Anda di halaman 1dari 20

1.

Instalasi Plambing

1.1. Instalasi Air Bersih

1. Umum

Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai uraian pekerjaan instalasi air bersih.

2. Lingkup pekerjaan

Pemasangan pipa distribusi dari PDAM ke alat-alat penerimaan (kran–kran) dalam bangunan lengkap
dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditentukan.

3. Uraian Pekerjaan

a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem supply air bersih yang berfungsi dengan
baik.

b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta perlengkapannya harus
sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan..

c. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin / disaksikan oleh Direksi /
Pengawas.

d. Persyaratan pemipaan air bersih, meliputi :

Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah pipa HDPE (PPR) Polypropylene Class PN
10, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa air bersih.
Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal.

Jalur pipa sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus menyesuaikan kondisi
lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing dengan persetujuan Direksi Lapangan.

Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu pula dengan
percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan, pembengkokan pipa tidak
diperkenankan. Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan ulir

(screwed), penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi red lead cement, memakai
pintalan atau pita merupakan sambunan yang kedap udara maupun kedap air. Ulir harus dibersihkan
dari jerami-jerami bekas pembuatan ulir. Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom,
balok atau struktur utama tanpa ada persetujuan dari Direksi / Pengawas.
Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan Flashing yang terbuat
dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang memadai. Selama pemasangan instalasi pipa
berjalan kontraktor harus menutup ujung pipa yang terbuka guna mencegah masuknya kotoran.

4. Sistem Instalasi Air Bersih

a. Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu menyalurkan air bersih dengan
laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran tidak lebih dari 2 m/s.

b. Tekanan pelayanan minimum pada masing-masing titik adalah minimum 0,8 bar dan maksimum 3,5
bar.

5. Penyangga Pipa

Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus. Penyangga pipa dibuat
dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul dan jumlah deret pipa
yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa dan
digalvanis.

6. Sambungan pipa

Semua sambungan menggunakan ulir dan Mechanical joint (Coupler Joint) dari jenis resipace kecuali
untuk pipa dengan ukuran 2“, menggunakan sambungan ulir dari socket (Compression Fitting Joint).
Untuk sambungan flues harus diberi gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat kawat
sedangkan untuk sambungan ulir harus diberi bahan anti bocor ( seal tape ). Untuk air bersih harus
menggunakan seal tape dari bahan yang tidak membahayakan kesehatan. Mechanical joint (Coupler
Joint) dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.

7. Material / Bahan Yang Dipakai

a. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam lingkup pekerjaan
kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum dipasang. Apabila hal
tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas lapangan.

b. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja (gudang)
agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.

c. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan umum, Kontraktor harus
menjaga ketertiban dan kelancaran serta mengganggu lalu lintas.

d. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau menolak peralatan yang
tidak memenuhi syarat.

e. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus segera mengeluarkan atau
memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat penggunaan peralatan kerja tersebut harus
diperbaiki kembali atas beban biaya Kontraktor.

f. Pipa (PPR) Polypropylene Class PN 10 beserta perlengkapannya produksi ex. Rucika, Wavin, atau
setara dengan diameter sesuai gambar.

g. Valve-valve produksi ex. Kitz, Toyo atau setara.

h. Material yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

i. Valve/ katub harus mempunyai spesifikasi :

• Gate Valve
o Body : Bronze
o Steam : Brass
o Disc : Bronze
o Class : 125
o Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa (125 psi) Saturated
Steam

