DAERAH MADISING
I. PENDAHULUAN.........................................................................................3
VI. SASARAN..................................................................................................21
2. Tujuan Khusus
Meminimalkan risiko pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak
menimbulkan efek buruk terhadap keberadaan Sumber Daya Manusia Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah
Sakit.
Bila rumah sakit mengolah limbah B-3 sendiri maka wajib mempunyai ijin
mengolah B-3. Namun bila pengolahan B-3 di laksanakan oleh pihak ketiga
maka pihak ketiga tersebut wajib mempunyai ijin sebagai transporter B-3
dan ijin pengolah B-3. Pengangkut/transporter dan pengolah bisa oleh
Institusi yang berbeda
Regulasi larangan merokok tidak hanya untuk staf rumah sakit tetapi juga
untuk pasien, keluarga dan pengunjung. Rumah sakit secara berkala perlu
melakukan monitoring pelaksanaan larangan merokok di lingkungan rumah
sakit ini.
5. Sistem utilisasi listrik, air dan sistem pendukung yang penting lainnya
Sistem utilisasi listrik, air dan sistem pendukung yang penting lainnya →
memastikan semua sistem utilitas (Sistem Pendukung) berfungsi efisien dan
efektif yang meliputi pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem
utilitas.
a) Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu tujuh hari
dalam seminggu secara terus menerus.
b) Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas dan
memetakan pendistribusiannya dan melakukan update secara berkala.
c) Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua komponen
utilitas yang ada di daftar inventaris.
d) Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem utilitas
berdasar kriteria seperti rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko dan
pengalaman rumah sakit.
e) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian
Sistem tenaga listrik darurat dibutuhkan oleh semua rumah sakit yang ingin
memberikan asuhan kepada pasien tanpa putus dalam keadaan darurat.
Sistem darurat ini memberikan cukup tenaga listrik untuk mempertahankan
fungsi yang esensial dalam keadaan darurat dan juga menurunkan risiko
terkait terjadinya kegagalan. Tenaga listrik cadangan dan darurat harus
dites sesuai rencana yang dapat membuktikan beban tenaga listrik
memang seperti yang dibutuhkan. Perbaikan dilakukan jika di butuhkan,
seperti menambah kapasitas listrik di area dengan peralatan baru.
Mutu air dapat berubah mendadak karena banyak sebab, seperti ada
kebocoran di jalur suplai. Jika terjadi suplai air terputus, persediaan air
bersih darurat harus tersedia segera.
Monitor dilakukan paling sedikit 3 bulan sekali atau lebih cepat mengikuti
peraturan perundangan, kondisi dari sumber air, dan dari pengalaman yang
lalu dengan masalah mutu air. Monitor dapat dilakukan oleh perorangan
yang ditetapkan rumah sakit, seperti staf dari laboratorium klinik, atau oleh
Dinas Kesehatan atau pemeriksa air pemerintah diluar rumah sakit yang
kompeten untuk melakukan pemeriksaan seperti itu. Apakah diperiksa oleh
staf rumah sakit atau oleh otoritas diluar rumah sakit, tanggung jawab
rumah sakit adalah memastikan pemeriksaan (tes) dilakukan lengkap dan
tercatat dalam dokumen. Karena itu rumah sakit perlu mempunyai regulasi
sekurang-kurangnya meliputi :
6. Peralatan medis
meliputi :
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan laik pakai maka
rumah sakit perlu :
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis
yang dimiliki oleh rumah sakit, peralatan medis kerja sama operasional
(KSO) milik pihak ketiga.
b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur.
c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik.
d) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
Staf yang kompeten melaksanakan kegiatan ini. Peralatan diperiksa dan diuji
fungsi sejak masih baru dan seterusnya sesuai umur, penggunaan peralatan
tersebut atau sesuai ketentuan pabrik. Pemeriksaan, hasil uji fungsi dan setiap
Rumah sakit mencari informasi terkait dengan peralatan medis yang telah di re-
call dari sumber –sumber terpercaya. Rumah sakit memiliki sebuah sistem
yang diterapkan untuk pemantauan dan pengambilan tindakan terhadap
pemberitahuan mengenai peralatan medis yang berbahaya, re-call / cacat
produksi / penarikan kembali oleh produsen karena ada cacat, laporan insiden-
insiden, masalah, dan kegagalan yang dikirimkan oleh produsen, pemasok,
atau agen yang mengatur.
Sejumlah negara mempersyaratkan pelaporan peralatan medis yang
mengakibatkan kematian, cedera serius atau penyakit. Rumah sakit harus
mengidentifikasi dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku dalam hal pelaporan insiden peralatan medis. Program pengelolaan
peralatan medis juga membahas penggunaan semua peralatan medis yang
sudah dilaporkan memiliki masalah atau kegagalan, atau alat dalam kondisi
bahaya bila digunakan atau dalam proses penarikan.
VI. SASARAN
Untuk memberikan perlindungan bagi Sumber Daya Manusia Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung, vendor, maupun lingkungan Rumah
Sakit.
Bulan
No Kegiatan Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I. Keselamatan dan Keamanan Alokasi dana
1 X X X X Rumah Sakit
Identifikasi staf, pengunjung,
pedagang/vendor dan lainnya
2 X X X X X X X X X
Pemberian tanda pengenal (badge)
sementara atau tetap
3 Menyusun Rencana perbaikan fasilitas X X X X
- Inspeksi yang komprehensif
- Mencatat semua perabot yg tajam
dll.
- Perbaikan berkala
II. Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
1 X
Inventarisasi bahan & limbah berbahaya
2 X
Penanganan, penyimpanan &
penggunaan bahan berbahaya
3 X X
Pemasangan label yg benarpd bahan &
limbah berbahaya