Anda di halaman 1dari 11

Mekanikal Elektrikal Plumbing

BAB VII
PERSYARATAN PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

1.0. UMUM
Persyaratan Teknis System Pemadam Kebakaran ini saling melengkapi dan
berkaitan dengan Gambar Perencanaan dan Bill Of Quantity, sehingga
keseluruhan dokumen tersebut merupakan suatu kesatuan yang tak
terpisahkan untuk digunakan sebagai acuan dalam tujuan mencapai hasil
kerja yang maksimal.
Sistem Pemadam Kebakaran dalam proyek ini menggunakan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR), yang diperuntukan bagi fungsi Perkantoran. Dalam
pelaksanaan pekerjaannya, harus memperhatikan efektifitas penempatan dan
instalasinya

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran meliputi segala peralatan dan unit mesin
yang diperlukan berikut pemasangan secara lengkap sehingga sistem dapat
bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
1.1.1. Pengadaan dan pemasangan unit pompa kebakaran, pompa jocky, unit kotak
hidran, pillar hidran, seamess connection, tabung alat pemadam api ringan berikut
isinya, dan lainnya secara lengkap
1.1.2. Pengadaan unit-unit kontrol otomatis secara lengkap
1.1.3. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan hidran dari ruang pompa sampai
ke instalasi hidran halaman berikut peralatan bantunya secara lengkap
1.1.4. Pengadaan dan pemasangan/penyambungan instalasi daya dan kontrol berikut
peralatan bantunya secara lengkap
1.1.5. Pekerjaan testing dan commissioning terhadap seluruh sistem sehingga dapat
bekerja dengan baik sesuai fungsinya
1.1.6. Pekerjaan penyelesaian perijinan kepada instansi yang berwenang
1.1.7. Memberikan garansi dari pabrik selama paling kurang satu tahun untuk pompa-
pompa dan peralatan lainnya

1.2. STANDARD DAN ATURAN


Sistem pemadam kebakaran dengan air yang diterapkan adalah stand-pipe hose
system wet-pipe/riser
1.2.1. SNI : Standard Nasional Indonesia
1.2.2. NFPA : National Fire Protection Association.
1.2.3. PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
1.2.4. Standard Konstruksi Bangunan Indonesia
1.2.5. Rekomendasi Pabrik Pembuat Peralatan

Pemadam Kebakaran 1
Mekanikal Elektrikal Plumbing

1.2.6. Peraturan Pemerintah Daerah Setempat

2.0. PERSYARATAN PERALATAN DAN BAHAN


2.1. Fire-Pump set dan Fire-Pump Controller
2.1.1. Kelengkapan Fire-Pump set
Terdiri dari kelengkapan sistem pompa kebakaran sebagai berikut :
a) Electric Fire Jocky pump
b) Electric Fire pump
c) Diesel Fire pump
d) Jocky pump controller
e) Automatic Electric Fire-pump controller
f) Automatic Diesel Fire-pump controller
g) Diafragm tank, Water flow meter, test line, gate valve, check valve, pressure
gage, float valve dan kelengkapan lainnya

2.1.2. Pompa Hidran


a) Persyaratan Umum
 Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperi yang
dicantumkan pada gambar skedul peralatan
 Pompa yang hendak dipasang/ditawarkan harus merupakan pompa yang
akan bekerja pada efisiensi tertingginya dan pada daerah kerja impeller
yang stabil
 Effisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 60%
 Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang
ditentukan tanpa harus melakukan pengurangan diameter impeller dari apa
yang telah diberikan oleh pabrik
 Motor Horse-Power (name-plate HP) harus dipilih sesuai dengan
kebutuhan Motor Horse-Power bila pompa bekerja dengan ukuran impeller
maksimum (full size impeller) agar motor tidak menjadi overloading
 Motor, pompa dan baseplate harus shop aligned oleh pabrik/agen
pemasaran pompa tersebut di Indonesia, sehingga tidak perlu melakukan
penyejajaran (aligning) kembali pada saat dipasang
 Persyaratan Pabrik/agen di Indonesia,
o Mempunyai ahli dalam bidang pompa dan instalasi kebakaran secara
umum
o Mertanggung jawab secara penuh atas fungsi komponen, operasi,
sistem, stsrt-up dan commissioning
o Sanggup memberikan training kepada operator dalam hal operasi,
perawatan dan perbaikan kerusakan/gangguan pada sistem pompa

