Anda di halaman 1dari 7

Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

PERANCANGAN INSTALASI PENANGKAL PETIR EKSTERNAL


GEDUNG BERTINGKAT
(APLIKASI BALAI KOTA PARIAMAN)

Oleh:
Sepannur Bandri
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Padang
Email: sepannurbandria@yahoo.com
Jl. Gajah mada kandis nanggalo padang- 25143
Telp. 0751-7055202, Fax-444842. www.itp.ac.id

Intisari
Gedung Balai Kota Pariaman merupakan pusat Pemerintahan Kota Pariaman, dibangun diatas tanah seluas 4
Ha dengan ukuran 66,70
63,70 m
m xx 54,70 m xx30,3
51,70 m 27,3m.
m. Secara fisik bangunannya lebih tinggi dan menonjol dari
bangunan yang berada disekitarnya. Sebagai pusat pemerintahan bangunan ini banyak terdapat peralatan-
peralatan elektronik seperti komputer, telephone, rad AC dan lain-lain. Untuk mengamankan gedung dan
peralatan tersebut perlu dilindungi dari bahaya sambaran petir. Dalam penelitian ini analisa dilakukan
berdasarkan kajian teori-teori yang berhubungan dengan sistem proteksi gedung terhadap sambaran petir.
Penelitian dilakukan dengan survey ke lokasi, kemudian data-data teknis dilokasi diolah dengan data dari
BMKG Stasiun Sicincin. Data yang telah terkumpul dianalisa bedasarkan persamaan yang ada dan dengan
melukis wilayah perlindungan pada perlindungan Gedung Balai Kota Pariaman tersebut baik tampak depan,
samping, belakang dan atas. Dari hasil analisa, perkiraan bahaya, luas daerah yang menarik sambaran petir
14530,882 m², jumlah sambaran petir 0,06 sambaran petir per hari per km² dan kemungkinan gedung
tersambar petir 0,5231 sambaran per tahun.

Kata-katakunci : Sambaran petir, peralatan-peralatan elektronik, proteksi gedung bertingkat

Abstrac
City Hall is the central government Pariaman Pariaman, built on an area of 4 hectares with a size of 27.3 mx
63.70 mx 51.70 m. Physically, the building is higher and protrudes from the building which is located
nearby. As the administrative center of this building there are a lot of electronic equipment such as
computers, telephone, air conditioning rad and others. To secure the building and equipment needs to be
protected from the dangers of lightning strikes. In this study the analysis is based on the study of theories
relating to the protection system against lightning strikes the building. The study was conducted to survey the
location and technical data prepared by the location of the data BMKG Sicincin Station. The data collected
were analyzed Based on the similarities that exist with paint protection areas and the protection of Pariaman
City Hall is a good front, side, rear and top. From the analysis, hazard assessment, the area of interest
14530.882 m² lightning strikes, lightning strikes the lightning strikes 0.06 per day per km ² and the possibility
of building a bolt of lightning strike 0.5231 per year.

keywords: bolt of lightning, electronic equipment, protective buildings

1. Pendahuluan prasarana pemerintahan. Salah satunya


membangun gedung Balai Kota Pariaman, gedung
Kota Pariaman merupakan salah satu daerah ini pembangunannya dimulai pada tahun 2005
otonom yang ada di Provinsi Sumatera Barat dan diresmikan pemakaiannya pada tahun 2007.
dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 12 Gedung ini ditempati oleh Walikota, Wakil
Tahun 2002. Sebagai kota otonom yang baru Walikota, Sekretaris Daerah dan beberapa Satuan
dalam menjalani roda pemerintahan Kota Kerja Perangkat Daerah. ..
Pariaman secara bertahap melengkapi sarana dan

