Anda di halaman 1dari 116

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN

ARSITEKTUR

PENYUSUNAN DED
PENATAAN KAWASAN JEMBATAN TAYAN
( BANGUNAN ZONA LOOP C )

DISIAPKAN OLEH

KONSULTAN PERENCANA
PT.TRIAS ERISKO KONSULTAN
ENGINEERING CONSULTANT

---2018---
DAFTAR ISI

SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN
PERATURAN UMUM
PEKERJAAN PERSIAPAN

BAB II PEKERJAAN LUAR BANGUNAN


02.01 PEKERJAAN TANAH
02.02 PEKERJAAN JALAN DAN PARKIR
02.03 PERTAMANAN
02.04 PEKERJAAN DRAINASE TAPAK
02.05 PEKERJAAN ANTI RAYAP

BAB III BETON


03.01 BEKISTING BETON
03.02 BETON BERTULANG
03.03 BETON NON STRUKTURAL

BAB IV PONDASI
04.01 PONDASI DANGKAL DAN BETON BERTULANG
04.02 PONDASI BORED PILE

BAB V DINDING
05.01 ADUKAN DAN PASANGAN
05.02 PEKERJAAN BATU BATA

BAB VI KAYU
06.01 PEKERJAAN KAYU KASAR
06.02 PEKERJAAN KAYU HALUS

BAB VII WATER PROOFING


07.01 WATER PROOFING

BAB VIII PINTU DAN JENDELA


08.01 KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
08.02 PINTU KAYU
08.03 PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
08.04 KUSEN DAN PINTU BESI
08.05 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
08.06 DINDING KACA RANGKA ALUMUNIUM DAN JENDELA

BAB IX FINISHING LANTAI, DINDING


DAN PLAFOND
09.01 PEKERJAAN PLESTER
09.02 PASANGAN HOMOGENOUSE
09.03 PASANGAN LANTAI HOMOGENOUSE
09.04 LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

09.05 LANGIT-LANGIT GRC BOARD


09.06 PARTISI GYPSUM BOARD
09.07 PENGECATAN
09.08 PERALATAN SANITARI
09.09 SILICONE SEALANT
09.10 PEKERJAAN BATA EKSPOSE
09.11 PEKERJAAN CASE HARDENER
09.12 PEKERJAAN FLOOR SEALER

BAB X. PEKERJAAN BONGKARAN


01. PENDAHULUAN

01.01. PERATURAN UMUM

A. UMUM

Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di
dalam buku ini. Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam
gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/MK untuk mendapatkan penyelesaian.

B. LINGKUP PEKERJAAN

Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melakasanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

C. SARANA KERJA

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga memasukkan identifikasi


dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana
pekerjaan, serta meinventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material
ditapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. semua sarana yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di tapak
dapat tercapai.

D. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN

1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (AR, INT, SR, LA, ME, EE dan SA) dalam buku uraian Pekerjaan ini, maupun
perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di tapak setelah MK berunding terlebih dahulu dengan
Perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti
peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran
yang belum dicantumkan dalam gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
secara tertulis. kepada MK dan MK memberikan keputusan ukuran mana yang
akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding terlebih dahulu
dengan Perencana.
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengatahuan MK. Bila
1
hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi -tanggung jawab
Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua
salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, addenda, berita-berita
perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat
pekerjaan. Dokumen dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu.
Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

E. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN GONTOH-CONTOH

1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar,


diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau
Sub Kontraktor, supplier atau Produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau
sebagian pekerjaan.
2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk
menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. ini akan dipakai oleh
Konsultan MK untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Perencana.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Kansultan MK. Gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsulitan MK. Kontraktor harus melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika
ada hal-hal demikian.
4. Dengan menyetujui dan meryerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap
gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
5. Konsultan MK dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-
singkatnya, sehingga tidak terganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen Kontrak dan syarat-syarat
keindahan.
6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan MK
dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh sampai disetujui.
7. Persetujuan Konsultan MK terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contohcontoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas
perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak
diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan MK.
8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh yang harus disetujui Konsultan MK dan Perencana, tidak boleh
dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsuitan MK dan
perencana.
9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan kepada
Konsultan MK dalam dua salinan, Konsultan MK akan memeriksa dan
mencantumkan tandatanda "Telah Diperiksa Tanpa Perubahan" atau "Telah
2
Diperiksa Dengan Perubahan atau °Ditolak". Satu salinan ditahan oleh Konsultan
MK untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembaiikan kepada Kontraktor untuk
dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan
lainnya.
10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan MK hal-hal yang sudah ditentukan daliam katalog atau barang cetakan
tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan
kepada Konsultan MK dan Perencana.
12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog
kepada Konsultan MK dan Perencana menjadi tanggungan Kontraktor.

F. JAMINAN KUALITAS

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan MK, bahwa semua bahan
dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain,
serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas
dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan MK, bahwa pekerjaan telah
diselesakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggup jawab
Kontraktor sepenuhnya.

G. NAMA PABRIK/MEREK YANG DITENTUKAN

Apabila pada spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dan satu Jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang diimport, segera setelah ditunjuk
sebagai pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di
Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan
sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. setelah 1 (satu)
bulan menunjukkan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada Pemberi Tugas
fotocopy dan pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainya,
yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

H. CONTOH-CONTOH

Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemekian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
3
Contoh-contoh tersebut jika telah disetup, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

I. SUBSTITUSI

1. Produk yang disebutkan nama pabriknya

Material, peralatan, perkakas,,aksesons yang disebutkan nama pabriknya dalam


RKS,, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data
yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum
pemesanan.

2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :

Material, peralatan, perkakas, aksesons dan produk-produk yang tidak disebutkan


nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dan pabrik yang menghasilkannya, katalog dan selanjutnya
menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan kondisi proyek untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemilik/Perencana.

J. MATERIAL DAN TENAGA KERJA

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan
material harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja
sangat diperlukan oleh Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk setiap personil asli yang
menyatakan bahwa personial tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun
menpunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

K. KLAUSUL DISEBUTKAN KEMBALI

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada
butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan
antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah
yang mempunyai bobot teknis dan/atau yang mempunyai bobot biaya yang paling
tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala "claim" atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.

L. KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek
ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat
4
dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
menghindari gangguan dan konflik, serta harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana/MK.

M. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN

1. Perlindungan terhadap milik umum :

Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dan
alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalulintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.

2. Orang-orang yang tidak berkepentingan:

Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki


tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli
tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :

Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor bertanggung jawab


penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan -jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor,
dalam arti kata yang luas. itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor
hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :

Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan


perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor dan Sub
Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.

5. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :

Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan


tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan
tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti
ini disyaratkan harus memuaskan.
Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang-
undang yang berlaku pada waktu itu. Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang
mudah dicapai. sebagai tambahan hendaknya ditiap site.
Ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-
soal mengenai pertolongan pertama.

6. Gangguan pada tetangga :

5
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas
akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggantian uang
yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin
ia keluarkan.

N. PERATURAN HAK PATENT.

Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) tehadap semua "claim" atau


tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan
merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan
peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini.

O. IKLAN

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

P. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam syarat-


syarat Teknis Pelaksanaan ini, berlaku dan mengingat ketentuan-ketentuan di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Keppres 29/ 1054 dengan lampiran-lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor Uitvoering bij Aaaneming Van Openbare
Werken (AV) 1941
c. Keputusan-keputusan dan Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI - 1971 )
e. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat.
g. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta instalasi
Pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKKI- 1961 )
i. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08 .
j. Peraturan Bata Merah sebagai bahan Bangunan
k. Peraturan Muatan Indonesia
l. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan


mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Dreksi.
b. Syarat-syarat Teknis Pelaksanaan (RKS)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
6
d. Berita Acara Penunjukkan
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukkan Kontraktor
f. Surat Perintah Kerja (SPK)
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui
i. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan

Q. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)


1. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencan/MK
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya
20x20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang
menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran
selanjutnya dan sekurang kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu
patokan dasar dilengkapi dengan titik ukur dari bahan logam dan
diangkurkan ke beton.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Perencana/MK untuk membongkarnya.

4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan


Kontraktor.
5. Pada setiap Tugu Patok Dasar harus tertera dengan jelas kode koordniat
dan ketinggiannya (elevasi).

01.02. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

1. Dimana ditunjukkan pada gambar, bangunan-bangunan yang ada harus


dibongkar, kontraktor harus membongkar bangunan tersebut.
2. Sebelum dilakukan pembongkaran, kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi/Pemberi Tugas. Tanpa persetujuan ini,
walaupun gambar rencana menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran
tidak boleh dilaksanakan.
3. Segala perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini,
pengurusannya merupakan kewajiban kontraktor.
4. Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan. segala
sisa bongkaran harus dikeluarkan dan tapak kecuali Direksi/Pemberi
Tugas menentukan lain.
5. Pemutusan sementara sambunaan listrik dan telepon, pengurusannya
merupakan kewajiban kontraktor.

B. PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK

1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar


pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap
bersih dan rata.
7
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus
dikeluarkan dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun
d i l u a r pagar proyek meskipun untuk sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan
listrik/pipa-pipa dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian
Konsultan MK jika dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak,
seperti pekerjaan tata hijau (landscaping), pembuatan jalan, penanaman
rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak. semua
biaya pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan
Kontraktor dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis
dari Pemberi tugas.

C. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI

1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali


lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dn keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Perencana/MK untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/MK selama
pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Perencana/MK
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.

D. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)


1. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencan/MK
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya
20x20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m dengan bagian
yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya dan sekurang kurangnya setinggi 40 cm di atas
tanah. Tugu patokan dasar dilengkapi dengan titik ukur dari bahan logam
dan diangkurkan ke beton.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Perencana/MK untuk membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.
5. Pada setiap Tugu Patok Dasar harus tertera dengan jelas kode koordniat
dan ketinggiannya (elevasi).

E. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patek kayu kaso Meranti 5/7,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 2 M satu sama lain.
8
2. Papan patok ukur dibuat darikayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass)
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Perencana/MK
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar
5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Perencana/MK
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemsangan termasuk tanggungan
Kontraktor

F. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur


pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas
dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Perencana/MK
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan
daya sekurang-kurangnya (minimum) 20 WA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik, hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan MK. Daya listrik juga disediakan untuk suplai
Kantor Direksi Lapangan.
3. Segaia biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban
kontraktor.
G. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung
alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan
isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung,
masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.
2. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam
kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

H. DRAINASE TAPAK
1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di
tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di
tapak atau kesaluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan MK

I. PAGAR PENGAMAN PROYEK

1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih


dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan
dilakukan.
2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta
tempat ,. penimbunan bahan-bahan
9
3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan
selesai
4. Syarat pagar pengaman :
 Pagar dan seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm
 Tiang dolken minimum berdiameter 8 cm, jarak pemasangan minimal
180 cm, bagian yang masuk pondasi minimum 40 cm.
 Rangka kayu Borneo ukuran 4x6 cm, dengan pemasangan 4 jalur
menurut tinggi pagar.
 Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm
dalam 50 cm dari permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan
1:3:5.
 Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

J. KANTOR DIREKSI LAPANGAN

1. Kantor direksi lapangan merupakan bangunan bertingkat dengan


konstruksi rangka kayu,dinding papanmultipleks dicat,penutup
pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak kantor
Direksi Lapangan harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor tetapi
terpisah dengan "as.
2. Perlengkapan-perlengkapan kantor direksi lapangan yanhg harus
disediakan Kontraktor :
 1 (satu) buah meja rapat ukuran 1. 20_x 1 .80 cm2, dengan 10
(sepuluh) kursi lipat
 1(satu) buah meja tulis ukuran 0,70 x 1,40 cm2, dengan 2 (dua) kursi lipat
 1 (satu) buah meja gambar ukuran A-1 , dari kayu dan dapat dilipat
 2 (dua) buah AC Window unit ukuran 1 PK
 1(satu) buah lemari ukuran 1.50 x 2,00 x 0,50 M3, dapat dikunci
 1(satu) buah white board ukuran 1.20x2.40 M2
 1(satu) buah rak untuk contoh-contoh material terbuat dari plywood tebal
16cm
 1(satu) set personel computer (PC) type Pentium IV, lengkap dengan hard
disk dan printer HP Deskjet 1280
 3 (tiga) line telepon, lengkap 2 pesawat dan I mesin faxsmile

3. Berdekatan dengan kantor Konsultan MK, harus ditempatkan ruang WC dengan


bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
4. Alat-alat yang harus senatiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi Lapangan adalah ;
 Satu kamera SLR lengkap dengan Blitznya
 1 satu buah alat ukur schuifmaat
 Satu buah alat ukur optik (Theodolith/Waterpass)
 Satu mesin tik standar 15s"
5. Bangunan kantor (Direksi Keet) Konsultan MK dengan perlengkapan-
perlengkapan terkecuali alat-alat yang disebut dalam butir J.4, menjadi milik
Pemberi Tugas setelah selesai pembangunan proyek ini.
K. KANTOR KONTRAKTOR DAN L0S KERJA

1. Ukuran luas Kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan barang,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tirdak mengabaikan
keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,
10
sehingga masing-masing kotak tidak tercampur.

0 2 . PEK ER J A A N L U A R B A N G U N A N

02.01 PEKERJAAN TANAH

A. UM U M

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan


pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua "pekerjaan tanah"
seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
 Pembersihan lahan
 Pengurugan dan pemadatan
 Pembuatan Bouwplank
 Pengukuran dan penggambaran kembali.

2. Pekerjaan yang berhubungan

 Point 02.02 Jalan dan parkir


 Point 02.03 Pertamanan
 Point 02.04 Drainase Tapak
 Bagian 4 Pekerjaan Pondasi

B. BAHAN/MATERIAL

Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan ;


 Kayu jenis meranti atau setaraf, tebal 3 cm
 Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 - 10 cm

C. PELAKSANAAN

1. Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan, sampah yang


tertanam dan material lain yang tidak diinnginkan berada dalam daerah
11
yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara
yang disetujui oleh MK. semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar,
rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,50
m dibawah tanah dasar/permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru.
Tanah urugan harus bersih dan sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang
dapat menimbulkan pelapukan 6 kemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank)
termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti
atau setaraf dengan tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken
berdiameter 8- 10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan
harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpas).
d. Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman.
 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya oleh Konsultan MK/Pengawas.
 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan


alat-alat waterpass/theodolith
 Kontrakor harus menyediakan theodolit/waterpass beserta petugas
yang melayaninya untuk kepentongan pemeriksaan Konsultan
Pengawas.
 Pengukur sudut siku-siki dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2. Pekerjaan Galian

a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-


syarat yang ditentukan menurut keperluan
b. Dasar dan semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi diperlukan
kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan
kembali dasar yang waterpas.
c. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan
pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghindar, tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberikan satu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan
lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada
bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan
mengalami kerusakan.
12
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk MK.
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang
galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan
pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95
% kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
dilapangan harus dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya
sendiri. Bila suatu alat pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui
dilapangan dan hal tersebut tidak tetera pada gambar atau dengan cara
lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang
sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi
yang dapat berupa perbaikan dan barang yang rusak akibat pekerjaan
Kontraktor.
Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah
tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan ketempat yang disetujui oleh MK atas tanggungan Kontraktor.

3. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan

Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah


dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan
sebagai pemikul beban.
a. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-
sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk
ini adalah tanggungan jawab Kontraktor.
b. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis
sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan
padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya di urug.
c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor Vibrator type" yang disetujui oleh MK.

13
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak
kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.

d. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan


Proctor Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan
maksimum terhadap kadar air optimum minimal satu kali untuk jenis
tanah yang dijumpai di lapangan.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik
untuk bukti penunjukkan/referensi dan label yang berisikan nomor
contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.
Penelitian/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-
batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi
dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
f. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh MK.
g. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan
dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. MK harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan


untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.
b. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum,
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan
sampai memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dan
kepadatan maksimum di laboratorium. Penelitian kepadatan dilapangan
haruis mengikuti prosedur ASTM d1556-70 atau prosedur lainnya yang
disetujui MK. Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan MK
dan semua biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban
Kontraktor.
c. Penelitan kepadatan dilapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter
persegi dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh MK.
d. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara/prosedur dibawah ini :
 "Density of sod inplace by sand-cone method" AASHT. T. 191
 “Density of soil mplace by driien cylinder method" AASHTO.T.204
 "Density of soil mplace by the rubber ballon method" A11SHTO.T.205.
Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari MK.

14
02.02 PEKERJAAN JALAN DAN PARKIR

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelakasanaan


yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan "Subgrade", seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
 Pembersihan lahan
 Persiapan subgrade ditempat-tempat yang ditimbun
 Penyediaan "Straight-edge" (Jidar-piket) dan "templates" (mal-mal acuan)
 Pekerjaan pendahuluan antara lain "culiertrs" (gorong-gorong), draip,pes"
(saluran pipa) dan yang berada dibawah permukaan tanah bawah jalan
(subgrade), termasuk pemadatan tanah timbunan kembali dan pekerjaan-
pekerjaan tersebut.
 Pemadatan minimal harus mencapai mulai CBF 6 %.
 Pemouatan Lapis Bawah Dasar (subbase cours), setebal 15 cm
 Pembuatan Lapis Dasar (Base course)
 Pembuatan Lapis Pasir (Bedding Sand)
 Pemasangan Concrete berch paiing dan glass block

2. Pekerjaan yang
berhubungan
 Pasal 02.03 Pertamanan
 Pasal 02.04 Drainase
Tapak

B. BAHAN

1. Bahan Subgrade

Bahan subgrade harus dipadatkan sampai tercapat nilai CDR minimal yang
ditentukan sebesar 6 %. Jika nilai CDR ini tidak tercapai, bahan subgrade harus
dibuang dan diganti dengan bahan yang baik, lalu dipadatkan kembali sampai
terdapat hasil CBR yang memenuhi persyaratan.

2. Bahan subbase :

a. Sumber Bahan :
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk subbase, biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontraktor harus
memberitahukan kepada MK secepatnya secara tertulis tentang sumber
bahan itu, kualitas bahan, perkiraan kualitas bahan dan rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi
persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi ini. Contoh bahan, sebelum
15
pelaksanaan, harus mendapat persetujuan dan Direksi Lapangan.
b. Pemeriksaan, penelitian/test * persetujuan dari bahan Bahan subbase adalah
sirtu klas C.
Kontraktor harus mengajukan kepada MK hasil-hasil test laboratorium
terhadap bahan subbase dan suatu laboratorium yanq diakui oleh
pemerintah. Pembiayaan dalam pengambilan contoh bahan dan test-test
yang dilaksanakan atas bahan itu menjadi tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik semua
alat-alat untuk penelitian dan harus siap pakai serta harus dapat digunakan
sebap saat oleh MK. Jika gradasi dan kualitas dan bahan yang dikirim
kelokasi proyek tidak sesuai dengan gradasi dan kualitas seperti terdahulu
diperiksa dan diteliti dan tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini,
maka MK akan menolak dan memerintahkan untuk mengganti serta
menyingkirkan bahan yang tidak sesuai tersebut dan lokasi proyek. Bahan
subbase tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi seperti di bawah ini :

Lapisan A.S.T.M. Prosentase (%) lolos terhadap berat


2" 100
1.1/2 70 - 100
I" 55 - 85
3/4' 50 - 80
3/8" 40 - 70
No.4 30 - 60
No. 10 20 - 50
No.40 10 - 30
No.200 5 - 15

Prosentase berat yang lewat masing-masing akan dapat dikoreksi oleh MK,
bila batu pecah yang digunakan terdri dari bermacam-macam berat jenis.
3. Bahan Lapis dasar (Base Course)

a. Sumber Bahan.
Kontraktor harus mencari lokasi somber bahan "base", biaya dan pencarian
dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontraktor harus
memberitahukan kepada MK secepatnya secara tertulis tentang sumber
bahan itu, kualitas bahan, perkiraan kualitas bahan dan rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi
persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi ini.

b. Pemeriksaan, penelitian/test dan persetujuan dari bahan.


Semua bahan aggregate untuk dasar (base course) harus bersih, kasar
permukaan, tahan terhadap perubahan cuaca, "sharp angle fragment"'
bebas dari bagian yang pipih atau elongated dan tidak mengandung bahan
yang dapat merugikan lapisan ini, antara lain debu, batu yang rapuh/lunak
dan lain-lain.

Aggregate batu terdiri dari batu pecah klas B, CBR minimum 60 %


16
yang merupakan hasil dari pemecahan batuan.

Aggregate base harus memenuhi persyaratan-persyaratan dibawah ini :

• Tougness (ASTM D 3) 6 min


• Loss by Sodium sulphate, Soundness (AASHTO.T. 104) 101/0 maks
• Loss by magnesium Sulphate, Soundness test
(AAStiTO.T. 104) 12 % maks
• Loss by abrasion after 100 reiolutions (AA,SHTO.T.96) 10 % ma'rs
• Loss by abrasion after s00 reiolutions (AAS11T0.T.96) 40 % maks
• Thin and elongated pieces, by weight (pieces larger
Than 2,5cm with thickness less than 1/5 length) 5 % maks
• Soft Fragments (ASTM.C.235) 5 % maks
• Clay lumps (AAStiTO.T.O. 1 12) 0,25 maks

Batu pecah klas B harus terdiri campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu
pecah dengan berat jenis yang seragam dengan pasir, tanah atau lempung
dengan persyaratan seperti dibawah ini :

Lapisan (ASTM) PRESENTASE (%) LOL0S


TERIIADAP BERAT
1 1/2
100
1" 60 - 100
3/4" 55 - 85
No. 4 35 - 60
No. 10 25 - 50
No. 40 15 - 30
No. 200 8 - 15

Partikel yang mempunyai diameter kurang dan 0,20 mm harus tidak lebih dari
3 % dan berat total contoh bahan yang diuji. Prosentase berat butir yang
lewat dapat dikoreksi oleh MK bila agregat terdiri dari bahan-bahan dengan
berat jenis yang berlainan.

Batas cair (AASHT0 T 9 I ) 25 maks

Indeks plasbs (AAStiTO T 9 1 ) 8.

