Kesehatan Pengamanan
Kebakaran
Kenyamanan
Pengamanan Instalasi
Tenaga Listrik
Bahan Peledak
Keselamatan – struktur
1 7
Keselamatan –
struktur
Struktur bangunan yang
terdiri dari elemen struktur
harus dapat bekerja sama
secara keseluruhan menjadi
satu kesatuan untuk mampu
berfungsi menjamin
kekuatan, stabilitas,
kekakuan, keselamatan dan
kenyamanan bangunan
gedung terhadap segala
macam beban dan terhadap
segala bahaya (gempa,
kebakaran, dll.)
Keselamatan –
Pengamanan Kebakaran
Setiap BG, kecuali Rumah Tinggal
Tunggal, harus dilindungi
terhadap bahaya kebakaran
dengan Sistem Proteksi Pasif dan
Aktif thd Bahaya Kebakaran
Penerapan sistem proteksi
pasif/aktif didasarkan pada
fungsi/klasifikasi, luas,
ketinggian, volume, bahan
bangunan terpasang, dan/atau
jumlah penghuni BG.
Setiap BG dengan
fungsi/klasifikasi, luas,
ketinggian, volume bangunan,
dan/atau jumlah penghuni
tertentu harus memiliki unit
Manajemen Pengamanan
Kebakaran 1 9
TUJUAN KESELAMATAN
KEBAKARAN
1 36
Keselamatan –
Instalasi Tenaga
Listrik
1 37
Keselamatan –
Bahan Peledak
Setiap BG untuk
kepentingan umum, atau
BG fungsi khusus, harus
dilengkapi dengan sistem
pengamanan yang
memadai untuk mencegah
terjadinya keruntuhan
struktur dan/atau
kebakaran akibat
bencana bahan peledak
dan sejenisnya
1 38
Keselamatan Sistem penghawaan
Kesehatan
Sistem pencahayaan
Kenyamanan
Penggunaan bahan
Sistem Penghawaan
Merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus
disediakan pada bangunan gedung melalui bukaan dan / atau
ventilasi alami dan / atau ventilasi buatan.
Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan bangunan pelayanan umum lainnya harus
mempunyai bukaan untuk ventilasi alami.
Setiap bangunan gedung harus mempunyai ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya.
Bangunan gedung tempat tinggal harus mempunyai bukaan
permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan
permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
Bangunan gedung pelayanan kesehatan, khususnya ruang
perawatan, harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada
pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka
untuk kepentingan ventilasi alami.
Bangunan gedung pendidikan, khususnya ruang kelas, harus
mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada jendela dan pintu
dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan
ventilasi alami.
40
Sistem Pencahayaan
Kebutuhan pencahayaan disediakan melalui pencahayaan alami
dan / atau pencahayaan buatan.
Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan bangunan pelayan umum lainnya harus
mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.
Setiap bangunan gedung harus mempunyai pencahayaan yang
cukup sesuai dengan fungsinya, yang dapat dipenuhi baik melalui
pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan.
Pencahayaan alami harus memenuhi ketentuan:
pemanfaatan pencahayaan alami harus diupayakan optimal;
kebutuhan pencahayaan alami disesuaikan dengan fungsi
bangunan gedung dan fungsi masing-masing ruang di dalam
bangunan gedung;
bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, dan
pendidikan harus mempunyai dinding dan/atau atap tembus
cahaya buntuk kepentingan pencahayaan alami. Bukaan tersebut
dapat ditutup dengan bahan yang tembus cahaya; dan
silau sebagai akibat pencahayaan alami perlu dikendalikan agar
tidak mengganggu tingkat iluminasi yang dipersyaratkan sesuai
fungsi ruang dalam bangunan gedung.
41
INDEX PENCAHAYAAN MENURUT JENIS RUANGAN ATAU
UNIT
1. Ruang pasien : - saat tidak tidur 100 – 200 Lux
-saat tidur Maksimal 50 Lux
Warna cahaya sedang
2. Ruang Operasi Umum 300 – 500 Lux
3. Meja Operasi 10.000 – 20.000 Lux Warna cahaya
sejuk
atausedang tanpa bayangan
4. Anestesi, pemulihan 300 -500 Lux
5. Endoscopy, lab 75 – 100 Lux
6. Sinar X Minimal 60 Lux
7. Koridor Minimal 100 Lux
8. Tangga Minimal 100 Lux Malam hari
10. Ruang alat/gudang Minimal 200 Lux
11. Farmasi Minimal 200 Lux
12. Dapur Minimal 200 Lux
13. Ruang Cuci Minimal 100 Lux
14. Toilet Minimal 100 Lux
15. Ruang Isolasi khusus Penyakit Tetanus 0,1 –
0,5 Lux Warna cahaya biru
16. Ruang luka bakar 100 – 200 Lux
Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi harus disediakan di dalam dan di luar bangunan
gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor
dan / atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus
dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya,
tidak membahayakan serta tidak menggangu lingkungan sekitar.
Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem plambing,
yang meliputi sistem air bersih, sistem air kotor, air kotoran dan/atau
air limbah, alat plambing yang memadai, serta sistem pengolahan air
limbah.
Sistem plambing harus direncanakan dan dipasang sedemikian rupa
sehingga mudah dalam operasional dan pemeliharaannya, tidak
mencemari lingkungan, serta diperhitungkan sesuai dengan fungsi
bangunan gedung.
Ketentuan tatacara perencanaan dan pemasangan sistem plambing
pada bangunan gedung mengikuti pedoman dan standar teknis yang
berlaku.
44
Sistem Sanitasi
Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi
dengan sistem saluran air hujan.
Air hujan harus dialirkan ke sumur resapan dan dialirkan ke
jaringan
drainase kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali
untuk daerah tertentu.
Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab-sebab
lain yang dapat diterima, maka harus dilakukan cara-cara lain
yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
Sistem saluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah
terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran.
Ketentuan tatacara perencanaan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem saluran air hujan pada bangunan gedung
mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.
Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan fasilitas
penampungan dan/atau pengolahan sampah yang memadai,
sehingga tidak mengganggu keselamatan, kesehatan dan
kenyamanan bagi penghuni, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.
Ketentuan tata cara perencanaan, pemasangan, dan pengelolaan
fasilitas persampahan pada bangunan gedung mengikuti
pedoman dan standar teknis yang berlaku.
45
Penggunaan Bahan
Penggunaan bahan bangunan gedung harus aman bagi kesehatan pengguna
bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
Penggunaan bahan bangunan dalam pembangunan dan pemanfaatan
bangunan gedung harus:
menjamin kesehatan, keselamatan pengguna bangunan gedung dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;
menjamin keandalan bangunan gedung sesuai umur layanan teknis yang
direncanakan;
menjamin ketahanan bahan bangunan terhadap kerusakan yang
diakibatkan oleh cuaca, serangga perusak dan/atau jamur; dan
mewujudkan bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan
lingkungannya;
Pemanfaatan dan penggunaan bahan bangunan lokal dianjurkan sesuai
dengan kebutuhan dan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Penggunaan bahan bangunan untuk fungsi dan klasifikasi bangunan gedung
tertentu termasuk bahan bangunan tahan api harus melalui pengujian.
Bahan bangunan prefabrikasi harus dirancang sehingga memiliki sistem
sambungan yang baik dan andal, serta mampu bertahan terhadap gaya
angkat pada saat pemasangan.
Ketentuan mengenai penggunaan bahan bangunan mengikuti pedoman dan
standar teknis yang berlaku.
46
Persyaratan Teknis Keandalan BG
Kenyamanan ruang
Keselamatan gerak dan hubungan
antar ruang
Kesehatan
Kondisi udara
Kenyamanan
Kenyamanan pandangan
KEMUDAHAN HUBUNGAN
Keselamatan HORIZONTAL
Kesehatan
KEMUDAHAN HUBUNGAN
VERTIKAL
Kenyamanan
(Pasal 26)
AKSES EVAKUASI DALAM
KEADAAN DARURAT
KEBAKARAN
1 54
KETENTUAN MENGENAI
HUBUNGAN KE, DARI, DI DALAM
BANGUNAN
Kemudahan hubungan horizontal
antar ruang dalam bangunan gedung
sebagaimana merupakan keharusan
BANGUNAN GEDUNG UNTUK
MENYEDIAKAN PINTU DAN / ATAU
KORIDOR ANTAR RUANG
Penyediaan mengenai jumlah, ukuran
dan konstruksi teknis pintu dan
koridor DISESUAIAKAN DENGAN
FUNGSI RUANG BANGUNAN GEDUNG
HARUS MENYEDIAKAN AKSES MASUK /
KELUAR UTAMA YG MEMADAI SESUAI
DENGAN FUNGSINYA
Arah bukaan daun pintu dalam suatu
ruangan dipertimbangkan
BERDASARKAN FUNGSI RUANG DAN
ASPEK KESELAMATAN
55
Kemudahan hubungan vertical
dalam bangunan gedung termasuk,
sarana TRANSFORMASI VERTIKAL
berupa penyediaan tangga, ram, dan
sejenisnya serta lift dan / atau
tangga berjalandalam bangunan
gedung denganmempertimbangkan
kemudahan, keamanan,
keselamatan, dan
kesehatanpengguna.
BANGUNAN GEDUNG DENGAN JMLH
LANTAI LEBIH DARI 5 HARUS
DILENGKAPI DG SARANA TRANSPORTASI
VERTIKAL (LIF) YG DIPASANG SESUAI
KEBUTUHAN DAN FUNGSI BANGUNAN
GEDUNG.
AKSES EVAKUASI DALAM KEADAAN DARURAT