• Strainer
o Body : Lead – Free Bronze
o Stem : SUS304
o Class : 10 K
• Swing Check Valve
o Body : Bronze
o Pin : Brass
o Disc : Bronze
o Class : 125
o Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa (125 psi) Saturated
Steam

j. Fleksibel Joint

• Operating Pressure : 16 kg/cm²


• Burst Pressure : 60 kg/cm²
• Vacuum Rating : 650 mm/Hg

8. Spesifikasi Pompa Air Bersih

Perencanaan panel kontrol pompa harus mampu dibuktikan bekerja pada kondisi kritikal sesuai
dengan kriteria panel yang diatur dalam standar NFPA 20 Tahun 2022 butir 10.4.3.3 yaitu (300% FLA
Continous atau 600% FLA selama 8 s/d 20 detik). Pompa mengacu pasa SNI terbaru Yakni SNI 6670 -
2023 dan mengingatkan bisa dicantumkan ke dalam RKS Sesuai dengan SNI pompa kebakaran yang
baru yakni SNI 6570:2023, pompa kebakaran harus terdaftar (listed) atau comply dengan NFPA 20

a. Pompa Booster (dari Tandon bawah ke Distribusi)

- Produksi ex. Grundfos, Torishima, KSB atau setara


- End Suction Single-stage pump.
- Single-stage centrifugal pump with axial suction port and radial discharge port close-coupled
with a three-phase motor.
- Pump and motor are mounted on a common baseplate.
- The pump has a mechanical shaft seal.
- Impellers, intermediate chambers and shaft are made of stainless steel. Suction and discharge
chambers are made of Cast iron.

2. Instalasi Air Buangan (Bekas, Kotoran & Penghawaan)

1. Umum

Spesifikasi ini merupakan spesifiksasi teknis mengenai pekerjaan instalasi air

bekas, kotoran dan penghawaan.

2. Lingkup Pekerjaan

a. Saluran pembuangan dari bak cuci kamar mandi dan dapur ke sumur resapan.
b. Saluran pembuangan dari wastafel ke sumur resapan.
c. Saluran pembuangan dari kloset ke IPAL.
d. Saluran penghawaan instalasi pembuangan seperti dalam gambar perencanaan.

3. Uraian Pekerjaan

a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna dan terpadu, sehingga merupakan sistim saluran air bekas, kotoran dan
penghawaan berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran dan penghawaan
beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin / disaksikan Direksi
Lapangan.

4. Material / Bahan Yang Dipakai

a. Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar rencana, produksi ex.
Rucika, Wavin atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Fitting-fitting untuk penyambungan terbuat dari bahan dan produksi yang sama.
c. Floor drain bak cuci meja laboratorium dari bahan stainless steel, produksi ex. San-Ei atau
setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.

5. Cara Pemasangan

1). Umum

a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua detail
dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
o Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan
pipa, fitting serta peralatan lainnya.
o Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk mendapat penyelesaian.
o Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan lain-lain
dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
o Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-
tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
o Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak
membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai
peredam getaran.

2). Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan

a. Pipa Tegak

- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi dengan
landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga maksimum 3 meter.
- Pipa tegak dalam tembok yang menuju alat plambing harus dipasang dengan baik. Kontraktor
harus membuat jalur pipa dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan
kebutuhannya. Setelah pipa dipasang dan diuji terhadap kebocoran, maka jalur dan lubang
harus ditutup kembali dengan rapi.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus lantai beton atau dinding
harus diberi bahan Waterprofing untuk tidak memungkinkan adanya kebocoran.
- Untuk memudahkan pemeliharaan dikemudian hari, semua fitting TY yang dilengkapi dengan
Clean Out (seperti pada gambar rencana), pada dasarnya harus ditarik ke atas, sampai
permukaan lantai (finishing floor level), diakhiri dengan mempergunakan Clean Out. Jika
terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya, karena kondisi lapangan, kontraktor bisa
mengajukan alternatif lain denan persetujuan Direksi Lapangan.

b. Pipa Mendatar

- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan
menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa diberi penyangga yang
dilengkapi dengan klem-U.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung. Persyaratan
penggantung harus sesuai dengan table di pasal selanjutnya. Pipa mendatar harus dipasang
dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.

c. Penyambungan Pipa

-rubbering joint.

- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.

- Setiap sambungan pipa PVC harus dibersihkan dulu pipa PVC nya, sebelum dilaksanakan
penyambungan.

