Anda di halaman 1dari 40

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 1

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup pekerjaan
PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PUSKESMAS NGALUPOLO DI NDONA di Kecamatan Ndona -
Kabupaten Ende -– Flores – Nusa Tenggara Timur.

BATASAN / PERATURAN
Pasal 2

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :


a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PUPR) Republik Indonesia NOMOR
22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
b. Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
d. Undang-undang republik Indonesia No. 28 Tahun 2022 Tentang Bangunan Gedung
e. Peraturan Pemerintan No 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
22 Tahu 2020 Tentang Peraturan pelaksanaan undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Jasa Konstruksi.
f. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021 Tentang Peraturan pelaksanaan undang-undang
Nomor 28 Tahun 2022 Tentang Bangunan Gedung.
g. Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
h. Peraturan Menteri Kesehatan No 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat .
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2008 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran .
j. Peraturan-Peraturan dan /atau Pedoman Teknis lain yang masih berlaku.
k. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.

JENIS DAN MUTU BAHAN


Pasal 3

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam
negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Perpres
nomor 22 Tahun 2018.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila bahan-
bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran /
Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan
satu jenis.
d. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk pekerjaan atau
bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi
tanggung jawab rekanan.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,
maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Pemberi Tugas.

URAIAN PEKERJAAN
Pasal 4
1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara
sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan
sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.
2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap
seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-
syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat
dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi
penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.

b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari
gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.

GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5

1. Gambar perencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi,
gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan
kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah atau
menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran. Gambar-
gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

2. Gambar-gambar tambahan
Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus
membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi,
gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas
perintah pemberi Tugas atau tidak, Kontraktor harus membuat dan menyusun gambar-gambar
yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar
tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung
oleh Kontraktor.

4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drowing)


 Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang meliputi
semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh kontraktor dan harus diserahkan ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunjukkan dalam Gambar Data
Pelaksanaan (Shop Drawing).
 Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan semua bagian
pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya mewujudkan tujuan disain.
 Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang
diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk
rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik
(dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan
pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.
5. Gambar Arsitek dan Gambar Struktur
Gambar dan notasi dalam gambar struktur mengikat, sedangkan gambar dan notasi arsitek
mengikuti.

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


Pasal 6

a. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang
melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan pekerjaan
rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor
telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


Pasal 7

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut
terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi,
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan
perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan
d. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas. Setelah
rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang
ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.
SARANA DAN CARA KERJA
Pasal 8

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus
selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan yang berhubungan dengan
proses pemancangan dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya
yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali
akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 9

Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Kontraktor harus menyediakan / menyiapkan :


1. KANTOR PENGAWAS / DIREKSI KEET
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang
harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 24 m2 (minimal)
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood tidak
usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 5 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi, 1 meja rapat bahan plywood 18 mm
ukuran 120 x 240 cm, dan 10 kursi, 2 unit meja gambar beserta
peralatannya, 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm, 1 rak arsip gambar
plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm.

Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
2. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los
kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
3. AIR DAN DAYA
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk Konsultan
Pengawas) Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.
4. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas
5. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila terdapat bahan-
bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.
6. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)
Acuan titik  0.00. adalah titik yang berada di Teras Dalam Pintu Masuk diambil sebagai acuan
titik  0.00. (lihat gambar lay out ) .
7. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7
cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada
bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

8. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan
oleh User / Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang tersebut harus rapi sehingga
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas kerja dilingkungan lokasi
pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika pemborong memanfaatkan / memakai
fasilitas yang ada dilingkungan kantor harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala peraturan-
peraturan/aturan-aturan yang ada.
JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian
yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN


Pasal 11

1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan
kecakapan dan perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik
urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada
didalam kontrak.

2. Pegawai pemborong yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan pemborong
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat
pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan
mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi
kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksana-kan
apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan rapat
Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong, untuk melaksa-
nakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari pemborong
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong
harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


Pasal 12

1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala hal yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air
minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan
tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.

2. Terhadap wilayah orang lain


Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus mencegah
para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

3. Terhadap milik umum


Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari
bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi
tanggung jawab pemborong.

4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh
Direksi. Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan
kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.

JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


Pasal 13

1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal ini
meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada
waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang selalu
tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN


Pasal 14

Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat baik untuk


sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi
kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton mollen, waterpas, theodolit, lampu penerangan
dan sebagainya.

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


Pasal 15

a Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian
dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas
dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang
tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PEKERJAAN TIDAK BAIK


Pasal 16

a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa saja
yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan
atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau
yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk disempurnakan
dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan,
pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
c. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan) mengeluarkan
perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)


Pasal 17

a Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-41
pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan
teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala sesuatu
demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain
hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara
tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan
dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam
daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah tidak
sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK


Pasal 18

a. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas lapangan
pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
b. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan pekerjaan.
c. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong
dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui
Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak
diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di
sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
CONTOH PAPAN NAMA

120

PEMERINTAH KABUAPTEN ENDE


DINAS KESEHATAN
JL. MELATI – KEL.PAUPIRE - KEC. ENDE TENGAH – KAB. ENDE

PROGRAM : PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
KEGIATAN : PENYEDIAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN UNTUK
UKM DAN UKP KEWENANGAN DAERAH KABUPATEN /KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN RUMAH PARAMEDIS PUSKESMAS
90
NGALUPOLO DI NDONA
TAHUN ANGGARAN : 2024
BIAYA : Rp. ......................-
SUMBER DANA : DANA APBD
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN : -
PELAKSANA : - ................................
PERENCANA : CV. Fertikal Consultan
PENGAWAS : …………………………………….

PENGAMANAN LOKASI
Pasal 19

Kontraktor bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan yang ke – 2
diterima dengan baik, untuk itu Kontraktor berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
masuk ke lokasi pekerjaan.
TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 20

1. PENGUKURAN / UITZET
Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran / uitzet untuk menentukan peil /
posisi bangunan terhadap keadaan tanah setempat sesuai yang dimaksudkan dalam gambar
perencanaan.
Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang memadai bersama dengan
Konsultan Pengawas.

