Anda di halaman 1dari 80

PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF

RKS
MUARA BARU - JAKARTA

SPESIFIKASI TEKNIS DAN UMUM

Keterangan:
Spesifikasi ini disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/ produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produk dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan criteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

1. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut segi lingkup
pekerjaan PEMBNGUNAN UPI,COLD STORAGE 200.Ton dan Air Blast Freezer

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-
bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri
Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban
Aparatur Negara tanggal 23 Desember 1980 dan Keppres Nomor 80 tahun
2003 beserta perubahan Nomor 08 tahun 2006 kecuali produk tersebut tidak
dibuat didalam negeri
2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang
ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis,
sesuai dengan peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan
mendapatkan ijin dari Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan
mutu bahan satu jenis.
2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan
untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah
ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan paling lambat 24 jam setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung
jawab rekanan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 1


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan
dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas
dan tipe dari barang-barang yang memuaskan Pemberi Tugas.

3. URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk
semua alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat
pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan selesai
karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya.

3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera
dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-
bagian dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak
(membatalkan) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu
perubahan yang dikehendaki oleh pemberi tugas.

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

4.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar Basic Design,
gambar detail, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain.
Rekanan harus membuat DED (Detai Engeneering Drawing) dan harus
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas maupun dari team yang terkait
dari Kuasa Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

4.2. Gambar-gambar tambahan


Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka Kontraktor
Pelaksana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) yang disyahkan
oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik
penyimpangan atas perintah pemberi Tugas atau tidak, pengawas harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan
(As Built Drawing) yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar-
gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Rekanan.

4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak
lengkap termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing,

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 2


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

Time Schedule dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk
perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

5. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

5.1. Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, leveransir atau penengah


(Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau
dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik
Indonesia adalah Undang-undang yang melindungi kontrak ini.
5.2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya
pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong berkewajiban memberikan alamat
yang tetap dan jelas dengan nomor telpon rumah kepada Kuasa Pengguna
Anggaran.

6. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

6.1. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail
maka gambar detail yang dipakai/diikuti.
6.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar tidak sesuai, maka
ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.
6.3. Bila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan/barang dipakai
dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
6.4. Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut
diatas. Setelah rekanan menerima dokumen dari Kuasa Pengguna Anggaran
dan hal tersebut akan dibahas dalam rapat penjelasan.
6.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

7. PERSIAPAN DI LAPANGAN

7.1. Los Kerja / Direksi Keet.


a. Pemborong diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor pegawainya,
dan gudang untuk bahan-bahan yang perlu terhindar dari gangguan cuaca.
b. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, pemborong diwajibkan
membuat los kerja untuk tempat pekerja, sehingga terhindar dari matahari dan
hujan.
c. Sebelum rekanan Pemborong mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya
harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk
memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada Ketua Jurusan
yang bersangkutan terutama tentang dimana harus membangun bangunan,
jalan masuk dan sebagainya.
d. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah
harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
e. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan
untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

8. JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah rekanan
menerima SPK dari Kuasa Pengguna Anggaran harus segera mengadakan
persiapan antara lain pembuatan jadwal pelaksanaan yang berupa Bar Chart secara
tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang dicantumkan atau
direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 3


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

Bar Chart tersebut harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti
dengan perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan diberikan
tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan, semua pihak harus
segera mengadakan langkah-langkah untuk penanggulangan hambatan yang akan
terjadi.

9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN

9.1 Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi,
cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua
bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak..

9.2. Pegawai pemborong yang melaksanakan :


9.2.1 Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana
pekerjaan pemborong harus dapat menyerahkan kepada seorang
pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang keahliannya, yang diberi kuasa
dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.
9.2.2 Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus
mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara
Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun
kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
9.2.3 Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat
dilaksana-kan apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Kuasa Pengguna
Anggaran berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi
tanggung jawab pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar dan
bestek.
9.2.4 Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari
pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan
kecakapan, dalam hal ini pemborong harus segera menempatkan pengganti
lain dengan persetujuan Direksi.

10. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

10.1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan
segala hal yang diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti
pertolongan pertama, sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan.
Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi
Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
10.2. Terhadap wilayah orang lain
Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan
harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang
berdekatan.
10.3. Terhadap milik umum
Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai
jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan seba-
gainya yang disebabkan oleh kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan
kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 4


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak
selesai dan diterima baik oleh Direksi. Pemborong harus menjaga
perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan
dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air
hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba
seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

11. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

11.1 Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan
atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri
(guna memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan
tawar, bila hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
11.2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
tersebut pada waktu pelaksanaan, pemborong harus segera mengambil
tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan
dan lain-lain menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera
melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
11.3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi
Keet/Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-


alat baik untuk sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang
diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain : pompa air, beton
mollen dan sebagainya.

13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

13.1. Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang
baik antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai
atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
13.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang
disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan
akan berkualitas baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai
dengan standart ini dapat dianggap defiktif.
13.3. Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian / pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggungjawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK BAIK

14.1 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar


pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 5


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah


dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk
disempurnakan dengan kontrak.
14.2 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari
tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja
yang tidak sesuai dengan kontrak.
14.3 Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari
pekerjaan.

15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

0 15.1. Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima


menurut ketentuan AV-41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-gambar
detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau
dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk
mendapatkan pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan
segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan
yang tepat walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan
bestek.

15.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau
persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan
atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh
kedua belah pihak jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.
15.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara
tertulis adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

16. PAPAN NAMA PROYEK

16.1. Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-
batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin
Direksi
16.2. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki
lapangan pekerjaan.
16.3. Pemborong harus memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,8
x 1,2 m2 warna dasar putih tulisan hitam.

17. PEKERJAAN PERSIAPAN

17.1. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi sebelumnya


harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan/perkenan untuk memulai
dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada pemerintah daerah
setempat, terutama tentang dimana harus membangun Direksi Keet, bahan-
bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
17.2. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran Direksi Lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian
pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Direksi
lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara
berkala.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 6


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

I. RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT UMUM & TEKNIS

1. PEKERJAAN COLD STORAGE 2 x 100.Ton


DESCRIPTION

COLD STORAGE 2 x 100 ton (- 25 ⁰ C )


PANEL INSULATION , 2 x (15.590 x 8.000 x 3.500 mm)
-PU Wall & Ceilling Insulated Panel t=100 mm, Off White Color,corrugated
- PU Sheet Floor Insulation t=100mm + Vapour Barier ( Plastic)
- Manual Sliding door t=100 mm, s/s 304 hole 1800 x 2000 mm, door & Floor heater
- Swing door t=100 mm, s/s 304 hole 1800 x 2000 mm, door & Floor heater
termasuk sistem control dan savety device door
- PVC Curtain For Hole 1800 x 2000 mm,
- Ventilator Port
- Weather Proof Lamp
- Acessories & Bahan Pembantu Lain ( Silicon Sealent, Rivet,Tee Suspen)
AIR COOLED CONDENSING UNIT -R-404A ( Commercial Refrigerating Unit )
a. Air Cooled Condensing Unit & Evaporator,
- Compressor : Type semiHermatic Reciprocate
- Power Consumption : 15 kW/380.Volt/3.Ph/50.Hz
- Condensor : Type air cooled condenser ,Temp Cond + 40⁰ C
- Evaporator : TypeFan Circulation , Defrost Heater ,Temp Evap -30⁰ C
b. Piping Insulation & Accessories
- Cooper Tube ASTM B88 + Harmaflex
- Drainage pipe, piping accessories c/w tray & suport
- Consumable material & refrigeration R 404 A
c. Control panel c/w Digital Thermostat
- Digital thermostat & thermometer
- Electric device, Contactor, Over load, Phase Failure

2. AIR BLAST FREEZER ( ABF ) - 40 ⁰C KAP.2 x 3 TON /SHIFT ( 10 JAM)


PANEL INSULATION, 2 x P 5.000 x L=4.000 x T=3.500 mm
- PU Wall & Ceilling Insulated Panel t=150 mm, Off White Color Corrugated
- PU Sheet Floor Insulation t=150mm + Vapour Barier ( Plastic)
- Manual Sliding door t=150 mm, s/s 304, hole 1200 x 2000 mm, door & Floor heater
- PVC Curtain For Hole 1200 x 2000 mm
- Ventilator Port
- Weather Proof Lamp
- Acessories & Bahan Pembantu Lain ( Silicon Sealent, Rivet Tee Suspen )

AIR COOLED CONDENSING UNIT -R-404A ( Commercial Refrigerating Unit )


a. Air Cooled Condensing Unit & Evaporator
- Compressor : Type semiHermatic , Two Stage , Reciprocate
- Power Consumption : 30 kW/380.Volt/3.Ph/50.Hz
- Condensor : Type air cooled condenser ,Temp Cond + 40⁰ C

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 7


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

- Evaporator : TypeFan Circulation , Defrost Heater ,Temp Evap -40⁰ C


b. Piping Insulation & Accessories
- Cooper Tube ASTM B88 + Harmaflex
- Drainage pipe, piping accessories c/w tray & suport
- Consumable material & refrigeration R 404 A
c. Control panel c/w Digital Thermostat
- Digital thermostat & thermometer
- Electric device, Contactor, Over load, Phase Failure

3. ANTEROOM 5.6 x 20 x 3.5+ 10 x 4.3 x 3.5


ANTE ROOM (0-+5.derajat celcius)
PANEL INSULATION , 566 m2
- Wall & Ceilling Insulated Panel t=80 mm, Off White Color
- PU Sheet Floor Insulation t=80 mm + Vapour Barier ( Plastic)
- Manual Sliding door t=80 mm, s/s 304 hole 1800 x 2000 mm,
- Swing door t=80 mm, s/s 304, hole 1000 x 2000 mm,
- High Quality Aluminum Industrial Vertical Sliding Overhead Door Hole L 2500 x T2750
- PVC Curtain For Hole 1800 x 2000 mm & hole 1000 x 2000 mm,
- PVC Curtain For Hole L 2500 x T2750 mm
- Weather Proof Lamp
- Ventilator Port
- Acessories & Bahan Pembantu Lain ( Silicon Sealent, Rivet dll)

AIR COOLED CONDENSING UNIT -R-134a ( Commercial Refrigerating Unit )


a. Air Cooled Condensing Unit & Evaporator,
- Compressor : Type semiHermatic Reciprocate
- Power Consumption : 5.5 kW/380.Volt/3.Ph/50.Hz
- Condensor : Type air cooled condenser ,Temp Cond + 40⁰ C
- Evaporator : TypeFan Circulation , Defrost Heater ,Temp Evap 0⁰ C
b. Piping Insulation & Accessories
- Cooper Tube ASTM B88 + Harmaflex
- Drainage pipe, piping accessories c/w tray & suport
- Consumable material & refrigeration R 134a
c. Control panel c/w Digital Thermostat
- Digital thermostat & thermometer
- Electric device, Contactor, Over load, Phase Failure

COLD STORAGE , ICE STORAGE UNT FIM


MESIN PEMBUAT FLAKE ICE
Flake Ice Machine kapasitas 1.5 ton/hari
- Power Consumption : 10 kW/380.Volt/3.Ph/50.Hz
IQF
CONTACK PLATE FREEZER Kap 500 kg /Shift ( 4 Jam)
- Power Consumption : 44 kW/380.Volt/3.Ph/50.Hz

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 8


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

II. PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 PERATURAN UMUM

Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil dipakai peraturan umum yang lazim dipakai yang
disebut A.V./SU/41.Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat,
kecuali dinyatakan lain dalamRencana Kerja dan Syarat – syarat ini. Peraturan
peratu ran tersebut adalah :
a. PBI – 1971 / NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
b. PUBI 1982 (Peraturan Umum Bangunan Indonesia)
c. PKKI – 1971 / NI-5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
d. PBKBI 1980 (Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia)
e. PUBI 1970 / NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia)
f. Peraturan bangunan Tahan Gempa tahun 1984
g. Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970
h. Peraturan Cat Indonesia (NI-4 atau PCI 1961)
i. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980
j. Peraturan – peraturan lain yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di daerah setempat

2.2 PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN.


a. Kontraktor wajib memeriksa dan meneliti semua gambar, ketentuan dan
syarat – syarat sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
b. Apabila ada hal – hal yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka kontraktor diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya, dengan terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada konsultan pengawas atau direksi untuk persetujuannya.
c. Apabila ada perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail atau
dengan RKS, maka konsultan pengawas atau direksi, akan menetapkan
kebutuhan mana yang mengikat (yang harus dilaksanakan), dengan
ketentuan menguntungkan Negara.
d. Pelaksana pembangunan proyek dilaksanakan secara lengkap termasuk
mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan – bahan yang
diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal – hal yang
dianggap perlu lainnya.
e. Kontraktor diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk
menuju pada penyelesaian dan pelaksanaan pekerjaan secara cepat, baik
dan lengkap.
f. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang,
konstruksi baja, konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya, disamping
pekerjaan pengolahan tanah, baik menurut perhitungan konstruksi dan
gambar – gambar konstruksi yang disediakan jika diduga terdapat
kekurangan.
g. Kontrktor diwajibkan mengadakan konsultasi dengan konsultan pengawas
dan direksi sebelum pekerjaan dilaksanakan.
h. Pihak Kontraktor dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang
mungkin terjadi akibat letak daerah proyek, dan memperhitungkan didalam
harga yang termuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan dan
kerusakan bahan/ alat.
i. Tanah dan halaman yang diserahkan dalam pembangunan ini diserahkan
kepada kontraktor dalam keadaan sesuai pada saat seperti penjelasan / di
lapangan.
j. Kontraktor harus sedemikian rupa menjaga ketertiban selama pekerjaan
dilaksanakan, sehingga lokasi dan sekitarnya menjadi tertib, misalnya

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 9


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

pekerjaan pada malam hari, kontraktor harus minta persetujuan kepada


direksi atau konsultan pengawas terlebih dahulu.
k.` Pekerjaan harus diserahkan secara lengkap (selesai dengan sempurna)
kepada pemberi tugas / direksi, termasuk perbaikan – perbaikan yang timbul
akibat kelalaian, pembersihan lingkungan, dsbnya.
2.3 RENCANA KERJA
a. Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun
rencana kerja secara terperinci, antara lain jadwal pelaksanaan (time
schedule), network planning, yang diajukan kepada konsultan pengawas/
direksi selambat – lambatnya 1 (satu) minggu setelah penunjukan pemenang,
untuk mendapatkan persetujuan
b. Setelah mendapat persetujuan, maka rencana kerja tersebut harus dibuat dan
diserahkan cetakannya kepada konsultan pengawas dan direksi masing –
masing rangkap tiga, sedangkan cetakan lainnya harus senantiasa terpajang
ditempat pekerjaan (direksi keet), bersama dengan dokumen kontrak.
c. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat – alat dan
bahan bantu sesuai dengan rencana kerja, kecuali jika terpaksa menyimpang
karena suatu hal, akan tetapi harus dipertimbangkan secara matang dan
harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan direksi.
d. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/ direksi sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan,
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

2.4 BANGSAL KERJA, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN


a. Bangsal untuk pekerja dan gudang dibuat pada tempat sekitar bangunan,
sedangkan untuk ruang direksi, ruang konsultan pengawas dan ruang rapat
lapangan dibuat menyatu dan letaknya akan ditentukan kemudian oleh
konsultan pengawas dan direksi.
b. Bahan – bahan utama dan bahan bahan tambahan yang seharusnya
mendapat perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup
menjamin perlindungan terhadapnya.
c. Kontraktor harus selalu hadir pada saat rapat lapangan baik yang
diadakan secara periodic, setiap minggu dan setiap bulan maupun rapat –
rapat lainnya yang diadakan oleh konsultan pengawas dan direksi, untuk
membicarakan segala sesuatu mengenai pelaksanaan proyek ini.

