LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 1
Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan
PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PUSKESMAS NGALUPOLO DI NDONA di Kecamatan Ndona -
Kabupaten Ende -– Flores – Nusa Tenggara Timur.
BATASAN / PERATURAN
Pasal 2
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam
negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres
nomor 22 Tahun 2018.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-
bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran /
Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis.
d. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau
bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi
tanggung jawab rekanan.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,
maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Pemberi Tugas.
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 4
1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.
2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat
dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi
penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.
GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5
1. Gambar perencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan
kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau
menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran. Gambar-
gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
2. Gambar-gambar tambahan
Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus
membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi,
gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
a. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan
rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor
telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.
a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut
terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi,
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan
perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan
d. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang
ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.
SARANA DAN CARA KERJA
Pasal 8
a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus
selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan yang berhubungan dengan
proses pemancangan dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya
yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali
akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 9
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
2. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los
kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
3. AIR DAN DAYA
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk Konsultan
Pengawas) Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.
4. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas
5. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.
6. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)
Acuan titik 0.00. adalah titik yang berada di Teras Dalam Pintu Masuk diambil sebagai acuan
titik 0.00. (lihat gambar lay out ) .
7. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7
cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada
bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.
8. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan
oleh User / Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus rapi sehingga
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan lokasi
pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika pemborong memanfaatkan / memakai
fasilitas yang ada dilingkungan kantor harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-
peraturan/aturan-aturan yang ada.
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian
yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
a Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian
dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas
dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.
a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa saja
yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan
atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau
yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk disempurnakan
dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
a Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-41
pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan
teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain
hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah tidak
sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
a. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
b. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.
c. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong
dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui
Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak
diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di
sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
CONTOH PAPAN NAMA
120
PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19
Kontraktor bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke – 2
diterima dengan baik, untuk itu Kontraktor berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
masuk ke lokasi pekerjaan.
TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 20
1. PENGUKURAN / UITZET
Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet untuk menentukan peil /
posisi bangunan terhadap keadaan tanah setempat sesuai yang dimaksudkan dalam gambar
perencanaan.
Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang memadai bersama dengan
Konsultan Pengawas.
2. PENGAMANAN DI LAPANGAN
Sebelum memulai pekerjaan, pemborong diwajibkan untuk mempertimbangkan faktor-faktor
antara lain :
- Pemborong harus mempertimbangkan faktor debu / kebersihan lingkungan termasuk di
jalan raya, mengingat kegiatan ini tepat berada di tepi jalan protokol. Sehingga pemborong
harus senantiasa menjaga kebersihan khususnya jalan raya dari material dan bahan yang
tersisa.
- Pemborong diwajibkan membuat km/wc sementara untuk para pekerja dengan
memperhatikan lokasi, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
- Pemborong harus mempertimbangkan kebisingan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan
sehingga tidak dapat mengganggu kegiatan Rumah Penduduk di Sekitar Lokasi Pekerjaan.
PEKERJAAN TANAH
Pasal 22
Pekerjaan ini meliputi galian tanah pondasi, galian septiatank serta pekerjaan lainya sesuai gambar
yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan bawah bawah pondasi atau sesuai
dengan gambar kerja dengan ketebalan sesuai gambar perencanaan dan dilaksanakan selapis
demi selapis dengan kepadatan yang memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
b Galian tanah pondasi, septitank dilaksanakan dengan kedalaman sesuai gambar perencanaan
harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa hingga tidak
mudah gugur kembali kedalam lobang pondasi dan , lubang septitank dan lainnya.
c Mengukur letak bangunan :
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak
lurus, theodolit dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.
PEKERJAAN URUGAN
Pasal 23
23.1 Yang termasuk pekerjaan urugan adalah semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan,
pemadatan dan perataan kembali baik dengan tanah maupun dengan pasir sampai mencapai
permukaaan baru yang diinginkan.
23.2 Persyaratan pekerjaan ini adalah :
Material urugan harus menggunakan tanah yang baik dan tidak boleh mengandung bahan -
bahan organic, dipadatkan lapis demi lapis setiap ketebalan 20 cm sampai padat dan rata
hingga mencapai ketinggian yang diinginkan sesuai gambar rencana atau sesuai insruksi
direksi lapangan.
Dibawah pasangan batu kosong pada pondasi, harus diurug pasir dengan ketebalan 5 cm
sesuai dengan gambar rencana.