- Khusus untuk perpipaan air kotor, sambungan pipa ke IPAL diberi kemiringan 3%. Sambungan selain
ke WC dilengkapi dengan siphon yang mempunyai ketinggian seal trap antara 2-4 inchi .

d. Pipa Dalam Tanah

- Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus ditanam
dengan kedalaman kurang lebih 50 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan
tanah atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu kemudian
diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas pipa
diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (50 cm) karena sesuatu hal, maka pipa pada
bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal setebal 10
cm yang dipasang.sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa,
untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Disekitar fitting pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tersebut tidak
bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di atasnya.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

e. Penyangga dan penggantung pipa.

- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga dengan baik dan
jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm . Selama pemasangan ujung pipa yang
terbuka harus ditutup.

f. Lain lain.

Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup memberi petunjuk jalur
pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari
penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan pada pekerjaan / bagian lain. Harus
diprbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi dan lurus.

3). Sambungan Ulir

a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau ANSI
B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red load dan
linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :

d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
e. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
4). Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa harus
dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
5). Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan fitting alat
ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-
a. tempat yang penting.
b. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang dengan
benar dan simetris.
6). Sambungan Pipa dengan Bahan Yang Berbeda

7). Sambungan dengan peralatan Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan
union atau flens. Sambungan tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
8). Sambungan Lentur dan Sambungan Ekspansi Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan
sambungan lentur atau sambungan ekspansi dimana dapat terjadi gerakan antara dua bagian
pemipaan atau dimana dapat terjadi expansi atau kontraksi yang melebihi batas toleransi untuk
pemipaan.
9). Pipa yang tertanam Dalam Bangunan Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding
atau ditanam dalam tanah atau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara
hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.
10). Katub Pelepasan Udara Katub pelepas udara terjebak harus dipasang pada sistem pipa air
sirkulasi.
11). Penyangga dan Penggantung Pipa
a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan menggantungkan pipa
ke pipa lainnya.
b. Penyangga dan penggantung pipa harus terbuat dari besi siku atau besi kanal.
c. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi dengan
landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar penyangga maksimum 3 meter.
d. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan dengan memakai insert.
e. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :

l. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran (Vibration
Eliminator).

12. Penembusan Pipa


a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung (sleeve) yang
diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene atau
Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
13). Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yang kotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
14). Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu pada masing-
masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Pewarnaan Pipa
d. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur). Pada setiap
jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi penamaan pipa (simbol
pipa) dan penunjuk arah aliran sesuai SNI 19-3778-1995.

3. Testing & Comissioning


1. Pengujian Terhadap Kebocoran
a. Setelah semua instalasi air bersih terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolik sebesar
10 kg/cm² selama 1 x 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Instalasi air buangan (air kotor dan air bekas) yang telah terpasang harus diuji terhadap
kebocoran dengan cara mengisi seluruh jaringan pipa dengan air dan di-dop pada
ujungnya. Selama 1x24 jam harus tidak terjadi perubahan/ penurunan permukaan air.
2. Pengujian Desinfeksi
a. Kontraktor harus melakukan pembilasan desinfeksi dari seluruh instalasi air, sebelum
diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Proses desinfeksi dilakukan dengan cara memasukkan larutan Chlrorida kedalam sistem
pemipaan dengan cara / metode yang disetujui oleh Direksi / Pengawas. Dosis Chlrorine
tidak kurang 50 ppm ( part per million ) selama 16 jam, setelah itu seluruh sistem harus
dibilas air bersih ( flushing ) sehingga kadar chlrorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
3. Pengujian Sistem Pompa
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap kapasitas aliran dan sistem operasi pompa.
Pengujian laju aliran pompa dapat menggunakan alat ukur berupa flow meter yang dipasang
pada jaringan perpipaan dan alat pencatat waktu (stop watch).
4. Kontraktor harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua) minggu
sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian
tersebut kepada Pengawas untuk disetujui. Seluruh biaya pengujian ditanggung oleh
Pemborong.
5. Kontraktor harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem
kepada Pengawas.
6. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima oleh
Manajemen Konstruksi dan Pemilik.
7. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik dan
telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor diwajibkan menguji
seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam
peraturan / Spesifikasi Peralatan.
8. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan yang ditunjuk.
Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan
bersama.
9. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui pada
saat Pemeriksaan / Pengujian harus segera diganti dengan yang baru / disempurnakan sampai
dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
10. Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 ( tiga )
mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran ( tekanan hydrostatis )
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan ( kinerja pompa ).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain-lain.