Pemadam Kebakaran 2
Mekanikal Elektrikal Plumbing

o Menyediakan spare-part dan garansi selama 1 tahun dan dapat diminta


bantuan teknis selama dan sesudah masa garansi
o Harus menyerahkan data asli pompa dan peralatan lainnya yang
sesuai dengan spesifikasi dan NFPA 20 sebelum unit diserahkan

b) Persyaratan Teknis
Main Fire Pump harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
 Jenis : Single stage centrifugal horizontal split casing pump, single
suction, base mounted flexible coupled dengan motor
 Casing : Cast iron
 Impeller : Bronze, balance secara dinamik dan hidrolik
 Waer. Rings : Bronze,
 Shaft : Stainless steel
 Shaft sleeve :
o Seal untuk shut-off head harus menggunakan stuffing-box with gland
packing seal.
o Bearing : Grease lubricated
o Penggerak : Motor listrik dan motor Diesel untuk Fire-Pump
 Karakteristik aliran : NFPA 20/1990

c) Karakteristik Pompa
 Casing harus dari bahan cast iron dan mampu menahan tekanan minimum
sebesar 1.5 kali shut-off head, tetapi tidak kurang dari 250 psi, dengan
sambungan sisi hisap dan sisi tekan dari jenis flange standar
 Shut-off head tidak boleh melebihi 120 % dari head kerja pompa
 Mampu memompa air 150 % dari kapasitas kerja dengan head pompa
65% dari head kerja

d) Coupling dan Baseplate


 Harus dari jenis couple langsung dengan flexible coupling yang sesuai
untuk torsi dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi dengan pelindung
(coupling guard).
 Pompa dan motor harus didudukan diatas pelat landasan (baseplate)
dengan konstruksi pabrik, dari bahan baja shell atau besi tuang dengan
dudukan peredam getar untuk setiap alat
 Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara pompa
dan motor serta dilengkapi dengan pasak untuk mematikan posisi pompa

Pemadam Kebakaran 3
Mekanikal Elektrikal Plumbing

e) Isolasi Getaran
Harus dilengkapi dengan peredam getar seperti pada gambar dan ketentuan
pada Bab Isolasi Getaran (Persyaratan M&E)

f) Kelengkapan
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup searah pada sisi tekan, katup
penutup dan flexible connection pada sisi hisap maupun sisi tekannya dan
pada sisi hisap pompa dilengkapi strainer
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gage)
dengan katup isolasi, dipasang sesuai gambar.
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk
penampungan drain dari casing dan seal, yang dialirkan melalui saluran
pada baseplate, menuju kesaluran air hujan terdekat
 Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup
poros, flange dengan mur-baut pengikat, baut untuk pondasi dan
kelengkapan lainnya

g) Diesel Engine
 Diesel engine harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
 Heat exchanger water cooled Diesel engine
 Bahan bakar dari solar, dilengkapi dengan tangki harian untuk 10 jam
operasi pada nominal power outputnya
 Putaran 3000 rpm pada beban penuh
 Modified oleh Fire-pump Manufacturer untuk dapat digunakan dan
memenuhi persyaratan sebagai Fire-pump mover
 Dilengkapi dengan 2 set battere lead acid berikut battere stand dan
protective casing, dengan kapasitas masing-masing set adalah 10x15 detik
cranking
 Dilengkapi battere charger otomatis dengan restore capacity 100 % pada
24 jam charging

h) Jocky Pump
Jocky-pump harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :
 Jenis : Single stage atau multi stage centrifugal pumps
 Casing : Cast iron
 Impeller : Bronze, balance secara dinamik dan hidrolik
 Waer. Rings : Bronze,
 Shaft : Stainless steel
 Shaft sleeve : Stainless steel atau bronze

