Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

JASA KONSULTANSI

PENGGUNA ANGGARAN : H. AGUS HENDRI, SE. M.Si

SATKER/SKPD : DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

NAMA PEKERJAAN : STRATEGI PENGEMBANGAN KERAMBA JARING APUNG

DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) PAWAN KABUPATEN

KETAPANG

TAHUN ANGGARAN 2019


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI
PEKERJAAN : STRATEGI PENGEMBANGAN KERAMBA JARING APUNG DI DAERAH
ALIRAN SUNGAI (DAS) PAWAN KABUPATEN KETAPANG

1. LATAR : Dari beberapa sistem produksi pangan dunia, budidaya perikanan


BELAKANG telah menjadi sektor produksi pangan yang berkembang pesat sejak 25
tahun terakhir dan diterima secara luas sebagai salah satu cara untuk
mengatasi krisis pangan dunia, terutama di negara-negara berkembang
termasuk Asia. Akuakultur memiliki peningkatan produksi 8,2% per
tahun dibandingkan perikanan tangkap yang stabil 1,3% per tahun dan
memiliki kontribusi sebesar 2,6% per tahun untuk total produksi
daging dunia (FAO, 2013), 60% sumberdaya perikanan tangkap di
eksploitasi secara berlebihan (Resiko tinggi). Sektor Perikanan
merupakan salah satu sektor andalan dalam rangka meningkatkan
perekonomian masyarakat maupun pembangunan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas.
Arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) disusun
menjabarkan 3 misi pembangunan, yang pelaksanaannya akan
berbasis pada komoditas, ekosistem, dan kewilayahan. Salah satu arah
kebijakan tersebut adalah Meningkatkan kemandirian dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Strategi yang diterapkan
salah satunya adalah Pengembangan kawasan perikanan budidaya
(minapolitan) dengan mengintegrasikan rantai produksi dari hulu
sampai hilir untuk efisiensi produksi. Sebagai salah satu kabupaten
yang memiliki potensi perikanan yang cukup lengkap, Kabupaten
Ketapang juga dibebani tanggungjawab untuk turut serta dalam
mewujudkan mimpi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Sejalan dengan visi yang hendak diwujudkan oleh Bupati dan
Wakil Bupati di Kabupaten Ketapang adalah ”Terwujudnya
Kabupaten Ketapang yang maju menuju masyarakat sejahtera”.
Sedangkan Misi yang diemban adalah
1. Melaksanakan Kepemerintahan yang baik
2. Meningkatkan Infrastruktur Daerah
3. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
4. Mengingkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia
5. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
6. Meningkatkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam di Kabupaten Ketapang
Beberapa kendala mendasar yang dihadapi oleh sektor
perikanan dalam upaya mengembangkan budidaya perikanan air tawar
khususnya di Kabupaten Ketapang antara lain adalah :
1. Belum optimalnya pemanfaatan potensi lahan dan usaha budidaya
yang ada untuk meningkatkan hasil produksi perikanan.
2. Belum optimalnya pengelolaan unit-unit usaha budidaya
perikanan dan program-program bantuan yang diberikan oleh
pemerintah pada periode-periode sebelumnya.
3. Ketidakberdayaan masyarakat dan keterbatasan jumlah SDM
institusi pemerintah bidang kelautan dan perikanan di daerah.
Ketidakberdayaan antara lain disebabkan oleh adanya kegagalan
pasar yang cirikan oleh kegagalan dalam kompetisi, keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki, pasar yang tidak sempurna, kegagalan
informasi, permasalahan makro ekonomi yang kurang
mendukung, dan kemiskinan dan ketidakmerataan pembangunan.
Keterbatasan jumlah SDM pada institusi pemerintah dibidang
kelautan sangat terkait dengan otonomi daerah.
4. Masih tingginya harga pakan ikan. Tingkat ketergantungan yang
tinggi terhadap pakan ikan pabrik menyebabkan harga pakan ikan
tidak dapat dikendalikan di tingkat petani. Padahal biaya pakan
merupakan komponen biaya produksi yang terbesar (±60% dari
total biaya produksi).
5. Kurang tersedianya bibit/benih ikan berkualitas dalam jumlah
yang cukup. Pengadaaan bibit/benih merupakan komponen
produksi yang penting selain pakan. Ketersediaan bibit /benih
dengan kualitas yang baik sangat mempengaruhi hasil produksi
perikanan. Kemampuan masyarakat untuk memperoleh
bibit/benih yang berkualitas dengan harga yang terjangkau
mengakibatkan jumlah yang diperoleh tidak memadai, atau
nelayan hanya mampu membeli bibit dengan kualitas yang lebih
rendah. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada biaya produksi
dan hasil produksi yang diperoleh oleh nelayan.
Masih terbatasnya diversifikasi produk olahan hasil perikanan dan
sistem pemasaran yang terintegrasi. Diversifikasi produk olahan hasil
perikanan bertujuan untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan penjualan hasil perikanan dalam bentuk
ikan mentah/ikan segar. Produk olahan hasil perikanan dapat
berbentuk ikan asap, pengalengan, kerupuk ikan, fillet ikan, fish
nugget, tepung ikan, dll. Dalam proses pengolahan hasil perikanan
penggunaan zat-zat kimiawi berbahaya masih cenderung banyak
digunakan karena masih sederhananya teknologi yang diterapkan.
Peningkatan nilai tambah hasil perikanan sangat terkait dengan
strategi pemasaran yang baik, baik didaerah maupun keluar daerah,
serta dukungan lintas sector dalam rangka memperkuat sistem
pemasaran yang teritegrasi tersebut.
Berdasarkan Visi dan Misi di atas, maka salah satu tujuan
pembangunan yang hendak dicapai adalah Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat dan Meningkatnya Pengelolaan
Sumberdaya Alam di Kabupaten Ketapang. Wilayah Perairan dan
daratan Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kawasan yang
sangat strategis ditinjau dari segi ekonomi, sosial budaya dan
keamanan. Pengembangan sektor perikanan khususnya perikanan
budidaya di Kabupaten Ketapang diupayakan menjadi salah satu
strategi dan rencana aksi untuk mendukung terwujudnya visi dan misi
tersebut di atas.

2. MAKSUD DAN : a. Maksud


TUJUAN
Maksud pengadaan jasa konsultansi ini adalah acuan/referensi bagi
pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu pemerintah, swasta/dunia
usaha dan masyarakat dalam upaya meningkatkan perekonomian pada
sektor perikanan budidaya di Kabupaten Ketapang

b. Tujuan

Tujuan pengadaan jasa konsultansi adalah melakukan studi dalam rangka


menyususn strategi pengembangan perikanan budidaya terutama
pengambangan keramba jaring apung di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pawan guna meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat
Kabupaten Ketapang
3. TARGET/ : Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan jasa konsultansi adalah
SASARAN
1. Potensi pengembangan keramba jaring apung di Kabupaten
Ketapang.

2. Pemecahan permasalahan dalam pengelolaan dan


pemanfaatan keramba jaring apung di Kabupaten Ketapang.

3. Tersusunnya strategi pengembangan berdasarkan


keterpaduan lingkungan dan stakeholder di daerah aliran sungai
(DAS) Pawan Kabupaten Ketapang.

4. NAMA : Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan


ORGANISASI
konsultansi:
PENGADAAN
KONSULTANSI
a. K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Ketapang

b. Satker/SKPD : Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan

5. SUMBER DANA : a. Sumber Dana :


DAN
PERKIRAAN Pengadaan jasa konsultansi ini dibiayai dari sumber dana APBD
BIAYA
Kabupaten Ketapang Tahun Anggaran 2019

b. Total perkiraan biaya yang diperlukan :

Rp. 169.015.000,- (Seratus Enam Puluh Sembilan Juta Lima Belas Ribu
Rupiah)

