Anda di halaman 1dari 65

T1 /1

PROYEK : PEMBANGUNAN STADION KAWASAN SPORT CENTER SERANG BANTEN


SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI TELEPHONE T.1.00.0

DAFTAR ISI

Halaman

1.00.0 Instalasi Sistem Telephone T1/02

1.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum T1/02

1.02.0 Lingkup Pekerjaan Telephone T1/03

1.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan T1/04

1.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan T1/04

1.05.0 Uraian Singkat Sistem T1/07

1.06.0 Persyaratan Teknis Pemasangan T1/10

1.07.0 Produk T1/11

ec0st19(ln)
T1 /2

1.00.0 INSTALASI SISTEM TELEPHONE

1.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum

1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Telephone dan Central PABX, meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan


yang ada seperti :

Peraturan dan standard.


a. Peraturan Perumtel No. 5 tahun 1977 dan No. 1 tahun 1979, tentang Tata Cara
Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Instalasi Telephone dan Sentral
PABX.
b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
c. SNI 03-3985-2000, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan
dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung.
d. UU 36/1999, tentang Telekomunikasi.
e. PP No. 52/2000, tentang Penyelenggara Telekomunikasi.
f. UU No. 20/2003, tentang Bangunan Gedung; BUILDING LAW & PP No. 38/2005
GOVERNMENT REGULATION RELATED TO UU No. 20/2003.
g. UU Bangunan Gedung No. 28 tahun 2002.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, 30 Desember 2008,
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
i. Surat Keputusan Dirjen Pos & Tel No. 004/Dirjen 1999, Penetapan Persyaratan
Teknis Alat/Perangkat Telekomunikasi untuk Bangunan Gedung.
j. Data teknis dari product di bidang peralatan Telephone system yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001.

3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
didalam :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Anwijzing / Klarifikasi Tender

4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara, Diesel
Generator Set dan Battery, battery digunakan bilamana daya dari PLN dan Genset
mengalami gangguan.

ec0st19(ln)
T1 /3

5 Semua panel Telepon dan Peralatan utama harus diberi pentanahan dengan ukuran
kabel sesuai dengan gambar.

1.02.0 Lingkup Pekerjaan Telephone

Secara garis besar lingkup pekerjaan Telephone adalah seperti yang tertera di
spesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan,
sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan
seperti yang tertera di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang Aanwijzing /
Klarifikasi Tender.

1 Melaksanakan
a. Seluruh instalasi telephone dalam bangunan.
b. Seluruh instalasi sistem PABX.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi dan Panel :
- PABX
- MDFTP
- JBTP
- Outlet Telephone
- Interface dengan sistem terkait

2 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :


a. Dari sisi rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
b. Dari sisi PABX ke MDF, dari MDF ke JBTP dan dari JBTP ke Outlet Telephon.

3 Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja (shop drawing) Instalasi Telephone untuk
diberikan kepada :

a. Pihak pemilik gedung (Owner) sebanyak 1 (satu) set.


b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Pihak Manajement Kontruksi (MK) sebanyak 1 (satu) set.
d. Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
e. 2 set gambar as-built (berbentuk cetakan) dan 1 (satu) set gambar as-built
(berbentuk CD).

4 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :


a. Sistem description dan prinsip operasi sistem telephone.
b. Instalasi dan instruction telephone.
c. Connection diagram telephone.
d. Shipping dokumen untuk peralatan telephone pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.
f. Fotocopy sertifikat standart approval sesuai dengan persyaratan dan peraturan
umum.

ec0st19(ln)
T1 /4

5 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan


peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik.

6 Memasang nama-nama extension dan jumlah extension pada panel, berupa tulisan
yang jelas dari bahan yang tahan lama.
7 Melaksanakan pekerjaan pengetesan parsial, pra testing & commissioning, testing &
commissioning seluruh sistem (contiunity, fungsi, interface dan lain-lain).

8 Menyerahkan surat ASLI seperti Garansi, Brand New, Certificate Origin, Manual
Operation dan lain-lain.

1.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

1 Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan kapasitas
yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat :
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (Reenginering).

1.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan

1 Sistem telephone yang digunakan adalah PABX System.

2 PABX ini harus mempunyai fitur-fitur untuk keperluan stadion, yaitu :


- Message waiting lamp.
- Multi language announcement services.
- Call - bar (external communication).
- Do not disturb.
- Single digit service dialing.
- Service display.
- Automatic attendant.

ec0st19(ln)
T1 /5

- ISDN facilities.
- Audit report.
- Call blocking.
- Guest room information.
- Message registration.
- Music on hold.
- PMS interface.
- Redudant processor, dengan prinsip kerja "hot standby", yaitu jika CPU yang
aktif mengalami ganguan, sistem secara otomatis dipindahkan ke CPU standby
dimana proses pengambilalihan kendali ini berlangsung tanpa mengganggu kerja
secara keseluruhan, seperti terputusnya hubungan pembicaraan yang ada pada
saat itu. Hal yang sama juga berlaku untuk memory & hard disk system.
- Call transfer.
- Call recording.
- Call party name display.
- Call hold.
- Push buton dialing.

Kapasitas : Min. 200 port


Max. 300 port
tanpa di tie line

- Trunk Min. 48 port


- Extension Min. 200 port
- Digital Min. 16 port

3 Operator Console
- Digital Type
- Telephone penerima dari luar untuk menghubungi pengelola stadion.
- Telephone penerima dan dalam seperti house phone.

4 Digital Display

- Digital type
- Telephone extension yang dilengkapi dengan display yang diperuntukan untuk
GM.
- LCD display : Message waiting LED handstree dialing 48 character
alphanumeric
- Feature buttons : 30 touch / membrane
- Multi line : (min 5 line with LED)

ec0st19(ln)
T1 /6

- Ringer : Volume control and distributive ringing


Speaker volume
Name directory and name dialing
- Called ID : Coller name display and que caller name display
- Data modul : Interface RS 232, V35
PC / key interface card
Jack for head set

5 Telephone Standard

- Telephone extension tidak dilengkapi dengan display dan tombol untuk


menghubungi diperuntukan Building Management.
- Ringer control : High, low, off
Mute button
Transfer button
Wall or deskop convertible

6 Analog Telephone
- Telephone extension yang dilengkapi display.
- LCD Display : a) 16 character alphanumeric
b) massage waiting LED
c) incoming call loudness control
- Ringer control : a) high, low, off
b) mute button
c) transfer button

7 Kabel penghubung antara PABX dengan MDF menggunakan kabel sistem


Amphenol Multipair. Kabel penghubung antara MDFTP dengan JBTP lantai,
menggunakan kabel ITC Multipair. Kabel instalasi telephone menggunakan
ITC 2 x 2 x 0,6 mm dalam PVC conduit Ø 3/4".

8 UPS (Power Supply)


- Kapasitas : sesuai kapasitas di gambar
- Power factor : 0,8
- Efficiency : harus lebih dari 96% atau lebih besar
- Input power factor : harus 0,98
- Total harmonic input distortion : 7% (tanpa alat tambahan) (THD)
- Toleransi tegangan output : ± 1% pada beban linear
- Input frequency : 35 – 65 Hz
- Toleransi tegangan output untuk
beban lonjakan dari 0 - 100%
atau 100% - 0% : toleransinya harus ± 4% dari kapasitas UPS

ec0st19(ln)
T1 /7

9 Battery
Battery yang dipergunakan adalah batere NIKEL-CADMIUM tipe kering, dengan
kemampuan untuk mengoperasikan keseluruhan peralatan secara satu kesatuan
selama 24 jam dan setelah itu masih mampu Menjalankan Peralatan utama dan
peralatan Telepon serentak seluruh gedung dalam jangka waktu 30 menit

1.05.0 Uraian Singkat Sistem

1 Semua komunikasi BM (Building Management) menggunakan extension & direct


yang berasal dari PABX. PABX yang terpasang mempunyai dual processor atau
redundant processor apabila processor yang satu rusak maka processor yang
satunya secara otomatis akan menggantikan sistem yang rusak. PABX pada sistem
ini dilengkapi pula kemampuan untuk bekerja dengan pesawat telephone multi line
(customized keyset). PABX pada sistem ini harus dapat digunakan lebih dari satu
kelompok pemakai baik berupa department-department atau kelompok tenant dalam
suatu sistem besar sehingga lebih ekonomis. Console-console operator harus dapat
digunakan secara bersama-sama atau dialokasikan kepada masing-masing
kelompok pemakai.

2 PABX Harus Bisa

a. PABX harus sudah mendapat ijin / sertifikat PT. TELKOM untuk dioperasikan
pada jaringan PT. TELKOM / umum di Indonesia.
b. Rancangan PABX harus bersifat modular dengan semua komponen tersusun
pada printed circuit boards (PCBs) yang dapat dengan mudah dimasukkan dan
dipindahkan dari masing-masing posisi / slot (plug in). Slot-slot yang ada harus
bersifat 'universal', yaitu tidak ada batasan bahwa card interface tertentu harus
dipasang pada slot tertentu.
c. Card-card yang terpasang pada PABX harus bersifat 'universa'. Artinya, card-
card tersebut harus dapat dipergunakan kembali untuk keperluan ekspansi
PABX sehingga lebih ekonomis.
d. PABX harus menggunakan teknologi SPC (stored program control) electronic
digital switching dengan TDM (time division multiplexing) dan A-law PCM (pulse
code modulation) sesuai dengan rekomendasi CCITT.
e. PABX harus mempunyai kemampuan switching dengan non blocking system.
f. PABX harus menggunakan CPU (central processing unit) minimum 16 bit.
g. PABX harus dapat digunakan lebih dari kelompok pemakai ataupun department-
department dalam suatu organisasi besar sehingga lebih ekonomis. Console-
console operator harus dapat digunakan secara bersama-sama atau
dialokasikan kepada masing-masing kelompok pemakai.
h. Kontraktor harus mencantumkan kapasitas maksimum yang dapat dicapai PABX
yang ditawarkan berdasarkan jumlah kabinet yang ditawarkan dalam dokumen
tender.

ec0st19(ln)
T1 /8

i. PABX yang ditawarkan harus termasuk :


- Terminal data ASCII untuk mendiagnosa kesalahan PABX
dan memprogram data customer.
- Baterai untuk pasokan daya cadangan bagi sistem selama minimal 8 jam.
- Alat penangkal petir untuk semua saluran induk.
- PABX harus dapat didistribusikan dengan menggunakan fiber optic.
j. Card-card yang digunakan harus memiliki sirkuit yang cukup besar (16 minimum
circuit untuk extension card dan 8 minimum sirkuit untuk trunk card) agar PABX
memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menampung kebutuhan customer.
k. Authorization Code
Sistem akan dilengkapi dengan authorization code yang memungkinkan seorang
pemakai tertentu membatalkan untuk sementara waktu batasan-batasan fasilitas
yang diterapkan pada extension manapun.
l. Call Party Name Display
- PABX harus dapat memperlihatkan nama si pemanggil beserta nomor
ekstensionnya bila nomor yang dituju adalah operator console atau pesawat
telepon dengan layar (LCD display).
- Nama yang terlihat pada layar saat pesawat telephone berbunyi untuk
memudahkan penyampaian salam yang tepat. Nama pemanggil harus
ditampilkan kembali bila pembicaraan yang di hold berlanjut lagi.
m. Call Recording
PABX harus mampu melakukan pengukuran traffic pada kelompok saluran induk
(trunk group), operator console, dan extension tertentu. PABX juga harus mampu
melakukan pencatatan selektif untuk panggilan masuk dan keluar melalui saluran
induk (trunk) maupun panggilan antar ekstension. Data-data tersebut harus
dapat dipindahkan ke printer untuk hard copy atau alat perekam lainnya untuk
diproses lebih lanjut. Penjual harus menyatakan piranti tambahan apa saja yang
dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan catatan pembicaraan dengan detail berikut:
- Tanggal dan waktu panggilan terjadi.
- Nomor yang dipanggil.
- Nomor saluran cabang yang memanggil.
- Lama pembicaraan.
- Authorization code.
- Dapat merekam semua pembicaraan local, nasional, atau internasional yang
dilakukan melalui :
• Operator console.
• Ekstension dalam PABX.
• Panggilan-panggilan yang dibantu operator.
• Rekaman harus proporsional dengan lamanya pembicaraan pada setiap
pesawat cabang ketika terjadi transfer panggilan.

ec0st19(ln)
T1 /9

n. Direct Line
Panggilan masuk dari jaringan STO harus mampu memanggil extension yang
dikehendaki secara langsung tanpa melalui operator. PABX harus mampu
menangani fitur tersebut.

1.06.0 Persyaratan Teknis Pemasangan

1 Kotak Hubung dan atau Central Exchange

- Penyambungan kabel didalam kotak hubung (MDFTP) harus mempergunakan


LSA konektor (harus disertakan sertifikat keaslian).
- Kabel yang masuk dan keluar ke / dari kotak hubung harus memakai kabel gland
dan tanda, untuk mengidentifikasikan, jalur kabel dengan memakai "Cable
Marking".
- Semua kotak hubung harus ditanahkan dengan tahanan < 1 ohm.
- Kotak hubung diperkuat ke lantai bangunan dengan 4 (empat) buah dynabolt
ukuran 5/8"x 2" dan antara lain dengan kotak hubung harus dipasang karet
setebal 2 mm.
- Kotak hubung bagi ini dibuat dari plat besi setebal minimum 2 mm dan cat
powder coating warna abu-abu. Kotak hubung bagi ini harus dilengkapi dengan
kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi.
- Setiap Kotak hubung dilengkapi dengan kunci master sebanyak 2 anak kunci

2 Kabel

- Semua kabel dipasang mendatar harus didalam Kabel Tray.


- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada kabel
Ladder.
- Kabel yang dipakai untuk instalasi titik telephone menggunakan ITC 2 x 2 x 0,6
mm dalam PVC Conduit Ø 3/4.
- Kabel yang dipakai untuk kabel feeder harus dari jenis ITC Multicore untuk
Telephone.
- Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai Flexible Conduit.

ec0st19(ln)
T1 /10

3 Rak Kabel (Kabel Ladder / Kabel Tray)

- Kabel Tray harus dipasang horizontal dan satu garis vertikal.


- Kabel Tray digantung di lantai dengan dynabolt berukuran ½" x 2".
- Kabel Ladder dipasang kedinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½" x 2" pada jarak 75 cm.
- Semua kabel Ladder / kabel Tray memakai cover.

- Kabel Tray harus digantung pada rak beton dengan bunder berulir (iron rod
diameter 10 mm) dengan jarak 1 m.
- Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis).
- Ketebalan hot dip galvanis 64 – 70 micron.
- Jarak minimum antara kabel tray elektrikal dan elektronik adalah 300 mm.
- Sebelum pemasangan kabel Tray / Ladder harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing, Fire fighting, listrik dll).

4 Pipa Conduit (Pipa dan Fitting)


a. Seluruh Instalasi Pengkabelan Telepon menggunakan pipa PVC High Impact.
Untuk kabel feeder telepon tanpa pipa. Untuk dihalaman terpasang tertanam
dalam tanah memakai pipa Galvanis Calss Medium yang ditanam 80 cm.
b. Penyambungan dari jalur Kabel tray ke Plat/dack menggunakan pipa flexible
jenis PVC.
c. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, pengetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow, T-
doos, cross-doos.
d. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi
marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
e. Semua instalasi Telepon yang crossing/menyeberang jalan (jalan yang dilewati
oleh kendaraan mobil) wajib diberi pengaman Pipa Galvanis class Medium dan
diameter menyesuaikan jumlah ukuran kabel (min. 2 tingkat dari keseluruhan
jumlah kabel).
f. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

1.07.0 Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis.

ec0st19(ln)
T2 / 1

PROYEK : PEMBANGUNAN STADION KAWASAN SPORT CENTER SERANG BANTEN


SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI DATA T.2.00.0

DAFTAR ISI

Halaman

2.00.0 Instalasi Sistem Data T2/02

2.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum T2/02

2.02.0 Lingkup Pekerjaan Telephone dan Data T2/03

2.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan T2/04

2.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan T2/05

2.05.0 Persyaratan Teknis Pemasangan T2/08

2.06.0 Pengujian T2/11

2.07.0 Produk T2/11

ec0st19(ln)
T2 / 2

2.00.0 INSTALASI SISTEM TELEPHONE DAN DATA

2.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum

1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Data, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna,
mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan,
transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan


yang ada seperti :

Peraturan dan standard.


a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011.
b. SNI 03-3985-2000, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan
dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
c. UU 36/1999, tentang Telekomunikasi.
d. PP No. 52/2000, tentang Penyelenggara Telekomunikasi.
e. UU No. 20/2003, tentang Bangunan Gedung; BUILDING LAW & PP
No. 38/2005 GOVERNMENT REGULATION RELATED TO UU No. 20/2003.
f. UU Bangunan Gedung No. 28 tahun 2002.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, 30 Desember 2008,
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
h. Surat Keputusan Dirjen Pos & Tel No. 004/Dirjen 1999, Penetapan
Persyaratan Teknis Alat/Perangkat Telekomunikasi untuk Bangunan Gedung.
i. Data teknis dari product di bidang peralatan Data system yang dibuat oleh
pabrik-pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001.

3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
didalam :

a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar rencana.
d. Berita acara aanwijzing.

4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN),
Diesel Generator Set dan Battery, battery digunakan bilamana daya dari PLN
dan genset mengalami gangguan.

5 Semua panel Data dan Peralatan utama harus diberi pentanahan dengan ukuran
kabel sesuai dengan gambar.

ec0st19(ln)
T2 / 3

2.02.0 Lingkup Pekerjaan Data

Secara garis besar lingkup pekerjaan Data adalah seperti yang tertera dispesifikasi
ini. Namun kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan, sesuai
yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan
seperti yang tertera di dalam berita acara rapat penjelasan lelang (aanwijzing).

1 Melaksanakan

a. Seluruh instalasi Data dalam bangunan.


b. Seluruh instalasi sistem Data.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi :
- Server.
- Main patch panel.
- Patch panel.
- Modul-modul data switch.
- Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, commissioning (dengan fluke DSP 500) dan training serta
menyerahkan buku technical manual.

2 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :

a. Dari sisi rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
b. Dari sisi server ke main patch panel.

3 Menyerahkan 3 (empat) set gambar kerja (shop drawing) Instalasi Data untuk
diberikan kepada :

a. Pihak pemilik gedung (Owner) sebanyak 1 (satu) set.


b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Pihak Manajement Kontruksi (MK) sebanyak 1 (satu) set.
d. Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
e. 2 set gambar as-built (berbentuk cetakan) dan 1 (satu) set gambar as-built
(berbentuk CD).

4 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :

a. Sistem description dan prinsip operasi sistem Data.


b. Instalasi dan instruction Data.
c. Connection diagram Data.
d. Shipping dokumen untuk peralatan Data pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.
f. Fotocopy sertifikat standart approval sesuai dengan persyaratan
dan peraturan umum.

ec0st19(ln)
T2 / 4

5 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan


peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik.

6 Memasang nama-nama Data pada patch panel berupa tulisan yang jelas dari
bahan yang tahan lama.

7 Melaksanakan pekerjaan pengetesan parsial, pra testing & commissioning, testing


& commissioning seluruh sistem (contiunity, fungsi, interface dan lain-lain).

8 Menyerahkan surat ASLI seperti Garansi, Brand New, Certificate Origin, Manual
Operation dan lain-lain.

2.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

Syarat-syarat Dasar

a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan kapasitas
yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat :
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (re-engineering).

ec0st19(ln)
T2 / 5

2.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan

1 Sistem data yang digunakan adalah Star Topologi.

2 Category 6 UTP
- Kabel UTP Cat 6 digunakan untuk Instalasi Kabel Data
- Performance characterized : 600 MHz
- Pair count : 4 pair
- Dimension dielectric : 0.042
- Outside : 0.230
- Conductor : 0.574 mm, 23 AWG solid
- Nominal outher diameter : 7.15 mm nominal
- Impedance : 100 Ω ± 15%
- NVP (nom %) : 66
- Insulation : Foam DE
- Overal shield : Plastic laminated alluminium foil
- Jacket : LSZH (IEC 332-1)
- Frequency (Mhz) : 25 D
- Attenuation (max dB / 100 m) : 32.8
- Next (min dB) : 38.3
- ACR (dB) : 5.5

3 Patch Panel Category 6


- Meet or exceed proposed TIA CAT 6 performance requirements
- Ports maybe individually replaced
- Number of port 24 port

4 Modular Jack
- Exceeds industry standard performance requirement
- Improved NEXT and return loss performance
- Universal T568 A or T568 B wiring pattern
- Easy termination with 110 impact tool
- SL series

5 Wire Management
- 1 RU height
- Slotted cable access
- Rear cable access
- Removable front cover
- Front cover latch

ec0st19(ln)
T2 / 6

6 Switch UTP Cat 6, 24 ports


- Type : 24 Ethernet 10/100/1000 ports & 2 SFP-based
Gigabit Ethernet ports
- Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch
- IP Base : IP Base Software feature set (IPB)
- Support : 24 users
- Performance : 32 Gbps forwading bandwidth
- Connectors & Cabling : 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair Cat.6 UTP
- Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector
- Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link status, link
duplex, link speed, PoE indicators
- Modul Tambahan : GLC-SX-MM, 1000BASE-SX SFP transceiver
modulefor MMF, 850-nm wavelength
- PoE Support

7 Core Switch

- Virtual Redundant Router Protocol (VRRP)


- L2 / L3 / L4 QoS Classification (802.1p, TOS, DCSP)
- IP Multicast Switching
- IP and IPX Routing (RIP v182, OSPF v2,
BGP, DVMRP, PIM-SM, IGMP
- NAT & PAT
- Spanning Tree Protocol (IEEE 802.1d, IEEE
802.1s, IEEE 802.1w, IEEE 802.1q)
- Multi Layer Security (Authentication Services,
ACL, Ddos Protection, SSL)
Authentication Vlan, IEEE 802.1x, Radius,
-
LDAP
- IEEE 802.3af (POE)
Link Aggregation (Static and Dynamic
-
802.3ad)
- Server Load Balancing
- Able to Manage (HTTP, CLI, Telnet, SNMP, NMS)
- Vlan Mobility

8 19" Rack
- Plat besi : 2 mm
- Fan diatas rack : Sesuai gambar
- Lubang sirkulasi udara : dari bawah rack c/w filter
- Pintu : Tempered glass door
- Tiang : 1.80 mm
- Bottom copper : 2 mm
ec0st19(ln)
T2 / 7

9 Indoor 9/125 Fiber Optic Single-Mode


- Type indoor 6,8,12,24 cores or 36 Cores (6 cores in unit), 48 cores
(8 cores in unit), 10 Gbit, OS2, singlemode 9/125 m.
- Suitable for inter building backbone cabling (aerial, duct, or direct buried).
- TIA color-coded fibers for easy identification.
- Dry water blocking technology.
- Small diameter single tube contraction.
- UV protected jacket for ease of pulling through ducts.
- Corrugate steel tape armour for rugged environment and rodent protection.
- ISO / IEC 11801 standards.
- Low Weight, non Jelly, Easy to install and joint.
- Flame retardant LSZH sheath

10 Patch Cord FO SC/SC Single Mode Duplex.


- Type indoor 2 core, 10 Gbit, OS2, singlemode 9/125 µm.
- Insertion loss < 0.2 dB based on ANSI/TIA-568-C3.
- IEC61754, TIA604 Standard for Connections.
- Duplex Cord.

11 Kabel penghubung antara core switch dengan access switch tiap lantai
menggunakan kabel fiber optic single mode dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel
instalasi data access switch tiap lantai ke masing masing outlet data
menggunakan kabel UTP cat 6, 4 pair dalam PVC conduit Ø 3/4".

12 UPS (Power Supply)


- Kapasitas : sesuai kapasitas di gambar
- Power factor : 0,8
- Efficiency : harus lebih dari 96% atau lebih besar
- Input power factor : harus 0,98
- Total harmonic input distortion : 7% (tanpa alat tambahan) (THD)
- Toleransi tegangan output : ± 1% pada beban linear
- Dimensi UPS : harus 550 x 1800 x 750 mm atau lebih
kecil
- Berat UPS diluar battery : 180 kg atau lebih ringan
- Input frequency : 35 – 65 Hz
- Toleransi tegangan output untuk
beban lonjakan dari 0 - 100%
atau 100% - 0% : toleransinya harus ±4%

13 Battery
Battery yang dipergunakan adalah batere NIKEL-CADMIUM tipe kering, dengan
kemampuan untuk mengoperasikan keseluruhan peralatan secara satu kesatuan
selama 24 jam dan setelah itu masih mampu Menjalankan Peralatan utama dan
peralatan data serentak seluruh gedung dalam jangka waktu 60 menit.
ec0st19(ln)
T2 / 8

2.05.0 Persyaratan Teknis Pemasangan

1 Horizontal Subsystem

a. Kontraktor akan menyediakan, memasang & terminasi data. Kabel horizontal


subsystem mulai dari informasi outlet cat 6, RJ-45 untuk data lengkap dengan
face platenya serta pengabelannya dengan UTP cat 6, sampai ke
administration sub system patch panel lantai atau area sesuai dengan gambar.
Kabel horizontal merupakan kabel type 4 pair unshielded twisted pair (UTP) 24
AWG bare solid copper conductor insulated with PVC sesuai dengan EIA / TIA
568, TSB 36, TSB 40 standard.
b. Administration Subsystem
Administration subsystem termasuk 19" rack lengkap dengan accessoriesnya
serta terminal dan / atau patch dan patch cord dengan kapasitas sesuai
dengan gambar design.
c. Backbone Subsystem
Backbone subsystem termasuk pengabelan pada vertical line dengan kabel
fiber optic single mode untuk data dari administration subsystem lantai atau
area sampai ke main patch panel di central main equipment room.
d. Central Equipment Room Subsystem
Termasuk didalamnya penyediaan dan pemasangan main patch panel
di dalam 19" rack.
e. Semua sistem terpasang harus mampu beroperasi secara continuously
dan tanpa degradasi performance selama 24 jam sehari, 365 hari setahun
dengan ambient temperature +15 ºC sampai +40 ºC, 5% - 95% RH
(noncondensing).
f. Horizontal kabel ini akan ditarik dengan star topologi format dari terminal blok /
pacth panel di adminstration subsystem ke masing-masing individual
information outlet dengan maximum panjang tarikan 295 ft (90 – 100 m).
g. Setiap kabel harus ditarik didalam PVC high impact conduit secara continous
tanpa ada sambungan atau jointing mulai dari patch panel atau terminal block
ke masing-masing information outlet.
h. 4-pairs UTP cable yang digunakan harus memenuhi atau lebih baik dari
standard.
i. 4-pairs UTP cable harus UL listed.

