1.1. UMUM
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainasi air hujan termasuk : Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta
pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plambing
dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana
dan persyaratan ini.
b. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
c. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan Pengeboran Air tanah.
d. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan
peil banjir.
e. Sistem dan unit - unitnya meliputi :
- Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
- Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
- Jaringan pipa - pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
menyalurkan menuju drainasi kota.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel
kontrolnya.
- Sumur Dalam terdiri dari pompa pantekan ±40 m, screen, casing, pipa
sumur dalam, panel kontrol dan pengkabelannya termasuk didalamnya
perijinan-perijinan yang diperlukan.
3. Untuk Air Bekas menggunakan Pipa PVC tipe AW warna Abu Abu.
a. Untuk pipa air kotor menggunakan pipa PVC class AW (10 kg/cm²)
dengan sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk
jenis pipa PVC class AW.
b. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
c. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus
dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun didalam pipa itu sendiri.
1.4.2 ROOF DRAIN
Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi waterproove.
Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved
flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover dome type
- Dibagian luar bangunan, 150 mm atau lebih kecildan 200 mm atau lebih
besar : 1% .
o. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
p. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Penggantung dan Penumpu Pipa
a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list
berikut ini :
PIPA
1 ≤ 50 0.6 0.9
b. Bila dalam
2 ≤ 80 0.9 1.2 suatu
kelompok
3 ≤ 100 1.2 1.5 pipa yang
terdiri dari
4 ≤ 150 1.8 2.1
bermacam-macam ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus
berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
d. Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Pipa Dalam Tanah
a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian
dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta
pemadatan kembali seperti kondisi semula.
c. Kedalaman pipa minimum 60 cm dibawah permukaan tanah.
d. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 – 30 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-
batuan atau benda keras lainnya.
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 3
KOORDINASI PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
di dalam proyek ini. Penyediaan material dan pemasangan slevees/ sparing menjadi
tanggung jawab pemborong.
Melokalisasi/ perincian setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari kesalah
pahaman/ konflik sesama pemborong lainnya di lokasi proyek ini dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/ pengawas lapangan/ konsultan perencanaan.
PASAL 4
MATERIAL DAN WORKMANSHIP
Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh pemborong harus baru dan material
tersebut harus seuai untuk dipasang didaerah tropis. Material-material harus dari produk
yang berkwalitas baik dan dari produksi yang terbaru.
PASAL 5
DAFTAR MATERIAL
PASAL 6
NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/ merk dari satu jenis bahan/
materil, maka pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang telah
ditentukan.
Tidak ada alasan bagi pemborong pada waktu pemasangan menyatakan bahwa barang
tersebut sudah tidak ada lagi di pasaran ataupun sukar didapat di pasaran.
Untuk barang-barang yang harus di import, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
pemborong harus secepat mungkin memesankannya pada agen/ dealer.
Apabila pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/ merk tersebut tidak/ sukar diperoleh, maka konsultan perencana akan
menentukan kemudian, alternatif merk lain dengan spesifikasi teknis yang sama dengan
aslinya/ yang ditawarkan.
Minimal setelah 1 (satu) bulan dari penunjukkan pemenang, pemborong harus
memberikan fotocopy dari surat order/ pemesanan material import dari agen/ importir
PASAL 7
SHOP DRAWING
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, pemborong harus
menyerahkan shop drawing untuk mendapat persetujuan dan konsultan perencana.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian,
diagram pengabelan, data-data ukuran/ dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat
dari penyalur/ service shop atau badan usaha lain yang ditunjuk sebagai “techical
maintenance” dan menyediakan suku cadang yang lengkap dan dapat mem “back up”
sistem agar selalu dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
Shop drawing harus diberi catatan dari pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang
diajukan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem secara bertahap (sebagian-sebagian) tidak akan diperhatikan.
Shop drawing harus dibuat sebanyak rangkap 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan yaitu :
1.Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN, sampai dengan rangkaian akhir
2.Panel-panel daya (PP), panel penerangan (LP), panel utama (SDP), outlet box dan lain-
lain
3.Detail-detail pemasangan lampu
4.Dan lain-lain yang diminta oleh pengawas lapangan/ Direksi
PASAL 8
SUBSTITUSI
PASAL 10
PROTEKSI
Seluruh material dan peralatan yang berada di lingkungan proyek, sebelum, selama,
pengerjaan dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi). Pemborong harus
mengamankan peralatan tersebut secara memadai.