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 12

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

Penelitian ini bertujuan untuk


Secara fisik bangunan ini lebih tinggi dan merencanakan suatu sistim instalasi penangkal
menonjol dari pada bangunan disekitarnya petir yang sesuai untuk dipasang pada gedung
karena berdiri didaerah permukaan tanah yang Balai Kota Pariaman, sehingga gedung
datar diantara bangunan rumah-rumah penduduk tersebut benar-benar dapat terlindungi dari
dan masih terdapat hamparan sawah dibelakang bahaya sambaran petir.
lokasi bangunan ini. Bangunan ini akan banyak Langkah-langkah yang digunakan dalam
terdapat peratan-peralatan seperti Komputer, perencanaan adalah sebagai berikut:
Radio, Televisi, Air Condisioner, pesawat
telepon, dan peralatan listrik lainnya. Sebagai 2.1 Prosedur
pusat pemerintahan, gedung dan peralatan Dalam melakukan pengumpulan data-data
tersebut tentunya perlu di lingdungi dari penulis melalui beberapa prosedur,
kemungkinan gangguan-gangguan yang terjadi, diantaranya adalah:
salah satunya perlindungan terhadap sambaran 1. Melakukan observasi lapangan ke Dinas
petir. Pekerjaan Umum Kota Pariaman dan
Ditinjau disegi kelistrikan suatu bangunan Badan Meteorologi Klimatologi dan
belum dapat dikatakan aman apabila bangunan Geofisika Stasiun Klimatologi Sicincin.
tersebut belum dilengkapi dengan sistem
pengamanan dari bahaya sambaran petir. 2.2 Objek Perencanaan
Maksudnya perlindungan bangunan beserta Objek dalam penelitian ini adalah Gedung
isinya terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh Balai Kota Pariaman dengan berukuran 63,70
sambaran petir. Terutama peralatan yang m x 51,70 m dengan ketinggian 23,70 m, yang
menfaatkan keunggulan elektronika dan terletak di Jalan Imam Bonjol No.44 Pariaman
mikroprosesor. Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman.
Bedasarkan hasil pengolahan data yang
dilakukan, Badan Meteorologi Klimatologi dan 2.3 Metode Pengumpulan Data
Geofisika Stasiun Klimatologi Sicincin (Januari Metode pengumpulan data yang diambil
–Oktober 2010), daerah Kota Pariaman dalam penelitian ini adalah metode observasi
mempunyai hari guruh atau Isocronic Level dan studi kepustakaan.
(IKL) yang cukup tinggi yang mencapai angka
300 hari guruh pertahun. Hal ini didukung 2.4 Teknik Analisis Data
dengan curah hujan yang tinggi pula 240 hari Data yang diperoleh akan diolah dan
hujan pertahun. Sehingga daerah ini cukup dianalisis. Langkah-langkah perencanaan
pontensial terhadap bahaya sambaran petir. instalasi penangkal petir yang dilakukan
Salah satu cara yang ditempuh untuk adalah:
melindungi Gedung Balai Kota Pariaman dari 1. Menentukan kepadatan sambaran
sambaran petir adalah dengan pemasangan petir
penangkal petir yang andal dan memenuhi Ft = 0,25 .T sambaran/km2/tahun
persyaratan yang berlaku karena pengamanan 2. Menentukan jarak pukul petir
suatu bangunan atau objek terhadap sambaran d = 6,7 . I0,8 meter
petir pada hakekatnya adalah penyediaan suatu 3. Menentukan tingkat perkiraan bahaya
sistim yang direncanakan dan dilaksanakan gedung Balai Kota Pariaman.
dengan baik, sehingga jika terjadi sambaran R=A+B+C+D+E
maka sarana inilah yang akan menyalurkan arus 4. Menentukan luas daerah yang
petir ke dalam tanah dengan aman tanpa menarik sambaran petir (Ca)
menimbulkan bahaya bagi manusia atau benda Ca = (L x W) + (4L x H) + (4W x H)
berbahaya lainnya yang berada di dalam, di luar + 4 ( H2)
atau di sekitar bangunan. 5. Menentukan jumlah sambaran petir
Setelah penulis melakukan survey dan per hari per km2
pengamatan pada gedung Balai Kota Pariaman NE = (0,1 + 0,35 sin ) (0,4 
yang masih dalam tahap pembangunan, ternyata 0,2)
instalasi penangkal petir pada bangunan tersebut 6. Menentukan perkiraan kemungkinan
masih dalam perencanaan. gedung tersambar petir (Ps)
Ps = Ca x NE x IKL x 10-6 x C1
7. Menentukan tingkat kebutuhan
2. Metodologi Perancangan pengamanan terhadap sambaran petir

