PENDAHULUAN
1
karena dengan Instalasi Star – Delta dengan WLC ini sangat membantu bagi
pekerja karena sistem kerja pompa tersebut bisa berkerja secara Automatis
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum :
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang profesional.
2. Memperkokoh “ Pekerja yang memiliki keahlian professional dengan tingkat
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan One
Mind One Goal ” antara Kampus dan dunia kerja.
3. Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
4. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
5. Dapat mengetahui bagaimana cara melakukan analisis sistem instalasi Star –
Delta dengan wlc untuk pompa air.
2
1.4 Ruang Lingkup
Instalasi pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit ( IPS.RS ) adalah
suatu unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan teknis instalasi pemeliharan
dan perbaikan, agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit
yaitu. Sarana dan prasarana seperti instalasi listrik, instalsi HVAC, instalasi air,
perencanaan dan alat kesehatan.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
masing masing. Berikut merupakan struktur organisasi IPS RS, RSUP
Persahabatan.
5
DIREKTUR
PERNCANANAAN, ORGANISASI DAN
UMUM
KEPALA
INSTALASI PEMELIHARAAN
SARANA
MANAGER
ADMINISTRASI UMUM
MANAGER MANAGER
ALAT MEDIK ALAT NON MEDIK
6
3. Meningkatkan kemampuan SDM, budaya kerja organisai dan fasilitas
kerja IPSRS sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas dengan baik.
7
BAB III
LANDASAN TEORI / TINJAUAN PUASTAKA
3.1 Definisi Instaslasi Star-Delta Motor Induksi 3 Fasa Dengan Wlc untuk
Pompa Air.
Rangkaian instalasi star-delta motor induksi 3 fasa dengan wlc adalah suatu
rangakaian control untuk menggerakan pompa air berkapasitas besar, untuk
mengalirkan air dari permukaan level rendah ke permukaan lebih tinggi dengan
digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeller yang terpasang pada poros tersebut. Zat cair yang ada didalam
impeller akan ikut berputar karena dorongan sudu-sudu. Karena timbul gaya
sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller akan keluar melalui
saluran diantara sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian akan
keluar melalui saluran yang penampangnya makin membesar (volute/difuser)
sehingga terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Oleh sebab
itu zat cair yang keluar dari flens pompa memiliki head total yang lebih besar.
8
AC. Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum
digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan
salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi
pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron.
Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada
mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya
kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron
karena medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks
pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang
terbangkitkan pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang
terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan
putaran medan magnet.
Berdasarkan suplai input yang digunakan terdapat 2 jenis motor induksi,
yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa, namun untuk prinsip kerjanya
sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang
membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat
berputar tanpa bantuan putaran dari luar pada awal motor digunakan, sedangkan
motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang
tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%
memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa 14
sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa,
kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3
hingga ratusan Hp.
Pada listrik arus bolak balik (AC) yang dihasilkan dari generator
pembangkit, jika dilihat dari perbedaaan sudut fasanya terbagi menjadi 2 tipe
yaitu 1 phasa dan 3 phasa. Perbedaan sudut tersebut seperti gambar di bawah ini :
9
Gambar 3.2 Gelombang Sinusoidal
10
3.2.2 Bagian Motor Induksi
Motor induksi memiliki dua komponen listrik penting atau paling utama yaitu :
A. Rotor
Berdasarkan hukum faraday tentang imbas magnet, maka medan putar yang
secara relatif merupakan medan magnet yang bergerak terhadap pengantar rotor
akan mengimbaskan gaya gerak listrik (ggl). Frekuensi ggl imbas ini sama dengan
frekuensi jala-jala. Besar ggl imbas ini berbanding lurus dengan kecepatan relatif
antara medan putar dan penghantar rotor. Penghantar-penghantar dalam rotor
yang membentuk suatu rangkaian tertutup, merupakan rangkaian pelaju bagi arus
rotor dan searah dengan hukum yang berlaku yaitu hukum Lenz.
Arahnya melawan fluksi yang mengimbas. Dalam hal ini rotor itu
ditimbulkan karena adanya perbedaan kecepatan yang berada diantara fluksi atau
medan putar stator dengan penghantar yang diam. Rotor akan berputar dalam arah
diatas. Motor induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor
sangkar dan rotor lilit.
1. Motor Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan dari pada jenis
rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan
rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur
rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau aluminium.
Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung
singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang
menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar. Karena batang
penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan
tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal
berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu
(poros) tetapi sedikit miring.