2. PENGAMANAN DI LAPANGAN
Sebelum memulai pekerjaan, pemborong diwajibkan untuk mempertimbangkan faktor-faktor
antara lain :
- Pemborong harus mempertimbangkan faktor debu / kebersihan lingkungan termasuk di
jalan raya, mengingat kegiatan ini tepat berada di tepi jalan protokol. Sehingga pemborong
harus senantiasa menjaga kebersihan khususnya jalan raya dari material dan bahan yang
tersisa.
- Pemborong diwajibkan membuat km/wc sementara untuk para pekerja dengan
memperhatikan lokasi, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
- Pemborong harus mempertimbangkan kebisingan yang akan terjadi pada saat pelaksanaan
sehingga tidak dapat mengganggu kegiatan Rumah Penduduk di Sekitar Lokasi Pekerjaan.

PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI dan TEST PENGUKURAN


Pasal 21

21.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan Pembersihan Lokasi Pemborong di Wajib mendokumentasikan


Lokasi sebelum dan Sesudah Pembersihan.
21.2 Pembersihan Rumput,Pohon dan akar-akar Pohon dari areal Pondasi Pekerjaan.
21.3 Pemborong harus memasukkan kedalam penawarannya segala biaya untuk keperluan
pengetesan dan pengontrolan pengukuran.
21.4 Penyedia harus bertanggung jawab pula untuk semua ongkos-ongkos, semua tes yang gagal
dalam memenuhi permintaan/ standard yang telah ditentukan.

PEKERJAAN TANAH
Pasal 22

Pekerjaan ini meliputi galian tanah pondasi, galian septiatank serta pekerjaan lainya sesuai gambar
yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan untuk pekerjaan urugan bawah bawah pondasi atau sesuai
dengan gambar kerja dengan ketebalan sesuai gambar perencanaan dan dilaksanakan selapis
demi selapis dengan kepadatan yang memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
b Galian tanah pondasi, septitank dilaksanakan dengan kedalaman sesuai gambar perencanaan
harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar gedung sedemikian rupa hingga tidak
mudah gugur kembali kedalam lobang pondasi dan , lubang septitank dan lainnya.
c Mengukur letak bangunan :
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak
lurus, theodolit dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.

PEKERJAAN URUGAN
Pasal 23

23.1 Yang termasuk pekerjaan urugan adalah semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan,
pemadatan dan perataan kembali baik dengan tanah maupun dengan pasir sampai mencapai
permukaaan baru yang diinginkan.
23.2 Persyaratan pekerjaan ini adalah :
 Material urugan harus menggunakan tanah yang baik dan tidak boleh mengandung bahan -
bahan organic, dipadatkan lapis demi lapis setiap ketebalan 20 cm sampai padat dan rata
hingga mencapai ketinggian yang diinginkan sesuai gambar rencana atau sesuai insruksi
direksi lapangan.
 Dibawah pasangan batu kosong pada pondasi, harus diurug pasir dengan ketebalan 5 cm
sesuai dengan gambar rencana.
 Urugan pasir dibawah lantai harus dipadatkan, disirami dengan air sampai padat.

PEKERJAAN PONDASI
Pasal 24

24.1. Yang termasuk pekerjan pondasi adalah pondasi menerus dari batu kali atau batu gunung.
Persyaratan pekerjaan ini adalah :
24.1.1 Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan bila galian tanah sudah diperiksa atau
disetujui oleh Direksi Lapangan.
24.1.2 Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lubang-lubang galian harus dikeringkan.
24.1.3 Pondasi menerus :
 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian pasangan
batu kosong aastamping dari batu kali atau gunung setebal 20 cm lebar disesuaikan
dengan gambar detail pondasi.
 Batu kali /gunung tidak keropos, sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran
dan tanah yang mengandung bahan organik.
 Semua pasangan Pondasi Batu kali/Belah dibuat dengan campuran (adukan)
perekat 1 Pc : 6 Ps
 Pada sisi bagian atas pondasi harus diplester kasar sehingga kelihatan rata sebelum
diatasnya dilanjutkan dengan pekerjaan sloof dan pada sisi bagian luar harus
diplester dengan adukan 1 pc : 3 pasir kemudian diaci dengan semen hingga
kedalaman 20 cm dibawah permukaan tanah.

PEKERJAAN PASANGAN BATA


Pasal 25

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata yang dapat dilihat pada gambar perencanaan
dengan syarat sebagai berikut :
a. Sebelum batu bata dipasang, batu bata terlebih dahulu harus direndam dengan air sampai jenuh
dan batu bata yang pecah/ retak tidak boleh lebih dari 10 %.
b. Pemasangan batu bata dalam satu hari ketinggiannya tidak boleh lebih dari 1,00 (Satu) meter
tingginya dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai gambar.
c. Semua pasangan tembok batu bata dibuat dengan campuran (adukan) perekat 1 Pc : 4 Ps.
d. Semua pasangan tembok batu bata kedap air (trasram) dibuat dengan campuran (adukan)
perekat 1 Pc : 3 Ps.
e. Semua jenis adukan harus dicampur dengan baik dan merata dan menggunakan molen,
pengadukan dengan tangan harus sesuai petunjuk direksi dan tempat adukan tidak boleh
langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas papan/ triplek atau sejenisnya.
f. Semua adukan yang berserakan pada saat pemasangan harus segera dibersihkan dan dibuang
pada tempat yang telah ditentukan dan pada hari yang sama setelah pasangan selesai semua
voeg/ siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar dalam.
g. Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh terdapat retak-retak dengan
maksimum pecah dari batu bata merah 20 %.
h. Bata yang digunakan harus berkualitas baik dan hasil pembakaran yang matang, berukuran
sama, tidak boleh pecah-pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi.
i. Tidak diperbolehkan dipasang bata bekas atau batu bata yang pecah-pecah.
j. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus tembok.
k. Pasangan tembok batu bata ½ batu maksimum dipasang luas 12 m2, bila lebih harus dipasang
kolom praktis 12/15 dengan tulangan 4 Ø10 begel Ø 6 –15 cm.
l. Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari.
m. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk. Pengaduk dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan Pengawas. Tempat adukan tidak boleh
langsung diatas tanah tetapi harus dipakai alas kayu dan lain-lain.
n. Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter harus dipasang balok latai
beton bertulang dengan campuran beton 1pc : 2 ps : 3kr.
o. Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk menjamin melekatnya plesteran ke dinding
dengan baik.
p. Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas
dinding tersebut harus dilindungi.
q. Angker dan Ikatan.
Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan dalam pertemuan-pertemuan
tembok setelah membersihkan kerak-kerak yang lepas, karat dan debu bangunan.

PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 26

Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :

Plesteran Pada Umumnya


a. Campuran spesi untuk plesteran dinding biasa dibuat 1 Pc : 4 Psr, untuk dinding trasram dibuat
adukan 1 Pc : 3 Ps dengan hasil ayakan yang halus dan selalu ditakar.
b. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, merupakan suatu
bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak, kemudian jika terjadi retak-retak
pemborong harus segera memperbaikinya.
c. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya digunakan plesteran 1 Pc : 2 Ps
dilaksanakan dengan lurus dan tajam.

Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional – dengan campuran pasir – semen
/ PC)
a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata sebelum
diberi air, semua pasangan harus ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
b) Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus sudah
terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya
permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang
direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru
saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1 meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak
rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas
dari papan dan lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus digosok dengan
amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar
dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan campuran 1 pc : 3
ps, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang
tidak merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua
plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

Plesteran dinding dan sponing/plester sudut


a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk kering sampai rata sebelum
diberi air.
b) Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-saluran harus sudah
terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya
permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air.
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plester yang
direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru
saja selesai tidak boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum panjangnya 1 meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak
rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas
dari papan dan lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir harus digosok dengan
amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar
dulu agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus digunakan campuran M3, rata
siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi terhadap pengeringan yang
tidak merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Kontraktor wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara
membuang bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta diplester
kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah selesai, semua
plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

PEKERJAAN BETON
Pasal 27

27.1. MUTU BETON


a. Mutu beton struktur adalah K-175 dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu
baja beton BJTP-24 untuk diameter  12. Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton
rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat.
Untuk menjamin kesamaan mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan readymix
concrete dari perusahaan terkenal yang khusus membuat readymix, terutama untuk
pekerjaan struktur.
b. Lapisan penutup (protective concrete fill) di atas lapisan kedap air seperti pada lantai toilet
(screed), reservoir dan lain-lain harus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3 Ps
dan harus dicor segera setelah lapisan water proofing selesai dipasang.
c. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu
tambahan untuk beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut harus
dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.
d. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan,
pengadukan harus rata hingga warna dan kekentalannya sama.
g. Takaran Perbandingan Campuran.
Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan isi.

27.2. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN


a. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.

b. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk pengujian-
pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi
syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika
pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-
prosedur dalam PBI 1971.

27.3. BAHAN-BAHAN
a. Semen
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala
hal memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”,
digunakan produk Semen Gresik, Tonasa, Tiga roda, Bozowa atau setara yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang
yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b. Agregat
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari
tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
 Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
 SNI 03 – 2461 -1991 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur) Bagian tersebut
diatas harus dilakukan pengujian butiran.
c. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 03 – 2847 - 2002. Penyimpanan / penimbunan
pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
e. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
f. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/ Konsultan Pengawas.

g. Baja Tulangan
- Jenis penulangan.
Besi beton yang dipergunakan adalah besi Polos (tulangan pokok) dengan mutu baja
BJTD 39 untuk diameter diatas ≥ 12 mm dan besi polos (sengkang, begel) dengan mutu
BJTD 24, untuk diameter ≤ (kurang dari sama dengan) 12 mm.
- Baja tulangan harus diperiksakan di lembaga pemeriksaan bahan yang diakui. Besi
beton yang akan digunakan dalam pelaksanaan hendaknya harus dilakukan pengujian
di laboratorium terlebih dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku dan hasil
pengujian harus dituangkan dalam berita acara untuk menghindari pemakaian material
yang tidak di ijinkan. Dan biaya pengujian sepenuhnya harus ditanggung
kontraktor dan harus sudah dianggap termasuk dalam faktor-faktor penawaran.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang
dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu
adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton
tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah
disetujui Ahli/ Konsultan Pengawas. Dan pelaksanaan penyambungan, pemotongan,
pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan bangunan yang
berlaku (SNI 03 – 2847 – 2002)
- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :
Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 5 cm.
Kolom = 3 cm, balok-balok beton = 5 cm, Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.

h. Cetakan (bekisting)
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas II yang cukup kering dan sesuai
dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari
beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa
berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau
plywood :
 Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
 Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan lain yang tidak
reaktif terhadap beton. Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat
cetakan tersebut.
- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus
rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus
diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak
boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso
5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang.
- Alat untuk Membersihkan.
Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-
potongan kawat pengikat dan lain-lain.
- U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03 – 2847 –
2002.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,
pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,
baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

27.4. PEKERJAAN BETON BERTULANG COR SETEMPAT


Pembesian, bekesting dan steiger sudah diperiksa, dicek dan diijinkan untuk dilakukan
pengecoran.
a. Kebersihan lokasi dan persiapan alat penunjang harus tersedia misal. Vibrator, Perojok, air
kerja, sekrop, Pacul, Cetok, Sipatan, Palungan, Lampu Penerangan dsb.
b. Mutu beton dan besi sesuai spesifikasi.
c. Slump beton cukup sehingga bisa menjamin Workability yang baik dan hasil strength yang
memenuhi syarat.
d. Tidak terjadi keropos beton atau segregasi.
e. Pemeliharaan Beton supaya cukup baik dengan perlindungan penyiraman atau
pembasahan.
f. Pembukaan / pelepasan bekesting harus sudah cukup umur
g. Evaluasi mutu beton standart SNI 03 – 2847 – 2002.

27.5. PEKERJAAN BETON LANTAI KERJA


a. Beton Lantai Kerja campuran 1 Pc :3 Psr : 5 Kr dengan tebal sesuai gambar
b. Pembesian , bekesting dan steiger sudah diperiksa , dicheck dan diijinkan untuk dilakukan
pengecoran
c. Kebersihan lokasi dan persiapan alat penunjang harus tersedia misal. Vibrator, Perojok , air
kerja , sekrop, Pacul, Cetok, Sipatan, Palungan, Lampu Penerangan dsb
d. Slump beton cukup jangan terlalu encer .

PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pasal 28

28.1 Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar a.l. :
Memasang langit-langit Gypsum dan list gypsum pada seluruh ruangan yang dinyatakan dalam
gambar.
28.2 Memasang kerangka langit-langit dari aluminium Cross-T Main-T dan rangka metal galvanized
Hollow seperti yang dinyatakan dalam gambar pada ruangan-ruangan yang menggunakan
plafond gypsum
28.3 Persyaratan Bahan
Bahan Langit-langit Rangka Tampak (Exposed Grid Ceiling System) :
1. Material : Gypsum Tile
2. Produk : Jayaboard, APlus - Eternit Gresik atau setara yang disetujui
Konsultan Perencana
3. Type : Exposed Grid Ceiling System
4. Size : 1200 x 600 mm
5. Tebal : 9 mm (Gypsum)
Rangka plafond dibuat dari profil aluminium Cross-T Main-T/ rangka metal galvanized
Hollow.

28.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


Langit-langit Rangka Tampak (Exposed Grid Ceiling System) :
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
2) Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / cara pemasangan,
seperti yang telah ditentukan.
3) Sebelum melakukan pemesanan, terlebih dahulu kontraktor mengajukan contoh material
kepada konsultan perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
4) Rangka plafond terbuat dari profil logam galvanized dengan bentuk, ukuran dan pola
pemasangan sesuai dengan gambar dan memenuhi persyaratan yang ditentukan pabrik.
5) Batang-batang profil untuk rangka plafond yang dipasang adalah main runner, connector,
wirw clip, Z-section, T-section, spline, parimeter trim, dll yang telah diseleksi dengan baik,
lurus tidak cacat dan telah disetujui konsultan perencana dan direksi.
6) Seluruh rangka plafond digantung pada plat beton atau balok beton, dengan menggunakan
penggantung dari logam galvanized suspension rod yang dapat diatur ketinggiannya dan
dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada
plat beton dan tidak bergeser/berubah.
7) Suspension rod Ø 6 mm dipasang setiap jarak antara 90 – 120 cm yang digantung pada main
tee merupakan jarak maximum.
8) Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan harus rata, waterpass, tidak
gelombang, batang rangka saling tegak lurus.
9) Penutup plafond dari bahan gypsum tile t = 9 mm sesuai gambar, tidak cacat, retak, gopal
dan dipastikan kedatangan dalam kondisi terbungkus rapi.
10) Pada pelaksanaan pemasangan plafond harus diperhatikan koordinasi dengan pekerjaan
lainnya seperti lampu penerangan, fire alarm, sound system yang mempengaruhi terhadap
pola grid plafond.
11) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli khusus yang sudah berpengalaman
dibidangnya dan dibawah supervise dari pabrik pembuatnya.
PEKERJAAN KUDA-KUDA dan GORDING/RENG
Pasal 29

29.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan BAJA RINGAN secara garis besar dipasang untuk kuda-kuda, gording, dan pendukung
lainya yang meliputi :
SPESIFIKASI RANGKA ATAP BAJA RINGAN:
1. Persyaratan Bahan (Material Specifications) Material struktur rangka atap
a. Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties): - Baja Mutu Tinggi G550,
dibuktikan dengan sertifikat bahan pabrik (mill certificate) - Tegangan Leleh Minimum
(Minimum yield strength) : 550 MPa - Modulus Elastisitas (Modulus of elasticity) : 2,1 x
105 MPa - Modulus Geser (Shear Modulus) : 8 x 104 Mpa
b. Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating): Rangka batang harus
mempunyai lapisan tahan karat seng dan aluminium (Zincalume/AZ), dengan
komposisi sebagai berikut: - 55 % Aluminium (Al) - 43,5 % Seng (Zinc) - 1,5 % Silicon
(Si) - Ketebalan Pelapisan : 100 gr/m2 (AZ 100)
c. Kuda-kuda baja Ringan Profil CT 75.0,75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja
0,75 mm)
d. Gording/Reng menggunakan Baja Profil A = TS. 32.045 (tinggi profil 32 mm dan
ketebalan dasar baja 0,45 mm)
2. Persyaratan Design
a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
b. Standard desain yang digunakan adalah dengan mengacu Australian Limit – State code:
- (AS/NZ 4600: 2005) - (AS/NZ 1170: 2002)
c. Perhitungan beban mengacu kepada peraturan lokal setempat di Indonesia, yaitu: -
PPPURG 1987 atau PPIUG 1983 - SNI 1727 - 2013
d. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja
yang akan digunakan guna menjamin, material sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
e. Analisis dan desain struktur dilakukan dengan software khusus untuk cold form design
SUPRACAD® dan telah disertifikasi oleh HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)
3. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib memberikan approval terhadap dimensi, spesifikasi, dan desain
struktur guna menjamin kesesuaian antara desain dan lapangan..
b. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke KONSULTAN
PENGAWAS dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
4 Persyaratan Konstruksi
a. Instalasi dan ereksi dilakukan oleh installer yang terlatih dan berpengalaman serta
sudah mendapat sertifikat pemasang dari PT NS BlueScope Lysaght Indonesia.
b. Sambungan Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut :
c. Kelas Ketahanan Korosi : Class 2, mengikuti standard AS 3566.1-2 : 2002
d. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20. dengan Ketentuan
sebagai berikut:
1) Diameter kepala (Diameter of head screw) : 12 mm
2) Jumlah ulir per inch (Threads per inch/TPI) : 14
3) Panjang (Length) : 20 mm
4) Bahan (Material) : AISI 1022 Heat treated carbon steel
5) Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
6) Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
7) Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
e. Ukuran baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Diameter kepala (Diameter of head screw) : 10 mm
2) Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI): 16
3) Panjang (Length) : 16 mm
4) Bahan (Material) : AISI 1022 Heat treated carbon steel
5) Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
6) Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
7) Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
g. Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja, dengan
memperhatikan jumlah baut dan letak-letak / jarak-jarak baut.
f. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
putaran alat minimal 2000 rpm.
Selain screw (self drilling screw) dibutuhkan juga Anchor bolt /Dynabolt yaitu alat
untuk mengikatkan antara struktrur kuda-kuda dengan beton yang digunakan sebagai
landasan/tempat berdirinya kuda-kuda tersebut dan berfungsi sebagai penahan beban
tarik/cabut /pullout/ withdraw. Spesifikasi minimum Anchor bolt /Dynabolt yang
digunakan dalam sistem Smartruss, yaitu :
1) Diameter : 12 mm (M10)
2) Bahan (Material) : Steel Galvanised min 5 microns
3) Kuat geser (Shear) : 5.2 kN *
4) Kuat tarik (Tensile) : 2.0 kN * * Kondisi dimana karakteristik kuat tekan beton fc'
>=20 N/mm2 (K-225)
5. Pemotongan material
a) Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai,
alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
b) Alat potong harus dalam kondisi baik.
c) Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
d) Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Pasal 30