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan kurangnya pengaman setelah terpasang, tidak dapat diterima oleh konsultan
pengawas/ Direksi. Pemborong berkewajiban mengganti yang baru, sesuai dengan aslinya
atas biaya pemborong.
PASAL 11
ACCESS OPENING
PASAL 12
PENGECATAN
Seluruh kabinet, panel listrik, penutup daya (Circuit breaker), saklar dan bagian-bagian
lain peralatan jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, maka harus dibuat papan nama
untuk mengindikasikan/ mengindentifikasikan/ penggunaan/ nama dari peralatan
tersebut.
Papan nama harus dibuat dari plat plastik dengan huruf timbul. Untuk keseluruhan, papan
nama harus berukuran maxsimal tinggi : 1,5 inch (3,81 cm) dengan lebar seperlunya dan
ukuran minimal yang disyaratkan tinggi : 1,0 inch (2,54 cm) dan ketebalan plat minimum :
3 mm.
PASAL 14
GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA
Pemborong harus pergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar pada
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem
outlet.
Panel/ kabinet, peralatan, pengkabelan dan lain-lainnya harus dicantumkan jarak
sebenarnya dari as kolom terdekat pada gambar pemasangan yang sebenarnya (as
installed), titik-titik referensi pengukuran untuk menentukan letak peralatan/ instalasi
harus cukup jelas dan dilengkapi dengan jarak-jarak ukuran dari titik referensi tersebut
secara jelas dan informatif.
Pemborong pada saat mendekati hari-hari penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan)
harus sudah menyerahkan gambar-gambar sesuai pemasangan sebenarnya (“as built
drawing”) pada konsultan perencana/ Direksi sebanyak 1 (satu) set gambar asli (kalkir) + 3
(tiga) set gambar cetak biru (blue print).
“ITEM PEKERJAAN INI MERUPAKAN SYARAT UTAMA YANG HARUS DIPENUHI DALAM
MASA PENYERAHAN PEKERJAAN”.
PASAL 15
DATA SUKU CADANG
Pemborong harus memberikan daftar suku cadang dari peralatan yang dipasang secara
terperinci berikut alamat dan nama badan usaha yang merupakan badan keagenan dari
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
peralatan yang dipasang tersebut kepada konsultan perencana/ Direksi. Apabila peralatan
yang dipasang tersebut dilengkapi dengan suku cadang harap diberikan kepada pemberi
tugas sebagai pelengkap dan penyerahan seluruh pekerjaan dan pemborong
berkewajiban memberikan daftar harga suku cadang tersebut.
PASAL 16
PERATURAN HAK PATENT
Pemborong harus melindungi pemberi tugas terhadap klaim atau tututan, biaya atau
kenaikan harga yang diakibatkan oleh keadaan perusahaan/ agen/ distributor peralatan
bersangkutan dalam hubungan merk dagang atau nama produksi, baik hak cipta pada
semua material peralatan yang dipergunakan pada proyek ini.
PASAL 17
KEBERSIHAN
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/ sampah dan sisa-sisa material tidak
dipakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan tiap-tiap bagian secara
teratur dan rapuh.
PASAL 18
BUILT IN INSERT SLEEVES DAN PERLENGKAPANNYA
Mengetahui insert, sleeves, dan perlengkapi lainnya untuk keperluan built in dalam
beton atau pekerjaan konstruksi lainnya, lengkap dengan keterangan konstruksi, dimensi,
lay out dan keperluan informasi lainnya untuk pekerjaan bersangkutan.
PASAL 19
BUKU PETUNJUK (MANUAL BOOK) dan INSTRUKSI
Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual book) pemeliharaan dan petunjuk
cara mengoperasikan dari peralatan. Manual book/ buku petunjuk harus dalam bahasa
Indonesia atau setidak-tidaknya dalam bahasa Inggris.
PASAL 20
GAMBAR-GAMBAR
PASAL 21
PRINSIP PERENCANAAN
1. Prinsip distribusi
1. Sistem pelayanan untuk distribusi listrik adalah sebagai berikut :
Catu daya dari PLN TR. 220/380 V.
Disrtibusi TR (Tegangan Rendah) 220/380 V secara radial dari Panel Utama
Tegangan Rendah (PUTR) didistribusikan ke Panel Penerangan existing (LP) ke
panel daya baru melalui kabel (NYY).
