BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan
lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting
di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas
penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan. Perencanaan
penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas
penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya
instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya. Perlu diperhatikan, perbedaan
intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari
karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut
yang menyebabkan mata mudah lelah. Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang
baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran
lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada
dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut. Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik
lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan /
fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi.
Sama halnya dengan iluminasi, faktor akustik pun juga jadi pertimbangan dalam
merancang auditariun, ruang pidato, ruang music, dan studio. Perencanaan akustik (suara)
murapakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika
kualitas suara di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan. Untuk
mendapatkan hasil suara yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan akustik (suara),
kekerasan yang cukup, difusi bunyi, pengendalian dengun, pengendalian bising dan getran yang
diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.
Oleh karena itu, dalam merencanakan sebuah bangunan banyak sekali aspek yang harus
diperhatikan tidak hanya dari segi estetis, struktur, ataupun utilitasnya, akan tetapi faktor
iluminasi dan akustik juga penting untuk diperhatikan.
Untuk itu aspek iluminasi dan akustik dimaksudkan agar tercapainya suatu tujuan
ketahanan dan kenyamanan bangunan. Maka yang akan dibahas dalam hal ini yaitu tentang
iluminasi dan akustik ruang meeting di Kalibesar Timur No. 10-12 Jakarta Barat.
I.2 Tujuan
Menjadikan ruangan yang hemat energy.
Menanggulangi gangguan bunyi dan getaran.
I.3 Sasaran
Para tamu.
BAB II
TINJAUAN
II.1 Tinjauan Umum
II.1.1 Definisi
Pencahayaan atau iluminasi adalah berkas cahaya yang mengarah kesuatu tujuan dengan
panjang gelombang magnet elektro yang antara 380 hingga 700 nm (nanometer, 1 nm= 10-9m),
dengan urutan warna : (ungu ultra), ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah, (merah infra).
Cahaya adalah gejala gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata.
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruanganyang terkait
dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi.
Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif
dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam
gedung rapat akan sangat memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :
Akustik ruang
Banyak material penyerap yang sangat efektif untuk digunakan, misalnya TraFlex.
Mempunyai banyak variant produk yang memungkinkan untuk membuat hasil yang optimal.
Tipe TraFlex 10.15, dengan spesifikasi alfa=0,7 pada 300Hz-16KHz, sangat efektif jika
digunakan untuk memperjelas suara.
(sumber: Wikipedia)
ditambahkan untuk menghasilkan cahaya dan memperbaiki color rendering. Lampu highpressure sodium (HPS) menghasilkan spektrum cahaya putih keemasan yang luas yang
dihasilkan dari pelepasan listrik pada uap sodium. Gambar buku IKB hal 391
3. Penempatan sumber terang
Cahaya yang menyebar memancar dari sumber cahaya yang banyak atau luas serta permukaan
pemantul. Iluminasi yang datar dan hampir seragam meminimalisasi kontras dan bayangan, serta
dapat menyulitkan pembacaan tekstur. Disisi yang lain cahaya terarah meningkatkan persepsi
bentuk dan tekstur dengan menghasilkan variasi bayangan dan Brightness pada permukaan
benda yang disinari Sementara cahaya yang menyebar bermanfaat untuk penglihatan umum,
cahaya ini bisa menjadi monoton. Beberaa pencahayaan terarah dapat mengurangi permasalahan
ini dengan menyediakan aksen visual, memberikan variasi luminasi dan menambah terang
permukaan kerja. Gabungan ddari pencahayaan menyebar dan pencahayaan terarah biasanya
lebih disukai dan bermanfaat, terutama jika terdapat bermacammacam tugas yang harus
dilakukan. Gambar buku IKB hal 393
4. Sistem penyinaran
Tujuan utama sistem pencahayaan ialah menyediakan iluminasi yang memadai bagi kinerja tugas
visual. Level iluminasi yang disarankan untuk beberapa tugas tertentu hanya menyebutkan
kuantitas cahaya yang harus tersedia. Bagaimana jumlah cahaya ini mempengaruhi bagaimana
suatu benda atau ruang dapat dilihat.
Ada tiga jenis sistem penyinaran yaitu :
a. Penyinaran Langsung yaitu sinar cahaya dari sumber cahaya dan yang dipantulkan oleh
bidang-bidang reflektor diarahkan langsung pada bidang kerja.
b. Penyinaran tidak langsung memakai penerangan yang menghalanghalangi sinar cahaya datang
langsung pada bidang kerja.
c. Penyinaran bawur (difus) yaitu cara penerangan yang arah sinarnya dibuat serba kemanamana, dari mana-mana serta merata sehingga tidak tampak keras.