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 13

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

Pr = Ps x C2 x C3 x C4 x C5 1. Penentuan Tingkat Proteksi


8. Menentukan radius perlindungan Untuk merencanakan instalasi penangkal
terhadap sambaran petir petir, maka terlebih dahulu ditentukan
tingkat proteksi pada bangunan tersebut
D dengan cara mengikuti aturan yang
Rp = h    1
h berlaku, antara lain:
9. Menentukan luas daerah perlindungan a. Menentukan kepadatan sambaran petir
terhadap sambaran petir (Ft).
Ap = . Rp2 Kepadatan sambaran petir (Ft) dengan
10. Menentukan luas penampang IKL (T) untuk Kota Pariaman dari tahun
2008 sampai tahun 2010 yakni 300 adalah
penghantar turun
:
8,5 x10 6 S Ft = 0,25 .T sambaran/km2/tahun
A=Io  1 
mm2 Ft = 0,25 x 300
 1 
 274  = 75 sambaran/km2/tahun
log10 b. Menentukan tingkat perkiraan bahaya
11. Menentukan besarnya tahanan Gedung Balai Kota Pariaman
pentanahan dari batang elektroda Untuk mengetahui diperlukan atau
1 x tidaknya gedung Balai Kota Pariaman
R= ohm menggunakan instalasi penangkal petir dapat
2 ditentukan berdasarkan nilai perkiraan bahaya
 L  (R) = A + B + C + D + E dengan indek-indek
X=   d sebagai berikut dengan menggunakan
 Ln 48L / a 1  Persamaan (2.13) :
1) Indek A, penggunaan dan isi
4. Hasil dan Pembahasan Gedung Balai Kota Pariaman merupakan
4.1 Deskripsi Lokasi gedung perkantoran tempat pusat
Dalam perencanaan akan dilakukan analisa pemerintahan yang digunakan untuk
mengenai perencanaan instalasi penangkal petir menyimpan arsip dan dokumen penting
dengan menggunakan penangkal petir franklin lainya, pemasaran barang-barang berharga
pada Gedung Balai Kota Pariaman. Adapun Nilai = 2
kondisi, situasi dan lokasi dari gedung tersebut 2) Indek B, konstruksi bangunan
adalah sebagai berikut: Gedung Balai Kota Pariaman termasuk
1. Gedung terletak pada posisi 0000530 LS dan bangunan dengan menggunakan
1000220 BT konstruksi beton bertulang
2. Konstruksi gedung terdiri dari beton Nilai = 2
bertulang dengan ukuran : 3) Indek C, tinggi bangunan
30,3 meter
Tinggi gedung = 23,70 meter Gedung Balai Kota Pariaman mempunyai
66,7 meter
Panjang gedung = 63,70 meter ketinggian 30,3
23,70meter
meter
Lebar gedung 54,7 meter
= 51,70 meter Nilai = 3
3. Gedung berdiri di daerah dataran rendah 4) Indek D, situasi bangunan
dengan ketinggian  2,7 meter dari Gedung Balai Kota Pariaman berdiri di
permukaan laut. daerah dataran rendah dengan ketinggian
4. Curah hujan per tahun di daerah gedung  2,7 meter dari permukaan laut
yang dibangun cukup tinggi dengan rata-rata Nilai = 0
240 hari per tahun 5) Indek E, pengaruh kilat
5. Hari guruh per tahun (IKL) untuk daerah Hari guruh per tahun di daerah Kota
Pariaman : 300 hari pertahun Pariaman adalah 300
6. Keadaan tanah pada Gedung Balai Kota Nilai = 7
Pariaman adalah tanah pada lapisan atas Jadi jumlah R = A + B + C + D + E
yaitu tanah pasir dan berdebu karena adanya R = 2 + 2 + 3 + 0 + 7 =14
penimbunan pada lokasi, sedangkan lapisan Karena nilai R = 14 maka indeks perkiraan
bawah tanah adalah tanah rawa yang bahaya pada gedung Balai Kota Pariaman
dulunya lokasi tersebut bekas sawah. terhadap sambaran petir adalah besar. Dengan
sendirinya pengamanan gedung terhadap
4.2 Perencanaan Instalasi Penangkal Petir sambaran petir sangat dianjurkan.