2. Kareakteristik tegangan rendah 220/380 V, distribusi daya untuk penerangan dan
peralatan du supplay PLN.
3. Fluktuasi tegangan yang dijinkan untuk penerangan sekitar 3 % dan untuk mesin-
mesin sekitar 2 %.
2. Pengaman sistem listrik (prokteksi
1. Seluruh sistem listrik harus dilengkapi dengan pengaman terhadap hubung singkat
dan beban lebih pada seluruh panel atau disebut lain pada gambar.
2. Seluruh bagian dari material yang terbuat dari metal pada peralatan listrik harus
dihubungkan dengan sistem pentanahan sirkuit listrik dan seluruh panel masing-
masing harus dilengkapi dengan elektroda pentanahan
1. Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan SII
dan SPLN.
Semua kabel harus baru dan jenis ditandai mengenai ukuran, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintal lainnya. Semua kabel dengan penampang diatas 6 mm 2 harus terbuat
secara dipilih (stranded). Instalasi listrik harus berpenampang minimal 2 ½ mm 2.
Kecuali disyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah :
a. Untuk instlasi penerangan, stop kontak dan instalasi lain dalam pipa dengan daya
kecil dan ada pada ruangan kering digunakan kabel NYA.
b. Untuk kabel distribusi dalam ruangan digunakan kabel dari type NYY atau disebut
lain pada gambar
Seluruh kabel harus dalam GS plain conduit yang disesuaikan dengan ukuran kabel
bersangkutan, kabel trench, rak kabel dan harus diklem atau disebut lain pada
gambar.
2. Splice/pencabangan
Tidak diperkenankan adanya “splice” atupun sambungan dalam pipa/ saluran cabang
maupun feeder utama kecuali pada outlet atau stop kontak penghubung yang dapat
dicapai (accessible). Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara listrik dengan cara-cara “solderless connector”.
Untuk penyambung dengan sistem “soldered atau compression” harus digunakan
peralatan sambung yang benar-benar digunakan untuk kebutuhan itu, peralatan
tersebut harus dilampirkan data teknis dan brosur serta diajukan dahulu kepada
konsultan perencana/ Direksi untuk mendapat persetujuan penggunannya. Dalam
penyambung dengan sistem soldered atau compression harus benar-benar tertutup
rapat dan tidak boleh ada kebocoran (leak proof) serta dijamin tidak akan lepas bila
ada getaran.
3. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splica, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splica case compaction dan lain-lain harus dari type yang
direkomendasi/ disetujui untuk : penggunaan, lokasi, tenaga kerja, kondisi
sekelilingnya dan lain-lain, oleh instansi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan/ atau manufacturer.
4. Penyambungan kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak penyambungan yang
khusus digunakan untuk itu (junction box dan lain-lain). Pemborong harus
diberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan
oleh pabrik kepada konsultan perencanaan/ Direksi.
b. Warna kabel atau indentitas lain pada kabel yang akan disambung, antara yang
satu dengan yang lainnya harus sama dan harus diadakan pengetesan tahanan
isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
tertulis dan disaksikan oleh konsultan perencana/ Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
c. Penyambung kabel tembaga harus menggunakan penyambungaan -
penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat. Penyambung-
penyambung harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambung kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/
porcelen yang khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus digunakan bila diperlukan untuk menjaga nilai
isolasi tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya
temperatur dari pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja tebal 3 mm setinggi maksimal 2,50 meter.
c. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar.Untuk lampu fluorescent type TL memakai dari
jenis coolday light.Semua lampu fluorescent atau lainnya memerlukan perbaikan
faktor gaya harus dilengkapi dengan capasitor.Dalam spesifikasi ini besarnya
microfarad dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena
yang dibutuhkan adalah hasil dari power factor menjadi sekurang-kurangnya
0,85.
8. Instalasi/konsuksi panel
a. Kabinet
Semua kabiner harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimal 2,00 mm,
atau dibuat dari bahan lain seperti polyester atau kabelita. Kabinet untuk
“Panel Board” mempunyai ukuran yang profesional seperti dipersyaratkan
untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar
perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame/ rangka panel harus di grounding/ ditanahkan. Pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memesang, mendukung dan meyetel “Panel
Board” serta tutupnya.
