Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Motor Induksi 3 fasa merupakan alat penggerak yang banyak digunakan
dalam dunia perindustrian. Hal tersebut dikarenakan motor ini mempunyai
konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya
yang mudah. Namun dalam pemakaiannya terdapat permasalahan awal. Yaitu
lonjakan arus starting yang diterima lilitan atau rotor pada motor induksi tiga fasa
secara terus menerus dan dalam waktu yang lama akan merusak belitan motor.
Pada kebanyakan motor induksi terutama motor induksi tiga fasa, arus starting
bisa mencapai empat sampai tujuh kali dari besar arus nominalnya. Sehingga
apabila hal ini terjadi di dunia perindustrian yang mayoritas menggunakan motor-
motor dengan Horse Power yang besar, memungkinkan dapat terjadi lonjakan arus
starting yang lebih besar dan ini tidak dapat diizinkan, karena dapat mengganggu
jaringan dan dapat merusak motor itu sendiri.
Oleh karena itu dibutuhkan metode starting yang dapat megurangi lonjakan
arus starting yang sangat besar. Metode starting untuk motor listrik ada beberapa
macam. Diantaranya yaitu, DOL ( direct 2 on line ), star-delta, auto transformer,
dan soft starting. Metode yang akan digunakan pada tugas kerja praktek ini adalah
metode starting Star-Delta. Starting Star-Delta adalah sebuah sistem starting
dengan menjalankan motor dengan konfigurasi star terlebih dahulu kemudian
dirubah menjadi konfigurasi delta untuk meminimalisir lonjakan arus. Perubahan
konfigurasi biasanya dilakukan dengan menggunakan timer, ketika timer sudah
mencapai setting maka konfigurasi akan berubah.
Motor Induksi 3 fasa dengan Instalasi Star – Delta bisa diaplikasikan juga
penggunaannya dengan WLC sebagai radar dari pompa air yang berkapasitas
besar baik untuk batas level air ataupun untuk drainase ketika terajadinya banjir.
Pengaplikasian isi sangat berguna bagi tempat – tempat industri yang mempunyai
wadah atau tampungan air seperti ground tank air, up tank air, toren air, dll.

1
karena dengan Instalasi Star – Delta dengan WLC ini sangat membantu bagi
pekerja karena sistem kerja pompa tersebut bisa berkerja secara Automatis
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang profesional.
2. Memperkokoh “ Pekerja yang memiliki keahlian professional dengan tingkat
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan One
Mind One Goal ” antara Kampus dan dunia kerja.
3. Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
4. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
5. Dapat mengetahui bagaimana cara melakukan analisis sistem instalasi Star –
Delta dengan wlc untuk pompa air.

1.2.2. Tujuan Khusus :


1. Suatu bukti tertulis tentang apa yang mereka lakukan pada saat melaksanakan
Kerja Praktek.
2. Mampu memenuhi, menganalisa dan mengembangkan makna pelajaran yang
didapat di Kampus dan ditempat dimana Kerja Praktek dilaksanakan.
3. Mengumpulkan data, membuat laporan pengujian secara akurat.
4. Untuk memenuhi salah satu kurikulum wajib program studi teknik elektro
Institute Tekhnologi Budi Utomo.

1.3 Tempat Dan Waktu Kerja Praktek


Penulis melaksanakan kerja praktek di IPS.RS RSUP Persahabatan.
Beralamatkan Jl. Persahabtan Raya no 1, Pisangan Timur, Kecamatan Pulo
Gadung, Kota Jakarta Timur. 1323, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia.

2
1.4 Ruang Lingkup
Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit ( IPS.RS ) adalah
suatu unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan teknis instalasi pemeliharan
dan perbaikan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit
yaitu. Sarana dan prasarana seperti instalasi listrik, instalsi HVAC, instalasi air,
perencanaan dan alat kesehatan.

1.5 Sistematika Penulisan


a. BAB I PENDAHULUAN.
Berisikan tentang Latar Belakang, Tujuan, Tujuan Umum, Tujuan Khusus,
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek , Ruang Lingkup, Sistematika
Penulisan
Sistem Penulisan.
b. BAB II PROFIL PERUSAHAAN.
Berisikan tentang Sejarah Singkat Perusahaan, Struktur Organisasi, Visi dan
Misi, Lingkup Bidang Usaha/Pelayanan/Pekerjaan, Kebijakan Mutu.
c. BAB III TINJUAN PUSTAKA.
Berisikan tentang Definisi Instaslasi Star-Delta Motor Induksi 3 Fasa Dengan
WLC untuk Pompa air, Pengertian Motor Induksi 3 Fasa, Bagian-bagian Motor
Induksi, Definisi Pompa Centrifugal, Bagian-bagian pompa sentrifugal,
komponen-komponen Instlasi Star –Delta Dengan Wlc untuk pompa air.
d. BAB IVANALISA PEMBAHASAN.
Berisikan tentang data dari hasil pengamatan/ pengukuran kerja praktek,
Metodologi, Data Hasil Pengamatan/ Pengukuran Kerja Praktek, Analisa dan
Pembahasan
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari laporan kerja praktek dan saran-
saran dari penulis untuk perusahaan sesuai hasil pengamatan dan pembahasan
yang dilakukan selama mengikuti kerja praktek.

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Pada periode sekitar 1960-1965, Indonesia memiliki hubungan bilateral
yang ekstensif dengan beberapa negara Blok Timur, salah satunya dengan yang
terbesar, yaitu Uni Soviet. Sebagai bagian dari hubungan kedua negara saat itu
yang erat, pemerintah Soviet memberikan bantuan dan kerja sama dalam banyak
bidang, yang salah satunya adalah mendirikan rumah sakit di kawasan Jakarta
Timur yang dikenal sebagai Rumah Sakit (RS) Persahabatan. Nama
“persahabatan” pun dipilih secara simbolik untuk menggambarkan adanya
hubungan yang mesra antara kedua negara pada zaman itu.
Pembangunan RSUP Persahabatan di Rawamangun Jakarta Timur, dimulai
pada tahun 1961, berjalan selama 3 tahun, dan dipimpin langsung oleh para
insinyur Soviet. Penyerahan bantuan rumah sakit secara resmi oleh pemerintah
Soviet kepada pemerintah Indonesia dilakukan pada tanggal 7 November 1963.
Tanggal tersebut kemudian dikenal sebagai hari jadi RS Persahabatan, yang setiap
tahun dirayakan secara resmi dengan kehadiran wakil pemerintahan Indonesia
(biasanya Menteri Kesehatan RI), perwakilan beberapa negara sahabat Indonesia,
dan tentu saja kehadiran perwakilan pemerintah Rusia (penerus Uni Soviet)
sebagai tamu tetap.
Setelah penyerahan resmi pada tahun 1963 hingga saat ini RSUP
Persahabatan mengalami berbagai perkembangan dalam hal perbaikan fasilitas
yang semakin modern dan peningkatan fungsinya sebagai pusat pelayanan
kesehatan, sehingga sekarang menjadi rumah sakit rujukan nasional di bidang
pelayanan kesehatan respirasi (pernapasan) di Indonesia.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan/Instansi


Struktur organisasi merupakan hal yang sudah pasti ada dalam suatu
perusahan agar setiap pegawainya dapat bekerja sesuai dengan job deskripsinya

4
masing masing. Berikut merupakan struktur organisasi IPS RS, RSUP
Persahabatan.

a. Direktur Perncananaan, Organisasi Dan Umum


- Menetapkan kebijaksanaan perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan kegiatan pelayanan dan pengembangan rumah sakit.
b. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
- Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai tugas
membantu pimpinan dalam memimpin merumuskan kebijakan pelaksana,
pembinaan, mengkoordinasikan dan pengawasan pelaksanaan tugas
Instalasi Pemeliharaan Sarana RSUP Persahabatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Manager Alat Medik
- Manager Alat Medic mempunyai tugas membantu kepala Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam menyelenggarakan dan
perbaikan Alat Medik Rumah Sakit.
d. Manager Alat Non Medik
- Manger Alat Non Medik mempunyai tugas membantu Kepala Instalasi
Pemeliharan Sarana Rumah Sakit dalam menyelengarakan kegiatan
pemeliharan dan perbaikan Alat Non Medik Rumah Sakit.
e. Manager Administrasi Umum
- Manager Administrasi umum mempunyai tugas membantu Kepala
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam menyelenggarakan
kegiatan admistrasi umum, administrasi kepegawaian serta administrasi
lain yang dibutuhkan dalam dalam menunjang tugas Kepala Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.