30.1 Lingkup Pekerjaan


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai gambar-gambar dan uraian syarat-
syarat ini dilokasi yang ditentukan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
30.2 Bahan dan Persyaratan
Bahan penutup atap menggunakan bahan Seng Spandek, dengan Spesifikasi material atap :
 Bahan penutup atap yaitu Seng Spandek Galvalum 0,35 mm dengan Komposisi bahan 43 %
seng,55% alumanium dan 1,5 % silicon. Produk setara ex Mega Baja,Bluescope dan Prima
 Nok dan Jurai dari Spandek Galvalum. Produk setara : ex Mega Baja,Bluescope dan Prima

30.3 Pelaksanaan Pemasangan


1) Konstruksi rangka atap dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan gambar dan
persyaratan pekerjaan baja.
2) Pemasangan atap Spandek tersebut diatas dalam item pekerjaan penutup atap dilaksanakan
apabila pekerjaan rangka baja sudah Siap dan telah diperiksa oleh Direksi teknis.
3) Pemasangan penutup atap Spandek dilaksanakan dengan ketentuan yang
direkomendasikan pabrik pembuatnya.

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI + DINDING


Pasal 31

31.1 Lingkup Pekerjaan


a) Pekerjaan Lantai dan Dinding ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas termasuk untuk pemasangan
penutup dinding dan lantai untuk interior dan eksterior (fasade).
b) Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik/granit di dinding dan lantai.
c) Pasangan ubin keramik tanah liat dan Homogenous tile untuk lantai dan dinding pada area-
area, sesuaikan dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d) Campuran semen + bahan pewarna untuk joint filler.
e) Pasangan ubin keramik/granit untuk tangga, lengkap dengan stair corner.
31.2 Bahan
a) Lantai Ruangan menggunakan produk Granit
 Granit uk. 60 x 60 cm, menggunakan jenis dan type Polished yang setara dengan yang
disebutkan dibawah ini, yaitu :
 Bahan harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna, kilap dan tebalnya.
 Bahan yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.
 Kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui oleh Direksi dan PPK
 Granit Unpolished uk. 60 x 60 cm Anti Sleep untuk lantai KM/WC dan Granit Polished
uk. 60 x 60 cm untuk dinding KM/WC dengan warna ditentukan kemudian.
 Bahan harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna, kilap dan tebalnya
serta presisi.
 Bahan yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai, warna ditentukan kemudian.
 Kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui oleh Direksi.
b) Lantai Rabat
Bahan untuk pekerjaan lantai rabat dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, harus memenuhi
persyaratan kualitas yang sesuai ketentuan untuk pekerjaan beton tidak bertulang. Lantai
rabat dipasang untuk dibawah lantai dan dibawah pasangan batu ampyang atau di bagian-
bagian yang tertera pada gambar.

31.3 Syarat Pelaksanaan


a) Pemasangan keramik / homogenous tile pada lantai selanjutnya (berhubungan dengan plat
lantai – beton). Kondisi keramik harus kering, bersih dari debu dan tidak boleh direndam.
Namun apabila belum rata maka sebelum melaksanakan pekerjaan, dilakukan pelapisan
plat lantai beton dengan lapisan beton screed setebal rata-rata 3 cm (tergantung kerataan
permukaan plat beton). Pemasangan keramik harus menghasilkan bidang yang rata, bebas
dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-lubang nat lebarnya harus
sama. Untuk bidang baik lantai maupun dinding harus terlebih dulu betul-betul rata
sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan dinding yang rata sedangkan pengisian nat-
nat harus rapi mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan keramik yang
permukaannya tidak rata, keramik yang retak-retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan
cacat dan lainnya harus segera diperbaiki/dibongkar. Sedangkan perbaikan dan
pembongkaran menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
b) Keramik harus seragam / uniform dalam warna, ukuran, tebal serta permukaan harus rata
sudutnya harus betul-betul siku. Sebelum dimulai pemasangan, Penyedia Barang / Jasa
harus menyerahkan dulu untuk mendapatkan persetujuan baik dari Konsultan Pengawas,
maupun dari unsur teknik Proyek.
c) Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
d) Pengawasan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Konsultan Pengawas harus mengadakan persiapan
yang baik. Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan sesuai
gambar dan sebelum ubin dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Pengawasan untuk pelapisan dinding ditekankan pada pemasangan
pipa listrik penerangan dan pipa air lainnya. Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat
dihindarkan.
Keramik dipasang dengan lem keramik. Untuk mengisi celah-celah antara keramik
digunakan pasta semen berwarna yang sama dengan warna keramik atau warna
semen/gelap, permukaan dinding ubin keramik harus rata dan permukaan harus rapih dan
bersih.
Keramik yang cacat tidak boleh dipasang. Sambungan-sambungan (siar) harus rata, lurus
untuk mendapatkan lantai yang sempurna.
e) Pemeriksaan
Sebelum pemasangan ubin Kontraktor wajib memeriksa persiapan-persiapan lapisan
dasarnya terutama lapisan pasirnya serta menjamin dasar yang rata dan padat.
Semua pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya harus sudah terpasang pada
tempatnya dan diperiksa sebelum pemasangan ubin.
f) Pemotongan ubin keramik dan homogenous tile
Pemotongan keramik dan homogenous tile harus dilaksanakan dengan hati-hati dan rapih
dengan menggunakan mesin pemotong khusus untuk keramik dan homogenous tile.
g) Untuk pemasangan ubin dinding dan plint.
Kontraktor wajib memeriksa dan menjamin bahwa semua pipa-pipa, saluran-saluran,
angker dan sebagainya telah terpasang dan disetujui sebelum memulai pekerjaan ini.
Kontraktor wajib memeriksa permukaan-permukaan yang akan dilapisi, bila terdapat cacat
atau keadaan yang merugikan, harus diperbaiki lebih dahulu.
h) Adukan untuk pelapis dinding :
 Adukan dasar 1 pc : 3 ps
Pemasangan keramik harus baik, lurus, tegak, siar-siar harus lurus dengan ketebalan 1
mm. Siar-siar harus diisi dengan adukan, segera setelah adukan dasar cukup mengeras.
Kontraktor harus mentaati semua petunjuk-petunjuk dari Pabrik yang bersangkutan.
Persyaratan mengenai pemasangan, lebar siar dan pengisiannya harus sesuai dengan
ketentuan diatas.