11
Gambar 3.4 Motor Rotor Sangkar.
12
dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai
tempat meletakan belitan/kumparan.
13
agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada
motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah
induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang
mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran besar seperti
pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor.
2. INTI
stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator
bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan
pada stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk
mencegah arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti stator
dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon
untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang
kutubkutub magnet untuk menghasilkan fluks.
3. Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang
digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan
rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu
dari keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan
berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai
kumparan medan.
➢ Kumparan Stator
Bentuk – bentuk belitan pada stator ada 3 macam yaitu kumparan jerat
(Lap Winding), kumparan terpusat (Concentric Winding) dan kumparan
gelombang (Wave Winding). Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kumparan jerat (spiral)
Kumparan jerat (spiral) banyak digunakan untuk motor–motor
(generator) dengan kapasitas yang relatif besar. Umumnya untuk kelas
14
menengah keatas, walaupun secara khusus ada mesin listrik dengan
kapasitas yang lebih besar, kumparan statornya menggunakan sistem
kosentris.
2. Kumparan Terpusat (Concentric Winding)
Kumparan sepusat (concentric) pada umumnya sistem ini banyak
digunakan untuk motor dan generator dengan kapasitas kecil. Walaupun
ada juga secara khusus motor–motor dengan kapasitas kecil
menggunakan kumparan dengan tipe spesial.
3. Kumparan gelombang/wave winding
Kumparan gelombang/wave winding untuk motor dengan belitan sistem
ini banyak digunakan kapasitor besar.
Pada hubungan belitan star atau Wye atau bintang, masing-masing belitan
stator dari motor induksi 3 fasa hanya akan menerima tegangan listrik sebesar
15
tegangan line-to-neutral. Tegangan listrik line-to-neutral yang lebih kecil dari
tegangan line-to-line ini akan membuat masing-masing fasa motor menarik arus
listrik yang lebih kecil pada saat pengasutan.
Pada jenis ini ujung fasa dihubungkan dengan ujung fasa kumparan lain
yang secara keseluruhan akan terbentuk hubungan delta/ segitiga. Hubungan ini
umumnya digunakan pada sistem yang menyalurkan arus besar pada tegangan
rendah dan yang paling utama saat keberlangsungan dari pelayanan harus
dipelihara meskipun salah satu fasa mengalami kegagalan.
16
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan
sinkron namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah.
Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya
“slip/geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi
pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/
slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser/slip ring motor”.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran :
Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100 % Dimana: Ns = kecepatan sinkron dalam RPM Nb =
kecepatan dasar dalam RPM.
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena
setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap
waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap
waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada
fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak
17
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.
Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa
mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring
waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Gambar 3.10 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian.
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah
dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi
pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada
rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan
adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum
lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah
mencapai kecepatan sinkron atau lebih.
Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka
tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi
pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor
maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan
sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron
dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus
sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah
motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan
ini dikenal sebagai slip.
18
Gambar 3.11 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz.
19
3.3. Definisi Pompa Centrifugal.
Pompa Sentrifugal atau centrifugal pumps adalah pompa yang mempunyai
elemen utama yakni berupa motor penggerak dengan sudu impeller yang berbutar
dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yakni mengubah energi mekanis alat
penggerak menjadi energi kinetis fluida (kecepatan) kemudian fluida di arahkan
ke saluran buang dengan memakai tekanan (energi kinetis sebagian fluida diubah
menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller yang berputar di dalam
casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran hisap (suction) dan saluran
tekan (discharge), untuk menjaga agar di dalam casing selalu terisi dengan cairan
sehingga saluran hisap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve).
20
B. Packing.
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros.
C. Shaft (poros).
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
D. Shaft Slevee.
Shaft Slevee berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
kehausan pada stuffing box.
E. Vane.
Sudut dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing.
Casing merupakan bagian luar dari pompa yang berfugsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan, diffuser (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonrversikan energy kecepatan cairan menjadi energy
dinamis (single stage).
G. Eye Of Impeller.
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller.
Impeller berfungsi untuk mengubah energy mekanis dari pompa menjadi
energy kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu
sehingga cairan pada sisi
Isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Chasing Wear Ring.
Chasing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller,
dengan cara memperkecil celah antara chasing dengan impeller.
21
J. Discharge Nozzle.
Discharge nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller, Di
dalam nozzle ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head
tekanan.
22
4. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa
impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single-
stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu impeller
disebut multi-stage pump.