Pasal 54. Instalasi Hydrant dan Sprinkler


54.1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai pekerjaan instalasi hydrant dan sprinkler berikut
peralatan bantunya serta ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

54.2. Lingkup Pekerjaan


a. Pengadaan dan pemasangan pipa hydrant dan sprinkler dari tandon bawah ke alat-alat
penerimaan ( Fire House Cabinet dan unit Sprinkler ) dalam bangunan lengkap dengan
sambungan-sambungan dan perlengkapan yang diperlukan.
b. Menyelenggarakan percobaan-percobaan dan acceptance test.
c. Menyelenggarakan program pelatihan bagi petugas keamanan dan karyawan tentang
pengetahuan sistem dan operasinya.
54.3. Uraian Pekerjaan
1. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan instalasi pemadam kebakaran ini harus dikerjakan oleh instalator yang telah
mempunyai Surat Pengakuan (PAS) dari Instansi terkait (Dinas PMK) maupun dari Pemerintah
Daerah setempat yang berlaku.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan beserta perlengkapannya harus
sesuai dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi hydrant dan sprinkler harus seijin / disaksikan
Direksi Lapangan.
5. Persyaratan pemipaan instalasi Hydrant dan srinkler, meliputi :
a. Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi Hydrant dan Sprinkler adalah pipa Black Steel
Pipes (BS) Class Sch. 40 dan jika dibawah tanah di tambahkan wrapping yang membungkus
seluruh permukaaan pipa, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan
yang sama dengan pipa tersebut.
b. Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur pipa sesuai
dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus menyesuaikan kondisi
lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
c. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu pula
dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan, pembengkokan
pipa tidak diperkenankan.
d. Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan dengan cara las.
e. Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan Flashing yang
terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang memadai.

54.4. Pengadaan dan Pemasangan


Kontraktor harus mengadakan dan memasang seluruh peralatan untuk bekerjanya sistem pemadam
kebakaran yang meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa hidrant lengkap dengan asesorisnya (fitting, katub
dan lain-lain) sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
2. Pengadaan dan pemasangan kotak hidrant (termasuk selang, nozzle, hose rack, landing valve,
dll), pilar hidrant dan sambungan dinas lengkap dengan asesorisnya sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis.
3. Pembersihan pipa mengunakan aliran air yang bertekanan dari pompa yang disediakan oleh
Kontraktor.
4. Pengujian kebocoran instalasi pemipaan hidran dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap (bagian perbagian), kemudian dilanjutkan secara keseluruhan
setelah jaringan pemipaan terpasang semuanya, hingga sistem tersebut dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan perencanaan.
5. Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus . Penyangga
pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul
dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt yang dipakai disesuaikan
dengan ukuran pipa.
6. Pemasangan pompa-pompa kebakaran harus sesuai dengan sistem yang diinginkan dan
persyaratan teknis dari pabrik.
7. Pompa harus dipasang sedemikian sehingga getaran yang ditimbulkan dapat diisolir. Peredam
getaran yang dipilih untuk defleksi statis yang sesuai beratnya.

