Instalasi Plambing
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai uraian pekerjaan instalasi air bersih.
2. Lingkup pekerjaan
Pemasangan pipa distribusi dari PDAM ke alat-alat penerimaan (kran–kran) dalam bangunan lengkap
dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan dengan gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem supply air bersih yang berfungsi dengan
baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta perlengkapannya harus
sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan..
c. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin / disaksikan oleh Direksi /
Pengawas.
Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah pipa HDPE (PPR) Polypropylene Class PN
10, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa air bersih.
Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal.
Jalur pipa sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus menyesuaikan kondisi
lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing dengan persetujuan Direksi Lapangan.
Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu pula dengan
percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan, pembengkokan pipa tidak
diperkenankan. Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan ulir
(screwed), penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi red lead cement, memakai
pintalan atau pita merupakan sambunan yang kedap udara maupun kedap air. Ulir harus dibersihkan
dari jerami-jerami bekas pembuatan ulir. Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom,
balok atau struktur utama tanpa ada persetujuan dari Direksi / Pengawas.
Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan Flashing yang terbuat
dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang memadai. Selama pemasangan instalasi pipa
berjalan kontraktor harus menutup ujung pipa yang terbuka guna mencegah masuknya kotoran.
a. Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu menyalurkan air bersih dengan
laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran tidak lebih dari 2 m/s.
b. Tekanan pelayanan minimum pada masing-masing titik adalah minimum 0,8 bar dan maksimum 3,5
bar.
5. Penyangga Pipa
Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus. Penyangga pipa dibuat
dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul dan jumlah deret pipa
yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa dan
digalvanis.
6. Sambungan pipa
Semua sambungan menggunakan ulir dan Mechanical joint (Coupler Joint) dari jenis resipace kecuali
untuk pipa dengan ukuran 2“, menggunakan sambungan ulir dari socket (Compression Fitting Joint).
Untuk sambungan flues harus diberi gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat kawat
sedangkan untuk sambungan ulir harus diberi bahan anti bocor ( seal tape ). Untuk air bersih harus
menggunakan seal tape dari bahan yang tidak membahayakan kesehatan. Mechanical joint (Coupler
Joint) dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.
a. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam lingkup pekerjaan
kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum dipasang. Apabila hal
tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui oleh
Direksi / Pengawas lapangan.
b. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja (gudang)
agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
c. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan umum, Kontraktor harus
menjaga ketertiban dan kelancaran serta mengganggu lalu lintas.
d. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau menolak peralatan yang
tidak memenuhi syarat.
e. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus segera mengeluarkan atau
memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat penggunaan peralatan kerja tersebut harus
diperbaiki kembali atas beban biaya Kontraktor.
f. Pipa (PPR) Polypropylene Class PN 10 beserta perlengkapannya produksi ex. Rucika, Wavin, atau
setara dengan diameter sesuai gambar.
• Gate Valve
o Body : Bronze
o Steam : Brass
o Disc : Bronze
o Class : 125
o Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa (125 psi) Saturated
Steam
• Strainer
o Body : Lead – Free Bronze
o Stem : SUS304
o Class : 10 K
• Swing Check Valve
o Body : Bronze
o Pin : Brass
o Disc : Bronze
o Class : 125
o Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa (125 psi) Saturated
Steam
j. Fleksibel Joint
Perencanaan panel kontrol pompa harus mampu dibuktikan bekerja pada kondisi kritikal sesuai
dengan kriteria panel yang diatur dalam standar NFPA 20 Tahun 2022 butir 10.4.3.3 yaitu (300% FLA
Continous atau 600% FLA selama 8 s/d 20 detik). Pompa mengacu pasa SNI terbaru Yakni SNI 6670 -
2023 dan mengingatkan bisa dicantumkan ke dalam RKS Sesuai dengan SNI pompa kebakaran yang
baru yakni SNI 6570:2023, pompa kebakaran harus terdaftar (listed) atau comply dengan NFPA 20
1. Umum
2. Lingkup Pekerjaan
a. Saluran pembuangan dari bak cuci kamar mandi dan dapur ke sumur resapan.
b. Saluran pembuangan dari wastafel ke sumur resapan.
c. Saluran pembuangan dari kloset ke IPAL.
d. Saluran penghawaan instalasi pembuangan seperti dalam gambar perencanaan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna dan terpadu, sehingga merupakan sistim saluran air bekas, kotoran dan
penghawaan berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran dan penghawaan
beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin / disaksikan Direksi
Lapangan.
a. Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar rencana, produksi ex.
Rucika, Wavin atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Fitting-fitting untuk penyambungan terbuat dari bahan dan produksi yang sama.
c. Floor drain bak cuci meja laboratorium dari bahan stainless steel, produksi ex. San-Ei atau
setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
5. Cara Pemasangan
1). Umum
a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua detail
dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
o Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan
pipa, fitting serta peralatan lainnya.
o Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk mendapat penyelesaian.
o Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan lain-lain
dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
o Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-
tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
o Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak
membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai
peredam getaran.
a. Pipa Tegak
- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi dengan
landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga maksimum 3 meter.
