Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

1.1. UMUM
a. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainasi air hujan termasuk : Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta
pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plambing
dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana
dan persyaratan ini.
b. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
c. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan Pengeboran Air tanah.
d. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan
peil banjir.
e. Sistem dan unit - unitnya meliputi :
- Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
- Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
- Jaringan pipa - pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
menyalurkan menuju drainasi kota.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel
kontrolnya.
- Sumur Dalam terdiri dari pompa pantekan ±40 m, screen, casing, pipa
sumur dalam, panel kontrol dan pengkabelannya termasuk didalamnya
perijinan-perijinan yang diperlukan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


- Unit pengolahan air kotor / limbah, Septik tank + resapan
f. Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan
pipa-pipa pengisi, overflow yang disalurkan secara gravitasi melalui pipa
kesaluran luar / kota, elektroda pengontrol muka air, manhole, pelampung,
tangga dan reservoir bawah harus tertutup, dan dapat dibuka.
1.3. PENJELASAN SISTEM
1.3.1 Air Hujan dan Drainase
Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak
PVC Class AW menuju ke dalam saluran air hujan halaman / drainase site
secara gravitasi menuju sumur resapan dan diverflow ke saluran kota.
1.3.2 Air Bersih dan Air Bekas
a. Pekerjaan air bersih yang ada didalam bangunan menggunakan Pipa
PPR yang mempunyai karakteristik yang fleksibel, tahan terhadap suhu
tinggi maupun rendah, tahan terhadap tekanan tinggi dan dapat
mengalirkan air panas, air dingin bertekanan dan materialnya yang
non-toxic,anti karat berbahan material Polypropylene Random Type-3,
PN 16 yang dapat menahan tekanan hingga 16 bar dengan ciri 4 strip
kuning yang digunakan untuk mengalirkan air panas atau dingin
b. Pekerjaan Pipa Air bersih yang di kawasan menggunakan Pipa HDPE.
c. Pekerjaan Air Bekas yang ada di dalam bangunan atau di luar
menggunakan Pipa PVC tipe AW.
1.4. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
a. Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan
gambar rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh
sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.
b. Material-material yang dipakai meliputi :
1.4.1 Pipa – Pipa
A. Pipa Air Hujan dan Drainase
1. Untuk jaringan air hujan digunakan pipa PVC class AW.
2. Untuk pipa air hujan digunakan pipa PVC class AW (10 kg/cm²) dengan
sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk jenis pipa PVC
class AW.
3. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
4. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus
dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun didalam pipa itu sendiri.
5. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada
dalam beton/dinding.
B. Pipa Air Bersih dan Bekas
1. Untuk Air bersih di dalam bangunan digunakan pipa PPR PN. 16.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


a. Penyambungan polyfusion sampai 63 mm dapat dilakukan dengan
welding machine tanpa alat bantu penyambungan (assembly jig),
namun diatas 63 mm diperlukan alat bantu penyambungan yang
bagus dan satu sumbu.
b. Sebelum penyambungan dilakukanhidupkan dan setting
temperatur welding machine 260 Derajat Celcius (suhu
penyambungan telah tercapai bila ada tanda dari lampu indikator)
c. Potong kurang lebih 1 cm ujung pipa yang akan disambung,
pastikan hasil potongan rata tegak lurus.
d. Panaskan pipa dan fitting pada matrice, kemudian keluarkan dan
sambungkan pipa dan fitting dengan segera, hati-hati jangan
sampai memutar pipa PPR RUCIKA GREEN maupun fitting pada saat
penyambungan.

2. Untuk Air bersih di Kawasan memakai Pipa HDPE PN 10.


a. Penyambungan untuk pipa HDPE dengan diameter 63mm atau 2
inch keatas menggunakan Butt Fusion Joint.
b. Pasang ujung-ujung pipa yang akan disambung pada alat
penyambung pipa hdpe / mesin las pipa hdpe / Welding Mesin.
c. Kencangkan alat penjepitnya sampai kedua ujung pipa berada
dalam satu sumbu dan ratakan ujung-ujung pipa dengan alat perata
elektrik sampai kedua pipa benar-benar rata dan bersih.
d. Pasanglah alat pemanas diantara ujung-ujung pipa dan panaskan
plat pemanas sampai titik senyawa lalu sambungkan dan tekan
kedua ujung pipa yang sudah dipanaskan sampai tekanan
persenyawaan yang sesuai.

3. Untuk Air Bekas menggunakan Pipa PVC tipe AW warna Abu Abu.
a. Untuk pipa air kotor menggunakan pipa PVC class AW (10 kg/cm²)
dengan sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk
jenis pipa PVC class AW.
b. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
c. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus
dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun didalam pipa itu sendiri.
1.4.2 ROOF DRAIN
 Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi waterproove.
 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
 Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved
flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover dome type

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


1.4.3 Alat-Alat Bantu (Accesories)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis
sesuai dengan bahan pipanya.
1.5. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
1.5.1 Pipa – pipa
1. Umum
a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan serta kerapihan.
b. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang / disambung.
c. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah masuknya kotoran /
benda-benda lain
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak
tajam (diampelas).
e. Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya sesuai dengan
fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
f. Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
h. Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan wartel mur atau flange.
i. Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan pipa
flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur
gedung.
j. Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk sudut
90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta
arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
k. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh menukik.
l. Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke arah
titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya
dicari titik terendah dan dibuat cekung serta ditempatkan yang bebas untuk
melepaskan udara dari dalam.
m. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air
bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
n. Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
- Dibagian dalam toilet,  50 – 100 mm atau lebih kecil : 1 – 2 %

- Dibagian dalam bangunan  150 mm atau lebih kecil : 1%

- Dibagian luar bangunan,  150 mm atau lebih kecildan  200 mm atau lebih
besar : 1% .
o. Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
p. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua
perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Penggantung dan Penumpu Pipa
a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list
berikut ini :
PIPA

No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)

1 ≤  50 0.6 0.9
b. Bila dalam
2 ≤  80 0.9 1.2 suatu
kelompok
3 ≤  100 1.2 1.5 pipa yang
terdiri dari
4 ≤  150 1.8 2.1
bermacam-macam ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus
berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
c. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
d. Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Pipa Dalam Tanah
a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian
dengan adukan semen. Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta
pemadatan kembali seperti kondisi semula.
c. Kedalaman pipa minimum 60 cm dibawah permukaan tanah.
d. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 – 30 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-
batuan atau benda keras lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


e. Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak
2 – 2.5 m.
f. Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung)
baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut.
4. Sambungan Pipa
Sambungan Flexible
Sambungan
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan
getaran dari sumber getaran.
Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara
homogen.
Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus mempergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
Sambungan yang Mudah Dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan
adanya packing dan bukan seal threat.
5. Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “ flushing
sleeves”
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau “caulk”

