Anda di halaman 1dari 25

Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

BAB IX
PERSYARATAN TEKNIS TATA UDARA

1.0. UMUM
Persyaratan Teknis Pekerjaan Tata-Udara ini saling melengkapi serta
berkaitan dengan Gambar Perencanaan dan Bill Of Quantity, sehingga
keseluruhan dokumen tersebut dapat berfungsi sebagai acuan dalam
tujuan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.
Pekerjaan Tata-Udara dalam proyek ini merupakan system yang lazim
diperuntukan bagi bangunan Serba Guna dan Perkantoran

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Air Conditioning dan Ventilasi meliputi,
1.1.1. Sistem distribusi dan ekstraksi udara beserta seluruh peralatan bantu secara
lengkap.
1.1.2. Pekerjaan Pemipaan Refrijeren dari Indoor Unit ke Condensing Unit/Outdoor
Unit.
1.1.3. Pekerjaan Pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke seluruh drainase
yang disediakan oleh Plumbing .
1.1.4. Pekerjaan Panel-panel Daya untuk sistem VAC
1.1.5. Instalasi Daya, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk
menghubungkan panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, seperti
Exhaust fan, motor-motor listrik pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan
gambar perencanaan dan Baku Spesifikasi Teknis.
1.1.6. Pekerjaan Balancing, Testing dan Commisioning terhadap seluruh system
sehingga dapat bekerjan dengan baik sesuai dengan fungsinya, termasuk
penyediaan perelatan uji/ukur dan segala keperluan lainnya secara lengkap.
1.1.7. Pembuatan Buku Manual Operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala
sampai dengan overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk
setiap peralatan/unit-mesin yang dipasang dan segala keperluan operasi
lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem ini.

1.2. Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :
1.2.1. SNI : Standard Nasional Indonesia
1.2.2. ASHRAE : American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning
Engineers
1.2.3. SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractor National
Association
1.2.4. NFPA : National Fire Protection Association
1.2.5. PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000
1.2.6. Mengikuti standard dan rekomendasi pabrik pembuat

Tata Udara 9-1


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

2.0. KONDISI DAN OPERASI SISTEM


2.1. Sistim yang diterapkan adalah,
2.1.1. Sistem Central Variable Refrigerant Volume (VRV) AC dengan jenis Duct type
Connection dan Single Split Wall Type Indoor Unit.

2.1.2. Peralatan-peralatan yang digunakan pada system AC ini adalah,


a) Indoor Unit VRV.
b) Outdoor unit VRV.
c) Indoor Unit Split.
d) Outdoor unit Split.

2.2. Operasi system AC,


Pengaturan temperatur ruangan di lakukan dengan thermostat,
2.3. Kondisi Disain,
2.3.1. Suhu Ruangan : 75 + 4 deg. F
2.3.2. Kelembaban Nisbi : 60 + 10 % RH
2.3.3. Fresh Air Ventilation : ASHRE Standard 62-1981

3.0. PEMIPAAN REFRIJERANT DAN KONDENSAT


3.1. Persyaratan Umum Pemipaan Refrijeran
3.1.1. Harus mengikuti ‘Safety Code for Mechanical Refrijeration ASA-B9.1-1965’ dan
Code for Refrijerant piping ASA-B3.5-1962
3.1.2. Apabila terdapat ketidak sesuaian antara gambar perencanaan dengan
Peraturan/Rekomendasi dari Manufacturer, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapatkan penyelesaian.
3.1.3. Suction Line.
a) Harus dibuat dengan Total Praessure Drop maksimum 3 psi (setara dengan
perubahan temperetur sebanyak 2 o).
b) Harus memiliki kecepatan aliran yang cukup untuk menghantarkan oli ke
Compressor.
c) Harus diisolasi dengan lapisan isolasi yang khusus untuk pipa Refrijeran.
d) Harus dilapisi dengan Vapor Barrier dari bahan aluminium foil, untuk
pemipaan yang langsung terkena sinar matahari.
e) Harus dibuat Suction Line Loop untuk Evaporator yang lokasinya lebih
tinggi dari Compressor.
3.1.4. Liquid Line.
a) Harus dibuat dengan Total Pressure Drop antara 3 sampai 6 psi (setaraf
dengan perubahan temperatur 1 – 2 o)

Tata Udara 9-2


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

b) Refrijeran harus pada tingkat keadaan Sub Cooling pada saat mencapai
‘Refrijerant Control Device’.
c) Sub-Cooling harus diperhitungkan untuk dapat mengatasi Friction Loss
pada pipa dan Vertical Rise.
d) Liquid Line yang harus berada di luar gedung, atau yang terkena sinar
matahari langsung harus diisolasi seperti Suction Line.

3.2. Persyaratan Pemasangan Pipa Refrijeran


3.2.1. Sambungan.
a) Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
b) Harus menggunakan Forged/Extruded Copper Fitting sesuai dengan
standart ASA-B.16.181963.
c) Harus dengan Proses Hard Solder.
d) Filter Material dengan ‘Silver Base Alloy’ Melting for 1000 degree °F.
e) Sambungan Keparalatan di sesuaikan dengan Outlet dari peralatan
tersebut.
f) Proses soldering/brazing harus dilakukan dengan mengalirkan gas Nitrogen
pada bagian dalam pipa, untuk menghindari penumpukan jelaga pada
bagian dalam pipa sambungan/fitting/elbow.
3.2.2. Belokan-belokan harus menggunakan elbow, tidak diizinkan membengkokkan
pipa harus membuat belokan.
3.2.3. Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa di test
3.2.4. Pipa harus benar-benar larus dan diikat dengan klem kedudukan pipa.

3.3. Persyaratan Pemasangan Isolasi Pipa Refrijeran


3.3.1. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah
tersedia tanpa merobek isolasi tersebut.
3.3.2. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan
menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya.
3.3.3. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus diganti.
3.3.4. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari
langsung, harus dibungkus dengan aluminium foil.
3.3.5. Sisi-sisi bagian alumunium foil tersebut harus direkat dengan foil tape
sehingga benar-benar rapat.
3.3.6. Pada bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan pelat
BJLS 100 yang dilekuk sesuai dengan isolasi.
3.3.7. Pada bagian Filter Drier dan peralatan lainnya, isolasi menggunakan Foamed
Plastic Insulating Tape
3.4. Persyaratan Pemasangan Pipa Kondensat

Tata Udara 9-3


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

3.4.1. Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%.


3.4.2. Sambugan dengan Solvent Cement.
3.4.3. Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi jenis Styrofoam yang sudah
dicetak setengah pipa dan dibungkus dengan alumunium foil.
3.4.4. Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting.