PEKERJAAN KUSEN DAN JENDELA KAYU


Pasal 32

32.1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah : Pembuatan kosen pintu, Jendela dan Boven
penyetelan dan pemasangan
32.2 Persyaratan dalam pekerjaan ini adalah :
 Pasang Kayu kosen Baru Uk.5/10 cm dan Daun Pintu Panil dari kayu kelas I Lokal kayu Jati/
Meranti Batu kualitet baik, kuat, lurus, tidak pecah-pecah dengan ukuran Tebal jadi 2,5-4 cm.
 Pemasangan Daun Pintu harus tegak lurus (vertikal) dan siku, ukuran dan penempatannya
harus sesuai dengan gambar rencana.
 Finishing Kusen dan Daun Pintu Jendela Panil dari Cat Duco anti Lumut.
 Semua daun pintu harus dilengkapi hengsel,grendel.
 Daun Jendeal dan Boven, Bahan dari Kaca Polos setebal 6 mm sesuaikan
dengan Analisa perhitungan, produksi Asahimas atau produk lain yang setara.

PEKERJAAN PENGGANTUNG + PENGUNCI


Pasal 33

33.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan meliputi pemasangan kunci, engsel, hak angin, grendel dan grendel tanam termasuk
perlengkapan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
33.2 Persyaratan Bahan
1) Semua Hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, ex. Dekson, SES atau
setara, seragam dalam pemilihan warnanya, serta dari bahan-bahan yang telah disetujui
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
2) Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
3) Handle atau bagian luar seluruh bahan kunci terbuat dari bahan stainless steel plate.
4) Kontraktor harus bisa memberikan jaminan tentang originalitas setiap bahan yang dipakai.
5) Kunci tanam harus tertanam kuat pada rangka daun pintu.
6) Setelah kunci-kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
33.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Semua peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus diajukan contoh-
contoh kepada konsultan Pengawas dan PPK untuk mendapatkan persetujuan.
2) Persetujuan harus disertai brosure/ spesifikasi dari pabrik pembuatnya.
3) Engsel pintu sebanyak 3 buah dipasang 28 cm dari atas ke bawah bidang pintu, sedangkan
engsel bawah tidak lebih 32 cm dari permukaan lantai dan engsel tengah diseimbangkan
jarak atas bawah.
4) Handle pintu dipasang 100 cm dari permukaan lantai.

PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 34

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan adalah bagian – bagian yang ditunjuk dalam gambar
maupun bagian lain yang memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan. Pada garis besarnya
yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah Cat dinding dan cat Plafond serta pekerjaan pengecatan
lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar rencana dengan warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata, berubah warna atau sebab-sebab
lainnya sampai pada saat serah terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab kontraktor.
a. Cat Tembok dan Plafond
 Khusus cat tembok menggunakan cat dinding ex. Nippon Paint, Catylac, Decolith atau setara
dengan warna ditentukan kemudian.
 Khusus plafond menggunakan cat plafond ex. Nippon Paint, Catylac, Decolith atau setara
dengan warna ditentukan kemudian.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dalam, kolom, dinding luar dan
plafond sesuai gambar perencanaan.
 Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan ketentuan standart dari pabrik pembuat.
 Sebelum dicat permukaan dinding tembok/beton yang akan dicat harus betul-betul rata dan
dibersihkan dengan cara menggosok memakai kain yang dibasahi / amplas basah dan
setelah kering diplamir sehinga permukaannya menjadi rata dan halus.
 Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan hasil akhir yang merata
warnanya minimal 3 kali pengecatan dan harus didapat warna yang merata.

b. Cat Kayu / besi


 Dipakai “EMCO” ex. Warna Agung, warna ditentukan kemudian.
 Dilaksanakan pada tempat-tempat sesuai tersebut diatas serta ditempat lainnya yang
memerlukan finishing dengan Cat kayu / besi.
 Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai didapat hasil
yang baik dan warna cat yang merata dengan pelaksanaan pengecatan sesuai ketentuan
standart dari pabrik pembuat.

PEKERJAAN SANITAIR
Pasal 35
a. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
- Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya /
operasinya.
2) Persetujuan
- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada konsultan perencana
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Perencana berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
b. Bahan/Produk
1) Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk TOTO atau setara.
2) Floor drain dan clean out : TOTO, SAN-EI, atau setara
3) Daftar Material Sanitary yang dipakai :
- Klosed duduk : TOTO 660J/SW-660J
c. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6) Pekerjaan Wastafel :
- Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO lengkap dengan segala aksesorisnya
seperti tercantum dalam brosurnya.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak
ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produksennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
7) Pekerjaan Kloset :
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk TOTO.
- Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk TOTO. Type-type yang dipakai
termasuk kran tekan, warna akan ditentukan Perencana.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Konsultan Pengawas.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass.
- Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
8) Pekerjaan Keran
- Semua keran yang dipakai menggunakan merk SAN-EI atau setara dengan chromed
finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan
brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
- Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.
- Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
9) Floor Drain dan Clean Out
- Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang diameter 2˝
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain.
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui konsultan
pengawas.
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi
dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
- Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapi waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

SISTEM PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI DAYA LISTRIK


Pasal 36

1. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedanaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

2. Lingkup pekerjaan Instalasi Penerangan & Tenaga


Sebagai dijelaskan pada gambar-gambar rancangan, pemborong wajib melakukan pengadaan,
pemasangan, pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipakai, seluruh
instalasi penerangan & tenaga, yang meliputi secara garis besar pekerjaan berikut :
- Panel tegangan rendah
1. Instalasi Tegangan Rendah
1. Kabel Tegangan rendah
a. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min.0,6 kv
dan 0,5 kv untuk kabel NYM
b. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah : jenis NYM dan
NYA.
c. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada direksi.
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 3x2.5 mm dan 2 x 2.5 mm.
2. Lampu Penerangan
1. Lampu Tabung (Down Light)
a. Armatur dilengkapi dengan reflektor alluminium
b. Lamp holder menggunakan standart E-27 atau yang sesuai
c. Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar
d. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent atau PL, contoh harus
disetujui oleh direksi.
e. Lamp-housing harus tahan cuaca dari alluminium IP-44
f. Lampu yang dipakai Adalah Philips Jari atau spiral 8 dan 15 Watt, jenis sesuai
gambar
g. Contoh harus disetujui oleh direksi.

