Anda di halaman 1dari 28

SPESIFIKASI TEKNIS

NAMA KEGIATAN :
BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG KANTOR

NAMA PEKERJAAN :
REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

LOKASI PEKERJAAN :
KELURAHAN SEKARDANGAN KEC. SIDOARJO KAB. SIDOARJO

TAHUN ANGGARAN :
2023
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

SPESIFIKASI TEKNIS

Bagian I
PENDAHULUAN

1. Ruang Lingkup Pekerjaan


Sesuai dengan permen PU 22 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pembangunan Gedung Negara
Lingkup Kegiatan Konstruksi Bangunan Gedung Meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi fisik, baik
dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
b. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan,
jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.
c. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
d. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukannya.
e. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen pelaksanaan.
f. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat lapangan, laporan
harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan
yang timbul atau dihadapi, dan surat-menyurat.
g. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As-Built Drawings) yang
selesai sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia jasa manajemen
konstruksi atau penyedia jasa pengawasan konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa
perencanaan konstruksi.
h. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan konstruksi.

2. Pekerjaan Tersebut Meliputi :

NO. URAIAN PEKERJAAN

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan (Awal & Akhir Pekerjaan)
2 Pembongkaran Dinding Existing

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Untuk Pondasi
2 Urugan Pasir Urug Bawah Paving Tb. 5 cm

III PEKERJAAN BETON


1 Beton Lantai Kerja Tb. 5cm (K100) Bawah Plat Sepatu
2 Beton Plat Sepatu 80x80x20 cm (K-175)
3 Sloof Beton 15/20 cm (K-175)
4 Kolom Beton 15/15 cm (K-175)

1|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

IV PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Dinding Bata Merah Tebal ½ Bata Camp. 1SP : 5PP
2 Pasangan Dinding Bata Merah Tebal 1 Bata Camp. 1SP : 5PP
3 Pasang Plesteran Dinding 1Pc : 5Ps
4 Pasang Acian
5 Pekerjaan Benangan
6 Pemasangan Granit Tile 60x60cm (Warna Hitam Polos)
7 Pemasangan Paving Block Segi Empat Tb. 6 cm Warna (K-250)

V PEKERJAAN PAGAR BESI HOLLOW


1 Pemasangan Pagar Besi Rangka Besi Hollow 40x40x1.2mm & 20x40x1.2mm (Railling)
2 Pemasangan Pagar Besi Rangka Besi Hollow 40x40x1.2mm & 20x40x1.2mm (Pintu
Gerbang)

VI PEKERJAAN HURUF PAPAN NAMA/LETTER TIMBUL


1 Pasang Logo Sidoarjo Bahan Stainless Uk. 80x80 cm
2 Huruf Timbul Stainless Full/Letter Timbul (Tinggi = 15 cm)
3 Huruf Timbul Stainless Full/Letter Timbul (Tinggi = 10 cm)
4 Pasang Lampu LED Sorot 20 Watt - Cahaya Putih + Instalasi Listrik

VII PEKERJAAN PENGECATAN


1 Pengecatan Dinding Exterior

3. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : 45 ( Empat Puluh Lima ) Hari Kalender.

2|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Bagian II
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

UMUM
Pasal 1

Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN
meliputi:

1.1. Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan atas hak paten, lisensi serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan Penyedia untuk
melaksanakan pekerjaan.

BATASAN / PERATURAN
Pasal 2

Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :


a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat
Kebakaran pada Bangunan Gedung.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
j. SKSNI T-15-1991-03
k. SNI 03 -1729-2002
l. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
m. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.
n. Undang- undang 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
o. Permen PU no 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis pembangunan gedung negara

JENIS DAN MUTU BAHAN


Pasal 3

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam
negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres
nomor 54 Tahun 2010.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-
bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Pejabat Pembuat Komitmen /
Direksi (secara tertulis).

3|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat


beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis.
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan
atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus
ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang
yang memuaskan Pemberi Tugas.

URAIAN PEKERJAAN
Pasal 4
1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.

2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat
dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi
penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi
tugas.

GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5

1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan
kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh mengubah atau
menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Gambar-
gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

2. Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh
Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang sesuai

4|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan
antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
Penyedia.

