Anda di halaman 1dari 73

1

R E N C A N A K E R J A DA N S YA R A T -
S YA R A T ( R K S )

untuk
Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi
DED TERMINAL MAOSPATI
KAB. MAGETAN

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA DI


LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
JAWA TIMUR

Tahun Anggaran: 2019


2

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan
Pokja ULP Jasa Konstruksi menguraikan Spesifikasi Teknis dan
Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

LINGKUP
PEKERJAAN Pasal
1

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi
lingkup pekerjaan Pembangunan Sarana dan Fasilitas Terminal Penumpang
Angkutan Jalan. Adapun pekerjaan yang dilaksanakan adalah Peningkatan
Fasilitas Terminal Maospati Kabupaten Magetan yang meliputi :
1. Bangunan Terminal 2
3

BATASAN / PERATURAN
Pasal 2

Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk


kepada :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998
tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002
tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI 3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
j. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
k. SKSNI T-15-1991-03
l. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
m. Algemenee Voorwarden (AV)
n. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.
4

JENIS DAN MUTU BAHAN


Pasal 3

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan


bahan- bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian
dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980
dan Perpres nomor 54 Tahun
2010.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi
yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis
memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari PPK /
Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis
terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk
memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu
bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan
yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak
dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik
pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk
menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang memuaskan
Pemberi Tugas.
5

URAIANPEKERJAAN
Pasal 4

1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan
yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan
seperti andang-andang, alat- alat pengangkat, mesin-mesin, alat-
alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan
untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena
sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.

2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga
kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar
kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi
kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan
syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan dari apa yang
tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau
pengurangan bagian-bagian dari gambar dan uraian dan syarat-
syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang
dikehendaki oleh pemberi tugas.

GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5

1. Gambar perencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,
gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada Penyedia
beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh mengubah
atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari PPK.
Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan
6

kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan fisik
ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

2. Gambar-gambar tambahan
Bila PPK / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana
harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip
yang disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik
Direksi.

3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar
baik penyimpangan atas perintah pemberi Tugas atau tidak,
pengawas harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa
yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
memperhatikan perbedaan antara gambar- gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Penyedia.

4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drawing)


Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) yang meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh
Penyedia Jasa dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal terdapat perubahan
disain maka gambar Shop Drawing harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Perencana.
Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus
ditunjukkan dalam Gambar Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan
dimensi dan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain,
dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk mengakomodasi
pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan tujuan disain.
Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia Jasa
sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada
atau kurang memadai.
7

- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas


toleransi yang diijinkan) pada detail pelaksanaan yang
mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi
kesempurnaan konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana (jika diperlukan) sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar
kontrak
lengkap termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara
Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik (dapat dibaca
dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya
sewaktu-waktu memerlukan.

6. Gambar Arsitek dan Gambar Struktur


Gambar dan notasi dalam gambar struktur mengikat, sedangkan
gambar dan notasi arsitek mengikuti.
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)
Pasal 6

a. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau


penengah (Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat tinggal
/menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan
berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang
yang melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah
jalannya pelaksanaan pekerjaan Penyedia berkewajiban memberikan
alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telpon rumah kepada PPK.

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


Pasal 7

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar


detail maka gambar detail yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan
angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan /
ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang
diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan,
yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus
diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam
berita acara penjelasan pekerjaan
d. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal
tersebut diatas. Setelah Penyedia menerima dokumen dari PPK dan
hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti
kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan
Berita Acara Rapat penjelasan.

SARANA DAN CARA KERJA


Pasal 8

a. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau


tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan
mempertimbang-kan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang
cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau
tidak terampil untuk jenis- jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
Penyedia harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan yang
berhubungan dengan proses pemancangan dan peralatan lain yang
diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus
dalam kondisi baik.
d. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian
penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia
bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode,
teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian
pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum
suatu komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana (jika diperlukan) sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan
dalam pelaksanaannya. Shop drawing sebagai penjelasan detail
maupun yang berupa gambar- gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan
pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan
bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan
pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat
penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang
sempurnaan pelaksanaan. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau
keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami
kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan
lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-
bahan sisa- sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet
harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan
dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 9

Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus


menyediakan / menyiapkan :

1. KANTOR PENGAWAS / DIREKSI KEET


Penyedia harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang
kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi, meja
dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah
sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 24 m2 (minimal)
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding
double plywood tidak usah dicat, atap asbes
gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 5 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi, 1 meja rapat
bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm, dan
10 kursi,
2 unit meja gambar beserta peralatannya, 1
whiteboard ukuran 120 x 80 cm, 1 rak arsip
gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm.

Penyedia harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor


tersebut beserta peralatannya.
2. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN
FASILITAS LAIN

Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los


kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman
pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak. Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk
mandi dan buang air. Penyedia harus membuat tata letak/denah
halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut.
Penyedia harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan. Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan,
Penyedia dapat menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan
halaman kerja yang sudah ada.

3. AIR DAN DAYA


a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu : Air kerja
untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari
segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi. Air bersih untuk keperluan sehari-
hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para
pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan
penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus
memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia harus mengatur
dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas
petunjuk Konsultan Pengawas) Penyedia harus pula menyediakan
penangkal petir sementara untuk keselamatan.
4. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk
menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak
basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan
ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas

5. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti pepohonan, batu-batuan atau puing-
puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta
dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Bila terdapat bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.

6. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV)
ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank
dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan
dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak
lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui
Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as
kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank
harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.

7. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus
ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan oleh User /
Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut
harus rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan
aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia
memanfaatkan / memakai fasilitas yang ada dilingkungan kantor
harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau
pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala
peraturan-peraturan/aturan- aturan yang ada.

JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10

a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik
prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Penyedia Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya
pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini
sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia
Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual
pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan
jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2
minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun,


Penyedia Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN


Pasal 11

1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Penyedia/Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan
dengan menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Ia harus
semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi,
cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan
semua bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak.

2. Pegawai Penyedia yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada
pelaksana pekerjaan Penyedia harus dapat menyerahkan
kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan
selalu berada ditempat pekerjaan
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan
harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan
Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan
konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan
dapat dilaksana-kan apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ PPK
berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia, untuk melaksanakan sesuai gambar dan
bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder)
dari Penyedia berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan
kecakapan,dalam hal ini Penyedia harus segera menempatkan
pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


Pasal 12

1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Penyedia diwajibkan
mengadakan segala hal yang diperlukan untuk keamanan para pekerja
dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan
fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala
peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah
Daerah setempat.

2. Terhadap wilayah orang lain


Penyedia diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar
tampak dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah
orang lain yang berdekatan.

3. Terhadap milik umum


Penyedia harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai
jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan
memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun
pejalan kaki selama kontrak berlangsung.

.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan Penyedia, maka
biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi
tanggung jawab Penyedia.

4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak,
hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. Penyedia harus
menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan
termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja
dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi
memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa
yang dikehendaki atau diinstruksikan.

JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


Pasal 13

1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup
bersih ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat
mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada
dengan meteran air tersendiri (guna memperhitungkan
pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal
ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
2.Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan tersebut pada waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan
biaya pengobatan dan lain- lain menjadi tanggung jawab Penyedia dan
harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.

3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk


pertolongan pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan
berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN


Pasal 14

Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyediakan/menyiapkan


alat-alat baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara
lain : pompa air, beton mollen, waterpas, theodolit, lampu penerangan dan
sebagainya.

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


Pasal 15

a Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah


yang baik antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang
tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.
b Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan
yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa
semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari cacat. Semua
pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-
biaya pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas biaya-
biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PEKERJAAN TIDAK BAIK


Pasal 16

a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia


membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa,
atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau
barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan
dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Ongkos untuk
pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia untuk
disempurnakan dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan
dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang
apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau
menyusahkan) mengeluarkan perintah yang menghendaki
pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG
(MEER EN MINDERWERK)
Pasal 17

a Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima


menurut ketentuan AV-41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-
gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara
keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Penyedia
selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan
segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-
bahan yang tepat walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam
gambar dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah
atau persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan
penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga
yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam daftar
harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi
secara tertulis adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia
sepenuhnya.

PERIJINAN DAN PAPAN NAMA


PROYEK Pasal 18

a. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam


batas- batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan
tanpa tanpa ijin Direksi.
b. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan.
c. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian
depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan
redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang
setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen melalui Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan
Pemerintah Daerah setempat.
Penyedia tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi
Tugas.

PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19

Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan


hingga penyerahan yang ke – 2 diterima dengan baik, untuk itu Penyedia
berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi
pekerjaan.

TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pasal 20

1. PENGUKURAN /UITZET
Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet
untuk menentukan peil / posisi bangunan terhadap keadaan tanah
setempat sesuai yang dimaksudkan dalam gambar perencanaan.
Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang
memadai bersama dengan Konsultan Pengawas.
2. PENGAMANAN DI LAPANGAN

Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk


mempertimbangkan faktor-faktor antara lain :
- Penyedia harus mempertimbangkan faktor debu / kebersihan
lingkungan termasuk di jalan raya, mengingat kegiatan ini tepat
berada di tepi jalan protokol. Sehingga Penyedia harus senantiasa
menjaga kebersihan khususnya jalan raya dari material dan bahan
yang tersisa.
- Penyedia diwajibkan membuat km/wc sementara untuk para
pekerja dengan memperhatikan lokasi, kebersihan dan kesehatan
lingkungan sekitarnya.
- Penyedia harus mempertimbangkan kebisingan yang akan terjadi
pada saat pelaksanaan sehingga dapat mengganggu kegiatan
perkantoran yang ada.

PEKERJAAN TANAH
Pasal 21

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi galian tanah pondasi, urug pasir


bawah pondasi, urug tanah kembali, urug sirtu dan pasir bawah lantai
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari
segala kotoran seperti sisa – sisa bongkaran, tumbuhan akar –
akaran dan lain sebagainya.
b. Galian tanah pondasi harus dibuang 1 meter diluar galian.
c. Galian tanah pondasi berukuran minimal sama dengan gambar.
d. Jika pada galian terdapat air menggenang, harus dipompa keluar.
Untuk itu Penyedia harus menyediakan pompa air yang siap untuk pakai.
e. Semua galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi
pekerjaan.
f. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar
pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah
ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug
kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi
tanggungan penyedia jasa.
g. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan,
sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
h. Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan
tanah yang dipadatkan dan disiram dengan air hingga kenyang dan
padat.
i. Urugan sirtu dilaksanakan untuk perataan lahan dengan ketinggian
sesuai gambar detail perencanaan.
j. Urug pasir bawah lantai dilaksanakan setinggi 10 cm atau sesuai
gambar, digunakan pasir hitam dan dipadatkan.
k. Urug sirtu bawah lantai dilaksanakan setinggi 22 cm atau sesuai
gambar digunakan sirtu kualitas baik dan dipadatkan.
l. Semua urugan pasir / sirtu harus dipadatkan dengan penyiraman
air, sehingga mendapatkan hasil kepadatan maksimal.

PEKERJAAN PONDASI
Pasal 22

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai


berikut :
a Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi plat setempat dan
pondasi strous
b Pondasi Plat Stempat menggunakan campuran dengan perbandingan 1
Pc : 2 Ps : 3 kr dengan Pembesian yang sesuai dengan gambar
c Bagian bawah pondasi diberi lantai kerja dengan campuran
perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR tanpa Pembesian
d Untuk Pondasi Strous menggunakan campuran dengan perbandingan 1
Pc : 2 Ps : 3 kr dengan Pembesian yang sesuai dengan gambar tanpa
diberi lantai kerja.

PEKERJAAN BATA DAN PLESTERAN


Pasal 23

23.1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


23.1.1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
1. Pasangan bata dengan perekat 1 pc : 3 ps (trasraam)
bahan pencair dengan air biasa harus dibuat pada
dinding bagian bawah dengan ketinggian sesuai gambar
dan pada dinding kamar mandi.
2. Pasangan bata dengan perekat 1 pc : 5 ps bahan pencair air
biasa dipasang diatas pasangan trasraam sampai dengan
ketinggian sesuai gambar bestek.
3. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata,
tidak boleh terdapat retak-retak dengan maksimum pecah
dari batu bata 20 %.
4. Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi
dan sebelum dipasang, direndam air terlebih
dahulu hingga kenyang.
5. Bata yang digunakan harus berkualitas baik, berukuran
sama, tidak boleh pecah- pecah dan lain-lain menurut
pemeriksaan Direksi.
6. Semua voeg (siar) diantara pasangan bata pada
hari pemasangan harus dikeruk sedalam 1 cm pada bagian
luar dan dalam.
7. Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai
(bekas) atau batu bata yang pecah.
8. Pemasangan tembok bata yang diperbolehkan maksimum
tinggi 1.00 m untuk setiap hari.
9. Pasangan tembok dipasang luas maksimum 12.00 m2, bila
lebih harus dipasang kolom praktis.
10. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasangdengan
menembus tembok.
11. Batu bata yang dipakai jenis lokal, keras tidak patah-
patah.Ukuran dianjurkan 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan
toleransiukuran 0,5 cm, sebelum dipasang harus disetujui
Direksi.
12. Pasir yang dipergunakan harus kering, tawar dan
disetujui direksi. Digunakan pasir lokal hitam.

23.1.2. PEKERJAAN PLESTERAN


1. Plesteran Beton
a. Seluruh permukaan beton yang tampak harus
menghasilkan permukaan yang halus dan rata. Bila
pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan
permukaan yang halus dan rata, maka permukaan
tersebut harus diplester hingga menghasilkan
permukaan seperti yang dimaksud di dalam Gambar
Perencanaan Pelaksanaan.

b.Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan


lebih dahulu dengan pekerjaan pendahuluan
dengan urutan sebagai berikut :
- permukaan dibuat kasar dengan betel
- dibasahi dengan air
- disaput air semen (PC)
c. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1Pc : 3Ps
yang diaduk secara benar-benar homogen.
d. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
e. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari
adukan air semen (PC).
f. Plesteran dengan acian dilaksanakan pada permukaan
beton kolom dan balok / plat lantai dasar nampak.
2. Plesteran Dinding Batu Bata
a. Sebelum plesteran dinding dilaksanakanpekerjaan-
pekerjaan yang tersebut di bawah ini sudah harus
selesai lebih dahulu.
- Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur
hasil kerukan.
- Seluruh jaringan perpipaan maupun jaringan pipa
listrik yang tertanam didalamnya telah terpasang
sempurna.
- Pasangan telah mengering.
- Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
b. Plesteran dengan campuran 1 pc : 3 ps dipasang
pada pasangan dinding trasram sisi luar & dalam,
sedang untuk permukaan dinding yang lain digunakan
plesteran dengan campuran 1 pc : 5 ps.

3. Pekerjaan Benangan
a. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang
tampak (siku bagian luar) harus menghasilkan akhiran
yang benar- benar siku, lurus dan rapi sehingga
menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok
seperti yang dimaksud pada gambar rancangan
pelaksanaan.
b. Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran
1Pc : 3Ps yang diaduk secara benar-benar homogen.
c. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan
dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
d. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran
yang benar-benar siku dan lurus serta tajam.

PEKERJAAN BETON
Pasal 24

Jenis pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :


1. Sloof
2. Kolom
3. Ringbalk
4. Ring gewel
5. Balok talang

Khusus untuk pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan dan peraturan yang berlaku (SNI 03 – 2847 Tahun 2002)
dengan jenis beton yang tercantum dalam RAB dan gambar perencanaan.

1. MUTU BETON
Mutu beton struktur adalah fc' 17 Mpa atau K-225 kg/cm2 dan
dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja yang dipakai
adalah fy 400 Mpa untuk diameter ≥ D 13 dan fy 240 Mpa untuk
diameter ≤ 12.
Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat dengan campuran
1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat.
Untuk menjamin kesamaan mutu beton, Penyedia dianjurkan
menggunakan readymix concrete dari perusahaan terkenal yang khusus
membuat readymix.
a. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana
dianggap perlu tambahan untuk beton dapat dipergunakan
concrete admixture. Penggunaan tersebut harus dengan persetujuan
Ahli/ Konsultan Pengawas.
b. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus
dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350
liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga
warna dan kekentalannya sama.
c. Takaran Perbandingan Campuran.
Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan
Perbandingan isi.

2. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN


i. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama.
Proporsi semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman,
Penyedia harus tetap mengusahakan mutu/kekuatan beton sesuai
dengan yang disyaratkan.

ii. Pengujian (testing).


Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 03 – 2847
Tahun 2002 termasuk pengujian-pengujian susut (slump)
dan pengujian- pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-
syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh
dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur- prosedur.

3. BAHAN-BAHAN
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan
yang
dalam segala hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh
"Peraturan Beton Bertulang Indonesia” untuk beton kelas I Z 475 atau
British Standard, nomor : 12-1965.

Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong)


asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan
di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2
m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
a. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak, umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat
dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus
memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) SNI 03 – 2847
Tahun 2002.
a. Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan- bahan organik, lumpur dan sebagainya dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam SNI 03 – 2847 Tahun 2002. Koral Beton/Split. Digunakan
b . koral yang bersih,
bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 Tahun
2002. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan
beton yang tepat.

b. Air.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari
bahan- bahan yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.

c. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan
Ahli / Konsultan Pengawas.

d. Baja Tulangan.
- Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari fy 400 Mpa dan fy 240
Mpa, bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun 2002.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu
yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat, lepas,kulit giling atau bahan-bahan
lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan
posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau
begeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan.
Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat,
dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah
disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas.
- Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan
sesuai
dengan SNI 03 – 2847 Tahun 2002. Jika besi beton tersebut
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam
Uraian dan Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian,
maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak
boleh dipakai dan Penyedia harus menyingkirkannya dari tempat
pekerjaan.
- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton
adalah :
a. Poer dan sloof = 75 mm.
b. Sloof = 50 mm
c. Balok, kolom = 40 mm
d. Plat = 20 mm

e. Cetakan (bekisting).
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas II yang
cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut
bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari
papan-papan yang bermutu baik atau plywood : Untuk beton
tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum
2,5 cm. Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka
penguat cetakan tersebut.

- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah
penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran
tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor,
permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas
papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang
dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso 5/7 cm. Tiang acuan
satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang, dalam hal ini disarankan perancah menggunakan
scafolding dan begisting balok dan plat menggunakan rangka
Horibeam.

- Alat untuk Membersihkan.


Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan
perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan
lain-lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar
arsitektur dan sama disemua tempat untuk bentuk dan ukuran
tiang yang dikehendaki sama.

- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau
sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847
Tahun 2002.

- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan
menyingkirkan penutup-penutup, pelapis cetakan dari merk yang
telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang
sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk
ini.
5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton dari multiplek dengan tebal
minimum 9 mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Fibre glass atau bahan lain yang
tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa
bisa dipakai cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 3 cm lebar 20
cm.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok
harus dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan SNI 03 – 2847 Tahun
2002.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus
diplester dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga
sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan yang
berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat
permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela,
harus diambil dari pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara
pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.

- Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah
(kumulatif). Ukuran- ukuran masing-masing bagian harus seksama
dalam -0,3 dan +0,5 cm.

- Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian utama dari pekerjaan, Penyedia harus memberi tahu
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak
ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran
tidak disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas, maka
Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri.

- Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan
tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.
- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton, harus dibasahi
dengan air sebelum dicor.

- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya
dapat dilaksanakan atau persetujuan Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik
mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada
beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan
dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi
dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan
untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan,
seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum
adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya
dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat
penggetar (vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit
3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu
adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam
cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi
tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan
beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan,
lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung
menembus tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah
mengeras.
- Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik dan untuk
mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi
terus menerus sampai cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi
selama 14 hari berturut-turut.
- Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu
kekuatan
khusus yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana
akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atau
keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Penyedia
dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran cetakan sesuai
dengan SNI 03 – 2847 Tahun 2002 dalam pasal yang
bersangkutan.
Penyedia harus memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi
Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan pada
bagian- bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia lepas dari
tanggung jawab.
- Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan,
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas mempunyai wewenang
untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil
yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti
yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda
lainnya.

- Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).


a. Untuk mencapai mutu beton fc' 17 Mpa atau K-225 kg/cm2
sesuai dengan SNI 03 – 2847 Tahun 2002, Penyedia harus
melakukan percobaan-percobaan di Laboratorium yang ditunjuk
untuk membuat mix design campuran-campuran sedemikian
rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm
atau silinder Ø 15 tinggi 30 cm, pada umur 28 hari, harus
mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 300 kg/cm2,
bahan-bahan yang dipergunakan
adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai
bahan beton struktur. Kubus / silinder percobaan harus dibuat
minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit
dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan waktunya.
Reference sesuai SNI 03 – 2847 Tahun 2002.

b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling)


paling sedikit tiga buah kubus percobaan yang waktu
pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh
dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan
Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Konsultan
Pengawas. Analisa kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus
statistik sebagaimana tertera dalam SNI 03 – 2847 Tahun
2002. Biaya pengetesan termasuk dalam penawaran Penyedia
atau tanggung jawab Penyedia.

PEKERJAAN RANGKA ATAP


Pasal 25

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan Rangka Atap dengan Baja Ringan.


Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang
cakap untuk dapat menjamin kelancaran keamanan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Alat pengangkat (crane), katrol atau
sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui Konsultan Pengawas

b. Bahan yang digunakan Persyaratan Umum


• Semua peraturan – peraturan / normalisasi – normalisasi
harus yang berlaku di Indonesia.
• Pekerjaan Kuda Kuda ini terbuat dari baja ringan plat baja C.
075.075 Setara TASO
• Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjan yang
professional dalam pengerjaan kuda-kuda baja ringan
• Semua pekerjaan baut ( bolt ) harus memenuhi syarat AISC,
Spesification for Struktural Joint Bolt.
• Mengeluarkan perhitungan struktur ( engineering Report)
• Perhitungan software sudah memasukan beban gempa.
• Bersertifikat SNI dan sertifikat ISO
• Bergaransi anti karat minimal 25 tahun

c. Pedoman Pelaksanaan
• Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (Fabrikasi),
Kontraktor harus membuat shop drawing terlebih dahulu yang
mencakup tentangdimensi batang, ukuran batang, elevasi,
detail dudukkan lengkap dengan anker, detail sambungan
antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail
dan informasi lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan pengawas.
• Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan
baut/screw
• Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai
dengan spesifikasi pabrik atau petunjuk pengawas dan
direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan tidak
bocor.
• Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat
sehingga tidak mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi
kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang bocor
tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Pasal 26

a. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan Penutup atap menggunakan rooftop
b. Bahan yang digunakan Persyaratan Umum
• Yang harus di siapkan terlebih dahulu sebelum memasang
atap rooftop adalah alat dan bahan. Alat - alat
pemasangan yang biasa di gunakan adalah Mesin Bor,
Meteran, Gerinda, Obeng. Aksesoris yang di butuhkan
adalah Screw SDS panjang 90 mm atau panjang 75 mm.
Kemudian roofseal, talang, tutup talang dan nok. Dan
bahan utama yang harus di siapkan atap PVC rooftop.
c. Pedoman Pelaksanaan
• Mempersiapkan rangka atap. Dari jarak gording / jarak
reng yang sesuai dengan massa atap rooftop. Pastikan
gording / reng yang di pakai lurus dan rata. Dan jaraknya
sesuai. Tarik garis lurus perbaris sebelum memasang atap
rooftop.
• Mempersiapkan sudut kemiringan. setelah jarak gording
siap maka selanjutnya adalah mempersiapkan sudut
kemiringan atap. Sudut kemiringan minimal memasang
atap rooftop adalah 15 derajat. Sudut kemiringan di
gunakan apabila rangka atap membentuk kuda - kuda.

• Pasang Screwnya. Setelah itu pasang interlock tadi


dengan screw yang sudah ada roofsealnya agar tidak
terjadi kebocoran.

• Perhatikan jarak dan pasang screw. Untuk memasang


screw yang perlu diperhatikan adalah pertemuan antara
interlock atau tumpangan dua atap jadi satu dengan
rangka atap. Dan pertemuan atap PVC rooftop dengan
rangka atap yang sudah melewati jarak gording yang telah
di tentukan.

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pasal 27

Pekerjaan ini meliputi rangka plafond gypsum board, calsiboard dan WPC
serta pasang list plafond di bagian dalam dan luar. Penggantung plafond
menggunakan metal furing.

a. Rangka plafond menggunakan hollow 2x4 cm.


b. Untuk setiap ruang harus diberi manhole/lubang dengan maksud
untuk masuknya orang keatas bilamana ada pekerjaan didalam plafond.
c. Plafond menggunakan gypsum board tebal 9mm, calsiboard 6mm dan
wpc (wood plastic composite) merk Jayaboard, Elephant, Knauf, duma
atau setara ukuran 122 cm x 244 cm atau sesuai dengan ukuran produk
masing-masing.
d. Paku plafond atau sekrup dipasang dengan jarak masing-masing
maksimum 10 cm secara teratur dan rapi dengan pola jarak nat antara
eternit diusahakan semaksimal mungkin (max 0,5 cm) untuk bagian tepi
plafond yang saling berhubungan harus benar-benar lurus rata dan
halus.
e. Plafond setelah terpasang diplamir kemudian dicat dengan cat tembok
dengan warna disesuaikan atau petunjuk dari pihak User.
f. Detail bagian yang akan dikerjakan dapat dilihat pada gambar RKS yang
ada.
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Pasal 28