4.0. PEKERJAAN SALURAN UDARA ( DUCTING )


4.1. Persyaratan Bahan
4.1.1. Ducting Segi-empat dan Ducting Bulat
a) Pelat Baja Lapis Seng ( BjLS )
Digunakan untuk saluran udara supply, return dan exhaust dari ruangan yang
tidak menghasilkan udara yang mengandung asam maupun lemak
b) Daftar penggunaan bahan untuk saluran dengan kecepatan udara tidak lebih
besar dari 2000 fpm dan tekanan statik tidak lebih dari 2 in WG,
menggunakan bahan sesuai tabel dibawah ini,
Sisi terpanjang Tebal Pelat Ukuran BJLS (SII- Lapisan Seng-
saluran (Inch) (mm) standard) Galvanis (g/m2)
S/D - 12” 0.60 BJLS. 60 – K 305
13” - 18” 0.70 BJLS. 70– K 305
19” - 30” 0.80 BJLS. 80 – K 305
31” - 40” 0.90 BJLS. 90 – K 305
40” ke atas 1.00 BJLS.100 – K 305
Standard mutu bahan adalah SII

4.1.2. Lubang Pengujian


a) Harus disediakan lubang-lubang pengujian sesuai dengan tempat-tempat
yang diberi notasi pada gambar dan tempat-tempat lainnya yang dipandang
perlusesuai dengan kondisi di lapangan
b) Lubang pengujian harus ditempatakan pada daerah dengan aliran turbulen
yang sekecil mungkin
c) Lubang pengujian dibuat dengan melubangi saluran udara pada sisinya
dengan diameter 50 mm, mengelilingi saluran udara pada setiap jarak seperti
yang ditentukan oleh SMACNA
d) Lubang tersebut diberi tutup dari bahan karet penutup sehingga kedap udara
dan dapat dibuka dengan mudah bila diperlukan

4.1.3. Plenum dan Lining Akustik


a) Plenum

Tata Udara 9-4


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

− Dibuat dari bahan dengan persyaratan dan ketentuan seperti pada


pembuatan Saluran Udara
− Dilengkapi dengan acces door dan thermometer pengukur suhu udara
− Harus dipasang lining akustik pada sisi dalam plenum
b) Lining akustik
− Harus dipasang pada sisi dalam saluran udara supply sepanjang seperti
pada gambar
− Bahan yang digunakan adalah Accoustic Rigid Board Insulation
− Tujuan pemasangan lining akustik ialah untuk mendapatkan Noise Criteria
(NC) berkisar, sebagai berikut,
Nama Ruang NC – Range
Ruang kantor atau ruang kerja 30 ~ 40
Perpustakaan/ruang rapat 30 ~ 45
Ruang Serba-guna 25 ~ 30
Ruang publik 40 ~ 50
− Apabila mesin yang dipasang oleh Kontraktor dapat menyebabkan Noise-
Criteria diluar batas yang ditentukan diatas, maka kontraktor harus
menyesuaikan panjang lining akustik yang dipasang dengan kebutuhan
berdasarkan hasil perhitungan/pemeriksaan tersebut.
− Ukuran saluran udara pada bagian yang dipasang lining akustik harus
diperbesar dengan ditambahkan tebal lapisan lining akustik, terhadap
ukuran pelat baja saluran yang tercantum pada gambar perencanaan.

4.1.4. Intake Fresh-Air/Outdoor-Air dan Exhauts Chamber


a) Selama tidak dinyatakan lain, intake-air dan exhaust-air chamber/louvers
harus disiapkan dan dipasang oleh kontraktor
b) Louver harus dari aluminium-louvers, dilengkapi dengan birds-screen terbuat
dari bahan yang sama dengan bahan louvers
c) Effective Face-area louvers aluminium
− Tidak boleh lebih kecil dari 80 % total area
− Sama dengan luas saluran udara yang disambungkan ke louver tersebut.
a) Sisi-sisi ujung louvers yang dipasang pada dinding luar harus dilengkapi
dengan penahan air hujan sehingga tidak akan terjadi percikan air hujan yang
masuk/mengalir kedalam saluran udara
b) Air Chamber dibuat dari bahan yang sama dengan louver dan di cat dengan
anti corrosive paint

4.1.5. Air Supply-Return Terminal


a) Diffusers, Grille dan Registers
− Ukuran harus sesuai dengan ukuran yang dinyatakan dalam gambar

Tata Udara 9-5


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

− Dari bahan aluminium powder coated finish dengan warna standard yang
ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas/MK
b) Circular, Square, Rectangular Diffuser
− Untuk penggunaan ceiling air supply-terminal
− Pattern distribusi selama tidak ditentukan lain harus dari jenis 4-way
− Dilengkapi dengan volume-damper yang dapat diatur dari dalam ruangan
tanpa harus melepas plafon
− Cone harus dapat di lepas tanpa menggunakan alat khusus untuk access
kedalam saluran udara
c) Register
− Harus dari bahan aluminium, dilengkapi dengan sponge rubber gaskets
untuk mencegah kebocoran
− Supply registers harus dari jenis adjustable double deflection
− Dilengkapi dengan air volume damper dari jenis group operated, opposed
blade, adjustable type yang di atur dengan kunci melalui sisi muka register
− Exhaust dan return register harus dibuat sama dengan supply register
dengan ke-kecualian dari jenis single deflection
d) Grilles
Harus memenuhi ketentuan yang sama dengan register dengan ke-kecualian
tanpa volume damper

4.1.6. Damper
a) Volume Damper,
− Volume damper harus dari jenis louvers volume dampers kecuali bila
dinyatakan secara jelas di dalam gambar sebagai splitter damper
− Splitter damper dipasang pada setiap pecabangan untuk saluran udara
supply, return, exhaust dll
− Louver volume dampers dipasang pada percabangan saluran udara
utama, percabangan pada plenum atau lainnya sesuai dengan indikasi
pada gambar
− Kelengkapan dampers,
o Casing
o Blades dari baja galvanis tebal min. 1.2 mm
o Worm gear
o Extension rod assy
o Kelengkapan lainnya untuk pengoperasian
− Louvers dampers harus factory fabricated

