Anda di halaman 1dari 73

SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan :
PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR

Lokasi
YOGYAKARTA

Tahun Anggaran
2020

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

2. BAB IV
PENGADAAN MATERIAL DAN BAHAN

4.1. BAHAN ELEKTRIKAL


Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru. Penggunaan barang bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.

4.1.1. Kubikel (Panel MVMDP Puwer House Utama)


1. Doubel Incoming DM1A With ATS Talus T200S PLN-GEN (1 set)
2. Kubikel GAM-LA SM6 (1unit)
3. DM1A Mot 630A-16kA, CT, VT, PM,Easergy P3, CTB-VTB, Heater 220vac
(3 unit)
4. QM Manual + Fusarc 31,5A , Shun trip 220vac, Mech CI1, Heater 220vac (1
Unit)
5. End Plate (Kanan Kiri) penutup
6. Sumur Grounding tdengan tahanan di bwah 5 Ohm
7. Pelaksana wajib melampirkan surat dukungan dari distributor, dengan
dilampirkan surat pernyataan :
- keaslian barang, ketersediaan barang dalam waktu 30 hari dari pemesanan
- garansi, dan layanan purna jual,
- Pernyataan ketersediaan kantor layanan pemeliharaan dari distributor resmi
di wilayah Jawa Tengah DIY.
- Selain itu supplier utama wajib memberikan pemaparan tentang produk
kepada direksi teknis dan pengawas pekerjaan, selaku perwakilan
user/pengguna, sebelum produk unit terkait dipasang.
4.1.2. Transformator
3. Konstruksi Transformator
a. Sirkuit magnetis dari laminasi baja silikon atau baja amour phose (amour
phose steel) dengan rugi-rugi yang rendah. Harus dicegah adanya
harmonik, khususnya yang ke 3 dan 5. Arus magnetisasi harus sekecil
mungkin. Inti harus tahan terhadap tekanan mekanis

b. Susunan lilitan dan saluran sirkulasi minyak harus dapat memberikan


pendinginan yang efisien. Klem–klem sirkit magnetis dan pasak-pasak
belitan harus tahan terhadap tekanan hubung-singkat.

c. Busing transformator harus didesain untuk dapat dipasang pada pasangan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

luar maupun pasangan dalam. Busing dari pasangan luar dapat dilepas
tanpa membuka tangki. Busing terbuat dari bahan-bahan porselin atau
jenis plug in bushing. Untuk hal-hal khusus seperti penyambungan
transformator dengan kabel, dimungkinkan adanya kotak sambungan
kabel. Jarak rambat busing tegangan menengah minimum 500 mm. Untuk
transformator yang akan digunakan pada sistem 3 fase 4 kawat,
YNyn0/YNyn6 Sesuai dengan Vektor Group Jaringan PLN Jawa tengah
DIY bushing pada sisi netral boleh mempunyai kelas isolasi tegangan
yang lebih rendah dari busing fase.

d. Tangki terbuat dari pelat dengan permukaan yang halus yang dilas dan
diperkuat dengan lipatan-lipatan atau seksi-seksi. Konstruksi tangki
adalah hermetically sealed untuk transformator dengan daya pengenal
sampai dengan 400, 630, dan 1250 kVA. Bagian luar harus dicat dengan
cat yang tahan cuaca, dengan ketebalan minimum 70 mm, tidak mudah
hilang dan berkualitas baik.

e. Transformator yang dilengkapi dengan radiator yang padu harus tetap


memudahkan pengangkutan dalam keadaan terkait lengkap dan
dimensinya sesuai dengan peraturan lalu lintas setempat. Bila diminta
dapat dilengkapi dengan katup pelepas radiator.

f. Tingkat bising transformator distribusi maksimum sesuai dengan nilai


yang tercantum dalam Tabel 3.1 dibawah ini.

Daya pengenal Tingkat bising


(KVA) dalam dB(A)
25 50
50 50
100 51
160 55
200 55
250 55
315 56
400 56
630 56
800 57
1000 58
1600 60

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

2000 61
2500 62

Tabel 2.1 Tingkat Bising Transformator

g. Penandaan terminal dan sadapan. Penandaan terminal dan sadapan


transformator distribusi harus mengikuti Publikasi IEC No.616:1978
yaitu :

Primer : lU; lV; IW; ( lN) * ), Sekunder 2U;2Y;2W; 2N

h. Untuk transformator yang menggunakan pengaman jenis pemutus tenaga


pada sisi tegangan rendah, karakteristik pemutus tenaga terhadap beban
lebih harus mengacu kepada SPLN 95:1994/SPLND3 atau IEC.76.

i. Pelaksana wajib melampirkan surat dukungan dari pabrik, dengan


dilampirkan surat pernyataan :

- keaslian barang, ketersediaan barang dalam waktu 30 hari dari


pemesanan.
- garansi, dan layanan purna jual,
- Pernyataan ketersediaan kantor layanan pemeliharaan dari distributor
resmi di wilayah Jawa Tengah DIY.
- Selain itu supplier utama wajib memberikan pemaparan tentang produk
kepada direksi teknis dan pengawas pekerjaan, selaku perwakilan
user/pengguna, sebelum produk unit terkait dipasang.
4. General Characteristics :
a. Design standars : IEC 76/SPLN 97-SPLN D3
b. Transformer type : Hermatically Sealed Totally Oil Filled
c. Service Condition : In door / out door
d. Type of Oil : Mineral Oil Class 1, acc to IEC 296
e. Number of phase : 3 phase
f. Frequency : 50 Hz
g. Bahan : Aluminium-AL (LV-HV)

5. Technical Specification :
a Capacity 1250 kVA (Gardu Auditor)
630 kVA (Gardu Perpustakan)
630 kVA 9Gardu FTM)
400 kVA (Gardu Rumahtanga)
c Primary Voltage 20.000 V (sesuai kebutuhan)
d Secondary Voltage 400 V (sesuai kebutuhan)

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

e Vector Group vektor Ynyn0/Ynyn6

f Cooling Sirip
g Temperatur rise – Oil ONAN
– Winding < 60 ˚C
h No load losses at nominal < 65 ˚C
voltage
On load losses at principal Sesuai
tapping
i Impedance Voltage (400 2800 watt)/ Sesuai kapasitas
j Off load current at nominal Sesuai
voltage
k Temperature Insulation (28000 watt)/ Sesuai kapasitas
Class
l Noise <7%
m Off Circuit Tapping Value Sesuai rekomendasi IEC
n Insulation A

Tabel 2.2 Tingkat Bising Transformator

6. Efficiency dan Voltage Regulation


Effisiensi %
4/4 load 3/4 load 2/4 loat 1/4 load
Pf 0.8 > 98 % > 98 % > 98 % > 98 %
Pf 1.0 > 98 % > 98 % > 99 % > 99 %

Tabel 2.3 Efficiency dan Voltage Regulation

7. Aksesoris:
a. Name plate and Rating plate
b. HV dan LV Porcelain Bushings
c. Off Circuit Tap Changer
d. Oil filling plug
e. Oil draine plug
f. Lifting plug
g. Grounding Terminal
h. Bidirectional Roller
i. Pressure relief device without contact
j. Oil level and thermometer with contact.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

8. Pengaman pada Transformator :


a. Rele Buchholz
Rele Bucholz adalah rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas

b. Pengaman tekanan lebih


Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau
katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap
kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada
tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangi trafo

c. Rele tekanan lebih


Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan
terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh
kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T

d. Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain
flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan
tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda
kumparan

e. Rele Arus lebih


Befungsi mengamankan trafo arus yang melebihi dari arus yang
diperkenankan lewat dari trafo terseut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh
karena beban lebih atau gangguan hubung singkat

f. Rele Tangki tanah


Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung
singkat satu phasa ke tanah

g. Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi
kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur

9. Data-data teknis pada pelat nama / Name plate


Pelat nama yang kuat dan tahan karat, bernomor seri dan mudah dikenali.
Tulisan pada pelat ini harus jelas dan tidak mudah hilang, luntur, data yang
tertulis pada pelat nama sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

a. Jenis transfomator (transformator distribusi);


b. Nomor Spesifikasi/standar,

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Nama pabrikan dan merk perniagaan;


d. Nomor seri Pembuatan;
e. Tahun pembuatan:
f. Jumlah fase.
g. Daya pengenal ( untuk transformator belitan banyak ganda, daya
pengenal tiap betitan harus diberikan, Kombinasi pembebanan harus
ditunjukkan pula, jika tidak daya pengenal salah satu belitan merupakan
jumlah daya pengenal belitan lainnya);
h. Frekuensi pengenal;
i. Tegangan pengenal;
j. Arus pengenal;
k. Lambang hubungan kelompok vektor;
l. Tegangan impedans nilai terukur pada arus pengenal dan pada suhu
acuan;
m. Nilai kenaikan suhu beli tan dan minyak bagian atas;
n. Berat keseluruhan;
o. Berat minyak isolasi;
p. Jenis minyak yang digunakan Shell Diala B/Nynas Nytro Libra ;
q. Diagram hubungan (dalam hal lambang hubungan tidak dapat
memberikan informasi lengkap mengenai hubungan didalam
transformator). Bila hubungan dapat diubah dalam transformator, maka
hubungan yang telah dibuat harus diperlihatkan

4.1.3. Spesifikasi Teknis Panel Kontrol Genset (PKG)


1. Panel TR genset yang akan mensuplai trafo Steep up Eksisting :
a. Bok panel
b. Pengaman untuk Peralatan
c. ACB 3P 3200A 85 KA DRAW OUT c/w OCR AGR-21BL-PG (include AUX
4c) unit sebagai pemerima arus output dari masing masing generator

2. AMF (Automatic Main Failure) dipakai dengan modul DSE 8610 untuk
mempermudah sistem pemantauan generator.

1) Timer (Time delay)


a) Main failure time delay yang digunakan untuk penundaan ketika
terjadi pemadaman yang mungkin saja terjadi karena drop tegangan
sesaat yang tidak memerlukan panel AMF - ATS untuk bekerja
b) Cranking time delay, yang digunakan untuk pengaturan starting

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

genset
c) Main transfer time delay, yang digunakan untuk penundaan
pemindahan transfer switch/contactor ke posisi main/PLN
d) Genset transfer time delay, yang digunakan untuk penundaan
pemindahan transfer switch/contactor ke posisi genset, biasanya
digunakan untuk memberikan kesempatan melakukan pemanasan
sesaat sebelum menerima beban
e) Recooling time delay, biasanya setelah tegangan Main/PLN pulih
dan transfer switch pindah ke posisi Main lagi maka genset akan mati
setelah proses recooling
2) Smart relay (dalam bentuk modul software)
3) Panel
dilengkapi Grounding arde / hubung tanah menggunakan elektroda tanah
rod tembaga masip 5/8” panjang penanaman elektroda tanah sesuai
kebutuhan untuk mencapai tahanan ≤ 2 Ohm.