2. Kotak-kotak Dan Saklar


a. Kontak dan kontak dan saklar yang dipasang pada dinding tembok bata adalah
type pemasangan masuk / inbow (flush – mounting)
b. Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan
mengikuti standart VDE, sedangkan kontak-kontak khusus (outbow) mempunyai
rating 15A dan mengikuti standart VDE atau BS dengan lubang bulat.
c. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kontak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan bakelite atau metal.
d. Kontak-kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai atau sesuai
gambar dan pada ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht (WD)
sedang untuk saklar dipasang 140 cm dari permukaan lantai.

3. Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC, dimana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau
dinyatakan lain pada gambar.

4. Lampu penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafon dari
arsitek dan disetujui oleh direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka p;afond yang
terbuat dari bahan aluminium dan harus mempunyai dudukan / gantungan
tersendiri.
3. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.

5. Kotak-kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1400
mm untuk saklar
2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type
water dicht (bila ada)
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang di dalam outlet box dibawah lantai, harus
dari jenis yang sesuai dengan box dan underfloor duct, rata dengan permukaan
lantai, tahan injakan serta dengan sistem tutup pengaman lubang kotaknya.

2.6. Pengujian
1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK / PLN serta
instalasi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa sistem
berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian
dan peralatan dan biaya untuk pengujian yang perlu disediakan oleh pemborong dan
menjadi tanggung jawab pemborong sendiri.
2. Peralatan Dan Bahan
Peralatan dan bahan instalasi listrik yang harus diuji:
a. Kabel tegangan menengah dan rendah
Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan menengah, maupun tegangan
menengah, maupun tegangan rendah. Pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega ohm.
b. Armatur lampu
Setiap armatur yang menggunakan ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang
diperbolehkan minimal 0,85.
c. Motor-motor listrik
Pengukuran tanah isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan
motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PUIL 1977.
d. Pentanahan Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maksimum 2 ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
PEKERJAAN INSTALASI MEKANIKAL

PERSYARATAN UMUM
Pasal 37

1. PERSYARATAN UMUM
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pabrikasi, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity serta berfungsi dengan baiksesuai dengan
standar yang berlaku. Standar yang digunakan adalah : Sistim Plumbing SNI 03-7065-2005, SNI
03-6481-2000
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
- Sistem Air Bersih
- Sistem Air Kotor, Air kotoran / Air limbah
- Sistem Air Hujan di bangunan
- Sistem Hydrant
- Sistem Tata Udara / AC dan Fan.
2. PEMIPAAN
a. Secara umum pekerjaan pemipaan meliputi : pipa, sambungan, katub, strainer, sambungan
ekspansi, sambungan fleksibel, penggantungan dan penumpu, sleeve, bak kontrol, galian,
pengecatan, pengujian.
b. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal/dalam dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
c. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
d. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
f. Semua barang yang akan dipergunakan menunjukkan identitas pabrik pembuat.

PENGGANTUNG DAN PENUNJANG PIPA


Pasal 38

1. Cara Pemasangan Pipa air Limbah Dalam Tanah


a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
c. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan
semen.
d. Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
e. Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
f. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
g. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.
2. Pemasangan sambungan-sambungan Pemuaian
a. Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 80 mm.
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zinkewite dengan
campuran minyak.
- Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dengan pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Las
- Sistim sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau elektroda yang
dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas. Sebelum pekerjaan las dimulai
pemborong harus mengajukan kepada direksi contoh hasil las untuk mendapat
persetujuan tertulis.
- Tukang las harus mempunyai pengalaman kerja dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari direksi/pengawas.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
- Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut
penilaian direksi/pengawas.
c. Sambungan Lem
- Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk itu harus dipergunakan alat
press khusus. selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
- Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi pabrik pipa.
d. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut:
- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve.
- Pada Waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.
e. Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar
pipa ataupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tulang atau baja. Untuk yang mempunyai
kedap air harus digunakan sayap.
- Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
- Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“Caulk”.
-. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/ metode-metode yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

PENGUJIAN
Pasal 39
39.1 Sistem Air Bersih
- Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah
tekanan tidak kurang dari tekanan kerja tambah 50% atau 10 kg/cm 2 dan tidak lebih tinggi
lagi dalam jangka waktu 2 x 24 jam.
- Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
- Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
39.2 Sistem Air Limbah
- Limbah-limbah bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah
50% atau 8 kg/cm2 selama 3 jam.
- Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi
selama 3 jam

