Bangunan Gedung
Pengertian
1. Penghawaan
2. Pencahayaan
2. Kesehatan 3. Sanitasi
4. Bahan Bangunan
Persyaratan Keandalan
Bangunan Gedung 1. Kenyaman ruang gerak dalam
bangunan gedung
3.Kenyamanan 2. Kondisi udara dalam ruang
3. Tingkat Getaran
4. Tingkat Kebisingan
1 5
TUJUAN KESELAMATAN
KEBAKARAN
1 14
Keselamatan – Instalasi Tenaga Listrik
1 15
Keselamatan – Bahan Peledak
1 16
Keselamatan Sistem penghawaan
Kesehatan
Sistem pencahayaan
Kenyamanan
Penggunaan bahan
Sistem Penghawaan
• Merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan pada bangunan
gedung melalui bukaan dan / atau ventilasi alami dan / atau ventilasi buatan.
• Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan dan bangunan pelayanan
umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk ventilasi alami.
• Setiap bangunan gedung harus mempunyai ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanik/buatan
sesuai dengan fungsinya.
• Bangunan gedung tempat tinggal harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan
jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
• Bangunan gedung pelayanan kesehatan, khususnya ruang perawatan, harus mempunyai
bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat
dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
• Bangunan gedung pendidikan, khususnya ruang kelas, harus mempunyai bukaan permanen,
kisi-kisi pada jendela dan pintu dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk
kepentingan ventilasi alami.
1 18
Sistem Penghawaan
Ventilasi alami harus memenuhi ketentuan:
• terdiri dari bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela, atau sarana lain yang dapat dibuka sesuai dengan kebutuhan
dan standar teknis yang berlaku;
• setiap lantai gedung parkir kecuali pelataran parkir terbuka harus mempunyai sistem ventilasi alami permanen yang memadai;
• ventilasi alami pada suatu ruangan dapat berasal dari kisi-kisi pada pintu dan jendela, bukaan permanen, pintu ventilasi atau
sarana lainnya dari ruangan yang bersebelahan;
Ventilasi mekanik/buatan harus memenuhi ketentuan:
• harus diberikan jika ventilasi alami tidak dapat memenuhi syarat;
• penempatan fan harus memungkinkan pelepasan udara keluar dan masuknya udara segar, atau sebaliknya;
• harus bekerja terus menerus selama ruang tersebut dihuni;
• bangunan atau ruang parkir tertutup harus dilengkapi sistem ventilasi mekanik/buatan untuk pertukaran udara;
• gas buang mobil pada setiap lantai ruang parkir bawah tanah (basemen) tidak boleh mencemari udara bersih pada lantai
lainnya;
• harus memperhitungkan besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruang dalam bangunan gedung.
• mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi.
• mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
1 19
Sistem Pencahayaan
• Kebutuhan pencahayaan disediakan melalui pencahayaan alami dan / atau pencahayaan buatan.
• Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan dan bangunan pelayan
umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
• Setiap bangunan gedung harus mempunyai pencahayaan yang cukup sesuai dengan fungsinya,
yang dapat dipenuhi baik melalui pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan.
Pencahayaan alami harus memenuhi ketentuan:
• pemanfaatan pencahayaan alami harus diupayakan optimal;
• kebutuhan pencahayaan alami disesuaikan dengan fungsi bangunan gedung dan fungsi masing-
masing ruang di dalam bangunan gedung;
• bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, dan pendidikan harus mempunyai
dinding dan/atau atap tembus cahaya buntuk kepentingan pencahayaan alami. Bukaan tersebut
dapat ditutup dengan bahan yang tembus cahaya; dan
• silau sebagai akibat pencahayaan alami perlu dikendalikan agar tidak mengganggu tingkat
iluminasi yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dalam bangunan gedung.
1 20
Sistem Pencahayaan
• Pencahayaan buatan harus dipilih secara fleksibel, efektif dan sesuai
dengan tingkat iluminasi yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang
dalam bangunan gedung, dengan mempertimbangkan efisiensi,
penghematan energi yang digunakan, dan tidak menghasilkan
ketidaknyamanan karena silau atau pantulan.
• Semua sistem pencahayaan, kecuali yang diperlukan untuk
pencahayaan darurat, harus dilengkapi dengan pengendali manual,
dan/atau otomatis, serta ditempatkan pada tempat yang mudah
dicapai/dibaca oleh pengguna ruang.
• Mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
1 21
Sistem Sanitasi
• Sistem sanitasi harus disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan / atau air limbah, kotoran dan sampah,
serta penyaluran air hujan.
• Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus dipasang sehingga
mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan serta tidak
menggangu lingkungan sekitar.
• Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem plambing, yang meliputi sistem
air bersih, sistem air kotor, air kotoran dan/atau air limbah, alat plambing yang memadai,
serta sistem pengolahan air limbah.
• Sistem plambing harus direncanakan dan dipasang sedemikian rupa sehingga mudah
dalam operasional dan pemeliharaannya, tidak mencemari lingkungan, serta
diperhitungkan sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
• Ketentuan tatacara perencanaan dan pemasangan sistem plambing pada bangunan
gedung mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
1 22
Sistem Sanitasi
• Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem saluran air hujan.
• Air hujan harus dialirkan ke sumur resapan dan dialirkan ke jaringan
• drainase kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali untuk daerah tertentu.
• Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab-sebab lain yang dapat diterima, maka
harus dilakukan cara-cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
• Sistem saluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan
pada saluran.
• Ketentuan tatacara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem saluran air hujan pada
bangunan gedung mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
• Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan fasilitas penampungan dan/atau pengolahan
sampah yang memadai, sehingga tidak mengganggu keselamatan, kesehatan dan kenyamanan
bagi penghuni, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
• Ketentuan tata cara perencanaan, pemasangan, dan pengelolaan fasilitas persampahan pada
bangunan gedung mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
1 23
Penggunaan Bahan
Penggunaan bahan bangunan gedung harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Penggunaan bahan bangunan dalam pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung harus:
• menjamin kesehatan, keselamatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan;
• menjamin keandalan bangunan gedung sesuai umur layanan teknis yang direncanakan;
• menjamin ketahanan bahan bangunan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh cuaca, serangga perusak
dan/atau jamur; dan
• mewujudkan bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
Pemanfaatan dan penggunaan bahan bangunan lokal dianjurkan sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Penggunaan bahan bangunan untuk fungsi dan klasifikasi bangunan gedung tertentu termasuk bahan bangunan
tahan api harus melalui pengujian.
Bahan bangunan prefabrikasi harus dirancang sehingga memiliki sistem sambungan yang baik dan andal, serta
mampu bertahan terhadap gaya angkat pada saat pemasangan.
Ketentuan mengenai penggunaan bahan bangunan mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
1 24
Persyaratan Teknis Keandalan BG
Kesehatan
Kondisi udara
Kenyamanan
(Pasal 26)
Kenyamanan pandangan
Kemudahan
Tingkat getaran
Tingkat kebisingan
Ayat (2) : Kenyamanan ruang gerak
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) merupakan tingkat kenyamanan
yang diperoleh dari dimensi ruang
dan tata letak ruang yang
memberikan kenyamanan bergerak
dalam ruangan.
Ayat (3). Kenyamanan hubungan antar ruang
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) merupakan tingkat kenyamanan
yang diperoleh dari tata letak ruang
dan sirkulasi antar ruang dalam
bangunan gedung untuk
terselenggaranya fungsi bangunan
gedung.
Ayat (4): Kenyamanan kondisi udara dalam ruang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
merupakan tingkat kenyamanan yang
diperoleh dari temperatur dan kelembaban di
dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi
bangunan gedung.
Ayat (5): Kenyamanan pandangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) merupakan kondisi dimana hak
pribadi orang dalam melaksanakan
kegiatan di dalam bangunan
gedungnya tidak terganggu dari
bangunan gedung lain di
sekitarnya.
Ayat (6) Kenyamanan tingkat getaran
dan kebisingan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)
merupakan tingkat
kenyamanan yang ditentukan
oleh suatu keadaan yang
tidak mengakibatkan
pengguna dan fungsi
bangunan gedung terganggu
oleh getaran dan / atau
kebisingan yang timbul baik
dari dalam bangunan gedung
maupun lingkungannya.