3. Pengaman untuk Peralatan


Sistem proteksi berfungsi untuk melindungi generator dari adanya gangguan,
baik gangguan luar maupun gangguan dalam.
Jenis-jenis proteksi pada generator meliputi:
a. Stator
1) Overvoltage protection
2) Overcurrent protection
3) Overload protection
4) Differential protection
5) Distance protection
6) Earth-fault protection
b. Rotor
1) Negative sequence protection
2) Protection for loss of excitation
3) Rotor earth-faulth protection
c. Protection of prime mover
d. Reverse-power protection

4.1.4. Panel Utama dan Panel Pembagi


1. Acuan Pokok Panel :
a. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga
harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Panel-panel (Free Standing maupul wall mount) pada siku-sikunya harus


dibuat dari plat besi tebal minimal 2 mm dengan rangka besi.
c. Panel-panel tersebut harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dan harus
dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat Power Coating,
warna cat abu-abu. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi
dengan master key dan handel yang dapat di kunci.
d. Penggunaan baut dan mur tidak diperkenankan menggunakan baut seng,
harus menggunakan baut yang tidak menimbulkan nilai tahanan
konduktor naik melebihi 1 Ohm. Dianjurkan mempergunakan mur dan
baut dari bahan yang tahan karat untuk kerangka panel dan untuk busbar
menggunakan bahan tembaga.
e. Panel untuk type Free standing dinding bagian belakang harus dapat di
buka, dengan menggunakan baut atau mur.
f. Konstruksi di dalam panel dan peletakan komponen-komponen panel
harus diatur sedemikian rupa, sehingga apabila dilaksanakan
pemasangan, perawatan dan perbaikan pada panel tersebut tanpa
mengganggu komponen-komponen lainnya.
g. Panel harus dilengkapi lubang Ventilasi udara yang peletakannya di
utamakan di bagian atas dan bentuknya sirip.
h. Panel harus dilengkapi lubang yang jumlahnya minimal 4 buah untuk
tempat pemasangan/penguncian dyna bolt, ukuran dyna bolt sesuaikan
dengan beban panel.
i. Ukuran masing-masing panel, disesuaikan dengan item dalam BQ
sehingga semua komponen panel dapat terlindung dengan baik, serta
panel dapat berfungsi secara maksimal dan aman.
j. Penyedia wajib melampirkan surat dukungan yang menyatakan
ketersediaan barang, garansi, dan jaminan keaslian komponen panel dari
Authorized Distributor, yang dilampiri surat penunjukan dari principal
sebagai Authorized Distributor, dan pernyataan kepemilikan kantor
pelayanan di wilayah Jawa Tengah DIY.

2. Jenis Panel
a. Panel MDP, IT Server/Samrt relay, dan Kapasitorbank
Panel LVMDP adalah panel utama yang mendistribusikan power supply
dari sumber PLN/Genset yang disalurkan melalui penghantar berupa
NA2XSY/kabel NYY, kemudian arus power di terima oleh panel MDP :
1) Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB jumlah dan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

kapasitasnya sesuai kebutuhan seperti pada gambar dan BQ.


2) Breaker Incoming terdiri dari 3 pole 3 trip atau 4 pole 4 trip sesuai
BQ dan gambar.
3) Metering instrumen (Current Transformer, Volt meter, Amper meter,
Frequency meter, kW meter dan Power factor/Cos phi meter)
ketelitian 1%. Ukuran meter instrumen minimal 96 x 96 mm.
4) Control relay,
5) Over Voltage Arrester 4P surja,
6) Pilot lamp meliputi :
a) Warna Merah phase R
b) Warna Biru phase S
c) Warna Kuning phase T
7) Panel harus mempunyai 5 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari
3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk
grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus
yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi warna dan
jarak sesuai peraturan PLN (PUIL 2011), lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
8) Untuk mempermudah pengoperasian ON – Off pada panel Incoming
dapat ditambah Saklar pemutus ( 2 pilihan) yang peletakkannya
sebelum breaker.
9) Panel Incoming yang memiliki 2 Feeder dapat dilengkapi 1 unit
Automatic Transper Switch (ATS) atau sebuah Change Over Switch
(COS)
10) Panel Incoming PLN untuk kapasitas maksimal 200 Amp dapat
menggunakan type wall mounted dan diatas 200 Amp harus
menggunakan panel type free standing.
11) Kapasitas Panel dibawah atau sama 100 Amp menggunakan BC 35
dan panel kapasitas diatas 100 Amp menggunakan minimal BC 50.
12) Panel dilengkapi lampu penerangan, yang bila pintu panel di buka
lampu panel akan menyala.

13) Penyedia wajib melampirkan surat dukungan NA2XSY yang


menyatakan ketersediaan barang/siap produksi dalam waktu tertentu,
layanan purnajual maintenance dan instalasinya dari Authorized

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Distributor, yang dilampiri surat penunjukan dari principal sebagai


Authorized Distributor, dan pernyataan kepemilikan kantor
pelayanan di wilayah Jawa Tengah DIY

b. Panel Main Distribution Panel (MDP).


1) Panel Standing, dengan finishing cat baakar/Powdersoating.
2) Magnetic Contactor ACB 2 unit, 3 Phase, 4 Pole, 4 Trip kapasitas
sesuai beban.
3) Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB, jumlah dan kapasitas
breaker sesuai kebutuhan.
4) Breaker Incoming terdiri dari 4 pole 4 trip.
5) Metering instrumen Digital (Current Transformer, Volt meter,
Amper meter, Frequency meter, kW meter dan Power factor/Cos phi
meter) ketelitian 1 %. Ukuran meter instrumen minimal 96 x 96 mm.
Metering harus suport modebus outlate RJ45 RTU, sebagai moda
akses monitoring dengan Logic Kontroler / PLC.
6) Panel dilengkapi Grounding arde / hubung tanah menggunakan
elektroda tanah rod tembaga masip 5/8” panjang penanaman
elektroda tanah sesuai kebutuhan untuk mencapai tahanan ≤ 2 Ohm
7) Pilot lamp :
a) Warna Merah phase R
b) Warna Biru phase S
c) Warna Kuning phase T
8) Panel harus mempunyai 5 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari
3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk
grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus
yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi warna dan
jarak sesuai peraturan PLN (PUIL 2011), lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
c. Panel IT Server Monitoring
1) Panel Logic Kontroler minimal memiliki 16 chanel Output relay
2) Kapasitas kemampuan PC minimal HPE Proliant ML110G10 (Xeon
4208. 16GBRAM, HDD 1TB), dengan di lengkapi monitor
pemantau min 22inch, UPS 2200Watt. Lengkap dengan Mouse, dan
keyboard wireless.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

3) Operating system Minimal Windows 8, For PC/ Server


4) Pelaksana harus melampirkan dukungan dari penyedia jasa jaringan
IT yang bersertifikat dari lembaga umum/independen yang bersifat
nasional/International dalam bidang Network Technical
Suport/Cisco Network Design, Brainbench, dukungan dapat berupa
perorangan maupun dari instansi/Perusahaan IT.

d. Panel Kapasitorbank
1) LBS/Busbar sistem
Power uatama dari busbar LVMDP tersmbung ke Panel kapasitor
menggunakan NA2XSY yang ujungnya terkoneksi dengan LBS,
ataudengan busbar utaama kapasitorbank.
2) Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB jumlah dan
kapasitasnya sesuai kebutuhan. Jumlah Pole Breaker Incoming pada
panel distribusi :
a) Untuk 1 incoming terdiri dari 3 pole atau 4 pole.
b) Untuk 2 Incoming harus terdiri 4 pole 4 Trip
3) Metering instrumen (Power factor Regulator) ketelitian 1 %. Ukuran
meter instrumen minimal 96 x 96 mm.
4) Control relay.
5) Pilot lamp meliputi :
a) Warna Merah phase R
b) Warna Biru phase S
c) Warna Kuning phase T
6) Panel harus mempunyai 4 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari
3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk
grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus
yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi warna dan
jarak sesuai peraturan PLN (PUIL 2011), lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
7) Tombol dan selector Auto manual
Pada panel kapasitor di lengkapai dengan selector Auto Off Manual,
jadi pengoperasian didesain bisa manual mode maupu auto
operating, dengan di lengkapi tombol pengaktifan masing-massing
steep kapasitor dengan langkah 12 Steep.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

4.1.5. Penghantar
1. NA2XSY (Penghantar TM)
a. Kabel antar kubikel (MVMDP) menggunakan NA2XSY (70-95 mm)
single Core, dimana kabel jalur dibuat dengan Uditch, jalur penarikan
kabekl sesuai dengan gambar rencana yang ada.
b. Koneksi dari MVMDP dengan Trafo juga menggunakan NA2XSY
Single core sesuai gambar dan BQ
2. Kabel TR
a. Kabel NYY atau sejenisnya kekuatan Tegangan Kerja 0,6/1 kV untuk
kabel penerangan.
b. Kabel NYY atau sejenisnya 0.6/1 kV untuk kabel power dari Panel Utama
ke sub panel yang berada di dalam gedung.
c. Ukuran kabel disesuaikan dengan kapasitas beban.
d. Pemasangan kabel ke breaker harus menggunakan Scoen cable yang
ukurannya sesuai dengan peruntukan ukuran kabel.
e. Semua kabel harus memiliki sertifikat SNI,SPLN dan memenuhi
persyaratan PUIL.

4.1.6. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai


1. Breaker
a. Air Circuit Breaker (ACB)
1) Kapasitas : Sesuai BQ dan Gambar .
2) Rated continous current : Sesuai gambar.
3) Type : Fixed mounted.
4) Number of pole : 3 pole 3 Trip atau 4 pole 4 Trip.
5) Rated operating voltage : 415 Volt.
6) Frequency : 50 Hz.
7) Permitted ambient temp. : max. 55 °C.
8) Rated short time current : maksimal 0.5 s.
9) Operator Mechanism : Motorize, Selenoid dan Vacum.
10) Over load release : adjustable.
11) Instantenous over current : adjustable

b. Moulded Case circuit Breaker (MCCB)


1) Kapasitas : Sesuai BQ dan Gambar.
2) T y p e : Fixed mounted.
3) Number of pole : 3 pole 3 Trip atau 4 pole 4 Trip.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

4) Rated operating voltage : : 415 Volt.


5) Rated Frequency : 50 Hz.
6) Permitted ambient temp. : max. 55 °C.
7) Rated short time current : Maksimal 0.5 s
8) Operator Mechanism : Manual, Motorize, Selenoid dan
Vacum (for incoming).
9) Over load release : Adjustable.
10) Instantenous over current : Adjustable.

c. No Fuse Breaker (NFB) Non Adjustable


1) Kapasitas : Sesuai kebutuhan/Kapasitas trafo.
2) T y p e : Fixed mounted.
3) Number of pole : 3 pole 3 Trip atau 4 pole 4 Trip.
4) Rated operating voltage : 415 Volt.
5) Rated Frequency : 50 Hz.
6) Permitted ambient temp. : max. 55 °C
7) Rated short time current : Maksimal 0.5 s.
8) Operator Mechanisem : Manual Operation

d. Miniatur Circuit Breaker (MCB).


1) Kapasitas : Sesuai BQ dan Gambar
2) T y p e : Fixed mounted
3) Rate operating voltage : 240 Volt / 415 Volt
4) Number of pole : 1 pole 1 Trip, 2 pole 2 Trip, 3 pole
3 Trip atau 4 pole 4 Trip
5) Rated operating voltage : 415 Volt.
6) Permitted ambient temp. : max. 55 °C.

e. Electric Leakage Circuit Breaker (ELCB).


Digunakan untuk melindungi peralatan yang sensitiv terjadi arus
gangguan.

2. Termal Overload Relay


3. Surger ARRESTER

4.1.7. Syarat-Syarat Umum Ducting (Uditch).


1. Galian tanah.
Ukuran type galian tanah untuk penanaman ground cable disesuaikan dengan
jumlah jalur kabel yang ditanam, dengan ketentuan sbb :

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

JUMLAH JALUR KABEL TYPE GALIAN TANAH

1 s/d 5 CT Size 1

6 s/d 10 CT Size 2

11 s/d 14 CT Size 3

15 s/d 16 CT Size 4

17 s/d 20 CT Size 5

Tabel 2.4 Ketentuan Penanaman Ground Cable

Penanaman ground cable yang memotong parit, jalan mobil, ground cable lain
dan pipa air, maka galian tanah dibuat dengan kedalaman 100 cm, lebar bagian
bawah dan lebar bagian atas disesuaikan dengan ketentuan di atas. Khusus
untuk penanaman ground cable yang memotong parit atau jalan mobil, maka
pada lubang galian harus dipasang pipa sebagai pipa pelindung kabel.