Indeks plastis (AASHTO T 176) 50 mm

Prosentase agregat yang mempunyai paling sedikitnya satu bidang pecah


harus paling tidak berjumiah 80 % dan berat material yang tertinggal pada
ayakan No. 4

4. Bahan Lapis Pasir (Bedding Sand)

a. Sumber bahan :
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
perencanaan dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontraktor
17
harus melaporkan lokasi tersebut kepada MK secepatnya secara tertulis
disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kwantitas bahan
dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan
tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di
bawah ini :

(%)
Ukuran tapis Prosentase
lolos
9,52 mm 100 Terhadap
berat :
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,15 mm 50 - 95
600 um 25 - 60
300 um 1O - 30
150 um 5- 15
75 um O- 1O

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan


hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air
yang lebih ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk
runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil, tetapi juga
memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat
pemadatan. Untuk menghindarkan karaktenstik pemadatan yang
berbeda-beda harus diusahakan agar sumber dan pasir tersebut
adalah satu.

5. Bahan Lapis Permukaan

a. Paving block, tebal 6 cm, berwarna, untuk pedestrian warna akan


ditentukan kemudian oleh Perencana.
Type : triangle shape, lengkap dengan type
tepi/pengakhir Kuat tekan minimal : 300 kg/cm2
Merk/Produk :
 PT.Kwarta Beton Unggul (KBP)
 PT Beta Blok
 PT Con Blok Indonesia

C. PELAKSANAAN

1. Pekerjaan subgrade

a. Subgrade ditempat-tempat yang dipotong/digali :


• Pembuangan dan bahan yang digali/dipotong atau yang tidak
18
terpakai, dibuang ketempat-tempat pembuangan atau tempat-
tempat penimbunan dengan sepengetahuan MK.
• Pemotongan/penggalian dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
setelah permukaan di potong/digali dipadatkan kembali sampai
memenuhi persyaratan, tercapai bentuk subgrade dan level (final
grade) subgrade yang diingikan/ditentukan oleh MK. Pada bagian
dimana terjadi lubang-lubang pada level subgrade, akibat
pelaksanaan pembersihan dan penggusuran atau pembuangan
akar-akar tanaman, lubang tersebut harus diisi dengan bahan
subgrade yang baik dengan persetujuan MK dan dipadatkan
sampai dicapai hasil serta level yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan.

b. Subgrade ditempat-tempat yang ditimbun :


Dasar tanah harus dipadatkan dahulu sebelum ditimbun. Bahan
timbunan harus baik untuk lapisan subgrade, jika dipadatkan harus
dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar
6 %.Jika digunakan bahan timbunan yang tidak/kurang baik dan
tidak tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan
diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya tambahan pembiayaan
untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada MK tentang tahapan-
tahapan persiapan untuk pekerjaan subgra dan Kontraktor harus
mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk
tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan/disyaratkan. sebelum
dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak
boleh lebih dari 20 cm. setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan
stamper yang ukurannya telah disetuju oleh MK..
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan rata/halus
sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan. Lereng-
lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
c. Pemeliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai :
Bagian subgrade yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat "traffic" kendaraan
proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan subgrade tersebut rusak,
terganggu strukturnya. Kerusakan atas subgrade itu harus diperbaiki oleh
Kontraktor tanpa adanya tambahan pembiayaan.

d. Test/Pengujian :
Test akan dilakukan baik di laboratorium baik di laboratorium maupun
dilapangan, untuk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada
lapisan subbase ini.
Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan Kontraktor.

2. Pekerjaan subbase

 Lapisan subbase harus disiapkan sesuai dengan persyaratan sebelum


bahan ditempatkan diatas subgrade.
 Pencampuran dan Penghamparan
Jika tidak ditentukan lain, Kontraktor dapat mencampur bahan subbase
dengan salah satu cara seperti di bawah ini :
 'Stationary plant method" : bahan dan air dicampur pada suatu "mixer".
Air ditambahkan selama proses percampuran secukupnya sampai tercapai
19
suatu kadar air yang baik untuk didapatkan, sehingga tercapai kepadatan
yang diinginkan. setelah dicampur bahan diangkut kelokasi pekerjaan lalu
dihamparkan dengan mesin penghampar (spreader).

 "Traiel plant method"


Bahan subbase diaduk dan dihamparkan oleh alat ini. selama masa
pengadukan, air harus ditambahkan sedikit sampai kadar air optimum
yang disyaratkan untuk pemadatan untuk pemadatan tercapai.
 "Road mix method" : setelah bahan subbase
dihamparkan/ditempatkan, lalu diaduk pada kadar air yang diperlukan
dengan "motor grade" atau peralatan lainnya sampai campuran
teraduk merata.

Bahan subbase harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lapis-lapis


ketebalan pada mana padat tercapai derajat kepadatan yang
diinginkan dengan peralatan pemadatan yang sesuai/memadai dan
harus dibentuk segala hal tidak boleh lebih dari 20 cm tebalnya.
Jika lebih dan satu lapis, tiap lapis harus dibentuk dan dipadatkan
sebelum lapis berikutnya dihamparkan.
Penempatan/penghamparan dimulai pada suatu tempat yang
ditentukan MK. Penghamparan dilakukan dengan "speader boxes" atau
kendaraan dengan peralatan khusus untuk membagi/menghampar
bahan secara "continuous" dan merata setiap lapisnya.

 Penyelesaian dan Pemadatan :


Sesudah penghamparan atau pengadukan bahan subbase harus benar-
benar dipadatkan, sehingga tercapai nilai CBR minimal sebesar 30 %.

Diperlukan penggilas yang cukup memadai yaitu dengan menggunakan


alat vibratory rollers, Pneumatic tired rollers, Smooth wheel power rollers
atau peralatan pemadatan lainnya yang telah disetuju penggunaannya oleh
MK.
Kapasitas/berat roller sedemikian sehingga dicapai hasil pemadatan yang
memenuhi persyaratan dengan nilai CBR minimal sebesar 30 % dan
derajat kepadatan sebesar 100 % kepadatan maksimum yang ditentukan
menurut prosedure AASHTO.T. 180.

Penggilasan harus berlangsung tahap demi tahap dan tepi ketengah kearah
jalur yang sedang disusun dari tipa-tiap jalur dengan arah longitudinal
harus digilas secara berlapis (overlapping) paling sedikit setengah lebar
unit penggilas
Banyaknya gilasan yang diperlukan minimum 6 gilasan (passes) atau lebih,
sehingga permukaan lapisan subbase memiliki nilai CBR minimal 30 %.
Penggilasan harus berlangsung sampai bahan itu tersusun dan stabil benar,
serta bahan subbase telah dipadatkan sehingga kepadatannya adalah 100
% kepadatan maksimum pada kadar air optimum sebagai yang ditetapkan
oleh AASHTO.T.1. 80.
Sepanjang tempat-tempat yang tidak dapat dimasuki mesin penggilas,
20
maka bahan subbase harus dipadatkan dengan alat-alat tumbuk makains
atau tangan (tampers or compactors), penggunannya atas persetujuan
MK
Jika penggilas menghasilkan ketidak rataan yang melebihi 12 mm apabila
diuji dengan tongkat lurus 3 meter, maka permukaan yang tidak rata harus
digusur
untuk kemudian ditimbun kembali dengan bahan yang sama seperti yang
dipakai dalam menyusun lapisan itu dan dipadatkan serta digilas lagi sampai
padat dan merata.
Tebal lapisan subbase yang selesai harus diperiksa dengan depth test/core
test/hole test yang diadakan pada jarak tertentu sehingga setiap luas 250
meter persegi ada satu test. Kontraktor harus mengisi lubang-lubang
pengujian itu atas biaya sendiri dan akan diawasi oleh MK. Jika susut tebal itu
lebih dari 12 mm Kontraktor diharuskan memperbaiki daerah itu. Pekerjaan
pada lapisan subbase tidak boleh dilaksanakan jika subgrade dalam keadaan
basah. Pekerjaan subbase yang telah selesai dirawat dan dijaga.

3. Pekerjaan Lapis Dasar (Base Course)

a. Perlengkapan : Semua perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan ini harus dalam keadaan siap/tersedia untuk bekerja dan telah
disetuju oleh MK sebelum pelaksanaan itu dimulai.
b. Permukaan subbase harus bersih dari debu, lempung atau bahan-bahan yang
merugikan, sebelum bahan base course ditempatkan/dihamparkan.
c. Pencampuran, penempatan dan penghamparan :
Cara-cara pada bagian subbase dapat dipakai. Kecuali cara penempatan
lapisan base course harus dilaksanakan berlapis yang tebalnya setiap lapis
setelah didapatkan tidak boleh kurang dan 6 cm atau lebih dari 12 cm.
Gradasi aggregate yang sudah ditebarkan harus seragam dan tidak
mengandung pecahan-pecahan atau unsur-unsur yang halus ataupun kasar
pada suatu tempat. Agregate dimaksud tidak boleh ditebarkan melebihi 1500
meter persegi sebelum digilas, kecuali jika diperkenankan oleh MK.
d. Penyelesaian dan pemadatan :
Konstruksi base course dikerjakan berlapis-lapis tiap lapis maksimum 12
cm tebal padat sesudah dipasang dan digilas.
Nilai CBR minimal lapisan base course ini harus 60 %.
Untuk pemadatan dapat digunakan"smooth wheel rollers" dengan berat
8- 12 ton, pemadatan dilaksanakan sedemikian sehingga tercapai struktur
yang homogen dan jika perlu dengan penambahan air secukupnya sesuai
dengan kebutuhan supaya dapat tercapainya pemadatan yang optimal.
Penggilasan harus berlangsung dari tepi ketengah.
Penggilasan dari jalur ke jalur harus overlapping seperti pada penggilas
lapisan subbase. Apabila penggilasan itu menghasilkan ketidakrataan
melebihi dan 10 mm. Jika diuji dengan tongkat lurus 3 meter panjang,
21
maka permukaan yang tidak rata harus dibongkar, kemudian ditimbun
kembali dengan bahan yang sama yang dipakai untuk pembuatan lapisan
itu lalu digilas sampat kepadatan yang disyaratkan, perbaaan dan
penggantian tersebut atau beban biaya Kontraktor. sepanjang tempat
yang tidak dapat dimasuki mesin gilas, bahan base course ditumbuk
secara baik dengan alat-alat tumbuk mekanisme (mechnical
tampers/compactors). Penggilasan dilaksanakan sedemikian rupa,
sehingga mencapai kepadatan dimansa akan memberikan hasil nilai CBR
minimal 60 %.
e. Pemeliharaan :
Setelah lapisan aggregate base selesai, Pemborong harus melakukan
semua pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan untuk menjaga agar
lapisan aggregate base tetap dalam keadaan yang baik dan memuaskan
untuk priming.
Setelah priming, permukaan harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari
bahan yang tidak diinginkan.
Lapisan aggragate base harus dalam keadaan kering pada setiap saat.
Apabila pembersihan dianggap perlu atau apabila prime coat terganggu
harus diadakan atas biaya Kontraktor sendiri.

4. Pekerjaan Lapis Pasir (Bedding sand)

a. Penyimpanan : Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga


tidak tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya.
Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus
terlindung dari hujan sehingga kadar air tetap harus terlindung dari hujan
sehingga air tetap merata.
b. Penghamparan pasir/ bedding sand :
Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course)
sampai ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik
gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block
telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata maka
paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai
diperoleh hasil yang rata.
Selama penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang belum
dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan
dan lalu lintas, sampai paling block selesai dipasang dan bersama-sama.

Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum
paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan
dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat
ditutup dengan paving block pada hari yang sama.
5. Pekerjaan Lapis Permukaan

a. Paving block harus diletakkan berhimpun satu dengan lainnya dengan pola
sesuai gambar lansekap di aas bedding sand yang belum dipadatkan tapi
sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4
mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak lurus, untuk
itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk
mengontrol letak dan ikatan antar block.

b. Cara meletakan block dan pengisian celah antara :


22
Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah
antara block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran,
bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran
tidak kurang dari 25 % dan ukuran utuh.
Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dan
paving block. Untuk celah lebih besar dari 25mm tetapi kurang dari
50mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar
kering untuk celah yang lebih kecil.
Untuk bagian-bagian jalan yang menanjak/menurun, pemasangan block
harus dilakukan dari bagian terendah kebagian yang lebih tinggi.
Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja untuk pola didaerah-daerah khusus.
c. Pemadatan Awal :

Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan " mechanica flat plate
vibrator", dengan karakteristik sebagai berikut :
• Plat dasar mempunyai luas " 0,25 - 0,50 m2
• Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1.5 ton sampai 2,0
ton
• Frequensi getaran : 75 - 100 Hz
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand.

Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan paving block


dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang
dari 1.50 meter.
Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera setelah
pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang
masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya bock yang tidak
diletakkan dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut.
Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1.00 meter diukur dan
akhir pemasangan/pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya
melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak
selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti
dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.

Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan
awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebaiknya setelah
sambungan/celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.
d. Pasir pengisi (Joint filling) :
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi antar celah block harus mempunyai
gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1.18 mm
(BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik.
Bahan ini harus bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak
material paving block.

Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir


pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang
permukaan jalan/trotoar dan dimasukkan kedalam celah-celah antara dengan
23
bantuan kompaktor.
Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dan jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat
persetujuan dari MK. sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan
jalan/trotoair harus dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator,
sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan
terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2%.

e. Toleransi :

Toleransi ukuran bahan :


Bahan harus mempurnyai ukuran panjang dan lebar yang seragam dengan
toleransi maximum tidak lebih dan 13 mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :
Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus + 10 mm dan
permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil
permukaan saluran air dll. Devisa diukur dengan jidar lurus sepanjang 3
meter atau template tidak boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level dan
satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.

02.03 PERTAMANAN

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-


alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan penghijauan/lengkap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan
yang tertera dalam gambar lansekap dan sesuai petunjuk-petunjuk MK atas
saran Perencanaan, pekerjaan tersebut meliputi :
• Pekerjaaan Persiapan dan Pematangan Tanah
• Pekerjaan Penanaman (Soft Material)
• Pekerjaan Perawatan /pemeliharaan Tanaman.

2. Saran Kerja

a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tampak kerja bagi semua pekerjaan


yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan, peralatan yang dimiliki
serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyartan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja di lapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahwa/material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, hilang dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.

3. Perbedaan dan Perubahan Gambar

a. Bila terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang


ada, baik itu meliputi gambar struktur, gambar arsitektur, gambar lansekap,
gambar mekanikal, gambar elektrikal, gambar sanitasi maupun perbedaan
yang terjadi dengan keadaan di lapangan, Kontraktor diwajibkan
24
melaporkannya secara tertulis kepada MK untuk kemudian MK memberikan
keputusan tentang itu untuk bisa dilaksanakan setelah berunding terlebih
dahulu dengan Perencanaan.
b. Untuk ukuran dalam gambar lansekap pada dasarnya aadalah ukuran jadi
sampai dalam keadaan finish/selesar. Semua ukuran harus benar-benar
diperhatikan terutama untuk peil-peil, ketinggian, lebar, dan ketebalan, luas
penampang dan lain-lain sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar.

Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila belum dicantumkan dalam
gambar, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada MK dan MK
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan setelah berunding dengan Perencanaan.
c. Untuk hal-hal pekerjaan yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar,
Kontraktor diwajibkan rnembuat shop drawing yaitu merupakan gambar detail
pelaksanaan berdasarkan gambar perencanaan, gambar kerja yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing ini harus
jelas dan mencatumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan
produksi, cara pemasangan dan atau persyaratan khusus pabrik/produksi
bahan yang dipakai.
Shop drawing ini harus diajukan kepada MK untuk mendapatkan
persetujuannya secara tertulis, setelah berunding dengan pihak Perencanaan.

4. Persyaratan Pekerjaan Pertamanan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan
syaratsyarat pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang berlaku, standard spesifikasi dan bahan yang dipergunakan
oleh MK dengan saran Perencana.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk
gambargambar lengkap terlampir dan apa yang ditentukan kemudian oleh MK
atau petunjuk Perencana.
c. Diperhatikan sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan untuk
memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut
pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, plumbing, sound system.
Terutama dalam melakukan pekerjaan pembentukan tanah dan penyelesaian
tanah agar tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, pengrusakan yang tidak
diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah selesai dilaksanakan
maupun yang sedang dilaksanakan.
5. Bahan/Material

a. Pemakaian bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang


tercantum dalam gambar lansekap, memenuhi standard spesifikasi bahan yang
telah dipilih/ditunjuk/disetup, mengikuti peraturan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat Pekerjaan Lansekap ini serta petunjuk-petunjuk MK atas
saran dan petunjuk Perencana.
b. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui oleh MK. Contoh bahan yang
akan dipasang harus diajukan dan diserahkan kepada MK, untuk kemudian
mendaptakan persetujuan dari Mk sesuai saran dan petunjuk Perencana.
Pengajuan bahan yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan.
c. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan terhadap kerusakan di lapangan harus
benar-benar diperhatikan sesuai persyaratan spesifikasi jenis tanaman.

25
6. Dasar Penentuan Ukuran Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan

a. Untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan untuk setiap bagian


pekerjaan harap diperhatikan segala petunjuk yang tertera dalam gambar
lansekap.
b. Untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, patokan-patokan ukuran yang
dipakai adalah terhadap sisi luar dinding (as-as) bangunan yang telah ada
disekitarnya dengan menyesuaikan ukuran di gambar setiap kali, atau dipakai
patokan-patokan yang ada di dalam site untuk bagian-bagian yang jauh dari
bangunan.
c. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di dalam site serta
membutuhkan nomor as-nya dan koordinat, terutama untuk patokan titik mula
setiap bagian dari pekerjaan.
d. Perbedaan antar gambar dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan kepada
MK untuk mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan pemborong
mengambil tindakan tanpa sepengetahuan MK dalam hal ini.
7. Pelaksanaan Pekerjaan Lansekap
a. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap, juga ketetapan
pemasangan patok patok di lapangan.
b. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti
bentuk/kemiringan/kontur/peil yang tertera dalam gambar. Kemiringan-
kemiringan yang dibuat harus cukup kuat untuk mengalirkan air hujan menuju
ke selokan yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan
yang tertera dalam gambar. Adanya genangan air di atas tanah tidak
dibenarkan.
c. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan lansekap.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-


alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
 Pekerjaan Persiapan Tanah
 Pembentukan tanah dan penyelesaian tanah
 Pembersihan tanah.

2. Persyaratan Pekerjaan Persiapan Tanah

 Dipakai peralatan-peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja.


 Semua pekerpan tanah dilaksanakan mengkuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan lansekap, dan gambar lansekap, dan petunjuk MK '

i. Pekerjaan Persiapan Tanah

 Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/pemindahan di


tempat kerja dari benda/bekas bahan bangunan/struktur bangunan yang

26
tidak berguna lagi, yang dapat mengganggu terlaksananya dan kelancaran
kerja di tempat tersebut.
 Juga tanaman pohon/semak/rerumputan yang tidak diperlukan lagi di
tempat kerja harus disingwrkan, berikut pokok/pohon/semak/rerumputan
sampah akar-akarnya.
 Mengadakan pengukuran dan pemasangan patok-patok titik mulai/peil
dasar yang diperlukan di tempat kerja.
 Khusus untuk penanaman dalam bak perlu adanya lapisan-lapisan koral,
ijuk dan tanah subur dengan perbandingan (masing-masing sepertiga
bagian), lihat petunjuk gambar detail.
Sedangkan untuk bak-bak tanaman yang tidak ditanam langsung perlu adanya
lapisan koral setebal 5 cm sebelum diletakkan pot dan untuk lapisan pot lihat
petunjuk gambar detail lansekap.
ii. Pembentukan Tanah dan Penyelesaian Tanah

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian, urugan tanah, peralatan tanah :


 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti
bentuk/kemiringan/counter/peil yang tertera dalam gambar lansekap.
 Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organisasi sedalam keadaan tanah setempat sampai
mendapatkan tanah subur, serta penyediaan tanah subur untuk urugan,
bekas galian tanah setelah pekerjaan penanaman dilakukan pada lubang
tersebut.
Yang dimaksud dengan tanah subur yaitu tanah merah yang
berhumus mengandung unsur hara dicampur dengan pupuk dengan
perbandingan pupuk : tanah (2:3).
iii. Pembersihan Tanah

• Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun


yang telah selesai digarap harus dibersihkan dari :
 Bekas tanah galian
 Bekas-bekas bahan bangunan
• Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-
benar dibersihkan dari batu, kerikil, adukan, kapur dan segala bekas
bahan bangunan, bahan plastik dan bahan-bahan organis. Tanah
yang dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (top soil) untuk
rumput adalah tanah subur dan gembur.

C. PEKERJAAN PENANAMAN (SOFT MATERIAL)

1. Lingkup Pekerjaan

• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
• Pekerjaan penanaman ini meliputi semua pekerjaan penanaman sesuai
27
petunjuk gambar dan uraian dan syarat Pekerjaan Lansekap dengan
memperhatikan pekerjaan :
 Persiapan dan pembentukan tanah sesuai yang telah
diuraikan dalam II Cara dan Syarat penanaman
 Pembuatan lubang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi
40 x 40 x 40 dan 60 x 6O x 60 untuk ukuran minimum dan
untuk tanaman tertentu disesuaikan lagi. sesuai petunjuk
gambar atau petunjuk MK/Perencana.
• Pekerjaan penanaman ini meliputi penanaman didaerah Proyek , berupa
penanaman jenis tanaman.
 Tanaman pohon
 Tanaman hias
 Tanaman rumput.

2. Persyaratan Pekerjaan Penanaman

a. Semua pekerjaan dilakukan dengan mengikuti semua petunjuk gambar,


Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan Lansekap, petunjuk MK/Perencana
b. Setiap pekerjaan penanaman dilaksanakan, diperlukan adanya
koordinasi kerja dengan pekerjaan lain agar tidak terjadi kerusakan
terhadap pekerjaan yang sudah terpasang atau sedang berjalan
ditempat tersebut.
c. Dalam hal melaksanakan pekerjaan ini persiapan tanah, pembentukan
tanah, pembersihan tanah, jauh sebelum penggalian lubang tanaman
harus sudah dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk gambar,
uraian dan syarat yang tertulis.
d. Lubang-lubang galian dibuat sesuai dengan posisi pohon/tanaman
dengan mengikuti petunjuk gambar lansekap.
e. Pemasangan patok-patok berikut dengan keterangan koordinat posisi
perlu dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap
jenis tanaman. Patokan diambil berdasarkan pengukuran yang ditarik dan as-
as bangunan yang terdekat/patokan-patokan yang ada dalam site.
f. Perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan harus dilaporkan kepada
MK untuk diambil keputusan pemecahan perihal perbedaan setempat.
g. setelah pembentukan dan penyelesaian tanah mengikuti
bentuk/kemiringan/counter/peil sesuai gambar, pekerjaan lubang galian dapat
dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
h. Segala perubahan letak pohon di lapangan yang menyimpang dari ketentuan
gambar lansekap disebabkan keadaan lapangan harus atas sepengetahuan dan
persetujuan MK/Perencana.
3. Bahan/Material

a. Semua jenis tanaman yang terutama harus disetup oleh MK sesuai dengan
petunjuk gambar lansekap, dan mengikuti semua persyaratan tertulis dalam
Uraian dan Syarat Pekerjaan Lansekap
b. Tanaman yang dipilih untuk pohon, rumput yang ditanam harus sesuai
petunjuk gambar lansekap atau sesuai petunjuk MK atas saran Perencana.
c. Jenis rumput yang ditanam
:
 Rumput gajah
 Rumput ini ditanam pada bagian-bagian areal lahan sesuai petunjuk
gambar.

