Anda di halaman 1dari 83

REHABILITASI BANGUNAN FUNGSIONAL II

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, STASIUN PENGAWASAN


SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TARAKAN
DI KOTA TARAKAN
REHABILITASI BANGUNAN FUNGSIONAL II
KANTOR STASIUN PSDKP TARAKAN

SUMBER DANA APBN TAHUN 2018

DISUSUN OLEH :
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN

Setelah mempelajari data-data kerangka acuan kerja proyek, bersama ini kami

mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan lingkup data yang ada. Pekerjaan ini adalah

pekerjaan Rehabilitasi Bangunan Fungsional II.


Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi
teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi sehingga sesuai dengan rencana kerja dan

mencapai target waktu, biaya dan mutu yang ditetapkan.


Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode

terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi

kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan

sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan
akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

Untuk mencapai hasil yang optimal (sesuai dengan biaya, kualitas dan waktu), metode

pelaksanaan ini kami susun untuk dilaksanakan di lapangan sesuai anggaran dan kualitas yang

tinggi tanpa mengurangi faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

1.2 DATA PROYEK


a. Nama Proyek : Rehabilitasi Bangunan Fungsional II.

b. Lokasi Proyek : Jl. Aki Balak RT. 08 Kel. Karang Harapan


Kec. Tarakan Barat Kota Tarakan
c. Pemilik Proyek : Kementerian Kelautan Dan Perikanan, Stasiun

Pengawasan Sumberdaya Kelautan Dan

Perikanan Tarakan

d. Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran 2018


e. Waktu Pelaksanaan : 120 ( Seratus Dua Puluh ) Hari Kalender
f. Waktu Pemeliharaan : 180 ( Seratus Delapan Puluh ) Hari Kalender

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 1


1.3 GAMBARAN DAN LOKASI PROYEK
a. Lokasi Proyek

Proyek Rehabilitasi Bangunan Fungsional II ini berlokasi di Kota Tarakan Provinsi

Kalimantan Utara. Dimna Secara detailnya terletak di Jl. Aki Balak Rt. 08 Kel. Karang Harapan

Kec. Tarakan Barat Kota Tarakan.

b. Gambaran Desain Proyek


Pada Proyek ini Rehabilitasi Bangunan Fungsional II, dengan gambar perspektif dan
gambar kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dituangkan dalam gambar dibawah ini:

Gambar Perspektif

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 2


Gambar Perspektif Tampak Depan

Gambar Perspektif Tampak Atas

Gambar Denah Eksisting Lt. 1

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 3


Gambar Eksisting Lt. 2

Gambar Tampak

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 4


Gambar Denah Pondasi

Gambar Tampak

Gambar Potongan A-A

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 5


Gambar Potongan B-B

Gambar Potongan C-C

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 6


1.4 LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga, maka dapat diketahui lingkup pekerjaan yang
dilaksanakan pada pekerjaan ini terdiri dari:

A. Pekerjaan Persiapan

B. Pekerjaan Tanah

C. Pekerjaan Pon dasi dan Beton

D. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

E. Pekerjaan Keramik Lantai dan Dinding

F. Pekerjaan Atap

G. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela

H. Pekerjaan Sanitasi dan Pipa

I. Pekerjaan Pengecatan

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 7


1.5 BAGAN ALIR KEGIATAN POKOK

START
MANAJEMEN HSE

PEKERJAAN PERSIAPAN
DAN PEMBONGKARAN

PEKERJAAN REHAB GEDUNG


FUNGSIONAL

Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Pondasi

Pekerjaan Struktur

Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan Sanitasi PEKERJAAN PEMBERSIHAN


AKHIR

FINISH

Gambar Bagan Alir kegiatan Rehabilitasi Bangunan Fungsional II

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 8


1.6 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Team

Leader, dibantu oleh beberapa tenaga staf Teknik / Engineering dan didukung tenaga-
tenaga terampil dan ahli. Tim tersebut juga didukung oleh bagian Logistik, Personalia, dan

Keuangan yang diberi wewenang penuh oleh perusahaan dalam melaksanakan proyek ini

sehingga dapat berhasil baik sesuai dengan yang diharapkan.

Berikut merupakan data personalia dalam proyek Rehabilitasi Bangunan Fungsional


II :

Team Leader

Pelaksana K3
Konstruksi

Pelaksana Lapangan

Mandor Baja Mandor

Tukang

Gambar Struktur Organisasi Proyek

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 9


BAB 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 UMUM
Pekerjaan persiapan direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek

konstruksi. Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil

Pekerjaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk

pelaksanaan proyek tersebut.

Fasilitas-fasilitas yang dibangun harus mampu menyediakan seluruh keperluan


selama masa pembangunan, baik berkaitan dengan pembangunan secara langsung

ataupun fasilitas penunjang orang-orang yang terlibat pembangunan untuk dapat hidup

secara layak. Selain itu fasilitas sementara juga harus dalam kondisi yang senyaman mungkin
berkaitan dengan kelancaran dan kemudahan pekerja proyek.

Fasilitas yang akan dibangun pada proyek ini yaitu antara lain:

a. Pintu Masuk - Keluar

b. Kantor Pengawas Kontraktor

c. Kantor MK / Konsultan Pengawas


d. Kamar Mandi dan WC

e. Gudang dan work shop material dan alat

f. Base camp staf proyek dan barak pekerja


g. Los kerja kayu

1. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja )


a. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya disebut dengan P3K
di tempat kerja, adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan

tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang

mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
0
b. Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh

pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K di tempat

kerja

c. Peralatan keselamatan kerja atau Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang
wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

d. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :


 Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala

secara langsung.

 Sabuk Keselamatan (safety belt)


Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi
ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-

lain)

 Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari

benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

 Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa

kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

 Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

 Tali Pengaman (Safety Harness)


Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan

menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

 Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)


Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

 Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)


Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

 Masker (Respirator)

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
1
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat

dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

 Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja
(misal pekerjaan menggerinda)
 Jas Hujan (Rain Coat)

Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu
hujan atau sedang mencuci alat).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang

benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan

Kerja dan Lingkungan).

2. Papan Nama Proyek

Papan nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.

 Waktu Pelaksanaan: Papan Nama Proyek dilaksanakan di minggu pertama setelah

peninjauan lapangan dan MC 0.

 Bahan yang dipakai: kayu kaso, plywood uk. 4’ x 8’ x 4mm, amplas, cat kayu, paku, split,

cat minyak, semen, pasir, kertas karton.

 Peralatan yang digunakan : cangkul, blencong, sekop, gergaji, meteran, ketam, pensil,

spidol, mistar, kuas, dan ember aduk.

 Metode Pelaksanaan :

- Persiapan bahan yang akan digunakan

- Pengukuran bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan

- Pembuatan huruf-huruf yang diperlukan dengan kertas karton

- Pengecatan papan memakai kuas

- Penggalian lubang sesuai petunjuk direksi dan keperluan untuk


pondasi papan nama, memakai alat blencong, cangkul dan sekop.
- Papan nama yang telah jadi ditanam ke lubang pondasi lalu dicor dengan adukan

beton 1Pc : 3Ps : 5Kr

- Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
2
Gambar Contoh Pek. Plank Nama Proyek

3. Pekerjaan Pembongkaran Bangunan Lama

Kelihatannya pekerjaan Pembongkaran memang mudah dan sederhana. Tapi jika tidak

dilakukan dengan cara yang benar, merobohkan atau membongkar bangunan justru bisa
menimbulkan resiko bahaya yang tinggi. Oleh dan itu proses pembongkaran harus

dilakukan dengan hati-hati dan memerlukan teknik tersendiri, tidak asal meruntuhkan atau

membuat ambruk begitu saja.

Metode Kerja Pembongkaran Bangunan :

 Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai sudah ada bangunan existing lalu


dirobohkan dan dibuat bangunan baru. Pada saat pembongkaran bangunan exetting

tersebut perlu diperhatikan pengamanan K3 untuk semua pekerja yang berada di

tempat kerja

 Kontraktor melakukan engineering survey, antara lain mencakup melihat kondisi strktur
yang akan dibongkar termasuk peninjauan atas kekuatan bangunan, bagian yang tidak
stabil dari bangunan dan kemungkinan collapse, merencanakan metode, peralatan

dan tenaga yang akan dipergunakan untuk pembongkaran serta pengamana


epentingan publik

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
3
 Menyiapkan perangkat pengaman seperti Jaring pengaman, rambu/ tanda

peringatan,alat pelindung diri, bracing, serta shoring.sekaligus memasang barikade,

pagar pengaman agar orang

 Kontraktor telah menyiapkan tenaga personil yang berkompeten dan berpengalaman


atau ahli dalam melaksanakan pembongkaran bangunan
 sebelum melaksankan pembongkaran memastikan semua aliran listrik dalam kondisi

mati (shut off), dan saluran air kondisi tertutup jika dipandang perlu maka dapat
dipindahkan ke lokasi sementara diluar bangunan dalam kondisi aman.
 Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa-sisa barang

yang berbahaya.

 Jika semuanya sudah aman baru setelah itu pembongkaran bisa dilakukan. Bagian
yang harus dibongkar pertama kali yaitu pintu dan jendela berikut kusen dan element
lain yang bisa dilepas secara langsung. Perabot ini masih bisa dipakai lagi sehingga

harus diamankan agar tidak rusak terkena runtuhan element yang lain.

 Apabila plafon memakai bahan dari enternit, kayu atau yang lainnya lepas semua

bagian ini. Dari sini lalu melangkah pada bagian sistem kelistrikan yaitu kabel. Tidak

berbeda dengan pintu, ada beberapa element yang masih bida dipakai lagi. Jadi ketika

mau melepas jangan asal dicabut dan dipotong begitu saja.