2 Information Outlet Data

a. Information outlet yang disupply adalah modular universal RJ 45 category 6.


b. Semua modular information outlet adalah ISDN 8-position / 8 conductor
standard T568A serta dapat menerima 4 dan 6 pin konvensional jack / plug 24
AWG solid wire.
c. Information outlet harus dapat mendukung atau dapat direconfigure kepada
applikasi yang berbeda jika diperlukan.
d. Cable entry point dari setiap information outlet harus dari bawah.

ec0st19(ln)
T2 / 9

e. Information outlet harus mempunyai indetifikasi yang uniq dan jelas untuk
setiap outlet.
f. Information outlet maximum 4 outlet per faceplate 100 ohm, 22 – 26 AWG dan
comply pin technology 110 style insulation displacement.
g. Connection dapat dilakukan dengan 4-pair impact tool serta harus dapat
direterminasi minimum 200 kali tanpa degradasi signal.

3 Administration Subsystem

a. Administration subsystem terdiri atas patch panel, work group switch,


termination bloks untuk copper cable serta pacth cord yang sesuai.
b. Copper termination patch panel (UTP) terbuat dari bahan black anodized
allumunium dengan kapasitas 24 port configuration sesuai dengan gambar
design.
c. Port indentification number (PIN) disetiap port pacth panel harus jelas
dan dapat diidentifikasi baik dari depan maupun dari belakang.
d. Semua wiring block harus dapat mengakomodasi 24 AWG conductor.
e. Standard floor distribution frame yang digunakan berupa 19" rack dengan size
yang sesuai & spare space 20% untuk pengembangan dikemudian hari.
f. Rack yang digunakan sesuai dengan ANSI / EIA-310-C untuk mounting holes,
cable routing opening di sisi depan, belakang dan samping.
g. Patch cord, pemborong harus menyediakan jumper cable untuk cross
connection dan interconnection untuk setiap patch panel terminal block.
h. Patch cord yang disediakan 4 pair version dengan panjang 4 ft.
i. Patch cord harus factory assembled plug-ended type.
j. Semua patch cord adalah terdiri atas 8 insulated 24 AWG, stranded copper
conductor, diatur dari 4 pasang warna.
k. Kedua ujung dari patch cord dilengkapi dengan modular RJ 45 cat. 6 plug
dengan compliant standard T568A atau T568B wiring.
l. DC resistence per lead : 9.38 ohms / 100 m max.
m. Mutual capacitance : 17.5 pF/ft (56 pF/m) max.
n. Characteristic impedance : 100 ohms +/- 15% dari 1 sampai 100 MHz.
o. Factory tested up to 100 MHz.

4 Backbone Subsystem

a. Backbone subsystem termasuk vertical run cable yang menghubungkan


Administration Subsystem dengan Main Equipment Room subsystem.
b. Pemborong harus menarik vertical cable dengan star topologi berupa kabel
fiber optic single mode untuk data.
c. Vertical kabel fiber optic single mode harus diterminasi dengan baik di kedua
sisi.
d. Vertical kabel ditarik dengan route sesuai gambar design.

ec0st19(ln)
T2 / 10

5 Central Equipment Room Subsystem

a. Setiap 19" rack terpasang harus dilengkapi dengan wiring management system
dengan ukuran 19" rack x 7 ft equipment rack.
b. Semua vertical cable yang menghubungkan central equipment room
subsystem dengan administration subsystem disetiap lantai / area harus
diterminasi dengan baik dan sesuai applikasinya.

6 Kabel

a. Semua kabel dipasang mendatar harus didalam trunking kabel.


b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel.
c. Kabel yang dipakai untuk instalasi outlet data harus jenis UTP (unshielded
telephone pair) cat 6, 4 pair sambungan dalam PVC conduit Ø 3/4.
d. Kabel yang dipakai untuk kabel feeder harus dari jenis kabel fiber optic single
mode untuk data.
e. Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.

7 Trunking Kabel dan Tangga Kabel

a. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis
vertikal.
b. Trunking kabel digantung dilantai dengan dynabolt berukuran ½" x 2".
c. Tangga kabel dipasang kedinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½" x 2" pada jarak 75 cm.
d. Semua trunking dan tangga kabel memakai cover.
e. Trunking kabel harus digantung pada rak beton dengan bunder berulir (iron rod
diameter 10 mm) dengan jarak 1 meter.
f. Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip
galvanis = 60 - 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 meter.
g. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal dan elektronik adalah 300 mm.
h. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC dan Listrik).

8 19" Rack 45U dan 12U

a. Rack 45U diletakan dilantai dan rack 12U diletakkan di dinding / wall type dan
harus di grounded dengan tahanan 0.5 ohm maximum.
b. Semua box rack harus digrounding dengan minimal <1 Ohm.
c. Masing-masing grounding electronic minimal harus berjarak 6 meter disetiap
titik grounding.
d. Jarak grounding elektrikal dan elektronik minimal 20 meter.

ec0st19(ln)
T2 / 11

9 Conduit

Conduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis conduit yang
bisa dipakai adalah high impact fire retardant PVC conduit dengan diameter dalam
minimal Ø 19 mm.

2.06.0 Pengujian

Semua peralatan telephone ini harus diuji setelah semua system tersebut
terpasang dengan baik oleh perusahaan yang memasang instalasi tersebut, dan
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil
pengujiannya baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam system telepon ini, baik peralatan utama
maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang
keagenan peralatan tersebut.

2.07.0 Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan
yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis.

ec0st19(ln)
T3/1

PROYEK : PEMBANGUNAN STADION KAWASAN SPORT CENTER SERANG BANTEN


SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI FIRE ALARM T.3.00.0

DAFTAR ISI

halaman

3.00.0 INSTALASI SISTEM FIRE ALARM................................................................... T3/2

3.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum ....................................................... T3/2

3.02.0 Lingkup Pekerjaan Fire Alarm .......................................................................... T3/3

3.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan ........................................................ T3/4

3.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan .......................................................... T3/5

3.05.0 Uraian Sistem Kerja Fire Alarm ...................................................................... T3/13

3.06.0 Sistem Control MCPFA dan Detector Fire Alarm ........................................... T3/16

3.07.0 Kotak Hubung Bagi (Junction Box)................................................................. T3/17

3.08.0 Conduit ........................................................................................................... T3/17

3.09.0 Persyaratan Teknik Pemasangan .................................................................. T3/17

3.10.0 Kabel Tray / Trunking dan Tangga Kabel ....................................................... T3/18

3.11.0 Pengujian ........................................................................................................ T319

3.12.0 Jaminan dan Masa Pemeliharaan .................................................................. T3/19

3.13.0 P r o d u k ....................................................................................................... T3/19

ec0st19(ln)
T3/2

3.00.0 INSTALASI SISTEM FIRE ALARM

3.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum

1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan instalasi detector dan sentral fire alarm, meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan
jaminan.

2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua


persyaratan yang ada seperti :

Peraturan dan Standard


Perencanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta penempatan jenis
detector didasarkan pada :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006, tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tanggal 30
Desember 2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000, tentang Teknis Management
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
d. SNI 03-6571-2001, tentang Sistem Manajemen Asap di Dalam Mall, Atrium
dan Ruangan Bervolume Besar.
e. SNI 03-7015-2004, tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.
f. SNI 04-7018-2004, tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat dan Siaga
(SPDD).
g. SNI 04-7019-2004, tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat
menggunakan Energi Tersimpan (SPDDT).
h. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang
Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik.
i. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011.
j. SNI 03-3985-2000, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran pada Bangunan Gedung.
k. Data teknis dari product di bidang peralatan Fire Alarm System yang dibuat
oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara dan memiliki ISO-9001, standard
approval yang disetujui yaitu : ULC, JIS, MEA, CSFM dan COC serta
sesuai dengan NFPA standard 72, edisi 2010.

3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang


tercantum di dalam :

a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar rencana.
d. Berita acara aanweijzing.

ec0st19(ln)
T3/3

4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN),
Diesel Generator Set (Genset) dan Battery, battery digunakan bilamana daya
dari PLN dan genset mengalami gangguan.

5 Semua panel fire alarm harus diberi pentanahan dengan kawat NYA 4 mm dan
MDF dengan kawat NYA 50 mm2.

3.02.0 Lingkup Pekerjaan Fire Alarm

Secara garis besar lingkup pekerjaan fire alarm adalah seperti yang tertera
di spesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan
dokumen tambahan seperti yang tertera didalam berita acara rapat penjelasan
lelang (aanweijzing).

1 Melaksanakan

a. Seluruh instalasi fire alarm dalam bangunan.


b. Seluruh instalasi sistem MCPFA.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi :
- Detector
- Alarm Bell / Horn
- Flasher lamp
- Central fire alarm
- Fire intercom
- Modul-modul untuk interface
- Interface dengan sistem terkait
e. Testing, commissioning dan training serta menyerahkan buku technical
manual.

2 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :

a. Dari sisi rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
b. Dari sisi MCPFA ke JBFA.
c. Dari sisi JBFA dibawahnya ke JBFA diatasnya.

3 Menyerahkan 3 set gambar kerja (shop drawing) instalasi fire alarm untuk
diberikan kepada :

a. Pihak pemilik gedung (Owner) sebanyak 1 (satu) set.


b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Didistribusikan ke Kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
d. 2 set gambar as-built (berbentuk cetakan) dan 1 set gambar as-built
(berbentuk CD dan kalkir).

ec0st19(ln)
T3/4

4 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini seperti yang


dipersyaratkan pada standard NFPA 72 yang berupa informasi kelengkapan
serah terima (menggunakan formulir isian record of completion) antara lain :

a. Sistem description dan prinsip operasi sistem fire alarm.


b. Instalasi dan instruction fire alarm.
c. Connection diagram fire alarm.
d. Shipping dokumen untuk peralatan fire alarm pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.
f. Fotocopy sertifikat standart approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.

5 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun menggunakan formulir


isian yang terdapat pada standard NFPA 72, edisi 2010 dan memberikan
jaminan peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang
di dalam bangunan berfungsi dengan baik.

6 Memasang nama-nama zone pada modul-modul dan jumlah zone pada panel,
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.

3.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

1 Syarat-syarat Dasar

a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan
kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat :
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (re-engineering).
e. Detector dan MCPFA harus memiliki compatibilities protocol minimum
terdiri dari 2 merk yang berbeda tanpa mengurangi kinerja sistem, untuk
sistem detector full addressable dan detector conventional asalkan
mendapat rekomendasi dari pabrikan MCPFA bukan dari distributor atau
yang lainnya dengan menunjukkan surat dan stempel asli dari pabrikan
panel.

ec0st19(ln)
T3/5

f. Untuk MCPFA yang diprogram menggunakan software, maka executive


software dan site-specific software harus diberikan (dijual kepada Owner)
lengkap dengan buku petunjuk manual pemrograman.
Pemrograman tersebut harus diajarkan kepada pengguna fire alarm oleh
distributor. Persyaratan ini diperlukan agar sistem fire alarm DAPAT
dipelihara keberadaannya oleh seluruh personel yang memiliki cukup
kompetensi.
g. Pelaksana teknis HARUS menyediakan buku kode dan standard tentang
fire alarm dilapangan proyek seperti yang disebutkan pada bab peraturan
dan standard untuk membuktikan kompetensi dan pengetahuannya tentang
sistem yang dikerjakan. Apabila tidak memiliki hand book (panduan) NFPA
72 – edisi 2010, maka seluruh SNI tentang alarm kebakaran otomatis harus
disediakan.

3.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan

1 Sistem fire alarm yang digunakan adalah semi addresable alarm system.
2 Perencanaan pemasangan detector sudah berdasarkan :

a. Tinggi Ruang
Tinggi Max. (m) Heat Photoelectric Smoke Detector
0 - 3 cocok sangat cocok (tipe spot)
3 - 7.5 tidak cocok sangat cocok (tipe spot)
7.5 - 10 tidak cocok sangat cocok (tipe beam)
10 - 20 tidak cocok sangat cocok (tipe beam)
b. Area Pencakupan
Detector (m) Area (m2) pada tinggi 3 m
Heat 25 – 46
Smoke detector 50 – 92
c. Pemilihan Jenis Detector
Jenis Ruangan Detector
Koridor Photoelectric smoke detector
Hall Atlet Photoelectric smoke detector
R. Medis Photoelectric smoke detector
R. Kerja Photoelectric smoke detector
Press Confrence Photoelectric smoke detector
R. Ganti Photoelectric smoke detector
R. Pengelola Photoelectric smoke detector
R. Teknisi Rate of rise heat detector
R. ME Rate of rise heat detector
Gudang Photoelectric smoke detector

3 Type detector yang dapat dipilih berdasarkan kecanggihan sistem yang ada
pada detector tersebut mendeteksi sinyal kebakaran berdasarkan daerah atau
zone area, detector conventional tidak dapat membedakan alarm palsu atau
benar-benar alarm.

ec0st19(ln)
T3/6

4 Detector Panas Type Temperature Constant (Fixed Temperature)

- Conventional electronic with indicating lamp.


Kriteria Penggunaan
- Sesuai untuk ruangan dengan ketinggian ruang tidak melebihi 6 m.
- Sesuai dipakai pada tempat yang sering berasap dan berdebu serta
temperature sekelilingnya sering berubah.
- Luas daerah yang dapat dideteksi sebesar 25 – 46 m2.
- Jarak antara detector tidak melebihi 6 m.
- Jarak antara detector dan dinding tidak melebihi 3 m.
- Kepekaan : pada aliran udara 1 m/sec dan diatas temperature maximum
57 – 60 ºC, bereaksi dalam 25 – 50 detik.