2. Urugan pasir.
Penanaman cable dalam lubang galian harus disertai dengan penimbunan
pasir urug setebal 10 cm dibawah dan 10 cm diatas tarikan kabel.

3. Pemasangan U-Ditch untuk Rumah Kabel.


Sebelum galian ditimbun tanah kembali, terlebih dahulu diatas timbunan pasir
sepanjang seluruh galian kabel, harus dipasangkan U-Ditch yang dipasang
dengan jumlah U-Ditch.

4. Pelindung kabel terhadap petir.


Pada setiap tiang lampu, kawat BC ini dihubungkan dengan sebuah elektroda
tanah yang terbuat dari batang tembaga atau pipa galvanis sepanjang
minimum 1.2 m, sesuai kondisi tanah setempat.

5. Urugan tanah dan penyempurnaan bekas galian


a. Tanah urugan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan tanah semula.
b. Untuk galian yang melalui jalan mobil, maka setelah tanah dipadatkan,
harus dibuat konstruksi jalan diatasnya dan diaspal sehingga dicapai
kembali keadan seperti semula.
6. Pemasangan patok tanda kabel.
a. Sepanjang route penanaman kabel harus dipasangkan patok-patok tanda
kabel, yang dibuat dari beton cor 1:2:3 dengan ukuran 10x10x60 cm ang

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

ditanamkan sedalam 45 cm. Khusus untuk tanda kabel yang dipasang


didaerah shoulder, maka pemasangan tidak boleh menonjol sehingga
bentuknya disesuaikan dengan persyaratan tersebut diatas.
b. Tanda-tanda kabel tersebut dipasang pada route galian kabel dengan jarak
60 meter satu dengan yang lain, atau pada tempat-tempat dimana kabel
berbelok, serta pada tempat sambungan kabel.
c. Tanda-tanda kabel mana harus bertuliskan yang sesuai dengan
keperluannya (TR, TM, SAMBUNGAN dan sebagainya, sesuai gambar
4.2. PERSYARATAN PEMASANGAN
4.2.1. Persyaratan Teknis Khusus
1. Gulungan dan rel/kabel drum (coil dan reel), Semua kabel dan kawat harus
dikirim ke lokasi dengan gulungan standar yang dibubuhi label panjang,
ukuran kawat, tipe isolasi dan pabrik pembuat.
2. Penandaan (marking), nama atau simbol pabrik, bulan dan tahun pembuatan
serta logo pengujian laboratorium (PPMK) harus tercantum pada permukaan
lingkaran luar kabel.
3. Jenis dan ukuran kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.
4. Pemasangan Penghantar :
a. NA2XSY harus dipasang dilorong uditch atau menempel gedung yang
tidak mengurangi nilai estetika.
b. Kabel harus dipasang didalam pipa konduit, rak kabel, tray kabel atau
kabel pit.
c. Semua sambungan kabel harus dikerjakan di dalam kotak tarik (pull
box), kotak sambung (junction box), manhole atau handhole.
d. Kabel dari sistem yang berbeda harus dipasang sebagai berikut :
1) Pengawatan untuk penerangan harus dipasang di dalam pipa PVC
konduit.

2) Kabel untuk sistem signal atau sistem radio tidak boleh ditampung
dalam satu tempat yang sama dengan penerangan atau sistem daya
(power system).
3) Semua kabel tegangan menengah harus terpisah dari kabel yang
lainnya.

5. Pemasangan kabel dan sambungan harus dikerjakan sebagai berikut :


a. Harus aman, menggunakan pressure type konektor yang tidak disolder jika
tidak ditentukan lain.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Bila ditentukan sambungan yang disolder, sambungan kabel sebelum


disolder harus kuat secara mekanik : solder harus digunakan secara hati-
hati dan tanpa menggunakan larutan asam (acid) dan dibungkus dengan
pita isolasi plastik dengan cara yang disetujui untuk tegangan sirkuit.
c. Semua sambungan kabel tegangan menengah, koneksi dan terminal harus
menggunakan sambungan dan termination kit yang disetujui yang berisi
material koneksi dan isolasi yang dibuat oleh pabrik kabel.
6. Penggelaran kabel yang melalui jalur dalam gedung/plafon harus dilengkapi
penggantung (hanger), klem kabel dan penahan (support) yang diperlukan
supaya rapi dan kuat.
7. Identifikasi :
a. Identifikasi nomor kabel harus sesuai dengan skedul kabel yang dipasang.
b. Skedul kabel tersebut harus menunjukkkan nomor kabel, ukuran
konduktor, terminasi dan koneksi pada setiap ujung dan route kabel.
8. Bila kabel melewati dinding luar bangunan dan lubang kabel di bawah lantai
harus terisi penuh dengan material pelapis yang tahan air dan tidak mudah
terbakar.
4.2.2. Pemasangan di dalam pipa conduit :
1. Tidak boleh ada kabel atau kawat yang dipasang di dalam pipa konduit
sebelum konduitnya dibersihkan.
2. Jumlah luas penampang kabel atau kawat yang dipasang di dalam pipa
konduit tidak boleh kurang dari 30% luas penampang konduit.
3. Panjang ujung konduktor sekurang-kurangnya 15 cm harus lebih pada
masing- masing titik outlet dan switch untuk penyambungan atau koneksi ke
peralatan.
4. Semua kabel dan kawat harus dipasang dengan baik di dalam kotak tarik (pull
box), kotak sambung (junction box), kabel pit, manhole dan handhole.
5. Kabel untuk sistem power dan penerangan harus di dalam konduit yang
terpisah dari kabel komunikasi dan sistem sinyal.

4.2.3. Pemasangan kabel di dalam saluran di bawah lantai (cable floor duct).
1. Melaksanakan pembuatan cable duct ukuran minimal 40 cm x 50 cm,
Dilengkapi dengan penutupnya dari plat bordez tebal 6 mm dicat warna hitam
dan diikat dengan mur baut,
2. Semua kabel harus di support di dalam floor duct menggunakan kayu atau
klem plastic yang dipasang dengan jarak interval tidak kurang dari 50 cm.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Semua kabel harus dipasang berbaris dan rapi.


4. Bila kabel melewati tutup metal cable trench, maka harus ada ruang/jarak
diantara kabel dan tutup cable trench.
4.2.4. Pemasangan diatas kabel tray atau kabel rak.
1. Sambungan kabel dan isolasi dibuat dengan cara yang disetujui dalam kabel
tray atau rak.
2. Kabel harus dikencangkan dengan aman terutama pada kabel tray yang
melintang.
3. Bila kabel single konduktor terdiri dari sirkuit phasa atau netral yang
dihubungkan paralel, maka konduktor harus dipasang dalam group yang terdiri
dari satu atau lebih dari satu reaktansi dan single konduktor harus diikat dengan
aman dalam grup sirkuitnya untuk mencegah berlebihnya pergerakan arus
gangguan magnit.
4.2.5. Pemasangan kabel di dalam tanah.
1. Kabel yang ditanam di dalam tanah dengan kedalaman 80 cm – 100 cm.
2. Lebar galian/parit disesuaikan dengan rumus {(n-1)10+20}, n = jumlah kabel
yang digelar.
3. Galian/parit harus dipersiapkan dengan membuang semua debu, sisa arang,
sampah, puing, batu atau material lain yang dapat melukai lapisan kabel.
4. Dasar galian/parit harus ditutup dengan pasir setebal 10 cm sebelum peletakan
kabel, dan ditutup dengan 10 cm pasir setelah peletakan kabel lalu dipadatkan.
5. Setelah pasir dipadatkan, Kabel harus diproteksi dengan batu bata/concrete
block dengan jumlah batu bata 10 buah/meter (diasumsikan ukuran bata 20 cm
x 10 cm x 5 cm).
6. Tanda kabel (cable marker) yang terbuat dari beton harus dipasang diatas tanah
dan diatas kabel yang ditanam.
7. Jarak antar tanda kabel maksimal 50 m, dan setiap belokan kabel dipasang
tanda kabel.
8. Ukuran tanda kabel adalah 10 cm x 10 cm x 60 cm, dan dilengkapi dengan
tulisan TR.
9. Tanda kabel ditanam sedalam 45 cm.
10. Jalur kabel dan peletakan patok kabel agar dibuat pada As built drawing.
Termasuk penggunaan GPS untuk penentuan titik koordinat jalur kabel.

4.2.6. Penarikan dan penyambungan ground cable.


1. Penarikan kabel harus dilaksanakan sewajar mungkin (tidak diperkenankan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

terjadi dimana kabel tergelar dalam keadaan menegang).


2. Pada waktu penarikan kabel, harus diusahakan agar kabel jangan sampai knik
atau terpuntir.
3. Pada gelaran kabel yang membelok, maka belokan harus dibuat dengan radius
minimum sebesar 20 x diameter kabel.
4. Pada tempat-tempat dimana terdapat sambungan kabel yaitu sambungan
antara kabel dengan kabel atau kabel dengan panel, maka harus dibuat sling
kabel, minimum sebanyak 2 putaran dengan radius minimum 20 x dameter
kabel.
5. Penanaman kabel lebih dari satu saluran dalam sebuah galian, tidak
diperkenankan memasangnya dengan tumpang tindih. Pemasangan kabel
harus diatur sejajar dengan jarak satu dengan yang lainnya.
6. Semua sambungan ground cable harus menggunakan mof dan bahan resin
sebagai bahan pengecornya. Bahan resin mana harus dipilih yang sesuai
dengan tegangan kerja kabel yang akan disambung dan besarnya mof yang
dipergunakan disesuaikan dengan besarnya ukuran kabel. Penggunaan bahan
pengecor resin harus dikonsultasikan dengan dan atas persetujuan direksi.
7. Semua sambungan kabel, antara kabel dengan terminal atau antara kabel
dengan peralatannya, harus menggunakan cable schoen yang besarnya sesuai
dengan ukuran kabel
4.3. PENGUJIAN
4.2.1. Pengujian pada kabel
1. Pengukuran tahanan isolasi kabel
2. Tahanan isolasi kabel harus diukur sebelum dan sesudah ditarik/digelar,
pengukuran tahanan isolasi dengan menggunakan Alat ukur Insulating Tester
500/1000 Volt. Besar tahanan isolasi minimum 50 M Ohm.
3. Setelah penarikan kabel selesai, maka sebelum urugan pasir dilaksanakan,
gelaran kabel diatas galian harus diukur kembali besarnya tahanan isolasinya
dengan cara–cara pengukuran dan besarnya tahanan isolasi yang diperkenan
kan seperti tersebut diatas.
4.2.2. Pengujian pada Panel
1. Melakukan pengujian pisik terhadap kuncian-kuncian pemasangan Breaker,
Bush bar, Terminal dan lain-lain.
2. Melakukan pengujian On - Off Breaker
3. Melakukan pengukuran pada terminal-terminal terhadap Tegangan meliputi :

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Panel Panel..... Panel..... Panel..... Panel..... dst


R-S ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt
R-Tl ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt

S-T ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt


R-N ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt
S-N ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt
T-N ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt ....Volt
F ....Hz ....Hz ....Hz ....Hz ....Hz
R (A) ....A ....A ....A ....A ....A
S (A) ....A ....A ....A ....A ....A
T (A) ....A ....A ....A ....A ....A