Pemadam Kebakaran 4
Mekanikal Elektrikal Plumbing

 Seals : Stuffing box or mechanical


 Bearing : Grease lubricated
 Penggerak : Motor listrik
 Karakteristik aliran : NFPA 20

i) Fire Pump Controller, terdiri dari :


 Electric driven Fire-pumps Controller
Harus dari salah satu jenis dibawah ini :
o Part-winding/Wye-delta reduced current starting
o Primary resistant reduced current starting
o Autotransformer reduced volatge starting
o Enclosure
 Harus NEMA type 3R atau setara, kedap hujan dan kedap suara
(raintight and waterproof) dan untuk dipasang pada daerah
terlindung dari sinar matahari langsung, di cat anti korosi dengan
finish warna merah terang.
 Dilengkapi dengan floor mounted feed
o Sensor
Sistem beroperasi dengan sensor tekanan (mercury contact pressure
switch ) yang ditempatkan diluar dari enclosure /kotak panel kontrol
o Saklar pemutus/Disconnect-switch
Dari jenis mekanisme tuas tunggal yang akan sekaligus menggerakan
secara berurutan saklar pemutus dan circuit breaker, dan dilengkapi
dengan mekanisme interlock sehingga tutup kotak panel kontrol tidak
dapat dibuka bila saklar pemutus dan/atau circuit breaker pada posisi
masuk/on.
o Operasi
 Sistem starter otomatis diatur oleh pressure switch dan akan terus
berjalan sampai dimatikan secara manual
 Sistem dilengkapi dengan manual starter atau disebut juga
emergency run
 Incoming power dimonitor dengan power-on pilot light
o Kelengkapan
 Manual starter (push-button)
 Manual stop (push-button)
 Rotating switch untuk emergency run dan shut down
 Pressure switch dengan range 0 ~ 21 kg/cm2
 Water flow meter dan recorder

Pemadam Kebakaran 5
Mekanikal Elektrikal Plumbing

 Alarm pada kegagalan start pompa


o Kwalitas : memenuhi persyaratan FOC
 Diesel-driven Fire-pumps Controller
o Harus dari jenis Factory Fabricated Combined Automatic and Manual
Fire-pump controller negative groun system
o Enclosure
 Harus NEMA type 3R atau setara, kedap hujan dan kedap suara
(raintight and waterproof) dan untuk dipasang pada daerah
terlindung dari sinar matahari langsung, di cat anti korosi dengan
finish warna merah terang.
 Dilengkapi dengan floor mounted feed
o Sensor
Sistem beroperasi dengan sensor tekanan (mercury contact pressure
switch ) yang ditempatkan diluar dari enclosure /kotak panel control
o Operasi
 Sistem dilengkapi dengan sebuah minimum running period timer
yang disetel pada 30 menit dan automatic shut-down sesudah 30
menit yang dapat dirubah menjadi manual shut-down bila
diperlukan
 Dilengkapi dengan sistem starter otomatis dan manual starter
 Dilengkapi dengan remote start p[ush-bottom yang ditempatkan di
ruang kontrol pada gedung kantor
o Features/Kelengkapan yang harus tersedia :
 Built-in alarm dan kontak hubung untuk remote alarm
 Safety shut-down untuk Engine Low Oil Pressure dan Engine High
Water Temperature, yang hanya akan bekerja mematikan mesin
Diesel pada saat kondisi Test Run atau Power Failure Start
 Dua buah Engine-crank push bottom yang akan mengaktifkan
kedua battere pada kondisi start yang sulit dengan menekan kedua
push-bottom
 Saklar tiga posisi ‘Manual-Off-Auto’ yang tetap akan menjalankan
Diesel secara otomatis bila saklar secara berada pada posisi ‘Off
dan Manual’
 Dilengkapi ‘Manual stop and reset push bottom’’Water pressure
Recorder’ dan Running Counter’
 Indikator sebagai berikut :
 Engine-running
 Engine-trouble
 Switch mis-set signal