Tata Udara 9-6


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

− Splitter damper harus dibuat di tapak dari BJLS 100-K dengan self locking
operating assy (threaded swivel assy on threaded steel rod) dengan
universal joint untuk sambungan antara batang dengan pelat
b) Fire Dampers
− Dipasang sesuai dengan indikasi pada gambar dan sesuai dengan
persyaratan daerah setempat
− Harus dari jenis vertikal atau horisontal, segi-4 atau bulat dilengkapi
dengan fusible link dengan ukuran dampaers sesuai dengan lubang pada
dinding
− Damper dapat dipilih dari salah satu jenis yang dicantumkan dibawah,
o Continuous stainless sprink steel curtain type damper dengan batang
gandar di tengahnya, dimana damper ini akan tertutup sendiri akibat
berat sendiri pada saat fusible link terbakar/putus
o Integrally hinged galvanized steel folding blade curtain type damper
dengan pengaktifan melalui pegas stainless steel, dilengkapi dengan
pengunci untuk menjamin penutupan yang sempurna
− Luas area bersih minimum yang diijinkan adalah 95 % gross area
− Damper harus mengikuti standard NFPA.90A atau setara/sesuai dengan
konstruksi SMACNA SB.10H dan SB.14H, terbuat dari bahan baja
galvanis dengan minimum tebal 1.6 mm
− Titik lebur untuk fusible link ditentukan sebesar 70 Centigrade
c) Backdraft Dampers
− Dari jenis shop/factory fabricated backdraft damper
− Blades harus balance secara statis sehingga dapat terbuka/tertutup
dengan sendirinya akibat adanya aliran udara dan akan menutup secara
gravitasi bila aliran berhenti
d) Noise Silinser
− Jenis : Prefabricated sound attenuators
− Infil : Eurolon atau sejenis dengan,
o Flame spread rating kelas 1 pada BS476 atau setara
o Toxid gases/smoke nigligible
− Casing : Galvanized mill steel sheet dengan tebal minimum 1.4 mm,
di cat dengan bahan anti corrosive paint dan cat finish
− Ujung akhir : Flange dengan lubang mur-baut, diberi perapat dari jenis
neoprene rubber gasket
− Jaminan : Harus disertai dengan sertifikat/jaminan pabrik terhadap
hasilpengujian yang menunjukan,
o Dynamic insertion loss dalam satuan dB
o Static insertion dalam satuan dB
o Self generated noise dalam satuan dB

Tata Udara 9-7


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

o Pressure loss dengan metoda pengujian sesuai BS.4718 atau setara


− Insertion loss minimum yang harus dipenuhi oleh silincer pada setiap band
frequencies harus memenuhi ketentuan berikut,
o Pada 500 Hz : IL = 32 dB
o Pada 1000 Hz : IL = 42 dB
o Pada 2000 Hz : IL = 38 dB
− Kecepatan aliran udara maksimum adalah 2000 fpm pada NC 25

4.1.7. Lain – Lain


a) Flexible Duct
− Digunakan untuk menghubungkan saluran udara dengan plenum dari
continuous line diffuser
− Sambungan harus dilengkapi dengan klem baja atau steelstrap yang
diperkuat dengan konstruksi pengikat mur-baut
− Harus terbuat dari cold-rolled spiral steel yang dibungkus dengan fabric
reinforced neoprene
− Sambungan dengan saluran udara harus dengan duct collar coupling
dengan perkuatan klem baja atau steelstrap yang diikat dengan kontruksi
pengikat mur-baut
b) Flexible Connection
− Dipasang pada sisi tekan dan sisi hisap fan dan semua unit ventilasi, dan
sebagai sambungan saluran udara yang menyilang dilatasi bangunan
− Bahan yang digunakan,
o Jenis : Fibreglass fabric impregnated and coated with neoprene,
dua lapis dengan isolasi fibreglass blanket
o Tebal : minimum 0.35 mm
o Fire rating : sesuai BS.476
o Kekuatan cukup untuk menahan tarikan terhadap getaran fan dan
harus kedap udara atau sebagai berikut, tear test
 5.0 kg weft minimum
 4.0 kg warp minimum
 35.0 kg/cm weft minimum
 44.0 kg/cm warp minimum
− Jarak antara 2 ujung yang akan disambung dengan sambungan flexible
adalah 15 cm
c) Turning Vanes
− Harus dipasang pada setiap belokan, percabangan dan lainnya sesuai
dengan indikasi pada gambar
− Dari jenis doube wall vanes

Tata Udara 9-8


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

− Shop fabricated dari bahan galvanized steel atau juga dari aluminium
d) Access Door
− Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper dan
peralatan lainnya sesuai indikasi pada gambar untuk keperluan
pengaturan, pemeriksaan dan pembersihan
− Dibuat dengan ukuran 61 x 152 cm kecuali dinyatakan lain
− Panel pintu harus dari baja tebal 1.4 mm, 2 lapis dengan lapisan isolasi di
tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari bahan baja galvanis
dengan rubber gasket pada tepi-tepi pintu
− Dilengkapi dengan jendela ukutan 30 x 30 cm (observation windows)
dengan double glass

e) Access Door untuk saluran Udara


− Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper dan
peralatan lainnya sesuai indikasi pada gambar untuk keperluan
pengaturan, pemeriksaan dan pembersihan
− Dibuat dengan ukuran 46 x 46 cm atau sebesar mungkin sesuai dengan
ukuran ducting kecuali dinyatakan lain
− Panel pintu harus dari baja tebal 1.4 mm, 2 lapis dengan lapisan isolasi di
tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari bahan baja galvanis
dengan rubber gasket pada tepi-tepi pintu
− Dilengkapi dengan jendela ukuran (observation windows) dengan double
glass

4.2. Persyaratan Pemasangan Saluran Udara


4.2.1. Segala yang tercantum pada gambar adalah gambar-gambar perancangan dan
bukan merupakan gambar untuk pelaksanaan seperi definisi gambar yang
dijelaskan di depan
4.2.2. Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada daerah
jalur saluran udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan
4.2.3. Seluruh saluran udara harus dibuat dari pelat BJLS yang baru dan bersih (bebas
dari karat atau cacat-cacat lainnya) dan berasal dari tempat penyimpanan yang
dilindungi atap dan dinding
4.2.4. Dimensi yang ditulis/disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah
ukuran bersih sisi dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill
lining harus diberikan koreksi terhadap dimensi saluran baja tersebut
4.2.5. Dinding saluran udara harus bebas dari gelombang maupun gelembung-
gelembung setempat. Untuk itu pemotongan dan penekukan /lipatan pelat harus
dibuat dengan mesin (mesin potong pelat atau mesin tekuk)
4.2.6. Perubahan Ukuran dan Belokan
a) Selama tidak dinyatakan lain, setiap perubahan ukuran saluran udara harus
dibuat taper/konis dengan kemiringn 15 derajat atau maksimum 1 : 5