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 14

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

c. Menentukan luas daerah bangunan yang sehingga tingkat proteksi dari daerah
menarik sambaran petir (Ca) Gedung Balai Kota Pariaman termasuk
Perhitungan luas daerah bangunan yang proteksi tingkat III dengan nilai jarak
menarik sambaran petir dilakukan dengan inisiasinya (D) = 60 m
menggunakan persamaan (2.10) berikut:
Ca = (L x W) + (4L x H) + (4W x H) + 4 ( 2. Pemilihan Penangkal Petir
H2) Dalam perencanaan instalasi penangkal
Berdasarkan rumus tersebut dan data yang petir pada Gedung Balai Kota Pariaman adalah
diperoleh mengenai gedung Balai Kota penangkal petir system pranklin.
Pariaman dengan tinggi gedung (H) 30,3 23,70 Proses pemilihan penangkal petir system
meter, panjang gedung (L) 66,763,70 meter, dan Franklin adalah :
lebar gedung (W) 54,7 51,70 meter maka luas 1. Bangunan Balai Kota Pariaman
daerah yang menarik sambaran petir adalah: memiliki atap jurai yang memiliki
66,7 mmxx54,7
Ca = (63,70 m m) + (4 x 66,7
51,70 63,70mm) bidang datar pada tengah atapnya.
30,3 mm + (4 x 51,70
x 23,70 54,7 mm) x 30,3
23,70mm + Sehingga akan sangat efektif
4 (3,14 x 30,3
23,70mm2) dipasangi penangkal petir system
3648,49 ++ 8084,04
Ca = (3293,29 6038,76+ + 4901,16
6629,64 ++ Franklin dengan perhitungan luas
380,568) daerah proteksi yang tepat.
2
297,672) m
Ca = 18742,738
14530,882 m2 2. Tiap-tiap Finial penangkal petir
d. Menentukan perkiraan kemungkinan Franklin dihubungkan dengan
Gedung Balai Kota Pariaman tersambar menggunakan kawat BC 10 mm 2,
petir dimulai dari ujung atap bangunan
Dari luas daerah yang menarik sampai dengan tengah atap bangunan.
sambaran petir tersebut (Ca), maka Radius perlindungan (Rp) pada
kemungkinan daerah Gedung Balai Kota system Franklin dapat dihitung
Pariaman tersambar petir dapat diketahui dengan menggunakan persamaan
dengan menggunakan persamaan (2.11) (2.4) dan (2.5)
berikut:
D
Ps = Ca x NE x IKL x 10-6 x C1 Rp = h    1
karena terkait dengan jumlah sambaran petir h
per hari per km2 (NE) dengan  untuk Kota Ap = π. Rp2
Pariaman adalah 0,0000530, maka dari Bedasarkan perencanaan tinggi finial
persamaan (2.1): system Franklin (h) adalah 30 cm.
NE = (0,1 + 0,35 sin ) (0,4  0,2)
= (0,1 + 0,35 sin 0,00053) (0,4  0,2)
D
Rp = h    1
= (0,1 + 0,35 x 9,25 x 10-6) (0,4  0,2) h
= (0,1) (0,4  0,2) Rp = 0,3 √ ± (60/0,3) – 1
= 0,04  0,02 sambaran petir/hari/ km2 Rp = 3,2 meter
untuk ini diambil nilai maksimum yaitu Maka luas daerah proteksi :
= 0,04 + 0,02 sambaran petir/hari/ km2. Ap = π. Rp2
= 0,06 sambaran petir/hari/ km2. Ap = 3,14. 3,22
Sehingga: Ap = 32,15 m2
Ps = 18742,738
14530,882 m2 x 0,06 x 300 x
-6
10 x 2,0 (dari tabel C1). 3. Penentuan Luas Penghantar Penangkal
= 0,
0, 6747
5231 sambaran petir/tahun Petir
e. Menentukan tingkat kebutuhan pengamanan Luas penghantar turun dari suatu instalasi
gedung terhadap sambaran petir penangkal petir dengan arus gangguan
Berdasarkan perhitungan di atas maka berlangsung selama 0,001 detik, arus petir
tingkat kebutuhan pengamanan dari daerah maksimum 220 kA dan temperatur konduktor
Gedung Balai Kota Pariaman adalah yang diizinkan 10000 C adalah dari persamaan
berdasarkan persamaan (2.12): (2.6) :
Pr = Ps x C2 x C3 x C4 x C5
Pr = 0,0, 6747
5231 x 1,4 x 2 x 1,5 x 1,5 8,5 x10 6 S
A =Io
= 4,2508
3,2955  T