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


1.5.2 Pembersihan
1. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara-cara /metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
-Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari
200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam
dan setelah itu dibilas.
1.6. PENGUJIAN
1.6.1 Umum
1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan
pengujian disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
2. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3
(tiga) hari kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
3. Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistim
dengan baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut
& mengulangi pengujian lagi.
4. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer,
pompa-pompa dan lain-lain, harus dalam keadaan baik dan ditera
secara resmi.
1.6.2 Pipa dan Jaringan Pipa
1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua)
kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji.
Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya
sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi”
terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau
panjang pipa max. 100 meter.
2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan
dengan test rendam dengan air selama 8 jam.
1.7. TRAINING
a. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang
yang ditunjuk oleh pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan
serah terima pekerjaan pertama.
b. Materi training teori dan pratek sampai dapat mengetahui operasi dan
maintenance.
1.8. REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

No Uraian Spesifikasi Teknis Merk / Produk

1 Pipa air hujan Pipa PVC Class AW 10 kg/cm² Rucika

2 Fitting PVC Air bersih Class 10 kg/cm² Rucika


Air kotor , bekas dan Vent 10
kg/cm2

3 Pipa Air Bersih dalam Pipa PPR PN10 Rucika


bangunan.

4 Pipa Air Bersih Kawasan Pipa HDPE PN 10 Rucika

3 Hanger rod Galvanized Ex Lokal

4 Clamp Galvanized Ex Lokal

5 Roof drain Toto

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1. Pekerjaan-pekerjaan yang mencakup dalam bidang keahlian meliputi :


Penyediaan seluruh pekerjaan sisitem listrik, instalasi penangkal listrik, instalasi
penangkal petir sehingga dapat beroperasi dengan sempurna.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan spesifikasi bersifat mengikat.
3. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh kontraktor
instalasi listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan ditunjang oleh
tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai
pemegang/ rekanan instalatur PLN ( Pas PLN ) dengan kelas minimal “C” dan masih
berlaku hingga tahun terakhir yang sedang berjalan.
4. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga
peraturan-peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard / “code-
code” lainnya yang berlaku secara Internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebaginya)

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

1. Pengadaan material/ peralatan, pemeliharaan, testing, pengawasan untuk konstruksi,


pemasangan sistem listrik yang lengkap sesuai dengan gambar perencanaan dan rencana
kerja dan syarat-syarat teknis.
2. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya Tegangan Rendah (TR) dari PLN ke
Panel Daya (PP) dan peralatan.
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan stop kontak, stop kontak daya secara
lengkap.
4. Pengadaan dan pemasangan “fixtures” penerangan (unit lampu), stop kontak biasa / daya
(1 fase/ 3 fase) lengkap dengan “plug” dan peralatan penunjang (accessories).
5. Pengadaan dan pemasangan rak kabel dengan penggantung, penyanggah dan peralatan
penunjangnya.
6. Penggadaan dan pemasangan panel-panel (MDP, SP, LP) didalam maupun diluar
bangunan serta peralatan penunjang lainnya (sesuai dengan gambar perencanaan).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


7. Pengadaan Penangkal Petir dan Pentanahan.
8. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan peralatan dari alat-alat kontrol yang peka
terhadap tegangan asing dan frekwensi tinggi.
9. Mengadakan “Testing Coomissioning” untuk seluruh peralatan instalasi listrik, penangkal
petir, pentanahan (peralatan, sistem, penangkal petir dan lain-lain) sesuai rencana kerja
dan persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pabrik dan standard-
standard lainnya.
10. Membuat gudang, ruang kerja (kantor) serta pengamanannya selama konstruksi dari
bangunan tersebut berjalan.
11. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnya pada saat berjalannya
konstruksi bangunan tersebut berjalan.
12. Menyerahkan manul kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelolan teknis serta
pengadaan training bagi pengelola teknis.
13. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban (guarantee) sesuai
rencana kerja dan persyaratan teknis.
14. Apabila ada hal-hal yang disebut kembali pada bagian/ bab/ gambar yang lainnya, maka
hal ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu tertahap yang lainnya, tetapi
untuk lebih menegaskan permasalahan.
15. Seluruh pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaan ini, sekalipun item pekerjaan
tersebut tidak disebutkan, akan tetapi merupakan bagian yang harus dikerjakan agar
sistem dapat bekerja dengan sempurna dan memenuhi persyaratan teknis.
16. Mengurus perijinan-perijinan dan membayar, penyambungan daya listrik ke PLN dan
persyaratan-persyaratan lain yang berkaitan erat dengan sistem kelistrikan yang
disyaratkan oleh PLN.

PASAL 3
KOORDINASI PEKERJAAN

Untuk kelancaran pekerjan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
di dalam proyek ini. Penyediaan material dan pemasangan slevees/ sparing menjadi
tanggung jawab pemborong.
Melokalisasi/ perincian setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari kesalah
pahaman/ konflik sesama pemborong lainnya di lokasi proyek ini dan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/ pengawas lapangan/ konsultan perencanaan.

PASAL 4
MATERIAL DAN WORKMANSHIP

Seluruh material yang disuplai dan dipasang oleh pemborong harus baru dan material
tersebut harus seuai untuk dipasang didaerah tropis. Material-material harus dari produk
yang berkwalitas baik dan dari produksi yang terbaru.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


Untuk material-material yang disebut dibawah ini, pemborong harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan menunjukkan surat order pengiriman dan
katalog/ brosure dari peralatan tersebut dari agen/ dealer/ pabrik.

1. Peralatan panel : Circuit breaker, relay-relay, kontraktor, meter-meter, rotary


switch dan lain-lain
2. Peralatan lampu : armature, bola lampu, capacitor, ballast
3. Peralatan instalasi : kotak kontak, saklar dan lain-lain
4. Kabel
5. Peralatan listrik lainnya

PASAL 5
DAFTAR MATERIAL

Pada waktu mengajukan penawaran, pemborong harus menyerahkan/ melampirkan


daftar material yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek
dan harus disebutkan pabrik, merk, manufcture dan type lengkap dengan memberi tanda
pada brosure/ catalog yang disertakan. Daftar material yang diajukan pada waktu
penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan secara lengkap dan terperinci, tidak
boleh sebagian-sebagian (“SYARAT MUTLAK YANG HARUS DIPENUHI OLEH PEMENANG
TENDER”). Daftar harus dibuat dalam rangkap 4 (empat).

PASAL 6
NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN

Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/ merk dari satu jenis bahan/
materil, maka pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang telah
ditentukan.
Tidak ada alasan bagi pemborong pada waktu pemasangan menyatakan bahwa barang
tersebut sudah tidak ada lagi di pasaran ataupun sukar didapat di pasaran.
Untuk barang-barang yang harus di import, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
pemborong harus secepat mungkin memesankannya pada agen/ dealer.
Apabila pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/ merk tersebut tidak/ sukar diperoleh, maka konsultan perencana akan
menentukan kemudian, alternatif merk lain dengan spesifikasi teknis yang sama dengan
aslinya/ yang ditawarkan.
Minimal setelah 1 (satu) bulan dari penunjukkan pemenang, pemborong harus
memberikan fotocopy dari surat order/ pemesanan material import dari agen/ importir

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


material bersangkutan yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan
(order import).