2.5 KETENTUAN – KETENTUAN LAIN


Selain Rencana Kerja dan syarat – syarat ini, ketentuan lain yang mengikat di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Gambar Kerja :
a. Gambar – gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja dan Syarat –
syarat ini.
b. Gambar – gambar detail yang diserahkan kemudian oleh pemberi tugas
3. Petunjuk
a. Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan
(aanwijzing), sesuai yang tercantum dalam Berita Acara Rapat
Penjelasan
b. Petunjuk dan syarat – syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan
oleh konsultan pengawas dan direksi, petugas dari Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas Tata Kota maupun Dinas Keselamatan Kerja
4. Peraturan
5. Semua Undang – undang dan peraturan pemerintah yang berlaku untuk
pelaksanaan pemborongan bangunan gedung.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 10


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

2.6 SYARAT – SYARAT BAHAN

 AIR (PUBI. 1970/ NI-3)


1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam dan bahan – bahan organis dan
bahan – bahan lain yang merusak bangunan
1. Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil tes dari laboratorium yang
disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
2. Khusus untuk beton, jumlah air yang di gunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan pekerjaan beton, yang ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan dilakukan dengan tepat.

 P A S I R (PUBI 1970/ NI-3, PBI 1971/ NI-2)


a. Pasir Urug
Pasir Untuk pengurukan alas lantai, alas pondasi batu gunung dan lain – lain
harus bersih dan keras, pasir laut untuk maksud – maksud tersebut tidak
diperkenankan.
b. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan dan adukan plesteran harus memenuhi syarat
– syarat sebagai berikut :
o Butiran – butiran harus tajam dan keras, dan tidak dapat dihancurkan
dengan jari
o Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
o Butiran – butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3
mm
o Pasir laut tidak boleh digunakan
c. Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
o Butir – butir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
jari atau pengaruh cuaca
o Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
o Pasir harus terdiri dari butiran – butiran yang beraneka ragam
besarnya, dan dapat diayak dengan ayakan 0,5 maka sisa butiran –
butiran diatas ayakan 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran –
butiran diatas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa butiran –
butiran diatas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai dengan
90 % dari berat..
d. Pasir laut tidak dapat dipergunakan

 BATU GUNUNG
o Batu gunung belah harus keras, padat dan tidak boleh mengandung
cadas atau tanah
o Batu gunung untuk keperluan yang nampak (pasangan batu muka
atau pasangan tanpa plesteran), bentuk atau muka batu harus dipilih
dan tidak boleh memperlihatkan tanda – tanda lapuk atau berpori

SPLIT
o Split adalah batu pecah (hasil olahan stone crusher) yang harus dapat
melalui ayakanberlubang persegi 25 mm dan tertinggal diatas ayakan
berlubang persegi 2 mm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 11


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o Split untuk beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI
1971 (NI-2) diantaranya: harus terdiri dari butir – butir yang keras,
tidak berpori, tidak pecah / hancur oleh pengaruh cuaca.
o Split harus cukup bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih
dari 3 %.
o Ukuran split yang digunakan tidak lebih dari 2 x 3 cm.

 PORTLAND CEMENT (NI-8, PBI 1971/ NI-2)


o Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan
dalam kantong utuh /baru.
o Bila digunakan PC yang telah lama disimpan harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang disetujui Konsultan
Pengawas dan direksi
o Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, begitu pula penempatannya harus ditempat kering
o PC yang yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai

KAYU
o Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat, dengan ketentuan
ketentuan segala sifat dari kekurangan – kekurangan yang
berhubungan dengan pemakaiannya tidak merusak atau mengurangi
nilai konstruks.
o Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu kelas 1 dan kelas 2
o Yang dimaksud dengan kayu mutu kelas 1 adalah kayu yang
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
 Harus kering udara
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga
tidak boleh lebih dari 3,5 cm
 Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari
1/10 dari tinggi balok
 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu,
dan retak – retak dalam lingkaran tumbuh tidak melebihi 1/5
tebal kayu
 Miring arah serat (tangensial 0 tidak boleh melebihi dari 1/10
o Yang disebut kayu mutu kelas 2 adalah kayu yang tidak termasuk
dalam mutu kelas 1, tetapi memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
 Kadar lengas kayu tidak lebih 18 %.
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga
tidak lebih dari 5 cm
 Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari
1/10 tinggi balok
 Retak – retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal
kayu dan retak – retak menurut lingkaran tumbuh, tidak boleh
melebihi 1/4 tebal kayu
 Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/7
o Bahan – bahan kayu berlapis :
 Teakwood harus berkualitas baik, corak maupun seratnya
harus terpilih dan warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu
jati terpilih yang baik
 Plywood / tripleks harus berkualitas baik corak maupun
seratnya, dan warnanya merata dengan lapisan yang padat

 BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/NI-3)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 12


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik – pabrik baja yang
dikenal dan yang berbentuk batang – batang polos atau batang –
batang yang diprofil (besi ulir)
o Mutu baja tulangan yang dipakai U24 (besi polos) untuk tulangan yang
lebih kecil dari diameter 16 mm, dan mutu baja U32 (besi ulir) untuk
tulangan yang lebih besar atau sama dengan diameter 16 mm.
o Ukuran besi dalam pelaksanaan harus sama dengan ukuran dalam
gambar (ukuran penuh/ full)
o Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak berlapis
seng.

 B E T O N ( PBI 1971/ NI-2)


o Campuran beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga
menghasilkan kekuatan tekan karakteristik yang disyaratkan untuk
beton yang bersangkutan.
o Yang dimaksud dengan kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan
tekan dari jumlah besar hasil – hasil pemeriksaaan benda uji.
o Kekuatan beton adalah kekuatan tekan yang diperoleh dari benda uji
kubus, yang berisi 10 cm pada umur 28 hari.
o Benda – benda kubus harus dibuat dari cetakan/ mal besi plat yang
licin sehingga diperoleh bidang permukaan kubus yang rata. Setiap
interval 5 m3 beton harus diambil 1 (satu) benda uji. Benda – benda uji
tersebut ditest pada saat :
 umur 3 hari sebanyak 3 buah
 umur 7 hari sebanyak 3 buah
 umur 19 hari sebanyak 3 buah
 umur 28 hari sebanyak 3 buah
o Cetakan kubus harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dengan
mudah dilepas dari betonnya, kemudian diletakkan di atas bidang
yang rata dan kedap air
o Adukan beton untik benda – benda uji harus diambil langsung dari
mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat lain yang
tidak menyerap air. Bila dianggap perlu adukan beton diaduk lagi
sebelum dituangkan kedalam cetakan.
o Kubus – kubus atau benda uji yang telah dicetak, harus disimpan di
tempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah
selama 24 jam setelah kubus – kubus tersebut dilepas dengan hati –
hati dari cetakannya, atas seizin Konsultan Pengawas.
o Setelah itu masing – masing kubus tersebut diberi tanda seperlunya
dan disimpan di tempat dengan suhu yang sama dengan suhu udara
luar sampai pada saat pemeriksaan.
o Kubus – kubus tersebut pada umur yang disyaratkan diuji oleh
laboratorium yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan direksi
atas biaya kontraktor.
o Campuran beton yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
 Untuk beton non structural digunakan campuran dengan
perbandingan 1 PC : 2 pasir : 3 Split
 Untuk beton structural dipergunakan beton mutu K-225 dengan
perbandingan adukan – adukannya harus dibuat mix design
dari laboratorium beton dan harus sesuai dengan ketentuan
yang ada dalam gambar.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 13


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

 Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian


slump, dengan sebuah kerucut terpancung (Abrams). Nilai –
nilai untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut table 441
PBI 1971 / NI-2

 BAJA PROFIL/ BAJA KONSTRUKSI (PPKBI 1980)


o Baja konstruksi atau baja bangunan terdiri dari baja gilas, baja tempa
dan baja tuang. Yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah baja
gilas. Baja gilas terbagi dalam :
 Baja yang diperdagangkan, yang harus memenuhi syarat –
syarat pengujian, penelitian, pengukuran dan penimbangan
 Baja konstruksi yang harus memenuhi syarat – syarat
pengujian : penelitian, pengukuran, penimbangan, pengujian
tarik, pengujian lentur dalam keadaan dingin.
o Baja beton seperti telah dijelaskan sebelumnya
o Syarat – syarat pengujian
o Pada pengujian penelitian, pengukuran harus memenuhi syarat –
syarat sebagai berikut :
 Baja gilas berbentuk berbentuk profil, strip dan plat harus halus
permukaannya tanpa kerak – kerak, rengat – rengat,
gelembung – gelembung, kerutan – kerutan dan cacat lainnya.
 Penggilasan baja ke dalam bentuk – bentuk profil, batang dan
strip yang dikehendaki harus dilakukan dengan teliti.
 Permukaan baja siku harus bersih dari serpihan dan
pertemuan bidang – bidang yang rata harus 90 derajat bidang
luas dan kedua flems dari baja profil I harus sejajar.
 Baja tulangan beton harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971
 Cacat – cacat ringan pada permukaan yang tidak mengganggu
penggunaan bahan tersebut dapat diizinkan antara lain bekas
– bekas gilas dan rengat – rengat kecil pada permukaan boleh
dibersihkan, asalkan alur – alur yang timbul karenanya tidak
menyebabkan penyimpangan tebal yang lebih besar dari pada
diizinkan.

 BATA MERAH
Bata merah yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang tertera
dalam NI-10 atau secara singkat sebagai berikut :
o Bata merah harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas
o Ukuran bata yang dikehendaki : 220 mm panjang, 110 mm lebar, 55
mm tebal
o Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan, warna
penampang harus sama dan berwarna kemerah – merahan
o Bidang – bidangnya harus rata, sudut atau rusuk – rusuk harus siku
(90 derajat) dan bidangnya tidak boleh retak – retak
o Berat satu sama lain harus sama yang berarti berat, pembakaran dan
pengadukan sama dan sempurna
o Suara bila dipukul dengan benda keras akan berbunyi nyaring

III. SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN BANGUNAN

3.1 PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH


PEMERIKSAAN SITE
Sebelum memulai pekerjaan, kontrkator harus meninjau site untuk memeriksa
keadaan dan situasi yang ada serta bahan – bahan yang akan digunakan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 14


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

 PEMBERSIHAN PEMBONGKARAN
o Pekerjaan bongkaran pada lokasi pekerjaan antara lain lantai, plafond
ducting, partisi kayu & partisi kaca semua dilakukan dengan baik dan
tidak mengganggu lingkungan setempat.
o Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai, Kontraktor harus
mengajukan metode kerja dengan jadwal dan rencana kerja yang
matang untuk semua aspek baik teknis maupun pengalokasian waktu
pemindahan aset kantor yang masih akan digunakan
o Hasil bongkaran harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan
Berita Acara
o Penyerahan dan selanjutnya disimpan dilokasi yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas.
o Semua biaya yang timbul dari pemindahan dan bongkaran serta
pengamanan hasil bongkaran menjadi tanggungan Kontraktor.

 POHON – POHON DAN TANAMAN


o Kontraktor tidak diperkenankan untuk menebang, memotong, atau
merusak pohon dan tanaman, kecuali yang berada pada daerah yang
akan digali, atau yang jelas ditandai dalam gambar untuk disingkirkan.
o Apabila oleh karena sesuatu alas an terpaksa harus ditebang atau
dipotong, maka kontraktor harus memperoleh izin secara tertulis
terlebih dahulu dari pemberi tugas.
o Pohon – pohon dan tanaman yang tidak boleh ditebang dan
kemungkinan akan rusak akibat pelaksanaan pekerjaan, harus
dilindungi dengan tiang – tiang kayu yang kokoh dan dikat dengan
kawat sehingga pohon tersebut dapat terlindungi dengan baik

 TITIK DUGA / TITIK PIEL


o Titik piel bangunan (0,00) untuk gedung baru ditetapkan 80 cm lebih
tinggi dari titik piel jalan umum didepan bangunan.
o Patok – patok tetap dan sumbu bangunan akan ditetapkan oleh
konsultan pengawas bersama – sama dengan kontraktor.
o Patok – patok yang telah terpasang harus dijaga dan dipelihara oleh
kontraktor selama pekerjaan berlangsung. Patok - patok tersebut
dibuat dari beton untuk patok utama (BenchMark)
o Pengukuran bangunan selanjutnya harus dikerjakan oleh kontraktor
atas dasar sumbu dan patok – patok tetap yang telah ditentukan.

3.2 PASAL 2 PEKERJAAN BOUWPLANK DAN UKURAN – UKURAN UTAMA


o Bouwplank harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu sewaktu pelaksanaan pekerjaan
o Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas 2 sekeliling pondasi
dengan ukuran 2,5 x 20 cm, diserut pada bagian atasnya dan dipaku
pada patok - patok kayu ukuran 5/7 cm yang dipancangkan kuat
kedalam tanah sedalam minimum 50 cm.
o Penguraian ukuran / sumbu – sumbu utama pada bouwplank harus
dilakukan dengan sepengetahuan konsultan pengawas / direksi
dengan memberikan tanda – tanda yang cukup jelas. tanda – tanda
tersebut harus dijaga dan dipelihara selama pekerjaan berlangsung

3.3 PASAL 3 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 15


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

Kupasan Tanah
Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk perataan tanah,
harus disesuaikan dengan ketinggian titik duga/ piel yang diminta, dan dilaksanakan
sebelum memulai pekerjaan bouwplank.

 Galian tanah
o Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, supaya orang
dapat bekerja dengan leluasa
o Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar
o Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus segera
memberitahukan secara tertulis pada konsultan pengawas/ direksi
untuk dipertimbangkan lebih lanjut
o Lereng galian tanah pondasi harus dimiringkan secukupnya untuk
menjaga agar tidak terjadi longsoran.
o Bila diperlukan penurapan, maka harus diadakan penurapan atas
biaya kontraktor
o Kelebihan tanah bekas galian pondasi, harus diangkat/ dibuang keluar
bangunan atas petinjuk konsultan pengawas/ direksi dan menjadi dan
menjadi tanggung jawab kontraktor

 Pekerjaan Urugan Sisi Pondasi


o Pekerjaan urugan tanah untuk sisi pondasi harus dilakukan dengan
tanah bersih, bebas dari sampah – sampah, akar – akar dan dapat
dipadatkan sambil disiram dengan air

 Urugan Tanah
o Setelah selesai pengupasan humus, lalu dipadatkan sampai dengan
95 % dari pada kepadatan (kering) maksimum .
o Urugan tanah harus tanah berwarna merah kecoklat – coklatan yang
baik dan bebas dari kotoran dan akar – akar pohon.
o Pengurugan lapis demi lapis (maksimum 15 cm), lalu dipadatkan
dengan alat pemadat (mesin gilas minimum 6 ton).
o Kontraktor harus mengatur kadar air agar dapat dicapai kepadatan
maksimum dan semua material lepas harus dipadatkan sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
o Semua timbunan (urugan) baik tanah maupun pasir, harus dipadatkan
minimal 95 % dari kepadatan (kering) maksimum .
o Kontraktor harus memasukkan biaya – biaya tersebut sehingga harga
satuan penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang
dimaksud.
o Hasil urugan harus baik dan rata diukur/ diperiksa dengan alat
theodolit/ waterpass

 Urugan Pasir
o Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi
syarat
o Urugan pasir harus dipadatkan sambil dibasahi.
o Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan di bawah pondasi dan di
bawah lantai
o Tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut harus sesuai
dengan gambar

