Pekerjaan :
PEKERJAAN PERBAIKAN LISTRIK KAMPUS CONDONGCATUR
Lokasi
YOGYAKARTA
Tahun Anggaran
2020
2. BAB IV
PENGADAAN MATERIAL DAN BAHAN
luar maupun pasangan dalam. Busing dari pasangan luar dapat dilepas
tanpa membuka tangki. Busing terbuat dari bahan-bahan porselin atau
jenis plug in bushing. Untuk hal-hal khusus seperti penyambungan
transformator dengan kabel, dimungkinkan adanya kotak sambungan
kabel. Jarak rambat busing tegangan menengah minimum 500 mm. Untuk
transformator yang akan digunakan pada sistem 3 fase 4 kawat,
YNyn0/YNyn6 Sesuai dengan Vektor Group Jaringan PLN Jawa tengah
DIY bushing pada sisi netral boleh mempunyai kelas isolasi tegangan
yang lebih rendah dari busing fase.
d. Tangki terbuat dari pelat dengan permukaan yang halus yang dilas dan
diperkuat dengan lipatan-lipatan atau seksi-seksi. Konstruksi tangki
adalah hermetically sealed untuk transformator dengan daya pengenal
sampai dengan 400, 630, dan 1250 kVA. Bagian luar harus dicat dengan
cat yang tahan cuaca, dengan ketebalan minimum 70 mm, tidak mudah
hilang dan berkualitas baik.
2000 61
2500 62
5. Technical Specification :
a Capacity 1250 kVA (Gardu Auditor)
630 kVA (Gardu Perpustakan)
630 kVA 9Gardu FTM)
400 kVA (Gardu Rumahtanga)
c Primary Voltage 20.000 V (sesuai kebutuhan)
d Secondary Voltage 400 V (sesuai kebutuhan)
f Cooling Sirip
g Temperatur rise – Oil ONAN
– Winding < 60 ˚C
h No load losses at nominal < 65 ˚C
voltage
On load losses at principal Sesuai
tapping
i Impedance Voltage (400 2800 watt)/ Sesuai kapasitas
j Off load current at nominal Sesuai
voltage
k Temperature Insulation (28000 watt)/ Sesuai kapasitas
Class
l Noise <7%
m Off Circuit Tapping Value Sesuai rekomendasi IEC
n Insulation A
7. Aksesoris:
a. Name plate and Rating plate
b. HV dan LV Porcelain Bushings
c. Off Circuit Tap Changer
d. Oil filling plug
e. Oil draine plug
f. Lifting plug
g. Grounding Terminal
h. Bidirectional Roller
i. Pressure relief device without contact
j. Oil level and thermometer with contact.
d. Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain
flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan
tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda
kumparan
g. Rele Termis
Berfungsi untuk mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi
kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih.
Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur
2. AMF (Automatic Main Failure) dipakai dengan modul DSE 8610 untuk
mempermudah sistem pemantauan generator.
genset
c) Main transfer time delay, yang digunakan untuk penundaan
pemindahan transfer switch/contactor ke posisi main/PLN
d) Genset transfer time delay, yang digunakan untuk penundaan
pemindahan transfer switch/contactor ke posisi genset, biasanya
digunakan untuk memberikan kesempatan melakukan pemanasan
sesaat sebelum menerima beban
e) Recooling time delay, biasanya setelah tegangan Main/PLN pulih
dan transfer switch pindah ke posisi Main lagi maka genset akan mati
setelah proses recooling
2) Smart relay (dalam bentuk modul software)
3) Panel
dilengkapi Grounding arde / hubung tanah menggunakan elektroda tanah
rod tembaga masip 5/8” panjang penanaman elektroda tanah sesuai
kebutuhan untuk mencapai tahanan ≤ 2 Ohm.
2. Jenis Panel
a. Panel MDP, IT Server/Samrt relay, dan Kapasitorbank
Panel LVMDP adalah panel utama yang mendistribusikan power supply
dari sumber PLN/Genset yang disalurkan melalui penghantar berupa
NA2XSY/kabel NYY, kemudian arus power di terima oleh panel MDP :
1) Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB jumlah dan
d. Panel Kapasitorbank
1) LBS/Busbar sistem
Power uatama dari busbar LVMDP tersmbung ke Panel kapasitor
menggunakan NA2XSY yang ujungnya terkoneksi dengan LBS,
ataudengan busbar utaama kapasitorbank.
