Anda di halaman 1dari 13

OPERASI-OPERASI KERJA BANGKU

Oleh :

NOR MUHAMMAD SAHID

6160 515 16 1003

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

2018
Dalam salah satu matakuliah yang diajarkan dalam jurusan teknik mesin ada salah

satu matakuliah tentang praktek yaitu matakuliah praktikum kerja bangku atau dalam teknik

otomotif disebut praktikum kerja bengkel. Dalam matakuliah ini ada beberapa kompetensi

keahlian yang akan diajarkan dan kompetensi-kompetensi tersebut harus dikuasai oleh

mahasiswa sebagai pra syarat untuk mendapat predikat lulus dari matakuliah ini.

Kompetensi-kompetensi tersebut adalah mengikir, menggambar di atas permukaan benda

kerja (logam), menggergaji, mengebor, sney dan tap serta penggunaan jangka sorong. Dalam

dunia teknik mesin atau teknik otomotif praktikum kerja bengkel ini menjadi dasar untuk

mengolah benda-benda kerja menjadi bentuk yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Banyak

hal yang didapat melalui proses pengerjaan benda kerja, menurut Pahlevianto (2011)

“Dimana pada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi

ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan

yang menggunakan mesin-mesin produksi”. Selain itu banyak pula mahasiswa yang belum

mengetahui cara-cara dalam melakukan praktikum kerja bengkel yang baik sesuai dengan

standar kerja.

1. Mengikir

Menurut Eko (2012) “Pengikiran ialah operasi yang menggunakan alat berupa kikir.

Biasa dilakukan untuk mengurangi ketebalan benda kerja, membentuk, meratakan, hingga

menghaluskan benda kerja”. Bisa dikatakan bahwa mengikir berfungsi untuk meratakan,

membuat siku, bahkan menghaluskan permukaan bidang kerja. Mengikir adalah mengurangi

jumlah partikel-partikel benda kerja dengan menggesekkan kikir pada permukaan benda kerja

agar terbentuk atau agar sesuai dengan target pencapaian. Alat yang dipergunakan dalam

mengikir disebut kikir. Ada banyak sekali alat-alat kikir yang tersedia di pasar dengan fungsi

yang berbeda-beda pula. Berikut adalah macam-macam alat kikir beserta fungsinya.
a. Kikir blok tebal

Tebal seluruh permukaan kikir sama, berbentuk persegi panjang dan lebar

ujungnya berkurang daripada pangkalnya. Fungsinya untuk meratakan benda kerja

dan membuat benda kerja lebih siku.

b. Kikir setengah bulat

Di satu bagian memiliki bentuk persegi empat rata dan pada bagian sebaliknya

membentuk setengah lingkaran. Fungsi dari kikir ini adalah untuk meratakan,

menghaluskan dan membuat bidang cekung pada benda kerja.

c. Kikir segi empat

Memiliki empat sisi dan membentuk persegi empat. Fungsinya untuk

meratakan permukaan dan menyiku antara satu bidang dengan bidang yang lainnya.

d. Kikir bulat

Bentuknya bulat seperti tabung dan ujungnya semakin mengecil. Berfungsi

untuk menghaluskan permukaan bidang yang berbentuk lingkaran atau cekungan serta

untuk menambah ukuran diameter lubang bidang.

e. Kikir segi tiga

Memiliki tiga sisi yang membentuk segi tiga dan pada ujungnya lebih

mengecil daripada pangkalnya. Berfungsi untuk mengikir bidang yang memiliki sudut

60° atau lebih besar.

f. Kikir pisau

Memiliki bentuk seperti pisau, terdapat tiga sisi dan di salah satu sisi

membentuk sudut lancip. Fungsinya adalah untuk meratakan permukaan bidang yang

memiliki sudut 60° atau bahkan yang lebih kecil.


Gambar 1.1 Macam-macam kikir

Cara mengikir yang baik adalah sebagai berikut :

a. Posisi badan di sebelah kiri ragum, dengan lutut dibentangkan dan jarak antara kaki

seukuran panjang kikir, sementara sudut antara poros ragum dan kaki kiri membentuk

sudut 30° sementara kaki kanan membentuk sudut 75°.

b. Saat melakukan pengikiran badan dicondongkan ke depan, kaki kanan lurus dan lutut

kiri dibengkokkan.

c. Tangan kanan memegang kikir dengan kuat dengan ibu jari berada di atas gagang dan

jari lainnya di bawah gagang kikir. Sementara tangan kiri diletakkan di ujung kikir

dengan posisi telapak tangan dan ibu jari di atas kikir dan jari-jari yang lain berada di

luar kikir namun tidak menggenggamnya.


Tekanan yang diberikan kepada kikir haruslah sama antara tangan kanan dan tangan kiri

agar hasil pengikiran bisa rata.