28
d. Jenis rumput gajah ditanamkan dalam bentuk Tnadur, Jenis rumput tersebut di
atas bentuk daun dan akar masih segar, dengan jarak tanam 5-10 cm2
e. Jenis pohon yang ditanam meliputi :
 Jenis pohon peneduh
Pohon Peneduh ini ditanam di daerah parkir, mobil dan motor sesuai petunjuk
gambar.

 Jenis pohon sebagai peredam suara dan penyaring debu dengan


mengambil jenis pohon yang rapat bentuk rimbun daunnya.
 Jenis pohon sebagai pembatas ruang dan pengarah, ditanam secara
teratur.
f. Untuk jenis pohon dipilih ketinggian minimum 2,5 m (dan ball root sampai tepi
permukaan daun) untuk siap ditanamkan di tempat.
Dipilih batang-batang pohon yang vertikal. lurus, daun dan jumlah cabang
memenuhi syarat pohon yang baik dengan diameter rimbun minimal 60 cm.
g. Untuk jenis tanaman semak maupun tanaman penutup tanah dipilih tanaman
yang berasal dari pot tampungan (bukan tanaman yang diambil dan tanah).
Ukuran yang dipilih adalah umum dengan rata-rata 30-50 cm, dengan erat
untuk mencegah pecahannya akar dalam pengangkutan.
h. Untuk menampung sementara di lapangan dipilihkan tempat yang aman dari
segala kerusakan, teduh dan dekat daerah penanaman.
Dibuatkan peneduh dengan membuat atap anyaman bambu atau daun kelapa
agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung 50 %.
Batas penyesuaian adalah dua minggu sampai satu bulan di tempat
penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat tanpa melepas
pembungkas ball root. Selama penanaman belum dilaksanakan semua
tanaman pembibitan ini harus dirawat dengan penyiraman secara teratur pagi
dan sore sampai terlihat tumbuh segar.

4. Penanaman Jenis Rumput

a. Macam rumput yang dipasang adalah rumput gajah


b. Peil permukaan rumput yang terpasang disesuaikan gambar arsitektur
c. Tempat dimana rumput akan ditanam, tanah digemburkan dan ditambahkan
tanah subur.
d. Tanah urugan yang dipakai adalah jenis tanah subur dengan kualitas baik dan
berhumus. Tanah urug ini harus bersih dan bekas-bekas bahan bangunan,
batubatuan, rumput dan tanaman.
e. Tanah urug dicampur pupuk kandang sapi yang yang telah kering dan telah
matang berhumus. Tanah urug ini harus bersih dari bekas-bekas bahan
bangunan, batu-batuan, rumput dan tanaman.
f. Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul
14.00, 5.30 agar tidak baryak terjadi penguapan dan kekeringan yang
terlampau cepat bagi tumbuh-tumbuhan tersebut kecuali penanaman yang
dilakukan di tempat yang terlidung dari panas matahari langsung dapat
dilakukan setiap saat. Atau sebaliknya sebelum penanaman dapat
dikonsultasikan dahulu dengan MK..
g. Bila setiap kali pelaksanaan penanaman dan setiap jenis rumput yang telah
disebutkan selesai dilaksanakan harus segera dilakukan penyiraman dengan air
yang bebas dari bahan/zat yang dapat mematikan tanaman lalu dipadatkan
29
dengan alat pemadat rumput. Penyiraman ini harus dilakukan secara teratur
pagi dan sore setiap hari agar dapat tumbuh cepat dan baik. Penyiraman
dilakukan pagi sebelum pukul 10.00 dan sore hari pukul 14.00.
h. Lubang galian dibiarkan terbuka selama 3 hari terkena sinar matahari penuh.
setelah dibiarkan terbuka selama 2 hari terkena sinar matahari, sebelum
penanaman dimulai terlebih dahulu disiram air sampai seluruh permukaan
lubang penuh. Air yang dipergunakan adalah air bersih yang tak mengandung
bahan organis atau mineral kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. setelah itu lubang galian ditutup dengan 1/3 tanah urug yang telah
dicampur pupuk.
i. Untuk penanaman semak dapat dilakukan langsung setelah pembentukan
tanah. Tanaman dimasukkan kedalam lubang tanpa
mengubah/menggoyahkan posisi ball root dan diletakkan vertikal di atas urug
campur pupuk yang telah dimasukkan ke dalam galian, kemudian pembungkus
karung goni "ball root" dibuka, sisa tanah urug ditutupkan ke dalam lubang
galian.
j. Bila pohon telah selesai ditanam segera penyiraman air dilaksanakan.
k. Pohon yang telah tertanam diberi kayu penyangga untuk menahan goyangan
dan disekeliling pohon diberi pagar kayu untuk mencegah terjadinya kerusakan
yaitu setinggi 1.50m dan dipasang keliling garis tepi bak pohon.

l. Khusus untuk penanaman pohon di daerah parkir dan perkerasan pada tepi
lingkaran lubang yang dibuat di atas pekerjaan pengerasan tersebut diperlukan
pekerjaan pembentonan setebal 10 cm dan sedalam 50cm untuk pemasangan
grill dan permukaan tanah/atau dapat diganti dengan buis beton dengan
ukuran yang sesuai. Dinding beton ini membatasi dan menjaga terjadinya
pengerusakan konstruksi lantai pengerasan oleh akar-akar pohon. Semua
Pekerjaan pembetonan ini mengikuti semua petunjuk gambar lansekap dan
gambar struktur terutama untuk ukuran, bentuk.

D. PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Lingkup Pekerjaan

a. Pkerjaan ini meliputi penyedian tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-


alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk memelihara
dan merawat segala tanaman yang telah selesai ditanam maupun yang
belum tertanam (masih ditempat penampungan sementara) dan segala
macam kerusakan untuk mendapatkan tumbuhan dan bentuk yang baik
seperti yang dipersyaratkan sampai jangka waktu pemeliharaan yang telah
ditentukan berakhir.
c. Pekerjaan pemeliharaan ini meliputi :
 Penyiraman
 Penyiangan
 Penggantian pohon/tanaman
 Pemangkasan
 Pemupukan
30
 Pemberantasan hama

2. Persyaratan Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti semua petunjuk gambar,
Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam tulisan ini, petunjuk
MK/Perencana.
b. Pemeliharaan tanaman sangat perlu perhatian oleh Kontraktor setelah
selesai penanaman. Masa pemeliharaan ini berlangsung selama 3 bulan
minimum dan masa selesainya penanaman.
c. Selama masa itu Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara tanaman
dan mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati. Semua
penggantian tanaman ini dengan yang baru adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang
tertanam.

3. Bahan/Material

a. Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan


pemeliharaan ini harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan kerja yang
dibutuhkan dan jangan sampai merusak tanaman.
b. Demikian juga pupuk maupun obat anti hama yang dipergunakan sesuai
dengan Uraian dan Syarat yang tertulis dalam bab selanjutnya.
c. Penggantian tanaman harus sesuai jenis/bentuk warna daun dan bunga
dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam.

4. Penyiraman

a. Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan


organis/zat kimia/bahan-bahan lain yang dapat menggangu dan merusak
pertumbuhan tanaman.
b. Penyiraman dilakukan dengan cara :
 Sprinkler, bagi rumput yang cukup luas dan tanam-tanaman disekitar
sprinkler yang terkena jangkauan jarak penyiraman.

 Penyiraman memakai alat khusus penyiraman tanaman (emrat) yang


berlubang banyak pada tempat ujung air keluar sehingga air keluar dapat
menyebar dan merata keseluruh permukaan tanah yang disiram.
 Penyiraman dilakukan dengan pipa plastik (slang air) yang dihubungkan
dengan kran/sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan
memancarkan air tersebut dengan memipihkan ujung slang.
5. Penyiraman dilakukan :
a. Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman yang baru ditanam
dan semua jenis tanaman dalam penyimpanan sementara sebelum ditanam,
yaitu pada waktu pagi hari sebelum pukul 10.00 dan sore hari sesudah pukul
14.00, 5.30, sampai tanaman-tanaman tersebut tumbuh sehat dan kuat.

b. Untuk semua jenis tanaman pohon tanaman hias dan rumput yang sudah
terlihat tumbuh baik dan kuat disiram satu kali sehari pada sore hari setelah
pukul 14.00, 5.30.
31
c. Banyaknya air penyiraman harus cukup sampai membasahinya dibawah
permukaan tanah. Bagi tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya
pada sore untuk penyiraman pada saat itu tak perlfu dilakukan.
d. Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus
dapat terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.
6. Penyiangan
a. Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput yang tertanam
b. Untuk semua jenis pohon yang tertanam di sekitar batang pohon dekat tanah
digemburkan seluas 80 cm sampai dengan 1 m keliling pohon dengan
cangkul garpu. Hindarkan jangan sampai merusak akar, dan pohon goyah
atau juga tergantung jenis tanamannya.
c. Tanaman liar dan rumput di sekitar pohon dicabut dan dibersihkan sampai
terhadap akarnya dan sekeliling pohon.
d. Untuk tanaman rumput penyimpanan ini perlu dilakukan untuk mencabut
segala tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput
yang ditanam. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu
kecil.

e. Untuk tanaman hias, penyiangan dilakukan secara teratur setiap 2 minggu


sekali dengan mencabut segala tanaman liar dan jenis rumput yang berada di
sekitar dan dibawahnya, serta tanahnya digemburkan. Hindarkan jangan
sampai merusakan tanaman tersebut. Alat yang dipakai adalah alat pancong
atau garpu kecil.

7. Penggantian Pohon/Tanaman

a. Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman yang rusak atau mati.
semua penggantian tanaman ini dengan tanaman yang baru adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan
berakhir.
b. Penggantian tanaman harus sesuai jenis/bentuk/warna daun dan bunga
dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam.
c. Penggantian tanaman dilaksanakan dengan sebaik mungkin jangan sampai
merusak tanaman lain disekitarnya pada saat mencabut dan menanam yang
baru.
d. Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari antara pukul 14.00 - 18.00,
dan sesudah dilakukan penanaman baru harus segera disiram air.
8. Pemangkasan
a. Pemangkasan dilakukan pada cabang rating yang tumbuh tidak teratur/liar
atau untuk mendapatkan/mempertahankan bentuk pertumbuhan cabang
yang diinginkan.
b. Membuang rating dan cabang yang sakit dengan cara memotongnya.
c. Semua pekerjaan pemangkasan ini dilakukan dengan gunting pangkas
dengan memangkas cabang atau rating arah miring dari bawah ke atas
dengan sudut 30-40 derajat.
d. Untuk bekas pemotongan cabang/rating yang permukaannya terpotong
lebar, penampang yang terpotong tersebut ditutup.
e. Pemangkasan ini dilakukan secara terratur tiap satu bulan sekali

f. Pelaksanaan pemangkasan bentuk pohon.


g. Untuk pohon disepanjang lalu lintas utama yang dilalui kendaraan besar,
bus dan truk ketinggian rimbun daun yang terendah minimum 4-5 m,
32
dengan memperhatikan terutama cabang-cabang yang menjulur ke jalan.
h. Untuk pohon peneduh di daerah parkir, ketinggian rimbun daun yang
terendah dipelihara 21/2 m - 3 m, dengan diameter tajuk daun 5m-6m
dan tinggi pohon 5-6 m.
i. Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan
bilamana ketinggian komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan
dipotong sesuai petunjuk, ketinggian yang diminta dalam gambar dan
dibawah pengawasan MK.
j. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang-cabang yang
tumbuh tidak teratur arahnya dan yang menutupi tanaman-tanaman hias
sekelilingnya.
9. Pemupukan

a. Jenis pupuk yang dipakai adalah :


 Pupuk kandang dan
 Pupuk buatan.
b. Pupuk kandang dipilih kotoran sapi yang sudah dikeringkan dan
dimatangkan, bebas dari butir-butir akar-akar, rumput dan tanaman liar.
Pupuk kandang ini dihancurkan dulu sampai tidak ada lagi butir-butir yang
besar. Pupuk kandang ini dipakai waktu menanam sebagai penambahan
pada tanah urug sesuai persyaratan penanaman baik untuk pohon
maupun untuk rumput.
c. Pupuk buatan dipakai buat tanaman yang telah ditanam 3 bulan yang lalu.
Pupuk buatan ini mengandung unsur-unsur N.P.K. (NP Krustica lengkap
kuning) dan dipakai 25 gram/pohon. Pupuk NPK akan meningkatkan
pembentukan/pertumbuhan akar-akar dan buah-buahnya.
Cara memupuk adalah menanam pupuk dekat batang tanaman sedalam
10 cm dan diameter lingkaran dari alur pemupukan akar sama dengan
lebar pada daun-daun. Pemupukan diulangi 3 (tiga) bulan kemudian.
d. Untuk tanaman rumput diapaki pupuk buatan ZA atau Urea sebanyak
15 gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali.
Caranya pupuk dilarutkan dengan air, kemudian disemprotkan dengan
sprayer kepermukaan rumput.
10. Pemberantasan Hama
a. Pemberantasan hama ini dilakukan sebelum tanaman terserang hama.
b. Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keseluruh permukaan daun, batang, cabang. Bahan yang
dipakai adalah peptisida campuran Basudin/Diazinoia 60 % EC (obat
tersebut dicampur dengan air, 2 cc/iiter air.
c. Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya dipakai Fungsida Dithane M-45
yang dicampur air (2 gram/liter air) permukaan daun, batang, cabang.
d. Untuk memberantas penggerak batang dipakai BHC dan untuk
memberantas siput darat dipakai Hetodex yang disebarkan disekitar pohon.
e. Penyemprotan hama jamur dilakukan :
 Untuk pohon dilakukan satu bulan sekali
 Untuk rumput dialkukan dua bulan sekali
Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian untuk dilakukan
sekaligus tetapi beda wakti selang dua minggu.

E. PEKERJAAN PENGISI LANSEKAP

1. Pekerjaan Grill
Best
33
a. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyedian tenaga kerja bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik dan sempurna.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan grill best ini meliputi pekerjaan grill besi
cor, rangka, plat tumpuan serta seluruh peralatan yang diperlukan
sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk MK/Pengawas.

b. Persyaratan Bahan
 Grill best dan bahan cor/tulang dengan kadar karbon kurang lebih 2 %.
Bentuk dan ukuran harus benar dan tepat, sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar.
 Rangka dari grill besi/bingkai dari besi cor bentuk siku ukuran 35 x 70
mm (30 x 30 x 3 mm dan ditutup dengan besi plat strip ukuran 25 x 3
mm) dengan persyaratan bahan sesuai bahan untuk grill best.
 Untuk tumpuan grill dipakai besi plat tebal 6 mm, lebar sesuai yang
ditunjukan dalam gambar (besi siku ukuran 30 x 30 x 3mm). Besi plat
dari mutu ST 37 serta memenuhi persyaratan dalam PVBI 1982 pasal 55
dan S11.0193.1978

 Finishing grill best digunakan cat minyak yang bermutu baik produk ICI
yang memenuhi persyaratan dalam NI-4.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Kontraktar diwajibkan mengadakan pengukuran dengan teliti untuk
menentukan letak, posisi, bentuk dan peil untuk pekerjaan grill besi
yang akan dikerjakan, lokasi pemasangan sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar serta sesuai petunjuk MK/Pengawas.
 Permukaan atas pasangan griil harus rata ketinggiannya, sudutnya
harus siku.
 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti semua gambar
yang ada dan meneliti keadaan lapangan yang sebenarnya, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan dan cara pemasangan yang
sempurna.
 Kecuali bahan dan peralatan yang tampak pada gambar, Kontraktor
harus menyediakan segala peralatan yang berhubungan erat dengan
pelaksanaan pekerjaan, tanpa adanya tambahan biaya. Pemakaian
peralatan tersebut harus dengan persetujuan MK/ Pengawas.
 Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan spesifikasi atau
lainnya, Kontraktor harus segera melapor kepada MK/Pengawas.
 Kontraktor tidak dibenaraan memulai pekerjaan disuatu tempat, bila
ada kelainan/perbedaan ditempat tersebut, sebelum terselesaikan oleh
MK/Pengawas.
 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.

2. Pekerjaan Kansteen
34
a. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Pekerjaan pemasangan Kansteen ini meliputi seluruh detail seperti yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
• Bahan : kansteen beton pracetak, mutu K.225 produksi dalam negeri
Ukuran : 120 x 220 x 500 cm, beton pracetak mutu K.225.
Warna : Ditentukan kemudian
Kuat tekan : 304 kg/cm2
Kuat lentur : 60 kg/cm2 (NEN 7000)
Berat : 25 kg/m3
• Semen Portland harus memenuhi persyaratan dalam NI-8
• Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal
14 ayat 2
• Air yang digunakan harus memenuhi NI-3 pasal 10
• Beton harus memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam NI-2
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
• Alas pemasangan kansteen adalah adukan dengan campuran 1 pc : 3 pasir
padang, dengan ketebalan sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
• Pekerjaan pemasangan kansteen harus sesuai dengan apa yang ditunjukkan
oleh detail gambar.
• Pemasangan kansteen dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari
MK/Pengawas.
• Kansteen yang retak-retak, gompal pinggir dan sudut-sudutnya tidak
diperkenankan dipasang
• Permukaan pasangan kansteen harus rata, lurus, pertemuan antara satu
dengan lainnya harus pas tanpa ada pergeseran. Bagian-bagian tertentu
yang tidak menghendaki bahan utuh, harus dibuat sesuai ukuran yang
diperlukan dengan mutu yang sama (K.225).
• Pola penyusunan kansteen sesuai yang ditunjukkan dalam gambar serta
petunjuk MK/Pengawas.
• Jarak pemasangan kansteen (naad/siar-siar) dibuat sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail atau petunjuk MK/Pengawas. Naad/siar-
siar diisi aduk dengan campuran 1pc : 3 pasir pasang, dan dirapihkan,
dihaluskan/diaci dibuat cekung.
• Kansteen yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan mutu yang sama tanpa adanya tambahan biaya.

02.04 PEKERJAAN DRAINASE TAPAK

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pengadaan dan pemasangan saluran-saluran drainase horizontal dari


bangunan dan tapak ke saluran kota yang tersedia.
b. Pengadaan dan pemasangan bak-bak kontrol pada pembelokan pipa,
perubahan ukuran pipa dan pada jarak -jarak tertentu.
c. Pengadaan dan pemasangan bak untuk sewage sumpit secara lengkap berikut
35
kontrol operasi pompa.
d. Pengurusan segala perijinan yang dilakukan ke instasi yang berwenang untuk
penyambungan/pembuangan saluran dan untuk pembuatan saluran air hujan
diluar tapak.

2. Pekerjaan yang berhubungan

a. Point 02.02 Pekerjaan Jalan, Parkir dan Halaman

b. Point 02.03 Pertamanan

c. Point 12.01 Plumbing

B. BAHAN / PRODUK

1. Pipa beton dipakai dilengkapi dengan sambungan ring beton.


2. Untuk bak kontrol dan pekerjaan -pekerjaan beton lainnya syarat-syarat bahan
harus sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan Beton Non Struktur.

C. PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada MK. Shop drawing tersebut harus memperlihatkan dengan lengkap
ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-bak kontrol
gambar-gambar tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup besar sehingga
memudahkan pemeriksaan pelaksanaan.
2. Galian Tanah
• Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup, disesuaikan
dengan keadaan/kondisi.
• Setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan keruntuhan, terutama
waktu musim hujan.
• Ukuran dan kedalaman galian dengan pengarahan MK, jika ada perubahan
3. Urugan Pasir
Sebelum saluran dipasang, dasar galian harus diurug dengan pasir setebal 15
cm.
4. Penanaman Pipa
• Pipa diletakan diatas landasan pasir yang tidak dipadatkan dengan posisi
sesuai dengan liner grade yang tertera pada gambar.

• Landasan pasir dibawah pipa dibuat tebal 10 cm pada posisi dibawah


sambungan harus disediakan alur ukuran 5 x 15 cm sehingga pipa mendapat
tekanan merata.
• Urugan pasir dilakukan pada posisi pipa sampai tinggi setengah pipa dan pasir
dipadatkan dengan alat penimbris dari kayu dan selama pekerjaan
berlangsung pipa harus tetap pada posisi semula, tidak boleh terjadi
pergeseran.
• Urugan selanjutnya menggunakan tanah urug dan dipadatkan secara merata
dengan tanah urug.
• Pemadatan hanya boleh dilakukan pada posisi sebelah menyebelah pipa saja.
Pemadatan dengan mesin hanya boleh dilakukan setelah pipa tertanam tidak
kurang dari 60 cm
5. Selama tidak ditentukan lain, persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton dan
pekerjaan sipil lainnya mengikuti persyaratan pada pekerjaan struktur dan
Arsitektur
6. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang konstan sepanjang
saluran sesuai dengan yang tertera pada gambar.
36
02.05 PEKERJAAN ANTI RAYAP

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan ini meliputi :

 Tapak sekeiling bangunan dan permukaan dasar galian tanah untuk pondasi,
permukaan tanah dasar lantai basement, permukaan dinding/kolom setinggi
30 cm dan muka tanah, permukaan pondasi dan sloof.
 seluruh komponen kayu pada bangunan.

B. BAHAN
1. Bahan yang dipergunakan yang telah direkomendasi oleh komisi Pestisida
Departemen Pertaman.
2. Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih (kriterianya air yang bisa
diminum).
3. Bahan anti rayap ini ditest pada laboratorium yang ditunjuk/MK, baik mengenai
komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan.

C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

1. Untuk calon lantai, setiap 1 m2 area yang akan disemprot anti rayap dipergunakan
5 liter. sedangkan untuk komponen kayu, 200 </M2 muka kayu.

2. Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat kerjaan dalam keadaan


tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor atau
pabrik guna mendapatkan persetujuan dan MK
3. Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti uraian dan syarat-syarat pekerjaan,
petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta petunjuk MK.
4. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan kontraktor yang mendapat ijin
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan menghindahkan semua peraturan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Bina Lindung Tenaga
Kerja dan anggota IPPHAMI (Ikatan Pengadilan Hama Indonesia).
5. Semua teraga kerja harus benar-benar ahli keamanan kerja diperhatikan,
penyediaan alat-alat kerja yang baik dan memenuhi persyaratan (helm, masker,
sepatu dll).
6. Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh manusia adalah
kewajiban Kontraktor untuk menjaga keamanan tersebut dan keselamatan
terhadap diri manusia di sekitarnya.
7. Penyemprotan dilakukan dengan alat power spray sebelum dan sesudah
pengurugan level.
8. Disemprotkan pada dasar dan dinding galian pondasi serta kawasan lantai
bangunan.
9. Disemprotkan pada seluruh badan beton dan sloof, radius 2 (dua) meter dari
bangunan serta seluruh luas tapak bangunan/tanah dasar.
10. Pekerjaan ini dilakukan dengan jaminan garansi minimum 5 (lima) tahun. Bila
selama itu terjadi serangan rayap, maka menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk membasmi dan mengganti kerusakan-kerusakan yang terjadi.

37
03. BETON

03.01 BEKISTING BETON

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan
perkuatan dan pengangkuran-pengangkuran yang diperlukan
b. Penyediaan bukaan/sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan
Mekanikal dan Elektrikal
c. Penyediaan Waterstops
d. Pengadaan angkur-angkur untuk hubungan dengan Pekerjaan lain.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan


 Beton bertulang
 Pasangan Data
 Mekanikal
 Elektrikal

3. Standar
Standar Indonesia ;
 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUB[) - 1982, NI-3
 Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI) - 1961, NI-5
 Peraturan Beton Bertulang indonesia (PBI) - 1971, NI-2
ACI : American Concrete Institute, USA
 303 - Guide to Cast-In-Place Architectural Concrete Practice
 31s8 - Building Code Recjurements for Reinforced Concrete
 347 - Recommended Pratice for Concrete Form Work

4. Shop Drawing
a. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus
dibuat Shop drawing
b. Siapkan Shop Drawing tipikal untuk rancangan bekisting yang berbeda;
yang mempelihatkan :
• Dimensi
• Metoda konstruksi
• Bahan
• Hubungan dan ikatan-ikatan (ties)
B. BAHAN

1. Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)


 Plywood t = 18 mm
 Paku angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup
kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan
pengecoran.

2. Bekisting Beton Ekspose
38
a. Plywood untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 15 mm
b. Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar
c. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal)
Panjang fixed atau adjustable, dapat terkunci dengan baik dan tidak
berubah pada saat pengecoran, lubang yang terjadi pada permukaan
beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25 mm)
d. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak
menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi
rekatan maupun warna bahan finishing permukaan beton.
Produk : CALSTRIPS, buatan Cement Aids, Australia
e. Chamfer strips, terbuat dari jenis kayu klas II, dibentuk menurut rencana
beton pada gambar.

3. Waterstop
Dipergunakan type RX- 101 ex ACC
4. Syarat-syarat Umum Belusting
a. Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan terikat kuat
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting
C. PELAKSANAAN

1. Pemasangan Bekisting

a. Tentukan jarak, level dari pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.


Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
b. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai
dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa
dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan akan bentuk, kelurusan dan dimensi
c. Rancangan bekisting harus memudahkan pembukaannya sehingga tidak
merusakkan permukaan beton
d. Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat
kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan
deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan ini harus diusahakan
seminimal mungkin.
e. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua
sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas
seijin Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi
pengecoran harus dibuang.
f. Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan di bagian-bagian struktural
yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan
dan persetujuan dari Direksi.
g. Pada bagan-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan
(chamfer strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horizontal) dan balok,
kolom dan dinding.
h. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut.
 Deviasi garis vertikal dan horizontal :
39
- 6 mm, pada jarak 3000 mm
- 10 mm, pada jarak 6000 mm
- 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih
 Deiviasi pada potongan melintang dan dimensi kolom atau balok atau
ketebalan plat : 6 mm
i. Aplikasi bahan pelapas acuan (form release agent) harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi
beton, angkur-angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded item)
lainnya.
Bahan yang dipakai dn cara aplikasmya tidak boleh menimbulkan karat atau
mempengaruh warna permukaan beton.
j. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena
bahan pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.
Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak jika, sisi dalam bekisting
dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
2. Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan Dukaan (Opening)
a. Disediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits,
sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada, atau
melalui/merembes beton.
b. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau bagian pekerjaan lain yang
akan dicor langsung pada beton
c. Koordinasikan bagian dan pekerjaan lain yang terlibat ketika
membentuk/menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts, angkur
dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan di atas jika tidak
secara Jelas/khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
d. Pemasangan water stops harus kontinyu (tidak terputus) dan tidak
mengubah letak besi beton
e. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna
pembersihan dan inspeksi.

Tempatkan bukaan di bagian bawah bekisting guna memungkinkan air


pembersih keluar dan bekisting.
Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan
merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting, sehingga
sambunganrya tidak akan tampak pada permukaan beton ekspose.
3. Kontrol Kualitas

a. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk
beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan
bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedged, ties
dan bagian-bagian lainnya aman.
b. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan
telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintalah persetujuan
Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan
pengecoran beton
c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2
kali tidak diperkenankan.
Penambalan pada bekisting, juga tidak diperkenankan, kecuali pada
bukaan-bukaan sementara yang diperlukan.
d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Direksi lapangan.
40
4. Pembersihan

a. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang


tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian
dalam bekisting. siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna
membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dari
puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang
disediakan.
b. Buka bekisting secara kontinyu, sesuai dengan standard yang berlaku sehingga
tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang
terjadi pada struktur.
c. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
d. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus
disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan
yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
e. Dimana diperlukan, berikan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen
struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjan-pekerjaan konstruksi di lantai-lantai diatasnya
bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting hanya bisa dilakukan setelah
beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28 days compressvie
strength) yang diperlukan.
f. Bekisting- Bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak
boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

03.02 BETON BERTULANG

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembesian
• Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya
• Beton decking (support shairs), bolster, speacer for reinforcing
b. Pengecoran Beton
• Beton cor di tempat untuk rangka bangunan, lantai dinding pondasi
dan pelat pendukung
• Pelat beton di atas tanah dan pedestrian/side walks.
• Finishing permukaan beton pada diding, pelat, balok dan kolom.

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Bekisting beton
b. Finishing beton
c. Pasangan bata

d. Struktur baja
e. Miscellaneous metals (yang harus dicor dalam beton)
f. Waterproofing
41
g. Kusen dan pintu besi
h. Bagian-bagian pekerjaan Mekanikal yang harus dicor dalam beton
i. Bagian-bagan pekerjaan Eletrikal yang harus dicor dalam beton

3. Standard
a. Standard Indonesia
• PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 10,52 (NI-
3)
• PEN : Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
• Peraturan Portland Cement Indonesia 1973 (NI-8)
• PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1978
b. ASTM, USA
• C 33 : Concrete Aggregates
• C 150 : Portland Cement
c. ACI : America Concrete Institute, USA

• 21 I : Recommended Practice for Selecting Proportions for Normal and


Heaiy weight Concrete
• 212 : Guide for Use of Admixtures in Concrete
• 214 : Recommended Pratace for Eialuation of Compression Test Results
of Field Concrete.

4. Penyimpanan
• Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan
• Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak
terdapat kekurangan berat dan apa yang tercantum pada zak segera
setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung
dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yanq bebas dari
tanah. Semen masih harus dalam keadaan secukupnya dari lantai yang
bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih
harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah
tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur
dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan
kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang
sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualiatas beton yang diminta harus
tetap terjamin.
 Besi beton harus ditempatkan bebas bantalan kayu dan bebas dari Lumpur
atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain). Jenis semen
dari ini merk Tiga Roda, dan jenis merk semen yang digunakan adalah
mengikat seluruh pekerjaan.
 Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

B. BAHAN/PRODUK

1. Portland Cemen
a. Portland Cemen jenis II, menurut NI-8 atau Type I, menurut ASTM dan
memenuhi S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan
Asosiasi Semen Indonesia
b. Untuk permukaan beton ekspose, harus dipakai 1 merk semen
saja
42
c. Kekuatan tes kubus semen minimal 350 kg per cm persegi

2. Aggregates
a. Kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat PBI- 1971 . Aggregates
harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).
Kadar lumpur dan pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berat kering.
b. Dimensi maksimum dan aggregates kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak
lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dan bahan-
bahan orgarnis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

3. Air.
a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alakali dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi pekerjaan.
b. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 p.p.m dan komposisi sulfat (S03)
tidak boleh melebihi 1000 p.p.m.
Apabila dipandang perlu, MK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang
dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor.

4. Besi Beton
a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton
Besi yang digunakan besi TP24 (ditentukan dengan notasi Ф) dengan
tegangan leleh 240 Mpa dan TD40 (ditentukan dengan notasi D) dengan
tegangan leleh 400 Mpa.
b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.
c. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik Juga harus ada/dimintakan sertifikat
dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara periodek
minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-strain) dan
pelengkungan untuk setiap 20 ton best. Pengetasan dilakukan pada
laboratorium yang disetujui MK
5. Admixture
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
 Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari MK mengenai hal tersebut.
Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan,
nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu.

C. PELAKSANAAN

1. Kualitas Beton
43
a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar kualitas beton adalah fc' = 30
Mpa (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran 15 x
30 cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karaktenstik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI- 1971 . Mutu beton fc' = 15
Mpa digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan bagian-
bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.
b. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain
tempat atau dengan mengadakan trial-mixes di laboratorium yang ditunjuk
oleh MK.

c. Test selama pekerjaan : .


Buat 3 silinder 15 x 30 cm dan setiap 75 cm3 atau sebagian dari pada itu,
atau dan pengecoran setiap hari, pilih yang paling menetukan, dan setiap
mutu beton yang berbeda dan dari setiap perencanaan campuran yang dicor.
Buat dan simpan kubus-kubus menurut ASTM C 31 . Test satu kubus pada
hari ke 7 dan satu kubus pada hari ke 28 menurut ASTM C 39. simpan satu
kubus sebagai cadangan untuk test pada hari ke 56 jika test pada hari ke 28
gagal.
Jika test kubus pada hari ke 28 berhasil, test kubus cadangan untuk
menghasilkan kekuatan rata-rata dan kedua kubus pada hari ke 28.
Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang
diperlukan oleh badan penguji.
d. Kontraktor harus membuatan laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat dengan disahkan oleh MK dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus
disertai sertifikat dan laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus
dengan persetujuan MK.

e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan


maksimum 13 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Contoh : beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu rata
atau pakai bak. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter
16 mm panjang 60 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk
dalam satu lapisan yang di bawahnya. setelah atasnya diratakan, maka
dibiarkan 1/2 menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunanya (nilai slumpnya).
f. Jumlah semen minimum 325 kg per m3 beton. Khusus pada atap, pada
daerah kamar mandi dan wc, daerah talang beton, jumlah minimum
tersebut dinaikkan menjadi 360 kg/me beton. Untuk beton atap, WC
faktor maksimum 0,50 dengan catatan tidak boleh lebih rendah dari pada
mutu beton karaktenstik yang disyaratkan.
g. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh MK.
h. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka
i. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus pecobaan
untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh
kurang dari 65 % kekuatan yang diminta pada 28 hari, tanpa additives.
44
Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan
yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan
cara-cara seperti yang ditetapkan dalam FBI- 1971 dengan tidak
menambah beban biaya bagi pemberi tugas.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dan 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk ke dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dan mixer ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan
komponenkomponen beton.
l. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
2. Siar-siar Kontruksi dan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang


tirdak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti pasal 5,8 dan 6.5 dan
PBI- 1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen
tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus
disetujui oleh MK.
3. Penggantian Besi

a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai


dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada.
c. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar; secepatnya hal ini
diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi
d. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
e. Jika diusulkan perubuhan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari
Perencana Kontruksi.

f. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan


juga keharusan dari Kontraktor.

4. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai


dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan
:
 Harus ada persetujuan dari Direksi dan perencana
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksudkan adalah jumlah luas).
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan
penampang berkurang
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau penyempaian penggetar.

5. Toleransi Besi

45
Diameter, ukuran sisi Ianasi dalam
Toleransi
(atau jarak antara dua permukaan berat yang
diameter
yang berlawanan ) dbperboiehkan

Dibawah 10 mm +/-7% +/-0,4 mm

10 mm sampai 16 mm
(tapi tidak termasuk

diameter 16 mm +/-5% +/-0,4 mm

16 mm sampai 28 mm

(tapi tidak termasuk

diameter 28 mm) +/-4% +/-0,5 mm


1. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
b. Persiapan perlidungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan
c. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran
d. Khusus elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton harus
dipakai curing compound.

1. Tanggung Jawab Kontraktor.


Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas Jan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan. Adanya atau kehadiran MK selaku wakil Pemberi Tugas atau
Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi
nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

2. Perbaikan Permukaan Beton


Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran
adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan MK. Jika ketidak
sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima oleh MK, maka harus dibongkar dan diganti dengan
pembetonan kembali atas beban sesuai kontraktor.
Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada (gelombang udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain
yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

3. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton


 Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang
 Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi.

4. Hal-hal ("Miscellaneous item”).


46
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal di beton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk
pondasi alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan
tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal.
Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan pengahalusan
permukaannya.
b. Pegangan plafond dan besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dari y : 150
cm. Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantung harus
diikatkan pada tulangan pelat atau balok.
5. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.

6. Contoh yang harus disediakan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material : split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan MK
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke lapangan
c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui dibangsal MK.
7. sparing conduit dan Pipa-pipa
 letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur
 Tempat-tempat dan sparing dilaksnakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan bila tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan
minta persetujuan dari MK.
 Bilamana sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan
diperkuat sehingga tidak akan dipindahkan tanpa persetujuan dan MK.
 Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.

D. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

1. Material
Material yang digunakan :
a. Beton
 Mutu : K 350
 Min. Cement Content : Basement : 325kg/m3, lainnya : 300kg/m3

 WlC Ratio : < 0.50


 Agregate : Dipakai Split 2/3
 Retarder : Harus diperhitungkan terhadap lama
Perjalanan (+ kemacetan) dan disharging di lapangan minimum 2 jam.
 Ready mix yang akan dipakai, harus rnendapatkan persetujuan dan
Konsultan.
b. Baja Tulangan
 TD-40 {Tegangan Leleh 400 Mpa) D > 13 mm
 TP-24 (fegangan Leleh 240 Mpa ) dia < 12 mm
c. Metode Curing
 Untuk elemen vertikal (kolom dan dinding beton) diwajibkan
menggunakan "curing compound
47
 Untuk pelat lantai dan balok curing dapat dilakukan dengan
menggunakan karung basah yang dibasahi minimum selama 7 hari
berturut-turut, tetapi dianjurkan menggunakan "Curing Compound"
 Bahan Curing Compound : Tessa / Fosroc
d. Waterproofing
 Lantai penahan tanah bagian bawah : Tessa/ Fosroc
 Dinding penahan tanah bagian luar : Tessa/ Fosroc + Protection Board
 Cold Joint pada dinding penahan tanag : Waterstop Rx- 1010 tanah SWB
eks Tessa/ Fosroc
E. PEKERJAAN KHUSUS BEARING WALL
1. Pengecoran Beton

a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan


membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran dan ketinggian, pemeriksan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran pada dinding dan plat lantai harus dilaksanakan secara
bersamaan mengingat sistem struktur yang digunakan adalah
BEARING WALL yang monolit (tidak ada joint struktur)
c. Pekerjaan harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.

d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetuju oleh
Pengawas Lapangan.
e. Beton harus diindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan.
f. Beton harus dibasahi paling sedikitnya 10 (sepuluh) hari setelah
pekerjaan pengecoran.

2. Pekerjaan Acuan/Bekisting Tunnel Form (Outinord)

a. Acuan/Bekistang Tunnel terbuat dari Plat baja mutu tinggi atau


material sejenis yang memilili kekuatan dan kekakuan yang cukup
guna mendapatkan kualitas pengecoran yang Expose serta memiliki
tingkat presisi tinggi.
b. Acuan/bekisting Tunnel harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatanperkuatan, sehingga cukup kokoh, dijamin tidak berubah
bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan
tetap dijamin sesuai dengan persyaratan.
d. Acuan/Bekisting Tunnel boleh dibongkar jika bagian tersebut dengan
teknologi yang digunakan telah mencapai kekuatan yang cukup untuk
memiliki berat sendiri (sesuai standar PBI 1971 ) dan buktikan dengan
hasil pengetasan kubus-kubus beton

3. Pekerjaan Pembongkaran Acuan / Bekisting Tunnel Form


(Outinord)

48
Pembongkaran Acuan / Bekisting Tunnel harya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Pengawas Lapangan. Pembongkaran harus dilakukan sesuai
dengan teknis pelaksanaan yang telah ditentukan dalam prosedur standar
pembongkaran yang telah disetuju pengawas lapangan. Setelah
acuan/bekisting tunnel dibuka tidak dijinkan mengadakan perubahan
apapun pada permukaan beton, tanpa persetujuan dan Pengawas
lapangan.

4. Kontraktor dan Kualifikasi Pelaksana / Kontraktor

a. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempatan pekerjaan


sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai)
b. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga yang ahli pada bidangnya
khusus untuk pekerjaan acuan/bekisting tunnel form (outmord) Kontraktor
pelaksana harus dibuktikan dengan daftar refrensi proyek yang
dilaksanakan oleh kontraktor yang bersangkutan dengan menggunakan
sistem bekiting Tunnel tersebut.
c. Kontraktor hanus mengikuti semua peraturan baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar
atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.

d. Kontraktor harus mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian


dengan pemilik, baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan
non teknis.
e. Kontraktor harus mendapatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat
diperlukan untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan adminstratif.

03.03 BETON NON STRUKTURAL

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,
dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok
untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan
struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam gambar.

2. Standard.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan-peratura/standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 , NI-5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

49
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara
No. 1457
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Perencana/MK
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
i. American Society for Testing and Material (ASTM)
j. American Consrete Institute (ACI)

B. BAHAN/PRODUKSI

1. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland :
Yang digunakan harus dan mutu yang terbaik, terdri dari satu Jenis merk
dan atas persetujuan PerencanalMK dan harus memenuhi NI-8. Semen yang
telah mengeras sebagaia/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantar terangkat dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dan butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicanturnkan dalam PBI 1971 .
c. Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 .
Penyimpanan/Penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan
yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk
mendapatkan perbandinqan adukan beton yang tepat.
d. Air:
Air yang digunakan harus air tawar yang b e r si h dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-2 pasal 10. Apabila dipandang perlu
Perencana/MK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemeriksaaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
e. Besi Beton :
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan
persetujuan dan Perencana/MK.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana/MK, akan dipakai sebagai
standard.pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.

2. Syarat-syarat Pengiriman dan Peryimpanan Bahan.

a. Bahan harus didatangakan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan


tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan
aslinya yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
50
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
penyimpanan.
Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

C. PELAKSANAAN

1. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan betan bertulang adalah fc’ = 15Mpa
dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971 .

2. P e m b e si a n
a. Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI 1971
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi t e r s eb u t
tidak berubah tempat selama pengecoran dan lurus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam PBI1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan ada perintah tertulis dari Perencana/MK

3. Cara Pengadukkan ;
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Perencana/MK
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump,
minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

4. Pengecoran Beton ;
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaaan penujangan
dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Perencana/MK
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Perencana/MK.

51
5. Pekerjaan Acuan/Beikisting :
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. .
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan,-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran (tahi gergaji,), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya,
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/spiit,
pasir dan Semen Portland) kepada Perencana/MK, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
e. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap
terjamin sesuai persyaratan.
f. Kawat pengikat best beton/rangka adalah dan baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
g. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan, harus diperhatikan.
h. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah
pengecoran.

6. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting ;


Pembongkaran Bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Perencana/MK. Setelah bekisting dibuka, tidak dijinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dan
Perencana/MK.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan untuk
memberikan pada Perencana/MK "Certificate Test" bahan besi dari
produsen/pabrik.
b. Bila tidak ada "Certificat Test" maka Kontraktor harus melakukan pengujian
atas besi/kubus di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil
benda uji berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-
syarat/ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh
Perencana/MK dan diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk
Perencana/MK.
d. Kontraktor diwajibkan membuat 'Trial Mix" terlebih dahulu, sebelum
memulai pekerjaan beton.
e. Hasil pengujian dan laboratorium diserahkan kepada Perencana/MK
secepatnya.
f. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.

a. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
52
b. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dan pekerjaan-
pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai
ketentuan dalam PBI 1971 ).

04. PONDASI

04.01 PEKERJAAN PONDASI DANGKAL BETON BERTULANG


A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
b. Pekerjaan pondasi beton ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Pekerjaan yang Berhubungan


a. Pasal 0301 Bekiting Beton
b. Pasal 0201 Pekerjaan Tanah untuk Lahan Bangunan
c. Pasal 11032 Tiang Bendera

3. Standard
a. Standard Indonesia
PUBI : Peraturan Umum Bangunan fndonesia 1982 (NI-3) PB( 1971 (NI-3)
Peraturan Portland Cement indonesia 1073 (NI-8)
PBN : Peraturan Bangunan Nasional 1975
b. ASTM. USA
C 33 - Concrete Aagregates
C 150 - Portland Cement
c. ACI, USA
211 - Recommended Practice for seketing proportions for Normal and Heavy
Weight Concrete
212 - Dude for use of Admictures in Concrete.

4. Shop Drawing
Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan pondasi beton bertulang
yang berbeda; yang memperhatikan :
 Dimensi
 Metoda konstruksi
 Bahan

53
5. Contoh yang harus disediakan

a. Sebelum pelakasanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh


material ; koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan
MK,
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site
c. Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui di Bangsal Direksi.
d. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kemasan
aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.
e. Bahan harus disimpan ditempat yang terilindung dan tertutup, kering,
tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persyaratan pabrik.
f. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan
ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
g. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan.
6. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan


kepada MK "Certificate Test' besi beton, PC dari produsen/pabrik
b. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada MK secepatnya.
c. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

7. Syarat-syarat pengamanan pekerjaan

a. Pondasi beton yang telah terpasang dihindarkan dari jamahan


orang/benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
b. Pondasi beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaannya.