5
DIREKTUR
PERNCANANAAN, ORGANISASI DAN
UMUM

KEPALA
INSTALASI PEMELIHARAAN
SARANA

MANAGER
ADMINISTRASI UMUM

MANAGER MANAGER
ALAT MEDIK ALAT NON MEDIK

Gambar 2.1 struktrur organisasi di IPS RS RSUP Persahabatan

2.3 Visi dan Misi


Visi Dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan adalah Mewujudkan Insatalasi Pemeliharaan Sarana yang Responsif.
Misi dari instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit umum persahabatan adalah:
1. Menyelenggarakan pemeliharan dengan pelayanan prima, tanggap
terhadap keinginan pelanggan sesuai situasi dan kondisi rumah sakit.
2. Menyusun usulan program pemeliharaan berkala dan melaksanakan
pemeliharaan berdasarkan program guna meningkatkan mutu dan
kualitas fasilitas rumah sakit.

6
3. Meningkatkan kemampuan SDM, budaya kerja organisai dan fasilitas
kerja IPSRS sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas dengan baik.

2.4 Lingkup Bidang Usaha/Pelayanan/Pekerjaan


Lingkup bidang usaha pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu. Sarana dan
Prasarana seperti Instalasi Listrik, Instalsi HVAC, Instalasi Air, Perencanaan dan
Alat Kesehatan.

2.5 Kebijakan Mutu & K3


Kebijakan Mutu dan K3 tidak tersedia karena perusahaan belum
menerapakan sistem manajemen Mutu Dan K3.

7
BAB III
LANDASAN TEORI / TINJAUAN PUASTAKA

3.1 Definisi Instaslasi Star-Delta Motor Induksi 3 Fasa Dengan Wlc untuk
Pompa Air.
Rangkaian instalasi star-delta motor induksi 3 fasa dengan wlc adalah suatu
rangakaian control untuk menggerakan pompa air berkapasitas besar, untuk
mengalirkan air dari permukaan level rendah ke permukaan lebih tinggi dengan
digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair yang ada didalam
impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu-sudu. Karena timbul gaya
sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller akan keluar melalui
saluran diantara sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian akan
keluar melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/difuser)
sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Oleh sebab
itu zat cair yang keluar dari flens pompa memiliki head total yang lebih besar.

3.2 Pengertian Motor Induksi 3 Fasa

Gambar 3.1 motor induksi 3 fasa

Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada


berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana,
murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya

8
AC. Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum
digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan
salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi
pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron.
Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada
mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya
kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron
karena medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks
pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang
terbangkitkan pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang
terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan
putaran medan magnet.
Berdasarkan suplai input yang digunakan terdapat 2 jenis motor induksi,
yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa, namun untuk prinsip kerjanya
sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang
membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat
berputar tanpa bantuan putaran dari luar pada awal motor digunakan, sedangkan
motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang
tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%
memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa 14
sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa,
kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.
Pada listrik arus bolak balik (AC) yang dihasilkan dari generator
pembangkit, jika dilihat dari perbedaaan sudut fasanya terbagi menjadi 2 tipe
yaitu 1 phasa dan 3 phasa. Perbedaan sudut tersebut seperti gambar di bawah ini :

9
Gambar 3.2 Gelombang Sinusoidal

Rumus dasar listrik 3 phasa seperti berikut ini :


• Daya semu (S) = V x I x √3 (VA)
• Daya aktif (P) = V x I x cos φ x √3 (Watt)
• Daya reaktif (Q) = V x I x sin φ x √3 (VAR)

3.2.1 Konstruksi Motor 3 Fasa


Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi
juga memiliki konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi
dimaksud terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan
detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar dibawah berikut :

Gambar 3.3 konstruksi motor 3 fasa

10
3.2.2 Bagian Motor Induksi
Motor induksi memiliki dua komponen listrik penting atau paling utama yaitu :
A. Rotor
Berdasarkan hukum faraday tentang imbas magnet, maka medan putar yang
secara relatif merupakan medan magnet yang bergerak terhadap pengantar rotor
akan mengimbaskan gaya gerak listrik (ggl). Frekuensi ggl imbas ini sama dengan
frekuensi jala-jala. Besar ggl imbas ini berbanding lurus dengan kecepatan relatif
antara medan putar dan penghantar rotor. Penghantar-penghantar dalam rotor
yang membentuk suatu rangkaian tertutup, merupakan rangkaian pelaju bagi arus
rotor dan searah dengan hukum yang berlaku yaitu hukum Lenz.
Arahnya melawan fluksi yang mengimbas. Dalam hal ini rotor itu
ditimbulkan karena adanya perbedaan kecepatan yang berada diantara fluksi atau
medan putar stator dengan penghantar yang diam. Rotor akan berputar dalam arah
diatas. Motor induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor
sangkar dan rotor lilit.
1. Motor Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan dari pada jenis
rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan
rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur
rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau aluminium.
Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung
singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang
menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar. Karena batang
penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan
tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal
berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu
(poros) tetapi sedikit miring.

11
Gambar 3.4 Motor Rotor Sangkar.

2. Motor Rotor Lilit


Motor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke
dalam alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi
belitan selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan
dihubungkan ke terminal-terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros
rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara
mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat
karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor
induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor
Induksi Rotor Lilit.

Gambar 3.5 Motor Rotor Lilit


B. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi

12
dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai
tempat meletakan belitan/kumparan.

Gambar 3.6 Stator

3.2.3 Konstruksi Stator Dengan Alur-Alurnya


Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling
berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar
fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan pada stator dibuat sesuai dengan jumlah
kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau ditentukan. khusus untuk Stator
pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh.
Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah
besar segmen-segmen laminasi merupakan komponen yang tidak berputar pada
mesin.
Pada komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini
dihubungkan dengan 24 suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator dibuat dari
sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan
ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi
geometri sebesar 120 derajat. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting.
1. FRAME
merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi sebagai tempat untuk
memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda - benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi

13
agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada
motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah
induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang
mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran besar seperti
pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.
2. INTI
stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator
bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan
pada stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk
mencegah arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti stator
dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon
untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang
kutubkutub magnet untuk menghasilkan fluks.
3. Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang
digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan
rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu
dari keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan
berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai
kumparan medan.