5 Detector Panas c/w Indicator Lamp (Rate of Rise / ROR)

- Conventional electronic.
Kriteria Penggunaan
- Sesuai untuk ruangan dengan ketinggian ruang tidak melebihi 6 meter.
- Sesuai dipakai pada ruang yang temperature sekelilingnya relative
konstan.
- Dilengkapi dengan sensor suhu maximum pada 57º.
- Luas daerah yang dapat dideteksi sebesar 25 – 46 m2.
- Jarak pemasangan antara detector tidak melebihi 6 m.
- Jarak antara detektor dan dinding tidak melebihi 3 m.
- Kepekaan : pada aliran udara 0.85 m/sec dan 30º diatas temperature
sekeliling, bereaksi dalam 30 detik.

6 Detector Asap Photoelectric c/w Indicating Lamp (Photoelectric Smoke


Detector)

- Conventional type.
Kriteria Penggunaan
- Cocok digunakan pada ruangan dengan ketinggian lebih dari 6 meter.
- Luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 5 - 95 m2 pada ketinggian
plafond 4 - 20 m.
- Sesuai dipakai pada ruangan yang berisi material yang akan mengeluarkan
asap jika terbakar.
- Jarak pemasangan antara detector tidak melebihi 10 m.
- Jarak antara detektor dan dinding tidak melebihi 6 m.
- Kepekaan : 1.6 – 4.0 per ft smoke obscuration.
- Detector asap photoelectric dilengkapi dengan time delay dan sensitivity
adjustable.
- Kecepatan aliran udara 0 – 300 feet per menit.

ec0st19(ln)
T3/7

7 Titik Panggil Manual

- Conventional type.
Kriteria Penggunaan
- Sesuai untuk ruangan yang terbuka dan sering dilalui orang.
- Ditempatkan didekat setiap jalan keluar dan pada hydrant box.
- Jarak maximum antara titik panggil manual ± 60 m.
- Berdekatan dengan pintu darurat dengan jarak 1.5 m.
- Tinggi pemasangan sesuai standar NFPA 72 adalah 1.2 m diatas lantai
keramik.

8 Bell / Horn Tanda Bahaya

- Conventional type.
Kriteria Penggunaan
- Jarak maximum antara bell / horn tanda bahaya 60 m.
- Ditempatkan secara tersebar pada setiap lantai sehingga dapat
menimbulkan kuat suara tidak kurang dari 70 dB disetiap tempat di lantai
yang bersangkutan.

9 Fire Intercom

- Conventional type.
Kriteria Penggunaan
- Sesuai dipakai pada waktu terjadi kebakaran apabila HT sudah tidak dapat
digunakan.
- Cocok digunakan pada waktu keadaan darurat.

10 Flasher Lamp

- Suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi alarm secara visual
pada saat diberi catudaya oleh sentral (MCPFA).
- Conventional type.
Kriteria Penggunaan
- Jarak maximum antara titik flasher lamp 60 m.
- Ditempatkan secara tersebar pada setiap lantai sehingga dapat terlihat
berkedip (flasher) pada jarak tertentu. Sehingga dapat mengingatkan atau
memberi peringatan kepada penyandang cacat (tuna rungu) untuk tetap
waspada dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

11 Remote Lamp

- Diletakkan diatas pintu (harus kelihatan dari corridor).


- LED, 24 Vdc connected to smoke detector atau detector lainnya.

ec0st19(ln)
T3/8

12 Interface Modul / Zone Adaptor Modul (ZAM)

Zone adaptor module digunakan untuk memonitor flow switch, tamper switch,
gas detector, conventional detector dan untuk mengontrol panel listrik AC,
panel lift.
a. Sebuah addressable interface module disediakan untuk mengintek
faceman normally open direct contact device kesebuah addressable
initiating circuit.
b. ZAM-ZAM dipasang pada box panel (junction box) dan memakai daya 24
Vdc dari dua pasang kawat.
c. Ada beberapa jenis ZAM antara lain :
- Fire monitoring module
- Input bell control module
- Bell control module
- Contact output module
- Gas Interface module
- Isolator module
Fire Monitoring Module - 1 line
Untuk memonitor detector conventional type 2 kawat. Module ini memiliki
arus dan harus memberitahukan status zone (normal, alarm, trouble)
kepada panel kontrol. 1 (satu) unit module mempunyai kapasitas 1 zone.
Input Monitoring Module - 1 line
Digunakan untuk memonitor conventional heat detector, flow switch atau
peralatan yang tidak memerlukan arus / tegangan. 1 unit module
mempunyai kapasitas 1 zone. Memiliki prioritas interupsi.
Bell Control Module - 1 line
Digunakan untuk mengaktifkan alarm bell, flasher lamp. 1 unit module
mempunyai kapasitas 1 zone.
Contact Output Module - 1 line
Digunakan untuk mengontrol lift, shutdown panel. 1 (satu) unit module
mempunyai kapasitas 1 zone.
Gas Interface Module - 1 line
Digunakan untuk memonitoring kebocoran gas. 1 (satu) unit module
mempunyai kapasitas 1 zone. Input berupa arus analog 4 – 20 mA, bukan
dry contact.
Isolator Module - 1 line
Digunakan untuk melindungi instalasi looping dari terjadinya arus hubung
pendek yang bisa berakibat merusak panel MCFA maupun zone adaptor
module. Minimal dibutuhkan 2 buah per looping.

13 Spesifikasi Teknis
a. Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
Full addressable type `
Kriteria Penggunaan
Panel full addressable cocok digunakan pada gedung yang ingin
-
diketahui kejadiannya sampai ke area / ruangan terkecil.
- Operating voltage : 24 V DC
- Power supply : 110 / 230 V AC

ec0st19(ln)
T3/9

- Temperature : 0 ºC to 49 ºC
93% RH, non-
- Humidity :
condensing
- Min. no control loop : Min. 4 loops per panel
- Min. no of addressable module per loop : 125
Min. no of addressable detector per
- : 125
loop
- Signal line : 24 V DC
- Power consumption standby : 180 – 250 VA
- Alarm condition : 368 – 770 VA
2 wire transmission
- Signal line :
max. 2 km
Min. no of addressable detector per
- : 500
panel
- Min. no of addressable modul per panel : 500
- Max no of LCD annunciator panel : 64 unit
- Display : LCD panel
Wall mounting /
- Type :
standing
- UPS : Sesuai Gambar

b. Manual Call Point


- Colour : Red
- Switching : Single pole change-over
- Contact rating : 30 V dc / 3.0 A
- Dimensions : 87 mm (H) x 87 mm (W)
- Construction : Modified polyphenylene oxide
- Temperature : -30 to +70 ºC
c. Alarm Bell
- Operating voltage range : 19.2 to 26.4 Vdc (24 Vdc
nominal)
- Average current draw : 0.03 A
- Diameter : 6"
- Sound output (dB) : 85
- Finish : Red
d. Flasher Lamp
- Rated voltage : 19.2 – 28.8 Vdc
- Average current draw : 35 mA – 80 mA
- Candela : 60 – 100 per minute
- Finish : Red
e. Conventional Photoelectric Smoke Detectors
- Unique flat response technology
- Improved noise immunity
- Custom designed steel mesh
- Removable chamber
- Twin LED indicator lamp
- Anti tamper locking mechanism

ec0st19(ln)
T3/10

- Rated voltage : 24 Vdc


- Working voltage range : 15 Vdc ~ 30 Vdc
- Current consumption : 35 A at 30 Vdc
- Light source : infra red LED
- Operating ambient temp. range : -10 ~ +50 ºC
f. Conventional Rate of Rise Heat Detector
- LED indication lamp
- Operating voltage : 15 Vdc ~ 30 Vdc
- Maximum switching current : 100 mA
- Heat sensing : Thermistor
- Operating ambient temp. range : 57 ºC
- Temperature rate of rise : 10 ºC / minute
g. Conventional Fixed Temperature Heat Detector
- LED indication lamp
- Operating voltage : 15 Vdc ~ 30 Vdc
- Maximum switching current : 300 mA
- Heat sensing : Thermistor
- Operating ambient temp. range : 60 ºC
h. Monitor Module
- Operating temperature : 0 to 49 ºC
- Humidity : 93% RH, non-condensing
- Operating voltage : 15.2 to 42 Vdc (19 Vdc nominal)
- Operating current
* Standby : 250 mA
* Activated : 400 mA
- Construction and finish : High-impact white engineered
plastic 1-gang front plate
Front plate identifies the module;
FIRE ALARM MODULE
- LED operation : On-board green LED flashes
when polled
On-board red LED flashes when
in alarm.
i. Mini Monitor Module
- Operating temperature : 0 to 49 ºC
- Humidity : 93% RH, non-condensing
- Operating voltage : 15.2 to 32 Vdc (19 Vdc nominal)
- Maximum operating voltage : 35 A (LED flashing)
j. Control Module
- Operating temperature : 0 to 49 ºC
- Humidity : 93% RH, non-condensing
- Operating voltage : 15.2 to 41 Vdc (19 Vdc nominal)
- Operating current
* Standby : 223 mA
* Activated : 100 mA
- Output rating : - 24 V dc = 2 A
- 25 V audio = 50 W
- 70 V audio = 35 W

ec0st19(ln)
T3/11

- Construction and finish : High-impact white engineered


plastic 1-gang front plate
Front plate identifies the module;
FIRE ALARM MODULE
- LED operation : On-board green LED flashes
when polled
On-board red LED flashes when
in alarm
k. Isolator Module
- Operating temperature : 0 to 49 ºC
- Humidity : 93% RH, non-condensing
- Operating voltage : 15.2 to 32 Vdc (19 Vdc nominal)
- Maximum operating voltage : 255 A (LED flashing)
l. Remote Lamp
- LED 24 VDC terhubung ke photoelectric smoke detector atau detector
lainnya.
m. Intercom Set
- Connection : Phone jack type
- Type : Telephone handset
o. Annunciator
- Type : Back-lit LCD
- Display : 640 - character display (16 lines x
40 character)
p. Conduit : Ø 3/4" high impact
q. Tray horizontal dan tray vertical : sesuai gambar

14 Kabel yang dipakai untuk instalasi dari modul ke modul harus dari jenis FRC
twisted shielded AWG 16, 1 pair dan dipasang dalam pipa conduit Ø 3/4".
Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector conventional adalah
jenis NYA dengan ukuran 2 x 1.5 mm2 dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4"
dengan saddle klem.
Kabel untuk outlet fire intercom menggunakan STP 16 AWG, 1 pair yang
dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel power untuk masing-masing modul
menggunakan kabel FRC 2 x 2,5 mm2 dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4".
Kabel yang dipakai untuk instalasi manual push button, alarm bell, flasher
lamp, flow switch, tamper switch dan kontrol lainnya menggunakan kabel FRC
2 x 1.5 mm2 yang dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel yang dipakai
untuk instalasi grounding kesetiap terminal box yang ada disetiap lantai
menggunakan kabel NYA 4 mm2. Kabel yang dipakai untuk ke sentral tata
suara adalah FRC 2 x 1.5 mm dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel yang dipakai
untuk ke key telephone menggunakan FRC STP 16 AWG 2 pair. Annunciator
menggunakan FRC STP 16 AWG, 2 pair dan FRC 3 x 1.5 mm2 untuk intercom
dalam PVC conduit Ø 3/4".

15 Spesifikasi Kabel Tahan Api (Fire Resistance Cable)

ec0st19(ln)
T3/12

Kabel flexible harus terdiri dari konduktor tembaga dibungkus oleh gelas mika
yang diperban dengan pelindung api (dengan material pengikat khusus) dan
diisolasi dengan mineral insulation yang tidak meleleh menggunakan teknologi
irradiation cross linked dan mineral sheath, yang sesuai untuk operasi pada
suhu 110 selama 20000 jam berdasarkan IEC 216. Kabel harus memiliki
radius tekuk tidak kurang 8 kali dari kabel single core dan 6 kali dari kabel
multicore. Pada saat kebakaran, kabel sudah teruji untuk menjaga integritas
rangkaian selama 3 jam berdasarkan BS 6387 CWZ. Dan juga teruji sesuai
DIN 4102 : part 12 yang menguji kemampuan integritas sistem untuk seluruh
instalasi kabel. Kabel juga memiliki keselamatan yang pasif untuk
memperlambat penyebaran api yakni dengan Index Limit Oxygen lebih dari
40%, kadar racun yang rendah, kadar sumber api yang rendah, kadar asap
yang rendah, bebas halogen berdasarkan beberapa standard internasional
dibawah ini :
a. Kadar Rambat Api
IEC 60332-3 ABC (-22, 23, 24)
Uji perambatan api atas sekumpulan kabel atau kabel elektrikal pada
kondisi kebakaran. Sekumpulan kabel dipasang pada posisi vertical dan
dibakar pada suhu api 750 ºC selama 20 menit. Rambatan api pada kabel
tidak boleh melebihi 2.5 meter dan harus padam dengan sendirinya pada
saat sumber api dipadamkan.
b. Index Limit Oxygen
ASTM 28 Insulation >= 40% O2
Sheeting >= 40% O2
LOI berhubungan dengan konsentrasi oksigen paling kecil dalam persen
volume yang dinyatakan cukup untuk mencegah terbakarnya bahan plastik
dalam suatu campuran oxygen dan nitrogen. Sebuah materi dapat
dikatakan "self extinguishing" jika mempunyai indeks LOI 35% atau lebih.
Materi "fire resistance" mempunyai LOI indeks lebih dari 40%.
c. Kadar Racun Rendah
1. Naval Engineering Standards NES 713 ; toxity index < 2
2. NFC 20 – 454, <= 5 dan INC <= 95
Ketentuan indeks kadar racun suatu bahan diambil dari contoh kecil
bahan tersebut dalam kondisi terbakar. Percobaan ini memperhitungkan
keseluruhan kadar racun yang timbul dari gas yang dihasilkan pada saat
bahan tersebut dibakar.
d. Kadar Asap
IEC61304-2 / DINVDE0472-816 dengan daya tembus cahaya > 84%.
Pengukuran kepadatan asap yang ditimbulkan dari suatu kabel elektrikal
yang dibakar pada suatu kondisi tertentu untuk menghindari gangguan
pandangan selama proses evakuasi pada kondisi darurat kebakaran.
e. Kandungan Halogen
Material untuk insulation dan sheathing bebas halogen dan tidak
menghasilkan emisi yang berbahaya pada saat kabel terbakar berdasarkan
IEC754-1 dan IEC 754-2. Manufaktur kabel harus sudah memilki ISO 9001
dan sudah terdaftar didalam skema daftar produk VDE dan PSB dengan
tercantumnya tanda sertifikasi VDE dan PLS.