5. Pengaruh dinding, langit-langit, lantai dll
a) Sudah umum dapat dikatakan bahwa semakin muda warna bidangbidang ruangan (dinding,
lantai, langit-langit, perabot rumah dan lainlain) ataupun mendekati warna putih, penerangan
ruangan semakin baik dan ekonomis karena jumlah cahaya yang dipantulkan kembali oleh
bidang-bidang itu tidak sedikit.
b) Lantai-lantai sebaiknya jangan terlalu putih bila ruangan sudah cukup
penerangannya, karena membuat mata penat. Lantai yang agak gelap menyejukkan mata.
c) Warna muda ringan (warna pastel) menggairahkan dan mengungkapkan rasa fajar muda.
d) Warna putih merupakan pemantul baik sekali tetapi berkesan dingin atau steril.
e) Kaca-kaca jendela biasanya lebih mengganggu daripada menolong karena menghamburkan
banyak cahaya keluar dan memberikan bayang-bayang refleksi yang menganngu.
(Mata Kuliah Fisika Bangunan (TA 306))
Luminasi suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan cahaya adalah
intensitas cahayanya dibagi dengan luas semua permukaan/ bidang yang diterangi.
Dimana :
L = Luminansi 9cd/cm2)
I = Kepadatan cahaya (candela)
A = Luas semi permukaan (m2)
Untuk mendapatkan pencahayaan yang baik maka dalam merencanakan instalasi
pencahayaan ada 5 kriteria yang perlu diperhatikan Kelima kriteria tersebut adalah:
a. Iluminasi / Tingkat kuat penerangan.
b. Luminasi / distribusi kepadatan cahaya.
c. Pembatasan agar cahaya tidk menyilaukan mata.
d. Arah pencahayaan dan pembentukan bayangannya.
e. Warna cahaya dan refleksi warnanya.
Selain tergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri,penyebaran cahaya dari
sumber cahaya juga tergantung pada konstruksi armaturnya. Hal-hal yang menentukan
konstruksi armature adalah:
o Cara pemasangan armatur (pada dinding atau plafon)
o Cara pemasangan fitting atau fitting-fitting dalam armature.
o Perlindungan sumber cahaya.
o Penyebaran cahaya.
4. Sistem Pencahayaan
Sistem penerangan dibedakan menjadai 5 tipe, yaitu:
a. Sistem iluminasi langsung(Direct Lighting)
Sistem ini paling afektif dalam menyediakan penerangan karena 90%-100% cahaya
diarahkan langsung kepermukaan yang perlu diterangi. Tetapi kelemahan system ini adalah
timbulnya bayangan-bayangan yang menganggu serta memungkinkan kesilauan baik karena
penyinaran langsung maupun Karena pemantulan sinar lampu. Untuk mengatasi hal itu maka
langit-langit perlu diberi warna-warna cerah supaya tampak menyegarkan.
b. Sistem iluminasi semi langsung (Semi direct lighting)
Sistem ini mengarahkan 60%-90% cahaya kepermukaan yang perlu diterangi, selebihnya
menerangi dan dipantulkan oleh langit-langit dan dinding.
c. Sistem iluminasi difus dan langsung tak langsung (General Diffuse and Direct -Indirect
Lighting)
Sistem ini mengarahkan 40%-60% cahaya kepermukaan yang perlu diterangi, sisanya
menerangi dan dipantulkan oleh langit-langit dan dinding. Masalah bayangan dan kesilauan
masih terdapat pada system ini.
Dimana : g = Fluks cahaya yang mencapai bidang kerja,langsung maupun tidak langsung
setelah dipantulkan dinding dan langit-langit.
o = Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada dalam ruangan.
b. Efisiensi Penerangan
Dari dua persamaan di atas,maka diperoleh rumus fluks cahaya :
x=ExA
n
Dimana : A = luas bidang kerja (m2)
E= Intensitas penerangan yang dibutuhkan di bidang kerja (lux)
c. Efisiensi Armatur
Efisiensi /randemen armature (v)
v = armature
sb cahaya
Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh konstruksi dan bahan yang digunakan. Dalam
efisiensi penerangan selalu sudah ditentukan efisiensi armaturnya.
d. Faktor-faktor Refleksi
Bagian fluks cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh factor refleksi r suatu permukaan.
Faktor refleksi 0,6 atau 60% berarti bahwa 60% dari fluks cahaya yang mengenai permukaan
dipantulkan.
r= dipantulkayg cahaya
cahaya yg mengenai permukaan
Faktor refleksi tergantung dari warna dan finishing. Pemantulan ini tidak penting dalam
sistem penerangan langsung. Langit-langit dan warna dinding terang memantulkan 50-70%.