- Pipa tegak dalam tembok yang menuju alat plambing harus dipasang dengan baik. Kontraktor
harus membuat jalur pipa dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan
kebutuhannya. Setelah pipa dipasang dan diuji terhadap kebocoran, maka jalur dan lubang
harus ditutup kembali dengan rapi.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus lantai beton atau dinding
harus diberi bahan Waterprofing untuk tidak memungkinkan adanya kebocoran.
- Untuk memudahkan pemeliharaan dikemudian hari, semua fitting TY yang dilengkapi dengan
Clean Out (seperti pada gambar rencana), pada dasarnya harus ditarik ke atas, sampai
permukaan lantai (finishing floor level), diakhiri dengan mempergunakan Clean Out. Jika
terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya, karena kondisi lapangan, kontraktor bisa
mengajukan alternatif lain denan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan
menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa diberi penyangga yang
dilengkapi dengan klem-U.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung. Persyaratan
penggantung harus sesuai dengan table di pasal selanjutnya. Pipa mendatar harus dipasang
dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.
c. Penyambungan Pipa
-rubbering joint.
- Setiap sambungan pipa PVC harus dibersihkan dulu pipa PVC nya, sebelum dilaksanakan
penyambungan.
- Khusus untuk perpipaan air kotor, sambungan pipa ke IPAL diberi kemiringan 3%. Sambungan selain
ke WC dilengkapi dengan siphon yang mempunyai ketinggian seal trap antara 2-4 inchi .
- Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus ditanam
dengan kedalaman kurang lebih 50 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan
tanah atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu kemudian
diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas pipa
diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (50 cm) karena sesuatu hal, maka pipa pada
bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal setebal 10
cm yang dipasang.sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa,
untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Disekitar fitting pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tersebut tidak
bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di atasnya.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga dengan baik dan
jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm . Selama pemasangan ujung pipa yang
terbuka harus ditutup.
f. Lain lain.
Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup memberi petunjuk jalur
pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari
penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan pada pekerjaan / bagian lain. Harus
diprbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi dan lurus.
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau ANSI
B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red load dan
linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
e. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
4). Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa harus
dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
5). Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan fitting alat
ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-
a. tempat yang penting.
b. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang dengan
benar dan simetris.
6). Sambungan Pipa dengan Bahan Yang Berbeda
7). Sambungan dengan peralatan Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan
union atau flens. Sambungan tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
8). Sambungan Lentur dan Sambungan Ekspansi Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan
sambungan lentur atau sambungan ekspansi dimana dapat terjadi gerakan antara dua bagian
pemipaan atau dimana dapat terjadi expansi atau kontraksi yang melebihi batas toleransi untuk
pemipaan.
9). Pipa yang tertanam Dalam Bangunan Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding
atau ditanam dalam tanah atau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara
hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.
10). Katub Pelepasan Udara Katub pelepas udara terjebak harus dipasang pada sistem pipa air
sirkulasi.
11). Penyangga dan Penggantung Pipa
a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan menggantungkan pipa
ke pipa lainnya.
b. Penyangga dan penggantung pipa harus terbuat dari besi siku atau besi kanal.
c. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi dengan
landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar penyangga maksimum 3 meter.
d. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan dengan memakai insert.
e. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :
l. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran (Vibration
Eliminator).
3. Sambungan Ulir
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau ANSI
B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red load dan
linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
f. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
4. Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa
harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.
5. Penyambungan Las
Sambungan las harus menggunakan alat las listrik dengan kampuh las yang sesuai. Prosedur
pengelasan harus mengikuti standar yang berlaku. Operator pengelas harus memiliki sertifikat 4G-
SGAW dari instansi yang berwenang.
6. Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan fitting alat
ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang dengan
benar dan simetris.
11. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
12. Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu pada masing-
masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur). Pada setiap
jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi penamaan pipa (simbol
pipa) dan penunjuk arah aliran.
13. Pemasangan Hose Rack Box, Fire Hose dan Fire Estinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga permukaan (pintu) rata dengan
dinding tersebut. Jarak antara dasar hydrant box dengan lantai 40 cm. Di dalam Hydrant box harus
dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, dan Fire Departmen Connection.
14. Pemasangan Pilar Hydrant dan Siamese Connection
Pilar hidran dan siamese connection ditempatkan di luar bangunan, di atas permukaan tanah sesuai
dengan gambar document. Peletakan pilar hydrant dan siamese connection di atas pondasi beton
dengan ketentuan berat pondasi minimal 2 x berat pilar hydrant.
15. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.