 Pekerjaan berikutnya adalah melakukan pembongkaran yang berada di bagian atas

yaitu genteng. Lepas satu persatu susunannya lalu dilanjutkan dengan melepas bagian
kerangka yang terdiri dari reng dan usuk. Jika memakai bahan dari kayu, perlu lebih

berhati-hati karena banyak paku yang bisa melukai kaki atau tangan. Selain itu ketika

melepas kayu, perhitungkan dengan cermat agar posisi duduk tidak berada pada kayu

yang berhungan dengan kayu lain yang sedang dilepas. Hal yang sama juga harus
dilakukan pada kerangka yang terbuat dari besi baja
 Langkah berikutnya yaitu membongkar dinding atau tembok. Pertama kali yang harus

dibongkar adalah dinding yang punya ukuran paling tinggi. Karena dinding ini sudah
tidak punya element penahan, maka resiko bisa roboh dan jatuh sendiri menjadi lebih

besar. Dan sebelum dibongkar sebaiknya dilakukan penyiraman lebih dulu

menggunakan air. Tujuannya adalah agar debu yang berterbangan bisa diminimalkan.
 Bagian yang tidak boleh dilupakan adalah perhitungkan arah dinding tersebut mau

jatuh. Bikin suatu sistem yang membuat arah jatuhnya tidak mengenai bangunan lain
yang ada disampingnya. Kecuali jika batu bata yang ada di dalam dinding mau

digunakan lagi, bisa dilepas satu persatu agar tidak pecah. Memang pekerjaan ini

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
4
membutuhkan waktu yang lebih lama, namun jika mau membuat bangunan yang baru

lagi dana yang dikeluarkan menjadi lebih hemat dan irit.

 Bagian paling sulit dalam pembongkaran dinding adalah ketika harus melepas

konstruksi yang terbuat dari tulang besi. Selain butuh waktu yang lebih lama prosesnya
juga rumit. Terlebih lagi bila rumah tersebut terdiri dari dua lantai atau lebih. Karena
tulang besi tersebut tidak hanya ada di dinding saja namun juga berada di lantai bagian

atas. Bahkan element ini menjadi merupakan pekerjaan yang paling melelahkan.
 Jika semuanya sudah dibongkar, tinggal melepas lantainya lalu disusul dengan pondasi
yang ada di dalam tanah. Pekerjaan ini juga tidak kalah rumit dibanding dengan

pembongkaran konstruksi. Kita harus membuat galian atau lubang lebih dahulu.

4. Direksi Keet
Direksi keet diperlukan untuk mendukung proses kegiatan dan monitoring

pelaksanaan proyek juga digunakan sebagai pusat kegiatan di lapangan.

 Waktu yang dibutuhkan: Direksi Keet dan Gudang barak kerja dilaksanakan diawal

proyek dimana dikerjakan di minggu pertama pada time schedule pekerjaan.

 Peralatan yang diperlukan: Gergaji kayu, gergaji besi, ketam, ember aduk, meteran,

sekop, cangkul, stamper, cetok semen, sapu lidi, kuas, tang, kunci inggris, obeng dan

pensil.

 Bahan yang dipakai: kayu borneo, tripleks, kaca nako, amplas, cat kayu, semen, pasir
pasang beton, kunci tanam, kunci, engsel, kabel listrik, stop kontak, saklar, lampu pijar,

isolasi tape, seng gelombang uk. 20 mm dan paku.

 Metode Pelaksanaan :

- Penetapkan lokasi yang akan dijadikan tempat direksi keet.

- Permohonan ijin kepada pihak yang terkait.

- Pembersihan lokasi dan penataan tanah secara manual

- Pemasangan Bouwplank.

- Pemadatan tanah dengan stamper pada lokasi yang sesuai dengan rencana.

- Penggalian pondasi tiang, yang dilanjutkan dengan pengecoran pondasi dengan

beton adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Split dan diberi stud besi s/d kaki tiang.

- Pembuatan dan pendirian rangka bangunan dari kayu.

- Pemasangan atap dari bahan seng gelombang.

- Pemasangan dinding tipleks untuk penyekat ruangan.

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
5
- Pasang kayu borneo double tripleks berikut kunci dan jendela kaca nako.

- Pemasangan instalasi listrik.

- Pengecoran lantai dengan menggunakan beton tumbuk adukan

1 Pc : 3 Psr : 5 Split.

- Pembersihan dan melengkapi direksi keet dengan isinya meja, kursi, lemari,

papan tulis dsb.

Gambar 2.1 Pek. Pembuatan Direksi Keet

5. Air Kerja

Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja

berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya.
Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja.

Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk

mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk
keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari

sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah

ditentukan.

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
6
Gambar 2.2 Pek. Pengadaan Air Kerja

6. Listrik Kerja

Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan Batu Alam,


pemotongan besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat

bantu kerja lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan

pengajuan ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan
pekerjaan.

Gambar 2.3 Pek. Pengadaan Listrik Kerja

7. Mobilisasi dan Demobilisasi


a. Mobilisasi Peralatan

Mobilisasi / pengiriman peralatan ke lokasi pekerjaan di jadwalkan terlebih dahulu yang

berisi keterangan lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan

peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan pada lokasi yang aman / dekat di
lokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan nantinya. Mobilisasi peralatan

diselesaikan sesuai dengan jadwal pelaksanaan Pekerjaan (merupakan salah satu

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
7
lampiran dalam dokumen penawaran) dan ketentuan lain yang telah dipersyaratkan

dalam dokumen pelelangan.

Tabel 2.1 Daftar Peralatan Utama

No Jenis Alat Kapasitas Jumlah

1 Mesin Genset 2200 Watt 1 Unit

2 Dump Truck 3.5 Ton 1 Unit

3 Pick Up 1 m3 1 Unit

4 Concrete Mixer 0.3 m3 2 Unit

5 Peralatan Tukang - 2 Set

6 Jack Hammer 11 VC 1 Unit

7 Peralatan Pancang Bore Pile - 1 Set

b. Mobilisasi Personil

Mobilisasi tenaga kerja mencakup tenaga kerja yang didatangkan dari luar lokasi

maupun berasal dari sekitar proyek. Tenaga kerja yang dominan adalah tenaga kerja

Konstruksi Tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus akan diambil
sebanyak mungkin dari penduduk lokal. Jika tenaga kerja lokal yang ada belum

mencukupi, baru akan diambil tenaga kerja dari luar lokasi.

Tabel 2.2 Daftar Personil Inti

No Klasifikasi Jumlah Orang

1 Team Leader 1 Orang

2 Ahli (K3) Konstruksi 1 Orang

3 Pelaksana Lapangan 1 Orang

4 Mandor Baja Ringan 1 Orang

5 Mandor Lapangan 1 Orang

6 Tukang Batu 1 Orang

7 Administrasi 1 Orang

8 Kepala Tukang, Tukang dan Pekerja Kasar Sesuai Kebutuhan

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
8
c. Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang

telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan


sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali
ke kondisi awal.

8. Dokumentasi dan Pelaporan


Foto visual 3 Phase Colour merupakan dokumentasi kegiatan proyek

 Peralatan yang dipakai : Kamera

 Waktu Pelaksanaan: Pelaksanaan untuk pengambilan Foto dokumentasi kegiatan

dilakukan di setiap hari dari awal pekerjaan hingga akhir kegiatan proyek, namun

saat yang penting dilakukan dokumentasi adalah pada saat pekerjaan mayor guna

sebagai bukti tiap pekerjaan.

 Metode Pelaksanaan :

- Foto-foto visual proyek dibuat pada keadaan 0 %, 50 %, 100 %

- Foto 0 % adalah foto keadaan proyek pada saat pekerjaan belum dimulai

(Existing).

- Foto 50 % adalah foto keadaan proyek pada saat pekerjaan mencapai

progress 50 %.

- Foto 100 % adalah foto keadaan proyek pada saat pekerjaan sudah selesai
100 %.

- Titik pengambilan foto sedapat mungkin berada pada satu titik tetap.

- Foto-foto yang telah jadi didokumentasikan dalam album.

9. Pek. Pembersihan Lapangan & Perataan

 Penjelasan Umum

Pekerjaan ini harus mencakup Pembersihan Lokasi pekerjaan menggunakan cara

Manual atau dengan Tenaga Manusia.

 Ruang Lingkup

1
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
9
Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya

sehingga tidak merusak struktur tanah. Bersamaan dengan ini mobilisasi

dilaksanakan, dan tak kalah pentingnya adalah membuat MC 0 (Mutual Chek Nol)

sehingga penempatan dana dapat dikontrol dengan baik dan terukur.

 Metode Kerja

a) Sebelum dilaksanakan pekerjaan, ditentukan terlebih dahulu lokasi pekerjaan

berupa panjang dan lebar lokasi pekerjaan

b) Dilaksanakan pembersihan lokasi pekerjaan dengan peralatan berat dengan

uraian pekerjaan sebagai berikut:

c) Pekerjaan Pembersihan (land clearing) & Pembongkaran (grubbing)


Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang tidak diperlukan sesuai

dengan spesifikasi teknis (semak, rerumputan, semak belukar, pepohonan,

tonggak-tonggak, dll) yang harus dibersihkan dengan menggunakan peralatan

sesuai dengan spesifikasi teknis. Sisa Pembakaran yang sudah padam sama
sekali ditanam dan diurug kembali secara rapi.

Gambar 3.3 Pek. Pekerjaan Lokasi Pekerjaan

2
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
0
 Flow Chart Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Mulai

Penentuan Panjang dan Lebar

Tidak
Cek Kembali Inspeksi

Ya
Proses Pembersihan Lokasi

Tidak

Inspeksi

Ya

Selesai

10. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank

 Penjelasan Umum

Pekerjaan ini harus mencakup Pemasangan Bowplank menggunakan cara Manual

atau dengan Tenaga Manusia.

 Metode Pekerjaan

Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan, melaksanakan pengukuran yang tepat

berkenaan dengan letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang


telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus

bangunan harus ditentukan dengan memakai alat waterpass


instrument/Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan tegel, langit-

2
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
1
langit dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku, untuk mendapatkan titik

Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang tercantum pada gambar rencana

(Lay Out), dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi

lapangan dengan Lay Out, kontraktor berkoordinasi pada Pengawas/Perencana.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Bouwplank :

 Bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan

Bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan


bench mark yang diberikan konsultan pengawas secara tertulis serta

bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh

bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.

 Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan


dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab

Kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya,


kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi

Pekerjaan.

 Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau wakilnya

tidak menyebabkan tanggung-jawab Kontraktor menjadi berkurang.

Kontraktor wajib melindungi semua benchmark, dan lain-lain atau seluruh

referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.

 Bahan dan Pelaksanaan.

Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m’ dari as


tepi bangunan dengan patok patok yang kuat, Bouwplank tidak boleh dilepas

atau dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga dapat
dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok bawah.

2
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
2
Gambar Pekerjaan Pemasangan Bouwplank

2
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI
3
 Flow Chart Pekerjaan Bowplank.