5. Material / Bahan yang Dipakai


1. Pipa Black Steel Pipe BS-40-1387/1967 Sch. 40 beserta perlengkapannya produksi ex. Spindo,
Bakrie, PPI, KS Group atau setara dengan diameter sesuai gambar.
2. Semua fitting (Gate valve, Check Valve, Floating, Foot Valve, Preasure Reducing Valve dll) dari
bahan Black Steel Pipe BS-40-1387/1967 Sch. 40 produksi ex. Yamataka, Kitz, Toyo atau setara.
3. Seluruh katub yang dipasang di pemipaan pemadam kebakaran harus dari jenis fire fighting
valves yang mempunyai tekanan kerja 300 psi dan tekanan test 700 psi (kelas 300). Khusus
gate valve yang dipasang harus tipe OS&Y (Outside Screw & Yoke).. Spesifikasi material gate
valve harus seperti berikut ini :
a. Body : cast iron
b. Bonnet : cast iron
c. Disc : cast iron
d. Hand Wheel : cast iron
e. Stem : brass
f. Bolt and nut : steel
g. Yoke : cast iron
h. Finishing : red epoxy coating

4. Sprinkler yang digunakan adalah :


a. Type Upright Pendant
Model : H Standard Response
Nominal Orifice : ½” ( 15 mm ), 68 °C
NPT : ½” ( 15 mm )
K-Factor : 5,6 ( 8,1 )

5. Kotak Hidrant, Pilar Hidrant dan Siemesse Conncetion


a. Pilar Hidrant dan Siamese Connection
Pilar hidrant dan siamese connection yang digunakan adalah dengan 2 buah outlet dia. 2½”
vander heyde lengkap dengan tutup dan rantainya. Selain ball valve pada outlet pilar hydrant
juga harus dilengkapi dengan main valve dan fasilitas drainnya.
Model : Two Ways
Produksi : ex. Appron, Ozeki, Hooseki atau setara.
Preasure : Standard JIS 10 K
Kelengkapan : Main valve & Ball Valve
Siamesse Connection yang digunakan type Macino model S.7 dengan VDH
produksi ex. Ozeki, Yamato atau setara.
b. Kotak Hidrant – In Door
Kotak hidrant In door lengkap dengan hose / selang yang panjangnya 40 meter diameter 2½”
dan nozzle juga diameter connection 2 ½”. Box ini harus dilengkapi dengan kunci, dimana anak
kuncinya diletakkan pada sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.
Model : Indoor Type B
Produksi : ex. Appron, Ozeki, Hooseki atau setara.
Preasure : Standard JIS 10 K
Kelengkapan : rol fire house, hydrant valve, seamless nozzle, hose
rack & hydrant valve
c. Warna Kotak Hidrant
Kotak hidrant, pilar hidrant dan siamese connection harus berwarna merah
gelap dengan tulisan warna putih yang jelas.
6. Safety, Automatic Air Release Valve dan Preasure Relief Valve yang digunakan produksi ex.
Armstrong, Samyang, Tozen, Louis Victor atau setara.
7. Material yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
6. Spesifikasi Pompa
1. Pompa Diesel Fire Hydrant
Type Pompa : End Suction produksi Ex. Grundfos, Torishima, KSB, atau setara
Capacity : 750 Usgpm
Head : 100 m
Speed : 3000 rpm
Duty Preasure : 16 Bar
Standard Design : NFPA-20
Casing Material : Cast Iron
Type Diesel : produksi ex. Clarke, Kubota, Doosan, Carterpilar atau setara
Engine Cooling System : HE Cooling
Starting Method : Auto start by preasure switch of sensor line
Insulation Protection : VMFP-T4HR