2) Breaker ACB / MCCB / MCB / NFB / ELCB jumlah dan
kapasitasnya sesuai kebutuhan. Jumlah Pole Breaker Incoming pada
panel distribusi :
a) Untuk 1 incoming terdiri dari 3 pole atau 4 pole.
b) Untuk 2 Incoming harus terdiri 4 pole 4 Trip
3) Metering instrumen (Power factor Regulator) ketelitian 1 %. Ukuran
meter instrumen minimal 96 x 96 mm.
4) Control relay.
5) Pilot lamp meliputi :
a) Warna Merah phase R
b) Warna Biru phase S
c) Warna Kuning phase T
6) Panel harus mempunyai 4 busbar dari bahan tembaga/Cu terdiri dari
3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk
grounding, ukuran busbar harus diperhitungkan untuk besar arus
yang akan mengalir dalam busbar tersebut, beban busbar tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 65 °C. Setiap busbar harus diberi warna dan
jarak sesuai peraturan PLN (PUIL 2011), lapisan yang dipergunakan
untuk memberi warna busbar harus dari jenis yang tahan terhadap
kenaikan suhu yang diperbolehkan.
7) Tombol dan selector Auto manual
Pada panel kapasitor di lengkapai dengan selector Auto Off Manual,
jadi pengoperasian didesain bisa manual mode maupu auto
operating, dengan di lengkapi tombol pengaktifan masing-massing
steep kapasitor dengan langkah 12 Steep.
4.1.5. Penghantar
1. NA2XSY (Penghantar TM)
a. Kabel antar kubikel (MVMDP) menggunakan NA2XSY (70-95 mm)
single Core, dimana kabel jalur dibuat dengan Uditch, jalur penarikan
kabekl sesuai dengan gambar rencana yang ada.
b. Koneksi dari MVMDP dengan Trafo juga menggunakan NA2XSY
Single core sesuai gambar dan BQ
2. Kabel TR
a. Kabel NYY atau sejenisnya kekuatan Tegangan Kerja 0,6/1 kV untuk
kabel penerangan.
b. Kabel NYY atau sejenisnya 0.6/1 kV untuk kabel power dari Panel Utama
ke sub panel yang berada di dalam gedung.
c. Ukuran kabel disesuaikan dengan kapasitas beban.
d. Pemasangan kabel ke breaker harus menggunakan Scoen cable yang
ukurannya sesuai dengan peruntukan ukuran kabel.
e. Semua kabel harus memiliki sertifikat SNI,SPLN dan memenuhi
persyaratan PUIL.
1 s/d 5 CT Size 1
6 s/d 10 CT Size 2
11 s/d 14 CT Size 3
15 s/d 16 CT Size 4
17 s/d 20 CT Size 5
Penanaman ground cable yang memotong parit, jalan mobil, ground cable lain
dan pipa air, maka galian tanah dibuat dengan kedalaman 100 cm, lebar bagian
bawah dan lebar bagian atas disesuaikan dengan ketentuan di atas. Khusus
untuk penanaman ground cable yang memotong parit atau jalan mobil, maka
pada lubang galian harus dipasang pipa sebagai pipa pelindung kabel.
2. Urugan pasir.
Penanaman cable dalam lubang galian harus disertai dengan penimbunan
pasir urug setebal 10 cm dibawah dan 10 cm diatas tarikan kabel.
2) Kabel untuk sistem signal atau sistem radio tidak boleh ditampung
dalam satu tempat yang sama dengan penerangan atau sistem daya
(power system).
3) Semua kabel tegangan menengah harus terpisah dari kabel yang
lainnya.
4.2.3. Pemasangan kabel di dalam saluran di bawah lantai (cable floor duct).
1. Melaksanakan pembuatan cable duct ukuran minimal 40 cm x 50 cm,
Dilengkapi dengan penutupnya dari plat bordez tebal 6 mm dicat warna hitam
dan diikat dengan mur baut,
2. Semua kabel harus di support di dalam floor duct menggunakan kayu atau
klem plastic yang dipasang dengan jarak interval tidak kurang dari 50 cm.
3. BAB V
PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan
ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional,
serta berdasarkan jenis bahan / material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang
dibutuhkan.