Tata Udara 9-9


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

b) Belokan harus dibuat dengan r/d = 1.5, kecuali bila tidak memungkinkan,
boleh dibuat dengan konstruksi belokan patah dan dilengkapi dengan turning
vanes, dengan persetujuan Direksi Pengawas/MK
4.2.7. Pembersihan Saluran Udara
a) Pembersihan saluran udara harus dilakukan sebelum outlet terminal dipasang
dan sebelm ceiling dan carpet pada pekerjaan finishing dipasang
b) Sebelum fan dijalankan, saluran udara harus dibersihkan dari segala segala
kotoran yang melekat, debu, lemak, bekas-bekas pengerjaan dan segala
kotoran jenis kotoran lainnya
c) Selama pekerjaan berlangsung, saluran yang telah selesai dikerjakan harus
ditutup dengan rapat menggunakan pelat baja untuk menghindari kotoran
yang masuk kedalam saluran
d) Bila ditemukan kotoran yang cukup mengganggu maka saluran udara harus
dibongkar untuk dibersihkan dan kemudian bila masih memungkinkan dapat
dipasang kembali
4.2.8. Perapat Untuk Saluran Udara
Seluruh sambungan pada saluran udara harus diberi perapat dari jenis fire
resistant duct sealer untuk mendapatkan saluran udara yang kedap terhadap
kebocoran. Sealent tersebut harus dioleskan pada saat fabrikasi
4.2.9. Sambungan dan Detail Sambungan
a) Saluran udara harus dibuat dengan konstruksi mengikuti ketentuan yang
dikeluarkan oleh SMACNA (Sheet Metal and Air-Conditioning National
Association) dengan detail konstruksi seperti yang dicantumkan pada buku
SMACNA “Low Velocity Duct Construction Standard”
b) Pemasangan semua peralatan didalam saluran udara harus mengikuti
ketentuan yang diberikan oleh SMACNA (seperti pada buku “Duct Liners
Application Standards” dan “Duct Heaters Aplication Standards”) dan lainnya
yang diperlukan dalam pekerjaan ini.
c) Sambungan saluran udara dengan out-let terminal harus benar-benar kedap
udara, dengan bantuan sealent atau neoprene sponge rubber gasket pada
sambungan tersebut.
d) Semua slip-joint harus dibuat dengan arah yang sama terhadap arah aliran
udara sehinnga tidak menyebabkan turbulensi pada aliran udara
4.2.10. Kontruksi Saluran Udara Segi-empat
a) Sambungan pelipit (seams),
Groove, Pittsburghlock seams dan Slip joints harus digunakan pada seluruh
sambungan saluran udara, kecuali dinyatakan lain dalam buku ini maupun
dalam gambar
Khusus untuk kitchen exhaust duct dan bath room exhaust duct, sambungan
dibuat dengan solder atau dapat juga dengan sealing packing seams
b) Sambungan antara saluran

Tata Udara 9-10


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

Sambungan antara saluran harus dengan sambungan flanges, dari bahan


besi siku yang diikat dengan paku keling terhadap saluran udara dan diberi
sealing packing untuk menjamin kedap udara
Besi siku yang digunakan harus mengikuti ketentuan seperti tabel berikut :
Ukuran sisi Flange Paku keling Sambungan
terpanjang Besi siku Jarak Dia. Pitch Dia. Pitch
saluran (inc) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
0 s/d 12” 25x25x3 1800 4.5 65 8.0 100
13” ~ 18” 30x30x3 1800 4.5 65 8.0 100
19” ~ 30” 40x40x3 1800 4.5 65 8.0 100
4.5
31” ~ 42” 40x40x3 1800 65 8.0 100
4.5
42” ~ 40x40x5 1800 65 8.0 100
keatas
c) Penguatan saluran udara
Besi siku atau pelipit yang digunakan untuk perkuatan saluran udara harus
mengikuti ketentuan seperti pada tabel berikut :
Perkuatan melebar (Width reinforcement),
Ukuran sisi terpanjang saluran Standard seam reinforced air
(inc) duct (mm)
Tinggi seam Jarak maks.
0 s/d 12” 25 1200
13” ~ 18” 25 900

Angle steel seam reinforrced


Ukuran sisi terpanjang saluran air duct (mm)
(inc) Tinggi seam Jarak maks.
19” ~ 30” 30x30x3 900
13” ~ 18” 40x40x5 900
42” ke atas 40x40x5 900

Perkuatan arah memanjang (Longitudinal reinforcement),


Ukuran sisi terpanjang Dimensi siku Standing seam (mm)
saluran (inc) (mm)
70” ~ 88” 40x40x5 satu pekuatan ditengah
88” ke atas 40x40x5 dua perkuatan di
tengah
d) Penumpu/Penggantung saluran udara
Besi siku penggantung harus mengikuti ketentuan seperti pada tabel berikut,
Fitting Penggantung Fitting Jarak
Ukuran sisi terpanjang Besi siku Besi rod penumpu maks.
saluran (inc) (mm) (mm)
(mm) (mm)
0 s/d 12 25x25x3 9 25x25x3 2700
25x25x3 9 25x25x3 2700

Tata Udara 9-11


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

13” ~ 18” 25x25x3 9 25x25x3 2700


25x25x3 9 25x25x3 2700

19” ~ 30” 30x25x3 9 30x25x3 2700


30x30x3 9 30x25x3 2700
31” ~ 42” 40x40x3 9 40x40x3 2700
40x40x5 12 50x50x6 2700

42” ke atas 50x50x5 12 50x50x6 2700


50x50x5 12 60x60x6 2700
Baja siku dalam tabel diatas, tercantum di sisi atas adalah untuk saluran tanpa
isolasi thermal
e) Plenum dan lining akustik
Kontraktor harus mengajukan contoh pemasangan lining kepada Direksi
Pengawas/MK untuk diperiksa dan disetujui apabila telah memenuhi
persyaratan
Lapisan harus dipasang disisi dalam saluran udara dengan butt and mitred
joints yang dirapatkan dengan adhesive tapes
Lapisan harus kokoh pada posisinya dengan diberijepitan dari metal stud atau
plastic stud pada setiap jarak antar stud 150 mm
Stud dipasang dengan epoxy based adhesive/perekat epoxy atau dapat juga
dengan split lug pin yang di las atau di patri
f) Diffuser, grille dan registers
Harus dipasang sesuai dengan as bangunan dan berdasarkan pola langiit-
langit seperti pada gambar finishing
Apabila terdapat perbedaan yang cukup jauh antara gambar rangcangan VAC
dengan pola rancangan langit-langit, maka Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapat penyelesaian
Segala kerusakan pengecatan pada diffusers, grille atau register, harus
diperbaiki dengan cat aslinya, bila perlu harus di cat ulang keseluruhan
g) Damper
Fire damper harus dilengkapi dengan sertifikat yang menjelaskan standard
yang diikuti
Sebelum dipasang, damper harus diperiksa terhadap kelancaran mekanisme
kerjanya dan harus diganti dengan yang baru bila ternyata terdapat kerusakan
pada mekanisme operasi damper tersebut
h) Exhaust hood
Bahan yang digunakan untuk hood harus baru dan masih terbungkus plastik
pelindung
Pembuatan tekukan harus menggunakan mesin tekuk dan pemotongan harus
menggunakan mesin potong, sehingga diperoleh hasil kerja yang rapi dan
akurat

Tata Udara 9-12


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

Welded seam harus digerinda setelah selesai pengerjaan untuk kehalusan


kerja. Las yang digunakan harus las khusus untuk bahan stainless steel
i) Flexible connection
Sambungan-sambungan antara fbric/cloth dengan alat/unit mesin harus kokoh
dan kedap udara untuk mencegah kebocoran
j) Turning vanes
Harus dari jenis double wall turning vanes dan dipasang dengan kokoh pada
setiap belokan-belokan patah (abbrupt elbow) dan belokan-belokan pada
saluran udara dengan bantuan peku keling, sedangkan penggunaan self
tapping screw tidak diperkenankan
k) Access door
Pintu harus diengsel pada rangka baja yang dipasang pada saluran
udara/plenum dengan dilengkapi sponge rubber gasket yang dipasang antara
sisi tepi daun pintu dan rangka kusen pada saluran udara untuk mencegah
kebocorn, dan harus dipasang dengan kokoh sehingga dapat berfungsi
sebagaimana seharusnya dan tidak menimbulkan getaran maupun suara.