➢ Kumparan Stator
Bentuk – bentuk belitan pada stator ada 3 macam yaitu kumparan jerat
(Lap Winding), kumparan terpusat (Concentric Winding) dan kumparan
gelombang (Wave Winding). Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kumparan jerat (spiral)
Kumparan jerat (spiral) banyak digunakan untuk motor–motor
(generator) dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas

14
menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan
kapasitas yang lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem
kosentris.
2. Kumparan Terpusat (Concentric Winding)
Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak
digunakan untuk motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun
ada juga secara khusus motor–motor dengan kapasitas kecil
menggunakan kumparan dengan tipe spesial.
3. Kumparan gelombang/wave winding
Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan belitan sistem
ini banyak digunakan kapasitor besar.

3.2.4 Koneksi Bintang ( Star Connection ‘Y’) :


Model koneksi dengan persambungan yang terdiri dari 4 kabel, dimana 3
diantaranya digunakan untuk sambungan fasa dan 1 digunakan untuk sambungan
netral yang diambil dari titik pusat dari 3 fasa tersebut seperti gambar di bawah
ini.

Gambar 3.7 Koneksi Bintang ( Star Connection ‘Y’).

Pada hubungan belitan star atau Wye atau bintang, masing-masing belitan
stator dari motor induksi 3 fasa hanya akan menerima tegangan listrik sebesar

15
tegangan line-to-neutral. Tegangan listrik line-to-neutral yang lebih kecil dari
tegangan line-to-line ini akan membuat masing-masing fasa motor menarik arus
listrik yang lebih kecil pada saat pengasutan.

3.2.5 Hubungan Delta


Pada hubungan belitan delta, masing-masing belitan stator dari motor
induksi 3 fasa akan menerima tegangan listrik yang besarnya sama dengan nilai
tegangan line-to-line. Kondisi ini akan membuat masing-masing fasa menarik arus
listrik yang sangat besar pada saat pengasutan atau starting dilakukan.

Gambar 3.8 Hubungan Delta.

Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung fasa kumparan lain
yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini
umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan
rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus
dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.

3.2.6 Kecepatan Motor Induksi


Motor induksi bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan
sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang
berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.

16
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan
sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah.
Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya
“slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi
pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/
slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/slip ring motor”.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran :
Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100 % Dimana: Ns = kecepatan sinkron dalam RPM Nb =
kecepatan dasar dalam RPM.

3.2.7 Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa


Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki
sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator
terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan
stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday
bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat
menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah
tangan kanan.

Gambar 3.9 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks.

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena
setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap
waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap
waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada
fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak

17
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.
Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa
mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring
waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Gambar 3.10 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian.

Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah
dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi
pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada
rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan
adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum
lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah
mencapai kecepatan sinkron atau lebih.
Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka
tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi
pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor
maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan
sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron
dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus
sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah
motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan
ini dikenal sebagai slip.

18
Gambar 3.11 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz.

Gambar 3.12 Gaya Akibat Fluks pada Stator dan Rotor.

3.2.8 Keuntungan Motor induksi 3 fasa :


1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
2. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga
rugi gesekan kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
3.2.9 Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa :
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol
2. Power faktor rendah pada beban ringan
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nomina

19
3.3. Definisi Pompa Centrifugal.
Pompa Sentrifugal atau centrifugal pumps adalah pompa yang mempunyai
elemen utama yakni berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang berbutar
dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yakni mengubah energi mekanis alat
penggerak menjadi energi kinetis fluida (kecepatan) kemudian fluida di arahkan
ke saluran buang dengan memakai tekanan (energi kinetis sebagian fluida diubah
menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller yang berputar di dalam
casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran hisap (suction) dan saluran
tekan (discharge), untuk menjaga agar di dalam casing selalu terisi dengan cairan
sehingga saluran hisap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve).

3.3.1 Keuntungan pompa sentrifugal.


Dibandingkan dengan jenis 8 pompa perpindahan positif adalah gerakan
impeller yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa, keadalan
operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan tidak adanya katup-
katup. Kemampuan untuk beroperasi pada putaran tingg. Yang dapat di kopel
dengan motor listrik

3.3.2 Bagian-bagian pompa sentrifugal.

Gambar 3.13 Bagian-bagian pompa sentrifugal.


A. Stuffing Box.
Stuffing box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah poros
pompa menembus casing.

20
B. Packing.
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.
C. Shaft (poros).
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
D. Shaft Slevee.
Shaft Slevee berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
kehausan pada stuffing box.
E. Vane.
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing.
Casing merupakan bagian luar dari pompa yang berfugsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan, diffuser (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonrversikan energy kecepatan cairan menjadi energy
dinamis (single stage).
G. Eye Of Impeller.
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller.
Impeller berfungsi untuk mengubah energy mekanis dari pompa menjadi
energy kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu
sehingga cairan pada sisi
Isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Chasing Wear Ring.
Chasing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller,
dengan cara memperkecil celah antara chasing dengan impeller.

21
J. Discharge Nozzle.
Discharge nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller, Di
dalam nozzle ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head
tekanan.

3.3.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros
pompa untuk memutar impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair yang
ada didalam impeller akan ikut berputar karena dorongan sudut-sudut. Karena
timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impelerakan keluar
melalui saluran diantara sudut – sudut dan meninggalkan impeller dengan
kecepatan tinggi. Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi ini
kemudian akan keluar melalui saluran yang penampangnya makin membesar
(volute/difuser) sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head
tekanan. Oleh sebab itu zat cair yang keluar dari flens pompa memiliki head total
yang lebih besar.

3.3.4 Klasifiksi Pompa Sentrifugal


Pompa Sentrifugal Diklasifikasikan Berdasarkan Beberapa Kriteria, Antara Lain :
1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Aliran fluida dalam impeller
dapat berupa :
A. Pompa aliran radial
B. Pompa aliran aksial
C. Pompa aliran campur (mixed flow).
2. Bentuk konstruksi dari impeller. Impeller yang digunakan dalam pompa
sentrifugal dapat berupa open impeller, semi-open impeller, atau close
impeller.
3. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa setrifugal memiliki
suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki satu suction inlet
disebut single-suction pump sedangkan untuk pompa yang memiliki dua
suction inlet disebut double-suction pump.

22
4. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa
impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single-
stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu impeller
disebut multi-stage pump.
5. Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam ; Kapasitas menengah : 20 - 60 m3 /
jam ; Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam.
6. Tekanan Discharge : Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2 ; Tekanan
menengah : 5 - 50 Kg / cm2 ; Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2.
7. Posisi Poros : Posisi tegak : posisi mendatar.

3.3.5 Jenis - Jenis Pemeliharaan (Maintenance).


Maintenance adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk menjaga peralatan
dalam kondisi terbaik. Proses maintenance meliputi pengetesan, pengukuran,
penggantian, menyesuaian, dan perbaikan. Ada beberapa jenis maintenance yang
biasa dilakukan, yaitu:
1. Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah aktivitas perbaikan peralatan yang
beroperasi secara tidak normal. Perawatan jenis ini memiliki kegiatan
identifikasi penyebab kerusakan, penggantian komponen yang rusak,
mengatur kembali kontrol, dan lain - lain. Corrective Maintenance dibagi
atas dua kelompok, yaitu :
A. Planned Corrective Maintenane :
Dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan peralatan yang
harus diperbaiki, sehingga dapat sejak awal dan mampu dikontrol.
B. Unplannned Corrective Maintenance :
Dilakukan apabila mesin/peralatan telah benar – benar mati atau
dalam keadaan darurat, sehingga aktivitas ini selalu segera (urgent)
dan sulit untuk dikendalikan yang mengakibatkan ongkos yang tinggi.

23
2. Preventive Maintenance
Prenventive maintenance merupakan tindakan perawatan pencegahan
dalam rangkaian aktivitas pemeliharaan. Perawatan jenis ini memiliki tujuan
mencegah terjadinya kerusakan peralatan selama operasi berlangsung.

