R E N C A N A K E R J A DA N S YA R A T -
S YA R A T ( R K S )
untuk
Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi
DED TERMINAL MAOSPATI
KAB. MAGETAN
Keterangan
Pokja ULP Jasa Konstruksi menguraikan Spesifikasi Teknis dan
Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
LINGKUP
PEKERJAAN Pasal
1
Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi
lingkup pekerjaan Pembangunan Sarana dan Fasilitas Terminal Penumpang
Angkutan Jalan. Adapun pekerjaan yang dilaksanakan adalah Peningkatan
Fasilitas Terminal Maospati Kabupaten Magetan yang meliputi :
1. Bangunan Terminal 2
3
BATASAN / PERATURAN
Pasal 2
URAIANPEKERJAAN
Pasal 4
1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan
yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan
seperti andang-andang, alat- alat pengangkat, mesin-mesin, alat-
alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan
untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena
sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5
1. Gambar perencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,
gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada Penyedia
beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh mengubah
atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari PPK.
Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan
6
kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan fisik
ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
2. Gambar-gambar tambahan
Bila PPK / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip
yang disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik
Direksi.
5. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti pepohonan, batu-batuan atau puing-
puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta
dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Bila terdapat bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
7. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus
ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan oleh User /
Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut
harus rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan
aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia
memanfaatkan / memakai fasilitas yang ada dilingkungan kantor
harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau
pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala
peraturan-peraturan/aturan- aturan yang ada.
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10
.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan Penyedia, maka
biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi
tanggung jawab Penyedia.
PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19
1. PENGUKURAN /UITZET
Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet
untuk menentukan peil / posisi bangunan terhadap keadaan tanah
setempat sesuai yang dimaksudkan dalam gambar perencanaan.
Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang
memadai bersama dengan Konsultan Pengawas.
2. PENGAMANAN DI LAPANGAN
PEKERJAAN TANAH
Pasal 21
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 22
3. Pekerjaan Benangan
a. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang
tampak (siku bagian luar) harus menghasilkan akhiran
yang benar- benar siku, lurus dan rapi sehingga
menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok
seperti yang dimaksud pada gambar rancangan
pelaksanaan.
b. Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran
1Pc : 3Ps yang diaduk secara benar-benar homogen.
c. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan
dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
d. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran
yang benar-benar siku dan lurus serta tajam.
PEKERJAAN BETON
Pasal 24
1. MUTU BETON
Mutu beton struktur adalah fc' 17 Mpa atau K-225 kg/cm2 dan
dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja yang dipakai
adalah fy 400 Mpa untuk diameter ≥ D 13 dan fy 240 Mpa untuk
diameter ≤ 12.
Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat dengan campuran
1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat.
Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia dianjurkan
menggunakan readymix concrete dari perusahaan terkenal yang khusus
membuat readymix.
a. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana
dianggap perlu tambahan untuk beton dapat dipergunakan
concrete admixture. Penggunaan tersebut harus dengan persetujuan
Ahli/ Konsultan Pengawas.
b. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus
dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350
liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga
warna dan kekentalannya sama.
c. Takaran Perbandingan Campuran.
Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan
Perbandingan isi.
3. BAHAN-BAHAN
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan
yang
dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh
"Peraturan Beton Bertulang Indonesia” untuk beton kelas I Z 475 atau
British Standard, nomor : 12-1965.
b. Air.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari
bahan- bahan yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
c. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan
Ahli / Konsultan Pengawas.
d. Baja Tulangan.
- Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari fy 400 Mpa dan fy 240
Mpa, bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu
yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat, lepas,kulit giling atau bahan-bahan
lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan
posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau
begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan.
Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat,
dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah
disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas.
- Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan
sesuai
dengan SNI 03 – 2847 Tahun 2002. Jika besi beton tersebut
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam
Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian,
maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak
boleh dipakai dan Penyedia harus menyingkirkannya dari tempat
pekerjaan.
- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton
adalah :
a. Poer dan sloof = 75 mm.
b. Sloof = 50 mm
c. Balok, kolom = 40 mm
d. Plat = 20 mm
e. Cetakan (bekisting).
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas II yang
cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut
bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari
papan-papan yang bermutu baik atau plywood : Untuk beton
tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum
2,5 cm. Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka
penguat cetakan tersebut.
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah
penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran
tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor,
permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas
papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang
dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso 5/7 cm. Tiang acuan
satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang, dalam hal ini disarankan perancah menggunakan
scafolding dan begisting balok dan plat menggunakan rangka
Horibeam.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau
sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847
Tahun 2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan
menyingkirkan penutup-penutup, pelapis cetakan dari merk yang
telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang
sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk
ini.