1
 274 
log10

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 15

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

panjang elektroda 2,4 meter, jarak antar


3 8,5 x10 60,001 elektroda 3 meter dan jari-jari batang elektroda
= 220 x 10  1000 
 1  31,5 10-3 meter.
 274  Maka perhitungan harga tahanan
log10
2 pentanahannya dapat dilakukan dengan
= 9,406 mm
persamaan (2.8) dan (2.9):
Karena hasil perhitungan didapatkan lebih
kecil, maka Andrias (2000) yang dikutip oleh 1 x
R= ohm
Gusrita (2009) mernyatakan bahwa jika luas 2
penampang kabel atau kawat yang diperoleh dari
perhitungan tidak ada maka dapat digunakan  L 
X=   d
kawat atau kabel dengan luas penampang yang  Ln 48 L / a 1 
mendekati hasil perhitungan dan tidak diizinkan =
lebih kecil dari hasil perhitungan. Menurut
diameter dari penangkal petir yang digunakan
 2,4 
 3
 3
maka luas penampang penghantar turun yang  Ln 48 x2,4 / 31,5 x10  1 
cocok untuk penangkal petir ini adalah 10 mm2 m
= -0,08890
4. Sistim Pentanahan Jadi harga tahanan pentanahannya (R) untuk
Untuk sistim pentanahan terlebih dahulu satu titik perencanaan adalah:
dilakukan beberapa pengukuran tahanan tanah di
daerah Gedung Balai Kota Pariaman yang
1 x
R= ohm
menggunakan Eart Tester dengan spesifikasi: 2
Eart Tester 1  ( 0,08890)
Merk : National Type BN- 303 =
V 2
Batas Ukur :1/10/100 Ohm 0,917
=
Kelas Alat Ukur : 0,1 2
Sehingga didapatkan hasil pengukuran = 0,4585 ohm
sebagai berikut: 4.3 Komponen Instalasi Penangkal Petir
Tabel (4.1). Hasil pengukuran Yang Dipasang
a. Pengukuran 1 Bahan-bahan dan material yang
Sistim Kedalaman Tahanan dibutuhkan dalam perencanaan instalasi
Penanaman Ditanam Pentanahan penangkal petir ini adalah:
Elektroda (Meter) (Ohm) Tabel (4.2). Bahan-bahan instalasi penangkal
Satu Batang petir
1 4,5
Elektroda Bahan-Bahan Yang Jumlah
Ditanam di Digunakan
Dalam 2,4 2,1 (1) (2)
Tanah Finial penangkal petir 20 buah
Franklin
b. Pengukuran 2 Kawat BC 10 mm2 250 meter
Sistim Kedalaman Tahanan Pipa galvanis 20 batang
Penanaman Ditanam Pentanahan Pipa fiber glass 6 meter
Elektroda (Meter) (Ohm) Elektroda batang (8 16 batang
Dua Batang titik)
1 1,26
Elektroda Sepatu kabel Secukupnya
Ditanam
Klem Secukupnya
Dalam
2 0,55 Besi Pejal Secukupnya
Tanah
Pasir dan bata Secukupnya
(Diparalel)