5. Kapasitas rendah : < 20 m3 / jam ; Kapasitas menengah : 20 - 60 m3 /
jam ; Kapasitas tinggi : > 60 m3 / jam.
6. Tekanan Discharge : Tekanan Rendah : < 5 Kg / cm2 ; Tekanan
menengah : 5 - 50 Kg / cm2 ; Tekanan tinggi : > 50 Kg / cm2.
7. Posisi Poros : Posisi tegak : posisi mendatar.
23
2. Preventive Maintenance
Prenventive maintenance merupakan tindakan perawatan pencegahan
dalam rangkaian aktivitas pemeliharaan. Perawatan jenis ini memiliki tujuan
mencegah terjadinya kerusakan peralatan selama operasi berlangsung.
3. Predictive Maintenance
Perawatan jenis ini memiliki kemiripan dengan preventive maintenance
namun tidak dijadwal secara teratur. Predictive maintenance mengantisipasi
kegagalan suatu peralatan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
maintenance menganalisa suatu kondisi peralatan dari trend perilaku
peralatan. Trend ini dapat digunakan untuk memprediksi sampai kapan
peralatan mampu beroperasi secara normal.
24
4. Dapat dihindarkannya kerusakan - kerusakan total dari mesin dan
peralatan produksi yang digunakan.
5. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka
penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
6. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi
dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang
ada semakin baik.
2. Pengaman
Suatu panel akan bekerja secara otomatis melepas sumber atau suplay tenaga
listrik apabila terjadi gangguan pada rangkaian. Komponen yang berfungsi
sebagai pengaman pada panel listrik ini adalah MCCB dan MCB.
25
3. Pembagi
Panel membagi kelompok beban baik pada instalasi penerangan maupun pada
instalasi tenaga. Panel dapat memisahkan atau membagi suplay tenaga listrik
berdasarkan jumlah beban dan banyak ruangan yang merupakan pusat
beban. Pembagian tersebut dibagi menjadi beberapa.
4. Penyuplai
Panel menyuplai tenaga listrik dari sumber ke beban. Panel sebagai penyuplai, dan
mendistribusikan tenaga listrik dari panel utama, panel cabang sampai ke pusat
beban baik untuk instalasi penerangan maupun instalasi tenaga.
5. Pengontrol
Fungsi panel sebagai pengontrol merupakan fungsi paling utama, karena dari
panel tersebut masing-masing rangkaian beban dapat dikontrol. Seluruh beban
pada bangunan baik instalasi penerangan maupun instalasi tenaga dapat dikontrol
dari satu tempat
26
otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang
ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai
saklar yang bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.
MCB 3 memiliki 3 terminal yaitu R-S-T mempunyai nilai tegangan
380Volt dengan cara yaitu phase to phase seperti R dan S, S dan T Maka akan
menunjukan nilai tegangan 380 Volt, menentukan ampere mcb yanga akan
𝑃
dipakai dengan rumus I = , I = Ampere, P = Daya, E = Tegangan,
𝐸 𝑥 𝐶𝑂𝑆 𝑃ℎ𝑖 𝑥 √3
Fungsi MCB 1 phase tidak jauh berbeda dengan MCB 3 phase yaitu sebagai
pelindung rangkaian listrik dari arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB
27
dapat memutuskan arus listrik secara otomatis ketika arus listrik yang melewati
MCB tesebut melebihi nilai yang ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi
normal, MCB dapat berfungsi sebagai saklar yang bisa menghubungkan atau
memutuskan arus listrik secara manual.
MCB 1 phase memliki 1 terminal dengan nilai tegangan sebesar 220Volt
jika di ukur dengan netral, untuk menentukan ampere yang digunanakan yaitu
𝑃
dengan rumus I = . MCB 1 phase biasanya digunakan untuk untuk
𝐸 𝑥 cos φ
instasli rumah sederhana dan untuk rangkaian control seperti digunakan pada
rangkaian control star-delta.
3.4.4 KONTAKTOR.
28
➢ Prinsip Kerja Kontaktor
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO )
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan
membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak
NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan
dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang
apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak - kontaknya
sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Untuk menentukan ampere yang
𝑃
digunakan dengan rumus I = , jika ampere sudah diketahui lalu
𝐸 𝑥 cos φ x √3
29
➢ Prinsip Kerja Thermal Overload Relay
Thermal overload relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut
terpenuhi, jadi TOR ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum ampere untuk
melakukan trip jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada
sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah melebihi
ampere settingan TOR.