Pemadam Kebakaran 6
Mekanikal Elektrikal Plumbing

 Kelengkapan lainnya sesuai dengan standard pabrik pembuat


panel kontrol

2.2. PEMIPAAN
2.2.1. Bahan yang digunakan dalam sistem pemipaan secara umum harus mengikuti
segala ketentuan yang tercantum pada pasal terdahulu dan segala sesuatu yang
tercantum pada National Fire Code artikel, NFPA No.24-1990
2.2.2. Pipa , fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang sesuai
dengan segala yang tercantum pada gambar perencanaan.
2.2.3. Katup-katup penutup harus dari jenis “Supervised’ dan dihubungkan dengan
Central Fire Alarm (FACP) dan/atau Local Master Fire Alarm Control Panel
(LMFAC) sesuai dengan rencana dan peralatan yang terpasang/ditawarkan dari
sistem Fire Alarm

2.3. PERALATAN HIDRAN


2.3.1. Fire Hose Cabinet,
a) Jenis : Semi-recessed wall mounted indoor hydrant box
b) Kabinet/Box : Plat baja tebal 1.6 mm dengan konstruksi rangka,
sambungan dengan las, di cat warna merah terang
c) Pintu : Pintu berengsel, institusional (heavy-duty)
d) Hose rack : One piece 16 US gauge steel
e) Alat bantu : 1.5 inch hoserack , 1.5 inch nipple, 1.5 inch cast brass
valve, 1.5 inch rubberlined hose panjang 25 meter
f) Standard : ANSI

2.3.2. Hydrant Check Valve,


a) Jenis : Hydrant underground check valve cast iron
b) Ukuran : 4 inch
c) Standard : ANSI, 300 psi WOG

2.3.3. Hydrant Main Valve


a) Jenis : Hydrant underground gate valve cast iron
b) Ukuran : 4 inch
c) Standard : ANSI, 300 psi WOG

2.3.4. Hydrant Pillar


a) Jenis : Two-wayhydrant pillar cast iron di cat merah
b) Ukuran : 4 inch

Pemadam Kebakaran 7
Mekanikal Elektrikal Plumbing

c) Kelengkapan : Cap and chain, hose coupling, hydrant keys


a) Standard : ANSI, 300 psi WOG

2.3.5. Seamesse Connection


a) Jenis : Bronze two-ways
b) Ukuran : 4 inch
c) Kelengkapan : Check valve, hose coupling, cap and chain dilengkapi
cadmium plated escutcheon
d) Standard : ANSI, 300 psi WOG

2.3.6. Air Release Valve


Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak hidran dalam bangunan,
a) Jenis : Cast iron floating ball
b) Ukuran : 0.75 inch connection , 1.625 inch valve
c) Standard : ANSI, 300 psi WOG

2.4. ALAT PEMADAM API RINGAN


2.4.1. Uraian Umum
a) Untuk keperluan pencegahan kebakaran secara umum, selain penyediaan
hydrant, harus disediakan pula APAR.
b) Gambar-gambar menunjukkan area yang harus diproteksi dengan APAR.

2.4.2. Peralatan dan Checking meliputi :


a) Jenis portable lengkap dengan hose nozzle, dipasang tergantung pada dinding
setinggi 1,2 m dari finish floor.
b) Harus ditest kemampuan otomatis pada keadaan darurat.
c) Memiliki name plate dengan data-data : jenis media, klasifikasi pemadaman,
penggunaan, masa berlaku dan pengisian kembali.

