hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan digunakan belokan jenis long radius dan
Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada Pengawas. Fitting dan alat-alat lain yang akan menimbulkan
tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
16) Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa pendapatkan izin tertulis
dari Pemberi Tugas atau Pengawas.
17) Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
18) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dan memberikan kelonggaran
kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi diluar pipa ataupun isolasinya.
19) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
20) Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis “Flashing Sleeves”. Flens dari sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem yang akan mengikat “Flashing
Sleeves”.
21) Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air, karena akan diisi dengan gasket atau media lain yang secara umum
dipakai.
22) Semua pia harus diikat / ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang harus cukup kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkah konstruksi dan expansi pipa
oleh perubahan temperatur.
23) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak antara
penggantung tidak lebih dari 3 meter.
24) Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantung untuk disetujui oleh Pengawas.
Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.
112
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
25) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan insert yang dipasang
pada waktu pengecoran beton atau pembobokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).
26) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan jarak antara dua lantai
(tingkat).
27) Penggantung / penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian bangunan
lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc Chromate yang dilaksanakan
dalam 2 bagian (2 lapis).
113
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
Sistem Penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101–1967, dimana untuk ukuran
nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm keatas menggunakan
solvent cement joint.
Khususnya untuk pemakaian di lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus memenuhi
standard.
2) Penggantung / Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibaut dengan kuat lengkap dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. Standard yang dipersyaratkan harus
buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai gambar rencana.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum tidak lebih
dari 250 cm.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga 1 mm. Rongga pipa karena adanya
sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.
Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem pemipaan
vertikal.
Penggantung atau penumpu pipa adalah standard product dan harus disekrup / terikat pada konstruksi
bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan ramset.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem (Clamp) dan dibuat dengan jarak tidak
lebih dari 250 cm untuk setiap klem.
3) Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu
aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu pemasangan
– pemasangan/dinding porselent dan sebagainya dan Pemborong dari Main Kontraktor dan Sub Kontraktor
bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam kelengkapan jaringan instalasi plumbing.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan campuran
yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
114
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
2) Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal selama 1 (satu)
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
3) Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya tanpa
tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.
b. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih
1) Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih, Pemborong diwajibkan
untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel kontrol,
pressure tank dll), Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain :
Debit aliran air
Putaran pompa
Tekanan pompa
Arus kerja motor
Cut in / cut off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk diminta persetujuannya.
2) Bersama-sama Pengawas / MK, Pemilik Proyek dan Perencana, Pemborong diwajibkan untuk melakukan
pengujian terhadap performasi peralatan utama dengan sistem yang telah difungsikan secara penuh. Pengujian
ini meliputi :
Kapasitas pompa
Arus Kerja Motor
Kerja Pressure Tank.
Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk dimintakan
persetujuannya.
3) Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In) selesai dipasang dan sebelum memasang
fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu
setengah kali tekanan kerjanya (working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh sistem
distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan tekanan 8 kg / cm2 atau 8 atm dan
dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa
dan tekanan tersebut tidak berubah.
4) Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh sistem distribusi air bersih dan
air kotor atau yang disebut dengan sistem Flushing.
115
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
d. Disinfeksi
1) Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
2) Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa, dengan cara /
metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts per Million).
3) Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga kadar chlorine menjadi tidak
lebih dari 0,2 ppm.
4) Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup
beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.
6. Pengecatan
a. Semua pipa dilapisi tahan isolasi anti karat bahan sintetik (densil tape).
b. Untuk pipa-pipa dalam plafon agar mudah dikenali diberikan tanda / warna cat pada setiap jarak 4 m dengan arah
aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan standark merek cat yang
digunakan minimal product ICI atau Dana Paint.
c. Sebagai Patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
1) Untuk Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
2) Untuk Pipa air Kotor dipakai warna hijau.
3) Pipa air buangan atau drain dipakai warna abu - abu
4) Untuk pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran diluar pipa dipakai warna arah panah putih
Atau ditentukan lain oleh Pemilik Proyek / MK.
116
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
Dalam operasinya, sudah termasuk peralatan-peralatan kontrol antara lain : Pressure Switch, Pressure
Gauge, Pressure Tank, Pump Control, dan accessories lainnya.
Semua bahan yang akan dipasang harus baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud dalam spesifikasi.
Pemborong harus menempatkan di lapangan secara full time seorang koordinator yang ahli dalam bidang listrik.
Berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili Pemborong dengan predikat baik. Tenaga Pelaksana
lainnya harus sudah berpengalaman dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi listrik dengan baik, aman dan
rapih.
TABEL SPESIFIKASI
NO DESKRIPSI/MATERIAL SETARA
II MEKANIKAL
oOo
118
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
BAB VI
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN
HALAMAN PASAL 1
PEKERJAAN SALURAN BUIS BETON
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan Saluran buis beton
keliling bangunan dengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan saluran buis beton keliling bangunan sarana mengalirkan air hujan maupun air bekas dari toilet menuju
kesaluran utama roil kota dan di beri bak kontrol.
4. Metode Pelaksanaan.
a. Ukur dan tentukan jalur - jalur saluran keliling banguna liat pada gambar site development (sesuai gambar)
f. Kemudian gali untuk penentuan elevasi Kemiringan 1 % saluran dengan teliti sesuai detail pada gambar. b. Kedua
sisi di beri Pasang ½ bata merah ad 1 : 2 sebagai dinding penahan saluran buis beton finising
plester + aci
c. Untuk kedua sisi sudut di bawah buis beton di isi dengan pasir urug darat dan setiap sambungan buis beton di beri
pasangan satu bata ad 1 : 2, kemudian untuk sambungan buis beton/naat di finising acian
119
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
Memasang Saluran buis beton sesuai gambar dan mengikuti arahan dari pengawas, agar air bisa mengalir dengan
lancar dengan tidak terhambat apa pun dan dapat di terima pekerjaan tersebut.
PASAL 2
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan sumur resapan
dengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan sumur resapan sarana penyerapan air bekas dari banguna dan sebagai penampung air hujan
berlebihan.
4. Metode Pelaksanaan.
a. Tanah digali ditempat yang telah di tentukan akan di buat sumur resapan dengan diameter sesuai gambar.
b. Lapis 1 Ijuk t = 10 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
c. Lapis 2 Pasir urug darat lering t = 20 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan. d. Lapis 3
Ijuk t = 10 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
e. Lapis 4 Batu Belah t = 20 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan. f. Lapis
5 Ijuk t = 10 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
g. Lapis 6 Split/ Kerikil 2/3 t = 30 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
h. Dipasang buis beton dengan diameter sesuai dengan sumur resapan Pada bagian atas lubang agar tidak terjadi
lonsor.
i. Di sambungkannya pipa PVC pada Bio pori yang berada di saluran keliling Banguanan Supaya air dapat mengalis
pada sumur resapan tersebut
j. Dan diberi penutup plat atas pada sumur resapan dan di urug oleh tanah kembali agar tidak terlihat adanya
sumur resapan tersebut.
120
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN KANSTIN
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pasangan kanstin dengan
alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan pasangan kanstin halaman pembatas antara area taman dengan area parkir.
4. Metode Pelaksanaan.
a. Ukur dan tentukan area mana yang akan di pasang kanstin halaman liat pada gambar site development
(sesuai gambar).
b. Kemudian tentukan untuk penentuan elevasi ketingian antara area halaman dan area parkir dengan teliti sesuai detail
pada gambar.
c. Kemudian kanstin di pasang dengan mengunakan adukan ad 1 : 3 untuk alas, naat sambungan antara kanstin & naat di
aci dengan arapih
d. Setelah pemasangan kanstin selaesai kemudian di cat minyak untuk bidang Permukaanya.
121
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pasangan paving block
dengan alat-alat yang bersangkutan dari pabrik.
b. Pembuatan pasangan paving block halaman untuk area parkir.
4. Metode Pelaksanaan.
a. Sebelum pemasangan paving block area yang akan di pasang di besihkan terlebih dahulu dari segala jenis
material.
b. Tanah area yang akan di pasang paving block di padatkan dengan mesin gilas (baby roller). c.
Kemudian di urug dengan abu batu dan timbang untuk menentukan elevasi halaman.
d. Untuk setiap naat paving block di isi dengan abu abu batu.
e. Kemudian di padat kan kembali dengan mesin gilas (baby roller)
f. Bila ada penurunan agar di perbaiki kembali sehingga pemasangan paving blok rata tidak bergelombang g. Setelah
pemasangan selesai di bersikan sampai bersih dari abu batu bekas pengisi naat
122