4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drowing)


 Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang meliputi
semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan harus diserahkan ke Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar Data
Pelaksanaan (Shop Drawing).
 Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua bagian
pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan tujuan disain.
 Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang
diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam
keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


Pasal 6

a. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan
Penyedia, Penyedia berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor
telpon rumah kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


Pasal 7

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan

5|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan


Pengawas lebih dahulu.
c. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis dan
RAB yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
d. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar di atas adalah Spesifikasi Teknis dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan
d. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
Penyedia menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang
ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

SARANA DAN CARA KERJA


Pasal 8

a. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak
tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia
harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Penyedia bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.

6|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan


pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali
akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 9

Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :

1. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja
(work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak. Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara
(tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar
dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali kantor, los
kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

2. AIR DAN DAYA


a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Penyedia harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk Konsultan
Pengawas) Penyedia harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.

3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas

4. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan

7|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang


ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
dikumpulkan menjadi satu untuk selanjutnya dibuatkan Berita Acara Bekas Bongkaran.

5. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan
oleh User / Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus rapi sehingga
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan lokasi
pembangunan.

b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan / memakai


fasilitas yang ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-
peraturan/aturan-aturan yang ada.

JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10

a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian
yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum menyelesaikan
pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal
pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN


Pasal 11

1. Penyedia dan Prosedur Pelaksanaan


Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan
perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik
urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada
didalam kontrak.

2. Pegawai Penyedia yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan Penyedia
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat
pekerjaan.
8|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan


mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan
apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan rapat
Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia, untuk melaksa-
nakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari Penyedia
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Penyedia
harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


Pasal 12

1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia diwajibkan mengadakan segala hal yang diperlukan
untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan
fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib,
ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
2. Terhadap wilayah orang lain
Penyedia diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus mencegah para
pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
3. Terhadap milik umum
Penyedia harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari bahan-
bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
kegiatan Penyedia, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi
tanggung jawab Penyedia.
4. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Direksi. Penyedia harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.

JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


Pasal 13

1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal ini
meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
2. Kecelakaan

9|Page
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada
waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Penyedia dan harus
segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang selalu
tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN


Pasal 14

Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk


sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen, waterpas, theodolit, lampu
penerangan dan sebagainya.

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


Pasal 15

a Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara pekerjanya
dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas
yang diserahkan kepadanya.
b Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari cacat.
Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PEKERJAAN TIDAK BAIK


Pasal 16

a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia membongkar pekerjaan apa saja
yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan
atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau
yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia untuk disempurnakan
dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


Pasal 17

a Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut gambar-gambar detail
yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian
menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.

10 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain
hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah tidak
sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK


Pasal 18

a. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
b. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.
c. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. sesuai dengan gambar . Penyedia tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19

Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke – 2
diterima dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
masuk ke lokasi pekerjaan.

11 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Bagian III
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Pekerjaan Persiapan


a. Pada seluruh luasan lokasi pekerjaan yang akan dibangun dilakukan pembersihan yang
meliputi : pemindahan barang atau benda yang ada di setiap ruangan, mengamankan
barang atau benda yang tidak termasuk dalam pekerjaan atau hal-hal lain yang
menggangu pelaksanaan pekerjaan.
b. Penyedia wajib mengamankan benda atau barang yang mudah pecah dengan cara
memindahkan atau menutupi dengan terpal atau kardus bekas agar lebih aman.
c. Setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet untuk menentukan peil
bangunan baru terhadap keadaan bangunan existing sesuai yang dimaksudkan dalam
gambar perencanaan.Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang
memadai bersama dengan Konsultan Pengawas.
d. Penyedia diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar kerja
dan rencana kerja dengan keadaan bangunan existing dan segera memberitahukan
kepada Direksi setiap ada perbedaan yang terjadi.
e. Semua kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan karena kelalaian
Penyedia dalam memperhitungkan perbedaan ukuran seperti tersebut di atas adalah
sepenuhnya tanggung jawab Penyedia.