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 16


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

3.4 PASAL 4 PEKERJAAN BETON


o Pekerjaan meliputi pekerjaan baton bertulang dan tidak bertulang
lengkap dengan bekisting atau tanpa bekisting.
o Semua pekerjaan beton harus mengikuti peraturan PBI 1971.
Persyaratan dalam standard minimum dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan gambar atau syarat – syarat lain dalam peraturan
dan syarat ini.
o Semen yang dicapai harus sejenis untuk seluruh pekerjaan atau lain
yang sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas atau direksi.
Semen yamg dibawa ketempat pekerjaan harus dalam kantong
tertutup dan terlindung dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
untuk pekerjaan. Penyimpanan harus pada tempat yang terlindung
terhadap segala cuaca.
o Penumpukan harus sesuai dengan urutan pengiriman, demikian pula
pemakaian semen tidak dizinkan memakai semen yang rusak atau
tercampur apapun.
o Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui
oleh konsultan pengawas atau direksi sebelum dipergunakan,
kontraktor harus memberitahukan sumber dari mana bahan tersebut
diambil.
o Untuk memenuhi karakteristik mutu beton maka sebelum pekerjaan
beton dimulai, terlebih dahulu harus diadakan mix desain di
laboratorium yang disetujui oleh konsultan pengawas atau direksi
o silinder tes (kubus) harus dibuat sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia 1971. Semua biaya – biaya pengetesan menjadi tanggunan
kontraktor.
o Beton bertulang K225 digunakan untuk seluruh konstruksi beton
kecuali untuk kolom praktis digunakan K175.
o Banyaknya air yang digunakan untuk campuran beton harus
disesuaikan dengan kebutuhan seperti yang diuraikan dalam PBI
1971, sehingga didapatkan konsistensi beton sesuai dengan
fungsinya.
o Beton tanpa tulangan (beton tumbuk 1 : 3 : 5) digunakan untuk lantai
kerja.
o Bekisting harus kuat, tidak bergoyang, tidak melendut, dan rata
(waterpass). Steger system scavolding (steger pipa besi), bekisting
yang dipergunakan harus terdiri dari kayu kelas 2 (dua) kualitas
terbaik atau setara dengan kayu samarinda dengan ukuran 5/7, 5/10,
dan 6/12.
o Semua permukaan bekisting berlapiskan multipleks 12 mm.
o Pada pekerjaan pembengkokan tulang besi beton, Kontraktor harus
membuat daftar bengkokan besi (buigstaat), sesuai dengan yang ada
pada gambar rencana.
o Besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat pengikat
sedemikian rupa sehingga tidak bergeser pada saat beton dicor.
o Tulangan harus beul – betul bebas dari bekisting dengan
menempatkan beton – beton pengganjal (beton tahu) yang mutunya
sama dengan beton yang akan dicor. Tebal beton pengganjal harus
disesuaikan fungsinya untuk tiap bagian pekerjaan dengan ketentuan
setiap m2 minimal terdapat 4 buah, dan tersebar merata.
o Penyambungan tulangan harus sesuai dengan peraturan – peraturan
yang tertera di dalam PBI 1971. Penyambungan pengelasan dengan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 17


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

alat mekanis harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari


konsultan pengawas atau direksi.
o Penggantian tulangan yang menyimpang dari gambar harus mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas atau direksi.
o Pada pembesian plat, antara berkas tulangan bagian atas dan bagian
bawah diharuskan memasang tahu besi ekstra pengatur jarak (besi Z/
kaki ayam) satu dengan lainnya berjarak maksimum 50 cm.
o Sebelum memulai pekerjaan pengecoran, harus diadakan
pemeriksaan terlebih dahulu oleh konsultan pengawas, untuk
memeriksa kebenaran pekerjaan penulangan, bekisting, system
penyambungan, kerapihan dan kekokohan bekisting, termasuk semua
peralatan yan akan digunakan.
o Pengecoran hanya dapat dilaksanakan dengan pengawasan
konsultan pengawas. Jika karena suatu alasan tertentu pengecoran
harus dihentikan, maka hal ini harus mendapat persetujuan tertulis
dari konsultan pengawas.
o Setelah pengecoran dilakukan, beton harus senantiasa harus
dilindungi terhadap perubahan temperature dan air hujan selama
minimum 14 (empat belas) dengan dibasahi secara kontinyu.
o Beton kolom yang berhubungan dengan batu pasangan harus
dipasang angkur dengan jarak satu sama lain minimal 50 cm.
o Tinggi jatuhya adukan beton tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu)
meter, kalau lebih maka harus menggunakan talang (corong) agar
adukan betontidak terpisah satu sama lain.
o Pembongkaran bekisting harus seizing konsultan pengawas atau
direksi yang dilaksanakan sedemikian rupa sehingga menjamin
sepenuhnya, sesuai dengan uraian pada PBI 1971.
o Untuk melanjutkan pengecoran apda celah – celah sambungan bidang
permukaan beton yang akan disambung harus dibasahi terlebih
dahulu dengan pasta semen cukup, sehingga penyambungan beton
dapat dijamin kelekatannya antara beton baru dan beton lama.
o Beton selama dalam proses pengerasan tidak diperkenankan untuk
dibebani, termasuk penyetelan, dan pemasangan steger diatasnya,
tanpa seizin Konsultan Pengawas (Direksi).
o Untuk menjamin homogenitas campuran beton maka disyaratkan nilai
slump test untuk semua pekerjaan beton adalah sesuai dengan table
4.4.1 PBI 1971 (HI-2).

 Pengadukan
o Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas tempat ( drum)
pengaduk banyaknya adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir
dari agregat yang dipakai dan nilai slump betonnya. Akan tetapi pada
umumnya diambil paling sedikit 1,5 menit setelah semua bahan -
bahan dimasukkan kedalam drum pengaduk. Setelah selesai
pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan warna yang
merata.
o Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimal misalkan terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian air
pencampur atau sudah mengeras sebagian atau sudah tercampur
dengan bahan – bahan asing maka adukan ini tidak boleh dipakai dan
harus disingkirkan dari proyek

 Pengecoran dan Pemadatan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 18


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o Untuk mencegah timbulnya rongga – rongga kosong dan sarang –


sarang kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pngecoran.
Pemadatan ini dapat dilakukan dengan menumbuk – numbuk adukan
atau memukul – mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk memakai alat
– alat pemadat mekanis (penggetar).
o Dalam hal pemadatan beton yang dilakukan dengan alat – alat
penggetar juga harus diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
o Pada umunya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan
dengan posisi vertikal, namun dalam keadaan khusus dapat
dimiringkan sampai 45 derajat.
o Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakkan arah horizontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan bahan.
o Harus dijaga agar jarum penggetar tidak mengenai bekisting atau
beton yang sudah mengeras. Karena itu tidak boleh dipasang kurang
dari 5 cm dari bekisting atau beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar jarum penggetar tidak mengnai tulangan agar tidak
terlepas dari betonnya dan getaran tidak merambat kebagian – bagian
lain yang betonnya telah mengeras.
o Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum
penggetar. Oleh karena itu untuk pengecoran bagian – bagian
konstruksi yang sangat tebal, harus dilakukan lapis demi lapis,
sehingga tiap lapisan dipadatkan dengan baik.
o Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan tempak
mulai mengkilap disekitar jarum (air semen mulai terpisah dari
aggregatnya). Umumnya kondisi ini dicapai setelah penggetaran
berlangsung selama ± 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh
dilakukan cepat, agar rongga jarum dapat terisi kembali dengan
adukan. Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa
agar daerah – daerah pengaruhnya saling menutupi.

 Alat Pengaduk
o Pengadukan beton harus menggunakan Ready Mix untuk Plat Lantai
yang dilengkapi dengan concrete pump.
o Kontraktor harus menyediakan Beton molen yang cukup kapasitasnya
sesuai kebutuhan untuk pengecoran konstruksi lainnya
o Kontraktor harus membuat uraian pelaksanaan, rencana penempatan
alat dan brosur peralatan yang akan digunakan untuk mendapatakan
persetujuan konsultan pengawas atau direksi
o Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan air kerja yang
cukup kapasitasnya dan sesuai kebutuhan

 Pengangkutan
o Pengangkutan vertikal untuk pendistribusian material menggunakan
katrol yang cukup memadai dengan kebutuhan proyek

3.5 PASAL 5 PEKERJAAN DINDING BATA


o Bahan batu bata yang akan dipergunakan harus diajukan terlebih
dahulu kepada direksi atau konsultan pengawas untuk mendapatkan
persetujuan
o Sebelum dipergunakan, batu bata harus direndam terlebih dahulu
kedalam air sampai jenuh bidang dinding bata setengan batu yang
luasnya lebih dari 12 m2, harus dipekuat dengan kolom praktis yang
ukurannya sesuai dengan tebal dinding

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 19


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o Harus disediakan bobokan – bobokan bilamana perlu untuk pekerjaan


instalalasi air, listrik, dsbnya
o Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom dan balok
beton, harus disediakan stek – stek (angkur) dengan jarak masing
masing 50 cm
o Dinding bata yang direncanakan kedap air (trasram), menggunakan
campuran 1 PC : 3 Pasir
o Semua dinding pasangan bata menggunakan campuran spesie 1 PC :
5 Pasir, kecuali untuk dinding – dinding pasangan trasram setinggi 20
cm diatas lantai menggunakan Campuran 1 PC : 3 Pasir
o Klos – klos, potongan – potongan kayu yang tertanam didalam dinding
harus terpasang dengan kuat, tanpa merusak pekerjaan dinding itu
sendiri
o Pengadukan campuran untuk semua jenis pasangan harus
dilaksanakan secara mekanik (menggunakan beton molen)

3.6 PASAL 6 PEKERJAAN PLESTERAN


o Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan apabila telah
selesai pemasangan instalasi listrik, instalasi plumbing, dan instalasi
lainnya yang dianggap perlu
o Bidang – bidang yang akan diplester, harus dibersihkan terlebih
dahulu, kemudian disiram air sampai jenuh. Pada dinding – dinding
beton, apabila akan diplester, harus dikasarkan terlebih dahulu
permukaannya.
o Tebal minimum plesteran 15 cm dan maksimum 25 cm. ketebalan
lebih dari 25 cm harus diperkuat dengan kawat ayam yang ukurannya
disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi.
o Pekerjaan plesteran harus rata dan licin (tidak bergelombang)
o Semua sudut, tepi – tepi (pinggiran) dan bidang luar/ dalam harus rapi
(garis pertemuan /sudut harus lurus dan vertikal).
o Pekerjaan penyelesaian plesteran harus dibiarkan terlebih dahulu
minimal 3 (tiga) dan maksimal 7 (tujuh) hari baru dapat diaci/ plamur,
sebelum dicat.
o Campuran untuk adukan plesteran ini adalah 1 PC : 5 Pasir
sedangkan untuk plesteran bidang trasram 1 PC : 3 Pasir

3.7 PASAL 7 PEKERJAAN LANGIT LANGIT


o Dalam melaksanakan pekerjaan langit – langit, kontraktor harus
memperhatikan dan mempetimbangkan pekerjaan lain yang berkaitan,
seperti pekerjaan instalasi baik listrik maupun plumbing.
o Rangka langit – langit yang dipasang sesuai dengan pola yang
terdapat dalam gambar
o Detail langit – langit harus dibuat rapi, baik siar – siar/ pertemuan
sambungannya maupun pada pertemuan antar langit – langit dengan
dinding dipasang list profil.
o Kontraktor diwajibkan membuat bagian langit – langit yang dapat
dibuka tutup, yang terletak pada salah satu bagian yang tidak terlalu
menonjol.

 Bahan langit – langit :


o UPVC Ukuran lebar 20.cm panjang disesuaikan dengan lapanagn
o Calsiboard Board uk.1220x2440x9 untuk ruang plafond Luar
o Rangka dari Besi Hollow 40x20x1,2 mm dan 40x20x1,2 mm

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 20


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o List Plafond Kayu Propil 5 cm untuk semua ruangan.

 Cara pemasangan
o Untuk Calsiboard dan listnya sesuai dengan petunjuk dari pabrik
o Pemakuan plafond Calsiboard dengan alat tembak
o Untuk lantai 01 rangka langit – langit tersebut digantung pada balok
beton dan lantai beton dengan menggunakan rangka penghubung
rangka yang tembak dengan baut beton pada balok dan lantai beton
o Untuk lantai 02 rangka langit – langit digantung pada rangka kuda –
kuda dengan menggunakan rangka penghubung yang dibaut pada
rangka kuda – kuda
o Pemasangan harus mempertimbangkan adanya peralatan yang
dipasang di langit – langit antara lain : armatur lampu, diffuser AC (jika
ada), loudspeaker (jika ada) dan fire protection (jika ada).
o Rangka langit – labgit baru boleh dipasang jika semua instalasi yang
ada di atas telah terpasang, agar semua instalasi tidak boleh
membebani rangka langit – langit.
o Bahan langit – langit yang dipasang harus baru, tidak cacat, retak –
retak, melengkung, pemasangan harus memakai sarung tangan yang
bersih
o Pertemuan langit – langit dengan dinding, kolom, dan bidang – bidang
tegak lainnya (misalnya pada peralihan ketinggian langit – langit)
dengan lampu yang rata langit – langit (built – in) dan lainnya harus
sesuai dengan gambar

 Hasil akhir yang dikehendaki


o Langit – langit harus datar pada ketinggian yang ditentukan, garis –
alur yang ditimbulkan oleh pertemuan – petertemuan bidang plafond
harus lurus dan saling tegak lurus.
o Garis – garis alur harus sejajar atau tegak lurus dengan sumbu –
sumbu bangunan.
o Garis alur harus sama besarnya
o Rangka plafond tidak boleh kelihatan
o Warna maupun tekstur harus bersih dan terang. Pemilihan warna akan
ditentukan oleh konsultan pengawas dan direksi
o Letak armatur yang teratur dan seimbang

3.8 PASAL 8 PEKERJAAN KUSEN, PINTU / JENDELA DAN PARTISI


o Lingkup Pekerjaan
o Meliputi pengadaan, pemasangan dan penyetelan bahan kusen pintu,
terdiri dari :
 Rangka kusen pintu dan Jendela
 Daun Pintu dan jendela
 Kunci, engsel dan handle
 Bahan kusen
 Kayu Kls II setara
 Ukuran kusen mengacu pada gambar detail – detail kusen
 Warna ditentukan kemudian
o Untuk pintu utama menggunakan Pintu Panil Kayu Kls II
o Untuk pintu KM/WC menggunakan pintu PVC
o Jenis penggantung, pengunci, letak dan fungsinya disesuaikan
dengan gambar :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 21


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

 Grendel KM/ WC
 Engsel + Grendel Jendela
 Expanoglet, Engsel Pintu / Jendela semua pintu dan jendela
o Contoh bahan harus diajukan dulu kepada direksi.

3.9 PASAL 9 PEKERJAAN KAYU


Pengadaan & pemasangan daun pintu
Penggunaan daun pintu panil digunakan kayu kelas II

 Ukuran
o Ukuran Kayu yang belum dikerjakan mempunyai ukuran minimum
sesuai dengan persyaratan di dalam gambar. Kecuali diperkenankan
sedikit perbedaan akibat yang disebabkan oleh Produksi Pabrik.

 Daun pintu
o Terdiri dari Kayu Bayam atau yang sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar. Semua sambungan harus diselesaikan dengan baik
dan diperkuat dengan baik. Setiap daun pintu harus dilengkapi dengan
2 (Dua) buah engsel dengan ring nilon.

 Hasil akhir yang diharapkan


o Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan kusen, daun pintu dan
jendela adalah :
 Bentuk dan letak harus sesuai dengan gambar
 Angkur – angkur harus terpasang dengan kokoh
 Semua daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah serta semua perlengkapan yang mengikutinya
dapat berfungsi dengan baik

3.10 PASAL 10 PEKERJAAN BESI

 Lingkup pekerjaan
o Meliputi pengadaan angkur, begel, baut – baut lengkap dengan mur,
plat penjepit, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan petunjuk
gambar.
o Pembuatan grill – grill penutup saluran pembuangan air kotor,
Pengadaan dan pemasangan railing tangga dan Pengadaan dan
pemasangan teralis jendela

 Bahan
o Semua bagian baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama
kualitasnya yaitu,
 Baja jenis ST37 dengan tegangan tarik putusbaja minimum
3700 kg/ cm2.
 Batang profil harus bebas dari karat, lobang lobang bengkokan,
puntiran atau cacat perubahan bentuk lainnya
o Baut – baut atau mur digunakan harus baut hitam dengan tegangan
las minimum 1400 kg/cm2 atau minimal sama sengan mutu baja
digunakan
o Elektroda lasa digunakan harus diambil dari grade A (best heavy
coated type). Batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar
atau sama dengan 6 mm (1/4 “) dan selalu dijaga agarselalu dalam
keadaan kering

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 22


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

 Syarat Pelaksanaan
o Sistem pengerjaan harus baik dimana semua pekerjaan harus bebas
puntiran, tekukan dan lubang terbuka. Semua ukuran harus tepat
o Semua detail sambungan harus rapi dan kokoh. Semua kelengkapan
walupun tidak diperlihatkan dalam gambar, demi kesempurnaan
pekerjaan maka wajib diadakan
o Kontraktor diharuskan mengambil ukuran sebenarnya dilapangan dan
tidak hanya dari gambar kerja, untuk memasang pekerjaan
ditempatnya , terutama untuk bagian – bagian yang terhalang benda
lainnya.
o Semua pekerjaan yang buruk harus diganti
o Pekerjaan baja harus dilindungi dari pengaruh – pengaruh udara,
hujan dan lainnya dengan cara yang memenuhi syarat
o Semua bagian besi baja jika telah selesai dan akan segera dipasang
maka diberi perlindungan dengan cat anti karat.