28.1. Pemasangan penutup lantai dan dinding meliputi :


a. Keramik ukuran 60 cm x 60 cm motif warna krem dan coklat
tua (warna dapat ditentukan kemudian sesuai persetujuan pihak
owner), dengan permukaan halus dan mengkilat digunakan
pada seluruh ruang kecuali Km/Wc.
b. Keramik ukuran 20 cm x 20 cm permukaan kasar digunakan
pada lantai Km/Wc, dipasang dengan pola diagonal.
c. Keramik ukuran 20 cm x 25 cm digunakan pada dinding
Km/Wc dengan urutan pemasangan mulai dari bawah adalah
keramik 20x25 warna tua — border 7,5x20 — keramik 20x25
warna muda.
d. Keramik ukuran 20 cm x 20 cm dengan permukaan
mengkilat dipasang untuk meja beton. Pola pemasangan
mengikuti gambar perencanaan.
e. Semua bahan keramik harus menggunakan keramik dalam
negeri dengan kualitas baik ( ex. Asia, Milan, Mulia atau setara )
dan harus disetujui oleh dewan direksi dan pengawas.
f. untuk penutup dinding yang meggunakan batu alam sebaiknya
dilapisi dengan cat penutup batu alam sehingga terbebas dari
kotoran dan jamur yang mudah melekat pada dinding batu alam.
28.2. Bagian-bagian lantai keramik yang terpaksa harus menggunakan
lempeng keramik yang tidak penuh, pemotongannya harus
menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian
potongan yang lurus dan halus.
28.3. Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar
campuran 1Pc : 4Ps untuk ruang-ruang dan 1 Pc : 2 Ps untuk toilet.
28.4. Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa sehingga :
a. Seluruh bagian di bawah keramik terisi penuh dengan mortar
spesi sehingga tidak terdapat rongga udara yang terjebak di
bawah keramik.
b. Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata
air, kecuali untuk bagian-bagian lantai pada daerah
basah yang dikehendaki miring harus menghasilkan
bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga
kering ke lubang-lubang lantai (avour).
c. Nat antar keramik adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat
yang lurus sejajar garis dinding yang melingkupinya.
28.5. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus
diisi dengan adukan PC dan dikeruk halus hingga menghasilkan
permukaan nat yang sama dengan garis tepian keramik.
28.6. Noda adukan PC yang mengenai permukaan keramik harus
segera dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika
dengan lap kering.
28.7. Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan
tanpa biaya tambah bila persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi.

PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA


Pasal 29
a. Lingkup Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela meliputi pengadaan
bahan, alat dan tenaga untuk pekerjaan pintu sesuai dengan gambar
dan spesifikasi teknis dalam hal ini pemasangan kusen, daun pintu dan
daun jendela sesuai gambar detail yang ada.
b. Kusen dipasang dengan menggunakan kusen alumunium dengan
ketebalan sesuai dengan gambar dan memenuhi standard SNI ex. YKK
d. Bahan untuk daun jendela menggunakan daun jendela dengan
rangka menggunakan alumunium, ukuran sesuai kebutuhan yang
tersebut dalam gambar.
e. Khusus untuk daun pintu km/wc menggunakan bahan PVC lengkap
dengan kusen dan aksesorisnya, ukuran sesuai gambar.
f. Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk di pasang harus sesuai
benar dengan contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan
terpelihara baik. Bahan-bahan ini harus dijaga dan
dilindungi sebaik-baiknya sewaktu penyimpanan, pemasangan
sampai diserahkan dengan baik.
PEKERJAAN KACA
Pasal 30
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup transportasi, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan serta pemasangan semua kaca, cermin
dan pemasangan kaca sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan yang
disebutkan disini.

2) Material
Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang bening dan rata,
serta memiliki ketebalan yang sama, bebas dari segala macam
kerusakan dan dari kualitas terbaru sesuai SII-0189-83/SNI.15 0047-
1987 dan SII-0868- 83/SNI.15-0130-1987. Bahan kaca dipaka dari
produk asahimas atau setara menggunakan type INDOFLOT (Kaca
Bening) tebal 5 mm dan clear tempered glass 12mm.

1) Persyaratan Bahan
1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan gelas yang pipih. Pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float Glass).
2. Toleransi lebar dan panggang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1.5 mm per meter.
4. Cacat-cacat :
a. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
c. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
d. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
e. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
f. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave).
Benang adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan,
gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
g. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
h. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
i. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
j. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5
mm kira-kira 0.3 mm.

5. Kaca yang digunakan adalah dari merk Asahimas atau setara. Tebal,
jenis dan warna kaca yang digunakan sesuai dengan gambar
perencanaan.

3) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Umum
Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca. Ukuran
sebenarnya ketepatan ujungnya harus ditetapkan oleh ukuran
sebenarnya yang didapat hasil pengukuran di lapangan dan
dengan mengikuti dimensi pemasangan serta petunjuk
pemasangannya. Tiap lembar kaca dan/atau cermin harus secara
jelas diberi label dan penanda jenis, ketebalannya dan data
lainyang diperlukan. Semua label harus dilepas setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Semua kaca, cermin dan
pemasangan kaca harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan
dari produsen.

b) Pemasangan
i) Toleransi Jarak dan Pemotongan Toleransi Jarak dan Pemotongan
harus sebagai berikut :
- Nominal jarak/sela antara kaca dan kusen adalah 3 mm.
- Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6 mm keliling.
- Minimum kedalaman sponeng ketaman harus 16 mm
- Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca harus + 3
mm atau – 1.5 mm.
- Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket, adalah tambahan
jarak yang diatur.

ii) Persiapan Permukaan untuk Pemasangan Kaca.


Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas dan tepat
pada kusen sebelum pemasangan kaca. Benda-benda yang dapat
bergerak/bergeser harus diamankan dibuat fix, atau pada posisi
terkunci sampai pemasangan kompon kaca selesai. Semua
permukaan ketaman harus bersih dan kering, harus diberi lapisan
primer seperti ditetapkan oleh produsen neoprene/gasket. Sebelum
pemasangan, permukaan kaca yang akan diberi
neoprene/gasket harus bebas dari debu, basah atau aplikasi
pembungkus dan produsen.

c) Penggantian dan Pembersihan


Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah pemasangan kaca
dengan pemutihan atau sebagainya untuk memberi tanda selesai.
Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa biaya
tambahan pada owner. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua
permukaan kaca harus dibersihkan dari semua label, noda cat dan
sebagainya. Perhatian dan peringatan harus diberikan agar
tidak menggores permukaan kaca. Pencucian harus dengan sabun
atau deterjen netral dan air. Parafin, terpentin, minyak atau cairan
sejenisnya dapat digunakan untuk menghilangkan noda yang sulit
dibersihkan.
PEKERJAAN PENGGANTUNG + PENGUNCI
Pasal 31

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja
untuk pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pemasangan kunci, engsel,
hak angin, grendel dan grendel tanam termasuk perlengkapan lain
yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

2. Persyaratan Bahan
1) Semua Hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu
baik,ex. YALE, SES atau setara, seragam dalam pemilihan
warnanya, serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.
2) Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan
ketentuan gambar.
3) Handle atau bagian luar seluruh bahan kunci terbuat dari bahan
stainless steel plate.
4) Penyedia harus bisa memberikan jaminan tentang originalitas
setiap bahan yang dipakai.
5) Kunci tanam harus tertanam kuat pada rangka daun
pintu.
6) Setelah kunci-kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan
finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan
dihilangkan sama sekali.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus diajukan contoh-contoh kepada konsultan perencana untuk
mendapatkan persetujuan.
2) Persetujuan harus disertai brosure/ spesifikasi dari pabrik
pembuatnya.
3) Engsel pintu sebanyak 3 buah dipasang 28 cm dari atas ke
bawah bidang pintu, sedangkan engsel bawah tidak lebih
32 cm dari permukaan lantai dan engsel tengah diseimbangkan
jarak atas bawah.
4) Handle pintu dipasang 100 cm dari permukaan
lantai.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 32

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian –


bagian yang ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang memerlukan
perlindungan dengan cara pengecatan / plituran. Pada garis besarnya yang
termasuk pekerjaan pengecatan dan plituran adalah :
a. Cat dinding.
b. Cat plafond.
c. Cat beton.
d. Cat Kayu/Besi
e. Melamine daun pintu.

Dan pekerjaan pengecatan/plituran lainnya sesuai yang ditunjuk dalam


gambar rencana dengan warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan/plituran karena belum
merata, berubah warna atau sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah
terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab Penyedia.
a. Cat Tembok dan Plafond
Khusus cat tembok menggunakan cat dinding ex. Nippon Paint,
Catylac, Takalac dengan warna ditentukan kemudian.
( Type Weathershield untuk dinding luar bangunan )
Khusus plafond menggunakan cat plafond ex. Nippon Paint,
Catylac, Takalac dengan warna ditentukan kemudian. Pengecatan
dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom,
dinding luar dan plafond sesuai gambar perencanaan. Pelaksanaan
pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik
pembuat. Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang
akan dicat harus betul-betul rata dan dibersihkan dengan cara
menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan
setelah kering diplamir sehinga permukaannya menjadi rata dan
halus. Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai
didapatkan hasil akhir yang merata warnanya minimal 3 kali
pengecatan dan harus didapat warna yang merata.

b. Cat Kayu / besi


Dipakai “EMCO” ex. Warna Agung, warna ditentukan kemudian.
Dilaksanakan pada tempat-tempat sesuai tersebut diatas serta
ditempat lainnya yang memerlukan finishing dengan Cat kayu / besi.
Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik
sampai didapat hasil yang baik dan warna cat yang merata dengan
pelaksanaan pengecatan sesuai ketentuan standart dari pabrik
pembuat.

