D3 – Radiologi
S1 – K3 FKMUI
S2 – K3 FKMUI
TPU
Setelah mengikuti materi ini peserta
mampu melakukan pengelolaan Aspek
K3 pada bangunan dan prasarana di
rumah sakit.
TPK
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep K3 pada bangunan dan prasarana bangunan RS
2. Menjelaskan persyaratan K3 bangunan rumah sakit
3. Melakukan pengelolaan risiko K3 pada tahapan kontruksi bangunan RS
4. Melakukan pengelolaan risiko K3 bangunan RS
5. Menjelaskan persyaratan K3 pada prasarana RS
6. Melakukan pengendalian risiko K3 pada prasarana RS
POKOK BAHASAN sebagai berikut:
HARUS TERPENUHI
Hierarki pengendalian
tersebut antara lain
ialah
eliminasi,
substitusi,
perancangan,
administrasi dan
alat pelindung diri
(APD).
UNSUR-UNSUR TERKAIT PROYEK KONSTRUKSI
1.Pemilik proyek adalah penyandang dana sebagai pemilik yang
memberikan kepercayaan kepada kontraktor ( proyek
konstruksi ).
2.Kontraktor adalah perusahaan jasa konstruksi yang diberi
kepercayaan oleh pemilik proyek untuk mengerjakan suatu
kegiatan proyek konstruksi.
3.Sub-kontraktor adalah perusahaan jasa yang membantu
berbagai macam tugas kontraktor dalam kegiatan proyek
konstruksi bangunan.
4.Pekerja proyek & Pekerja Subkon.
5. Pemasok adalah perusahaan yang bekerja di bidang jasa yang
mensuplai barang-barang / alat-alat kebutuhan proyek
konstruksi bangunan.
6. Masyarakat adalah masyarakat atau yang dapat ikut
berpartisipasi.
7. Instruksi teknis adalah pemerintah yang terkait dengan
kegiatan proyek konstruksi bangunan baik dalam bentuk
administratif maupun terkait.
8. Pelaksanaan proyek kontruksi dimulai setelah ada penilaian
oleh tim K3 atau tim penilai lainnya yang menyatakan bahwa
proyek tersebut memenuhi aspek K3.
STRATEGI PENERAPAN K3
PADA PROYEK KONSTRUKSI
1.Identification Setiap kegiatan proyek konstruksi memiliki
karakteristik yang berbeda. ( Mapping potensi bahaya menurut
area / aktifitas )
2.Evaluation Dari hasil identifikasi dilakukan evaluasi tentang
potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas berdasarkan
hazards rating.
3.Develops the plan susun rencana pengendalian dan
pencegahan kecelakaan, Terapkan konsep baku SMK3,
Susunlah pekerjaan implementasi dan program-program K3
yang akan dilakukan.
STRATEGI PENERAPAN K3 PADA PROYEK KONSTRUKSI
PENGUJIAN BANGUNAN
- Persyaratan teknis Keandalan bangunan gedung.
- Faktor kekuatan struktur bangunan.
- Faktor proteksi bangunan terhadap sambaran petir dan
sengatan listrik.
- Faktor proteksi bangunan terhadap kebakaran.
YANG HARUS PENGELOLAAN RISIKO K3
DILAKUKAN PADA PRASARANA RUMAH SAKIT
A.INVENTARISASI PRASARANA
Inventarisasi prasarana adalah kegiatan
pengumpulan data prasarana rumah sakit
meliputi jenis, jumlah, lokasi penempatan
serta kondisi dari prasarana rumah sakit
B.INSPEKSI K3 PRASARANA
Inspeksi K3 prasarana adalah kegiatan
pemeriksaan secara visual dengan
menggunakan formulir / cek list terhadap
kondisi prasarana dengan melihat kondisi
aman atau tidak aman
YANG HARUS PENGELOLAAN RISIKO K3
DILAKUKAN PADA PRASARANA RUMAH SAKIT
RISK
meliputi butir 1 sampai dengan 8 pada maksud
dan tujuan. (D,W)
3.Rumah sakit mengambil tindakan berdasar atas ASSESSMENT
hasil asesmen risiko untuk meminimalkan risiko
selama pembongkaran, konstruksi, dan
renovasi. (D,O,W)
4.Rumah sakit memastikan bahwa kepatuhan ( PCRA )
kontraktor dipantau, ditegakkan, dan
didokumentasikan. (lihat juga MFK 3). (D,O,W)
Elemen Penilaian MFK 4.2
Standar MFK 9
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan
semua sistem utilitas (sistem pendukung) berfungsi efisien dan efektif
yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.