2.4.3. Peralatan APAR


a) Peralatan APAR (Multi-Purpose)
Serbuk kimia kering multipurpose dry chemical (NH4H2PO4), untuk
menghadapi tingkat kebakaran ringan :
 Kapasitas : 5 kg
 Tabung : Baja
 Tekanan Uji : 29 kg / cm 2.
 Jarak Semprot : 3 ~ 7 Meter

Pemadam Kebakaran 8
Mekanikal Elektrikal Plumbing

3.0. PERSYARATAN PEMASANGAN


3.1. DASAR PELAKSANAAN
3.1.1. Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
manual seperti yang disebut pada pasal selanjutnya
3.1.2. Manual untuk pemasangan pipa, Steel Pipe Design and Installation, seperti
AWWA.M11 Steel Manual atau dapat juga dari ANSI B.35.1 Codes for pressure
piping
3.1.3. Manual untuk pelapisan pelindung pipa (coating and lining standards) Standard for
coal for Enamel Protective coating for steel water pipe line, AWWA.C203-78
3.1.4. Manual untuk sambungan pipa, Standard for Field Welding of Steel Water Pipe
Joints, AWWA.C206-82. Standard for Steel Pipe Flanges, AWWA.C207-78.
3.1.5. Manual untuk fitting pipa, AWWA Standard for dimensions for Steel Water Pipe
Fittings, AWWA.C208-83.

3.2. PEMIPAAN DALAM BANGUNAN


3.2.1. Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala
ketentuan yang tercantum dalam buku NFPA No. 19-1990
3.2.2. Mechanical joint (sambungan mekanis) harus menggunakan rubber gasket model
A, dimana sebelum dipasang ujung socket dan gasket harus dicuci bersih dengan
sabun/deterjen lunak. (TEPOL atau setara)
3.2.3. Screw-thread joint (sambungan ulir) harus menggunakan kompon (Joint-
Compound) atau dapat juga menggunakan seal-tape dan dipasang pada ulir laki
(male-thread) saja. Uliran pada pipa yang tersisa setelah pemasangan harus
dilapis dengan kompon untuk mencegah terjadinya karat
3.2.4. Flange joint (sambungan flange) harus menggunakan kompondan di ulaskan pada
kedua sisi gasket dan permukaan kedua flange
3.2.5. Welded joint (sambungan las) harus dari jenis ‘Butt welding’ atau ‘Welded flange’,
dan hanya digunakan untuk pipa-pipa dengan ukuran 65 mm atau lebih besar,
kecuali untuk tempat-tempat khusus dengan pertimbangan untuk kemudahan
perawatan seperti yang dinyatakan pada gambar
3.2.6. Harus disiapkan Water Supply test dan drain pada setiap pipa tegak dan
disediakan jalur buangan ke saluran air hujan terdekat dimana ujung saluran
tersebut diberi kawat pelindung
3.2.7. Untuk diatas plafond asbes dipasang two-way head sprinkler

3.3. PEMIPAAN LUAR BANGUNAN


3.3.1. Pada dasarnya, pelaksanaan pekrjaan pemipaan harus mengikuti segala
ketentuan yang tercantum pada buku National Fire Code, NFPA No. 24-1990
3.3.2. Segala yang tercantum pada buku NFPA No.24 adalah mengikat dan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelengkapan Dokumen
Pelelangan/Pelaksanaan/Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi)

Pemadam Kebakaran 9
Mekanikal Elektrikal Plumbing

4.0. PERSYARATAN PENGUJIAN


4.1.1. Test Instalasi
a) Setelah selesai pemasangan instalasi pipa, seluruh sistem distribusi air untuk
pemadam kebakaran harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar 2 (dua)
kali tekanan kerjanya (working pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini
selama paling kurang 12 (dua belas) jam tanpa mengalami kebocoran dalam
hal ini tekanan kerjanya adalah 25 kg/cm².
b) Apabila sesuatu bagian dari instalasi akan tertutup oleh konstruksi bangunan
lain (ceiling) maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang
sama seperti diatas setelah ditutup dengan konstruksi bangunan tersebut
(ceiling).