1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Penyedia diwajibkan memenuhi kebutuhan untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja
(K3) dengan menyiapkan kelengkapan K3 antara lain:

1. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)


2. Pengarahan K3 (Safety Briefing)
3. Spanduk K3Uk.3 x 1 m
4. Poster K3 Uk. 42 x 60 cm
5. Papan Informasi K3
6. Pembantas Area
7. Topi Pelindung (Safety Helmet )
8. Pelindung Mata
9. Pelindung pernapasan dan mulut (masker)
10. Sarung Tangan
11. Sepatu Keselamatan
12. Rompi Keselamatan
13. BPJS Ketenaga Kerjaan dan Kesehatan Kerja:
14. Peralatan P3K
15. Rambu Petunjuk
16. Rambu Larangan
17. Rambu Peringatan
18. Rambu Kewajiban
19. Alat Pemadam Api Ringan
20. Bendera K3
21. Bendera Nasional
22. Ember Cuci Tangan + Sabun Cuci Tangan

12 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

1.3. Pekerjaan Bongkaran


a. Pekerjaan ini ini meliputi : Pembongkaran dinding pagar,
Pembongkaran kolom.
b. Sebelum mengadakan pembongkaran pada bagian bangunan yang
seharusnya dibongkar, hendaknya Penyedia dan direksi memeriksa
keadaan existing, baru kemudian apabila dianggap aman secara
kontruksi baru diperbolehkan pembongkaran dan harus disesuaikan
pentahapannya agar pelaksanaan tidak mengganggu aktifitas gedung.
c. Semua hasil bongkaran tidak boleh dipakai oleh Penyedia dalam
melaksanakan pekerjaannya, maka pihak Penyedia wajib
mengumpulkan semua hasil bongkaran dan bersama- sama Direksi &
Pihak Instansi membuat Berita Acara Hasil Bongkaran.
d. Karena dalam pembangunan sangat dimungkinkan adanya hal-hal lain
yang terkait ikut mengalami kerusakan / terpengaruh (biarpun dalam
gambar tidak ada), sehingga tetap perlu mendapatkan penanganan
perbaikan. Maka dalam hal ini apabila Rehabilitasi tersebut
mempunyai keterkaitan terhadap kerusakan, maka pihak Penyedia
wajib melakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut.

1.4. Hasil Akhir yang Diharapkan


a. Pemasangan Pembersihan lokasi awal + akhir
1. Pada saat pembersihan lokasi awal diharapkan semua fasilitas di
sekolah tidak mengalami kerusakan.
2. Pada saat pembersihan lokasi akhir diharapkan semua bekas pekerjaan
bersih dan tidak ada kotoran
a. Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Paling lambat 1 minggu setelah kontrak, kelengkapan K3 harus sudah terpasang
di lokasi pekerjaan dengan harapan agar sampai ST-1 pekerjaan tehindar dari
kecelakaan.
b. Pekerjaan Bongkaran
Semua bekas bongkaran dibuatkan Berita Acara Hasil Bongkaran antara Direksi
& Pihak Instansi dan bekas bongkaran tidak boleh dipakai Penyedia.
1.5. Pengukuran dan Pembayaran
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan (Awal & Akhir Pekerjaan)
2 Pembongkaran Dinding Existing

13 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Pasal 2
PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi galian tanah pondasi, urug sirtu bawah pondasi dan urug sirtu peninggian
lantai yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Galian tanah pondasi dilaksanakan dengan kedalaman sesuai gambar perencanaan dan hasil
galian harus dibuang diluar gedung dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa hingga
tidak mudah gugur kembali kedalam lubang plat setempat.
Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada
galian harus diurug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungan
penyedia jasa.
b. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga minimal sama
dengan keadaan tanah sebelum digali.
c. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan bawah pondasi dan urugan
peninggian lantai dengan ketebalan sesuai gambar perencanaan dan dilaksanakan selapis demi
selapis dengan kepadatan yang memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
d. urugan pasir untuk peninggian lantai harus dipadatkan dengan penyiraman air dan
menggunakan stamper, sehingga mendapatkan hasil kepadatan maksimal.

2. Hasil yang Diharapkan :


a. Pekerjaan galian tanah disesuaikan dengan gambar sehingga pekerjaan ini dapat selesai
dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Pekerjaan urugan disesuaikan dengan gambar sehingga pekerjaan ini dapat selesai
dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini.