5.2.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan
kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya, minimal 3 buah dilengkapi dengan brosur dari pabrik pembuatnya,
untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas. Contoh bahan yang telah
disetujui, akan dipakai sebagai standart untuk pemeriksaan / penerimaan setiap
bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan
3. Khususnya finishing utama, sebelum dikerjakan Kontraktor harus mengajukan
2 atau 3 buah contoh produk yang setara kepada Konsultan Pengawas untuk
diserahkan kepada Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan
material tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti: warna cat, keramik, dan
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Perencana (Arsitek) terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
5. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara
perawatan / maintenance seluruh bahan / material bangunan sebagai informasi
bagi Konsultan pengawas dan untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik
Bangunan.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
7. Konsultan Pengawas berhak untuk menolak bahan / material yang datang ke site
/ lapangan yang tidak memenuhi persyaratan ataupun tidak sesuai dengan contoh
yang telah disetujui. Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari site /
lapangan
8. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan,
dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
9. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan memeriksa kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara
5.2.5. Pekerjaan Penyediaan Air Bersih Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dari Sumur pantek. Air harus
bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
rencana.
Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk
mensuplai kantor Direksi Lapangan.
Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor.
Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.
Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui
oleh Direksi.
3. Pemasangan Bouwplank
Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
Bowplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan
bench mark yang diberikan konsultan pengawas secara tertulis serta
bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh
bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau seluruh
referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
3. Urugan kembali
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan
pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas sehingga sisi galian
tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.
Pekerjaan ini dikerjakan pada masing-masing zona seperti yang tercantum pada
gambar rencana dan item pekerjaan pada Rencana Anggaran Biaya dengan rincian
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Peningkatan Rumah Genset
a. Pekerjaan Pondasi Beton Bertulang
b. Pekerjaan fc’ 10 MPa (Lantai Kerja)
c. Pekerjaan Urugan Pasir
2. Persyaratan bahan
a. Bahan Urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
b. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum
digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib
mencari air kerja yang memenuhi syarat.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Tebal pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja
harus diberi lapisan pasir urug tebal 5 cm padat atau sesuai dengan
gambar kerja. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja.
b. Cara pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum
Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang
memadai agar didapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
c. Air pada lokasi pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
d. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tidak tercampur
dengan pasir urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah
lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan
bahan lainnya yang bersih.
e. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan bahan
a. Batu kali yang digunakan adalah batu gunung, berwarna kehitaman dan
harus batu belah/tidak bulat dan tidak porous serta tidak rapuh.
b. Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
c. Lapisan batu gunung yang digunakan:
Jenis : batu belah/batu gunung ukuran 15 s.d. 20 cm
Bahan Perekat : adukan : 1 Pc : 3 PP
3. Syarat pelaksanaan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1982, dan
harus seijin Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah, tanah
dasar harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10 cm dan
dipadatkan.
b. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar Lumpur
harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari butir-butir
beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
Ayakan 0.25 mm 80-95
lokal.
4. Besi beton
Besi beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars) untuk
tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Ketentuan mengenai besi beton adalah:
a. Ex Krakatau Steel, SNI, Master Steel
b. ≤ Ø 12 mm (tulangan polos) : BJTP U-24
c. > Ø/D 12 mm (Tulangan ulir): BJTD U-39
Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
b. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
c. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.
d. Besi standart SNI
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
6. Kualitas beton
a. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana yang
Jumlah Semen minimum (kg/m ) t 300 300 300 325 350 375
Jumlah Semen Maksimum (kg/m3) 550 550 550 550 550 550
W / C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5
Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka harus
menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton kedap air, maka jumlah
semen minimum harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh pemasok
waterproofing.
2. Laboratorium Penguji
a. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan. Laboratorium
bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan spesifikasi
ini.
b. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan penguji
di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli yang
menguasai bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus.
1) Alat pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
2) Alat pengukur kelecakan beton (slump)
3) Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk merawat
benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari sengatan
matahari.
d. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a) dan
(b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
3. Pengujian agregat
Pengujian pendahuluan agregat Kontraktor harus melakukan pengujian
pendahuluan agregat sebagai berikut:
a. Sieve analysis
b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
c. Pengujian unsur organis
S=
N -1
4) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan,
maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengambilan
contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
b. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas
besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika
lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures
yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton. Pada saat beton
diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi
pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton. Pada saat pengecoran
tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari 1.50 meter. Hal ini sangat
penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan
pasta beton sehingga dapat mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun.
Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini
dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton dapat
dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personil
yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa berdasarkan
besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap
alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 – 8 m3 beton segar per jam. Beton
segar dicampurkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,
sehingga masalah segregasi dan pengerasan beton dapat dihindarkan dan
selama pemadatan beton masih bersifat plastis.
5.5.5. Pemadatan Beton
1. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan tersebut
bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi kualitas
beton, juga berkaitan dengan kelecakan (workability) beton. Vibrator harus
disediakan dalam jumlah yang memadai, dan di tempatkan sedemikian rupa
sehingga tidak menyentuh besi beton.
2. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan
balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi pembersihan yang rapat
dan rumit, maka kontraktor harus mempersiapkan metode khusus untuk
pemadatan beton yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling
lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan.
3. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi
Konsultan Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.
Tebal Selimut
minimum
(mm)
a. Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu
75
berhubungan dengan tanah
b. Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:
- Batang D-19 hingga D-56 50
- Batang D-16, jarring kawat polos P 16 atau kawat ulir D 40
16 dan yang lebih kecil
Tebal Selimut
minimum
(mm)
c. Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau
beton tidak langsung berhubungan dengan tanah:
Pelat dinding, pelat berusuk:
- Batang D-44 dan D-56 40
- Batang D-36 dan yang lebih kecil 20
Balok, kolom:
- Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral 40
Komponen struktur cangkang, pelat lipat:
- Batang D-19 dan yang lebih besar 20
- Batang D-16, jaring kawat polos P 16 atau ulir D 16 dan 15
yang lebih kecil
6. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang
ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan Pengawas.
7. Kawat beton dan penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip
yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan
beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung seperti yang
ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada spesifikasi ini.
Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan acuan.
Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang beton, sehingga
tidak menonjol permukaan beton.
8. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan
di dalam gambar standar agar
sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi
pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.
9. Beton tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan,
dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang
akan dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm
10. Penggantian Besi
a. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat menambah
ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam
gambar.
c. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
1) Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas
6 10 0.4 7
10 16 0.4 5
16 28 0.5 4
28 0.6 2
Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh konsultan
pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor
b. Acuan yang terbuat dari multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas
film yang khusus yang digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan
tebal plywood minimal 9 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar
tidak terjadi perubahan bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat.
c. Penyanggah yang terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan
material penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu
yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah, maka
sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-100. Sebagai acuan
samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu
bata atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
e. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat disarankan
menggunakan acuan baja.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa,
sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin terjadi
(kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus
memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360
bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban beton
juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi,
angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut
elemen pendukungnya harus diserahkan kepada konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan.
b. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing.
Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang tercantum
di dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai
beban maupun dalam analisa biaya.
c. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan
tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan
terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap
lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak tergoyang.
j. Ikatan Acuan di Dalam Beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
baut-baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton
harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak
akan merusak beton yang sudah dibuat.
k. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada permukaan beton. Berhubung
release agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka
pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama.
Cara pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga
siar-siar pelaksanaan tidak merusak penampilan beton exposed tersebut.
Merk dan jenis release agent yang telah disetujui bersama, tidak boleh
diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus
memberitahukan terlebih dahulu nama pedangang dari release agent
tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis
bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko
dan keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
l. Bukaan untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
m. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan diatur
agar mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
n. Persetujuan Konsultan Pengawas.
Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan
dari Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari sebelum
pengecoran. Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk
izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.
o. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk balok
dan plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar
sebagai berikut :
Lokasi % Terhadap Bentang
Ditengah bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5
p. Pembongkaran Acuan
1) Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2) Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu
sebagai berikut:
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pada bagian bawah dari atap beton diberi pelindung panas dari bahan
insulation sedemikian rupa sehingga dapat menahan radiasi panas yang
masih ke atap beton. Insulasi merk Aircell 40 UF
b. Sesudah atap beton mengeras, dilapisi lapisan dari campuran MU-
440 dengan kemiringan 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan
petunjuk Pengawas.
c. Setelah uji coba selesai dan disetujui, atap beton dibersihkan dari kotoran
dengan menggunakan sikat kawat, diberi lapisan primer, kemudian diberi
lapisan waterproofing yang dilaksanakan sesuai RKS ini.