Gambar 1.2 Posisi Mengikir yang Baik

2. Menggambar (Penggores, Penitik dan Stampel angka)

Dalam teknik menggambar atau bisa disebut menandai bidang kerja agar tidak salah

dalam melakukan pengerjaan selanjutnya ada 3 macam alat yang bisa digunakan yaitu

penggores, penitik dan stempel angka.


a. Penggores

Menurut Pahlevianto (2011) “Penggores adalah alat yang berfungsi untuk

memberi garis atau goresan pada benda kerja”. Penggores memiliki bentuk runcing

pada ujung-ujungnya, pada umumnya penggores memiliki dua bentuk ujung yang

berbeda. Penggores terbuat dari bahan baja yang kuat bahkan lebih kuat dari pada

benda kerja yang akan di gores. Penggores berfungsi seperti pensil yang akan di

gunakan untuk menggambar di atas kertas. Cara menggunakan penggores ini adalah

dengan menggoreskan ujung runcing penggores terhadap permukaan benda kerja

yang di tandai atau digambar.

b. Penitik

Penitik memiliki bentuk mirip sebuah obeng dan memiliki ujung runcing.

Bahan penyusun dari penitik ini adalah dari baja karbon kuat yang lebih kuat dari

bahan yang akan di beri tanda. Fungsi dari penitik ini adalah untuk memberikan tanda

pada benda kerja yang akan dibor. Selain itu penitik juga berfungsi untuk memberikan

lubang kecil pada benda kerja yang akan dibor sehingga mata bor yang akan

digunakan untuk mengebor tidak akan meleset atau tidak tepat sasaran.

Cara menggunakan penitik adalah :

1. Tempatkan ujung runcing penitik pada posisi benda kerja yang akan dibor atau

ditandai.

2. Posisikan penitik pada posisi tegak lurus agar tanda yang akan dibuat tidak miring.

3. Setelah penitik dirasa telah tepat maka pukul ujung atas penitik dengan palu.

4. Pemukulan tersebut harus dilakukan dengan sekali pukul namun keras, apabila

pemukulan dilakukan berulang-ulang dikhawatirkan akan membuat lebih dari satu

tanda.
c. Stampel Angka

Stampel angka menurut Pahlevianto (2011) “Alat ini dibuat dari bahan baja

perkakas yang dikeraskan, digunakan untuk memberi tanda berupa huruf dan angka

maupun symbol pada logam atau bahan yang tidak dikeraskan” stampel angka ini

memiliki bermacam-macam ukuran mulai dari 0,5 mm sampai 5,0 mm. Fungsi dari

alat ini adalah untuk memberikan tanda berupa nomor pada benda kerja. Cara

menggunakan stempel angka ini sama dengan cara menggunakan penitik yaitu dengan

dipukul satu kali.

3. Menggergaji

Menggergaji benda kerja yang terbuat dari logam atau besi berbeda dengan

menggergaji benda yang lebih lunak seperti kayu. Selain itu gergaji yang digunakan untuk

menggergaji besi berbeda pula dengan gergaji pada umumnya.

Gergaji yang digunakan untuk memotong bahan-bahan besi biasanya disebut dengan

gergaji besi. Konstruksi dari gergaji besi ini terdiri dari bingkai atau frame gergaji yang

terbuat dari pipa besi yang keras dan kuat. Pada daun gergaji terdapat tempat untuk

mengaitkan gerigi pemotong. Jumlah dari gerigi pemotong juga harus diperhatikan saat

melakukan penggergajian.

Cara menggunakan gergaji adalah :

1. Sebelum melakukan kegiatan penggergajian tandai terlebih dahulu benda kerja yang

akan digergaji menggunakan penggores.

2. Taruh gerigi gergaji tepat pada garis tanda yang telah dibuat
3. Setelah tepat maka lakukan penggergajian dengan mendorong dan menarik gerigi

gergaji secara perlahan-lahan terlebih dahulu agar tidak meleset dari tanda

4. Setelah gerigi gergaji telah mencapai setengah dari proses penggergajian maka

gerakan gergaji bisa dipercepat namun harus tetap melihat kelurusan dari proses

penggergajian tersebut.

5. Apabila gerakan penggergajian terasa berat maka bisa ditambahkan cairan pelicin

seperti air sabun agar proses penggergajian bisa lebih ringan.

Namun, sekarang proses penggergajian dalam produksi sudah tidak banyak dipakai,

menurut Comet Go (2013) “Namun ketika proses produksi, sering juga pemotongan ini

dilakukan dengan mesin gerinda potong, gergaji mesin, ataupun LPG blender”.

4. Mengebor

Mengebor merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membuat lubang pada benda

kerja dengan diameter tertentu menggunakan mesin bor atau mesin bubut. Ada dua macam

mesin bor yang bisa digunakan yaitu mesin bor tangan dan mesin bor duduk atau bor meja

(Milling, Drilling). Cara penggunaan mesin mesin bor duduk atau mesin bor meja (Milling,

Drilling) adalah

1. Setelah benda yang akan dibor diberi tanda dengan penitik maka jepitlah benda

menggunakan ragum yang terdapat di meja bor dengan kencang dan rapat.

2. Pastikan mata bor yang akan digunakan telah sesuai dan terpasang dengan benar dan

kencang.