PERSYARATAN –
KEMUDAHAN
1 31
KETENTUAN MENGENAI
HUBUNGAN KE, DARI, DI DALAM
BANGUNAN
Kemudahan
Kemudahan hubungan
hubungan horizontal
horizontal antar
antar ruang
ruang
dalam
dalam bangunan
bangunan gedung
gedung sebagaimana
sebagaimana merupakan
merupakan
keharusan
keharusan BANGUNAN GEDUNG UNTUK
MENYEDIAKAN
MENYEDIAKAN PINTU
PINTU DAN
DAN / ATAU
ATAU
KORIDOR
KORIDOR ANTAR RUANG
Penyediaan
Penyediaan mengenai
mengenai jumlah,
jumlah, ukuran
ukuran dan
dan
konstruksi
konstruksi teknis pintu dan koridor
DISESUAIAKAN
DISESUAIAKAN DENGANDENGAN FUNGSI
FUNGSI RUANG
RUANG
BANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG
GEDUNG
HARUS
HARUS MENYEDIAKAN
MENYEDIAKAN AKSES
AKSES MASUK
MASUK //
KELUAR
KELUAR UTAMA
UTAMA YG
YG MEMADAI
MEMADAI SESUAI
SESUAI
DENGAN
DENGAN FUNGSINYA
FUNGSINYA
Arah
Arah bukaan
bukaan daun
daun pintu
pintu dalam
dalam suatu
suatu ruangan
ruangan
dipertimbangkan
dipertimbangkan BERDASARKAN FUNGSI
RUANG
RUANG DANDAN ASPEK
ASPEK KESELAMATAN
KESELAMATAN
1 32
Kemudahan
Kemudahan hubungan
hubungan vertical
vertical dalam
dalam
bangunan
bangunan gedung
gedung termasuk,
termasuk, sarana
sarana
TRANSFORMASI
TRANSFORMASI VERTIKAL berupa
penyediaan
penyediaan tangga,
tangga, ram,
ram, dan
dan sejenisnya
sejenisnya serta
serta
lift
lift dan
dan // atau
atau tangga
tangga berjalandalam
berjalandalam bangunan
bangunan
gedung
gedung denganmempertimbangkan
denganmempertimbangkan
kemudahan,
kemudahan, keamanan,
keamanan, keselamatan,
keselamatan, dan
kesehatanpengguna.
kesehatanpengguna.
BANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG
GEDUNG DENGAN
DENGAN JMLH
JMLH
LANTAI
LANTAI LEBIH
LEBIH DARI
DARI 55 HARUS
HARUS
DILENGKAPI
DILENGKAPI DG
DG SARANA
SARANA
TRANSPORTASI
TRANSPORTASI VERTIKAL
VERTIKAL (LIF)
(LIF) YG
YG
DIPASANG
DIPASANG SESUAI
SESUAI KEBUTUHAN
KEBUTUHAN DAN DAN
FUNGSI
FUNGSI BANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG.
GEDUNG.
AKSES EVAKUASI DALAM KEADAAN
DARURAT
• PENYEDIAAN AKSES EVAKUASI HRS DAPAT DICAPAI DG MUDAH &
DILENGKAPI DG PETUNJUK ARAH YG JELAS
• PENYEDIAAN SARANA JALAN KELUAR, TANDA ARAH & SISTEM
PERINGATAN BAHAYA DISESUAIAKAN DG FUNGSI,
KLASIFIKASI, JUMLAH DAN KONDISI PENGGUNA BANGUNAN
GEDUNG SERTA JARAK PENCAPAIAN KETEMPAT YG AMAN
• SARANA JALAN KELUAR YG MELIPUTI PENCAPAIAN KE AKSES
EKSIT, EKSIT & PELEPASAN EKSIT HARUS DILENGKAPI DG TANDA
ARAH YG MUDAH DIBACA & JELAS
• PEMILIHAN JENIS, JUMLAH & LETAK SISTEM PERINGATAN BAHAYA
DLM BANGUNAN GEDUNG BERDASARKAN FUNGSI BANGUNAN
GEDUNG & MENGACU PD STANDAR TEKNIS YG BERLAKU
• KETENTUAN LEBIH LANJUT TENTANG PERANCANGAN,
PEMASANGAN & PEMELIHARAAN SARANA JALAN KELUAR, TANDA
ARAH & SISTEM PERINGATAN BAHAYA MENGIKUTI PEDOMAN &
STANDAR TEKNIS YG BERLAKU
PENYEDIAAN FASILITAS & AKSESIBILITAS
BAGI PENYANDANG CACAT DAN LANJUT
USIA
FASILITAS &
AKSESIBILITAS
SEBAGAIMANA DIMAKSUD
MELIPUTI :
TOILET, TEMPAT PARKIR,
TELEPON UMUM, RAMP,
JALUR PEMANDU & RAMBU
PENANDA BAGI
PENYANDANG CACAT
PENUTUP