Asuhan pasien rutin dan darurat berjalan selama 24 jam terus menerus,
setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam seminggu.
Jadi, kesinambungan fungsi utilitas merupakan hal esensial untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Termasuk listrik dan air harus tersedia
selama 24 jam terus menerus, setiap hari, dalam waktu 7 hari dalam
seminggu.
Manajemen utilitas yang baik dapat menghasilkan sistem utilitas berjalan
efektif dan mengurangi potensi risiko yang timbul. RS perlu regulasi
pengelolaan sistem utilitas, minimal :
a)Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh
hari dalam seminggu secara terus menerus;
b)Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas,
memetakan pendistribusiannya, dan melakukan update secara berkala;
c) Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua komponen utilitas
yang ada di daftar inventaris;
d)Jadwal pemeriksaan, testing, dan pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasar atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko,
dan pengalaman rumah sakit;
e)Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
Elemen Penilaian MFK 9
1. Rumah sakit mempunyai sistem pemantauan dan bertindak terhadap
pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya,
recall/penarikan kembali, laporan insiden, masalah, dan kegagalan
pada peralatan medis. (R)
2. Rumah sakit membahas pemberitahuan peralatan medis yang
berbahaya, alat medis dalam penarikan (under recall), laporan
insiden, serta masalah dan kegagalan pada peralatan medis. (D,W)
3. Rumah sakit telah melaporkan seluruh insiden keselamatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan apabila terjadi kematian,
cedera serius, atau penyakit yang disebabkan oleh peralatan medis.
(D,W)
Standar MFK 9.1
Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.
• Kebakaran.
• Kerusakan alat secara berantai.
3. BAHAYA AKIBAT LEDAKAN
Terjadi pada sistem :
• Steam (boiler).
• Gas bakar.
• Gas medik dengan percikan bara api/loncatan listrik.
• Udara tekan.
• Hubungan singkat listrik (panel dan kabel).
• Kerusakan fisiologis.
9. BAHAYA PENGARUH MEDAN MAGNIT
BAKU MUTU :
AIR MINUM
AIR BERSIH
AIR LIMBAH
3. Penggunaan tata udara
a. Instalasi ventilasi; dan
b. Instalasi sistem pengkondisian udara.
– Terdiri atas ventilasi alami dan/atau
ventilasi mekanik/buatan sesuai
syarat dan fungsinya.
– Sistem Instalasi tata udara harus
dirancang tidak menyebabkan
terjadinya penularan penyakit.
– Pemasangan Instalasi tata udara
harus mempertimbangkan prinsip-
prinsip penghematan energi dan
ramah lingkungan.
4. Penggunaan Boiler
• Instalasi uap meliputi sumber uap, distribusi uap,
dan terminal uap.
• Sumber uap diperoleh dari boiler (katel uap).
• Penempatan sumber uap harus mudah diamati,
dipelihara, dan tidak membahayakan, mengganggu
dan merugikan lingkungan, bagian Bangunan RS dan
Instalasi lain, serta diperhitungkan berdasarkan
peraturan & standar teknik yang berlaku.
• Uap yang dialirkan untuk dipergunakan pada
peralatan dapur atau keperluan laundry atau jenis
lainnya harus mengikuti peraturan dan standar
teknik yang berlaku.
• Instalasi uap dan kelengkapannya harus diuji
sebelum digunakan dan diperiksa secara berkala
oleh instansi yang berwenang.
5. Penggunaan Gas Medis
• Instalasi gas medik dan vakum medik meliputi :
a. Sumber gas medik dan vakum medik;
b. Jaringan pemipaan sistem gas medik dan vakum medik; dan
c. Terminal sistem gas medik dan vakum medik.
• Sumber gas medik dan vakum medik meliputi :
a. Silinder medik;
b. Oksigen konsentrator;
c. Kompresor udara;
d. Pompa vakum; dan
e. Pompa buangan sisa gas anastesi.
• Terminal sistem gas medik & vakum medik meliputi:
a. Stasiun outlet dan inlet; dan
b. Regulator tabung, yang dipergunakan langsung ke
pasien melalui tabung gas medik.
5. Penggunaan Gas Medis
• Silinder medik meliputi
a. Silinder gas, silinder gas cair (PGS)
b. Container cair (cryogenik).
