan nama bisa dikerjakan pada saat atau sebelum angkur dipasang
pada kolom
3) Fabriksi pemasangan rangka papan nama gapura menggunakan Pipa Galvanis
2” dengan Sambungan Las
4) Pipa galvanis sebelum dilakukan penyambungan dengan plat harus di finishing
terlebih dahulu
5) Setelah rangka sudah siap maka dapat dipasang juga untuk Plat yang digunakan
untuk papan nama tersebut.
6) Papan nama dengan desain plat 1.2 mm sebagai papan inti dan plat 3 mm
sebagai framenya disambung dengan Sambungan Las
7) Tidak lupa setelah perakitan plat selesai maka plat dapat di finishing dengan cat
besi sesuai yaang disayaratkan
8) Setelah papan sudah selesai dirakit maka dapat disambung dengan rangka yang
sudah jadi.
9) Untuk menjadi catatan pada papaan nnama tidak lupa memberikan lubang kecil
sesuai gambar atau mengikuti perakitan, untuk arus angin.
10) Setelah rangka dan papan plat sudah menyambung. Huruf nama dapat dipasang
sesuai dengan rencana dan gambar.
11) Setelah fabrikasi selesai dilakukan maka penyambungan papan nama dengan
gapura bisa dilakukan dengan pemasangan Base Plat dan RB plat terlebih
dahulu pada rangka papan nama dengan sambungan las, setelah base plat
tersambung maka penyambungan dengan angkur bisa dilakukann dan
PASAL 5
PEKERJAAN PEMASANGAN
GAPURA STAINLESS STEEL
B. BAHAN
Adapun bahan yang diperlukan untuk pekerjaan ini antara lain, yaitu:
1) Pipa Stainless 2” tbl 0.8 mm
2) Plat Stainless 304 Uk. 1.20 x 2.40 t 0.8 mm
3) Huruf Nama Acrilic Mirror tinggi 30 cm Lebar 20 cm
4) Angkur Ø16
5) Base Plat, RB Plat
C. PROSEDUR PELAKSANAAAN
1) Sebelum memulai pemasangan papan nama gapura, yang dipersipakan pertama
adalah angkur
2) Fabrikasi papan nama dan Rangka Gapura Stainless bisa dikerjakan pada saat
atau sebelum angkur dipasang pada kolom beton
3) Fabriksi pemasangan rangka papan nama dan gapura dengan Sambungan Las
4) Setelah rangka sudah siap maka dapat dipasang juga untuk Plat yang digunakan
untuk papan nama tersebut.
5) Papan nama menggunaakan bahan Plat Stainless 304 Uk. 1.20 x 2.40 t 0.8 mm
6) Setelah papan sudah selesai dirakit maka dapat disambung dengan rangka yang
sudah jadi.
7) Setelah rangka dan papan plat sudah menyambung. Huruf nama dapat dipasang
sesuai dengan rencana dan gambar.
8) Setelah fabrikasi selesai dilakukan maka penyambungan papan nama dengan
gapura bisa dilakukan dengan pemasangan Base Plat dan RB plat terlebih
dahulu pada rangka papan nama dengan sambungan las, setelah base plat
tersambung maka penyambungan dengan angkur bisa dilakukann dan
BAB II
GAMBAR PERENCANAAN
A. GAMBAR ARSITEKTUR
Sebagaimana Terlampir
B. GAMBAR STRUKTUR
Sebagaimana Terlampir
BAB III
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
(RKK)
A. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-
bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat
"diselenggarakan oleh pemborong" maka hal ini harus dianggap seperti
disebutkan.
B. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi
kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima
sebagai "hal" yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
C. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan
lain-lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang
memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan
jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
D. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.
Dibuat Oleh
Konsultan Perencana
CV ANDHI KARYA KONSULTAN