3.11 PASAL 11 PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

 Bahan
Kunci dan grendel
o 1.Kunci tanam 2 slaag untuk semua pintu kecuali untuk pintu WC/KM
digunakan 1 slaag.
o Dengan kualitas terbaik atau setara dengan merk yale,
o Grendel putar dipergunakan untuk pintu WC/KM kualitas terbaik atau
setara dengan merk alpha ex jepang
o Grendel tanam untuk pintu dua daun dengan kualitas ex jepang

 Engsel
o Untuk semua pinu dipergunakan engsel kualitas terbaik atau setara
dengan merk ARCH ex jepang dengan ring nilon
o Untuk semua daun jendela dipakai engsel yang sama dengan engsel
yang dipasang pada pintu semua alat penggantung dan pengunci
harus kualitas terbaik sesuai dengan persetujuan konsultan
pengawas/ direksi. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan brosur
dari setiap alat yang digunakan kepada konsultan pengawas atau
direksi.

 Cara Pemasangan
o Sekrup – sekrup untuk pemasangan harus dari bahan yang cocok dan
sesuai dengan peralatan yang digunakan. Tidak diperkenankan untuk
memasang mati sekrup, tetapi cukup dengan membor lubang untuk
sekrup. Semua skrup yang rusak pada saat pemasangan harus
diganti.

3.12 PASAL 12 PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

 Bahan
o Semua keramik lantai dan dinding harus dari kualitas terbaik/ Kw.1
dari setiap produksi :
 Lantai Km/ Wc menggunakan tegel 25 x 25 cm.
 Lantai ruang kerja menggunakan tegel 40 x 40 cm.
 Dinding Km menggunakan tegel 20 x 25 cm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 23


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o Ubin yang terpasang harus dalam keadaan baik, berwarna seragam


dan tidak cacat, bergelombang. Kerusakan/ cacat yang disebabkan
oleh cara pemasangan harus diganti.
o Warna akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas/ direksi.

 Lapisan dasar
o Lapisan dasar di bawah lantai keramik lantai terdiri dari pasir urug
yang dipadatkan kemudian dilapisi rabat beton yang dipasang melebar
kemudian semen rabat dengan tebal 5 cm dengan adukan sesuai
persyaratan.

 Pemeriksaan
o Sebelum pemasangan ubin, kontraktor wajib memeriksa persiapan –
persiapan lapisan dasarnya, terutama lapisan pasir. yang harus
dijamin tingkat kepadatan dan ratanya. Semua pipa – pipa, saluran
dan instalasi yang melewati di bawahnya harus sudah terpasang pada
tempatnya dan akan diperiksa oleh konsultan pengawas sebelum
pemasangan ubin keramik.
o Semua pekerjaan dinding , plafond harus telah selesai baru lantai
dibawahnya dikerjakan
o Contoh bahan yang digunakan terlebih dahulu harus diajukan kepada
konsultan pengawas/direksi intuk mendapat persetujuan.

 Adukan
o Adukan untuk pasangan ruang basah adalah 1 PC : 3 Pasir,
sedangkan untuk ruang – ruang kering 1 PC : 4 Pasir. dengan tebal 2
– 3 cm.
o Adukan untuk siar – siar adalah campuran semen dengan air dengan
warna yang serasi dengan warna keramik dipasang.

 Cara pemotongan
o Pemotongan ubin keramik sedapat mungkin dihindari, akan tetapi jika
terpaksa, pemotongan jangan lebih kecil dari 1/2 ukuran, keculai jika
ditentukan lain dari gambar. Pemotongan harus rata tanpa piringan
yang menonjol atau gempol.

 Cara pemasangan
o Ubin dipasang diatas adukan setengah kering yang disyaratkan pada
RKS ini.
o Sambungan sambungan (siar) harus rata dan lurus serta
pertemuannya saling tegak lurus satu sama lain. Siar dibuat setebal 1
– 3 mm. dengan adukan semen warna setelah adukan pertama
memenuhi siar secara padat. Segera setelah pemasangan ubin
selesai lantai dibersihkan dengan serbuk gergaji, untuk
menghilangkan bekas – bekas campuran atau adukan yang
menempel.
o Permukaan harus rata, tegak lurus satu dengan yang lain permukaan
harus waterpass.
o Plesteran yang akan dipasangi keramik, dalam keadaan setengah
kering, digores, dikasarkan dengan sisir seng.

3.13 PASAL 13 PEKERJAAN KACA


KACA PINTU DAN JENDELA

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 24


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

 Bahan
o Kaca jendela luar dari Kaca polos dengan tebal 6 mm.
o Kaca doff (buram) tebal 5 mm untuk ventilasi KM/ WC.

 Cara pemasangan
o Tempat pemasangan kaca harus dibersihkan sebelum dilakukan
pemasangan kaca. Kaca harus dipotong dengan diberi sedikit
toleransi untuk pemuaian, dipasang dengan kist kaca yang sesuai
dengan gambar.

 Perbaikan dan pembersihan


o Kaca yang telah terpasang harus dibersihkan. Jika ada kaca yang
cacat retak, tergores atau pecah harus segera diganti.

 KACA CERMIN
Bahan
o Kaca cermin yang digunakan harus berkualitas baik dan mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas dan direksi.

 Cara pemasangan
o Bagian dinding yang akan dipasangi kaca cermin harus bersih dan
kering
o Sistem pemasangan kaca cermin dilakukan dengan klem dan system
sekrup anti karat yang sesuai dengan brosur dan atas persetujuan
konsultan pengawas dan direksi.

3.14 PASAL 14 PEKERJAAN CAT.


Bahan dan syarat – syarat
o Kontraktor harus menyediakan surat dari pabrik cat yang
bersangkutan untuk menegaskan bahwa cat yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini adalah asli dari pabrik tersebut. Pengerjaan pengecatan
harus mengikuti petunjuk – petunjuk atau prosedur pemakaian yang
ditentukan dari pabrik cat tersebut.

 Jenis bahan dan persyaratannya


o Cat kayu yang dipergunakan harus dari kualitas baik atau setara
dengan produksi ICI
o Paint/ Nippon Paint
o Cat besi yang dipergunakan adalah kualitas baik atau setara dengan
produksi ICI Paint
o Cat Tembok yang dipergunakan adalah kualitas terbaik atau setara
Pacific Paint
o Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai atau selambat – lambatnya 2
minggu sebelumnya, kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang
akan dipergunakan serta brosur cara pelaksanaannya kepada
Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
Demikian pula pemilihan warna akan ditentukan kemudian oleh
konsultan pengawas bersama – sama dengan direksi.

 Pengecatan permulaan
Cat dasar kayu

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 25


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

o Kontraktor harus memeriksa bidang yang akan dicat sebelum memulai


pekerjaan dimana permukaan kayu harus bersih dan licin. Permukaan
harus dibersihkan dari debu atau kotoran lainnya.

 Cat dasar besi


o Segera setelah permukaan besi yang akan dicat dibersihkan, diberi
cat meni sebanyak 2 kali dengan tebal 3 – 35 micron.
o Besi yang sudah dicat sebelum pengiriman harus diperiksa terhadap
cacat. Cat dasar yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan
dengan sikat baja sampai bersih. Semua besi yang terbuka harus
dicat seperti yang telah disebutkan diatas.

 Cat dasar tembok


o Plesteran harus diberikan kesempatan maksimum untuk
mengeringsebelum pengecatan dimulai. Pengecatan dasar dimulai
dengan mengaci tembok sampai rata betul permukaannya. Bidang
dan permukaan yang telah diaci harus diratakan/ dihaluskan dengan
kertas gosok sampai permukaannya benar – benar halus dan licin.
o Semua plesteran yang cacat harus dibuang dan diperbaiki kembali
dengan plesteran yang sejenis. Retak – retak kecil harus ditutup,
sedangkan retak – retak besar harus dibongkar dan dipasang kembali
sampai betul – betul rata permukaannya dan sama dengan
permukaan sekitarnya sebelum diaci.

 Pengecatan Finisihing
Pengecatan Kayu
o Pengecatan kayu dilakukan sebanyak dua kali dengan warna yang
disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi

 Pengecatan Besi
o Permukaan besi dicat sebanyak dua kali sampai mengkilat

 Pengecatan tembok
o Untuk seluruh bidang tembok dicat sebanyak dua kali.

3.15 PASAL 15 PEKERJAAN ATAP

 Lingkup pekerjaan
o meliputi pekerjaan kuda – kuda, rangka atap

 Kuda – kuda
o Menggunakan Baja IWF4000x200x8x13 dan Gording menggunakan
C.125x50x20x2.3 Standart dengan SNI Disesuaikan dengan gambar
DED.

 Atap Metal Roof


o M enggunakan Atap UPVC 10 mm dan Nok menggunakan UPVC
10.mm

3.17 PASAL 16. PEKERJAAN SANITAIR


o Kloset Jongkok dan Duduk menggunakan merk Toto atau setara
o Wastafel menggunakan merk Toto atau setara

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 26


PEKERJAAN PEMBANGUNAN UPI COLD STORAGE DAN ABF
RKS
MUARA BARU - JAKARTA

3.18 PASAL 17. PEKERJAAN LISTRIK


o Material Listrik Menggunakan Bahan setara Panasonic atau Broco
o Untuk kabel menggunakan Eterna 1,5 mm dan 2,5 mm untuk induk,
sementara pipa menggunakan Pipa 5/8 SNI.
o Untuk Lampu 18 Watt menggunakan Setara Philips.
o Untuk Sambungan Listrik menggunakan Daya 66000 Watt

3.19 PASAL 18. PEKERJAAN PENGADAAN MESIN

 . KETENTUAN – KETENTUAN LAIN


o Setiap hendak memulai pekerjaan terlebih dahulu disetujui oleh
direksi/pengawas lapangan dan dicatat pada buku harian.
o Pelaksana harus mengisi buku harian setiap hari tentang jenis
kegiatan/bahan yang masuk, tenaga kerja, keadaan cuaca dan
ditanda tangani bersama pengawas lapangan.
o Lain-lain pekerjaan yang tidak jelas, baik dalam gambar maupun
bestek, akan tetapi pekerjaan tersebut masih ada kaitannya dengan
pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan dengan tidak
memperhitungkan pekerjaan tambahan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT - 27


PASAL 20. SYARAT-SYARAT MEKANIKAL & ELECTRIKAL

20.1 SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. Spesifikasi Teknis Umum


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat izin
mengerjakan instalasi dari instansi yang berwenang dan telah berpengalaman
dan dapat dibuktikan.

2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan saling mengikat.

b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan, sedangkan pemasangan harus dilaksanakan dengan
mempertimbangkan situasi ruangan yang ada untuk kemudahan
pemeliharaan di kemudian hari.

c. Gambar-gambar struktur dan arsitektur harus dipakai sebagai referensi


untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi ini..

3. Lingkup Pekerjaan

a. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi teknis maupun dalam gambar rencana di mana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan, maka akan merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
yang ada dalam spesifikasi ini tanpa adanya tambahan biaya.

b. Kontraktor harus melengkapi seluruh bagian dari sistem secara keseluruhan


sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

c. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor dinilai sudah memenuhi seluruh


sistem yang dikehendaki sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya
tanpa adanya kekurangan apapun juga, sehingga segala sesuatu sudah
merupakan tanggung jawab Kontraktor.

d. Pengurusan izin-izin dari instansi yang berwenang yang diperlukan untuk


melaksanakan pekerjaan, serta seluruh biaya yang diperlukan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 28


4. Koordinasi

a. Kontraktor harus bekerja sama dengan Kontraktor lainnya, agar seluruh


pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

b. Koordinasi yang baik perlu ada di antara Kontraktor, agar pekerjaan


Kontraktor tidak menghalangi kemajuan pekerjaan Kontraktor yang lain dan
demikian pula sebaliknya.

c. Apabila pelaksanan pekerjaan Kontraktor menghalangi pekerjaan Kontraktor


yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
sendiri.

5. Pelaksanaan Pemasangan / Penambahan / Pengurangan / Perubahan


Pekerjaan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus


menyerahkan gambar kerja / shop-drawings dan detailnya dalam cetak biru
ukuran A1 kepada Direksi / Pengawas sebanyak 3 (tiga) set untuk diperiksa/
disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor
dianggap telah memahami situasi dari pekerjaan lain yang berkaitan dengan
pekerjaan Kontraktor, termasuk gambar struktur dan arsitektur.

b. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan


kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Direksi / Pengawas.
Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan / instalasi yang
salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

c. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan


dengan kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Direksi / Pengawas.

d. Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan untuk disetujui oleh


Direksi / Pengawas sebelum dilaksanakan.

e. Perubahan material dan lain-lainnya, harus mendapat persetujuan dari Direksi


/ Pengawas secara tertulis sebelum dilaksanakan. Demikian pula pekerjaan
tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi /
Pengawas secara tertulis pula.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 29


f. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan izin pelaksanaan
pekerjaan kepada Direksi / Pengawas dengan melampirkan gambar yang
menunjukkan area pekerjaan untuk diperiksa/disetujui.

g. Seluruh bahan/material & peralatan yang masuk kelokasi proyek harus


diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Pengawas. Kontraktor harus
melampirkan bukti persetujuan bahan / material & peralatan serta surat
jalan yang asli.

6. Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran

a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan pekerjaan ini, harus dikembalikan kekondisi semula dan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Pembobokan, pengelasan, pengeboran tersebut di atas baru dapat


dilaksanakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas
secara tertulis.

7. Rapat Lapangan

Wakil Kontraktor atau Project Manager harus selalu hadir dalam rapat lapangan di
proyek yang diadakan oleh Direksi / Pengawas.

8. Persetujuan Material, Peralatan dan Dokumen yang Diserahkan

a. Umum
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan shop-drawings,
daftar bahan/material & peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas, paling lambat dua
minggu sebelum pekerjaan dimulai.

b. Daftar Bahan/Material & Peralatan


Suatu daftar yang lengkap untuk bahan/material & peralatan yang akan
digunakan dalam pekerjaan ini harus diserahkan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi / Pengawas, dilampiri brosur data teknis yang lengkap
dan performance dari peralatan.

Daftar bahan / material & peralatan yang diajukan harus memenuhi


spesifikasi ini.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 30


c. Seleksi Data

Untuk persetujuan bahan/material & peralatan, Kontraktor harus melengkapi


dengan seleksi data dan menyerahkannya dalam rangkap 3 (tiga).

Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur data teknis unit yang dipilih
dengan memberikan tanda (warna).

Data-data pemilihan meliputi:

- Manufacture Data : Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-


informasi yang tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan
pemenuhan spesifikasi.

- Performance Data : Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari


suatu tabel atau kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam
menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit
tersebut.

- Quality Assurance : Suatu pembuktian / pernyatakan dari pabrik atau


pemasok setempat terhadap kwalitas dari unit ini sudah mendapatkan
sertifikat pengujian kemampuan yang dikeluarkan oleh lembaga yang
terkait untuk produk tersebut dari Negara yang bersangkutan atau
Negara lain, dan sudah diproduksi beberapa tahun dan telah dipakai di
banyak tempat dengan hasil memuaskan.

d. Bahan/Material & Peralatan

1) Umum
Semua bahan / material & peralatan maupun kompenennya harus baru dan
sesuai dengan spesifikasi sebagaimana yang diuraikan pada gambar
rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi
secara teratur.