c. Plituran
Plituran yang dilaksanakan adalah :
Plituran melamine doff khusus untuk kusen dan daun pintu (atau
bagian lain sesuai yang tercantum pada gambar kerja),
menggunakan plituran melamic ex. Ultran / Propan atau setara.
Langkah-langkah pekerjaan Melamine :
- Sebelum diplitur, permukaan yang akan dipliturharus
dihaluskan/digosok dengan kertas gosok sampai halus dan
permukaan
yang cacat akibat paku dan lain-lain harus ditutup / didempul
sampai rata.
- Selanjutnya dilakukan pengisian pori-pori dengan
menggunakan Wood Filler.
- Setelah itu dilanjutkan dengan pewarnaan (staining)dengan
menggunakan Wood Stain dengan warna sesuai pilihan.
- Proses selanjutnya adalah pengecatan dengan cat dasar (base
coat) yang menggunakan Melamine Sanding Sealer dengan
warna sesuai pilihan.
- Untuk tahap akhir dilaksanakan pengecatan akhir (top coat)
dengan menggunakan Melamine Lack Clear Doff dengan
warna sesuai pilihan.
Pekerjaan plitur dilaksanakan mulai dari plituran dasar sampai
finish minimal 3 x atau sampai didapat hasil yang sempurna
dengan warna yang merata dan warna dempul pada bagian yang
cacat tidak terlihat lagi. Pelaksanaan plituran harus sesuai
dengan ketentuan standart pelaksanaan dari pabrik
pembuat (seperti tersebut diatas) dan disetujui Direksi / Pengawas
Lapangan.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pasal 33

1. PENDAHULUAN
RKS ini dimaksudkan sebagai salah satu dokumen pelelangan
pekerjaan, yang merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar
pelelangan. RKS ini disusun dengan tujuan mengatur pelaksanaan
pekerjaan, syarat umum dan syarat-syarat teknis instalasi listrik yang
diinginkan, sehingga tercapai kondisi selesai, memenuhi persyaratan
dan siap pakai.

Sebelum mengikuti pelelangan, Penyedia harus sudah


mempertimbangkan segala aspek dari pelaksanaan pekerjaan di
kemudian hari. Segala resiko dalam melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan keadaan lapangan yang sedang berjalan menjadi
tanggung jawab Penyedia dan harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran pekerjaan. Peserta pelelangan diberi kesempatan
meninjau lokasi pembangunan untuk melihat dan meyakini situasi
serta kondisi lapangannya.

Sebelum pelelangan ditutup, Penyedia harus sudah mempelajari


semua dokumen-dokumen pelelangan termasuk RKS ini dan
gambar-gambar pelelangan. Penyedia harus meminta penjelasan
dari konsultan bila ada ketentuan dan persyaratan yang kurang jelas
dan saling bertentangan.

Penawaran pelelangan harus didasarkan atas gambar-gambar


pelelangan dan harus sesuai dengan persyaratan, baik teknis
maupun umum. Penawaran harus lengkap dengan perincian
penawaran, Bill of Quantity dan daftar harga satuan pekerjaan. Bill of
Quantity dibuat oleh Penyedia peserta lelang dengan urutan yang sama
seperti susunan uraian lingkup pekerjaan. Kebenaran dari Bill of
Quantity menjadi tangggung jawab Penyedia.
Skematik diagram elektrikal seperti yang ditunjukkan pada gambar
haruslah dicatat bahwa hal tersebut telah disiapkan hanya untuk
bimbingan. Rating daya, kabel, busbar, pemutus kontak (circuit
breaker) dan lain lain harus sesuai dengan rating peralatan dan
compatible dengan peralatan. Pekerjaan tambah kurang hanya
dimungkinkan apabila ada persetujuan dari konsultan dan pemilik
proyek berdasarkan perbedaan atau perubahan dari gambar
pelelangan atas instruksi konsultan dan pemilik proyek.

Semua material, peralatan dan instalasi yang dilaksanakan oleh


Penyedia harus mengikuti segala aturan dan standar yang berlaku
sesuai dengan salah satu atau lebih dari peraturan terakhir,
standarisasi, undang-undang dan kebutuhan relevan dari otoritas yang
berlaku mencakup:
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL 2000 ).
2. Peraturan Instalasi Listrik dan Ketentuan Pelaksanaan dari PLN.
3. Peraturan Daerah ( Perda ) Lawang.
4. Standar Industri Indonesia ( SII ) yang bersangkutan.
5. Standar IEC ( International Electrotechnical Commission )
sebagai pelengkap.
6. Standar-standar yang lain dalam lingkungan IEC sebagai
referensi tambahan.

Peralatan dan material yang menggunakan standar international


akan disebutkan secara eksplisit dalam RKS ini.

Penyedia harus mengajukan semua izin yang diperlukan dan


memperoleh sertifikat yang diperlukan oleh otoritas yang sesuai dan
membayar semua beban biaya dalam hubungan dengan pekerjaan
kontrak ini.
Ketika penyelesaian instalasi, Penyedia harus menjamin bahwa
masing- masing instalasi telah mentaati aturan, peraturan dan
kebutuhan.

Semua asesoris dan peralatan yang dikirimkan ke lokasi harus baru dan
harus secara jelas ditandai untuk mengidentifikasi pebedaan grades,
pabrikan dan material

2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah penyediaan bahan-bahan,
tenaga, dan peralatan-peralatan yang diperlukan agar seluruh
instalasi plambing dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan
dengan kualitas bahan serta kualitas pengerjaan / pemasangan yang
terbaik, kemudahan pengaturan dan perawatan serta keamanan
operasi dari sistem sesuai gambar-gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam perencanaan ini.

Lingkup pekerjaan instalasi listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini


adalah pengadaan dan instalasi distribusi daya listrik tegangan rendah
dari MDP ke panel lighting, panel utility, berikut instalasi, testing,
commissioning, serta jaminan dan pemeliharaan atas instalasi listrik
yang dipasang sebagai satu kesatuan.

Dengan tidak mengurangi arti persyaratan terperinci dari gambar dan


sistem, secara garis besar lingkup pekerjaan dapat diuraikan seperti di
bawah ini :

Instalasi Tegangan Rendah :


Sebagai dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, Penyedia wajib
melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap dipakai, seluruh instalasi penerangan,
yang meliputi secara garis besar pekerjaan berikut :
- Main Distribution Panel (MDP)
- Instalasi tegangan rendah
- panel lighting
- panel utility
- Pengujian
- Pabrik pembuat
A. Panel Listrik

Panel listrik adalah suatu unit hubung bagi dari instalasi listrik
jenis tertutup, terbuat dari bahan/plat baja dengan konstruksi
dan penyelesaian (finishing) yang baik sehingga tahan terhadap
kerusakan mekanis serta pengaratan, yang diperlengkapi di
dalamnya dengan busbar, terminasi kabel, circuit breaker, fuses,
contactor, relays, trafo arus, meter dan perlengkapan panel
lainnya serta pengawatan.

Letak panel harus sesuai dengan gambar, apabila terdapat


hambatan berhubungan dengan penempatan panel
dilokasi sehingga mengharuskan adanya pergeseran harus atas
persetujuan konsultan dan pemilik proyek.

Panel listrik harus didesign sedemikian hingga debu tidak


dapat menempel/melekat (minimum), semua inlet dan outlet
panel dari atas melalui kabel ladder. Kabel feeder antara panel
dan plafon melalui kabel ladder tertutup plat besi dengan
ketebalan minimal t=1,2mm, dan harus memenuhi persyaratan di
bawah ini.
1. Konstruksi dan Instalasi :
Panel listrik harus dibuat, disusun dan dipasang sedemikian
rupa sehingga memenuhi persyaratan PUIL-2000 dan
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat komponen panel
listrik.
Panel disyaratkan sebagai berikut :
- Bentuk free standing / wall mounted.
- Tebal plat baja minimum 1.6 mm (Wallmounted) dan 2.0
mm (Free standing).
- Finishing cat bakar, anti karat, warna ditentukan kemudian.
- Panel harus didesign bebas debu, dan kabel ladder
pada inlet\outlet harus dicover perforated steel
sesuai kebutuhan/ketebalaan panel.

Semua peralatan didalam panel harus dipasang sedemikian


rupa sehingga memudahkan operasi, perawatan dan
perbaikannya. Panel harus dilengkapi dengan label, tanda-
tanda, wiring diagram dan denah beban dalam format kecil
untuk memudahkan pemeliharaan.

Pabrik assembling panel listrik harus mempunyai fasilitas


dan reputasi untuk pembuatan panel secara baik dan
sempurna. Dianjurkan Penyedia memilih pabrik assembling
yang mempunyai afiliasi dengan produsen komponen utama
panel.

Pengangkutan panel ke lokasi pekerjaan merupakan tanggung


jawab Penyedia. Cacat pada panel karena pengangkatan
dapat menyebabkan panel ditolak.