B. BAHAN/PRODUK
1. Beton yang digunakan : mutu K-225, atau sepertiyang tertera pada gambar.
2. Baja tulangan yang digunakan : mutu TP30 dia =< 12 mm atau TD40 dia > = 13
mm seperti ditentukan pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
3. Tanah urugan harus dipadatkan sampai mencapai 80 % dari kepadatan
maksimum menurut standard AASHTOT. 180 - 74 atau ASTM D 1557 -70.
4. Air untuk campuran beton harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak-minyak,
asam, Zat nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi pengikatan
awal atau kekuatan beton. Pada umunya air yang memenuhi persyaratan untuk
air minum dapat dipakai.
5. Semen yang dipergunakan dari satu merk saja. Kekuatan tes kubus semen
minimal 350 kg per cm persegi
6. Agregat : halus dan kasar untuk beton harus bersih, keras, kuat, awet dan bebas
dari lumpur atau lempung dan unsur-unsur asing lainnya.

54
7. Zat Tambah ('admixture') tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan
tertulis dari Perencana
8. Bahan bekisting : kayu, logam, Multiplex atau lainnya yang disetujui yang mana
tidak memberikan hasil yang kurang baik pada permukaan beton.

C. PELAKSANAAN
1. Pembuatan pondasi beton harus sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana
2. Penulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan yang
tertera pada gambar. Selama pengecoran penulangan harus tetap pada
tempatnya dan tidak berpindah atau tergeser karena penggetar selama
pengecoran, baik yang dilakukan dengan vibrator atau alat penggetar lainnya.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan beton dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan dan
penyelesaiannya, memperbaiki beton yang tidak mencukup syarat-syarat
seperti yang diperintahkan oleh MK
4. Kontraktor harus melindungi semua pekerjaan beton yang telah selesai.
5. Untuk pengecoran beton, sesuai dengan pekerjaan beton bertulang pada Bab
"Pekerjaaan beton Bertulang" dalam spesifikasi ini.

04.02 PEKERJAAN PONDASI MINI PILE


A. UMUM

Persyaratan -persyaratan Umum


a. Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, sep e rt i terlihat atau
terperinci harus sesuai dengan persyaratan dan seluruh bagian dari kontrak
dokumen.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting iut (penentuan titik posii tiang
dilapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat,
percobaan beban pada tiang dan penggalian set em p a t .
Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk
kontraktor, tetapi kontraktor harus memutuskan panjang tiang yang
sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pondasi. laporan
penyelidikan tanah dan percobaan pemancangan tiang pendahuluan akan
diberikan pada Kontraktor pekerjaan pondasi.

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan yang berhubungan


Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan
untuk pekerjaan ini seperti jalan -jalan diproyek tempat penimbunan galian,
galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas yang telah
ada
seperti pipa air, kabel telpon, kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran umum
dan
fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada dilokasi proyek maupun dilokasi
yang bersebelahan dengan proyek.
b. Pekerjaan yang termasuk Pekerjaan Pondasi ini harus terdiri dari hal-hal
berikut:
55
1. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
2. Percobaan pembebasan tiang
3. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti
yang diminta oleh Engineer.

2. Jaminan Mutu

a. Standar-standar
Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar
berikut:
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T- 14-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
3. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel
Wire for Concrete Reinforcement
4. ASTM DI 143-81 : Standard Test Method for Piles Under
REapproied 1987 Static Axial Compressiie
Load.
5. ASTM DI 13966.90 : Standard TestMethod for Files Under Lateral
Loads
6. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Indiiidual Piles Under
static Axial Tensile Load.

b. Jaminan pekerjaan :

1. Pekerjaan pondasi bored pile ini harus dikerjakan oleh tenaga dan
pengawas yang berpengalaman, sedemikian sehingga mampu untuk
mencapai kapasitas tiang sepertir yang disyaratkan pada berbagar macam
kondisi tanah yang akan dijumpai.
2. Kontraktor harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Engineer
untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terlibat dalam pekerjaan ini
berpengalaman untuk pekerjaan demikian.

c. Persyaratan lapangan

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuat pondasi bored pile dangan


ukuran dan jumlah sepertu diisyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada
gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah disetujui oleh Engineer.
Kontraktor harus didukung oleh team supervise yang dapat dipertanggung
jawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang presisi dan sedikitnya dua
orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang selama pemancangan.
2. Tiang tiang pondasi harus digali sampai mencapai lapisan tanah keras atau
sesuai dengan petunjuk "pengawas yang ditunjuk".
3. Urutan pondasi dalam satu kelompok harus sesuai dengan petunjuk
"pengawas yang ditunjuk".

3. Perubahan dan Penambahan


a. Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh Engineer setelah
percobaan pembebanan tiang dan bilamana kondisi lapangan mensyaratkan
perubahan demikian.
b. Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis dari Engineer.

B. PELAKSANAAN

56
1. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan usulan
mengenai urutan rencana pengeboran yang harus diatur sedemukran rupa
sehingga tidak akan saling mengganggu.
2. Metoda pengeboran, perlengkapan, jadwal dan tahapan/Urutan harus mendapat
persetujuan dari Engineer. Persetujuan demikian tidak membebaskan Kantraktor
dari tanggung jawabnya untuk pemancangan tiang yang lancer dan bermutu
trnggr. Semua kerusakan, keterliambatan dan tambahan biaya yang disebabkan
karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Kontraktor.
3. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pengeboran dan waktu
ke waktu apabila dianggap perlu.
4. Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambahan
5. Kontraktor harus megebor tiap tiang bored pile tepat pada koordinat yang telah
ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus mendapat
persetujuan dari pengawas yang ditunjuk sebelum mulai pengeboran.

6. Tiang bored pile ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja
yang telah direncanakan.
7. Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk menjamin
pengeboran tepat pada lokasinya selama pengeboran.

05.01 ADUKAN DAN PASANGAN

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan bata
b. Pasangan bata untuk dinding exterior dan partisi interior
c. Pasangan untuk arsitektur interior (built in)

2. Pekerjaan yang berhubungan


a. Batu bata
b. Waterproofing

3. Standard

 NI-3, Standard untuk pasir


 NI-8, Standard untuk P-C
 NI- 10, Standard untuk Pasangan bata
 PUBI-9 standard untuk air aggregate
 ASTM : C 144, Agregate for masoy/ mortar
C 150, Portland cement
C270, Mortar for unit masonry

B. BAHAN/PRODUK

1.
 Portland Cement : ASTMt C 150 type V dan NI-8 jenis semen dan merk Tiga
Roda,Gresik atau Cibinong
 Agregates : Standard type pasangan, ASTM C 144 bersih, kering dan terlidung
dari minyak dan noda
 Air bersih, bebas dari minyak, alkali organik
57
2. Horizontal Joint Reinforcement :
 Kawat fabrikasi tidak kurang dari 3000 mm
 Fabrikasi dari kawat baja
 Lebar ± 25 mm, lebih kecil dari tebal dinding
partisi
3. Kawat pasangan 4,8 mm dari baja digalvanis
4. Expanded metal lath : Diamond mesh, galvanis 1.5 kg/m2
5. Angkur pasangan, baut dan sebagainya
6. Adukan
 Untuk interior, 1 semen : 4 pasir : 1 air
 Untuk exterior, (toilet dan pantry/rg.saji)
 Grout, 1 semen : 3 pasir

C. PELAKSANAAN

1. Dimana diperlukan, menurut MK, pemborong harus membuat shop drawing untuk
pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan
2. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan
dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dan bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk Perencana/MK
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara
luar dan semua pasangan batu bata dari bawah permukaan tanah sampai ketinggian
30 cm dari permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk toilet, ruang
saji/pantry dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 2 pasir
(transram)
5. Untuk adukan kedap air harus ditambah Daily bond, dengan perbandingan 1 pc : 1
daily bond
6. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak (boxes)
pengukuran yang akurat
7. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh perencana dan digunakan sesuai
dengan ketentuan dari pabrik
8. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup untuk
mencegah adukan menjadi cepat kering
9. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan untuk
melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang rnemperlihatkan
sambungan yang rusak atau tidak beres maka pasangan itu harus dibongkar dan
diganti yang baru.
10. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan
ukuran/jarak type standard
11. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan bata dengan struktur kolom praktis
atau balok sesuai petunjuk gambar tapi tidak lebih dari 60cm pada Jarak vertikal dan
90 cm pada jarak honzinotal.

05.02 PEKERJAAN BATU BATA


A. UMUM
58
1 . Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang baik
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar seperti toilet, ruang saji, tangga, gudang,
ruang genset, bak bunga dan lain-lain.
2. Pekerjaan yang berhubungan
 Adukan dan pasangan
3. standard
 Batu bata harus memenuhi NI- 10
 Semen Portland harus memenuhi NI-8
 Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
 Air harus memenuhi PVBI- 1982 Pasal 9

B. BAHAN/PRODUK
Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. Lokal dengan kualitas terbaik
yang disetuju Perencana/MK, siku dan sama ukurarnya 5x11x23 cm.

C. PELAKSANAAN

1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 5 pasir


pasang
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantar dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas. permukaan lantar dasar, dinding didaerah basah
setinggi 160 cm dan permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan simbol aduk transram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1 pc : 2 pasir pasang
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh
4. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersirhkan
6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis
7. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm, dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm
8. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/sterger sama sekali tidak
diperkenankan.
9. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang tertebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.
10 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5%. Data yang patah lebih dari 2 tidak boleh &
gunakan.
11 Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish

59
adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.

O6.O1 STRUKTUR BAJA


A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang


diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan
tentang konstruksi baja untuk atap, tangga, connecting bridge, penyokong
(support), dan sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

2. Pekerjaan yang berhubungan

 Beton bertulang

 Pekerjaan kayu kasar

 Penutup atap
3. Standard

a. bahan struktur/konstruksi

1. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk
tujuan semua konstruksi dibuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan
MK.
2. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las
harus dari baja karbon yang memenuh A.S.T.M. A53 type E atau S
3. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
"American Instatute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984
b. Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur/sekrup-sekrup dan ring-ring harus sebagai
berikut :
1. Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM
A370 dan harus digalvani
2. Untuk sambungan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325
dari atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium.
3. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type
lainnya dan baja tahan korosi
4. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuh A.N.S.I. B27, type A

c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American


Welding Society" (AWS D I .0-69 : Code for Welding m Building Construction)

1. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM


A36 atau A325
2. Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A 123, lapisan seng
untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTMA 153
60
3. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan
harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).

d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu
bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya
dan harus disertai sertifikat dari pabrik.
e. Peraturan-peraturan dan standar atau publikasi yang dipakai :
Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publaasi yang dapat dipakai
harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal
ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983

2. American Institute of Steel Construction (AISC) “ Manual of Steel


Construction-7 “ Edition"
3. American National standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain
Washers"
4. American Society for Testing and Materials (ASTM)
Specifications
"A 36 - 70a Structural Steel"
"A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
" A153-71 Zink Coating (hot dip) on iron and Steel Hardware"
"A307 - 68 Carbon Steel Externally Thereaded Standard Fasteners
"A32s - 7 I a High Strength Bolts for/structural Steel Joint,
including sutiable Nuts and Palin Hardener Washers"
“A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural
Steel Joints
4. Contoh Bahan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-


contoh material, baja profil, kawat las,cat dasar/akhir dan lain-lain
untuk, mendapat persetujuan MK
b. Contoh-contoh yang telah disetuju oleh MK akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk pemeriksaan/penerimaan material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
material yang telah disetuju di bengkel MK
5. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan


tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam
kotak/kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering,
tidak lembab dan bersih, sesuai dengan persayaratan pabrik
c. Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman
dan penyimpanan
Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor
6. Perencanaan dan Pengawasan

a. Gambar Kerja sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus


menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail
61
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah,
ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya
diperlukan untuk fabrikasi.
b. Ukuran-ukuran Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja
c. Kelurusan
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari U 1000 untuk semua komponen
d. Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan di pabrik harus nuerupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa
sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. MK
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui MK. setiap pekerjaan yang kurang baik atau
tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi
demikian, harus diperbaiki dengan segera.

B. PELAKSANAAN

1. Pengelasan
a. Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus
mengikuti prosedur yang berliaku seperti AWS atau AISC Spesification.
b. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang rnemiliki
persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.

c. Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik


serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang
rnenetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
d. Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas
cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.

e. Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa


hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku untuk konstruksi itu.
f. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
g. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan
pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag)
dan kotoran lainnya.
h. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam
sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori,
rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
i. Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari
hujan dan anginkencang
2. Lubang-lubang baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih
besar 2.0 mm dan pada diameter luar baut.
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.

3. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku
62
ketentuan sebagai berikut :
• Hanya diperkenankan satu sambungan
• Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full
penetration butt waeld

4. Pemasangan percobaan /Trial erection


Bila dipandang perlu oleh MK, kontraktor wajib melaksanakan pemasangan percobaan
dan sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh MK dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan MK.

5. Pengecatan

a. Semua bahan konstruksi baja harus di cat


b. Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Mowilex atau setara, dan pengecatan
dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam di
dalam beton tidak boleh di cat.
c. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbelt permukaan baja tidak boleh cat.
d. Cat akhir adalah enamel paint buatan Mowilex atau setaraf dan pengecatan
dilakukan 2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau
spesifikasi arsitektur.
e. Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar harus di
grout dengan bahan setara "Master flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2,5cm.
Cara pemakaian harus sesuai spesifiikasi pabrik.
6. Pemasangan akhir/final erection

a. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam
keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang
atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi
atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus
segera dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan
tersebut harus mendapat persetujuan MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara
perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK.
Biaya tambahan yang timbulakibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi
tanggungan kontraktor.
Meluruskan pelat dari besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara
yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air
pada konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
"Waterproofing" yang disetujui. sabuk peegaman dari tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang
berupa "platfrom" atau jaringan ("net").
b. Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
c. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik Dan ikatan-ikatan sementara
harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan
izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai kontruksi selesai. Sambungan-
sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi
untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.
d. Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus
disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar
63
detail. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (toque
wrench)
e. Pelat dasar kolom untuk penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah
dibawah pelat harus diberi adukan lembab/kering yang tidak susut dan disetujui
konsultan/MK
f. Tolerani
Penyimpanan kolom dan sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi
vertikal kolom.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan

a. Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Kontraktor diwajibkan


memberikan pada MK "Certificate Test' bahan baja profil, baut-baut, kawat las,
cat dari produsenlpabrik
b. Bila tidak ada "Certificate test", maka Kontraktor harus melakukan pengujian
atas baja profil, baut kawat las di laboratorium.
c. Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type dan pengelasan dan tiap type
dari bahan yang akan di las. Pengujian bersifat merusak contoh dari Froseciur
dan kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM
A370.
d. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :
Khusus untuk bagian-bagan konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas
tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visuil,
bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji
dengan standar AWSD 1.O.

Khusus untuk las tumpul bila dianggap perlu oleh MK/Konsultan harus
dilakukan test ultrasonic atau radiographic, yaitu:

1. Pengujian secara "Radiographic" harus sesuai dengan lampiran B clan AWS


D.I.O.
Pengelasan dan operator pengelasan harus memberi tanda pengenal pada
baja seperti ditentukan dengan tanda-tanda yang lengkap dan sempurna.
• Fasilitas
Kontraktor sebaiknya menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan
pengujian secara "Radiographic' termasuk sumber tenaga dan utilitas
lainnya tanpa adanya tambahan biaya pada Pemberi Tugas.
• Perbaikan bagian las yang rusak : Daerah las yang diketahui rusak
melebihi standar yang ditentukan pada "AWS D I.O" dinyatakan oleh
"Radiographic" dari daerah yang diperbaiki harus dibuat atas biaya
Kontraktor.
2. Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" untuk las Jan teknik serta standar yang
dipakai harus sesuai dengan lampiran C dan AWA D 1.0 atau -75 :
Ultrasonic contact Examination or Weidments : E273-68: Ultrasonic
inspection of langitudinal and Spiral Welds or Welded Pipe and Tubing
(1974)
3. Cara pemeriksaan dengan "Partikel Magnetic" harus sesuai dengan ASTM E
109
4. Cara pemeriksaan dengan "Liquid penetrant" harus sesuai dengan E
105
5. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh MK

64
e. Jumlah pengujian : Jumlah pengujian yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor
harus seperti yang ditentukan di lapangan oleh MK,
f. Pemeriksaan visuil pengelasan harus dilakukan ketika operator membuat las
dan setelah pekerjaan diselesaikan. Setelah pengelasan diselesaikan, las harus
disikat dengan sikat kawat dan dibersihkan merata sebelum MK membuat
pemeriksaannya.
Konsultan/MK akan memberikan perhatian khusus pada permukaan yang
pecah-pecah, permukaan yang porous, masuknya kerak-kerak las pada
permukaan, potongan bawah, lewatan/everlap, kantong udara dan ukuran
lasnya. Pengelasan yang rusak harus diperbaiki sesuai dengan persyaratan AWS
D. I .O.

g. hasil pengujian dari Iaboratorium/apangan diserahkan pada MK secepatnya.


h. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahar/las dan sebagainya,
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

• Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain


• Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
• Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untUk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.

07. KAY U
07.01 PEKERJAAN KAYU KASAR

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-aiat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :

• Rangka-rangka konstruksi kayu yang tidak tampak


• Klos dan Pekerjaan Kayu Kasar pada umumnya.

2. Pekerjaan yang berhubungan


Pasal 0702 Pekerjaan Kayu halus
3. Standard
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961
B. BAHAN

1. Kayu Kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas awet I, mutu A
Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali
dinyatakan lain dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.
65
2. Kayu jati, Kelas Keawetan I, Kelas Kuat I-II, Mutu A
Digunakan untuk list akhiran daun pintu, railing tangga kayu dan bagian lain yang
termasuk pekerjaan Kayu halus, yang dinyatakan dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan
yang dinyatakan dalam gambar.
3. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing
4. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,
mata kayu, melintang basah dan lapuk.
5. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu
Kamper Kalimantan, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12 %
6. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Perencana/MK
7. Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan sistim Hickson's
Timber Preservation dengan TANAHLITH CT 106/DIFFUSOL CB CONCENTRATE.
C. PELAKSANAAN

1. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan MK
2. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai
dengan NI-5, Bab VI, pasal 14, 15 dan 17.
Tidak diperkenankan pengerjaan di tempat pemasangan.
3. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk
mendapakan ketetapan pemasangan di lapangan
4. Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai pola dan langit-langlt yang telah
direncanakan dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature lampu
yang akan terpasang pada langit-langit dan lain-lain yang terpasang.
5. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan
waterpass.

6. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan
0,5cm untuk setiap 2 m2.

07.02 PEKERJAAN KAYU HALUS

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
• Pintu berikut rangka
• Cove Lampu
• Plint Lantai Karpet
• Pekerjaan Kayu Halus pada umumnya.
2. Pekerjaan yang berhubungan
• Pasal 0701 Pekerjaan Kayu Kasar
• Pasai 1009 Pengecatan
3. Standard

66
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PM) 1961

B. BAHAN

1. Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah Plywood.
Jenis Plywood yang digunakan adalah Teak Plywood, dengan muka berkualitas baik
untuk bidang tampak. Tiap lembar plywood yang dipakai harus mempunyai tanda/cap
dari pabrik yang dikenal.
2. Plastic Laminated yang digunakan adalah plastic laminated dari Produk Formica atau
Aica Aibon, sesuai dengan DIN 53799, tebal 1,3 mm. Bahan perekat yang digunakan
adalah perekat tahan air sekelas Herferin dengan penggunaan sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuat.
3. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus diletakkan
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5
4. Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu
tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.

C. PELAKSANAAN

1. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan
siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian
detail tertentu pada MK untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa
kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat pemasangan
3. bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku tetapi harus
disekrup atau cara lainnya yang disetuju MK, seperti cove lampu, cove tiral, plint dan
lain-lain.

4. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finish.
Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenis, kecuali disyaratkan lain oleh MK/perencana
5. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu
baik kualitas maupun jenisnya kepada MK untuk mendapatkan persetujuan
6. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari MK. Jika
ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus rnengganti atas tanggung
jawabnya.
7. Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanis sesuai
dengan NI-5.
8. Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjan selesai.
9. Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi
dan beton harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.

08. WATER PROOFING

67
08.01 WATERPROOFING

A. UM UM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyedian tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian syarat-syarat dibagian ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
b. Bagian yang diwaterproofing :
 Lantai dan dinding basement
 Plat atap dan over stek
 Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya
 Ground reserioir
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Pekerjaan yang berhubungan


 Beton bertulang
 Ubin keramik
 Plumbing

3. Standard
 PUBI : Persyaratan
 ASTM 828
 ASTME : TAPP 1803 dan 407

4. Persetujuan
Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi untuk persiapan
permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan/Perencana.

5. Gambar Detail Pelaksanaan

a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan


pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik
d. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari MK

6. Contoh

a. kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jamman
dari pabrik
b. Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.

7. Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan bahan

68
a. Material harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya dari kerusakan
pada pekerjaan

b. Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang menyebutkan nama
"generic" dan "merk dagang" dari produk, berat bersih dan nama pabrik, nama
kontraktor dan nama prayek.
c. Dilapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih tertutup, terlindung
dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari percikan api, panas, dan lain-lain.
d. Jangan keluarkan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dan yang diperlukan
untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan hanya dilakukan setelah
aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan tersebut.
8. Jaminan Pemeliharaan dari Tenaga Ahli

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan
pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma-cuma selama 10
(sepuluh) tahun berupa :
• Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer's Process Performance Warranty clan
• Jaminan ketepatan aplikasi (Aplicator's Workmanship Warranty)
B. BAHAN/PRODUK

1. Waterproofing untuk Atap (bagian yang terekspos ke matahari)


a. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat yang berfungsi sebagai
atap dan sebagai talang
b. Lapisan waterproofing terbuat dari acrylic Polimer gel yang diperkuat dengan jaringan
serat kaca *fibre glass mat) merk traffigard, product Hitchins Group New Zealand.
c. Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk Traffigard dan diberi satu lapis fibre
glass mat
d. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa kemiringan plat
beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan
(kemiringan minimal 2 %).
e. semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik/produsen.
f. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana, dari pilihan
warna yang tersedia.
2. Waterproofing bagian-bagian yang terlindung dari matahari Waterproofing untuk
reservoir, toilet, pantry ruang mesin dan bagian-bagian yang tidak terexposed langsung
pada matahari. Bahan terbuat dari campuran semen kwarsa halus dan bahan kimia
aktif, merk Tessa.
a. Pemakaian lapisan waterproofing, dengan komposisi :
• Vandex Super 0,75kg/m2
• Vandex Premix 1,00 kg/m2
b. Cara pemasangan mulai dan persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan
setelah pemasangan harus mengikuti petunjukyang dikerjakan oleh
pabrik/produsen
c. Pelaksanaan :
• Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan
menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang keropos
harus dipahat dan dicuci.
• Contractor joint harus dipahat dan diberikan special treatment sesuai
69
dengan ketentuan dari Vandex

Penyemprotan/pengkuasan dilakukan setelah tenggang waktu 15-30
menit sehingga tercapai ketentuan pemakaian bahan per meter persegi.
• Vandex Premix disemprotkan/dikuas diatas lapisan Vandex super.
Permukaan bidang harus dilindungi terhadap hujan, matahari dan angin
dengan penutup plastik
• Kelembaban harus tetap dipertahankan selama 6 hari dari jangka waktu
tersebut permukaan dinding harus disirami air.
• Test rendam dilakukan 2x24 jam sesudah pemasangan Vandex Premix.
d. Reserioir bawah tanah dilapisi waterproofing pada seluruh bagian kulit beton
dinding, lantai dan atap ruang-ruang tersebut.

