BAB I
PERSYARATAN TEKNIS ELEKTRIKAL ARUS KUAT
konsumen melalui saluran udara panel lainnya serta harus termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan system
1.1.6. Instalasi Daya
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan sub-sub
panel-panel daya termasuk peralatan bantu yang diperlukan untuk
kesempurnaan sistem instalasi
1.1.7. Instalasi Penerangan
Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi listrik yang menghubungkan panel-panel
penerangan dengan fixture lampu penerangan luar termasuk peralatan bantu
yang diperlukan untuk kesempurnaan system
1.1.8. Fixture Lampu
Yang termasuk pekerjaan ini adalah armatur lampu, fitting, dudukan lampu dan
peralatan bantu lain yang berhubungan dengan item pekerjaan ini sesuai sesuai
dengan standard pabrik yang dipilih dan berlaku di Indonesia
1.1.9. Peralatan Penunjang Instalasi
Pekerjaan ini meliputi juction box, conduit, sparing, doos outlet daya, doos
saklar, doos penyambungan, doos pencabangan, elbow, metal flexible conduit,
klem dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem Distribusi
Listrik meskipun peralatan ini tidak disebutkan dan digambarkan dengan jelas
di dalam gambar perencanaan
1.1.10. Sistem Pembumian untuk Pengaman
Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pembunmian meliputi, batang
elektroda pembumian dan bare copper conductor atau kabel yang
menghubungkan peralatan yang harus dikebumikan dengan elektroda
pembumian termasuk seluruh peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan system
1.1.11. Penyambungan sumber daya listrik PLN sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2.1.1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber daya listrik utama
yang berasal dari Jaringan PLN (20 kV, 3 phasa, 50 Herzt)
2.1.2. Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN mengalami gangguan, secara
otomatis seluruh kebutuhan daya dilayani oleh sumber daya listrik cadangan
yang berasal dari Diesel Generating-set.
2.1.3. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban
dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan oleh sentral Fire Alarm Control Panel
(FACP) kecuali daya listrik untuk beban-beban khusus seperti Pompa
Kebakaran, Pompa Bahan-bakar, Lift Kebakaran, peralatan bantu evakuasi
− Saklar pembumian dapat ditutup bila Load Break Switch telah membuka
− Load Break Switch dapat ditutup bila saklar pembumian sudah terbuka.
− Tujuan interlock diatas untuk keamanan terhadap operator dan sistem
− Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang
digrounding dan busbar pembumian yang berfungsi untuk dudukan ujung
kabel grounding
3.1.4. Bus-bar
a). Panel mempunyai tiga buah bus bar phasa dan satu bar atau terminal untuk
pembumian yang terbuat dari tembaga dengan masing-masing mempunyai
ukuran 40 x10mm
b). Bus bar ditempatkan pada compartement yang terpisah
c). Bus bar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan oleh
gangguan mekanis akibat electrodynamic force
3.1.5. Load Break Switch
a). Peralatan switching panel berupa Load Break Switch dari jenis
autopneumatic dimana penutupan dan pembukaannya sangat cepat dan
tidak tergantung kecepatan operator
b). LBS dipasang pada drawer element yang dapat ditarik keluar dari kubikal
8 0~ 60/120 A direct
9 0~ 40/80 A direct
f). Amper meter yang dipasang pada panel utama selain mempunyai pointer
(jarum penunjuk) untuk menunjukan besarnya arus listrik yang ada
dilengkapi juga dengan pointer lain yang berfungsi sebagai Maximum
Demand Indicator.
g). Lampu indikator yang digunakan adalah :
− Warna hijau untuk phasa R
− Warna kuning untuk phasa S
− Warna merah untuk phasa T.
− Lampu-lampu indikator harus diproteksi dengan menggunakan fuse
h). Ampere meter dan Volt-meter harus menggunakan tipe Moving Iron
Rectangular dengan kelas alat 2.0 dan mempunyai dimensi sebagai berikut,
No Nama Panel Dimensi Alat Ukur
1 LVMDP. SDP, dan PP – PH 96 x 96
2 PP dan LP 72 x 72
b). Trafo dipasang pada dudukan setempat dengan perkuatan sedemikian rupa
sehingga tidak akan bergeser oleh gangguan mekanis
− Kabel daya
− Instalasi daya
− Instalasi penerangan
b). Yang dimaksud kabel daya adalah kabel yang menghubungkan antara
panel satu dengan panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yamg
dibutuhkan
c). Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang menghubungkan
panel-panel daya dengan beban-beban Stop Kontak, Peralatan Sistem Tata
Suara, dan VAC (Smoke Vestibule Ventilator, Air Handling Unit, Fan Coil
Unit, AC split, Exhaust Fan), peralatan Sistem Pemadam Kebakaran (Fire
Hydrant Pump, Fuel Transfer Pump), Pompa Air Bersih dan lainnya sesuai
dengan Gambar Perencanaan. Di dalam instalasi daya ini harus sudah
termasuk out-let daya, conduit, sparing, doos untuk out-let
daya/penyambungan/pencabangan, fexible conduit dan peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi daya
d). Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-kabel yang
menghubungkan antara panel-panel penerangan dengan fixture-fixture
lampu penerangan buatan. Di dalam instalasi penerangan ini harus sudah
termasuk semua jenis/tipe saklar, conduit, sparing, doos untuk saklar/
penyambungan/ pencabangan, metal flexible conduit dan peralatan bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalsi penerangan
buatan.