2. Komponen

Komponen panel harus sesuai untuk kondisi cuaca di


Indonesia, dengan kemampuan pengamanan arus hubung
singkat dan arus lebih untuk circuit breakers seperti
tercantum dalam gambar diagram panel yang
bersangkutan. Setiap jenis komponen hendaknya seragam
merknya untuk proyekini sehingga memudahkan pemeliharaan.
Persyaratan komponen panel akan diperinci lebih lanjut
dalam pasal-pasal berikutnya.

3. Busbar
Busbar harus berpenampang empat persegi panjang, terbuat
dari tembaga dengan kemampuan hantar arus yang
memadai ( hard drown high conductivity copper ), ditunjang
dengan isolator kualitas terbaik.

Keseluruhan sistem tegangan rendah seperti telah


ditetapkan didalam Spesifikasi dan atau telah ditunjukkan
pada pekerjaan gambar yang disajikan. Kapaitas minimum
daya hantar arus harus sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.

Busbar netral harus berpenampang sama dengan busbar


fasa. Busbar pentanahan harus tersedia sepanjang lebar panel.

Busbar harus mempunyai kekuatan untuk menahan


tekanan mekanikal dan elektrikal serta dirancang tahan
terhadap daya
hubung singkat atau arus hubung singkat sebesar
yang di- indikasikan dalam gambar diagram panel yan
bersangkutan selama 3 detik.

Kapasitas busbar antara phase dan netral minimum sama.


Pewarnaan busbar untuk phasa dan netral mengacu pada
PUIL- 2000.

4. Moulded Case Circuit Breaker

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) adalah saklar


pengaman dalam kotak tertutup dengan pemutusan maksimum
secara thermis dan magnetis untuk pemutusan arus hubung
singkat. Pengamanan teknis tersebut harus adjustable atau
sesuai dengan tipe yang terdapat pada gambar, jika
terdapat keraguan kemampuan pemutusan arus lebih dan
kemampuan untuk pemutusan arus hubung singkat pada
380V dan MCCB harus sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar diagram panel.

Semua MCCB harus sesuai dengan standard IEC, buatan


Merlin Gerin.

5. Miniature Circuit Breaker


Miniature Circuit Breaker (MCB) adalah saklar pengaman
dengan pemutusan maksimum thermis magnetis. Rating
pengaman thermis tersebut besarnya maksimal 32A.
Kemampuan pemutusan arus lebih dari MCB harus seperti
tercantum dalam gambar, sedangkan kemampuan
pemutusan arus hubung singkat dari MCB sebagai berikut:
- Bila MCCB di depannya mempunyai breaking capacity 16
KA, maka breaking capacity dari MCB minimum 10 KA.
- Bila MCCB di depannya mempunyai breaking capacity 10
KA, maka breaking capacity dari MCB minimum 6 KA.

Semua MCCB harus sesuai dengan standard IEC, buatan


Merlin Gerin.
6. Instrumen Pengukuran

Semua instrumentasi pengukuran yang tercantum dalam


gambar harus sesuai dengan standard IEC. Instrumen harus
diperlengkapi dengan kontrol fuses sebagaimana mestinya.
Dimensi pandangan depan instrumen dipilih 96 x 96
mm. Semua instrumen pengukuran harus sesuai
capacity standard IEC, buatan salah satu produsen
berikut : Circutor, GAE.

7. Pengabelan Dalam Panel

Pangabelan di dalam panel harus memenuhi ketentuan PUIL-


2000. Kode warna untuk pengabelan harus diperhatikan.
Terminasi kabel harus menggunakan kabel lugs sesuai.
Tanda-tanda kabel (cable marking) harus diberikan pada
setiap terminasi. Jalur pengbelan harus diatur sedemikian
rupa agar memudahkan penelusuran, pengoperasian dan
perawatan.
Untuk konduktor tenaga, kabel yang dipergunakan minimal
jenis NYA dengan kemampuan hantar arus sesuai
persyaratan PUIL- 2000. Untuk pengabelan kontrol
(control wiring) minimal dipergunakan jenis NYF
penampang 1 ½ mm².

8. Pentanahan Panel
Badan panel dan bagian konduktif lainnya yang bukan
merupakan konduktor phasa dan netral dari sistim harus
tersambung sempurna dengan busbar pentanahan dari
panel, dan yang terakhir ini terhubung ke tanah melalui
hantaran pangaman.

B. Sistim Pengabelan

Sistim pengabelan harus merupakan instalasi kabel yang


lengkap dengan cable rack/tray/ ladder, conduits, junction boxes,
cable clamps, sleeves, cable lugs, cable ties dan lain-lain
yang diperlukan bagi penyelesaian instalasi kabel yang
sempurna.

Keseluruhan sistem tegangan rendah seperti telah ditetapkan


didalam Spesifikasi dan atau telah ditunjukkan pada pekerjaan
gambar yang disajikan. Kapaitas minimum daya hantar arus
harus sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.

Jenis dan ukuran kabel yang direncanakan telah jelas dan


tercantum dalam gambar. Cara pemasangan kabel harus
memenuhi persyaratan PUIL-2000. Penyedia harus membuat
gambar pelaksanaan yang menunjukkan secara mendetail
pelaksanaan pemasangan kabel-kabel.

Apabila terdapat kondisi penanaman kabel dalam tanah,


maka sekurang-kurangnya sedalam 60 cm pada jalan
tanpa beban kendaraan diatasnya, dan sekurang-kurangnya
sedalam 80cm pada jalan dengan beban kendaraan. Kabel harus
dilingkupi dengan pasir urug setebal 10 cm dan dilindungi pula
dengan bata pelindung kabel diatasnya. Tanda- tanda harus
dipasangkan pada permukaan tanah sebagai petunjuk adanya
kabel di bawahnya.
Kabel distribusi, kabel kontrol dan kabel instalasi yang dipasang
adalah buatan lokal dari produsen : Supreme, Kabelmetal atau
Kabelindo.

Secara garis besar, berikut ini diuraikan cara pemasangan kabel-


kabel.

1. Kabel NYY

Kabel NYY dipakai sebagai kabel feeder. Pemasangan kabel


NYY di dalam cable trench atau pada cable leadder atau pada
dinding harus menggunakan klem PVC (PVC cable clamp)
yang sesuai minimal 1 buah tiap 1 m. Jarak antara kabel yang
satu dan yang lain minimal 2 cm.

Adanya penyambungan pada 1 jalur kabel tidak


diperkenankan. Ujung-ujung kabel pada terminasi harus
dilengkapi dengan cable lugs/sleeves dipres dengan crimping
tools yang sesuai. Kemudian bagian konduktor yang telanjang
harus diisolasi sebaik-baiknya.

3. Kabel NYM

Kabel NYM dipasang sebagai kabel instalasi dari panel


penerangan ke titik-titik lampu / stop kontak. Instalasi NYM
harus didalam conduit.

Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan pada kotak


penyambungan/ pencabangan (junction box) dengan
menggunakan screwed connection block.
4. Cable Ladder, Rack & Tray

Cable Ladder digunakan sebagai tempat kedudukan kabel


yang terpasang vertikal, terutama untuk kabel daya dan
distribusi. Penempatan dan lebar dari cable ladder di dalam
shaft harus sesuai dengan kebutuhan keadaan shaft tersebut.

Cable Rack digunakan sebagai tempat kedudukan kabel


yang terpasang horisontal terutama untuk kabel daya dan
distribusi dari panel ke panel. Penempatan dan lebar dari
cable rack disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Cable Tray digunakan sebagai tempat kedudukan kabel


yang terpasang horizontal baik kabel distribusi maupun kabel
instalasi. Penempatan cable tray harus di atas daerah
koridor, sedangkan lebar dari tray tersebut harus sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan sekitar koridor.

5. Cable Trench

Cable trench berikut penutupnya dibuat dengan konstruksi


sesuai gambar dan pelaksanaan pemasangan kabel-kabel
sesuai ketentuan yang berlaku dengan serapi-rapinya.

6. Penutupan Lajur Kabel

Untuk panel-panel yang terpasang pada sisi kolom bangunan,


lajur- lajur kabel di antara panel tersebut dan plafond, yang
terpasang pada permukaan kolom harus ditutup dengan besi
plat tebal 1.2 mm yang bentuk dan warna catnya
disesuaikan dengan bentuk dan warna panel yang
bersangkutan atau ditentukan tersendiri oleh konsultan.

C. Instalasi penerangan
1. Stop Kontak

Gambar-gambar menunjukkan perkiraan dari letak stop kontak


dan harus disesuaikan lebih lanjut dengan arsitektur.
Stop kontak harus dipasang sempurna, setinggi 30 cm dari
lantai kecuali ditentukan lain dalam gambar.

Untuk stop kontak daya 1 phase dipakai merk Clipsal, dan


stop kontak 3 phase dipakai power socket outlet buatan :
Legrand atau yang setara.