5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton dari multiplek dengan tebal
minimum 9 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Fibre glass atau bahan lain yang
tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa
bisa dipakai cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 3 cm lebar 20
cm.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok
harus dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun
2002.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus
diplester dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga
sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan yang
berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat
permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela,
harus diambil dari pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara
pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.
- Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah
(kumulatif). Ukuran- ukuran masing-masing bagian harus seksama
dalam -0,3 dan +0,5 cm.
- Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan
tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.
- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton, harus dibasahi
dengan air sebelum dicor.
- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya
dapat dilaksanakan atau persetujuan Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik
mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada
beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan
dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi
dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan
untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan,
seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum
adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya
dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat
penggetar (vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit
3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu
adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam
cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi
tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan
beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan,
lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung
menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras.
- Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi
terus menerus sampai cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi
selama 14 hari berturut-turut.
- Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu
kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana
akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atau
keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Penyedia
dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran cetakan sesuai
dengan SNI 03 – 2847 Tahun 2002 dalam pasal yang
bersangkutan.
Penyedia harus memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi
Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan pada
bagian- bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia lepas dari
tanggung jawab.
- Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan,
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas mempunyai wewenang
untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil
yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti
yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda
lainnya.
a. Lingkup Pekerjaan
c. Pedoman Pelaksanaan
• Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (Fabrikasi),
Kontraktor harus membuat shop drawing terlebih dahulu yang
mencakup tentangdimensi batang, ukuran batang, elevasi,
detail dudukkan lengkap dengan anker, detail sambungan
antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail
dan informasi lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan pengawas.
• Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan
baut/screw
• Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai
dengan spesifikasi pabrik atau petunjuk pengawas dan
direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan tidak
bocor.
• Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat
sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi
kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.
a. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan Penutup atap menggunakan rooftop
b. Bahan yang digunakan Persyaratan Umum
• Yang harus di siapkan terlebih dahulu sebelum memasang
atap rooftop adalah alat dan bahan. Alat - alat
pemasangan yang biasa di gunakan adalah Mesin Bor,
Meteran, Gerinda, Obeng. Aksesoris yang di butuhkan
adalah Screw SDS panjang 90 mm atau panjang 75 mm.
Kemudian roofseal, talang, tutup talang dan nok. Dan
bahan utama yang harus di siapkan atap PVC rooftop.
c. Pedoman Pelaksanaan
• Mempersiapkan rangka atap. Dari jarak gording / jarak
reng yang sesuai dengan massa atap rooftop. Pastikan
gording / reng yang di pakai lurus dan rata. Dan jaraknya
sesuai. Tarik garis lurus perbaris sebelum memasang atap
rooftop.
• Mempersiapkan sudut kemiringan. setelah jarak gording
siap maka selanjutnya adalah mempersiapkan sudut
kemiringan atap. Sudut kemiringan minimal memasang
atap rooftop adalah 15 derajat. Sudut kemiringan di
gunakan apabila rangka atap membentuk kuda - kuda.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pasal 27
Pekerjaan ini meliputi rangka plafond gypsum board, calsiboard dan WPC
serta pasang list plafond di bagian dalam dan luar. Penggantung plafond
menggunakan metal furing.
2) Material
Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang bening dan rata,
serta memiliki ketebalan yang sama, bebas dari segala macam
kerusakan dan dari kualitas terbaru sesuai SII-0189-83/SNI.15 0047-
1987 dan SII-0868- 83/SNI.15-0130-1987. Bahan kaca dipaka dari
produk asahimas atau setara menggunakan type INDOFLOT (Kaca
Bening) tebal 5 mm dan clear tempered glass 12mm.
1) Persyaratan Bahan
1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar dan panggang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter.
4. Cacat-cacat :
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave).
Benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan,
gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5
mm kira-kira 0.3 mm.
5. Kaca yang digunakan adalah dari merk Asahimas atau setara. Tebal,
jenis dan warna kaca yang digunakan sesuai dengan gambar
perencanaan.
3) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Umum
Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca. Ukuran
sebenarnya ketepatan ujungnya harus ditetapkan oleh ukuran
sebenarnya yang didapat hasil pengukuran di lapangan dan
dengan mengikuti dimensi pemasangan serta petunjuk
pemasangannya. Tiap lembar kaca dan/atau cermin harus secara
jelas diberi label dan penanda jenis, ketebalannya dan data
lainyang diperlukan. Semua label harus dilepas setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Semua kaca, cermin dan
pemasangan kaca harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan
dari produsen.
b) Pemasangan
i) Toleransi Jarak dan Pemotongan Toleransi Jarak dan Pemotongan
harus sebagai berikut :
- Nominal jarak/sela antara kaca dan kusen adalah 3 mm.
- Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6 mm keliling.