MULAI

Mencari Posisi Pengecekan


Patok Alat

Tidak

Peletakan Kalibrasi
Patok Alat Tidak

Chec
k Check

Iya Iya

Pengukuran

Peletakan
Patok

Pembuatan Patok Bouwplank

SELESAI

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 24


BAB III

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

3.1 Pekerjaan Tanah

a. Pekerjaan Galian Tanah

 Penjelasan Umum

Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang

diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.

 Ruang Lingkup

Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk Pondasi Batu kali dimana

posisi galian harus betul-betul diperhatikan dari segi Elevasi. Galian dilakukan dengan

langkah-langkah yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah
setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta

dijaga terhadap dampak lingkungan (Environmental Aspect) pada saat pelaksanaan


galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.

 Metode Kerja

Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan patok-patok

panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Pekerja melakukan

penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari Surveyor dan diawasi oleh

Pelaksana dan Pengawas. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping


galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus

aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang

berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke

Dumptruk untuk dibuang ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan
terpal/plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas

pekerjaan Galian. Lobang galian yang telah selesai digali dengan alat berat, dilakukan
perapihan dengan tenaga manusia, untuk persiapan pekerjaan selanjutnya.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 25


Gambar 3.5 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

 Flow Chart Pekerjaan Galian Tanah

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 26


b. Pekerjaan Urugan Pasir Bawah Lantai

 Penjelasan Umum

Pekerjaan Urugan Pasir dilakukan di bagian bawah Lantai dimana Urugan Pasir terdapat

di area yang tidak rata. Urugan Pasir dipadatkan dengan menggunakan tenaga
manusia. Material timbunan ini harus bersih, dan disetujui oleh direksi/pengawas
kontruksi.

 Ruang Lingkup

Pekerjaan ini terdiri dari Urugan Pasir.

 Metode Pelaksanaan :

a) Penghamparan material Urugan lapis perlapis dengan ketebalan yang sama dan

lebar timbunan sesuai dengan garis kelandaian, penampang melintang dan ukuran

yang tercantum di gambar.

b) Metode pemadatan dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi dan dimulai
dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu timbunan,

dalam arah memanjang.

c) Apabila tanah timbunan tidak mengandung kadar air yang mencukupi, perlu

disiram air sampai mencapai kadar air optimum. Jika tanah terlalu basah maka perlu

dikeringkan dulu sebelum dipadatkan.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 27


BAB IV

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI DAN BETON

4.1 Pekerjaan Pondasi

a. Pengeboran Bor Pile dia. 30 cm

 Penjelasan Umum

Pondasi Strauss Pile atau biasa disebut dengan bor pile manual pada dasarnya memiliki
bentuk yang hampir sama persis dengan Bore Pile, yang membedakan keduanya ialah

terletak pada cara pelaksanaan dan penggunaan alat untuk pengeboran. Pada tahap

pelaksanaannya pun masih menggunakan cara yang hampir sama, akan tetapi pada

Bore Pile manual ini akan dilaksanakan dengan lebih sederhana bahkan dengan harga

yang lebih murah dibandingkan dengan mesin Bore Pile.

 Ruang Lingkup

Pekerjaan ini terdiri dari Pengeboran, Pembesian dan Pengecoran.

 Tahapan Pelaksanaan dan Metodenya.

Sebelum mengetahui pelaksanaannya, ada baiknya anda mengetahui terlebih dahulu

mengenai pekerjaan jasa Strauss Pile. Pekerjaan jasa bor manual ini adalah pekerjaan

yang membangun sebuah pondasi konstruksi bangunan yang sistem kerjanya ialah

masih manual dan tidak menggunakan bantuan mesin. Secara umum, Strauss Pile atau
bor pile manual memiliki bentuk yang menyerupai tabung dan memiliki panjang yang

akan mengikuti perencanaan bangunan yang dibutuhkan nantinya.

Perlu ketahui, pondasi Strauss Pile berfungsi untuk mengurangi tingkat penurunan
tanah dan mampu menjadikan bangunan menjadi lebih kokoh dan kuat. Pondasi
Strauss Pile pada dasarnya mampu mengerjakan mulai dari diameter 20cm hingga

dengan 35cm. Rata-rata kedalaman yang mampu dicapai oleh bor pile manual ini ialah
hingga 6 meter. Pondasi bor pile manual sangat cocok untuk dijadikan metode atau

teknik pengeboran dalam membangun konstruksi untuk bangunan seperti Turap siring
, dan lainnya. Teknik bor pile manual juga sangat cocok untuk digunakan dalam

pengeboran pembangunan konstruksi pagar dan jembatan. Berikut ini langkah atau
tahapan dalam melaksanakan Strauss Pile.

a) Memastikan alat Strauss Pile mata bor.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 28


Sebelum melakukan pekerjaan pengeboran, hal pertama yang harus diperhatikan

ialah persiapan alat Strauss Pile dengan mata bor yang sesuai dengan kondisi tanah

yang hendak di lubangkan.

b) Persiapan kerja

Tahap selanjutnya ialah merangkai peralatan kerja, mulai dari mata bor, stang bor,

pipa, dan lainnya. Semua akan dirangkai hingga menjadi Strauss Pile atau satuan
alat bore pile yang telah siap untuk digunakan dalam proses pengeboran.

c) Proses pengeboran

Tahap berikutnya proses pengeboran bisa langsung dilaksanakan. Biasanya untuk


satu alat bor pile manual akan dikerjakan oleh 2 orang tenaga kerja. Pada saat

memutar mata bor, maka harus diberikan tekanan yang kuat, selanjutnya mata bor

akan di angkat untuk mengambil dan membuang tanah yang telah penuh dan
menempel di mata bor. Hal ini harus dilakukan secara berulang hingga sampai di

kedalaman 6 meter.

d) Pembesian

Proses pembesian ini dilakukan dengan membuat bentuk spiral untuk cicin dengan

pemotongan besi pokok yang memiliki panjang yang dilebihkan untuk kemudian

di stek. Besi tersebut selanjutnya akan di rangkai lalu di ikat dengan kawat hingga
akhirnya menjadi satu tulangan besi yang akan dimasukkan ke dalam lubang bor

pile manual.

e) Pengecoran

Tahap terakhirnya tentunya ialah pengecoran. Dalam pengecoran, jika lubang bor

basah atau di penuhi dengan air maka diharuskan menggunakan pipa paralon agar

membantu memasukkan cor hingga ke dasar lubang. Dan sebaliknya, jika lubang

cor kering maka bisa langsung dimasukkan dengan adukan cor ke lubang.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 29


Gambar Pekerjaan Bor Pile

b. Beton Lantai Kerja Bawah Foot Plat

Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana. Buat adukan

untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC:3Psr:5Krl atau B0. Pastikan bahwa lokasi

yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai

rencana dan telah diratakan. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah

atau kotoran. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk

menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per
1 m untuk leveling lantai kerja. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau
ember. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok

adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan
benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 30


c. Pondasi Foot Plat / Pile Cap

Untuk Pondasi Foot plat disini digunakan dengan ukuran 110 x 110 x 40 cm. dengan

pembesian besi beton Ulir dan mutu beton K-225. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut
dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini dan diuraikan urutan-urutan pekerjaannya.

Adapun urutan pekerjaan Pondasi Foot Plat dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pekerjaan Pembesian

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 31


Spesifikasi Material dan Jarak pemasangan Besi Beton mengikuti Gambar Kerja yang

telah disetujui Direksi. Pemasangan Besi Beton dipasang sedemikian (dipertengahan cor

beton), sehingga fungsi besi beton sebagai tulangan yang menahan gaya tarik dapat

bekerja maksimal. Untuk mempercepat penyelesaian Pekerjaan Perakitan Tulangan Besi


Beton Polos, maka Perakitan akan dikerjakan terlebih dahulu disuatu tempat yang tidak
jauh dari Lokasi Kegiatan. Pada Pemasangan Besi Beton Polos di Lapangan perlu

diperhatikan teknik sambungan besi. Penyambungan besi tidak kurang dari = 0,50 m.
Aspek ini harus dikerjakan sedemikian sehingga dipastikan tidak akan terjadi
patahan/lenturan pada titik-titik sambungan Pembesian yang dimaksud sesuai petunjuk

Direksi.

 Bekisting

Pekerjaan bekesting dikerjakan setelah pekerjaan Galian Tanah pondasi selesai di

kerjakan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan pekerjaan

ini adalah dimensi pondasi yang diinginkan, letak kolom yang ada diatasnya.

Kami akan memotong bahan material yang akan digunakan sesuai dengan dimensi

yang diinginkan dengan memperhatikan spesifikasi teknis yang ada. Dalam hal untuk
mencapai hasil yang maksimal maka kami akan selalu berkoordinasi dengan pihak

direksi dan konsultan pengawas.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 32


 Cor Beton Pondasi Plat

Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana

ditentukan dan tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain tanpa persetujuan Direksi,

tetapi Kontraktor boleh memakai Zat pelambat untuk mempermudah persiapan

pembuatan dan cara pemakaiannya harus mendapatkan persetujuan Direksi.

Bahan harus dicampur sesuai dengan perbandingan campuran yang ditetapkan dan

ditakar dengan ukuran takaran yang sama sehingga menghasilkan mutu beton yang

disyaratkan.

Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai

pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.

Pencampuran bahan harus dilakukan sampai campuran beton tersebut benar-benar


homogen dengan menggunakan concrete mixer

Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh

melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari

beratnya) untuk kelas lainnya.

Kekentalan adukan harus memenuhi nilai slump test sebesar 10-12,5 cm, atau sesuai

dengan peraturan sehingga menghasilkan mutu beton yang disyaratkan. Beton yang

belum mengeras harus dilindungi dari hujan, demikian pula pada saat pengecoran.

Dalam hal untuk mencapai mutu yang disyaratkan, pada saat selesai dicor untuk

mengurangi kehilangan air secara cepat, beton perlu dirawat dengan penyiraman air
secara berkala sampai mencapai umur kekuatan 100 %. Perawatan beton dilakukan

dengan penyiraman air.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 33


Beton tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera dibasahi sesudah beton

cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan

yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis, atau

cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang
digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi-
spesifikasi air untuk campuran beton.