➢ Fungsi Thermal Overload Relay
Thermal overload relay (TOR) berfungsi sebagai pengaman beban lebih
pada sebuah rangkaian control direct online maupun star delta, jadi motor yang
dikontrol tidak akan terbakar disaat beban leih motor tersebut akan mati.
Fungsi dari Time Delay relay adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikan. pemakaian timer untuk mengatur waktu berkerja dan
tidaknya magnetik kontrol kontaktor. Misalnya untuk mengatur waktu motor
listrik putar kiri kanan, mengubah hubungan bintang segitiga dan mengatur waktu
berkerjanya motor listrik secara bergantian dalam waktu tertentu dan lainnya.
30
memiliki rangkaian R dan C yang dihubungkan secara seri dan pararel,jika
tegangan telah mengisi penuh maka relay timer akan terhubung dan lama waktu
tunda berdasarkan besar kecilnya pengisian kapasitor Bagian input timer diberi
simbol kumparan keluaranya dalam bentuk kontak-kontak normally open dan
normally close Sebagian timer memiliki 8 buah kaki 2 diantaranya merupakan
kaki coil (timer pada contoh untuk kaki 2 dan 7) kaki yang lain akan terpasang
NO dan NC ,kaki 1 akan NC dengan 4 dan NO dengan kaki 3 sedangkan kaki 8
akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6.
➢ Jenis Timer
1. On Delay On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara
langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan
berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ).
2. Off Delay Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara
langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan
berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ).
Fungsi adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup
atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga
dalam delay waktu tertentu.
31
Kontak NO (Normally Open) yaitu suatu kontak yang dalam keadaan
normal terbuka atau tidak terhubung. Bila pada kontak tersebut kita beri energi
(energize), maka kontak tersebut akan terhubung. Dengan kata lain dua kutub atau
dua titik penghantar dalam keadaan normal (biasa) tidak terhubung atau tidak bisa
menghantarkan arus listrik, kemudian kita ubah menjadi terhubung atau menjadi
bisa menghantarkan arus listrik dengan cara ditekan, diputar, digeser ataupun
pengaruh dari elektromagnetik. Kalau energi yang kita berikan dihentikan, maka
kondisinya akan kembali seperti semula, yaitu terbuka.
32
Pengertian Lampu Indikator atau Lampu Led yaitu lampu untuk
memberikan maksud tertentu dari sebuah Rangkaian. Biasanya lampu ini paling
sering digunakan di Panel Listrik/ Rangkaian Kontrol, atau paling sering kita
lihat di Perempatan jalan raya, pasti anda melihat lampu Rambu lalu lintas, nah
lampu Rambu lalu lintas tersebut menggunakan lampu Led.
Penggunaan Lampu indikator, harus sesuai fungsinya, karena ini merupakan
syarat dari PUIL 2000, selain itu agar mempermudah orang untuk melihat Sirkuit
tersebut berfungsi atau tidak. Adapun syaratnya sebagaai berikut:
1. Lampu Merah (Untuk Rangkaian yang sedang Mati/off)
2. Lampu Hijau (Untuk Rangkaian yang sedang Menyala/On)
3. Lampu Kuning (Untuk Rangkaian yang sedang
mengalami Emergency/Darurat).
Selector switch, prinsip kerjanya sama seperti relay yaitu merubah kondisi,
langsung mengunci. Pada selector switch memiliki 1 com, 3 keluaran. 3 keluaran
ini mewakili 3 kondisi yaitu, On Manual, On Auto, dan Off.
33
3.5.1 FUSE / SEKERING
Gambar 3.25 Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum.
34
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk
tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau
silinder sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang
berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan
bermotor).
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada
Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan
Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V)
ataupun miliVolt (mV).
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering
dilambangkan dengan huruf “F”.
35
Gambar 3.26 memeriksa fuse / sekering dengan multimeter digital.
Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang
sama. Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse
yang sebagai pengaman ini tidak dapat berfungsi secara maksimal atau tidak dapat
melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika ataupun peralatan listrik dengan
baik.
Kabel listrik NYY merupakan kabel yang dirancang khusus untuk instalasi
listrik yang ditanam di dalam tanah dan berbagai kondisi seperti outdoor, tempat
36
yang kering ataupun lembab. Namun tidak ada salahnya jika kabel ini tetap
tambahkan perlindungan dengan pipa PVC atau pipa besi agar lebih aman dan
terjamin (terutama untuk aliran listrik yang bertegangan tinggi).