- Minimum kedalaman sponeng ketaman harus 16 mm
- Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus + 3
mm atau – 1.5 mm.
- Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket, adalah tambahan
jarak yang diatur.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja
untuk pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pemasangan kunci, engsel,
hak angin, grendel dan grendel tanam termasuk perlengkapan lain
yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
2. Persyaratan Bahan
1) Semua Hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu
baik,ex. YALE, SES atau setara, seragam dalam pemilihan
warnanya, serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.
2) Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan
ketentuan gambar.
3) Handle atau bagian luar seluruh bahan kunci terbuat dari bahan
stainless steel plate.
4) Penyedia harus bisa memberikan jaminan tentang originalitas
setiap bahan yang dipakai.
5) Kunci tanam harus tertanam kuat pada rangka daun
pintu.
6) Setelah kunci-kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan
finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan
dihilangkan sama sekali.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus diajukan contoh-contoh kepada konsultan perencana untuk
mendapatkan persetujuan.
2) Persetujuan harus disertai brosure/ spesifikasi dari pabrik
pembuatnya.
3) Engsel pintu sebanyak 3 buah dipasang 28 cm dari atas ke
bawah bidang pintu, sedangkan engsel bawah tidak lebih
32 cm dari permukaan lantai dan engsel tengah diseimbangkan
jarak atas bawah.
4) Handle pintu dipasang 100 cm dari permukaan
lantai.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 32
c. Plituran
Plituran yang dilaksanakan adalah :
Plituran melamine doff khusus untuk kusen dan daun pintu (atau
bagian lain sesuai yang tercantum pada gambar kerja),
menggunakan plituran melamic ex. Ultran / Propan atau setara.
Langkah-langkah pekerjaan Melamine :
- Sebelum diplitur, permukaan yang akan dipliturharus
dihaluskan/digosok dengan kertas gosok sampai halus dan
permukaan
yang cacat akibat paku dan lain-lain harus ditutup / didempul
sampai rata.
- Selanjutnya dilakukan pengisian pori-pori dengan
menggunakan Wood Filler.
- Setelah itu dilanjutkan dengan pewarnaan (staining)dengan
menggunakan Wood Stain dengan warna sesuai pilihan.
- Proses selanjutnya adalah pengecatan dengan cat dasar (base
coat) yang menggunakan Melamine Sanding Sealer dengan
warna sesuai pilihan.
- Untuk tahap akhir dilaksanakan pengecatan akhir (top coat)
dengan menggunakan Melamine Lack Clear Doff dengan
warna sesuai pilihan.
Pekerjaan plitur dilaksanakan mulai dari plituran dasar sampai
finish minimal 3 x atau sampai didapat hasil yang sempurna
dengan warna yang merata dan warna dempul pada bagian yang
cacat tidak terlihat lagi. Pelaksanaan plituran harus sesuai
dengan ketentuan standart pelaksanaan dari pabrik
pembuat (seperti tersebut diatas) dan disetujui Direksi / Pengawas
Lapangan.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pasal 33
1. PENDAHULUAN
RKS ini dimaksudkan sebagai salah satu dokumen pelelangan
pekerjaan, yang merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar
pelelangan. RKS ini disusun dengan tujuan mengatur pelaksanaan
pekerjaan, syarat umum dan syarat-syarat teknis instalasi listrik yang
diinginkan, sehingga tercapai kondisi selesai, memenuhi persyaratan
dan siap pakai.
Semua asesoris dan peralatan yang dikirimkan ke lokasi harus baru dan
harus secara jelas ditandai untuk mengidentifikasi pebedaan grades,
pabrikan dan material
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan,
tenaga, dan peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh
instalasi plambing dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan
dengan kualitas bahan serta kualitas pengerjaan / pemasangan yang
terbaik, kemudahan pengaturan dan perawatan serta keamanan
operasi dari sistem sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam perencanaan ini.
Panel listrik adalah suatu unit hubung bagi dari instalasi listrik
jenis tertutup, terbuat dari bahan/plat baja dengan konstruksi
dan penyelesaian (finishing) yang baik sehingga tahan terhadap
kerusakan mekanis serta pengaratan, yang diperlengkapi di
dalamnya dengan busbar, terminasi kabel, circuit breaker, fuses,
contactor, relays, trafo arus, meter dan perlengkapan panel
lainnya serta pengawatan.
2. Komponen
3. Busbar
Busbar harus berpenampang empat persegi panjang, terbuat
dari tembaga dengan kemampuan hantar arus yang
memadai ( hard drown high conductivity copper ), ditunjang
dengan isolator kualitas terbaik.
8. Pentanahan Panel
Badan panel dan bagian konduktif lainnya yang bukan
merupakan konduktor phasa dan netral dari sistim harus
tersambung sempurna dengan busbar pentanahan dari
panel, dan yang terakhir ini terhubung ke tanah melalui
hantaran pangaman.