3. Pengukuran dan Pembayaran :

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Untuk Pondasi
2 Urugan Pasir Urug Bawah Paving Tb. 5 cm

Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a Jenis pondasi yang digunakan adalah :
1. Pondasi plat setempat/Foot Plat (Dimensi Menyesuaikan Gambar)

2. Pengukuran dan Pembayaran :


III PEKERJAAN BETON
1 Beton Lantai Kerja Tb. 5cm (K100) Bawah Plat Sepatu
2 Beton Plat Sepatu 80x80x20 cm (K-175)
3 Sloof Beton 15/20 cm (K-175)
4 Kolom Beton 15/15 cm (K-175)

14 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN

4.1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata


1. Pasangan bata dengan perekat 1 pc : 5 ps bahan pencair air dipasang untuk dinding baru.
2. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak
dengan maksimum pecah dari batu bata 20 %.
3. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi dan sebelum dipasang, direndam
air terlebih dahulu hingga kenyang.
4. Bata yang digunakan harus berkualitas baik, berukuran sama, tidak boleh pecah- pecah dan
lain-lain menurut pemeriksaan Direksi.
5. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada hari pemasangan harus dikeruk sedalam 1
cm pada bagian luar dan dalam.
6. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah.
7. Batu bata yang dipakai jenis lokal, keras tidak patah-patah. sebelum dipasang harus
disetujui Direksi.
8. Pasir yang dipergunakan harus kering, tawar dan disetujui direksi. Digunakan pasir lokal

4.2 Pekerjaan Plesteran


1. Plesteran Beton
a. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus
dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang
halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan
permukaan seperti yang dimaksud di dalam Gambar Rencana.
b. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan pekerjaan
pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
- dibasahi dengan air.
- disaput air semen (PC).
c. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1Pc : 3Ps yang diaduk secara benar-benar
homogen.
d. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.

2. Plesteran Dinding Batu Bata


a. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang tersebut di bawah ini
sudah harus selesai lebih dahulu.
- Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan.
- Pasangan dinding telah mengering.
- Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
- Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
b. Plesteran dengan campuran 1 pc : 5 ps dipasang pada pasangan untuk dinding baru.
c. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang
direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang
baru saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
d. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-
retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
e. Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara
membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta
diplester kembali.
3. Pekerjaan Acian
a. Semua Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
15 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

b. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan acian halus dengan


menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
c. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku dan lurus serta
tajam.

4.3 Pekerjaan Pasangan Bata Merah + Plesteran


A. Standart
1. Bata merah harus memenuhi NI-10
2. Semen Portland harus memenuhi NI-8
3. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
4. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9

B. Bahan/Produk
1. Batu bata merah yang digunakan ex. lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama ukurannya
2. Plasteran dinding menggunakan MU-301,PM-200 dengan acian dinding MU-200,PM-300

C. Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata, dengan menggunakan aduk MU-300,PM-100.
2. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301,PM-200 harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di
pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300
atau pemasangan keramik dinding.
5. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
6. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok
4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
8. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6
mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30
cm kecuali ditentukan lain.
9. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
10. Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.

4.4 Hasil Akhir yang Diharapkan


a. Pasangan dinding yang dipasang harus tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh
terdapat retak- retak.
b. Plesteran dinding harus dapat menghasilkan permukaan yang halus, rata dan tidak
bergelombang.
c. Benangan harus dapat menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi.

16 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

4.5 Pengukuran dan Pembayaran :


IV PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Dinding Bata Merah Tebal ½ Bata Camp. 1SP : 5PP
2 Pasangan Dinding Bata Merah Tebal 1 Bata Camp. 1SP : 5PP
3 Pasang Plesteran Dinding 1Pc : 5Ps
4 Pasang Acian
5 Pekerjaan Benangan
6 Pemasangan Granit Tile 60x60cm (Warna Hitam Polos)
7 Pemasangan Paving Block Segi Empat Tb. 6 cm Warna (K-250)

Pasal 5
PEKERJAAN BETON

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :


- Pondasi Foot Plat (Beton mutu f’c = 14,5 Mpa) (K-175)
- Plat Lantai t=5cm (Beton mutu f’c = 21,7 Mpa) (K-100)
- Sloof Beton 15/20 cm (Beton mutu f’c = 14,5 Mpa) (K-175)
- Kolom Beton 15/15 cm (Beton mutu f’c = 14,5 Mpa) (K-175)

1. MUTU BETON
Mutu beton K-225 atau (Beton mutu f’c = 21,7 MPa, slump (120 ± 20) mm) dipakai untuk balok,
Plat lantai sedangkan K-175 atau (Beton mutu f’c = 14,5 MPa, slump (120 ± 20) mm) dipakai
untuk pondasi plat setempat, kolom, ring balok, konsol beton dan mutu besi beton yang dipakai
adalah U 32 atau D13 untuk tulangan pokok kolom 20/25 cm dan pondasi plat setempat
sedangkan U 24 untuk ring balok, konsol beton diameter ≤  12. Untuk pekerjaan lantai kerja
dan rabat beton bawah lantai dipakai beton K-100 atau (beton mutu f’c = 7,4 Mpa). Untuk
menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia diharuskan menggunakan molen.

2. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN


Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Penyedia harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.

3. BAHAN-BAHAN
a. Semen yang dipakai harus memakai semen produksi dalam negeri merk Semen Gresik,
Tiga Roda, Holcim sesuai standart SNI dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti
yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”.Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat
dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak
boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus
dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.

17 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

b. Agregat.

Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari
tulangan besi beton.
Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
 Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
 SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur)
Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
gradasinya.
 Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga
dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton
yang tepat.

c. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

d. Baja Tulangan.
- Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari mutu U 24 , bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu adukan
ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya
harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/
Konsultan Pengawas.
- Pengujian.
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan SNI 03 –
2847 Tahun 2002. Jika besi beton tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian, maka
kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan Penyedia harus
menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.

e. Cetakan (bekisting).
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu meranti MC atau kayu klas III yang cukup kering dan
sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari
beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk

18 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk.
Cetakan harus dibuat dari papan-papan atau Multiplek :
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus
rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-perlengkapan
untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat
pengikat dan lain-lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847 Tahun
2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,
pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,
baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

5. PENYELESAIAN BETON
a. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan
halus bidang-bidangnya.
b. Segera setelah bekisting dibuka dan beton masih relatif segar, semua penonjolan
harus dipahat hingga rata sementara lekukan serta lubang-lubang harus diisi dengan
adukan dengan perbandingan 1 semen : 1 pasir.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang kasar harus digosok
dan dibersihkan dari kotoran akibat cetakan atau tetesan air semen.

6. PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN


A. Semua baja tulangan yang didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas karat, dan disimpan
/ diletakkan di tempat yang bersih, tidak basah, terhindar dari genangan air yang akan
menyebabkan karat.
B. Penulangan harus dipotong dengan bar cutter sesuai dengan ukuran-ukuran pada gambar
kerja. Penyedia harus menyerahkan gambar rencana pemotongan baja tulangan pada
Pengawas. Pembengkokan tulangan tidak boleh dilakukan dengan pemanasan.
C. Semua tulangan sebelum dipasang harus bersih, bebas karat dan oli, kotoran yang dapat
merusak ikatan antara beton dengan tulangan
D. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, dengan kawat pengikat dan ganjal beton
secukupnya, agar pada waktu pengecoran tidak terjadi perubahan / pergeseran tempat
posisinya
19 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