Kabinet dengan kabel-kabel “Trought Feader” harus diatur sedemikian rupa
sehingga saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit
panel board.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci, dengan sistem
MASTER KEY.
b. Finishing
1. Ketentuan umum
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, PUIL, BS baik dalam segi proteksi,
isolasi, pengaman, cara operasi, pemasngan dan lain-lain.
2. Persyaratan motor-motor
untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – 1 fasa/ 2 fasa.
2. 2 KVA keatas – 3 fasa, terkecuali disebut lain oleh pabrik (manufacturer).
3. Motor starter
Untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – starting langsung (direct on line motor starter)
2. 2 KVA ketas – starting dengan hubungan bintang segi tiga otomatis (stardelta motor
starter), trafo otomat (auto transformer) atau yang ekivalen.
PASAL 24
PERALATAN TEKNIS
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
1. Peralatan breaker
1. Circuit breaker
Circuit breaker 100 A – 800 A guna penggunaan pengaman distribusi utama
pengaman motor atau disebut lain pada gambar harus dari type “Moulded Case” tifa
fasa Quick make dan quick break.
Circuit Breaker 4 A – 63 A, 3 fasa / 1 fasa guna pengaman sirkuit penerangan, instalasi
kotak kontak biasa atau disebut lain pada gambar dapat digunakan MCB/NFB.
a. Data Circuit Breaker Utama adalah sebagai berikut :
Type : Withdrawable Air
Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) : lihat AF gambar perencanaan
Breaking Cap. (KA rms) : 50 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Ampere meter pengukur (R, S, T dan Total)
3. Indikasi beban, kontrol dan fault
4. Motorized Operation
5. Interlocking Fasility (Electrical operating mecanism)
6. Under Voltage release
7. Pengaman hubung singkat dengan setting
b.Data Circuit Breaker Utama (suplai genset) adalah sebagai berikut
Type : Withdrawable Air
Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :4
Rating Amp (40 deg.C) : AF
Breaking Cap. (KA rms) : 50 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Ampere meter pengukur (R, S, T dan Total)
PASAL 25
ARMATURE LAMPU/FIXTURES
PASAL 26
BALLAST
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
Ballast harus leakproof, mempunyai temperatur kerja rendah, noisless, housing ballast dari
polyester/ metal dengan kwalitas tinggi. Untuk lampu TL dengan 2 lampu digunakan masing-
masing 1 ballast (ballast harus digunakan dari type anti stroboscopic). Rated tegangan 220 V,
50 Hz, cos phi 0,7 – 0,8. Setiap ballast harus dilengkapi dengan terminal connection. Ballast
harus dari produksi Phillips.
PASAL 27
STARTER
Starter untuk lampu flourescent harus mempunyai relai bility cukup tinggi. Terbuat dari high
quality white polycarbonat, rating dari starter disesuaikan dengan besar/ daya lampu yang
dipasang.
Merk : Phillips
PASAL 28
KABEL
PASAL 29
INSTALASI HUBUNGAN PERTANAHAN
1. Ketentuan umum
Pemasangan instalasi pentanahan harus disesuaikan dengan peraturan PLN/PUIL edisi
terakhir/ ketentuan lain dari intalasi berwenang setempat serta harus diikuti seluruh
spesifikasi yang tertulis beserta gambar kerja yang ada. Seluruh pekerjaan hubungan
instalasi pentanahan harus mendapat persetujuan dahulu dari konsultan perencana/
Direksi sebelum pelaksanaan.
3. Persyaratan instalasi
a. Pemborong secepatnya diharusnya meneliti semua dimensi-dimensi setelah
mendapat Surat Perintah Kerja agar dengan segera dapat mengajukan kepada
konsultan perencana/ Direksi segala perubahan-perubahan, penyesuaian dan dapat
diatur kembali agar semua peralatan dalam sistem dapat bekerja sesuai rencana
serta bekerja sebaik-baiknya (optimum). Pemborong diwajibkan membuat lay out
dari peralatan dengan tepat dan disertakan pula koordinat-koordinat dari peralatan
yang akan dipasang tersebut karena pemborong bertanggung jawab penuh atas
ketelitiannya.