d. Diatas lapisan waterproofing diberi lapisan bonding agent L-500
kemudian diberi penguat/tulangan dari kawat ayam, agar tidak terjadi
retakan-retakan dan pelindung/screed dari MU-440 dengan ketebalan
disesuaikan dengan gambar serta diberi naad setiap m2. Kemiringanan
screed 1,5 % - 2 % disesuaikan dengan gambar dan petunjuk Pengawas.
e. Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai, bilamana
terjadi kesalahan-kesalahan/kegagalan, menjadi tanggung jawab penuh
Kontraktor.
3. Kondisi Pembangunan/Konstruksi
a. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai pengalaman
2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan PBI
1971 (NI-2),PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkancontoh-contohnya kepada Perencana/MK.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di pasang
sub-lantaiharus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan
padat sehinggadiperoleh daya dukung tanah yang maksimum. Pemadatan
digunakan alat stamperatau timbris.
b. Pasir urug dibawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan
yang keras,bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya
yang dapat mengurangimutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang
disyaratkan minimum 10 cm atau sesuaigambar, disiram air dan ditimbris
sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Diatas pasir urug dilakukan sub-lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalamgambar detai dengan campuran 1 PC : 3 Pasir : 5 Koral.
d. Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) plat beton diberi lapisan
plester(screed) campuran 1 PC : 3 Pasir setebal minimum 2 cm dengan
memperhatikankemiringan lantai, terutama di daerah basah dan teras.
e. Sub-lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar-benarrata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah
dan teras
A. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan batubata atau adukan harus sedemikian
rupa sehingga tidak merusak batu bata atau menunda pemakaian beton.
2) Setelah permukaan pondasi dan sloof disiapkan dengan baik, batu bata dipasang diatas
adukan setebal antara 1,5 - 2,5 cm.
3) Batu bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan lama atau hujan besar. Adukan yang
hanyut karena hujan harus segera disingkirkan.
4) Tidak diperkenankan berdiri di atas pekerjaan batu bata sebelum mengeras.
5) Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, dikerjakan dengan alat-alat
pengukur datar ataupun tegak ("lot” dsb), sambungan sama rata, sudut persegi, naad
tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, "bergigi" (tiap sambungan saling
menutup).
6) Pada hubungan-hubungan dengan tiang-tiang beton harus dipasang stek besi dan pada
ujung pasangan harus bergerigi.
7) Pada penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.
8) Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada batu bata yang menonjol atau tidak rata,
maka bagian-bagian ini harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.
9) Pemasangan batu bata harus dirawat/ disirami dengan air sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas/ Tim Teknis.
10) Sebelum pemasangan, semua batu bata harus dibasahi dengan air bersih sampai
kenyang, atau direndam dalam air sehingga buih-buih hilang.
11) Batu bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan untuk
dipakai. Untuk yang patah dua tidak melebihi dari 5% (Lima persen).
12) Semua pemasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau
pelat beton dan bagian-bagian struktur lainnya.
B. Material
3. Persyaratan Struktur
Persyaratan Struktur
a. Defleksi
• AAMA = Yang dijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
• JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2 cm.
• SII = yang diijinkan maksimum L/175 untuk doublé dan L/125 untuk
single glazed.
• SS = Yang diijinkan maksimum L/175 untuk doublé glazed dan L/125
Pabrik.
b. Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan
dengan bentuk sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk
sambungan yang tahan air harus diberi sealant dari bagian yang tidak
terlihat mata.
c. Perakitan jendela maupun pintu aluminium dilaksanakan di Work
Shop/Pabrik sehingga selain kwalitas perakitan sesuai standard yang
disyaratkan juga mempercepat proses pemasangan di lapangan.
d. Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di Shop Drawing
yang sudah disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
e. Hardware yang dipasang mennggunakan back plate.
f. Standar toleransi assembling dijelaskan dalam table berikut :
No Keterangan Toleransi (mm)
1 Bergesernya pemasangan kunci/engsel dan + / -3
hardware lain dari tempat yang ditentukan
2 Gap (celah) antar sambungan rangka < 0,5
aluminium (vertikal dan horizontal)
3 Gap (celah) antar sambungan vahan tahan air <3
(Gasket)
4 Perbedaan ukuran dalam, dari rangka + / - 1,5
aluminium dan daun jendela aluminium, baik
untuk tinggi maupun lebar
5 Perbedaan ukuran dalam, dari jendela yang <2
bersebelahan.