Urugan pasir dibawah lantai harus dipadatkan, disirami dengan air sampai padat.
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 24
24.1. Yang termasuk pekerjan pondasi adalah pondasi menerus dari batu kali atau batu gunung.
Persyaratan pekerjaan ini adalah :
24.1.1 Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan bila galian tanah sudah diperiksa atau
disetujui oleh Direksi Lapangan.
24.1.2 Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lubang-lubang galian harus dikeringkan.
24.1.3 Pondasi menerus :
Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian pasangan
batu kosong aastamping dari batu kali atau gunung setebal 20 cm lebar disesuaikan
dengan gambar detail pondasi.
Batu kali /gunung tidak keropos, sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran
dan tanah yang mengandung bahan organik.
Semua pasangan Pondasi Batu kali/Belah dibuat dengan campuran (adukan)
perekat 1 Pc : 6 Ps
Pada sisi bagian atas pondasi harus diplester kasar sehingga kelihatan rata sebelum
diatasnya dilanjutkan dengan pekerjaan sloof dan pada sisi bagian luar harus
diplester dengan adukan 1 pc : 3 pasir kemudian diaci dengan semen hingga
kedalaman 20 cm dibawah permukaan tanah.
Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata yang dapat dilihat pada gambar perencanaan
dengan syarat sebagai berikut :
a. Sebelum batu bata dipasang, batu bata terlebih dahulu harus direndam dengan air sampai jenuh
dan batu bata yang pecah/ retak tidak boleh lebih dari 10 %.
b. Pemasangan batu bata dalam satu hari ketinggiannya tidak boleh lebih dari 1,00 (Satu) meter
tingginya dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai gambar.
c. Semua pasangan tembok batu bata dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1 Pc : 4 Ps.
d. Semua pasangan tembok batu bata kedap air (trasram) dibuat dengan campuran (adukan)
perekat 1 Pc : 3 Ps.
e. Semua jenis adukan harus dicampur dengan baik dan merata dan menggunakan molen,
pengadukan dengan tangan harus sesuai petunjuk direksi dan tempat adukan tidak boleh
langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas papan/ triplek atau sejenisnya.
f. Semua adukan yang berserakan pada saat pemasangan harus segera dibersihkan dan dibuang
pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah pasangan selesai semua
voeg/ siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar dalam.
g. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak dengan
maksimum pecah dari batu bata merah 20 %.
h. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang, berukuran
sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi.
i. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.
j. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus tembok.
k. Pasangan tembok batu bata ½ batu maksimum dipasang luas 12 m2, bila lebih harus dipasang
kolom praktis 12/15 dengan tulangan 4 Ø10 begel Ø 6 –15 cm.
l. Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari.
m. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk. Pengaduk dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas. Tempat adukan tidak boleh
langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas kayu dan lain-lain.
n. Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter harus dipasang balok latai
beton bertulang dengan campuran beton 1pc : 2 ps : 3kr.
o. Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk menjamin melekatnya plesteran ke dinding
dengan baik.
p. Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas
dinding tersebut harus dilindungi.
q. Angker dan Ikatan.
Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan dalam pertemuan-pertemuan
tembok setelah membersihkan kerak-kerak yang lepas, karat dan debu bangunan.
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 26
Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :
Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional – dengan campuran pasir – semen
/ PC)
a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata sebelum
diberi air, semua pasangan harus ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
b) Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus sudah
terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya
permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang
direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru
saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1 meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak
rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas
dari papan dan lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus digosok dengan
amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar
dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan campuran 1 pc : 3
ps, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang
tidak merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua
plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.
PEKERJAAN BETON
Pasal 27
b. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk pengujian-
pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi
syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika
pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-
prosedur dalam PBI 1971.
27.3. BAHAN-BAHAN
a. Semen
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala
hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”,
digunakan produk Semen Gresik, Tonasa, Tiga roda, Bozowa atau setara yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang
yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari
tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur) Bagian tersebut
diatas harus dilakukan pengujian butiran.
c. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002. Penyimpanan / penimbunan
pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
e. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
f. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.
g. Baja Tulangan
- Jenis penulangan.
Besi beton yang dipergunakan adalah besi Polos (tulangan pokok) dengan mutu baja
BJTD 39 untuk diameter diatas ≥ 12 mm dan besi polos (sengkang, begel) dengan mutu
BJTD 24, untuk diameter ≤ (kurang dari sama dengan) 12 mm.