E. Baja tulangan yang dipakai untuk stek, harus mempunyai penampang dan jumlah yang sama
dengan tulangan yang disambung. Panjang stek minimum 40 x penampang baja tulangan
utama untuk panjang penerusannya
F. Pemasangan baja tulangan harus diperiksa oleh Koordinator Pelaksana dan Pengawas, dan
disetujui secara tertulis sebelum pengecoran dilakukan sehari sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas.
G. Bekisting harus direncanakan dan dilaksanakan cukup kuat dan stabil terhadap beban-
beban sementara pada pelaksanaan dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu
pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang, maupun
perubahan bentuk dan ukuran, ketinggian serta posisi dari beton yang dicetak.
H. Dimensi pemasangan bekisting harus sesuai dengan ukuran penampang beton yang
direncanakan sebagai penampang akhir ( tidak diijinkan pengurangan penampang
untuk plesteran ).
I. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari
segala macam kotoran, dibasahi sebelum dilakukan pengecoran.
J. Pada bagian terendah dari setiap tahap pengecoran dari kolom dan dinding, maka
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan kotoran dan
kemungkinan terkumpulnya air pada bagian bawah tersebut.
K. Untuk mempermudah pembongkaran, dapat digunakan release agent. Release
agent yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada mutu beton atau
mempengaruhi ikatan beton antara beton tersebut dengan material finishing, dan
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
L. Lantai kerja : khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di
atas tanah, seperti pondasi tapak, harus dibuatkan lantai kerja dari beton lunak
dangan campuran volume, semen : pasir : k o r a l = 1 : 3 : 6
M. Sebelum pengecoran, jumlah penulangan, rangkaian penulangan, kekuatan dan
kestabilan bekisting, kebersihannya, persiapan jumlah material, dengan volume
rencana pelaksanaan, harus diperiksa oleh Engineer Penyedia, Pelaksana Penyedia
dan Pengawas Konsultan, untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari
Konsultan Pengawas.
N. Beton harus dipadatkan pada waktu pengecoran dengan menggunakan mesin
penggetar concrete vibrator dan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak tulangan dan acuan. Penyedia harus menyediakan vibrator yang cukup
sehingga pemadatan beton pada waktu pengecoran dapat terjamin.
O. Selama pelaksanaan pengecoran beton, terutama pengecoran balok dan plat, bila
digunakan pompa beton, maka kecepatan pengecoran harus disesuaikan dengan
kecepatan peralatan beton oleh pekerja, agar didapatkan hasil pengecoran yang
padat, dan permukaan beton yang rata. Permukaan plat diratakan dengan trowel.
P. Segala kelalaian yang mengakibatkan kegagalan dan kerusakan pada pembesian,
bekisting, maupun struktur selama pelaksanaan sampai hasil akhirnya adalah
menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.
Q. Kelecakan beton basah (slump) yang diijinkan untuk beton dalam keadaan campuran
normal adalah 80 s.d. 120 mm. Selama pelaksanaan, jika diperlukan mutu beton
harus diperiksa secara rutin dari hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit 5 m3
harus dibuat 1 benda uji, yang kemudian diperiksa kekuatan tekannya di
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya pengetesan
dibebankan pada Penyedia. Penyedia harus membuat laporan tertulis atas data
kualitas beton, termasuk nifai karakteristiknya dengan disertai / dilampiri sertifikat
20 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

pengujian dari laboratorium.


R. Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kekuatan dan
kekokohan struktur-struktur yang dicetak. Pada bagian struktur beton
vertikal(kolom) yang disangga dengan penurapan, bekisting dapat dibongkar
setelah 24 jam dengan syarat betonnya sudah cukup keras dan tidak cacat karena
pembongkaran. Pada bagian struktur yang dipasang dengan penumpuan, tidak
boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang minimal untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban pelaksanaan atau beban bahan yang akan
menimpa bagian struktur beton tersebut ( 21 hari ).
S. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan dilindungi terhadap
penguapan yang berlebihan dengan disiram, digenangi, ditutup dengan karung
goni basah. Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk
selama 10 hari berturut-turut setelah selesai pengecoran.
T. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih dan tanpa cacat,
lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana ( beton exposed ).
U. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
berkurangnya kekuatan, daktilitas dan penampilan struktur yang dibuat. Siar
pelaksanaan hanya boleh dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya
minimum, dan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Siar pelaksanaan harus tegak
lurus dengan arah kerja gaya tekan pada penampang beton.
V. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan pengecoran, maka permukaan
beton yang ada harus dibersihkan dari kotoran-kotoran beton, partikel agregat yang
terlepas, dikasarkan, dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau
epoxy resin. Setelah penuangan beton baru, harus dilakukan pemadatan agar
dicapai ikatan yang baik dengan beton lama.
W. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan sedemikian rupa
tidak mengurangi kekuatan struktur, terutama tidak boleh memotong besi-besi
tulangan yang terpasang. Penyedia harus memberitahukan, mengusulkan dan
minta persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
X. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus disiapkan
penjangkaran dengan jarak antara 50cm, dan panjang jangkar minimum 30cm
diameter 8mm.