2. Saklar Lampu

Gambar-gambar menunjukkan perkiraan letak dari saklar


lampu untuk perlampuan yang menggunakan saklar setempat.
Perletakan tersebut masih harus disesuaikan dengan Arsitektur
.
Saklar lampu harus dipasang secara sempurna, setinggi 120
cm dari lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Saklar lampu tersebut harus mempunyai kemampuan hantar
arus minimal 10 Ampere, buatan Clipsal atau yang setara

3. Penerangan

Jenis lampu dan armaturnya sesuai dengan legenda pada


gambar atau bill of quantity, dan bila ada perubahan jenis
lampu dan type harus atas persetujuan konsultan dan pemilik
proyek.

Gambar denah lampu telah menunjukkan perkiraan tempat


lampu- lampu. Penempatan lampu-lampu masih harus
disesuaikan disain Arsitektur Interior.
Penambahan/pengurangan jumlah lampu nantinya akan
merupakan pekerjaan tambah/kurang.

Setiap entrance dari luar bangunan ke dalam gedung,


menggunakan lampu jenis yellow type dan film coating untuk
setiap lampu yang digunakan didalam ruang produksi

Penyedia harus menyampaikan data lengkap mengenai


setiap armatur lampu yang ditawarkan berikut brosur /
katalog dalam dokumen tendernya.
a. Lampu PL.
Lampu PL harus buatan Philips atau osram type PL 11 W,
type selengkapnya sesuai dengan fungsi ruangan yang
terdapat digambar kerja. Lampu ini digunakan pada
semua ruang di Rumah Negara sesuai dengan gambar.

b. Lampu Down light + PL.


Down light menggunakan bahan chrome Ø 15 cm dan
Lampu PL harus buatan Philips atau osram type PL 9 W,
type selengkapnya sesuai dengan fungsi ruangan yang
terdapat digambar kerja. Lampu ini digunakan pada semua
ruang di Rumah Negara sesuai dengan gambar.

D. INSTALASI HUBUNGAN PENTANAHAN

Instalasi hubungan pentanahan ini harus dilaksanakan sesuai


gambar dan memenuhi ketentuan PUIL-2000. Pada dasarnya
sesuai dengan peraturan pelaksanaan PLN, instalasi hubungan
pentanahan tersebut adalah sistem TT atau sistem pembumi
pengaman (PP). Dalam hal ini hantaran pengaman dihubungkan
pula di panel-panel tegangan rendah dengan hantaran netral yang
ditanamkan.

Tahanan pentanahan yang diijinkan dari sistem hantaran


pengaman adalah tidak lebih dari 1 ohm. Hantaran
pengaman, jenis dan penampangnya harus seperti tercantum
dalam gambar.
E. LAIN-LAIN

1. Penyedia wajib mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan


sesuai dengan yang tertulis pada peraturan-peraturan tersebut
diatas dan disesuaikan dengan bahan atau peralatan yang
dipasang

2. Penyedia harus mempelajari dan memahami kondisi tempat


yang ada, agar mengetahui apabila ada hal-hal
yang mungkin mengganggu pekerjaannya. Apabila
timbul persoalan, Penyedia wajib mengajukan saran
penyelesaian satu minggu sebelum bagian pekerjaan ini
dilaksanakan
3. Peralatan-peralatan yang diperlukan walaupun tidak
digambarkan pada gambar perencanaan atau tidak disebutkan
dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Penyedia,
sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat
dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.

4. Penyedia harus memintakan ijin-ijin yang mungkin


diperlukan untuk beroperasinya instalasi yang dinyatakan
dalam spesifikasi ini atas tanggungan Penyedia sendiri.
Penyedia harus menyerahkan ijin
/ keterangan tertulis tersebut di atas kepada Pengawas /
Direksi

5. Penyedia harus menyatakan secara tertulis, bahwa bahan-


bahan dan segala peralatan yang diserahkan sehubungan
dengan pekerjaan tersebut adalah dari kualitas terbaik
serta baru, dan cara pelaksanaan pekerjaannya akan
dilakukan secara wajar dan terbaik. Dan instalasi yang
diserahkan dalam keadaan lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sebagai mana mestinya, tanpa mengurangi /
menghilangkan bahan-bahan yang sewajarnya
disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata
dalam uraian dan syarat tersebut, ataupun tidak dinyatakan
secara tegas dalam gambar rencana yang tersedia.
6. Apabila Penyedia menjumpai adanya ketidak-jelasan,
kekurangan dan pula kesalahan pada gambar rencana,
gambar detail dan penjelasan teknisnya, maupun kesimpang-
siuran dalam hal standard yang harus diikuti, yang mungkin
akan menyebabkan instalasi tersebut tidak akan beroperasi
sebagaimana mestinya, maka Penyedia wajib
mengkonsultasikan masalah tersebut dengan Pengawas /
Direksi.

7. Apabila Pengawas / Direksi tidak dapat memutuskan hal


tersebut di atas, maka pengambilan keputusan akan
diserahkan kepada instansi atau badan yang berwenang

8. Test tambahan harus dilakukan untuk memastikan


(verifikasi) bahwa kelengkapan instalasi sesuai dengan
persyaratan dari spek teknik. Berikut daftar test minimum
yang diperlukan. Penyedia harus membuat pengajuan jadwal
test secara keseluruhan sesuai dengan keperluan dan
spesifikasi.
a. Test konduktifitas kabel
b. Test resistansi dari isolasi
c. Test resistansi grounding (pentanahan)
d. Dan semua peralatan jika relevan & memerlukan pengujian,
spt::
- Kontinyuitas konduktor, baik peralatan utama maupun
peralatan penunjang
- Resistensi isolasi
- Pemasangan Isolasi
- Pelindungan terhadap peralatan listrik

F. PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

• Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi yang disuplly


dan dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak
penyerahan pekerjaan yang pertama kalinya. Dalam masa
pemeliharaan ini segala kerusakan peralatan yang timbul
menjadi tanggung jawab penuh dari Penyedia yang
bersangkutan.
2. Jaminan (garansi) untuk seluruh peralatan yang dipasang
adalah 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan untuk yang pertama kalinya.

3. Selama masa jaminan, Penyedia bertanggung jawab


memperbaiki baik meliputi penggantian spare part, upah
kerja serta biaya transport selama perbaikan tersebut

PEKERJAAN
SANITAIR Pasal 34

1. Lingkup pekerjaan sanitasi yang dilaksanakan meliputi :


a. Kloset duduk menggunakan merk TOTO atau setara warna putih.
b. Bak cuci zink lengkap aksesoris.
c. Kran air Ø 1/2" menggunakan kran ex. SAN – EI atau setara.
d. Kran air leher angsa Ø 1/2" menggunakan kran ex. SAN – EI
atau setara.
e. Shower.
f. Floor drain dan avoor bak kualitas baik.
g. Tempat sabun.
h. Bio filter + resapan
i. Pipa yang digunakan adalah PVC type AW : Ø 3/4", Ø 3", Ø 4".
Semu jenis pipa menggunakan merk maspion, wavin, langgeng
atau setara.
j. Tandon bawah kapasitas 1,5 m3 bahan beton fabrikasi
(terpasang).
k. Tandon atas kapasitas 650 ltr terbuat dari bahan fiber (profil tank).

2. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail- detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Penyedia harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Penyedia tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Penyedia wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Penyedia, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemilik
6) Pekerjaan Kloset :
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai
adalah merk TOTO atau setara.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian
sesuai gambar, waterpass.
- Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

7) Pekerjaan Keran
- Semua keran yang dipakai menggunakan merk SAN-EI
dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan
masing-masing
sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-
keran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding.
- Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai
gambar untuk itu.
- Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar
untuk itu.
8) Floor Drain dan Clean Out
- Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal
verchroom, lubang diameter 2˝ dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain.
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar
untuk itu.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa
cacat dan disetujui konsultan pengawas.
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapi, menggunakan pahat
kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain
tersebut.
- Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus
rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan
tidak ada
kebocoran
PEKERJAAN ACP
Pasal 35
Pekerjaan ACP ( alumunium Composite Panel ) menggunakan bagan alumunium
berstandard SNI dengan ketentuan sebagai berikut :
• Pemasangan Rangka ACP harus siku dengan mediator di belakangnya
sehingga pemasangan dilakukan dengan mudah dan efisien
• Pemasangan acp harus melekat kuat dengan rangka yang ada di
belakngnya sehingga ACP tidak mudah lepas dengan rangka tersebut
• Pemasangan ACP dilakukan dengan mengisi nat antar ACP sehingga tidak
menyebabkan masuknya air dan debu ke dalam sambungan yang
menyebabkan berkarat dan lepas pada sambungan ACP

PEKERJAAN VEGETASI
Pasal 36
Penghijauan

Pekerjaan ini meliputi penyiapan bahan, pelaksanaan, penyiraman, perlindungan,


pemeliharaan tanaman baru untuk penghijauan, pada tempat-tempat seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

Bahan

Untuk Penghijauan (Penanaman Kembali)

a. Jenis Tanaman
Jenis tanaman pohon haruslah sesuai dengan Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b. Pupuk
Pupuk haruslah pupuk yang bebas diperdagangkan dan dapat dipasok
menurut masing-masing unsur pupuk atau dalam suatu yang terdiri dari
nitrogen total, oksida phosphor dan garam kalium yang dapat larut dalam air.
Pupuk ini harus dikirim ke lapangan dalam karung atau dalam kemasan yang
aman, masing-masing berlabel lengkap, menjelaskan jumlah unsur yang
terkandung di dalamnya.

c. Batu Kapur (lime stone)


Batu kapur untuk pertanian yang 100% lolos ayakan No.8 dan 25% lolos
ayakan No.100 harus disediakan. Sebagai tambahan, batu kapur harus
mengandung tidak kurang dari 50% Kalsium Oksida.
d. Rabuk
Bahan rabuk harus terdiri dari rumput kering, jerami atau bahan lainnya yang
tidak beracun.

e. Lapisan Humus (Top Soil)


Lapisan humus terdiri dari tanah permukaan yang gampang gembur secara
alami, dan mewakili tanah di sekelilingnya yang menghasilkan rumput atau
tanaman lain. Lapisan humus harus bebas dari akar-akar, tanah lempung
yang keras dan bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm dan bahan asing
lainnya.