PASAL 7
SHOP DRAWING
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, pemborong harus
menyerahkan shop drawing untuk mendapat persetujuan dan konsultan perencana.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian,
diagram pengabelan, data-data ukuran/ dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat
dari penyalur/ service shop atau badan usaha lain yang ditunjuk sebagai “techical
maintenance” dan menyediakan suku cadang yang lengkap dan dapat mem “back up”
sistem agar selalu dapat bekerja dengan baik dan sempurna.
Shop drawing harus diberi catatan dari pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang
diajukan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem secara bertahap (sebagian-sebagian) tidak akan diperhatikan.
Shop drawing harus dibuat sebanyak rangkap 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan yaitu :
1.Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN, sampai dengan rangkaian akhir
2.Panel-panel daya (PP), panel penerangan (LP), panel utama (SDP), outlet box dan lain-
lain
3.Detail-detail pemasangan lampu
4.Dan lain-lain yang diminta oleh pengawas lapangan/ Direksi
PASAL 8
SUBSTITUSI

1. Produk yang disebutkan nama pabriknya


Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama pabriknya dalam
spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan pada spesifikasi
disertakan data-data teknisnya secara lengkap mendapat persetujuan konsultan
perencana/ Direksi.
2. Produk yang tidak disebut nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya didalam spesifikasi. Pemborong harus mengajukan secara tertulis
nama negara pembuatnya, nama pabrik yang memproduksinya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi dilapangan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


PASAL 9
CONTOH
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan dari konsultan perencana/ Direksi.
Semua biaya untuk kebutuhan tersebut adalah tanggung jawab pemborong.

PASAL 10
PROTEKSI
Seluruh material dan peralatan yang berada di lingkungan proyek, sebelum, selama,
pengerjaan dan sesudah selesai masa instalasi (masa garansi). Pemborong harus
mengamankan peralatan tersebut secara memadai.
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang
ceroboh dan kurangnya pengaman setelah terpasang, tidak dapat diterima oleh konsultan
pengawas/ Direksi. Pemborong berkewajiban mengganti yang baru, sesuai dengan aslinya
atas biaya pemborong.
PASAL 11
ACCESS OPENING

Pemborong harus menyediakan “Access Opening” (bukaan) pada tempat-tempat tertentu


guna pemeliharaan instalasi listrik.
Bukaan (access opening) pada konstruksi bangunan seperti pada dinding, plafond, lantai
beton (atap bangunan) atau dibutuhkan pada lain bagian. Bukaan tersebut harus
dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat dan estatis pada permukaannya serta
penutup tersebut dapat dilepaskan/ dibuka/ dipindahkan tanpa mengakibatkan kerusakan
pada permukaan yang berdekatan.

PASAL 12
PENGECATAN

Apabila peralatan-peralatan dari pabrik sudah mengalami pengecatan dan tambahan


pengecatan dilapangan tidak dipersyaratkan maka permukaan yang mengalami cacat-
cacat gesek harus diperbaiki atau dilakukn pengecatan kembali untuk mendapatkan hasil
pengecatan yang seragam dan sempurna. Apabila peralatan yang seharusnya dicat tetapi
tidak dicat dari pabrik, maka pemborong berkewajiban dan bertanggung jawab atas
pengecatan material tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel seluruhnya harus dicat dasar (prime
coating) dan diberi car akhir (finishing paint). Penentuan jenis warna dan merk cat,
sebelumnya harus diminta persetujuan dahulu dari konsultan perencana/ Direksi.
Pengecatan untuk panel listrik sebelum dilaksanakan pengecatan harus dilakukan dahulu
pelapisan anti karat dengan cara “Galvanized Cadmium Plating” atau “Zincromatic Primer”
dan dicat bakar.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


PASAL 13
PAPAN NAMA

Seluruh kabinet, panel listrik, penutup daya (Circuit breaker), saklar dan bagian-bagian
lain peralatan jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, maka harus dibuat papan nama
untuk mengindikasikan/ mengindentifikasikan/ penggunaan/ nama dari peralatan
tersebut.

Papan nama harus dibuat dari plat plastik dengan huruf timbul. Untuk keseluruhan, papan
nama harus berukuran maxsimal tinggi : 1,5 inch (3,81 cm) dengan lebar seperlunya dan
ukuran minimal yang disyaratkan tinggi : 1,0 inch (2,54 cm) dan ketebalan plat minimum :
3 mm.

PASAL 14
GAMBAR PEMASANGAN YANG SEBENARNYA

Pemborong harus pergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar pada
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem
outlet.
Panel/ kabinet, peralatan, pengkabelan dan lain-lainnya harus dicantumkan jarak
sebenarnya dari as kolom terdekat pada gambar pemasangan yang sebenarnya (as
installed), titik-titik referensi pengukuran untuk menentukan letak peralatan/ instalasi
harus cukup jelas dan dilengkapi dengan jarak-jarak ukuran dari titik referensi tersebut
secara jelas dan informatif.
Pemborong pada saat mendekati hari-hari penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan)
harus sudah menyerahkan gambar-gambar sesuai pemasangan sebenarnya (“as built
drawing”) pada konsultan perencana/ Direksi sebanyak 1 (satu) set gambar asli (kalkir) + 3
(tiga) set gambar cetak biru (blue print).
“ITEM PEKERJAAN INI MERUPAKAN SYARAT UTAMA YANG HARUS DIPENUHI DALAM
MASA PENYERAHAN PEKERJAAN”.

PASAL 15
DATA SUKU CADANG

Pemborong harus memberikan daftar suku cadang dari peralatan yang dipasang secara
terperinci berikut alamat dan nama badan usaha yang merupakan badan keagenan dari
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
peralatan yang dipasang tersebut kepada konsultan perencana/ Direksi. Apabila peralatan
yang dipasang tersebut dilengkapi dengan suku cadang harap diberikan kepada pemberi
tugas sebagai pelengkap dan penyerahan seluruh pekerjaan dan pemborong
berkewajiban memberikan daftar harga suku cadang tersebut.

PASAL 16
PERATURAN HAK PATENT

Pemborong harus melindungi pemberi tugas terhadap klaim atau tututan, biaya atau
kenaikan harga yang diakibatkan oleh keadaan perusahaan/ agen/ distributor peralatan
bersangkutan dalam hubungan merk dagang atau nama produksi, baik hak cipta pada
semua material peralatan yang dipergunakan pada proyek ini.

PASAL 17
KEBERSIHAN

Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/ sampah dan sisa-sisa material tidak
dipakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus menyelesaikan tiap-tiap bagian secara
teratur dan rapuh.