6. RUANG : a. Ruang lingkup pekerjaan/pengadaan jasa konsultansi adalah


LINGKUP,
LOKASI 1. Persiapan,dilakukan berupa penyiapan laporan pendahuluan
PEKERJAAN,
dan penyiapan peralatan, bahan serta kuisioner yang akan
FASILITAS
PENUNJANG digunakan sebagai instrumen pengumpulan data primer dan
sekunder.
2. Koordinasi dengan instansi terkait,dilakukan dalam kaitannya
untuk mempermudah akses pengumpulan data dan dokumen-
dokumen terkait denganidentifikasi potensi dan permasalahan
untuk pembangunan dan pengembangan keramba jaring apung
di daerah aliran sungai (DAS) pawan Kabupaten Ketapang.
3. Penelusuran dan pengumpulan data sekunder, dilakukan dari
instansi terkait, swasta, maupun lembaga-lembaga swadaya
masyarakat untuk pembangunan dan pengembangan keramba
jaring apung di daerah aliran sungai (DAS) pawanKabupaten
Ketapang.
4. Pengumpulan data primer, dilakukan berupa survei kondisi
biofisik dan sosial-ekonomi masyarakat di daerah studi.
5. Melakukan pengolahan dan analisis data
6. Penyusunan hasil studi yang berisikan rekomendasi
terhadap strategi pengembangan didasarkan pada data
hasil survey dan analisanya

b. Lokasi pengadaan pekerjaan/pengadaan konsultansi Kabupaten


Ketapang

7. PRODUK YANG Hasil/produk yang akan dihasilkan dari pengadaan jasa konsultansi ini
DIHASILKAN
adalah rekomendasi yang akan digunakan sebagai acuan/referensi dalam
pengembangan keramba jaring apung di daerah aliran sungai (DAS) pawan
Kabupaten Ketapang

8. WAKTU : Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan/pengadaan jasa konsultansi ini


PELAKSANAAN
adalah 75 (tujuh puluh lima) hari kalender
YANG
DIPERLUKAN

9. TENAGA AHLI : Tenaga ahli yang dibutuhkan meliputi :


YANG
DIBUTUHKAN a. Team Leader

Ketua Tim disyaratkan minimal seorang Sarjana Strata 1(S1) jurusan


Budidaya Perairan, lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam dalam menangani pekerjaan yang sejenis/sesuai
bidang keahliannya sekurang‐kurangnya 3 (tiga) tahun.

b. Ahli Agribisnis

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah disyaratkan minimal seorang Sarjana


Strata 1 (S1) jurusan Agribisnis Perikanan, lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam dalam menangani pekerjaan yang
sejenis/sesuai bidang keahliannya sekurang‐kurangnya 3 (tiga) tahun.

c. Ahli Planologi
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah disyaratkan minimal seorang Sarjana
Strata 1 (S1) jurusan Perencanaan Wilayah, lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam dalam menangani pekerjaan yang
sejenis/sesuai bidang keahliannya sekurang‐kurangnya 3 (tiga) tahun.

d. Ahli Lingkungan

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan


Lingkungan lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 3 (tiga) tahun.

e. Ahli Sosial Ekonomi

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal Sarjana Strata 1 (S1) Sarjana
Strata 1 (S1) Jurusan Sosial/Ekonomi lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau
telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
dibidangnya selama 3 (tiga) tahun

f. Surveyor

Surveyor yang disyaratkan adalah Diploma III (D III) semua jurusan


lulusan universitas / perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan dibidangnya selama 3 (tiga) tahun sebanyak 2
(dua) orang.

g. Administrasi/Operator Komputer

Administrasi/Operator Komputer yang disyaratkan adalah minimal lulusan


SLTA/Sederajat berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
dibidangnya selama 3 (tiga) tahun.

10 PENDEKATAN : Metode kegiatan ini tergolong pada metode survei yang dilakukan berupa
DAN
kunjungan langsung kelokasi dan individu, kelompok serta masyarakat yang
METODOLOGI
menjadi obyeknya. Secara khusus metode survey ini lebih tepatnya
dikategorikan dalam metode deskriptif yang menggambarkan situasi atau
kondisi berupa potensi, permasalahan, dan fenomena secara sistematis untuk
menghimpun fakta sebagai data di lapangan.

Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder dan data primer. Data
sekunder dikumpulkan dari lembaga/instansi terkait dan swasta yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan keramba
jaring apung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pawan Kabupaten Ketapang.
Sedangkan data primer berupa kondisi biofisik sumberdaya serta
sosial-ekonomi masyarakat yang akan digunakan sebagai bahan identifikasi
potensi dan permasalahan diperoleh diperoleh dengan cara observasi
langsung di lapangan dan wawancara dengan pemangku kepentingan (stake
holders) secara cepat (Rapid Rural Appraisal, RRA) serta masyarakat secara
partisipatif (Participatory Rural Appraisal, PRA) berupa :

a. Observasi Lapangan

Untuk mengetahui keadaan riil di lapangan dilakukan observasi


(pengamatan) kondisi biologi, fisika dan kimia sumberdaya di areal yang
telah dimanfaatkan maupun yang belum dimanfaatkan. Observasi ini
dilakukan dengan mengacu pada kondisi eksisting sumberdaya yang
telah ada dan tersedia yang dianggap sebagai potensi. Melalui
pengamatan langsung ini, pengumpulan data lebih mudah guna mencatat
kondisi biofisik dan kimia sumberdaya tersedia dalam dimensi ruang.
Melalui observasi ini juga dapat diperoleh data dari objek yang sesuai
dengan kondisi eksisting.

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang mengandalkan


proses interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan responden.
Wawancara dilakukan terhadap para stake holders seperti Camat,
Lurah/Kepala Desa, dan instansi terkait lain dengan secara terstruktur
dengan menggunakan kuesioner, langsung dan cepat (RRA). Wawancara
juga dilakukan terhadap lembaga swadaya masyarakat, swasta dan
masyarakat yang berkepentingan langsung terhadap pemanfaatan potensi
sumber daya dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

c. Analisis Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, analisis data dilakukan


secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan
terhadap data kondisi biofisik dan kimia potensi sumberdaya.
Analisis data kualitatif dilakukan berupa analisis kekeuatan,
kelemahan dan peluang dan tantangan (strengh, weakness,
opportunity and threaty, SWOT) untuk menyusun dan menentukan
strategi, program dan kegiatan guna mengembangkan keramba
jaring apung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pawan Kabupaten
Ketapang.

d. Partisipasi Masyarakat (Participatory Rural Appraisal, PRA) dan Focus


Group Discussion (FGD)

Metode partisipatif (PRA) dari masyarakat juga digunakan dalam


pengumpulan data primer, terutama dalam penghimpunan data yang
berkaitan dengan kondisi dan permasalahan sosial-ekonomi dalam
pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya. Kegiatan PRA ini
dilaksanakan dalam bentuk diskusi (Focus Group Discussion, FGD).

12 LAPORAN : Laporan yang harus dipenuhi dalam pengadaan jasa konsultansi, meliputi:
KEMAJUAN
PEKERJAAN a. Laporan pendahuluan;

Laporan Pendahuluan berisikan tanggapan terhadap materi pekerjaan


serta rencana operasional penanganan pekerjaan. Tim konsultan
diharuskan mendiskusikan laporan ini sebelum melakukan pengumpulan
data. Laporan Pendahuluan ini diserahkan pada akhir minggu kedua
sebanyak 10 eksemplar

b. Laporan Antara
Laporan Antara berisikan sistematisasi data hasil survey dan ulasan,
kajian serta penilaian terhadap data/fakta tersebut. Laporan kedua ini
diserahkan pada awal bulan kedua sebanyak 10 eksemplar.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir berdasarkan potensi dan permasalahan yang telah dikaji
dalam buku laporan sebelumnya dan diserahkan paling lambat pada akhir
Kontrak sebanyak 10 eksemplar. Tim konsultan agar mendiskusikan
laporan ini sebelum tahapan berikutnya.

Ketapang, 2019
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN
PERIKANAN KABUPATEN KETAPANG
Selaku Pengguna Anggaran,

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk Penyedia
Jasa Konsultansi maka rekatkan materai Rp 6.000,-)]
H. AGUS HENDRI, SE, M.Si
NIP. 19660823 198403 1 008

Anda mungkin juga menyukai