3. Predictive Maintenance
Perawatan jenis ini memiliki kemiripan dengan preventive maintenance
namun tidak dijadwal secara teratur. Predictive maintenance mengantisipasi
kegagalan suatu peralatan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
maintenance menganalisa suatu kondisi peralatan dari trend perilaku
peralatan. Trend ini dapat digunakan untuk memprediksi sampai kapan
peralatan mampu beroperasi secara normal.

3.3.6 Fungsi Pemeliharaan (Maintenance)


Salah satu fungsi dari pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur
ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar
mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap
pakai untuk pelaksanaan produksi.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik
terhadap mesin, adalah sebagai berikut :
Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan
dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
1. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
berjalan dengan lancar.
2. Dapat menghindari diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan
produksi selama proses produksi berjalan.
3. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik
pula.

24
4. Dapat dihindarkannya kerusakan - kerusakan total dari mesin dan
peralatan produksi yang digunakan.
5. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka
penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
6. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi
dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang
ada semakin baik.

3.4 BAGIAN-BAGIAN INSTLASI STAR –DELTA DENGAN WLC.

3.4.1 Box panel.

Gambar 3.14 box panel.


1. Penghubung
Panel berfungsi untuk menghubungkan antara satu rangkaian listrik dengan
rangkaian listrik lainnya pada suatu operasi kerja. Panel menghubungkan suplay
tenaga listrik dari panel utama sampai ke beban-beban baik instalasi penerangan
maupun instalasi tenaga.

2. Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga
listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi
sebagai pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB.

25
3. Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada
instalasi tenaga. Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik
berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan pusat
beban. Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa.

4. Penyuplai

Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat
beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.

5. Pengontrol

Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari
panel tersebut masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban
pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol
dari satu tempat

3.4.2 MCB (Miniature Circuit Breaker)

Gambar 3.15 MCB (Miniature Circuit Breaker).

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah sebuah perangkat


elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari arus
yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara

26
otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang
ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai
saklar yang bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.
MCB 3 memiliki 3 terminal yaitu R-S-T mempunyai nilai tegangan
380Volt dengan cara yaitu phase to phase seperti R dan S, S dan T Maka akan
menunjukan nilai tegangan 380 Volt, menentukan ampere mcb yanga akan
𝑃
dipakai dengan rumus I = , I = Ampere, P = Daya, E = Tegangan,
𝐸 𝑥 𝐶𝑂𝑆 𝑃ℎ𝑖 𝑥 √3

Cos φ = power factor, √3 = 1,73. MCB 3 Phase banyak digunakan pada


instalasi, pabrik, hotel, seperti untuk motor induksi berkapasitas besar.
MCB pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan Sekering (FUSE)
yaitu memutuskan aliran arus listrik rangkaian ketika terjadi gangguan kelebihan
arus. Terjadinya kelebihan arus listrik ini dapat dikarenakan adanya hubung
singkat (Short Circuit) ataupun adanya beban lebih (Overload). Namun MCB
dapat di-ON-kan kembali ketika rangkaian listrik sudah normal, sedangkan
Fuse/Sekering yang terputus akibat gangguan kelebihan arus tersebut tidak dapat
digunakan lagi.

3.4.3 MCB 1 (Miniature Circuit Breaker)

Gambar 3.16 MCB 1 (Miniature Circuit Breaker)

Fungsi MCB 1 phase tidak jauh berbeda dengan MCB 3 phase yaitu sebagai
pelindung rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB

27
dapat memutuskan arus listrik secara otomatis ketika arus listrik yang melewati
MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi
normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa menghubungkan atau
memutuskan arus listrik secara manual.
MCB 1 phase memliki 1 terminal dengan nilai tegangan sebesar 220Volt
jika di ukur dengan netral, untuk menentukan ampere yang digunanakan yaitu
𝑃
dengan rumus I = . MCB 1 phase biasanya digunakan untuk untuk
𝐸 𝑥 cos φ

instasli rumah sederhana dan untuk rangkaian control seperti digunakan pada
rangkaian control star-delta.

3.4.4 KONTAKTOR.

Gambar 3.17 Kontaktor.

Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi


elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri
arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat
kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO
(Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan
membuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu.
Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu
digunakan untuk rangkaian kontrol.

28
➢ Prinsip Kerja Kontaktor
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO )
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak
NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang
apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak - kontaknya
sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Untuk menentukan ampere yang
𝑃
digunakan dengan rumus I = , jika ampere sudah diketahui lalu
𝐸 𝑥 cos φ x √3

dikalikan 125% menurut PUIL 2011.

3.4.5 THERMAL OVERLOAD RELAY.

Gambar 3.18 Thermal Overload Relay.

Thermal Overload Relay (TOR) adalah sebuah alat elektronik untuk


mengamankan beban lebih Overload bedasarkan suhu thermal yang
mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol seperti direct
online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya menggunakan push
button Start / Stop.

29
➢ Prinsip Kerja Thermal Overload Relay
Thermal overload relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut
terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum ampere untuk
melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada
sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah melebihi
ampere settingan TOR.
➢ Fungsi Thermal Overload Relay
Thermal overload relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih
pada sebuah rangkaian control direct online maupun star delta, jadi motor yang
dikontrol tidak akan terbakar disaat beban leih motor tersebut akan mati.

3.4.6 TIMER ON DELAY RELAY

Gambar 3.19 Timer On Delay Relay

Fungsi dari Time Delay relay adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikan. pemakaian timer untuk mengatur waktu berkerja dan
tidaknya magnetik kontrol kontaktor. Misalnya untuk mengatur waktu motor
listrik putar kiri kanan, mengubah hubungan bintang segitiga dan mengatur waktu
berkerjanya motor listrik secara bergantian dalam waktu tertentu dan lainnya.

➢ Prinsip Kerja Timer


Perinsip kerja timer mengunakan induksi magnet dan mengunakan
rangkaian elektronika. Timer dengan perinsip induksi magnet berkerja sepert
prinsip motor induksi, sedangkan timer yang mengunakan prinsip elektronika

30
memiliki rangkaian R dan C yang dihubungkan secara seri dan pararel,jika
tegangan telah mengisi penuh maka relay timer akan terhubung dan lama waktu
tunda berdasarkan besar kecilnya pengisian kapasitor Bagian input timer diberi
simbol kumparan keluaranya dalam bentuk kontak-kontak normally open dan
normally close Sebagian timer memiliki 8 buah kaki 2 diantaranya merupakan
kaki coil (timer pada contoh untuk kaki 2 dan 7) kaki yang lain akan terpasang
NO dan NC ,kaki 1 akan NC dengan 4 dan NO dengan kaki 3 sedangkan kaki 8
akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6.

➢ Jenis Timer
1. On Delay On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara
langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan
berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ).
2. Off Delay Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara
langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan
berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ).
Fungsi adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup
atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga
dalam delay waktu tertentu.

3.4.7 PUSH BUTTON NORMALLY OPEN

Gambar 3.20 Push Button Normally Open.

31
Kontak NO (Normally Open) yaitu suatu kontak yang dalam keadaan
normal terbuka atau tidak terhubung. Bila pada kontak tersebut kita beri energi
(energize), maka kontak tersebut akan terhubung. Dengan kata lain dua kutub atau
dua titik penghantar dalam keadaan normal (biasa) tidak terhubung atau tidak bisa
menghantarkan arus listrik, kemudian kita ubah menjadi terhubung atau menjadi
bisa menghantarkan arus listrik dengan cara ditekan, diputar, digeser ataupun
pengaruh dari elektromagnetik. Kalau energi yang kita berikan dihentikan, maka
kondisinya akan kembali seperti semula, yaitu terbuka.