2. Pompa Electric Fire Hydrant


- Produksi ex. Grundfos, Torishima, Pattersons, KSB, EBARA atau setara
- Non-self priming, single-stage centrifugal pump for the pumping of thin, clean or slightly
contaminated, non-aggressive liquids without abrasive or long-fibred solids.
- Pump and motor are mounted as separate units on a common baseplate and connected via a
flexible coupling.
- The impeller is hydraulically as well as dynamically balanced.
- The shaft sealing is by means of a replaceable shaft sleeve (stuffing box versions).
- Complete unit consists of pump, baseplate, coupling guard and electric motor.
- Liquid temperature range : 0-120 °C
- Type of shaft seal : BAQE
- Material, pump housing : Cast iron EN-JL1040 DIN W.-Nr.Class 35-40 ASTM
- Material, impeller : Cast iron EN-JL1040 DIN W.-Nr.Class 35-40 ASTM
- Maks. ambient temperature : 40 °C
- Maximum operating pressure : 16 bar
- Standard, pipe connection : DIN
- Size, pump inlet : DN 100
- Size, pump outlet : DN 80
- Pressure stage, pipe connec. : PN 16
- Motor type : MMG280M
- Efficiency class :2
- Number of poles :2
- P2 : 110 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 3 x 220-240 / 380-415 V
- Rated current : 265 / 152 A
- Starting current : 790 %
- Cos phi - power factor : 0,91
- Rated speed : 2985 rpm
- Full load motor efficiency : 93,9 %
- Enclosure class (IEC 34-5) : IP55
- Insulation class (IEC 85) :F
3. Pompa Jockey Fire Hydrant
- Produksi ex. Grundfos, Torishima, Pattersons atau setara
- Non-self-priming, multistage, in-line, centrifugal pump for installation in pipe systems and
mounting on a foundation.
- The pump has the following characteristics:
Impellers and intermediate chambers are made of Stainless steel DIN W.-Nr. 1.4301 DIN W. Nr.
Pump head and base are made of Cast iron.
The shaft seal has assembly length according to DIN 24960.
Power transmission is via cast iron split coupling.
Pipework connection is via DIN flanges.
The motor is a 3 -phase AC motor.
- Liquid temperature range : 0 -120 °C
- Speed for pump data : 2917 rpm
- Rated flow : 10 m³/h
- Rated head : 96.7 m
- Type of shaft seal : HQQE
- Approvals on nameplate : CE
- Material, pump housing : Cast iron EN-JL1030 DIN
W.-Nr.A48-30 B ASTM
- Material, impeller : Stainless steel 1.4301 DIN
W.-Nr.304 AISI
- Maximum ambient temperature : 40 °C
- Max pressure at stated temp : 16 / 120 bar / °C 16 / -20 bar / °C
- Standard, pipe connection : DIN
- Size, pipe connection : DN 40
- Pressure stage, pipe connec. : PN 16
- Flange size for motor : FT130
- Motor type :112MB
- Efficiency class : 2 1/5
- Number of poles :2
- P2 : 4 kW
- Power (P2) required by pump : 4 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 3 x380-415 D V
- Rated current :8A
- Starting current : 870-950 %
- Cos phi - power factor : 0,90-0,87
- Rated speed : 2900-2910 rpm
- Enclosure class (IEC 34-5) : IP55
- Insulation class (IEC 85) :F
-
7. Cara Pemasangan
1. Umum
a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan pemadam kebakaran sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua detail dan
perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
- Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka langit-
langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan pipa, fitting
serta peralatan lainnya.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Manajemen Konstruksi, untuk mendapat penyelesaian.
- Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan lain-lain
dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-tempat
tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani
unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam getaran.

2. Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan


a. Pipa Tegak
Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi dengan
landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga maksimum 3 meter.
b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan
menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa diberi penyangga yang
dilengkapi dengan klem-U.
- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai dengan table di atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung. Persyaratan
penggantung harus sesuai dengan table di atas. Pipa mendatar harus dipasang dengan
kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.