Berpedoman pada hasil pengukuran yang


telah dilaksanakan maka disini perencanaan yang 4.4 Pembahasan Hasil Perencanaan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sistim penanaman dua batang
dilakukan dapat diketahui bahwa Gedung
elektroda tegak lurus di permukaan tanah dengan

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 16

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

Balai Kota Pariaman terletak di daerah dataran Untuk lebih jelasnya gambar perencanaan
rendah dengan ketinggian dari permukaan laut instalasi penangkal petir di Gedung Balai Kota
 2,7 meter, dan mempunyai curah hujan serta Pariaman ini dapat dilihat pada lampiran.
hari guruh yang cukup tinggi, mencapai 240 hari
pertahun diiringi dengan hari guruh yang tinggi 5.1 Kesimpulan
mencapai 300 hari guruh pertahun. Hasil analisis dan pembahasan
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai perencanaan instalasi penangkal petir Gedung
perkiraan bahaya 14, maka Gedung Balai Kota Balai Kota Pariaman dapat disimpulkan
Pariaman mempunyai tingkat bahaya yang sebagai berikut:
sangat besar. Selanjutnya luas daerah yang 1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
menarik sambaran petir pada Gedung Balai Kota besarnya indeks perkiraan bahaya 14
Pariaman sebesar 18742,738
14530,882 m 2 dengan jumlah sehingga mempunyai tingkat bahaya yang
sambaran petir 0,06 sambaran petir per hari per tergolong besar dan membutuhkan suatu
km2. Kemungkinan gedung tersambar petir 0,154 instalasi penangkal petir yang baik dan
sambaran petir per tahun dan tingkat bahaya dari andal.
gedung 52 %. Oleh sebab itu gedung ini sangat 2. Dalam satu tahun kepadatan sambaran
membutuhkan instalasi penangkal petir yang petir di Kota Pariaman sebesar 75
benar-benar handal dan mampu melindungi sambaran /km/tahun.
gedung dari sambaran petir yang bisa terjadi 3. Luas daerah yang menarik sambaran petir
setiap saat. Dengan didapatkan tingkat bahaya sebesar 18742,738
14530,882 m2 dengan jumlah
sebesar 52 % sehingga tingkat proteksi sambaran petir 0,06 per hari per km2 dan
merupakan proteksi tingkat tiga dengan jarak kemungkinan gedung tersambar petir
inisiasi (D) 60 meter. 0, 6747 sambaran petir per tahun.
0,5231
Gedung Balai Kota Pariaman memiliki atap 4. Tingkat proteksi merupakan proteksi
jurai, direncanakan memakai instalasi penangkal tingkat III dengan jarak inisiasi (D) 60
petir jenis Franklin dengan diameter 2 inchi dan meter.
panjang 30 cm ditambah penopang pipa 50 cm 5. Jenis penangkal petir digunakan Franklin,
sehingga didapatkan radius proteksinya sebesar karena gedung tersebut mempunyai atap
3,2 meter tiap-tiap final penangkal petir. yang luas berbentuk jurai maka diperlukan
Sehingga dibutuhkan sebanyak 20 batang finial, perhitungan radius proteksi dari setiap
dihubungkan dengan kawat BC 10 mm2 menuju fanial penangkal petir tersebut.
tanah. Bedasarkan hasil perhitungan didapatkan 6. Finial penangkal petir Franklin digunakan
luas penampang turun adalah 9,406 mm2, karena sebanyak 20 buah, antara fanial
luas penampang kabel yang sesuai tidak ada dihubungkan menggunakan penghantar
maka diizinkan memakai yang mendekati hasil kawat BC 10 mm2.
perhitungan. Namun tidak diizinkan memakai 7. Sistim pentanahan yang digunakan dalam
yang lebih kecil dari hasil perhitungan. perencanaan instalasi penangkal petir
Sistem pentanahan yang digunakan dalam adalah penanaman elektroda pentanahan
perencanaan instalasi penangkal petir Gedung secara horizontal didalam tanah yang
Balai Kota Pariaman adalah sistim penanaman dipasang secara parallel kedalaman 2,4
dua batang elektroda dengan panjang 2,4 meter meter sebanyak 8 titik, setiap titiknya
ke dalam tanah untuk satu titik, direncanakan menggunakan dua batang elektroda
untuk pentanahan ada 8 titik dengan jumlah pentanahan, sehingga elektroda
elektroda keseluruhan adalah 16 batang. Tanah pentanahan yang digunakan sebanyak 16
pada daerah gedung ini adalah tanah rawa, batang.
0, 6747
sehingga besar tahanan jenis tanah apabila dilihat
pada tabel 2.3 tahanan pentanahan adalah 30 5.2 Saran
ohm. Hal ini berarti belum baik karena tahanan Berdasarkan hasil perencanaan dan
pentanahan masih besar dari 1 ohm. Untuk itu kesimpulan, maka penulis mengemukakan
dilakukan usaha untuk menghasilkan tahanan beberapa saran yaitu:
pentanahan yang kecil, diantaranya dengan 1. Hendaknya pengelola Gedung Balai Kota
memparalelkan dua batang elektroda, sehingga Pariaman memperhitungan keselamatan
tahanan pentanahan yang didapatkan sebesar gedung dari bahaya sambaran petir,
0,4585 ohm. dengan memasang penangkal petir system
Frenklin sesuai dengan kemampuan
proteksi finialnya.