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA INSTALASI


Pasal 40

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin instalasi yang berwenang
dan telah biasa mengerjakan sejenis,
Semua tenaga kerja & teknisi yang diperkerjakan untuk instalasi pipa harus orang – orang yang sudah
pengalaman minimal 5 tahun dibidangnya ( tukang las, tukang pipa dan lain –lain )
a. Pada prinsipnya jalur pemasangan pipa instalasi sesuai dengan gambar, penyesuaian /
perubahan karena kondisi lapangan dapat dilakukan dengan seijin pengawas tanpa adanya
tambahan biaya.
b. Penempatan dan pemasangan outlet harus dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pelayanan, perawatan dan pemeliharaan serta dengan mempertimbangkan estetika serta tata
letak alat lainnya.
c. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan denganbaik dan semua pembongkaran bagian
bangunannya hanya boleh dilakukan setelah ada ijin tertulis dari pengawas.
d. Gambar – gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh Kontraktor sambil
melaksanakan pekerjaan. Hal ini harus diketahui dengan tepat letak / ukuran lubang pada
dinding dan lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa – pipa.
e Gambar – gambar perencanaan hanya menunjukkan tata letak serta jumlah zone valve secara
umum. Apabila ada valve – valve serta peralatan pengaman lainnya yang perlu ditambahkan
untuk kesempurnaan instalasi ini agar bekerja secara wajar, Kontraktor harus tetap
melaksanakan tanpa ada tambahan biaya.
f. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran ( dimensi ) dan lokasi lubang – lubang tersebut, dan
apabila perlu harus melakukan pembobokan / penambalan tanpa biaya tambahan.
g. Cara pemasangan instalasi pipa :
- Pemasangan pipa diluar dinding dilakukan dengan pemasangan klem yang dilakukan pada
dinding.
- Pemasangan pipa di dalam dinding dipasang di dalam pipa pelindung yang diklem dan
ditutup plesteran.
- Pemasangan pipa diatas plafon dilakukan dengan pemasangan klem dan gantungan pada dak
beton.
h. Jaringan instalasi pipa dari pipa utama dihubungkan keseluruhan bagian / ruangan melalui
selasar dengan maksud untuk memudahkan pemeriksaan / perbaikan dan perawatan. Pagelaran
pipa distribusi diusahakan tidak melalui lantai atau tanah.
i. Pipa – pipa yang terpasang di dalam dinding harus diberi pelindung terhadap kemungkinan
kerusakan, dalam hal ini, pelindung berupa pipa Clipsal, EGA atau setara dengan diameter sesuai
dengan besar pipa.
j. Sebelum dipasang semua pipa – pipa, valve, fitting kecuali peralatan yang telah dipersiapkan
bebas lemak dari pabriknya, harus dibersihkan seluruhnya terhadap kotoran – kotoran, lemak
dan zat – zat lain yang memungkinkan terjadinya oksidasi. Pembersihan dilakukan dengan
mencuci dalam larutan panas dari sodium carbonat atau trisodium phosphate ( perbandingan 1
lbs terhadap 3 gallon air )
k. Sesudah pencucian dalam larutan, semua material perlu dibersihkan / dibilas dengan air panas
yang yang bersih.
l. Material – material yang telah selesai dibersihkan harus tetap dijaga kebersihannya baik dalam
penyimpanan, pengangkutan maupun pemasangan, ujung – ujung pipa harus diberi tutup
sementara.
m. Semua peralatan yang digunakan untuk pemasangan instalasi harus bersih terhadap kotoran
lemak. Manajemen konstruksi berhak meminta Kontraktor melakukan pembersihan /pencucian
ulang terhadapp material – material yang dianggap masih kurang bersih atau mengalami
pengotoran kembali.
n. Penyambungan fitting dengan pipa dilakukan dengan metode brazing dengan menggunakan
kawat las perak tanpa flux.
o. Semua pipa harus diikat dengan kuat dengan penggantung, penumpu atau klem untuk mencegah
timbulnya getaran dan untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya agar inklinasinya tetap. Dan
harus dipasang sedemikian rupa, sehingga masih memungkinkan berexpansi oleh perubahan
temperatur.
TESTING DAN COMMISSIONING
Pasal 41

41.1 Seluruh pemasangan intalasi pipa di uji terhadap kebocoran dan cara kerjanya yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
41.2 Sebelum melakukan pengujian Kontraktor diharuskan :
- Merencanakan jadwal pemeriksaan dan pengujian untuk mendapatkan persetujuan dari
pengawas.
- Memeriksa apakah seluruh system pengaman baik diseluruh, distribusi maupun di instalasi /
outlet pelayan telah terpasang dengan baik dan berfungsi dengan benar.
- Memeriksa cara kerja pengetesan yang dilaksanakan untuk melakukan uji fungsi seluruh
peralatan yang dilaksanakan untuk melakukan uji fungsi seluruh peralatan apakah sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan.
41.3 Seluruh system dan pekerjaan instalasi harus diperiksa,diteliti dan diuji dengan baik sebelum
diserahkan dan pelaksanaanya harus menyertakan pengawas dan bila perlu dengan petugas
dari instalasi terkait yang berwenang.
41.4 Pemeriksaan pembersihan dan pengujian dilakukan bagian perbagian, bila setelah selesai
dikerjakan tetapi belum diisolasi. Setelah pekerjaan selesai semua dilakukan pengetesan
seluruh sistem.
41.5 Kerusakan atau kegagalan pengujian
- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari
satu bagian dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang rusak /
gagal tersebut dan pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.
- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak / gagal tersebut harus dengan pipa atau
bahan yang baru.
- Penambahan ( caulking ) / penambahan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
41.6 Kebutuhan sarana listrik yang terpasang untuk keperluan testing dan uji harus tersedia cukup
untuk menggerakkan seluruh peralatan.

LAIN - LAIN
Pasal 42

1. Jaminan material dan instalasi / pemipaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.


2. Jaminan / garansi peralatan diatur dalam perjanjian tersendiri antara Kontraktor dan pemilik.
3. Masa pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi dan pemipaan ditetapkan selama 4 bulan
setelah barang diserahkan kepada pemilik / pengawas.
4. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang maka
pemborong harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut sampai dapat
berfungsi dengan baik.
5. Peralatan – peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor, sehingga instalasi dapat bekerja dengan
baik dan dapat ditanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
6. Kontraktor harus memintakan ijin – ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada instalasi berwenang yang
terkait dengan pekerjaan ini.
7. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah menyerahkan
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara
tertulis dan pengawas berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan.
- Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan
pemborong tersebut secara tertulis.
8. Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan
tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak pemborong
b. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
9. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka
hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
10. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya
yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
11. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan
dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA


Pasal 43
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai
dengan addendum kontrak telah berakhir, pemborong harus telah menyerahkan pekerjaannya dengan
baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara tertulis dan pengawas
berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai dengan kontrak pemborongan.
- Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran tentang hasil pekerjaan pemborong
tersebut secara tertulis.
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek mengenai pekerjaan penyerahan tersebut
diatas berdasarkan :
a. Kontrak pemborong
b. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA
Pasal 44

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga serah terima
yang kedua adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab pemborong
sepenuhnya, antara lain :
 Penyempurnaan dan pemeliharaan
 Pembersihan
 Keamanan dan penjagaan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan
pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan
pekerjaan yang pertama.

PENUTUP

a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-
pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong " maka
hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam
pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal " yang disebutkan dan segala biaya
yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan
dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan
dan lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak
Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Ende, 17 April 2024

Dinas Kesehatan Kabupaten Ende


Pejabat Pembuat Komitmen

Johanes K. Marinus Rai,ST,MT


NIP. 19770428 200112 1 004

Anda mungkin juga menyukai