2) Bahan/Material & Peralatan harus buatan pabrik.

3) Penggantian Bahan / Material & Peralatan


Semua bahan/material & peralatan yang diajukan harus memenuhi
spesifikasi. Untuk bahan/material & peralatan yang sudah memenuhi
spesifikasi, oleh karena suatu hal yang tidak dapat dihindari terpaksa
harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf
dengan atau lebih baik daripada (equal to or better than) yang telah
disetujui sebelumnya. Bila Direksi / Pengawas ingin membuktikan bahwa
penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang
menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.

e. As-Built Drawings (Gambar Instalasi Terpasang)

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 31


Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set as-built drawings berupa gambar
kalkir ukuran A1 , 3 (tiga) set as-built drawings berupa gambar cetak biru
ukuran A1. 3 (tiga) set as-built drawings berupa gambar cetak biasa
ukuran A3. dan
1(satu) set as-built drawings dalam CD. Gambar as-built drawings ini harus
disajikan lengkap untuk instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-
gambar detail dan gambar potongan. As-built drawings ini harus
menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian
instalasi, referensi yang digunakan seperti kolom, dinding dan lain
sebagainya.

f. Penanggung Jawab Pelaksanaan


Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli, berpengalaman dan sanggup mengkoordinasi pekerjaan, serta
harus selalu berada setiap hari di lapangan, dan bertindak sebagai wakil dari
Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis
dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh Direksi / Pengawas. Penanggung- jawab tersebut di atas
juga harus selalu berada di tempat pekerjaan pada saat diperlukan /
dikehendaki oleh Direksi / Pengawas.

g. Laporan – laporan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Pengawas dalam rangkap
2 (dua) mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Laporan harian dan
bulanan.
- Hasil pengetesan instalasi
- Hasil pengetesan
peralatan - Hasil
pengetesan kabel.

9. Testing & Commissioning


a. Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi atau peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi persyaratan.

b. Semua bahan/material dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan


testing tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 32


10. Serah Terima Pekerjaan & Masa Pemeliharaan
a. Kontraktor harus menyerahkan dokumen-dokumen lengkap pada saat serah
terima pertama pekerjaan berupa:
1) As-built drawings
2) Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain:
- Brosur teknis (performance, kurva dll)
- Pedoman operasi
- Pedoman pemeliharaan
- Electrical wiring / control
3) Nama-nama perusahaan pemasok peralatan dan material yang terlibat
dalam proyek ini lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
4) Data laporan pengujian
5) Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi (1 asli dan 2 copy) 6) Suku
cadang peralatan.

Semua butir 1) s/d 6) harus dijilid dalam satu kesatuan dan diserahkan
sebanyak 3 (tiga) set kepada Direksi / Pengawas.

b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 1 (satu) tahun terhitung
sejak saat serah terima pertama.

c. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi segala


kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya, kecuali kalau terjadi
salah pengoperasian yang dapat dibuktikan.

d. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh pekerjaan yang selesai dilaksanakan


masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak melaksanakan


teguran dari Direksi / Pengawas untuk perbaikan / penggantian / penyetelan
yang diperlukan, maka Direksi / Pengawas berhak menyerahkan perbaikan /
penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.

f. Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik


sehingga dapat mengetahui sistem instalasi secara keseluruhan dan
pengoperasiannya serta dapat melaksanakan pemeliharaannya sendiri.

g. Serah terima pertama dari pekerjaan ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda-tangani bersama
oleh Kontraktor dan Direksi / Pengawas.

h. Serah terima kedua, setelah masa pemeliharaan instalasi ini berakhir,


dilakukan dengan membuat Berita Acara Serah Terima Kedua yang
ditandatangani oleh kedua belah Pihak yang menyatakan bahwa pekerjaan
ini telah dilaksanakan dengan baik dan Kontraktor telah melaksanakan
kewajibannya dalam masa pemeliharaan dan Pemberi Tugas dapat

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 33


menerima hasil pekerjaan ini. Berita Acara ini hanya dapat dibuat setelah
Kontraktor melaksanakan semua kewajibannya dalam Kontrak termasuk
menyerahkan semua Surat Izin dan/atau Pengesahan dari instansi
berwenang misalnya dari Departemen Tenaga Kerja dan/atau instalatir
bersertifikat sehingga instalasi yang dikerjakan ini dapat dipakai tanpa
menyalahi ketentuan atau peraturan yang berlaku.

11. Pemeriksaan Rutin dan Khusus

a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh


Kontraktor secara periodik dan minimum 1 kali dalam seminggu.

b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh


Kontraktor, apabila ada permintaan dari Direksi / Pengawas atau pemilik
atau bila ada gangguan dalam instalasi.

c. Teknisi Kontraktor harus sudah tiba di lapangan paling lambat dalam waktu 1
x 24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan
kepada Kontraktor lain dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.

12. Garansi

a. Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama 1
(satu) tahun terhitung semenjak tanggal serah terima pertama.

b. Semenjak serah terima pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila
terjadi kerusakan atau kegagalan pekerjaan, Kontraktor wajib mengganti
atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.

c. Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti
maka garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut.

d. Bila terjadi kerusakan pada peralatan-peralatan utama (contoh: motor


compressor terbakar) maka motor tesebut harus diganti baru dan tidak boleh
wiring-nya digulung ulang.

Pasal 20.2
PEKERJAAAN LISTRIK DAN PENERANGAN DALAM RUANG

1. Umum

a.Kontraktor wajib mengadakan dan melakukan pemasangan bahan dan


peralatan yang diperlukan dengan baik dan rapi, serta melakukan pengujian
dan penyetelan pada bagian yang memerlukannya.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 34


b.Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan
baik dan sebagaimana mestinya.

2. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan/material & peralatan, alat-alat kerja,


tenaga kerja serta pemasangan:

a.SDP
b.Kabel dari KWH-meter PLN ( Panel utama tegangan rendah ) hingga ke SDP.
c.Kabel dari SDP ke panel-panel.
d.Panel-panel.
e.Kabel dari panel-panel ke setiap titik lampu, stop kontak, dan pompa.
f. Lampu, saklar, dan stop kontak.
g.Rak kabel hotdip galvanized.
h.Grounding.
i. Testing & Commissioning.

3. Bahan / Material & Peralatan

a.Panel Tegangan Rendah

1) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE / DIN dan juga
harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL 2000

2) Panel-panel harus dibuat dari plat baja minimum tebal 2 mm dengan


rangka besi dan seluruhnya harus diproses anti karat dan dicat dengan
cat bakar, warna abuabu.

Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan kunci.

3) Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen


dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu
dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa
mengganggu komponen-komponen lainnya.

4) Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar


phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir
dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 ºC.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PUIL 2000,

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 35


lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran
harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan.

5) Ampermeter dan voltmeter dengan ukuran (96 x 96 mm) dengan skala


linear dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur).

6) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan


dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi /
Pengawas.

Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah:

a) MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)


- Rated continuous current : sesuai gambar
- Tipe : Fixed mounted
- Number of pole : 3 pole/4 pole sesuai gambar
- Rated operating voltage : 380 / 415 Volt
- Rated frequency : 50 Hz
- Permitted ambient temp. breaking capacity : sesuai gambar pada
380/415 Volt.
- Operation Mechanism : Manual
- Over current protection : Adjustable / fixed atau
sesuai
gambar
- Short circuit protection : Adjustable / fixed atau
sesuai
gambar
- Auxiliary switch : 1 NO + 1 NC

b) MCB (Miniature Circuit Breaker)


- Rated continuous current : sesuai gambar - Rated operating
voltage : 220/380 Volt
- Number of pole : 1 pole / 3 pole
- Rated short circuit breaking capacity : sesuai gambar.

c) Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :


i. Trafo arus ii.
Ampere meter
iii. Voltmeter & voltmeter selector switch
(VSS) iv. H.R.C. Fuse
- Rated current : sesuai gambar
- Operating voltage : 380 V
- Frequency : 50 Hz
- Breaking capacity : 100 KA.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 36


d) Capasitor Bank yang akan digunakan adalah yang dilengkapi dengan
reactive power factor regulator dengan continuous digital power factor
display.

7) Box Panel minimum IP-55 .

b.Kabel Tegangan Rendah

1) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan


min. 0,6/1 kV (NYY), (NYFGbY) dan 0,5 kV (NYM).

2) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah : jenis


NYY dan NYFGbY.

3) Instalasi penerangan menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm 2 di dalam


High Impact Conduit dia. 20 mm.

4) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus


dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi / Pengawas.

5) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah: 2,5 mm 2 .

c.Grounding

1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BC = Bare


Copper Conductor).

2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal


berpenampang 50 % dari penampang kabel masuk (incoming feeder).

3) Electrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized


minimum diameter 20 mm, diujung pipa tersebut diberi / dipasang
copper rod dengan panjang 60 cm.

4) Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel adalah maximum 2


Ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.

d.Rak kabel hotdip galvanized.

1) Rak kabel harus terbuat dari bahan Mild Steel di Hot Dip Galvanized
dimensi sesuai gambar.

2) Cara pemasangannya harus digantung pada dak beton dengan besi


berulir (iron rod diameter 10 mm) yang di zinchromate 2 kali, dan dicat
finish dengan warna akan ditentukan kemudian di lapangan.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 37


3) Pada setiap belokan atau pencabangan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperlukan.

4) Kabel yang dipasang di atas rak kabel harus diklem (diikat) dengan
klem-klem kabel (pengikat kabel / cable ties) anti ultra violet.

5) Sebelum pemasangan rak kabel harus dikoordinasikan terlebih dahulu


dengan pekerjaan lainnya dan setiap rak kabel harus ditanahkan.

6) Jalur kabel yang lebih dari 6 buah diharuskan memakai rak


.

e.Konduit

Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact conduit, di mana
diameter dalam dari konduit minimum 1,6 kali diameter luar kabel.

f. Lampu.

1) Lampu TL (Fluorescent)
- Fluorescent tube yang digunakan adalah : cool day light
(type 54). - Ballast dari type low losses.
- Rumah lampu terbuat dari pelat baja yang diproses anti
karat dengan tebal minimum : 0,7 mm dan dicat bakar
warna putih.

2) Down Light
- Ballast dari type low losses.
- Housing atau shade terbuat dari Aluminum Alloy Sheet dengan
Alglass Finished.

g.Saklar dan stop kontak

-Saklar dan stop kontak khusus untuk pemasangan flush mounting.


-Saklar dan stop kontak minimum dengan kemampuan : 10 A/250 V.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan

a.Panel-Panel

1) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik


pembuatnya dan harus rata (horizontal).

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 38


2) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
cable gland dari karet.

3) Tahanan pentanahan panel adalah : maksimum 5 Ohm, yang diukur


setelah 3 hari berturut turut tidak turun hujan.

b.Kabel-kabel

1) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel


marking yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindetifikasikan
arah beban.

2) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindetifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 2000.

3) Kabel-kabel yang dipasang di shaft harus dipasang pada rak kabel,


diklem dan disusun yang rapih.

4) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali


pada kabel penerangan.

5) Untuk kabel dengan diameter 16 mm 2 atau lebih harus dilengkapi


dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

6) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm 2 atau lebih harus


mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.

7) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, di


mana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir urug setebal 10
cm, lalu di atas kabel diberi lagi pasir urug setebal 10 cm. Dan diatasnya
diberi batu yang khusus digunakan sebagai batu pelindung. Lebar
galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

8) Guna mencegah putusnya kabel dari akibat penurunan tanah


lingkungan, maka semua kabel yang masuk/keluar Bangunan yang
menggunakan tiang pancang harus diberi spare dengan cara
menggulung kabel bersangkutan didalam tanah dengan minimum
sebanyak 5 kali gulungan secara normal & wajar.

9) Semua kabel utama harus diletakkan di atas rak kabel.

10) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau


beton harus dibuatkan sleeve atau sparing dari pipa PVC dengan
diameter minimum 1,6 kali diameter luas kabel.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 39


11) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak harus
di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan sekrup untuk menutupnya.

c.Lampu saklar dan stop kontak.

1) Letak pasti dari lampu, saklar dan stop kontak disesuaikan dengan
kondisi lapangan.

2) Ketinggian saklar dari lantai 150 Cm, sedangkan ketinggian stop


kontak dari lantai 30 Cm, kecuali di area pelelangan ikan ketinggian stop
kontak dari lantai 150 Cm.

5. Produk

a. Komponen Panel Tegangan Rendah : MG Telemecanique atau setara


b. Kabel : Kabel Metal, Kabelindo,
Supreme,
Tranka.
c. Rak kabel : Noby, Metosu, Interack atau
setara
d. PVC rigid high impact conduit : Clipsal, Ega, Double H atau
setara
e. Saklar : Clipsal, MK, Legrand atau setara
f. Stop Kontak : Clipsal, MK, Legrand atau setara
g. Lampu : Philips, Artolite, Iwasaki atau setara
h. Relay : Omron atau setara
i. Alat Ukur : GAE atau setara.
j. Timer : Theben, National atau setara
k. Capacitor Bank : Nokia, MG atau setara
l. Water level control (WLC) : Omron atau setara

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 40


Pasal 20.3
PENERANGAN LUAR GEDUNG

Kontraktor wajib mengadakan dan melakukan pemasangan bahan dan


peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan sistem penerangan luar ruang
dengan baik dan rapi, serta melakukan pengujian dan penyetelan pada
bagian yang memerlukannya.

b. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara


keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan
baik dan sebagaimana mestinya.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi, akan tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:

- Lampu penerangan jalan, serta tiangnya


- Lampu sorot dan tiangnya
- Perkabelan
- Cable duct / sparring dari pipa PVC 10 kg/cm2
- Pull box dengan tutup dari besi tuang
- Pondasi tiang lampu
- Panel listrik luar ruang
- Pentanahan
- Material/pekerjaan pendukung yang diperlukan
- Testing dan comissioning

b. Kabel harus dipasang dengan penanaman langsung, kecuali untuk kabel


yang melalui beton atau cable duct, agar disesuaikan dengan kondisi-kondisi
pada Pasal 4.2 di atas. Posisi cable duct harus dipasang pada posisi-posisi
yang tertera pada Gambar Kontrak.

c. Semua lampu luar ruang harus menerima catu daya dari panel luar ruang
yang nyalanya dikendalikan / diatur dengan timer atau saklar manual (push
button).

3. Lampu

a. Sumber daya

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 41


Voltase : Tiga fase dengan empat kawat (wire) 380/220 V
Frekuensi : 50 Hz

b. Semua kelengkapan lampu harus sesuai dengan apa yang tertera pada
Gambar Kontrak. Perlengkapan lampu baik lampu jalan maupun lampu sorot
harus dijamin kedap air. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi
untuk penentuan lokasi titik-titik lampu sebelum memulai pemasangan.

c. Berikut adalah lampu-lampu dengan kelengkapannya yang harus dipasang


dalam pekerjaan ini untuk penerangan jalan, lapangan, seperti tertera dalam
Gambar Kontrak:

4. Panel Luar Ruang

Panel penerangan luar ruang harus dari tipe yang tahan cuaca untuk ditempatkan di
luar ruang dengan box yang mempunyai proteksi terhadap korosi.f fiber glass
reinforced material. Sedangkan komponennya harus memenuhi persyaratan yang
sama dengan panel dalam ruang.

5. Produk

a. Komponen Panel Tegangan Rendah : MG Telemecanique atau setara


b. Kabel : Kabel Metal, Kabelindo, Supreme,
Tranka.
c. Lampu : Philips, Artolite, Iwasaki atau setara
d. Relay : Omron atau setara
e. Timer : Theben, National atau setara
f. Capacitor Bank : Nokia, MG atau setara
g. Tiang Lampu : Hakapole, Cigading atau setara

Pasal 20.4
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Kontraktor wajib mengadakan dan melakukan pemasangan bahan dan


peralatan yang diperlukan dengan baik dan rapi, serta melakukan pengujian
dan penyetelan pada bagian yang memerlukannya.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 42


b. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara
keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan
baik dan sebagaimana mestinya.

2. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan/material, peralatan, alat alat kerja,


tenaga kerja serta pemasangan:

a. Penangkal petir sistem elektrostatis.

b. Kabel penyalur dari penangkal petir hingga ke bak kontrol pentanahan.

c. Pipa pelindung setinggi 3 m dari permukaan tanah, sebagai pelindung kabel


penyalur pentanahan guna menghindarkan dari sentuhan langsung.

d. Bak kontrol grounding dan titik grounding sesuai Gambar.

e. Surat pengesahan dari Depnaker.


Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data bahan kepada Direksi /
Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan dan
pelaksanaan pekerjaan.

3. Bahan / Material & Peralatan.

a. Penangkal Petir.
Penangkal Petir yang digunakan adalah tipe elektrostatis, tinggi 25 m dengan
minimum radius proteksi 150 m.

b. Kabel Penyalur.
Kabel Penyalur terbuat dari tembaga NYA70 mm 2.

c. Pipa Pelindung.
Pipa pelindung harus dari pipa PVC kelas 10 kg/cm 2, diameter pipa PVC yang
digunakan adalah Ø 1 inch.

d. Bak kontrol grounding & titik grounding.


- Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan penutup plat beton.
- Bagian pentanahan harus terdiri dari BC 70 mm 2 & GIP Medium Ø ¾ inch
sepanjang minimum 6 m dan bagian ujungnya dipasang spit tembaga Ø ¾
inch sepanjang 60 cm.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 43


a. Penangkal petir dipasang pada bagian teratas dari bangunan sesuai gambar.

b. Tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm dan diukur setelah 3 hari berturut-


turut tidak turun hujan.

c. Persyaratan pemasangan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuatnya.

5. Produk

a. Penangkal petir : Helita, Gent atau setara


b. Kabel : Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka atau setara
c. Pipa PVC : Pralon, Rucika atau setara

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 44


Pasal 20.5
PEKERJAAN AIR CONDITIONING (AC)

Kontraktor wajib mengadakan dan melakukan pemasangan bahan dan


peralatan yang diperlukan dengan baik dan rapi, serta melakukan pengujian
dan penyetelan pada bagian yang memerlukannya.

b. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara


keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan
baik dan sebagaimana mestinya.

2. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan:

a. Pengadaan dan pemasangan unit AC (Evaporator & Kondensor).


b. Pengadaan dan pemasangan pipa refrigerant & isolasi, pipa drain.
c. Pengadaan dan pemasangan kabel antara Evaporator & Kondensor.
d. Testing & Commissioning.

3. Bahan / Material dan Peralatan

AC yang digunakan adalah AC single Split Wall Mounted type.

a. Kapasitias AC harus minimum sesuai gambar rencana.


b. Kipas dan saringan pembersih udara harus dari jenis anti jamur.
c. Saringan pembersih udara harus mampu menyaring partikel sampai sekecil
0,01 mikron.
d. Kondensor harus dilapisi pelapis anti karat (blue coupon).
e. Dinding dan rangka Kondensor harus diproses anti karat.
f. Pipa refrigerant (CU) harus dibungkus dengan bahan isolasi agar temperatur
pipa refrigerant dapat dipertahankan.
g. Dimensi pipa tembaga dan isolasi penahan dingin harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat Unit AC.
h. Pipa drain yang digunakan adalah PVC 10 kg/cm 2 dengan Ø 1 inch.
i. Untuk menaikkan cos phi, maka setiap unit AC harus dilengkapi dengan
kapasitor.
k. Kondisi kerja untuk AC : Suhu udara ruangan = 24 ºC DB dan suhu udara luar
= 33 ºC DB.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 45


4. Persyaratan Teknis Pemasangan

a. Jarak maksimum antara Indoor Unit dan Outdoor Unit harus mengikuti
petunjuk pabrik pembuatnya.
b. Pemasangan pipa drain harus dengan kemiringan 1 % atau lebih.
c. Dimensi pipa refrigerant dan tipenya harus mengikuti petunjuk pabrik
pembuatnya.
d. Outdoor unit harus dipasang diatas pondasi dengan ketinggian 25 cm diatas
permukaan tanah dan dilengkapi dengan pengaman dari besi beton 8 mm
dan besi siku 30 x 30 x 3 serta dilengkapi dengan kunci gembok berkualitas
baik.

5. Produk

a. AC : National, Toshiba, Daikin atau setara


Pipa PVC : Wavin, Vinilon atau setara

PASAL 21. SYARAT-SYARAT PLUMBING DAN AIR BERSIH

21.1 INSTALASI PLAMBING, SANITASI & DRAINASE

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Ketentuan Umum


Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan instalasi air, udara dan
perlengkapannya yang meliputi penyediaan dan pemasangan :
1.1.1. Instalasi air bersih
a. Pipa utama dari pompa sesuai gambar dan seluruh distribusi air bersih
ini dilengkapi dengan valve (control, gate, check valve dan lain-lain)
sesuai dengan standar yang disyaratkan.
b. Air bersih untuk daerah steril ditreatment dengan Steril Water Equipment
dan dari sana disalurkan ke sanitary.
1.1.2. Instalasi air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan :
a. Air kotor, WC, Urinoir, dan air bekas dari floor drain/wastafel disalurkan
ke Sewage Treatment Plan.
b. Jaringan pembuangan air di dalam gedung dilengkapi dengan pipa
udara (vent).
c. Seluruh instalasi plumbing dan drainase dilaksanakan sesuai gambar
perencanaan dan per-syaratan/peraturan yang berlaku baik secara
teknis, perijinan maupun administrasi.
1.1.3. Pipa Induk.
a. Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor masuk ke Shaft yang
disediakan, perletakan pipa-pipa disesuaikan dengan kondisi Shaft
sehingga memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada
perubahan.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 46


b. Pipa-pipa di dalam Shaft, harus diberi penguat, support dan access
door untuk maintenance.
c. Penggantung pipa harus terpasang kuat pada Jaringan Instalasi Air
Bersih, Air Buangan, Pipa Udara dan Pipa Talang Datar.
d. Pipa pada Floor Clean Out, Water Closet, Floor Drain dan
Perlengkapan Sanitari harus dipasang penggantung yang kuat.
1.2. Pengendalian
1.2.1. Pemborong diharuskan :
a. Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan, komplit.
b. Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pas,
water pump, pipe cutter dan lain-lain.
1.3. Gambar-gambar
1.3.1. Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh pekerjaan selalu berada di
lapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
1.3.2. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam
Gambar Kerja dan detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran
efektif/bersih, atau ukuran dalam keadaan jadi, oleh karena itu dalam
pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungkan.
1.4. Pekerjaan Pelaksanaan
1.4.1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga
ahli dan terampil.

21..2.PEKERJAAN INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH

2.1. Bahan
2.1.1. Jenis pipa yang digunakan adalah Galvanized Iron Pipe (GIP) medium
class dan memenuhi persyaratan Standard BS 1387 .
2.1.2. Katup penutup (valve) untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 2"
dibuat dari bahan bronze dengan sistim sambungan ulir (screw joint),
sedang untuk diameter 2 1/2" dan lebih besar, bahannya terbuat dari besi
tuang (cast iron), dengan sistim sambungan Flanged Suction, Flanged-
end.

2.2. Pelaksanaan
2.2.1. Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir, flange atau victaulic
sesuai dengan ukuran masing-masing. Penyambungan dengan ulir harus
terlebih dahulu dilapisi dengan red lead cement.
2.2.2. Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi ditutup dengan
doop/plug atau blind-flanged.
2.2.3. Pipa-pipa diberi gantungan, pipa tegak di dalam Shaft harus diklem pada
jarak setiap 2 m juga pada setiap percabangan dan belokan. Pengurugan
pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui pengawas.
2.2.4. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi
pelindung dengan Lead Meni, untuk yang ditanam di tanah ditambah
lapisan pelindung Water Proofing kwalitas baik. Pekerjaan Water Proofing
harus dilakukan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada bagian permukaan
pipa dan fitting yang tidak terkena Water Proofing.
2.2.5. Pipa-pipa yang menembus lantai, dinding beton dibuatkan sleeve/
sparing dari pipa PVC dan diberi perapat.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 47


2.2.6. Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft dan pada tempat-tempat
yang terlihat dicat (pipa air kotor dicat hitam, pipa udara dicat abu-abu,
pipa air bersih dicat biru, pipa talang air hujan dicat sesuai warna dinding
(tak ada pipa udara) dengan bahan cat yang baik dan tepat.
2.2.7. Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,
kemudian sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/1
chlor dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan
air bersih.

21.3 PEKERJAAN INSTALASI AIR BEKAS, AIR KOTOR, AIR PANAS, AIR HUJAN,

3.1. Bahan
3.1.1. Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas, air kotor, air hujan
memakai bahan PVC.
3.1.2. Pipa air kotor, bekas, menggunakan PVC Klas 10 kg/cm2 class (AW).
Standar JIS K.6742-1979 dan 4 lantai ke bawah menggunakan CIP
schedule 40.
3.1.3. Pipa riser air hujan harus menggunakan pipa CIP dengan shedule 40
dengan sambungan coopling yang baik.
3.1.4. Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan Solvent Cement yang
berkwalitas baik. Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang
akan disambung lebih dahulu harus dibersihkan, bebas dari kotoran, air
dan lain-lain. Solvent Cement harus merata pada bagian permukaan yang
akan disambung.
3.2. Pelaksanaan.
3.2.1. Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa CIP atau fitting logam,
maka menggunakan sambungan ulir atau flend dengan fitting antara lain
faucet elbow, valve socket, faucet socket dan lain-lain dan sambungan
tersebut diberi lem khusus.
3.2.2. Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi
ditutup dengan doop atau plug, dengan bahan material yang sama.
3.2.3. Pipa-pipa sebelum disambung di test dahulu terhadap kebocoran, hal ini
dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
3.2.4. Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam
ditanah,pada setiap jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1
pc + 3 ps + 5 krl, pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan pipa
percabangan dan belokan.
3.2.5. Pipa tegak (riser) diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.
3.2.6. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian
dengan panjang pipa maksimum 50m, dalam hal ini lokasi setiap toilet
perlu diperhatikan.
3.2.7. Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua Pekerjaan
Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan sesuai dengan
ketentuan seperti di bawah ini:
a. Penanaman pipa pada tembok tertutup oleh Pekerjaan Finishing
sesuai gambar.
b. Pipa-pipa dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk
yang keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus
lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat kemiringan minimal 1% (satu
persen).

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 48


c. Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY (tiwai) sanitari
dan dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out), kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
d. Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out),
dan diperlukan adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang control).
e. Untuk menghindarkan hawa busuk didalam ruangan perlu adanya pipa
vent (pelepas udara), yang dipasang pada pembuangan air kotor dan
air bekas pada tempat-tempat tertentu (lihat gambar).
f. Di ujung pipa-pipa induk air kotor, didalam shaft digabungkan
menjadi satu pipa vent menuju atap dengan diameter 3" (atau sesuai
gambar).
g. Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus didoop/plug selama
pemasangan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
h. Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang melintasi jalan harus
dilindungi dengan pipa besi BSP medium class, pada setiap jarak 3 m
dan pada kedua ujung pipa besi diberikan bantalan beton

PASAL 22. SYARAT-SYARAT PEKERJAAN GENERATOR SET

22.1 Umum

a. Kontraktor harus memiliki dan dapat menunjukkan surat keagenan resmi,


memiliki daftar referensi pemasangan genset.

b. Kontraktor harus menyiapkan data-data spare part yang diperlukan untuk


pekerjaan top overhaul pertama dan bersedia melakukan supervisi pada saat
top overhaul pertama.

c. Kontraktor harus melengkapi data-data pengecekan rutin dan service dari


genset; melengkapi recomended spare part untuk setiap 2000 jam operasi
yang akan digunakan untuk genset; melengkapi perhitungan kebutuhan udara
yang diperlukan ruang genset.

d. Kontraktor wajib mengadakan dan melakukan pemasangan bahan dan


peralatan yang diperlukan dengan baik dan rapi, serta melakukan pengujian
dan penyetelan pada bagian yang memerlukannya.

e. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian dari sistem sehingga secara


keseluruhan merupakan sistem yang lengkap dan dapat berfungsi dengan
baik dan sebagaimana mestinya.

22.2 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan akan meliputi pengadaan bahan, alat-alat, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan:

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 49


f. Genset 1x300 KVA Silence Type (Prime Power) pada pondasi yang telah
disediakan.
g. Battery dan charger untuk keperluan genset.
h. Grounding system.
i. Panel Kontrol Genset.
j. Kabel daya dan kontrol dari genset ke Panel Kontrol Genset (P-KG).
k. Tangki harian (daily tank) .
l. Dudukan tangki harian.
m. Instalasi pemipaan bahan bakar lengkap dengan support dan aksesorisnya
n. Pipa gas buang
o. Pengurusan izin-izin yang berkaitan dengan pemasangan dan penggunaan
genset.
p. Melakukan testing dan commissioning.
q. Menyediakan oli dan solar selama berlangsungnya testing dan
commissioning.
r. Menyerahkan buku petunjuk operasi dan pemeliharaan asli sebanyak 1 set
dan 2 copy.
s. Memberikan tool yang khusus untuk perawatan genset
t. Memberikan training kepada operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas
u. Masa pemeliharaan 1 tahun sejak serah terima pertama.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 50


2. Bahan / Material dan Peralatan

a. Kondisi Operasi

1) Setiap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
merupakan suatu hasil produksi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan juga tidak bertentangan dengan ketentuan dari IEC dan PUIL
2000.

2) Setiap bahan dan peralatan yang akan digunakan harus mampu beroperasi
secara baik pada temperatur keliling tidak kurang dari 40 C dengan
kelembaban relatif tidak kurang dari 80 .

3) Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang
sesuai dengan standar catu daya di Indonesia.

b. Ketentuan Teknis Mesin Diesel

1) Mesin diesel yang dipergunakan harus mempunyai kapasitas yang cukup


besar agar alternator dapat menghasilkan daya listrik sebesar 1 x 300 KVA
(prime power) untuk pemakaian back up power pada saat PLN power
failure.

2) Mesin diesel yang dipergunakan harus memakai sistem Turbocharged multi


silinder dengan pengaturan posisi silinder dalam bentuk V-line dan bekerja
pada putaran nominal 1500 RPM dilengkapi dengan electric starter dan
battery + charger.

3) Mesin Diesel Generator Set harus dilengkapi dengan base frame dari bahan
baja, di mana antara mesin base frame di pondasi harus disediakan
peredam getaran yang sesuai dengan kebutuhan.

4) Mesin diesel yang dipergunakan harus merupakan peralatan yang selalu siap
dipergunakan pada setiap saat .

5) Alat pengisi muatan baterry dengan catu daya dapat berasal dari Alternator
atau dari PLN.

6) Hubungan pipa gas buang antara mesin dan muffler (silincer residential type)
dilengkapi dengan penghubung flexible seperti yang telah direncanakan
oleh pabrik pembuatnya.

7) Mesin diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran
mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran
nominalnya dengan toleransi tidak lebih dari 1,5 %. Alat pengatur ini harus
bekerja secara elektronis.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 51


8) Mesin diesel harus mempunyai perlengkapan filter bahan bakar dan filter
udara pembakaran serta filter minyak pelumas ganda.

9) Mesin diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman untuk menghentikan


operasi mesin dan memberikan indikasi adanya gangguan, baik secara
visual maupun audible untuk setiap gangguan berikut :

- Putaran kerja melebihi nilai 110 % putaran nominal.


- Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari batas nominalnya.
- Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya.
- Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu dan merupakan rekomendasi
pabrik.

10) Mesin diesel yang dipergunakan adalah type pemakai dalam ruangan dan
dapat menahan kelebihan beban 10 % selama 1 jam dalam selang waktu
12 jam.