5.0. PEMASANGAN ISOLASI


5.1. Persyaratan Bahan
5.1.1. Penggunaan Isolasi
Pekerjaan Isolasi harus dilakukan pada sistem pemipaan sebagai berikut :
a) Sistem pemipaan refrijeran
b) Sistem pemipaan kondensat AC
c) Saluran gas buang Diesel
d) Saluran udara supply dan return serta saluran udara exhaust yang berasal
dari ruang yang diberi pengkondisian atau AC
e) Peralatan-peralatan bantu/kontrol/ukur dan lainnya untuk instalasi tersebut di
atas

5.1.2. Persyaratan Ketahanan Api


Perekat, bahan-bahan isolasi, acoustic insulation dan sejenis, harus dari bahan
dengan ketentuan sebagai berikut,
a) Karakteristik fire hazzard rating,
− Combustibility : none
− Flame spead maksimum : 25
− Smoke developed maksimum : 50
− Toxid gas vapour developed maks. : none

Tata Udara 9-13


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

b) Pengujian untuk hal di atas harus dilakukan di pabrik sesuai dengan metoda
uji salah satu dari daftar berikut :
− BS.476-p4.1970 atau ASTM.E.136-82 atau ISO.R11 atau DIN.4102
− atau setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK
− Perekat yang digunakan harus dari bahan yang tahan air (water-repllent)
dan bersifat memadamkan api bila terbakar/fire retardant.

5.1.3. Bahan Isolasi dan Pembungkusnya


Bahan isolasi, bahan lapisan pembungkus lainnya yang dipergunakan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Fibreglass Blanket
− Jenis : Blanket duct-wrap, factory applied fire retardant vapour
barrier
− Berat jenis : minimum 16 kg/m3
− Konduktivitas : 0.23 BTU/h.sqft.F-grade pada 70 F-grade
− Alkalinitas : none
b) Rockwool Blanket
− Jenis : 50 mm wired mats, stitched to hexagonal galvanized
wire mesh 345 g/m2, 20 gauge, 0.635 mm dia., water
repellent, non capillary, non hygroscopic.
− Berat jenis : minimum 80 kg/m3
− Konduktivitas : 0.252 BTU/h.sqft.F-grade pada 100 F-grade
− Alkalinitas : none
c) Fibreglas Section Pipe Insulation
− Jenis : Sectional Pipe Insulation, factory applied fire retardant
vapour barrier
− Berat jenis : minimum 56 kg/m3
− Konduktivitas : 0.24 BTU/h.sqft.F-grade pada a00 F-grade
− Alkalinitas : none
d) Accoustic Semi Rigid Board Insulation
− Jenis : semirigid duct insulation, fixed with perforated foil,
bonded with fire retardant adhesiveBlanket duct-wrap,
factory applied fire retardant vapour barrier
− Berat jenis : minimum 48 kg/m3
− Tebal : 25 mm
− Konduktivitas : 0.200 BTU/h.sqft.F-grade pada 100 F-grade
− Moisture absortion tidak lebih dari 0.2 % volume pada suhu 120 F dan 95
% RH

Tata Udara 9-14


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

− Acoustic prop. :
Frequency Bands Sound absorbtion
min. ISO R.354

125 0.20
250 0.60
500 0.90
1000 0.90
2000 0.90
4000 0.80
e) Aluminium Foil
− Jenis : Double sided fire retardant
− Lapisan : Aluminium foil-Adhesive - Kraft paper - Fire retardant
adhesive - Fibreglass reinforcment - Fire retardant
adhesive-Kraft paper - Fire retardant adhesive -
Aluminium foil
− Spesific weight : 410 g/m2
− Reflectivity : 0.95
− Vapour trans. : 0.013 metric permeability atau 1.13 ng/NS ASTM.E-96
uncreased
f) Glass Cloth
− Jenis : PVC reinforced fabric
− Spesific weight : minimum 1000 g/m3
g) Adhesive-Tape
− Jenis : Alumunium Backing adhesive tape
− Tebal Al-foil : minimum 50 micron
− Adhesive : Fire retardant adhesive

5.1.4. Perekat Untuk Isolasi


Adhesive/perekat untuk isolasi harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :
a) Piping jacket adhesive, digunakan untuk merekatkan jacket pada isolasi harus
dari jenis weather proof mastic.
b) Vapour Barrier Coating, coating untuk jacket atau glass cloth pada pemipaan,
katup, fitting, strainer dan lainnya harus dari jenis yang disetujui oleh Direksi
Pengawas/MK
c) Insulation cement, cement untuk katup dan fitting harus dari jenis/bahan yang
disetujui oleh Direksi Pengawas/MK

5.1.5. Perekat Untuk Plat Logam


Adhesive/perekat untuk logam harus mengikuti persyaratan sebagai berikut :

Tata Udara 9-15


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

a) Perekat yang digunakan untuk merekat lapisan isolasi dengan lapisan flame
retardant atau glass cloth harus dari jenis/bahan yang disetujui Direksi
Pengawas/MK
b) Perekat untuk metal clips harus dari fire retardant epoxy resin adhesive
c) Insulation cement, lapisan perekat untuk katup dan fitting harus buatan pabrik
yang disetujui
d) Metal clip boleh disambungkan dengan sambungan patri
e) Pengikat isolasi harus dari twisted jute atau kawat baja anealed 16 US gauge
f) Metal mesh harus dari standard expanded metal lath atau 20 mm mesh kawat
hexagonal yang di galvanis

5.1.6. Pipe Sadle dan Bearing Blocks


a) Saddle harus dari jenis yang sesuai dengan gambar dan disetujui untuk
digunakan oleh Direksi Pengawas/MK
b) Balok kayu/wood blocks berukuran 25x250 mm, jenis kayu jati yang dipotong
sesuai dengan tebal bahan pelapis pipa

5.2. Persyaratan Pemasangan Isolasi


5.2.1. Isolasi harus dipasang sesuai teknik pelaksanaan terbaik dan tidak menyalahi
ketentuan pemasangan yang diberikan oleh pabrik
5.2.2. Pada bagian luar isolasi harus dipasang vapour barrier secara rapat dengan
bantuan adhesive tape
5.2.3. Harus dilengkapi dengan penumpu khusus berupa pipe saddles dan atau bearing
blocks pada bagian yang terkena tekanan/jepitan
5.2.4. Semua isolasi yang digunakan untuk pemipaan harus dari bahan isolasi yang
sudah dicetak setengah pipa
5.2.5. Isolasi tidak diperkenankan dipasang sebelum pipa atau peralatan tersebut diuji
dan dinyatakan berhasil