Kemudian untuk mengetahui hasil Mutu K225 yang diinginkan, kami mengambil sample

untuk test Kubus, setelah itu dilaksanakan Test Mutu di Laboratorium dengan umur 7-

14-21 dan 28 Hari.

d. Sloof beton bertulang, K-225

 Penjelasan Umum

Dikerjakan memanjang diatas pondasi dan sesuai jalur pondasi yang sebelumnya

sudah dipasang. Dalam hal ini stag tulangan pada pasangan pondasi akan diteruskan

untuk penulangan sloof.

 Ruang Lingkup

Pada Pekerjaan Ini Menggunakan beton bertulang dengan Mutu Beton K.225. Dan

dibagi dalam beberapa bagian pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan pembesian,

Pekerjaan Bekisting dan pekerjaan Pembetonan.

 Metode Pelaksanaan

1. Pekerjaan Pembesian

a) Spesifikasi Material dan Jarak pemasangan Besi Beton mengikuti Gambar Kerja

yang telah disetujui Direksi. Pemasangan Besi Beton dipasang sedemikian


(dipertengahan cor beton), sehingga fungsi besi beton sebagai tulangan yang

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 34


menahan gaya tarik dapat bekerja maksimal. Untuk mempercepat

penyelesaian Pekerjaan Perakitan Tulangan Besi Beton Polos, maka Perakitan

akan dikerjakan terlebih dahulu disuatu tempat yang tidak jauh dari Lokasi

Kegiatan.

b) Pada Pemasangan Besi Beton Polos di Lapangan perlu diperhatikan teknik


sambungan besi. Penyambungan besi tidak kurang dari = 0,50 m. Aspek ini

harus dikerjakan sedemikian sehingga dipastikan tidak akan terjadi

patahan/lenturan pada titik-titik sambungan Pembesian yang dimaksud


sesuai petunjuk Direksi.

Gambar Pembesian Sloof

 Flowchart Pekerjaan Pembesian

Persiapan Daftar Persiapan Lapangan


Besi - Tempat Pabrikasi
- Alat Potong Besi
- Pengiriman Besi

Pengajuan Daftar Besi

Pesetujuan Daftar Besi


Tidak
ya

Pabrikasi Besi

Besi Siap Dipasang Sisa Besi


Pabrikasi Besi

Pekerjaan Pemasangan
Pembersihan Area Kerja Pekerjaan
Pengukuran
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 35

Pemasangan Besi
2. Pekerjaan Bekisting

a) Pertama-tama diadakan mobilisasi bahan bekisting agar pada perakitan tidak

mengalami keterlambatan sehingga dapat berjalan lancar. Pelaksana

memerintahkan pada pekerja untuk melakukan pengukuran terhadap dimensi


rencana dan elevasi tinggi yang telah ditentukan dalam gambar dan

memasang bekesting sesuai ukuran tersebut. Bekisting yang dipasang tidak

boleh mengalami lubang yang nantinya menyebabkan kebocoran air semen.

Setelah dipasang dilakukan pengecekan bekisting meliputi keadaan


sambungan pada bekisting, kerapian dan kerapatan. Sehingga dicapai hasil

diinginkan

b) Bekisting pada sloof ini menggunakan triplek dan kayu. Ukuran bekisting

disesuaikan dengan ukuran yang ada di gambar rencana sloof. Sebelumnya

tanah digali untuk penempatan sloof. Kedalaman galian sesuai dengan

gambar rencana.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 36


Gambar Bekisting Sloof

c) Flowchart Pekerjaan Bekisting

Mulai

Pengukuran Lokasi

Penentuan Letak dan Bahan Perancah

Pembuatan Begisting

Tidak
Check

Iya
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 37
Pemasanagan Pembesian
3. Pekerjaan Beton K-225

a) Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan dan tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain tanpa

persetujuan Direksi, tetapi Kontraktor boleh memakai Zat pelambat untuk

mempermudah persiapan pembuatan dan cara pemakaiannya harus

mendapatkan persetujuan Direksi. Bahan harus dicampur sesuai dengan

perbandingan campuran yang ditetapkan dan ditakar dengan ukuran takaran

yang sama sehingga menghasilkan mutu beton yang disyaratkan yaitu Mutu

K-225. Banyaknya semen untuk tiap-tiap kubik beton tidak kurang dari 371 kg.

b) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu
selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat

dan beton yang dihasilkan. Pencampuran bahan harus dilakukan sampai


campuran beton tersebut benar-benar homogen dengan menggunakan

concrete mixer.

c) Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat)

tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan

melampaui 0,60 (dari beratnya) untuk kelas lainnya. Kekentalan adukan harus
memenuhi nilai slump test sebesar 10-12,5 cm, atau sesuai dengan peraturan

sehingga menghasilkan mutu beton yang disyaratkan. Pemadatan beton

harus menggunakan vibrator (penggetar adukan), dan dilaksanakan sesuai


dengan standart pengerjaan beton bertulang yang berlaku. Beton yang belum

mengeras harus dilindungi dari hujan, demikian pula pada saat pengecoran.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 38


Gambar Pengecoran Sloof

Gambar 3.11 Tabel Perhitungan Campuran Beton

d) Flowchart Pengecoran Sloof

START

Mempelajari Gambar

Persiapan Bahan, Alat

Tidak

Check
Iya

Menentukan Elevasi
METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 39
Tidak

Check
Iya
A

Pemasangan Bekisting

Tidak

Check
Iya

Pembesian

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI


Tidak 40

Check
Iya
e) Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Sloof :

1. Identifikasi Jenis Bahaya Dan Resiko K3

 Terperosok ke dalam lubang galian sloof (luka berat)

 Tergores atau tertancap penulangan sloof (luka berat)

 Mata terkena cipratan beton cor yang panas (Luka Ringan

 Tersandung Balok Sloof yang telah dicor (Luka Ringan)

2. Pengendalian Resiko K3:

 Membuat Safety Line Area

 Membuat Pagar atau rambu pelindung

 Memakai alat pelindung diri lengkap

 Penempatan Traffic Officer

e. Kolom beton bertulang, K-225

 Penjelasan Umum

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 41


Posisinya sesuai titik penempatan foot plat dengan jarak yang telah ditentukan oleh

Direksi. Stag tulangan pada bagian atas foot plat akan diteruskan keatas untuk

penulangan struktur kolom tersebut. Pada struktur kolom itu sendiri tetap akan diberi

stag pada bagian samping kolom yang difungsikan untuk angkur pasangan dinding
nantinya. Pada Pekerjaan Ini Mempergunakan beton bertulang dengan Mutu Beton
K.225

 Ruang Lingkup

Pada Pekerjaan Ini Menggunakan beton bertulang dengan Mutu Beton K.225. Dan

dibagi dalam beberapa bagian pekerjaan yang dimulai dari pekerjaan pembesian,

Pekerjaan Bekisting dan pekerjaan Pembetonan.

 Metode Kerja

1. Pekerjaan Pembesian

( Metode Kerja Pembesian telah disampaikan pada item pekerjaan diatas )

2. Pekerjaan Bekisting

( Metode Kerja Bekisting telah disampaikan pada item pekerjaan diatas )

Gambar Bekisting Kolom

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 42


3. Pekerjaan Beton K-225

( Metode Kerja Pengecoran telah disampaikan pada item pekerjaan diatas )

4. Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Kolom Struktur

a. Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko K3

 Terjatuh atau terpleset dari atas bekisting kolom ( luka berat )

 Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )

 Mata terkena cipratan beton cor yang panas ( Luka Ringan )

 Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )

 Tertimpa bak atau tremi pengecoran ( Luka Berat )

b. Pengendalian Resiko K3 :

 Membuat Safety Line Area

 Membuat Pagar atau rambu pelindung

 Memakai alat pelindung diri lengkap

 Penempatan Traffic Officer

 Pengawasan Rutin

 Memperkuat Platform Kerja

f. Pekerjaan Kolom Praktis 12/12

 Penjelasan Umum

Mutu beton yang digunakan untuk kolom praktis adalah K-175, f’c = 14.5 MPa.

 Persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton bertulang untuk kolom praktis:

a. Sebelum pelaksanan pekerjaan ini dimulai pelaksanaan wajib meneliti dimensi /

ukuran.

b. Pelaksanaan pekerjaan ini berpedoman pada peraturan beton Indonesia (PBI) N.I.

2 dengan mutu beton yang digunakan adalah K175

c. Untuk konstruksi ini disyaratkan memakai pasir campuran, pasir halus dan kasar,

jadi tidak diperkenankan pasir halus.

d. Masa pengeringan beton minimal 28 hari namun terhadap begesting penahan sisi
vertical dapat dilepas 3 hari sesudah pengecoran atau menurut petunjuk Direksi.

e. Bahan begesting harus cukup kuat terhadap cuaca. Sistem pemasangan dibuat
mudah dilepas dan tidak mempengaruhi konstruksi tersebut.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 43


f. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembesian diperiksa dan disetujui oleh Direksi

/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

g. Setelah pengecoran, beton harus selalu dibasahi dengan air minimal 2 kali sehari

selang 7 hari kalender.

 Kualifikasi bahan

a. Agregat kerikil harus padat / tanpa rongga dan keras, tidak berlumut / licin, tidak

ringan, tidak berkarang / bukan kerikil laut dan bebas dari segala kotoran. Untuk

konstruksi ini dipakai pasir kali / gunung yang padat, keras dan bersih dari kotoran,

tidak diperkenankan memakai pasir laut.

b. Untuk konstruksi ini dipakai semen yang memakai sertifikat merk.

c. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton ini tidak menyimpang dari

Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI-71).

d. Kontraktor diwajibkan membuat mix desain setiap volume pengecoran beton

maksimal 5 m3 beton.

 Besi Penulangan

Kolom praktis sebagai pengikat dinding agar tidak rubuh/miring, Beton bertulang

campuran (K-175) tulangan utama besi beton 4Ø10, tulangan sengkang Ø6 mm – 150

Syarat syarat pelaksanaan besi penulangan kolom praktis sama seperti pekerjaan

pasangan kolom struktur.

 Bekisting

Bekisting yang digunakan untuk kolom praktis menggunakan kayu balok dan tripleks.

Sebelum bekisting dipasang, tripleks dioles dengan minyak oli dengan tujuan agar saat

dilepas tidak ada beton yang menempel. Lalu bekisting kolom diatur kelurusannya.
Setelah itu dipasang support di sekeliling bekisting kolom praktis untuk menjaga

ketegakan bekisting dan sebagai perkuatan agar kolom saat dicor tidak terangkat.

 Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Kolom Praktis

a. Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko K3

 Terjatuh atau terpleset dari atas bekisting kolom ( luka berat )

 Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )

 Mata terkena cipratan beton cor yang panas ( Luka Ringan )

 Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )

 Tertimpa bak atau tremi pengecoran ( Luka Berat )

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 44


b. Pengendalian Resiko K3 :

 Membuat Safety Line Area

 Membuat Pagar atau rambu pelindung

 Memakai alat pelindung diri lengkap

 Penempatan Traffic Officer

 Pengawasan Rutin

 Memperkuat Platform Kerja

g. Pek. Urugan Tanah kembali yang dipadatkan

 Penjelasan Umum

Pekerjaan Urugan tanah Kembali dilakukan Posisi bekas galian yang berada di

daerah pasangan batu dimana penimbunan tanah yang berada di belakang Pasangan
Batu dilakukan setelah pekerjaan Pasangan Batu telah selesai dilaksanakan. Timbunan
tanah dipadatkan dengan menggunakan tenaga manusia. Material timbunan ini harus

bersih dan disetujui oleh direksi/pengawas kontruksi.

 Ruang Lingkup

Pekerjaan ini terdiri dari penimbunan tanah kembali dari material hasil galian yang

dapat dipakai kembali (suitable material).

 Metode Kerja

a. Penghamparan material timbunan lapis perlapis dengan ketebalan yang sama dan

lebar timbunan sesuai dengan garis kelandaian, penampang melintang dan ukuran
yang tercantum di gambar.

b. Metode pemadatan dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi dan dimulai

dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu timbunan,

dalam arah memanjang.

c. Apabila tanah timbunan tidak mengandung kadar air yang mencukupi, perlu

disiram air sampai mencapai kadar air optimum. Jika tanah terlalu basah maka perlu

dikeringkan dulu sebelum dipadatkan.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 45


 Flow Chart Timbunan

Mulai

Pengukuran Lokasi Penimbunan

Material Hasil Galian

Cek

Material terpakai/dapat Material Tidak dapat


dimanfaatkan dimanfaatkan

Pembuangan Hasil Galian di


sekitar lokasi kegiatan
Timbunan Tanah Kembali
dipadatkan
Tidak

Inspeksi Pemadatan Ulang

Ya

Selesai

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 46


h. Pek. Cor Rabat Lantai Bangunan

 Metode Kerja

Pengecoran lantai ini dilaksanakan setelah pekerjaan sloof, kolom, pasangan bata dan

atap selesai dilaksanakan. Sebelum lantai rabat di cor, perlu diperhatikan kepadatan

tanah timbunan kembali dan urugan pasir, agar pengecoran ini sesuai dengan elevasi
yang diinginkan.

Gambar Pek. Rabat Lantai

 Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Cor Lantai

a. Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko K3

 Mata terkena cipratan beton cor yang panas ( Luka Ringan )

 Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )

 Tertimpa bak atau tremi pengecoran ( Luka Berat )

b. Pengendalian Resiko K3 :

 Membuat Safety Line Area

 Membuat Pagar atau rambu pelindung

 Memakai alat pelindung diri lengkap

 Penempatan Traffic Officer

 Pengawasan Rutin

 Memperkuat Platform Kerja

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 47


i. Plat Lantai Beton Bertulang dan Balok

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada
proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan

memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok

induk) dan balok anak.

Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan,

mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

1. Tahap Persiapan

a. Pekerjaan Pengukuran

Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok

dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

b. Pembuatan Bekisting

Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena

dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai

dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti

sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat.

Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material

utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.

c. Pabrikasi besi

Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan

dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.

Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

2. Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat

Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

a. Pembekistingan balok

Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :

1. Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai

dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.

2. Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack

atau U-head jack nya.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 48


3. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross

brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan

arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.

4. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang

dipasang di atas suri-suri.

b. Pembekistingan pelat

Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :

1. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.

Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat

lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan
menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan

mengatur base jack dan U-head jack nya

2. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross

brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.

3. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk
tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat

mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan

kebocoran pada saat pengecoran

4. Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai

pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat

mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam

kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

c. Pengecekan

Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya


pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika

sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

d. Pembesian balok

Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :

1. Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian

diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.

2. Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok

dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.

3. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok

lalu diikat.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 49


4. Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode

pemasangannya. Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan

dipabrikasi seluruh bagian sampai balok jadi utuh, namun ada kendala pada

saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan perubahan yang kedua


yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan
sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan

perubahan yang terakhir semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang


akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan sampai kini metode ini yang paling
baik untuk digunakan.

e. Pembesian pelat

Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat,

antara lain :

1. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap.

Besi tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas

bekisting pelat.

2. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang

tulangan ukuran tulangan D10-200.

3. selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.

4. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

f. Pengecekan

Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/

pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok

adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah

sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang

diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak

tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat lantai, beton

decking, kaki ayam, dan kebersihannya.

g. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan

untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah


bekisting di bongkar kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban
diatasnya.

3. Tahap Pengecoran Pelat dan Balok

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 50


Administrasi pengecoran

1. Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang

akan dicor

2. Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke

konsultan pengawas

3. Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.

4. Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut

5. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

c. Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok

Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan

pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer,

vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh

pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :

1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak

beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan

di lapangan.

2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air

3. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan

4. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil

Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut

dengan TC

5. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka

katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.

6. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih

dahulu selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level

dengan waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih

5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk

mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton.

7. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton

segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 51


8. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah

ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

d. Pembongkaran Bekisting

Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan

untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai


penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

e. Perawatan (curing)

Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga

dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan

menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

j. Pekerjaan Tangga

Pada pekerjaan tangga hal yang pertama yang dilakukan marking untuk menentukan
tinggi offtrede dan besarnya antrede, persiapan tulangan pun dilakukan ditempat lain

dengan metode fabrikasi. Setelah itu pasang bekisting tangga dan pengecekan bekisting
tangga. Kemudian dilakukan pemasangan dan perakitan tulangan. Setelah pekerjaan ini
dilakukan, cek kembali bekisting tangga dan tangga siap dicor dan dibongkar.

Pekerjaan tangga merupakan pekerjaan beton bertulang struktur tangga yang

berfungsi sebagai tempat lalu lintas antar lantai. Tangga adalah sebuah konstruksi yang

dirancang untuk menghubungkan dua tingkat vertikal yang mempunyai jarak satu sama

lain. Konstruksi tangga merupakan konstruksi yang terdiri atas injakan dan tanjakan.
Pekerjaan tangga meliputi pekerjaan pemasangan bekisting, pekerjaan pemasangan

tulangan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembongkaran bekisting.

 Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi tangga sebelulm

pekerjaan penulangan. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk

beton. Pekerjaan bekisting tangga menggunakan sistem semi konvensional. Sistem


konvensional ini terlihat dengan adanya pemakaian plywood dan scaffolding.

Tahapan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan tangga ialah:

a. Sebelum pemasangan bekisting, pekerjaan pengukuran dan pekerjaan

marking terlebih dahulu dilakukan, pekerjaan marking sebagai tanda untuk

kemiringan tangga yang akan dipasang bekisting, dan juga marking untuk
injakan dan tanjakan

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 52


b. Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk tetap

menjaga mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang dipikul.

Penggunaan jack base sebagai pengatur ketinggian/ elevasi scaffolding sesuai

ketinggian yang telah direncanakan.

c. Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu sendiri.

d. Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe untuk

menjaga struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak.

e. Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri-suri. Selain itu u-head

juga berfungsi untuk mengatur ketinggian dan kemiringan bekisting

f. Memasang plywood dengan kemiringan yang telah direncanakan sebagai

dasar plat tangga. Selanjutnya di pasang plywood pada bagian kanan dan kiri

tangga untuk cetakan tanjakan . keadaan bekisting tangga di lapangan terlihat


pada Gambar dibawah ini :

Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena berdampak

lansung pada pekerjaan-pekerjaan selanjutnya.

 Pekerjaan Tulangan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan penulangan tangga meliputi:

a. Pemotongan baja tulangan utama kolom di los besi

b. Pengangkutan baja tulangan menggunakan alat berat truck dari lokasi los besi ke

lokasi proyek

c. Selanjutnya pengangkutan baja tulangan siap rakit ke area yang dekat dengan

tangga yang akan dipasang

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 53


d. Merakit tulangan utama pada tangga , perakitan dilapangan terlihat pada Gambar

dibawah ini :

e. Pemaasangan tulangan cakar ayam pada plat tangga

f. Pemasangan beton decking sebagai selimut plat tangga

g. Pemasangan tulangan pondasi tangga

 Pekerjaan Pengecoran

Untuk Pengerjaan Pengecoran sama metodenya dengan pekerjaan pengecoran plat

lantai dan balok.

k. Cor Beton Bertulang Ring Balok

 Penjelasan Umum

Dimensi ring balok dapat diliat di gambar kerja. Mutu beton yang digunakan untuk

pekerjaan ring balok dan balok sopi-sopi adalah K-225.

 Ruang Lingkup

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton bertulang untuk pekerjaan ring balok sama

dengan pekerjaan kolom praktis.

 Metode Kerja

a) Besi Penulangan

Ring balok menggunakan tulangan Polos. Syarat syarat pelaksanaan besi


penulangan untuk pekerjaan ring balok sama dengan pekerjaan kolom praktis.

b) Bekisting

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 54


Bekisting yang digunakan untuk Ring balok dan balok sopi-sopi menggunakan kayu

balok dan tripleks.