3.4.8 Push Button Normally Close

Gambar 3.21 Push Button Normally Close.


Kontak NC (Normally close) adalah kebalikan dari kontak NO yaitu dalam
keadaan normal kontak tersebut tertutup atau terhubung. Bila pada kontak tersebut
kita beri energi (energize), maka kontak tersebut akan terbuka atau tidak
terhubung. Dengan kata lain dua kutub atau dua titik penghantar dalam keadaan
normal (biasa) terhubung atau bisa menghantarkan arus listrik, kemudian kita
ubah menjadi tidak terhubung atau menjadi tidak bisa menghantarkan arus listrik
dengan cara ditekan, diputar, digeser ataupun pengaruh elektromagnetik. Kalau
energi yang kita berikan dihentikan, maka kondisinya akan kembali seperti
semula.
3.4.9 LAMPU INDIKATOR

Gambar 3.22 Lampu Indikator.

32
Pengertian Lampu Indikator atau Lampu Led yaitu lampu untuk
memberikan maksud tertentu dari sebuah Rangkaian. Biasanya lampu ini paling
sering digunakan di Panel Listrik/ Rangkaian Kontrol, atau paling sering kita
lihat di Perempatan jalan raya, pasti anda melihat lampu Rambu lalu lintas, nah
lampu Rambu lalu lintas tersebut menggunakan lampu Led.
Penggunaan Lampu indikator, harus sesuai fungsinya, karena ini merupakan
syarat dari PUIL 2000, selain itu agar mempermudah orang untuk melihat Sirkuit
tersebut berfungsi atau tidak. Adapun syaratnya sebagaai berikut:
1. Lampu Merah (Untuk Rangkaian yang sedang Mati/off)
2. Lampu Hijau (Untuk Rangkaian yang sedang Menyala/On)
3. Lampu Kuning (Untuk Rangkaian yang sedang
mengalami Emergency/Darurat).

3.5.0 SELECTOR SWITCH AUTO MANUAL

Gambar 3.23 Selector Switch Auto Manual

Selector switch, prinsip kerjanya sama seperti relay yaitu merubah kondisi,
langsung mengunci. Pada selector switch memiliki 1 com, 3 keluaran. 3 keluaran
ini mewakili 3 kondisi yaitu, On Manual, On Auto, dan Off.

33
3.5.1 FUSE / SEKERING

Gambar 3.24 Fuse / Sekering


Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah
komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika
maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat
halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang
berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah
peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut,
Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian
Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam
rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat
melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus
listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman
Listrik.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri
dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila
Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang
memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk
ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.

Gambar 3.25 Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum.

34
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk
tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau
silinder sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang
berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan
bermotor).
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada
Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan
Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V)
ataupun miliVolt (mV).
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering
dilambangkan dengan huruf “F”.

➢ Cara Memeriksa Fuse (Sekering) dengan Multimeter Digital


Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca
maupun Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse
tersebut putus atau tidak. Tetapi ada juga jenis Fuse yang bungkusannya menutupi
Kawat halus di dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada Fuse
tersebut. Oleh karena itu, kita perlu mengukur Fuse dengan Multimeter untuk
mengetahui apakah Fuse tersebut masih baik atau sudah terputus.
Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter
Digital :
1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse /
Sekering seperti pada gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak
memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah dan Probe Hitam tidak
dipermasalahkan.
3. Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm.
Kondisi tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).
4. Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse
tersebut dinyatakan telah putus atau terbakar.

35
Gambar 3.26 memeriksa fuse / sekering dengan multimeter digital.

Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang
sama. Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse
yang sebagai pengaman ini tidak dapat berfungsi secara maksimal atau tidak dapat
melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika ataupun peralatan listrik dengan
baik.

3.5.2 Kabel NYY

Gambar 3.27 kabel NYY.

Kepanjangan dari kabel NYY, yaitu :


N = Kabel Tembaga
Y = Isolasi PVC
A = Selubung Luar isolasi PVC

Kabel listrik NYY merupakan kabel yang dirancang khusus untuk instalasi
listrik yang ditanam di dalam tanah dan berbagai kondisi seperti outdoor, tempat

36
yang kering ataupun lembab. Namun tidak ada salahnya jika kabel ini tetap
tambahkan perlindungan dengan pipa PVC atau pipa besi agar lebih aman dan
terjamin (terutama untuk aliran listrik yang bertegangan tinggi).
Bisa dibilang bila kabel NYY merupakan penyempurnaan dari kabel NYA
dan NYM. Kabel NYY memiliki bahan isolator utama dengan konstruksi kuat dan
kaku yang memiliki kemampuan anti gigitan tikus. Kemudian di dalamnya berisi
2, 3, atau 4 kabel yang tiap-tiap kabel berinti tunggal dan masing-masing inti itu
sendiri dilapisi isolator juga.
Biasanya warna khas dari kabel ini adalah hitam dengan isolasi ganda.
Penggunaan kabel ini juga digunakan pada lampu taman, rangakaian utama panel
menuju motor induksi ataupun kabel tenaga pada industri. Untuk pemasangan
ditanam di dalam tanah harus dijaga akan kerusakan isolasinya dari kerusakan
mekanis dengan memberikan pipa perlindungan.

3.5.3 Kabel NYAF

Gambar 3.28 Kabel NYAF.

Kabel listrik NYAF merupakan kabel yang memiliki inti terbuat dari bahan
tembaga dan berserabut, dan dilapisi PVC kualitas menengah. Kabel listrik jenis
NYAF memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga sering digunakan untuk
instalasi listrik pada panel-panel atau jalur dengan berkelok-kelok.

37
Dalam pemakaiannya, kabel ini harus diberi perlindungan lagi dengan pipa
distribusi. Kabel ini juga terbilang mudah akan korosi dalam jangka waktu yang
lama terutama pada bahan inti berasal dari tembaga campuran.

Gambar 3.29 Contoh Pengguanaan kabel NYAF.

Untuk penggunaanya, kabel NYAF harus dipasang pada tempat dan


lingkungan yang kering. Sangat tidak disarankan dipasang pada lingkungan yang
lembab ataupun basah serta tidak bisa terkena cuaca secara langsung.

3.5.4 WLC (Water Level Control)


Water Level Control atau dalam bahasa Indonesia yaitu Rangkaian Kontrol
Level Air merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian konvensional pada tenaga
listrik yang digunakan untuk motor listrik khususnya motor induksi pompa air.
Fungsi utama dari Water Level Control adalah sebagai pengendali level atau
ketinggian air pada level tertentu.
Water Level Control digunakan pada pipa pompa air dan tangki air dimana
apabila ketinggian air pada tangki sudah mencapai batas yang ditentukan oleh
WLC, maka WLC akan aktif dan menghentikan laju aliran air dengan sendirinya.
Begitu juga jika air mencapai batas bawah, maka secara otomatis aliran air akan
aktif oleh WLC. WLC mempermudah manusia dalam kontrol air sehingga tidak
perlu mengontrol air secara manual.
Water Level Control biasa digunakan didalam wadah air yang besar seperti
tangki, pompa, pipa, kolam renang atau kolam buatan untuk keperluan lain. Water
Level Control memiliki empat kelebihan, diantaranya :

38
1. Menghemat Daya
Menggunakan Water Level Control dapat menghemat daya. Water Level
Control bekerja secara otomatis dengan daya listrik yang sedikit. Dengan
begitu, Water Level Control dapat menghemat energi listrik dan air
secara bersamaan dan mendukung gerakan konservasi energi.
2. Menghemat Biaya
Karena Water Level Control menghemat daya, maka WLC dapat
menghemat biaya juga. Pada dasarnya, pengontrolan air dioptimalkan
melalui WLC. Dengan begitu, listrik dan air dapat dihemat sehemat
mungkin dan dapat menghemat biaya.
3. Bekerja Secara Otomatis
Keuntungan besar lainnya adalah WLC dapat bekerja sendiri sehingga
tidak perlu mengoperasikannya secara manual. Ketersediaan air akan
selalu terjaga, tidak kurang atau lebih.
4. Memaksimalkan Penggunaan Air
Selain itu, penggunaan air dapat dimaksimalkan dengan Water Level
Control.
Seringkali, pompa air lebih banyak digunakan pada siang hari. Water Level
Control sangat bagus dalam hal ini karena secara otomatis akan mengalirkan air
lebih banyak di tengah hari dan lebih sedikit air di malam hari.