5.3. Isolasi Thermal Untuk Pipa


Isolasi yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada uraian
dibawah ini,
5.3.1. Isolasi untuk pemipaan drain kondensat AC,
a) Bahan : Fibreglas
b) Jenis : Section Pipe Insulation
c) Tebal : 25 mm
d) Vapor barier : Aluminium foil yang tepi-tepinya di rapat dengan duct tape

Tata Udara 9-16


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

5.3.2. Isolasi untuk pemipaan chilled water supply/return, chilled water expansion line,
a) Bahan : Fibreglass atau Rockwool, sesuai dengan ketentuan pada pasal Air
Conditiong
b) Jenis : Section Pipe Insulation
c) Tebal : 25 mm, untuk pipa dia. 3” atau lebih kecil
50 mm, untuk pipa dia. 4” atau lebih besar
d) Lapisan berikutnya adalah alummunium foil yang tepi-tepinya di rapat dengan
ducy tape
e) Khusus untuk pipa yang terkena cahaya matahari langsung atau pipa diluar
(outdoor pipes) harus ditutup dengan metal cladding/jacketing sebagai lapisan
paling luar

5.4. Isolasi Untuk Fitting dan Accessoris lainnya


5.4.1. Seluruh fitting, union, flange, strainer, badan valve dan accessoris lainnya harus
diisolasi dari bahan yang sama dengan bahan isolasi pipa dan sesuai dengan
persyaratan pada pasal selanjutnya
5.4.2. Isolasi harus dari bahan dan tebal yang sama dengan bahan isolasi pemipaan
tersebut dengan vinyl tape atau duct tape
5.4.3. Lapisan terluar adalah vapour barrier yang dirapatkan tepi-tepinya dengan duct
tape kecuali dinyatakan lain

5.5. Isolasi Thermal Untuk Saluran Udara


5.5.1. Sebelum isolasi dipasang, sisi luar saluran udara harus dibersihkan dari segala
jenis kotoran dan di cat dengan plinkote sebanyak 2 lapis. Derajat pengenceran
plinkote adalah 1 volume plinkote di campur dengan 1 volume air
5.5.2. Sebelum isolasi dipasang, sisi dalam saluran udara harus dilapis dengan cat
dasar dari jenis ‘zinc-chromate primer’ sebanyak 2 lapis sampai merata dan
logam dasar tidak terlihat
5.5.3. Lapisan harus kokoh pada posisinya dengan diberi jepitan dari ‘metal stud’ atau
‘plastic stud’ pada setiap jarak antar stud 150 mm. Stud dipasang dengan epoxy
based adhesive/perekat epoxy atau dapat juga dengan split lug pin yang di
las/solder
5.5.4. Setelah saluran udara dibungkus dengan lapisan isolasi, pena/stud tersebut
ditekuk sehingga merupakan kunci pengikat isolasi.
5.5.5. Apabila ternyata isolasi masih menggelembung, maka isolasi harus diikat dengan
kawat baja galvanis diametr 0.4 mm atau dapat juga menggunakan duct-tape
5.5.6. Isolasi harus rapat terhadap dinding saluran sehingga tidak terdapat kantong
udara diantara isolasi dengan dinding saluran.
5.5.7. Setelah isolasi terpasang, saluran dibungkus dengan alumunium foil dan ujung-
ujungnya dirapatkan dengan alumunium foil tape

Tata Udara 9-17


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

5.5.8. Pada semua sambungan isolasi harus bertumpuk (overlapped) minimum


sepanjang 75 mm serta harus ditutup secara rapat dengan alumunium foil tape
5.5.9. Alumunium foil tape harus dipasang melingkari saluran udara, tidak hanya pada
sambungan alumunium foil saja, melainkan pada setiap jarak 0.5 meter
5.5.10. Pada tempt-tempat yang tertekan seperti pada penyangga saluran, isolasi harus
dilindungi dengan pelat seng BjLS 80 selebar penyangga ditambah 5 cm di sisi
kiri dan kanannya
5.5.11. Bila ternyata setelah unit mesin air conditioning dijalankan terdapat pengembunan
pada saluran, saluran harus dibongkar dan di ganti lapisan isolasinya serta
diperiksa bilamana ada kebocoran pada saluran
5.5.12. Isolasi untuk saluran udara yang berada pada daerah tertutup (concealed) seperti
diatas langit-langit dan dalam ruang AHU atau tempat-tempat tertutup lainnya
dilakukan dengan menggunakan Fibreglass blanket tebal 25 mm
5.5.13. Isolasi dilekatkan pada saluran udara dengan bantuan duct tape yang dipasang
pada setiap jarak 300 mm dan diperkuat dengankawat galvanis atau dapat juga
dengan metal-clips pada setiap jarak 450 mm
5.5.14. Sambungan-sambungan pada saluran udara harus di rapat dengan vapour barrier
sealer dan ditutup vapour barrier tape untuk mendapatkan permukaan yang rata
sehingga tidak terjadi kantong-kantong udara
5.5.15. Isolasi saluran udara yang ditempatkan pada tempat-tempat terbuka (expose)
diberi lapisan isolasi dengan cara yang sama seperti pasal di atas untuk
selanjutnya di beri penutup khusus seperti konstruksi yang dijelaskan pada
gambar
5.5.16. Saluran udara ventilasi/supply fresh air tidak perlu diberi lapisan isolasi
5.5.17. Isolasi untuk saluran udara,
a) Bahan : Fibreglass blanket
b) Tebal : 25 mm

5.6. Isolasi Akustik


Harus dibuat sesuai dengan yang dijelaskan pada pasal-pasal tentang saluran
udara, plenum dan lining akustik

5.7. Isolasi Untuk Peralatan dan Unit Mesin


5.7.1. Tangki, headers, pompa dan lainnya yang belum diisolasi sebagai kelengkapan
standard pabrik harus diisolasi dengan bahan isolasi wired mats rockwool blanket
tebal 50 mm
5.7.2. Blanket diikat dengan kawat galvanis atau duct tape dan kemudian ditutup
dengan alumunium foil yang dirapat sisinya dengan duct tape
5.7.3. Isolasi tangki harus dilindungi dengan galvanis steel jacket tebal 0.3 mm
5.7.4. Isolasi dipasang dengan salah satu ujung sisinya dirapat ke badan tangki/mesin
dan dibalutkan secara rapat sehingga tidak terjadi kantong-kantong udara

Tata Udara 9-18


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

5.8. Pemasangan Inside Duct Liner


5.8.1. Pemasangan duct liner harus mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku
SMACNA, Duct Liner Application Standard.
5.8.2. Duct Liner dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan indikasi dalam
gambar
5.8.3. Seluruh bagian dalam saluran udara termasuk sambungan melintang maupun
membujur harus tertutup seluruhnya dengan lining material, tidak diperkenankan
adanya celah atau lining yang terputus
5.8.4. Lining material dilekatkan pada dinding saluran dengan menggunakan bahan
adhesive dengan adhesive-coverage = 100 %, demikian juga untuk daerah
sambungan melintang maupun membujur
5.8.5. Adhesive material yang digunakan harus mengikuti persyaratan dari ASC-A-
700A-1971 Adhesive sealant Council atau standard lain yang setara dan disetujui
5.8.6. Lining material tersebut selanjutnya diikat dengan pin (mechanical fastener)
dengan bahan yang sesuai dengan MF-1-1971 Mechanical Fastener Standard
atau standard lain yang setara dan disetujui
5.8.7. Pada sis-sisi sudut saluran, bahan lining tersebut harus dipotong sedemikian
rupa sehingga dalam pemasangannya akan terjadi sistem pemasangan saling
tindih dan tekan (overlapped and compressed)