Pelaksanaan

Stabilisasi dengan Tanaman

a. Persiapan
• Ratakan lereng seluruh permukaan yang akan ditanami rumput sampai
mencapai permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada
permukaan lereng.
• Lapisi tanah permukaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa
sehingga tanah humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
• Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan
pupuk sampai merata di atas seluruh permukaan yang akan ditanami
rumput, dengan takaran 4 kg per 100 meter persegi. Perataan pupuk di
atas permukaan dilaksanakan dengan garu, cakram atau bajak.
Pemupukan tidak boleh dilaksanakan lebih dari 48 jam sebelum
penanaman rumput dimulai.
• Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnya dan
diambil pada saat tanah dalam keadaan lembab atau setelah dilakukan
penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam suatu
tempat dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungi dari sinar matahari
dan angin dan disiram setiap 4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah
pengambilan ini maka gebalan rumput harus segera ditanam.
b. Pelaksanaan
• Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat,
selama cuaca panas atau selama tertiup angin kering yang panas dan
hanya dapat dilaksanakan apabila tanah dalam keadaan siap untuk
ditanami.
• Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis contour,
agar dapat memberikan perumputan yang menerus di atas seluruh
permu-kaan.
• Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalam
interval 1 meter sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Penyiraman
Paling sedikit 1 bulan setelah gebalan rumput selesai ditanam, permukaan
yang ditanami rumput tersebut harus disiram dengan air dengan interval
waktu yang teratur menurut kondisi cuaca saat itu atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah air yang disiramkan harus
sedemikian rupa sehingga permukaan yang baru ditanami rumput tidak
mengalami erosi, hanyut atau mengalami kerusakan yang lainnya.

d. Perlindungan
Barikade, pagar, tali pada patok-patok, rambu peringatan dan petunjuk
lainnya yang diperlukan harus disediakan agar dapat manjamin bahwa
tanaman tersebut tidak terganggu atau dirusak oleh hewan, burung atau
manusia.

e. Pemeliharaan
Penyedia Jasa harus memelihara gebalan rumput atau bambu yang telah
ditanam sampai Serah Terima Akhir Pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan
pemeliharaan ini meliputi pemotongan, pemangkasan, perbaikan pada
permukaan lereng yang tererosi, penyediaan fasilitas perlindungan dan
perbaikan lokasi dengan gebalan rumput atau bambu yang kurang baik
pertumbuhannya.

18.3. Penghijauan (Penanaman )

a. Persiapan Lokasi dan Pembersihan


Setelah lokasi penanaman kembali diratakan, permukaan tersebut harus
digaru dan dibersihkan dari batu yang berdiameter lebih dari 5 cm, kayu,
tonggak dan puing-puing lainnya yang bisa mempengaruhi pertumbuhan
rumput, atau pemeliharaan berikutnya pada permukaan yang telah ditanami
rumput.

b. Lapisan Humus (Top Soil)


Bilamana lapisan humus ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan lain
oleh Direksi Pekerjaan, lapisan humus tersebut harus dikerjakan menurut
ketentuan yang disyaratkan. Lapisan humus harus dihampar merata di atas
lokasi yang ditetapkan sampai ke dalaman yang ditunjukkan dalam Gambar
atau tidak kurang dari 8 cm. Penghamparan lapisan humus tidak boleh
dilakukan bila tanah lapang atau lapisan humus terlalu basah atau bilamana
dalam kondisi yang kurang meng-untungkan pekerjaan.
c. Penggunaan Pupuk dan Batu Kapur
Bila diperlukan, pupuk dan/atau batu kapur harus ditabur merata kurang dari 5
kg per 100 meter persegi untuk pupuk, dan 20 kg per meter persegi untuk
batu kapur. Bilamana diperintahkan oleh Direski Pekerjaan, bahan-bahan
tersebut harus tercampur dengan tanah pada ke dalaman tidak kurang dari 5
cm dengan menggunakan cakram, garu atau cara lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Pada lereng yang curam dimana peralatan mekanis tidak
dapat digunakan secara efektif, maka pupuk maupun batu kapur dapat
disebar dengan alat penyemprot bubuk (powder sprayer), alat bertekanan
udara (blower equipment) atau cara lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d. Tanaman
Pepohonan harus ditanam selama musim yang dapat memberikan hasil yang
diharapkan. Pada musim kering, angin kencang, atau kondisi yang tidak
menguntungkan lainnya, pekerjaan penanaman harus dihentikan sebagai-
mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan penanaman
dapat dilanjutkan hanya bilamana kondisi cuaca menjamin atau bilamana
terdapat alternatif yang disetujui atau pengamatan yang benar telah
dilaksanakan.

e. Semak/Perd
Semak harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 70 cm x 70 cm
dan ke dalaman 70 cm dengan jarak tanam seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

Tanah humus harus ditempatkan di sekitar akar tanaman sampai kokoh


tetapi tidak terlalu padat. Elevasi akhir tanah untuk penimbunan kembali harus
5 cm di atas permukaan sekitarnya untuk mengantisipasi penu-runan tanah.

f. Pohon
Pohon harus ditanam pada lubang yang minimum berukuran 2 m x 2 m
dengan ke dalaman 1 m. Diamater pohon harus dalam rentang 8 sampai 20
cm. Persiapan harus dibuat untuk pematokan dan pengikatan yang benar
pada tanaman yang baru ditanam..

g. Perabukan dan Pemadatan


Setelah penanaman selesai dikerjakan dan sebelum pemadatan, permukaan
harus dibersihkan dari bebatuan berdiameter lebih dari 5 cm; kain-kain bekas
yang lebar; akar-akar dan sampah-sampah lain selama operasi penanaman.
Bilamana perabukan ditunjukkan dalam Gambar, lokasi yang ditanami harus
diberi rabuk dalam 24 jam sejak penanaman selesai dikerjakan, bilamana
cuaca dan kondisi tanah mengijinkan, atau dalam waktu yang lebih awal yang
memungkinkan
h. Pemeliharaan Daerah Penanaman
Penyedia Jasa harus melindungi lokasi yang ditanami dari gangguan lalu
lintas, angin kencang dan gangguan lainnya yang merugikan dengan rambu
peringatan dan/atau barikade atau penghalang lainnya yang memadai dan
disetujui Direksi Pekerjaan.

Penyedia Jasa harus menyiangi sebagaimana diperlukan dan juga


memelihara lokasi yang telah ditanami dalam kondisi yang dapat diterima oleh
Direksi Pekerjaan.

PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA


Pasal 37
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru
akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah
berakhir, Penyedia harus telah menyerahkan pekerjaannya dengan baik
sesuai dengan kontrak kepada PPK secara tertulis dan pengawas
berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan
kontrak Penyediaan.
- Menanggapi / melaporkan kepada PPK tentang hasil pekerjaan
Penyedia tersebut secara tertulis.

PPK akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan


tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak Penyedia
b. Surat penyerahan pekerjaan dari Penyedia
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan
pekerjaan tersebut.

PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM


PENYERAHAN KEDUA
Pasal 39

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang


pertama, hingga serah terima yang kedua adalah merupakan masa
pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya,
antara lain :
• Penyempurnaan dan pemeliharaan
• Pembersihan
• Keamanan dan penjagaan
Apabila Penyedia telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan
kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti
pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama
PENUTUP
Pasal 40

a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian
bahan- bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau
kalimat " diselenggarakan oleh Penyedia " maka hal ini harus
dianggap seperti disebutkan.

b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang


nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau
disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh
Penyedia dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Penyedia.

c. Penyedia harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan


kubikasi dan lain-lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat
yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan Penyedia. Dan segala
kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan
lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia.

a. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam
RKS ini.

Anda mungkin juga menyukai