Tabel 2.5 Contoh Checklist Pengukuran Arus dan Tegangan

4.2.3. Pengujian pada Trafo


1. Pengechekan :
a. Pengechekan pada Transformator :
b. Pengechekan Indikator suhu minyak
c. Pengechekan Indikator permukaan minyak
d. Pengechekan Indikator sistem pendingin
e. Pengechekan Indikator kedudukan tap
f. Pengechekan Dokumen Validasi Pabrik
1) pengujian tahanan isolasi
2) pengujian tahanan kumparan
3) pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
4) pengujian rugi besi dan arus beban kosong
5) pengujian rugi tembaga dan impedansi
6) pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
7) pengujian tegangan induksi (Induce Test)
2. Pengukuran pada Transformator :
a. Pengukuran Tahanan Isolasi
b. Pengukuran kebocoran tangki
c. Pengukuran Kenaikan suhu
d. Pengukuran Voltage
4.2.4. Pengujian Genset
Pengechekan dan pengukuran pada Panel :
1. Pengukuran Voltage
2. Pengukuran Frekwensi

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Pengechekan indikator - indikator


4. Pengujian ON/Off Breaker
5. Pengujian Proteksi

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

3. BAB V
PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

5.1. KETENTUAN UMUM


5.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional,
serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang
dibutuhkan.
Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh konsultan pengawas, yaitu dalam hal
Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), Waktu
pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
Pada pekerjaan Bangunan Sipil ini terbagi menjadi 3 (tiga) Zona Pekerjaan antara
lain :
1. Pekerjaan Peningkatan Rumah Genset
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan peningkatan bangunan rumah genset pada
Gardu Induk Polehan eksisting yang semula hanya satu lantai menjadi dua
lantai. Pembangunan ini dilaksanakan dengan merubuhkan atau membongkar
struktur dan dinding bangunan eksisting kemudian membangun struktur baru
sesuai dengan yang dijelaskan pada Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis
ini.

2. Pekerjaan Penambahan Rumah Gardu


Pekerjaan ini merupakan penambahan panjang Ruang Transformator pada
Rumah Gardu Induk Polehan Eksisting sesuai dengan yang dijelaskan pada
Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis ini.

3. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP (6 Unit)


Pekerjaan ini merupakan pembangunan 6 (enam) Unit Rumah untuk Panel
MDP (Main Distribution Panel) yang terbagi dimasing-masing zona. Keenam
bangunan Rumah MDP ini memiliki ukuran atau dimensi dan bentuk yang
sama sesuai dengan yang dijelaskan pada Gambar Rencana dan Spesifikasi
Teknis ini.

a. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP Zona 1

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP Zona 2


c. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP Zona 3
d. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP Zona 4
e. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP Zona 5
f. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP Zona 6
5.2.2. Peraturan-Peraturan Yang Dipakai
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
2. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
3. Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum
(A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.
14571.
4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI T-15
– 1991- 03)
5. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
6. Peraturan Penataan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
7. Pedoman Penataan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983
8. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
9. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
10. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8
11. Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain
(SNI 1727-2013)
12. Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural AISC 2010
(SNI 1729-2015)
13. Persyaratan beton struktural dan bangunan gedung (SNI 2847-2013)
14. Persyaratan beton struktural dan bangunan gedung (SNI 2847-2019)
15. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
16. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
17. Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A
18. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-
80.
19. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
20. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-303
dan NZS- 3121/1974.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

21. ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.


22. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
23. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
24. American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
25. Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).
26. American Concrete Institute (A.C.I.).
27. Petunjuk Penataan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC : 699.81 :
624.04)
28. Tata cara Penataan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung (SNI 1726-2012)
29. Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan oleh
pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP
I 803 dan 407.
30. Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal
54 dan NI-4.
31. Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K-41 dan NI.4, serta
mengikuti ketentuan- ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
32. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan pengawas.

5.2.3. Keahlian dan Pertukangan


Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman,
termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat mengantisipasi segala
kemungkinan yang terjadi. Selain itu, tukang yang digunakan harus sudah paham
dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, terutama pada saat dan setelah
pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi
pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling
lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode
kerja dan harus disetujui Konsultan Pengawas.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional,

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang
dibutuhkan.
5.2.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan
kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya, minimal 3 buah dilengkapi dengan brosur dari pabrik pembuatnya,
untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas. Contoh bahan yang telah
disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk pemeriksaan / penerimaan setiap
bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan
3. Khususnya finishing utama, sebelum dikerjakan Kontraktor harus mengajukan
2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Konsultan Pengawas untuk
diserahkan kepada Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan
material tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti: warna cat, keramik, dan
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana (Arsitek) terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
5. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan / maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi Konsultan pengawas dan untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik
Bangunan.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
7. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak bahan / material yang datang ke site
/ lapangan yang tidak memenuhi persyaratan ataupun tidak sesuai dengan contoh
yang telah disetujui. Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari site /
lapangan
8. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
9. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan memeriksa kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Kontraktor juga harus


memastikan kondisi site / lapangan sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
10. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan pengawas. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan
/ perbedaan diselesaikan.
11. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus dilengkapi
dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut yang :
a. Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;
b. Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
c. Disetujui oleh konsultan pengawas.
12. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :
a. Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek;
memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang
bersangkutan/rekomendasi sebagai applicator ;
b. Harus melakukan pengecatan secara full system ;
c. Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;
d. Harus mengajukan urutan kerja;
e. Harus mengajukan bukti pesanan;
f. Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai proyek
selesai;
g. Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi yang
dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani Direktur
Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main Kontraktor.
13. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakaian /
Pemberi Tugas.

5.2. PEKERJAAN PERSIAPAN


5.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi. Pekerjaan ini dikerjakan pada masing-masing Zona seperti
yang tercantum pada gambar rencana dan item pekerjaan pada Rencana Anggaran
Biaya dengan rincian sebagai berikut :

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

1. Pekerjaan Peningkatan Rumah Genset


a. Pekerjaan Bongkaran Dinding Eksisting
b. Pekerjaan Bongkaran Beton Bertulang
c. Membuang Bekas Bongkaran
d. Pembuatan Pagar Sementara dari Seng Gelombang Tinggi 2 Meter
2. Pekerjaan Penambahan Rumah Gardu
a. Pekerjaan Bongkaran Dinding Eksisting
b. Pekerjaan Bongkaran Beton Bertulang
c. Membuang Bekas Bongkaran
d. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
3. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP (6 Unit)
a. Pembuatan Pagar Sementara dari Seng Gelombang Tinggi 2 Meter
b. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

5.2.2. Pekerjaan Bongkaran Dinding


1. Pelaksanaan bongkaran pasangan batu bata dilaksanakan dengan hati-hati agar
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan atau alat-alat yang ada disekitar lokasi
pembongkaran.
2. Kerusakan alat-alat akibat pembongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor.
3. Material bekas bongkaran agar ditumpuk pasa suatu tempat sebelum diangkut
keluar lokasi
5.2.3. Pekerjaan Bongkaran Beton Bertulang
1. Pembongkaran beton agar hati-hati jangan sampai merusak bagian lain yang
tidak termasuk dalam item pekerjaan
2. Pelaksaan pembongkaran beton harus dikerjakan secara bertahap
3. Bekas bongkaran beton (besi dan puing-puing) tidak diperkenankan
dipergunakan kembali.
5.2.4. Pagar Pengaman Proyek
Kontraktor harus membuat pagar pengaman proyek dari seng tinggi 200 cm dan
rangka kayu 5/7 dengan rapi serta dilengkapi dengan pintu untuk keluar masuknya
kendaraan proyek ( apabila areal pekerjaan belum ada / tidak memungkinkan
digunakannya dinding pagar yang ada ).

5.2.5. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari Sumur pantek. Air harus
bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
rencana.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk
mensuplai kantor Direksi Lapangan.

Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor.

5.2.6. Drainase Tapak


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan
air yang ada.

Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.

Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan persetujuan


Direksi / Pengawas.

5.2.7. Mengadakan Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank


1. Pengukuran Tapak kembali.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Pengawas
/ Direksi untuk diminta keputusannya.

Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas / Direksi selama
pelaksanaan Proyek.

Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Direksi.

Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan


Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman yang telah


ditentukan, siku bangunan maupun datar (water pass) dan tegak lurus
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat water pass instrument /
Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan tegel, langit-langit
dan sebagainnya dengan hasil yang baik dan siku.

Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang


tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi penyimpangan atau
tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan Lay Out, Pemborong harus
melapor pada Pengawas / Perencana.

3. Pemasangan Bouwplank
Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
Bowplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
bench mark yang diberikan konsultan pengawas secara tertulis serta
bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh
bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.

Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan


dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya,
kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi
Pekerjaan.

Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau wakilnya


tidak menyebabkan tanggung-jawab Pemborong menjadi berkurang.

Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau seluruh
referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.

4. Bahan dan Pelaksanaan.


a. Tiang Bowplank menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 dipasang setiap
jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20 dari kayu Sengon
dipasang datar Water Pass.
b. Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m1
dari as tepi bangunan dengan patok - patok yang kuat, bowplank tidak
boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya
sehingga dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasram
tembok bawah.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

5.3. PEKERJAAN TANAH


5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi. Pekerjaan ini dikerjakan pada lokasi seperti yang
tercantum pada gambar rencana dan item pekerjaan pada Rencana Anggaran Biaya
dengan rincian sebagai berikut :
1. Pekerjaan Tanah
a. Galian Tanah
b. Urugan Tanah Kembali
c. Pemadatan tanah
d. Membuang Bekas Galian

5.1.2. Persyaratan bahan


1. Bahan Bekas Galian di dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi
syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan
organis lainnya.

2. Bahan Urugan dari Luar Lokasi Proyek (tanah padas)


Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik
b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10% partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum
mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan konsultan Pengawas.
3. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.

5.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Jaringan utilitas

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan


lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam
mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di
bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke
suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan
Kontraktor.

2. Galian yang tidak sesuai


Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka kontraktor
harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang
memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat,
atau galian tersebut dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton.

3. Urugan kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan
pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

4. Pemadatan dasar galian


Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau
bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

5. Air pada galian


Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai
untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor
harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan, sehingga
tidak terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar proyek. Di dalam
lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat
dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.

6. Struktur pengaman galian dan pelindung galian


Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran
pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan
lebih besar 1:2 (Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan
adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas sehingga sisi galian
tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.

7. Perlindungan benda yang dijumpai


Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang
dilindungi selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk
dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan kerusakan
yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti oleh
kontraktor.

8. Urutan galian pada level berbeda


Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus
dimulai dari bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

9. Cara Pengurugan dan Pemadatan


Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm dan
pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan maximum pada kadar air
optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan urugan
dilakukan dengan memakai alat pemadat (vibro roller) yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.

10. Pemasangan Patok


Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.

11. System Drainase


Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut harus
selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara efektif
untuk menaggulangi air yang ada.

12. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut
belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

13. Toleransi Kerataan


Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

± 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.

14. Level Akhir


Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas.
Semua hasil- hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok
referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah
tersebut.

15. Perlindungan Hasil Pemadatan.


Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga
dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah
oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya perlindungan dapat dilakukan
dengan menutupi permukaan plastik. Pekerjaan pengadaan dianggap cukup,
setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari
konsultan pengawas.

16. Pemadatan Kembali.


Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum memulai
lapisan berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang
dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi perkerjaanya atau diganti, dengan
cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan
yang telah dibutuhkan, jadual pengujian harus diajukan oleh kontraktor
kepada konsultan pengawas.

5.4. PEKERJAAN PONDASI


5.4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan Pondasi sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah
pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar dan aman.