• Jaringan pemipaan sistem gas
medik dan vakum medik meliputi :
a. Katup;
b. Rakitan buatan pabrik;
c. Rel gas medik (rgm) yang terpasang
pada permukaan;
a. Indikator tekanan dan vakum;
b. Sistem peringatan;
c. Distribusi; dan
d. Penamaan dan identifikasi.
6. Penggunaan Jaringan Komunikasi
• Sistem informasi di Rumah Sakit harus didesain
dengan sistem keamanan yang optimal untuk
menjamin aplikasi hanya dapat diakses oleh
petugas yang berwenang.
• Sistem komunikasi dalam Bangunan Rumah Sakit
dimaksudkan sebagai penyediaan sistem
komunikasi baik untuk keperluan internal
bangunan maupun untuk hubungan ke luar pada
saat terjadi kebakaran dan/atau kondisi darurat
lainnya.
• Sistem komunikasi antara lain sistem telepon,
sistem tata suara (Paging), sistem panggil
perawat, dan sistem voice evacuation.
7. Penggunaan Sistem Pengelolaan Limbah
• Instalasi pengelolaan limbah meliputi:
Limbah padat ( medis, non medis );
cair; gas; radioaktif; B3.
• Meliputi:
a. Sumber/pewadahan/alat sanitasi;
b. Jaringan; dan
c. Pengolahan akhir.
• Akses ke/dari menuju Instalasi
pengelolaan limbah melalui akses/pintu
layanan servis.
8. Penggunaan Lift
• Lift dengan lebar pintu tidak kurang dari 1,20 meter untuk
memungkinkan lewatnya tempat tidur dan brankar
/tempat tidur pasien bersama dengan pengantarnya.
• Dalam hal lift pengunjung digunakan sebagai lift pasien,
ukuran lift pengunjung harus sama dengan lift pasien
• Setiap bangunan Rumah Sakit yang menggunakan lift
harus menyediakan lift khusus kebakaran yang dimulai
dari lantai dasar bangunan (ground floor).
• Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki lift khusus
kebakaran, lift pasien, lift pengunjung, atau lift servis
dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan
darurat dapat digunakan khusus oleh petugas
kebakaran.
8. Izin Penggunaan Lift
- PEMERIKSAAN DOKUMEN
Pemeriksaan dokumen yang dilakukan, meliputi :
• Surat pengesahan pemakaian
• Gambar konstruksi
• Wiring Diagram
• Design kekuatan konstruksi bagian yg penting
• Sertifikat bahan
• Log book (maintenance dan manual operation)
• Kartu Lisensi K3 (SIO Operator)
- PEMERIKSAAN VISUAL (BERDASARKAN CEKLIST)
- PEMERIKSAAN TIDAK MERUSAK ( NON DESTRUKTIF TEST/NDT)
- PENGUJIAN FUNGSI
- PENGUJIAN BEBAN
9. Penggunaan Genset
Persyaratan Dasar
– Proteksi untuk keselamatan
– Proteksi sentuh langsung
– Proteksi sentuh tidak langsung
– Proteksi efek termal
– Proteksi arus lebih
– Proteksi arus gangguan
– Proteksi tegangan lebih akibat petir
– Proteksi perlengkapan & instalasi listrik
10. Penggunaan Mekanikal dan Elektrikal
• Instalasi mekanikal & elektrikal pada Bangunan RS meliputi:
– Instalasi transportasi vertikal;
– Instalasi sistem pencahayaan;
– Instalasi sistem kelistrikan; dan
– Instalasi proteksi petir.
Instalasi Kelistrikan
• Instalasi sistem kelistrikan harus memenuhi persyaratan yang
meliputi:
Sumber daya listrik;
Panel hubung bagi;
Jaringan distribusi listrik; ( Denah )
Perlengkapan serta Instalasi listrik untuk
memenuhi kebutuhan Bangunan RS
yang terjamin terhadap aspek
keselamatan manusia;
Keamanan Instalasi listrik beserta
perlengkapannya;
Keamanan Rumah Sakit serta isinya; dan
Perlindungan lingkungan dari bahaya
listrik.
• Instalasi Proteksi Listrik
– Instalasi proteksi bertujuan untuk
mengurangi secara nyata risiko
kerusakan yg disebabkan oleh petir
terhadap Bangunan Rumah Sakit,
termasuk manusia, peralatan, dan
perlengkapan bangunan lainnya dalam
Bangunan Rumah Sakit.