3. Waterproofing pada sparing pipa pembuangan air


Bahan terbuat dari dua komponen epoxy mortar A dan B. Pada waktu pelaksanaan
komponen A dan B produk menjadi satu bagian dan kemudian dipasang pada setiap
sparing pipa pembuangan air terutama areal toilet/kamar mandi, roof drain.
Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.

C. PELAKSANAAN

1. Persiapan

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada MK untuk


mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang
bersangkutan
b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh MK. Peil dan ukuran harus
sesuai gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dan
pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan MK.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
kontraktor harus segera melaporkan kepada MK sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

2. Aplikasi

Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dan


pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan
"metode pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan
persetujuan dan MK.
Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi
arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus diberi
lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa
screed maupun material finishing.

3. Pengamanan Pekerjaaan

a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah


dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang disebabkan oleh tindakan Pemilik atau Pemakai
pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor harus
70
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh MK. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor.
4. Pengujian

Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di


atas permukaan yang diberi lapisan kedap air pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari MK.

09. PINTU DAN JENDELA

09.01 KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM


A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka aluminium, lengkap
dengan kusen dan kacanya.

2. Pekerjaan yang berhubungan


• Sealant
• Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
• Kaca dan cermin

3. Design Criteria
seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik maupun tekan) :
120 K,3/M,2

4. Standard ASTM
• C 509 - Cellular Elastomenc Preformed Gasked and Selaing Material
• C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications
• C 2287 - Nonrigid Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extination
Compounds.
5. Persetujuan-persetujuan
a. Shop drawing
• Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim kontruksi, hubungan-
hubungan antar komponen, cara pengangkutan dan lokasinya, penempatan
hardware, dan detail-detail pemasangan.
• Harus memeperlihatkan kesesuainnya dengan gambar rencana dan spesifikasi
• Shop drawing harus dikoordinasikan dengan pasal...... “Ironmongery" guna
ketepatan perkuatan-perkuatan yang diperlukan serta lokasi dan hardware tersebut
• Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca, gasket,
serta sealant
b. Contoh bahan :
• Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
tekstur, finishing dan warna sampul profil-profil extruded panjangnya minimum
300 mm.
Untuk aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang
akan dipakai.
71
• Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, Jenusallay,
warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
6. Pengadaan dan Penyimpanan Material
a. Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik lengkap
dengan instruksi-instruksi pemasangan
b. Kaca harus disimpan dan diamankan dan karat, guratan, goresan dan
kemungkinan pecah.

B. BAHAN / PRODUK
1. Kosen Aluminum yang digunakan :
• Bahan :
Dan bahan Aluminum framing system. YKK,
Alexindo,Superex.
• Bentuk Profil :
sesuai shop drawing yang disetujui Perencana / MK
• Warna Profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
• Lebar Profil :
10 cm dan 7 cm (Pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar)
• Pewarnaan :
Powder Coating / Serat Kayu, PIDF, produk PT. ESI, ketebalan coating, sesuai
dengan ketentuan pabrik
• Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan
3. Konstruksi kosen aluminum yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, setiap
minimum 100 kg/m2
5. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
kg/m2 yang harus disertai hasil test.
6. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
7. Untuk keseragaman warna diisyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diselesaikan mungkin Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu
partisi dan lain-lain profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela,
dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :

• Untuk tinggi dan lebar 1 mm


• Untuk diagonal 2 mm

8. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vynil,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
72
caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari
steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
9. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosiie treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan


kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil aluminum yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/MK meliputi
gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan
4. Pemotongan aluminum hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kosen harus disambungkan dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3
mm dan ditempatkan pada interial 600 mm
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1 .000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
a. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Aica Aibon atau
dengan merek lain yang setara
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata. lurus dan siku
c. Dapat menjadi kosen untuk dmdmg kaca mati.
d. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar clan lain-lain
e. sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless
f. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langt
g. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas

73
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainrya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi
11 . Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-255 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubang dinding) yang
melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass
13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari sunthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double
door.

14. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan kedap suara.
15. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

09.02 PINTU KAYU

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pintu rangka kayu dengan penutup teakwood

b. Pintu rangka kayu dengan penutup teakwood dilapisi bahan plastic laminated

c. Pintu rangka kayu dengan pengisi solid plywood dilapisi teakwood

d. Penyediaan kisi/lower untuk aliran udara

e. Penyediaan vision panel dan kaca

f. Penyediaan lubang dan perkuatan-perkuatan untuk iron-mongery


2. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pasal 0905 Ironmongery
b. Pasal 1008 Pengecatan

3. Standard

a. PIKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia


b. AWI : Architecture Wood Work Institute, USA

4. Persetujuan
74
a. Shop Drawing
Shop drawing harus memperlihatran cara konstruksi, cara-cara hubungan, lokasi
hard ware, lokasi vision, dan lokasi louver
b. Contoh Bahan
Semua bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan untuk disetujui Direksi dan
Perencana.

B. BAHAN/PRODUK

1. Rangka Kayu

a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI tahun
1961 ) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dan cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
c. Kelembaban bahan rangka daun pintu diisyaratkan 12 % - 14 %
d. Untuk rangka kayu yang tertutup bahan pelapis dipakai adalah kayu kamper
dengan mutu baik, keawetan kelas 1 dan kelas kuat I-II
sedangkan untuk rangka yang tampak *tidak tertutup), dipakai kayu
jati. Ukuran daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
e. Daun pintu konstruksi lapis Teak plywood dan plastic laminated sebelah dalam.
Ukuran disesuikan gambar-gambar detail, tidak diperkenakan menggunakan
sambungan, harus utuh untuk 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
f. Tebal rangka kayu daun pintu minimum 3,20 cm
2. Bahan Perekat.

2. Bahan Perekat
a. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Aica Aibon atau
dengan merek lain yang setara
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut
halus rata. lurus dan siku

3. Bahan Panel Daun Pintu


Daun pintu dengan konstruksi teak plywood/plastic laminated dengan bahan-bahan :
a. Plastic laminated 1,2 mm, mutu terbaik buatan merek Formica atau Aica
Melamine
b. Teak plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri merek singalaut atau yang
setara

c. Plywood ketebalan 4 mm produk daiam negeri merk Singalaut atau setara, yang
telah disetujui oleh Perencana/MK
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku
e. List akhiran daun pintu digunakan kayu jati.

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-


gambar yang ada kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan pengiat
75
yang diperlukan hingga terjamin kekuatanrya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilaksanakan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan
6. Daun pinu :

• Daun pintu teak plywood/plastic laminated yang dipasang pada rangka kayu
adalah dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus
menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Perencanaan/MK tanpa
meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. Khusunya untuk
plastic laminated direkatkan dengan lem pada permukaan bidang plywood
(4 mm) yang telah dipasang pada kerangka daun pintu, keretakan ini harus
dilakukan dengan press diwork shop
• Pada bagian daun pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata, tidak
bergelombang dan merekat dengan sempurna
• Permukaan teak plywood tidak boleh di dempul.

09.03 PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

A. UMUM

1 . Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
b. Pekerjaan kaca dan cermin mehputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam detail gambar.

2. Pekerjaan yang berhubungan


• Kusen aluminium
• Pintu dan jendela rangka Aluminum

3. Standard :

a. ANSI : American National Standard Institute


297.1-1 97s-sa ety Materials Used m Building
b. ASTM : American Society for testing and Materials
E6-P3 Proposed Specification for Sealed insuhng Glass Units.

4. Persyaratan Bahan

a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,

dapat diperoleh dan proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dan
proses-proses tarik, gilas dan pengembangan (Float glasss)
76
b. Toleransi lebar dan panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalah 1.5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
• Cacat-cacat lembaran bening yang diperoleh harus sesuai ketentuan dan
pabrik
• Kaca yang digunakan harus bebas dan gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca)
• Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan
• Kaca harus bebas dan keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian
atau seluruh tebal kaca)
• Kaca harus bebas dan gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar
kearah luar/masuk)
• Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
• Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch)
• Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch)
• Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
• Mutu kaca lembaran yang digunakan AA
• Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm

B. BAHAN/PRODUK

1. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai 511 0 180/75 dan PBVI 1982
• Color tinted glass ex Asahi Mas, tebal sesuaikan dengan gambar
• Clear glass, ex Asahi Mas, tebal sesuaikan dengan gambar
• Bahan untuk cermin menggunakan :
Clear Float Glass, tebal 6 mm, disatu permukaannya dilapisi (Chemical
deposited Silier)
Merk : Danta Mirror, warna biru
Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak lainnya.

2. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Perencana/MK

3. Sisi kaca harus dibevel baik yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotcngan, harus digurinda/haluskan, hingga membentuk tembereng
C. PELAKSANAAN

1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan


syarat pekerjaan dalam buku ini.
2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Perencana/MK
4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahu, tanda-tanda tidak boleh menggunakan
kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
77
menggunakan lem khusus.
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk
kedalam alur kaca pada kosen
7. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan matenal lain tanpa melalu
kosen, harus dengan lem silikon produk Dow corning USA. Warna transparant
cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangn harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

8. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda
dan bekas goresan
9. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat
potong kaca khusus.
10. Pemasangan cermin :
• Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan
pada klas-klas dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm.
Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-
sekrup kaca yang mempunyai dop penutup stailess steel.
• Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih
yang mengandung amonia merk Windex harus bebas dari benang (string)
dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus
pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan. .
• Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch)
• Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
• Mutu kaca lembaran yang digunakan AA
• Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm

09.04 KUSEN DAN PINTU BESI

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pintu besi standard dengan permukaan tanpa las

b. Pintu besi tahan api, dengan permukaaan tanpa las

c. Pelapisan bahan anti karat pada daun pintu dan kusen

2. Pekerjaan yang berhubungan

• Pasangan bata
• Kaca dan cermin

3. Standard

a. SDI : Steel Door Institute, USA


SDI- I 00-Recommended Spesification Standard Steel Door and frames
78
b. UL : Under Writers, Laboratorium Inc. USA untuk Pintu Tahan Api.
d. ASTM, USA A3GG - Steel Carbon, Cold Rooled Sheet.

4. Persetujuan

a. Shop Drawing
Shop drawing harus memperlihatkan General Construction, Configurations, Jointing
Methods, perkuatan-perkuatan untuk ironmongery, cara pengangkuran, Detail
Instalasi dan lokasi-lokasi kaca atau lower.

b. Product data
Serahkan 2 copy spesifikasi pabrik untuk fabrication, shop painting, dan instalsi-
stalasi pemasangan.

B. BAHAN/PRODUK

1. Pintu Besi Standard

a. Kusen terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal 50x 150 mm. Bagian
bawah kusen diperkuat dengan door sill dari baja siku, setelah kusen terpasang
door sill dihilangkan,
b. Daun pintu terbuat dari pelat baja tebal 1.5 mm, pelat baja pelapis daun pintu ini
tidak ada sambungan las. Tebal daun 55 mm
c. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut
harus dibuat dari bahan dan ketebalan yang sama dengan daun pintu.

2. Pintu Besi Tahan Api

a. Fire rating : 2 jam


b. Kusen, terbuat dari pelat baja tebal 3 mm, ukuran nominal s0x 1s0 mm
c. Daun pintu dari pelat baja tebal 1,5 mm, diisi dengan bahan mineral fiber. Tebal
daun pintu 55 mm, pelat daun pintu tidak ada sambungan las.
d. Jika pada gambar ditunjukkan ada cover di bagian atas pintu, maka cover tersebut
haruus dibuat dari bahan dan ketebalan yang sama dengan daun pintu.
e. Pintu dan Kusen harus memenuhi persyaratan Under Writer's Laboratories (UL)
3. Konstruksi Pintu

a. Pelat daun pintu harus diperkuat/dengan diperkaku profil baja

b. Tepi atas dlan bawah harus ditutup dengan besi kanal yang tersembunyi dalam
pelat baja
c. Daun pintu harus disiapkan dan diperkuat untuk penempatan Ironmongery

C. PELAKSANAAN

1. Instalasi ;
a. Pemasangan pintu hanya boleh dilaksanakan jika door closers, door stops, dan/atau
door holders bisa dipasang langsung setelah pemasangan pintu, guna mencegah
pintu dari keru,sakan
b. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan disfirsi
diagonal maksimal 2 mm

79
c. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan disforsi
diagonal maksimal 2 mm
Pastikan kusen telah diangkurkan dengan aman dan ringid pada tempat
tumpuannya.

09.05. PEK. ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan


daun pintu/daun Jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun Jendela
aluminium seperti yang ditunjukan/diisyaratkan dalam detail gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
• Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
• Pintu kayu
• Kusen dan Pintu Besi

3. Persyaratan Bahan

a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang


tercantum dalam buku spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian `hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/MK untuk mendapatkan persetujuan
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dan pelat alumunium
berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel kesetiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel finish'
yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor

pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal


15cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handel aluminium.

B. BAHAN PRODUK

1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu

a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci dan merk Dorma, Dekson, Cisa atau
setara dan pada ruang-ruang utama menggunakan merk khusus atau bagian dan
pekerjaan interior. Perincian type yang dipakai dan merk-merk diatas, lihat pada
Spesifikasi Teknis
b. Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci merk
Cisa, dua kali putar, warna Broze. Pada pintu masuk utama yang terdiri dan
masing-masing dua daun pintu, maka setiap daun pintu dipasangi kunci
tersebut.
c. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
Dorma, Dekson, Cisa atau setara.
d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk solid sen RMS 618 handle
80
warna Silver.
e. Semua kunci-kunci tanam terpsang dengan kuat pada rangka daun pintu atau
sesuai petunjuk Konsultan MK
f. Pegangan pintu dorong (pull handle) dipakai handle merk Dorma, Dekson, Cisa

2. Pekerjaan Engsel

a. Untuk pintu-pintu panil pada umumnya mengunakan engsel pintu merk


Dorma, Dekson, Cisa, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan
warna engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu, tiap engsel memiliki maksimal 20 kg.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai
(floor hinge) duble action, merk KEND atau setara dipasang dengan baik pada
lantai sehingga terjainm kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan
gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel merk SOLID, EK 02, Chrome

d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Cisa atau setara


disertai pada posisi single action
e. Untuk pintu-pintu best dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masingmasing pintu.
3. Pekerjaan door Closer, Door Stopper

a. Untuk seluruh daun pintu panel dan daun pintu formica, menggunakan Door
Closer merk Dorma, Dekson, Cisa warna akan ditentukan oleh Perencana.
Door Closer harus terpasang dengan baik clan merekat dengan kuat pada
batang kosen dan daun pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu
selalu menutup rapat kusen pintu
b. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stoper.
Doorstopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali
pintu-pintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi.
4. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
Perencana

C. PELAKSANAAN

1 . Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dan permukaan atas pintu Engsel bawah
dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasangi 28 cm dan permukaan pintu,
engsel tengah dipasang sesuai beban pintu,
3. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapat, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh MK.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan
biaya.
4. Door stooper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci
tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.

5. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dan tepi daun pintu. Pemasangan
harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan
81
lantai pada posisi yang dikehendak.
6. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
7. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
8. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
dilapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen
Kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.
9. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
MK/Perencana.

09.O6 DINDING KACA RANGKA ALUMUNIUM DAN JENDELA

A. UMUM

1 . Lingkup Pekerjaan

a. Penyediaan tenaga yang ahli dalam pekerjaan pemasangan kusen aluminium


dan kaca,
b. Penyediaan bahan kusen aluminium dan kaca serta peralatan Bantu,
c. Penyetelan kusen aluminium sesuai dengan gambar rencana,
d. Pemasangan kaca pada kusen alumunium, termasuk perlengkapan lainrya.
2. Pekerjaan yang berhubungan

a. Kaca dan cemin,


b. Pasangan Granit Kulit Luar,
c. Silicone Sealant.

3. Standards :

• ANSI : Z 07.1 - 1075. Safety material used in Building


• ASTM : EG - P3. Proposed for sealed insulating glass

4. Ccntoh

a. Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus diserahkan dan contoh
extrusion tidak kurang dari 30x30 cm2, dengan ketebalan seperti yang
ditentukan untuk proyek tersebut.
Contoh (Mock-Up) harus dengan ukuran 1:1
b. Contoh yang menggunakan pekerjaan anodizing harus disertai usulan
finishing, warna dan perbedaan warna maximum yang mungkin terjadi.
c. Sertifikat yang berisikan pernyataan tertulis dari perusahan yang
menganoized dan disertai kelengkapan spesifikasi, serta persetujuan
Perancang.
5. Test

Pemborong harus mengadakan test terhadap contoh yang diberikan disebuah


laboratorium yang disetujui oleh Direksi dan test tersebut meliputi :
• Ketebalan lapisan
• Staining
82
• Berat
• Test korosi

6. Gambar Pelaksanaan (shop drawing)

• Gambar pelaksanaan menunjukkan ukuran, dimensi ketebalan, besaran


ketebalan alloy, tempers, finish, detail-detail pertemuan dan hubungannya
dengan konstruksi secara keseluruhan.
• Semua pekerjaan yang akan dirakit dan djpasang harus sesuai dengan disain
arsitek gambar kerja yang disetujui Perancang.

7. Aluminium
• Aluminium produksi dalam negri yang baik setara dengan produksi YKK,
Alexindo, Suprex atau setara.
• Bahan alimmium sesuai SII extrusi 0695-82 dan SII jendela 0649-82
• Alloy 6063 TS/Billet. Bahan harus asli dan tidak terbuat dan bahan-bahan sisa
(scrap)
• Untuk seluruh kusen aluminium kecuali di cover dengan material lain (Serat
Kayu) mempergunakan pewarna Flourcarbon Coating System Triple, Coated
dengan resin Kynar 500 (Polyiiniledene Flounde PIF 2), ketebalan tidak kurang
dari 40 miscrons warna ditentukan kemudian.
• Profile Aluminium :

 Jenis : Mullion/transom

 Dimensi profile sesuai dengan Gambar Rencana, RKS dan gambar


pelaksanaan yang disiapkan oleh Pemborong

 Ketahanan terhadap angin : 120 kg/m2

 Ketahanan terhadap kebocoran udara : max 12 m3/jam per m' pada


tekanan 15 kg/m2

 Ketahanan terhadap kebocoran air : mampu menahan kebocoran pada


tekanan 15 kg/m2

 Ketebalan profil aluminium minimal 2 mm


8. Kelengkapan Aluminum
• Joint Becker
 Polyutrane foam, tidak menyerap air, kepadatan 65 - 96
kg/m3
 Penampungan 25 % lebih besar dari celah yang ada
• Neoprene Gasket
Jenis extrusion, tahan terhadap material, oksidasi dengan kekerasan 6O - 80
durometer
• Sealant
Digunakan silicone sealant setara dengan produksi Dow Corning type 793 ex
Australia atau General Electric
• Anker
Bagian yang berhubungan dengan aluminium-dilapis galianis 25 microns
• Shims (KIos)

83
Plastic, multi polymer dengan kekuatan 565 kg/cm2
9. Kaca

• Digunakan kaca dengan ketebalan 6 mm dan 8 mm produkst Asahi Mas,


Jakarta
• Jenis kaca yang digunakan untuk jendela mati pada Reflection Glass dengan
day light reflection maximum 20 - 22 %, tebal minimal 8 mm
• Pemilihan warna kaca ditentukan kemudian
• Kaca harus bebas dan keretakan (garis-garis pecah sebagian), bergelombang
(permukaan kaca yang berubah dan rnengganggu pandangan), bebas dari
goresan (scratch), bintik-bintik (spots) dan bebas lengkungan (kaca bengkok).

C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan pelaksanaan baru dapat dimulai setelah ada persetujan dari Direksi,
sebelumnya dilakukan persiapan-persiapan, antara lain :
a. Memeriksa semua ukran-ukuran digambar kerja dan disesuaikan dengan kondisi di
lapangan sebelum melakukan penyetelan aluminium.
setiap terdapat perbedaan segera menjelaskan perbedaan-perbedaan tersebut dan
memberikan keputusan tentang perbaikan-perbaikannya.
b. Semua pekerjaan yang akan dirakit (forming) dan yang akan dipasang harus
dikerjakan lebih dahulu daripada finishing.
c. Jika ada pekerjaan pembengkokan (Bending form) maka proses finshing/anodizing
dikerjakan setelah proses pembengkokan tersebut.
d. Bila saat proses anodizing terjadi kerusakan-kerusakan atau terdapat cacat-cacat
yaitu "rock" atau "gripper" yang timbul dipermukaan aluminium harus dibuang.
Dan harus diganti baru oleh Pemborong sampai dapat diterima oleh Direksi

2. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminum beserta kaca


harus dikerjakan oleh Pemborong Aluminium yang ahli, terlatih khusus dan sudah
biasa dengan syarat-syarat standard, dan disetujui oleh Direksi.
Penyetalan kaca dan kusen ini harus dilaksanakan diworkshop
b. Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, Sub Pemborong aluminium harus datang
ke lapangan untuk melakukan dii pabrik secara maksimal, sehingga dilapangan
hanya pelaksanaan pemasangan.
c. Untuk mendapatkan pekerjaan aluminium yang baik, perakitan/peryetelan kusen-
kusen aluminum harus dilakukan dipabrik secara maksimal, sehingga dilapangan
hanya pelaksanaan pemasangan.
d. Apabila ada pekerjan yanmg membutuhkan angkur didinding atau struktur maka
pemasangan tersebut harus disesuaikan dengan ketat seperti pada gambar
pelaksanaan (shop Drawing) yang sudah mendapat persetujuan dari Direksi,
termasuk diantaranya penyediaan toleransi 20 mm. Untuk horizontal/iertical, bila
terdapat penyimpangan melebihi batas toleransi tersebut, yaiitu karena
ketidakrataan beton maka harus diadakan peryesuaian dahulu.
e. Pemasangan "sealant" pada kolorm/tembok/beton dan kusen aluminium maka
penggunaannya harus sesuai dengan insstruksi dan produsen sealant tersebut.
Permukaan aluminium yang akan disealant harus bersih dan segala kotoran/benda
lain yang mungkin tertinggal.
84
f. Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus diberi "Sealant" dan karet gasket
g. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih darin goresan-goresan serta
cacat yang mempengaruhi permukaan aluminium.
h. Sambungan-sambungan iertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun
silang, demikian juga pengkombinasiian profil-profil aluminium harus dipasang
sempurna sampai mendapat persetujuan Direklsi Lapangan.
i. Fixing accessories seperti skrup, assembling dan engsel-engsel harus terbuat dari
bahan stainless steel
j. Kaca terpasang tidak boleh bergeser bila terjadi getaran dan harus diberi tanda
setelah terpasang.

