Anda di halaman 1dari 11

REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan digunakan belokan jenis long radius dan
Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada Pengawas. Fitting dan alat-alat lain yang akan menimbulkan
tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
16) Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa pendapatkan izin tertulis
dari Pemberi Tugas atau Pengawas.
17) Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
18) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dan memberikan kelonggaran
kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi diluar pipa ataupun isolasinya.
19) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
20) Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis “Flashing Sleeves”. Flens dari sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem yang akan mengikat “Flashing
Sleeves”.
21) Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air, karena akan diisi dengan gasket atau media lain yang secara umum
dipakai.
22) Semua pia harus diikat / ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang harus cukup kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkah konstruksi dan expansi pipa
oleh perubahan temperatur.
23) Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable) dengan jarak antara
penggantung tidak lebih dari 3 meter.
24) Pemborong harus mengajukan konstruksi dari penggantung untuk disetujui oleh Pengawas.
Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.

112
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

25) Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan dengan insert yang dipasang
pada waktu pengecoran beton atau pembobokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).
26) Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan jarak antara dua lantai
(tingkat).
27) Penggantung / penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian bangunan
lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc Chromate yang dilaksanakan
dalam 2 bagian (2 lapis).

b. Pemasangan Peralatan Utama


1) Sebelum unit-unit pompa dipasang pada lokasi yang telah ditentukan, Pemborong diwajibkan untuk membuat
gambar shop drawing yang menunjukkan dalam penempatan, rincian pemasangan, potongan- potongan gambar, shop
drawing tersebut harus dimintakan persetujuannya kepada Pengawas dan Perencana.
2) Seluruh unit pompa harus dipasang pada dudukan / pondasi dan diberi peredam getaran pada bagian baseplate
pompa.
3) Penempatan antara motor dan pompa harus dijaga agar betul-betul segaris sehingga dapat memperkecil proses keausan
dan getaran yang ditimbulkan akibat dari perputaran motor pompa.
4) Pada masing-masing fondasi pondasi pompa harus dibuatkan tali air untuk menampung drainase dari tetesan-tetesan
yang mungkin timbul dari pompa.
5) Pemasangan pengkabelan dari Panel Pompa ke tiap-tiap unit pompa harus menggunakan konduit jenis high impact.
6) Pemborong harus membuat pemipaan dari pompa penguras sampai ke saluran pembuangan. c.
Instalasi Pemipaan
1) Sistem Penyambungan Pipa
Pipa Air Bersih :
Digunakan sambungan ulir / screwed atau las untuk pipa berdiameter 65 mm kebawah dan menggunakan
sambungan flanged untuk diameter pipa 75 mm keatas dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya.
Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dilas berpresisi tinggi (bermesin) pada sambungan
ulir yang sering kali dibuka harus dipasang water mour. Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan
dan pada setiap dua batang pipa pada pipa lurus.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih dulu diberi
lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubbber set / ring, seal dari karet secara homogen.
Pipa Air Kotor / Buangan, Ventilasi dan Air Hujan :
Digunakan sistem lem / solvent cement untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa cabang atau pipa
yang berdiameter kecil, khusus instalasi air kotor/buangan dan pipa ventilasi.

113
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

Sistem Penyambungan uPVC harus memenuhi standard JWWA S 101–1967, dimana untuk ukuran
nominal pipa 50 mm kebawah menggunakan solvent cement dan untuk pipa 65 mm keatas menggunakan
solvent cement joint.
Khususnya untuk pemakaian di lapangan (site) jumlah maupun takaran solvent cement harus memenuhi
standard.
2) Penggantung / Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibaut dengan kuat lengkap dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran. Standard yang dipersyaratkan harus
buatan pabrik (lokal standard) dengan ketelitian tinggi sesuai gambar rencana.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak maksimum tidak lebih
dari 250 cm.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga 1 mm. Rongga pipa karena adanya
sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet getas.
Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun untuk sistem pemipaan
vertikal.
Penggantung atau penumpu pipa adalah standard product dan harus disekrup / terikat pada konstruksi
bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan ramset.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem (Clamp) dan dibuat dengan jarak tidak
lebih dari 250 cm untuk setiap klem.
3) Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu
aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu pemasangan
– pemasangan/dinding porselent dan sebagainya dan Pemborong dari Main Kontraktor dan Sub Kontraktor
bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut didalam kelengkapan jaringan instalasi plumbing.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan campuran
yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.