PASAL 18
BUILT IN INSERT SLEEVES DAN PERLENGKAPANNYA

Mengetahui insert, sleeves, dan perlengkapi lainnya untuk keperluan built in dalam
beton atau pekerjaan konstruksi lainnya, lengkap dengan keterangan konstruksi, dimensi,
lay out dan keperluan informasi lainnya untuk pekerjaan bersangkutan.

PASAL 19
BUKU PETUNJUK (MANUAL BOOK) dan INSTRUKSI

Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual book) pemeliharaan dan petunjuk
cara mengoperasikan dari peralatan. Manual book/ buku petunjuk harus dalam bahasa
Indonesia atau setidak-tidaknya dalam bahasa Inggris.

PASAL 20
GAMBAR-GAMBAR

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


Gambar lisrtik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan dari
keperluan instalasi listrik, instalasi harus menyesuaikan dengan kondisis setempat.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan konstruksi dan detail
akhir pelaksanaan, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan detail yang
berhubungan dengan masing-masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh
pekerjaan yang dikerjakan dengan “Shop Drawing/ Detail Drawing” dan disetujui dengan
konsultan pengawas/ Direksi.
Pemborong wajib memeriksa terhadap kemungkinan-kemungkinan dari kesalahan/
ketidak cocokan, baik dari segi besaran, kapasitas, fisik maupun pemasangan dan lain-lain.
Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknik maupun fisik, hal ini harus segera
disampaikn secara tertulis 4 (empat) hari sebelumnya dilakukan penjelasan pekerjaan
(anwijzing). Bila hal ini tidak segera diberitahukan kepada konsultan perencana/ Direksi
maka hal-hal yang menyangkut kekurangan harga barang/ materal (“Unit Price”) adalah
tanggung jawab pemborong.
a. Perihal iklim
1. Temperatur luar ruangan berkusar antara 24 0 C s/d 340 C pada curah hujan yang
tinggi
2. Temperatur dalam ruangan berkisar antara 24 0 C s/d 340 C dengan kelembaban 90
%.
3. Seluruh peralatan harus tahan terhadap pengoperasian secara terus menerus
(continue) pada temperatur 500 C dengan temperatur rata-rata 300 C untuk
periode 24 jam.
4. Seluruh peralatan harus tahan terhadap iklim tropis.

PASAL 21
PRINSIP PERENCANAAN

1. Prinsip distribusi
1. Sistem pelayanan untuk distribusi listrik adalah sebagai berikut :
Catu daya dari PLN TR. 220/380 V.
Disrtibusi TR (Tegangan Rendah) 220/380 V secara radial dari Panel Utama
Tegangan Rendah (PUTR) didistribusikan ke Panel Penerangan existing (LP) ke
panel daya baru melalui kabel (NYY).
2. Kareakteristik tegangan rendah 220/380 V, distribusi daya untuk penerangan dan
peralatan du supplay PLN.
3. Fluktuasi tegangan yang dijinkan untuk penerangan sekitar 3 % dan untuk mesin-
mesin sekitar 2 %.
2. Pengaman sistem listrik (prokteksi
1. Seluruh sistem listrik harus dilengkapi dengan pengaman terhadap hubung singkat
dan beban lebih pada seluruh panel atau disebut lain pada gambar.
2. Seluruh bagian dari material yang terbuat dari metal pada peralatan listrik harus
dihubungkan dengan sistem pentanahan sirkuit listrik dan seluruh panel masing-
masing harus dilengkapi dengan elektroda pentanahan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


PASAL 22
TEKNIS INSTALASI KABEL

1. Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan SII
dan SPLN.
Semua kabel harus baru dan jenis ditandai mengenai ukuran, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintal lainnya. Semua kabel dengan penampang diatas 6 mm 2 harus terbuat
secara dipilih (stranded). Instalasi listrik harus berpenampang minimal 2 ½ mm 2.
Kecuali disyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah :
a. Untuk instlasi penerangan, stop kontak dan instalasi lain dalam pipa dengan daya
kecil dan ada pada ruangan kering digunakan kabel NYA.
b. Untuk kabel distribusi dalam ruangan digunakan kabel dari type NYY atau disebut
lain pada gambar
Seluruh kabel harus dalam GS plain conduit yang disesuaikan dengan ukuran kabel
bersangkutan, kabel trench, rak kabel dan harus diklem atau disebut lain pada
gambar.
2. Splice/pencabangan
Tidak diperkenankan adanya “splice” atupun sambungan dalam pipa/ saluran cabang
maupun feeder utama kecuali pada outlet atau stop kontak penghubung yang dapat
dicapai (accessible). Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara
mekanis dan harus teguh secara listrik dengan cara-cara “solderless connector”.
Untuk penyambung dengan sistem “soldered atau compression” harus digunakan
peralatan sambung yang benar-benar digunakan untuk kebutuhan itu, peralatan
tersebut harus dilampirkan data teknis dan brosur serta diajukan dahulu kepada
konsultan perencana/ Direksi untuk mendapat persetujuan penggunannya. Dalam
penyambung dengan sistem soldered atau compression harus benar-benar tertutup
rapat dan tidak boleh ada kebocoran (leak proof) serta dijamin tidak akan lepas bila
ada getaran.
3. Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splica, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splica case compaction dan lain-lain harus dari type yang
direkomendasi/ disetujui untuk : penggunaan, lokasi, tenaga kerja, kondisi
sekelilingnya dan lain-lain, oleh instansi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan/ atau manufacturer.
4. Penyambungan kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak penyambungan yang
khusus digunakan untuk itu (junction box dan lain-lain). Pemborong harus
diberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan
oleh pabrik kepada konsultan perencanaan/ Direksi.
b. Warna kabel atau indentitas lain pada kabel yang akan disambung, antara yang
satu dengan yang lainnya harus sama dan harus diadakan pengetesan tahanan
isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
tertulis dan disaksikan oleh konsultan perencana/ Direksi.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
c. Penyambung kabel tembaga harus menggunakan penyambungaan -
penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat. Penyambung-
penyambung harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambung kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/
porcelen yang khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus digunakan bila diperlukan untuk menjaga nilai
isolasi tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misalnya
temperatur dari pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja tebal 3 mm setinggi maksimal 2,50 meter.