Bisa dibilang bila kabel NYY merupakan penyempurnaan dari kabel NYA
dan NYM. Kabel NYY memiliki bahan isolator utama dengan konstruksi kuat dan
kaku yang memiliki kemampuan anti gigitan tikus. Kemudian di dalamnya berisi
2, 3, atau 4 kabel yang tiap-tiap kabel berinti tunggal dan masing-masing inti itu
sendiri dilapisi isolator juga.
Biasanya warna khas dari kabel ini adalah hitam dengan isolasi ganda.
Penggunaan kabel ini juga digunakan pada lampu taman, rangakaian utama panel
menuju motor induksi ataupun kabel tenaga pada industri. Untuk pemasangan
ditanam di dalam tanah harus dijaga akan kerusakan isolasinya dari kerusakan
mekanis dengan memberikan pipa perlindungan.
Kabel listrik NYAF merupakan kabel yang memiliki inti terbuat dari bahan
tembaga dan berserabut, dan dilapisi PVC kualitas menengah. Kabel listrik jenis
NYAF memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga sering digunakan untuk
instalasi listrik pada panel-panel atau jalur dengan berkelok-kelok.
37
Dalam pemakaiannya, kabel ini harus diberi perlindungan lagi dengan pipa
distribusi. Kabel ini juga terbilang mudah akan korosi dalam jangka waktu yang
lama terutama pada bahan inti berasal dari tembaga campuran.
38
1. Menghemat Daya
Menggunakan Water Level Control dapat menghemat daya. Water Level
Control bekerja secara otomatis dengan daya listrik yang sedikit. Dengan
begitu, Water Level Control dapat menghemat energi listrik dan air
secara bersamaan dan mendukung gerakan konservasi energi.
2. Menghemat Biaya
Karena Water Level Control menghemat daya, maka WLC dapat
menghemat biaya juga. Pada dasarnya, pengontrolan air dioptimalkan
melalui WLC. Dengan begitu, listrik dan air dapat dihemat sehemat
mungkin dan dapat menghemat biaya.
3. Bekerja Secara Otomatis
Keuntungan besar lainnya adalah WLC dapat bekerja sendiri sehingga
tidak perlu mengoperasikannya secara manual. Ketersediaan air akan
selalu terjaga, tidak kurang atau lebih.
4. Memaksimalkan Penggunaan Air
Selain itu, penggunaan air dapat dimaksimalkan dengan Water Level
Control.
Seringkali, pompa air lebih banyak digunakan pada siang hari. Water Level
Control sangat bagus dalam hal ini karena secara otomatis akan mengalirkan air
lebih banyak di tengah hari dan lebih sedikit air di malam hari.
39
Gambar 3.31 WLC ( Water Level Contorol) 2 Tanki.
40
BAB IV
Perencanaan Rangakaian Instalasi Star-Delta Dengan Wlc Untuk
Pompa Air.
Panel 1 phasa
Panel 3 phasa
Trouble
/
Masalah
Laporan
Selesai
41
a. Check/survey lapangan
Survey lapangan adalah mengcheck kondisi lingkungan setempat yang akan
dilakukan pemeliharaan atau perbaikan.
b. Pemeliharaan atau perbaikan
Pemeliharaan atau perbaikan dilakukan setiap harinya apa bila diperlukan
seperti bersihkan debu-debu yang ada di panel listrik atau ragkaian control dan
apa bila diketahui adanya kerusakan dalam komponen tersebut maka akan
dilakukan perbaikan.
c. Panel 1 phasa
Melakukan pengukuran tegangan 1 phasa 220V dengan tolerasi 10% dengan
menggunakan mutltitester, mengukur arus dengan menggunakan tang ampere
supaya tidak terjadi overload, mengencangkan kabel-kabel dengan menggunakan
tespen.
d. Panel 3 phasa
Melakukan pengkuran tegangan 3 phasa 380V dengan tolerasi 10% dengan
menggunakan multitester, mengukur arus dengan menggunakan tang ampere,
mengencangkan kabel-kabel dengan menggunakan tespen.
e. Panel pompa motor induksi star- delta
Melakukan pengkururan tegangan 3 phasa 380V dengan tolerasi 10% untuk
rangakaian utama, Melakukan pengukuran tegangan 1 phasa 220V dengan tolerasi
10% untuk rangkaian control. Mengechek kondisi komponen seperti, kontaktor,
overload, push batton, timer delay relay, dengan menggunakan multitester,
mengukur arus saat hubungan star dan pada saat hubungan delta, mengecheck
kondisi seal pompa, karet kopel, bearing, kipas, terminal power.
f. Laporan
Melaporan kepada atasan sesuai divisi masing-masing ketika sesudah
melakukan perbaikan atau pemeliharan dengan dokumen yang sudah di print.
