KONDISI DARURAT DAN BENCANA
DI RUMAH SAKIT
konsekuensi; manusia dan
angin topan, banjir, material. Kerusakan gedung
Hampir semua
N C buruk, gunung berapi, insiden
kimia, serangan
rutinitas
kehidupan sebuah
hancur dan produksi
pertanian macet. Orang
E
baik berasal dari hilang, terluka atau terluka
teroris, kekerasan
B alam atau komunitas/ bagian terbunuh, dan mengalami
terhadap kesehatan berbagai efek kesehatan
penyebabnya pekerja, pasien dan dan memiliki lainnya, termasuk penyakit,
bahaya teknologi fasilitas, dan wabah berbagai gangguan terhadap
ATAU masyarakat penyakit konsekuensi . pengobatan penyakit
kronis, efek psikososial dan
kecacatan.
KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA
( STANDAR KARS )
Ø Banjir Tercemarnya Kualitas air
Ø Kebakaran gedung
Ø Ledakan peralatan, tabung tekan uap
Ø Epidemi & Endemi pasca bencana alam
Ø Konsleting listrik
Ø Terkontaminasinya makanan/minuman
Ø Terkontaminasinya sediaan darah dg Virus HIV
Ø Dan lain sebagainya
ISU TERBESAR KEBAKARAN!!!
Pengelolaan Bencana yg melibatkan Rumah Sakit bisa dibedakan
menjadi dua, yaitu:
Ø Bencana yg terjadi di luar Rumah Sakit.
Dlm hal ini Rumah Sakit terlibat sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan bagi korban bencana
Ø Bencana yg terjadi di lingkungan Rumah Sakit itu sendiri
Manajemen Bencana
Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan
bencana yang dilakukan pada sebelum, pada saat dan
setelah bencana.
Penilaian Risiko
v Identifikasi ancaman (hazard),
kerentananan (vulnerability – HVA )
v Analisis Risiko Bencana
v Tentukan tingkat Risiko
v Buat Peta Risiko Bencana
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Perencanaan
Pencegahan
Situasi Pengurangan Risiko
Pendidikan
Tidak Pelatihan
Prabenca Ada Penelitian
Bencana Penaatan Tata Ruang
na
Situasi ü Mitigasi
Terdapat ü Peringatan Dini
Potensi ü Kesiapsiagaan
Pada situasi bencana Rumah Sakit akan menjadi tujuan akhir
dalam menangani korban sehingga RS harus melakukan
persiapan yang cukup..
Persiapan
- dalam bentuk menyusun perencanaan menghadapi situasi darurat atau
- rencana kontingensi, yang juga dimaksudkan agar RS tetap bisa
berfungsi-hari terhadap pasien yang sudah ada sebelumnya (business
continuity plan)
Rencana tersebut disebut sebagai Rencana Penanggulangan
Bencana di Rumah Sakit, atau Hospital Disaster Plan (HDP).
Ketika BENCANA selalu terjadi keadaan yang kacau
(chaos),
Pertama, evakuasi dilakukan terhadap pasien kelompok A
dan kelompok B bersamasama.
Kedua, evakuasi dilakukan terhadap pasien kelompok C.
Ketiga, untuk pasien kelompok D harus dibawa dengan
stretcher/ tandu/ tempat tidur beroda.
Keempat, untuk pasien kelompok E, harus dibawa seperti
pasien kelas D, namun oleh 5 orang( bila memakai
stretcher/tandu), atau 3 orang bila memakai tempat tidur
beroda.
b. Tahapan penyusunan rencana tanggap darurat :
i. Survey bahaya :
ii. Membentuk tim tanggap darurat :
iii. Menetapkan prosedur pengendalian.