5. Pengujian Dan Disinfeksi


a. Pengujian Sistem Pembuangan
1) Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh
sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “Vent” tertinggi.

114
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

2) Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal selama 1 (satu)
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
3) Apabila Pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya tanpa
tambahan biaya dan menjadi tanggungan Pemborong.
b. Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih
1) Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih, Pemborong diwajibkan
untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel kontrol,
pressure tank dll), Pengujian yang harus dilakukan minimum antara lain :
Debit aliran air
Putaran pompa
Tekanan pompa
Arus kerja motor
Cut in / cut off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk diminta persetujuannya.
2) Bersama-sama Pengawas / MK, Pemilik Proyek dan Perencana, Pemborong diwajibkan untuk melakukan
pengujian terhadap performasi peralatan utama dengan sistem yang telah difungsikan secara penuh. Pengujian
ini meliputi :
Kapasitas pompa
Arus Kerja Motor
Kerja Pressure Tank.
Tekanan air pada fixture terjauh dan lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk dimintakan
persetujuannya.

3) Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In) selesai dipasang dan sebelum memasang
fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu
setengah kali tekanan kerjanya (working pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh sistem
distribusi air bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan tekanan 8 kg / cm2 atau 8 atm dan
dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada distribusi pipa
dan tekanan tersebut tidak berubah.
4) Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh sistem distribusi air bersih dan
air kotor atau yang disebut dengan sistem Flushing.

c. Kerusakan dan Kegagalan Uji


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi
atau bahan dari instalasi, maka Pemborong harus mengganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan
pemeriksaan / pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Pengawas.

115
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

d. Disinfeksi
1) Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
2) Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam sistem pipa, dengan cara /
metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts per Million).
3) Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga kadar chlorine menjadi tidak
lebih dari 0,2 ppm.
4) Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup
beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.

6. Pengecatan
a. Semua pipa dilapisi tahan isolasi anti karat bahan sintetik (densil tape).
b. Untuk pipa-pipa dalam plafon agar mudah dikenali diberikan tanda / warna cat pada setiap jarak 4 m dengan arah
aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan standark merek cat yang
digunakan minimal product ICI atau Dana Paint.
c. Sebagai Patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
1) Untuk Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
2) Untuk Pipa air Kotor dipakai warna hijau.
3) Pipa air buangan atau drain dipakai warna abu - abu
4) Untuk pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran diluar pipa dipakai warna arah panah putih
Atau ditentukan lain oleh Pemilik Proyek / MK.

7. Spesifikasi Teknis Peralatan Utama


a. Peralatan Utama Sistem Air Bersih
1) Pompa Jetpum
Type Pompa : Jetpum
Kapasitas : 40 liter/menit.
Head Pompa : 40 m.
Putaran Pompa : 1450 rpm.
Daya Pompa : 400 W.
Jumlah : 1 unit
Dalam operasinya, sudah termasuk peralatan-peralatan kontrol antara lain : Pressure Switch, Pressure
Gauge, Pressure Tank, Pump Control, dan accessories lainnya.
2) Pompa transper
Type Pompa : Jetpum
Kapasitas : 40 liter/menit.
Head Pompa : 40 m.
Putaran Pompa : 1450 rpm.
Daya Pompa : 250 W.
Jumlah : 1 unit

116
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

Dalam operasinya, sudah termasuk peralatan-peralatan kontrol antara lain : Pressure Switch, Pressure
Gauge, Pressure Tank, Pump Control, dan accessories lainnya.