Gambar 3.30 WLC (Water Level Control) 1 Tanki.

39
Gambar 3.31 WLC ( Water Level Contorol) 2 Tanki.

40
BAB IV
Perencanaan Rangakaian Instalasi Star-Delta Dengan Wlc Untuk
Pompa Air.

4.1 Metodologi Kerja Praktek

Survey / check Pemeliharaan


mulai /Perbaikan
lpanagan

Panel 1 phasa

Panel 3 phasa

Panel Pompa Air 3


Phase Dol / Star-
Delta

Trouble
/
Masalah

Laporan

Selesai

Gamabar 41 metodologi kerja praktek

41
a. Check/survey lapangan
Survey lapangan adalah mengcheck kondisi lingkungan setempat yang akan
dilakukan pemeliharaan atau perbaikan.
b. Pemeliharaan atau perbaikan
Pemeliharaan atau perbaikan dilakukan setiap harinya apa bila diperlukan
seperti bersihkan debu-debu yang ada di panel listrik atau ragkaian control dan
apa bila diketahui adanya kerusakan dalam komponen tersebut maka akan
dilakukan perbaikan.
c. Panel 1 phasa
Melakukan pengukuran tegangan 1 phasa 220V dengan tolerasi 10% dengan
menggunakan mutltitester, mengukur arus dengan menggunakan tang ampere
supaya tidak terjadi overload, mengencangkan kabel-kabel dengan menggunakan
tespen.
d. Panel 3 phasa
Melakukan pengkuran tegangan 3 phasa 380V dengan tolerasi 10% dengan
menggunakan multitester, mengukur arus dengan menggunakan tang ampere,
mengencangkan kabel-kabel dengan menggunakan tespen.
e. Panel pompa motor induksi star- delta
Melakukan pengkururan tegangan 3 phasa 380V dengan tolerasi 10% untuk
rangakaian utama, Melakukan pengukuran tegangan 1 phasa 220V dengan tolerasi
10% untuk rangkaian control. Mengechek kondisi komponen seperti, kontaktor,
overload, push batton, timer delay relay, dengan menggunakan multitester,
mengukur arus saat hubungan star dan pada saat hubungan delta, mengecheck
kondisi seal pompa, karet kopel, bearing, kipas, terminal power.
f. Laporan
Melaporan kepada atasan sesuai divisi masing-masing ketika sesudah
melakukan perbaikan atau pemeliharan dengan dokumen yang sudah di print.

4.1.1 ALAT ATAU BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. multitester ( Avo Meter )
2. Tang Ampere

42
3. Tespen
4. Obeng Min –
5. Obeng Plus +
6. Tang Kombinasi
7. Tang Potong
8. Tang Cucut
9. Kunci Pipa
10. Kunci Inggris

4.2 Perencanaan Rangakaian Instalasi Star-Delta Dengan Wlc Untuk


Pompa Air.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dan dipersiapkan untuk Proses
perancangan pembuatan instlasi Star-Delta dengan WLC untuk pompa
berkapasitas besar adalah :

4.2.1 Komponen Yang Harus Disiapakan :


1. MCB 3 phase
2. Mcb 1 phase
3. 3 buah kontaktor
4. Thermal overload relay
5. Timer on delay
6. Water level kontol
7. Push batton on
8. Push batton of
9. Selector
10. Fuse/Sekering
11. Pilot lamp/lampu indicator

4.2.2 Peralatan Yang Harus Disiapkan :


1. Mutitester/avo meter
2. Tang ampere

43
3. Tespen
4. Obeng +
5. Obeng +
6. Tang kombinasi
7. Tang potong
8. Kabel nyaf (rangkain control)
9. Kabel nyy (rangkaian utama)

4.2.3 Menentukan Jenis Dan Ukuran Komponen


Setelah kita mengetahui komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan
untuk pembuatan sebuah panel control motor listrik 3 phase. Selanjutnya adalah
menentukan jenis dan ukurannya. Hal yang paling penting kita ketahui sebelum
menentukan ukuran berbagai komponen adalah menghitung arus In (Arus
Nominal) dari sebuah elektro motor yang akan dibuat.
A. Menghitung arus In
• In = P : ( V x Cosphi x √3 )
• In : Arus Normal (ampere)
• P : Power atau Daya (Watt)
• Coshphi : factor daya ( 0,80 atau sesuai dengan spesifikasi yang
tertera pada name plat motor tersbut).
Jika spesifikasi elektro motor yang digunakan adalah 22Kw (22000 watt),
380Volt, Coshphi 0,8. Maka arus nominalnya :
• In = P : ( V x Coshphi x √3 )
• In = 22000 Watt : ( 380 Volt x 0,8 x 1,73 )
• In = 22000 Watt : 525,92
• In = 41,83 Ampere
B. Menentukan MCCB
Ukuran MCCB = In x 125%
41,83 x 125% = 52,28
Jika tidak ada dipasaran gunakan ukuran mendekati atau lebih besar sedikit.

44
C. Menentukan MCB
Karena mcb di butuhkan untuk rangkaian control jadi tidak perlu memakai
yang ukuran besar cukup 4 Ampere.
D. Menentukan Kontaktor Untuk Rangkaian Star- Delta
Untuk rangkaian utama dan delta
Magnetic kontaktor = In x √3
41,83 : √3 = 24,17 Ampere
Jika tidak ada dipasaran gunakan ukuran yang mendekati atau lebih sedikit.
Untuk rangkaian star
41,83 : 3 = 13,94 Ampere
Jika tidak ada dipasaran gunakan ukuran yang mendekati atau lebih sedikit.
E. Menentukan Settingan Thermal Overload Relay
Setting thermal overload relay = 1/2 x 1n x 80%
1/2 x 41,83 x 80% = 16,732 Ampere
Setelah mengetahui settingan nilai tengah thermal overload relay 16,73
Ampere, kita bisa menentukan ukuran overload relay di angka 12 – 18
Ampere
F. Menetukan Settingan Timer
Untuk settingan perpindahan dari star ke delta bisa di setting 4 – 5 detik.

45
4.2.4 Wairing Digaram Rangkaian Utama

Gambar 4.2 Rangkaian Daya Star-Delta.