4.1.2. Pompa Hidran


Pompa terdiri dari 3 unit pompa dengan sistem kerja pompa start secara otomatis
dan mati secara manual, meliputi :
a) Fungsi Pompa Jockey
Untuk menstabilkan tekanan air didalam instalasi pipa, akibat perubahan suhu
udara atau keadaan lain.
b) Fungsi Pompa Elektrik
Pompa utama, untuk mengatasi kebakaran, selama sumber daya listrik
berfungsi, dan sementara motor bakar /Diesel pada Pompa Diesel
melakukan pemanasan.
c) Fungsi Pompa Diesel
Pompa Utama yang mengatasi kebakaran, ketika jaringan sumber daya listrik
tidak berfungsi lagi.
d) Pompa-pompa secara otomatis tidak bekerja apabila air didalam reservoir
dalam keadaan minimal (kosong).

4.1.3. Prosedur Uji.


a) Sebelum perlengkapan hidrant dicoba, maka terlebih dahulu pipa instalasi
hidrant ditest dulu mengenai kebocorannya
b) Dengan system mengisi air ke instalasi dengan pompa (motor pompa atau
pompa tangan). Sampai tekanan yang diharuskan minmal 25 kg / cm² dan
tidak ada penurunan selama 24 jam.
c) Kalau pipa instalasi hydrant sudah dalam keadaan baik (tidak bocor), maka
pengecekan peralatan lainnya dapat dilaksanakan.
d) Pemeriksaan pompa :
 Diperiksa kopling dan poros pompa dengan electro motor, (dalam keadaan
satu garis atau tidak) .

Pemadam Kebakaran 10
Mekanikal Elektrikal Plumbing

 Kedudukan pompa pada engine mounting / base-plate harus datar dan


baut-bautnya harus terpasang kuat.
 Oli sebagai bahan pelumas untuk pompa harus telah terisi.
 Secara mekanik, impeller pompa harus dapat diputar ringan secara
manual.
 Power yang masuk ke terminal pompa dari panel pompa diperiksa agar
‘Phase to phase’ dengan tegangan 220 / 380 volt.
 Setelah itu pompa dialiri tegangan dan dilihat putaran impellernya. Arah
putaran harus clock-wise (searah jarum jam).
 Pada saat pemeriksaan putaran pompa, semua beban/keran ditutup.
 Arus setiap phase dicheck / diukur. Putaran yang diharuskan untuk pompa
ini harus sesuai dengan spesifikasi.
 Kran/beban dibuka bertahap dan dicheck arusnya. Dimana arus harus
naik sampai titik maksimal (kapasitas penuh sesuai besar daya electro
motor).
 Setelah diketahui besarnya arus, dilakukan pengecekan tekanan pada
masing-masing pompa dan hydrophor.
e) Dalam pengetesan ini bila menggunakan sistem otomatis, maka selector untuk
panel, dialihkan pada posisi otomatis.
f) Sedangkan untuk sistem manual, selector switch berada pada posisi manual
menghidupkan dan mematikan dengan cara menekan tombol tekan.

4.1.4. Testing & Commissioning untuk APAR ,meliputi :


a) Volume dan Jenis bahan pemadam api dalam tabung
b) Pengujian Fungsi dengan cara mencoba secara langsung APAR tersebut
c) Pengujian tersebut dilaksanakan dengan cara mencoba salah satu
diantara APAR yang ada (dipilih secara acak sebanyak 2 atau 3 unit)
d) Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan
dinyatakan baik secara tertulis oleh Direksi Pengawas/Konsultan Pengawas.

Pemadam Kebakaran 11

Anda mungkin juga menyukai