42
3. Tespen
4. Obeng Min –
5. Obeng Plus +
6. Tang Kombinasi
7. Tang Potong
8. Tang Cucut
9. Kunci Pipa
10. Kunci Inggris
43
3. Tespen
4. Obeng +
5. Obeng +
6. Tang kombinasi
7. Tang potong
8. Kabel nyaf (rangkain control)
9. Kabel nyy (rangkaian utama)
44
C. Menentukan MCB
Karena mcb di butuhkan untuk rangkaian control jadi tidak perlu memakai
yang ukuran besar cukup 4 Ampere.
D. Menentukan Kontaktor Untuk Rangkaian Star- Delta
Untuk rangkaian utama dan delta
Magnetic kontaktor = In x √3
41,83 : √3 = 24,17 Ampere
Jika tidak ada dipasaran gunakan ukuran yang mendekati atau lebih sedikit.
Untuk rangkaian star
41,83 : 3 = 13,94 Ampere
Jika tidak ada dipasaran gunakan ukuran yang mendekati atau lebih sedikit.
E. Menentukan Settingan Thermal Overload Relay
Setting thermal overload relay = 1/2 x 1n x 80%
1/2 x 41,83 x 80% = 16,732 Ampere
Setelah mengetahui settingan nilai tengah thermal overload relay 16,73
Ampere, kita bisa menentukan ukuran overload relay di angka 12 – 18
Ampere
F. Menetukan Settingan Timer
Untuk settingan perpindahan dari star ke delta bisa di setting 4 – 5 detik.
45
4.2.4 Wairing Digaram Rangkaian Utama
46
Prinsip kerja dari rangkaian daya tersebut adalah MCB 3 fasa berfungsi
untuk menyambung dan memutuskan tegangan jala-jala menuju ke tiga buah
kontaktor. Kontaktor K1 berfungsi untuk menghubungkan tegangan jala-jala ke
menuju ke motor listrik. Kontaktor K2 berfungsi untuk menghubungkan motor
sambungan bintang (Y) sedangkan kontaktor K3 berfungsi untuk menghubungkan
motor sambungan segitiga (∆).
47
5. Dari terminal 2 timer on delay relay masuk ke A1 kontaktor utama.
6. A1 kontaktor utama masuk ke 13 No kontaktor Utama
7. A1 kontaktor utama masuk ke Normally open dari Normaly open
masuk ke Normaly close,
8. Normaly close masuk ke terminal 4 selector switch sebagai kontak
manual.
9. Untuk interlock di kontaktor utama dari No 13 keluaran 14 masuk
normally close.
10. Dari terminal 2 jumper ke No1 commen pada timer on delay relay dan
terminal No 7 masuk ke netral.
11. Terminal Normally open pada nomor 3 timer on delay relay masuk ke
NC 21-22 kontaktor 3 delta, 22 NC kontaktor 3 delta masuk ke A1
kontaktor 2 star. Dan A2 kontaktor 2 star masuk ke netral.
12. Terminal NC pada nomor 4 timer on delay relay masuk ke Nc 21-22
kontaktor 2 star, 22 Nc kontaktor 2 star masuk ke A1 kontaktor 3 deltta.
Dan A2 kontaktor 3 masuk ke netral.
13. Untuk alrm penanda apabila terjadi overload atau kelebihan beban arus
maka terminal No 97 d jumper ke 95 sebagi input dan No 98 masuk ke
lampu indicator alrm.
14. Penenmpatan elektroda 1, eleketroda 2, elektroda 3 water level control
yaitu untuk E 3, berada di bawah, E 2 berada di tengah, E 1 berada
diatas di dalam tendon air, toren air atau grountank air.
15. Sebagai penanda arus 3 phase maka di pasang pilot lamp, dari input 3
phase RST, masuk ke fuse sebagai pengaman apabila terjadi gangguan,
masuk lampu indicator R biasanya berwana hijua, S Merah, T kuning.
16. Ketika mengetahui motor sedang berjalan maka ditandai dengan lampu
indicator berwarna hijau dengan di sambungkan ke terminal 13 No
kontakor utama.
17. Dan untuk mengetahui pompa tidak mau berjalan atau running biasanya
ditandai dengan lampu indicator berwarrna merah di sambungkan ke 22
Nc kontaktor utama.