3) Tandon Atas /Roof Tank


Tandon atas dibagi dalam 2 wing berdasarkan posisi utama toilet yang ada. Dimana masing- masing
tandon menganut spesifikasi sebagai berikut :
Type : Pre-Fabricated Module
Kapasitas : 1000 liter.
Material : Plat Dak Beton
Material Tandon : Serat Kaca/ Fiber Glass
Jumlah : 2 Set
Posisi Tandon Atas disesuaikan dengan kondisi lapangan yang terbaik.

b. Peralatan Utama Sistem Pembuangan Air Kotor dan Buangan


1) SEPTIC TANK
Type : IPAL
Kapasitas : 5 m³
Material Lantai Kerja : Beton.
Jumlah : 1 unit
Tangki ini harus dapat menahan beban minimal 2 (dua) kali berat kapasitas isi air. Konstruksinya harus
berupa modul yang pejal.
Standard Kelengkapan Tanki Septik minimal antara lain :
Man Hole, Pipa Ventilasi, Lubang pipa peluap dan drain, dudukan Reservoir dari bahan aluminium dan
accessoris lainnya.

8. Pekerjaan Elektrikal Untuk Plambing


a. Lingkup Pekerjaan
Secara Umum pekerjaan ini adalah Starter Motor dan sistem kontrol yang meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut
1) Pengadaan dan pemasangan panel starter tegangan rendah.
2) Pengadaan dan pemasangan kabel sistem pengindera muka air yang (water level control)
dihubungkan dengan starter pompa.
3) Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal motor.
4) Pengadaan dan pemasangan kabel kontrol :
Dari pusat kontrol detector permukaan air ke panel starter motor.
Dari remote starter ke panel starter motor.
5) Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.

b. Standard dan Peraturan


Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan mengikuti standard dalam PUIL terbitan terakhir

c. Bahan dan Tenaga Pelaksana


117
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

Semua bahan yang akan dipasang harus baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud dalam spesifikasi.
Pemborong harus menempatkan di lapangan secara full time seorang koordinator yang ahli dalam bidang listrik.
Berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili Pemborong dengan predikat baik. Tenaga Pelaksana
lainnya harus sudah berpengalaman dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi listrik dengan baik, aman dan
rapih.

TABEL SPESIFIKASI

NO DESKRIPSI/MATERIAL SETARA

II MEKANIKAL

1 Pipa GIP PPI, BAKRIE

2 Pipa PVC Wavin,Rucika,Pralon

3 Kloset duduk TOTO atau setara

4 Washtafel TOTO atau setara

5 Urinoir TOTO atau setara

6 Kaca Cermin ASAHI

7 Floor Drain SAN-EI Atau Satara

8 Clean Out SAN-EI Atau Setara

9 Kran SAN-EI Atau Setara

10 Fiber Glass Pinguin atau Setara

11 Valve Kitz, Toyo

12 Air Conditioning General,Panasonic atau setara

13 Exhaust Fan KDK,National atau setara

14 Pompa-pompa SANYO, Grounfos atau setara

15 STP (Sewage Treatmen Plant) IPAL

oOo

118
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

BAB VI
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN
HALAMAN PASAL 1
PEKERJAAN SALURAN BUIS BETON

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan Saluran buis beton
keliling bangunan dengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan saluran buis beton keliling bangunan sarana mengalirkan air hujan maupun air bekas dari toilet menuju
kesaluran utama roil kota dan di beri bak kontrol.

2. Spesifikasi Bahan / Material.


a. Pasangan ½ bata merah ad 1 : 2 sebagai dinding penahan buis beton b.
Pasangan 1 bata merah ad 1 : 2 di setiap sambungan buis beton
c. Pasir urug darat kering
d. Bentuk dan ukuran buis beton diameter 30 cm serta jenis bahan harus yang berkualitas yang baik.