5. Saluran penghantar dalam bangunan.


a. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung
saluran penghantar (conduit) di pasang diatas ceiling tidak boleh membebani
ceiling.
b. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan electrical metal pipa dengan
diameter minimum ¾ inch. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar
harus menggunakan juction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam juction box.
c. Ujung pipa yang masuk kedalam panel dan juncti on box harus dilengkapi
dengan “socket/lock nut”, sehingga pipa tidak mudah tercantum dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian 2 meter
dari muka lantai, harus dimasukkan pada pipa metal dan pipa harus diklem pada
dinding dengan jarak antar masing-masing klem 50 cm.
d. Jumlah pipa keluar dari panel harus dilebihkan 20 % dari jumlah sirkuit yang
dikeluarkan dari panel bersangkutan dengan line cadangan (blind pipe).
6. Instalasi saklar kotak kontak (outlet)
a. Saklar
Saklar-saklar dari type recker mekanisme dengan rating 10 A, 250 V pada
umumnya dipasang inbow terkecuali disebut lain pada gambar.
Jika ditentukan lain, saklar-saklar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada
tembok, ketinggian letak saklr 150 cm dari muka lantai atau ditentukan lain pada
gambar. Saklar-saklar tersebut harus dipasang dalam kotak sambung yang
diperuntukkan untuk itu, type pemasangan harus dipilih dari type pemasangan
menggunakan skrup (screw), tidak boleh type cakar (claw).
Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang bersekatan.
b. Stop kontak
Stop kontak adalah type yang memekai terminal pentanahan (earthing contact)
dengan rating 10A/16A 250 V (1fase) dan 25A/32A, 500 V (3 fase).
Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding (flush mounting
type) dengan ketinggian 30 cm dari permukaan lantai atau disebut lain pada
gambar.
7. Instalasi fixtures penerangan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


a. Umum
Fixtures penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat
dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus
rapi dan baik, tebal pelat baja yang dipakai untuk fixture minimal 0,8 mm.
Pemborong harus menyediakan conto-contoh dari semua fixtures yang akan
dipasang kepada konsultan perencana/ Direksi untuk disetujui.Seluruh peralatan
fixtures penerangan beserta armature adalah kwalitas phillips atau setara.

b. Kabel-kabel untuk fixture


Kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain, kabel-kbel untuk “fixture” harus ditutup
asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm2,
kawat harus dilindungi dengan “tape”atau “tubing” disemua tempat dimana
mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantung rantai atau pemasangan/ perencanaan fixture
menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan
penggantungan, dan harus terus menerus mulai kontak sambung ke terminal-
terminal khusus pada armature-armature lampu.Saluran-saluran kabel harus
tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.

c. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar.Untuk lampu fluorescent type TL memakai dari
jenis coolday light.Semua lampu fluorescent atau lainnya memerlukan perbaikan
faktor gaya harus dilengkapi dengan capasitor.Dalam spesifikasi ini besarnya
microfarad dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena
yang dibutuhkan adalah hasil dari power factor menjadi sekurang-kurangnya
0,85.
8. Instalasi/konsuksi panel
a. Kabinet
Semua kabiner harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimal 2,00 mm,
atau dibuat dari bahan lain seperti polyester atau kabelita. Kabinet untuk
“Panel Board” mempunyai ukuran yang profesional seperti dipersyaratkan
untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar
perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak.
Frame/ rangka panel harus di grounding/ ditanahkan. Pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memesang, mendukung dan meyetel “Panel
Board” serta tutupnya.
Kabinet dengan kabel-kabel “Trought Feader” harus diatur sedemikian rupa
sehingga saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit
panel board.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci, dengan sistem
MASTER KEY.
b. Finishing

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel-panel board listrik, harus
dibuat tahan karat dengan cara “Galvanized Plating” atau dengan “Zink
Chromate Primer”.
Selain yang disebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu
sebagai berikut :
1. Bagian dalam dari box dan pintu
2. Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadnium plating tak
perlu dicatkalau seluruhnya terendam, dipakai zink chromate
primer harus dicat dengan cat bakar.
c. Pemasangan kabel
Pemasangan kabel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/ type panel.
Maka bila dibutuhkan alas/ pondasi/ penutup/ penggantung maka
pmborong harus menyediakan dan memasangnya sekalipun tidak tertera
pada gambar.
d. Panel distribusi
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan.
Panel distribusi utama dari jenis in door type terbuat dari pelat baja (metal
clad). Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang baku, yang
dapat mempertahankan strukturnya oleh stress mekanis yang pada waktu
hubung singkat, rangka ini secara konstruktif tertutup pelat-pelat penutup
(metal closed) harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk
mengatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan
bagian-bagian yang tertegangan sesuai dengan persyarata PUIL / LMK / VDE
/ BS / DIN untuk peralatan yang tertutup.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan percikan air.
Semua material dan tombol tranfer yang disyaratkan dikelompok pada satu
papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
Semua panel diletakkan di shaft-shaft panel dan ruang-ruang panel yang
diperuntukkan untuk itu seperti terter pada gambar.
e. Papan nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama,
pada pintu pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama pada pemutusan dan dapat dilihat dengan
mudah . Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas
rangkaian dari pemutusan daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop drawings.
f. Busbar/rel

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


Busbar minimal harus dari bahan tembaga, dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL 1977).
Semua busbar/ rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang
disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 750
C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3
phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar.
Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan
sebuah bus pentanahan yang selanjutnya diklem dengan kuat pada trem
panel dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan dari peralatan yang
perlu dipertanahkan.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran-
ukuran dari bus-bus dan susunannya. Ukuran dari bus-bus harus
mempunyai ukuran yang sama sepanjang panel dan harus disediakan cara
untuk penyambungan dikemudian hari.
g. Terminal dan mur baut
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup
dengan menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut
yang divertin (atau stainless) dengan ring tembaga.
h. Cabang/ penyambung dikemudian hari
Bila ada gambar dinyatakan adanya cabang maka ruangan-ruangan tersebut
harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari, dapat berupa
equipment busbar, switch, circuit breaker dan lain-lain.
i. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type “Moving Iron Vane Type” khusus untuk
panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getar,
dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan
ketelitian 0,3 %.
Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (voltmeter selector switch) harus
ditandai dengan jelas.
j. Kabel-kabel pengontrol
Kabel-kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang dipabrik/ bengkel
secara lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran minimal adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt PVC.
k. Peralatan pemutus daya
Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type drawout type
tanpa minyak dengan sikring pembatas arus, pemutus daya dengan rumah
tuangan (mouldedcase) dilengkapi dengan sikring pembatas arus dan
pemutus sikring. Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


dengan sikring berkapasitas interupsi 100 KA, minimal pemutus sikring
harus dari type membuka dan menutup dengan cepat.
l. Pilot lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
a. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T
b. Pilot lampu untuk push button on/of, untuk menyatakan
sistem telah on atau off.
c. Pilot lampu untuk remote control pada panel , untuk
menyatkan sistem telah menjalankan/ memberhentikan
sistem yang diinginkan.
Penyediaan pilot lampu yang disebutkan diatas merupakan keharusan
biarpun pada gambar-gambar tidak disebutkan/tertera.
Warna-warna untuk pilot lampu ;
1. Untuk phase R : warna merah
2. Untuk phase S : warna kuning
3. Untuk phse T : warna hijau
4. Untuk hantaran netral : warna biru
5. Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push
button atau dengan saklar ataupun time switch, menyatakan
sistem on : warna merah
6. Untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau
PASAL 23
MOTOR LISTRIK

1. Ketentuan umum
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, PUIL, BS baik dalam segi proteksi,
isolasi, pengaman, cara operasi, pemasngan dan lain-lain.
2. Persyaratan motor-motor
untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – 1 fasa/ 2 fasa.
2. 2 KVA keatas – 3 fasa, terkecuali disebut lain oleh pabrik (manufacturer).
3. Motor starter
Untuk motor-motor dengan rating :
1. Sampai dengan 2 KVA – starting langsung (direct on line motor starter)
2. 2 KVA ketas – starting dengan hubungan bintang segi tiga otomatis (stardelta motor
starter), trafo otomat (auto transformer) atau yang ekivalen.

PASAL 24
PERALATAN TEKNIS
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
1. Peralatan breaker
1. Circuit breaker
Circuit breaker 100 A – 800 A guna penggunaan pengaman distribusi utama
pengaman motor atau disebut lain pada gambar harus dari type “Moulded Case” tifa
fasa Quick make dan quick break.
Circuit Breaker 4 A – 63 A, 3 fasa / 1 fasa guna pengaman sirkuit penerangan, instalasi
kotak kontak biasa atau disebut lain pada gambar dapat digunakan MCB/NFB.
a. Data Circuit Breaker Utama adalah sebagai berikut :
Type : Withdrawable Air
Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) : lihat AF gambar perencanaan
Breaking Cap. (KA rms) : 50 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Ampere meter pengukur (R, S, T dan Total)
3. Indikasi beban, kontrol dan fault
4. Motorized Operation
5. Interlocking Fasility (Electrical operating mecanism)
6. Under Voltage release
7. Pengaman hubung singkat dengan setting
b.Data Circuit Breaker Utama (suplai genset) adalah sebagai berikut
Type : Withdrawable Air
Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :4
Rating Amp (40 deg.C) : AF
Breaking Cap. (KA rms) : 50 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Ampere meter pengukur (R, S, T dan Total)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


3. Indikasi beban, kontrol dan fault
4. Motorized Operation
5. Interlocking Fasility (Electrical operating mecanism)
6. Under Voltage release
7. Pengaman hubung singkat dengan setting

c. Data Circuit Breaker Utama PP (Panel Daya), LP (Panel


Penerangan), Circuit cabang atau kebutuhan lain seperti disebut
lain pada gambar adalah sebagai berikut :
Type : Mulded Case Circuit Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) :125AF,160AF,250AF,400AF,
660AF, 800AF
Breaking Cap. (KA rms) : 35 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Setting trip AMP)
2. Indikasi beban, kontrol dan fault
3. Under Voltage release
4. Pengaman hubung singkat
d. Data Circuit Breaker untuk sirkuit penerangan, sirkuit kotak kontak
biasa dan sirkuit lainnya untuk suplai daya dibawah 2 KVA atau
disebut pada gambar.
Type : Mini Circuit Breaker/ Nofuse
Breaker
Tegangan kerja : 660 V
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) : 1/3
Rating Amp (40 deg.C) : 6,10,16, 25,32,40,50,63, 80
Amp.
Breaking Cap. (KA rms) : 15 KA
Dilengkapi dengan :
1. Pengaman beban lebih (Fixed trip AMP)
2. Pengaman hubung singkat
m. Power contactor
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.
Kumparan contractor harus sesuia untuk tegangan 200 Volts, 50 Hz
dan tahan bekerja kontinue pada 10 % tegangan lebih tinggi dan harus
dapat pula menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.
Contractor harus type heavy duty, kemampuan minimal making
current sebesar 15 x arus nominal dan kemampuan electrical
operation sebanyak 1.000.000 kali.
Type : Air Insulation Contractor (NO/NC)
Tegangan kerja : 220 V (± 5 %)
Frekwensi : 50/60 Hz
Kelas isolasi : c, 1000 V, 50/60 Hz
Kutub (pole) :¾
Rating Amp (40 deg.C) : 10, 12, 16, 22, 30, 40, 55 atau
disebut lainpada gambar
Breaking Cap. (KA rms) : 5 KA
Dilengkapi dengan :
1. Thermal Over Load Relay pada setiap fasa
2. 2 uxilary contact no/nc
Note : pada panel LP/PP contractor yang berfungsi memisahkan
busbar non emerergency dengan busbar semi emergency dipilih harus
type NC

PASAL 25
ARMATURE LAMPU/FIXTURES

1. Armature lampu LED , type reccessed berpenutup


Housing : bahan pelat metal pembuatan harus dengan
mesin, peralatan lampu built in.
mempunyai karakter dapat mendistribusikan secara baik dan
meluas.
Komponen : Harus diletakkan didalam rumah - rumahan
/housing dari armature lampu secara tersembunyi,
rapi dan harus mempunyai ventilasi yang cukup
untuk menghindari panas tinggi yang diakibatkan
oleh peralatan.
Penggunaan : Ruang kerja, koridor dan lain-lain
Reff. Unit : Phillips

PASAL 26
BALLAST
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
Ballast harus leakproof, mempunyai temperatur kerja rendah, noisless, housing ballast dari
polyester/ metal dengan kwalitas tinggi. Untuk lampu TL dengan 2 lampu digunakan masing-
masing 1 ballast (ballast harus digunakan dari type anti stroboscopic). Rated tegangan 220 V,
50 Hz, cos phi 0,7 – 0,8. Setiap ballast harus dilengkapi dengan terminal connection. Ballast
harus dari produksi Phillips.

PASAL 27
STARTER

Starter untuk lampu flourescent harus mempunyai relai bility cukup tinggi. Terbuat dari high
quality white polycarbonat, rating dari starter disesuaikan dengan besar/ daya lampu yang
dipasang.
Merk : Phillips

PASAL 28
KABEL

Kabel TR yang digunakan pada proyek terdiri dari :


NYF GbY memiliki pelindung lembaran pita baja yang melindungi kabel penghantar dari
gangguan mekanis, standard SII 0211-78/SPLN 302.
Susunan : penghantar tembaga, isolasi PVC bag. Dalam, pita baja, isolasi PVC bagian
luar.
Penggunaan untuk instalasi dibawah tanah yang tidak memerlukan pengaman kabel khusus :
panel utama TR di R. Trafo ke panel Distribusi utama bangunan (MPRS) dan panel daya lain-
lain.
Susunan : Penghantar tambaga,isolasi PVC bag. Dalam, isolasi bagian luar.
Penggunaan : instalasi luar dengan pengaman khusus, instalasi distribusi dalam bangunan,
instalasi dalam “duct/parit kabel”

PASAL 29
INSTALASI HUBUNGAN PERTANAHAN

1. Ketentuan umum
Pemasangan instalasi pentanahan harus disesuaikan dengan peraturan PLN/PUIL edisi
terakhir/ ketentuan lain dari intalasi berwenang setempat serta harus diikuti seluruh
spesifikasi yang tertulis beserta gambar kerja yang ada. Seluruh pekerjaan hubungan
instalasi pentanahan harus mendapat persetujuan dahulu dari konsultan perencana/
Direksi sebelum pelaksanaan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


2. Sistem pentanahan
Seluruh bagian yang tidak bertegangan harus berhubungan dengan sistem pentanahan
batang tembaga diameter “3/4” ditanam sedalam minimal 6 meter atau sampai didapat
pentanahan tanah maksimal 3 ohm pada musim kemarau. Material-material yang harus
dihubungkan dengan sistem pentanahan adalah sebagai berikut :
a. Motor-motor
b. Seluruh panel-panel
c. Kotak kontak
d. Peralatan yang terbuat dari metal
e. Seluruh peralatan electronc
f. Dan lain-lain
Kawat penghantar adalah kawat berisolasi dengan diameter minimal 10 mm 2. Sistem
pengukuran harus digunakan dengan sistem yang direkomendasikan oleh PLN atau
peraturan instalasi setempat yang berwenang didalam hal ini. Pentanahan untuk masing-
masing kecuali untuk sistem pentanahan panel harus terhubung satu sama
lain.Persyaratan teknis pemasangan

3. Persyaratan instalasi
a. Pemborong secepatnya diharusnya meneliti semua dimensi-dimensi setelah
mendapat Surat Perintah Kerja agar dengan segera dapat mengajukan kepada
konsultan perencana/ Direksi segala perubahan-perubahan, penyesuaian dan dapat
diatur kembali agar semua peralatan dalam sistem dapat bekerja sesuai rencana
serta bekerja sebaik-baiknya (optimum). Pemborong diwajibkan membuat lay out
dari peralatan dengan tepat dan disertakan pula koordinat-koordinat dari peralatan
yang akan dipasang tersebut karena pemborong bertanggung jawab penuh atas
ketelitiannya.
b. Pemborong harus berkonsultasi dengan pemborong lain dan Direksi sebelum
memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, conduit, hanger, peralatan dan
sebagainya. Seluruh pemasangan instalasi pipa instalasi, kabel-kabel instalasi dan
peralatan listrik lainnya adalah tanggung jawab pemborong sepenuhnya terhadap
tabrakan dan crossing dengan peralatan dari pemborong lain dan kesemua itu harus
diselesaikan dengan baik dan tidak menimbulkan saling perselisihan. Apabila terjadi
perselisihan paham diantara pemborong maka keputusan akhir sepenuhnya ada
ditangan Direksi dan keputusan Direksi adalah mutlak tidak dapat diganggu gugat.
c. Seluruh pemasang instalasi yang dilaksanakan diatas bangunan harus dipenuhi
seluruh ketentuan-ketentuan dari Dep. Tenaga Kerja, yang erat kaitannya dengan
keselamatan kerja. Peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan dalam
pekerjaan-pekerjaan berbahaya harus sepenuhnya disediakan oleh semua
pemborong, pengawas/ Direksi tidak bertanggung jawab penuh bila terjadi kecelakan
yang diakibatkan oleh keteledoran pemborong dengan tidak menyediakan fasilitas-
fasilitas keamanan kerja tersebut teratas.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan instlasi sebelum dibeli atau dipesan atau masuk
kedalam proyek diajukan terlebih dahulu kepada konsultan pengawas/ Direksi untuk
disetujui. Apabila diketemukan bahan/ alat instalasi yang menurut Direksi/ Pengawas
tidak dapat digunakan di proyek dan belum mendapat persetujuan, maka Direksi/
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
pengawas mempunyai wewenamg secara mutlak mengeluarkan bahan/ peralatan
instalasi tersebut dari dalam proyek.
4. Pemasangan peralatan
a. Panel-panel listrik
Panel pada umumnya dengan ketinggian 1,80 meter terpasang secara “Free
Standing” sedangkan panel dengan tinggi kurang dari 1,50 meter terpasang
menempel pada dinding dengan penguatan setempat pada dinding/ rangka
tersendiri yang menuju pada lantai.
Seluruh sirkuit cabang dari panel pada umumnya keluar pada sisi atas panel atau
disebut lain pada gambar.
b. Kabel-kabel feeder
Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, pemborong diharuskan membuat gambar lay
out dari jalur kabel tersebut secara jelas dan terperinci peralatan penunjangnya,
detail-detail penyanggah, elevasi, koordinat, jarak dari titik-titik referensi agar
memudahkan dikemudian hari dalam membuat gambar-gambar terlaksana (as-built
drawing).
Pemborong diharuskan memberikan tanda-tanda dari jalur kabel feeder tersebut
secara jelas bilamana feeder dari kabel tersebut tidak terlihat secara langsung oleh
mata, setidak-tidaknya pemilik dapat menduga dengan tepat bilamana diadakan
pembongkaran meterial yang menutup feeder tersebut.
Pemasangan kabel feeder diatas plafond harus diletakkan pada kabel yang terpasang
menggantung pada plat beton lantai diatasnya, untuk kabel feeder yang diletakkan
didalam shaft listrik harus secara rapih terpasang dalam klem setiap 0,50 meter.
Penyambung ditengah panjang kabel feeder sebaiknya dihindarkan sekalipun
penyambung tersebut memenuhi persyaratan teknis dari sistem penyambungan.
Kecuali hanya berlaku bagi kabel feeder yang panjangnya melebihi panjang kabel
dalam 1 (satu) drum/ gulungan.
Setiap pembelokan kabel harus diperhitungkan terhadap keadaan sekelilingnya dari
radius dari belokan tidak boleh kurang dari 15 x diameter kabel.
Setiap pencabangan dari kabel utama harus dilakukan dipanel, tidak dibenarkan
dilakukan pencabangan ditengah jalur kabel feeder tersebut.
Pada ujung-ujung kabel feeder yang masuk pana panel harus disediakan cabang/
spare panjang kabel secukupnya dengan sedikitnya menekuk/ dibuatkan loop agar
memudahkan bila terjadi penggeseran panel/ gangguan pada ujung panel yang
berakibatkan kabel feeder harus dipotong.
c. Angkur, kelos, trobosan, rangka dan rak besi
Setiap pemasangan angkur, kelos, terobosan (pembobokan) kesemuanya harus
betul-betul dikoordinasikan dengan pemborong sipil agar pemasangan dari material
tersebut terpasang dengan baik dan kokoh serta letaknya dapat di sepakati bersama
sebelum pemasangan dari material-material tersebut diatas dilaksanakan terlebih
dahulu harus dibuatkan gambar rencana kerja untuk disetujui oleh konsultan
pengawas dan Direksi.
5. Pengujian / testing
a. Ketentuan umum
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil yang
baik dan optimum sesui persyaratan dari PUIL, LMK, PLN dan Pabrik.
Bilamana diperlukan oleh Direksi pengujian dilaboratorium, pemborong harus
menyediakan peralatan yang harus diuji tersebut dan kesemua biaya pengujian
ditanggung oleh pemborong.
b. Tahap pengujian
1. Pengujian Swicth Gear (Circuit Breaker, LBS dan sebagainya). Sebelum diberikan
aliran listrik semua hubungan sirkuit instalasi, adakan test pembebanan pada
setiap CB (secara “radom”) untuk memperlihatkan apakah karateristik CB yang
terpasang sesuai dengan karateristik yang dimaksud.
2. Pengujian Instalasi kabel feeder.
3. Semua instalasi kabel feeder harus ditest terhadap getaran (Vibrasi), test
tahanan isolasi hingga memenuhi persyaratan yang harus dipenuhi dalm
standard PLN, LMK, PUIL dan Pabrik.
4. Pengujian-pengujian lainnya yang harus dipenuhi oleh peraturan-peraturan
insatalsi setempat/ PLN yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, diutamakan pada pekerjaan-pekerjaan prinsip yang berakibat
menyulitkan dalam pengujian ijin-ijin.
5. Setiap pengujian harus disaksikan oleh Direksi/ konsultan pengawas dan semua
pengujian harus dibuatkan laporan tertulis secara rinci dan ditanda tangani
bersama.
c. Testing sistem instalasi listrik
1. Setelah pekerjaan instalasi dinyatakan selesai, seluruh sistem yang terpasang
harus ditest dan mendapatkan pengesahan dari PLN, semua prosedur itu harus
dilalui dan hasil test harus dituang dalam surat pernyataan PLN setempat yang
menyatakan bahwa instalasi telah memenuhi persyaratan yang distandardkan.
2. Instalasi penerangan maupun tenaga/ daya siap untuk memberikan aliran listrik
dan kerja dari sistem tidak mengalami gangguan dan bekerja sebagaimana
mestinya.
3. Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur, marger 0,5-1 KV.
4. Pengukuran untuk instalasi penerangan
Hubungan ke armatur lampu diputuskan dengan mematikan saklar yang
menghubungkan ke sirkuit lampu atau peralatan lainnya.
MCB (Mini Circuit Breaker) pada panel dalam posisi off
Pengukuran dilakukan pada setiap group/ sirkuit untuk fasa, netral maupun
pentanahan
Untuk pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat harus disesuaikan
dengan standard PUIL 1977, pasal 251 (atau PUIL edisi terakhir).
Setiap hasil pengukuran harus dicatat dalam daftar isian yang dilampirkan dalam
laporan pengetesan dan disahkan oleh PLN, Direksi/ pengawas lapangan.
Pada waktu pengukuran dilaksanakan, semua sumber daya dari PLN maupun
genset tidak boleh dimasukkan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


5. Pengetesan terhadap armatur/ lampu penerangan
Lampu dinyatakan secara terus menerus 7 x 24 jam, dan pelaksanaan dapat
dilakukan secara random.Bila dalam pengetesan tersebut terjadi kerusakan
harus segera dilakukan penggantian denganmaterial yang baru atas biaya
pemborong.
6. Pengukuran untuk instalasi daya/ tenaga.
Hubungan keperalatan (equipment) diputuskan dengan mematikan saklar yang
menghubungkan keperalatan tersebut. MCB (Mini Circuit Breaker)pada panel
dalam posisi offPengukuran dilakukan pada setiap group/ sirkuit untuk fasa,
netral maupun pentanahanUntuk pengukuran instalasi penerangan tahanan
kawat harus disesuaikan dengan standard PUIL 1977, pasal 251 (atau PUIL edisi
terakhir).Setiap hasil pengukuran harus dicatat dalam daftar isian yang
dilampirkan dalam laporan pengetesan dan disahkan oleh PLN, Direksi/
pengawas lapangan.Pada waktu pengukuran dilaksanaka, semua sumber daya
dari PLN maupun genset tidak boleh dimasukkan.
7. Pengukuran pentanahan
Setelah penanaman batang tembaga pentanahan dan kawat penghubung
pentanahan beserta perlengkapan penunjang lainnya terpasang. Alat ukur yang
digunakan harus dari type yang benar-benar untuk penggunaan pengukuran tahanan
tanah serta hasil dari pengukuran harus memenuhi standard PUIL pasal 330 B.L.
Semua hasil pengukuran harus dituangkan dalam berkas laporn dan harus
mendapatkan persetujuan PLN, Direksi dan konsultan pengawas.

PASAL 30
PRODUK
Pemborong dan Kontraktor yang akan memproduksi panel TR ( LVMDP ) dan panel
distribusi lainnya harus melengkapi Syarat – syarat sebagai berikut yaitu :
1. Kontraktor harus menunjukan kepada Perencana / Direksi Pengawas test report
( laporan pengujian ) Panel LVMDP dan panel distribusi lainnya dari laboraturium
listrik PT. PLN ( ASLI ).
2. Kontraktor harus menunjukan kepada Perencana / Direksi Pengawas Sertifikasi
Tanda Anggota Assosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia yang masih
berlaku ( ASLI ).
3. Kontraktor harus menunjukan kepada Perencana / Direksi Pengawas lokasi
pabrikasi panel sebelum persetujuan material di ajukan kepada Perencana /
Direksi Pengawas atau peninjauan pabrik.
4. Kontraktor/Sub Kontraktor Mekanikal/Elektrikal harus terdaftar dan memiliki
kartu anggota Assosiasi kontraktor mekanikal/Elektrikal (AK ME) yang masih
berlaku ( Asli)
5. Kontraktor harus menunjukan brosure / catalog asli kepada perencana / direksi
pengawas
6. Kontraktor harus menunjukan Project list yang sudah di laksanakan( ASLI )
7. Pembuatan shop drawing harus menggunakan kop kontraktor pembuat panel.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-


Produk bahan dan peralatan pada dasarnya dalah sebagai berikut :

Bahan / Peralatan Merk / Pembuat

A. Komponen Panel Merlin Gerin, AEG, SCHENEIDER


B. Pembuatan Panel PT. SCHENEIDER, PT. ALMA PANEL, SIMETRI
C. Kabel Kabel Metal, Kabelindo, Suprame, Tranka
D. Conduit higt inpact EGA, GILFLEK, DOUBLE-H, CLIPSAL
E. Lampu TLD
- Fluerescent Phillips
- Starter Phillips
- Condensator Phillips
- Fitting Phillips, BJB
- Ballast Low Loss Phillips, ATCO
- Pembuat Interlite, Artholite, Mentari
- Kotak kontak Legrand, Panasonic, Tenby, Merten Pro, MK
- Saklar Legrand, Panasonic, Tenby, Merten Pro, MK
- Metal conduit
- Lasdop 3M, Legrand
F. Cable Tray Inter Rack, Nohbi, Am, etek Prima

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis IV-

Anda mungkin juga menyukai