5.9. Pemasangan Noise Silinser


5.9.1. Noise silincer harus dipasang pada tempat yang telah diberi indikasi pada gambar
5.9.2. Noise sincer harus memiliki flange-end dan berlubang untuk baut pangikat
dangan saluran udara/ducting
5.9.3. Ducting yang akan disambung dengan noise silincer harus diberi flange-end
dengan cara menekuk ducting dan diperkuat menggunakan besi strip dengan
ukuran yang sesuai terhadap flange-end dari silincer
5.9.4. Dimensi ducting yang akan dihubungkan dengan flange dari noise silincer harus
sama, dalam arti diperbolehkan adanya taper offset maupun adapter untuk
pemasangan noise silincer
5.9.5. Pada sela-sela antara flange noise silincer dan ducting harus diisi dengan gasket
untuk menjamin kerapatan sambungan, tidak diperkenankan adanya kebocoran
pada sambungan antara duct dengan silincer
5.9.6. Noise silincer harus diberi penggantung khusus ke pelat beton atau dudukan
khusus, dalam arti bahwa housing tidak boleh membebani saluran udara
5.9.7. Besaran dan dimensi sistem rangka penggantung silincer dibuat sesuai dengan
besaran dan dimensi silincer dengan konstruksi sesuai dengan konstruksi silincer

5.10. Pemasangan Filter Housing


5.10.1. Filter housing harus dipasang pada tempat yang telah diberi indikasi pada gambar
5.10.2. Filter housing harus memiliki flange-end dan berlubang untuk baut pangikat
dangan saluran udara/ducting

Tata Udara 9-19


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

5.10.3. Ducting yang akan disambung dengan filter housing harus diberi flange-end
dengan cara menekuk ducting dan diperkuat menggunakan besi strip dengan
ukuran yang sesuai terhadap flange-end dari filter housing
5.10.4. Dimensi ducting yang akan dihubungkan dengan flange dari filter housing harus
sama, dalam arti diperbolehkan adanya taper offset maupun adapter untuk
pemasangan filter housing
5.10.5. Pada sela-sela antara flange filter housing dan ducting harus diisi dengan gasket
untuk menjamin kerapatan sambungan, tidak diperkenankan adanya kebocoran
pada sambungan antara duct dengan filter housing
5.10.6. Filter housing harus diberi penggantung khusus ke pelat beton atau dudukan
khusus, dalam arti bahwa housing tidak boleh membebani saluran udara
5.10.7. Access-door ditentukan dari samping
5.10.8. Rangka penggantung tidak boleh menghalangi access-door dari filter housing

5.11. Pemasangan Alat Sensor/Alat Ukur


5.11.1. Peralatan ukur harus dipasang pada daerah dimana tercapai kepadatan aliran
seragam dan mudah dibaca
5.11.2. Daerah dengan aliran udara yang seragam adalah daerah yang berjarak (minimu)
2 kali diagonal terhadap belokan terdekat atau percabangan yan terdekat
5.11.3. Peralatan ukur atau peralatan sensor harus ditempatkan di tengah saluran
dengan dudukan dari baja sirip yang cukup kuat (bila perlu diberi penguatan
dengn konstruksi khusus) tetapi tidak boleh mengakibatkan hambatan terhadap
aliran udara tersebut kecuali untuk peralatan ukur tekanan dan kecepatan udara
5.11.4. Lubang-lubang untuk kabel harus berbentuk bundar dengan diameter 5 kali
diameter seluruh kabel yang akan dilewatkan lubang tersebut, kemudian sisi-sisi
tajam dari lubang tersebut diberi pelindung dari bahan karet yang berbentuk
lingkaran dengan lubang ditengahnya
5.11.5. Lubang tersebut diatas untuk selanjutnya dirapatkan dengan pita perekat
sehingga cukup rapat dalam arti tidak terjadi kebocoran aliran udara melalui
lubang tersebut.

6.0. PERSYARATAN UNIT-UNIT MESIN


6.1. Sistem AC VRV
6.1.1. Tipe perangkat adalah VRV-IV
a) Harus dari jenis VRV-IV secara lengkap berikut sistem kontrol operasinya
(thermostat, relay, kontaktor dan peralatan kontrol lainnya)
b) Kapasitas mesin harus dapat mengatasi beban pendinginan sesuai yang
tercantum dalam gambar skedul peralatan AC dan Fan
c) Unit harus disediakan secara lengkap sehingga siap untuk disambung
dengan refrigerant piping dan diisi refrijeran untuk kemudian dioperasikan
tanpa perlu ditambah dengan kelengkapan lainnya

Tata Udara 9-20


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

d) - Lower operation sound, hingga 60 db pada 12 HP


− Streamlined scroll fan
− Streamlined air grille
− Variable Refrigrant Temperature enable
− Panjang pipa actual, maksimum : 165 meter
− Panjang pipa ekvalen, maksimum : 190 meter
− External static pressure hingga 78,4 Pa.
− Efficient automatic test operation
− Individual Control System untuk unit indoor VRV
− Refrigrant dari tipe : R-410A
6.1.2. Outdoor Unit
a) Dilengkapi dengan weather-proof yang mampu melindungi seluruh
komponen didalamnya termasuk peralatan kontrol terhadap cuaca dan
sinar matahari
6.1.3. Refrigerant Field Piping
a) Mengikuti rekomendasi dari pabrik pembuat untuk penentuan diameter
pipa, penempatan trap, penambahan receiver dan lainnya

6.2. Axial Flow Ventilating Fan


6.2.1. Ketentuan Umum
a) Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban
kerja seperti yang dicantumkan pada gambar skedul peralatan
b) Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas fan, Kontraktor harus sudah
memperhitungkan segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas
terhadap pertambahan static pressure loss pada diffuser atau grille atau
filter atau damper dan/peralatan lain di dalam saluran udara sesuai dengan
yang akan dipasang
6.2.2. Konstruksi
a) Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed
pada sudut tertentu sesuai dengan kebutuhan
b) Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara
6.2.3. Impeller
a) Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standar
ARI atau standard lain yang setara dan disetujui
b) Harus seimbang secara dinamis maupun statis
c) Kipas harus dari jenis Airfoil atau Aerofoil
d) Harus direct coup[led dengan motor penggeraknya
6.2.4. Casing
a) Harus dari bahan hot dip galvanis cold-rolled steel di cat anti korosi dengan
bahan chlorinated rubber paint
b) Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor

Tata Udara 9-21


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

c) Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan


saluran udara
6.2.5. Motor
a) Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-
corrosion-proof motor dengan insulation class F
b) Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar
antara 50 ~ 75 C-grade
c) Kelengkapan (jika diperlukan)
− Rainhood
− Shutter
− Fan quard

6.3. Persyaratan Pemasangan Unitt-unit Mesin


6.3.1. Pada saat peralatan/unit mesin dipesan oleh Kontraktor tiba di tapak, segera
harus dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container dengan
disaksikan secara bersama oleh Direksi Pengawas/Konsultan Pengawas, Wakil
Pemberi Tugas, Petugas dari Perusahaan jasa pengiriman (courier/transporter
agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan
6.3.2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan dan
diserahkan kepada Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas. Ketentuan lebih
detail tentang hal ini diatur oleh Direksi Pengawas/ Konsultan Pengawas.
6.3.3. Apabila dalam pemeriksaan visual di atas ditemukan kerusakan fisik terhadap
peralatan, maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur
olehDireksi Pengawas/MK.
6.3.4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan
perbaikan dengan melakukan cat ulang dengan kwalitas pengecatan paling
tidak harus sama, dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang
sempurna (dengan sikat kawat, degreasing liquid dan sebagainya)
6.3.5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi
tanggungan dan atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan
6.3.6. Pemasangan Unit Mesin
Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus
disesuaikan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidaksesuaian dengan Dokumen
Kontrak, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya operasi , pemborog
harus mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui Direksi
Pengawas/ Konsultan Pengawas.

7.0. PERSYARATAN PENGUJIAN


7.1. Ketentuan Umum
7.1.1. Pengujian harus disaksikan oleh Dreksi Pengawas/Konsultan Pengawas,
Perencana serta Wakil dari Pemberi Tugas

Tata Udara 9-22


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

7.1.2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja
dengan baik selama 7 x 24 jam
7.1.3. Selambat-lambatnya 14 hari sebelum dilakukan pengujian, Kontraktor harus
mengajukan prosedur pengujian kepada Direksi Pengawas/Konsultan
Pengawas. Untuk dimintakan persetujuannya
7.1.4. Star-up unit mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Ahli dari
Perwakilan merk tersebut di Indonesia.

7.2. Penyediaan Peralatan Pengukur Dan Penguji


7.2.1. Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan atas
beaya Kontraktor
7.2.2. Alat-alat khusus untuk pengujian sistem air conditioning yang harus disediakan
oleh Kontraktor sedikitnya adalah,
a) Thermo Hygrograph : 3 buah
b) Sling Psikrometer : 2 buah
c) Portable Measuring Station : 1 buah
d) Portable Hotwire Anemometer : 1 buah
e) Peralatan ukur lainnya yang harus dipasang pada sistem pemipaan, saluran
udara, dan tempat lainnya sesuai dengan rencana pengujian yang diajukan
oleh Kontraktor dan telah disetujui

7.3. Pengujian Sistem Pemipaan


7.3.1. Dilakukan dengan methoda Hydrostatic Test sesuai dengan ketentuan pda bab
pemipaan
7.3.2. Tekanan pengujian adalah 8 atm
7.3.3. Apabila selama 12 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian
dinyatakan selesai
7.3.4. Bila terjadi penurunan, Kontraktor memperbaiki kerusakan tersebut dan
pengujian di ulangi dari awal

7.4. Pengaturan Distribusi Aliran Udara Ke Ruangan


7.4.1. Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan
seluruh komponen dalam saluran udara telah selesai dipasang
7.4.2. Pekerjaan yang harus dilakukan :
a) Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan sesuai
dengan yang tertera pada gambar
b) Mengatur splitter damper dan volume dampersehingga jumlah udara yang
mengalir kesetiap ruangan sesuai dengan kebutuhan ruangan tersebut
7.4.3. Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan
mesin-mesin Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan + 10% atau –5%

Tata Udara 9-23


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

7.5. Pengujian Kriteria Kebisingan (Noise Criteria)


7.5.1. Pengukuran dilakukan terhadap tingkat tekanan suara dalam satuan ukuran
atau skala ‘weighing’ decible (dBCA) pada berbagai pita frekwensi sehingga
dapat dibuat kurva Noise Criteria.
7.5.2. Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran dan di plot
pada NC chart
7.5.3. Apabila NC melebihi angka-angka perencanaan pada pasal terdahulu, maka
Kontraktor harus menambahkan beberapa peredam suara pada saluran udara,
misalnya duct acoustic lining

7.6. Penyetelan dan Pengujian Opertasi Sistem Kontrol


7.6.1. Setelah sistem dioperasikan, dengan disaksikan Direksi Pengawas/Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus memeriksa seluruh wiring hook-up dari seluruh
peralatan kontrol dan melakukan dummy test untuk memeriksa gerakan-
gerakan, response dan kehalusan kerja sistem tersebut.
7.6.2. Hal-hal yang harus di set dan dilakukan pengaturan (set and adjustment)
adalah set point dan throttling range dari setiap peralatan sehingga tidah terjadi
kegagalan operasi/kerja akibat perbedaan throttling range antara setiap
peralatan

7.7. Pengujian Operasi Sistem


7.7.1. Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan
dibersihkan, dan telah menjalani ‘trial run’ selama 3 x 24 jam
7.7.2. Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem
dengan dioperasikan secara terus menerus selama 6 x 24 jam
7.7.3. Pada saat pengujian ini Kontraktor melaksanakan bersama Direksi
Pengawas/Konsultan Pengawas, hal-hal berikut :
a) Mengamati seluruh sistem pemipaan
b) Mengamati seluruh sistem saluran udara
c) Mengamati kerja sistem kontrol
d) Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam sistem Air
Conditioning
e) Memperbaiki segala hal yang belum beroperasi dengan semestinya dan
bila terdapat getaran atau noise yang berlebihan dan segala hal yang
menurut Direksi Pengawas/Konsultan Pengawas. Perlu diadakan
penyempurnaan

Tata Udara 9-24


Mekanikal-elektrikal DYOKARA SERVICE APARTMENT

7.8. Laporan Pengujian


7.8.1. Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku SMACNA,
‘Testing and Balancing of Air Conditioning System’ dan/atau buku ‘NEBB,
National Engineering Balancing Bureau
7.8.2. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor
yang bersangkutan baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil foto copy
formulir dan pengisiannya sehingga merupakan hasil pengujian yang baik
7.9. Pemberian Tanda-Tanda Penyetelan (marking)
Setelah sistem bekerja dengan baik, lancar dan sesuai dengan fungsinya,
Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada pressure gauge, thermometer,
valve opening, flow meter, splitter damper, volume damper dan peralatan
pengatur dan pengukur lainnya dengan cara-cara yang disetujui Direksi
Pengawas/Konsultan Pengawas.

Tata Udara 9-25

Anda mungkin juga menyukai