Gambar Pek. Ringbalk

 Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Ringbalk

a. Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko K3

 Terjatuh atau terpleset dari atas bekisting Ringbalk ( luka berat )

 Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )

 Mata terkena cipratan beton cor yang panas ( Luka Ringan )

 Tertusuk paku pengerjaan bekisting ( Luka Ringan )

 Tertimpa bak atau tremi pengecoran ( Luka Berat )

b. Pengendalian Resiko K3 :

 Membuat Safety Line Area

 Membuat Pagar atau rambu pelindung

 Memakai alat pelindung diri lengkap

 Penempatan Traffic Officer

 Pengawasan Rutin

 Memperkuat Platform Kerja

l. Cor Beton Bertulang Plat Dak

Pekerjaan dak beton ini dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.
sistem pekerjaan canopy yang dipakai adalah konvensional. Semua perkerjaan canopy

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 55


dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan

bekisting, pengecoran sampai perawatan. Pembuatan panel bekisting Dak Beton harus

sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga

hasil akhirnya sesuai dengan luasan Dak Beton yang akan dibuat. Pekerjaan Dak Beton
dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso, balok
kayu, reng, papan plywood. Pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai

kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian canopy akan dilakukan dengan
sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Selanjutnya
adalah tahap pembesian canopy, antara lain :

a. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat Beton yang sudah siap. Besi

tulangan diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat
Beton.

b. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan

ukuran tulangan sesuai gambar rencana.

c. selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.

d. Letakkan beton deking/tahu beton antara tulangan bawah pelat Beton dan bekisting

alas pelat Beton. Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah

pelat.

e. Untuk perancah dipasang dengan jarak tertentu sesuai dengan luasan Dak Beton yang

diiginkan.

BAB IV

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.2 Pekerjaan Pasangan dan Plateran

1. Pekerjaan Pasang Dinding 1/2 Bata Merah

 Penjelasan Umum

Ketrampilan kerja atau kecakapan tukang yang melaksanakan pekerjaan pasangan

adalah sangat penting karena merupakan penentu terhadap kualitas pekerjaan

pasangan. Bila tukang yang mengerjakan mempunyai pengetahuan cukup tentang

sifat-sifat bahan dan mempunyai keterampilan yang baik maka akan menghasilkan
pasangan yang baik. Adukan diletakan, cukup untuk satu buah, bata merah diletakan
dengan cara seolah-olah pesawat udara mendarat. Dengan cara ini kita meletakannya

pada posisi yang dituju sekaligus ujungnya menggaruk/mendorong sedikit adukan,

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 56


untuk penyesuaikan posisi cukup digeser kedepan dan belakang secara mendatar,

Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus, pada pemasangan digunakan tali pelurus.

Semua siar vertikal, siar antara dinding dan kolom maupun balok harus terisi penuh,

tebal adukan siar ± 1 cm, dengan variasi 3 mm.

 Ruang Lingkup

Pada Pekerjaan Ini Menggunakan Bata Merah dengan menggunakan metode

pasangan ½ bata.

 Metode Kerja

a) Pemasangan batu bata, batako dan hebel dengan adukan 1 PC:4 PS dilaksanakan
untuk pasangan sekitar kusen dan yang ditentukan dalam gambar bestik dan
gambar detail.

b) Sebelum dipasangkan batu bata harus direndam terlebih dahulu. Dalam hari yang

sama setelah pemasangan batu bata selesai dikerjakan siar-siar dikeruk sedalam 1
cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.

c) Pada bagian atas lubang pintu atau jendela dengan bentang lebih dari 1 m

dipasang balok lantai dengan ukuran-ukuran dan tulangan sesuai dengan gambar

bistek dan gambar detail.

d) Apabila ukuran dari 1 m, dipasang rolag tinggi 1 batu dengan adukan 1PC : 4PS.

Rolag harus dipasang sekaligus selesai agar benar-benar berfungsi sebagai balok
pemikul.

e) Pemborong diwajibkan mengajukan contoh batu bata/bata tela terlebih dahulu

untuk disetujui Direksi. Direksi berhak menolak batu bata tersebut bila tidak

memenuhi syarat seperti:

- Pembakaran kurang matang / merata.

- Banyak mengandung retak-retak/keropos.

- Dan lain sebagainya.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 57


Gambar Pek. Pasangan dinding ½ bata

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 58


f) Flow
Mulai Chart

Persiapan Gambar Rencana

Pembersihan

Penandaan Jalun dan Elevasi

Perendaman Batu bata &


Persiapan Adukan
Pemasangan

Inspeksi

Pemasangan Batu Bata

Inspek
si
Pemasangan dilanjutkan

SELESAI
Pekerjaan Dinding ½ Bata

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 59


 Pengendalian Resiko Terhadap K3 Untuk Pekerjaan Dinding Bata

c. Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko K3

 Terjatuh atau terpleset dari atas Tumpukan bata ( luka berat )

 Terkena benda atau peralatan berat ( luka berat )

 Mata terkena cipratan beton cor yang panas ( Luka Ringan )

 Tertimpa bak atau tremi pengecoran ( Luka Berat )

d. Pengendalian Resiko K3 :

 Membuat Safety Line Area

 Membuat Pagar atau rambu pelindung

 Memakai alat pelindung diri lengkap

 Penempatan Traffic Officer

 Pengawasan Rutin

 Memperkuat Platform Kerja

2. Pekerjaan Plesteran

 Metode Kerja

a) Pada pemasangan batu bata sebelum diplester bidang tembok haruis dibasahi

terlebih dahulu sampai jenuh. Begitu selesai pemasangan batu bata siar-siar

dikeruk sedalam kurang lebih 1 cm, kemudian dilakukan pemlesteran. Dengan

adukan 1 Pc : 4 Ps dilakukan untuk semua plesteran sudut-sudut dan pinggir-

pinggir tembok dan plesteran beton termasuk pasangan bata tasram.

b) Semua permukaan pasangan batu bata dan batu kali yang terpendam di dalam

tanah harus diplester kasar (beraben) dengan adukan yang sama. Dengan adukan
yang sama kuat 1 Pc : 4 Ps dilakukan untuk apsangan bata adukan kuat atau

trasram.

c) Tebal plesteran tembok bata diambil maksimum 1,5 cm. plesteran tembok boleh

dilakukan apabila pemasangan pipa-pipa saluran air dan listrik dan lainnya selesai

dilaksanakan. Pembobokan plesteran untuk instalasi tersebut tidak diperkenankan.


Setelah pekerjaan-pekerjaan selesai maka dilakukan acian dengan PC.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 60


 Flowchart Pek. Plesteran

3. Pekerjaan Paving Block

Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di

Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan

menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.

Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat

yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. Lapisan Subgrade

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 61


Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga

mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk

kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah

dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified
Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving

nantinya.

2. Lapisan Subbase

Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang

kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal

kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting
untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

3. Beton Pengunci

Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan

paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar

paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

4. Aliran Air

Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang

sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi
waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan

sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus

membongkar paving yang sudah terpasang.

Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving

dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat

berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.

 Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.

 Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah

terpasang tidak bergeser.

 Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan
dengan menggunakan jidar kayu.

 Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja

pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 62


 Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),

potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving

block cutter.

 Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian

antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu
batu.

 Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau

stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar
paving block satu sama lainnya.

 Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

4. Pekerjaan ACP + Rangka Besi Hollow

Pekerjaan APC dilakukan yang berpengalaman dan memenuhi kriteria di atas siap

untuk memberikan hasil yang yang terbaik, bahan material untuk warna,dan jenis
material sesuai persetujuan direksi.

1. Tata Cara Pemasangan

a. Pemasangan scaffolding

pada semua permukaan dinding yang akan dipasang facade dengan jarak antara
dinding dan rangka scaffolding tidak melebihi 50 cm.Pengecekan kerataan

bidang dinding yang akan dipasang. Menentukan jarak bidang dinding existing

dengan bidang Seven. Menentukan titik bracing/breaket pada dinding


existing.Pabrikasi bracing/braket dengan material besi baja profil siku ukuran 70 x
70 x 7 mm (untuk braket penunjang) dan siku50 X 50 x 4 mm (braket ACP standard)

, yang rangkaiannya disambung dengan menggunakan las listrik. Panjang

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 63


dari bracing/breaket profil siku ini disesuaikan dengan jarak antara dinding existing

dengan modul panel seven. Pemasangan bracing/braket dengan menggunakan

angkur baut dyna bolt pada titik-titik bidang dinding existing yang telah ditentukan

terlebih dahulu. Pemasangan bracing/braket harus pada titik yang akurat karena
menyangkut rangka vertikal yaitu hollow 40 x 40 mm yang akan dipasang, dan
sesuai dengan ukuran modul yang akan dipasang.

b. Pemasangan rangka vertical yaitu material hollow 40 x 40 mm sesuai dengan titik

braket yang telah dipasang, sambungan antara braket dengan rangka vertikal

hollow aluminium 40 x 40 mm dengan menggunakan skrup yang galvanis diameter

4mm.Apabila rangka vertikal telah dipasang maka dilakukan pengecekan kembali

jarak terhadap dinding existing sekaligus dilakukan pengecekan kelurusan vertikal


rangka tersebut.Pemasangan rangka horizontal dilakukan setelah rangka vertikal

dicek dan disetujui pemasangannya oleh pemberi tugas.Pemasangan rangka

horizontal dipasang sesuai dengan modul panel yang direncanakan, sambungan


antara rangka vertical dengan rangka horizontal menggunakan skrup galvanis

4 mm.Demikian seterusnya pada bidang dinding yang akan dipasang modul panel.

c. Untuk memudahkan dalam hal pemesanan dan pemasangannya segera dibuatkan

daftar ukuran modul panel terpotong (Cutting list) yang sesuai dengan kebutuhan

ukuran di lapangan. Cutting list ini akan diajukan kepada pemberi tugas dan
disetujui untuk pemesanannya.

d. Apabila lembaran dari Seven

yang sudah datang/masuk ke proyek, untuk itu disiapkan tempat penyimpanannya

yang terlindung dari terik matahari serta hujan, juga dijaga agar lembaran
lembaran tersebut jangan sampai terinjak-injak oleh pekerja, penyimpanan dari

lembaran-lembaran Seven ditumpuk yang lembarannya saling berhadapan muka

dengan muka dan belakang dengan belakang. [Metode pemasangan acp.

e. Untuk pemasangan braket modul acp dipakai material bantu berupa siku

aluminium yang dipasang berhadapan dalam rangka satu hollow, untuk

jelasnya dapat dilihat pada jarak modul dengan modul harus dijaga secara continue
agar supaya sealent yang akan dipakai tampak depannya akan tetap

berkesinambungan pada semua lokasi modul.

f. Sealent yang dipakai adalah sealent Neutral

hal ini dilakukan dengan pertimbangan cuaca yang akan diterima dari sambungan

tersebut, serta penyealenantnya dilakukan dengan bantuan lakban kertas agar

supaya tidak meluber/lebar dari sealent tetap terjaga.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 64


5. Pek. Lantai Keramik 60 x 60

 Langkah Kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b. Pahami gambar kerja, pola pemasangan, dll.

c. Sortir keramik agar memperoleh keseragaman (ukuran dan warna)

d. Rendam keramik yang akan dipasang ke dalam bak air selama ± 1 jam.

e. Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan keramik

setelah proses perendaman selesai.

f. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk

seluruh kesatuan peil didalam ruangan.

g. Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada gambar

kerja.

h. Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan

benang yang sudah di seting terhadap ruangan, seperti pada contoh dibawah ini.

i. Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa memasang keramik pada

seluruh bidang lantai ruangan.

j. Dan setelah semua keramik lantai terpasang dan adukannya sudah kering, maka

sudah bisa untuk dicor nad.

k. pelaksanaan terakhir adalah membersihkan permukaan keramik dari kotoran sisa

adukan dan sisa cor nad

Gambar Langkah Pemasangan Keramik

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 65


 Flow Chart Pekerjaan Keramik

6. Pek. Lantai Keramik 30 x 30 untuk WC

 Langkah Kerja

( Metode Kerja Pengecoran telah disampaikan pada item pekerjaan diatas )

7. Pek. Lantai Keramik 30 x 30 untuk Dinding WC

 Langkah Kerja

( Metode Kerja Pengecoran telah disampaikan pada item pekerjaan diatas )

8. Pekerjaan Pasang Rangka Atap Kuda-Kuda Baja Ringan

 Penjelasan Umum

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan

struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat.