11) Operating data :


Speed : 1500 Rpm
Cooling : Water cooled dengan
radiator.
Starting : Electric, 24 volt DC
Governor : Electronic type
Measuring Device : - Oil pressure gauge
- Water temperatur
gauge
- Charging anmeter
- Tachometer
- Running hours
- Safety device :
- Low oil
pressure
- High water
temperature
- Over speed
- Over crank

c. Ketentuan Teknis Alternator

1) Alternator yang digunakan harus dapat membangkitkan tegangan tanpa


bantuan sumber daya lain, di mana rangkaian medan magnetnya
mendapatkan catu daya dari terminal alternator melalui suatu rangkaian
elektronik tanpa mempergunakan sifat komutator. Alternator harus
dilengkapi dengan heater.

2) Rangkaian elektronik yang dimaksud tersebut di atas harus mampu mengatur


tegangan alternator secara terus menerus pada tegangan kerja nominal
(Spesifikasi Teknik) II.4 - 52
sebesar 230/400 volt dengan toleransi tidak lebih dari 0,5 % untuk
perubahan pembebanan dari nol sampai batas nominalnya.

3) Alternator yang digunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sebesar


40 KVA secara terus menerus pada putaran nominal mesin dan pada
tegangan 230/400 dan frekuensi 50 Hz.

4) Alternator yang digunakan adalah tipe pemakaian dalam ruangan dengan


kelas pengaman tidak kurang dari IP 22 dan dapat menahan kelebihan
beban 10 % selama 1 jam dalam selang waktu 12 jam.

5) Hubungan kumparan stator alternator adalah hubungan bintang.

6) Genset secara keseluruhan harus dapat dioperasikan dari P-KG.

d. Ketentuan Teknis Panel Kontrol Genset (P-KG).

1) Panel listrik yang akan digunakan merupakan tipe pemasangan sesuai


dengan penempatannya, Panel ini harus terbuat dari bahan plat baja
yang diproses anti karat, dengan ketebalan 2,0 mm atau lebih.
Konstruksi panel harus diberikan penguat terutama pada bagian pintunya.
Secara keseluruhan kotak panel harus dicat warna abu-abu dengan cat
bakar.

2) Kontraktor wajib menyediakan panel dengan dimensi sesuai dengan ruang


yang tersedia dan memperhatikan jarak antara komponen dalam panel
untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan. Semua pintu panel harus
dapat dibuka dengan menggunakan satu kunci tetapi Kontraktor wajib
menyediakan anak kunci sebanyak 2 buah untuk pintu panel.

3) Pengaturan komponen dalam panel harus sedemikian rupa sehingga


temperatur kerja dalam kotak panel tidak melebihi 45 C dan dapat
menahan beban mekanis / beban arus hubung singkat 3 phase sebesar
18 KA.

4) Kapasitas alat pengaman rangkaian beban harus tidak kurang dari yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta mampu menahan semua arus
gangguan yang mungkin timbul sebelum bagian pengamannya
memberikan reaksi.

5) Alat pengaman rangkaian beban harus sesuai dengan tipe alat yang
terpasang dan mempunyai pembatas arus lebih dan arus hubung singkat.

6) Alat ukur yang digunakan harus berdimensi tidak kurang dari 90 x 90 mm


sesuai untuk pemasangan di pintu panel dan mempunyai ketelitian yang
tidak kurang dari kelas 1,5. Setiap alat ukur harus diberikan pengaman.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 53


7) Pendistribusi daya listrik di dalam panel (BUSBAR) harus mempunyai dimensi
yang dapat menahan arus beban maksimum yang mungkin terjadi tanpa
memperhatikan pengaturan posisi komponen serta harus mampu
menahan besarnya arus gangguan yang mungkin terjadi.

8) P-KG harus dilengkapi dengan alat kontrol operasi yang dapat mematikan
genset secara otomatis apabila terjadi gangguan dan disamping itu P-
KG harus dilengkapi dengan :

- Signal Lamp R, S, T
- 3 buah ampere meter
- 1 buah volt meter
- 1 buah volt meter selector switch (VSS) 7 posisi
- Frekuensi meter
- Cos phi meter
- Running hours meter
- Emergency stop

Baterai yang digunakan adalah tipe sealed acid battery, baterai harus
dilengkapi dengan container yang transparan sehingga mudah untuk
melakukan pengecekan level air baterai.
Baterai harus dapat bekerja pada ambient 45 C dan diletakkan di atas
dudukan dengan ketinggian dari lantai 250 mm.
Baterai harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk operasi genset,
minimum 4 kali start dengan kurun waktu 12 detik untuk setiap kali start
dengan interval antara start adalah 3 detik, tanpa menyebabkan baterai
rusak atau mengurangi umur dari baterai tersebut.

e. Pipa Gas Buang dan Cerobong

Pipa gas buang dan cerobong terbuat dari pipa black steel class medium dan
diisolasi dengan rock wool dengan tebal 2” density 100 kg/m 3, working
temperatur max 1000 C.
Pada sisi luar dari rock wool setelah membungkus pipa gas buang harus diberi
pelapis / pelindung dari aluminium jacketting tebal 1 mm.
Seluruh support yang digunakan disini harus dilengkapi dengan spring anti
vibration mountings.

f. Tangki Harian (Daily Tank) atau tangki bahan bakar 200 Liter

Tangki harus terbuat dari bahan mild steel plate dengan tebal 4 mm. Pengecatan
harus dilakukan dengan cat dasar kemudian dilapisi 2 kali dengan cat anti
karat dan terakhir dengan cat finish (khusus bagian luar), sedangkan bagian
dalam tangki harus dicat anti karat dan anti minyak.
Tangki harian harus dilengkapi dengan sight glass dan drain.

g. Pipa-pipa

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 54


Black steel pipe medium class.

h. Accesories Pipa

Diameter 50 mm ke bawah dengan sambungan ulir.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan

Genset harus dipasang sesuai dengan ketentuan dari pabrik pembuat dan
dilengkapi dengan anti vibration mounting.

5. Ketentuan Teknis Pengujian Instalasi

a. Kontraktor wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari


sistem maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan.

b. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengujian kepada Direksi /


Pengawas 2 hari sebelumnya secara tertulis. Pengujian tanpa dihadiri
Direksi / Pengawas dan wakil dari Pemberi Tugas dinilai tidak sah dan harus
diulang.

c. Pengujian untuk pekerjaan instalasi Genset adalah sebagai berikut :

- Pengujian beban kosong selama ½ jam.


- Pengujian berbeban 25 %, 50 % dan 75 % nominal masing masing selama 1
jam, dan selama 1 x 24 jam untuk kondisi 100 % nominal.
- Pengujian beban lebih 110 % nominal selama 1 jam dalam kurun waktu 12
jam. - Pengujian alat-alat pengaman operasi Genset.

d. Pengujian untuk Panel Kontrol Genset adalah :

- Pengujian alat pengaman, kecuali pengaman lebur.

6. Produk

a. Mesin diesel : Perkins, Cummins atau setara


b. Alternator : AVK, Stamford atau setara
c. Komponen Panel : MG-Telemecanique atau setara.
d. Kabel : Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Tranka, IKI.
e. Pipa : Bakrie, PPI atau setara
f. Valve : KITZ, TOYO atau setara

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 55


PASAL. 23 PEKERJAAN INSTALASI AIR BEKAS DAN AIR HUJAN DI LUAR
BANGUNAN DAN GROUNTANK

4.1. Saluran Air Hujan.

4.1.1. Saluran yang melalui bawah jalan atau areal parkir dibuat dari besi
tuangan atau menggunakan U-DITCH dengan ukuran yang sudah tertera
dalam Bill Of Quantyty atau beton dengan persyaratan struktur yang
diizinkan.
4.1.2. Pembuatan saluran air hujan dan drainase harus diperhatikan kemiringan
saluran (scope) minimal 1% (satu persen) ke arah saluran kota.

4.2. Pekerjaan Groundtank

Kebutuhan air yang cukup besar dan kurangnya pasokan air yang memadai
menjadi alasan dibutuhkannya sistem penyimpan air tambahan, salah satunya
adalah dengan tower water tank(menara tangki air) dan ground tank (tangki
bawah tanah). Untuk alasan estetika/ keindahan dan biaya, biasanya banyak
orang lebih memilih menggunakan ground tank, karena letaknya yang tidak
kelihatan (terpendam di bawah tanah) dan dari segi pembuatan juga relatif
lebih murah jika dibandingkan tower water tank karena tidak perlu struktur
kolom dan balok.

Mekanisme kerjanya adalah sumber air dari sumur di pompa ke atas,


kemudian disimpan di ground tank. Lalu dari ground tank ini akan dipompa lagi
ke water tank di atap (ukuran kecil), baru diedarkan ke saluran- saluran air di
bawahnya.

Campuran beton yang dipakai dalam pembuatan ground tank harus tepat dan
kedap air (water proof). Dengan perbandingan plesteran semen dengan pasir
yang digunakan adalah 1 : 3. Detail sistem kerjanya adalah sebagai
berikut Karena konstruksi ground tank ini menampung air dalam kapasitas
yang relatif besar, maka tekanan yang dihasilkan pun juga besar. Maka
dibutuhkan perkuatan tambahan di ke 4 ujung sudutnya. Perhatikan tulangan
perkuatan tambahan yang dipasang di ujung dinding. Pada bagian atas, dibuat
manhole sebagai acces untuk masuk ke dalam. Biasanya untuk menguras dan
mengecek keadaan pompa. Setelah pembetonan selesai, maka ground tank
ini harus diuji dulu untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran, setelah
semua fix baru dipasang keramik untuk perlindungan terhadap lumut dan
kemudahan dalam pengurasan.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 56


1
PASAL. 24 PERALATAN UPI

Sarana Pengolahan UPI kap produksi 10 ton /hari dan cold storage 200 ton
Sarana pengolahan yang terdapat pada UPI kapasitas
produksi 10 ton perhari dengan dengan cold storage 200 ton terdiri
atas peralatan mekanik dan non mekanik dengan spesifikasi
sebagai berikut:
NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
1. Step : Receiving Area
a. Meja Stainless steel (3 unit)
1) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan
Hariline finish material
2) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.2 mm dengan
Hariline finish material
3) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
4) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
5) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatan lantai kerja
yang tidak rata.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 1


2

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
Dimensi ukuran meja
1) Panjang : 2000 mm
2) Lebar : 900 mm
3) Tinggi : 850 mm (adjustable bisa di setel
ketinggiannya)

Gambar desain:

b. Timbangan 150 kg (1 unit)


1) Standar untuk Food Processing
2) Capacity : 150 kg
3) IP 68
4) Resolution NMI Approved 60 gr
5) Calibration external
6) Adjustable resolution 20g/60gr
7) Trade Approved model supplied as standard
8) Water/Dust proof for less than a dry area scale!
9) Washdown IP68 construction for easy cleaning
10) High speed stabilization of 1 second
11) Battery operated (Approx. 5000 hours or 2500 hours if
RS-232 is used)
12) Supersized LCD of 39 mm character height
13) Corrosion-resistant load cell (Aluminium anodized and
coated with epoxy resin with protective silicon over
wiring)
14) Comparator function, Counting function, Automatic
power off

Gambar:

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 2


3

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT

c. Box Fiber 500 liter (5 unit)


Terbuat dari bahan HDPE insulated PU
Volume 500 liter
Dilengkapi penutup

Gambar:

2.A Step : Cutting ikan Whole (penyiangan)


a. Pisau cutting (15 unit)
Bahan Stainless steel blade
Gagang plastik
Panjang mata pisau: max.15 cm
Gambar:

b. Meja cutting (4 unit)


1) Frame meja menggunakan bahan Stainless steel 304
dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan Harilinel
finish material
2) Meja dilengkapi dengan PE (Poly Ethylene) dan bisa
dibongkar pasang pada saat sanitasi (easy clean).
Dengan ketebalan 15 mm (dengan ukuran 600x400
sebanyak 2 buah)
3) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
4) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
5) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatan lantai kerja
yang tidak rata.
Dimensi Ukuran meja:
1) Panjang : 1850 mm
2) Lebar : 850 mm
3) Tinggi meja kerja : 850 mm (adjustable bisa di setel
ketinggiannya)
4) Tinggi Dinding meja : 150 mm

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 3


4

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
Gambar:

c. Asahan Pisau (2 unit)


Bentuk bulat
Bahan asahan : baja
Panjang bilah asahan : min. 25 cm
Pegangan : plastik, hitam
Middle fine cut
Gambar:

d. Keranjang @ 25 Kg (36 unit)


Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertikal dan berlubang-lubang
Gambar:

e. Box Fiber @ 500 Kg (2 unit)


Terbuat dari bahan HDPE insulated PU
Volume 500 liter
Dilengkapi penutup
Gambar: Lihat 1.c.

f. Keranjang Limbah @50 kg (8 unit)


Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertical
Kedap air (tanpa lubang)
Gambar:

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 4


5

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT

2.B Step: Filleting/Loining ikan


a. Pisau Fillet (7 pcs)
Bahan Stainless steel blade
Gagang plastik
Panjang mata pisau: 15 cm
Gambar:

b. Meja Fillet (4 unit)


1) Frame meja menggunakan bahan Stainless steel 304
dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan original
finish material
2) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
3) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
4) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatkan lantai
kerja yang tidak rata.
5) Tempat hasil sizing dengan bahan stainless steel pipea
1 dan ¾ “
6) Injakan tempat kerja dengan menggunakan bahan Flat
bar 3 mm

Dimensi Ukuran meja


1) Panjang total : 2390 mm
2) Panjang Meja : 1750 mm
3) Lebar total : 1150 mm
4) Lebar meja : 750 mm
5) Tinggi : 1050 mm (adjustable bisa di
setel ketinggiannya)
6) Tinggi injakan : 150 mm
Gambar:

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 5


6

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT

c. Asahan Pisau (4 unit)


Bentuk oval
Bahan asahan : baja
Panjang bilah asahan : min. 25 cm
Pegangan : plastik, merah
Micro fine cut
Chromplated ultrahard
Gambar:

e. Keranjang @ 25 Kg (36 unit)


Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertikal dan berlubang-lubang
Gambar: Lihat 2.A.d.

f. Box Fiber @ 500 Kg (1 unit)


Terbuat dari bahan HDPE insulated PU
Volume 500 liter
Dilengkapi penutup

Gambar: Lihat 1.c.

g. Keranjang Limbah @50 kg (19 unit)


Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertical
Kedap air (tanpa lubang)
Gambar: Lihat 2.A.f.

3. Step: Skinning
a. Meja Skinning (1 unit)
1) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan
Hariline finish material

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 6


7

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
2) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.2 mm dengan
Hariline finish material
3) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
4) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
5) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatan lantai kerja
yang tidak rata.
Dimensi ukuran meja
1) Panjang : 2000 mm
2) Lebar : 900 mm
3) Tinggi : 850 mm (adjustable bisa di setel
ketinggiannya)
Gambar desain:

b. Mesin Skinning @ Kap 600 Kg/jam (1 unit)


Dimensi ukuran
1) Panjang : 705 mm
2) Lebar : 710 mm
3) Tinggi : 950 mm
4) Lebar Efektiv 460 mm
5) Kapasitas : 20-150 pcs/menit (tergantung ukuran ikan
6) Daya listrik : 3 phase 400 V, 50 H
7) Kecepatan putaran mesin skinning : kecepatan
putaran roller adalah 31.5 m/min
Gambar:

c. Keranjang @ 25 Kg (15 unit)


Bahan : plastik tebal

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 7


8

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertikal dan berlubang-lubang
Gambar: Lihat 2.A.d.

d. Box Fiber @ 500 Kg (1 unit)


Terbuat dari bahan HDPE insulated PU
Bahan Plastik tidak mengandung bahan beracun dan
bebas CFC
Gambar: Lihat 1.c.

e. Keranjang Limbah @50 kg (3 unit)


Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertical
Kedap air (tanpa lubang)
Gambar: Lihat 2.A.f.