B. Sistim Pengabelan
1. Kabel NYY
3. Kabel NYM
5. Cable Trench
C. Instalasi penerangan
1. Stop Kontak
2. Saklar Lampu
3. Penerangan
PEKERJAAN
SANITAIR Pasal 34
2. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail- detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Penyedia harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Penyedia tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Penyedia wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Penyedia, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemilik
6) Pekerjaan Kloset :
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai
adalah merk TOTO atau setara.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian
sesuai gambar, waterpass.
- Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7) Pekerjaan Keran
- Semua keran yang dipakai menggunakan merk SAN-EI
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan
masing-masing
sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-
keran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding.
- Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai
gambar untuk itu.
- Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar
untuk itu.
8) Floor Drain dan Clean Out
- Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal
verchroom, lubang diameter 2˝ dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain.
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar
untuk itu.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa
cacat dan disetujui konsultan pengawas.
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapi, menggunakan pahat
kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
- Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus
rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan
tidak ada
kebocoran
PEKERJAAN ACP
Pasal 35
Pekerjaan ACP ( alumunium Composite Panel ) menggunakan bagan alumunium
berstandard SNI dengan ketentuan sebagai berikut :
• Pemasangan Rangka ACP harus siku dengan mediator di belakangnya
sehingga pemasangan dilakukan dengan mudah dan efisien
• Pemasangan acp harus melekat kuat dengan rangka yang ada di
belakngnya sehingga ACP tidak mudah lepas dengan rangka tersebut
• Pemasangan ACP dilakukan dengan mengisi nat antar ACP sehingga tidak
menyebabkan masuknya air dan debu ke dalam sambungan yang
menyebabkan berkarat dan lepas pada sambungan ACP
PEKERJAAN VEGETASI
Pasal 36
Penghijauan
Bahan
a. Jenis Tanaman
Jenis tanaman pohon haruslah sesuai dengan Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pupuk
Pupuk haruslah pupuk yang bebas diperdagangkan dan dapat dipasok
menurut masing-masing unsur pupuk atau dalam suatu yang terdiri dari
nitrogen total, oksida phosphor dan garam kalium yang dapat larut dalam air.
Pupuk ini harus dikirim ke lapangan dalam karung atau dalam kemasan yang
aman, masing-masing berlabel lengkap, menjelaskan jumlah unsur yang
terkandung di dalamnya.
Pelaksanaan
a. Persiapan
• Ratakan lereng seluruh permukaan yang akan ditanami rumput sampai
mencapai permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada
permukaan lereng.
• Lapisi tanah permukaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa
sehingga tanah humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
• Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan
pupuk sampai merata di atas seluruh permukaan yang akan ditanami
rumput, dengan takaran 4 kg per 100 meter persegi. Perataan pupuk di
atas permukaan dilaksanakan dengan garu, cakram atau bajak.
Pemupukan tidak boleh dilaksanakan lebih dari 48 jam sebelum
penanaman rumput dimulai.
• Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya dan
diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan
penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu
tempat dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari sinar matahari
dan angin dan disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah
pengambilan ini maka gebalan rumput harus segera ditanam.
b. Pelaksanaan
• Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat,
selama cuaca panas atau selama tertiup angin kering yang panas dan
hanya dapat dilaksanakan apabila tanah dalam keadaan siap untuk
ditanami.
• Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis contour,
agar dapat memberikan perumputan yang menerus di atas seluruh
permu-kaan.
• Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalam
interval 1 meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan
yang ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval
waktu yang teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus
sedemikian rupa sehingga permukaan yang baru ditanami rumput tidak
mengalami erosi, hanyut atau mengalami kerusakan yang lainnya.
d. Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk
lainnya yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa
tanaman tersebut tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau
manusia.
e. Pemeliharaan
Penyedia Jasa harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah
ditanam sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan
pemeliharaan ini meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada
permukaan lereng yang tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan
perbaikan lokasi dengan gebalan rumput atau bambu yang kurang baik
pertumbuhannya.
d. Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil yang
diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-
mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan penanaman
dapat dilanjutkan hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana
terdapat alternatif yang disetujui atau pengamatan yang benar telah
dilaksanakan.
e. Semak/Perd
Semak harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 70 cm x 70 cm
dan ke dalaman 70 cm dengan jarak tanam seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
f. Pohon
Pohon harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 2 m x 2 m
dengan ke dalaman 1 m. Diamater pohon harus dalam rentang 8 sampai 20
cm. Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan pengikatan yang benar
pada tanaman yang baru ditanam..
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian
bahan- bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau
kalimat " diselenggarakan oleh Penyedia " maka hal ini harus
dianggap seperti disebutkan.
a. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam
RKS ini.