4.2.5 Penjelasan Wairing Diagram Rangkaian Utama


Dalam pemasangan komponen MCB 3 fasa dihubungkan dengan tegangan
jala-jala R, S, T. Terminal keluaran dari MCB 3 fasa masuk ke dalam terminal
kontak utama 1, 3, 5 pada kontaktor K1 yang disambung paralel dengan terminal
kontak utama 1, 3, 5 pada kontaktor K3. Terminal kontak utama 1, 3, 5 pada
kontaktor K2 dikopel atau disambung semua.
Terminal kontak utama 2, 4, 6 pada kontaktor K1 dihubungkan dengan
kontak utama 1, 3, 5 pada TOR. Kontak utama 2, 4, 6 TOR disambung dengan
terminal U, V, W motor listrik tiga fasa. Terminal Y, Z, X motor dihubung
dengan kontak utama 2, 4 6 pada kontaktor K3 dan diparalel dengan kontak utama
2, 4, 6 pada kontaktor K2. Rangka motor tiga fasa dihubungkan dengan
grounding.

46
Prinsip kerja dari rangkaian daya tersebut adalah MCB 3 fasa berfungsi
untuk menyambung dan memutuskan tegangan jala-jala menuju ke tiga buah
kontaktor. Kontaktor K1 berfungsi untuk menghubungkan tegangan jala-jala ke
menuju ke motor listrik. Kontaktor K2 berfungsi untuk menghubungkan motor
sambungan bintang (Y) sedangkan kontaktor K3 berfungsi untuk menghubungkan
motor sambungan segitiga (∆).

4.2.6 Wairing Diagram Rangkaian Kontrol

Gambar 4.3 Rangkaian Control Star-Delta Dengan WLC.

4.2.7 Perkitan Rangkaian Instaslasi Star-Delta Dengan WLC.


1. Gunakan kabel nyaf dengan ukuran 0,75 mm.
2. Dari MCB 1 phase masuk ke thermal overload relay 95-96 Nc, dari 96
masuk ke selector switch terminal 1 sebagai commen.
3. Dari terminal 3 selector switch sebagi No ( automatis ) masuk ke input
S2 pada wlc ( water level control) dan S0 masuk ke netral.
4. Dari S2 wlc masuk ke TC sebagai commen, dan TB (WLC) N0 masuk
terminal 2 timer on delay relay.

47
5. Dari terminal 2 timer on delay relay masuk ke A1 kontaktor utama.
6. A1 kontaktor utama masuk ke 13 No kontaktor Utama
7. A1 kontaktor utama masuk ke Normally open dari Normaly open
masuk ke Normaly close,
8. Normaly close masuk ke terminal 4 selector switch sebagai kontak
manual.
9. Untuk interlock di kontaktor utama dari No 13 keluaran 14 masuk
normally close.
10. Dari terminal 2 jumper ke No1 commen pada timer on delay relay dan
terminal No 7 masuk ke netral.
11. Terminal Normally open pada nomor 3 timer on delay relay masuk ke
NC 21-22 kontaktor 3 delta, 22 NC kontaktor 3 delta masuk ke A1
kontaktor 2 star. Dan A2 kontaktor 2 star masuk ke netral.
12. Terminal NC pada nomor 4 timer on delay relay masuk ke Nc 21-22
kontaktor 2 star, 22 Nc kontaktor 2 star masuk ke A1 kontaktor 3 deltta.
Dan A2 kontaktor 3 masuk ke netral.
13. Untuk alrm penanda apabila terjadi overload atau kelebihan beban arus
maka terminal No 97 d jumper ke 95 sebagi input dan No 98 masuk ke
lampu indicator alrm.
14. Penenmpatan elektroda 1, eleketroda 2, elektroda 3 water level control
yaitu untuk E 3, berada di bawah, E 2 berada di tengah, E 1 berada
diatas di dalam tendon air, toren air atau grountank air.
15. Sebagai penanda arus 3 phase maka di pasang pilot lamp, dari input 3
phase RST, masuk ke fuse sebagai pengaman apabila terjadi gangguan,
masuk lampu indicator R biasanya berwana hijua, S Merah, T kuning.
16. Ketika mengetahui motor sedang berjalan maka ditandai dengan lampu
indicator berwarna hijau dengan di sambungkan ke terminal 13 No
kontakor utama.
17. Dan untuk mengetahui pompa tidak mau berjalan atau running biasanya
ditandai dengan lampu indicator berwarrna merah di sambungkan ke 22
Nc kontaktor utama.

48
4.2.8 Prinsip Kerja
ketika air dalam tanki melewati elektroda no 2 maka water level control
terminal TB dari No berubah menjadi Nc dan menghidupkan rangkaian control
pada panel dan menghidupkan pompa air, saat air sudah penuh dan melewati
elektroda No 1 maka terminal TB Nc berubah menjad No dan mematikan
rangkaian kontrol pada panel dan pompa air akan mati.

4.3 Prosedur Perawatan atau pemeliharan


4.3.1 Hal yang perlu di perhatikan dalam perawatan motor induksi :
A. Suhu
B. Getaran
C. Suara atau kebisingan
D. Tahanan isolasi
E. Terminasi
F. Panel motor listrik (MCC)
G. Ampere
H. Pelumasan bearing
I. Oli
J. Pendingin
K. Baut pengikat
L. Allignment
M. Kebersihan
N.
4.3.2 Jadwal Perawatan Motor Induksi Listrik :
A. Suhu
Pemeriksaan suhu yang dilakukan mencakup pengukuran suhu pada
bearing-bearing dan stator motor listrik secara keseluruhan, pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan temperatur gun. Temperatur infrared atau
thermometer sejenis lainnya dengan prinsip thermometer non contact.
Pemeriksaan harus dilakukan pada motor listrik tersebut dalam keadaan

49
beroperasi (running). Suhu normal motor listrik adalah dibawah 750C.
Pemeriksaan suhu dilakukan setiap 1 minggu sekali.
B. Getaran
Getaran atau vibrasi yang tinggi atau tidak normal adalah salah satu
pemicu kerusakan pada motor listrik. Dan untuk mengetahui kondisi motor,
maka pemeriksaan getaran harus dilakukan pada saat motor listrik
beroperasi (running). Pemeriksaan getaran dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur getaran atau vibration pen. Nilai getaran atau
vibrasi semakin kecil akan semakin bagus, nilai maksimal getaran yang
masih bisa ditolerasi adalah < 5mm/s. Pemeriksaan getaran ini dapat
dilakukan pada 3 bulan sekali.
C. Suara atau Kebisingan
Pemeriksaan suara atau kebisingan dilakukan pada saat motor listrik
beroperasi. Pemeriksaan suara dan kebisingan dapat dilakukan secara
manual dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang tidak normal. Pemeriksaan
yang lebih akurat dapat menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dalam 1 minggu sekali.
D. Tahanan Isolasi
Pemeriksaan tahan isolasi terbagi menjadi 2 :
1. Tahanan isolasi kabel power menuju motor listrik
2. Tahan isolasi gulungan (winding)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur nilai tahanan isolasi untuk
mengetahui kualitas isolasi dan kebocoran arus. Pemeriksaan ini dilakukan
pada saat motor listrik tidak beroperasi (stop), dan pastikan sumber listrik
sudah terputus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan insulation
tester atau megger (mega ohm meter). Dan nilai tahanan isolasi sebaiknya
diatas 5 Megaohm. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali.
E. Terminasi
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa kekencangan baut-baut
terminal kabel, baik diterminal motor dan terminal kabel pada panelckontrol
motor (MCC). Pastikan kondisi baut-baut pengikat kabel dalam keadaan