Pekerjaan ini dikerjakan pada masing-masing zona seperti yang tercantum pada
gambar rencana dan item pekerjaan pada Rencana Anggaran Biaya dengan rincian
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Peningkatan Rumah Genset
a. Pekerjaan Pondasi Beton Bertulang
b. Pekerjaan fc’ 10 MPa (Lantai Kerja)
c. Pekerjaan Urugan Pasir

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Pekerjaan Penambahan Rumah Gardu


a. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Belah
3. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP (6 Unit)
a. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Belah

5.4.2. Pekerjaan Urugan Pasir Padat


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di bawah
lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti sloof, dan pekerjaan beton yang lain yang
berhubungan langsung dengan tanah.
Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka
dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas
galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2. Persyaratan bahan
a. Bahan Urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
b. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum
digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib
mencari air kerja yang memenuhi syarat.

3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Tebal pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja
harus diberi lapisan pasir urug tebal 5 cm padat atau sesuai dengan
gambar kerja. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja.
b. Cara pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum
Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

memadai agar didapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
c. Air pada lokasi pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
d. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur
dengan pasir urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah
lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan
bahan lainnya yang bersih.
e. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

5.4.3. Pekerjaan Pasangan Batu Belah


1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk
pondasi bangunan serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan bahan
a. Batu kali yang digunakan adalah batu gunung, berwarna kehitaman dan
harus batu belah/tidak bulat dan tidak porous serta tidak rapuh.
b. Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
c. Lapisan batu gunung yang digunakan:
Jenis : batu belah/batu gunung ukuran 15 s.d. 20 cm
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 3 PP
3. Syarat pelaksanaan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1982, dan
harus seijin Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah
dasar harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan
dipadatkan.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan bagian


dalam harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi dengan
kricak. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam satu hari.
Sisi samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan perekat
pondasinya.

d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu kosong


(aanstamping), pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi panjang
tengah dan bersilang kemudian diberi / ditabur pasir bagian atasnya
hingga pasir mengisi lobang-lubang yang terdapat disela-sela batu.
Ketinggian pasangan aanstamping 20 cm atau mengikuti gambar kerja.
Setelah pasir merata kemudian ditimbris.

5.5. PEKERJAAN BETON BERTULANG


5.5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti
acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.

5.5.2. Persyaratan Bahan


1. Semen
Persyaratan bahan untuk semen adalah sebagai berikut:
a. Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis
semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut.
b. Semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama dan dalam
keadaan baru.
c. Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus
terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan
tertutup rapat.
d. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak
lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari
kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak boleh
ditumpuk lebih dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen harus diatur
sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama.
e. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai.


f. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
g. Untuk bahan semen digunakan ex. Tiga Roda, Holcim, Gresik
2. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis agregat ini
diisyaratkan sebagai berikut:
a. Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari
cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat. Atau ¾ jarak bersih minimum antar baja
tulangan, berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao 30 mm. Gradasi
Agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang kerikil atau
rongga dengan ketentuan sebagai berikut:
Sisa di atas ( % Berat )
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan berikutnya 01-10

Agregat kasar menggunakan split 2/3 pecah mesin.

b. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur
harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir
beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
Ayakan 0.25 mm 80-95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan


dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal, maka
Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaanya dan harus dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran dengan tanah. Agregat halus/pasir beton menggunakan ex

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

lokal.

3. Air untuk campuran beton


Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum
umumnya dapat digunakan.

4. Besi beton
Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Ketentuan mengenai besi beton adalah:
a. Ex Krakatau Steel, SNI, Master Steel
b. ≤ Ø 12 mm (tulangan polos) : BJTP U-24
c. > Ø/D 12 mm (Tulangan ulir): BJTD U-39

Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
b. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
c. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
d. Besi standart SNI
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

5. Admixtures material tambahan


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan
melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan semen dan agregat
yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran tambahan yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat
pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi “Specification for
Chemical Admixtures for Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi Standart
Umum Bahan Bangunan Indonesia.

6. Kualitas beton
a. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

harus dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam spesifikasi


teknis ini.

b. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,


Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan
oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial mix di
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Zona Peningkatan Rumah Genset :
Semua beton menggunakan mutu fc’ 20 MPa
d. Zona Penambahan Rumah Gardu :
Semua beton menggunakan mutu fc’ 20 MPa
e. Zona Plat Deucker :
Semua beton menggunakan mutu fc’ 20 MPa
f. Beton untuk lantai kerja dengan mutu beton fc’ 10 MPa.

7. Desain adukan beton.


Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi yang baik,
sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan sekitar besi beton,
tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara
berlebihan. Campuran beton harus dirancang sesuai dengan mutu beton yang
ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :

MUTU BETON K225 K250 K275 K300 K350 k400


Kuat tekan minimum 7 hari ( kg/cm2 158 175 192 210 245 280
U
)n3

Jumlah Semen minimum (kg/m ) t 300 300 300 325 350 375
Jumlah Semen Maksimum (kg/m3) 550 550 550 550 550 550
W / C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5

Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus
menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah
semen minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok
waterproofing.

5.5.3. Pengujian Bahan


1. Umum

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala


pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil
pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh konsultan
pengawas.
b. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor
harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan
selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh
hasil yang diinginkan.
c. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai
dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
d. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik,
dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai dengan
spesifikasi ini.

2. Laboratorium Penguji
a. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan. Laboratorium
bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan spesifikasi
ini.
b. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji
di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang
menguasai bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus.
1) Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
2) Alat pengukur kelecakan beton (slump)
3) Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat
benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan
matahari.
d. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan
(b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
3. Pengujian agregat
Pengujian pendahuluan agregat Kontraktor harus melakukan pengujian
pendahuluan agregat sebagai berikut:
a. Sieve analysis
b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
c. Pengujian unsur organis

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Pengujian kadar Clorida dan Sulfat.


Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan pengujian kadar air dari tiap jenis
agregat harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap Trial Mix.
4. Pengujian beton
a. Benda uji beton
Benda uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji
harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi pengecoran sesuai dengan
yang disyaratkan oleh konsultan pengawas.
b. Test beton
1) Pada awal pelaksanaan, harus dibuat benda uji. Benda uji tersebut
ditentukan secara acak oleh konsultan pengawas dan harus dirawat
sesuai dengan persyaratan.
2) Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan Pengawas
dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di
atas. Dengan beban biaya ditanggung oleh kontrator.
c. Laporan Hasil Uji Beton
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari
laboratorium penguji untuk disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan Tekanan Beton
Karakteristik.
d. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
1) Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi beton ditetapkan berdasarkan jumlah 30
buah hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari jumlah
contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor
pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

S=
N -1

Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )


≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

2) Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )


Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan proporsi
campuran beton harus diambil sebagai nilai yang terbesar dari formula
berikut ini :
fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2
3) Kuat Tekan Sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan memuaskan,
jika kedua syarat berikut dipenuhi :
• Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing masing
terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc’ + 0.82 N)
• Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempunyai nilai di bawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan
berikutnya atas rekomendasi KP.
e. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak
dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain. Semua biaya
pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya
pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat kasus perkasus.
5. Pengujian Besi Beton
a. Benda Uji Besi Beton
1) Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji
besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm
sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya
benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas untuk masing masing diameter besi beton. Uji besi beton
terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
2) Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas. Contoh besi beton yang
diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan Pengawas tidak
diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3) Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang bagian struktur yang bersangkutan dan
lain-lain data yang perlu dicatat.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

4) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan,
maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengambilan
contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
b. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas
besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

5.5.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak ditentukan
secara khusus adalah antara 10 – 14 cm untuk beton umumnya, sedang tiang
bor slump sebagai berikut, Beton diambil sebelum dituangkan ke dalam
cetakan beton (begisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas
permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang
lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap
tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian
atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya.
2. Persetujuan Konsultan Pengawas
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Laporan harus
diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
3. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada
konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran
beberapa hari sebelum waktu pengecoran, untuk memungkinkan Konsultan
Pengawas melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan.
Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang
akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan semua
kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar
pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.
4. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika
lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures
yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton
diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi
pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran
tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat
penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan
pasta beton sehingga dapat mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun.
Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini
dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton dapat
dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personil
yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan
besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap
alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 – 8 m3 beton segar per jam. Beton
segar dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan
selama pemadatan beton masih bersifat plastis.
5.5.5. Pemadatan Beton
1. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan tersebut
bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton, juga berkaitan dengan kelecakan (workability) beton. Vibrator harus
disediakan dalam jumlah yang memadai, dan di tempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak menyentuh besi beton.
2. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan
balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat
dan rumit, maka kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling
lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan.
3. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi
Konsultan Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

5.5.6. Perawatan Beton


1. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah perbedaan
temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya keretakan dan
penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan begitu pekerjaan
pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu harus dilakukan perawatan
beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat terutama pada
permukaan beton yang baru dipadatkan.
2. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi
dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai.
Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut
harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.

5.5.7. Adukan Beton Yang Dibuat Di Tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat di
lapangan harus memenuhi syarat-syarat:
1. Semen diukur menurut berat
2. Agregat kasar diukur menurut berat
3. Pasir diukur menurut berat
4. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant)
5. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
6. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk
7. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih
dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

5.5.8. Besi beton


1. Pengajuan besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengajukan contoh
besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan
digunakan untuk disetujui Konsultan Pengawas
2. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

kemungkinan karat dapat dihindarkan


3. Gambar Kerja dan Bending Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak dan sebagainya. Semua
pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus
dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas
sama sekali tidak diijinkan. Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar
kerja pembengkokan (bending schedule) dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bebas karat
Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari karat,
minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.
5. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar
standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik /
tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin dari garis tengah
penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan-
ketentuan tersebut di atas harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Untuk beton bertulang, tebal selimut beton minimum yang harus disediakan
untuk tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Tebal Selimut
minimum
(mm)
a. Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu
75
berhubungan dengan tanah
b. Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:
- Batang D-19 hingga D-56 50
- Batang D-16, jarring kawat polos P 16 atau kawat ulir D 40
16 dan yang lebih kecil

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Tebal Selimut
minimum
(mm)
c. Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau
beton tidak langsung berhubungan dengan tanah:
Pelat dinding, pelat berusuk:
- Batang D-44 dan D-56 40
- Batang D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok, kolom:
- Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral 40
Komponen struktur cangkang, pelat lipat:
- Batang D-19 dan yang lebih besar 20
- Batang D-16, jaring kawat polos P 16 atau ulir D 16 dan 15
yang lebih kecil

6. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang
ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan Pengawas.
7. Kawat beton dan penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip
yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan
beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang
ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada spesifikasi ini.
Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan acuan.
Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga
tidak menonjol permukaan beton.
8. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan
di dalam gambar standar agar
sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi
pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.
9. Beton tahu

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan,
dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang
akan dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm
10. Penggantian Besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat menambah
ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam
gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
1) Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas

2) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut


tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk balok portal,
jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih
besar jauh dari pembesian aslinya.
3) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat
menyulitkan pengecoran.
4) Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
11. Toleransi Besi
Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm) Toleransi Berat (%)

6 10 0.4 7

10 16 0.4 5

16 28 0.5 4

28 0.6 2

5.5.9. Toleransi dimensi elemen-elemen struktur


Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi
toleransi sebagai berikut :

Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut Beton


Struktur (mm) (mm) (mm)

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

B 200 9.0 5.0

B 200 2.0 9.0

Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh konsultan
pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor

5.5.10. Acuan /Bekisting


1. Umum
a. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak
untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang
berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai gambar kerja
rencana.

b. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi


ini. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Di dalam penawarannya
Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan.
c. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan
yang tertanam di dalam struktur beton.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti
release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai dengan gambar-
gambar konstuksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan
seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, secara
aman dan benar.
b. Detail-detail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk yang
ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika
menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail
khusus.