3. Hubungan Dengan Material Lain

Apabila aluminium berhubungan dengan material lain kecuali Galianized steel, Zinc,
Stainless Steel atau Nickel campur perak, material tadi harus dilapasi dengan zinc
chromate (untuk aluminium), cat bituminous (untuk material lain) dan/atau diberi
lapisan "tape" atau "gasket" diantaranya.
4. Penyimpanan dan Perlindungan

Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perlindungan aluminium dan


perlengkapan bantu lainnya oleh karenanya Pemborong wajib memberikan perhatian
mengenai cara-cara pengangkutan, penyimpanan serta perlindungan terhadap bahan-
bahan dengan cara yang terbaik.
a. Penyimpanan bahan harus diruang beratap, bersih dan kering, serta dijaga agar
tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain, serta tidak dekat dengan tempat-tempat
pembakaran.

b. Perlindungan terhadap permukaan aluminium adalah tanggung jawab setiap


fabricator, sampai dengan pemasangan selesai.
Perlindungan dapat dengan cara :
• Lapisan Clear Metchacry Late Laquer (pernis transparan)
• "Tape" plastik pembungkus yang melekat.
c. Pemborong wajib menjaga kusen-kusen aluminium, bidang-bidang kaca yang
sudah terpasang dari pengotoran-pengotoran seperti air, semen, cat, plesteran
dan lain-lain serta mengamankannya dari benturan-benturan baik oleh manusia
maupun alat-alat kerja dan sebagainya.
d. Perlindungan terhadap kebocoran akibat sambungan atau hubungan antara
aluminium harus dilindungi dengan mastic tape atau cauling
e. Perlindungan terhadap kebocoran dari celah-celah antar aluminium yang langsung
berhubungan dengan luar menggunakan polyurethene.

10. FINISHING LANTAI, DINDING, PLAFON


10.01 P E KE RJAAN PLESTE RAN
A. UM UM
Lingkup Pekerjaan:

a. Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga


kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik.
85
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian
dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

B. PERSYARTAN BAHAN
• Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan)
• Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
• Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
• Penggunaan adukan plesteran :
 Adukan 1 pc : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air
 Adukan 1 pc : 5 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya
 Seluruh permukaan plesteran difinish acian dan bahan PC

C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dan bahan yang digunakan


sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/MK, dan persyaratan
tertulis dalam uraian dan syarat Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton
atau pasangan dinding batu bata telah disetuju oleh perencana/MK sesuai
uraian syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan
mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume,
cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di
bawah permukan tanah sampai ketinggian 30 cm dan permukaan
lantai 150 cm dari permukan lantai toilet clan daerah basah lainnya
dipakai adukan plesteran 1 pc : 3 pasir
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan dily bond, dengan
perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasir,
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur
8 hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan
addivite plamix dengan dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.
e. Semua Jenis aduk perekat tersebut di atas haruss disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

6. Untuk beton sebelum diplester permukannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk plester,
86
7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya),
8. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap
air,
9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk menerima cat,

10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada Jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peii yang dimmta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebailan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
dizinkan Perencana/MK,
12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda Jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naad (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5
cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
13. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
14. Kelembaban plesteran harus diJaga sehingga pengeringan berlangsurg wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dlan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana/MK dengan biaya atas tanggungan Kontraktor
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai kontraktor harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
16.Selama pemasangan dinding batu bata beton bertulang belum finish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan
lain. Setiap kerusakan yang terjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperban.
17.Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

10.02 PASANGAN HOMOGENOUS TILE


A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pelesteran kasar untuk dasar pasangan lantai keramik di dinding dan lantai
b. pasangan lantai keramik untuk dinding dengan campuran mortar additive,
semen dan pasir sebagai perekat.
c. Pasangan ubin keramik untuk lantai dengan campuran semen dan pasir, pada
area-area sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d. Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filler
e. Pasangan ubin keramik kaolin untuk tangga, lengkap dengan stair corner.

2.Pekerjaan yang berhubungan


• Pasangan bata

87
• Water proofing

3. Standard
• PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3)
• ANSI : American National Standard Institute

• TCA : Tile Council of America, USA ( 1 ) TCA 137. 1 - Recommended standard


Spesification for Ceramic Tile.

4. Persetujuan

a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semua bahan yang akan dipakai ; keramik, bahan-bahan additive untuk
adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperhatikan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standar minimal untuk
pemasangan keramik.
c. Brosur
Jika dipandang perlu oleh Direksi/Perencana. Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.

5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ientilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai
dengan rekomendasi pabrik, sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik.

B. BAHAN/PRODUK
a. Homogenous Tile : Merk GRANITO, Essenza, Monalisa Finish Polished dan
Unpolished.
b. Mortar additiie/admixture : Laticrete 3701 , produk Laticrete Internasional,
USA/Australia
c. Pewarna ble grout : Latrcrete Grout Admix, Sanded and Unsanded grout,
Classic 4. Designer Series, sesuai dengan kebutuhan pemasangan.
d. Mortar/Adukan
• Semen; dipakai semen Portland
• Pasir harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam
dan bahan-bahan orgarnik lainnya.
Besar butiran/grain ; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm dan max
1O % melaui ayakan 0,6 mm
• Mortar Additiie/Admixtures
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang
dipakai harus sesuai dengan type ubin, metoda pemasangan, type
adukan dasar, dan harus mendapat persetujuan Direksi/Perencana.

C. PEMASANGAN

1. Umum

a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipeiajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukiran ubinnya dan kondisi pekerjaan
88
setelah keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan
setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan,
pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan "tiling manual", yang berisi uraian tentang bahan,
cara instalasi, sistem pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing
lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile.
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Potongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu.

2. Level

a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyai kemiringan.

c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemirirngan, kemirirngan tidak boleh kurang


dari 25 mm pada jarak 10m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain, tidak
boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa
mengalir semua tanpa meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed tidak
memungkinkan untukmendapatkan kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus
segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang keramik
b. Secara tertulrs, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi
Lapangan tiap kondisi ang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk
pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibasahkan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dan 5 mm untuk
jarak 2 mm, pada semua arah.
Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan kedalam dari dengan mortor (
1:2), sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai ketebalan yang
sama.

4. Pemasangan Ubin Homogenous Tile

Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed. Komposisi adukan untuk
screeding ;
• Area kering : 1 pc : 3 ps
• Area basah : 1 pc : 2 ps

89
b. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus diseduaikan "Kepalaan" (guide line course) pada interial 2,0 m - 2,5 m.
Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.
c. Kikis semua mortor yang menempel pada naad dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu
24 jam setelah pemasangan.
d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout berwarna
dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
5. Pemeriksaan (inspection)

a. Rekatan (bond) Ketika Pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile


yang telah terpasang, secara random, untuk memastikan bahwa adukan
perekat telah merekat dengan baik pada bagian belakang tile dan tile telah
terpasang dengan baik.
b. Tension Test
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding.
Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan
tiap hari kerja dan sampel diambil secara random jika umur pemasangan
sampel tidak Iebih dari 5 hari. kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.

D. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN

1. Perlindungan
2. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih
3. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang;
jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya; hanya untuk
yang penting saja.
a. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap
dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hidrolic acid, perbandingan 30:1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan
akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan asam ini,
bersihakan area ini dengan air biasa, sehingga tidak ada campuran asam yang
tersisa.

10.03 PASANGAN LANTAI HOMOGENO USE


A. UMUM

1 . Lingkup Pekerjaan

a. Pelesteran kasar untuk dasar pasangan lantai homogenous di dinding dan


lantai
b. pasangan lantai homogenous untuk dinding dengan campuran mortar additiie,
semen dan pasir sebagai perekat.
c. Pasangan ubin homogenous untuk lantai dengan campuran semen dan pasir,
pada area-area sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d. Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filler
e. Pasangan homogenous kaolin untuk tangga, lengkap dengan stair corner.

90
Pekerjaan yang berhubungan
• Pasangan bata
• Water proofing
2. Standard
• PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3)
• ANSI : American National Standard Institute
• TCA : Tile Council of America, USA ( 1 ) TCA 137. 1 - Recommended standard
Spesification for Ceramic Tile.
3. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semua bahan yang akan dipakai ; homogenous, bahan-bahan additive
untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
yang memperhatikan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standar minimal untuk
pemasangan homogenous.
c. Brosur
Jjka dipandang perlu oleh Direksi/Perencana. Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.

4. Kondisi Lingkungan

Suhu dan ventilasi ruang dimana homogenous tile akan dipasang harus dijaga agar
sesuai dengan rekomendasi pabrik, sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik

B. BAHAN/PRODUK

a. Homogenous Tile
b. Mortar additiie/admixture : laticrete 3701, produk Laticrete International, USA.
c. Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix, Sanded and Unsanded grout,
Classic and Designer Series, sesuai dengan kebutuhan pemasangan.
d. Mortar/Adukan
• Semen ; dipakai semen Portland
• Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan
bahan-bahan orgarnik lainnya.
Besar butira/grain ; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm dan max 10 % melaui
ayakan 0,6 mm
• Mortar Additiie/Admixtures
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai harus
sesuai dengan type ubin, metoda pemasangan, type adukan dasar, dan harus
mendapat persetujuan Direksi/Perencana

C. PEMASANGAN

1. Umum

91
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukiran ubinnya dan kondisi pekerjaan
setelah keramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan kondisi pekerjaan
setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda persiapan permukaan,
pemasangan ubin, joints dan curing, untuk diusulkan kepada Direksi lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan "tiling manual", yang berisi uraian tentang bahan,
cara instalasi, sistem pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan
lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapan lay out naad-naad, hubungan dengan finishing
lain dan dimensi-dimensi joint, guna persetujuan Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile.
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Potongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu

2. Level

a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada tiles dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemirirngan, kemirirngan tidak boleh kurang
dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk area lain,
tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga
air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed
tidak memungkinkan untukmendapatkan kemiringan yang ditentukan, kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang keramik
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi
Lapangan tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk
pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan keramik, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibasahkan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dan 5mm untuk
jarak 2 mm, pada semua arah.
Tonjolan harus dibuang (chip off) tekukan kedalam dari dengan mortor ( 1:2
) sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai ketebalan yang sama.
4. Pemasangan Ubin Keramik Dinding di bagian dalam (Internal)

a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi.


Pakai benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan
pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
c. Pada pemasangan tile, tempelkan dibagian belakang tile adukan dan
ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran
92
dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortor
perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan
kelar dan ubin.
d. Jika tile sudah terpasang, mortor yang berada di naad (Joint) harus
dibuang/keluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan
permukaan tile. Mortor yang mengotori permukaan tile harus dibuang
dengan kain lap basah.
e. Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan
pabrik.
5. Pemasangan Ubin Keramik Lantai

a. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed. Komposisi adukan untuk
screeding ;
• Area kering : 1 pc : 3 ps
• Area basah : 1 pc : 2 ps
b. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan
harus diseduaikan "Kepalaan" (guide line course) pada interial 2,0 m - 2,5
m. Pemasangan tile lainnya berpedoman pada guide line ini.

c. Kikis semua mortor yang menempel pada naad dan bersihkan ketika proses
pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu
24 jam setelah pemasangan.
d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout
berwarna dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
6. Pemeriksaan (inspection)

a. Rekatan (bond) Ketika Pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile


yang telah terpasang, secara rondom, untuk memastikan bahwa adukan
perekat telah merekat dengan baik pada bagian belakang tile dan tile telah
terpasang dengan baik.
b. Tension Test
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding.
Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test dilaksanakan
tiap hari kerja dan sampel diambil secara random jika umur pemasangan
sampel tidak Iebih dari s hari. kekuatan rekatan harus minimal 3 kg/cm2.

D. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN

1. Perlindungan
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang
terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang; jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya; hanya untuk yang penting saja.

2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap
dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hidrolic acid, perbandingan 30:1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan
akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan asam ini,
93
bersihakan area ini dengan air biasa, sehingga tidak ada campuran asam yang
tersisa.

10.04 LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD


A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum board dan konstruksi


penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang
tercantum pada gambar untuk itu.

2.Pekerjaan yang berhubungan

• Plesteran dan screeding


• Pengecatan
• Logam non struktur
• Mekanikal
• Elektirkal

3. Standard
• ANSI : American Nasional Standard Institute, USA
• A42.4 : Interior Lathing and Furning

B. BAHAN/PRODUK

1 . Gypsum board, tebal 9 mm, merk :


• Jaya Board, Knauf, Elephant

2. Rangka langit-langit
Terbuat dan baja galianis, terdiri dari :
• Furring channel, tempat menempel gypsum board, ukuran 27,5 x 39 mm, tebal
mm. 0,4 mm

• U channel, penggantung furring channel, uk. 16 x 38 mm, tebal min, 1,4


mm
• Channel's clamp
• Suspension rod, kawat baja galianis dia. s mm, lengkap dengan adjuster
• Suspension rod clamp
• Ceiling broeket, tebal min. 2 mm
Merk : Chicago Metalic Corporation (CMC)

3. Wall angies, type W, ukuran 15 x 14 mm, merk CMC

C. PELAKSANAAN

1 . Rangka Langit-Langit
a. Furning channel disusun sejajar dengan bidang gypsum board yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
94
b. U channel tegak lurus furning channel dan disusun sejajar, jarak max. 120 cm
c. Suspension road clamp dipasang pada U channel, jarak min. 120 cm

2. Pemasangan Lembaran Gypsum


a. Gypsum board direkatkan pada furring channel dengan scef tapping screw
b. Pertemuan antar lembaran gypsum ditutup dengan adhesiie tape yang
disediakan khusus untuk itu, kemudian diratakan dengan plester gypsum
sehingga seluruh bidang ceiling tidak terlihat sambungan gypsum dan
permukaannya rata
c. Semua pertemuan bidang langit-langjt dengan bidang vertikal, diisi dengan
wall angles type W, kecuali pada gambar ditentukan lain.
d. Dimana terjadi perubahan elevasi ceiling sehingga pada bidang langit-langit
terdapat bidang vertikal, maka pada sudut luar dan pertemuan kedua bidang ini
harus dirapikan dengan diberi metal lathing.

10.05 LANGIT-LANGIT GRC BOARD

A. UMUM

1 . Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan langit-langit pada daerah :
• Toilet
• Terras dan overstek, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Pekerjaan yang berhubungan


• Pekerjaan kayu kasar
• Pengecatan
• Logam non struktur
• Mekanikal
• Elektnkai

3. Standard
ANSI : A42.4 - Interior lathing and Furning

4. Persetujuan
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh jenis
langit-langit yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari
pabrik
• Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan
jelas hubungan langit-langit satu dengan lainnya, naad dan hubungannya
dengan lampu, AC dan lain-lain.

B. BAHAN/PRODUK
• GRC Board/Kalsiboard tebal 4 mm, ukuran 60x 120 cm. Kemampuannya tahan
api, kedap suara dan bebas asbestor. Bahan calcium silicate merk Tombo, type
Newlux, ex. Jepang.
• Spanrill alumunium finishing powder coating digunakan diteras/oversteak.
C. PELAKSANAAN

1. Rangka langit-langit

95
a. Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka pada langit-langit dibuat dari kamper
10/ 10 untuk rangka pokok dan 517 untuk lainnya.
Papan jati tebal 1 cm dan 2 cm digunakan pada bagian-bagian tertentu.

b. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan
rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil
pemasangan harus rata/tidak melendut.
c. Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish)
d. Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang terletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Perencana/MK
e. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, jarak pemasangan naad
dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar. Naad harus lurus dan sama lebar,
pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain.

1 0 .0 6 PA R T I S I G Y PS U M B O A R D
A. UMUM

1 . Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud, sehingga
dapat dicapai hasii pekerjaan yang bermutu baik.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi gypsum board rangka aluminium
sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar.
2. Pekerjaan yang berhubungan
• Pengecatan
3. Standard
• ASTM : C 1 26 - Apiication and Finishing of Gypsum board
4. Persetujuan
Kontraktor perlu menyerahkan contoh bahan dan shop drawing untuk disetujui
Perencana/Direksi

B. BAHAN/PRODUK

1 . Gypsum Board
• Jaya Board, Knauf, Elephant
2. Bahan rangka :
a. Dan aluminium framing system produk dalam negeri yang disetuju
Perencana/MK
b. Ukuran/lebar 7 cm, bentuk sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/MK
c. Warna profiil aluminium framing adaiah poweder coating
Warna ditentukan kemudian
d. Tebal bahan minimum 140 mm
e. Nilai batas deformasi yang diiankan 2 mm

f. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkuan dan
perwarnaan yang disyaratkan
g. Peryaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-
96
ketentuan/persyaratan dan pabrik yang berasangkutan
3. Bahan pelapis

a. Dan bahan gypsum board produk yang disetujui Perencana/MK, tebal bahan 12
mm sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Pemasangan pada bagian
luar/dalam difinish.
b. Accessories
• Angker, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanis.
• Untuk rangka induk/pokok angker dipakai galianis steel plate tebal 2 mm.
• Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran
panel dan material rangka panel yang dipasang.
• Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan
dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah pemborong melanjutkan dengan
pembuatan mock up seperti tersebut diatas.
c. Bahan finishing
Finishing gypsum board dan bahan wallpaper produk merk Vescom Vynil yang
disetujui Perencana. Bahan yang digunakan harus disertai jaminan dan flambility
rated dari pabrik pembuatnya.

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-


gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai
ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
3. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
4. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan
harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang drperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubarg-lubarng atau cacat bekas penyetelan.
6. Desain dan produksi dari sistem partoso harus mendapat persetujuan dari
Perencana/MK
7. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar
rencana
8. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan
Perencana/MK
9. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan
lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan.
10. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut -sudut pertemuan
dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada perencana/MK
11. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-
langit.
12. Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay out.
13. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
97
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan
selesai.

10.07 PENGECATAN
A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat


b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi,
epoxy, iinyl arcylic, enamel, gypsum spray dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Perencana.

2. Pekerjaan yang berhubungan

• Langit-langit clan partisi gypsum board


• Langit-langit GRC Board
• Pekerjaan kayu
• Pmtu dan jenclela

3. Standard

• PUSI : 54, 1982


• PUBI : 55, 1982
• NI :4
• ASTM : D-36 I
• BS No. 3900, 1970
• AS K-41

4. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock Up)

 Sebelum pengecatan yang dimulai, Pemborong harus melakukan


pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan djadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
98
sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan
dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

b. Contoh dan bahan untuk perawatan

 Pemborong harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna clan jenis


pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan clan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).


• Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi
Lapangan dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui
secara tertulis oleh Perencana dan Direksi Lapangan, barulah
pemborong melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tersebut
diatas.

• Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk


kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
didalamnya. Cat minyak dipakai sebagai cadangan untuk perawatan,
oleh pemberi tugas.

B. BAHAN/PRODUK

1. ICI DULUX
a. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar, jenis ICI DULUX (
Wheather Shield ), warna ditentukan Perencana
b. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Pentalite merk
DULUX dengan lapisan dasar warna ditentukan Perencana.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamur Wall Putty merk
DULUX.

C. PELAKSANAAN

1. Pekerjaan Dinding

a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adaiah pengecatan seluruh plesteran


bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada
retak-retak dan pemborong meminta persetujuan kepada Konsultan MK.

99
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dan plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat
dengan menggunakan roller
e. Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan
finish textured spray paint, digunakan Texture Finish dengan Mowlex. Pasta
texture dengan bahan dasar emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat
penyemprot compressor.
f. Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dindong luar digunakan plesteran
1 pc : 5 ps dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada
bidang plesteran 1 pc : 5 ps yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot
dengan alkali resistance sealer dan dicat emulsi. lapisan pengecatan untuk
dinding luar adalah 3 (tiga) lapis DULUX dengan kekentelan sama sebab lapisnya.
g. lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Cat DULUX jenis Pentalite dengan
kekentelan cat sebagai berikut :
• Lapis I encer (tambahan 20 % air)
• Lapis II kental
• Lapis III encer
h. Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama
i. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding diaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

2. Pekerjaan Cat Langit-langit.

a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit multiplex


plywood, pelat beton atau bagian-bagian lam yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan merk Mowilex jenis Mowilex Iynil Acrylic warna ditentukan
Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan
c. Plamur yang digunakan adalah plamur kayu Mowilex
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal
13 kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit-
langit ini.
e. Untuk pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga Gypsum Spray dengan cat
finish Mowilex
f. Sambungan-sambungan multiplex harus diberi flexible sealant agar tidak terlihat
sebagai retakan sesudah dicat

3. Pekerjaan Cat Kayu

a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panil multiplex,
dari/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan adalah merk Mowilex jenis Synthetic enamel, warna
ditentukan Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.

c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu merk Patna, warna merah 1 lapis,
kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi
sempurna
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas besi halus dibersihkan dan debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kwas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tata, tidak ada bintik
100
bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
4. Pekerjaan Finishing Melamik :
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang
terlihat didalam bangunan utama, termasuk kosen, panel-panel lis-lis, railing kayu,
pekerjaan interior dan mebel, plint, serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.
b. Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dan debu minyak dan
kotoran yang mungkin melekat disitu
c. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata pada
permukaan kayu tersebut.
d. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan
melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan
rata
e. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut, dihaluskan
dengan amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut
dibersihkan
f. Pembuatan wood filter dilakukan dengan mencampurkan 10 bagian sanding sealer
421-2917 dengan bagian hargener 873-080I dan ditambahkan dengan talk
secukupnya, wood filler diaplikasikan dengan kape sampai pori-pori tertutup
sempurna dengan di amplas Duco yang halus untuk setlap lapisan
g. Pewarna dipakai Danastain 890 daya sebar Danastain 8-10 m2 perliter satu lapis.
Warna akan ditentukan kemudian oleh Perencana
h. Sanding sealer 421-2917 sebagai cat dasar dicampur dengan hardener 8730802
serta diencerkan dengan thiner 803-0030. Perbandingan campuran adalah 10
bagian Sanding Sealer i 1 bagian hardener i Thinner secukupnya.
Dibutuhkan 2-3 lapis cat dasar setiap lapisan harus diamplas sempurna sehingga
diperoleh permukaan yang halus dan rata.

i. Cat akhiran dipakai Plastofix 241 dengan 421-1512 ulasan Plastofix lapis 1 dengan
rata dan sempurna dan amplas sempurna kemudian ulasan Plastomix lapis ke 2
dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas.
Jenis Plastofix akan ditentukan kemudian oleh Perencana.