b. Pemborong harus berkonsultasi dengan pemborong lain dan Direksi sebelum
memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, conduit, hanger, peralatan dan
sebagainya. Seluruh pemasangan instalasi pipa instalasi, kabel-kabel instalasi dan
peralatan listrik lainnya adalah tanggung jawab pemborong sepenuhnya terhadap
tabrakan dan crossing dengan peralatan dari pemborong lain dan kesemua itu harus
diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan saling perselisihan. Apabila terjadi
perselisihan paham diantara pemborong maka keputusan akhir sepenuhnya ada
ditangan Direksi dan keputusan Direksi adalah mutlak tidak dapat diganggu gugat.
c. Seluruh pemasang instalasi yang dilaksanakan diatas bangunan harus dipenuhi
seluruh ketentuan-ketentuan dari Dep. Tenaga Kerja, yang erat kaitannya dengan
keselamatan kerja. Peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan dalam
pekerjaan-pekerjaan berbahaya harus sepenuhnya disediakan oleh semua
pemborong, pengawas/ Direksi tidak bertanggung jawab penuh bila terjadi kecelakan
yang diakibatkan oleh keteledoran pemborong dengan tidak menyediakan fasilitas-
fasilitas keamanan kerja tersebut teratas.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan instlasi sebelum dibeli atau dipesan atau masuk
kedalam proyek diajukan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas/ Direksi untuk
disetujui. Apabila diketemukan bahan/ alat instalasi yang menurut Direksi/ Pengawas
tidak dapat digunakan di proyek dan belum mendapat persetujuan, maka Direksi/
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
pengawas mempunyai wewenamg secara mutlak mengeluarkan bahan/ peralatan
instalasi tersebut dari dalam proyek.
4. Pemasangan peralatan
a. Panel-panel listrik
Panel pada umumnya dengan ketinggian 1,80 meter terpasang secara “Free
Standing” sedangkan panel dengan tinggi kurang dari 1,50 meter terpasang
menempel pada dinding dengan penguatan setempat pada dinding/ rangka
tersendiri yang menuju pada lantai.
Seluruh sirkuit cabang dari panel pada umumnya keluar pada sisi atas panel atau
disebut lain pada gambar.
b. Kabel-kabel feeder
Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemborong diharuskan membuat gambar lay
out dari jalur kabel tersebut secara jelas dan terperinci peralatan penunjangnya,
detail-detail penyanggah, elevasi, koordinat, jarak dari titik-titik referensi agar
memudahkan dikemudian hari dalam membuat gambar-gambar terlaksana (as-built
drawing).
Pemborong diharuskan memberikan tanda-tanda dari jalur kabel feeder tersebut
secara jelas bilamana feeder dari kabel tersebut tidak terlihat secara langsung oleh
mata, setidak-tidaknya pemilik dapat menduga dengan tepat bilamana diadakan
pembongkaran meterial yang menutup feeder tersebut.
Pemasangan kabel feeder diatas plafond harus diletakkan pada kabel yang terpasang
menggantung pada plat beton lantai diatasnya, untuk kabel feeder yang diletakkan
didalam shaft listrik harus secara rapih terpasang dalam klem setiap 0,50 meter.
Penyambung ditengah panjang kabel feeder sebaiknya dihindarkan sekalipun
penyambung tersebut memenuhi persyaratan teknis dari sistem penyambungan.
Kecuali hanya berlaku bagi kabel feeder yang panjangnya melebihi panjang kabel
dalam 1 (satu) drum/ gulungan.
Setiap pembelokan kabel harus diperhitungkan terhadap keadaan sekelilingnya dari
radius dari belokan tidak boleh kurang dari 15 x diameter kabel.
Setiap pencabangan dari kabel utama harus dilakukan dipanel, tidak dibenarkan
dilakukan pencabangan ditengah jalur kabel feeder tersebut.
Pada ujung-ujung kabel feeder yang masuk pana panel harus disediakan cabang/
spare panjang kabel secukupnya dengan sedikitnya menekuk/ dibuatkan loop agar
memudahkan bila terjadi penggeseran panel/ gangguan pada ujung panel yang
berakibatkan kabel feeder harus dipotong.
c. Angkur, kelos, trobosan, rangka dan rak besi
Setiap pemasangan angkur, kelos, terobosan (pembobokan) kesemuanya harus
betul-betul dikoordinasikan dengan pemborong sipil agar pemasangan dari material
tersebut terpasang dengan baik dan kokoh serta letaknya dapat di sepakati bersama
sebelum pemasangan dari material-material tersebut diatas dilaksanakan terlebih
dahulu harus dibuatkan gambar rencana kerja untuk disetujui oleh konsultan
pengawas dan Direksi.