ec0st19(ln)
T3/13

3.05.0 Uraian Sistem Kerja Fire Alarm

1 Panel kontrol ini harus addressable yang terdiri dari micro processor CPU dan
power modul, control modul, alarm signal modul, continuous & intermittent, loop
modul, panel control harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat. Panel
kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general alarm yang dioperasikan
secara manual. Selain itu panel kontrol harus memiliki kemampuan untuk
merelease sistem peralatan pemadam kebakaran secara otomatis seperti CO2
system, FM 200 system dan lain-lain.
Apabila ada kegagalan fungsi pada panel kontrol, maka modul redundant
menggantinya dengan panel kontrol cadangan sehingga sistem fire alarm
selalu beroperasi setiap saat dengan tingkatan kinerja yang sama. Panel
kontrol harus dapat diakses secara remote menggunakan penjelajah web
standard, dilengkapi password, memiliki tingkat akses, pemberitahuan kejadian
via e-mail dan dapat diprogram melalui internet.

Panel kontrol harus mempunyai fasilitas minimum 4 loops yang dilengkapi


dengan perlengkapan lainnya :
a. Lampu-lampu
- Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning) untuk disetiap
address pada address module. Lampu power ON yang menyatakan
sistem mendapat supply daya listrik yang sesuai.
- Lampu AC power failure yang menyatakan adanya gangguan dari jala-
jala listrik yang ada.
- Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm di sistem
tersebut.
- Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di sistem
tersebut.
- Lampu time delay yang mengidentifikasikan proses time delay sedang
berlangsung.
- Tampilan LCD yang dapat digunakan sebagai multi-meter internal
seperti tegangan / arus pada modul loop, sumber daya PLN, battery /
charger, dan lainnya.

b. Tombol-tombol / Switch
- Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi
trouble atau alarm.
- Silence switch yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bell bila
buzzer itu berbunyi.
- Alarm lamp test switch yang berfungsi untuk mengadakan pengecekan
apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.
- General alarm (fire drill) switch yang berfungsi untuk mengaktifkan
seluruh bell control module secara serempak dan seketika untuk
melakukan evakuasi.
- Tombol fungsi tambahan yang dapat diprogram sesuai keperluan
spesifik dari prosedur keselamatan jiwa penghuni.

ec0st19(ln)
T3/14

c. Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan :


- Mematikan mesin-mesin fan dan lift.
- Menghidupkan lift kebakaran.
- Mengindikasikan bekerjanya control valve pada sistem fire fighting.
- Mengindikasikan tertutup atau tidaknya control valve pada sistem fire
fighting.
- Menyediakan IP gateway apabila tidak bisa berintegrasi secara
software untuk interface dengan peralatan BMS, BAS, SMS, dll.
d. Bilamana salah satu detector, manual push button atau flow switch bekerja
maka lampu kontrol pada MCPFA akan menyala dan pada komputer grafik
akan menampilkan gambar dimana letak detector atau zone tersebut
bekerja, serta buzzer berbunyi sesuai dengan zone area dimana peralatan
tersebut diatas bekerja dan secara otomatis MCPFA akan mengirimkan
tegangan 24 Vdc untuk menyalakan flasher lamp pada satu lantai dimana
terdapat zone area tersebut dan juga pada satu lantai diatasnya sedangkan
panel annunciator yang ada di ruang security akan menyala menunjukan
letak zone yang sedang bekerja.
Flasher lamp akan tetap menyala / flashing sampai sistem riset di MCPFA
ditekan oleh operator atau security pertanda keadaan teratasi.
e. Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat
mengaktifkan general alarm secara manual, dimana seluruh flasher lamp
akan menyala, serta mematikan fan dan menurunkan lift penumpang, lift
kebakaran ke lantai 1.
f. Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan area
lokasinya (zone area) bukan berdasarkan titik lokasinya (letak detector).
g. Jenis detector yang dipasang pada tempat-tempat umum disesuaikan
dengan fungsi dan luas ruangan.
h. Manual call point yang dilengkapi Intercom ditempatkan dilintasan umum,
didalam / dekat hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan yang
cukup besar.
i. Flasher lamp dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh umum.
j. Alarm bell mempunyai sound level minimum 15 dB diatas noise level pada
saat keadaan mulai gawat (emergency).
k. Master control panel fire alarm ditempatkan di ruang kontrol lantai 1, yang
mana dari sini dapat dipantau kegiatan sistem fire alarm secara
keseluruhan.
l. Annunciator ditempatkan di ruang security lantai 1.
m. Tahap-tahap evakuasi adalah :
- Apabila terjadi kebakaran disuatu lantai pada zone area tertentu, maka
pada MCPFA akan terindikasi titik detector tersebut.
- Alarm bell pada lantai tersebut serta satu lantai diatas & dibawahnya
akan.
- Kondisi ini memberikan kesempatan pada petugas untuk memeriksa
terjadinya kebakaran apabila bisa diatasi maka untuk menghindari panic
pada panel MCPFA dapat dimatikan bunyi alarm bell sedangkan flasher
lamp masih bekerja.
- Apabila kondisi tidak bisa diatasi maka dapat dilakukan petunjuk
evakuasi paging dari sentral tata suara.

ec0st19(ln)
T3/15

- Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi maka akan diaktifkan
general alarm, dimana seluruh alarm bell akan berbunyi dan lift akan
diturunkan kelantai dasar setelah tahap-tahap evakuasi sudah
dilakukan.
n. Sistem yang dibutuhkan :
- Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran
harus bisa diketahui lebih awal, dengan mengamati gejala-gejala
sebagai berikut :
* Kenaikan suhu dengan cepat diluar normal.
* Tingkat suhu melebihi tingkat yang normal.
* Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal pada
ruangan yang memang biasanya ada asap misal pada ruangan
dimana orang diperbolehkan merokok. Sedangkan pada ruangan
yang biasanya tidak ada asap maka adanya asap memberikan
pertanda adanya gejala sumber api.
* Adanya bunga api (flame).
- Indikasi lokasi api harus memberikan informasi yang cepat dan effektif
kepada operator, petugas kebakaran, petugas keamanan gedung dan
petugas utility gedung untuk mengambil tindakan penyelamatan orang
dan material serta tindakan pemadam api.
- Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa selektif
sesuai dengan tingkat bahayanya agar tidak menimbulkan kepanikan
dan kemacetan arus orang. Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call
serempak keseluruhan bagian bila keadaan sudah sangat gawat.
Sistem tanda bahaya atau pemberitahuan emergency harus mendapat
prioritas pertama (dominant) mengatasi (override) sistem background
music, panggilan atau acara-acara lainnya.
- Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus, sistem ini harus
dibackup oleh supply cadangan selama 24 jam agar sistem masih tetap
bisa mendeteksi api. Back-up dilakukan oleh batere dan genset.
Sedangkan dalam keadaan sistem diaktifkan oleh adanya sumber api
dimana sistem kontrol, monitoring dan alarm bell harus dibunyikan
maka untuk menghindari bahaya orang terkena arus hubung singkat
ada kemungkinan aliran listrik dari PLN maupun dari genset
diputuskan, maka sistem ini harus tetap sanggup bekerja dengan
supply dari battery selama 4 jam (general alarm).
- Sistem harus effective, tidak berlebihan, murah tapi bisa dipromosikan
sebagai sistem yang cukup memberikan rasa aman.
- Sistem alarm ini di interlock secara otomatis dengan sistem M/E
lainnya.
- Annunciator diletakkan di ruang FCC Lantai 1.
o. Setiap indikasi dari detector, titik panggil manual, akan diteruskan ke panel
kontrol sistem (MCPFA), tanda bahaya kebakaran. Dengan adanya indikasi
ini maka panel control akan membunyikan tanda bahaya dimana alat ini
ditempatkan, membunyikan bel elektronik buzzer di panel kontrol.

ec0st19(ln)
T3/16

p. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara bunyi


bel tanda bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan selanjutnya
petugas harus memeriksa keadaan. Jika api berada dilokasi kebakaran,
maka petugas akan segera bergerak mengikuti petunjuk route yang paling
effektif dan cepat menuju ke lantai yang bersangkutan.
Setelah berada pada arah zone alarm kebakaran yang tepat maka petugas
dapat langsung menuju lokasi dimana terjadi kebakaran, mengambil
tindakan pemadaman dan melaporkan situasi ke sentral melalui intercom
atau handi talki. Bila keadaan tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan
general alarm.
q. Fungsi dari fire intercom sebagai alat komunikasi antara fireman (petugas
pemadam kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat kebakaran
terjadi sehingga informasi / kondisi dilapangan dapat diterima / diketahui
dengan baik dan koordinasi untuk menangani kebakarn tersebut dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
r. Pembagian Daerah Kebakaran (Zone Alarm Area) untuk :
- Memudahkan petugas menentukan route gerak yang cepat menuju
daerah kebakaran.
- Membantu petugas mengetahui ada atau tidak adanya personil
ditempat kebakaran.
- Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran.
- Membantu petugas mengetahui bekerja atau tidaknya alat pemadam
kebakaran
s. Looping Net Work Annuciator menjadi satu kesatuan dengan Looping
System (bukan looping detektor), MCPFA, Looping yang terpisah dari
looping MCPFA tidak dapat diterima.

3.06.0 Sistem Control MCPFA dan Detector Fire Alarm

1 Sistem yang terpasang menggunakan sinyal analog, sinyal dari sensor dan juga
peralatan lain harus menggunakan sinyal analog.

2 Pengalamatan pada setiap peralatan detector input secara langsung atau


otomatis tanpa menggunakan Dip Switch atau Pemprograman (Soft Addressing).
Tiap-tiap detector input yang terpasang dengan menyimpan data dan dapat
mentransmisikan ke kontrol untuk disimpan sebagai back-up data dan dapat di
up load kembali jika dibutuhkan.

3 Signal transmisi data dari kontrol panel keseluruh detector maupun modul
ditransmisikan dalam dua arah. Apabila terjadi kerusakan pada kabel transmisi,
seperti terputusnya jaringan, perbaikan dan perawatan dari salah satu peralatan
tadi sistem tidak akan terganggu oleh kejadian tersebut.

ec0st19(ln)
T3/17

4 Sistem pada proyek ini dipilih yang mampu untuk berintegrasi secara software
maupun hardware dengan sistem lainnya seperti :

- Tata Suara Untuk membantu evakuasi pada waktu terjadi kebakaran,


sebelum dan setelah keadaan gawat atau tombol general
alarm sudah diperintahkan aktif.
- Telephone Dapat memerintahkan sistem PABX untuk mendial up
pemadam kebakaran dan kepolisian setelah positif terjadi
kebakaran.

3.07.0 Kotak Hubung Bagi (Junction Box)

Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari plat besi setebal
minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat powder coating warna abu-abu. Kotak
hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi
dan terminal penyambungan kabel.
Kotak hubung bagi seluruhnya harus disambung dengan kabel grounding yang
menggunakan kabel NYA 4 mm dan harus dibungkus dengan conduit.
Sedangkan dari MDF menggunakan kabel NYA 50 mm.

3.08.0 Conduit

Conduit yang dipakai adalah conduit PVC dengan diameter dalam minimal 1½
kali diameter kabel.

3.09.0 Persyaratan Teknik Pemasangan

1 Peralatan

Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual pull station
dan horn / strobe dipasang satu garis secara vertikal sesuai standar NFPA dan
bilamana tidak memungkinkan maka dipasang mengikuti kode yang lain pada
standar NFPA 72 edisi 2010. Alarm bell / horn / strobe dipasang ± 0.5 m dibawah
plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan tanpa mengurangi
kecukupan jumlah, kualitas keras suara, kualitas kejelasan suara, dan visibilitas
dengan tetap mengacu pada standar yang berlaku. Detektor yang dipasang pada
balok beton harus mengikuti aturan standar agar DAPAT bekerja sesuai
fungsinya.
Lokasi penempatan dari semua peralatan fire alarm yang dipasang harus dapat
dijangkau pada saat pengoperasian, pemeliharan dan perawatan. Peralatan
sistem fire alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan minimum < 1
ohm. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency
load dari genset. Jarak grounding antar peralatan elektronika minimal 6 m,
sedangkan jarak grounding listrik dan penangkal petir dengan peralatan elektrikal
minimum 20 m.

ec0st19(ln)
T3/18

2 Kabel dan Conduit

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan
instalasinya memakai pipa konduit.
b. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland
dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M ohm.