- Baja tulangan harus diperiksakan di lembaga pemeriksaan bahan yang diakui. Besi
beton yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus dilakukan pengujian
di laboratorium terlebih dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku dan hasil
pengujian harus dituangkan dalam berita acara untuk menghindari pemakaian material
yang tidak di ijinkan. Dan biaya pengujian sepenuhnya harus ditanggung
kontraktor dan harus sudah dianggap termasuk dalam faktor-faktor penawaran.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu
adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton
tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah
disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas. Dan pelaksanaan penyambungan, pemotongan,
pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan bangunan yang
berlaku (SNI 03 – 2847 – 2002)
- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :
Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 5 cm.
Kolom = 3 cm, balok-balok beton = 5 cm, Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.
h. Cetakan (bekisting)
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas II yang cukup kering dan sesuai
dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari
beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa
berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau
plywood :
Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan lain yang tidak
reaktif terhadap beton. Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat
cetakan tersebut.
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus
rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus
diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak
boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso
5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang.
- Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dan lain-lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847 –
2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,
pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,
baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pasal 28
28.1 Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar a.l. :
Memasang langit-langit Gypsum dan list gypsum pada seluruh ruangan yang dinyatakan dalam
gambar.
28.2 Memasang kerangka langit-langit dari aluminium Cross-T Main-T dan rangka metal galvanized
Hollow seperti yang dinyatakan dalam gambar pada ruangan-ruangan yang menggunakan
plafond gypsum
28.3 Persyaratan Bahan
Bahan Langit-langit Rangka Tampak (Exposed Grid Ceiling System) :
1. Material : Gypsum Tile
2. Produk : Jayaboard, APlus - Eternit Gresik atau setara yang disetujui
Konsultan Perencana
3. Type : Exposed Grid Ceiling System
4. Size : 1200 x 600 mm
5. Tebal : 9 mm (Gypsum)
Rangka plafond dibuat dari profil aluminium Cross-T Main-T/ rangka metal galvanized
Hollow.
32.1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah : Pembuatan kosen pintu, Jendela dan Boven
penyetelan dan pemasangan
32.2 Persyaratan dalam pekerjaan ini adalah :
Pasang Kayu kosen Baru Uk.5/10 cm dan Daun Pintu Panil dari kayu kelas I Lokal kayu Jati/
Meranti Batu kualitet baik, kuat, lurus, tidak pecah-pecah dengan ukuran Tebal jadi 2,5-4 cm.
Pemasangan Daun Pintu harus tegak lurus (vertikal) dan siku, ukuran dan penempatannya
harus sesuai dengan gambar rencana.
Finishing Kusen dan Daun Pintu Jendela Panil dari Cat Duco anti Lumut.
Semua daun pintu harus dilengkapi hengsel,grendel.
Daun Jendeal dan Boven, Bahan dari Kaca Polos setebal 6 mm sesuaikan
dengan Analisa perhitungan, produksi Asahimas atau produk lain yang setara.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 34
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan adalah bagian – bagian yang ditunjuk dalam gambar
maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan. Pada garis besarnya
yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah Cat dinding dan cat Plafond serta pekerjaan pengecatan
lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab
lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor.
a. Cat Tembok dan Plafond
Khusus cat tembok menggunakan cat dinding ex. Nippon Paint, Catylac, Decolith atau setara
dengan warna ditentukan kemudian.
Khusus plafond menggunakan cat plafond ex. Nippon Paint, Catylac, Decolith atau setara
dengan warna ditentukan kemudian.
Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom, dinding luar dan
plafond sesuai gambar perencanaan.
Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.
Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus betul-betul rata dan
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan
setelah kering diplamir sehinga permukaannya menjadi rata dan halus.
Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata
warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.
PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 35
a. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
- Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya /
operasinya.
2) Persetujuan
- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada konsultan perencana
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Perencana berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
b. Bahan/Produk
1) Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk TOTO atau setara.
2) Floor drain dan clean out : TOTO, SAN-EI, atau setara
3) Daftar Material Sanitary yang dipakai :
- Klosed duduk : TOTO 660J/SW-660J
c. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6) Pekerjaan Wastafel :
- Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO lengkap dengan segala aksesorisnya
seperti tercantum dalam brosurnya.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produksennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7) Pekerjaan Kloset :
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk TOTO.
- Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk TOTO. Type-type yang dipakai
termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Pengawas.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
- Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
8) Pekerjaan Keran
- Semua keran yang dipakai menggunakan merk SAN-EI atau setara dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
- Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
- Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
9) Floor Drain dan Clean Out
- Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang diameter 2˝
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain.
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui konsultan
pengawas.
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
- Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
1. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedanaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
3. Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC, dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau
dinyatakan lain pada gambar.
4. Lampu penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafon dari
arsitek dan disetujui oleh direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka p;afond yang
terbuat dari bahan aluminium dan harus mempunyai dudukan / gantungan
tersendiri.
3. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.
2.6. Pengujian
1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK / PLN serta
instalasi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa sistem
berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian
dan peralatan dan biaya untuk pengujian yang perlu disediakan oleh pemborong dan
menjadi tanggung jawab pemborong sendiri.
2. Peralatan Dan Bahan
Peralatan dan bahan instalasi listrik yang harus diuji:
a. Kabel tegangan menengah dan rendah
Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan menengah, maupun tegangan
menengah, maupun tegangan rendah. Pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega ohm.
b. Armatur lampu
Setiap armatur yang menggunakan ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang
diperbolehkan minimal 0,85.
c. Motor-motor listrik
Pengukuran tanah isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan
motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PUIL 1977.
d. Pentanahan Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maksimum 2 ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
PEKERJAAN INSTALASI MEKANIKAL
PERSYARATAN UMUM
Pasal 37
1. PERSYARATAN UMUM
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pabrikasi, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity serta berfungsi dengan baiksesuai dengan
standar yang berlaku. Standar yang digunakan adalah : Sistim Plumbing SNI 03-7065-2005, SNI
03-6481-2000
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
- Sistem Air Bersih
- Sistem Air Kotor, Air kotoran / Air limbah
- Sistem Air Hujan di bangunan
- Sistem Hydrant
- Sistem Tata Udara / AC dan Fan.
2. PEMIPAAN
a. Secara umum pekerjaan pemipaan meliputi : pipa, sambungan, katub, strainer, sambungan
ekspansi, sambungan fleksibel, penggantungan dan penumpu, sleeve, bak kontrol, galian,
pengecatan, pengujian.
b. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal/dalam dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
c. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
d. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
f. Semua barang yang akan dipergunakan menunjukkan identitas pabrik pembuat.
PENGUJIAN
Pasal 39
39.1 Sistem Air Bersih
- Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah
tekanan tidak kurang dari tekanan kerja tambah 50% atau 10 kg/cm 2 dan tidak lebih tinggi
lagi dalam jangka waktu 2 x 24 jam.
- Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
- Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
39.2 Sistem Air Limbah
- Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah
50% atau 8 kg/cm2 selama 3 jam.
- Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi
selama 3 jam
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin instalasi yang berwenang
dan telah biasa mengerjakan sejenis,
Semua tenaga kerja & teknisi yang diperkerjakan untuk instalasi pipa harus orang – orang yang sudah
pengalaman minimal 5 tahun dibidangnya ( tukang las, tukang pipa dan lain –lain )
a. Pada prinsipnya jalur pemasangan pipa instalasi sesuai dengan gambar, penyesuaian /
perubahan karena kondisi lapangan dapat dilakukan dengan seijin pengawas tanpa adanya
tambahan biaya.
b. Penempatan dan pemasangan outlet harus dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pelayanan, perawatan dan pemeliharaan serta dengan mempertimbangkan estetika serta tata
letak alat lainnya.
c. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan denganbaik dan semua pembongkaran bagian
bangunannya hanya boleh dilakukan setelah ada ijin tertulis dari pengawas.
d. Gambar – gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor sambil
melaksanakan pekerjaan. Hal ini harus diketahui dengan tepat letak / ukuran lubang pada
dinding dan lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa – pipa.
e Gambar – gambar perencanaan hanya menunjukkan tata letak serta jumlah zone valve secara
umum. Apabila ada valve – valve serta peralatan pengaman lainnya yang perlu ditambahkan
untuk kesempurnaan instalasi ini agar bekerja secara wajar, Kontraktor harus tetap
melaksanakan tanpa ada tambahan biaya.
f. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran ( dimensi ) dan lokasi lubang – lubang tersebut, dan
apabila perlu harus melakukan pembobokan / penambalan tanpa biaya tambahan.
g. Cara pemasangan instalasi pipa :
- Pemasangan pipa diluar dinding dilakukan dengan pemasangan klem yang dilakukan pada
dinding.