5. Pengujian / testing
a. Ketentuan umum
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil yang
baik dan optimum sesui persyaratan dari PUIL, LMK, PLN dan Pabrik.
Bilamana diperlukan oleh Direksi pengujian dilaboratorium, pemborong harus
menyediakan peralatan yang harus diuji tersebut dan kesemua biaya pengujian
ditanggung oleh pemborong.
b. Tahap pengujian
1. Pengujian Swicth Gear (Circuit Breaker, LBS dan sebagainya). Sebelum diberikan
aliran listrik semua hubungan sirkuit instalasi, adakan test pembebanan pada
setiap CB (secara “radom”) untuk memperlihatkan apakah karateristik CB yang
terpasang sesuai dengan karateristik yang dimaksud.
2. Pengujian Instalasi kabel feeder.
3. Semua instalasi kabel feeder harus ditest terhadap getaran (Vibrasi), test
tahanan isolasi hingga memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi dalm
standard PLN, LMK, PUIL dan Pabrik.
4. Pengujian-pengujian lainnya yang harus dipenuhi oleh peraturan-peraturan
insatalsi setempat/ PLN yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, diutamakan pada pekerjaan-pekerjaan prinsip yang berakibat
menyulitkan dalam pengujian ijin-ijin.
5. Setiap pengujian harus disaksikan oleh Direksi/ konsultan pengawas dan semua
pengujian harus dibuatkan laporan tertulis secara rinci dan ditanda tangani
bersama.
c. Testing sistem instalasi listrik
1. Setelah pekerjaan instalasi dinyatakan selesai, seluruh sistem yang terpasang
harus ditest dan mendapatkan pengesahan dari PLN, semua prosedur itu harus
dilalui dan hasil test harus dituang dalam surat pernyataan PLN setempat yang
menyatakan bahwa instalasi telah memenuhi persyaratan yang distandardkan.
2. Instalasi penerangan maupun tenaga/ daya siap untuk memberikan aliran listrik
dan kerja dari sistem tidak mengalami gangguan dan bekerja sebagaimana
mestinya.
3. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur, marger 0,5-1 KV.
4. Pengukuran untuk instalasi penerangan
Hubungan ke armatur lampu diputuskan dengan mematikan saklar yang
menghubungkan ke sirkuit lampu atau peralatan lainnya.
MCB (Mini Circuit Breaker) pada panel dalam posisi off
Pengukuran dilakukan pada setiap group/ sirkuit untuk fasa, netral maupun
pentanahan
Untuk pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat harus disesuaikan
dengan standard PUIL 1977, pasal 251 (atau PUIL edisi terakhir).
Setiap hasil pengukuran harus dicatat dalam daftar isian yang dilampirkan dalam
laporan pengetesan dan disahkan oleh PLN, Direksi/ pengawas lapangan.
Pada waktu pengukuran dilaksanakan, semua sumber daya dari PLN maupun
genset tidak boleh dimasukkan.
PASAL 30
PRODUK
Pemborong dan Kontraktor yang akan memproduksi panel TR ( LVMDP ) dan panel
distribusi lainnya harus melengkapi Syarat – syarat sebagai berikut yaitu :
1. Kontraktor harus menunjukan kepada Perencana / Direksi Pengawas test report
( laporan pengujian ) Panel LVMDP dan panel distribusi lainnya dari laboraturium
listrik PT. PLN ( ASLI ).
2. Kontraktor harus menunjukan kepada Perencana / Direksi Pengawas Sertifikasi
Tanda Anggota Assosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia yang masih
berlaku ( ASLI ).
3. Kontraktor harus menunjukan kepada Perencana / Direksi Pengawas lokasi
pabrikasi panel sebelum persetujuan material di ajukan kepada Perencana /
Direksi Pengawas atau peninjauan pabrik.
4. Kontraktor/Sub Kontraktor Mekanikal/Elektrikal harus terdaftar dan memiliki
kartu anggota Assosiasi kontraktor mekanikal/Elektrikal (AK ME) yang masih
berlaku ( Asli)
5. Kontraktor harus menunjukan brosure / catalog asli kepada perencana / direksi
pengawas
6. Kontraktor harus menunjukan Project list yang sudah di laksanakan( ASLI )
7. Pembuatan shop drawing harus menggunakan kop kontraktor pembuat panel.