f). Kabel yang digunakan untuk instalasi daya listrik yang dioperasikan pada
saat terjadi kebakaran (seperti Fire Hydrant Pump, Smoke Vestibule
Ventilator, Exit Lamp, Commad Control FACP dan lain-lain, seperti yang
ditunjukan didalam gambar perencanaan, harus menggunakan kabel tahan
api jenis RFC yang dapat menahan temperatur 800 oC selama 2 (dua) jam
g). Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan
h). Pada ujung kabel daya utama harus diberi label/sign-plate yang terbuat dari
aluminium mengenai nama beban yang dicatu daya listriknya atau nama
sumber yang mencatu daya kebel/beban tersebut.
b). Conduit atau sparing harus mempunyai ukuran diameter dalam sebesar 1.5
kali dari total diameter luar kabel yang dilindunginya dan diameter minimum
sebesar 20 mm. Oleh karena itu, kontraktor sebelum memasang conduit
harus rekonfirmasi dahulu terhadap kabel yang akan dilindunginya.
c). Ujung-ujung conduit harus dihaluskan dan diberi tules agar tidak merusak
isolasi kabel
d). Conduit untuk keperluan instalasi satu dengan instalasi lainnya harus
dibedakan dengan cara di cat finish dengan warna yang berbeda, sebagai
berikut :
− Instalasi listrik : warna hitam
− Instalasi fire alarm : warna merah
− Instalasi telepon : warna hijau
− Instalasi tata suara : wran putih
− Instalasi security : warna kuning
e). Pemakaian conduit disini dimaksudkan untuk finishing seluruh instalasi
daya, instalasi penerangan dan instalasi lainnya. Oleh karena itu
pemasangannya harus dilakukan serapi mungkin dan dikoordinasikan
dengan pekerjaan finishing arsitektur
f). Pemasangan pipa conduit di atas plafon harus dikoordinasikan dengan
penggunaan jalur untuk utilitas lain seperti instalasi telepon, fire alarm,
sound system, security, ducting AC dan lain-lain sehingga tersusun rapi,
kokoh dan tidak saling mempengaruhi.
g). Pemasangan pipa conduit atau sparing tidak boleh merusak atau
mengganggu instalasi utilitas lainnya
h). Dalam hal jalur pipa conduit pada gambar diperkirakan tidak mungkin lagi
untuk dilaksanakan, maka kontraktor wajib mencari jalur lain sehingga
pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas lain, tetapi tetap harus
sesuai dengan persyaratan
i). Peretemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam dinding dengan
pipa conduit diatas plafon harus menggunakan doos dan diantara doos
tersebut dipasang flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut
harus dilakukan dengan cara di klem
j). Setiap sparing maupun conduit maksimum hanya dapat di isi dengan 1
kabel berinti banyak atau satu pasang kabel untuk phasa, netral dan
grounding, baik untuk kabel daya maupun untuk kabel lain
k). Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm dari pipa air
panas
l). Jumlah sparing (conduit yang ditanam di dalam beton) harus disediakan
minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel yang akan melewatinya atau
minimum mempunyai satu buah sparing lebih banyak dari jumlah kabel
yang akan melewatinya
c). Lampu TL harus dipilih dari jenis lampu yang mempunyai efisiensi tinggi,
seperti lampu jenis TL-D dan SL
d). Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut
:
− Tegangan kerja : 220 Volt ~ 240 Volt
− Konsumsi daya : sesuai dengan gambar perencanaan
− Frequensi : 50 Hertz
3.7.2. Konstruksi
a). Sistim Pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan system ini
b). Grounding rod dari system pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
3.7.3. Pemasangan
a). Grounding rod harus ditempatkan didalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam didalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing-
masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 ohm.
b). Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup
bak kontrol harus mudah dibuka dan dilegkapi dengan handle. Bak kontrol
ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian Grounding rod. Ukuran bak kontrol harus
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
c). Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
d). Penyambungan bagian-bagian hantaran pembumian yang tertanam didalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan
dengan peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau
sesuai dengan Gambar Perencanaan
e). Penyambungan hantaran pembumian dengan Grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan
ini dilakukan didalam bak Kontrol.
f). Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di
dalam Gambar Perencanaan.
g). Sistem pembumian pembumian tegangan rendah, harus terpisah dari
system pembumian :
− Pembumian jaringan tegangan tinggi
− Pembumian instalasi sistem penangkal petir
− Pembumian sistem tegangan rendah
− Pembumian sistem telepon
h). Tata letak system pembumian harus sesuai dengan Gambar Perencanaan
atau sesuai pengarahan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
5.0. GARANSI
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan diatas, maka pabrik
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan
tersebut memenuhi persyaratan berdasarkan hasil pengujian ulang, dan sertifikat
pengujian telah diterima dan disetujui oleh Direksi lapangan atau Pemberi Tugas
6.0. PELATIHAN
Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 5 copy operating / maintenance dan repair manual,
segala sesuatunya atas biaya Pemborong.