c. Pipa Dalam Tanah


- Pipa yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus ditanam dengan
kedalaman kurang lebih 50 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan tanah
atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu kemudian
diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas pipa
diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (50 cm) karena sesuatu hal, maka pipa pada
bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal setebal 10
cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa,
untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
- Pipa yang akan ditanam diberi lapisan plinkut terlebih dahulu, kemudian dilapisi dengan
lembaran karung goni dan kemudian dilapisi dengan plinkut kembali. Pipa yang ditanam harus
diberi tanda blok beton setiap 2 (dua) meter.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm,
selanjutnya setelah pipa diletakkan, diberi bata di atasnya di sekeliling dan di atasnya diurug
kembali dengan pasir setebal 15 cm, untuk selanjutnya diurug tanah sampai padat.
- Penyambungan pipa di ruang mesin harus menggunakan Flexible Coupling, sedangkan di luar
ruang mesin menggunakan flens dan baut.
- Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada ruangan pipa bagian atas harus dilindungi dengan
plat beton bertulang tebal + 10 cm dan pemasangannya tidak mengganggu jalan kemudian
ditimbun dengan baik sampai rata.
d. Penyangga dan penggantung pipa.
- Gantungan pipa harus dipasang sesuai dengan ketentuan di atas.
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga dengan baik dan
jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm . Selama pemasangan ujung pipa yang
terbuka harus ditutup.
e. Lain – lain.
Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup memberi
petunjuk jalur pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bebas dari penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan pada
pekerjaan / bagian lain. Harus diprbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa sehingga
kelihatan rapi dan lurus.

3. Sambungan Ulir
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau ANSI
B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red load dan
linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
f. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
4. Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa
harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
5. Penyambungan Las
Sambungan las harus menggunakan alat las listrik dengan kampuh las yang sesuai. Prosedur
pengelasan harus mengikuti standar yang berlaku. Operator pengelas harus memiliki sertifikat 4G-
SGAW dari instansi yang berwenang.
6. Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan fitting alat
ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang dengan
benar dan simetris.

7. Sambungan dengan peralatan


Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau flens. Sambungan
tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
8. Pipa yang tertanam Dalam Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah atau daerah-
daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.
9. Penyangga dan Penggantung Pipa
a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan menggantungkan
pipa ke pipa lainnya.
b. Penyangga dan penggantung pipa harus terbuat dari besi siku atau besi kanal.
c. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi
dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar penyangga maksimum 3 meter.
d. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan dengan memakai
insert.
e. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :
f. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran (Vibration
Eliminator).
10. Penembusan Pipa
a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung (sleeve) yang
diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene atau
Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.

11. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
12. Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu pada masing-
masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur). Pada setiap
jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi penamaan pipa (simbol
pipa) dan penunjuk arah aliran.
13. Pemasangan Hose Rack Box, Fire Hose dan Fire Estinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga permukaan (pintu) rata dengan
dinding tersebut. Jarak antara dasar hydrant box dengan lantai 40 cm. Di dalam Hydrant box harus
dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, dan Fire Departmen Connection.
14. Pemasangan Pilar Hydrant dan Siamese Connection
Pilar hidran dan siamese connection ditempatkan di luar bangunan, di atas permukaan tanah sesuai
dengan gambar document. Peletakan pilar hydrant dan siamese connection di atas pondasi beton
dengan ketentuan berat pondasi minimal 2 x berat pilar hydrant.

15. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.

8. Testing & Comissioning


1. Pengujian Terhadap Kebocoran
Setelah semua instalasi air bersih terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolik sebesar 15
kg/cm² selama 1 x 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
2. Pengujian Sistem Pompa
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap kapasitas aliran dan sistem operasi pompa.
Pengujian laju aliran pompa dapat menggunakan alat ukur berupa flow meter yang dipasang
pada jaringan perpipaan dan alat pencatat waktu (stop watch).
3. Pemborong harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua)
minggu sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara
pengujian tersebut kepada Pengawas untuk disetujui. Seluruh biaya pengujian ditanggung
oleh Pemborong.
4. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem
kepada Pengawas.
5. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima
oleh Manajemen Konstruksi dan Pemilik.
6. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik
dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor diwajibkan
menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan
dalam peraturan / Spesifikasi Peralatan.
7. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan yang ditunjuk
Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan
bersama.
8. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui
pada saat Pemeriksaan / Pengujian harus segera diganti dengan yang baru / disempurnakan
sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
9. Kontraktor harus menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 ( tiga )
mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran ( tekanan hydrostatis )
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan ( kinerja pompa ).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain

Anda mungkin juga menyukai