50
kencang dan terpasang dengan baik, pastikan tidak ada scon cable dan baut
yang kendor, kotor, berjamur. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat kondisi
motor sedang tidak beroperasi dan sumber listrik dalam keadaan terputus.
Pemeriksaan dilakukan dalam 6 bulan sekali.
F. Panel Motor Listrik
Pemeriksaan panel motor listrik atau biasa disebut dengan MCC (
Motor Control Centre), dilakukan pada saat motor listrik tidak beroperasi
dan sumber listrik terputus dengan memutus sumber listrik dari MCCB
utama motor listrik tersebut. Periksa kondisi setiap sambungan terminasi,
baut-baut pengikat kabel, MCCB, Magnetic Contaktor, thermal overload
relay, timer on delay relay, water laver conrol, dan berbagai instrument
yang terdapat pada panel motor listrik tersebut. Pastikan setiap
sambungan, baut pengikat terpassang dengan baik, tidak ada baut-baut
yang berkarat, berjamur, longgar, dan keadaan tidak normal lainnya.
Pastika MCC dalam keadaan bersih baik luar maupun dalam. Pemeriksaan
MCC dilakukan dalam 1 bulan sekali.
G. Ampere
Pemeriksaan ampere atau arus motor listrik saat beroperasi,
pemeriksaan dilakukan dengan membaca hasil pengukuran pada ampere
meter panel. Dan dibandingkan juga dengan hasil pengukuran dengan
clamp meter (tang ampere) seperti pengukuran arus hubungan star dan
delta pada rangkaian instlasi star-delta pastikan hasil pengukuran akurat
dan sesuai. Pemeriksaan pengukuran Ampere motor listrik dapat
dilakukan dalam 1 minggu sekali.
H. Pelumasan Bearing
Pelumasan bearing motor listrik harus dilakukan secara terjadwal dan
berkala, dan pastikan jumlah pelumasan disesuaikan dengan besar bearing
motor listik.
1. Jika suatu Motor listrik yg mempunyai Rpm 3000 (3000 putaran per
menit), dan motor listrik tadi menggunakan Bearing menjadi
bantalan rotor dengan angka bearing 6210, maka jadwal pelumasan

51
bearing buat motor tersebut dilakukan secara bersiklus setiap 2000
jam beroperasi.
2. Sebuah motor listrik dengan rpm 1000, serta memakai bearing
NU214. Maka pelumasan dilakukan setiap 3000 jam motor listrik
tersebut dioperasikan.
• Jumlah pelumasan atau Regreasing
Untuk jumlah pelumasan bearing yg baik merupakan
diubahsuaikan menggunakan akbar kecilnya bearing yg digunakan,
tetapi untuk panduan yg baik kita dapat melakukan pelumasan
bearing sebanyak 2/3 menurut ruang kosong bearing tersebut.
• Jenis Pelumas atau Grease
Dan buat jenis pelumasan atau grease yang baik untuk Motor
listrik, pula bisa disesuaikan menggunakan kecepatan putaran
motor listrik, suhu kerja motor listrik, kondisi, debu, kelembaban
serta lainnya. Tetapi bisa kita gunakan Grease / pelumas dengan
jenis Shell Alvania – R3 serta yang equivalent.
I. Oli
Untuk motor listrik yang terpasang dengan suhu gearbox (gearmotor)
tentunya menggunakan oli sebagai pelumas gearmotor. Periksa ketinggian
level oli, normalnya adalah level oli pada posisi tengah, dapat dilihat pada
sight glas, atau penunjuk level oli lainnya. Dan periksa kondisi gearbox,
pastikan tidak ada kebocoran oli. Pemeriksaan dan penggantian oli
dilakukan dalam keadaan tidak beroperasi. Lakukan penggantian oli secara
berkala, dapat dilakukan dengan periode setiap 5000 jam operasi atau 3
bulan sekali.
J. Pendingin
Setiap motor listrik biasanya dilengkapi dengan pendingin,dan biasanya
terdapat sebuah kipas angin yang berputar dibagian motor listrik yang
berfungsi sebagai pendingin. Periksa kondisi kipas dalam keadaan baik atu
utuh, tidak ada kerusakan atau kisi-kisi kipas yang patah, periksa juga
lubang-lubang pada penutup kipas jangan tersumbat. Agar angin dapat

52
berhembus dengan maksimal saat motor listrik tersebut di operasikan,
pemeriksaan kondisi kipas dan penutup dilakukan saat motor listrik tidak
beroperasi. Pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
K. Baut pengikat
Periksa semua bagian pengikat motor listrik. Kencangkan jika terdapat
baut pengikat yang longgar, pemeriksaan dilakukan saat motor listrik tidak
beroperasi. Pastika baut-baut pengikat dilengkapi dengan washer dan
spring.untuk menjaga baut pengikat tidak mudah longgar. Pemeriksaan
dilakukan dalam 3 bulan sekali.
L. Alignment
Pemeriksaan alignment ini dilakukan untuk memmastikan kondisi
coupling atau shaft motor listrik dengan coupling atau shaft pada mesin
yang diputarnya, apakah kondisinya sejajar (alignment) atau tidak sejajar.
Pemeriksaan dilakukan saar motor listrik tidak beroperasi. Pemeriksaan
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
M. Kebersihan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kondisi motor listrik
secara keseluruhan dalam keadaan bersih. Kondisi motor listrik yang kotor
dapat menyebabkan peningkatan suhu dan sistem pendingin tidak berfungsi
maksimal. Untuk pemeriksaan kebersihan bagian luar motor listrik,
dilakukan setiap 1 minggu sekali. Sedangkan untuk pembersihan bagian
dalam gulungan, dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali.

53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengujian dan pengukuran menunjukkan bahwa sistem supply air
besih menggunakan pompa centrifugal dengan Instalasi Star-Delta dan
Water Level Control (WLC) di RSUP Persahabatan lebih handal karena
supply air bersih akan terus menerus tanpa harus dihidupkan secara
manual sehingga lebih efisiensi dalam tenaga kerja.
2. Dengan adanya Water Level Control maka supply air bersih dapat
terkontrol sehingga potensi air yang meluber akan sangat kecil sehingga
dapat menghemat pembayaran air bersih dan menghemat pengeluaran
RSUP Persahabatan.

5.2 Saran
1. Alat pengontrol ketinggian level air ini sebaiknya dapat dikembangkan
untuk pengontrolan air selain pada tandon, seperti pada tangki pengisian
bahan bakar dan bendungan.
2. Agar dilakukan pengembangan jenis bahan yang digunakan untuk
Elektroda Water Level Control agar tidak mudah karat.

54
Daftar Pustaka :

1. Stephen J. Chapman (2005). ELECTRIC MACHINERY


FUNDAMENTALS. Autraslia.
2. Purwandito Tulus Asmoro, S.T., M.T., Pengetahuan Tentang Motor
Induksi 3 Fasa.
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011). Badan
Standarisasi Nasional.
4. Rahmad Azly, (2020 September 19 ). Mengenal komponen pada motor
listrik dan fungsinya.
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/09/
5. Rendy Marselindo, (2011 juni 10). Rangkaian Water Level Control
(WLC).
http://rendymars.blogspot.com/2011/10/rangkaian-water-level-control-
wlc.html#!/tcmbck
6. Rahmad Azly.(2017 Maret 17). Jadwal perawatan motor listrik.
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/03/jadwal-
perawatan-motor-listrik.html

55
Lampiran : 1

a) Name Plat Motor Induksi 3 Fasa

b) Pompa Centrifugal Motor Induksi

56
Lampiran : 2

a) Panel Pompa Motor Induksi Dengan Wlc

57
Lampiran : 3

a) Pengechekan Gulungan Motor Induksi.

b) Pengechekan Arus Hubungan Star

58
Lampiran : 4

a) Pengechekan Arus Hubugan Delta

b) Pengechekan Tegangan 3 Fasa Dan 1 Fasa

59

Anda mungkin juga menyukai