iv.Pelatihan
v. Menjaga prosedur selalu sesuai dg situasi terkini
Dlm penyusunan prosedur
dari rencana tanggap
darurat,
minimal harus terdpt hal-hal sebagai berikut:
a) Terdpt organisasi penanggulangan keadaan darurat & bencana
b) Identifikasi risiko yg mungkin terjadi di dlm & di luar lingkungan Rumah Sakit
(contoh di dlm RS: Kebakaran Gedung, di luar RS: Gempa Bumi )
c) Adanya prosedur pemberitahuan, prosedur pengorganisasiaan & sistem
komunikasi
d. Adanya peralatan & sarana penunjang dlm keadaan darurat/bencana yg sesuai
kebutuhan (contoh Instalasi Gawat Darurat, Peralatan Pemadam Kebakaran dip
e. Adanya prosedur pemulihan ke kondisi normal
f. Adanya detail prosedur pelaksanaan dari masingmasing unit dlm organisasi
tanggap darurat/bencana, dimulai dari tugas komandan penanggulangan gawat
darurat/bencana sampai pd apa yg harus dilaksanakan oleh masingmasing unit
& masingmasing petugas
g. Adanya jadwal rutin pelatihan & uji coba terhadap kesiapan petugas &
prosedur
Rencana tanggap darurat
(disaster plan) berdaya guna &
berhasil guna, perlu
diperhatikan hal-hal sbb:
a) Harus ada komitmen dari pimpinan Rumah Sakit bahwa
prosedur ini perlu & harus dilaksanakan oleh semua pihak
b) Menyiapkan sarana & prasarana tanggap darurat
Ø Petugas yg harus melaksanakan tanggap darurat sudah
terlatih & tahu tugasnya
Ø Sarana & prasarana penunjang harus tersedia & berfungsi dg
baik setiap saat diperlukan, terutama sarana komunikasi,
evakuasi & peralatan gawat darurat
c) Sosialisasi & penyuluhan ke seluruh karyawan Rumah Sakit
d) Melaksanakan pelatihan & uji coba
e) Evaluasi Sistem Tanggap Darurat
UNSUR PENTING
DALAM RENCANA
Dilatihkan kepada semua tenaga baru
Secara berkala ada refreshing terhadap karyawan lama, adakan simulasi
Selalu diujicoba keampuhan pedoman
Segera perbaiki bila ada kesulitan pelaksanaan dan alat/metode yg sudah lama
Dipahami oleh setiap karyawan
Sedangkan untuk penanganan korban di luar RS, bantuan
medis diberikan dalam bentuk pengiriman tenaga medis
maupun logistik medis yg diperlukan.
Bencana didalam RS, seperti kebakaran, bangunan roboh dsb, targetnya adalah :
a. Mencegah timbulnya korban manusia, kerusakan harta benda maupun lingkungan,
dengan cara:
• Membuat SPO yang sesuai
• Melatih karyawan agar dapat menjalankan kebijakan/Pedoman/SPO tersebut
• Memanfaatkan bantuan dari luar secara optimal.
b. Mengembalikan fungsi normal RS secepat mungkin
Konsep dasar Kesiapsiagaan Darurat Bencana adalah:
Ø Melindungi semua pasien, pengunjung, karyawan, dan tim penolong
Ø Respon yang optimal dan efektif dari tim penanggulangan bencana
yg berbasis pada struktur organisasi RS sehari-hari
HDP mempertimbangkan komponen-komponen:
ü kebijakan penunjang,
ü struktur organisasi dengan pembagian tugas dan sistim komando
yang jelas,
- sistim komunikasi – informasi,
- pelaporan data,
- perencanaan fasilitas penunjang,
- serta sistim evaluasi dan pengembangan.
ü Ancaman bencana didaerah tersebut (Hazard Mapping),
ü Pengalaman masa lalu,
ü Ketersediaan sumber daya khususnya SDM, ( kebijakan lokal
maupun nasional )
HDP diuji dalam suatu simulasi, disosialisasikan ke internal RS maupun
institusi terkait
Tim Penyusun Disaster, ideal anggotanya merupakan gabungan dari :
• Unsur pimpinan( minimal Kepala Bidang / Instalasi ),
• Unsur pelayanan gawatdarurat ( kepala UGD ), Medis.
• Unsur Umum / Rumah tangga, Unsur paramedis, dan
• Unsur K3, Unsur lain yg dipandang perlu.
Anggota sebaiknya sudah memiliki dasar-dasar mengenai Hospital
Preparedness, dan bekerja berdasar suatu guide line yang standar, serta
diberikan target waktu.
Hasil yang maksimal bila didasari atas komitmen dan konsistensi dari
menejemen RS. Konsistensi diperlukan yg merupakan proses yang kontinyu
sehingga diperlukan usaha untuk mempertahankan kinerja tim
HDP diharapkan memenuhi
prinsip pokok sbb:
1. Kewenangan untuk menggerakkan tim 4. Alur lalu-lintas di area RS dan
harus dibuat sesederhana mungkin, sekitarnya dipersiapkan dgn cermat.
jangan bergantung pada pimpinan tertinggi 5. Penggunaan tanda pengenal utk korban
/ direktur RS. Proses pelimpahan ( tagging ) yang jelas.
wewenang harus dibuat sependek 6. Komunikasi intra RS dengan
mungkin. alternatifnya.
2. Penilaian kapasitas RS jangan hanya 7. Sistim Triase yg sesuai.
berdasar pada jumlah tempat tidur, supaya 8. Penyiapan logistic.
tidak terjadi penilaian yg terlalu optimistic. 9. Pengamanan untuk korban dan segenap
3. Penyiapan fasilitas dan area yang karyawan serta tim penolong.
terencana dengan baik pada masa pra- 10. Manejemen informasi internal maupun
bencana. eksternal.
11. Prosedur evakuasi RS yg diperlukan.
KESIAPAN DALAM MENGHADAPI
KONDISI DARURAT DAN BENCANA
DI RUMAH SAKIT
STANDAR MFK STANDAR MFK PENJELASAN
KARS EDISI I VERSI 2012
MFK 6 MFK 6 Ada penambahan elemen penilaian
yaitu rumah sakit agar melakukan
self asesmen kesiapsiagaan
menghadai kedaan darurat.
Elemen Penilaian MFK 6
1. Rumah sakit mempunyai regulasi manajemen disaster meliputi butir
1 sampai dengan 8 pada maksud dan tujuan. (R)
2. Rumah sakit mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang
besar seperti keadaan darurat di masyarakat, wabah dan bencana
alam atau bencana lainnya, serta kejadian wabah besar yang dapat
menyebabkan risiko yang signifikan. (D,W)
3. Rumah sakit telah melakukan self assessment kesiapan menghadapi
bencana dengan menggunakan hospital safety index dari WHO.
(D,W)
4. Instalasi gawat darurat telah mempunyai ruang dekontaminasi
sesuai dengan butir 1 sampai dengan 6 pada maksud dan tujuan.
32
(D,O,W)
Unsur kunci pengembangan menuju rumah sakit yg aman adalah
pengembangan dan penerapan indeks keamanan rumah sakit (hospital
safety index) - alat diagnostic cepat serta murah untuk menilai kemungkinan
bahwa rumah sakit akan tetap beroperasi dalam keadaan darurat dan bencana.
Untuk mengukur kesiapsiagaan RS dalam menghadap bencana maka rumah
sakit agar melakukan self assessment dengan menggunakan instrument
hospital safety index dari WHO tersebut.
Untuk menyiapkan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit dalam menghadapi
bencana ekternal maka di Instalasi Gawat Darurat perlu ada ruang
dekontaminasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau
terpisah dengan ruang gawat darurat;
2. Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan
dilengkapi dengan alat penutup pintu automatis;
3. Bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan-benturan
brankar;
4. Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air;
5. Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm
dari permukaan lantai;
6. Ruangan dilengkapi dengan sink dan pancuran air (shower). 33
STANDAR STANDAR MFK PENJELASAN
MFK VERSI 2012
KARS EDISI I
MFK 6.1 MFK 6.1 Jumlah EP sama, tetapi EP 3 pada
standar versi 2012 dipindahkan ke MFK
2 EP 4 standar KARS edisi I dan EP 3
tersebut diganti dengan siapa saja yang
wajib mengikuti simulasi bencana
Elemen Penilaian MFK 6.1
1. Seluruh program atau setidaknya elemen-elemen kritis program dari
butir 3 sampai dengan 8 pada maksud dan tujuan MFK 6
disimulasikan setiap tahun. (D,W)
2. Pada akhir setiap simulasi dilakukan diskusi (debriefing) mengenai
simulasi tersebut serta dibuat laporan dan tindak lanjut. (D,W)
3. Peserta simulasi adalah semua pegawai/staf rumah sakit, pegawai
kontrak, dan pegawai dari tenant/penyewa lahan. (D,W)
34
KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT DAN
BENCANA DI RUMAH SAKIT
A.
IDENTIFIKASI
POTENSI
KONDISI DARURAT
KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT DAN
BENCANA DI RUMAH SAKIT
B. Ø Mitigasi (Mitigation),
PENYUSUNAN
RENCANA Ø Kesiapsiagaan
TANGGAP DARURAT (Preparedness),
BENCANA Ø Kesigapan (Response),
Ø Pemulihan (Recovery),
KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT DAN
BENCANA DI RUMAH SAKIT
C.
PEMBENTUKAN
TIM TANGGAP
DARURAT
DAN BENCANA
KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT DAN
BENCANA DI RUMAH SAKIT
D.
SKENARIO
TANGGAP DARURAT
DAN BENCANA
KESIAPAN DALAM MENGHADAPI KONDISI DARURAT DAN
BENCANA DI RUMAH SAKIT
E. Pemberitahuan
Evakuasi .
SIMULASI Penghitungan Pekerja pada Titik Berkumpul .
KONDISI DARURAT Penilaian Keadaan Darurat
DAN BENCANA Memindahkan Pekerja yang Cidera
Kontak Telepon Awal dengan Pihak Luar
Penghentian Sarana dan Kegiatan Tertentu .
Mendirikan Penghalang
Menyebarkan Informasi pada Para Pekerja
Membersihkan Sisasisa Penanggulangan .
Pekerja Memasuki Gedung Kembali
Pertemuan Penutup
Pelatihan / Program edukasi
o Jelaskan proses untuk melatih semua
staff setidaknya sekali per tahun dan
bagaimana pengetahuan mereka diuji
SKENARIO TANGGAP SIMULASI KONDISI
DARURAT DAN BENCANA DARURAT DAN BENCANA