3. Posisikan benda kerja yang telah dijepit ragum tadi lurus dengan mata bor dengan

menempelkan ujung dari mata bor terhadap lubang penanda dari penitik.
4. Setelah dirasa sudah tepat, nyalakan mesin bor untuk memulai proses pengeboran.

5. Saat mata bor mulai melubangi benda kerja tekan perlahan-lahan dan angkat kembali

mata bor kemudian tekan kembali mata bor, ulangi hingga berlubang atau hingga

sesuai dengan ketentuan.

6. Setelah selesai maka matikan mesin bor dan lepaskan benda kerja dari ragum.

Saat mengebor harus diperhatikan mata bor dan benda kerja. Karena kebanyakan pada

saat mengebor terjadi kejadian mata bor yang patah karena tekanan yang diberikan terlalu

besar. Selain itu banyak juga yang terjadi seperti pengeboran yang tidak lurus dengan tanda

yang telah diberikan.

5. SNEY dan TAP

Sney dan Tap merupakan kompetensi dalam praktikum kerja bengkel yang bertujuan

untuk membuat ulir pada benda kerja.

A. TAP

Menurut Zuingly (2011) “Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan

dinamakan “TAP” dalam hal ini disebut saja “tap tangan” untuk membedakan

penggunaannya dengan yang dipakai mesin”. Setelah benda kerja di bor dan berlubang maka

untuk membuat ulir di dalam lubang yang selesai di bor bisa menggunakan alat tap ini. Cara

penggunaannya :

1. Pastikan ukuran tap dan lubang hasil bor sesuai.

2. Pasang benda kerja pada ragum, usahakan tidak miring dan terpasang kencang.

3. Pasang batang tap terhadap pemegang tap, pastikan telah terpasang dengan benar dan

terpasang rapat.

4. Tancapkan ujung batang tap terhadap lubang pada benda kerja


5. Setelah dikira posisi tap lurus maka proses pengetapan bisa mulai

6. Pegang pemegang tap pada masing-masing batangnya, usahakan tekanan yang

diberikan oleh tangan kiri dan tangan kanan besarnya sama.

7. Putar tap searah jarum jam perlahan lahan dengan momen setiap satu putaran ke

kanan maka harus diulangi dengan setengah putaran ke kiri.

8. Begitu seterusnya dilakukan hingga ulir dalam mencapai ketentuan.

9. Dalam proses pengetapan apabila putaran terasa berat maka bisa diberi cairan sabun

untuk meringankan putaran tap.

Gambar 1.3 Pemegang TAP

B. SNEY

Sney hampir sama dengan tap. Sney merupakan alat yang digunakan untuk membuat

ulir luar. Bahan penyusun sney adalah baja karbon yang sangat keras da kuat. Sney berfungsi

untuk membuat baut sebagai pasangan dari benda kerja yang telah di tap. Menurut Comet Go

(2013) “Kebanyakan snei hanya digunakan untuk membuat baut ukuran kecil, karena

pembuatan baut kecil sulit dilakukan pada penguliran mesin bubut karena ditakutkan benda

kerja patah”.
Cara penggunaan sney:

a. Persiapkan bahan (batang besi berbentuk tabung panjang) yang akan di sney,

usahakan ukuran dari bahan tersebut tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.

b. Jepitlah bahan ke ragum secara lurus menghadap ke atas

c. Tancapkan lubang sney ke ujung bahan, berilah sedikit cairan sabun agar

putaran sney bisa lebih ringan.

d. Lakukan hal-hal yang sama pada langkah berikutnya seperti halnya saat

melakukan tap.

e. Terakhir perkirakan seberapa panjang ulir yang dibutuhkan, jangan sampai

lebih ataupun kurang.

6. Jangka Sorong

Jangka sorong atau yang biasa disebut dengan vernier caliper menurut Pramono

(2013) “Dengan menggunakan jangka sorong / vernier caliper kita mendapatkan kontrol

ukuran dan dimensi yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat

mencapai seperseratus milimeter”.

Bagian-bagian jangka sorong :

Gambar 1.4 Jangka Sorong


a. Gigi luar

Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan cara diapit.

b. Gigi dalam

Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara diulur

(misalnya : lubang pipa)

c. Pengukur kedalaman

Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu benda dengan cara

menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.

d. Ukuran utama

Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi

yang analog.

e. Ukuran sekunder

Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch.

f. Patokan pembacaan skala utama.

Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan cm.

g. Patokan pembacaan skala sekunder (inch)

Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan inch.

h. Pengunci

Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.

Pramono (2013) mengatakan “Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki

ketelitian dapat mencapai seperseratus milimeter. Pada versi analog, umumnya tingkat

ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorong di bawah 30 cm dan 0.01 untuk yang di atas

30cm”
Cara Menggunakan jangka sorong :

1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan agar

nilai ukur tetap.

2. Perhatikan dan baca skala pada batang jangka, lihatlah angka yang dicapai

oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius.

3. Lihat garis skala pada nonius, cari skala utama dan skala nonius yang

berhimpit

Anda mungkin juga menyukai