48
4.2.8 Prinsip Kerja
ketika air dalam tanki melewati elektroda no 2 maka water level control
terminal TB dari No berubah menjadi Nc dan menghidupkan rangkaian control
pada panel dan menghidupkan pompa air, saat air sudah penuh dan melewati
elektroda No 1 maka terminal TB Nc berubah menjad No dan mematikan
rangkaian kontrol pada panel dan pompa air akan mati.
49
beroperasi (running). Suhu normal motor listrik adalah dibawah 750C.
Pemeriksaan suhu dilakukan setiap 1 minggu sekali.
B. Getaran
Getaran atau vibrasi yang tinggi atau tidak normal adalah salah satu
pemicu kerusakan pada motor listrik. Dan untuk mengetahui kondisi motor,
maka pemeriksaan getaran harus dilakukan pada saat motor listrik
beroperasi (running). Pemeriksaan getaran dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur getaran atau vibration pen. Nilai getaran atau
vibrasi semakin kecil akan semakin bagus, nilai maksimal getaran yang
masih bisa ditolerasi adalah < 5mm/s. Pemeriksaan getaran ini dapat
dilakukan pada 3 bulan sekali.
C. Suara atau Kebisingan
Pemeriksaan suara atau kebisingan dilakukan pada saat motor listrik
beroperasi. Pemeriksaan suara dan kebisingan dapat dilakukan secara
manual dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang tidak normal. Pemeriksaan
yang lebih akurat dapat menggunakan stetoskop. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan dalam 1 minggu sekali.
D. Tahanan Isolasi
Pemeriksaan tahan isolasi terbagi menjadi 2 :
1. Tahanan isolasi kabel power menuju motor listrik
2. Tahan isolasi gulungan (winding)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur nilai tahanan isolasi untuk
mengetahui kualitas isolasi dan kebocoran arus. Pemeriksaan ini dilakukan
pada saat motor listrik tidak beroperasi (stop), dan pastikan sumber listrik
sudah terputus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan insulation
tester atau megger (mega ohm meter). Dan nilai tahanan isolasi sebaiknya
diatas 5 Megaohm. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali.
E. Terminasi
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa kekencangan baut-baut
terminal kabel, baik diterminal motor dan terminal kabel pada panelckontrol
motor (MCC). Pastikan kondisi baut-baut pengikat kabel dalam keadaan
50
kencang dan terpasang dengan baik, pastikan tidak ada scon cable dan baut
yang kendor, kotor, berjamur. Pemeriksaan ini dilakukan pada saat kondisi
motor sedang tidak beroperasi dan sumber listrik dalam keadaan terputus.
Pemeriksaan dilakukan dalam 6 bulan sekali.
F. Panel Motor Listrik
Pemeriksaan panel motor listrik atau biasa disebut dengan MCC (
Motor Control Centre), dilakukan pada saat motor listrik tidak beroperasi
dan sumber listrik terputus dengan memutus sumber listrik dari MCCB
utama motor listrik tersebut. Periksa kondisi setiap sambungan terminasi,
baut-baut pengikat kabel, MCCB, Magnetic Contaktor, thermal overload
relay, timer on delay relay, water laver conrol, dan berbagai instrument
yang terdapat pada panel motor listrik tersebut. Pastikan setiap
sambungan, baut pengikat terpassang dengan baik, tidak ada baut-baut
yang berkarat, berjamur, longgar, dan keadaan tidak normal lainnya.
Pastika MCC dalam keadaan bersih baik luar maupun dalam. Pemeriksaan
MCC dilakukan dalam 1 bulan sekali.
G. Ampere
Pemeriksaan ampere atau arus motor listrik saat beroperasi,
pemeriksaan dilakukan dengan membaca hasil pengukuran pada ampere
meter panel. Dan dibandingkan juga dengan hasil pengukuran dengan
clamp meter (tang ampere) seperti pengukuran arus hubungan star dan
delta pada rangkaian instlasi star-delta pastikan hasil pengukuran akurat
dan sesuai. Pemeriksaan pengukuran Ampere motor listrik dapat
dilakukan dalam 1 minggu sekali.
H. Pelumasan Bearing
Pelumasan bearing motor listrik harus dilakukan secara terjadwal dan
berkala, dan pastikan jumlah pelumasan disesuaikan dengan besar bearing
motor listik.
1. Jika suatu Motor listrik yg mempunyai Rpm 3000 (3000 putaran per
menit), dan motor listrik tadi menggunakan Bearing menjadi
bantalan rotor dengan angka bearing 6210, maka jadwal pelumasan
51
bearing buat motor tersebut dilakukan secara bersiklus setiap 2000
jam beroperasi.