Sedangkan untuk warna gelap 10-20%. Untuk lebih detailnya ,warna putih dan warna sangat
muda memiliki refleksi 0,7. Warna sedang 0,3. Warna gelap 0,1. 11
e. Indeks Ruangan / Indeks Bentuk
Indeks ruangan /indeks bentuk k menyatakan perbandingan antara ukuran-ukuran utama
suatu rusnngan berbentuk bujur sangkar.
Dimana : p = panjang ruangan (meter)
K=pxl =lebar ruangan (meter)
H(p+l)
f. Faktor Depresiasi/Penyusutan
Faktor depresiasi / penyusutan adalah intensitas penerangan dalam keadaan dipakai. Faktor
depresiasi ini dibagi atas 3 golongan utama:
o Pengotoran Ringan
Pengotoran ini terjadi didaerah-daerah yang hampir tidak berdebu. Misalnya di toko,
kantor,sekolah, dan lain-lain.
o Pengotoran Berat
Pengotoran ini terjadi di ruangan-ruangan yang banyak debu. Misalnya di perusahaan
cor, pertambangan, pemintalan dsb.
o Pengotoran biasa
Pengotoran ini terjadi diperusahaan selain yang disebutkan diatas. Bila tingkat
pengotoran tidak diketahui,maka digunakan faktor depresiasi 0.8
g. Jumlah Lampu/ Armatur (n)
Jumlah armatur / lampu dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini:
n=
ExA
lampu xn xd
h. Pengaruh Armatur Lampu
Cahaya yang dikeluarkan, direfleksikan , dan diserap oleh Armatur Lampu Gelas .
Tabel I. Armatur Lampu Jenis Gelas
Jenis Gelas
Bola kaca bening
permukaan rata
Tebal Lampu
Mm
1-4
Daya
Transmisi %
92-90
Daya
Refleksi %
6-8
Daya Penyerapan
2-4
Gelas prisma
3-6
90-70
5-20
5-10
Gelas yang
memakai ornamen
3-6
90-60
7-20
3-20
2-3
88-82
7-88
5-10
2-3
60-40
20-40
10-20
Lanjutan
Tabel Standar Kuat Penerangan dalam Ruangan
7. Untuk mendapatkan JUMLAH LAMPU pada suatu ruang dapat dihitung dengan
a. Sifat-sifat bunyi
nada, warna nada, panjang gelombang.
-sumber bunyi dan daya akustik
-sumber bunyi
kustik
b. Pengaruh kebisingan
Bila pendengar menerima banyak bunyi langsung, maka hal ini menguntungkan
kekerasan bunyi.
Langit-langit pemantul yang diletakkan dengan tepat, dengan pemantulan bunyi yang makin
banyak ke tempat yang jauh
b. Penyerapan Bunyi
Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya
panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah energi
panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedang kecepatan
perambatan gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.
d. Isolasi bunyi
Pengertian
Penanggulangan (isolasi) gangguan bunyi
e. Getaran pada bangunan
Pengertian
Walaupun peralatan mekanis dan mesin-mesin sekarang membuat kehidupan penghuni
bangunan-bangunan menjadi lebih nyaman, lebih menyenangkan dan lebih produktif, namun
mesin-mesin dan peralatan ini merupakan contributor dasar bagi bising dalam bangunan.
Pengendalian bising mekanis eliminasi sempurna adalah sulit, tidak ekonomis dan tidak perlu,
yang perlu adalah atenuasi bising mekanis menjadi suatu tingkat yang dapat diterima, tergantung
pada macammacam keadaan, seperti kegiatan-kegiatan yang dapat diduga dalam ruang, tingkat
privasi yang dibutuhkan. Dll
Sumber-sumber getaran pada bangunan
Bising yang berhubungan dengan system mekanik dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Bising peralatan mekanis yang disebabkan oleh tiap unit ventilasi
dan pengkondisian udara dan oleh kipas angin, motor, kompresor,
pompa dll.
2. Bising sendiri (self-noise) yang disebabkan oleh aliran udara berkecepatan tinggi.
3. Pembicaraan silang (cros talk) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya bunyi
pembicaraan yang masuk ke kisi pengadaan udara atau udara balik dalam satu ruang
merambat lewat saluran atau plenum dan muncul dalam ruang di dekatnya lewat kisi lain.
4. Bising yang ditransmisi dari sumber eksterior lewat bagian saluran yang tak terlindung
ke dalam bangunan.
BAB III
DATA
III.1 Data Tapak
Lokasi
Luas Lahan
Lebar Bangunan
Panjang Bangunan
Tinggi Bangunan