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Saluran dari bahan buis beton harus diletakkan pada dudukan / pondasi dari adukan beton tak bertulang
/ rabat beton setebal 15 – 20 cm dan sebelumnya dibuatkan dudukan dari urugan pasir setebal 5 – 10 cm padat.
b. Galian untuk menentukan level / ketinggian dari seluruh ini harus telah diukur sesuai dengan yang direncanakan
dan dibuat dengan suatu kemiringan yang baik atau kemiringan 1 %.
c. Saluran buis beton yang tertutup harus mengikut gambar rencana yang dibuat baik kontrol sesuai dengan
petunjuk teknis.
d. Pembuatan saluran buis beton keliling bangunan harus di kerjakan dengan teliti dan di perhatiakan kemiringannya,
supaya air benar-benar mengalir dengan lancar dan tidak ada penyumbatan pada saluran tersebut.
e. Buis Beton yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera diganti dengan mutu yang sama
tanpa adanya tambahan biaya

4. Metode Pelaksanaan.
a. Ukur dan tentukan jalur - jalur saluran keliling banguna liat pada gambar site development (sesuai gambar)
f. Kemudian gali untuk penentuan elevasi Kemiringan 1 % saluran dengan teliti sesuai detail pada gambar. b. Kedua
sisi di beri Pasang ½ bata merah ad 1 : 2 sebagai dinding penahan saluran buis beton finising
plester + aci
c. Untuk kedua sisi sudut di bawah buis beton di isi dengan pasir urug darat dan setiap sambungan buis beton di beri
pasangan satu bata ad 1 : 2, kemudian untuk sambungan buis beton/naat di finising acian

5. Hasil Yang Diharapkan.

119
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

Memasang Saluran buis beton sesuai gambar dan mengikuti arahan dari pengawas, agar air bisa mengalir dengan
lancar dengan tidak terhambat apa pun dan dapat di terima pekerjaan tersebut.

PASAL 2
PEKERJAAN SUMUR RESAPAN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan sumur resapan
dengan alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan sumur resapan sarana penyerapan air bekas dari banguna dan sebagai penampung air hujan
berlebihan.

2. Spesifikasi Bahan / Material.


a. Ijuk, Pasir Urug Darat Kering, Batu belah, Split/kerikil 2/3 cm, Buis Beton Ø 1 m Pipa PVC 100 mm Dan
Elbow PVC Ø100 mm, Penutup plat beton Ad 1 : 2 :3.

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.


Sumur resapan di buat sesuai Penempatan Pada gambar begitu juga jumlahnya Dan ukurannya.

4. Metode Pelaksanaan.
a. Tanah digali ditempat yang telah di tentukan akan di buat sumur resapan dengan diameter sesuai gambar.
b. Lapis 1 Ijuk t = 10 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
c. Lapis 2 Pasir urug darat lering t = 20 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan. d. Lapis 3
Ijuk t = 10 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
e. Lapis 4 Batu Belah t = 20 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan. f. Lapis
5 Ijuk t = 10 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
g. Lapis 6 Split/ Kerikil 2/3 t = 30 cm dengan luasan Sesuai Dengan Diameter Sumur resapan.
h. Dipasang buis beton dengan diameter sesuai dengan sumur resapan Pada bagian atas lubang agar tidak terjadi
lonsor.
i. Di sambungkannya pipa PVC pada Bio pori yang berada di saluran keliling Banguanan Supaya air dapat mengalis
pada sumur resapan tersebut
j. Dan diberi penutup plat atas pada sumur resapan dan di urug oleh tanah kembali agar tidak terlihat adanya
sumur resapan tersebut.

5. Hasil Yang Diharapkan.


Membuat Sumur resapan sesuai gambar dan mengikuti arahan dari pengawas agar hasilnya dapat berpungsi
sebagai mestinya pekerjaan tersebut rapih dan dapat diterima.

120
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN KANSTIN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pasangan kanstin dengan
alat-alat yang bersangkutan.
b. Pembuatan pasangan kanstin halaman pembatas antara area taman dengan area parkir.