3. Persyaratan Bahan Acuan dan Penyanggah

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja, pasangan


bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat dipertanggung
jawabkan kualitasnya.
Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diijinkan untuk
dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Acuan yang terbuat dari multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas
film yang khusus yang digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan
tebal plywood minimal 9 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar
tidak terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat.
c. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan
material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu
yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah, maka
sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-100. Sebagai acuan
samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu
bata atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
e. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan
menggunakan acuan baja.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa,
sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi
(kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus
memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360
bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban beton
juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi,
angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut
elemen pendukungnya harus diserahkan kepada konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
b. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing.
Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang tercantum
di dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai
beban maupun dalam analisa biaya.
c. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai


ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. Tanpa
persetujuan tersebut Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai
pembuatan acuan di lapangan.
d. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai
dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya
biaya tambahan, maka semua biaya tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam
gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus
segera dibongkar.
e. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindari. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta Kontraktor untuk
memperbaiki acuan yang dianggap tidak / kurang sempurna dengan
beban biaya Kontraktor.
f. Inspeksi Konsultan Pengawas
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh
Konsultan Pengawas.
g. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
h. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan
/ kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang
tercantum dalam spesifikasi ini.
i. Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat
dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan
terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap
lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang.
j. Ikatan Acuan di Dalam Beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton
harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak
akan merusak beton yang sudah dibuat.
k. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada permukaan beton. Berhubung
release agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka
pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama.
Cara pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga
siar-siar pelaksanaan tidak merusak penampilan beton exposed tersebut.
Merk dan jenis release agent yang telah disetujui bersama, tidak boleh
diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu nama pedangang dari release agent
tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis
bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
l. Bukaan untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
m. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur
agar mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
n. Persetujuan Konsultan Pengawas.
Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan
dari Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum
pengecoran. Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk
izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.
o. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

dan plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar
sebagai berikut :
Lokasi % Terhadap Bentang
Ditengah bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5

p. Pembongkaran Acuan
1) Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2) Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu
sebagai berikut:

Elemen Struktur Waktu Minimum


Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyanggah tidak dilepas) 21 hari
Tiang-tiang penyanggah plat 21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan


harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut
bekerja beban dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan
digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk biaya tersebut.
Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus
diajukan terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Konsultan
Pengawas.

5.6. PEKERJAAN ATAP


5.6.1. Pekerjaan Atap Beton
1. Persyaratan Umum
Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun
sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan dahulu kepada Pemberi Tugas
untuk menentukan warna yang akan dipakai.
2. Persyaratan Bahan
a. Campuran beton sama seperti persyaratan lantai beton yang telah
disyaratkan dalam RKS Struktur.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Menggunakan bekisting multiplex harus berangka.


c. Menggunakan material beton yang sesuai dengan spesifikasi dalam RKS
Struktur.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pada bagian bawah dari atap beton diberi pelindung panas dari bahan
insulation sedemikian rupa sehingga dapat menahan radiasi panas yang
masih ke atap beton. Insulasi merk Aircell 40 UF
b. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan dari campuran MU-
440 dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan
petunjuk Pengawas.
c. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan dari kotoran
dengan menggunakan sikat kawat, diberi lapisan primer, kemudian diberi
lapisan waterproofing yang dilaksanakan sesuai RKS ini.
d. Diatas lapisan waterproofing diberi lapisan bonding agent L-500
kemudian diberi penguat/tulangan dari kawat ayam, agar tidak terjadi
retakan-retakan dan pelindung/screed dari MU-440 dengan ketebalan
disesuaikan dengan gambar serta diberi naad setiap m2. Kemiringanan
screed 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan petunjuk Pengawas.
e. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai, bilamana
terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi tanggung jawab penuh
Kontraktor.

5.6.2. Drainase Atap (Roof Drain) Pada Atap Dak Beton


1. Pekerjaan Termasuk
Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja, bahan-bahan/barang barang,
peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar.
2. Produk
Materi-materi/Bahan-bahan
a. Cast Iron (aluminium/steel/brass) yang disetujui oleh Supervisor.
b. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh Supervisor.
c. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau seperti yang terlihat
digambar-gambar.
d. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII. 0167-77

3. Kondisi Pembangunan/Konstruksi
a. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

didalam bidang ini.


b. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang tercantum pada
gambar-gambar.
c. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan sparing, ini harus
dengan persetujuan Supervisor
d. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya tidak bocor.
e. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban Kontraktor, dengan
persetujuan Supervisor.

5.7. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


5.7.1. Pekerjaan Sub-Lantai/Rabat Beton1
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alatbantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasilyang baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalamgambar sebagai alas lantai finishing.

2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan PBI
1971 (NI-2),PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkancontoh-contohnya kepada Perencana/MK.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di pasang
sub-lantaiharus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan
padat sehinggadiperoleh daya dukung tanah yang maksimum. Pemadatan
digunakan alat stamperatau timbris.
b. Pasir urug dibawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan
yang keras,bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya
yang dapat mengurangimutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang
disyaratkan minimum 10 cm atau sesuaigambar, disiram air dan ditimbris
sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Diatas pasir urug dilakukan sub-lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalamgambar detai dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Koral.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) plat beton diberi lapisan
plester(screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimum 2 cm dengan
memperhatikankemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras.
e. Sub-lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar-benarrata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah
dan teras

5.8. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


5.8.1. Penjelasan Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan masing-masing pekerjaan
sehingga mendapatkan hasil yang baik dan sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada gambar rencana
ataupun petunjuk / perintah Direksi / Pengawas Lapangan.
3. Pengendalian Pekerjaan:
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
• PUBI - 1982
• NI-3 - 1970
• NI-10 - 1973

5.8.2. Pekerjaan Pasangan Bata Ringan

1) Pasangan batu bata dilakukan menurut kebutuhannya atau atas petunjuk-petunjuk


Konsultan Pengawas.
2) Kolom-kolom praktis untuk penguat pasangan batu bata harus dipasang besi 4 Ø 12 mm
dengan begel Ø 8 mm - 15 cm sedemikian rupa sehingga maksimum setiap luas 9 meter
persegi pasangan bata harus dikelilingi oleh penguat-penguat (kolom-kolom praktis)
tersebut.
3) Pada sisi lain tegak yang berhubungan dengan beton/ kolom harus dipasang angkur Ø
8 mm panjang 30 cm dari muka beton dengan jarak tiap 40 cm sepanjang sisi tegak.

A. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan batubata atau adukan harus sedemikian
rupa sehingga tidak merusak batu bata atau menunda pemakaian beton.
2) Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu bata dipasang diatas
adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm.
3) Batu bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar. Adukan yang
hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
4) Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan batu bata sebelum mengeras.
5) Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, dikerjakan dengan alat-alat
pengukur datar ataupun tegak ("lot” dsb), sambungan sama rata, sudut persegi, naad
tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling
menutup).

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

6) Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton harus dipasang stek besi dan pada
ujung pasangan harus bergerigi.
7) Pada penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.
8) Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada batu bata yang menonjol atau tidak rata,
maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.
9) Pemasangan batu bata harus dirawat/ disirami dengan air sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas/ Tim Teknis.
10) Sebelum pemasangan, semua batu bata harus dibasahi dengan air bersih sampai
kenyang, atau direndam dalam air sehingga buih-buih hilang.
11) Batu bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan untuk
dipakai. Untuk yang patah dua tidak melebihi dari 5% (Lima persen).
12) Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau
pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya.

B. Material

1) Bahan batu bata harus memenuhi syarat-syarat:


a. Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata dan saling tegak lurus, tidak retak-
retak, tidak mengandung batu dan tidak berlubang-lubang.
b. Ukuran batu bata (produksi purworejo dan sekitarnya) :
Panjang : 22 cm
Lebar : 11 cm
Tebal : 5 cm
c. Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan harus menyerahkan sampel batu bata yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
d. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.

2) Plesteran harus memenuhi syarat-syarat :


a. Proporsi adukan plesteran beton 1 pc : 3 ps.
b. Proporsi adukan plesteran pasangan dinding 1 pc : 5 ps.
c. Proporsi adukan plesteran pasangan dinding trasram 1 pc : 3 ps.
d. Adukan yang tumpah ke bawah pada waktu pemasangan batu bata bekas dan yang
sudah ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau dicampurkan dengan
yang baru.
5.9. PEKERJAAN BESI DAN ALUMUNIUM
5.9.1. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jalusi Aluminium
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, daun Pintu, dan Jalusi seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar perencanaan.

2. Standar yang Digunakan


a. America Architectural Manufacturers Association ( AAMA ).
• AAMA 501 = Method of test for Metal Curtain Wall
• AAMA 101 = Voluntary specification for aluminium and Polly

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

(vinylchloride) (PVC) Prime Window and glass door.


b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
• ASTM E 330 = Test Method for Structural Performance of Exterior
Windows, Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure
Difference.
• ASTM E 283 = Test Method for rate of Air Leakage Through Exterior
Windows, Curtain Walls, and Doors.
• ASTM E 331 = Test Method for Water Penetration of Exterior
Windows, Curtain Wall, and Doors by Uniform Static Air Pressure
Difference.
• ASTM E 1233 = Standard Test Method for Structural Performance of
ExteriorbWindows, Curtain Walls and Doors by Cyclic Static air
Pressure Differensial.
• ASTM E 547 = Standar Test Method for Water Penetration of Exterior
Window, Curtain Walls and Doors by Cylclic Static Air Pressure.
c. Japanese Industrial Standard (JIS)
• JIS H4100 = Aluminium and Aluminium Alloy Extruded Shape
• JIS H8602 = Combined Coating of Anodic Oxide and Organic
Coating’son Aluminium and Aluminium alloys.
• JASS 14 = Japanese Architectural Standard Spescification for Curtain
Wall
• JIS A.4706 = Japanese Industrial Standard for Aluminium and Steel
Window.
d. Singapore Standard (SS)
• SS 212-98 = Aluminium Alloy Window.
• SS 381-97 = Aluminium Curtain Wall.
e. Standard Nasional Indonesia (SNI)
• SNI-03-0573-1989 = Syarat Umum Jendela Aluminium Paduan

3. Persyaratan Struktur
Persyaratan Struktur
a. Defleksi
• AAMA = Yang dijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
• JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2 cm.
• SII = yang diijinkan maksimum L/175 untuk doublé dan L/125 untuk
single glazed.
• SS = Yang diijinkan maksimum L/175 untuk doublé glazed dan L/125

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

untuk single glazed.


b. Beban Hidup
Pada bagian-bagian yang menerima beban hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan
penguat dan angkur dengan kemampuan 62 kg dengan beban terpusat,
horizontal dan tanpa terjadi kerusakan
4. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Dari bahan alumunium framming system buatan
ex YKK atau setara dengan Ukuran 4”
(4,4x10,2cm),tebal 1,3 mm.
b. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana
dan Pengawas untuk kusen, Pintu dan Jalusi.
c. Warna profil : Natural
d. Lebar profil : 4” (4,4 x 10,2 cm), (pemakaian lebar bahan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar)
e. Pewarnaan : Natural
f. Karet/Gasket : Gasket Neoprene, PVC, Santoprene, EPDM,
Kepadatan : Tahan Terhadap Perubahan Cuaca,
Kekerasan : 60-80 Durometer, Jenis Bahan :
Extrusion. bahan yang bermutu baik sesuai
dengan ketentuan dari pabrik, pemasangan
disyaratkan hanya 1 sambungan serta harus kedap
air.
g. Sealent Dinding : Type : Silicon Sealent, Single Komponen
h. Screw : Bahan : Steinless Steel
i. Angkur & AngkurTanam: Bagian yang berhubungan dengan aluminium
dilapisi Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain
diberi lapisan anti karat, Zinc Chromate, Type
Alkyd.
j. Joint Sealer : Sambungan antara profil horizontal dengan
vertical diberi sealer yang berserat guna menutup
celah sambungan profil tersebut, sehingga
mencegah kebocoran udara, air dan suara. Bahan
= Butyl Sheet.