6 Sambungan las Tidak terlihat pada
bagian yang terlihat
mata langsung
7 Sealant Sesuai ukuran di Shop
Drawing
c. Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus disiapkan
dan didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk melakukan tugas pemeriksaan guna
mengetahui perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.
d. Pemasangan dari pintu dan Jalusi hanya boleh dilaksanakan, setelah
pekerjaan lantai dan langit-langit selesai dikerjakan.
e. Kusen, pintu dan jalusi tidak boleh didatangkan ke lapangan sampai
perkembangan pekerjaan telah siap untuk menerimanya. Kusen, pintu dan
jendela yang disimpan, harus dilindungi dari cuaca, terutama dari panas
matahari dan hujan.
2. Persyaratan Bahan
Pintu Folding Gate sekualitas JBt ebal 1.2 lengkap penggantung dan pengunci
3. Persyaratan Umum
a. Kusen – kusen pintu folding gate harus dilaksanakan dan dikerjakan
sesuai dengan type, jumlah sebagaimana tercantum dalam gambar kerja.
b. Kusen – kusen dipasang ditempat – tempat yang telah ditentukan
dansesuai dengan yang tercantum dalamgambar kerja.
c. Daun folding gate dikerjakan harus sesuai dengan motif dan
penyelesaiannya seperti apa yang tercantum dalam gambar kerja
Pekerjaan ini dikerjakan pada masing-masing zona seperti yang tercantum pada
gambar rencana dan item pekerjaan pada Rencana Anggaran Biaya dengan rincian
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Peningkatan Rumah Genset
a. Pekerjaan Cat Interior
b. Pekerjaan Cat Exsterior
c. Pekerjaan Waterproofing Atap
d. Pekerjaan Screed Waterproofing tebal 2 cm
2. Pekerjaan Penambahan Rumah Gardu
a. Pekerjaan Cat Interior
b. Pekerjaan Cat Exsterior
c. Pekerjaan Waterproofing Atap
d. Pekerjaan Screed Waterproofing tebal 2 cm
3. Pekerjaan Pembangunan Rumah MDP (6 Unit)
3. Daftar bahan-bahan :
Setelah kontrak ditanda tangani, kontraktor pelaksana harus secepat-nya, tapi
tidak kurangdari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan,
mengajukan daftar dari semuabahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan
pengecatan dan dekorasi kepadaPemberi Tugas. Semua bahan-bahan harus
disetujui oleh Pemberi Tugas.
4. Pemilihan Warna :
Semua warna harus dipilih Perencana, Tim Teknis dan Kontraktor pelaksana
harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui, paling lambat diajukan
satu (1) bulan sebelum dikerjakan.
5. Persiapan Umum :
a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain
harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.
b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan iniharus disediakan banyak lap-lap bersih.
b. Pelaksanaan.
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.
b. Pelaksanaan
Semua pengecatan besi/kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrikpembuat.
8. Keahlian :
a. Pekerjaan mengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang
sudah ahlidan berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat
tersebut selamapekerjaan dilaksanakan.
c. Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan
yang baik danharus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepatmulai dari pengerjaan dasar (Under coats) sampai
dengan pengecatan akhir (finishingcoats).
d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga dari
mana cattersebut diproduksi atau ke painting kusus.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan
pabrikpembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam
a. SNI.SO4 - 89.F
b. ASTM 828
c. ASTME - 154
d. ASTMD - 146
e. TAPP I 803 dan 407
3. Bahan-bahan
a. Spesifikasi Bahan
1) Merk BASF untuk Bitumen Membrane Sheet 4 mm.Penggunaanya
untuk daerah Atap dak yang terkena air hujan.
2) Merk BASF cementbase. Penggunaanya untuk daerah:
a) Untuk daerah teritisan/overstek beton, toilet, janitor, spoel hoek,
pantry dan pada daerah basah lainnya sesuai gambar dan petunjuk
Pengawas.
b) Untuk daerah teritisan/overstek beton menggunakan tipe
coating/cemenbase.
b. Contoh-contoh
1) Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik minimal 10 (sepuluh) tahun.
2) Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
sebanyak minimal 2 (dua) produk setara dari berbagai merk bahan,
kecuali ditentukan lain oleh Perencana, untuk mendapatkan
persetujuan Pengawas.
3) Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
4) Apabila diinginkan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum
pekerjaan dimulai/dipasang.
4. Pelaksanaan
a. Umum
1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-bahan
yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
2) Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka
bahan-bahan pengganti harus disetujui Pengawas berdasarkan contoh
yang diajukan oleh Kontraktor.
3) Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan
harus bersih, pengerjaannya harus sudah disetujui Pengawas serta
peil-peil dan ukuran sesuai dengan gambar.
4) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Pengawas.
5) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat
apabila ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
6) Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
b. Cara Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak supplier) dan terlebih dahulu harus
mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari
pabriknya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2) Permukaan beton dimana produk waterproofing akan dipasang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Halus, rata terbebas dari tonjolan tajam, rongga maksimum
diameter 1 cm.
4. BAB VI
PEKERJAAN JARINGAN ELEKTRIKAL
7. Melaksanakan pengadaan Panel MDP dan Kapasitorbank sesuai dengan kapasitas das
spek pada masing masing zona (Gardu pembagi)
Panel terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 1.8 mm minimal berangka siku
dengan ketebalan 2 mm. Dimensi panel sesuai dengan ukusran pada BQ, berpintu yang
dapat dikunci. Panel dicat dengan bahan cat tahan panas dan tahan karat bergaransi
dengan warna kelabu. peletakkan ACB/MCCB/NFB/MCB pengaman harus sejajar
agar muda penginstalaian atau membuat terminal untuk incoming kabel
beban.Pembuatan panel incoming harus mengacu pada item yang dipersyaratkan pada
5. BAB VII
UJI COBA PERALATAN, ACCEPTANCE TEST / COMMISSIONING.
Hasil pengukuran dan uji coba dituangkan dalam bentuk format uji coba yang telah dibuat oleh
Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan disetujui oleh pihak Direksi, dan ditandangani oleh Pihak
Penyedia/Kontraktor Pelaksana dan Teknisi Pengawas.
Kemudian hasil uji coba peralatan tersebut akan dijadikan lampiran/bagian yang tidak terpisahkan
dari kegiatan acceptance test / commissioning yang dilakukan oleh pihak Penyedia/Kontraktor
Pelaksana dan Direksi. Pihak direksi dapat menunjuk pejabat atau teknisi senior untuk melakukan
kegiatan acceptance test / commissioning. Kegiatan acceptance test / commissioning meliputi
pengecekan ulang secara keseluruhan spesifikasi teknis peralatan dan volume bill of quantitynya
dan dilakukan on test condition sesuai dengan dokumen kontrak, selanjutnya dibuatkan Berita
Acara Acceptance Test/Commissioning yang merupakan pernyataan pekerjaan tersebut telah
selesai 100 %.
Apabila dalam pelaksanaan acceptance test / commissioning terjadi kegagalan fungsi atau
kerusakan harus diperbaiki terlebih dahulu dan jika telah dinyatakan benar dan berfungsi
pelaksanaan acceptance test di ulang kembali.
6. BAB VIII
PENUTUP
8.1. Hal-hal yang belum termasuk dalam persyaratan ini serta hal-hal yang kurang jelas akan
diberikan pada waktu diadakan penjelasan / aanwizjing.
8.4. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam RKS ini tetapi pekerjaannya mutlak
diperlukan sehubungan dengan RKS, harus tetap dilaksanakan oleh
Penyedia/Kontraktor.
8.5. Apabila terdapat gambar-gambar yang kurang jelas atau pekerjaan yang tidak dapat
dilaksanakan sesuai dengan RKS, maka pelaksanaannya terlebih dahulu harus
dirundingkan dengan Direksi.
8.8. Penyedia/Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar revisi setelah pekerjaan selesai
dalam rangkap 4 (empat) dan menyerahkan kepada Direksi sebelum dilakukan
penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya (Penyerahan I).
8.9. Perubahan sebagian ataupun keseluruhan isi Pedoman Teknis ini hanya dapat dilakukan
atas persetujuan dari Direktur Kampus Dr. Saiful Anwar Malang, dan jika terdapat
perubahan dalam Pedoman Teknis ini harus dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Adendum.