2. Spesifikasi Bahan / Material.


Kanstin berukuran sesuai dengan gambar dengan mutu baik dan tidak retak/gompal & Cat minyak

3. Syarat – Syarat Pekerjaan.


a. Alas pemasangan kanstin adalah adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps, dengan ketebalan sesuai dengan detail gambar.
b. Pekerjaan pemasangan kanstin harus sesuai dengan detail gambar.
c. Kanstin yang retak-retak/gompal pinggir dan sudut tidak diperkenankan untuk dipasang.
d. Permukaan pasangan kanstin harus rata, lurus, pertemuan antara satu dengan yang lainnya harus pas tanpa ada
pergeseran. Bagian-bagian tertentu yang tidak dikehendaki bahan utuh, harus dibuat sesuai ukuran yang diperlukan
dengan mutu yang sama.
e. Jarak pemasangan kanstin (naat/siar-siar) dibuat sesuai yang ditunjukkan dalam gambar detail atau petunjuk
MK/Pengawas.
f. Naat/siar-siar diisi adukan dengan campuran 1 pc : 3 ps dan dirapihkan, dihaluskan/diaci dibuat cekung.
g. Kanstin yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera diganti dengan mutu yang sama
tanpa adanya tambahan biaya.
h. Kemudian kanstin di cat minyak warna sesuai yang ditunjukkan dalam gambar detail atau petunjuk
MK/Pengawas.
i. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan
ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).

4. Metode Pelaksanaan.
a. Ukur dan tentukan area mana yang akan di pasang kanstin halaman liat pada gambar site development
(sesuai gambar).
b. Kemudian tentukan untuk penentuan elevasi ketingian antara area halaman dan area parkir dengan teliti sesuai detail
pada gambar.
c. Kemudian kanstin di pasang dengan mengunakan adukan ad 1 : 3 untuk alas, naat sambungan antara kanstin & naat di
aci dengan arapih
d. Setelah pemasangan kanstin selaesai kemudian di cat minyak untuk bidang Permukaanya.

5. Hasil Yang Diharapkan.


Memasang Kanstin agar di perhatikan pengisian adukan agar tidak Mudah Copot, kerapihan sambung antara
Kanstin, di perhatikan kelurusannya, supaya pekerjaan tesebut dapat di terima.

121
REVIEW PERENCANAAN TOWER CROSS I RUSUNAWA RANCACILI

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan pasangan paving block
dengan alat-alat yang bersangkutan dari pabrik.
b. Pembuatan pasangan paving block halaman untuk area parkir.

2. Spesifikasi Bahan / Material.


Bentuk dan ukuran paving block persegi panjang P = 20 x L = 10 x T = 8 cm K. 300 setara Cisangkan dan
bersertifikasi dari pabrik serta jenis bahan harus yang berkualitas yang baik.

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan.


a. Pemasangan paving blok harus diatur sesuai gambar dan pola yang sudah ditentukan.
b. Area yang akan di pasang paving block tanah harus keras dan padat supaya tidak terjadi penurunan. c. Lapisan
abu batu 5 mm tebal = 10 cm
d. naat harus diisi pasir dan diratakan sampai besih.
e. Paving yang rusak selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan harus segera diganti dengan mutu yang sama tanpa
adanya tambahan biaya.
f. Sebelumnya Pemborong diwajibkan mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan
ACC Ke Perencana Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).

4. Metode Pelaksanaan.
a. Sebelum pemasangan paving block area yang akan di pasang di besihkan terlebih dahulu dari segala jenis
material.
b. Tanah area yang akan di pasang paving block di padatkan dengan mesin gilas (baby roller). c.
Kemudian di urug dengan abu batu dan timbang untuk menentukan elevasi halaman.
d. Untuk setiap naat paving block di isi dengan abu abu batu.
e. Kemudian di padat kan kembali dengan mesin gilas (baby roller)
f. Bila ada penurunan agar di perbaiki kembali sehingga pemasangan paving blok rata tidak bergelombang g. Setelah
pemasangan selesai di bersikan sampai bersih dari abu batu bekas pengisi naat

5. Hasil Yang Diharapkan.


Memasang Paving Block agar di perhatikan pengisian Abu Batu supaya penyerapan air cepat disaat hujan dan rata
tidak bergelombang sehingga dapat di terima oleh Konsultan MK ( Manajemen Kontruksi ).

122

Anda mungkin juga menyukai