5. Fabrikasi dan Assembling


a. Semua jenis jendela dan pintu aluminium difabrikasi di Work Shop/

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Pabrik.
b. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan
dengan bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk
sambungan yang tahan air harus diberi sealant dari bagian yang tidak
terlihat mata.
c. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dilaksanakan di Work
Shop/Pabrik sehingga selain kwalitas perakitan sesuai standard yang
disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
d. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di Shop Drawing
yang sudah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
e. Hardware yang dipasang mennggunakan back plate.
f. Standar toleransi assembling dijelaskan dalam table berikut :
No Keterangan Toleransi (mm)
1 Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan + / -3
hardware lain dari tempat yang ditentukan
2 Gap (celah) antar sambungan rangka < 0,5
aluminium (vertikal dan horizontal)
3 Gap (celah) antar sambungan vahan tahan air <3
(Gasket)
4 Perbedaan ukuran dalam, dari rangka + / - 1,5
aluminium dan daun jendela aluminium, baik
untuk tinggi maupun lebar
5 Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang <2
bersebelahan.
6 Sambungan las Tidak terlihat pada
bagian yang terlihat
mata langsung
7 Sealant Sesuai ukuran di Shop
Drawing

6. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Kusen, pintu dan jendela harus difabrikasi di bengkel, baik yang berada di
dalam site maupun yang berada diluar, yang memiliki perangkat peralatan
pemrosesan kayu maksimal yang lengkap. Bilamana Kontraktor tidak
memiliki perangkat peralatan tersebut, maka pekerjaan tersebut harus
diborongkan kepada bengkel kayu yang terkenal baik dan memiliki mesin-
mesin yang lengkap. Dalam keadaan ini, maka sebelum pekerjaan kusen
dapat dimulai, Sub-Kontraktor wajib untuk disetujui secara tertulis.
b. Semua kusen, pintu dan Jalusi harus difabrikasi sesuai dengan dimensi dan
detail yang ditujukkan dalam gambar, dan dirakit dengan menggunakan
sambungan lidah dan lubang, kemudian dipasak dengan menggunakan
pasak kayu, kaku dan baik. Semua terlihat harus rata, halus dan bebas dari

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

bekas-bekas mesin yang tampak, serta siap untuk dicat.

c. Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus disiapkan
dan didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk melakukan tugas pemeriksaan guna
mengetahui perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.
d. Pemasangan dari pintu dan Jalusi hanya boleh dilaksanakan, setelah
pekerjaan lantai dan langit-langit selesai dikerjakan.
e. Kusen, pintu dan jalusi tidak boleh didatangkan ke lapangan sampai
perkembangan pekerjaan telah siap untuk menerimanya. Kusen, pintu dan
jendela yang disimpan, harus dilindungi dari cuaca, terutama dari panas
matahari dan hujan.

5.9.2. Pekerjaan Pintu Folding Besi Harmonika


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi :
1) Pembuatan Penyetelan dan pemasangan kusen– kusen pintu folding
gate.
2) Pembuatan Penyetelan dan Pemasangan daun pintu folding gate :
3) Penyetelan /pemasangan perlengkapan penggantung dan pengunci
dan sebagainya sesuai kebutuhan
4) Dan lain pekerjaan sejenis sesuai gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
Pintu Folding Gate sekualitas JBt ebal 1.2 lengkap penggantung dan pengunci

3. Persyaratan Umum
a. Kusen – kusen pintu folding gate harus dilaksanakan dan dikerjakan
sesuai dengan type, jumlah sebagaimana tercantum dalam gambar kerja.
b. Kusen – kusen dipasang ditempat – tempat yang telah ditentukan
dansesuai dengan yang tercantum dalamgambar kerja.
c. Daun folding gate dikerjakan harus sesuai dengan motif dan
penyelesaiannya seperti apa yang tercantum dalam gambar kerja

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Pembuatan, penyetelan danpemasangan kusen– kusen pintufolding gate
1) Pelaksanaan pekerjaan kusen pintu folding gate, dikerjakan bentuk
dan konstruksinya sesuaid engan gambar kerja.
2) Seluruh kusen pintu folding gate sekualitas produk JB sesuai dengan
gambar kerja.
3) Sebelum bahan dipabrikasi,bahan harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengawas lapangan.
4) Pekerjaan harus rapi dan dikerjakan oleh tenaga yang ahli
dibidangnya
b. Pembuatan dan Penyetelan daun pintu folding gate
Pasang pintu folding gate tebal 1.2 mm sekualitas produk JB atau sesuai
dengan gambar kerja.
c. Seluruh pintu folding gate dilengkapi penggantung dan pengunci :
d. 1 buah kunci 2 x putar setara produk Solid

5.10. PEKERJAAN FINISHING


5.10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan finishing sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah
pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar dan aman.

Pekerjaan ini dikerjakan pada masing-masing zona seperti yang tercantum pada
gambar rencana dan item pekerjaan pada Rencana Anggaran Biaya dengan rincian
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Peningkatan Rumah Genset
a. Pekerjaan Cat Interior
b. Pekerjaan Cat Exsterior
c. Pekerjaan Waterproofing Atap
d. Pekerjaan Screed Waterproofing tebal 2 cm
2. Pekerjaan Penambahan Rumah Gardu
a. Pekerjaan Cat Interior
b. Pekerjaan Cat Exsterior
c. Pekerjaan Waterproofing Atap
d. Pekerjaan Screed Waterproofing tebal 2 cm
3. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP (6 Unit)

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Pekerjaan Cat Interior


b. Pekerjaan Cat Exsterior
c. Pekerjaan Waterproofing Atap
d. Pekerjaan Screed Waterproofing tebal 2 cm

5.10.2. Pekerjaan Pengecatan


1. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :
a. Semua bahan cat harus diperoleh dari proodusen yang telah disetujui
Perencana dan Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan
sekualitas Mowilex dan weather coat untuk dinding-dinding di luar dan
Mowilex atau setara untuk dinding exterior.
b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi
pabriknya. Juga filler plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari
pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan pemakaian. Tidak boleh
mencampurkan bahan-bahan pengeringatau bahan-bahan lain kedalam
cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yangbersangkutan.
c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih
disegel, tidak pecahatau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas.
Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan
cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan
Perencana/Pengawas.
d. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut.Bila
perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi
sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

2. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus :


a. Cat pekerjaan kayu : meliputi leuning tangga dan almari tanam di meja
laboratoriumberupa melamine.
b. Cat pekerjaan baja/besi :Lapisan cat dasar harus yang mengandung oxid
merah.Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung syntetic
resins, yang khusus untuk disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.
c. Cat dinding tembok : Exterior : Mowilex Weather coat Cat untuk dinding
luar dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat
emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali
seperti yang telah ditentukan.
d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :
1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran


dibersihkan.
3. Apabila dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah,
lembab atau berdebu.
4. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding
atau bagian-bagian yang akan dicat.

3. Daftar bahan-bahan :
Setelah kontrak ditanda tangani, kontraktor pelaksana harus secepat-nya, tapi
tidak kurangdari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan,
mengajukan daftar dari semuabahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan
pengecatan dan dekorasi kepadaPemberi Tugas. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh Pemberi Tugas.

4. Pemilihan Warna :
Semua warna harus dipilih Perencana, Tim Teknis dan Kontraktor pelaksana
harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui, paling lambat diajukan
satu (1) bulan sebelum dikerjakan.

5. Persiapan Umum :
a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain
harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan iniharus disediakan banyak lap-lap bersih.

6. Pengecatan tembok/ dinding :


Terutama dikerjakan pada plesteran dan bagian luar pekerjaan baru.
a. Persiapan
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/ pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan
lap basah dan biarkan selama 48 jam.Bila pengkristalan/pengapuran masih
terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/pengapuran
tersebut berhenti.Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan
plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan
biarkan mengering.

b. Pelaksanaan.
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Pengecatan Logam (besi/baja) baru :


Permukaan harus disikat dengan sikat kawat untuk menghilangkan karat yang
ada, laluamplaslah dengan kertas gosok kasar. Bersihkan dengan sejenis
solvent, debu, minyakk dansebagainya.
a. Persiapan
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan
lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran
masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses
pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari
debu, kotoran dan bersihkan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-
retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.

b. Pelaksanaan
Semua pengecatan besi/kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrikpembuat.

8. Keahlian :
a. Pekerjaan mengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang
sudah ahlidan berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat
tersebut selamapekerjaan dilaksanakan.
c. Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan
yang baik danharus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepatmulai dari pengerjaan dasar (Under coats) sampai
dengan pengecatan akhir (finishingcoats).
d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga dari
mana cattersebut diproduksi atau ke painting kusus.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan
pabrikpembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.

9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan :


a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, kontraktor pelaksana harus
menyimpan sejumlah cat yang terpilih untuk persediaan jika ada
perbaikan-perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharaan. Pada
waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), kontraktor pelaksana
harus menyerahkan kepada pemberi tugas cat-cat untuk finishing menurut
jumlah-jumlah sesuai daftar berikut ini.
b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

Cat tembok Cat untuk kayu Cat untuk logam


5 liter 2 kg 1 kg
atau sesuai dengan persetujuan / pengaturan dalam aanwijzing.

5.10.3. Pekerjaan Waterproofing


1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di
bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Bagian yang di-waterproofing adalah pada Plat atap dan overstek dak
beton

2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam
a. SNI.SO4 - 89.F
b. ASTM 828
c. ASTME - 154
d. ASTMD - 146
e. TAPP I 803 dan 407

3. Bahan-bahan
a. Spesifikasi Bahan
1) Merk BASF untuk Bitumen Membrane Sheet 4 mm.Penggunaanya
untuk daerah Atap dak yang terkena air hujan.
2) Merk BASF cementbase. Penggunaanya untuk daerah:
a) Untuk daerah teritisan/overstek beton, toilet, janitor, spoel hoek,
pantry dan pada daerah basah lainnya sesuai gambar dan petunjuk
Pengawas.
b) Untuk daerah teritisan/overstek beton menggunakan tipe
coating/cemenbase.

b. Contoh-contoh
1) Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik minimal 10 (sepuluh) tahun.
2) Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
sebanyak minimal 2 (dua) produk setara dari berbagai merk bahan,
kecuali ditentukan lain oleh Perencana, untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

3) Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4) Apabila diinginkan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum
pekerjaan dimulai/dipasang.