5. Pekerjaan Cat Besi

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar
beserta pintunya, pintu-pintu besi talang-taiang dan pekerjaan besi lain ditentukan
dalam gambar
b. Cat yang dipakai adalah merk Dulux jenis Syntetic enamel
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dll
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las
dan ujung yang tajam diberi "touch up" dengan dua lapis U-pox red lead primer
520-1130 setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
e. Setelah kering 24 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis, setelah 48
jam mengering baru lapisan akhir Dulux Anamel atau U-pox enamel 103 disemprot
2 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.
Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

101
6. Pekerjaan Meni Kayu

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan multiplex


plywood yang akan dicat, rangka langit, rangkap-rangkap pintu dan atau bagian--
bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Manie yang digunakan adalah manie kayu merk Patna atau setara warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan
Konsultan MK
d. Sebelum pekerjaan manie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas dengan
amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan
bidang licin dan rata
e. Pekerjaan manie dilakukan dengan menggunakan kwas, dilakukan lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan manie.

10.08 PERALATAN SANITAIR

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga


kerja, bahan bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakainya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor
drain, clean out clan metal sink.

2. Pekerjaan yang berhubungan


• Water proofing
• Plumbing
3. Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/MK beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/MK berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor
B. BAHAN/PRODUK

1. Untuk wastafei, Urinal, Kloset dan Keran Merk TOTO Standard


2. Floor Drain dan Clean Out : TOTO
3. Metal Sink : merk Radiant/Blanco

C. PELAKSANAAN

1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada


dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelaman dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/MK
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
102
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

6. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO Standard. Dalam Negeri lengkap
dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainrya clan telah disetujui
oleh Konsultan MK
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk - petunjuk dan produsedurnya dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambngan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

7. Pekerjaan Urinal

a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk TOTO Standard


dengan fitting standard.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagan-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
MK
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu, baik waterpasnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara
dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal
sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.

8. Pekerjaan Kloset

a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah TOTO Standard
b. Kloset jongkok berikut kelengkapanrrya dipakai merk TOTO Warna akan
ditentukan Perencana kemudian
c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan MK
d. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 cm dan telah dicelup
dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan
e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

103
9. Pekerjan Kran

a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk TOTO dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher
panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada
dinding. Kran-kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink diruang
saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extention)
b. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

10. Floor Drain dan Clean Out

a. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia 2"
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
dopverchrom dengan draad untuk clean out
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan
MK
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk clan ukuran sesuai ukuran
floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perakat beton kedap air
Embeco ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

11 . Pekerjaan Metal Sink

a. Metal sink yang digunakan ialah merk Radiant/Blanco tebal minimum 1 mm, bahan
stainless steel, jenis satu basin untuk ruang saji dan dua basin untuk dapur dengan
kran khusus untuk itu.
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga tidak
ada bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya sesuai dengan
gambar untuk itu.
c. Setelah Metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu, baik waterpassnya dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.

0.09 SILICONE SEALANT

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peraiatan dan lain sebagainya, untuk
pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS
b. pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant antara lain :
 Setiap hubungan antara kaca dengan rancjka aluminium
 Setiap hubungan antara rangka aluminium dengan dinding beton
 Setiap hubungan antara kaca dengan kaca
 Setiap hubungan kaca dengan panel aluminium cladding
104
2. Pekerjaan yang berhubungan :
• Aluminium Doors and Frames
• Kaca dan Cermin
• Glazed Aluminium Curtain Walls

B. PERSYARATAN BAHAN
1. Silicone sealant yang digunakan setara dengan merk DOW CORNING TYPE 793 ex
Australia atau General Electric ex USA, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
• Pengeringan Netral
• Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan)
• Kering sentuh : 15 menit
• Waktu pengerjaan : Kurang dan 10 ment
• Menyatu sepenuhnya : 24 jam
• Warna : Ditentukan kemudian
• Tidak terpengaruh terhadap :Sinar matahari, hujan, ozon dan perubahan
temperatur yang tinggi (62°C s/d
• Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
• Daya kedap suara : 30 db

(Khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan finishing


Flourocarbon, sealant dipilih dari silicone rubber yang compatible terhadap
fluorocarbon).

2. Bahan Pelindung
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape sekualitas GINZA

3. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang


direkomendasi dari Dow Corning.

C. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Pemborong khusus yang ahli
dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan dengan melampirkan CV tenaga ahli yang
bersangkutan.
2. Untuk kaca, aluminium, concrete dan steel sebeium diberi perlakuan sealant harus
dilakukan pembersihan, bebas dari debu, minyak dan lain sebagainya yang
mengakibatkan berkurangnya daya rekat sealant.
Pembersihan dilakukan dengan Toluol.
3. Pemasangan Sealant harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara, karena
dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan tekanan udara untuk
memperoleh pengisian joint yang cukup,
4. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant dengan alat yang direkomendasi oleh pabrik
pembuat sealant. Masking Tape harus segera diangkat sebelum sealant mengering
(kira-kira 10 - 15 menit).
5. Silicon-sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunakan kain lap
yang dibasahi dengan cairan pelarut.
6. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat dirapikan denaan pisau
cutter yang tajam.
7. Ukuran joint yang dipergunakan untuk selant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam 2:1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm, dalam 6
mm).

105
10.10. PEKERJAAN BATU BATA EKSPOS

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar seperti area tangga darurat depan,
koridor loading apotek, area ruang tunggu klinik dan area luar rawat inap.

2. Pekerjaan yang berhubungan


♦ Adukan dan pasangan

3. Standard
♦ Batu bata harus memenuhi NI-10
♦ Semen Portland harus memenuhi NI-8
♦ Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
♦ Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9

B. BAHAN/PRODUK

Batu bata merah yang digunakan batu bata full brick CBR-75 ex. Bumi Megah
Industries dengan ukuran 24x7.5x11.5 cm.

C. PELAKSANAAN

1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC


: 3 pasir pasang
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding
didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan simbol aduk transram/kedap air digunakan
aduk rapat air dengan campuran 1pc : 2 pasir pasang
3. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
4. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis
5. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm, dengan
tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm
6. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
7. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
106
8. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.

10.11. PEKERJAAN CASE-HARDENER

A. UMUM

Semua permukaan beton untuk lantai parkir, Ramps dan Driveways sesuai Gambar dan
Finishing Schedule, setelah dicuring, kering, bersih dan berumur paling kurang 14 hari
harus diaplikasi dengan Case Hardener dan Dust Proofer, yang mengandung metalic
silicon fluorides dan penetrating agents, bahan yang diserap masuk kelapisan permukaan
beton dan bereaksi dengan kapur bebas (free lime) yang ada di dalam beton, yang
membentuk semacam quartz sintesis yang keras. Bahan ini dapat memberikan kondisi
yang tahan abrasi dan anti debu.

Aplikasikan dengan dosis 1 liter per 4 meter persegi untuk lantai dengan mutu beton K-
350 atau lebih dan 1 liter per 2 meter persegi untuk lantai dengan mutu beton dibawah K-
350, sesuai petunjuk pabrik untuk memastikan penetrasi yang benar dan menyeluruh.

1. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Dalam
hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada lantai yang dilapisi dengan Case-Hardener,
pengadaan tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan pembantu lainya, contoh bahan
yang akan digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat
penyerahan pekerjaan terakhir.

B. PERSYARATAN BAHAN:

1. Bahan:
Case-Hardener dan Dust Proofer: DIAMITE Case-Hardener ex. Cementaid, bahan ini
harus memperkeras lantai beton dari hasil reaksi kimia dengan aplikasi surface
hardening liquid. Bahan yang akan dapat langsung digunakan, buatan luar negeri yang
disetujui Wakil Pemberi Tugas atau MK dengan dosis pemakaian 1 liter per 4 meter
persegi untuk lantai dengan mutu beton K-350 atau lebih atau 1 liter per 2 meter
persegi untuk lantai dengan mutu beton dibawah K-350.

2. Syarat Bahan:
Bahan berbentuk cair, jernih berwarna terang kebiruan, bahan aktif mengandung
metalic silico fluorides. Bahan tersebut diserap masuk kelapisan permukaan beton (5-7
mm) dan bereaksi dengan kapur bebas (free lime) yang ada di dalam beton,
membentuk semacam quartz sintesis yang keras, dari proses bahan-bahan yang
sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik. Aplikasi Case-Hardener pada
permukaan lantai beton digunakan untuk memperkeras permukaan beton dan tahan
terhadap Abrasi, serta meningkatkan ketahanan beton terhadap berbagai macam
bahan kimia, membuat lapisan atas lebih padat dan meningkatkan ketahanan
terhadap penetrasi bahan cair seperti oli dan lainnya.

3. Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus dengan


syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

C. SYARAT PERALATAN:

1. Peralatan untuk Pengaturan Elevasi Lantai


107
a. Untuk menjamin seluruh lantai akan rata pada elevasi yang sama (tidak
bergelombang) , maka Kontraktor wajib menyediakan sarana begisting dan
jidar yang memadai dan dapat di pertanggung jawabkan tingkat presisinya.

b. Begisting untuk penghentian pengecoran harus didisain sedemikian rupa


supaya benar benar rata dan tidak bergelombang atau melintir. Bahan
begisting harus dari satu bahan yang tidak menyerap air sehingga dapat
dipergunakan lebih dari satu kali dan tidak mengalami perubahan bentuk.
Bahan yang dapat digunakan adalah besi profil (UNP) atau kayu lapis yang
telah dilapis film sehingga kedap air.

c. Begisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bocor sama sekali .
Pertemuan begisting dengan lantai kerja harus ditambah dengan adukan atau
tanah liat sampai benar benar padat.

d. Jidar yang digunakan harus dari bahan aluminium ringan yang berongga
(tidak melengkung dan masih dalam kondisi baik) atau pelat besi siku yang
diperkuat dengan struktur rangka penahan lendutan yang dilengkapi dengan
penggetar, kawat dan penggulungnya untuk menggerakkan system pelat siku
ini.
Pemasangan dan penggunaan alat alat ini harus mendapat ijin dan
persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum di pasang. Pengawasan elevasi
dilakukan bersama untuk jarak setiap 1m ke segala arah.

2. Peralatan untuk Penghalusan Permukaan


a. Permukaan yang telah rata dan tidak bergelombang dihaluskan dengan
menggunakan peralatan peralatan berikut :
i. Bullfloat : Alat untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton yang
masih sedikit bergelombang dari bahan aluminium ringan yang dilengkapi
dengan tongkat panjang.
ii. Mesin Trowel : Alat untuk meratakan, menghaluskan serta memadatkan
permukaan beton dari bahan pelat baja yang diputar dengan bantuan
mesin bermotor. Permukaan beton dapat dihaluskan tetapi tidak boleh terlalu
licin.
iii. Roskam Baja : Alat untuk menghaluskan beton tahap akhir dari bahan
pelat baja tipis yang lentur untuk digunakan dengan tangan.

3. Peralatan Pembantu Pengecoran


a. Pembawa (carrier) adalah saran untuk mengangkut beton dari tempat
pengadukan ke lokasi pengecoran. Pengadukan beton dilakukan di dalam
pengaduk berputar (truck mixer) dan pembawa beton dapat berbentuk
pompa beton dengan system pipanya atau crane dengan bucket nya.
Penggunaan talang atau gerobak beroda hanya diperbolehkan pada volume
pengecoran sangat kecil atas persetujuan Direksi Lapangan. Penuangaan
langsung dari Truck Mixer diperbolehkan selama memungkinkan dan tidak
membebani tulangan yang belum dicor.

b. Penggetar / Vibrator harus digunakan sebagaimana mestinya dan cukup


108
untuk luasan area yang dikerjakan pada hari tersebut. Jumlah vibrator
ditentukan oleh Direksi Lapangan sebelum pengecoran.

4. Perawatan Beton
Untuk memastikan penyerapan maksimal dari bahan Case-Hardener, Kontraktor tidak
dibenarkan untuk memakai Curing Membrane, cukup gunakan water ponding (rendam
air) atau polythene sheet curing dengan waktu yang sesuai persyaratan spesifikasi
struktur.

A. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Case-Hardener dapat diaplikasikan di lantai beton dengan umur minimal 14 hari


2. Kontraktor harus membersikan/menyingkirkan semua mortar atau beton yang tidak
diinginkan serta bekas cat dan oli, sebelum aplikasi Case-Hardener.
3. Kontraktor harus membersikan permukaan beton dengan seksama dari semua
kotoran, dengan memakai air dan harus kering 2 hari sebelum aplikasi Case-
Hardener.
4. Case-Hardener diaplikasi dengan menggunakan sapu karet, mop, roller atau spray.
aplikasi Case-Hardener pada permukaan yangtelah disiapkan, dan pastikan terjadi
penyerapan. Perhatikan titik atau area dimana terjadi penyerapan yang cepat dan
pastikan penyerapan sampai titik jenuh terjadi pada lokasi tersebut. Hindari terjadinya
genangan dari sisa Case-Hardener yang tidak terserap beton dengan menggunakan
sapu karet atau mop untuk membuang cairan yang berlebih.
5. Beri jarak 2-4 jam sebelum aplikasi kedua (kalau diperlukan), agar lapisan kedua
dapat berpenetrasi.
6. Aplikasikan lapis kedua sampai titik jenuh penyerapan, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya.
7. Pada saat lantai mulai kering, cuci dengan menyiramkan air untuk menghilangkan sisa
Case Hardener sebelum timbul noda-noda putih.

Kontraktor harus menghindarkan dari terjadinya kerusakan pekerjaan Case-Hardener


yang telah terpasang, akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain.

10.12. PEKERJAAN FLOOR SEALER

A. UMUM

Semua permukaan beton untuk Tangga Darurat, Ruang AHU dan Tangga Utama sesuai
Gambar dan Finishing Schedule, setelah dicuring, kering, bersih dan berumur paling
kurang 14 hari harus diaplikasi dengan Corrosion & Stain Resistant Floor Sealer
(Clear/color), inert resinous materials dissolved in volatile solvents, untuk proteksi
terhadap korosi, debu abrasi dan noda/ bercak. Aplikasikan dengan dosis 1 liter per 4
meter persegi, sesuai petunjuk pabrik, untuk memastikan penetrasi yang benar dan
menyeluruh.

1. Lingkup Pekerjaan:
a. Meliputi bagian bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukan dalam detail
gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada lantai yang dilapisi
dengan floor sealer.
b. Pengadaan tenaga kerja
c. Bahan, alat-alat, peralatan pembantu lainya, contoh bahan yang akan digunakan.
d. Perawatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan pekerjaan terakhir.

109
B. PERSYARATAN BAHAN:

1. Bahan:
Floor Sealer: CLEAR/CLORED ROKITE Corrosion & Stain Resistant Floor Sealer
ex. Cementaid, atau setara untuk proteksi terhadap korosi, debu abrasi dan noda/
bercak, bahan yang dapat langsung digunakan, buatan luar negeri yang disetujui
Wakil Pemberi Tugas atau MK dengan dosis pemakaian 1 liter per 4 m2.

2. Syarat Bahan:
Bahan dari inert resinous materials dissolved in volatile solvents, dari proses bahan-
bahan yang sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik. Aplikasi Floor
Sealer pada permukaan lantai beton digunakan untuk mencegah noda/ bercak, korosi
dan debu abrasi. Floor Sealer dapat melindungi lapisan atas lantai beton sampai 3
mm. Secara kimia bahan ini dapat menyatu dengan lantai dan menolak serangan
asam ringan, minyak, grease, bahan makanan dan bakteri. Secara fisik bahan ini
dapat memperkeras permukaan beton, mendapat permukaan lantai yang tidak mudah
kotor dan permukaan lantai yang lebih menarik dan mengkilap.

3. Pengendalian seluruh mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus dengan


syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.

C. SYARAT PERALATAN PENGECORAN LANTAI:

1. Peralatan untuk Pengaturan Elevasi Lantai


a. Untuk menjamin seluruh lantai akan rata pada elevasi yang sama (tidak
bergelombang) , maka Kontraktor wajib menyediakan sarana begisting dan
jidar yang memadai dan dapat di pertanggung jawabkan tingkat presisinya.

b. Begisting untuk penghentian pengecoran harus didisain sedemikian rupa


supaya benar benar rata dan tidak bergelombang atau melintir. Bahan
begisting harus dari satu bahan yang tidak menyerap air sehingga dapat
dipergunakan lebih dari satu kali dan tidak mengalami perubahan bentuk.
Bahan yang dapat digunakan adalah besi profil (UNP) atau kayu lapis yang
telah dilapis film sehingga kedap air.

c. Begisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak bocor sama sekali .
Pertemuan begisting dengan lantai kerja harus ditambah dengan adukan atau
tanah liat sampai benar benar padat.

d. Jidar yang digunakan harus dari bahan aluminium ringan yang berongga
(tidak melengkung dan amsih dalam kondisi baik) atau pelat besi siku yang
diperkuat dengan struktur rangka penahan lendutan yang dilengkapi dengan
penggetar, kawat dan penggulungnya untuk menggerakkan system pelat siku
ini.
Pemasangan dan penggunaan alat alat ini harus mendapat ijin dan
persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum di pasang . Pengawasan elevasi
dilakukan bersama untuk jarak setiap 1m” ke segala arah.

2. Peralatan untuk Penghalusan Permukaan


Permukaan yang telah rata dan tidak bergelombang dihaluskan dengan
menggunakan peralatan peralatan berikut :
i. Bullfloat : Alat untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton yang
masih sedikit bergelombang dari bahan aluminium ringan yang dilengkapi
110
dengan tongkat panjang.
ii. Mesin Trowel : Alat untuk meratakan, menghaluskan serta memadatkan
permukaan beton dari bahan pelat baja yang diputar dengan bantuan mesin
bermotor. Permukaan beton dapat dihaluskan tetapi tidak boleh terlalu licin.
iii. Roskam Baja : Alat untuk menghaluskan beton tahap akhir dari bahan pelat
baja tipis yang lentur untuk digunakan dengan tangan.

3. Peralatan Pembantu Pengecoran

a. Pembawa (carrier) adalah saran untuk mengangkut beton dari tempat


pengadukan ke lokasi pengecoran . Pengadukan beton dilakukan di dalam
pengaduk berputar (truck mixer) dan pembawa beton dapat berbentuk
pompa beton dengan system pipanya atau crane dengan bucket nya.
Penggunaan talang atau gerobak beroda hanya diperbolehkan pada volume
pengecoran sangat kecil atas persetujuan Direksi Lapangan. Penuangaan
langsung dari Truck Mixer diperbolehkan selama memungkinkan dan tidak
membebani tulangan yang belum dicor.
b. Penggetar / Vibrator harus digunakan sebagaimana mestinya dan cukup
untuk luasan area yang dikerjakan pada hari tersebut. Jumlah vibrator
ditentukan oleh Direksi Lapangan sebelum pengecoran.

4. Perawatan Beton
Untuk memastikan penyerapan maksimal dari bahan Case-Hardener, Kontraktor tidak
dibenarkan untuk memakai Curing Membrane, cukup gunakan water ponding (rendam
air) atau polythene sheet curing dengan waktu yang sesuai persyaratan spesifikasi
struktur.

D. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN APLIKASI FLOOR SEALER:

1. Floor Sealer dapat diaplikasikan di lantai beton dengan umur minimal 14 hari
2. Kontraktor harus membersikan/menyingkirkan semua mortar atau beton yang tidak
diinginkan serta bekas cat dan oli, sebelum aplikasi Floor Sealer.
3. Kontraktor harus membersikan permukaan beton dengan seksama dari semua
kotoran, dengan memakai air dan harus kering 2 hari sebelum aplikasi Floor Sealer.
4. Aplikasi Floor Sealer dengan spray, kuas atau roller dengan dosis pemakain 1 liter per
4 meter persegi.
5. Floor Sealer dapat mulai kering setelah 1-2 jam dan dapat dilalui/ traficable 1 hari
setelah aplikasi.
3. Kontraktor harus menghindarkan dari terjadinya kerusakan perkajaan Floor
Sealer yang telah terpasang, akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan yang lain.

11. PEKERJAAN BONGKARAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Bongkaran ini meliputi bongkar dinding, partisi, lantai, rangka, penutup
atap dan plafond existing.

Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran tersebut kontraktor harus melapor


pada Pengawas bagian bangunan/bagian mana saja yang akan dibongkar yang
sesuau dengan Gambar Rencana.

111
Pekerjaan bongkaran ini dilakukan setahap demi setahap mengingat ada ruang –
ruang tertentu yang masih dipakai sebagai ruang kerja. Dalam hal ini kontraktor
bertanggung jawab penuh terhadap kerusakan-kerusakan alat-alat kantor dalam
ruangan tersebut yang diakibatkanoleh pekerjaan bongkaran.

Dalam hal mana ada bagian-bagian/bahan/bahan dari pada bongkaran tersebut yang
akan dipergunakan kembali, maka hal tersebut harus persetujuan pengawas.
2. Pembersihan

Pembersihan tapak konstruksi dan semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum digambar kerjadan terurai dalam RKS dari semua
barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak dipergunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan.

Semua bekas bongkaran bangunan “ Existing” dan sebagainya, harus dikeluarkan


dari tapa/site konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.

112
113

Anda mungkin juga menyukai