2. Sebuah motor listrik dengan rpm 1000, serta memakai bearing
NU214. Maka pelumasan dilakukan setiap 3000 jam motor listrik
tersebut dioperasikan.
• Jumlah pelumasan atau Regreasing
Untuk jumlah pelumasan bearing yg baik merupakan
diubahsuaikan menggunakan akbar kecilnya bearing yg digunakan,
tetapi untuk panduan yg baik kita dapat melakukan pelumasan
bearing sebanyak 2/3 menurut ruang kosong bearing tersebut.
• Jenis Pelumas atau Grease
Dan buat jenis pelumasan atau grease yang baik untuk Motor
listrik, pula bisa disesuaikan menggunakan kecepatan putaran
motor listrik, suhu kerja motor listrik, kondisi, debu, kelembaban
serta lainnya. Tetapi bisa kita gunakan Grease / pelumas dengan
jenis Shell Alvania – R3 serta yang equivalent.
I. Oli
Untuk motor listrik yang terpasang dengan suhu gearbox (gearmotor)
tentunya menggunakan oli sebagai pelumas gearmotor. Periksa ketinggian
level oli, normalnya adalah level oli pada posisi tengah, dapat dilihat pada
sight glas, atau penunjuk level oli lainnya. Dan periksa kondisi gearbox,
pastikan tidak ada kebocoran oli. Pemeriksaan dan penggantian oli
dilakukan dalam keadaan tidak beroperasi. Lakukan penggantian oli secara
berkala, dapat dilakukan dengan periode setiap 5000 jam operasi atau 3
bulan sekali.
J. Pendingin
Setiap motor listrik biasanya dilengkapi dengan pendingin,dan biasanya
terdapat sebuah kipas angin yang berputar dibagian motor listrik yang
berfungsi sebagai pendingin. Periksa kondisi kipas dalam keadaan baik atu
utuh, tidak ada kerusakan atau kisi-kisi kipas yang patah, periksa juga
lubang-lubang pada penutup kipas jangan tersumbat. Agar angin dapat
52
berhembus dengan maksimal saat motor listrik tersebut di operasikan,
pemeriksaan kondisi kipas dan penutup dilakukan saat motor listrik tidak
beroperasi. Pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
K. Baut pengikat
Periksa semua bagian pengikat motor listrik. Kencangkan jika terdapat
baut pengikat yang longgar, pemeriksaan dilakukan saat motor listrik tidak
beroperasi. Pastika baut-baut pengikat dilengkapi dengan washer dan
spring.untuk menjaga baut pengikat tidak mudah longgar. Pemeriksaan
dilakukan dalam 3 bulan sekali.
L. Alignment
Pemeriksaan alignment ini dilakukan untuk memmastikan kondisi
coupling atau shaft motor listrik dengan coupling atau shaft pada mesin
yang diputarnya, apakah kondisinya sejajar (alignment) atau tidak sejajar.
Pemeriksaan dilakukan saar motor listrik tidak beroperasi. Pemeriksaan
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
M. Kebersihan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kondisi motor listrik
secara keseluruhan dalam keadaan bersih. Kondisi motor listrik yang kotor
dapat menyebabkan peningkatan suhu dan sistem pendingin tidak berfungsi
maksimal. Untuk pemeriksaan kebersihan bagian luar motor listrik,
dilakukan setiap 1 minggu sekali. Sedangkan untuk pembersihan bagian
dalam gulungan, dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengujian dan pengukuran menunjukkan bahwa sistem supply air
besih menggunakan pompa centrifugal dengan Instalasi Star-Delta dan
Water Level Control (WLC) di RSUP Persahabatan lebih handal karena
supply air bersih akan terus menerus tanpa harus dihidupkan secara
manual sehingga lebih efisiensi dalam tenaga kerja.
2. Dengan adanya Water Level Control maka supply air bersih dapat
terkontrol sehingga potensi air yang meluber akan sangat kecil sehingga
dapat menghemat pembayaran air bersih dan menghemat pengeluaran
RSUP Persahabatan.
5.2 Saran
1. Alat pengontrol ketinggian level air ini sebaiknya dapat dikembangkan
untuk pengontrolan air selain pada tandon, seperti pada tangki pengisian
bahan bakar dan bendungan.
2. Agar dilakukan pengembangan jenis bahan yang digunakan untuk
Elektroda Water Level Control agar tidak mudah karat.
54
Daftar Pustaka :
55
Lampiran : 1
56
Lampiran : 2
57
Lampiran : 3
58
Lampiran : 4
59