- Pemasangan pipa di dalam dinding dipasang di dalam pipa pelindung yang diklem dan
ditutup plesteran.
- Pemasangan pipa diatas plafon dilakukan dengan pemasangan klem dan gantungan pada dak
beton.
h. Jaringan instalasi pipa dari pipa utama dihubungkan keseluruhan bagian / ruangan melalui
selasar dengan maksud untuk memudahkan pemeriksaan / perbaikan dan perawatan. Pagelaran
pipa distribusi diusahakan tidak melalui lantai atau tanah.
i. Pipa – pipa yang terpasang di dalam dinding harus diberi pelindung terhadap kemungkinan
kerusakan, dalam hal ini, pelindung berupa pipa Clipsal, EGA atau setara dengan diameter sesuai
dengan besar pipa.
j. Sebelum dipasang semua pipa – pipa, valve, fitting kecuali peralatan yang telah dipersiapkan
bebas lemak dari pabriknya, harus dibersihkan seluruhnya terhadap kotoran – kotoran, lemak
dan zat – zat lain yang memungkinkan terjadinya oksidasi. Pembersihan dilakukan dengan
mencuci dalam larutan panas dari sodium carbonat atau trisodium phosphate ( perbandingan 1
lbs terhadap 3 gallon air )
k. Sesudah pencucian dalam larutan, semua material perlu dibersihkan / dibilas dengan air panas
yang yang bersih.
l. Material – material yang telah selesai dibersihkan harus tetap dijaga kebersihannya baik dalam
penyimpanan, pengangkutan maupun pemasangan, ujung – ujung pipa harus diberi tutup
sementara.
m. Semua peralatan yang digunakan untuk pemasangan instalasi harus bersih terhadap kotoran
lemak. Manajemen konstruksi berhak meminta Kontraktor melakukan pembersihan /pencucian
ulang terhadapp material – material yang dianggap masih kurang bersih atau mengalami
pengotoran kembali.
n. Penyambungan fitting dengan pipa dilakukan dengan metode brazing dengan menggunakan
kawat las perak tanpa flux.
o. Semua pipa harus diikat dengan kuat dengan penggantung, penumpu atau klem untuk mencegah
timbulnya getaran dan untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya agar inklinasinya tetap. Dan
harus dipasang sedemikian rupa, sehingga masih memungkinkan berexpansi oleh perubahan
temperatur.
TESTING DAN COMMISSIONING
Pasal 41
41.1 Seluruh pemasangan intalasi pipa di uji terhadap kebocoran dan cara kerjanya yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
41.2 Sebelum melakukan pengujian Kontraktor diharuskan :
- Merencanakan jadwal pemeriksaan dan pengujian untuk mendapatkan persetujuan dari
pengawas.
- Memeriksa apakah seluruh system pengaman baik diseluruh, distribusi maupun di instalasi /
outlet pelayan telah terpasang dengan baik dan berfungsi dengan benar.
- Memeriksa cara kerja pengetesan yang dilaksanakan untuk melakukan uji fungsi seluruh
peralatan yang dilaksanakan untuk melakukan uji fungsi seluruh peralatan apakah sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan.
41.3 Seluruh system dan pekerjaan instalasi harus diperiksa,diteliti dan diuji dengan baik sebelum
diserahkan dan pelaksanaanya harus menyertakan pengawas dan bila perlu dengan petugas
dari instalasi terkait yang berwenang.
41.4 Pemeriksaan pembersihan dan pengujian dilakukan bagian perbagian, bila setelah selesai
dikerjakan tetapi belum diisolasi. Setelah pekerjaan selesai semua dilakukan pengetesan
seluruh sistem.
41.5 Kerusakan atau kegagalan pengujian
- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
satu bagian dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak /
gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.
- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak / gagal tersebut harus dengan pipa atau
bahan yang baru.
- Penambahan ( caulking ) / penambahan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
41.6 Kebutuhan sarana listrik yang terpasang untuk keperluan testing dan uji harus tersedia cukup
untuk menggerakkan seluruh peralatan.
LAIN - LAIN
Pasal 42
Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terima
yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya, antara lain :
Penyempurnaan dan pemeliharaan
Pembersihan
Keamanan dan penjagaan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan
pekerjaan yang pertama.
PENUTUP
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka
hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya
yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan
dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.