3.10.0 Kabel Tray / Trunking dan Tangga Kabel

1 Kabel tray harus terbuat dari galvanized finishing lebarnya sesuai dengan
gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang digalvanis.
Jarak tiap penyangga tidak boleh lebih dari 1 m.

2 Semua kabel tray dan tangga kabel harus dilengkapi cover.

3 Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip
galvanis = 60 – 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.

4 Cara pemasangan kabel trunking / tray harus digantung pada rak beton dengan
bunder berulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak 1 m.

5 Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.

6 Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat


sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan.

7 Kabel yang dipasang diatas trunking pada cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat / kabel tie).

8 Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu


dengan instalasi ME lainnya (AC dan Listrik).

9 Jarak minimum antara kabel tray elektrikal dan elektronik adalah 300 mm.

10 Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran


½" x 2".

ec0st19(ln)
T3/19

3.11.0 Pengujian

Pra-pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
Pengujian sesungguhnya meliputi commissioning harus dilaksanakan oleh pihak
ke-tiga yang memiliki cukup kompetensi; mengerti kode, standar dan peraturan
bersama-sama dengan pengguna peralatan yang mewakili pengelola / pemilik
bangunan gedung.
Kompetensi pihak ketiga dapat diminta dari asosiasi profesi proteksi kebakaran di
Indonesia (Indonesian Fire Protection Association). Adanya ketidaksesuaian
dengan kode dan standard menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaikinya dan sudah termasuk dalam kontrak ini. Setelah perbaikkan
dilaksanakan, maka bukti perbaikkan tersebut dibuatkan berita acaranya untuk
diakui oleh seluruh pihak yang terlibat dan bertanggung-jawab. Pengujian
terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai dengan PUIL
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
Apabila hasil pengujian tidak sesuai spesifikasi dan berita acara aanwijzing serta
berita acara klarifikasi yang tidak bertentangan dengan spesifikasi teknis yang
menyebabkan sistem tidak berjalan dengan semestinya. Kontraktor wajib
mengganti semua peralatan yang sudah terpasang tanpa meminta tambahan
biaya sampai sesuai dengan spesifikasi.

3.12.0 Jaminan dan Masa Pemeliharaan

1 Pelaksanaan fire alarm ini harus yang sudah berpengalaman dan memegang
keagenan paling sedikit 5 tahun dengan berhasil baik.

2 Representative / agen harus mempunyai tenaga ahli tetap dan peralatan serta
workshop yang bisa menjamin instalasi yang benar dan back-up service yang
mantap.

3 Representative / agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa


operasi minimal 5 tahun. Representative / agen harus memberikan training
kepada 2 orang engineer dan 3 orang teknisi menengah.

3.13.0 Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi.

ec0st19(ln)
T4/1

PROYEK : PEMBANGUNAN STADION KAWASAN SPORT CENTER SERANG BANTEN


SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI TATA SUARA T.4.00.0

DAFTAR ISI

halaman

4.00.0 INSTALASI SISTEM TATA SUARA ................................................................ T4/2

4.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum ....................................................... T4/2

4.02.0 Lingkup Pekerjaan Tata Suara ..................................................................... T4/3

4.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan ....................................................... T4/4

4.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan ......................................................... T4/4

4.05.0 Uraian Singkat Sistem ................................................................................... T4/11

4.06.0 Persyaratan Teknis Pemasangan............................................................... T4/12

4.07.0 P e n g u j i a n ............................................................................................ T4/133

4.08.0 P r o d u k ................................................................................................. T4/133

ec0st19(ln)
T4/2

4.00.0 INSTALASI SISTEM TATA SUARA

4.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum

1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Speaker & Sentral Tata Suara, meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan bahan sampai di site,
upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan
jaminan.

2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua


persyaratan yang ada seperti :

Peraturan dan Standard


a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011).
b. KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000 tentang Management
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
c. National Fire Protection Association Standard (NFPA) 72.
d. SNI 04-6714.1-2002, Umum.
e. SNI 04-6714.5-2002, Pengeras Suara.
f. SNI 03-3985-2000, tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan pada
Bangunan Gedung.
g. KEPMEN PU No. 26 / 2008, tentang Persyaratan Teknis Pengamanan
Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. UU No. 28 tahun 2002, tentang Bangunan Gedung berhubungan dengan
PP No. 38 / 2005.
i. Brosur / petunjuk dari pabrik (manufacturers) (TOA, Bosch).
j. Petunjuk dari Pemilik.

3 Pemborong mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum


dalam :

a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar rencana.
d. Berita acara aanwijzing.

4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN),
Diesel Generator Set (Genset) dan battery dari UPS, battery digunakan
bilamana daya dari PLN dan genset mengalami gangguan.

5 Semua panel sound system harus diberi pentanahan dengan kawat NYA 4
mm, sedangkan MDF dan sentral sound system menggunakan kawat NYA 50
mm.

ec0st19(ln)
T4/3

4.02.0 Lingkup Pekerjaan Tata Suara

Secara garis besar lingkup pekerjaan sound system adalah seperti yang tertera
dispesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan
dokumen tambahan seperti yang tertera di dalam berita acara rapat penjelasan
lelang (aanwijzing) dan berita acara klarifikasi.
BQ hanya sebagai panduan dalam pembuatan bukan sebagai yang utama.
Akan tetapi apabila di dalam BQ ada sesuatu pasal yang menyatakan memang
harus ada untuk membantu sistem supaya berjalan dengan baik maka
Kontraktor wajib menawarkan pada waktu membuat penawaran.

1 Melaksanakan

a. Seluruh instalasi MDF ke JBTS dalam bangunan.


b. Seluruh instalasi tata suara.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi tata suara
- Emergency dan evacuation.
- Paging system dan car call system.
- Interface dengan sistem terkait (fire alarm).
e. Testing, commissioning dan training serta menyerahkan buku technical
manual.

2 Menyerahkan 3 set gambar kerja (shop drawing) instalasi tata suara untuk
diberikan kepada :

a. Pihak pemilik gedung (Owner) sebanyak 1 (satu) set.


b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
d. 2 set gambar as-built (berbentuk cetakan) dan 1 set gambar as-built
(berbentuk CD dan kalkir).

3 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :

a. Sistem description dan prinsip operasi tata suara.


b. Instalasi dan instruction sound system.
c. Connection diagram sound system.
d. Shipping dokumen dari pabrik untuk peralatan sound system yang
terpasang pada proyek ini.
e. Surat dukungan dari princifal yang memegang merk.
f. Fotocopy sertifikat standard approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.

4 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan


peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang di dalam
bangunan berfungsi dengan baik.

ec0st19(ln)
T4/4

5 Memasang nama-nama zone pada zone modul dan jumlah zone pada panel
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.

4.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

1 Syarat-syarat Dasar

a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan
kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat :
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan rak maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang ada dalam gambar yang sudah
baku.
e. Harus menyediakan kebutuhan power untuk seluruh peralatan elektronik
sampai ke lantai teratas termasuk instalasi dan panelnya.

4.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan

1 Peralatan sistem tata suara yang digunakan adalah public address system .
2 Perencanaan pemasangan speaker sudah berdasarkan :
- Tingkat tekanan suara untuk panggilan harus lebih besar 15 dB diatas
noise level.
- Perkiraan noise level (NL) adalah sebagai berikut :
Fungsi Ruang Noise Level (NL), dB
Koridor 40 – 50
Hall Atlet 40 – 50
Ruang Medis 40 – 45
Ruang Kerja 40 – 50
Press Conference 45 – 60
Ruang Ganti 40 – 50
Ruang Pengelola 40 – 55
Ruang Teknisi 45 – 60
Ruang ME 40 – 55
Gudang 40 – 50
Tribune 60 – 80

ec0st19(ln)
T4/5

- Lokasi dan jenis speaker untuk paging, Emergency, Background music,


evacuation.
Koridor : ceiling speaker
Hall Atlet : ceiling speaker
Ruang Medis : ceiling speaker
Ruang Kerja : ceiling speaker
Press Conference : ceiling speaker
Ruang Ganti : ceiling speaker
Ruang Pengelola : ceiling speaker
Ruang Teknisi : ceiling speaker
Toilet : ceiling speaker
Tangga kebakaran : wall speaker heat resistance
Ruang trafo & pompa : wall speaker
Tribune : array cluster speaker
- Mic untuk paging diletakan di ruang operator.
- Emergency dan evakuasi untuk di semua ruangan, seperti di area main
lobby, tangga kebakaran, kantor, corridor dan lain-lain.

3 Peralatan Sentral

a. Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :


- FM Radio tunner
- CD/DVD/MP3 Player
- Microphone untuk paging.
- Wireless Microphone.
b. Penguat sinyal (audio amplifier) meliputi :
- Power amplifier.
- Multichannel amplifier
- Mixer pre amplifier.
c. Loudspeaker meliputi :
- Ceiling speaker.
- Wall speaker.
- Horn speaker.
- Coloumn speaker.
- Array Cluster speaker.

4 Remote mic : Alat transducer yang merubah kekuatan suara (audio),


dari orang atau instrument musik menjadi besaran arus
listrik sehingga bisa diperkuat / diproses oleh peralatan
Elektronik.

5 Pre-amplifier : Alat elektronik yang memperkuat signal listrik dari


microphone atau dari sumber signal lainnya pada tahap
awal (pendahuluan) sehingga tegangan outputnya cukup
kuat untuk diberi penguatan daya (power).

ec0st19(ln)
T4/6

6 Power amplifier : Alat elektronik yang memperkuat tegangan output dari


pre-amplifier sehingga didapat daya output signal listrik
yang kuat sesuai kebutuhan.

7 Speaker : Alat transducer yang merubah sinyal listrik yang keluar


dari power amplifier menjadi sinyal suara yang kuat
sesuai kebutuhan pendengar.

8 Mixing : Alat elektronik yang menampung beberapa input sumber


sinyal audio untuk diperkuat oleh pre-amplifier baik
secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri berdasarkan
pilihan operator.

9 Speaker selector : Alat untuk memilih ke saluran mana sinyal suara akan
diteruskan, apakah akan disalurkan perlantai (selective)
ataukah sekaligus serentak keseluruh lantai (all-call).

10 JBSS : Terminal untuk kabel-kabel yang keluar dari sentral


sound system di lantai-lantai tertentu menuju ke masing-
masing speaker, atau kabel sinyal dari program ditempat
lain yang akan di interkoneksi ke sentral tersebut.
11 Spesifikasi Teknis

a. Paging Desk Microphone with Chime


- Type : dynamic microphone
- Directivity : unidirectional (cardiod)
- Output impedance at 1 kHz : 600 Ohm unbalanced
- Frequency range : 50 - 15000 H
b. Wireless Microphone
- Type : dynamic microphone
- Modulation : Frequency modulation
- Maximum input : 1402 dB SPL
- Frequency range : 50 - 15000 H
c. 10 zone selector module
d. Alert signal Module
- Signal : siren, yelp or buzzer (switch able)
- Power requirement : 24 VDC
e. Program Selector Module
- Input : 4 inputs
- Output : 1 balanced output / 1 unbalanced
output
- Switches : 4 selector button / 1 reset button
- Muting : current
- Consumption : 4 mA (24 VDC)

ec0st19(ln)
T4/7

f. Power Amplifier
- Frequency response : 20 – 20000 Hz ± 3 dB
- Power output : 240 watt
- Line voltage : 50 volt, 70 volt, 100 volt
- Noise level : 70 dB
- Input sensitivity : 0 dBs / 775 mV
g. Multichannel Amplifier
- Frequency response : 20 – 20000 Hz ± 3 dB
- Power output : 4 x 650 watt
- Line voltage : 50 volt, 70 volt, 100 volt
- Noise level : 70 dB
- Input sensitivity : 0 dBs / 775 mV
h. Mixer Power Amplifier
- Frequency response : 20 – 20000 Hz ± 3 dB
- Power output : sesuai kebutuhan
- Line voltage : 70 volt & 100 volt (8 ohm)
- Noise level : 77 dB
- Input sensitivity : 100 mV

i. Digital Proccesor
- Frequency response : 20 – 20000 Hz ± 1 dB
- Power Comsumption : 25 watt
- Sampling Frequency : 90 khz
- Dynamis Range : 110 dB
j. Ceiling Speaker
- Rated power : 6 watt
- Rated impedance : 3.3 K Ω
- Sound pressure level : 88 dB / 1 m / 1 watt
- Frequency response : 100 Hz - 20 kHz
k. Horn Speaker
- Max power : 15 watt
- Input impedance : 1 K ohms / 10 watt, 2 K ohms / 5 watt,
4 K ohms / 2.5 watt
- Sound pressure level : 118 dB / 108 dB (SPL)
- Frequency response : 250 – 10000 Hz
l. Wall Speaker Heat Resistance
- Input power rate : 6 watt
- Sound pressure level : 102 dB / 94 dB (SPL)
- Frequency response : 150 Hz – 20 KHz
- Rated voltage : 100 volt
- Box : fire resistance
m. Wall Speaker
- Input power rate : 6 watt
- Sound pressure level : 102 dB / 94 dB (SPL)
- Frequency response : 150 Hz – 20 KHz
- Rated voltage : 100 volt