4. Pelaksanaan
a. Umum
1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan
yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
2) Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka
bahan-bahan pengganti harus disetujui Pengawas berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Kontraktor.
3) Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan
harus bersih, pengerjaannya harus sudah disetujui Pengawas serta
peil-peil dan ukuran sesuai dengan gambar.
4) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Pengawas.
5) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat
apabila ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

b. Cara Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus
mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari
pabriknya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2) Permukaan beton dimana produk waterproofing akan dipasang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum
diameter 1 cm.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

b) Bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan minyak.


c) Water proofing lama dan beton screed pelindung lama harus
dibongkar dan dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran
permukaan harus rata dan kering.
3) Produk waterproofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5°C.
4) Pekerjaan primer harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Alat yang digunakan untuk primer ialah menggunakan spray atau
roller.
b) Pemasangan produk waterproofing harus menunggu sampai
primer kering, minimal 1 (satu) jam setelah pemasangan.
c) Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi
waterproofing pada hari yang sama.
d) Lantai yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh
membrane bitumen, untuk menghindari debu/kotoran yang
terbawa oleh angin, dll.
e) Lantai yang sudah terprimer tetapi belum dilapisi dengan
membrane bitumen dalam waktu 24 jam, harus diprimer ulang.
f) Lantai yang sudah terprimer dan terkena hujan harus
dikeringkan, dibersihkan dari semua lumpur yang melekat, untuk
kemudian diprimer ulang.
5) “Corner Detail” pada setiap sambungan bidang horisontal dan
vertikal harus diberi “filler” cement mortar, dan detail overlap sesuai
dengan standard drawing dari pabrikan.
6) Joint pada seluruh “construction joint” dan “expansion joint” harus
diberi Waterstop.
7) Pemasangan pada bidang horisontal harus dipasang sesuai dengan
kemiringan bidang permukaan, dari “low point” ke “high point”
dengan overlap minimum 6.5 cm. Untuk bidang vertikal Bituthene
dipasang vertikal memanjang dengan panjang maksimum 2.5 m
(misal, jika tinggi dinding basement 3 m, maka tinggi membrane yang
boleh sekaligus dipasang adalah max. 2.5 m dan kemudian di overlap
0.5 m). Pada setiap sambungan overlap, baik pada bidang horisontal
maupun vertikal harus diberi penguat mastic.
8) Flood test, harus dilaksanakan dengan minimum ketinggian air 5 cm
dan minimum selama 24 jam.
9) “Protection”, Waterproofing harus secepat mungkin dilindungi
dengan menggunakan Servipack Protection Board, atau Screed

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

dengan tebal minium 25 mm, atau dengan pasangan dinding bata.


10) Pekerjaan screed atau pemasangan bata sebaiknya dilaksanakan oleh
applicator waterproofing itu sendiri apabila pihak Main Contractor
ingin melaksanakan pekerjaan tersebut pada saat pelaksanaan harus
diawasi oleh Supervisor dari applicator tersebut untuk meyakinkan
tidak ada benda tajam yang dapat merusak membrane bitumen.
11) Proteksi terhadap bitumen harus dilaksanakan pada hari yang sama
pada waktu membrane dipasang atau maksimal 24 jam setelah flood
test.

5. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan/pengetesan hasil pekerjaan
atas biaya Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
b. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Pengawas.
c. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas
semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya sebagai akibat dari kegagalan dari bahan /hasil pekerjaan
yang digunakan, selama 5 (lima) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
d. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/diperbaiki akan menjadi
tanggungan Kontraktor.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

4. BAB VI
PEKERJAAN JARINGAN ELEKTRIKAL

6.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


Persiapan yang meliputi :
1. Melaksanakan Koordinasi dan inventarisasi seluruh kebutuhan rencana kerja, Jalur
kabel, tata letak panel dan Instalasi serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
mendukung kelancaran melaksanakan pekerjaan.
2. Melaksanakan pembuatan shop drawing pelaksanaan pekerjaan sebagai acuan
pembuatan pelaksanaan kerja.
3. Melaksanakan Factory Acceptence Test Genset, Trafo dan Panel di Pabrikan.

6.2. PEKERJAAN PENGADAAN MATERIAL.


1. Melaksanakan pengurusan sertifikat SLO TM (Tegangan Menengah).
2. Melaksanakan Pengadaan Panel TM (kubikel) Incoming GAMLA dan Outgoing
3. Menseting Automatic Trasnfear Switch maupun Manual pada MVMDP/ Kubikel
Double DM.
4. Pengadaan Trafo Step down 20/0,4kV kapasitas 400kVA Gardu Rumah tangga,
630kVA Gardu Perpustakan, 630kVA gardu FTM, dan 1250 kVA YNyn0/YNyn6,
sesuai dengan spesifikasi Sesuai BQ dan Spek
5. Melaksanakan pengadaan kelengkapan alat sambung TM pada awal jaringan SKTM
PLN dan pada akhir jaringan dekat Trafo meliputi :
a. Kabel NA2XSY 3x(1x70) sqmm dari MVMDP PLN ke MVMDP User, MVMDP
User ke Trafo.
b. Terminating ID/OD dan sepatu cable tembaga 70 sqmm Cu

6. Melaksanakan pengadaan pentanahan / Grounding.

7. Melaksanakan pengadaan Panel MDP dan Kapasitorbank sesuai dengan kapasitas das
spek pada masing masing zona (Gardu pembagi)

Panel terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 1.8 mm minimal berangka siku
dengan ketebalan 2 mm. Dimensi panel sesuai dengan ukusran pada BQ, berpintu yang
dapat dikunci. Panel dicat dengan bahan cat tahan panas dan tahan karat bergaransi
dengan warna kelabu. peletakkan ACB/MCCB/NFB/MCB pengaman harus sejajar
agar muda penginstalaian atau membuat terminal untuk incoming kabel
beban.Pembuatan panel incoming harus mengacu pada item yang dipersyaratkan pada

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

8. Melaksanakan pengadaan Kabel NA2XSY 3 x (1 x 70) sqmm/ 20 kV dari Trafo ke


Panel Incoming PLN di Power House.
9. Melaksanakan pengadaan Penghantar NA2XSY System dari Panel Trafo Ke panel
LVMDP distribusi ke Panel Distribusi gedung Terminal.
10. Melaksanakan pengadaan Penghantar NA2XSY System dari Panel LVMDP ke Panel
MDP
11. Pembuatan Sumur Grounding kedalaman sampai air tanah atau mencapai tahanan < 5
ohm,
12. Pengadaan Elektroda tanah tipe Rod Cu penampang minimal 5/8" panjang 12
m/batang. Sebanyak 3 (tiga) batang.
13. Pengadaan kawat BC 50 mm digunakan sebagai grounding system sepanjang yang
diperlukan
14. Melaksanakan pengadaan perlengkapan bantu test run dan commissioning Genset 640
50 kVA, terdiri dari :
a. 100 (seratus) liter BBM solar
b. 20 (dua puluh) liter oli mediteran SAE 40
c. 20 (dua puluh) botol Air Accumulator

6.3. PEMASANGAN DAN INSTALASI


1. Melaksanakan penyambungan dan instalasi pada Jaringan SKTM ke tiang SKTM PLN
dan ATS TM 9MVMDP Double Incoming.
2. Melaksanakan Instalasi Melaksanakan pengadaan Penghantar NA2XSY System dari
outgoing MVMDP Gardu Utama dan Incoming Panel PLN di Gedung Power House.
3. Melaksanakan Instalasi Melaksanakan pengadaan Penghantar NA2XSY System pada
panel Distribusi di Power House ke Panel Distribusi di gardu Rumah Tangga, Gardu
Auditor, Perpus dan FTM.
4. Melaksanakan Instalasi Kabel NYY atau kabel jamoper dari Jalur SDP masing masing
gedung yang semula masuk ke outgoing TR Gardu lama, di koneksikan dengan
outgoing TR gardu baru.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

5. BAB VII
UJI COBA PERALATAN, ACCEPTANCE TEST / COMMISSIONING.

Setelah pekerjaan pemasangan/instalasi peralatan selesai, Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus


melaksanakan pengukuran dan uji coba peralatan secara menyeluruh dengan pengamatan atas
bekerjanya jaringan tersebut sehingga didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Dalam uji coba peralatan harus disaksikan oleh Teknisi Pengawas, dan selanjutnya
Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan Teknisi Pengawas melakukan pemeriksaan hasil instalasi
terhadap kesesuaian dengan spesifikasi teknis dan bill of quantity.

Hasil pengukuran dan uji coba dituangkan dalam bentuk format uji coba yang telah dibuat oleh
Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan disetujui oleh pihak Direksi, dan ditandangani oleh Pihak
Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan Teknisi Pengawas.

Kemudian hasil uji coba peralatan tersebut akan dijadikan lampiran/bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan acceptance test / commissioning yang dilakukan oleh pihak Penyedia/Kontraktor
Pelaksana dan Direksi. Pihak direksi dapat menunjuk pejabat atau teknisi senior untuk melakukan
kegiatan acceptance test / commissioning. Kegiatan acceptance test / commissioning meliputi
pengecekan ulang secara keseluruhan spesifikasi teknis peralatan dan volume bill of quantitynya
dan dilakukan on test condition sesuai dengan dokumen kontrak, selanjutnya dibuatkan Berita
Acara Acceptance Test/Commissioning yang merupakan pernyataan pekerjaan tersebut telah
selesai 100 %.

Apabila dalam pelaksanaan acceptance test / commissioning terjadi kegagalan fungsi atau
kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu dan jika telah dinyatakan benar dan berfungsi
pelaksanaan acceptance test di ulang kembali.

Sebelum penyerahan pekerjaan Penyedia/Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat standard


operating procedure (SOP) dari peralatan tersebut, dan melakukan training pengoperasian dan
peralatan tersebut kepada teknisi yang bertanggungjawab mengoperasikan peralatan tersebut.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)
SPESIFIKASI TEKNIS

6. BAB VIII
PENUTUP

8.1. Hal-hal yang belum termasuk dalam persyaratan ini serta hal-hal yang kurang jelas akan
diberikan pada waktu diadakan penjelasan / aanwizjing.

8.2. Didalam melaksanakan pekerjaan Penyedia/Kontraktor harus memperhatikan fungsi


Kampus sebagai Pelayanan Publik, sehingga segala aktifitas pekerjaan yang
memungkinkan mengganggu Pelayanan Kampus harus dihindari. Apabila ada pekerjaan
diluar ketentuan tersebut diatas, Pekerjaan yang memungkinkan terjadinya gangguan dapat
dilakukan dengan izin khusus dari Direksi.

8.3. Kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan pada waktu instalasi karena kelalaian


Penyedia/Kontraktor Pelaksana adalah menjadi tanggung jawab Penyedia/Kontraktor.

8.4. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam RKS ini tetapi pekerjaannya mutlak
diperlukan sehubungan dengan RKS, harus tetap dilaksanakan oleh
Penyedia/Kontraktor.

8.5. Apabila terdapat gambar-gambar yang kurang jelas atau pekerjaan yang tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan RKS, maka pelaksanaannya terlebih dahulu harus
dirundingkan dengan Direksi.

8.6. Penyedia/Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat laporan mingguan pekerjaan yang


telah dilaksanakan serta menyerahkan setiap laporan tersebut kepada Direksi pada
waktunya untuk dapat dipergunakan sebagai dasar pengamatan/pemeriksaan pelaksanaan
pekerjaan yang sedang berjalan.

8.7. Untuk menetapkan setiap kemajuan pekerjaan, Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus


membuat foto-foto yang nyata dari bagian-bagian pekerjaan yang ditunjuk oleh Direksi
dengan foto ukuran post card dan atas biaya yang ditanggung Penyedia/Kontraktor.

8.8. Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar revisi setelah pekerjaan selesai
dalam rangkap 4 (empat) dan menyerahkan kepada Direksi sebelum dilakukan
penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya (Penyerahan I).

8.9. Perubahan sebagian ataupun keseluruhan isi Pedoman Teknis ini hanya dapat dilakukan
atas persetujuan dari Direktur Kampus Dr. Saiful Anwar Malang, dan jika terdapat
perubahan dalam Pedoman Teknis ini harus dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Adendum.

PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR


(UPN VETERAN YOGYAKARTA)

Anda mungkin juga menyukai