7. PENGUJIAN BETON
a. Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia dengan syarat-syarat minimum sebagai berikut :
1. Tidak kurang dari satu pekerjaan pengujian harus dibuat untuk setiap jenis
pekerjaan beton yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume sampai sejumlah
5 m³ maka harus satu benda uji.
2. Untuk mencapai mutu beton K-250 , Penyedia harus melakukan percobaan-
percobaan membuat design mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga
untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm atau silinder diameter 15 cm tinggi 30
cm, pada umur 28 hari, , bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan
yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan
harus dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3
proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Reference pasal 4.6. PBI 1971.
3. Benda uji akan diuji dalam umur 28 hari. Hasil test merupakan hasil rata-rata harus
21 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

sama atau lebih dari kekuatan karakteristik K-250 Kg/cm2 untuk beton K-250.
4. Bila diperlukan dapat ditambahkan dengan satu benda uji yang ditinggal di
lapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan
yang sebenarnya.

b. Suhu beton sewaktu dicor tidak boleh lebih 320 C. Bila suhu beton yang ditaruh berada
antara 270C dan 320C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu
beton melebihi 320C. Penyedia harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
misalnya mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam hari.

c. Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton dan mutu
pelaksanaan, maka dengan persetujuan Konsultan Pengawas pemeriksaan benda-
benda uji dapat dilakukan umur beton kurang dari 28 hari.

Tabel : Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur.


Umur Beton (Hari) 3 7 14 21 28 90 365

PC Biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00 1.20 1.35


PC Dengan
Kekuatan Oval 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00 1.15 1.20

d. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan


SNI 03 – 2847 – 2002.

e. Perbandingan kekuatan Tekan Beton pada berbagai Benda Uji.

Untuk mengetahuinya diperlukan tabel di bawah ini :


Benda Uji Perbandingan kekuatan tekan

Kubus ( 15 x 15 x 15 ) cm 1.00
Kubus ( 20 x 20 x 20 ) cm 0.95

Silinder 15 x 30 cm 0.83
Hal ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek sering salah

8. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton dari papan klas III tebaì 2,5 / 3 cm lebar 20 cm,
bermutu baik yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan (dihaluskan
1,5 cm).
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran
perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan
permukaan yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat
permukaan.
- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.

22 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan.
Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton,
harus dibasahi dengan air sebelum dicor.
- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atau persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas. Pengecoran harus
dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum
adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.

9. HASIL AKHIR YANG DIHARAPKAN


Semua pekerjaan beton harus kuat dan kokoh serta yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua
bidang harus tajam dan halus bidang-bidangnya.

10. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

III PEKERJAAN BETON


1 Beton Lantai Kerja Tb. 5cm (K100) Bawah Plat Sepatu
2 Beton Plat Sepatu 80x80x20 cm (K-175)
3 Sloof Beton 15/20 cm (K-175)
4 Kolom Beton 15/15 cm (K-175)

Pasal 6
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dinding baru, pengecatan dinding lama,
Pengecatan plafond.
Dan pekerjaan pengecatan sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan warna sesuai
persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau sebab-
sebab lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab
Penyedia.

a. Cat Tembok
 Khusus cat tembok menggunakan cat dinding ex.Catylac, Vinilex, dengan warna
ditentukan kemudian.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding baru, kolom baru sesuai
gambar perencanaan.
23 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

 Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.


 Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus betul-betul rata
dan dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan
setelah kering diplamir sehinga permukaannya menjadi rata dan halus.
 Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata
warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.

b. Cat Tembok lama


 Khusus cat tembok menggunakan cat dinding ex.Catylac, Vinilex, Paragon dengan warna
ditentukan kemudian.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam lama, dinding luar lama
sesuai gambar perencanaan.
 Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.
 Sebelum dicat ulang permukaan dinding tembok lama harus dibersihkan dengan cara
digosok dengan amplas serta apabila diperlukan perlu diplamir kembali untuk
mendapatkan permukaannya yang rata dan halus.
 Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata
warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.