ec0st19(ln)
T4/8

n. Array Cluster Speaker


- Input power rate : 60 watt
- Sound pressure level : 108 dB (SPL)
- Frequency response : 180 Hz – 8 KHz
o. Switch Hub
- Type : 24 Port & 2 SFP-based GE ports
- Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch
- IP Base : IP Base Software feature set (IPB)
- Support : 16 users
- Connectors & Cabling : 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair
Cat.6 UTP
- Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector
- Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link
status, link duplex, link speed, PoE indicators
p. Category 6 UTP
- Kabel UTP Cat 6 digunakan untuk Instalasi Kabel Data
- Performance characterized : 600 MHz
- Pair count : 4 pair
- Dimension dielectric : 0.042
- Outside : 0.230
- Conductor : 0.574 mm, 23 AWG solid
- Nominal outher diameter : 7.15 mm nominal
- Impedance : 100 Ω ± 15%
- NVP (nom %) : 66
- Insulation : Foam DE
- Overal shield : Plastic laminated alluminium foil
- Jacket : LSZH (IEC 332-1)
- Frequency (Mhz) : 25 D
- Attenuation (max dB / 100 m) : 32.8
- Next (min dB) : 38.3
- ACR (dB) : 5.5
q. UPS (Power Supply)
- Kapasitas : Sesuai gambar
- Power factor : 0.8
- Effesiensi : harus lebih dari 96% atau lebih
besar
- Input power factor : harus 0.98
- Total harmonic input distortion : 7% (tanpa alat tambahan)
- Toleransi tegangan output : ± 1% pada beban linear
- Input frekwensi : 35 – 65 Hz
- Toleransi tegangan output untuk
beban lonjakan dari 0 - 100%
atau 100% - 0% : toleransinya harus ± 4% dari
kapasitas UPS

ec0st19(ln)
T4/9

l. Kabel-kabel distribusi induk evak dari MDF ke junction box menggunakan


kabel jenis FRC multi core dengan jumlah kawat sesuai gambar rencana,
kabel penghubung ke masing-masing loudspeaker yang tidak heat
resistance menggunakan jenis NYMHY 2 x 1.5 mm2 dalam High Impact
Conduit Ø 3/4". Untuk speaker heat resistance harus menggunakan kabel
FRC 2 x 1.5 mm2 dalam High Impact Conduit Ø 3/4". Kabel ke jack
microphone menggunakan twisted shielded cable (screened). Kabel
penghubung ke masing-masing wall speaker yang ada di tangga
kebakaran menggunakan jenis FRC 2 x 1.5 mm2 dalam High Impact
Conduit Ø 3/4". Kabel penghubung untuk paging dari MDF ke junction box
menggunakan kabel jenis NYY 2 x 1.5 mm yang diletakan di tangga kabel.

m. Spesifikasi Kabel Tahan Api (Fire Resistance Cable)


Kabel flexible harus terdiri dari conductor tembaga dibungkus oleh gelas
mika yang diperban dengan pelindung api (dengan material pengikat
khusus) dan diisolasi dengan mineral insulation yang tidak meleleh
menggunakan teknologi irradiation cross linked dan mineral sheath, yang
sesuai untuk operasi pada suhu 110 selama 20000 jam berdasarkan IEC
216. Kabel harus memiliki radius tekuk tidak kurang 8 kali dari kabel single
core dan 6 kali dari kabel multicore. Pada saat kebakaran, kabel sudah
teruji untuk menjaga integritas rangkaian selama 3 jam berdasarkan BS
6387 CWZ. Dan juga teruji sesuai DIN 4102 : part 12 yang menguji
kemampuan integritas sistem untuk seluruh instalasi kabel. Kabel juga
memiliki keselamatan yang pasif untuk memperlambat penyebaran api
yakni dengan index limit oxygen lebih dari 40%, kadar racun yang rendah,
kadar sumber api yang rendah, kadar asap yang rendah, bebas halogen
berdasarkan beberapa standard internasional dibawah ini :
- Kadar Rambat Api
IEC 60332-3 ABC (-22, 23, 24)
Uji perambatan api atas sekumpulan kabel atau kabel elektrikal pada
kondisi kebakaran. Sekumpulan kabel dipasang pada posisi vertical
dan dibakar pada suhu api 750 C selama 20 menit. Rambatan api
pada kabel tidak boleh melebihi 2.5 m dan harus padam dengan
sendirinya pada saat sumber api dipadamkan.
- Index Limit Oxygen
ASTM 28 Insulation > = 40% O2
Sheathing > = 40% O2
LOI berhubungan dengan konsentrasi oxygen paling kecil dalam
persen volume yang dinyatakan cukup untuk mencegah terbakarnya
bahan plastik dalam suatu campuran oxygen dan nitrogen. Sebuah
materi dapat dikatakan "self extinguishing" jika mempunyai index LOI
35% atau lebih. Materi "fire resistance" mempunyai LOI index lebih dari
40%.

ec0st19(ln)
T4/10

- Kadar Racun Rendah


1. Naval engineering standards NES 713, toxity index < 2.
2. NFC 20 – 454; <= 5 dan INC <= 95.
Ketentuan indeks kadar racun suatu bahan diambil dari contoh kecil
bahan tersebut dalam kondisi terbakar. Percobaan ini
memperhitungkan keseluruhan kadar racun yang timbul dari gas yang
dihasilkan pada saat bahan tersebut dibakar.
- Kadar Asap
IEC61304-2/ DINVDE0472-816 dengan daya tembus cahaya > 84%.
Pengukuran kepadatan asap yang ditimbulkan dari suatu kabel
elektrikal yang dibakar pada suatu kondisi tertentu untuk menghindari
gangguan pandangan selama proses evakuasi pada kondisi darurat
kebakaran.
- Kandungan Halogen
Material untuk insulation dan sheathing bebas halogen dan tidak
menghasilkan emisi yang berbahaya pada saat kabel terbakar
berdasarkan IEC754-1 dan IEC 754-2. Manufaktur kabel harus sudah
memilki ISO 9001 dan sudah terdaftar didalam skema daftar produk
VDE dan PSB dengan tercantumnya tanda sertifikasi VDE dan PLS.

n. Line Arrester
- Frequency : 50 ...... 60 Hz
- Installation : in parallel on fire alarm network
- Maximum voltage of the signal
to be transmitted : 220 V
- Pass band : 100 MHz
- Withstand : 50 Hz (15 minimum) 25 A
- Number or protected pairs : 1
- Capacity at 1 kHz : < 100 pF (no attenuation of
signal)
- Insulation withstand : > 100 m
- End of life indication through irreversible short circuiting of the device
(tone eliminated).
- Connection : using 3 tunnel terminals for cable
of 0.5 to 2.5 mm2
- Degree of protection
* IP20 on terminals
* IP40 on front panel

ec0st19(ln)
T4/11

4.05.0 Uraian Singkat Sistem

Pemasangan / pengaturan sistem tata suara public address system sedemikian


rupa sehingga mampu dioperasikan sebagai berikut :

1 Untuk keperluan paging dan untuk keperluan emergency call harus dapat
dilakukan secara remote dari ruang kontrol, yaitu :

a. Menghidupkan sistem tata suara jika saat itu sedang dimatikan.


b. Memilih zone speaker yang ingin diaktifkan.
c. Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di dalam bangunan
untuk keperluan paging atau emergency call
d. Mengembalikan fungsi sistem tata suara ke keadaan semula yaitu sebelum
dioperasikan untuk paging atau emergency call.

2 Paging

a. Untuk paging, tingkat kuat suara dapat diset dari sentral sistem tata suara.
b. Nada-nada yang mengawali paging harus mempunyai nada-nada yang
cukup spesifik.
c. Mic paging diletakkan di ruang kontrol dan remote mic paging di lantai
lobby.

3 Emergency dan Evakuasi

a. Apabila terjadi alarm dan alarm bell terkait berbunyi maka penghuni akan
mendapatkan instruksi dari ruang kontrol melalui sentral sound system
(minimum 2 bahasa yang direkam).
b. Pengumuman keadaan darurat dan tanda bahaya
- Keadaan darurat / bahaya misalnya karena adanya gejala sumber
kebakaran, gangguan keamanan atau huru-hara, informasi yang
disampaikan berupa penjelasan mengenai situasi, pengarahan untuk
penyelamatan atau tanda bahaya bila keadaan telah betul-betul gawat.
- Cara penyampaian bisa secara selektif atau all call, selektif dipilih untuk
menghindari kepanikan dan kemacetan pada satu pintu atau jalan
keluar. All call dipilih bila keadaan sudah tidak terkendali lagi.
- Emergency call merupakan prioritas pertama pada sistem ini.
c. Sistem harus dapat menerima sinyal dari sistem fire alarm dan dapat
mengeluarkan nada-nada yang spesifik sebagai petunjuk telah terjadi suatu
keadaan darurat.
d. Untuk keperluan emergency paging, sistem harus dapat mengaktifkan baik
secara manual melalui operator / free officer atau otomatis minimal 2
bahasa, sinyal pengumuman peringatan, lalu setelah melalui waktu yang
telah diprogramkan baru dilakukan pengumuman evakuasi.
e. Saat menerima sinyal dari fire alarm, sistem harus dapat mengaktifkan
sinyal peringatan ke satu lantai diatas dan satu lantai dibawah lantai yang
bersangkutan untuk mencegah terjadinya kepanikan pada lantai-lantai
yang lainnya.

ec0st19(ln)
T4/12

f. Jika keadaan terjadi karena adanya alarm palsu / false alarm, maka sistem
harus dapat melakukan pengumuman telah terjadi alarm palsu / false
alarm.

4.06.0 Persyaratan Teknis Pemasangan

1 Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem dan
digrounding dengan tahanan minimum < 1 ohm.

2 Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.

3 Kotak Hubung Bagi

Kotak hubung bagi ini ditempatkan diruang panel disetiap lantai pada
ketinggian 150 cm dari lantai. Pemasangan kotak hubung ini memakai dynabolt
½" x 2" sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk / keluar Kotak hubung ini
harus melalui kabel gland serta memakai flexible conduit.

4 Kabel dan Conduit

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.


b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel.
c. Conduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
d. Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.

5 Trunking Kabel dan Tangga Kabel

a. Trunking kabel dan accessories dibuat dari bahan plat besi yang
digalvanis.
b. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal.
c. Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran
½" x 2".

6 Alat Pengeras Suara

Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan dilapangan.

ec0st19(ln)
T4/13

4.07.0 Pengujian

1 Semua peralatan dalam aistem suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil
pengujian adalah baik.

2 Pengukuran dilakukan dengan mamakai sound level meter.

4.08.0 Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan
yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis.

ec0st19(ln)
T5 / 1

PROYEK : PEMBANGUNAN STADION KAWASAN SPORT CENTER SERANG BANTEN


SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI IP CCTV T.5.00.0

DAFTAR ISI

Halaman

5.00.0 Instalasi Sistem IP CCTV T5/02

5.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum T5/02

5.02.0 Lingkup Pekerjaan IP CCTV T5/02

5.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan T5/04

5.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan T5/04

5.05.0 Uraian Singkat Sistem T5/09

5.06.0 Persyaratan Teknis Pemasangan T5/10

5.07.0 Pengujian T5/11

5.08.0 Jaminan dan Masa Pemeliharaan T5/11

5.09.0 Produk T5/12

ec0st19(ln)
T5 / 2

5.00.0 INSTALASI SISTEM CCTV

5.01.0 Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum

1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi IP CCTV, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna,
mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan,
transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan


yang ada seperti :

Peraturan dan Standard


Perencanaan instalasi IP CCTV sistem didasarkan pada :
a. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008 tanggal 30 Desember 2008, tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
b. SK DEPNAKER No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Otomatik.
c. Peraturan Kapolda Metro Jaya No. 2 tahun 2005, tentang Kewajiban
Memasang CCTV.
d. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011.
e. Data teknis dari product di bidang peralatan CCTV system yang dibuat
oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara dan memiliki ISO-9001.

3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum di
dalam :

a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar rencana.
d. Berita acara aanwijzing.

4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN), Diesel
Generator Set (Genset) dan Battery, battery digunakan bilamana daya dari PLN
dan genset mengalami gangguan.

5 Semua panel CCTV harus diberi pentanahan dengan kawat NYA 4 mm2
dan sentral CCTV dengan kawat NYA 50 mm2.

ec0st19(ln)
T5 / 3

5.02.0 Lingkup Pekerjaan CCTV

Secara garis besar lingkup pekerjaan IP CCTV adalah seperti yang tertera
dispesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan
dan dokumen tambahan seperti yang tertera didalam Berita Acara Rapat
Penjelasan Lelang (Aanwijzing).

1 Melaksanakan

a. Seluruh instalasi IP CCTV dalam bangunan.


b. Seluruh instalasi sistem IP CCTV.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi :
- IP dome camera color.
- IP bullet camera.
- IP 4K Camera
- Client.
- Network video recorder (NVR).
- Monitor.
- Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, commissioning dan training serta menyerahkan buku technical manual.

2 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :

a. Dari sisi rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
b. Dari sisi camera ke HUB Switch sampai NVR
c. Dari sisi NVR dan client.

3 Menyerahkan 3 set gambar kerja (shop drawing) instalasi IP CCTV untuk diberikan
kepada :

a. Pihak pemilik gedung (Owner) sebanyak 1 (satu) set.


b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
d. 2 set gambar as-built dan 1 (satu) set gambar as-built (berbentuk CD).

4 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :

a. Sistem description dan prinsip operasi sistem IP CCTV.


b. Instalasi dan instruction IP CCTV.
c. Connection diagram IP CCTV.
d. Shipping dokumen untuk peralatan IP CCTV pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.

ec0st19(ln)
T5 / 4

5 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 tahun dan memberikan jaminan peralatan


selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam bangunan
berfungsi dengan baik.

5.03.0 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

1 Syarat-syarat Dasar

a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas
dan kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat :
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (re-engineering).

5.04.0 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan

1 Sistem IP CCTV yang digunakan adalah digital multiplexer recorder komplit dengan
hub untuk disambungkan dengan sistem internet.

2 Perencanaan pemasangan camera IP CCTV sudah berdasarkan :

a. Letak strategis area yang diawasi camera.


b. Keamanan seluruh area yang diawasi.
c. Kemudahan memonitor area seluruh gedung baik diluar maupun didalam area
gedung.

3 IP Dome Camera Color Fixed Lens (Indoor Camera)

Kamera IP CCTV Dome IR merupakan kamera yang berbentuk Dome yang


memampukan kecepatan respon atas pengawasan lingkungan. Aplikasi dari kamera
IP Dome ini adalah untuk dalam ruang ataupun luar ruang, spesifikasi yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :

- Sensor Gambar : 1 / 2.9” progressive scan CMOS


- Pixel Aktif : min. 2048 (H) x 1080 (V)
ec0st19(ln)
T5 / 5

- Iluminasi Minimum : Min. 0.01 Lux (F1.3) Mode Warna dan


Min. 0.001 Lux (F1.3) Mode Monochrome
- Teknology Low Light : Light finder/dark finder/low light
- Kecepatan Gambar : Min. 30fps
- Lensa : 3 – 9 mm (F1.3), P-Iris, Remote Focus dan Zoom
- Teknologi Kompresi : H.264 dan MJPEG
- Iluminasi IR : 850nm wavelength, 30m Max. @0 Lux
- Network : 100 BASE-TX, CAT-5, RJ45
- Onvif Support
- Protocol : IPv4, HTTP, HTTPS, SOAP, DNS
- Kualitas Rekaman : Min. 150 Pixel Per Meter
pada area tampilan dengan resolusi maksimum kamera
Retensi 30 hari

4 IP CCTV Bullet

Kamera IP CCTV Bullet IR merupakan kamera yang berbentuk Bullet yang


memampukan kecepatan respon atas pengawasan lingkungan. Aplikasi dari kamera IP
Bullet adalah untuk luar ruang, spesifikasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

- Sensor Gambar : 1 / 2.9” progressive scan CMOS atau setara


- Resolution : min. 1920 (H) x 1080 (V)
- Iluminasi Minimum : Min. 0.01 Lux (F1.3) Mode Warna dan
Min. 0.001 Lux (F1.3) Mode Monochrome
- Teknology Low Light : Light finder/dark finder/low light
- Kecepatan Gambar : Min. 30fps
- Lensa : 3 – 9 mm (F1.3), P-Iris, Remote Focus dan Zoom
- Teknologi Kompresi : H.264 dan MJPEG
- Iluminasi IR : 850nm wavelength, 30m Max. @0 Lux
- Network : 100 BASE-TX, CAT-5, RJ45
- Onvif Support

ec0st19(ln)
T5 / 6

- Protocol : IPv4, HTTP, HTTPS, SOAP, DNS,


- Kualitas Rekaman : Min. 150 Pixel Per Meter
pada area tampilan dengan resolusi maksimum kamera
Retensi 30 hari
- Sertifikasi : IK10 dan IP66.

5 IP 4K camera

- Sensor Gambar : progressive scan CMOS


- Pixel Aktif : min. 3840 (H) x 2160 (V)
- Iluminasi Minimum : Min. 0.005 Lux (F1.4)
- Teknology Low Light : Light finder/dark finder/low light
- Kecepatan Gambar : Min. 12 fps
- Teknologi Kompresi : Metode kompresi gambar mendukung H.264 (MPEG-4
Part 10/AVC), dan motion JPEG, Mendukung streaming
multi-stream H.264 and Motion JPEG
- Network : 100 BASE-TX, CAT-5, RJ45
- Onvif Support
- Protocol : IPv4, HTTP, HTTPS, SOAP, DNS,

6 VMS Aplikasi Client

Adalah perangkat lunak aplikasi untuk mengatur, mengolah, dan merekam semua
data video streaming dari kamera yang di miliki yang di tanam ke dalam perangkat
keras PC client atau peralatan mobile. Adapun spesifikasi minimum dari
kemampuan yang diharuskan adalah sebagai berikut:

- Fungsi Server discovery : automatis


- Kemampuan Video Analytics :
Self Learning Video Analytics dan Pattern based
- Mobile viewer : Android & IOS, s.d Res kamera 7360x4128
- Motion Detection : Sensitivity, Zone Detection, Threshold

ec0st19(ln)
T5 / 7

- Layar Tampilan : 1 s.d. 64 kamera per layar

- Rotasi gambar : 90º, 180º, 270º


- Metadata Video Analytics : Red bounding box pada LIVE dan RECORDED
- Kolaborasi Forensic Search : Sharing Windows Live and Recorded
- Format Peta Digital : JPEG, BMP, PNG, GIF
- Sistem Manajemen Bandwidth :System pengaturan bandwith video definisi
tinggi
- Koneksi client : Desktop, web browser, dan peralatan mobile
- kontrol PTZ : joy stick PTZ ataupun software
- peta wilayah : E-map
- integrasi ke Active directory : windows user authentication
- Matrix Video : Virtual
- Investigasi Rekaman : Kolaburasi investigasi
- kapasitas viewing streaming : 144Mbps
- Kapasitas viewing rate : 10Mbps
- Operating system : Windows 7

7 Network Video Recorder (NVR)

a. Adalah peralatan untuk merekam dan memproses data video yang dikirimkan
dari IP camera.

b. Sistem mempunyai sistem operasi triplexdimana pada saat yang bersamaan


merekam, live view, remote viewing.

c. Network Video Recorder harus mempunyai fitur :


- Live View
• Dapat menampilkan gamabar secara real time.
• Dapat dibagi menjadi beberapa multi screen.
• HTML and image overlays.
• Multiple views supported.
• View patrolling for single or multiple views.
• Real time video / alarm display.
• Instant playback.
• Video clip book marking.

d. Harus bisa memback-up data minimal 1 Bulan.

- eMap
• Drag n drop camera manipulation.

ec0st19(ln)
T5 / 8

• Directional camera display.


• Hierarchical map structure.
• Real time event alert.
• Instant live video of camera.
• Multiple live supported.
- Investigation
• Dapat mencari berdasarkan tanggal, jam, camera.
• Search by predefined recent time.
• Search by VI event combination.
• Search over multiple days.
• Search over multiple cameras.
• Video clip book marking and commenting.
• Search via built in VI analyzer.
• Customizable book mark.
• Intuitive, video thumbnail search.
• Cue-in, Cue-out and repeat.
• Quick Playback by video thumbnail.
• 1/8, ¼, ½, 1x, 2x, 4x, 8x play, pause, stop.
• AVI-formatted video clip export.
- Instant Playback
• Supported in video alarm, view function.
• Pre-defined playback duration.
• Video clip book marking.
- Recording Policy
• Continuous recording.
• Manual recording.
• Scheduled recording.
• Event-driven recording along with rules.
• Pre-alarm recording sampai dengan 45 menit.
• Post alarm recording sampai dengan 45 menit.
- Rule Manager
• Conditional recording / alert/ notification.
• Email, FTP, SMS, phone notification.
• Sound, alarm, round the clock alerts.
- Remote Management
Full functional operation & management via stand alone VMS client.

d. Hardware Network Video Recorder Specification :


- No. of channel : support 16 channel megapixel camera
- System : client-server architecture, chassis 19" rack
- Server processor : Intel core2 quad Q9400
- Mode : 4 GB DDR2
- I/O interface : RJ-45 2x gigabit internet
- Operating temperature : 10 - 35 °C humidity 5% to 95% non condensing
- Certificates : FCC class A, CE, CB, UL 60959 / IEC 60950,
CCC
- Drive connectivity : SATA-II Disk, 16

ec0st19(ln)
T5 / 9

- Form factor : 2 – 3U 19" rack mount


- Raid function : RAID 5
- HDD capacity : min 22 TB (Min. Back-up for 1 mount)
- No. of bays : min 16 bays
- Certificates : FCC class B, CE, BSMI, UL
8 LCD Monitor

a. Adalah peralatan untuk menampilkan output dari digital video recorder.


b. Equipment specification :
- Minimum 32" LCD.
- Maximum resolution 1680 x 1050.
- Wide viewing angle 160° / 160°.
- 5 ms of quick response speed.

9 Cable Data Cat 6

- Kabel UTP Cat 6 digunakan untuk Instalasi Kabel Data


- Performance characterized : 600 MHz
- Pair count : 4 pair
- Dimension dielectric : 0.042
- Outside : 0.230
- Conductor : 0.574 mm, 23 AWG solid
- Nominal outher diameter : 7.15 mm nominal
- Impedance : 100 Ω ± 15%
- NVP (nom %) : 66
- Insulation : Foam DE
- Overal shield : Plastic laminated alluminium foil
- Jacket : LSZH (IEC 332-1)
- Frequency (Mhz) : 25 D
- Attenuation (max dB / 100 m) : 32.8
- Next (min dB) : 38.3
- ACR (dB) : 5.5

10 NYM 2 x 2.5 mm dalam PVC Conduit Ø 3/4"

Adalah kabel power dari UPS untuk semua camera CCTV dan yang lainnya.
- Inner conductor : 2.5 mm
- Jacket : PVC

11 NYFGBY 2 x 2.5 mm adalah kabel power dari UPS ke camera CCTV (untuk
instalasi jaringan luar).

5.05.0 Uraian Singkat Sistem

ec0st19(ln)
T5 / 10

1 Sistem CCTV dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan cara mengamati


kegiatan operasi suatu lokasi melalui video camera.

2 Hasil pengamatan dari camera ditampilkan pada layar monitor berupa gambar yang
dapat dimonitor di ruang security.

3 Sistem tampilan dimonitor yang direncanakan pada project ini adalah color.
4 Sistem pengamanan dengan camera ini bertujuan untuk :

a. Mendeteksi lalu lintas / pergerakan orang masuk / keluar gedung dan ruang-
ruang tertentu pada proyek ini.
b. Penangkapan gambar yang dihasilkan oleh camera selalu disertai dengan
perekam oleh Multiplexer yang akan tersimpan selama 168 jam sampai
960 jam tergantung hard disk yang ada di multiplexer dan hasil dari perekaman
apakah real time atau tidak.
c. Penangkapan gambar oleh camera akan mengaktifkan isyarat alarm pada
sistem security yang ada di multiplexer dan secara otomatis menampilkan
gambar pada layar spot monitor dan sekaligus akan mengaktifkan perekaman
secara real time serta bunyi buzzer di ruang kontrol untuk meminta perhatian
khusus pada operator CCTV.

5 Sistem power Camera CCTV akan di back-up oleh battery dari sistem UPS.

5.06.0 Persyaratan Teknis Pemasangan

1 Unit camera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan maintenance (lihat


gambar).

2 Penempatan sentral monitor CCTV harus ditempatkan di ruang security yang


di jaga 24 jam.

3 Camera ditempatkan sesuai gambar rencana Konsultan.

4 Sentral peralatan CCTV ditempatkan dalam rak di ruang security yang dilengkapi
dengan meja operator untuk meletakan monitor. Pembuatan meja operator sudah
dikoordinasikan dengan Interior meja operator dibuat oleh kontraktor CCTV atas
gambar design interior. Monitor diletakkan diatas meja kontrol / operator, rack
kabinet peralatan CCTV diletakkan dibawahnya operator. Semua kabel yang masuk
/ keluar kotak hubung ini harus melalui kabel glend serta memakai flexible conduit.

5 Kabel dan Conduit

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel


didalam PVC conduit Ø 3/4".

ec0st19(ln)
T5 / 11

b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel didalam PVC conduit Ø 3/4".
c. Conduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
d. Semua kabel control dan coaxial yang terpasang tidak boleh ada sambungan.
e. Semua kabel yang masuk dan keluar dari trunking kabel harus menggunakan
flexible conduit.

6 Trunking Kabel dan Tangga Kabel

a. Kabel tray harus terbuat dari hot dip galvanized finishing lebarnya sesuai
dengan gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang di hot
dip galvanis.
b. Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip
galvanis = 60 – 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.
c. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horisontal dan satu garis
vertical dilengkapi dengan cover atau penutup.
d. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½" x 2" pada jarak 75 cm.
e. Trunking kabel digantung dilantai dengan dynabolt berukuran ½" x 2".
f. Jarak trunking kabel elektrikal dengan elektronik minimal 300 mm.

5.07.0 Pengujian

Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah
baik. Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan
utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari
pemegang keagenan peralatan tersebut.
Apabila hasil pengujian tidak sesuai spesifikasi dan berita acara aanweijzing serta
berita acara klarifikasi yang tidak bertentangan dengan spesifikasi teknis yang
menyebabkan sistem tidak berjalan dengan semestinya. Kontraktor wajib
mengganti semua peralatan yang sudah terpasang tanpa meminta tambahan biaya
sampai sesuai dengan spesifikasi.

5.08.0 Jaminan dan Masa Pemeliharaan

1 Pelaksanaan CCTV ini harus yang sudah berpengalaman dan memegang


keagenan paling sedikit 5 tahun dengan berhasil baik.

2 Representative / agen harus mempunyai tenaga ahli tetap dan peralatan serta
workshop yang bisa menjamin instalasi yang benar dan back-up service yang
mantap.

ec0st19(ln)
T5 / 12

3 Representative / agen harus menjamin tersedianya suku cadang untuk masa


operasi minimal 5 tahun. Representative / agen harus memberikan training kepada
2 orang engineer dan 3 orang teknisi menengah.

5.09.0 Produk

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dengan
yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Direksi.

ec0st19(ln)

Anda mungkin juga menyukai