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 17

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)


Perancangan Instalasi Penangkal Petir Eksternal Gedung Bertingkat

2. Karena Gedung Balai Kota Pariaman berada


didaerah tepi pantai dan mempunyai hari
guruh dan curah hujan yang cukup tinggi,
sebaiknya dilakukan pemiliharaan dan
pemeriksaan secara berkala untuk menjaga
umur dan kemampuan finial dalam
mengamankan gedung dari bahaya sambaran
petir yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sirait, K.T dan Zorro (1987), Proteksi
Terhadap Tegangan Lebih Pada Sistem
Tenaga Listrik. Bandung : ITB.
2. Departemen Pekerjaan Umum (1987),
Pedoman Perencanaan Instalasi Penangkal
Petir. Jakarta : Yayasan Bandung Penerbit
PU.
3. Antonov (1994), Perlindungan Bangunan
Terhadap Sambaran Petir, Padang : skripsi
ITP.
4. Rice Candra Gunawan (2000), Studi
Perhitungan Daerah Perlindungan
Penangkal Petir Terhadap Gedung
Bertingkat,Padang : Padang Tugas Akhir
ITP.
5. Ria Gusnita Jufri (2009), Perencanaan
Instalasi Penangkal Petir di Laboratarium
Terpadu Fakultas Ekonomi UNP, Padang :
Tugas Akhir UNP

Jurnal Teknik Elektro ITP, Volume 1, No. 2; Juli 2012 18

Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)

Anda mungkin juga menyukai