2. Hasil Akhir yang Diharapkan


Permukaan yang di cat menghasilkan permukaan dinding yang utuh, rata dan tidak ada bagian yang
belang.

3. Pengukuran dan Pembayaran

VII PEKERJAAN PENGECATAN


1 Pengecatan Dinding Exterior

Pasal 7
PEKERJAAN PEMELIHARAAN

Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam keadaan bersih dari sisa – sisa bahan
bangunan/bahan bekas bangunan lainnya.

Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan), bila terjadi kerusakan bangunan
Penyedia diwajibkan secara rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa
pemeliharaan habis.

Bahan bongkaran dikembalikan ke pihak sekolah setempat dengan dibuatkan berita acara serah
terima bongkaran.

Pasal 8
GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT LAKSANA

Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana kurang jelas, maka Penyedia wajib
membuat gambar kerja (Shop Drawing).

24 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Bagian IIII
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
A. Personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan jasa Konstruksi adalah sebagai berikut :
No. Jabatan Sertifikasi Keahlian Pengalaman Kerja
Tenaga Ahli
1 Pelaksana SKT Pelaksana Perumahan dan
Gedung / Pelaksana Bangunan
-
Gedung / Pekerjaan Gedung (TS
051/TS 052/TA 020/TA 022/TA
023)

B. Rincian Tugas Personil


1. Pelaksanana Struktur selaku manajer Pelaksanaan
- Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan lapangan.
- Bersama denga bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan
konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
- Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
persyarataan waktu ,mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
- Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan harian kepada
pelaksana pekerjaan.
- Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.
- Membuat program penyesuaiaan dan tindakan turun tangan apabila terjadi
keterlamabatan dan penyimpangan pekerjaan dilapangan.
- Bersama bagian teknik melakukan pemeriksaaan dan memproses berita acara
kemajuan pekerjaaan dilapangan.
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan ,metode kerja
,gambar kerja dan spesifikasi teknik.
- Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

Penyedia wajib menghadirkan personil sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen
penawaran dan dapat menunjukkan Surat Keterampilan Kerja (SKT) asli sesuai dengan
yangdipersyaratkan pada saat rapat persiapan penunjukan pemenang.

Penyedia diharuskan memaparkan metodelogi pelaksanaan pekerjaan untuk masing - masing


item pekerjaan yang tercantum dalam dokumen mata pembayaran pada saat Pre Construction
Meeting (PCM).
2. Dukungan Material dan Peralatan
Dukungan material dan peralatan disertai pricelist harga, dukungan tersebut merupakan
kerjasama antara pihak I dan pihak II disertai pernyataan ketersediaan peralatan kerja dan
material utama (merupakan syarat penerbitan SPPBJ)
3. Tingkat Resiko Pekerjaan
Untuk paket pekerjaan ini masuk dalam katagori tingkat resiko kecil
4. Koefisien pada Analisa Harga Pekerjaan
Perhitungan penawaran pada Harga Satuan Pekerjaan mengacu pada Analisa yang ada pada
dokumen BQ
5. Kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan

25 | P a g e
SPESIFIKASI TEKNIS – REHAB PAGAR KELURAHAN SEKARDANGAN

Pada pekerjaan ini Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran memandang perlu
mensyaratkan Sertifikasi BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenaga
Kerjaan Republik indonesia No.44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pekerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu pada sektor Usaha Jasa Konstruksi (merupakan syaratpenerbitan SPPBJ)
6. Persyaratan Penyedia
Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa konstruksi (SIUJK) dan Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi
(SBUJK) dengan kualifikasi usaha kecil dan masih berlaku.

Klasifikasi Kode Subklasifikasi Subkualifikasi


Bangunan Gedung BG BG008 Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Kesehatan

Bagian IV
PENUTUP

Pekerjaan lain-lain yang belum tercantum di dalam uraian Spesifikasi Teknis ini akan
ditentukan/diterangkan pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

Sidoarjo,________________2023
Ditetapkan Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)
Kelurahan Sekardangan

AMAD ADI SUBHAN, SH, M.AP


NIP. 19700518 199903 1 004

26 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai