Anda di halaman 1dari 150

PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 1

PEKERJAAN PLUMBING

1. SYARAT-SYARAT UMUM
1.1. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada
beberapa klausul-klausul dari syarat umur yang dituliskan kembali dalam
persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul
lainnya dari syarat-syarat umum.
1.2. Klausul-klausul dari syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila
dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis ini.
1.3. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar
dapat mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi atau mengganggu
pekerjaan Mekanikal.
1.4. Apabila timbul persoalan, Kontraktor wajib mengajukan saran penyeleseian
paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
1.5. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan
gambar-gambar kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana dan gambar-gambar
tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum dilaksanakan.
1.6. Pemasangan instalasi, testing, dan desinfeksi pekerjaan plumbing mengikuti
peraturan SNI 03-6481-2000 system plambing 2000. Dan SNI 03-7065-2005
Tata cara perencanaan system plambing.

2. PERATURAN, IZIN DAN STANDAR


2.1. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnakertrans).
2.2. Kontraktor harus mengurus izin-izin kepada instansi yang bersangkutan yang
mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi yang dinyatakan dalam
spesifikasi ini atas tanggungan sendiri.
2.3. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar peralatan-
peralatan, saluran-saluran (ducts), pipa-pipa dan lain-lain dapat dipasang pada
tempat-tempat dan ruangan-ruangan yang telah disediakan.
2.4. Kontraktor sebelumnya harus mengajukan contoh bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang akan digunakan. Cara pelaksanaan pengerjaan harus dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik, dan bahwa instalasi yang diserahkannya
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan atau peralatan-peralatan yang sewajarnya
disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam persyaratan ini
ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-gambar yang menyertai
persyaratan teknis ini.
2.5. Kontraktor harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat
pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-
peraturan yang berlaku di Indonesia.
2.6. Gambar-gambar dan persyaratan teknis perencanaan ini merupakan suatu
kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan
atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja
dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau
persyaratan teknis perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanakannya
tanpa ada biaya tambahan.
2.7. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkkan semua
pipa, fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci. Semua bagian-bagian
tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik,
namun apabila untuk berfungsinya system maka harus disediakan dan dipasang
oleh Kontraktor dengan baik dan sesuai dengan pelaksanaan yang wajar dan
berlaku untuk pekerjaan plambing pada umumnya.

3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pengadaan material, penyimpanan,
pemasangan, penyambungan, tenaga kerja, perlatan bantu agar seluruh
instalasi penyediaan air bersih dan pembuangan dapat dipasang diuji,
dibersihkan dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas
pekerjaan pemasangan yang terbaik sesuai dengan gambar-gambar dan
persyaratan yang ditentukamn dalam perencanaan ini.
3.2. Persyaratan teknis ini dan gambar-gambar yang menyertai dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-bahan,
peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan
penyetelan dari seluruh sistim agar lengkap dan siap untuk bekerja dan dapat
digunakan dengan baik.
3.3. Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam
Persyaratan Teknis dan adalah sebagai berikut :
3.4. Pemasangan, uji tekan, pembersihan dan disinsfeksi pipa-pipa, elbow, fitting-
fitting, Pemasangan support atau gantungan, clamp pipa, pemasangan sanitary
fixtures dan semua pekerjaan plambing yang diperlukan untuk berfungsinya
system distribusi air bersih.
3.5. Pemasangan, pembersihan dan uji kebocoran pipa-pipa, elbow,fitting-fitting,
penyangga atau penahan pipa air buangan, penyetelan kemiringan atau evaluasi
pipa buangan dan semua pekerjaan plambing yang diperlukan untuk
berfungsinya system pipa pembuangan.
3.6. Pengadaan, pemasangan sanitary fixture seperti washtafel, closet, service sink,
slop sink, kitchen sink, shower, faucet, floor drain, stop valve dan lain-lain,
dengan kualitas pemasangan yang baik dan benar dari segi teknis maupun
artistik.
3.7. Pengadaan, pemasangan, penyambungan, pengujian pipa-pipa , vent cup,
elbow dan fiting pemipaan vent.

4. KETENTUAN DAN PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT


Dalam waktu yang secepat mungkin setelah Kontraktor memperoleh kontrak
pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh bahan dan alat yang
lengkap dengan brosur dari pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang
membuat bahan-bahan dan alat-alat yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana.
Setelah daftar tersebut diatas disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas
bahan-bahan dan alat-alat, Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan daftar
yang lengkap dari perlatan-peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
instalasi ini, lengkap dengan brosur dan atau gambar kerja dari pabrik atau
perusahaan yang membuat serta schedule pembelian, pengiriman dan
pemasangannya.
4.1. INTALASI AIR BERSIH
a. Pipa-pipa air bersih dan fittings baik yang utama maupun pipa-pipa cabang
sampai ke fixture-fixture, ditegaskan pada standard ISO 3212, ISO7279 dan
DIN 8070, DIN 8078, DIN 16962 berbahan dasar Polypropylene Random
Type 3 (PPR), dengan tekanan nominal 10 Bar (PN10).
b. Pemotongan pipa PPR tidak diperbolehkan menggunakan gergaji akan tetapi
menggunakan alat pemotong khusus untuk pipa jenis tersebut,
penyambungan antara dua pipa harus sentris (satu sumbu) apabila
diperlukan menggunakan guider.
c. Material atau bahan-bahan yang belum digunakan atau dipasang seperti
pipa, fitting dan lain-lain harus disimpan ditempat yang terlindungi.
d. Fitting atau sambungan untuk sanitary fixtures yang menggunakan
sambungan jenis ulir “metal inset” yang dilapisi dengan nickel-plated-brass,
harus menggunakan teflon sealed yang direkomendasikan pabrik.
e. Apabila ada keadaan lapangan memaksa dilakukannya pembengkokan
dengan cara pemanasan, maka tidak dibenarkan menggunakan api secara
langsung, akan tetapi menggunakan udara panas (hot blow air) dengan
radius pembengkokan maksimum 8 kali diameter pipa.
f. Stop valve menggunakan setara produk KITAZAWA/TOYO.
g. Jarak penggantung pipa di sebutkan pada pasal 4, 4.4 sambungan,
Gantungan dan Klem.
h. Hindari pengangkutan pipa PVC dengan menggusur untuk menghindari
scratch pada pipa, pengangkutan hanya di ijinkan dengan cara diangkat.
i. Sambungan dengan material lain harus menggunakan sambungan ulir atau
flange. Jangan menyambung menggunakan proses polyfusion dengan
material yang berbeda jenis misalnya PPR dengan PVC atau PE.

4.2. INSTALASI AIR BUANGAN, VENT, TALANG AIR HUJAN


a. Pipa-pipa dan fittings instalasi air buangan, vent dan talang air hujan
menggunakan pipa unplastisized Poly-Vinyl Chloride (uPVC0) sesuai standar
SNI 06-0084-1987. Dengan tekanan nominal 10 kg/cm2.
b. Pipa-pipa dan fittings instalasi air buangan laboratorium menggunakan pipa
jenis polypropylene rubbering jint system chemical resistant setara Wavin AS.
c. Semua percabangan air buangan harus menggunakan “Y” large radius
buatan pabrik dengan standar produksi JIS K-6741/2 dengan tekanan
nominal 10 kg/cm2.
d. Sebelum di timbun tanah dan dipadatkan, pipa air buangan bawah tanah
harus dipasang adukan pada tiap sambungan, belokan, bentang panjang
yang memungkinkan terjadinya lendutan dan dilapisi dengan pasir bagian
atas dan bawah. Penentuan elevasi harus menggunakan waterpas untuk
mendapatkan kemiringan pipa sesuai yang direncanakan.
e. Semua floor drain harus diberi “water trap” PVC.
f. Pada setiap belokan yang mendapat gaya sentrifugal harus dipasang
penahan beton atau support atau gantungan.
g. Instalasi pipa air buangan harus di rencanakan dan dikoordinasikan dengan
disiplin lain sehingga tidak terdapat pipa yang menembus ducting, kolom,
kabel tray dan lain-lain kecuali yang disebutkan khusus.
h. Jarak antar pengantung pipa disebutkan pada pasal 4, 4.4 Sambungan,
Gantungan dan Klem.

4.3. BAHAN-BAHAN SANITARY FIXTURES


a. Semua plambing fixture berikut fittings atau kran yang akan di pasang harus
setaraf dengan fixture-fixture buatan “TOTO”.
b. Lavatory setara produk TOTO type :
c. Lavatory (wastafel type counter) serta produk TOTO lengkap dengan soap
dispenser dank ran.
d. Urinal setara dengan buatan “TOTO” Kloset duduk dan aksesoris pelengkap
lainnya setara buatan “TOTO”.
e. Semua “floor drain” (FD) terbuat dari logam dilapisi nikel chrome, dilengkapi
dengan “Water Trap” type TX 1 BN setara buatan TOTO.
f. Semua “Clean Out” (COut” (CO) terbuat dari pelat yang dilapisi chrome,
dilengkapi dengan “slot”, seperti buatan SAN-EI atau setara.
g. Sink stainless steel minimal SUS 304 setara Kris/Royal dengan ukuran
minimal 480 x 620 x 180 (dalam) lengkap dengan plug dan p-trap, untuk
faucet pantry setara TOTO dan Sink keramik setara Bromo AMSTAD KAK
4AODXX KEDALAMAN MINIMAL 170 mm, dan faucet setara San-ei type
Y952.
h. Wall Faucet yang dipasang di dinding T23B13V7 setara produk TOTO type T
23B13V7.
i. Tissue holder dengan Bahan stainless steel type TS 116 R TOTO atau
setara.
j. Cermin wastafel dengan ketebalan 5 mm type TS 119 ASS TOTO atau
setara.
k. Shower spray type TB 19 CSNCR setara produk TOTO.
l. Head Shower setara produk TOTO type TX436, dengan stop valve setara TX
405SP (hot/cold).
m. Slop Sink type SK 33 setara produk TOTO.
n. Service Sink type SKW 322 B setara produk TOTO.
o. Faucet/slop sink/service sink type T30ARQ13N setara produk TOTO.
p. Towel Ring type TS 155 S setara produk TOTO.
q. Soap holder setara TOTO type S 156N.

1.4. SAMBUNGAN, GANTUNGAN DAN KLEM


a. Setiap percabang, belokan harus dipasang gantungan atau diklem yang
dilengkapi dengan dudukan klem dengan jarak tertentu dijelaskan pada pasal
ini, dan kontraktor bertanggung jawab atas penyediaan dan lokasi
pemasangan yang tepat.
b. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun
balok, tanpa mendaapat izin tertulis dari Konsultan MK.
c. Apabila digunakan baut tembus (through bolt) harus dipasang pelat penahan
sisi yang lain dari dinding atau lantai tersebut.
d. Insert (tempat menyekrupkan) harus tertanam dengan baik dalam dinding
atau lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai
tersebut, dan setelah alat-alat tersebut terpasang, insert harus tidak
kelihatan.
e. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan
lapisan Chromium atau Nikkel, demikian pula cincin (washer) untuk
pemasangannya.
f. Sambungan ulir haarus dilapisi seal Teflon (Teflon sealed).
g. Klem dan gantungan yang digunakan untuk pipa tembaga (copper pipe)
harus dilengkapi dengan plastik atau karet supaya tidak terjadi kontak
langsung antara dua material logam.
h. Semua pipa harus diikat atau ditetapkan dengan kuat dengan penggantung
atau angker yang cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk
menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar iklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran dan harus sedemikian sehingga masih
memungkinkan konstruksi dan expansi oleh perubahan temperature.
i. Semua gantungan harus bisa diatur (adjustable) dan dilapisi zinckhromat lalu
dicat termasuk klem dan dudukannya. Pipa atau penggantung tambahan
harus disediakan pada perubahan-perubahan arah, titik percabangan, beban-
beban terpusat karena katup (valve), saringan, meteran dan hal lain yang
sejenis.
j. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinckromate
sebelum dipasang.
k. Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
l. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger bracket atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar kemungkinan gerakan-gerakan pemakaian
atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang
diberikan dalam table berikut ini :

Jenis Pipa Ukuran Pipa (mm) Jarak Maximum Gantungan


Inteval Mendatar (cm) pada temp 20
GSP Sampai dengan 20 1,8
25 s/d 75 2,4
100 s/d 150 3,0
PPR –PN10 20 80
25 85
32 100
40 110
50 125
63 140
75 155
90 165
110 185

1.5. PENGGANTIAN MATERIAL ATAU ALAT


a. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan atau peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian dan kerusakan. Bahan dan perlatan yang hilang
atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
b. Sesuatu bahan, perlatan yang akan digunakan dalam proyek dan tidak
disebutkan dalam persyaratan ini, hanya diperbolehkan apabila ada
persetujuan secara tertulis dari Konsultan MK dan biaya pengujian bahan
atau peralatan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Apabila diperlukan pengujian atas bahan, peralatan, fixtures, harus dilakukan
oleh bahan-bahan atau lembaga yang ditentukan oleh Konsultan MK dengan
cara pengujian standar yang berlaku dan apabila cara-cara standar tidak ada,
Konsultan MK berhak menentukan prosedur pengujiaanya.
d. Setiap bahan (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan perlatan-peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda yang jelas
dari pabrik pembuatanya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda
tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
e. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu
karena timbulnya perubahan-perubahan yang perlu sebagai akibat dari
adanya bahan atau peralatan lain atau pengganti yang disetujui tetapi
berbeda dengan yang dinyatakan dalam gambar atau persyaratan Konsultan
Perencana.
f. Apabila peralatan dan instalasi pplumbing tidak ada dipasaran dan ada
usulan untuk diganti dengan merek lain, maka harus ada keterangan tertulis
dari supplier atau distributor bahwa material dimaksud tidak diproduksi lagi.
2. TENAGA AHLI
Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled
labour) agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapih.
3. PEMASANGAN
6.1. Pemasangan hanya boleh dilakukan setelah ada izin tertulis dari Konsultan MK.
Gambar-gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh
Kontraktor sambil melaksanakan pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar
dapat diketahui dengan tepat letak atau ukuran lubang-lubang pada dinding dan
lantai yang diperlukan untuk lewatnya pipa-pipa.
6.2. Kontraktor bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang
tersebut dan apabila perlu harus melakukan pembobokan atau penambalan
merupakan tanggungan Kontraktor dan tanpa tambahan biaya.
6.3. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan harus bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air.
6.4. Semua floor drain harus dilengkapi dengan u-trap.
6.5. Harus terpasang secara kokoh (tight) ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai
(bracket, cleat, plate, anchor).
6.6. Kontraktor bertanggung jawab atas komponen-komponen yang perlu ( misalnya
: fixture fitting, seal, elbow, cap ) untuk melengkapi instalasi.
6.7. Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan luas penampang yang
berbeda harus digunakan “Reducer” atau “Increaser”.
6.8. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dengan “long radius”.
Belokan-belokan dari jenis “short radius” hanya boleh digunakan apbila kondisi
tempat tidak memungkinkan menggunakan belokan jenis long radius, dan
Kontraktor harus memberitahukan hal ini kepada Konsultan MK.
6.9. Fittings atau alat-alat yang akan menimbulkan tahanan aliran-aliran yang tidak
wajar, tidak boleh digunakan.
6.10. Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun
balok, tanpa mendapat izin tertulis dari Konsultan MK.
4. PEMBERSIHAN DAN PENGECATAN
7.1. Pembersihan
a. Semua bagian terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-
kotoran lain.
b. Semua bagian yang dilapisi Chromium atau Nikkel harus digosok bersih dan
mengkilap setelah selesei pemasangan instalasi. Semua bagian pipa, katup-
katup alat-alat lainnya harus dibersihkan dahulu dari lemak, lumpur dan
kotoran-kotoran lainnya yang telah terbawa masuk.
c. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finishing
arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya atas kelalaian
Kontraktor atau karena tidak membersihkan sistim pemipaan dengan baik,
maka semua perbaikan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Semua permukaan sanitary fixtures harus bebas dari kotoran-kotoran, lemak
dan lain-lain.
7.2. Pengecatan
a. Penggantung atau penumpu pipa dan peralatan-peralatan terbuat dari logam
lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus
dilapis dengan cat pencegh karat.
b. Pada semua pipa baik air bersih air kotor atau vent yang tersusun di shaft
diberi tanda peruntukan dan arah aliran.

5. PENGUJIAN DAN DESINFEKSI


8.1. Pengujian Sistem Pembuangan (hydrostatic test)
a. Seluruh system pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang
dapat ditutup (plugged) agar seluruh system tersebut dapat diisi dengan air
sampai lubang “vent" tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas minimum selama 30 menit tanpa ada kebocoran.
c. Apabila terdapat kebocoran baik di pipa, sambungan, belokan, dan lain-lain
maka Kontraktor wajib untuk memperbaikinya dan dilakukan pemngujian
ulang.
d. Kerusakan yang ditimbulkan akibat pengujian ini menjadi tanggungan
kontraktor dan tidak ada penambahan biaya untuk hal ini.
e. Penyediaan air dan peralatan uji yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
f. Pengujian ini dilakukan sebelum seluruh pipa ditimbun dan di tutup.
g. Apabila diperlukan pengujian lain disamping pengujian lain disamping
pengujian diatas yang diminta Konsultan MK, Kontraktor harus
melakukannya tanpa tambahan biaya.

8.2. Pengujian dan Desinfeksi Instalasi Air Bersih

a. Setelah penyambungan selesei dilakukan dan sebelum memasang “fixture”


atau peralatan, seluruh sistim distribusi air harus diuji dengan tekanan
hidrostatik sebesar dua kali tekanan kerjanya (working preassure), minimum
7 bar, tanpa mengalami kebocoran.
b. Penyediaan air dan peralatan uji yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi
tanggungan kontraktor.
c. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan
atau kegagalan dari sesuatu bagian dari instalasi atau suatu bahan dari
instalasi atau suatu bahan dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan atau
pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Konsultan MK.
d. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak atau gagal tersebut
harus dengan pipa atau yang baru. Penambalan (caulking) dengan bahan
apapun tidak diperkenankan.
e. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh
instalasi air sebelum diserahkan kepada Konsultan MK.
f. Desinfeksi dilakukan dengna memasukkan larutan “Chlorine” ke dalam
system pipa, dengan cara atau metoda yang disetujui Konsultan. Dosis
Chlorine adalah sebesar 50 mg/I.
g. Setelah 24 jam, seluruh system pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih
sehingga kadar Chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 mg/I.
h. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi
tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 24 jam
tersebut diatas.
i. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis bahwa seluruh instalasi
distribusi air bersih dan instalasi pembuangan air kotor akan bekerja dengan
memuaskan dan bahwa Kontraktor akan menanggung semua biaya atas
kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu 1 (satu) tahun.
6. AS-BUILT DRAWINGS
9.1. Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil atau tinta merah pada 2 set gambar
plambing, atas segala perubahan, penghapusan atau penambahan pada
rencana intalasi aatau dari gambar tersebut.
9.2. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan MK gambar instalasi
sesungguhnya sebgaimana yang terpasang pada bangunan, memuat lengkap
semua perubahan yang telah dilakukan atau as-built drawing atau gambar
terlaksana.
9.3. Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas
9.4. As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft copynya
dalam compact disk (CD) atau DVD disk.
PASAL 2

PEKERJAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

1. PERATURAN, IZIN DAN STANDARD


1.1. Surat keputusan Mentri PU No : 02/KPTS/1985, tentang ketentuan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung.
1.2. SNI 03-6570-2001 tentang “Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi
kebakaran”.
1.3. Peraturan dan standar NasionalIndonesia SNI-1745-1989-F/SKBI-3.4.53.1987
tentang “Tata Cara Pemasangan Sistem Hidrant Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.
1.4. SNI 03-3989-2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada baangunan gedung.
1.5. Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI.
1.6. National File Codes yang dikeluarkan oleh NFPA, artikel Nomor :
NFPA 13 Springkler.
NFPA 10/1984 Potrble Fire Extinguishers.
NFPA 20/1990 standard for the installation of stationary pumps for fire
protection.
NFPA 24/1990 instalation of private fire service mains.
Peraturan-peraturan daerah yang mengatur mengenai pemasangan instalasi
dan peralatannya juga perijinannya.

2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan melingkupi pengadaan, pemasangan instalasi pipa pemadam
kebakaran, support, testing dan lain-lain yang diperlukan secara lengkap dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.2. Pengadaan dan pemasangan, unit kotak Hydrant (FHC) Fire Hydrant Cabinet
secara lengkap termasuk hose reel, nozzle dan valve.
2.3. Pengadaan dan pemasangan katup-katup (valve)dan ARV (Air Release Valve)
pada ujung pipa tertinggi.
2.4. Pengadaan dan pemasangan system pemipaan, unit kotak hydrant lengkap.
2.5. Pekerjaan pemasangan pipa sprinkler lengkap dengan bellgong, sprinkler head,
branch control valve, flowswitch sight glass, pipa drain
2.6. Pekerjaan pengecatan, testing dan pembersihan.
2.7. Pekerjaan penyeleseian perijinan kepada instalasi yang berwenang atas biaya
kontraktor.
3. INSTALASI PIPA
3.1. Bahan yang digunakan pada system pemipaan secara umum harus mengikuti
segala ketentuan yang tercantum pada National Fire Codes artikel, NFPA No.
24-1990 seperti disebut terdahulu.
3.2. Pipa, fitting dan segala peralatan bantu system pemipaan harus dipasang sesuai
dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan, BoQ dan spesifikasi.
Pipa hydrant yang akan di tanam harus dilindungi dengan pencegah karat
3.3. Pada tiap belokan atau perubahan arah aliran harus dipasang penahan gaya
sentrifugal dari beton
3.4. Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya) harus mengikuti standard
ANSI, dalam hal ini adalah :
ANSI ; kelas 300 PSI : untuk katup dan peralatan sejenisnya.
ASTM A.53 ; Sch.40 : untuk pipa galvanis.
ANSI B.16 ; 5, 9, 10 , 11 : untuk screwed, flanged, welded, fittings.
3.5. Fire Hose reel Cabinet Type B
Jenis : Semi-recessed wall mounted indoor and outdoor hydrant box.
Kabinet/Box : Pelat baja tebal 1.6 mm,m dengan konstruksi rangka,
sambungan dengan las, dicat warna merah terang.
Pintu : pintu berengsel institutional(heavy-duty).
Asesories : Hose Nozzle dia. 1 1ൗ2“ dan2 1ൗ2”

Hydrant valve dia 1 1ൗ2” dan 2 1ൗ2”

Fire hose dia. 1 1ൗ2” x 30 m1 dan 2 1ൗ2 " x 30 m’


Nozzle : Machino coupling type 300 psi test pressure
Standard : ANSI Referensi merk setara APRON
3.6. Air Release Valve
Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak Hydrant dalam bangunan;
Jenis : cast-iron floating ball
Ukuran : 1 inch connection 1 inch valve
Standard, kelas : ANSI, 300 psi Referensi setara APRON, Chubb
3.7. Fire Extingusiher
a. Sistem perlawanan kebakaran PAR (Portable Fire-extinguisher)
menggunakan bahan kimia yang dapat menangani kebakaran kategori ABC
(multipurpose) seperti yang diatur dalam NFPA 10.
b. Exitinguisher lengkap dengan pressure gauge, discharge lever, discharge
hose and nozzle, carrying handle, key pin dan dudukan tabung. Pada bagian
luar tabung tertera label kandungan kimia kategori kebakaran yang dapat
ditangani dan jadwal inspeksi tabung beserta isinya.
3.8. Spinkler head
Spinkler head memiliki kepekaan 680 C atau tabung warna merah dari type
cealing (pendant).
3.9. Hydrant pilar
Hytdrant pilar yang digunakan dari jenis 2 way pilar
3.10. Siamesse Connectio type dua arah, pemasangannya dilengkapi dengan check
valve.

4. PENGGANTIAN MATERIAL ATAU ALAT


4.1. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan atau peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian dan kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh kontraktor tanpa tambahan biaya.
4.2. Sesuatu bahan, peralatan yang akan digunakan dalam proyek dan tidak
disebutkan dalam persyaratan ini, hanya diperbolehkan apabila ada
persetujuamn secara tertulis oleh Pemberi Tugas dan biaya pengujian bahan
atau peralatan tersebut (apabila diminta oleh Pemberi Tugas) menjadi
tanggungan Kontraktor.
4.3. Apabila diperlukan pengujian atas bahan, peralatan, fixtures, harus dilakukan
oleh bahan-bahan atau lembaga yang ditentukan oleh Konsultan MK dengan
cara pengujian standar yang berlaku dan apabila cara-cara standar tidak ada,
Konsultan MK berhak menetukan prosedur pengujiaanya.
4.4. Setiap bahan (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda yang jelas dari
pabrik pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut
harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
4.5. Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu
karena timbulnya perubahan-perubahan yang perlu sebagai akibat dari adanya
bahan atau peralatan lain atau pengganti yang disetujui tetapi berbeda dengan
yang dinyatakan dalam gambar atau persyaratan Konsultan Perencana.
4.6. Apabila peralatan dan instalasi pemadam kebakaran tidak ada dipasaran dan
ada usulan untuk diganti dengan merek lain, maka harus ada keterangan tertulis
dari supplier atau distributor bahwa material dimaksud tidak diproduksi lagi.

5. TENAGA AHLI
Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled
labour) dan menguasai peraturan-peraturan dan standard yang digunakan agar
dapat memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapih.

6. PEMASANGAN
6.1. Dasar Pelaksanaan.
6.2. Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang tercantum pada
manual seperti yang disebut pada pasal selanjutnya.
6.3. Manual untuk pemasangan pipa.
6.4. Steal pipe Design and Installation, seperti dari AWWA.M11 Steel Pipe Manual
dapat juga dari ANSI B.35.1 Codes for pressure piping.
6.5. Manual untuk pelapisan pelindung pipa (coating and linging standards),
Standards for Coal for Enamel Proteective coating dor steel water pipelines,
AWWA. C203-78.
6.6. Manual untuk sambungan pipa, Standards for steel pipe Flanges, AWWA.C207-
78.
6.7. Manual untuk fitting pipa, AWWA Standard for dimensions for Steel water Pipe
Fitting, AWWA.C208-83.
6.8. Pada dasarnya pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala
ketentuan yang tercantum dalam buku NFPA No. 19-1990.
6.9. Mechanical joint (sambungan mekanis) harus menggunakan Rubber Gasket
model A, dimana sebelum dipasang ujung socket dan gasket harus dicuci bersih
dengan sabun atau deterjen lunak (TEPOL atau setaraf).
6.10. Screw-thread joint (sambungan ulir) harus menggunakan kompon (joint coum-
pound) atau dapat juga menggunakan seal-tape dan dipasang pada ulir laki
(male thread) saja. Ulir pada pipa yang tersisa setelah pemasangan harus
dilapis dengan komp[onen untuk mencegah terjadinya karat.
6.11. Flanged joint (sambungan flange) harus menggunakan kompon dan diulaskan
pada kedua sisi gasket dan permukaan kedua flange.
6.12. Welded joint (sambunngan las) harus dari jenis ‘Butt Welding’ atau ‘Welded
flange’ dan hanya digunakan untuk pipa-pipa dengan ukuran 65 mm atau lebih
besar, kecuali untuk tempat-tempat khusus dengan pertimbangan untuk
kemudahan perawatan seperti yang dinyatakan pada gambar.
6.13. Harus disiapkan Water Supply test dan drain pada setiap pipa tegak dan
disediakan jalur buangan ke saluran air hujan terdekat dimana diujung saluran
tersebut diberi kawat pelindung.
6.14. Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti segala
ketentuan yang tercantum pada buku National Fire Codes, NFPA No. 24-1990.
6.15. Segala yang tercantum pada buku NFPA No. 24 adalah mengikat dan
merupakan bagian yang tidak dapat dari kelengkapan Dokumen
Pelanggan/Pelaksanaan/Kontrak (Gambar dan Buku Spesifikasi).

7. PEMBERSIHAN DAN PENGECATAN


7.1. Semua pipa harus bersih dari kotoran dan material sisa pekerjaan sehingga
tidak menimbulkan hambatan aliran.
7.2. Semua pipa, gantungan, clamp support diberi anti karat zink chromat dan dicat
warna merah terang.

8. PENGUJIAN
8.1. Pipa galvanized di uji pada tekanan 15 kg/cm2 selama tidak kurang dari 24 jam,
dimana tekanan harus dipertahankan pada tekanan tersebut dan tidak ada
kebocoran selama selang waktu tersebut. Apabila terdapat kebocoran maka
perbaikan dilakukan tanpa ada tekanan didalam pipa. Apabila tidak
memungkinkan maka sambungan yang bocor tersebut dan di uji kembali
sehingga didapat penyambungan yang baik.
8.2. Air untuk uji tekan (pressure test), pompa, pengukur tekanan, dan peralatan
lainnya yang diperlukan dalam pengujian ini, di sediakan oleh kontraktor tanpa
ada biaya tambhan.
8.3. Sebelum dilakukan pengujian, kontraktor harus memeriksa kembali semua pipa,
dan sambungan.
8.4. Uji tekan harus dilakukan sebelum instalasi pipa tertutup tanah, plafond atau
dinding sehingga apabila terjadi kebocoran tidak merusak yang lainnya.
8.5. Kontraktor harus membersihkan instalasi dari segala kotoran, sisa material
akibat pekerjaan yang bisa menimbulkan gangguan pada instalasi.
8.6. Setiap percabangan, belokan dan perubahan arah aliran harus dipasang support
atau hanger atau anchor.
8.7. Persyaratan pengujian :
Pengujian yang harus dilakukan untuk system Hydrant halaman dan Pipa Tegak
Hydrant ini mengikuti segala ketentuan yang dicantumkan pada NFPA pada
buku dengan nomor beikut ini ;
- No. 20-1990
- No. 24-1990.

Dengan demikian segala metoda dan cara pengujian baik untuk pengujian baik
untuk pengujian sistem maupun pengujian pemipaan yang terdapat pada
referensi di atas adalah mengikat dan meupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan dokumen Pelelangan, Pelaksanaan, Kontrak (Gambar dab buku
Speseifikasi).

9. AS-BUILT DRAWINGS
9.1. Selama ppelaksanaan pemasangan instalsi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil atau tinta merah pada 2 set gambar
instalasi pipa pemadam kebakaran, atas segala perubahan, penghapusan atau
penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.
9.2. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan MK gambar instalasi
sesungguhnya sebagaimana yang terpasang pada bangunan, memuat lengkap
semua perubahan yang telah dilakukan as-built drawing atau gambar terlaksana.
9.3. Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas
gambar rencana.
9.4. As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft copynya
dalam compact disk (CD) atau DVD disk.
PASAL 3

PEKERJAAN LIFT

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bab ini menerangkan uraian pekerjaan/pelaksanaan pemasangan lift dan spesifikasi
teknis peralatan lift. Adapun pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan
pemasangan 2 unit service lift dengan spesifikasi teknis termasuk panel control,
instalasi, penyambungan serta testing dan commissioning.

2. PERSYARATAN UMUM
2.1. Pemborong atas bebanya harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan
yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan sehingga system dapat bekerja
dengan baik dan effisien.
2.2. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak dari peralatan dan instalasi
sistem. Lokasi yang ditunjuk terkait dengan desain arsitektur.
2.3. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjuk
dalam gambar, atas beban pemborong seperti pekerjaan lain yang disebut oleh
spesifikasi dan ditunjukkan oleh gambar, harus tetap dilaksanakan.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
3.2. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan, kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk system instalsi ini harus
sesuai dengan standar Internasional maupun Nasional dengan senantiasa
mengutamakan peraturan/standar/persyaratan Nasional.
3.3. Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk system ini, selain dari
persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
3.4. Apabila dalam pelaksanaan pemasangan lift memerlukan pembobokan,
pembuatan lubang,pembongkaran kramik/granit dan lain-lain maka atas beban
biaya pemborong harus menutup, mengganti, memasang dan merapikan
kembali dengan material yang sama serta menjaga kerapihan pekerjaan.
3.5. Instalasi listrik, panel kontrol lift dan penyambungan ke panel sub distribusi
bangunan perawatan penyakit dalam, termasuk dalam pekerjaan lift ini.
3.6. Apabila dalam pelaksanaan memerlukan penahan, penggantung, penyangga
dan lain-lain yang diperlukan untuk berfungsinya lift ini, atas beban atau biaya
pemborong termasuk dalam pekerjaan pemasangan lift.
3.7. Segala kerusakan yang ditimbulkan akibat dari pengankutan, pemindahan,
pemasangan lift ini maka atas beban pemborong harus di perbaiki seperti
keadaan semula dan menjaga kerapihan pekerjaan.
3.8. Pemborong diwajibkan memeriksa kondisi, lokasi dan dimensi rumah lift sebelum
pengadaan barang.

PASAL 5

PEKERJAAN TATA UDARA

1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan pula
bagian dari persyaratan sistem instalasi Tata udara ini sejauh yang berlaku bagi
pekerjaan ini. Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan
kembali dalam spesifikasi ini, berarti hanya menghilangkan hal-hal lainnya dari
persyaratan umum maupun suplamenter tidak berlaku lagi untuk sistem instalasi
ini.
1.2. Kontraktor atas bebannya harus melengkapi dan memasang selurung peralatan
yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
1.3. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan
dan instalasi sistem. Lokasi yang ditunjuk adalah merupakan posisi-posisi
perkiraan. Kontraktor atas bebannya harus memodifikasi tata letak tersebut
sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan
yang sempurna/baik dari peralatan-peralatan sistem.
1.4. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjuk
dalam gambar, atas beban Kontraktor seperti pekerjaan lain yang disebut oleh
spesifikasi dan ditunjukkan oleh Persyaratan umum dari sistem Tata Udara.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Umum
Lingkup pekerjaan disini termasuk pengadaan, pemasangan, test, garansi,
sertifikasi, service, maintenance, mempersiapkan as-built drawings, oprration
and maintenance manual dan training untuk para staff engineering rumah sakit.

Kontraktor bertanggung jawab atas semua persyaratan yang disebutkan dalam


apesifikasi, termasuk gambar-gambar, bills of quantity, standard dan peraturan
yang terkait, instruksi dari pabrik pembuat, peraturan local, kondisi lapangan
untuk tujuan pengangkutan unit ke dalam ruangan atau lokasi dan pemasangan
dan pengarahan dari MK Lapangan selama berlangsungnya pekerjaan.

Semua claim yang tidak memenuhi hal di atas tidak akan diterima. Jika terdapat
perbedaan antara spesifikasi dari peralatan dan material yang terpasang dan
spesifikasi yang diminta, Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti semua
peralatan dan material sesuai dengan spesifikasi yang diminta tanpa biaya
tambahan.
2.2. Lingkup Pekerjaan Utama
Lingkup Pekerjaan utama termasuk tapi tidak terbatas pada :
2.2.1. AC Multi Digital Scroll (MDS)
Chiller terletak di atas bangunan.
a. menyediakan, memasang Outdoor Unit
b. Menyediakan, memasang dan test 2 (dua) unit Chilled Water Pumps.
c. Menyediakan, memasang dan test panel power, kontrol panel,
Interface terminal trips (Interface sub panel) lengkap dengan
pengkabelannya oleh Kontraktor.
d. Menyediakan, memasang dan test pemipaan, temperature sensors.
e. Start-up dan commission sistem dan pemasangan perlatan Air
Conditioning.
f. Menyerahkan as-built drawing.
2.2.2. Pekerjaan Pemipaan, Fitting, Kelengkapannya atau peralatan Piping
Control dan peralatan Tata Udara.
a. Pemasangan pipa dan kelengkapannya atau pekerjaan peralatan
piping control dan peralatan Tata Udara dilaksanakan dalam semua
pekerjaan Tata Udara.
b. Menyerahkan shop drawing dan as-built drawing.
2.3. Lingkup pekerjaan Termination
Pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini dalah pekerjaan yang berhubungan
dengan instalasi lain yang harus lengkap dan terkoodinasi, dilakukan oleh
Kontraktor pekerjaan instalasi ini.
a. Menyambung kabel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik ke panel unit
VAC
b. Menyambung kabel yang disediakan oleh Kontraktor Elektronik/ Fire Alarm/
BAS
Diperlukan koordinasi dengan Kontraktor lain atau instalasi terkait untuk
menjamin bahwa pelaksanaan instalasi telah lengkap, aman, dan memenuhi
semua persyratan yang diminta dan akan beroperasi dengan baik.
2.4. Lingkup pekerjaan Kontraktor lain
Pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
berhubungan dengan instalasi tersebut tetapi dikerjakan oleh Kontraktor lain.
a. Paket Pekerjaan Struktural untuk pondasi untuk pondasi Out door Unit
b. Paket Pekerjaan Arsitektur.
c. Paket Pekerjaan M&E yang lain yang tidak disebut dalam spesifikasi.
2.5. Lingkup pekerjaan Pemilik
Pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
berhubungan instalasi tersebut tetapi dikerjakan oleh pemilik.
a. Menyediakan semua dokumen yang diperlukan untuk perijinan yang
berhubungan dengan departemen yang berwenang (jika ada).
b. Menunjuk seorang wakil setiap saat.
2.6. Lingkup pekerjaan Konsultan MK
Pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang
berhubungan dengan instalasi tersebut tetapi dilakukan oleh konsultan MK.
a. Mengawasi pelaksanaan konstruksi proyek.
b. Menyediakan seorang wakil yang dapat dihubungi setiap saat.
3. PEKERJAAN VENTILASI & TATA UDARA
3.1. Persyaratan umum dari sistem Tata Udara
Hal-hal dibawah ini umumnya menjelaskan kebutuhan untuk semua bagian yang
berhubungan dengan semua peralatan dan pemasangan Tata Udara.
Baik Gambar maupun Spesifikasi digunakan bbersama dan saling mengikat
bsatu sama lain.
3.2. Publikasi, Kode dan Standard
Semua publikasi, kode dan standard yang berlaku di Indonesia harus digunakan
sebagai referensi baik untuk pemasangan maupun material. Untuk publikasi,
kode dan standard yang belum terdapat di Indonesia Kontraktor harus mengikuti
publlikasi, kode dan standard internasional yang berlaku dan harus merupakan
edisi terakhir, seperti :
a. SMACNA-85
b. ASHRAE – Guide and Data Book
c. NFPA – 90A
d. ARI
e. AMCA
f. CTI
g. SNI
h. Standard lain yang berlaku untuk material yang tidak disebutkan di atas.
3.3. Kondisi Design
a. Kondisi udara luar :
- Suhu 950F
- Relative Humidity 80%
b. Kondisi ruangan :
Ruangan Suhu (0C Db) Relative Humidity(%RH)
0 0
Operating Theaatre 22 ± 1 55 % ± 5%
3.4. Noise Citeria (NC)
Operating Theatre 40 – 45
3.5. Proteksi Kebakaran
Semua perlatan dan instalasi yang harus tahan terhadap api untuk suatu periode
waktu tertentu, dan juga harus tahan api terhadap setiap kebocoran antara pipa
dan dinding atau lantai, harus dari yang sesuai untuk keperluan ini.
3.6. Penetrasi Atap
Semua pekerjaan instalasi yang menembus atap seperti pemipaan atau venting,
harus dilengkapi dengan beton yang mengelilingi instalasi sehingga konstrusinya
akan tahan terhadap air.
3.7. Kemudahan Pemeliharaan
Semua peralatan dan kelengkapannya yang terpasang harus
mempertimbangkan kemudahan pemeliharaan.Termasuk disini kemudahan
untuk observasi, pemeliharaan dan perbaikan, yang terdiri dari kelengkapan
pemipaan, valve, clean out, filter, venting, dsb.Kontraktor harus
mempertimbangkan lokasi terbaik yang mungkin ada dari peralataan dan
kelengkapannya, sehingga performance yang maximum dapat tercapai.

Kontraktor juga harus memberi rekomendasi kepada Konsultan MK (jika tidak


ada dalam gambar) access panel, untuk setiap peralatan dan kelengkapannya
yang berada di dalam shaft atau ceiling yang sama jika diperlukan, lengkap
dengan ukuran dan lokasi yang sesuai.

Jika diperlukan relokasi dari aaccess panel dari apa yang telah dijelaskan dalam
gambar karena adanya relokasi dari peralatan/kelengkapan dan arsitek/interior,
diperlukan persetujuan dari Konsultan MK.
3.8. Proteksi Peralatan dan Bahan
Kontraktor harus dalam segera cara memberi perlindungan kepada peralatan
dan bahan, baik yang terpasang maupun yang tersimpan, dari segala kerusakan
seperti hujan, debu, uap air dan bahan kimia lainnya.

Sebelum serah terima, semua instalasi termasuk peralatan fixtures harus


dibersihkan, di test dan di re-adjust untuk menjamin agar peralatan beroperasi
dengan benar.

Serah terima tidak dapat diterima jika ada kerusakan pada peralatan dan beban
yang disebabkan karena proteksi yang tidak benar (sebelum serah terima
100%).
3.9. Pengecatan
Semua bagian dari pekerjaan dengan non-galvanised carbon steel harus di cat
dengan cat dasar dan cat akhir. Sebelum di cat, semua permukaan metalik
harus bersih dari gemuk, oli dan kotoran.

Pengecetan harus terdiri dari cat dasar anti korossi, dan dilanjutkan dengan cat
akhir yang terdiri dari 2 (dua) lapisan dari cat polymer.

Untuk peralatan yang mengalami kerusakan atau scratch pada cat asli dari
pabrik ppembuat pada saat transportasi, penyimpanan atau sebab lain, maka
harus di cat ulang seperti kondisi semula atau sesuai dengan warna yang
tentukan oleh Konsultan MK. Untuk pemipaan, kode warna harus sesuai dengan
kode standard.
3.10. Anti Korosi
Semua peralatan utama dan kelengkapannya untuk instalasi, terbuat dari baja
dan semua hangers, mounting, fondasi, flanges dsb harus dilapisi cat anti
corrosion, zinc chromate, kemudian dilapisi zinc electroplated.
Semua fondasi yang beralaskan baja harus bersih dan bebas dari pengelasan, di
cat dasar dengan zinc chromate dan dilapisi dengan 2 lapis cat akhir.
3.11. Sleeve in Insert
Perlengkapan, sleeve, dan semua hal yang ditanam atau menembus beton atau
dinding harus terpasang dengan benar sesuai dengan manual. Untuk ukuran
dan posisi harus berkonsultasi dengan Konsultan MK, dan harus disertai dengan
gambar detail untuk tujuan ini.

Semua pipa yang tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clearance
¾” untuk pipa yang diissolasi, dan juga dibutuhkan ¾” clearance antara isolasi
dan sleeve yang menembus atap, dan harus ± 200 mm diatas lantai atap.

Setelah instalasi, clearance pipa harus diisi dengan fire retardant sealant atau
fire stop dan water proof.
3.12. Penomoran, Nama Peralatan/Kelengkapan
Semua peralatan dan kelengkapan yang terpasang harus mempunyai nama dan
nomor kode peralatan, seperti yang dijelaskan oleh Konsultan MK di list atau
data sheet peralatan, seperti yang tertera dalam gambar perencana.

Untuk peralatan atau perlengkapan tanpa kode nama atau nomor, Kontraktor
harus memberi tahu Konsultan MK dan semua hal ini harus tertera dalam as-
built drawing.

1. PERSETUJUAN PABRIK PEMBUAT


NO Material Manufactured/ Brand
1 Multi Digital Scroll Daikin, LG, Mcquay
2 AHU Trane, Carrier, York
3 FCU cassetette Trane, Carrier, York
4 Chiled water pump Grundfoss, Ebara, Torishima
5 VRV Trox, Titus, Price
6 Fan Kruger
7 Motorized control valve Honeywell, Sauter, TA, Yamatake
8 BJLS Lokfom, Fumira, Sarana
9 Air duct insulation Abwool, Parawool, Asia pacific
10 Alluminium foil Insfoil, AB foil, Polyfoil
11 Alluminium tape Instape, PPC, AB tape
12 Glass cloth Calon AF 7628, Nittobo
13 Flexible Round Duct DEC-AA2, Moduflex-10A 2
14 Diffuser & Grille Confort Aire, Primawangi
15 Volume damper Comfort Aire, Trox
16 Back draft damper Comfort Aire, Trox
17 Fire damper Comfort Aire, Trox
18 Sound attenuator Trox, Sonic, American Sound,
Rodewool
19 Spiring Vibration isolator Mason industries, Kinetics, Embelton,
Altran
20 Steel pipe Bakrie, PPI, Spindo
21 PVC pipe Rucika, Wafin, Parlon
22 Refrigerant pipe (fo Ac Spilit) Crane, Eligin, Kembla
23 Condensate pipe insulation Insulflex, Aeroflex, Thermaflex
24 Refrigerant pipe insulation (for Insulflex, Aeroflex, Thermaflex
AC Split
25 Gate valve/Globe valve Toyo, Kitazawa, Honeywell, Crane,
Showa
26 Butterfly valve Toyo, Kitazawa, Honeywell, Crane,
Showa
27 Check valve Toyo, Kitazawa, Honeywell, Crane,
Showa
28 Y-Strainer Toyo, Kitazawa, Honeywell, Crane,
Showa
29 Flexible pipe joint Tozen, toefel, Proco
30 Balancing valve Honeywell, Sauter, TA, Belimo
31 Flow switch Fanal, Yoshitake, Potter
32 Automatic air vent Fanal, Yoshitake, Spirotop
33 Pressure gauge Nagano, Wika, VDO, Schuh
34 Thermometer Indako, Sika, Nagano
35 Electric cable Kabelindo, kabel metal, Supreme,
Tranka
36 Electrical component MG, ABB, Siemens, GE
37 Panel maker SIER, Industitra, Ega Takelindo,
Simetri, Inti Muara, Kontrol Ragam
38 Electric motor ABB, SDiemens, AEG, Western
Electric
39 Variable speed control Danfoss, ABB, Schneider
40 AC splilt Carrier, Trane, McQuay
41 Flow meter Honeywell, Danfoss, Blue White
42 Air filter AAF, Farr
43 Water Treatment Hiko, Dukem
44 Plate heat exchanger Hisaka, Alfa laval, GEA, Sondex
45 Air flow sensor and pressure Mycatrone, Dwyer, Yamatake
sensor
46 Fan filter unit AAF, Farindo
47 BAS +Squencing Yamatake, Honeywell, Schneider
48 Motorized damper Honeywell, TA, Trox

2. AS-BUILT DRAWINGS
2.1. Selama pelaksanaan pemasangan instalsi ini berjalan, Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil atau tinta merah pada 2 set gambar Air
Conditioning system diantaranya pemipaan chilled water, ducting, electrical wire,
BAS dan lainnya atas segala perubahan, penghapusan atau penambahan pada
rencana instalasi atau dari gambar tersebut.
2.2. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan gambar instalsi sesungguhnya
sebagaimana yang terpasang pada bangunan, memuat lengkap semua
perubahan yang telah dilakukakn atau as-built drawing atau gambar terlaksana.
2.3. Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas gambar
rencana.
2.4. As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap dengan soft copynya
dalam compact disk (CD) atau DVD disk.
3. KONTRAKTOR
3.1. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan
peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyratan
pabrik pembuat unit-unit Air Cconditioning, exhaust fan, ceiling fan, buku-buku
dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta petunjuk-petunjuk tertulis
yang telah dikeluarkan.
3.2. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari
pihak-pihak kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai
terjadi gangguan maka kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan untuk
segenap pihak.
4. KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN
4.1. Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak kontraktor
sipil, elektrikal, perlindungan terhadap kebakaran dan interior.
4.2. Kontraktor wajib konsultasi dengan pihak-pihak lainnya agar supaya sejauh
mungkin dipergunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merek yang sama
untuk seluruh bangunan proyek ini agar mudah pemeliharaanhya, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan MK.
4.3. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pahak lain yang termasuk dalam lingkup instalsi ini,
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
5. TESTING
Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB) pada dasarnya mengikuti
standard/instruksi umum seperti NEBB, ASHARE, dan SMACNA dengan
menggunaklan peralatan ukur yang sesuai untuk pekerjaan TAB.
6. AS-BUILT DRAWINGS
6.1. Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil atau tinta merah pada 2 september air
conditioning, atas segala perubahan, penghapusan atau penambahan pada
rencana instalasi atau dari gambar tesebut.
6.2. Kontraktor harus menyerahkan pada konsultan gambar instalasi sesungguhnya
sebagaimana yang terpasang pada bangunan, memuat lengkap semua
perubahan yang telah digunakan atau as-built drawing atau gambar pelaksana.
6.3. Ukuran kertas untuk as-built drawing adalah sesuai dengan ukuran kertas gambar
rencana.
6.4. As-built drawing yang telah disetujui diserahkan lengkap denga soft copynya
dalam compact disk (CD) atau DVD disk.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PASAL 1

LINGKUP PEKERJAAN

1.1. KETENTUAN
Persyaratan teknis pekerjaan Elektrikal secara umum berisi ketentuan standard-
standard instalasi yang berlaku secara nasional maupun internasional. Bilamana
terdapat perbedaan arti antara persyaratan teknis pekerjaan elektrikal dengan
persyaratan teknis dari divisi lain maka harus diiartikan perbedaan tersebut
harus saling memperbaiki, bukan saling menghilangkan.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk dalam paket ini adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan instalasi Telephone System secara lengkap.
b. Pekerjaan instalasi sistem Pengindera Kebakaran (FA) type addressable
secara lengkap.
c. Pekerjaan instalsi sistem public Adress secara lengkap.
d. Instalasi Local Area Network (LAN) secara lengkap.
e. Pekerjaan instalasi Master Aerial Television (MATV) secara lengkap
f. Sertifikat pengujian dari PLN atau intitusi yang ditunjuk oleh PLN untuk
melakukan pengujian seluruh sistem kelistrikan. Sertfikat pengujian untuk
pekerjaan lain yang dikeluarkan oleh instansi terkait seperti Denaker, Dinas
Pemadam Kebakaran, PT.Telkom Indonesia.
g. Garansi pemeliharaan untuk semua item pekerjaan selama 2 (dua tahun)
terhitung dari serah terima pekerjaan yang telah disetujui dalam dokumen
kontrak.

PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIS UNTUK ALAT ALAT LISTRIK DAN INSTALASI
1.1. KETENTUAN
Persyaratan teknis pekerjaan Electrical secara umum berisi ketentuan
standard-standard instalasi yang berlaku secara nasional maupun
internasional. Bilamana terdapat perbedaan arti antara persyaratan teknis
pekerjaan elektrikal dengan persyaratan teknis dari divisi lain maka harus
diartikan perbedaan tersebut harus saling memperbaiki,melengkapi, bukan
saling menghilangkan / meniadakan.
1.2. PERATURAN DAN STANDARD INSTALASI YANG BERLAKU
Semua pekerjaan harus baik serta memenuhi standard dan peraturan yang
berlaku. Standard/peraturan yang berlaku adalah sebagai berikut :
a. Peraturan pemerintah yang berlaku.
b. Perencanaan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000 atau edisi terakhir.
c. Standard Industri Indonesia (SII) edisi terakhir.
d. Memenuhi persyaratan DIN Standard.
e. Memenuhi standard yang dikelurkan oleh International Electro-Technical
Commission I.E.C.
No. 298 High voltage enclosed switchgear
No. 694 Basic installation level for 20 kV.
No. 56 Medium voltage circuit breakers
No. 60 Medium voltage test requirements.
No. 185/186 Current transformer
No. 694 Common clause
No. 76 Power transformers
No. 129-265-420 Load breaker fuse combination and isolators
No. 502-540 MV cables Iying
No. 28 A LV creep age distance and clearances
No. 157 LV circuit breakers
No. 158 LV contactors
No. 185 LV current transformers
No. 337 LV auxiliary circuits
No. 439 LV general part
No. 408 LV air breaks switch disconnectors and fuse
No. 144-529 Degree of protection
No. 947-2 LV Breaking Capacity
f. Spesifikasi teknis juga harus memenuhi VDE standard atau persyaratan
international lain yang ekifalen.
1.3. JARINGAN LISTRIK UTAMA
Jarinngan listrik secara umum akan mendapat catu dari PLN. Sesuai
persyaratan dari PLN akan mendapat catu dari 3 sistem catu daya Tegangan
Menengah 20 kV.
Karakteristik catu daya adalah sebagai berikut :
a. Tegangan Menengah (Medium Voltage) 20 kV.
20 kV-3 phase, 3 wires, 50 Hz
b. Tegangan Rendah (Low Voltage)
400 volts-3 phase, 4 wire, 50 Hz plus earth protection
Short circuit capacity hingga 100 kA untuk bus bar rating 3000A dan short
circuit capcity setiap bagian harus dihitung berdasarkan hirarki posisi di
diagram sistem.Semua Short circuit capacity harus diajukan terlebih dahulu
oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan Konsultan MK berdasarkan
kapasitas dari power transformer.
Voltage ± 5%
Frequency ± 1%.

1.4. MATERIALS
Seluruh material yang digunakan/dipasang harus mempunyai kwalitas baik,
dapat digunakan dalam waktu lama dan mudah di rawat (easy
maintenance).Material terpasang harus betul-betul baru kwalitas nomor satu.

Tidak diizinkan penggunaan material pada komponen kontak dengan yang


berbeda material serta karakter. Bilamana kondisi tidak memungkinkan
penggunaan material yang sama maka harus diikuti ketentuan bahwa bilamana
diukur antara beda material tersebut mempunyai nilai tidak lebih 250 milivolt.
Atau dengan cara memberi “electroplating” pada masing-masing material
kontak sehingga dapat menekan perbedaan potential sekecil mungkin Material
yang digunakan harus dari type penggunaan jangka panjang (heavy duty)
untuk penggunaan disemua kondisi serta dilengkapi dengan sertifikat sesuai
standard I.E.C dan sesuai dengan VDE system atau yang setara.

Material dan komponen panel harus mempunyai standard penggunaan di


daerah tropis.
Komponen listrik yang dipergunakan harus benar-benar telah diuji dan
bersertifikat.Semua material komponen benar-benar dapat bekerja dengan baik
serta dapat digunakan pada lokasi temperature ataupun kelembaban yang
ekstrim.

Untuk komponen listrik harus mampu menahan lonjakan tegangan sesaat yang
ekstrim (voltage surge) dan kondisi fluktuasi tegangan yang tidak menentu.

Komponen listrik dan kabel harus memenuhi standard peraturan listrik


setempat (PUIL 2000) atau standard-standard international yang berlaku.
1.5. POLARITAS
Polaritas dari peralatan pada pekerjaan ini diatur berdasarkan persyaratan
teknis sebagai berikut :
a. Untuk semua peralatan yang terdiri dari katub “Fasa/bertegangan” harus
diposisikan “diatas/disisi kiri” dan untuk kutub “netral/pembumian”diposisikan
“dibawah/disisi kanan”. Pada alat Kotak kontak dan soket untuk polaritasnya
harus mengikuti standard dari IEC dan VDE.
Tabel Pengenal inti/rel (PUIL 2000, table 7.2-1)
Inti atau Rel Pengenal
Dengan Dengan Dengan Warna
Huruf Lambang
1 2 3 4
i. Instalasi arus bolak balik
1. Fase satu L1/R Merah
2. Fase dua L2/S Kuning
3. Fase tiga L3/T Hitam
4. Netral N Biru

ii. Instalasi perlengkapan


listrik
U/X Merah
1. Fase satu
V/Y Kuning
2. Fase dua
3. Fase tiga W/Z Hitam

iii. Instalasi arus Searah


1. Positif L+ Tidak ditetapkan
2. Negatif L- Tidak ditetapkan
3. Kawat tengah M Biru

iv. Penghantar netral N Biru


v. Penghantar pembumian PE Loreng hijau-kuning

Urutan tata letak instalasi kabel pada peralatan listrik dilihat dari sisi muka
peralatan.
Semua kabel yang terhubung mulai dari panel utama hingga panel
penerangan, daya, kotak-kotak, penerangan dan peralatanlainnya, urutan
warna dari fungsifasa harus hingga fungsifasa harus hingga titik akhir.
1.6. PENGERJAAN/PELAKSANAAN
Perlu diperhatikan oleh Kontraktor adalah perletakan instalasi kabel, urutan
pemasangan kabel harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
sebelum dilakukan pelaksanaan pemasangan.Instalasi harus lengkap dan
berkualitas baik, harus diperhatikan kelurusan instalasi, susunan instalasi
hingga penyambungan ke peralatan.Untuk instalasi pipa di permukaan harus
rapih serta harus disiapkan/memungkinkan untuk dihubungkan dengan
peralatan instalasi dari type tertanam (flush installation), pipa instalasi
permukaan harus dilakukan pembelokan kedalam dinding menuju box untuk
instalasi tanam.

Untuk instalasi pemasangan ke peralatan harus dibuatkan gambar detail


pemasangan secara jelas dan informatif serta diajukan terlebih dahulu ke
Konsultan MK untuk mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan.

Semua gambar detail pemasangan berlaku juga untuk seluruh pemasangan


saklar, panel, kabel, circuit breaker, load break switch, fittings, cable tray dan
semua pekerjaan yang berkaitan dengan instalasi listrik.
Semua pembuatan lubang instalasi pada dinding/lantai harus menggunakan
mesin bor, tidak diizinkan pelubangan menggunakan bobokan, pemasangan
peralatan yang menempel dinding dipersyaratkan model sekrup (screw and
bolt) atau dengan cara lain yang disetujui.

Penggunaan “catridge gun bolt”/bolt pemasangan menggunakan mesin dapat


digunakan namun harus dengan persetujuan Konsultan MK sebelum
dilaksanakan.
Kontraktor dapat menggunakan boks kontrol untuk penyambungan kabel
bilamana diperlukan untuk menyambung sirkuit lain, sebelum dilaksanakan
Kontraktor berkewajiban mengajukan shop drawing terlebih dahulu kepada
Konsultan MK bilamana akan melakukan suatu pelaksanaan pekerjaan. Setiap
penyambungan dalam kotak sambung harus menggunakan penyambungan
dobel terminal. Semua kabel instalasi harus terindentifikasi sesuai sirkuit
diagram instalasi dan skedul kabel.

Setiap instalasi listrik yang terpasang di luar bangunan ataupun instalasi dari
luar bangunan menuju kedalam bangunan harus diamankan dari sinar lansung
matahari dan huja, untuk kebutuhan itu harus dilengkapi dengan pengaman
berupa cover/penutup.
1.7. LEMARI PANEL (SWITCHBOARDS)
Lemari Panel sesuai persyaratan dibawah ini :
a. Konstruksi
Ukuran dan jumlah bagian dari lemari panel distribusi harus sesuai dengan
kebutuhan, harus diperhitungkan juga disipasi panas yang diakibatkan oleh
unit peralatan listrik yang dipasang.
Tinggi maximum dari Lemari Panel tidak lebih dari 2.000 mm.

Semua panel Penerangan (LP), Daya(pp), Panel Bagi Bantu (SDP), dll,
terbuat dari plat besi dengan ketebalan minimum 2mm dengan konstruksi
rangka. Untuk instalasi panel berdiri dilantai lemari panel harus dapat dibuka
dari samping dan belakang. Pada fungsi panel control atau panel yang
menggunakan handel diluar, panel harus interlock dengan “switch gear”
(CB/LBS) jika switchgear dalam posisi “ON” pintu panel panel tidak bisa
dibuka. Semua pintu panel harus dilengkapi dengan handel pintu yang
dilapisi “chromium plated” dengan pemasangan tanpa screw/mur baut.
Dasar panel harus dilengkapi dengan plat penutup yang mudah dibuka serta
dilengkapi dengan lubang yang mempunyai kabel gland. Seluruh panel
harus dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari debu, tidak mudah untuk
dimasuki binatang kecil (screen penahan serangga), plat dilaapisi anti
karat.Penutupan anti serangga diutamakan pada lubang-lubang kabel yang
belum terisi kabel.

Semua bagian panel harus di cat aanti karat terlebih dahulu sebelumdi cat
akhir terkecuali pada bagian-bagian yang dapat dibuka-
tutup/bergerak/bergeser harus ditutup dengan fat/grease.

Sisi luar dan dalam panel harus dicat bakar (stove enameled) atau cat
“Powder coating”yang sesuai dengan Standard IEC atau dengan cara lain
yang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK.
Panel harus memenuhi standard minimal – IP 54.

Warna cat panel akan ditentukan kemudian hari dan diajukan terlebih dahulu
kepada Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.

Setiap panel dibuat sedemikian rupa agar mudah dimasuki bilamana terjadi
perbaikan ataupun pemeliharaan. Setiap bagian panel dalam lemari ppanel
harus dilengkapi dengan plat penyekat untuk menjaga keamanan hubungan
listrik antara yang satu dengan yang lainnya serta harus sesuai standard IEC
yang membahas pemanas (heating filament) bilamana diperlukan.

Konstruksi lemari panel harus tetap kaku/kokoh bilamana salah satu material
switchgear dilepas atau diperbaiki.
Lemari panel harus dikembangkan bilamana diperlukan.
b. Batang Tembaga Utama (Bus Bars)
Batang tembaga utama (bus bar) dan bus bar cabang haarus mempunyai
indentifikasi yang jelas dengan menggunakan warna berbeda setiap
batangnya.Batang tembaga harus dilengkapi dengan isolator Batang
tembaga harus dilengkapi dengan isolator yang baik dan berfungsi sebagai
penguat/dudukan serta secara mekanis maupun elektris memenuhi
persyaratan dan “breaking capacity” yanhg diminta sesuai perhitungaan
(spesifikasi teknis/gambar).

mur, baut Besaran kemampuan busbar dialiri arus berlaku untuk semua bus
bar secara menyeluruh dan koneksinya. Konstruksi dari perletakan busbar
beserta batang penguat isolator mampu menahan arus hubung singkat yang
dipersyaratkan serta harus mampu menahan arus kejut (electric surge) yang
akan terjadi.

Batang tembaga utama dan seluruh sistem penyambungan harus sesuai


dengan persyaratan DIN 40705 dimana lemari panel merupakan unit
berisolasi udara dengan kemampuan sama dengan rating switchgear yang
terpasang.

Batang tembaga utama hharus terbuat dari tembaga murni yang disepuh
timah sehingga mempunyai nilai konduktifiti yang baik terutama pada
penyambungan, pada titik penyambungan dipersyaratkan ditutup dengan
PVC sheet cover.

Batang tembaga harus dilengkapi dengan lubang-lubang mur-baut (bolted


copper bus bar) yang berfungsi sebagai penghubung dengan fasilitas
lain/pengembangan. Titik penghubung tersebut harus dibuat semudah
mungkin di akses bilamana diperlukian, serta pada bagian atas atau depan
panel serta dilengka[pi dengan pintu yang dapat dikunci.
Pada lubang-lubang batang tembaga utama yang berfungsi sebagai
penghubung harus dilengkapi juga dengan dan ring yang siap pakai.

c. Sikring (Fuses)
Semua sikring (fuses) harus dari type H.R.C. (High Repturing Capacity)
sesuai standard IEC 129,265 dan 420. Setiap sikring yang terpasang
masing-masing harus disediakan 1 unit sikring cadangan dan juga harus
disediakan unit pembuka sikring (clipped adjacent/fuse holder).

Pada setiao panel harus dicadangkan sikring pengganti minimal sebanyak 3


bh untuk masing-masing type/kapasitas. Sikring cadangan harus diletakkan
pada tempat khusus dan tidak mengganggu sistem kerja panel.

Kutup netral tidak perlu menggunakan sikring, katup netral dihubungkan


dengan sistem mur-baut yang diletakkan sejajar dengan posisi sikring serta
dilengkapi dengan dinding pemisah antara masing-masing kutub.
d. Terminals
Semua terminal penyambungan masuk maupun keluar (incoming/outgoing)
diletakkan disisi bawah panel, serta dilengkapi dengan tabir/dinding
pengaman terhadap sisi atasnya.

Letak terminal penyambungan dari kabel masuk/keluar harus dilengkapi


dengan perkuatan yang baik.Harus memungkinkan disambungkan dengan
kabel tanah yang berpelindung Metal Armoured dengan menambahkan
perkuatan-perkuatan pada sisi terminasi.Dinding pemisah antara terminal
penghubung dengan sisi bagian atas dapat menggunakan fiber glass
sheet/hardboard/eboint/polyethylene dengan ketebalan minimal 4mm atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan MK.

Lubang incoming/outgoing harus dilengkapi dengan cable gland dengan


ukuran harus sesuai dengan ukuran kabel incoming/outgoing yang
terpasang.Kabel gland harus dipilih yang tipe “non-ferrous”/bukan metal.
Semua metal material harus dihubungkan dengan sistem
pembumian/pentahanan.

Alat pemutus (disconnecting links) harus dilengkapi dengan tanda yang jelas
dan terang agar diketahui bahwa panel tersebut sedang diisolasi dari catu
daya dan sedang di maintenance. Alat pemutus/disconnection link harus
dilengkapi dengan tulisan “ISOLATING LINK/PERBAIKAN” dengan warna
yang mencolok, warna akan ditentukan dikemudian hari dan harus mendapat
persetujuan dari pihak Konsultaan MK.
e. Kontak Tambahan (Auxiliary Switches)
Kontak tambahan untuk indicator, pengaman, interlocking dan kebutuhanlain
harus dilengkapi dengan penutup/cover yang baik, transparent dan kedap
debu hingga mudah dilihat dari luar cara kerja unit tersebut.

Jumlah kontak tambahan (auxiliary switch) disesuaikan dengan kebutuhan


tergantung dari sistem yang digunakan.Secara umum kontraktor harus
menyiapkan jumlah dari kontak tambahan tersebut sebelum melaksanakan
pekerjaan dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK.
f. Labels
Kontraktor harus membuat label pada setiap lokasi yang memerlukannya
seperti : panel, area, dll. Judul kalimat, warna pada label tersebut harus di
ajukan terlebih dahulu kepada Konsultan MK sebelum mendapat
persetujuan.

Ukuran dari label tersebut tidak lebih dari 100mm x 50mm. Label harus
dalam bahasa Indonesia/Ingris.

Label minimal “black plastic laminated” dengan huruf menonjol serta diberi
garis pinggir bersudut dengan warna chrome.

Untuk panel penerangan, daya, bagi bantu, dll harus dilengkapi dengan label
dengan ketentuan adalah sebagai berikut :
1. Semua label bagian luar delaminated plastic dengan warna dasar hitam
dengan warna dasar hitam dengan huruf warna putih berbahasa
Indonesia atau Inggris. Diberi garis luar (Box) sudut box tumpul
(seperempat lingkaran) dengan warna chrome juga untuk mur-bautnya. All
intrernal labels shall be engraved multi-layered plastic (White Acrylic or
similar) affixed with chrome platetd nuts and bolts.
2. Setiap daun pintu panel dilengkapi juga dengan label keterangan fungsi
(Penerangan, Power, Control,dll)
3. Pada bagian dalam panel harus dilengkapi dengan keterangan nomor
sirkuit, fungsi, rating, identifikasi lain bila diperlukan.
4. Pada kompartemen bagian dalam harus dilengkapi dengan keterangan
“AWAS BERBEHAYA! BERTEGANGAN” atau “DANGER! LIVES
TERMINALS” dengan warna merah serta dilengkapi keterangan lain bila
diperlukan.
Tambahan pada setiap peralatan dilapangan harus disertakan juga label
keterangan seperti dibawah ini. :
1. Nama pabrik dan alamat.
2. Data model dan type.
3. Nomor seri.
4. Tahun pembuatan.
5. Data detail lainnya seperti kapasitas, rating tegangan, arus dll.
6. Keterangan lain yang relevan.
g. Titik Pembumian
Batang tembaga pembumian panjang sesuai lebar panel dengan ukuran
sama dengan rating batang tembaga yang bertegangan dilengkaapi dengan
terminal-terminal penyambungan dengan menggunakan mur-baut. Ukuran
dapat disesuaikan berdasarkan persyaratan standard IEC publication 364-5-
54.

h. Instalasi dalam panel dan Terminal Blok


Instalasi dalam panel dan instrument dalam panel harus menggunakan kabel
tembaga rambut/standard berisolasi PVC yang diperuntukkan untuk instalasi
instrument dalam panel (bukan kawat tunggal berisolasi PVC).
Ukuran minimal kabel tersebut adalah 1.5mm2.

Semua interkoneksi kabel pada terminal block harus menggunakan konektor


kabel (sepatu kabel) dari bahan “melamine ephenol” atau bahan lain yang
sesuai untuk penggunaan itu. Pada dasarnya titik penyambungan pada
terminal blok tidak akan mengalami perubahan bentuk maupun kontak
bilamana terjadi penekanan baud pada saat pengencangan terminal.
Seluruh terminal blok yang menggunakan tegangan operasi 220 – 400V
harus dilengkapi dengan plastik penutup transparan pada sisi atasnya.
Terminal blok harus diletakkan sedemikian rupa sehingga memudahkan
pada saat membuka ataupun menutup kembali kabel pada saat
maintenance.

Koneksi pada terminal blok dari outgoing sirkuit ke kontak tambahan


(Auxilary contact) harus dilengkapi dengan fasilitas “Test links”.

Setiap kabel yang terhubung dengan terminal blok harus dilengkapi dengan
identitas kabel (flag number) pada setiap ujung kabel sehingga jelas alur dan
hubungannya.

Diagram pengkabelan serta pengkodean warna sesuaikan dengan standard


PUIL 2000 atau standard IEC-445.

Perletakan alur kabel harus dibuat semudah mungkin dan terkelompok


sehingga memudahkan dalam pemeliharaan dan pemeriksaan.

i. Lampu Tanda
Lampu tanda dipilih dari type High Grade Light Emiting Diode, dengan catu
daya arus searah (DC). Seluruh lampu tanda harus dilengkapi peralatan
penyearah untuk mendapatkan tegangan catu daya DC.
Rumah lampu tanda dipilih dari type yang cukup ventilasi untuk
mengantisipasi kenaikan temperature serta penggantian unit lampu dapat
dilakukan dari sisi depan daun pintu panel.
Setiap masing-masing lampu tanda harus dilengkapi dengan sikring
(sylindrical cartridge fuse) lengkap dengan rumah-rumahnya.
j. Penyambungan Kabel
Incoming kabel pada panel minimal 150mm dari permukaan lantai serta
dilengkapi dengan “cabel gland” pada setiap incoming/outgoing kabel.
Setiap Incoming/outgoing kabel harus dipasang “non magnetic gland plate”
Untuk kabel ukuran 300mm2 ke atas harus dilengkapi juga dengan gland
isolasi.
Terminasi kabel ke unit material pada panel (ACB, MCCB, Bus-bar, dll)
harus dilengkapi dengan sepatu kabel (cable lugs) type koneksi hydraulic
(pressure cable lugs).

Pada koneksi yang menggunakan mur baut harus dipilih yang mempunyai
kualitas tidak mudah berkarat (high corrosion resistant) serta dilengkapi
dengan ring plat & ring per. Washers.

Semua kabel incoming/outgoing yang mempunyai lapisan plat baja/metal


(metal sheathed or armored) harus terhubung dengan sistem pembumian
pada masing-masing panel.

Untuk penyaambungan yang tidak menggunakan kabel gland harus


ditempatkan pada posisi ketinggian minimal 300mm dari atas permukaan
lantai serta haryaambungan yang tidak menggunakan kabel gland harus
ditempatkan pada posisi ketinggian minimal 300mm dari atas permukaan
lantai serta harus dilengkapi dengan penguat dudukan kabel minimal profil L
400.400.
Sebelum pelaksanaan pemasangan koneksi kabel, Kontaktor harus
mengajukan terlebih dahulu rencana kerja kepada Konsultan MK untuk
mendapat persetujuan.
k. Saklar Isolasi (Isolating Switches)
Lemari panel yang berfungsi sebagai saklar pemisah (isolating switch) yang
dapat memutus catu daya ke panel sehingga aman bila dilakukan
perbaikan/pemeliharaan pada panel tersebut. Panel isolasi harus dilengkapi
dengan tongkat baja pengungkit/handel yang berfungsi sebagai
pengaman/isolator bilamana dilakukan perbaikan/pemeliharaan. Saklar
isolasi harus dilengkapi juga dengan kunci (gembok), penguncian hanya
dapat dilakukan pada posisi “off”. Masing-masing panel isolator mempunyai
satu kunci gembok dan harus dilengkapi dengan 4 (empat) anak kunci.
l. Alat Ukur (Instruments)
Semua instrument indicator harus berbentuk kotak bersudut 900 tipe
pemasangan rata dan diletakkan poada posisi yang mudah dibaca serta
ketinggian sama antara yang satu dengan yang lainnya.
Semua alat instrument harus memenuhi standard IEC dari kelas industri
dengan ketelitian baca yang tinggi. Instrumen alat ukur harus dari type kedap
udara dan diperuntukkan untuk pemasangan daerah tropis. Alat ukur
mempunyai alat penyesuaian “0” pada sisi luarnya dan berpapan dasar
(base) warna hitam. Perletakan instrument alat ukur sakelar putar tidak
kurang dari 500 mm dan tidak lebih dari 1.600 mm dari muka lantai. Meter
harus dilengkapi dengan pemindai maximum dan pemindai kondisi normal

Amperermeter yang digunakan untuk mengukur sirkuit motor harus


dilengkapi dengan pemindai normal dan maximum agar diketahui arus start
dan arus maximumnya.
Kilowatt-hour meter dipilih untuk penggunaan sistem 3 fase 4 kawat untuk
beban tidak rata (unbalanced loads).
Semua instrument diletakkan menempel pada sisi depan panel dan
diletakkan berdekatan dengan peralatan lain seperti Circuit Breaker, Motor
starter, dll. Atau disesuaikan dengan kondisi setempat bilamana diletakkan di
panel lain.
Disediakan terminasi untuk hubungan ke batang tebaga utama (Tegangan
Rendah)yang bertegangan serta dilengkapi dengan “Cylindrical HRC Fuse”
untuk mengamankan circuit control terhadap gangguan arus pendek.

Untuk instalasi pada lemari panel sikring (HRC Cylindrical fuse) harus
dilengkapi ruimah sikring yang dapat dibuka dari depan panel. Pada setiap
panel harus dilengkapi juga dengan sikring cadangan yang ditempatkan
pada wadah khusus pada sisi dalam panel dan tidak mengganggu instalasi
switchgear.
Diharapkan instrument pengukuran dipilih tipe digital untuk memudahkan
pembacaan dengan ketelitian minimal 2 (dua) angka dibelakang koma.
m. Trafo Arus (Current Transfomers)
Trafo arus harus memenuhi StandardbIEC-185 serta sesuai dengan
kebutuhan yang didinginkan oleh alat ukur yang dipasang dan keamanan
yuang dipersyaratkan oleh meter tersebut untuk lebih jelas lihat gambar
skedul diagram.
Waktu tunda arus shortr circuit tidak boleh lebih dari 3 detik.
Label identitas/keterangan alat yang berisi : type, rasio pembacaan, ketelitin
limit faktor, rating output dan no.serial harus disertakan.

Duplikasi label sebaiknya disertakan juga dan dipasang disisi luar panel agar
untuk mengetahui data teknis alat tidak perlu membuka penutup lemari
panel. Label sangat diutamakan bagi trafo arus yang mempunyai multi rasio
pengukuran sehingga dapat diketahui alternatif rasio yang diinginkan serta
indikasi diagram instalasinya.

Trafo arus dipilih dari tipe menempel pada batang tembaga utama (bus-bar)
dan terpasang sesuai dengan ukuran/ratio yang sesuai dengan kebutuhan.
Faktor waktu arus pendek pada gamgguan tertinggi dipersyaratkan max. 3
detik. Untuk pengaman aarus lebih dihitung dari jumlah/total VA beban
maximum hingga 150% dari beban nominal atau sesuai yang disetujui oleh
Konsultan MK.

Disediakan satu terminal pembumian/pentahanan pada sisi sekunder trafo


arus dengan menggunakan fuse link.
n. Unit pengaman peralatan (Safety notice and equipments)
Untuk masing-masing panel, Kontraktor harus menyiapkan peralatan
pengaman sesuai IEC standards No. 694 and 349 :
1 unit Matras karet lebar minimal 1000m
1 unit Sarung tangan (Gloves) d ari karet/kulit.
1 unit Buku panduan penggunaan dan maintenance serta keterangan
agar pengguna terhindar dari sengatan arus listrik.
1.8. CIRCUIT BREAKERS
a. Air Break Circuit Breaker
Unit Air Circuit Breaker (ACB) dipilih dari type Full Electonic Control yang
dapat mengontrol besaran beban dengan baik dan dapat ditesting waktu
tunda/besaran kapasitas, dapat menyesuaikan dengan kondisi alam
sekelilingnya (temperature & humidity) serta memenuhi persyaratan teknis
sesuai standard IEC-157 for 400V 3 phase 50 Hz 4 wire operation.

Untuk penggunaan kapasitas pemutusan (breaking capacity) pada arus


pembacaan yang harus memenuhi hasil perhitungan maka ACB harus
dilengkapi test certifikat dari A.S.T.A atau K.E.M.A, yang akan diperlihatkan
pada saat tender.

Secara umum penggunaan ACB (yang disepakati) tidak diizinkan untuk


diganti dengan tipe Molde Case Circuit Breakers (M.C.C.B’S) sekalipun
secara teknis memenuhi persyaratan teknis.

ACB dipilih “horizontally isolated draw-out “type, lengkap dengan fasilitas


“operating mechanism” untuk buka/tutup yang menggunakan motor dengan
tegangan operasi 24V DC ataupun manual. Jug dilengkapi dengan fasilitas
indikasi : 1. Terbuka (Isolated), 2. Tertutup (Operated), 3. Perbaikan
(Maintenance) dengan menggunakan peralatan penyambung (Jumper)
sehingga sistem bekerja tanpa pengaman.

ACB harus dilengkapi juga dengan kunci mekanis (gembok).

Pada pengoperasian unit harus mempunyai indicator “ON/OFF” dan sensor


untuk posisi ”TRIP’ yang diartikan juga sebagai dikunci sedang diperbaiki
(ditandai dengan lampu tanda warna “PUTIH”). Untuk posisi incoming harus
dilengkapi juga dengan lampu tanda bertegangan (lampu warna “BIRU”).

Circuit Breaker harus dilengkapi juga penghitung operasi kerja dari unit
tersebut (operation counter).
Fasilitas “Closing and tripping” bilamana bekerja menggunakan tegangan
searah (DC) harus dilengkapi juga dengan catu daya cadangan berupa
“batteries” yang dapat “Charging/Re-charging” secara otomatis (battery
NiCad).

Ditambahkan satu unit kontak bantu menunjukkan Circuit Breaker siap


bekerja pada sistem tegangan 220 AC.

ACB harus mempunyai fasilitas “conta AC.

ACB harus mempunyai fasilitas “contact adjustment” yang berfungsi untuk


perbaikan, fasilitas ini diutamakan untuk ACB tipe “withdrawable”. Spare part
sudah termasuk dalam kontrak pekerjaan seperti handel/lever cadangan.

Semua circuit breaker yang mempunyai fasilitas interlock mempunyai


kelengkapan sebagai berikut :
sebagai berikut :
1. Circuit breaker tidak bisa dimasukkan bilamana posisi tertutup (closed).
2. Circuit breaker tidak dapat ditutup bilamana unit belum benar-benar
terhub ung dengan baik. .
3. Circuit breaker tidak dapat terhubung bilamana berada sakelar pada
posisi perbaikan, sebelum sakelar tambahan (auxiliary contact)
dipindahkan dari buka ke tutup.
4. Bilamana sensor pembumian/pentanahan paada posisi TRIP maka untuk
mengubh posisi harus secara manual.
Kelengkapan unit relay control yang harus dipenuhi pada unit Circuit
Breaker utama ataupun stad by adalah sebagai berikut :
1 bh Under voltage relay (relay tegangan drop)
1 bh Phase sequence relay (penyeranta teg jatuh 1 fasa)
1 bh Proteksi tegangan lebih u/ 3 kutub (phase) serta dilengkapi juga
pengaman arus bocor yang dilengkapi dengan relay tambahan
untuk mengerjakan”remote trip” dan indicator.
1 bh Voltmeter (0-500V) dilengkapi rotary selector switch untuk
fase/fasa, fasa/netral dan posisi “off”.
1 bh Kilowatt hour integrating meter
1 bh Kilovar integrating meter
1 bh Kilowatt meter
1 bh Lampu tanda High Intensity LED type “self transformer” dilengkapi
sikring pengaman, warna biru, untukl tanda “SUPPLY
AVAILABLE/BERTE-GANGAN” bilamana menyala.
1 bh Lampu tanda High Intensity LED type “self transformer” dilengkapi
sikring pengaman, warna putih, untuk tanda “TRIP Circuit
Healthy/Tripping relay bekerja baik” bilamana menyala.
1 bh Set of Test Blocks for C.T’s and P.T’s.

Catatan : Fasilitas Interlok antara “Catu daya Utama dengan catu daya lain
(emergency)” harus benar-benar berfungsi memisahkan kedua catu
daya tersebut baik secara mekanik maupun elektrik. Fasilitas
tersebut harus dapat mengatur bilamana salah satu catu daya
masuk maka catu daya yang lain harus tertutup/diblok.
Dipersyaratkan fasilitas interlocking harus dari tipe yang dapat bekerja dengan
aman dan pemeliharaan dari unit ini sudah termasuk dalam kontrak.

Penutup lemari harus secara otomatis tertutup bilamana “withdrawable ACB”


dilepas ataupun dimasukkan sera harus disediakan rel pada sisi bawahnya
dan konektor kunci (konektor betina) agar memudahkan dalam melakukan
“connect” ataupun “release”.

Penutup harus diberi tanda dengan jelas serta warna huruf yang mencolok
“BUS-BARS” dengan warna merah dan “CIRCUIT” dengan warna kuning.
Untuk jelasnya tulisan tersebut dapat dalam bahasa ingris atau Indonesia.
Bilamana pintu tertutup harus dapat dikunci bilamana dibutuhkan.

Dipersyaratkan semua Circuit Breaker diletakkan pada ruang-ruang control


yang terpisah pada lemari panel.
Ketinggian instalasi control pada muka panel tidak lebih dari 1.700mm dari
muka lantai.

Pada seluruh panel dipersyaratkan mempunyai batang tembaga (bar) terpisah


untuk terminal pembumian/pentahanan. Batang pembumian dapat dibuatkan
box/compartment tersendiri atau diletakkan disisi paling bawah dari lemari
panel sehingga memudahkan untuk instalasi ataupun pemeliharaan.

Untuk memudahkan pemindahan “withdrawable ACB” pada saat maintenance


kontaraktor harus mempersiapkan juga trolley manual untuk kebutuhan itu.

b. Moulded Case Circuit Breakers (MCCB)


Bilamana tidak terdapat kekhususan makaa MCCB tersebut dioperasikan
secara manual, maka circuit breaker harus dilengkapi dengan : Thermal
magnetic relay, inverse time limit overloads, instantaneous current relay and
short circuit protection.

Pemutus daya dari type “Moulded Case Circuit Breaker” dengan kemampuan
380 volt, 2 atau 3 kutub, 100 AF – lebih. Kemampuan “Interupting”disisi
upstream = 50 KA, downstream = 30 KA symmetrical 380 volts.

Pemutus daya (breakers) yang terpasang harus mengikuti persyaratan


kemampuan “beban lebih (overload)” dan “hubungan pendek (short circuit)”
seperyang terpasang harus mengikuti persyaratan kemampuan “beban lebih
(overload)” dan “hubungan pendek (short circuit)” seperti dibawah ini :
- 100 amp frame - Fixed long time and instantaneous ampere setting
- 225 amp frame - Interchangeable long time and adjustable instantaneous
ampere setting.
- 400 amp frame - Interchangeable long time adjustable instantaneous
fault
ampere setting.
- 600 and 800 amp – Interchangeable adjustable solid state trip.
frame a. Long time ampere
b. Long time delay
c. Instantaneous ampere
d. Ground fault ampere
e. Digital/electronic controlling
- 1500 amp frame - Interchangeable adjustable solid state trip and above
a. Long time ampere
b. Long time delay
c. Instantaneous ampere
d. Ground fault ampere
e. Digital/electronic controlling
Circuit breaker yang dilengkapi dengan “solid state trip” harus dilengkapi
dengan fasilitas testing, yang secara periodik dapat dilakukan pengetesandan
pengesetan unit trip tersebut.

Kurva waktu tunda, teknikal data gangguan dan keterangan lainnya dari circuit
Breaker terebut harus terbaca dengan jelas. Dimana pengukuran beban, arus,
tegangan pada MCCB tersebut dapat dilakukandengan unit yang sama.
c. Fuses Switches
Saklar dilengkapi sikring yang bekemampuan pemutusan tinggi dengan isolasi
udara dan sikring harus memenuhi standard IEC – 439 dengan rating yang
sesuai kebutuhan. Harus dibuatkan satu kesatuan sistem koneksi yang dapat
terhubung dengan sistem pembumian/pentanaahan dan juga pada terminasi
tersebut dapat dilakukan penyambungan lapisan besi pada kabel tanah
ataupun material lain yang bersifat matal sehingga sistem poembumian dapat
berfungsi dengan benar dan baik.
d. Lemari Panel (Enclosures)
Lemari panel dibuat dengan konstruksi sedemikian rupa sehingga pintu tidak
dapat dibuka bilamana switchgear belum benar-benar lepas dan sebaliknya
switchgear belum dapat dioperasikan bilamana pintu lemari panel belum
benar-benar tertutup. Setelah pintu panel tertutup maka untuk mengamankan
operasi selanjutnya maka harus dibuat suatu tanda/indikator yang
menyatakan posisi sebenarnya sehingga tidak mengakibatkan salah
pengoperasian.

Sakelar harus dibuatkan indikator ON/OFF secara mekanis untuk


mengoperasikan handel lemari panel.
Penggunaan panel dengan menggunakan gembok hanya dapat dilakukan
pada posisi OFF saja.
e. Sikring (Fuses)
Rumah sikring berikut anak sikringnya harus dapat mengisolasi masalah
terhadap sistem. Sikring harus dapat dengan mudah dilepas ataupun ditutup
kembali serta harus mempunyai pengaman yang cukup terhadap bahaya
sentuh terhadap material metal lain yang bertegangan seperti sikring lainnya,
kontak lainnya yang terdekat.

Bilamana sikring dalam kondisi terbuka/isolasi maka harus interlock dengan


posisi saklar, sehingga bilamana saklar dalam kondisi benar-benar terbuka
maka sikring baru dapat dilepas/dibuka. Saklar harus benar-benar dapat
menggunakan/mengisolasi sistem bilamana sikring dalam posisi terbuka dan
operator dapat melakukan perbaikan sehingga aman terhadap bahaya
tegangan sentuh.
f. Sakelar Isolasi (Isolating Switch)
Lemari panel isolasi harus bias memutus semua catu daya menuju seluruh
sistem panel tersebut sehingga aman untuk dilakukan
perbaikan/maintenance. Setiap lemari panel isolasi harus dilengkapi dengan
handel besi yang dapat ditaruh sedekat mungkin pada panel tersebut
(disiapkan tempat penyimpan handel) dan gembok hanya dapat dipasang
hanya pada posisi OFF. Kontraktor hatus menyiapkan satu gembok dengan 4
(empat) anak kunci untuk setiap lemari panel isolasi.
g. Sikring (Fuse and Links)
Semua sikring harus dipilih dari type HRC (High Rapturing Capcity) dengan
bentuk rumah sikring memenuhi standard IEC-439 dan cocok digunakan
didaerah tropis.
Dudukan.isolator sikring dan penutup sikring harus terbuat dari bahan keramik
atau material lain yang disetujui. Sikring dari type plastic cetak tidak dapat
digunakan/disetujui. Rumah-rumah sikring harus diletakkan pada posisi yang
aman dan dilengkapi dengan dinding pemisah antara sikring yang satu
dengan yang lainnya ataupun material lain yang bertegangan sehingga
memungkinkan mengganti sikring secara aman. Untuk setiap lemari panel
yang menggunakan sikring harus dilengkapi juga dengan pembuka (clipped)
kelas industri (heavy duty class) dan sikring cadangan.

Pada panel distribusi pembagi, rumah-rumah sikring (base) harus mempunyai


nilai : 16, 32, 63, 100 dan 200 amp, dan mata/anak sikring harus mempunyai
kapasitas pengaman dibawah rating dari base-nya.

HRC fuse untuk penggunaan dalam panel distribusi pembagi harus dibuat
memenuhi standard IEC 129-265-420 DAN 439.

Pemasangan sikring lengkap dengan base pada panel harus terpasang diatas
atau dibawahnya dengan dilengkapi separasi pengaman tidak dibenarkan
pada jalur yang sama.

h. Motor Starters
Diperlukan lemari panel untuk meltakkan motor starter berikut pengaman-
pengamanya yang sesuai standard PUIL. 2000, IEC, VDE, BS atau standard
lain yang berlaku. Lemari panel harus mudah di buka sehingga memudahkan
bilamana diperlukan pemeriksaan dan pemeliharan, serta panel harus tipe
damproof, anti karat dan bebas ebu.

Motor starter harus mampu mengamanka motor dalam kondisi bebean penuh
hingga 150% beban nominsal hingga waktu 10-30 detik. Semua bagian dari
sistem motor starter harus mampu bekerja minimal 40x “ON/OFF dalam 1 jam
pada beban torque 100%. Motor starter hingga 3 kW dapat menggunakan
DOL (Direct On Line) atau dipersyaratkan lain oleh spesifikasi teknis karena
kebutuhan lain. Motor dengan beban lebih dari 3 kW minimal harus
menggunakan Automatik star-delta starter atau soft starter sesuai kebutuhan.
Untuk motor-motor yang menggunakan sistem remote kontrol, sistem
koordinasi terpadu dan memang dipersyaratkan karena kebutuhan harus
menggunakan sistem soft Starter.
i. Motor Starter Tegangan Rendah (LV)
Masing-masing motor starter harus mempunyai rumah-rumah terpisah dengan
persyaratan sebagai berikut :

Untuk tipe Direct on line motor starter (DOL)

1 bh. MCCB tiga fasa 380 volt-50Hz yang dapat dioperasikan dari sisi luar
serta dilengkapi dengan instantaneous, short circuit protection.
MCCB harus interlocked dengan pintu lemari panel dan dilengkapi
kunci gembok dan mempunyai beberapa kontak bantu sebanyak
jumlah yang diperlukan untuk fungsi-fungsi konrol/monitoring.
1 bh. Kontraktor tiga fasa yang berfungsi sebagai saklar langsung on/off
sesuai standard IEC 158 dan dilengkapi juga dengan kontak bantu
sesuai kebutuhan.
1 bh. Thermal over current protection untuk tiga fasa.
Untuk tipe Star Delta Starter
1 bh. MCCB tiga fasa 380 volt-50Hz yang dapat dioperasikan dari sisi luar
serta dilengkapi dengan instantaneous, short circuit protection.
MCCB harus interlocked dengan pintu lemari panel dan dilengkapi
kunci gembok dan mempunyai beberapa kontak bantu sebanyak
jumlah yang diperlukan untuk fungsi-fungsi konrol/monitoring.
1 bh. Pengaman “thermal overload relay”, 3 fasa dengan dilengkapi “fully
adjustable setting”, pengaturan dari relay beban lebih harus
disesuaikan dengan kebutuhan besaran trip motor yang terpasang
dan waktu pindai tertinggi disesuaikan dengan karakteristik motor
terpasang yang diizinkan.
Harus dapat dilakukan pengaturan sesuai power output dari motor
tersebut.
Data teknis dari pabrik pembuat harus disertakan yang menjelaskan
tentang karakteristik kemampuan waktu untuk menanggung beban
lebih, stabilitas temperatur, perbandingan antara karakter waktu dan
arus.
Kontraktor/pabrik pembuat harus memberikan pertimbangan-
pertimbangan yang terbaik kepada konsultan mengenai metoda kerja
“star delta starter system” yang terpasang.
1 bh. Terminal block untuk fasilitas “remote control” dan “tombol
emergency stop” berikut indikatornya.
Trafo satu fasa 220V, 50 Hz dilengkapi dengan terminal pembumian
1 bh. dengan kapasitas sesuai kebutuhan untuk mencatu daya sistem
kontrol dan lampu tanda. Pada sisi primer trafo harus dilengkapi
dengan sikring dengan kapsitas pengaman harus dibawah kapasitas
trafo terpasang, sirkuit kontrol dan lampu tanda harus mempunyai
sikring pengaman masing-masing yang terpisah.
1 bh. Pemanas arti kondensasi (hanya digunakan pada motor starter
tertutup). Pengaman pemanas harus mempunyai pengaman
tersendiri/terpisah (pemasangan unit ini hanya bila dibutuhkan).
Untuk tipe Soft Starter

1 bh. Pengaman “thermal overload relay”, 3 fasa dengan dilengkapi “fuly


adjustable setting”, pengaturan dari relay beban lebih harus
disesuaikan dengan kebutuhan besaran trip motor yang terpasang
dan waktu pindai tertinggi disesuaikan dengan karakteristik motor
terpasang yang diizinkan.
Harus dapatdilakukan pengaturan sesuai power output dari motor
tersebut.
Data teknis dari pabrik pembuat harus disertakan yang menjelaskan
tentang karakteristik kemampuan waktu untuk menanggung beban
lebih, stabilitas temperatur, perbandingan antara karakter waktu dan
arus.
Kontraktor/pabrik pembuat harus memberikan pertimbangan-
pertimbangan yang terbaik kepada konsultan mengenai metoda
kerja “soft starter system” yang terpasang sehingga penggunaan dan
fungsi kerja unit dapat memenuhi kebutuhan serta sesuai.
1 bh. “Speed controlling system” sistem kontrol berdaarkan kontrol
frekuwensi, tegangan atau torque, semua referensi kontrol dapat
digunakan tergantung dari produk yang diajukan dan dapat disetujui
oleh Konsultan
1 bh. Cooling fan (sistem pendinginan dapat diajukan dari tipe lain) untuk
mengurangi kenaikan temperatur akibat kerja “electronic controlling
variable frequency/voltage”
1 bh. Cable termination.

Berdasrkan persyaratan diatas harus terpasang juga pada muka panel kontrol
adalah item-item dibawah ini :

1 bh. Amper meter yang dilengkapi dengan penala arus maximum.


1 bh. Lampu tanda yang mengindikasikan SUPPLY ON (hijau) and
MOTOR RUNNING (merah).
1 bh. Lampu tanda yang mengindikasikan MOTOR FAILED (biru).
1 bh. HAND/OFF/AUTO selector switch.
1 bh. START/STOPPush button.
1 bh. Externally operated overload reset push button.
1 bh. Motor and cubicle heater OFF/AUTO control switch (if necessary).
1 bh. Penghitungjam operasi terdiri dari 9999 jam (empat digit).
1 bh. Label panel yang berkwalitas baik.

Design dari lemari panel harus dibuat sedemikian rupa sehingga overload
indikator dan remote indikator dan remote indikator dari kontak bantu setiap
motor untuk masing-masing fungsi harus terpampang dengan jelas.

Motor dapat dibuat dalam beberapa group dan dapat bekerja sesuai urutan
kebutuhannya dan juga harus mempunyai kontak bantu berikut
kelengkapanya.

Semua motor starter harus benar-benar tertutup dan bebas debu, dilengkapi
dengan kontrol waktu otomatis yang mempunyai beberapa kontak bantu.
Relay waktu tersebut harus dapat mengmankan motor dari kehilangan daya.

Relay waktu/kontak harus dapat diatur dari 50% - 200% perkiraan maksimum
waktu tunda sehingga motor bekerja dengan baik dan teratur.
Relay waktu/kontak harus dapat diset secara individu untuk masing-masing
motor setelah gangguan catu daya terlewati maka motor kembali siap berfunsi
kembali.

Kontraktor harus dipilih dari type yang mempunyai kontak bantu dalam satu
rumah-rumah. Kontraktor harus dapat bekerja dengan tegangan jala-jala 220V
AC juga dilengkapi dengan trip kontak yang dapat dipadukan dengan Kerja
Circuit Breaker, juga harus mampu bila dibutuhkan untuk alarm atau indikator
lampu dengan menambahkan kontak bantu pada kontraktor tersebut.

Bilamana kontak bantu tersebut bekerja maka secara otomatis akan


memberikan tanda secara visual bahwa kontak tersebut sedang bekerja.
Kontak bantu dengan tanda visual tersebut harus dilengkapi juga dengan
tombol mekanis sehingga bilamana diperlukan dapat dilakukan “resetting”
secara manual dari sisi depannya.

j. Interlocking
Harus dilengkapi juga dengan Interlocking secara mekanis. Semua interlock
secara elektris harus dapat bekerja dengan mengijinkan kontak bekerja dan
mem-blok pada sisi lainnya.
Secara prinsip adalah dua unit pengaman yang bekerja secara “motorized”
dan bilamana salah satu “device” mendapat sinyal perintah maka akan
memblok “device” sisi lainnya (tidak mungkin device yang satu ketemu device
yang lainnya).
k. Pengaman (Protection)
Semua unit pengaman harus memenuhi standard PUIL 2000/IEC standard
157-1 edisi terakhir yang sesuai kondisi setempat dan menyatakan bebas
debu, sesuai pemasangan daerah tropis dan terlindungi dari kelembaban.
Mampu bekerja pada temperatur 0 – 550 C.
Unit pengaman diletakkan pada rumah-rumah metal dilengkapi dengan
jendela kaca.
Unit pengaman harus dari tipe mudah dipasang/diganti.

Setiap unit pengaman dilengkapi juga dengan indikasi visual yang


menyatakan bekerja, trip dan rusak serta harus mempunyai tombol mekanik
pada sisi depannya untuk fungsi reset.
l. Pengaman Motor (Motor Protection)
Pengaman motor dipersyaratkan dipasang pada setiap fasa sumber daya,
pada setiap line harus terpasang device pengaman beban lebih yang dapat
diatur. Untuk motor diatas 75 kW 3 fasa, akan tetapi proteksi beban lebihnya
hanya dipasang pada salah satu fasanya (hanya diproteksi pada 1 fasa) maka
seting pengaman harus diletakkan/diset pada posisi beban tertinggi
(maksimum).
m. Rele Pengaman (Protection Relay)
Rale pengaman harus dapat secara jelas memperlihatkan urutan sirkuit
dibawahnya.
Kontraktor harus menyediakan rele-rele pengaman cadangan untuk “Short
circuit relay” dan earth fault relay” yang dapat diseting sesuai kebutuhan. Rale
pada sisi sekunder yang dapat tetap bekerja dengan baik, sehingga rele yang
mendapat gangguan tidak mempengaruhi sistem yang lainnya. Urutan kerja
dari rele-rele tersebut harus diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan untuk
mendapat persetujuan.

Berdasarkan kebutuhan rele-rele yang bekerja berkaitan dengan koordinasi


circuit breaker terhadap fungsi trafo arus dengan tegangan kerja jala-jala (400,
3 fasa) harus dipasang sesuai diagram.
1. Rele beban lebih ataupun arus lebih yang mempunyai waktu tanda arus lebih
dan waktu tunda pelepasan arus lebih terpasang, fasilitas tersebut lebih cocok
untuk saling menghubungkan ke sistem.
2. Relay pengaman arus hubung singkat yang bekerja bersamaan dengan
pengaman arus lebih.
3. Relay pengaman pembumian atau relay arus bocor yang bekerjasama
dengan trafo arus pada sistem 3 fasa yang mempunyai response arus antara
0,2 hingga 0,7 x arus nominal yang mana dapat di set sesuai kebutuhan.
Waktu tunda untuk melepas dapat set antara 100 – 500 melidetik tergantung
dari kebutuhan back-up proteksi.
4. Under voltage relays harus terpasang pada CircuitBreaker utama pengaman
motor yang mempunyai fasilitas “Automatic Restarting” sehingga bilamana
tegangan kembali normal akan beroperasi kembali.
Semua relay harus terhubung juga dengan sistem informasi visual (lampu)dan
audible (alarm) yang diletakkan pada ruang kontrol/maintenance secara
lengkap dan merupakan bagian dari kontrak.

Kontak bantu yang dibutuhkan pada sistem kerja rele-rele tersebut sudah
termasuk pada bagian penawaran kontraktor seperti rangkaian kontrol,
indikasi visual/audible, pengaman dan penunjang lainnya.

Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu diagram sistem keseluruhan


berikut rangkaian kontrolnya kepada Konsultan MK untuk mendapat
persetujuan.
1.9. MOTOR LISTRIK
Motor-motor yang dipasang harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan
oleh Pemerintah setempat (PUIL 2000 edisi terakhir) dan yang mempunyai
kebutuhan daya yang rendah efisiensi yang tinggi.
Motor penggunaan dalam bangunan yang mempunyai bukaan ventilasi cukup
baik akan tetapi harus mempunyai pengaman terhadap kelembaban dan
debu, miimal harus mempunyai standard pengaman IP 54.
Untuk motor-motor instalasi luar harus dilengkapi penutup yang baik, terutama
harus mengamankan motor dari sinar matahari langsung.
a. Motor-motor sampai 5 kW harus dari tipe “Squirrel Cage” untuk
mengoperasikan dapat menggunakan DOL yang arus start-nya tidak boleh
lebih dari 6 x arus beban penuh (FLC/Full LoadCurrent).
b. Motor-motor 5 hingga 37,5 kW arus start dibatasi hingga 4 x FLC, start motor
dapat menggunakan “star Delta Starter” atau “Soft starter”. Disarankan harus
menggunakan Soft Starter (Solid State Reduce Voltage/Frequency).
c. Motor-motor diatas 37,5 kW arus start harus dibatasi hingga 2,5 x FLC, start
motor harus menggunakan soft Starter (Solid State Reduce
Voltage/Frequency).
d. Untuk motor-motor pompa Submersible secara umum harus mengikuti
standard baku yang dipersyaratkan oleh pompa tersebut, relay proteksi
hanyalah membatasi drop tegangan pada saat pompa start dan arus lebih
bilamana terjadi gangguan pada pompa.
e. Untuk motor-motor pompa sentrifugal unscreened untuk penggunaan
pengolahan air kotor/limbah pada umumnya adalah 100% beban penuh torsi
pada saat start. Untuk motor squirrel cage (sangkar tupai) dan berdaya
kurang dari 3 kW pada umumnya menggunakan DOL motor starter
terkecuali untuk motor type rotor slip ring lebih baik menggunakan tahanan
rotor starting atau soft starter.
Motor-motor bekerja pada tegangan jala-jala 400V, 50HZ, 3 fasa.
Pemilihan motor-motor harus memenuhi persyaratan seperti disebutkan
dibawah ini :
a. IP54 untuk penggunaan umum instalasi bangunan.
b. IP65 untuk penggunaan diluar bangunan yang kemungkinan terkena hujan
hingga tersiram.
c. IP68 untuk pompa submersblle.
Poros dari motor harus dilengkapai dengan roler atau ball bearing dan berat
dari rotor benar-benar berada pada sentral/pusat bearing yang menumpu
rumah motor.
Maximum Continous Rating (MCR) untuk setiap motor harus mampu bekerja
didaerah dengan temperatur lingkunagn 500 C atau didaerah tropis.

Max. Continous Rating (MCR)


Application Up to 75kW drive Above 75kW drive
Untuk semua motor 10% lebih tinggi dari 5% lebih tinggi dari beban
pompa. (terkecuali beban nominal operasi. nominal operasi.
untuk pompa positive
suction)
Untuk motor pompa 25% diatas beban kerja 15% diatas beban kerja max.
positive suction dan max.
komperesor.
Untuk pompa aerasi. 255 diatas daya
maximum yang diizinkan.
Berlaku untuk semua
fungsi motor.
Untuk semua motor 50% diatas daya normal. 25% diatas daya normal.
penggerak seperti
screen, comminotor,
tank scraper dan
seluruh proses.

Catatan :
1. Pada perhitungan harus dicadangkan daya untuk antisipasi tambahan daya
dikarenakan kenaikan temperature dilapangan yang berakibat diperlukan daya
tambahan untuk pendinginan.
2. Efisiensi dan factor perbaikan daya motor harus dipilih yang mempunyai
standard kwaltas tinggi dan baik. Motor harus dirancang oleh pabrik memenuhi
standard IEC-34 yang diperuntukkan standard motor industry dengan kelas “F”
dan kenaikan suhu dibatasi pada kelas “B”.
Arus start tidak melebihi 6 x arus nominal dan motor harus mampu 10x
ON/OFF dalam 1 jam.
Motor harus dipilih yang tidak bersuara bisingdan rendah getaran, rotor dari
motor harus benar-benar balance baik secara statis maupun dinamis semua
harus diback-up dengan sertifikat dari pabrik pembuat.

Terminal box dilengkapi dengan kabel gland untuk kabel PVC berselimut metal.
Motor yang diletakkan pada dudukan metal harus diberi lubang untuk jalan
kabel yang diberi pengaman berupa kabel gland agar kabel tidak luka.

Terminal box harus dilengkapi dengan label keterangan yang jelas dan
informative dalam bahasa Ingris atau Indonesia.

“WARNING LIVE TERMINALS – ISOLATE BEFORE REMOVING COVER” –


“HATI-HATI BERTENTANGAN, MATIKAN SAKLAR UTAMA SEBELUM
MEMNUKA PANEL”
Semua motor harus diberi label agar jelas untuk mengoperasikannya.
Untuk kasus khusus pompa submersible harus dilengkapi dengan detektor
temperatur (resistance thermometer) yang diletakkan pada kumparan stator
pada setiap fasanya.
Pada pengukuran temperatur pada salah satu device yang diperoleh secara
thermostic ataupun electronic sehingga akan mengakibatkan alarm/trip. Device
tersebut harus dapat bekerja sama dengan unit motor starter yang dipasang.

Motor yang menggunakan bearing harus terhubung dengan device


thermometer yang berupa thermo couple/resinstance thermometer untuk
mengindikasikan adanya gangguan kenaikan temperatur pada titik tersebut.
Pabrik pembuat harus menyertakan system kerja peralatan sebelum dipsang
dan mendapat persetujuan dari Konsultan MK.

2.10. REACTIVE POWER COMPENSATION (CAPASITOR BANK)


Capacitor Bank merupakan pusat kompensasi daya reaktif dari sistem dan
harus sesuai dengan standard PUIL 2000 edisi atau IEC publication No. 70
yang menyatakan suatu nilai tertentu dari hasil hitungan kompensasitenaga
dalam satuan KVAR yang diparalel pada system tegangan 3 fasa, 400V. Untuk
mengamankan capacitor bank harus dilengkapi dengan sakelar contactor
dikombinasikan dengan sikring dan dapat bekerja secara otomatis sesuai
kebutuhan perbaikan PF (Power Factor) hingga 0,8 s/d 0,95 pada beban yang
berubah-ubah.

Kapasitor bank harus diletakkan pada satu panel tersendiri yang dilengkapi fan
untuk mengurangi panas dari peralatan serta dapat bekeja pada sistem
tegangan 400 V, 50 HZ, 3 Fasa.

Total kapasitansi yang dibutuhkan untuk memperbaiki daya reaktif maka jumlah
kapasitor dapat dipasang secara paralel secara otomatis, jumlah parallel
kapasitor untuk mendapatkan facktor perbaikan yang diinginkan harus dapat
dilakukan oleh pabrik pembuat dan dinyatakan dalam sertifikat yang
dikeluarkan oleh pabrik.

Kapasitor bank harus dapat menjaga agar tidak terjadi kompensasi berlebih,
pada prinsipnya adalah mengukur watt keluaran harus semurni mungkin dan
dapat memperkecil faktor kehilangan pada sistem.
2.11. AUTOMATIC POWER CONTROL
Pengendali otomatis faktor koneksi daya harus mengendalikan kompensasi
daya yang reaktif secara terpusat dari sistem 3 fasa tanpa harmonic.
Unit kapasitor bank dengan kapasitas hingga 500 KVar ke atas harus berada
pada satu panel metal tersendiri dilengkapi dengan control faktor daya, sikring,
kapasitor control rale, “low loss” mika power capacitor dan terminal blok untuk
koneksi ke sistem.
Unit automatic Power Control terdiri dari :
a. Kelompok sikring pengaman sirkuit 18 sikring atau lebih sesuai jumlah
kelompok kapasitor terpasang.
b. Bagian masing-masing dari kelompok kapasitor harus terhubung kapasitor
control relay, low loss MKP kapasitor dan choke discharge dan quick
discharge
c. Relay Power Faktor. Saklar multi step dilengkapi dengan lampu tanda LED,
automatic reversing switch untuk control system dan terminal koneksi ke
system maupun modul control.
d. Metal box panel.
e. Terminal Fasa (P), Netral (N) dan Earth €.
f. Panel display untuk menunjukkan nilai power faktor control.
g. Panel gelas untuk monitor kerja relay dalam panel.
Kotak sambung.
Kabel input ke panel terletak pada bagian bawah panel. Suplai catu diusahakan
setiap modul mempunyai catu daya masing-masing dan dilengkapi kotak
sambung sikring pengaman.

2.12. PANEL DISTRIBUSI


Semua panel distribusi harus terbuat dari lemari metal tertutup sesuaistandard
IEC No. 28A5,157,158, 185,337,439,144 and 529 dan PUIL 2000 edisi terakhir.

Sikring, MCB’s and M.C.C.B’s harus dapat dipasang pada lemari panel, untuk
switchgear harus dilengkapi thermal overload, instantaneous magnetic short
circuit protection and proteksi arus bocor bilamana dibutuhkan/dipersyaratkan.
Lemari poanel harus terbuat dari lembaran baja ringan dengan ketebalan
minimal 0.8mm yang telah mengalami galvanisasi/zinc coating, sambungan
antar lembar harus bersih/baik dan pintu depan harus dilengkapi dengan karet
(gasket) sehingga pintu dapat tertutup dengan baik. Sisi atas dan bawah harus
dapat dibuka dan dilengkapi dengan lajur kabel input/output serta dipasang
kabel gland setiap jalur kabelnya. Pada bagian bawah panel yang difungsikan
sebagai terminasi input harus merupakan kamar tersendiri dan mempunyai
pembatas terhadap ruang lainnya.
Sirkuit breaker 1 fasa untuk jaringan kotak harus dilengkapi dengan pengaman
arus bocor (Residual Current Devices) dengan kapasitas arus penala sebesar
max. 30 mA.
Panel distribusi harus dari type menempel dinding atau berdiri dilantai dan
untuk panel yang berfungsi sebagai panel isolasi ke jaringan sistem distribusi
pada pintu panel harus dilengkapi dengan kunci gembok bilamana pada posisi
“OFF” dan harus dilengkapi juga dengan indikator pada posisi ON/OFF. Pada
lemari panel distribusi memungkinkan untuk dipasang sikring HRC yang
mengamankan setiap fasa maupun netral atau dikombinasikan dengan circuit
Breaker bila diperlukan.

Setiap kelompok Circuit Breaker/Sikring harus jelas dan lengkap dengan


keterangan fungsi dan penggunaanya. Setiap sambungan ke sistem jaringan
dalam panel harus dilengkapi dengan warna-warna fasa sesuai persyaratan
yang berlaku. Pada bagian depan dari CAN/MCCB/MCB/HRC Fuse harus
dilengkapi dengan penutup sehingga bilamana diperlukan pada saat
pemeriksaan ataupun pemeliharaan sangat mudah untuk dibuka. Setiap
terminal yang bertegangan harus mempunyai sekat pengaman terhadap
terminal lain yang bertegangan sehingga bilamana perlu dilakukan penggantian
ataupun perbaikan tidak akan terjadi arus hubungsingkat. Instalasi dalam panel
harus aman terhadap sistem jaringan dalam panel dan teknisi yang melakukan
perbaikan, item ini adalah persyaratan mutlak yng harus dipenuhi.

Pembuatan HRC fuse harus memenuhi standard IEC dengan pengaman 1,5 x
rate kemampuan titik lebur sikring tersebut pada saat menutup, kemampuan
over current harus sesuai standard IEC No. 408.
Terminal/batang tembaga netral (N) harus dilengkapi sekat pengaman terhadap
sikring bertegangan yang lainnya.

Pemasangan kabel pada terminal “Bus-bar” harus betul-betul kencang/kuat


tidak boleh kendor, inspeksi dari terminasi tersebut harus dilaporkan kepada
pengawas lapangan dan harus dibuat laporan. Penyambungan tersebut harus
benar-benar sesuai dengan kebutuhan/peruntukan-nya, kabel fasa “R” harus
tersambung ke terminal bus-bar”R” dan seterusnya.
Setiap panel harus dilengkapi dengan gambar diagram panel secara lengkap
berikut catatan-catatan pada masing-masing sirkuitnya. Besaran rating circuit
breaker, besaran trip ampere setiap circuit breaker dan pemasangan label pada
panel dalam bahasa Indonesia/Ingris.

2.13. REMOTE CONTROL PUSH BUTTON STATION


Semua motor yang terpasang harus tersambung dengan satu panel kontrol
secara terpusat dan keterangan fungsi motor berikut keterangan fungsi motor
harus jelas dan keterangan harus dalam bahasa Indonesia/Ingris. Setiap
tombol “ON/OFF” harus dipilih dari type tahan air (water proof) dan berkualitas
tinggi. Emergency stop push button harus berwarna merah mencolok dan
dilengkapi dengan tulisan “STOP’ yang terang. Panel kontrol pompa harus
dilengkapi dengan diagram sistem pompa berikut kontrol dan urutan kerja dari
sistem, diagram ini harus diletakkan pada panel.

Untuk masing-masing pompa ataupun fungsi lain harus dilengkapi dengan


tombol “Start” dengan warna tombol berwarna hijau, “Stop” dengan tombol
berwarna kuning & Emergency Stop” dengan tombol berwarna merah.

Panel kontrol saklar push button untuk mengoperasikan motor/fungsi lain harus
terbuat dari plat yang metal yang telah digalvanisasi, sistem galvanisasi dapat
digunakan dengan sistem “hot deep method” atau “electroplate anodized
method”. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu type, bentuk dan pabrik
pembuat dari panel kontrol tersebut kepada Konsultan untuk mendapat
persetujuan. Semua biaya pengadaan dan jaminan dari pabrik pembuat
seluruhnya adalah tanggung jawab kontraktor.
2.14. KABEL
Semua kabel yang digunakan harus memenuhi standard IEC, BS, VDE, PUIL
2000 atau standard lain yang berlaku.

Semua kabel yang digunakan harus dapat memenuhi sistem tegangan yang
digunakan dilokasi proyek, terdiri dari kabel tembaga berserabut dan semua
mempunyai sertifikat pengetesan pabrik pada tegangan test 1000 volt, semua
kabel harus mendapat persetujuan dahulu dari konsultan sebelum didatangkan
ke site.

Semua kabel yang digunakan harus sesuai dengan tegangan kerja yang
dipersyaratkan dan harus dilengkapi dengan sertifikat pengujian dari pabrik
pembuat kabel. Untuk ukuran kabel 2,5 – 6 mm2 berbentuk kabel tunggal
(single core), 10 mm2 s/d ke atas harus berbentuk kabel pilih (standed copper),
untuk penggunaan kabel ditanam dalam tanah harus menggunakan kabel
berpenutup plat baja. Tegangan kerja adalah 600/1000 volt, semua kabel yang
akan digunakan harus diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan MK untuk
mendapat persetujuan sebelum didatangkan ke lapangan. Kemampuan dialiri
arus unuk setiap ukuran kabel harus memenuhi standard VDE 0271, IEC 502
DAN 228 dan PUIL 2000 edisi terakhir.

Kontraktor harus yakin dan bertanggung jawab terhadap kabel yang


didatangkan memenuhi standard spesifikasi yang dipersyaratkan dan benar-
benar baru.

Untuk ukuran melintang, rating, type kabel dan derating faktor setiap kabel
akan memenuhi :
a. Fault level.
b. Kondisi temperatur yang diizinkan untuk penanam dalam tanah, pasangan
pada kabel tray, pasangan diatas plafond atau posisi lain yang
dipersyaratkan.
c. Drop tegangan.
d. Penurunan tegangan pada saat starting unit.
e. Setting arus lebih pada circuit breaker.
f. Peralhan kabel dari tanah ke gedung.
Untuk pemilihan kabel minimal berdasarkan kondisi seperti di bawah ini :
a. Ground temperatur 350C
b. Air temperatur 500C
c. Thermal Resisitiity 2.50C m/w
d. Untuk kabel berisolasi PVC, circuit protection will normally be “close” with
fusing or tripping at 1.3 times the cable rating within 4 hours.
Kontraktor harus menyiapkan data skedul kabel secara teknis untuk kabel daya
dan kabel kontrol yang akan dipasang, berikut panjang dan ukuran kabel.
Yang tercantum dalam skedul kabel adalah sebagai berikut :
a. Identitas kabel (merek, tahun pembuatan, dll)
b. Dari dan ke
c. Type kabel
d. Derating faktor yang digunakan
e. Ukuran kabel (mm2)
f. Panjang (meter)
g. Jumlah urat kbel (P+N+E)
h. Jumlah cadangan kabel (untuk kabel kontrol)
Format kabel harus jelas dan informative, format tersebut merupakan bagian
dari “Bill of Quantity” sehingga antara Spesifikasi Teknis merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dengan “BoQ”. Kelengkapan instalasi kabel sudah
termasuk dalam penawaran yang diajukan, penawaran yang diajukan adalah
pekerjaan terpasang.

Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap pengukuran panjang kabel yang


termasuk dalam kontrak, bilamana ternyata panjang kabel yang ditawarkan
lebih pendek dari yang dilaksanakan maka kekurangan dari panjang kabel
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk memenuhi kekurangan
tersebut tanpa menambah biaya.

Pemasangan kabel harus menerus, tidak diizinkan melakukan penyambungan


bilamana standard panjang kabel dari pabrik masih memenuhi. Terkecuali
bilamana panjang kabel yang dibutuhkan diatas panjang standard yang dibuat
oleh pabrik. Untuk kasus tersebut Kontraktor diwajibkan membuat contoh
gambar penyambungan secara benar dan diajukan terlebih dahulu kepada
Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.

Penyambungan kabel harus menggunakan peralatan yang benar-benar


diperuntukkan untuk kebutuhan tersebut, sistem penyambungan kabel harus
menggunakansistem “hydraulic pressed connector” tidak diizinkan untuk
menggunakan sistem lain. Rumah-rumah sambungan (jointing box) harus
memenuhi standard IEC, VDE dan PUIL 2000. Posisi kabel fasa, Netral dan
pembumian (kalau dibutuhkan) harus benar-benar terpisah antara yang satu
dengan yang lainnya serta harus mempunyai media isolator yang memenuhi
syarat sebelum penutup luar dari sistem penyambungan tersebut ditutup.

Kontraktor berkewajiban melengkapi instalasi kabel input ke panel dengan


pengaman kabel terhadap lubang panel berupa kabel gland/sealed sehingga
kabel tidak akan terluka oleh ketajaman metal dari lubang. Material
gland/sealed kabel harus dipilih type kualitas tinggi dan dijamin oleh pabrik
pembuat tidak akan terjadi oxidase (karat) pada pertemuan metal dengan
material tersebut.
a. Kabel berlapis pita baja berpenutup PVC/Polyetilene (NYFGbY/ NYY/
XLPE)
Kabel dengan isolasi thermoplastic/polyvinyl Chloride (PVC) untuk
penggunaan distribusi tegangan rendah (LV) – 230/400V atau kabel dengan
isolasi Cross Link Polyetheline (XLPE) untuk penggunaan Tegangan
Menengah (MV) – 20KV.

Semua kabel tersebut diatas harus memenuhi standard VDE 0271, IEC
502, IEC 228 class1 & 2, PUIL 2000 edisi terakhir. Kabel berurat banyak
dipilin (stranded) berisolasi PVC atau XLPE kadang-kadang dilengkapi
dengan selimut pita baja (armoured) dan mempunyai selimut luar PVC.
Untuk kabel tegangan rendah harus mampu bekerja pada tegangan
400/1000V dan untuk tegangan menengah harus dapat bekerja pada
tegangan kerja 20/33 KV.
Semua ketentuan diatas harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik pembuat.
b. Kabel tunggal berisolasi PVC (NYA)
Kabel berisolasi yang sesuai dengan standard VDE, IEC502, IEC 228 class
1 & 2 dan PUIL 2000 yang bekerja pada tegangan rendah 600/1000V.
Diameter minimal adalah 1,5 mm2.
c. Instalasi dalam bangunan
Kabel instalasi dalam bangunan secara umum menggunakan kabel
NYFGbY, NYY and NYA tergantung dari posisi instalasi dan kepentingan
dari instalasi. Instalasi dalam bangunan secara teknis menggunakan
pelindung PVC HI (High Impact PVC) dengan ukuran diameter minimal
instalasidalam bangunan adalah 2,5 mm2.
Setiap penyambungan kabel instalasi harus dalam “junction box’, setiap
penyambungan harus menggunakan peralatan sambung yang benar minimal
dipilin dan ditutup setiap sambungan dengan “twisted cap insulator” yang
terbuat dari thermo plastic atau ceramic. Junction box dipilih yang berbentuk
persegi empat dan mempunyai lubang-lubang untuk memasang sekrup
penguat ke dinding/atap/beton. Perletakan dari junction box harus diletakkan
pada posisi yang tidak mudah dilihat akan tetapi mudah untuk dilakukan
pemeriksaan/maintenance bila diperlukan. Setiap titik instalasi tidak boleh
langsung berada pada jalur instalasi pipa akan tetapi setiap titik instalasi
harus tersambung melalui pipa flexible menuju junction box.

Kontraktor harus memastikan bahwa dalam jalur pipa instalasi itu benar-
benar terdiri dari satu fasa. Instalasi penerangan maupun kotak kontak
setiap satu sirkuit tidak boleh dibebani melebihi kemampuan dari kabel
instalasi 2,5 mm2, bilamana dalam kalkulasi kontraktor bahwa salah satu
sirkuit melebihi beban kemampuan kabel maka kontraktor harus segera
emberitahukan kepada Konsultan MK/Konsultan Perencana untuk mendapat
petunjuk dan perubahannya.

Diagram dari pengabelan harus mengikuti kodewarna dari peraturan


pemerintah setempat atau memenuhi standard dari peraturan IEC & PUIL
2000.

Jarak maximum titik instalasi lampu maupun kotak kontak dari panel
maximum tidak lebih dari 60 m, bilamana ada titik instalasi melebihi batas
tersebut harus dihitung ulang apakah dengan memperbesar atau
memperkecil beban, segera lakukan hitungan drop tegangan dan segera
laporkan ke Konsultan MK untuk mendapat petunjuk.

Kombinasi dari kabel multi core dengan kabel tunggal tidak diizinkan,
sekalipun dengn dimensi lebih tinggi dari kabel multi core, Kontraktor harus
memenuhi peraturan yang berlaku.

Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama bahwa pengaman arus


pada setiap sirkuit tidak boleh melampaui 25 amp/sirkuit, terkecuali untuk
sirkuit-sirkuit tertentu yang sudah mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
2.15. METODA INSTALASI
Semua kabel instalasi harus memenuhi standard IEC, PUIL 2000, VDE dan
standard lainnya yang berlaku.

Setiap kabel instalasi harus dapat dipasang secara horizontal, vertical dan juga
dap[at dipasang paralel mengikuti alur dinding, balok, kolom atau material lain
dimana instalasi tersebut dipasang.

Secara umum kabel instalasi harus mendapat selimut/tutup pengaman


bilamana dipasang pada permukaan tanah, lantai atau sisi luar permukaan
beton terhadap sinar matahari langsung. Pengaman kabel untuk kebutuhan
diatas harus cukup ventilasi kokoh, estetis dan mendapat persetujuan dahulu
dari Konsultan MK sebelum dilaksanakan.

Semua kabel instalasi yang terhubung langsung dengan peralatan harus duduk
pada terminasi yang benar, bilamana pada peralatan tidak dilengkapi dengan
terminasi tersebut maka Kontraktor berkewajiban menyediakan junction box
yang sudah termasuk dalam perhitungan kontrak. Alur kabel instalasi harus
dibuat sedemikian rupa sehingga alur kabel masuk ke peralatan tidak semrawut
dan harus rapih serta indah untuk dipandang.

Setiap jointing box harus dilengkapi dengan isolasi kabel input/output sehingga
junction ox tersebut memenuhi standard IP 65. Akhiran kabel instalasi yang
terhubung pada peralatan selain dilengkapi dengan kabel gland pada lubang
input juga harus diletakkan pada terminasi pada satu ruangan yang tersekat
dengan bagian lain. Semua kabel instalsi harus dilengkapi dengan
penguat/support, detail penguat instalsi harus diajukan dahulu kepada
Konsultan MK sebelum dilaksanakan. Kabel gland dipilih yang tidak mudah
berkarat.

Kabel berisolasi PVC/XLPE harus terpasang dengan mekanikal kabel gland


sesuai standard IEC No. 502 dan 540 yang mana pada standard tersebut
tercantum aturan mekanik support yang terpasang dimana mekanik support
akan mengunci pada rumah-rumah panel sehingga membuat koneksi langsung
dengan sistem pembumian.

Setiap lubang dimana kabel masu ataupun keluar dari bangunan harus ditutup
dengan baik. Penutupan antara kabel dengan lubang sebainya menggunakan
campuran semen atau sealent dari bahan “fire break” atau dari bahan lain yang
disetujui oleh Konsultan MK. Berhati-hati pada saat pemasangan pelapis anti
bocor jangan sampai melukai PVC sheet yang menutup kabel bagian luar,
terutama perlu diperhatikan adalah penggunaan material sealent yang
menggunakan panas pada saat pemasangannya.

Bilamana memang terpaksa PVC sheet yang membungkus kabel harus


dikupas sehingga terlihat batang tembaga dari kabel tersebut maka kontraktor
harus menutup kembali kabel tersebut dengan bahan penutup PVC tape yang
diperuntukkan untuk kebutuhan tersebut (biasanya digunakan untuk
penyambungan kabel tanah) pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dahulu
dari Konsultan MK.

Semua kabel yang didatangkan dari pabrik harus menggunakan drum kabel
yang setiap ujungnya ditutup dengan PVC seal yang efektif menutup kabel dari
kelembababan sekelilingnya. Bilamana kabel harus dipotong karena kebutuhan
maka kontraktor harus segera menutup potongan kabel tersebut dengan PVC
seal kembali sehingga tidak mengakibatkan terjadinya titik embun masuk di
sela-sela kabel, semua penutupan kembali kabel harus dikoordinasikan dengan
Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.

Semua kabel yang dating dari pabrik harus dilengkapi indentitas pada kabel
tersebut seperti : type kabel, ukuran kabel, nama dari produsen, jumlah urat
kabel, dll. Tanda tesebut tercetak dengan jelas dan tidak mudah hilang,
identitas kabel tersebut dipasang berulang sepanjang kabel. Type kabel yang
dipasang harus sesuai skedul kabel.

Tanda dari jalur kabel yang ditanam dalam tanah dilengkapi dengan tonggak
tanda terbuat dari beton yang dipasang menerus sepanjang kabel tersebut
ditanam sehingga mudah untuk melacak jalur kabel tersebut. Semua kabel
daya yang terhubung antara panel dengan panel harus dijaga urutan fasanya
sehingga fasa R/S/T/N/E pada satu panel akan sama dengan panel lainnya.
Urutan warna dari sistem kabel tidak boleh berbeda antara kabel yang satu
dengan yang lainnya artinya kabel harus datang dari satu produsen.

Kabel kontrol yang dipasang masing-masing urat kabel harus mempunyai


tanda yang jelas sehingga tanda diujung yang satu sama dengan tanda diujung
yang lain, tanda dimasing-masing urat tersebut harus dibuat sangat berbeda
dengan tanda yang lainnya atau diberikan tanda dengan nomor. Tanda/nomor
pada kabel harus sesuai dengan gambar diagram kontrol pada shop drawing
sehingga memudahkan pada saat pelaksanaan atau bilamana melakukan
perubahan.

Pembacaan dari kabel kontrol adalah dimulai dari sisi luar untuk masing-
masing kelompok/inti. Pada saat penyambungan kabel kontrol ke terminasi
kadang kadang sering terjadi kesalahan baca dari masing-masing pemasang
maka sebelum dilakukan penyambungan lakukan koordinasi dengan seksama
dan diawasi oleh Konsultan MK, sehingga dapat memperkecil kesalahan baca.

Jika diperlukan pemasangan kotak sambung maka identitas pencabangan


harus jelas dan harus di terapkan pada diagram kontrol urutan dari kabel utama
dan urutan dari kabel cabang sehingga perubahan kode kabel akan terlihat
pada diagram tersebut, semua informasi pada diagram harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan MK. Type junction box harus type yang menempel pada
dinding dan terminasi dipilih dobel terminasi jadi penyambungan harus
menggunakan kabel jumper.
a. Pekerjaan Panit/Penanaman Kabel
Kontraktor harus menyiapkan terlebih dahulu gambar rencana secara
detail parit kabel secara tapak, potongan dan detail. Gambar detail
tersebut merupakan salah satu item pekerjaan dari dokumen rencana
kerja yang menjadi bagian dari dokumen kontrak. Semua gambar
program kerja harus diajukan dahulu kepeda Konsultanatau tenaga ahli
untuk mendapat persetujuan sebelum dibukukan menjadi acuan
pelaksanaan yang merupakan bagian dari kontrak kerja.

Pekerjaan penggalian dan pengurungan kembali adalah merupakan


tanggung jawab kontraktor dan juga pembuangan tanah bilamana
ditemukan kelebihan tanah urug. Untuk pembuangan tanah adalah
bagian dalam kontrak.

Kontraktor bertanggung jawab atas kekurangan atau kelebihan dari


pekerjaan galian parit kabel sesuai gambar rencana kerja yang diajukan
berikut perubahan-perubahannya.

Kontraktor harus menyediakan pasir urug untuk menutup kabel,


menyediakan dan melaksanakan penanaman kabel, menyediakan
peralatan lain yang berkaitan erat dengan pelaksanaan penanaman
kabel, batu baton pengaman kabel, beton tanda untuk route kabel dan
perizinan yang harus dipenuhi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
Cara dan persyaratan-persyaratan penanaman kabel yang harus
diperhatikan dan dipenuhi sebagai berikut :
1. Penanaman kabel untuk tegangan rendah (LV) sedalam minimal 80
cm dan untuk tegangan menengah (MV) adalah sedalam minimal 120
cm. Kedalaman diukur dari garis tengah kabel tertanam hingga
permukaan tanah final. Rencana pengaman kabel harus dibuat
gambar kerja dan disetujui oleh Konsultan MK.
2. Secara umum penanaman kabel LV dan MV tidak boleh ditanam dalm
satu parit dan satu elevasi, bilamana terjadi persilangan yang satu
harus dibawah yang lainnya dan pada titik persilangan harus ditaruh
pipa/batu pengaman sehingga kabel yangsatu tidak pernah akan
saling bersinggungan.
3. Sebelum melakukan kabel didalam parit, Kontraktor harus yakin
bahwa dasar galian harus benar-benar rata dan bersih dari bebatuan.
4. Dasar parit harus dilapisi dahulu pasir setebal minimal 10 cm sebelum
kabel digelar.
5. Kabel yang digelar/ditanam harus memperhitungkan peregangan
kabel setelah ditutup tanah oleh karena itu kontraktor harus
memberikan ruang gerak yang cukup bagi kabel.
6. Untuk keperluan diatas kontraktor harus mempersiapkan peralatan
untuk kebtuhan itu seperti silinder pembawa kabel, roda-roda
pemutar, motor penarik kabel, peralatan penunjang lainnyadan
tenaga kerja yang cukup.
7. Kontraktor harus mempersiakan prasarana dan sarana peralatan
selengkap mungkin untuk menanggulangi genangan air pada parit
kabel bilamana terjadi, kemungkinan terburukpun sudah harus
difikirkan dan masuk dalam buku rencana kerja.
8. Skedul pemasangan penanaman kabel harus dibuat oleh Kontraktor
dan diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan untuk mendapatkan
persetujuan. Diusahakan dalam satu sesi penanaman kabel harus
terpasang berikut pengaman kabel dan dalam kondisi tertutup
kembali, tidak dibenarkan meninggalkan pekerjaan penanaman kabel
dalam kondisi terbuka.
9. Pada waktu penanaman kabel mulai dari pemasangan pasir,
perletaka kabel, pemasangan pengaman kabel, pemasangan marking
hingga penutupan kembali harus dibawah pengawasan dari
Konsultan MK. Sebelum pelaksanaan Kontraktor berkewajiban
melapor kepada Konsultan MK untuk mengawasinya. Setelah selesei
pelaksanaaan semua pekerjaan tersebut harus dibuatkan berita acara
pemasangan berikut dokumentasi dari pekerjaan tersebut.
10. Setelah menggelar kabel selesei diatas kabel tersebut harus
ditutup/diurung lagi denganpasir minimal 10 – 15 cm.
11. Setelah dilakukan pengurungan pasir setebal 10 – 15 cm maka diatas
pasir sepanjang kabel harus diletakkan batu pengaman berupa
semen cor ukuran minimal 20 x 10 x 5 cm (ukuran pengaman kabel
dapat diusulkan kontraktor kepada Konsultan MK untuk disetujui)
dipasang diatas pasir sepanjang kabel dan selebar galian secara
rapat pengaman kabel sesuai standard DIN 4124, PUIL 200 atau
peraturan PLN setempat.
12. Setelah dipasang pengaman kabel diatas pengaman tersebut diurung
oleh tanah urug setebal 10 cm dan diratakan, diatas tanah urug
tersebut kemudian digelar lapisan plastic tanda (marking) berwarna
terang dan mencolok (kuning) dengan tulisan “Awas Kabel
Bertegangan” sepanjang kabel tersebut ditanam.
13. Setelah semua terpasang maka diatas marking tersebut diurug
dengan tanah sisa galian sehingga rata dan dimanfaatkan dengan
alat yang sesuai untuk kebutuhan tersebut.
Kontraktor berkewajiban memasang patok tanda sepanjang penanaman
kabel minimal setiap 20m atau pada ujung belokan kabel bilamana
penanaman kabel tersebut berubah arah.

Sebelum pemasangan patok tanda dari beton bermarking, kontraktor


diharuskan membuat patok sementara dahulu dan ditarik secara lurus
dengan tarikan tali sehingga penanaman patok tanda tersebut benar-
benar lurus.

Batu pengaman kabel harus diberi symbol sesuai dipersyaratkan oleh


PLN.
Simbol dari patok dapat dilihat pada gambar kerja.
Secara umum rote kabel dan perletakan patok tanda berikut keterangan
harus tertera pada “shop drawing” dan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan MK.
b. Pekerjaan Kabel Tray
Kontraktor harus mempersiapkan juga penarikan dan pemasangan Cable
Tray.
Besar cable tray berdasarkan kebutuhan harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah kabel daya & kontrol yang lewat pada lajur pada setiap kabel
tray.
2. Jalur kabel Listrik arus kuat betul-betul terpisah dengan jalur
Elektronik.
3. Instalasi kabel pada cable tray/rack harus benar-benar memenuhi
standard pemasangan yang baku dan harus memperhatikan kenaikan
temperatur dinatar kabel instalasi tersebut (lihat persyaratan yang
dibuat oleh pabrik pembuat cable tray dikaitkan dengan syarat
kebutuhan dari kabel itu sendiri.
4. Memperhatikan pengembangan selanjutnya.
5. Memperhatikan jumlah dan panjang kabel yang lewat.
Kabel tray harus dapat dibuat mampu menampungkabel yang lewat dan
memperhatikan persyaratan kenaikan temperatur dan pengembangan
selanjutnya.
Tebal plat tidak kurang dari 2mm lengkap dengan penggantung,
penyambung, penguat kabeltray dan disetujui oleh Konsultan MK.

Lebar dudukan maximum tidak lebih dari 80 cm.

Belokan dan sambungan “T” harus dibuat di pabrik dengan radius


minimal tidak kurang dari 30 cm dan persyaratan minimal dari radius
kabel yang leat harus terpenuhi.

Kabel harusdilengkapi dengan klem penguat atau dapat menggunakan


cable tie dengan ukuran yang sesuai. Pada kondisi tertentu kabel tray
dapat digantikan dengan tangga kabel (cable ladder) atas persetujuan
dari Konsultan MK.
Semua kabel dilengkapi pelana atau dudukan pada posisi tertentu
sepanjang kabel itu terpasang padakabel tray.

Untuk instalasi tunggal (kabel tunggal pada pipa) dapat diletakkan pada
kabel tray juga dengan mengelompokkan instalasi tersebut.

Pada keadaan khusus instalasi kabel tray dapat dilakukan secara


vertical, untuk kebutuhan tersebut instalasi harus dilengkapi dengan
penguat sehingga instalasi tersebut dapat benar-benar menempel
dengan baik dan aman pada kabel tray.
c. Sistem Pemipaan
Secara umum pipa instalasi penerangan maupun kotak kontak
menggunakan pipa Non Metalic seperti HI PVC (High Impact PVC). Pipa
instalasi dapat dipasang pad permukaan atau ditanam dalam dinding dan
diatur sedemikian rupa sehingga secara estetik terlihat cukup baik,
penarikan mulai dari titik instalasi hingga lemari panel. Ukuran dari pipa
instalasi tergantung jumlah kabel instalasi yang melewati pipa tersebut
dan semua memenuhi standard dari PUIL 2000, IEC standard dan VDE,
secara umum ukuran minimal yang digunakan adalah 20mm. Semua
instalasi yang ditanam ataupun disembunyikan hars mendukung sistem
dapat bekerja dengan baik.

Semua pipa instalasi harus memenuhi persyaratan teknis dan harus


memperhatikan juga masalah ventilasi dan buangan dari pipa instalasi.
Semua instalasi pipa menggunakan fitting tekukan (knee) sesuai untuk
peruntukkan itu, junction box tidak disarankan pada instalasi pipa yang
menuju lemari panel. Radius pipa tidak kurang dari persyaratan yang
berlaku dan memenuhi standard IEC, PUIL 2000 dan persyaratan lain
yang berlaku.

Bilamana ada permintaan dari Konsultan untuk menggunakan pipa metal


maka pipa tersebut harus memenuhi dan sesuai dengan standard BS 31
(untuk pipa baja kaku berikut fittingnya), BS 4568 (untuk pipa baja kaku
ulir metric diujungnya) atau BS 731 Part 1 (untuk pipa baja flexible dan
adaptornya). Semua pipa metal harus dipilih yang telah digalvanisasi
(Hot Deep atau Electroplating). Pipa galvanized harus dari type”screw
type joint dengan fitting yang diperkuat dengan screw” serta lengkap
dengan accessorisnya.

Pipa instalasi akan dipasang menempel dipermukaan dinding atau


disembunyikan/ditanam untuk pemasangan dibawah lantai pada
umumnya disimpan pada pasangan adukan dibawah lantai dan melintas
dibawahnya.

Secara umum seluruh sistem instalasi pipa harus lengkap dengan


accessorisnya seperti fitting, klem dan kelengkapan lainnya, sebelum
instalasi kabel ditarik kondisi pipa harus benar-benar bersih. Pipa
instalasi yang terpasang dan tersambung ke panel box, swtch box,
junction bok dan lain-lainnya harus dilengkapi dengan penguat pipa
berupa socket ulir sehingga pipa dapat terpasang dengan kuat
menempel ke panel box. Pipa instalasi harus benar-benar aman
terhubung dengan piranti lain melalui beberapa cara seperti pipa di
sekrup dari dalam, disiapkan soket berulir dan dikencankan dari sisi
dalam dan menggunakan perangkat mekanis hingga berbunyi “klik”
bilamana terhubung (clip on).
Pipa instalasi harus dilengkapi dengan klem pipa dengan jarak sebagai
berikut :
Ukuran Jarak
Interval
20 mm 1.2 m
125 mm 2.0 m
32 mm 2.5 m

Posisi knee/bend terakhir minimal berjarak tidak lebih dari 50 cm


terhadap lemari panel, secara teknis pipa instalasi dapat terpasang
dengan kencang dn kaku.
Junction box atau kotak sambung harus isiapkan untuk pemnggunaan
sambungan atau merubah arah untuk kondisi yang bersifat husus dan
semua harus diinformasikan kepada Konsultan MK.

Junction box hanya terasang menghubungkan satu jalur pipa instalasi,


tidak ada pemasangan junction box di bawah lantai. Untuk pipa instalasi
yang melintas pada junction box harus dilengkapi dengan coupling yang
disediakan oleh pabrik pembuat juga disediakan terminasi untuk
pembumian yang terhubung dengan kabel sistem pembumian.

Ujung pipa instalasi yang disiapkan untuk cadangan instalasi harus


ditutup dengan penutup pipa yang diperuntukkan untuk kebutuhan
tersebut (solid brass plug).

Semua instalasi pemipaan secara keseluruhan harus mendapat


persetujuan dahulu dari Konsultan MK.

Untuk pemasangan di permukaan dinding harus menggunakan klem


dengan pengatur jarak relatip sama/rata, pemasangan menggunakan
sekrup bukan tipe paku. Dimana instalasi pipa harus sedapat mungkin
disembunyikan atau berada pada konstruksi lantai (pada beton/dibawah
pasangan lantai) dengan penguatan instalasi pipa disesuaikan kondisi
lapangan sebelum dipasang harus disetujui dahulu oleh Konsultan MK.

Metal Junction box dari type yang terbaik ketebalan plat minimal 2 mm
dan dilengkapi juga dengan lubang-lubang koneksi untuk pipa masuk
maupun keluar, minimal masing-masing permukaan ada 2 (dua) fasilitas
lubang untuk pipa instalasi. Setiap penyambungan pipa terhadap
Junction box harus rapat dan tipe ulir.

Untuk Junction box yang dipasang diluar bangunan harus mempunyai IP


65, instalasi pipa untuk diluar bangunan harus mempunyai IP 65 juga,
semua harus memenuhi standard yang diterapkan pada spesifikasi teknis
atau gambar.
Semua pipa instalasi terpasang dengan baik dan telah diizinkan oleh
Konsultan MK sehingga tidak mengganggu terhadap disiplin lain.

Dalam satu pipa tidak boleh dilewati lebih dari instalasi 1 (satu) fasa,
tidak ada sambungan kabel dalam pipa instalasi, semua sambungan
instalasi harus dlam junction box.
d. Pipa Flexible
Setiap pipa instalasi yang terhubung dengan peralatan harus dilengkapi
dengan junction box dan dari junction box tersebut dihubungkan ke
peralatan menggunakan “flexible conduit/pipa flexible”. Pipa flexible dari
type PVC dilapisi flexible metal sheet pada sisi luarnya dan dilengkapi
koneksi aapter.

Setiap penyambungan peralatan harus dilengkapi dengan pipa flexible


dengan panjang tidak lebih dari 40 cm untuk setiap titik penyambungan.
Untuk instalasi pembumian dapat dilakukan diluar pipa instalasi yang
terhubung denngan terminasi pembumian peralatan dan ditarik ke panel
box untuk instalasi pembumian tidak perlu menggunakn pipa flexible.
e. Instalasi kabel berpenutup (Cable Trunking)
Kabel trunking harus terbuat dari PVC kaku dan berkualitas tinggi, Kabel
trunking harus dari type tahan sinar matahari langsung dan konstruksi
tahan siraman air hujan. Material kabel trunking harus mampu menahan
panas hingga 650 C. Setiap batang kabel trunking harus mempunyai
kelengkapan fitting sambungan yang baik dan kaku.

Sepanjang instalasi kabel trunking harus dilengkapi dengan penutup


yang baik dan kuat, system penutupan dapat menggunakan “klik system”
atau model sekrup.

Sistem trunking kabel harus lengkap berikut set belokan, pencabangan


dan tekukan dan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diinstalasi dan
kabel yang diinstalasi pada trunking tersebut dapat duduk dengan baik
dan kuat.
Bilamana instalasi kabel trungking dipasang vertical maka harus
mempunyai fasilitas klem setiap jarak 50 cm secara menerus.

Trunking sistem akan terpasang secara menerus seperti halnya sirkuit


listrik dan setiap batang trunking akan terhubung dengan lainnya
bersamaan engan tembaga strip yang terhubung pula antara tembaga
trunking yang satu dengan yang lainnya, hubungan setiap trunking akan
diperkuat dengan sekrup kuningan lengkap dengan ring dan bautnya.

Trunking sistem harus mampumenampung jumlah kabel yang melewati


trunking tersebut dengan ukuran minimum adalah 5 cm. Untuk
acssesories seperti belokan, lengkungan “T” soket harus sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh standard pabrik pembuat. Instalasi
trunkingsecara umum diletakkan diatas plafond lengkap dengan
penggantung serta penguatnya, pada dinding lengkap dengan
klem/support dan semua instalasi trunking harus disetujui dahulu oleh
Konsultan MK.
2.16. Kotak Kontak (SOCKET OUTLETS)
Pemilihan Kotak Kontak untuk memenuhi kebutuhan ini harus memenuhi
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan seperti kotak kontak harus dari type yang
tidak mudah berkarat karena kelembaban yang diakibatkan oleh lingkungan
sekeliling untuk pemasangan instalasi 40 cm dari muka lantai, ketentuan yang
dipersyaratkan seperti disebutkan dibawah ini :
a. 240 Volt, 10 amper, 3 pin (P,N&E) socket outlet sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan IEC 309-2/81, PUIL 2000, standard warna fungsi
catu daya (Full Emergency = merah; Emergency = Abu-abu; Standard =
putih, atau ditentukan kemudian oleh Konsultan MK) harus sama dengan
warna plugnya.
b. 240 Volt, 16 amper, 3 pin (P,N&E) socket outlet sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dipesyaratkan IEC 309-2/81, PUIL 2000, standard warna fungsi
catu daya (Full Emergency = merah; Emergency = Abu-abu; Standard =
putih, atau ditentukan kemudian oleh Konsultan MK) harus sama dengan
warna plugnya.
c. 400 Volt, 10A s/d 63A, 5 pin (P,N& E) kotak kontak dilengkapi dengan
penutup sistem mekanik interlock, dimana bilamana plug dimasukan maka
plug tersebut secara otomatis akan terkunci. Untuk kotak kontak 3 fasa
warna adalah menunjukkan besaran rating kapasitas dari kotak kontak.
Semua kotak kontak 3 fasa berikut plugnya harus sesuai dengan standard
IEC 309-2/81, PUIL 2000 and VDE.
d. Untuk kebutuhan-kebutuhan khusus kotak kontak harus dilengkapi juga
dengan fasiltas “Eart Leakage Circuit Breaker” dengan arus pengaman 30
mamper seperti penggunaan di R. Operasi yang digunakan untuk mencatu
X-Ray mobile, Storage dimana X-Ray mobile diletakan.
2.17. SAKELAR PENERANGAN (LIGHTING SWITCHES)
Saklar yang dipasang harus rata permukaan dan box menggunakan type metal
box yang telah di galvanized kelas terbaik. Jumlah dan ukuran box harus
sesuai dengan kebutuhan dimana saklar tersebut ditempatkan dan harus dapat
menampung jumlah saklar hingga dari yang multi gang.

Sakelar untuk penggunaan diluar (exterior type) harus dari type tahan air
berikut material boxnya, disarankan type exterior dipilih saklar rotary (operasi
dengan memutar) atau dengan cara lain yang disetujui. Bilamana instalasi
saklar dipasang menempel pada dinding maka instalasi pipa harus
disembunyikan dengan baik.

Saklar yang dipasang minimal harus memenuhi standard IEC 364-3-1, PUIL
2000 dan VDE. Saklar harus type instalasi rata dinding, hevy duty moulded
thermo plastic, warna saklar tergantung kebutuhan (harap disesuaikan setelah
mendpat persetujuan Konsultan MK), pemasangan pada metal box harus type
sekrup (type cakar ttidak akan mendapat persetujuan), dapat dipasang
indicator lamp bilamana diperlukan.

Sangat harus diperhatikan adalah meletakan saklar harus betul-betul tegak


lurus terhadap garis referensi berupa garis dinding, lantai, garis keramik dan
garis referensi terdekat, posisi cover saklar harus sepenuhnya menutupi metal
box sehingga betul-betul sepenuhnya garis garis cover yang terlihat
dipermukaan dinding, bilamana terdapat kesulitan pada pemasangan harus
dikoordinasikan dengan Konsultan MK.

Secara umum perletakan saklar adalah minimal 1.50 meter dari permukaan
lantai atau disesuaikan dengan kondisi lapangan yang mempunyai kendala
referensi khusus (missal pada dinding berkeramik harus diletakan pada sudut
keramik sehingga akhiran dari saklar harus sama dengan akhiran dari keramik).

Jumlah lampu pada satu sirkuit yang melewati satu saklar dengan rating
kapasitas 10A maka arus yang boleh lewat pada saklar tersebut adalah tidak
boleh melebihi dari 8A (setelah dihitung dengan eff. 0,8). Penggunaan/distribusi
saklar terhadap titik lampu harus dibuat sedemikian rupa sehingga saklar
mengatur penyalaan/mematikan lampu secara merata pencahayaan pada
ruang tersebut.
2.18. FITTING LAMPU (LIGHTING FITTING)
Fitting lampu harus terpasang secara lengkap dengan support, penggantung,
penyuambung flexible, dan connector. Semua kabel tersambung dengan
jaringan instalasi sirkuit pada fixture lampu dengan menggunakan kabel flexible
tahan panas dengan ukuran minimum 1,5 mm2 dengan isolasi “silicon rubber”.

Koneksi lampu ke sirkuit instalasi lampu menggunakn lubang lampu yangdiberi


shield/pengaman karet pada lubang keluar kabel dan dari lubang tersebut
masuk ke plafonddan melalui kabel yang masuk pipa instalasi fleksible
menyambung ke junction box.

Sistem pembumian untuk fitting lampu harus menggunakan kabel terpisah


untuk dihubungkan dengan terminal pembumian.

Untuk fitting lampu neon/fluorescent harus dilengkapi dengan 2 fitting yang


terpasang di masing-masing ujung lampu.

Untuk semua fixture lampu yang digantung harus menggunakan penggantung


yang baik dan terpasang dengan pol tali yang menggenggam/mencengkeram
sedangkan untuk fixture lampu terbuka atau pasangan dinding harus dengan
cara yang sesuai untuk pasangan inding. Semua fitting lampu neon/fluorescent
harus type sarung bayonet.

Fixture lampu dan kelengkapannya harus terpasang sesuai dengan skedul


waktu instalasi yang telah di koordinasikan dengan disiplin lain untuk menjaga
agar pemasangan fixture lampu mengganggu program pekerjaan lain.
Pemasangan material lampu, cover,diffuser dan kelengkapan lain sebainya
dipasang setelah pekerjaan pemasangan fixture lampu berikut pemasangan
plafond telah selesei secara lengkap.

Semua fixture lampu harus benar-benar bersih dari debu, cat, minyak dll baik
sisi luar maupun sisi dalamnya. Semua fixture lampu yang terpasang
harussesuai dengan type fixture lampu yang ditawarkan atau direncanakan dan
sesuai dengan katalog yang diajukan.

Semua fixture lampu dan tabung lampunya yang terpasang adalah benar-benar
sesuai dengan pabrik pembuat yang diajukan dan telah mendapat persetujuan
dari konsultan atau tenaga ahli baik type dan bentuknya.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan pemasangan fixture


lampu dan semua lampu benar-benar sesuai dengan spesifikasi teknis yang
diajukan, lampu fluorescent yang terpasang dalam kondisi 100% baru. Semua
kualitas pemasangan maupun kualitas dari fixture lampu dinilai terhitung pada
saat penanda tegangan penyerahan pekerjaan.

Konstruksi atau type lampu sesuai untuk pemasangan daerah tropis.


2.19. LAMPU EMERGENCY (EMERGENCY LIGHTINGS)
Unit pemilihan lampu emergency yang disediakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari konsultan atau tenaga ahli, kuat cahaya yang dihasilkan
harus sesuai dengan standard IEC 598-2-22.

Lampu emergency harus dari type yang mempunyai kelengkapan self


contained, Tabular lamp, battery, charger dan mains failure relay.
Unit lampu harus dapat bekerja secara otomatis menyala apabila catu daya
dari PLN jatuh/mati dan juga secara otomatis pula bilamana catu daya PLN
kembali nyala akan mengisi kembali battery agar kembali ke posisi stand-by.
Charger battery harus dilengkapi “cut-out” apabila kapasitas battery telah
mencapai 100%.
2.20. SYSTEM PEMBUMIAN SECARA UMUM
Semua peralatan listrik mulai dari panel TM, Panel TR, Trafo, peralatan listrik
dan semua material metal yang menggunakan catu daya listrik harus terhubung
secara menerus dengan sistem pembumian. Untuk menjaga agar semua
material listrik itu berada pada kondisi aman dari tegangan sentuh maka semua
harus dihubungkan dengan titik pembumian bilamana pada posisi normal
sebagai contoh : circuit breaker isolasi, lemari panel juga pintu metal pada
gardu.
a. Sistem Pembumian (Earth System)
Sistem pembumian harus memenuhi standard IEC PUBLICATION 364-5-
54, PUIL 2000. Plat tembaga pembumian pada area sistem 20 kV minimum
50mm x 6 mm sedangkan pada area sistem 400V minimal 36mm x 5mm.

Semua material metal yang tidak dialiri arus listrik harus benar-benar
terhubung dengan terminal sistem pembumian dengan baik, semua
penjelasan tersebut diatas sudah tertuang dalam kontrak pekerjaan
sehingga semua ketentuan sudah termasuk dalam tanggung jawab
kontaraktor.

Selimut baja dari kabel distribusi harus benar-benar terhubung dengan baik
pada terminal sistem pembumian baik dalam panel maupun pada sistem
pembumian yang terpisah terkecuali pembumian dari sumber daya
emergency/gen-set. Untuk sistem sumber daya genset yang bersifat stand-
by, sistem pembumian gen-set harus terisolasi terhadap sistem pembumian
jaringan. Bilamana selimut metal kabel sulit untuk dihubungkan langsung
maka kontraktor berkewajiban membuatkan sistem kontak tambahan yang
terpisah terbuat dari tembaga sehingga selimut dari kabel tersebut dapat
terhubung dengan sistem pembumian dengan baik dan benar.
Bilamana selimut lembaran metal kabel terhubung dengan sistem
pembumian maka hasil pengukuran tidak boleh lebih dari 1 ohm, bilamana
tidak tercapai maka akan dibuatkan kembali tambahan terminasi yang
dipasang secara paralel.

Sangat perlu diperhatikan adalah continuity hubungan pembumian dari


peralatan terhadap sistem pembumian secara keseluruhan (equipotential
concept) dimana secara konsep sistem pembumian yang dianut adlh
menyamakan potential disetiap titik, sehingga hubungan yang satu dengan
yang lainnya benar-benar terhubung dengan baik. Penambahan jepitan
kontak pembumian perlu ditambahkan bilamana memang diperlukan, setiap
titik pembumian pada batang tembaga terminasi harus disiapkan cadangan
lubang untuk terminasi pembumian bilamana diperlukan dikemudian hari.

Batang tembaga pembumian harus diamankan terhadap kemungkianan


korosi dan harus dilengkapi juga terminal pengetesan/pengukuran. Batang
tembaga tersebut dipasang pada dinding dengn ketinggian minimal 40 cm
dari muka lantai dilengkapi dudukan berupa isolator dan sepanjang batang
tembaga diberi lubang lengkap dengan ring, mur-baut dan sepatu kabel.

Koneksi menggunakan sepatu kabel yang dikencangkan oleh mur-baut


pada batang tembaga tersebut. Koneksi dari batang tembaga ke sistem
pembumian harus dapat dibuka agar secara periodic dapat dilakukan
pengukuran dan pembersihan koneksi agar dapat dibersihkan dari sifat-sifat
korosi.

Sistem koneksi harus benar-benar sesuai dengan persyaratan koneksi


untuk sistem pembumian.

Semua penggalian, urug kembali dan pemasangan BCC 50mm2 untuk


sistem pembumian di site berikut bak-bak kontrol sesuai gmbar kerja
merupakan tanggung jawab kontraktor secara keseluruhan.
Sebagai kelengkapan dan persyartan kontraktor berkewajiban membuat
catatan rekaman data-data instalasi pembumian secara keseluruhan dan
data tersebut harus didokumentasi dan dimasukkan dalam laporan
penyerahan pekerjaan dikemudian hari. Perizinan dari Departemen terkait
berikut biaya administrasi adalah merupakan bagian dari kontrak kerja
kontraktor bersangkutan. Setiap segment pekerjaan pembumian harus
dibuat laporan pengetesan selain dokumentasi pekerjaan dan semua
terlampir pada laporan dan ditanda tangani oleh pihak Kontraktor, Pengelola
teknis, Pemberi tugas, Konsultan MK dan Konsultan Perencana.

Kontraktor harus menyiapkan semua peralatan yang diperlukan pada saat


pengetesan, peralatan pengukuran yang igunakan harus benar-benar
sesuai untuk keperluan tersebut.

b. Posisi dari cincin Pembumian (Ring Earth System)


Sistem pembumian/Earthing harus terhubung dengan baik, selain
pembumian dalam bangunan harus terhubung juga dengan sistem
pembumian keseluruhan bangunan (ring grounding). Ring grounding adalah
BCC 50 mm2 tertanam sedalam 80 cm ditanam mengelilingi bangunan dan
interkoneksi juga dengansistem pembumian secara keseluruhan stie
(equipotential earthing system).

Pembumian yangdiletakkan/ditanam disekelilingbangunan akan berada


sangat dekat dengan bangunan sehingga memudahkan penyambungan ke
rumah panel bangunan ataupun peralatan lain yang membutuhkan
sambungan ke sistem pembumian tersebut.

Pada jarak tertentu atau pada ujung koneksi ke bangunan akan diletakkan
titik sambungan yang diletakkan dalam bak kontrol terbuat dari beton ringan
sehingga bila diperlukan bisa dilakukan pengetesan/pengukuran besaran
tahanan pembumian secara rutin.

Bak kontrol beton ringan harus dilengkapi dengan penutup yang dapat
dibuka dan pada bak kontrol tersebut adanya koneksi pembumian ke
bangunan dengan sistem pembumian seluruh area site. Level permukaan
bak kontrol sama rata dengan elevasi tanah sekelilingnya.

Besaran BCC antara pembumian bangunan dan sistem interkoneksi


pembumian harus dengan ukuran yang sama (BCC 50mm2) dan pada bak
kontrol tersebut diletakkan titik test link.

Klem koneksi, baut, baut pengunci dan ring harus terbuat dari bahan
oerunggu ataubahan lain yang disetujui oleh Konsultan MK.

Plat tembaga penghubung sistem pembumian harus tersambung dengan


cara “Pengelasan temperatur rendah” sehingga hubungan BCC dengan plat
penghubung dapat tersambung dengan baik, pada titik test link dapat
dipasang “U” klem sehingga plat strip dapat tersambung dengan sistem
pembumian dengan mengencankan baut-baut pada “U” klem tersebut.

Pada sambungan “U” klem tersebut setiap saat dapat dilakukan


pengujian/pengetesan secara periodik.

Pada area koneksi/test link harus dilengkapi juga pengaman terhadap


korosi dengan menggunakan pasta untuk kebutuhan tersebut, sebelum
dilaksanakan pemasangan pasta harus diajukan dahulu kepada Konsultan
MK untuk mendapat persetujuan terlebih dahulu.

2.21. BATTERY UNITS


Battery dan charger set harus diletakan pada satu lemari panel yang cukup
ventilasinya dan diletakan pada satu base/dasar yang kuat dan diletakan
diatas lantai, posisi battery ditempatkan pada dasar lemari panel.

Unit battery & charger terpasang secara lengkap berikut pengaturan


tegangan konstan output dengan tegangan kerja 240V AC, 1 fasa, 50 Hz.
Charger harus mampu bekerja pada rating beban normal terus menerus.
Charger di design dapat menjaga tegangan output konstan ± 3% dan tidak
tergantung dari fluktuasi tegangan input.
Peralatan dari Charger battery terdiri dari :

1 bh Supply ON Indicating Lamp


1 bh ON/OFF Swicth
1 bh Cahrger Ammeter
1 bh Capacity of Ampere hour meter
1 bh OFF/FLOAT/BOOST Switch
1 bh Charger failure alarm relay and lamp
1 bh Of cable terminals and fuses
Battery
dipilih type sturktur Nickel Cadmium dengan elektrolit alkalinedan wadah dari
thermo plastik atau Terpolimer ABS (Akrilonitril, Butadien, Stiren).

Battery harus mempunyai kapasitas ampere jam dan pada jaringan output
dari battery harus dilenngkapi dengan meter yang menyatakan kapasitas
dari battery tersebut dalam % dan coil cut off bila kapasitas telah mencapai
100% sehingga bilamana terjadi arus charging tidak berlebihan.

Tegangan dari battery/charger harus diset pada tegangan 12V DC


disesuaikan dengan kebutuhan. Set alat yang disediakan harus dari type 1
fasa.

PASAL 3

PEKERJAAN PENGUJIAN DAN BIAYA PEMERIKSAAN

Kontraktor harus melengkapi sertifikat hasil pengujian semua pekerjaan. Sertifikat test
sudah termasuk data kemampuan personil dan data kemampuan kontraktor seperti tes
beban termasuk didalamnya penyediaan pompa, generator, diesel motor, trafo dan
switchgear.

Kontraktor harus menyertakan laporan metoda pengetesan peralatan dari pabrik dan
harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.

Semua yang termasuk dalam penawaran kontraktor adalah pekerjaan-pekerjaan


sebagai berikut : semua pekerjaan pengetesan, pekerjaan pembangunan yang sifatnya
sementara, penyediaan bahan-bahan bekas buang untuk instalasi, bahan bakar untuk
power selama proyek, alat ukur, biaya untuk pengetesan ataupun inspeksi peralatan
selama persiapan untuk mendapatkan sertifikat dari pabrik.

3.1. PERALATAN UNTUK MENGETES


Pabrik pembuat peralatan akan menyediakan tenaga ahli untuk melakukan
pengujian dan pengetesan secara baik dan akurat terhadap peralatan
pengukuran, semua biaya untuk pengujian tersebut sudah menjadi tanggung
jawab kontraktor bersangkutan.
kWH meter harus diperiksa putarannya, benar dan sesuai fungsinya.
Pengetesan unit harus secara teliti, kWH meter tidak boleh bekerja
berdasarkan input tegangan langsung akan tetapi bekerja berdasarkan
perbandingan tegangan yang dikeluarkan transformer sehingga bilamana
tegangan input di sisi primer jatuh maka disisi sekunderpun harus mati.
3.2. SERTIFIKAT PENGETESAN
Sertifikat test berikut data hasil test secara elektrik maupun mekanik dari pabrik
peralatan bersangkutan harus disertakan seperti : Tangki, kabel, tangki tekan,
Generator, trafo dll.
Foto copy sertifikat test uji tekan juga harus disertakan.
Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu semua rencana pengetesan
semua item pekerjaan kepada Konsultan MK untuk mendapat persetujuan dan
juga Kontraktor menjamin semua pengetesan sesuai proseduredari pabrik
pembuat.
Foto copy sertifikat pengetesan secar garis besar termasuk juga dalam
“instruction manual” untuk perawatan dan pemeliharaan.
3.3. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
kWH meter harus diperiksa putarannya, benar dan sesuai fungsinya.
Pengetesan unit harus secara teliti, kWH meter tidak boleh bekerja
berdasarkan input tegangan langsung akan tetapi bekerja berdasarkan akan
tetapi bekerja berdasarkan perbandingan tegangan yang dikeluarkan
transformer sehingga bilamana tegangan input di sisi primer jatuh maka disisi
sekunderpun harus mati.
3.4. INSPEKSI PEKERJAAN DAN GARANSI
Semua skedul pengadaan berikut dari peralatan tertentu yang dipasang harus
dilengkapi dengan segera sesuai dengan persyaratan teknis, semua
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kontrak pekerjaan dan telah
diperiksa serta disetujui oleh Konsultan MK.

Semua peralatan listrik harus sudah dilengkapi oleh sertifikat pengetesan dari
pabrik pembuat serta mampu bekerja untuk daerah tropis (temperature kerja +/-
400 C).
Semua laporan pengetesan berikut foto copy sertifikat yang berisi laporn hasil
standard pengetesan jaminan garansi dari pabrik untuk peralatan-peralatan
sebagai berikut :
a. Pompa-pompa
b. Motor listrik sesuai penggunaan
c. Diesel Alternator set
d. Panel Kontrol
e. Transformers
f. Alat pengangkat, pengankut serta peralatan bantu lainnya.

Inspeksi, pengujian ataupun pengetesan peralatan merupakan kewajiban


kontraktor untuk melakukannya bekerjasama dengan penyalur dan pabrik
pembuat.

Semua foto copy sertifikat laporan pengetesan dari pabrik harus diserahkan
dan mendapat persetujuanm Konsultan MK.

Bilamana dalam pengujian peralatan ternyata tidak mungkin dapat memenuhi


standard minimal pengujian maka dengan sepengetahuan Konsultan MK akan
dicarikan material pengganti yang memenuhi syarat, sekalipun demikian pabrik
pembuat harus dapat memenuhi persyaratan teknis minimal yang
dipersyaratkan dan standard pengujian peralatan harus dilakukan dan
dibuatkan sertifikat laporan pengujian secara lengkap dan detail.

Bilamana setelah, pengujian atau testing ada peralatan atau material tidak
memenuhi persyaratan teknis atau cacat maka Konsultan MK dapat menolak
peralatan/material tersebut. Pabrik pembuat dapat menggantinya dengan
peralatan/material baru dan harus dilakukan kembali pengujian/test peralatan
baru tersebut hingga memenuhi persyaratan teknis yang berlaku, semua biaya
akibat dari rusak/tidak memenuhi persyaratan merupakan tanggung jawab
pabrik/kontraktor.

Semua peralatan/material yang telah lulus pengujian harus dibuatkan laporan


tertulis oleh Kontraktor dan ditanda tangani oleh Konsultan MK/Konsultan
Perencana.

3.5. POMPA-POMPA
Dengan menyaksikan pengujian pompa di pabrik/workshop Konsultan MK akan
mendapat jaminan kapan pompa sampai dilapangan, karakteristik pompa
menyangkut “head performance”, kW input efisiensi pompa dan dengan
menyaksikan pengujian tersebut diatas Konsultan MK mendapat jaminan
tentang kehandalan unit baik secara mekanis maupun elektris dan
kemampuan-kemampuan lain yang telah memenuhi persyaratan.

Sebaiknya pengujian pompa menggunakan perangkat motor bawaannya,


bilamana karakteristik pompa dengan menggunakan motor bawaannya tidak
tercapai maka pabrik harus segera mencoba dengan motor lainnya sehingga
karakteristik pompa sesuai dengan yang diinginkan oleh Konsultan
MK/Konsultan Perencana. Semua perubahan dari pompa penggerak pompa
akibat dari pengujian tersebut akan dilaporkan dalam suatu berita acara
pengujian yang ditanda tangani oleh Konsultan MK. Semua biaya akibat hasil
pengujian tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

Pabrik berkewajiban memberikan saran-saran yang terbaik bilamana hasil


pengujian tidak tercapai akan tetapi tidak boleh merubah kualitas peralatan
yang telah tertera pada spesifikasi teknis.

3.6. MOTOR PENGGERAK POMPA


Untuk motor pompa submersible harus dilakukan pengujian kemampuan
secara lengkap dan pengujian itu harus disaksikan oleh Konsultan MK atau
tenaga ahli di pabrik/workshop pembuatnya. Motor dengan kapasitas 5,5 kW
sampai dengan 22 kW harus dilakukan pengetesan di workshop/pabrik dengan
pengawasan dari Konsultan MK.
Pengujian motor sesuai persyaratan standard BS 4999. Pengujian secara
menyeluruh yang menyangkut efisiensi dan garansi dari pabrik pembuat. Setiap
motor yang dipasang harus disertakan sertifikat dari pabrik sesuai dengan
besaran motornya.
3.7. DINAMO ARUS BOLAK BALIK (ALTERNATOR)
Semua dynamo arus bolak balik (alternators) diuji secara terpisah sesuai
dengan BS 4999 berupa standard pengujian tersendiri, yang menyatakan
efisiensi dan karakter dari mesin pada pengujian input atau output test. Dinamo
arus bolak balik yang mendapat catu utama berupa AC (Alternating Current)
atau DC (Direct Current) sehingga arus masukan dapat terukur yang khirnya
dapat diketahui berapa besaran output dari dynamo bolak balik tersebut.

Setelah laporan pengujian dari pabrik yang menyatakan besaran dari


alterenator, efisiensi yang didapat, performa dari dynamo sudah memenuhi
maka Konsultan MK segera mengijinkan pabrik/supplier untuk mendatangkan
unit alternator tersebut.
3.8. DIESEL ARTENATOR SET
Setelah pengujian secara individu dan data teknis sudah dicantumkan pada
unit secara lengkap berikut peralatan bantunya, alternator dapat dinyatakan
telah melewati uji fungsi dan dinyatakan dapat dipasang/dikirim di proyek,
semua pekerjaan tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK.

Berdasarkan konfirmasi tersebut diatas makan diesel Alternator set berikut


kelengkapannya dapat dipasang dan dilakukan test uji fungsi.
3.9. PANEL KONTROL
Setelah semua unit switch gear control gear telah terbangun dan telah
memenuhi pengujian sesuai standard BS 587 dan siap untuk dioperasikan
maka semua sistem operasi harus disiapkan berupa diagram listrik berikut
diagram kontrol. Diagram listrik dan kontrol harus diajukan dahulu kepada
Konsultan MK untuk mendapat persetujuan. Setelah terbangun dan diletakan
pada pondasinya maka pengujian yang harus dipenuhi adalah :
a. Melakukan “Primary injection test” kepada sistem kontrol sehingga dapat
memperlihatkan sistem kontrol benar-benar dapat mengoperasikan relay
pengaman arus dan kumparan penggerak operasi (starting unit) berikut
pengesetan kontrol dapat berjalan dengan baik.
b. Pengujian stabilitas arus bocor antara fasa dengan pembumian yang
menggunakan catu daya primary sebagai trigger/pemicu. Harus
memperhatikan kemampuan kabel yang terpasang terhadap beban yang
harus ditanggung oleh besaran kabel yang terpasang tersebut. Dan harus
dilakukan pengujian polaritas kabel sebelum dilakukan uji fungsi.
c. Pengujian sistem kontrol relay utama pada normal tegangan operasi berikut
sistem kontrol secara keseluruhan.
d. Periksa kebenaran urutan operasi dari sirkuit kontrol utama berkomunikasi
dengan unit kontrol local pada tegangan kerja normal dan lakukan simulasi
operasi dari posisi “remote control” /alat kontrol jarak jauh.

3.10. CIRCUIT BREAKERS


Semua Circuit Breaker harus memenuhi pengujian sebagai berikut :
a. “Quick make” dan “quick break” test, Mili-Volt drop test dan test mekanis.
b. Memastikan bahwa kumparan penutup catu daya DC dan pentupan
kumparan Circuit Breaker masih bekerja pada 80% tegangan nominal dan
tidak pula terjadi gangguan pada kumparan bila tegangan mencapai 120%
dari tegangan nominal.
Juga memastikan bahwa kumparan “Trip” bekerja pada 50% tegangan
nominal.
c. Kemampuan loading and unloading Circuit Breaker yang “withdrawable”
baik secara mekanis dan elektris dapat bekerja dengan baik, indikator, kunci
dan kelengkapannyadapat bekerja dengan baik.
Contoh pengujian misalnya pengujian pembebanan pada setiap panel harus
dilakukan.
3.11. TANGKI BAHAN BAKAR (FUEL TANKS)
Sebelum tangki dikirim kelapangan, harus diperhatikan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tangki bahan bakar bulanan harus diuji tekan hingga 0,7N/mm selama 1 x
24 jam dan dari hasil uji tersebut menyatakan tangki tidak mengalami
penurunan tekanan maka tangki dinyatakan tidak bocor dan dinyatakan
lulus. Pernyataan lulus disertakan dalam sertifikat pengujian tangki dari
pabrik pembuat.
b. Tangki bahan bakar harian harus diuji tekan hingga 0,4N/mm selama 1 x 24
jam dan dari hasil uji tersebut menyatakan tangki tidak mengalami
penurunan tekanan maka tangki dinyatakan tidak bocor dan dinyatakan
lulus. Pernyataan lulus di sertakan dalam sertifikat pengujian tangki dari
pabrik pembuat.

3.12. KABEL (CABLES)


Semua kabel arus kuat yang ber-“armour” ataupun tanpa “ermour” harus
mengikuti test sesuai persyaratan yang ditentukan dalam British Standard, VDE
standard, PUIL 2000 dan persyaratan lain yang setara.
Test sertifikat akan dipasang pada drum masing-masing kabel atau tertulis
disepanjang kabel.
Sertifikat pengujian yng tercantum pada masing-masing drum kabel dan yang
tertulis disepanjang kabel adalah meliputi :
a. Test isolasi tegangan tinggi DC (Arus Searah) antara kabel fasa dengan
kabel fasa, kabel fasa dengan netral, semua kabel dengan metal
sheet/armour, semua kabel dengan sistem pembumian.
b. Pengujian tahanan isolasi.
c. Kontinuity test setiap urat kabel dan penandaan setiap urat kabel.
d. Pengujian tahanan konduktivitas.

3.13. SAKLAR TEKAN DAN INDIKATOR TEKANAN


Semua saklar tekanan, alat pengukur tekanan ± harus memenuhi test rutin
sesuai spesifikasi teknis dari “British Standard”.
Sertifikat uji fungsi harus ada untuk setiap peralatan.

3.14. KOORDINASI PENGUJIAN LAPANGAN


Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap rencana uji fungsi dilapangan,
menyiapkan semua persyaratan administrative dan mengundang semua
instansi terkait dan menyiapkan alat-alat pengujian secara lengkap dan
memenuhi persyaratan.
3.15. PENGUJIAN KABEL PADA SAAT PEMBANGUNAN
Sepanjang periode pelaksanaan instalasi Konsultan MK akan melakukan
pemeriksaan seluruh pekerjaan apakah sesuai dengan spesifikasi teknis atau
tidak. Dan bilamana dalam inspeksi tersebut ditemukan suatu pekerjaan tidak
sesuai dengan persyaratan atau pelaksanaannya kurang baik menurut
Konsultan MK maka Kontraktor dalam hal ini Pekerja/mandor harus segera
memperbaiki dan melaporkan kembali kepada Konsultan MK bahwa pekerjaan
tersebut telah diperbaiki dan sesuai spesifikasi teknis. Semua perbaikan
tersebut harus dibuatkan berita acara secara tertulis dan ditanda tangani oleh
Konsultan MK yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut dapat diterima.
Kontraktor harus menyiapkan :
a. Peralatan untuk pengujian DC (Arus Searah) Tegangan Tinggi (dilakukan
pengujian setelah kabel diisolasi terhadap sistem), tegangan uji : 11.000
volt. Pengukuran tegangan tembus dilakukan yaitu antara kabel fasa
dengan fasa dan kabel dengan pembungkus :
Antara kabel 34 M ohm
Antara kabel dengan pembungkus 25 M ohm
b. Melakukan pengujian fasa setiap ujung kabel dengan menggunakan
peralatan “Phasing sequence tester” sehingga akan menghasilkan standard
warna kabel unuk masing-masing urat kabel.
c. Melakukan pengujian tahanan isolasi dengan menggunakan alat “Insulation
tester” (Marger) 1000 volt
d. Melakukan pengujian “Ground Resistivity tes” pada titik batang pembumian
dengan menggunakan alat ukur yang diperuntukkan untuk mengukur
hambatan titik pembumian (alat ukur yang digunakan adalah meter
“Jembatan Wheatstone”).

Bilamana ditemukan satu kegagalan pada pengujian peralatan maka Pabrik


berkewajiban melakukan pengujian kembali pada waktu yang ditentukan
kemudian dengan metoda dan kondisi yang sama.

Semua hasil pengujian harus dibuatkan berita acara pengujian yang berisi
tempat, tanggal, nama alat yang diuji, peralatan uji yang digunakan dan ditanda
tangani oleh Konsultan MK dan instansi terkait.
3.16. PENGUJIAN LAPANGAN
Setelah dibangun secara lengkap Kontraktor akan melakukan pengujian dari
semua item pekerjaan berikut peralatannya, item pekerjaan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Pengujian semua peralatan dan fungsi sistem yang akan dilakukan oleh
staff Kontraktor yang berkualitas dan sesuai dengan kemampuan
disiplinnya.
b. Penyiapan bahan habis pakai sudah termasuk dalam tanggung jawab
Kontraktor seperti : bahan bakar, pelumas, air kerja, izin-izin, listrik kerja dll.
c. Semua pengukuran, alat ukur untuk pengujian /test serta kelengkapannya
sehingga uji fungsi dapat dipenuhi.
d. Menyiapkan beban static untuk pengujian pembebanan berikut peralatan-
peralatan penunjang lainnya seperti : alat pembawa, alat pengangkat dan
alat ukur beban.
e. Semua peralatan untuk pengujian tangki bulanan dan harian dari bahan
bakar Generator-set berikut bahan bekas pakai yang diperlukan dalam
pengujian dan perlengkapan bantunya.

Semua pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dibawah


pengawasan Konsultan MK, Staff Teknis dari pemilik proyek dan tenaga ahli,
pengetesan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Alat Pengangkat
Masing-masing peralatan pengangkat seperti rel dan balok harus sudah
mengalami pengetesan dilapangan dengan hasil pengujian adalah alat yang
diuji harus mempunyai kemampuan minimal 25% diatas kemampuan yang
dicantumkan semua pengujian dicatat pada laporan pengujian material.
b. Kabel-kabel
Uji semua kabel terhadap kontinuitas kabel, armour dan periksa kondisi
selimut PVC sepanjang kabel. Kabel harus diuji juga dengan DC High
Voltage Test yang sesuai dengan type dan jenis kabel.
c. Pompa-pompa
Masing-masing unit pompa harus diuji kapasitas, tinggi tekan, daya listrik
dan kehandalan.
d. Unit perlatan
Semua unit peralatan harus diuji sesuai peruntukannya seperti harus stabil,
bebas getaran pada saat beroperasi penuh dan handal produnya.
e. Panel kontrol dan panel distribusi
Masing-masing panel dapat bekerja dengan baik dan dapat bekerja sesuai
dengan pengendalian peralatan. Semua peralatan pemutus, sikring saklar
dan circuit breaker telah diuji fungsi kerjanya. Semua pemasangan kabel
sesuai dengan peruntukan fasanya.
f. Tangki penyimpanan bahan bakar
Setelah diletakan pada tempatnya dan dipasang perlengkapannya tangki
harus benar-benar telah mengalami pengujian tekan sebesar 0.7N/mm2 dan
pada instalasi tidak terjadi penyimpangan ataupun kebocoran.
g. Sistem pembumian
Uji hambatn (resistansi)di sistem pembumian dan elektroda pembumian
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
h. Diesel generator-set
Masing-masing peralatan diuji sepenuhnya berdasarkan fungsi dan urutan

3.17. PENGAWASAN PEKERJAAN


Kontraktor harus menempatkan tenaga pengwas yang cakap dalam melakukan
instalasi peralatan agar menghasilkan pekerjaan yang terbaik dan maksimal,
sebelum melakukan pekerjan instalasi ataupun melakukan pengujian kontraktor
harus mengajukan terlebih dahulu izin pekerjaan berikut menyampaikan shop
drawing (gambar kerja) untuk disetujui. Pengajuan izin kerja harus diajukan
minimal 7 (tujuh) hari kerja sebelum kontraktor akan melaksanakan
pekerjaannya, semua pekerjaan tanpa izin kerja maka konsultan berhak
memberhentikan pekerjaan tersebut.
Kontraktor harus menyiapkan tenaga engineering dan pemeliharaan peralatan
dilapangan secara lengkap sehingga dapat membantu berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan secara baik dan bekesinambungan.
Penyediaan suku cadang, peralatan dan bahan habis pakai harus disiapkan
oeh kontraktor, semua kebuuhan itu harus dilaporkan kepada konsultan
pengawas dalam laporan mingguan sehingga penunjang keberlangsungan
pekerjaan dapat selalu terawasi.
3.18. PENGECETAN AKHIR
Semua peralatan yang telah di cat dan kemudian dilakukan pengujian hingga
terdapat cacat-cacat akibat tahap pengujian tersebut maka Kontraktor
berkewajiban mengecat kembali peralatan tersebut sesuai dengan aslinya baik
warna, kualitas cat dan sesuai spesifikasi teknis. Semua pekerjaan tersebut
harus mendapat izin dan pengawasan dari pihak Konsultan MK.

3.19. KEGAGALAN PEKERJAAN


Bilamana hasil pengujian ataupun peralatan yang dipasang mengalami
kegagalan dan tidak berhasil sesuai persyaratan teknis maka kontraktor harus
memperbaiki atau mengganti alat tersebut atas biaya kontraktor atau kontraktor
akan memodifikasi sistem tersebut atas izin dari Konsultan MK sehingga akan
menghasilkan hasil pekerjaan sesuai performa yang diinginkan.
Setelah semua dilakukan penyesuaian dilaksanakan maka harus dilakukan
kembali pengujian sistem bersam-sama, setelah pengujian dilaksanakan dan
menghasilkan pekerjaan sesuai performa yang diinginkan maka semua akn
dibuatkan berita acara pemeriksaan dan ditandatangani bersama.
Bilamana jaminan performa dari alat dari awal hingga setelah dimodifikasi
masih tidak memenuhi persyaratan teknis yang diizinkan maka Konsultan MK
berhak menolak pekerjaan tersebut.

PASAL 4
SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


Umum :
a. Penyediaan jasa listrik dan distribusi (dari 600V ke bawah) sesuai dengan
persyaratan kerja pada dokumen kontrak.
b. Mengacu kepada Dasar Kebutuhan Listrik secara umum dan kebutuhan
lainnya yang sesuai dengan sertifikasi jaminan kualitas dan
pemeliharaannya.

4.2. REFERENSI
Tambahan persyaratan yang berdasarkan kebutuhan mengacu kepada aturan
dan spesifikasi teknis yang berlaku.

4.3. URAIAN SISTEM


a. Pelayanan Distribusi Listrik bekerja pada sistem tegangan 400/230V, fasa,
sistem 4 kawat, 50 Hz yang secara umum distribusi listrik seluruh bangunan
akan dilayani oleh LV-MDP (Low Voltage Main DistributionPanel).
b. Secara umum adalah pekerjaan-pekerjaan penunjang lainnya yang
berkaitan dengan sistem distribusi listrik yang tercantum dalam perjanjian
kerja yang tercantum dalam dokumen Kontrak.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) : Kontraktor harus menyiapkan
gambar pelaksanaan berupa detail pemasangan, ukuran, diagram sesuai
pekerjaan yang akan dikerjakan. Gambar pelaksanaan harus baru dan
disiapkan oleh Kontraktor tidak boleh menggunakan fotocopy/reproduksi
dari gambar kalkir Arsitek. Dalam mempersiapkan gambar pelaksanaan
keterangan dan dimensi dari detail gambar harus jelas dan lengkap dan
memungkinkan digabunkan dengan gambar pelaksanaan yang lainnya
bilamana diperlukan. Gambar danah untuk pelaksanaan harus
menggambarkan sistem yang direncanakan berikut tata letak dari R. Panel,
R. Gardu, R. Generator, R. LVMDP, R. Trafo, dll. Gambar denah minimal
dalam skala 1:50, pada gambar tersebut akan memperlihatkan jaringan
instalasi pipa, titik penerangan, titik kotak kontak, kabel tray, trunking dan
material lain, semua penggabaran harus dikoordinasikan dengan disiplin
lain. Ketinggian dan potongan harus dilengkapi dengan panjang atau jarak
dari suatu referensi sehingga mudah untuk dimengerti dan dibuat sejelas
mungkin serta informative, detail tampak dan potongan minimal skala 1 : 25
diutamakan untuk area yang khusus instalasi yang penting untuk dijelaskan.
Yang termasuk dalam gambar pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Gambar detail denah perletakan, tampak potongan, pondasi lengkap
dengan ukuran dan ketinggian, berat dan ukuran alat.
2. Skema diagram pengabelan
3. Detail terminl kabel, kabel gland dan kelengkapannya
4. Detail konstruksi dasar pemasangan
5. Rak kabel, kabel tray dan saluran penyeberangan
6. Data peralatan secara lengkap
7. Diagram satu garis, skematik dan skedul diagram lengkap dengan
koneksi-koneksinya dilengkapi dengan keterangan dan symbol dan
tingkatan kesalahan simetis berikut skedul peralatan.
8. Sistem pembumian dan detail pemasangannya.
d. Data teknis peralatan yang harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan MK adalah sebagai berikut :
1. Motor Controls :
• Motor starter.
• Pusat kontrol motor.
2. Panel Utama Teg. Rendah (LV-MDP)
• Study relay pengaman dan grafik koordinasi kerja sistem kontrol
• Detail konstruksi
- Tampak dan potongan, ukuran bus-bar dan rating
- Skema diagram pengabelan
3. SDP (Panel Bagi Bantu), PP (Panel Daya) dan LP (Panel Penerangan)
• Denah, tampak depn lengkap engan ukuran.
• Ukuran bus-bar dan kemampuan dialiri arus.
• Kelengkpn panel
• Skema diagram satu garis lengkap dengan detail-detail
penyambungan dan diagram skedul beban.
4. Sikring berikut kelengkpannya
5. Sistem pembumian
6. Detail kabel incomingdan outgoing.
e. Sertifikasi yang harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK dan telah
mendapat di legalisasi dari Asosiasi kelistrikan atau instansi pemerintah
yang terkait.
1. Sertifikat dari PLN atau Asosiasi kelistrikan atau instansi pemerintah
yang ditunjuk untuk pekerjaan instalasi distribusi listrik didalam
bangunan dan luar bangunan.
2. Sertifikat yang dilengkapi dengan laporan pengukuran untuk pekerjaan
sistem pembumian (Grounding/Earthing System).
3. Sertifikat dan laporan pengetesan tahanan isolasi untuk semua
pekerjaan jaringan utama Tegangan Rendah hingga peralatan panel.
4. Sertifikat laporan pengetesan untuk panel Tegangan Rendah,
Transformator daya, Kabel distribusi, dan semua peralatan listrik.
f. Laporan pengujian dan inspeksi untuk kontrol kualitas
Harus dilengkapi dengan foto copy sertifikat yang menyatakan bahwa
peralatan yang akan dipasang telah diuji oleh pabrik atau badan pemerintah
yang terkait dan menyatakan bahwa produk tersebut telah lulus uji fungsi
serta “short circuit duty test”. Sertifikat harus disertakan pada setiap unit
material masing-masing sesuai kapasitas dan besarnya, sertifikattidak
dibolehkan penggunaan 1 sertifikat untuk beberapa unit peralatan.

4.4. PEMELIHARAAN/MAINTENANCE
Setelah instalasi dipasang dengan lengkap dan benar sesuai perencanaan dan
penyesuaian kemudian kontraktor harus melakukan uji fungsi yang dihadiri oleh
Konsultan MK. Semua sistem dan peralatan harus dioperasikan secara benar
dan baik sesuai dengan dokumen kontrak yang dibuat.

Semua sistem dan peralatan harus mempunyai kelengkapan “Operation


manual”, “Maintenance manual” dan garansi dari pabrik pembuat, semua
dokumen diserahkan ke Konsultan MK.

4.5. PANEL DISTRIBUSI UTAMA (LV-MDP), SUB DISTRIBUTION PANEL (SDP),


PANEL PENERANGAN DAN DAYA-DAYA KECIL (LP).
a. Panel Distribusi Utama
Panel Distribusi Utama (LV-MDP) harus terbuat dari type lemari metal box
yang diperkuat dengan rangka, pada umumnya circuit breaker utama
menggunakan ACB (Air Circuit Breaker)/MCCB (Moulded Case Circuit
Breaker) seperti terlihat pada gambar kerja. Panel tersebut harus dapat
bekerja pada sistem tegangan 230/400 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz. Untuk
circuit breaker utama menggunakn Circuit Breaker 4 kutub serta harus
mempunyai kemampuan “fault current” secara individu ataupun sistem,
dimana main circuit breaker berada pada posisi Upstream yang harus
mampu menanggung “fault current’ sistem dibawahnya (downstream)
semua kemampuan tersebut tertulis pada unit yang terpasang. Kemampuan
tersebut terindikasi pada circuit breaker sebesar50 KA. Mengikuti hasil studi
arus hubung singkat yang dilakukan kontraktor, Circuit Breaker Utama untuk
panel distribusi utama yang tersambung ke sirkuit cabang harusdilengkapi
dengan alat pengaman berupa “Shunt trip relay”, auxiliary earth fault
protection relay”, “under voltage relay” dan aplikasi lain yang berupa sensor
sensitifitas yang dapat diatur juga “time delay relay”.
Dan Circuit breaker utama harus dilengkapi juga denganfasilitas “motorized
operation” mengingat circuit breaker tersebut harus dapat di-remote.
1. Lemari Panel
Lemari panel harus mempunyai base plate dari kanal “U” dibagian
bawahnya mengingat panel tersebut dipasang berdiri dilantai. Panel
terbuat dari galvanized metal sheet dengan perkuatan structural dengan
bahan profil “L’ atau kanal “U’, plat penutup panel dibuat sedemikian
rupa sehingga permukaan penutup dengan rangka structural betul-betul
rata, pemasangan plat penutup menggunakan baut atau metoda lain
yang sesuai dan diperuntukan untuk kebutuhan tersebut. Lemari panel
sesuai dan memenuhi ukuranyang dibutuhkan dan dilengkapi dengan
kabel trunking ukuran 100mm diletakan sekeliling panel. Ukuran kabel
trunking harus disesuaikan dengan kebutuhan, bilamana kebutuhan
kabel kecil ukuran kabel trunking dapat diperkecil tapi apabila kebutuhan
kabel instalasi banyak maka ukuran kabel trunking dapat diperbesar
dengan catatan kondisi dalm panel masih cukup dan tidak sesak serta
tidak akan menimbulkan disipasi panas tinggi.

Penyelesian dari panel seperti pengcetan luar dan dalam, penyeleseian


sambungan panel, pemaangan komponen, pengetesan, uji fungsi
seluruhnya harus diseleseikan di pabrik. Permukaan plat panel harus
mengalami pembersihan secara kimia serta bebas dari karat dan lembab
setelah itu harus dilakukan pelapisan cat film. Kemudian dilakukan
pengecetan dengan metode cat bakar atau electrostatic powder coating
dengan ketebalan minimum 50 micron.
2. Pemasangan dan kelengkapan lainnya.
Ukuran lemari panel harus disesuaikan dengan ukuran yang ada pada
gambar kerja/kontrak. Kelengkapan panel harus disesuaikan dengan
kebutuhan, setiap panel harus dilengkapi dengan 2 (dua) anak kunci
untuk membuka panel. Untuk pemasangan diatas lantai base palte
harus diangker ke lantai.
3. Sirkuit Utama
Type Circuit Beaker utama harus sesuai dengan kebutuhan, dapat dilihat
pad gambar kerja yang menytakan kemampuan, jumlah kutub, dll.
4. Sirkuit Cabang
Jumlah sirkuit cabang dapat dilihat pada gambar kerja.
5. Busbar dan pemnyambungan ke busbar
LV-MDP dilengkapi dengan batang tembaga (square)dengan ukuran
sesuai dalam gambar kerja, perletakan busbar harus diajukan terlebih
dahulu kepada Konsultan MK oleh pembuat panel untuk mendapat
persetujuan. Busbar terdiri dari 3 alur batang tembaga untuk fasa, 1 alur
batang tembaga untuk netral dan 1 alur batang tembaga untuk
pembumian yang diletakan disisi bawah panel, jarak antara batang
tembaga busbar harus disesuaikan dengan persyaratan dan dilengkapi
dengan isolator. Busbar harus di sesuaikan untuk bekerja pada sistem
tegangan 230/400 Volt, 3 fasa, 4 kawat seperti yang tertera pada
gambar kerja. Setiap pipa atupun trunking dari kabel incoming ataupun
outgoing harus dihubungkan dengan busbar pembumian.
6. Skedul diagram
Panel Utama hrus dilengkapi dengan skedul diagram yang lengkap,
diagram tersebut harus menyatakan besaran circuit breaker cabang,
besaran busbar, KA, keterangan circuit, urutan kabel kontrol, dll. Semua
gambar keterangan tersebut yang berupa diagram skedul diletakan pada
kantung plastic transparan dengan kunsi “klip” dan diletakan pada
kantung metal pada plat pintu panel.
b. Panel Distribusi Bantu dan Panel Daya
Panel Distribusi Bantu (SDP) dan Panel Daya (PP) harus terbuat dari type
lemari metal box yang diperkuat dengan rangka, circuit breaker utama
menggunakan MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) seperti terlihat pada
gambar kerja. Panel Distribusi Bantu dan Panel Daya harus dapat bekerja
pada sistem tegangan 230/400, 3 fasa, 4 kawat, 50Hz serta dilengkapi
dengan busbar untuk fasa, netral, pembumian dan peralatan pengaman
jaringan berupa MCB/ELCB/MCCB/FUSE dengan kapasitas sesuai
kebutuhan.
Untuk panel distribusi bantu (SDP) harus dilengkapi dengan MCCB utama 4
kutub dengan fasilitas pengaman tegangan jatuh secara individu dan
menyeluruh pada sisi “Upstream”nya. Mengikuti hasil studi arus hubung
singkat yang dilakukan kontraktor, Circuit Breaker Utama untuk panel
distribusi bantu yang tersambung ke busbar harus dilengkapi dengan alat
pengaman berupa “Shunt trip relay”, “auxiliary earth fault protection relay’,
‘under voltage relay’ dan aplikasi lain yang berupa sensor sensitifitas yang
dapat diatur juga “time delay relay’. Dan Circuit breaker utama harus
dilengkapi juga dengan fasilitas “morized operation” mengingat circuit
breaker tersebut harus dapat di-remote. Panel dapat dilengkapi dengan
sikring pengaman utama sesuai kebutuhan serta telah di test dan disetujui
pabrik yang menyatakan test arus pemutusan hingga 50 kA RMS.
Untuk panel daya (PP) harus dilengkapi dengan MCCB utama 4 kutub
dengan fasilitas pengaman tegangan jatuh secara individu dan menyeluruh
pada sisi “Upstream’nya. Untuk sisi bawahnya (downstrean0 dapat
menggunakan MCB/MCCB sesuai kebutuhan beban/peralatan.
1. Lemari Panel
Lemari panel dapat dipasang menempel pada dinding terbuat dari plat
baja yang telah digalvanized dengan hubungan antara lembaran panel
dapat menggunakan rivet penguatan dpat dilakukan dengan metode lain
yang dapat disetujui oleh Konsultan MK.

Dalam lemari panel harus disediakan kabel trunking untuk meletakan


wiring kabel cabng juga kabel kontrol sehingga wiring instalasi tidak
semrawut dan akan tertata rapih, ukuran kabel “duct/trunking” minimal
1090mm atau bilamana tidak mencukupi dapat diganti dengan ukuran
lebih besar dengan catatan pemasangan kabel duct/trunking tidak boleh
mengganggu luasan ruang panelyang akan berakibat menaikan suhu
ruang panel menjadi naik serta menyulitkan maintenance panel.
Pembuatan dan perakitan panel harus di pabrik, tidak diizinkan perakitan
dilakukan dilapangan. Plat panel harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan cara pembersihan kimiawi dan harus dilakukan pencegahan
terhadap kelembaban dengan cara melapisi plat panel dengan anti karat
setelah selesei pemasangan anti karat kemudian plat panel dilapisi
dengan cat film agar menambah kuat pelapisan anti karat pada plat
panel tersebut. Terakhir pelapisan panel dengan cat akhir dengan
cara/metoda cat bakar atau dengan electrostatic powder coating dengan
ketebalan minimum 50 micron.
2. Pemasangan dan kelengkapannya
Lemari panel dipasang menempel atau rata dinding seperti yang
tercantum dalam gambar detail atau disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Seting posisi masing-masing lemari panel harus disesuaikan
dengan type dari pemasangan panel bilamana pemasangan menempel
dinding harus dilengkapi dengan “bolt & screw” minimum ukuran 6 mm
dan bilamana pemasangan rata dinding harus dilengkapi dengan
“angker”,. Setiap panel harus menggunakan engsel yang telah dilapisi
“chrome” untuk pemasangan pintu, kunci pintu panel model rata plat
pintu dan juga dilengkapi kunci lidah untuk membuka panel. Untuk panel
dengan ukuran diatas 1.200mm harus menggunakan kunci dari type
handel yang mempunyai lidah pengunci pada tiga posisi yaitu di tengah,
atas dan bawah. Setiap panel harus dilengkapi dengan 2 (dua) anak
kunci untuk membuka panel. Type kunci panel yang terpasang harus
mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga bilamana dilepas
ataupun diperbaiki dapat dikerjakan dengan mudah yaitu dengan
memutar sekrup penguat pada dinding pintu dari sisi dalam panel.

Khusus untuk panel yang terpasang dilantai harus dilengkapi dengan


perkuatan pada setiap sudut panel dengan penguat batang profil “L”
atau besi kanal “U” sebgai kerangka serta pada bagian sisi bawah harus
dipasang kerangka dasar terbuat dari besi kanal “U’. Kerangka di cat
sesuai seperti cat panel.
3. Sirkuit Utama
Type Circuit Breaker utama harus sesuai dengan kebutuhan, dapat
dilihat pada gambar kerja yang menyatakan kemampuan, jumlah kutub,
dll.
4. Sirkuit Cabang
Jumlah dari sirkuit cabang dapat dilihat pada gambar kerja. Semua
Circuit Breaker cabang seperti telah dijelaskan diatas untuk
penyambungan ke outgoing circuit breaker dapat menggunakan
terminasi kabel atau terminasi sepatu kabel, titik terminasi harus
disesuaikan dengan besaran dari circuit breaker tersebut.
5. Busbar dan penyambungan ke busbar.
Setiap panel harus dilengkapi dengan busbar dari batang tembaga kotak
(square) dengan rating kemampuan minimum 100 amp hingga sesuai
kebutuhan seperti tercantum dalam gambar kerja, terdiri dari 3 alur
batang untuk fasa, 1 alur batang untuk netral dan 1 alur untuk
pembumian yang diletakan disisi bawah panel, jarak antara batang
tembaga busbar harus disesuaikan dengan persyaratan dan dilengkapi
dengan isolator. Busbar harus di sesuaikan untuk bekerja pada sistem
tegangan 230/400 Volt, 3 fas, 4 kawat seperti yang tertera pada gambar
kerja. Setiap pipa ataupun trunking dari kabel incoming ataupun
outgoing harus dihubungkan dengan busbar pembumian.
6. Skedul diagram
Panel Utama harus dilengkapi dengan skedul diagram yang lengkap,
diagram tersebut harus menyatakan besaran circuit breaker cabang,
besaran busbar, KA, keterangan circuit, urutan kabel kontrol, dll. Semua
gambar keterangan tersebut yang berupa diagram skedul diletakan pada
kantung plastik transparan dengan kunsi “klip” dan diletakan pada
kantung metal pada plat pintu panel.
c. Panel Penerangan dan daya kecil
Panel penerangandandaya kecil harus dapat bekerja pada sistem tegangan
230/400V, 3 fasa, 4 kawat, 50Hz serta dilengkapi dengan busbar untuk
fasa, netral, pembumian dan peralatan pengaman jaringn berupa
MCB/ELCB/MCCB/FUSE dengan kapasitas sesuai kebutuhan. Setiap
panel harus dilengkapi dengan CB/MCCB utama 4 kutub dan untuk circuit
cabang menggunakan 2 kutub untuk satu fasa (MCB/ELCB) atau 4 pole
untuk 3 fasa (MCB), jumlah dan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Circuit
breaker cabang harus dilengkapi dengan pengaman arus bocor dengan
arus penala sebesar 30 mA dan diindikasikan berupa code atau tulisan.
Panel dapat dilengkapi dengan sikring pengaman utama sesuai kebutuhan
serta telah di test dan disetujui pabrik yang menyatakn test arus pemutusan
hingga 50 kA RMS.
1. Lemari Panel
Lemari panel dapt dipasang menempel dinding, terbuat dari plat baja
yang telah digalvanized dansetiap ujungnya atau akhiran plat ditekuk
untuk dapat dihubungkan dengan plat lainnya dan dikencankan dengan
metoda lain yang sesuai dengan peruntukannya. Lemari panel sesuai
dan memenuhi ukuran yang dibutuhkan dan dilengkapi dengan kabel
trunking ukuran 100mm diletakan sekeliling panel. Ukuran kabel
trunking harus disesuaikan dengan kebutuhan, bilamana kebutuhan
kabel kecil ukuran kabel trunking dapat diperkecil tapi apabila
kebutuhan kabel instalasi banyak maka ukuran kabel trunking dapat
diperbesar dengan catatan kondisi dalam panel masih cukup dan tidak
sesak serta tidak akan menimbulkan disipasi panas tinggi.

Penyeleseian dari panel seperti pengecatan luar & dalam, penyeleseian


sambungan panel, pemasangan komponen, pengetesan, uji fungsi
seluruhnya harus diseleseikan di pabrik. Permukaan plat panel harus
mengalami pembersihan secara kimia serta bebas dari karat dan
lembab setelah itu harus dilakukan pelapisan cat film. Kemudian
dilakukan pengecetan dengan metode cat bakar atau electrostatic
powder coating dengan ketebalan minimum 50 micron.
2. Pemasangan dan seting posisi
Lemari panel dipasng menempel atau rata dinding seperti yang
tercantum dalam gambar detail disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Seting posisi masing-masing lemari panel harus disesuaikan dengan
type dari pemasangan panel bilamna pemasangan menempel dinding
harus dilengkapi dengan “bolt & screw” minimum ukuran 6 mm dan
bilamana pemasangan rata dinding harus dilengkapi dengan “angker”.
Setiap panel harus menggunakan engsel yng telah dilapisi “chrome”
untuk pemasangan pintu, kunci pintu panel model rata plat pintu dan
juga dilengkapi kunci lidah untuk membuka panel. Untuk panel dengan
ukuran diatas 1.200mm harus menggunakan kunci dari type handel
yang mempunyai lidah pengunci pada tiga posisi yaitu di tengah, atas
dan bawah. Setiap panel harus dilengkapi dengan 2 (dua) anak kunci
untuk membuka panel. Type kunci panel yang terpasang harus
mempunyai konstuksi sedemikian rupa sehingga bilamana dilepas
ataupun diperbaiki dapat dikerjakan dengan mudah yaitu dengan
memutar sekrup penguat pada dinding pintu dari sisi dalm panel.

Khusus untuk panel yang terpsang dilantai harus dilengkapi dengan


perkuatan pada setiap sudut panel dengan penguat batang profil “L”
atau besi kanal “U” sebagai kerangka serta pada bagin sisi bawah hrus
dipasang kerangk dasar terbuat dari besi kanal “U”. Kerangka di cat
sesuai seperti cat panel.
3. Sirkuit Cabang
Jumlah dari sirkuit cabang dapat dilihat pada gambar kerja. Semua
Circuit Breaker cabang seperti telah dijelaskan diatas untuk
penyambungan ke outgoing circuit breaker dapat menggunakan
terminasi kabel atau terminasi sepatu kabel, titik terminasi harus
disesuaikan dengan besaran dari circuit breaker tersebut.
4. Busbar dan penyambungan ke busbar
Setiap panel harus dilengkapi dengan busbar dari batang tembaga
kotak (square) dengan rating kemampuan minimum 100 amp hingga
sesuai kebutuhan seperti tercantum dalam gambar kerja, terdiri dari 3
alurbatang untuk fasa, 1 alur batang untuk netral dan 1 alur untuk
pembumian yang diletakan disisi bawah panel, jarak antara batang
tembaga busbar harus disesuaikan dengan persyaratan dn dilengkapi
dengan isolator. Busbar harus di sesuaikan untuk bekerja pada sistem
tegangan 230/400 Volt, 3 fasa, 4 kawat seperti yang tertera pada
gambar kerja. Setiappipa ataupun trunking dari kabel incoming ataupun
outgoing harus dihubungkan dengan busbar pembumian.
5. Skedul diagram
Setiap panel harus dilengkapi denganskedul diagram yang lengkap,
diagram tersebut harus menyatakan besaran circuit breaker cabang,
besaran busbar, KA, keterangan circuit, urutan kabel kontrol, dll. Semua
gambar keterangan tersebut yang berupa diagram skedul diletakan
pada kantung plastik transparan dengan kunsi “klip’ dan diletakan pada
kantung metal pada plat pintu.
6. Setiap panel harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik pembuat
panel yang menyatakan bahwa sisi pengaman incoming telah
mengalami pengujian dan dinyatakan lulus uji test arus pemutusan
hingga 50 kA RMS
7. Kontraktor harus menyiapkan semua panel dengan “dry contact” pada
sisi incoming untuk difungsikan pada pekerjaan pengontrolan, minimal 2
drycontact.

4.6. SIKRING
a. Umum
Sikring harus dipilih dari tipe kapasitas pemutusan tinggi. Sikring HRC harus
dipasang sesuai kebutuhan dan besaran dari kapasitas dan tegangan kerja
dapat dilihat dalam gambar kerja, harus mampu mengamankan kabel dari
beban lebih terkecuali dibutuhkan hanya untuk mengamankan terhadap
hubung singkat saja seperti pada ujung sirkuit untuk mengamankan motor.
Semua sikring harus mempunyai kemampuan interrupting fault tidak kurang
dari 80 kA.
1. Sikring harus berasal dari satu pabrik.
2. Tidak diizinkan untuk memparalel sikring.
3. Untuk setiap pemasangan sikring ada yang memerlukan pintu bukan
atau setiap saat perlu diperiksa maka harus disiapkan untuk kebutuhan
itu. Data dari sikring yang berada dibalik penutup tesebut harus
diindikasikan pada muka pintu berupa rating capacity, jenis sikring, teg.
Kerja dan ukuran sehingga mudah untuk penggantian sikring dengan
jenis yang benar. Sikring pengganti harus sesuai dengan buatan pabrik
bersangkutan baik type, kapasitas dan ukuran, bilamana tidak didapat
dari pabrik yang sama maka pabrik harus memberikan catatan bahwa
type tersebut dapat diganti dari produk lain dengan type yang ekuivalen.
4. Pengecekan di lapangan mengenai kesesuaian penggunaan besaran
sikring terhadap pengamanan motor terhadap pengaman arus hubung
pendek.
b. Pekerjaan penggantian type peralatan listrik
Bilamana Kontraktor akan mengganti type unit pengaman listrik yang sudah
dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis, semua dapat dilakukan dengan
menyatakan alas an secara tertulis kepada Konsultan MK dan semua hanya
dapat dilakukan pada saat perjanjian kontrak kerja ditanda tangani.

Pengajuan penggantian peralatan harus dilengkapi dengan data teknis yang


memenuhi tapi tidak boleh merubah sistem yang telah direncanakan. Data
studi pemilihan secara lengkap adalah salah satu poin penilaian untuk
persetujuan penggantian. Data lengkap tersebut harus diserahkan kepada
Konsultan MK seperti detail data teknis pabrik, kontrol kualitas, kurva kerja
arus dan waktu, kurva arus limit yang memenuhi, table pemilihan,
kemampuan kapasitas membuka, data pemeliharaan yang lengkap dan
keterangan lain yang diminta oleh Konsultan MK untuk melengkapi
persetujuan penggantian alat yang ekuivalen.
c. Sikring dan rumanya
Sikring dan rumah-rumah sikring harus sesuai dengan kapasitas yang di
rencanakan.
d. Cadangan
Setiap kapasitas harus mempunyai cadangan minimal 255 dari jumlah
sikring yang digunakan, semua diserahkan ke pemilik proyek setelah serah
terima pekerjaan dilaksanakan.

4.7. SAKLAR JARAK JAUH DAN RELAY


a. Saklar Jarak Jauh
Seperti terlihat pada gambar kerja penggunaan secara local atau panel local
berfungsi sebagai pengendali saklar (kontraktor utama) jarak jauh pada
panel lainnya. Saklar yang berupa kontraktor harus dari type 4 kutub
dengan operasi operasi secara listrik, mengunci/memegang secara
mekanis. Penguncian yang bagus harus tidak menggunakan kaitan akan
tetapi mengunci berdasarkan kerja magnetic yang tidak permanan. Kontrol
pengendali sesaat harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kontrol utama
harus berbentuk double kontak dengan bahan kontak dari bahan perak
serta mempunyai pengaman terhadap percikan bunga api. Kontak material
harus mudah dilakukan penggantian bilamana rusak. Koneksi kontrol harus
ditandai dengan jelas “L” untuk line, “C” untuk kondisi menutup, “O” untuk
kondisi membuka. Pengungkit untuk penggunaan secara manual harus
disediakan. Pengontrol kontraktor mungkin harus disiapkan sikring adaptor
dan penutup percikan bunga api. Kontraktor harus dapat bekerja pada 600
volt, 50 Hz untuk sistem kontaknya dan 220 volt, 50 Hz untuk setiap
kontrolnya, kapasitas kontak dapt dilihat pada gambar kerja.
b. Relay Kontak Banyak Untuk Penerangan (Kontraktor).
Kontraktor akan mengontrol sirkuit lampu dari dalam panel (sebagai
kontraktor utama pengendalian)dari panel Penerangan Luar, rating
kontraktor sesuai kebutuhan, 600 V tegangan kerja dan 220V tegangan
operasi kumparan kontraktor. Kontraktor terpasang pada standard panel
penerangan yang akan bekerja seperti persyaratan yang ditentukan
dibawah ini :
1. Kontraktor hrus bekerja secara listrik dengan operasi dual action
bekerja, single seleneoid mekanik yang tidak terpisahkan sehingga dpat
bekerja terbuka maupun menutup dalam satu poros. Kontraktor harus
membuka dan menutup berdasarkan kendali catu daya. Kontak utama
mengunci/ bekerja (energized) bukan karena gravitasi akan tetapi harus
berdasarkan magnet sementara yang diakibatkan oleh kumparan yang
mendapat catu daya. Kontraktor harus mampu bekerja pada semua
posisi. Pengujian maupun operasi harus sesuai manual operation yang
ada selama pemeriksaan dan pemeliharaan.
2. Kontak utama harus dapat bekerja secara “double Break”, harus mampu
dibebani sesuai rating capacity yang tercantum dalam gambar kerja dan
mampu pada tegangan kerja 600 AC, 50 Hz. Jumlah maksimum dari
pembebanan kontraktor harus 80% dari maksimum kemampuan dari
rating kontaraktor tersebut.Pengoperasian kontraktor dapat
menggunakan saklar atau LDR (Light Depending Resitor) seperti yang
terlihat pada gambar perencanaan.
3. Sediakan terminasi tambahan bilamana diperlukan penyambungan
secara paralel dengan sistem lain, konektor dapat diletakan menempel
pada kontraktor tersebut. Penggunaan tegangan sistem kontrol dan
wiring harus dikoordinasikan dengan pembuat panel. Kontrol modul
harus dapat bekerja pada 80% hingga 125% dari tegangan nominal dan
temperatur operasi 00 C s/d ± 450 C.

4.8. SISTEM PEMBUMIAN


a. Umum
1. Untuk setiap bangunan harus dilengkapi dengan sistem pembumian
yang baik untuk mengamankan manusia dan peralatan terhadap arus
bocor dari jaringan instalasi listrik. Semua peralatan dalam bangunan
berupa material yang terbuat dari bahan metal seperti : besi struktur
beton, panel, struktur atap baja, pipa tray, cable trunking, cable ladder,
rangka baja, HVAC equipment, rangka mesin lift dan semua material
yang bersifat konduktif serta posisinya berdekatan dengan peralatan
yang mendapat catu daya listrik secara terus menerus sehingga dapat
berakibat menimbulkan beda potential diantaranya dengan bumi yang
mana akan berakibat rendahnyaimpedansi antara alat dengan bumi, hal
ini mempunyai potensi terjadinya arus bocor sehingga membahayakan
kepada manusia maupun peralatan. Sistem pembumian harus
memenuhi persyaratan IEC standard, PUIL 2000 dan standard
internasional lain yang diperuntukan pekerjaan pembumian.
2. Terkecuali dipersyaratkan lain karena kebutuhan pengamanan kontak
tidak langsung terhadap manusia maupun alat sehingga akan
menyamakan potensial disetiap titik dan bila terjadi perbedaan potensial
akan membuka catu daya secara otomatis dengan menggunakan
sebuah alat pengaman berupa penala arus lebih/bocor.
3. Sistem pembumian dari pekerjaan besi harus menjadi bagian dari sistem
instalasi listrik dengan (diluar bagian listrik yang bertegangan) termasuk
juga semua selimut metal pelindung kabel, armour kabel, pipa metal
instalasi, trunking dan semua terminal pembumian dari peralatan harus
mampu menanggung kegagalan diskoneksi waktu pengamanan.
4. Semua metal work yang termasuk dalam lingkup koneksi kesistem
pembumian adalah seperti instalasi aiar panas dan aiar dingin, HVAC
sistem, instalasi pipa besi untuk air kotor, zink unit, dsb. Bilamana
material tersebut diatas berada minimal sistem pembumian dapat
disatukan/dihubungkan menjadi satu kesatuan pembumian sesuai
standard dan peraturan yang berlaku.
5. Penyediaan extra kabel penghubung perlu dipersiapkan bagi peralatan
yang secara elektris mempunyai impendensi tinggi terhadap titik
equipotential pembumian maka harus dihubungkan dengan kawat
penghubung secara terbuka dengan peralatan listrik terdekat atau
disediakan terminasi pembumian pada tempat-tempat tertentu sesuai
kebutuhan. Extra hubungan pembumian seperti telah disebut diatas
adalah sebagai berikut :
• Penutup atap dari bahan metal
• Struktur baja
• Sistem penggantung dan rangka plafon
• Kusen pintu dan jendela besi
• Handrail pada tangga, dll.
6. Tahanan (resistansi) antara titik ke kelompok sistem pembumian hingga
titik pembumian tidak lebih dari 3 ohm dengan pengukuran sesuai
standard pengukuran dan menggunakan alat yang diperuntukan untuk
itu.
7. Setiap panel harus dilengkapi dengan kabel pembumian yang
menghubungkan antara panel besangkutan dengan panel Utama
(SDP/LV-MDP). Kawat pembumian dapat digunakan kabel penghubung
berisolasi (NYA) atau kawat penghubung telanjang (BCC) dengan
ukuran sesuai pada gambar (sesuai PUIL-2000). Pembumian adalah
item yang terkait (berhbungan erat) dengan system kabel distribusi.
b. Sistem Utama Pembumian
1. Jaringan ring pembumian
Sesuai dengan kabel pembumian yanmg mengelilingi bangunan dan
masing-masing saling terhubung. Box kontrol harus dipersiapkan pada
umumnya pertemuan/penyambungan antara sistem pembumian dari
bangunan kesistem pembumian site. Kedua sistem harus menyatu
antara kebutuhan pembumian sistem listrik dengan pembumian sistem
penangkal petir.
2. Batang tembaga pembumian utama dan koneksinya.
Masing-masing batang tembaga pembumian berukuran minimum 50mm
x 10mm x 2.000mm terpasang 40 cm dari muka lantai lengkap dengan
insulator dipasang menempel pada dinding. Batang tembaga
pembumian dipasang di R. Panel, R. MVMDP, R. LV-MDP, R. Trafo dan
ruang-ruang lain sesuai gambar rencana. Semua batang tembaga
pembumian terhubung langsung dengan jaringan pembumian dibawah
lantai bangunan yang terpasang dengan kedalaman 80 cm
menggunakan BCC 50 mm2. Hubungan antara kabel BCC 50mm2 dari
batang tembaga pembumian dengan BCC 50mm2 jaring pembumian
dibawah bangunan menggunakan klem terbuat dari perunggu.

3. Penyambungan ke pipa metalik pengaman kabel dan penangkal petir, dll


Selimut kabel berupa lapisan tembaga yang menghubungkan panel
utama dengan panel dalam bangunan, pipa metal jaringan air bersih,
pipa tembaga jaringan pipa gas medik, sistem pembumian untuk
penangkal petir, pembumian sistem komunikasi, pembumian sistem
pengindera kebakaran, kabel tray sistem, dsb. Harus terhubung secara
menyeluruh dengan sistem pembumian dengan menggunakan kabel
BCC ukuran 50 mm2.
4. Hubungan ke pembumian dari sistem kelistrikan.
Sesuai dengan persyaratan pada PUIL 2000 kawat penghantar untuk
sistem pembumian diatur berdasarkan tabel yang tercantum dalam
halaman 14 (PUIL 2000) yaitu sebagai berikut :
Luas penampang penghantar Luas penampang minimum
fasa instalasi penghantar proteksi yang berkaitan
S Sp
2)
(mm (mm2)
S ≤16 S
16 ˂ S≤ 35 16
S ≥ 35 S/2

Tabel ini hanya berlaku untuk jenis kabel yang sama.


5. Pembumian peralatan.
Batang tembaga pembumian pada masing-masing panel tegangan
rendah, panel bagi bantu, panel kontrol generator-set, panel daya yang
terhubung ke masing-masing sirkuit, ukuran batang tembaga
pembumian pada panel sesuai kebutuhan seperti di singgung diatas.
Sedangkan untuk peralatan utama sistem pembumian harus disiapkan
berupa batang tembaga terbuka lengkap dengan mur-baut untuk
meletakan pembumian peralatan pada batang tembaga tersebut, letak &
ukuran dapat dilihat pada gambar rencana.
c. Pembumian yng terkumpul pada satu tempat terminasi bagi material metal
yang tidak diliri arus listrik yang terdiri dari :
1. Semua pipa instalasi metal (termasuk kabel tray and trunking), sistem
kabel dan peralatan metal yang tidak dialiri arus untuk semua peralatan.
2. Semua material metal pada semua panel-panel yang bukan bagian
dialiri arus harus dihubungkan dengan sistem pembumian panel masing-
masing.
3. Semua kabel incoming maupun outgoing yang memakai pipa pengaman
ataupun tidak selama kabel-kabel tersebut mengandung material metal
yang tidak dialiri arus, semua harus terhubung dengan baik ke batang
tembaga pembumian panel.
4. Untuk menjaga kesinambungan, sistem pembumian harus menyediakan
sarana yang bersifat mengamankan yang sesuai dengan standard yang
berlaku (PUIL 2000, IEC, VDE, dll) yang harus diikuti seperti tercantum
dibawah ini :
• Sediakan kawat/kabel terpisah yang menghubungkan terminal
pembumian sakelar pemutus, starter motor, kotak sambung
langsung dengan terminal pembumian motor dengan pelindung pipa
flexible.
• Sediakan kawat/kabel terpisah untuk dihubungkan dengan terminal
sistem pembumian pada kotak kontak.
• Sediakan kawat/kabel terpisah untuk menghubungkan terminal
pembumian dalam masing-masing fiting lampu ke saklar hing ke
sirkuit dalam panel.
• Sediakan kawat/kabel terpisah dari masing-masing peralatan listrik
terhubung langsung dari terminal pembumiannya ke terminal
pembumian dari kotak sambung, kotak kontak, sakelar pemutus
ataudarimana saja peralatan tersebut mendapat catu daya melalui
pipa instalasi.
• Sediakan konduktor pengaman sepanjang jaringan kabel trunking,
tray dan rack dimana kabel instalasi tersebut terpasang.
5. Ukuran konduktor harus sesuai dengan standard peraturan yang
berlaku.
6. Semua bahan metal dari semua peralatan yang terpasang disemua area
seperti stailess steel zink, pipa besi instalasi air bersih, wastafel,dll harus
terhubung dengan sistem pembumian. Juga yang termasuk dalam
bahan metal tersebut seperti ducting HVAC, Air Handling Unit, pompa,
dll harus dilengkapi dengan kabel pengaman pembumian dengan ukuran
kabel sesuai standard yang berlaku.
7. Titik pembumian equipotential yang berupa batang tembaga harus
disediakan sesuai standard yang berlaku. Semua pipa pelindung
instalasibaikincoming ataupun outgoing, semua instalasi HVAC, material
besi pada konstruksi bangunan harus terhbung dengan sistem
pembumian sehingga konsep equipotensial pembumian tersebut dapat
dipenuhi dan akan benar-benar aman bagi manusia disekelilingnya.
Ukuran dari kabel koneksi masing-masing titik pembumian harus sesuai
dengan standard peraturan yang berlaku seperti PUIL 2000, IEC
standard, VDE standard, dll.
8. Kabel instalasi pembumian harus kabel berpenutup PVC dengan warna
kabel “kuning hijau”.
d. Untuk menghubungkan semua material metal konduktif dan bukan bagian
yang dialiri arus serta harus memenuhi standard persyaratan yang berlaku
dapat menggunakan kabel tembaga berpenutup PVC ukuran minimal 4 mm2
yang disatukan dalam pipa instalasi catu daya peralatan bersangkutan.
e. Lain-lain.
1. Untuk sistem Pengindera Kebakaran harus dipasang kabel pembumian
dengan menggunakan kabel tembaga perpenutup PVC dengan ukuran
minimal 10 mm2 yang menghubungkan titik pembumian pada panel
MCFA ke terminal pembumian panel dimana sistem tersebut mendapat
catu daya.
2. Untuk sistem Telephone seperti pada sistem Pengindera Kebakaran
hubungkan titik pembumian dari PABX ke terminal pembumian di panel
dengan menggunakan kabel tembaga berpenutup PVC ukuran minimal
10 mm2.
3. Sediakan batang tembaga persegi empatdengan ukuran 25 mm x 6 mm
x 600 mm sebagai terminal pembumian. Hubungkan terminal tersebut
menggunakan BCC 50 mm2 dengan sistem pembumian terdekat yang
ditanam berupa jarring dibawah lantai dengan kedalaman ± 80 cm.
4. Semua batang tembaga pembumian tersebut diatas harus dilengkapi
dengan terminasi pembumian yang dapat berupa lubang-lubang dengan
mur-baut atau dengan cara lain yang sesuai dengan kebutuhan itu serta
telah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK.

4.9. KEBUTUHAN LAIN-LAIN


a. Catu daya untuk kebutuhan sistem kontrol HVAC dari master control ke
peralatan seperti tertera dibawh ini :
1. Seluruh mekanikal room (AHU room disetiap bangunan) disediakan
jaringan catu daya 1 fasa, 230V, 50 Hz, catu daya tersebut adalah
merupakan catu daya yang menerus terhadap operasi motor kontrol
damper, catu ke panel 1/o untuk data kontrol, dll.
2. Chiller control Panel di bangunan Utility dan peralatan lainnya.
3. I/O panel disetiap bangunan yang berfungsi sebagai komunikasi data
kontrol HVAC yang tidak boleh terputus.
b. Instalasi untuk Lift sistem
1. Secara umum setiap unit lift mempunyai Panel Kontrol, Saklar pemutus,
instalasi daya dan peralatan tambahan lainnya untuk penggunaan
kontrol lift semua dapat dilihat pada gambar perencanaan/pabrik
pembuat lift. Setelah data dari pabrik pembuat lift di konfirmasikan
kepada Konsultan MK dan telah disetujui untuk dilaksanakan maka
Kontraktor dapat melaksanakan sesuai manual instruction yang
dikeluarkan pabrik pembuat.
2. Sediakan pada R. Lift Panel kontrol lift berikut saklar pemutus instalasi
kontrol untuk masing-masing lift sesuai gambar kerja yang diajukan.
3. Sediakan kelengkapan lain yang dibutuhkan untuk instalasi unit lift
sesuai gambar pengajuan.

4.10. ELECTRONIC SUB-METERING SYSTEM


a. Yang termasuk dalam pekerja sub metering adalah sebagai berikut :
Pusat kontrol peralatan
Sub- metering modul
Trafo arus
Unit pengulang(repeater) sesuai kebutuhan.
Instalasi dalam sesuai kebutuhan.
b. Untuk modul metering pada panel dipilih dari type microprocessor berupa
digital meter, komunikasi data dapat dilakukan secara dua arah melalui
kabel power dan catu daya. Unit modul untuk setiap fungsi yang terhubung
dengan trafo arus tegangan catu daya tersambung dengan :
1. Meter yang terhubung dengan trafo arus dan harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
2. Unit meter harus dapat memonitor Arus, Tegangan, Power Faktor
bahkan sampai KWh penggunaan daya. Untuk KWh dapat diperlihatkan
dan komando dari tempat lain seperti :
• Meter itu sendiri dengan menggunakan integral push button.
• Di R. Kontrol dengan cara memasukan pashword berupa nomor digit
pada integral keypad.
3. Modul tersebut harus mendapat catu daya back-up berupa battry atau
UPS agar data informasi KWh tetap tersimpan sekalipun catu daya
jatuh.
4. Unit modul harus dapat bekerja dan melakukan pengukuran pada sistem
tegangan 230/400V, 3 fasa, 50 Hz, 4 kawat, dengan ketelitian hingga
2%.
5. Unit modul dapat melakukan pengiriman data ke pusat penyimpangan
data yang merekam semua KWh dari masing-masing meter yang
tersambung sehing semua data input tersebut dapat dikolektif yang
akhirnya dapat dirangkum.
c. Bilamana dibutuhkan unit pengulang dapat dipasang pada jarak-jarak
tertentu dengan lengkap berikut catu dayanya sehingga komunikasi data
dapat dilakukan.
d. Semua sistem dan komponen yang terpasang harus dilengkapi dengan
sertifikat data original dari pabrik pembuat dan disertakan juga sertifikat dari
instansi terkait dengan instalasi sistem ini.
e. Pembuatsistem harus menggaransi semua pekerjaannya berupa diagnostic
analysis of sistem yang terpasang dan selama 1 tahun pelaynan
pemeliharaan sistem secara gratis baik penggantian ataupun perbaikan
terhitung dari setelah penyerahan pekerjaan.
f. Siapkan perkiraan biaya maintenance untuk jangka waktu 1 tahun,
masukan ini merupakan persyaratan pemenang tender.
g. Sistem tersebut di produksi oleh quad locic control atau merlin gerin.

4.11. PANEL TEGANGAN RENDAH (230/400V).


a. Persyaratan Lemari Panel
Blokset, adalah suatu model panel multi modular yang harus mempunyai
fasilita sebagai panel yang handal dan aman.
• Sesuai standard International dan Nasional
• Pengujian sesuai standard Internasional
• Pabrik pembuat panel sudah memiliki sertifikatISO

Blokset adalah suatu sistem yang lengkap dan mengintegrasikan komponen


Scheneider switchgear dan terdiri dari standard rakitan komponen setengah
jadi yang dilengkapi dengan sertifikat garansi, cepat perakitannya, mudah
untuk di maintained serta harus mempunyai back-up teknis untuk
dikemudian hari.

Peralatan yang diajukan harus direncanakan dengan baik dan telah


mengalami test uji fungsi di pabrik serta memenuhi standard-standard
dibawah ini :

• LV Switchgear and Control gear Assenmbiles IEC 60439-1


• Degrees of Protection provided by enclosures IEC 60529
• Resistance to salt nits IEC 6068-2-11
• Resistance to clamp heat IEC 6068-2-30

Sebagai item tambahan selain telah diuji berdasarkan item tersebut diatas
Blokset harus juga diuji berdasarkan beberapa pengujian lain seperti :

• Internal Arc. AS 3439


• Earthquakes CBC (California Building Code)
b. Perawatan Plat Panel dan Pengecetan
Semua material panel harus dibersihkan dahulu sebelum di cat dengan cara
proses kimia dan terakhir di treatment menggunakan Zn phospat yang
selanjutnya dilapisi anti karat.

Seluruh permukaan peraltan metal panel akhirnya baru dicat dengan


metoda electrostatic Epoxy Polyester Powdercoating pada panas antara
1800 C – 2000 C yang akan memberikan hasil akhir dari pengecetanbaik
dank eras. Ketebalan pengecetan tidak kurang dari 50 micron dengan
standard warna cat RAL 9002 atau diminta lainoleh Konsultan MK.

Untuk memastikan hasil akhir dari kualitas pengecetan maka harus


dilakukan pengujian seperti dibwah ini :
• Hardness test by Perzozpendulum (min : 300 Second)
• Adherence test byCross CUT(GTO)
• Impact test (min : 50 kg cm)
• Briliancy check (28% - 32%)
• Bending test by MandrelBending(0 10mm)
c. Karakteristik Secara Umum
• Standard Manufacturing : IEC 60439-1,IEC 60529
• Design System : Modular
• Type Panel : Indoor & outdoor
• Degrees of Protection : See technical standard
• Ambient Air Temperature : 350 C
Altitude : Up to 2000m
RelativeHumidity :
- ..At Max Temp. +400 C = Less than 50%
- …..Lower Temp. + 200 C = Less than 90 %
• Rated Insulation Voltage : 1000 VAC
• Rated Operational Voltage : 380 VAC
• Rated Short Time Withstand Current :50ka-s/35ka-1S/25ka-1s/10ka-
1s
• Rated Current:
• …….Main bus bars : 125A/1000A/630A
• ….....Distrubution Bus bars : 600A/400A/300A/200A/100A

Material

• Enclosures : Folded Metal Sheet Thickness 2 mm


• Bus bars : Copper
• Cable Connection Access : Bottom (front Access)
• Cable Connection Access : TOP ENTRY BY BUSDUCT

4.12. PANEL KONTROL ARUS BOCOR


a. Umum
Sistem ini adalah bersifat memonitor dan mengamankan terhadap
terjadinya arus bocor pada system instalasi listrik untuk pelayanan ke
manusia (pasien).
Unit ini secara khusus di pasang di ruang Operasi, Ruang
ICU/ICCU/PICU/NICU, Ruang Melahirkan dan Ruang Gawat Darurat
(Emergency).
b. Modul monitor isolasi ,,107TD47”:
Alat monitor isolasi ini adalah alat yang vital untuk menjamin keamanan dan
kelangsungan supply listrik medic, dimana alat tersebut harus dapat
memonitor nilai isolasi secara akurat dan terus menerus. A-Isometer
“107TD47” yang memiliki sistem pengukuran AMP dapat memantau niali
isolasi secara akurat, walaupun pada jaringan yang terkontaminasidengan
tegangan kotor (tegangan dc yang ditimbulkan oleh powersupply dari
peralatan listrik). A-Isometer ini juga dilengkapi alat monitor beban arus,
suhutemperatur, digital display dengan nilai/data yang jelas, key pad dan
tombol uji. Untuk memenuhi standard internasional/nasional yang ada,
maka “107TD47” memeiliki spesifikasi sbb:
- Internal Impedans : > 240 ohm (IEC60364-7-710:tdk
bolehkurang dari 100 Kohm)
- Tegangan uji : ˂ 12 V AMP (IEC60364-7-710:
Tidak boleh lebih dari25V)
- Arus uji : ˂ 0,05 mA (IEC60364-7-710: tidak
Boleh lebih dari 1 Ma)
- Isyarat gangguan isolasi : > 50-500Kohm (IEC60364-7-710: tidak
boleh kurangdari50
Kohm)
- Tombol uji : Tersedia (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Monitor koneksi kabel : Tersedia (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Monitor beban arus : Tersedia (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Monitor suhu trafo :Tersedia (IEC60364-7-710:
Disyaratkan)
- Sistem pengukuran : AMP Measuring (IEC 61557-8) IT AC with
Principle
Galvanically DC circuit

c. Trafo Isolasi “ES710”


Sesuai dengan standard IEC60364-7-710 bag.512.1.6, dengan spesifikasi
sbb:
• Reinfoced isolated
• Fixinganglesare isolated
• Windings’re galvanically isolated protection by PTC-Resistor
• Arus input : 22,5 A
• Arus output : 21,7 A
• Inrush current : 12 x In
• Leakage Current : ˂ 0,5 Ma
• No load input current Io ˂= 2,8 %
• Tegangan input : 230 VAC
• Tegangan output : 230 VAC
• Short circuit Voltage ˂= 2,6%
• Induction : 1T
• Resistancy of Primary ˂=0,1 ohm
• Resistance of secondary ˂=0,09 ohm
• Efficiancy ≥ 96 %
• Fe Loss : 80 W
• Cu Loss : 125 W
• Full-load temperature rise : 68 grd C
d. Modul Isyarat MK 2007
Alat isyarat ini harus terpasang di tempat-tempat yang mudah terpantau
oleh staff rumah sakit, agar supaya gangguan pertama dapat diketahui
sedini mungkin, sebelum terjadinya gangguan kedua yang dapat
mengakibatkan terputusnya listrik dan hal-hal yang tidak diinginkan. Alat
isyarat ini telah dilengkapi dengan digital display untuk mennjukan nilai
isolasi secara jelas dan nilai beban arus dalam persen pemakaian. Untuk
memenuhi standard internasional/nasional yang ada, maka “MK2007” ini
memeiliki spesifikasi Sbb:
- Digital display untuk nilai isolasi & beban arus
- Tombol tekan uji : menguji sistem secara remote (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Lampu warna hijau : Sistem sedang digunakan (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Lampu warna kuning: sistem sedang gangguan (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
- Isyarat bunyi yang nyala akanetapi warna kuning (IEC60364-7-710:
disyaratkan)
Paralel denganlampu kuning tidak dapat dipadamkan
Selama dan dapat dihentikan gangguan masih ada
Dengan tombol
e. Circuit Breaker
Untuk pemutusan otomatis pada lokasi gangguan, maka selektifitas
pemilihan spek MCB harus diperhatikan. Hal ini berguna untuk menghindari
terjadinya kesalahan pemutusan listrik pada lokasi yang aman (tidak ada
gangguan) yang dapat mengganggu kelangsungan operasional. Selain dari
pada tersebut diatas, ketentuan waktu trip (waktu pemutusan otomatis) juga
harus diperhatikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku untuk proteksi
gangguan kedua. Untuk melindungi kabel dari kelebihan arus, maka ukuran
MCB harus disesuaikan dengan ukuran penampang kabel dan diusahakan
tidak ada pencabangan.
• MCB input pada Trafo PRIMER : 2 POLE/ 32 A/ 10 Ka/ curve C
• MCB Pusat output trafo SEKUNDER : 2 POLE/25 A/ 10Ka/curve C
• MCCB Distribusi houtput trafo : 2 pole/6 A/ 4,5 Ka/ Curve C
f. Selector Swicth OFF-ON-BY PASS
Untuk menjamin kelangsungan operasional di dalam ruang OK atau ICU jika
terjadinya kerusakan Isolating Transformer, maka dibutuhkan suatu selector
switch yang dapat mengalikan listrik secara langsung keruang yang
bersangkutan tanpa harus lama menunggu waktu perbaikan/penggantian
transformer tersebut. Disamping itu juga selector switch tersebut dapat
memepermudah dan menjamin keamanan maintenance pada saat
penggantian trafo tanpa ada sentuhan tegangan listrik.
g. Wiring &Panel Inclosure
Untuk memepermudah perawatan, maka semua kabel wiring harus diberi
label/marking dengan kode yang jelas dan diterminasi dengan Terminal
Block yang anti electrolytic corrosion dan berlebel jelas.

Disamping itu dengan Panel dengan modular knock down sytem dapat
mempermudah pekerjaan Maintenance dalam perawatan, penggantian dan
pengembangan selanjutnya.

Spesifikasi Panel
• Indoor used
• Modular knock down system
• Material sheet steel 1,5 – 2 mm
• IP 40
• Door with type Lochable
• Powder Coating Epoxy polyester Colour Ral 7032 Tex, thickness 80
microns
• Finishing metal surface treatment : Degreasing + Rust removing, Rising,
Surface conditioning, rinsing, Zins phosphating, rising by spraying high
pressure clean water.

Specifikasi TRerminal Block


• The screws are prevented from loosening by locking technique (Reakdyn
principle)
• Metal parts of screw made of high-grad, strain-crack and corrosion-proof
copper alloys
• Insulating housing of terminal block made of recyclable PA 6.6 halogen
free & UV-resistant
• PA 6.6 is certified for inflammability class V0 in acc. With UL 94.
h. Rangkuman
Sumber Listrik untuk masing-masing ruang OK atau ICU terserbut diproteksi
dengan Sistem IT-Medis yang menggunakan trafo isolasi medis “ES710”.
Untuk alas an kontinuitas suplai, maka nilai isolasi, beban dan suhu trafo
harus dipantau secara terus menerus dengan alat ,,107TD47” untuk
menunjukkan terjadinya gangguan pertama. Disarankan agar gangguan
pertama dihilangkan dengan penundaan sesingkat mungkin, sebelum terjadi
gangguan kedua.

Sesudah terjadinya gangguan pertama dari isolasi pada bagian aktif ke


bumi, maka untuk proteksi terjadinya gangguan kedua digunakan Circuit
Breaker untuk pemutusan suplai listrik, dengan ketentuan sbb:

ZS ≤ U0 X √3 , Jika netral tidak terdistribusi

2 Ia

Z’s ≤ U0 , Jika netral terdistribusi

1.Ia

Untuk kedepannya jika diperlukan, bahwa setiap aplikasi monitoring pada


masing-masing Sumber Listrik IT-Medis dapat diintegrasikan secara
keseluruhan dengan Bender-Gateway ,,OPC”, sehingga memungkinkan
untuk dapat dikembangkan pada pemantauan terpusat dengan jaringan
berbasis PC via ISDN, Ethernet TCP/IP dan menggunakan standard protocol
OPC dengan Software-Visualisasi yang ada dipasaran.
4.13. LAMPU PENERANGAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pemasangan berikut penyerahan seluruh system penerangan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Standar/Rujukan
1. Persyaratan Umum Instalsi Listrik (PUIL – 2000).
2. International Electrotechnical Commision (IEC).
3. Standard Nasional Indonesia (SNI).
4. Spesifikasi Teknis :
• 09910 – Cat
• 16400 – Distribusi Tegangan Rendah
c. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.
2. Sebelum diadakan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada
Konsultan MK untuk disetujui.
3. Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan
dan menyerahkannya kepada Konsultan MK untuk disetujui.
4. Gambar Detail Pelaksanaan.
5. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail
pelaksanaan kepada Konsultan MK untuk disetujui.

Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan


bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi kontraktor bila mengabaikan hal ini.

Gambar Detail Pelaksanaan harus lengklap dan berisi tata letak dan
detail-detail yang diperlukan.
6. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Konsultan MK untuk
dicarikan jalan keluarnya.
7. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.

Gambar Kerja ini harus diikuti dengan se-seksama mungkin.

Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang


gerak yang digambarkan dalam gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan
Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
8. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua bahan dapat dipasang pada tempat yang
telah ditentukan.
9. Pengiriman dan Penyimpanan.
10. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan harus dalam
keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan
label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
11. Semua bahan dan peralatan yang disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.
12. Ketidaksesuaian.
13. Konsultan MK berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau
spesifikasi Teknis.
14. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpan atau berbeda
dari yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis
yang menjelaskan usulan penggantian berikut alas an penggantian,
dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal diatas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.
d. Bahan-bahan
1. Umum
Semua bahan penerangan harus berasal dari produk yang dikenal luas
serta dalam keadaan baru, bebas dari segala cacat dan disetujui
Konsultan MK.
2. Penerangan
a) Lampu
Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua supplier
produk harus menyertakan perhitungan pencahayaan dengan
sampling area untuk menunjukkan kontur isoline dari penyebaran
distribusi cahaya, kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio –
LOR, DLOR, ULOR & TLOR, supplier juga harus menyertakan
jaminan keaslian produk dan garansi untuk semua tipe armature.
Untuk produk indoor, kesilauan diindikasikan dengan UGR – Unified
Glare Rating (mengacu kepada standard dan rumus CIE) harus
disertakan untuk setiap armature indoor untuk menunjukkan
pengukuran terhadap gangguan yang diakibatkan oleh kesilauan
dengan skala penilaian dari 10 (unnoticeable) to 30 (unbearable)

Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan


kualitas yang sesuai dengan Standard IEC.
1. Lampu TL’D super
Lampu TL’D super (36 Watt & 18 watt) warna putih (cool
white/865) atau warna kuning (warm white/827) memiliki indeks
colour rendering (C.R.I>80) dan Lumen output sebesar 1350
lumen untuk TL’D 18Watt dan 3350 lumen untuk TL’D 36Watt.
Fitting (cap/base) menggunakan fitting G13 Philips. Lampu harus
menggunakan komponen sepeti ballast low loss, kapasitor dan
starter yang sesuai, semuanyabuatan Philips.

Dimensi dalam millimeter (mm)

Lamp type A B C D

max min max max max

18 WATT 827/865 589,8 594,5 596,9 604,0 28

36WATT 827/865 1109,4 1204,1 1206,5 1213,6 26

Prefered selection type


2. Lampu Metal Halide
Lampu Metal Halide CDM-T/CDM-TD (35,70,150 Watt) warna
kuning (warm white/830) atau warna putih (cool/white/942) buatan
phlips dengan kapasitas lampu sesuai ketentuan Gambar Kerja,
lampu dilengkapi dengan UV/Block untuk mengurangi resiko
panas yang ditimbulkan oleh lampu. Lampu harus menggunakan
kombinasi Ballast dan ignitor atau electrical gear yang sesuai.
Memiliki indeks colour rendering (C.R.I>80). Digunakan untuk
armature tipe downlight.

Cap/ Luminous Colour Colour Colour lamp lamp Net weight

Base Flux Lamp Temperatur rendering Designation voltage watage per piece
EM (lm) (k) index ( v) EM (w) (g)

G12 3300 3000 81 Warm Whith 88 38 27


G12 6600 3000 81 Warm White 88 71 29
G12 6600 4200 92 cool white 88 72 29
G12 14000 3000 85 warm white 96 147 33
G12 12700 4200 96 cool white 90 145 33
Cap/ Luminous Colour Colour Colour lamp lamp Net weight

Base Flux Lamp Temperatur rendering Designation voltage watage per piece
EM (lm) (k) index ( v) EM (w) (g)

G12 6500 3000 82 Warm Whith 92 71 21


G12 6600 4200 92 cool white 90 71 21
G12 13250 3000 88 warm white 96 145 30
G12 14200 4200 96 cool white 100 149 30

Lampu Metal Halide tipe HPI-T (250 Watt & 400 watt) dengan colour
temperature 45000K warna neutral white buatan Philips. Lampu harus
menggunakan kombinasi Ballast dan ignitor atau electrical gear yangsesuai.
Digunakan untuk armature tipe floodlight (lampu sorot) dan roadlight(lampu
jalan).

Cap/ Luminous Colour Luminous lamp lamp Net weight Colour

Base Flux Lamp Temperatur Flux Lamp voltage watage per piece Designation
EM (lm) (k) EM (lm) ( v) EM (w) (g)

E4J 65 4500 19000 128 250 178 Cool white


E4J 65 4500 19000 128 250 178 Cool white
E4J 65 4300 35000 125 350 195 Cool white
E4J 65 4300 35000 125 350 195 Cool white

3. Lampu High Pressure Sodium


Lampu High pressure sodium tipe sont-t (250 watt & 400 watt)
memeiliki kaca luar bening dan berbentuk tubular buatan Philips.
Lampu harus menggunakan kombinasi Ballast dan ignitor atau
electrical gear yang sesuai dan satu pabrikan. Konstruksi lampu
mampu menahan guncangan dan getaran sehingga menjamin
umur lampu yang lebih panjang. Digunakan untuk armature tipe
floodlight (lampu sorot).
Cap/ Colour Colour lumminous Colour lamp net

Base rendering temperature flux lamp voltage watage weight


Index (k) EM (lm) ( v) EM (w) per piece

E4J 25 2000 29000 100 250 170


E4J 25 2000 49000 100 392 175

4. Armature Lampu Clean Room Housing armature lampu harus


terbuat dari baja cold rolled dengan finishing cat putih. Armatur
dilengkapi dengan louver double parabolic ter
buat dari pre-anodized aluminium kemurnian tinggi.

Housing juga dilengkapi dengan cover PMMA berwarna bening


dengan gasket EPDM untuk menjamin debu dan kotoran tidak
masuk ke dalm compartment armature tersebut dan housing juga
harus sesuai dengan klasifikasi proteksi (IP 54) dan mengacu
kepada standard Internasional IEC 598.

Untuk menjamin kompatrment lampu yang kedap, maka tidak


terdapat lubang untuk pemasangan cover. Cover dipasang hanya
dengan 4 buah baut khusus. Untuk membuka cover, tidak
diperlukan peralatan tambahan.

Armatur cleanroom/operating Room dipasang masuk ke dalam


plafond(Recessed)

5. Armatur Lampu Taman


Armatur lampu taman dipasang dengan menggunakan tiang
dengan posisi top mounting atau column mounting berdiameter
60 mm, armature menggunakan lampu metal halide atau sodium
tekanan tinggi. Dengan cover polycarbonate bening (clear) atau
putih susu(opal).
Housing and louvers terbuat dari aluminium die-cast tekanan
tinggi finshing housing dengan cat berwarna abu-abu tua.

6. Selft Contained Emergency Lighting Module for TL-D Lamps.


Very compact and small in size, so it can be installed in various
type of TL-D flouresescent luminaire fittings. Equipped withaHi-
temperature Nickel Cadmium battery pack and super bright LED
chargeindicator.

INPUT VOLTAGE : 230Vac 50/60Hz ±

7. Self Contained Emergency Lighting Module for PL-C Lamps


Very compact and small in size, so it can be installed in various
type of PL-C flouresescent luminaire fittings. Equipped with a Hi-
temperature Nickel Cadmium battery pack and super bright LED
charge indicator.
b) Bahan Elektrikal
Bahan-bahan elektrikal seperti kabel daya, conduit, saklar, soket dan
lainnya harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
c) Penumnpu/Penopang
Semua penumpu/penopang yang dibutuhkan peralatan dalam
spesifkasi Teknis ni harus disediakan.

Penumpu/penopang dapat terdiri dari rangka baja, pelat,rak dan


bentuk lain dengan ukuran yang memadai, dan harus dipasang
dengan baut, sekrup atas las. Semua penumpang/penopang baja
dan/atau metal harus memenuhi ketentuan Gambar KERJA.

4.14. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Pemasangan Penerangan
1. Kontraktor harus melengkapi semua armature, perlengkapan
penerangan, komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan yang
diperlukan agar system penerangan terpasang dengan lengkap seperti
ditunjukkan dalam Gambar kerja.
2. Semua armature dan peralatan penerangan hrus dipasang lengkap
dengan aksesori penggantung, rumah lampu, soket, pemegang,
reflector, penyebar cahaya, balas, kapasitor dan komponen lain yang
diperlukan serta seluruh pengkabelan yang dibutuhkan.

Armatur dan lampu untuk daerah berbahaya harus dari jenis yang sesuai
untuk tujuan tersebut.
3. Perlengkapan penerangan yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak
diizinkan dipasang.
4. Jika Kontraktor bermaksud menggunakan perlengkapan penerangan
selain dari yang telah ditentukan, perlengkapan pengganti berikut data
fotometrik harus diserahkan kepada Konsultan untuk disetujui dengan
mengacu pada ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Informasi tambahan sepeti cara menggantung, penyeleseian dan/atau
contoh bahan perlengkapan harus diserahkan atas permintaa.
b. Pengujian dan commissioning Testing
1. Setelah seleseinya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor
harus melakukan pengujian lengkap dan pengukuran yang dianggap
perlu dengan dihadiri Konsultan. Semua sistem dan peralatan harus
diopersikan agar berfungsi sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
2. Peralatan, fasilitas pengujian, pengawasan pengujian dan pemeliharaan
peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh Kontraktor.
3. Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi
kepada Konsultan sebelum srah terima pekerjaan.
4. Pengujian dan uji pengoperasian harus ditemntukan oleh Konsultan MK.
5. Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
6. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti setiap
peraltan/perlengkapan yang rusak, termasuk kaca, plastic atau penyebar
cahaya sampai pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada
Konsultan MK.
c. Pembersihan
Kontraktor dari waktu ke waktu harus menjaga agar tempat kerja dan
sekitarnya bersih dari segala bahan-bahan terbuang atau kotoran yang
diakibatkan oleh pekerjan.

Pada akhir pekerjaan, kontraktor harus menyingkirkan semua kotoran, alat-


alat, perancah dan bahan sisa lokasi pekerjaan, sehingga pekerjaan terlihat
bersih dan siap untuk digunakan.
d. Lapisan Pelindung
Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal yang terlihat, seperti
penopang/penumpu, conduit dan lainnya, harus diberi lapisan pelindung cat
anti karet dalam warna sesuai Skema Warna.

Bahan cat dan car pengecetan harus memenuhi ketentuan dalam


SpesifikasiTeknis.
1.2. PRODUCT APPROVAL
Kontraktor akn diberi rekomendasi dan memasang seluruh peralatan dan
komponen dari sistem penerangan dalam bentuk paket yang akan di suplai
oleh pabrik.
a. Produsen kabel metal, supreme, tranka kabel.
b. Lampu Philips
c. Ballast Philips
d. Armatur Artolite, Philips
e. Socket Outlet Panasonic
f. Saklar Panasonic

PASAL 5
SISTEM TELEPHONE

5.1. UMUM
a. Penjelasan Umum
Semua peralatan tenaga kerja, material, persediaan, peralatan, alat, dan
pelaksanaan semua operasi yang penting bagi instalasi sistem komunikasi
secara lengkap dan mereka melaksanakan semua operasi dengan hasil
yang memuaskan.

Pekerjaan menggambar Dan Spesifikasi dalah merupakan komplementer


antara yang satu dengan lainnya, dan itu adalah berhubungan dengan
satu menjadi bungkus seolah-olah menuntut dengan kedua-duanya, jika
disana terjadi kontradiksi diantara dua berlawanan antra kedua dan
penyesuaiannya adalah dibuat oleh Konsultan setelah 14 (empat belas)
hari catatan ini diberikan melalui sebuah surat. Kontraktor harus anggap
untuk bahwa spesifikasi ini adalah untuk lebih mengikat.

Semua pekerjaan instalasi telepon harus dilakukan oleh suatu perusahaan


yang dapat dipercay dan dapat dikenakan pajak dan oleh para pekerja
trampil dari Kontraktor yang memiliki ijin dan lisensi dari PT.TELKOM ini
menandakan bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan instalsi
telephone dan kontraktpr harus mendaftarkan semuanya ini melalui
perusahaan TELKOM local.

Keseluruhan acuan akan disampaikan kepada pemilik pada waktu tender.

b. Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan


Berikut ini adalah daftar pekerjaan yang harus dilaksanakan :
1. Penediaan dan pemasangan dilengkapi dengan keberadaan MDF
(main distribution frame) dan box penghubung (Jungction Box/JB) atau
box terminal telepon (TTB), sesuai dengan kapasitas jalur tempat di
masing-masing bangunan.
2. Pemasangan conduit dan pengawatan dari box station PT.TELKOM ke
MDF, distribusi utama kabel telpon dari MDF ke TTB.
3. Pemasangan kabel tray untk membaringkan kabel distribusi telpon dari
MDF ke TTB lainnya.
4. Semua pengujian dari peralatan sampai memperlihatkan suatu
performa yang maksima. Setelah pengujian, peralatan-peralatan
Testing all the equipments until showing a maximum performance. After
testing, the equipments could be delivered to the Owner.
5. Semua ijin penanganan dari PT.TELKOM mengenai pekerjaan yang
diperlukan, dan semua pengujian peralatan-peralatan oleh
PT.TELKOM
c. Koordinasi
Kontraktor sebainya harus bekerja sama dengan pihak konsultan MK yang
telah ditunjuk dan mengkoordinasikan dengan enginer bidang elektrikal
dan semua mengenai penyaluran-penyaluran dalam proyek ini. Kegiatan-
kegiatan sebainya dikoordinasikan secara prioritas untuk pemasangan
yang sesuai dalam penyediaan untuk menghindari gangguan dan situasi
konflik.

Relokasi pekerjaan yang diperlukan untuk menghindari gangguan dan


konflik, dan relokasi dari komponen-komponen atau pemasangan
seharusnya menjadi subjek yang utama untuk persetujuan oleh konsultan
dan pemilik proyek yang telah ditunjuk.
d. Bahan-bahan dan pekerjaan
Semua peralatan-perlatan, material, dan barang-barang yang
berhubungan didalam pekerjaan harus dalam kondisi baru dan untuk
bahan-bahan dan material supaya dikondisikan daerah iklim tropis.

Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerja yangerampil dan ahli untuk
pekerjaan ini.
Dimana pelatihan secara khusus pengalaman dari personil harus
dilaksanakan dalam pekerjaan ini. Kontyraktor harus melengkapi sertifikat
pernyataan tertulis yang sah yang menyatakan bahwa personil yang
melaksanakan pekerjaan ini memeilki sertifikat pengalaman.
e. Informasi Suku Cadang
Berikut ini adalah informasi-informasi yang diperlukan :
1. Data suku cadang
Pengantaran jenis peralatan-peralatan menuju ke lokasi. Kontraktor
memberitahu kepada pihak konsultan bahwa daftar-daftar suku cadang
dan penyediaan telah lengkap.untuk beberapa jenis barang harus
dilengkapi juga dengan daftar harganya dan sumber-sumber lainnya
yang diperlukan semua biaya-biaya yang diperlukan sepenuhnya
ditanggung oleh pihak Kontraktor.
2. Daftar suku cadang yang di rekomendasika harus simpan oleh
OWNER dan mempertimbangkan hal-hal yang diperlukan untuk
memastikan kelanjutannya dans esuai dengan pengoperasiannya
selama 1tahun dari beberapa jenis dilokasi dan peralatan akan
dipenuhi sesuai dengan kontrak.
3. Daftar dari pesanan khusus, perawatan dan penggantian suku cadang
dan hal-hal penting lainnya dari bagian yang ada dilokasi dan waktu
pengiriman.
4. Waktu garansi dari suku cadang akan secara berkelanjutan dari
pabrikasi sebelum barang kusang, an biasanya disesuaikan dengan
waktu pengiriman.
5. Nama dan lamat penyedia suku cadang yang terdekat, informasi
bagian cadangan sebainya dalam bahasa ingris dan Indonesia.
Kepatuhan diatas tidak membebaskan Kontraktor dn merupakan
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya mengenai spesifikasi ini.
f. Kelengkapan Informasi yang harus diserahkan
Konsultan MK memeiliki hak untuk menetukan apakah informasi diatas
yang telah dikerjakan oleh kontraktor sudah lengkap dan memuaskan,
serta berhak menuntut penambahan informasi dari kontraktor
sebagaimana diperlukan untuk menjamin kebrlangsungannya operasi dari
setiap macam peralatan dan instalasi, atau melengkapi spesifikasi yang
dimaksudkan.
g. Persetujuan Material, Perlengkapan, Peralatan dan Dokumen Lpaoran
1. Umum
Sebelum dimulainya instalasi material atau perlatan apapun, kontraktor
menyerahkan terlebih dahulu gambar kerja, daftar material dan data
terpilih kepda Konsultan MK untuk disetujui.

Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap kesalahan dan


kelalalian dokumen laporan dan yang tidak diterima oleh Konsultan.
2. Gambar-gambar Kerja
Salinan transparan dari gambar kera akan diserahkan untuk disetujui
kepada perwakilan pemilik proyek. Seluruh gambar kerja bersihkan
informasi yang diperlukan untuk instalsi. Dokumen laporan harus
mencakup pandangan secara lengkap mengenai instalasi berikut
peralatan yangbersangkutan.
3. Daftar Material
Dalam jangka waktu tigapuluh hari setelah pemberitahuan pengerjaan,
kontraktor menyerahkan daftar lengkap material yang akan
dipergunakan dalam rangkap empat, termasuk di dalamnya nama
produsen berikut alamatnya, nomor calog, merek dagang, deskripsi,
yang dicantumkan tidak pada daftar yang berbeda. Deskripsi detil
untuk material tidak diperlukan mengingat data tersebut akan
tercantum pada gambar kerja yang diserahkan. Material yang terpilih
harus melingkupi seluruh persyaratan spesifikasi.
h. Material, Perlengkapan dan Peralatan
1. Umum
Seluruh komponen harus baru dan sesuai dengan publikasi yang
terpercaya, baik untuk seluruh syarat yang ditentukanserbagimana
gamar dan pabrik sedang danteratur memproduksi komponen tersebut.
2. Barang yng mirip
Barang yang mirip untuk fungsi yang sama haruslah dari Produsen
yang sama, sehingga memeiliki kemampuan penggantian yang
maksimal.
3. Sertifikat-sertifikat
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat bukti bahwa peralatan yang
tercantum dalam gambar berhasil secara memuaskan pada operasi-
operasi sebelum tender. Kontraktor juga harus membuktikan bahwa
pelayanan tersebut berada pada penundaan yangminimum. Seluruh
pergantian diperlukan harus ada persetujuan Konsultan MK.
i. Penggantian Material
Ketika spesifikasi atau yang tertera pada gambar, komponen harus
diindikasikan oleh produsen sebagi “sama atau lebih baik”.
Biaya pembuktian keselarasan untuk kepuasan Perwakilan pemilik proyek
dapat dihitung oleh kontraktor. Konsultan MK tidak dapat menerima
permintaan penggantian pada tanggal tender. Setiap pemintaan
penggantian harus dilaporkan setelah kontrak. Penggantian yang diajukan
harus sesuai dengan kondisi yang telah didesain. Perhatian pada tender
dikhususkan untuk di lihat kembali oleh Konsultan MK ketika menyetujui
penggantian :
1. Memiliki kesesuaian penuh dengan kriteria disain arssitektur dan disain
engineering, disain konsep dan syarat performa.
2. Syarat dimensi fisik sesuai dengan batas ruang yang telah tertera pada
gambar.
3. Batasan berat statis dan dinamis.
4. Tingkat kebisingan dan getaran dari peralatan atau pemasangan benda
bergerak.
5. Kemampuan digantinya suku cadang dan komponen.
6. Adanya akses bagi keamanan pemeliharaaan, memungkinkan untuk
dibuka dan diganti.
7. Kesesuaian dengan material lain, suku cadang dan komponen lainnya.
8. Kesesuaian penuh dengan seluruh syarat uji.
9. Kesesuaian penuh dengan syarat jaminan.
Meski desain berdasarkan pada “standar spesifikasi Indonesia”, poerlatan
yang didesain berdasarkan standard intyernasional lainnya yang
terkoordinasi dan memuaskan kriteria desain sebagaimana syarat
performayngtelah dikemukaka, dapat diterima jika terbukti ama, atau diluar
tanggung jawab kontraktor dan jaminan yang diperlukan. Konsultan MK
berhak memaksakan produk yang telah ditentukn pada kontrak.
j. Keseuaian dengan Persyratan pabrik
Dimana material atau peralatan pernah memenuhi spesifikais suatu desain
dan syarat performa dari labolatorium uji secara terpisah dan berdiri
sendiri, Kontraktor harus menyerahkan bukti kesesuaian tersebut.

Label atau daftar Agent tersebut merupakan bukti yang dapat diterima.
Pada label atau daftar, Kontraktor harus dapat menyertakan sertifikat
tertulis dari organisasi uji yang terkoordinasi baik secara nasional maupun
internasional, yang menyatakan bahwa barng benar-benar telah diuji dan
unit benar-benar memenuhi standar Agen.
k. Produk tanpa spesifikasi Pabrik
Material, peralatan, fiture, perlengkapan, aksesories peralatan dan
produsen yang sama, tanpa khusus dengan sebuah nama produsen, atau
tanpa sebuah nama perdagangan harus diserahkan untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis dengan nama produsennya, nomor katalog,
potongan-potongan atau data deskripsi yang sama diindikasikan dengan
jelas mengenai produk tersebut lengkap dengan spesifikasi-spesifikasi
yangdiperlukan dan tepat sesuai dengan gambar-gambar.

Penyediaan peralatan tambahan dan penyimpangan pemasangan yang


disebabkan oleh penyesuaian tersebut tidak termasuk dalam biaya
tambahan.
l. Gambar-gambar
1. Umum
Kontraktor akan secara hati-hati menyelidiki yang structural dan
kondisi-kondisi penyeleseian yang mempengaruhi pada semua
pekerjaan dan akan menyusun pekerjaan tersebut. Kontraktor
menunjukkan kelengkapan semua penambahan material, sekalipun
pekerjaan tidak ditunjukkan pada gambar-gambar tetapi yang penting
untuk pada saat bertemu dengan pekerjaan pada kondisi-kondisi atau
spesifikasi tersebut, pada saat penambahn-penambahan biaya
kepadaKonsultan MK.
2. Vertifikasi dimensi-dimensi
Kontraktor akan memeriksa semua gambar-gambar dan kondisi-kondisi
lokasi untuk menyesuaikan diri secara menyeluruh dengan semua
rincian pekerjaan dan kondisi kerja dan kebenaran semua dimensi di
dalam bidang bidang itu. Ia akan menginformasikan kepada konsultan
MK contoh manapun pertentangan atau penyimpangan. Jika
pertentangan atau penyimpangan disampaikan kepada Konsultan MK,
kontraktor akan menunggu penjelasan dan pertimbangan nya sebelum
melakukan/menyelenggarakan pekerjaan.
3. Shop Drwaings
Setelah persetujuan daftar material di sini ditetapkan, Kontraktor akan
menyerahkan shop drawings kepada Konsultan MK untuk
mendapatkan persetujuan. Shop drwaings akan mencakup data
katalog pabrik, literature deskriptif, bagan jaringan kabel, data
dimensional, data capaian dan alamt organisasi pemeliharaan dan jasa
lyanan yang paling dekat yang secara teratur menyediakan suku
cadangannya.

Shop drawings notasi kontraktor yang diserahkan adalah menurut


kebutuhan spesifikasi dan menyesuaikan diri kepada alokasi ruangan
melenmgkapi sesuai dengan konstruksi proyek. Data untuk masing-
masing sistem akn menjadi suatu kesesuaian secra keseluruhan
tnjauan ulang keseluruhan sistem, sebagian kan dipertimbangkan.

Perubahan penempatan dari penghubung/koneksi di dalam ruang yang


sama tidak akan sesuai kepada penyesuaian harga.
Jika penyimpangan tersebut dianggap perlu oleh kontraktor, rincian.
Seprti itu mencakup perubahan didalam bagian yang terkait dengan
proyek dan pertimbangan oleh karena itu, akan tertuang didalam shop
drawings.

Penyimpngan yang disetujui akan menjadi tidak termasuk dalam biaya


tambahan, pembuatan, instalasi dan gambar-gambar perakitan untuk
semua bagian-bagian dari pekerjaan akan menunjukkan secara detail
cukup untuk memungkinkan untuk mengcek pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan kontrak. Gambar-gambar akan menandakan adanya
dimensi dan detil itu dari semua rencana, tinggi elevasi yang
diperlukan, potongan melintang danrinciannya.

Analisa desain dan perhitungan pendukung akan menyediakan


verifikasi desain dengan penuh materi akhir yang individu. Jika jenis-
jenis item akhir dirancang oleh seorang subkontraktor, kontraktor yang
bertanggung jawab atas verifikasi datanya.

Gambar ruangan peralatan menggambarkan tetaruang harus


dikoordinasikan untuk semua daerah, gambar tersebut harus memilki
skala dans esuia dengan struktur dari cabinet, yanmg akan
mempengaruhi ruang yang tersedia. Semua perlengkapan mekanik
dan perlengkapan elektrik, Aksesoris, pekerjan Duct dan pemasangan
pipa jalur harus ditunjukkan untuk skala dalam perencanaan juga
didalam posisi pemasngan ketinggian/elevasi harus disesuaikan
dengan gambar.
4. Gambar-gambar As-Built
Kontraktor akan menyerahkan gambar-gambar As-built dalam 1 (satu)
pekerjaan gambar transparan yang di-set dan cetakan dalam rangkap
empat kepada Konsultn MK.

Kontraktor akan mengumpulkan lengkap gambar-gambar kontrak di


lapangan yang di atasnya harus ditandai penempatan tepat dari semua
saluran sistem outlet, lemari, perlatan, pemasangan kawat, dan lain-
lain, dengan dimensi mengambil dari bentuk pusat kolom tersebut.

Gambar-gambar As-built harus diserahkan kepada Konsultan dan wakil


Pemilik menurut kebutuhan penyeleseian proyek. Kontraktor akan
menandai dalam 1(satu) set gambar kontrak tersebut dengan mencetak
gambar mengenai penyimpangan, perluasan dan rivisi desain sesuai
desain aslinya.

Gambar-gambar As-built harus lengkap dengan nama pabrik, jenis,


kapasitas, pengukuran dan menyesuaikan nilai-nilai. Pada masing-
masing gambar As-built akan diindikasikan dal;am sesuia dengan
berikut ini ;
- Nama Pemilik
- Nama Konsultan
- Macam Pemasangan
- Nama dan/atau deskripsi bangunan atau bagian dari bangunan.
- Nama tempat
- Nama kontraktor
- Nomor gambar
- Nomor lembar
- Tanggal.
5. Gambar-gambar pabrik
Perakitan Bidang, pelaksanaan, instalasi dan check-out gambar-
gambar, spesifikasi dan manual meliputi berikut ini :
1) Sususnan gambar-gambar
Memperlihatkan dimensi perlatan, pengaturan dan berat/beban
yang mencvakup rencana, pengangkata/elevasi tinggi, bagian dari
detil.
2) Gambar-gambar pemasangan dan perintah-perintah
Memperlihatkan metoda dan perintah-perintah terperinmci untuk
perakitan unit bagian bidang atau pemasangan.
3) Gambar-gambar penyetingan
Memperlihatkan memasang palang/baut dimensi jangka,
penempatan pendukung-pendukung dan ukuran
4) Gambar-gambar pendirian dan perintah-perintah
Memperlihatkan urutan dan metoda pemasngan dan konstruksi
pendirian dengantanda-tanda dan posisi untukmasing-masing
nomor/jumlah.
m. Pemotongan dan Perbaikan
Pekerjaan harus secara hati-hati diperkenlkan di depan, dan tidak ada
memotong beton dan struktur baja sebelum diijinkan. Kerusakan pada
bangunan dan instalasi teknis akibat dari hasil memotong untuk keperluan
instalasi harus diperbaiki oleh para orsang terampil yang disebabkan oleh
karena kontraktor. Jioka pemeriksaan atau pertunjukan test menyimpang,
seperti material atau pekerjaan cacat harus digantikan atau diperbaiki
sebagaimana diperlukan dan diperlukan pemeriksaan, dan pengujian
harus diulangi. Pekerjaan perbaikan akan dibuat dengan material baru.
n. Perlengkapan Pelindung, Material dan PERALATAN
Pipa terbuka akan disetujui dengan penutup atau pemasangan
penyumbat. Peralatan tetap Danm Peralatan harus mencakup dan
terlindungi dari kotoran, air, embun, pasir dan bahan kimia atau luka-luka
mekanis medis.
Ketika penyeleseian dari semua pekerjaan peralatan tetap, material dan
peralatanm harus secara menyeluruh dibersihkan, disesuaikan dan diuji
untuk memperlihatkan operasi sesuai mereka. Semua material dan
peralatan harus dengan baik dancukup terhadap yang dilindungi oleh
kontraktor sebelumnya, selama pemasangan, dan setelah pemasangan.
Material dan peralatan yang rusak sebagia hasil proyeksi yang tidak cukup
atau tidak pantas tidak akan diterima untuk dipasang dalam proyek ini.
o. Indikasi /Plat Nama
Semua cabinet, kontrol, papan panel, penghentian dan materi peralatan
lainnya, harus diberikan dengan plat nama untuk menandakan adanya
penggunaan. Plat nama harus bahn plastic terlapis dengan ukiran yang
tunggal atau produk lainnya setelah diserahkan kepada Konsultan atau
Wakil pemilik Proyek bahwa material akan mendapatkan persetujuan.
Secara umum, plat nama memiliki ukuran tinggi 1.5 inci(3.81 cm) dan
dengan panjangnya 1’(satu inci) atau 2.54 cm, ukuran lebih kecil di mana
jika pembatasan kerja pemasangan membatasi penggunanan 1.5 inci
(3.81 cm) tinggi plat.
p. Penggalian, PENGISIAN DAN Pengurungan Kembali
Pengisian penggalian dan pengurungan kembali untuk pelayanan mekanis
harus dilaksamnakan dengan suatu cara atau metoda yang trampi.
Kontraktor harus berusaha teliti dan berhati-hati unuk memelihara
kelurusan dan posisi yang sesuai dari semua pekerjaan. Pekerjaaan
pembongkaran, pemindahan atau kekacauan yng disebabkan dari
pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
q. Penyisipan Kedalam, Sleeves dan Perlengkapannya
Untuk menyisipkan, sleeves dan perlengkapan-perlengkapan lainnya ke
konstruksi betonan atau tembok yang diperlukan dalam kontrak ini,
diperlukn petunjuk-petunjuk mengenai dimensinya atau contoh-contohnya
dan semua informasi lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan
pemasangan ini.

r. Pengecetan
Semua bagian baja karbon yang tidak digalvanized harus dicat. Pabrik
harus mengganti material yang rusak, atau dikembalikan dalam kondisi
yang asli, setelah persetujuan oleh Wakil pemilik Proyek untuk
melakukannya. Semua pekerjaan yang harus mencat bidang-bidang harus
bebas dari persandian warna bentuk menurut kebutuhan dan menyetujui
sesuai standard. Produk pabrikan yang direkomendasikan : ICI, atau
setara.
s. Pencegahan terhadap Karat
1. Umum
Dimana pencegahan terhadap karat atau hot-dip digalvanisir ditetapkan
di sini, segala perawatan yang bersifat melindungi akan melewati
kebutuhan pengujian sebagai berikut , yang akan diterima.
2. Kebutuhan pengujian
Pelapis harus menahan dinding dari percikan sesuai dengan metoda
6026 dari standar Amerika Fed-Std-141. Dengan seketika setelah
penyeleseian pengujian specimen akan tidak menunjukkan tanda
apapun yang mengerut, pecah hilangnya kondisi dari bentuk semula
dan tidak ada tanda karat di luar 3 mm di sisi yang lain dengantanda
kerut.
t. Contoh-contoh
Kontraktor akan menyerahkan contoh semua material. Semua biaya
mengenai ini dan contoh-contoh harus ditanggung oleh kontraktor, kecuali
jika secara khusus dipertimbangkan untuk memisahkan jenis-jenis item
didalam BOQ.
u. Pembukaan Akses
Kontraktor akan menyediakan akses membuka yang diperlukan
untukpemeriksaan dan pemeliharaan instalasi tersebut. Dimana
pembukaan adalah diperlukan pada saat membangun konstruksi seperti
dinding, langit-langit dll. Seperti itu pembukaan akan mempunyai suatu
fasilitas penutup yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan.
v. Penomoran Peralatan
Semua peralatan dan asesoris akan dinomori dengan plat yang serupa
sebagai plat indikasi. Nomor harus sesuai dengan nom,or peralatan pada
lembar data dan sesuai dengan gambar.
w. Dokumen Perubahan
Dalam hal perubahan, kontraktor akan membaharui dokumen yang
disampaikan untuk diserahkan kembali kepada Wakil pemilik proyek.
Gambar kontrak harus diberi tanda sesuai dengan yang dibutuhkan.
x. Jaminan
Semua peralatan, material dan pengerjaan harus dijamin untuk periode
masa 2 (dua) tahun setelah tanggal penyerahan. Ketika menerima pesan
dari wakil pemilik proyek terhadap segala sesuatu kesukaan apapun pada
masa periode jaminan adalah merupakan bagian pekerjaan penjaminan
dan kerusakan tersebut harus segera diganti sampai masa jaminanya
berakhir.
Konservasi Kontrak Jaminan perlatan untuk penyalur Sistem Telepon
adalah sesuatu hal yang mutlak harus dipenuhi sebelum pekerjaan
ditandatangani.
y. Perngujian-pengujian
Kontraktor akan melaksanakan semua test sesuai dengan yang ditetapkan
disini dan akan memperlihatkan operasi yang sesuai dari semua sistem.
Peralatan cacat, Material, dan pengerjaan harus diganti, diperlukan atau
dikoreksi oleh kontraktor dan pengujian kembali diperlihatkan untuk
mendapatkan hasil yang sesuai.

Semua pengawatan-pengawatan, pemasangan dan alat untuk Sistem


Telpon segera dicek dan diuji oleh PT.TELKOM untuk mendapatkan
persetujuan desain elktrikal. Dan semua biaya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
z. Hak Patent
Kontraktor akan menuntut penggantian atas kerugian kepada pemilik
terhadap suatu tindakan, klaim atau permintaan, biaya-biaya yang terjadi
menyangkut perusakan nama, hak, meniru alat yang memiliki hak paten
yang dilindungi.
aa. Iklim
 Suhu lingkungan Bagian luar 240C sampai 330C curah hujan, 16 m di
atas permukaan laut.
 Suhu lingkungan dalam rumah 240C sampai 320170C, 80%
kelembaban. Semua peralatan harus sesuai untuk operasi berlanjut
didalam suatu suhu maksimum 500C dengan suatu rata-rat 450C
untuk 24 jam dalam suatu periode.
 Semua peralatan harus dikondisikan dengankeadaan tropis.
bb. Lain-lain
Semua peralatan harus buatan, model dan kapasitas harus sesuai dengan
gambar, juga luas, pengaturan dan penempatan peralatan dan pekerjaan
duct yang dihubungkan dan pemasangan pipa/jalur harus sesuai dengan
gambar.

Peralatan, pekerjaan duct dan pemasangan pipa/jalur pengaturan akan


berkaitan dengan ruang/spasi yang diijinkan pemasangan, penggantian,
masukan, pemeliharaan dan pemliharaan.
PASAL 6
SISTEM PENGINDERA KEBAKARAN

6.1. Umum
a. Penjelasan Sistem dan kelengkapannya
1. Deteksi kebakaran harus meliputi unit pengendali pusat yang
terhubnungkan dengan peralatan di lapangan seperti alat pendeteksi
api, peralatan pemonitor dan pengendali, dan perlengkapan
pemberitahuan yang meliputi seluruh areal yang bersangkutan.
2. Unit pengendali harus terus memonitor status dari seluruh peralatan
deteksi dan mengambil langkah insiatif ketika menemukan asap atau
api. Panel pengendali harus cepat mengambil keputusan tanpa
melalaikan informasi yang diberikan berkaitan dengan keadaan sistem
saat itu.
3. Cara kerja sistem harus dapat dikonfigurasi ulang oleh panel
pengendali dengan menggunakan keypad atau program Windows
berdasarkan software yang sesuai dengan aplikasi yang bersangkutan,
sehingga memungkinkan diadakannya perubahan di masa yang akan
datang. Konfigurasi ini harus dapat dilaksanakan dalam kondisi tanpa
listrik.
4. Pekerjaan dan dokumen yang berkaitan pada tahap ini.
a) Lingkup kerja yang ada pada pekerjaan in meliputi antara lain
pekerjaan instalasi pengindera kebakaran menggunakan kabel data
dalam HI PVC dia. 19mm dari FTB ke setiap detector,
perlengkapan, material, dan performa dari keseluruhan cara operasi
yang berhubungan dengan pemasangan instalai pengindera
kebakaran yang sesuai dengan gambar perencanaan.
b) Persyaratan dari kondisi kontrak, kondisi penunjang, dan
persyaratan lainnya secara umum tercantum pada bagian ini.
c) Lingkup kerja yang tercakup pada pekerjaan ini harus
dikoordinasikan dengan lingkup pekerjaan lainnya yng terkait dalam
spesifikasi kerja yang sama.
d) Selama masa tender, kontraktor memberikan deskripsi terhadap
sistem dan konsep yang diajukan secara akarat dan benar.
e) Kontraktor harus menyediakan satu set lengkap gambar-gambar,
spesifikasi, dan dokumen katalog yang menjelaskan berbagai jenis
komponen yang diikut sertakan dalam sistem pengindera kebakaran
yang ditawarkan.
f) Dokumen-dokumen berikut ini merupakanpersyaratan minimum per
komponen sistem ;
• Diagram koneksi dan instalasi.
• Instruksi pembagian kerja
• Lokasi sesuai gambar perencanaan
• Instalasi interkoneksi dari ruang kontrol utama ke FTB tiap
gedung.
• Ketersediaan gambar-gambar dari ruang kontrol utama ke FTB
ditiap gedung.
• Ketersediaan gambr-gambar berikut, yang merupakan syarat
minimum:
- Diagram instalasi pengabelan.
- Diagram koneksi
- Rencana pengaturan umum, gambar layout dan garis besar
komponen-komponen sistem
- Denah perletakan alat dan detail potongan.
- Penyediaan dan penginstalasian perlengkapan utama yang
meliputi FTB yang dilengkapi dengan aksesoris
penunjangnya.
- Pengetesan dan pembagian kerja untuk sistem instalasi
secara keseluruhan.
• Pengajuan tanggal untuk dokumentasi awal harus
disesuaikan dengan jadwal pengistalsian program.
• Perbaikan dan finalisasi gambar sesuai pelaksanaan (As-built)
harus disetujui pula oleh pabrik dan setelah semua instansi
terkait telah menandatangani dokumen tersebut baru dapat
diserahkan ke pemilik proyek. Waktu penyerahan gambar
maximum 3 (tiga) bulan setelah ditanda tangani dokumen
serah terima secar lengkap.
b. Code dan Standard
Sistem pengindera kebakaran harus memenuhi ketentuan seperti disebut
dibwah ini :

2. Buku pedoman K & KK Depnaker No.17 tahun 1980.


3. Depnaker Regulation No. 116/ DP/1983.
4. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun2000
5. Peraturan pemadam kebakaran Indonesia.
6. European standard EN54, Part 2 and 4
7. Panel shall also be manufactured according to ISO 9001 standard.
c. Penguijian Mar\terail
1. Data produk ; pengujian data produk dari pabrik dan instruksi
pengintalasian bagi tiap produk yang termasuk didalam spesifikasi
pengindera kebakaran.
2. Pengajuan gambar kerja uang mengindikasikan ukran dan nomor
model sistem pengindera kebakaran sebelum produk tersebut
dipesan/dibuat pabrik.
3. Pengajuan gambar kerja sesuai dengan rencana pekerjaan akan
diajukan kepada konsultan untuk dilaksanakan, yang mana berisi
gambar tapak dan detail dari pekerjaan tersebut. Pengajuan rencana
kerja tersebut seharusnya diajukan satu bulan sebelumnya untuk
disetujui oleh Konsultan MK.
4. Ajukan brosur atau katalog dan instalasi sistem pengindera kebakaran
dan perlengkapannya dan telah diberi tanda (pakai marker) material
yang akan diajukan, setelah tersebut ditandatangani bersama maka
kontraktor dapat memesannya sesuai item material yang telah
disetujui.
5. Setelah dinyatakan pekerjaan dapat diterima dan sudah memenuhi
persyaratan pekerjaan maka kontraktor harus segera memberikan
gambar sesuai pelaksanaan (as-built drawing) sebanyak 5 (lima0
rangkap kepada Konsultan MK.
d. Koodinasi
1. Kontraktor harus mengkoordinasikan pekerjaannya dengan setiap
bagian pekerjaanlain yang memiliki keterkaitan dengan pekerjaaannya
dan harus memastikan bahwa pekerjaaan persiapan telah terkoordinasi
dengan baik.
2. Koordinasi penginstalan setiap elemen dan perlengkapan sistem
instalasi pengindera kebakaran secara intern maupun dengan disiplin
lainnya.
3. Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap koordinasi tersebut
diatas, serta semua koodinasi harus atas sepengetahuan Konsultan
MK.
e. Master Kontrol Fire Alarm (MCFA)
Panel MCFA adalah poendeteksi api elektronik modelharus dipilih dari tipe
bentuk modular sehingga mudah untuk dikembangkan. Kapasitas
pendeteksi kebakaran dapat dikembankan mulai dari 2 zone dan untuk
pendeteksi gangguan kebakaran setiap loops/modul terdiri dari 16 zone
sehingga kapasitas total adalah 16 s/d 256 zone.

Memperluas atau menambah modul tambahan pada sistem harus dengan


cara menambah modul yang secara otomatis mengkonfigurasikan ke
sistem.

6.2. PRODUCT APPROVAL


Kontraktor akn diberi rekomendasi dan memasang seluruh peralatan dan
komponen dari sistem pengindera kebakaran dalm bentuk paket yang
akan di suplai oleh pabrik.
a. Produsen, kabel metal, supreme, tranka kabel.

b. Produsen dari instalasi kabel data


Belden, Camscope, Pacific

Anda mungkin juga menyukai