 Metode Kerja

Rangka batangberbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 66


2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut

menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka dan pemasangan

penutup atap serta bubungannya.

Atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng. Pekerjaan rangka

atap baja ringan meliputi:

 Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

 Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen

(Fabrikasi),

 Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

 Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan

 Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur

rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur

overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

 Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

 Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

- Pemasangan penutup atap

- Pemasangan kap finishing atap

- Talang selain jurai dalam

- Accesories atap

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 67


9. Pasang Atap Spandek.

 Adapun tahapan pekerjaan atap:

a. Buat sketsa rencana gambar atap yang akan dibangun.

b. Hitung struktur rangka atap sehingga didapatkan jenis dan dimensi profil baja

ringan yang kuat dan termurah untuk digunakan.

c. Tuangkan hasil perhitungan struktur rangka atap baja ringan dan buat gambar

kerja mengenai bentuk atap yang akan dibangun lengkap dengan ukuran, sudut

dan perletakan masing-masing profil baja ringan.

d. Penyiapan lahan dan tempat yang akan dipasang rangka atap baja ringan.

e. Pengukuran lokasi pemasangan berdasarkan rencana gambar yang sudah dibuat

sebelumnya.

f. Pemasangan masing-masing profil baja ringan sesaui dengan rencana

sebelumnya.

g. Selalu check sambungan apakah sudah benar-benar bagus pada masing-masing

bidang.

h. Pekerjaan pemasangan penutup atap baru dapat dilaksanakan setelah rangka atap

baja ringan sudah terpasang 100% dan kuat menahan beban atap diatasnya.

i. Untuk pemasangan atap dilakukan setelah pemasangan rangka atap selesai

dilaksanakan. Pada pekerjaan ini harus memperhatikan letak posisi rangka agar
posisi pemasangan atap multi colour benar-benar pada posisinya, dengan tetap

memperhatikan kemiringan atap yang direncanakan dan arahan konsultan


supervise serta pemilik proyek/owner.

j. Pemasangan talang dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan rangka baja

dengan posisi lebih dibawah dari rangka dengan membentuk saluran pada tiap

jurai agar air hujan dapat berjalan dengan baik.

k. Untuk pemasangan bubungan atap, dilaksanakan setelah pemasangan penutup


atap selesai dipasang dengan cara melipat pertemuan atap dimasing-masing

pertemuan pada posisi pemasangan bubungan atap.

l. Sementara untuk pemasangan listplank dilakukan setelah pemasangan rangka baja

selesai dilaksanakan dan sebelum pemasangan penutup atap dipasang. Listplank


ini dirakit terlebih dahulu sesuai dengan gambar rencana dan persetujuan
konsultan pengawas dan owner.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 68


Gambar Pekerjaan Pasang Atap

10. Pas. Lisplank GRC

( Metode Kerja Pengecoran telah disampaikan pada item pekerjaan Atap )

11. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

a. Pekerjaan Kusen

 Kusen Kayu + Daun Pintu Kaca (lengkap terpasang) type P5

 Kusen Kayu + Daun Pintu Double Teakwood Kaca (lengkap terpasang) type P6

 Kusen Alum. + Daun jendela Kaca (lengkap terpasang) type J2

 Kusen Alum. + Daun jendela Kaca (lengkap terpasang) type J3

 Kusen Alum. + Kaca (lengkap terpasang) type J4

 Kusen Alum. + Kaca (lengkap terpasang) type J7

 Kusen Alum. + Daun jendela bouvenligh (lengkap terpasang) type V1

 Kusen Alum. + Daun jendela bouvenligh (lengkap terpasang) type V2

 Kusen Alum. + Daun jendela bouvenligh (lengkap terpasang) type V3

 Kusen Alum. + Daun jendela bouvenligh (lengkap terpasang) type V4

b. Cara mengerjakan:

 Pada saat pemasangan dinding entah itu batu bata atau gypsum maka harus kita

persiapkan lobang kusen agar tidak perlu melakukan pembongkaran, ukuran

lobang disesuaikan dengan ukuran kusen ditambah 1 cm untuk tempat sealent.

 Lalu masukan kusen kedalam lobang, mengatur agar posisinya pas dengan

menggunakan alat beji, setelah posisi pas maka stel kelurusan kusen dengan

dinding, ketegakan dan kedataran sampai benar-benar bagus.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 69


 Buat lobang untuk tempat skrup pada dinding melalui lobang kusen dengan

menggunakan alat bor, kemudian masukan fischer kedalam lobang bor yang telah

buat. lalu ambil obeng untuk mengencangkan fischer.

 Siapkan daun pintu atau jendela yang sudah dirangkai penuh, misalnya sudah

terpasang kaca dengan sempurna.

 Daun pintu atau jendela tersebut masukan ke lobang kusen, kemudian pasang

semua aksesorisnya seperti engsel, roda, rel, hendle, door closer dan yang lainya.

 Kemudian lakukan finishing tembok dengan menggunakan bahan mortar/ semen

dan sealent. pengisian dilakukan sampai tertutup semua celah antara dinding dan

kusen.

 Selama proses pelaksanaan pembangunan berlangsung maka rawan terjadi

goresan atau benturan sehingga terjadi kerusakan kusen. oleh karena itu buat
pelindung dengan bahan isolasi plastik atau kertas.

c. Pekerjaan Door Holder dan Kunci Tanam

 Tiap daun pintu dipasang dua engsel sekualitas nylon.

 Untuk pintu dipasang kunci tanam 2 slag sekualitas yang asli.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 70


 Untuk pintu double (dua daun) dipasang spagnoled 2 pasang.

 Pemasang penyetelan alat-alat harus tepat dan dapat berfungsi dengan/tidak

macet dan pintu dapat tertutup dengan rapat.

d. Pekerjaan Kaca Jendela

 Kaca daun jendela menggunakan kaca bening dengan ketebalan 3 mm untuk


Tipologi Rumah Tembok dan setengah tembok

 Kaca dipasang di dalam sponing dengan dempul dan list kaca.

 Beban kaca dipakai kualitas baik tidak cacat seperti rengat, retak, putus

pinggirannya, berlubang, berbintik-bintik, dsb.

12. Pekerjaan Pengecatan

a. Pekerjaan Pengecatan Tembok

 Pekerjaan pengecatan meliputi:

a) Cat tembok dalam menggunakan Cat tembok dalam menggunakan Cat

dinding ex. Lokal setara Vinilex, cat kayu setara Glotex (3 Lapis)

b) Lisplang, tutup keong, dan daun pintu, daun jendela, list plafon, teknik

pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik.

c) Cat plafon menggunakan acrylic emulsion yang berkualitas baik.

d) Cat kayu dan besi ex Lokal atau sesuai spesifikasi

e) Meni kayu dan meni besi ex Lokal atau sesuai spesifikasi.

f) Cat tembok dan plafon dilaksanakan untuk semua permukaan dinding tembok

plesteran beton dan langit internit. Dan beberapa tempat dalam ruangan akan

diberikan warna lain sebagai aksen akan ditentukan kemudian.

g) Cat kayu dan besi pada umumnya digunakan cat mengkilat yaitu bagian-

bagian:

 Pipa saluran / avour talang.

 Daun pintu fanel kayu.

 Harus dikerjakan dua kali meni dua kali cat penutup.

 Warna cat untuk kosen dan jendela akan ditetapkan kemudian untuk itu

pemborong sebelum memulai pekerjaan pengecatan supaya melapor /


memberitahu direksi.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 71


Gambar Pekerjaan Pengecatan

BAB V

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 72


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SANITASI

5.1 Pekerjaan Pipa

1. Instalasi Air Bersih

Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan :

a. Ukuran kapasitas pompa distribusi harus sesuai keperluan.

b. Penyambungan pipa (welded)harus benar-benar sesuai ketentuan dan dilaksanakan

oleh seorang welder yang memiliki sertifikat.

c. Pemasangan valve pipa sesuai dengan ukuran dan jenis kegunaanya.

Langkah Kerja :

a. Pemasangan sparing pipa (apabila diperlukan), diadakan pada saat pengecoran


plat lantai atau balok.

b. Pekerjaan marking untuk sparing dan jalur pipa air bersih

c. Dalam pekerjaan penentuan titik sanitary di dinding atau di lantai, dilakukan

koodinasi jalur pipa lain (AC, air kotor dsb )

d. Pengeboran titik gantungan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking

sebelumnya

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 73


e. Pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pada jalur horizontal maupun

vertikal.

f. Pekerjaan pengetesan pipa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

g. Pengecatan pipa , warna sesuai ketentuan spesifikasi skematik diagram yang akan

diterapkan di gedung ini

2. Instalasi Air Kotor

Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan :

a. Untuk air kotor horizontal dibuat dengan kemiringan 1 %

b. Untuk air bekas dengan kemiringan 1.5 % dengan masing- masing buangan dilengkapi
pettrap (leher angsa)

c. Pipa ventilasi pada instalasi air kotor/bekas disambungkan pada bagian atas pipa
tersebut dan disalurkan pada daerah tertinggi (atap atau atas plafond) dengan
dilengkapi ventcup Air kotor ; air yang berasal dari buangan closet atau urinoir Air

bekas; air yang berasal dari wastafel, bak cuci dan floor drain

3. Pekerjaan Septic Tank dan Bak Resapan

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 74


 Septic tank dibuat dari pasangan bata atau buis beton dia 100 cm dukan kuat 1PC : 3PS

diplesteran dengan adukan yang sama.

 Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan sistem bak rambatan harus sistem

bak rambatan harus disesuaikan agar air kotor tidak macet.

 Septic tank dibuat dengan peresapan seperti dalam gambar. Tutup bak kontrol dan

septic tank harus dikerjakan dan dibuat dari konstruksi beton bertulang.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 75


BAB VI

METODE MANAJEMEN PROYEK

a. Kontrol Mutu, Waktu, dan Biaya


1. Kontrol Mutu

Manajemen mutu proyek meliputi proses-proses dan aktivitas- aktivitas menjalankan

organisasi yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, dan tanggung jawab sehingga

proyek dapat memenuhi kebutuhan dasar proyek tersebut dilaksanakan. Manajemen

mutu menerapkan sistem manajemen kualitas melalui kebijakan dan prosedur dengan

kegiatan peningkatan proses berkelanjutan (continuous process improvement activities)

yang dilaksanakan sepanjang sesuai dengan keadaan.


Kontrol mutu juga mempunyai sistem kerja antara lain ialah :

 menjamin mutu dari material, peralatan, kecakapan personil, hasil akhir yang sesuai
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proyek yang sesuai dengan perjanjian

kontrak;

 memeriksa dan meninjau semua pengajuan yang berhubungan dengan kontrol

mutu yang akan dipergunakan di lapangan;

 mutu konstruksi;

 pengujian klaim kecelakaan;

 hemat dari segi biaya dan waktu dengan mencegah cara kerja yang tidak efisien.

Sistem kontrol mutu ini dipakai oleh semua personil yang secara langsung maupun tidak
langsung cepat mempengaruhi penampilan dari kontraktor utama termasuk sub-

kontraktor dan personil kantor pusat

Penjelasan lebih lengkap mengenai tanggung jawab serta tugas- tugas pemegang
jabatan para pelaksana proyek ini adalah sebagai berikut.

a. Team Leader

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 76


 Bertanggung jawab untuk perancanaan, manajemen, koordinasi dan kontrol

keuangan dari proyek konstruksi.

 Memastikan kebutuhan klien terpenuhi, proyek selesia tepat waktu dan sesuai

anggaran dan tim pekerja lain melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

 Mengorganisir berbagai orang professional yang bekerja pada sebuah proyek

 Melakukan analisis, penilaian dan control terhadap risiko

 Memastikan standar kualitas terpenuhi

 Merekrut tenaga professional dan menentukan sub-kontraktor pemenang

tender pekerjaan

 Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya dan

penagihan

 Bertanggung jawab pada kegiatan serah terima pekerjaan kepada klien

b. Pelaksana

Tugas pelaksana proyek adalah:

 Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam

melaksanakan pekerjaan di lapangan.

 Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan

konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

 Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan


sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.

 Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan


harian kepada pelaksana pekerjaan.

 Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

 Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi


keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.

 Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita

acara kemajuan pekerjaan di lapangan.

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja,

gambar kerja, dan spesifikasi teknik.

 Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur

pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 77


 Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di

lapangan.

 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan

di lapangan.

 Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di lapangan.

 Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai

dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.

 Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

2. Pengendalian Waktu

Pada setiap pelaksanaan sebuah proyek, termasuk proyek ini pihak kontraktor akan

berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dan

disetujui oleh pemberi tugas, pengawas dan kontraktor sendiri. Akan tetapi sering kali
terjadi keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh banyak hal, misalnya

keterlambatan material, kesalahan pada gambar rencana, cuaca buruk, kelalaian tenaga

kerja, dll.

Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan, maka kontraktor berusaha untuk mencapai


prestasi pekerjaan sesuai dengan time schedule dengan cara:

 Menambah durasi waktu pekerjaan dengan cara sistem lembur pada malam hari

dan hari minggu. Waktu kerja lembur diadakan di luar jam kerja biasa, yaitu pada

malam hari untuk menyelesaikan pekerjaan–pekerjaan yang tidak dapat ditunda


(pengecoran) dan pekerjaan terlambat dari time schedule.

 Menambah jumlah tenaga kerja. Kegunaan dari time schedule antara lain:

a. Pemimpin pelaksana pekerjaan dapat mengadakan koordinasi semua kegiatan

yang ada di lapangan mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

tahap penyelesaian bagian- bagian pekerjaan.

b. Sebagai pedoman kerja para pelaksana, terutama dalam kaitannya dengan


batas waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing pekerjaan.

c. Sebagai penilai kemajuan pekerjaan dalam hubungannya dengan ketetapan


jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Sebagai evaluasi hasil pekerjaan.

3. Pengendalian Biaya

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 78


Pengendalian biaya meliputi usaha perencanaan biaya proyek yang seefisien mungkin,

dalam arti dengan biaya yang wajar mampu dihasilkan bangunan yang sesuai standar

yang diinginkan dan dalam pelaksanaannya biaya yang diperlukan tidak lebih dari biaya

rencana. Pengendalian biaya meliputi biaya pembelian material, pengupahan tenaga


kerja, perawatan alat, asuransi tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Pengendalian biaya dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan terhadap ketentuan

anggaran proyek yang dilaksanakan. Perlu diadakan usaha-usaha:

a. Memprediksikan pengeluaran biaya per minggu dengan melihat grafik kurva S (


Time Schedule ), sesuai dengan rencana atau tidakMeninjau ulang biaya riil yang

dikeluarkan dengan

b. prestasi pekerjaan yang telah diperoleh

c. Kontraktor mencatat segala aktivitas pengeluaran proyek serta mengevaluasi agar


optimasi biaya yang telah ditetapkan tidak terlampaui

d. Menjaga disiplin pelaksanaan guna menghindari pengeluaran biaya yang tidak


termasuk dalam anggaran

e. Mencatat setiap bahan atau material yang masuk ke lokasi proyek.

f. Untuk menghindari kerugian yang besar, pihak kontraktor berusaha mengejar

keterlambatan dengan penambahan tenaga kerja yang seefektif mungkin serta

mencoba meminta toleransi-toleransi yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan

maupun yang menyangkut keberadaan material yang digunakan dalam pekerjaan

proyek ini.
4. Kontrol K3L

Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3) di sebuah proyek merupakan hal uang sangat

penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja


sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala kemungkinan terjadinya

kecelakaan kerja di lapangan.

Tujuan pembuatan program K3L adalah sebagai berikut.

a. Menjamin agar pelaksanaan proyek pekerja tidak terjadi/mengalami baik


kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja;

b. Menjamin kualitas dan produktivitas proyek tidak terganggu;

c. Menciptakan Lingkungan Kerja yang sehat;

d. Mengupayakan proyek menuju kondisi zero accident.

Dalam pelaksanaanya, dibutuhkan perencanaan mengenai K3 yang matang, hal ini

dikarenakan aspek keselamatan dalam proyek konstruksi merupakan aspek yang sangat

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 79


penting demi kelancaran pekerjaaan proyek. Dibutuhkan perencanaan yang matang

mengenai identifikasi resiko yang mungkin tejadi dalam proyek ini, serta dibutuhkan

pula ketersediaan peralatan yang menunjang keamanan dan keselamatan proyek ini,

serta peraturan-peraturan terkait keselamatan kerja.


Prosedur keselamatan secara umum digambarkan sebagai berikut :

a. Indoktrinasi

b. Instruksi dan pelatihan

c. Administrasi untuk penyelidikan kecelakaan dan laporannya

d. Personil keselamatan dan alur inspeksi

e. Fasilitas toilet dan sanitair di lapangan

f. Fasilitas kesehatan/P3K

g. Peralatan keamanan personil

h. Bagian keamanan

i. Metode penanganan material

j. Personil pembersih lapangan

k. Alat pemadam kebakaran

l. Peralatan mekanik dan alat-alat ringan

m. Rambu-rambu

Peraturan SHE yang diberlakukan pada proyek ini adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap saat

berada di area proyek, antara lain:

 helm keselamatan (safety health)

 sepatu keselamatan (safety health)

b. Menggunakan APD sesuai sesuai jenis pekerjaan seperti:

 Pekerjaan las menggunakan sarung tangan, earplug, kaca mata, kedok las
c. Tidak berbuat kriminalitas seperti membuat keributan di area proyek.
d. Tidak menggunakan narkoba dan minuman keras.

e. Menjaga kebersihan lingkungan kerja.


f. Tidak merokok pada saat berkerja dan jika ingin merokok harus pada tempat

yang telah disediakan.


g. Membuang air kecil dan air besar di tempat yang telah disediakan.

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 80


h. Mengikuti Safety Talk Meeting dan Safety Tool Box Meeting secara rutin sesuai

jadwal yang telah ditetapkan.

i. Mematuhi dan melaksanakan tata tertib peraturan K3 yang ada di proyek.

 Jika terbukti melanggar peraturan K3 yang telah ditetapkan, maka harus


bersedia menerima sanksi yang dijatuhkan kepada yang bersangkutan.

Gambar Alat Pelindung Diri (APD)

BAB VII

PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan Rehabilitasi Bangunan Fungsional II ini secara garis besarnya,
metode pelaksanaan yang lebih detail akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti. Uraian secara garis

besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang Pekerjaan Rehabilitasi Bangunan

Fungsional II Tentu saja didalam pelaksanaannya nanti dapat timbul gagasan dan inovasi baru, yang
disesuaikan dengan dokumen BQ, Gambar dan Spesifikasi Teknis. Hal-hal yang lebih terinci lagi akan
dibuat lebih lanjut sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan nanti.

Mudah - mudahan uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang

langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Tarakan 03 Agustus 2018

Penawar

CV. CAHAYA ALFAHRI

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 81


HARYANSYAH BUDIMAN
Direktur

METODE PELAKSANAAN BY. CV. CAHAYA ALFAHRI 82

Anda mungkin juga menyukai