4. STEP TRIMMING & DEBONING


a. Pisau Trimming (13 pcs)
Bahan Stainless steel blade
Gagang plastik
Panjang mata pisau: 18 cm
Gambar:

b. Talenan 50 cm (13 pcs)


Bahan : Nylon sheet/ LDPE plastik
Warna : putih
Gambar:

c. Meja Trimming/ Deboning (4 unit)


1) Frame meja menggunakan bahan Stainless steel 304
dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan original
finish material
2) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
3) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
4) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatkan lantai
kerja yang tidak rata.

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 8


9

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
5) Tempat hasil sizing dengan bahan stainless steel pipea
1 dan ¾ “
6) Injakan tempat kerja dengan menggunakan bahan Flat
bar 3 mm

Dimensi Ukuran meja


1) Panjang total : 2390 mm
2) Panjang Meja : 1750 mm
3) Lebar total : 1150 mm
4) Lebar meja : 750 mm
5) Tinggi : 1050 mm (adjustable bisa di
setel ketinggiannya)
6) Tinggi injakan : 150 mm
Gambar:

b. Asahan Pisau (2 pcs)


Bentuk bulat
Bahan asahan : baja
Panjang bilah asahan : min. 25 cm
Pegangan : plastik, hitam
Middle fine cut
Gambar: Lihat 2.A.c.
c. Keranjang @ 25 Kg (13 unit)
Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertikal dan berlubang-lubang
Gambar: Lihat 2.A.d.
d. Keranjang Limbah @50 kg (8 unit)
Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertical
Kedap air (tanpa lubang)
Gambar: Lihat 2.A.f.
5. Step Grading & Sizing
a. Meja Grading & Sizing (2 unit)
1) Frame meja menggunakan bahan Stainless steel 304
dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan original
finish material
2) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
3) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 9


10

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
4) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatkan lantai
kerja yang tidak rata
5) Tempat hasil sizing dengan bahan stainless steel pipea
1 dan ¾ “
6) Injakan tempat kerja dengan menggunakan bahan Flat
bar 3 mm
Dimensi Ukuran meja
1) Panjang total : 2390 mm
2) Panjang Meja : 1750 mm
3) Lebar total : 1150 mm
4) Lebar meja : 750 mm
5) Tinggi : 1050 mm (adjustable bisa di
setel ketinggiannya)
6) Tinggi injakan : 150 mm
Gambar:

b. Keranjang @ 10 Kg (32 unit)


Bahan : plastik tebal
Tidak mudah pecah
Dapat disusun vertikal dan berlubang-lubang
Gambar:

6. Step Layering
Meja Layering (4 unit)

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 10


11

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
1) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan
Hariline finish material
2) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.2 mm dengan
Hariline finish material
3) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
4) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
5) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatan lantai kerja
yang tidak rata.
Dimensi ukuran meja
1) Panjang : 2000 mm
2) Lebar : 900 mm
3) Tinggi : 850 mm (adjustable bisa di setel
ketinggiannya)
Gambar desain:

7. Step : Freezing
a. Long Pan (ABF) (300 unit)
1) Bahan list plat : stainless steel 304
2) Tebal plat : minimal 0,6 mm
3) Bahan plat : stainless steel 304
4) Dimensi (p x l x t) : 50 x 30 x 9 cm

b. Trolly (untuk long pan ABF) (2 unit)


Bahan : pipa stainless steel
1) Dimensi (p x l x t) : 150 x 40 x 180 cm
2) Jarak antar susun : 18 cm
3) Roda : 4 buah di tiap sisi, kapasitas beban minimal

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 11


12

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
1 ton, Bahan Baku roda dari SERAT NYLON yg tahan
di suhu pembekuan

8. Step : Weighing
a. Timbangan Digital 1 Kg (2 unit)
1) Kapasitas 1000 gr atau 1 kg
2) Stainless steel weighing pan
3) Ideal for food portion control and generalpurpose
weighing. Durable molded plastic body. NSF listed with
large, removable stainless steel pan make the SJ easy
to keep clean for HACCP applications.
4) Weighs in g, oz, lb-oz, lb.
5) High speed weighing in less than 1 second
6) Multiple weighing units – g, lb, oz and lb-oz
7) Level bubble and adjustable feet for precise levelling
8) Battery or AC adapter operation
9) Calibration : External
10) Fast: measure in 1 second
11) Auto Power-Off
12) Easy to read 1” LCD readout
13) Resolution : 0.5 gr
Gambar:

b. Timbangan Digital 5 Kg (3 unit)


1) Kapasitas 5000 gr atau 5 kg
2) Stainless steel weighing pan
3) Ideal for food portion control and generalpurpose
weighing. Durable molded plastic body. NSF listed with
large, removable stainless steel pan make the SJ easy
to keep clean for HACCP applications.
4) Weighs in g, oz, lb-oz, lb.
5) High speed weighing in less than 1 second
6) Multiple weighing units – g, lb, oz and lb-oz
7) Level bubble and adjustable feet for precise levelling
8) Battery or AC adapter operation
9) Calibration : External
10) Fast: measure in 1 second
11) Auto Power-Off

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 12


13

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
12) Easy to read 1” LCD readout
13) Resolution : 2 gr

Gambar:

c. Timbangan Digital 15 Kg (3 unit)


1) Kapasitas : 15 kg
2) Triple range scales
3) High resolution can be changed automatically for 3
capacity levels
4) Trade approved models supplied as standard
5) Large and clear Displays available as LCD and VFD
Display
6) M+ function for totalising weighing data
7) Programmable setpoints for simple batching
8) Standard RS-232C interface
9) Counting & percentage function
10) NTEP Certified and Measurement Canada approved
11) IP65 scale base with Gore-Tex® membrane protects
load cell from water and dust
12) Calibration : External
13) Resolustion 5 gr
Gambar:

9. Step : Glazing
Mesin Automatic Glazing for ABF (1 unit)

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 13


14

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
1) Overall Dimension: 3500 mm (L) x 1100 mm (Width) x
550/1200 mm (height)
2) Width effective : 1000 mm
3) Material inner box: SUS 304, with 2.0 mm thickness
4) Material outer box: SUS 304, with 1.5 mm thickness
5) Material support : SUS 304, with 3.0 mm
thickness, Angle bar 40x40
6) Material Fame: SUS 304, Angle bar 40x40x4
7) Material Wear strip: PA66/HDPA or relevant
8) Material guide: PA66/HDPA or relevant
9) Material chute: SUS 304 1.5 mm
10) Material fresh water box : SUS 304 1.5 mm
11) Material pipe fresh water: SUS 304 ¾” and ½:
12) Material Air Pipe: SUS 304 ½”
13) Insulation thickness: standard cool system insulation
14) Material Modular Belt: PP and Flush Grid, belt 595
mm
15) Flight distance: 200 mm and Flight height : 30 mm
16) Drive sprocket: with SQ shaft system
17) Pump: 1 unit for fresh water
18) Motor: with hyponic motor
19) Inverter: adjustable speed
20) Finishing: original material
21) Electrical install (in panel control)
22) Power Consumption:
a) 0.75 kW, 4 p, 220/380V, 50hZ (motor conveyor)
b) 0.75 kW, 4 p, 220/380V, 50hZ (pump circulating)
c) 0.37 kW, 4 p, 220/380V, 50hZ (pump spray water)
23) Inverter: 0.75 kW, 4 p, 220/380V, 50hZ (motor
conveyor)
24) Control Panel: Standard with Fuse, overload system
25) Finishing: original Material

Gambar:

10. Step : Packing


a. Meja Packing (3 unit)
1) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 14


15

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
304 dengan ketebalan minimal 1.5 mm dengan
Hariline finish material
2) Bagian atas meja menggunakan bahan Stainless steel
304 dengan ketebalan minimal 1.2 mm dengan
Hariline finish material
3) Support kaki meja menggunakan pipa Ornamen
stainless steel 304 diameter 1,5” dengan ketebalan 1.2
mm
4) Crossbracing atau penguat meja menggunakan bahan
stainless steel 304 dengan diameter 1” dengan
ketebalan 1.0 mm
5) Kaki meja dilengkapi dengan foot adjustable, untuk
menyetel ketinggian meja yang diakibatan lantai kerja
yang tidak rata.
Dimensi ukuran meja
1) Panjang : 2000 mm
2) Lebar : 900 mm
3) Tinggi : 850 mm (adjustable bisa di setel
ketinggiannya)
Gambar desain:

b. Hand Sealer (2 unit)


Max. Input Power : 400 Watt
Min. Lebar Seal : 2 mm
Body : Aluminium
Min. Panjang Seal : 40 cm
Max. Berat Mesin (Kg) : 5,5 Kg

Gambar:

c. Automatic sealer (1 unit)


The power supply voltage of 220V 50-60HZ
Daya Listrik 500 Watt
Kecepatan Sealing bisa diatur 0-12m/min
Sealing width 6-12mm

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 15


16

NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
Temperature range of 0-300
Berat pack maksimum 5 kg
Dimension 810X370X320mm
Gambar:

d. Lackband Machine (2 unit)


Daya Listrik 180-250 Watt
Kecepan : 20m/ min
Max. Pack. Size : 550 x 600 mm
Gambar:

e. Strapping Band Machine (2 unit)


Strapping Machine type semi automatic adalah alat
pengemasan untuk material Polypropylene Strapping
Band.
Dengan mesin ini, proses pengikatan ( strapping) suatu
produk menjadi lebih mudah dan cepat.
Tinggi maksimum untuk 750 mm
Gambar:

f. Metal Detector Master Carton (1 unit)


1) Pass height: 430 mm
2) Maximum pass width: 195 mm
3) Belt width: 180 mm
4) Display: STN LCD
5) Operation Method: Flat pannel key

(Spesifikasi Teknik) II.4 - 16


NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
6) Preset Memory: Maximum 100
7) Product Packaging: Both general and aluminum -
evaporated film packed products
8) Belt speed: 10 to 73 m/min (variable speed depending
on product)
9) Maximum product weight: Waterproof type: up to 15 kg
10) Metal detection: Rejection signal output and beep, or
belt stop and beep
11) Power requirements: Single phase, 50/60 Hz, 200 VA,
rush current 62 A
12) Environtment conditions: 0º to 40 ºC, relative humidity
30% to 85%, non condensing
13) External finishing: Stainless steel (SUS 304)
Gambar:

11. Step : Cold Storage


a. Forklift (1 unit)
1) KD15B-III
2) Adjustable forks
3) Load capacity Min.1.5 T
4) Load Centre distance 500 mm
5) Load distance, centre of drive axle to fork 745 mm
6) Tyre size, front Φ180x50 mm
7) Tyre size, rear Φ80x70 mm
8) Wheels, number front rear (x=driven wheels) 2/2
9) Height, mast lowered 2090/1840/2090 mm
10) Max. lift height 1600/2500/3000 mm
11) Height, mast extended 2090/3060/3560 mm
12) Overall length 1835 mm
NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT
13) Length to face of forks 765 mm
14) Overall width 955 mm
15) Fork dimension 60/142/1070 mm
16) Width overall forks 295-930 mm
17) Aisle width for pallets 800x1200 lengthways 2347
mm
18) Turning radius 1505 mm
19) Lift speed, laden/ unladen 0.08/0.1 m/s
20) Lowering speed, laden, unladen 0.15/0.12 m/s
21) Service brake mechanical
22) Battery voltage, nominal capacity 24/120 V/Ah
23) Battery weight 90 kg
24) Battery dimension I/w/h 360x170x250 mm
25) Service weight (with battery) 455/520/535 kg

Gambar:

b. Pallet Plastik (200 unit)


1) Size : minimal 1200 x 1000 x 150 mm
2) Material : HDPE/PPC
3) Type : Non-Reversible
4) Statik : minimal 4000 Kg
5) Dynamic : minimal 1000 Kg
6) Racking : minimal 800 Kg
7) Forklift entry : 4-way
8) Hand pallet entry : 4-way
9) Washable
10) Recyclable
11) Weight : 17 Kg
Gambar:
NO NAMA SPESIFIKASI
ALAT

e. Pakaian kerja

No Nama Alat Spesifikasi

1. Wear pack Bahan kain tebal, berwarna putih

2. Apron Berbahan plastik, berwarna cerah

3. Sarung tangan pengolahan Bahan karet

4. Penutup kepala Bahan kain

5. Sepatu boot Tahan air, standar AP Boots

6. Jaket Cold storage Tahan dingin

7. Sarung tangan Cold Bahan karet tebal


storage
f. Bangunan dan Sarana Penunjang
Spesifikasi bangunan dan sarana penunjang pada ICS/UPI
meliputi:
No Nama Fasilitas Spesifikasi
1) Akses kendaraan/ a) Elevasi Jalan site terhadap Jalan Raya =
pengerasan 20 cm
halaman untuk b) untuk kendaran berat = 10 Ton (kelas II)
kendaran berat c) Minimal cukup untuk parkir 2 container
berukuran 20 ft
2) Pagar pengaman a) Pagar keliling dapat menggunakan bahan
keliling, papan panel betol (T200 cm) atau BRC (T190 cm).
nama/identitas b) pintu gerbang menggunakan kerangka besi
bangunan dan c) Papan nama identitas menggunakan bahan
pintu masuk plat besi (di cat) berukuran p120 cm lebar
90 cm berwarna putih.
3) Rumah Teknisi a) terdiri dari ruang istirahat, kamar
mandi/toilet dan ruang tamu.
b) Rumah teknisi ditempatkan tidak terlalu
jauh dari ruang mesin
4) Pos Jaga a) 1 unit, ditempatkan pada pintu
masuk/keluar area
b) terdiri dari ruang jaga dan kamar
mandi/toilet
5) Bangunan Ibadah a) Luas bangunan menyesuaikan jumlah
karyawan
b) Tersedia tempat wudhu dan ruang ibadah.
c) Ditempatkan dekat dengan ruang istirahat
karyawan
6) Taman/Area Hijau a) Luas minimal 15 % dari luas area UPI
b) Tanaman adalah jenis yang tidak
menimbulkan banyak sampah daun/buah
c) Ukuran tanaman tidak terlalu tinggi
7) Tempat Istirahat a) Luas bangunan dan fasilitas menyesuaikan
Karyawan/Kantin jumlah karyawan atau +150 orang
b) Tersedia wastafel dan ruang makan.
c) Dilengkapi dengan meja, kursi dan tempat
sampah
8) Ruang Laundry a) Luas mencukupi untuk menempatkan
mesin cuci/pengering dan peralatan
lainnya
b) Ruang dilengkapi dengan keran air bersih,
air panas, dan instalasi listrik.
g. Ketentuan dan Fleksibilitas
1) Persyaratan Teknis pada Bab III dan Spesifikasi
Teknis pada Bab IV merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam Petunjuk Teknis ini.
2) Kelengkapan bangunan, fasilitas dan sarana
penunjang UPI disesuaikan dengan anggaran tersedia
di masing-masing lokasi pembangunan.
Pasal 25. PEKERJAAN SELESAI

o Pekerjaan dianggap / dinyatakan selesai, apabila seluruh pekerjaan


telah selesai.
o Sisa bahan galian dan timbunan/telah diangkut dan diratakan
o Masa Pemeliharaan telah dilalui dan mendapat persetujuan dari
direksi/pengawas lapangan

o Apabila pekerjaan tersebut tidak tertera dalam Spesifikasi Teknis


dan Dalam Gambar Tetapi Terera Dalam B.O.Q,maka pemenang
Dalam tender Harus Melaksanakan Pekerjaan tersebut, Antara
gambar dan B.O.Q. saling berkaitan
GAMBAR-GAMBAR

Keterangan:

Gambar-gambar untuk Basic Design disusun oleh panitia pengadaan secara terinci.
DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN
DAN METODA PELAKSANAAN

1. Daftar kuantitas terdiri dari:


a. Rekapitulasi daftar kuantitas pekerjaan;
b. Daftar rinci kuantitas dan harga.

2. Analisa harga pekerjaan:


a. Analisa harga satuan mata pembayaran utama;
b. Daftar upah;
c. Daftar harga bahan;
d. Daftar harga peralatan.

3. Metoda pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:


a. Metoda untuk melaksanakan pekerjaan sampai dengan selesai untuk masing-masing
pekerjaan utama;
b. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
c. Daftar personil inti yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan;
d. Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai