Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Perjuangann Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

SEJARAH

Disusun oleh kelompok 3:

1. Muh fadly

2. Indri aulia afsari

3. Nur fadilah

4. Haikal

5. Ridho saputra

6. Ahmad jaelani

KELAS Xll.8

SMA NEGERI 2 PINRANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

a. Perjuangan diplomasi dan gerilya

b. Perubahan dari RIS menuju NKRI

c. Peran rakyat dalam revolusi nasional

Peran perempuan

a. Peran medis dan kesehatan

b. Pendidikan

c. Dapur umum dan logistik

2. Peran seniman dan sastrawan

3. Peran pelajar dan mahasiswa

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang masih sangat sederhana. harapan
kami informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. tiada yang sempurna
di dunia selain Allah SWT, Tuhan Yang Maha sempurna karena itu kami memohon saran dan kritik yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

diplomasi merupakan salah satu upaya alternatif untuk merekonsiliasi konflik antar negara. diplomasi merupakan
konsep yang biasa dipakai negara-negara pasca konflik perang Dunia 2. salah satu negara yang menggunakan
diplomasi sebagai alat perjuangan merebutkan hak kemerdekaan adalah Indonesia.

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 mencapai puncak kebebasan setelah memproklamirkan kemerdekaannya.
kemerdekaan yang sudah diraih kala itu nyaris sirna ketika Belanda dan sekutu mencoba merebut kembali tanah
Indonesia. Indonesia yang sudah membulatkan tingkatnya untuk bebas menolak kedatangan Belanda. Indonesia
mencoba melakukan berbagai perlawanan untuk mengusir Belanda.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. bagaimana perjuangan diplomasi bangsa Indonesia untuk bentuk negara kesatuan?

2. bagaimana proses diplomasi haji Agus Salim dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia?

3. apa yang mendorong haji Agus Salim dalam perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia?
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perjuangan Diplomasi dan Gerilya

selepas proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia belum
sepenuhnya diakui dunia. jalur diplomasi menjadi jalan yang dipilih untuk menggalang pengakuan dunia di tengah
ancaman militer Belanda yang berencana merebut kembali Indonesia dengan memanfaatkan sekutu sebagai
pemenang perang Dunia ll. diplomasi berkebalikan dengan perjuangan fisik. karena lebih mengutamakan
perundingan, menarik simpati dunia internasional, serta menghasilkan kesepakatan. diplomasi sama sekali tidak
mengutamakan kekuatan senjata sehingga tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan.

diplomasi membawa sebuah bangsa mendapat pengakuan internasional selain itu diplomasi menjadi pintu untuk
menjalin kerjasama dalam rangka mengatasi krisis dan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat. dalam catatan
sejarah diplomasi juga menjadi unsur penting dalam upaya memperoleh kedaulatan dan mempertahankan
kemerdekaan.

upaya diplomasi lewat perundingan politik pertama pasca kemerdekaan dimulai pada 10 November 1946 yang
dikenal dengan perundingan Linggarjati. perundingan antara pihak Indonesia dan Belanda ini berlokasi di kaki
gunung Ciremai, Linggarjati, Cirebon. pihak RI diwakili oleh PM Sutan Sjahrir, Mr. A.K. Pringgodigdo, Dr. Leimena,
Dr.A.K Gani, Mr. Roem, Mr. Amir Syarifuddin, Mr. susanto Tirtoprodjo Dr. Soedarsono dan Mr. Ali Budiardjo. pihak
Belanda diwakili Dr. h. j. Van Mook, M. van pool, F. de Boer dan prof. Schermenhorn. Lord killearn dari Inggris
bertindak sebagai penengah. setelah berunding selama 5 hari tercapai beberapa kesepakatan diantaranya 1.
blanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara de facto atas pulau Jawa Madura dan Sumatera 2. Republik
Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), di mana Republik
Indonesia menjadi salah satu bagiannya. 3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk sebuah Uni
indonesia-belanda dengan ratu Belanda sebagai pimpinannya isi kesepakatan ini dikenal dengan perjanjian
Linggarjati.

perjanjian Linggarjati diadakan pada 11 November hingga 13 November di desa Linggarjati, cilimus, Kuningan, Jawa
Barat. perundingan ini dipimpin oleh lor killearn dari Inggris. perjanjian ini baru disahkan pada 25 Maret 1947.

secara garis besar isi perjanjian Linggarjati adalah Belanda harus mengakui secara de facto atas wilayah Indonesia
yakni Jawa, Sumatera serta Madura. selain itu Belanda juga harus angkat kaki dari Indonesia selambat-lambatnya
pada 1 Januari 1949.

namun, setelah perundingan tersebut disepakati, pemerintah Belanda malah ingkar. setelah merasa mengetahui
peta kekuatan militer RI, pada 20 Juli 1947 pemerintah Belanda secara resmi memberikan kuasa penuh kepada Van
Mook untuk melancarkan aksi. pihak Belanda menyebut tindakan ini sebagai aksi polisionil. aksi tersebut dikenal
dengan istilah agresi militer pertama.

konflik yang kembali terjadi di Indonesia ini kemudian dibahas oleh dewan keamanan (DK) PBB. setelah beberapa
kali bersidang, pada 27 Agustus 1947 DK PBB membentuk komisi tiga negara (KTN) yang terdiri dari Australia
(pilihan Indonesia), Belgia (pilihan Belgia), dan kedua negara memilih Amerika Serikat. atas inisiatif KTN,
perundingan Renville digelar pada 8 Desember 1947 di atas kapal USS Renville yang sedang berlabuh di teluk
Jakarta. delegasi RI dipimpin oleh Mr. Amir Syarifudin sementara delegasi Belanda diwakilkan oleh RTD Abdul Kadir
Widjojoatmodjo. pertemuan yang dikenal dengan nama notulen Kaliurang ini dihadiri oleh Soekarno, Moh Hatta,
Sutan Sjahrir, dan jenderal Soedirman. perjanjian Renville Renville akhirnya ditandatangani pada 17 Januari 1948.
konsekuensi perjanjian Renville berdampak sangat besar bagi Indonesia. wilayah Indonesia menjadi semakin
sempit. dari segi militer, sebagai bentuk kepatuhan kepada politik negara, jenderal Sudirman memerintahkan
gencatan senjata kepada angkatan perang RI dan melakukan hijrah. sekitar 30.000 pasukan Siliwangi diperkirakan
ikut ambil bagian dalam peristiwa yang dikenal sebagai Long March Siliwangi. hal ini memunculkan banyak
kekecewaan dan menyebabkan terjadinya perlawanan di berbagai daerah. perdana menteri Amir Syarifuddin
mundur dari jabatannya pada 23 Januari 1948 karena dianggap gagal mempertahankan kedaulatan wilayah.

hasil perjanjian Renville menyebabkan kekecewaan sebagian pihak dan menimbulkan gejolak politik di Indonesia.
pada 19 September 1948 malam, presiden Soekarno langsung menyerukan kepada rakyat untuk membantu
pemerintah menumpas pemberontakan tersebut Soekarno memerintahkan rakyat untuk memilih ikut Soekarno
Hatta atau musso. pemerintah RI kemudian segera melancarkan operasi militer untuk menumpas pemberontakan
ini. keberhasilan RI dalam menumpas pemberontakan ini menjadi salah satu alasan Amerika Serikat akhirnya
membantu RI dalam menekan Belanda di meja perundingan.

Tidak lama setelah RI mengatasi peristiwa Madiun 1948, secara tiba-tiba Belanda membatalkan persetujuan
Renville. pada 18 Desember 1948, Dr. beel memberitahukan kepada deklarasi Republik Indonesia dan KTN bahwa
Belanda tidak mengakui dan terikat lagi dengan persetujuan Renville. pada minggu pagi, 19 Desember 1948,
sekitar pukul 05.30 pesawat pesawat pengebom milik Belanda dan Mustang mulai menyerang lapangan terbang
Maguwo dan menguasai ibukota Yogyakarta. kedaulatan Indonesia terancam karena Belanda akhirnya menangkap
presiden dan wakil presiden.

Salah satu peristiwa penting lain pasca menangkap presiden dan wakil presiden RI di Yogyakarta adalah serangan
umum 1 Maret 1949. serangan tersebut dilancarkan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI
sebagai salah satu badan negara masih aktif. Hal ini terbukti dengan keberhasilan merebut Yogyakarta dari tangan
Belanda selama 6 jam. setelah melancarkan serangan singkatnya, pasukan TNI kemudian mundur dan kembali ke
kantung-kantung gerilya.

berdasarkan resolusi DK PBB, KTN diubah menjadi United Nation commission for Indonesia (UNCI) dengan
kekuasaan lebih besar dan hak yang lebih meningkat. UNCI menginisiasi perundingan RI Belanda yang dipimpin
oleh Mark Cochran (Amerika Serikat) di hotel Des indies, Jakarta. perundingan ini menghasilkan persetujuan pada 7
Mei 1949 yang dikenal dengan persetujuan Roem royen.

puncak dari perjuangan diplomasi pengakuan kedaulatan RI terjadi pada konferensi meja bundar (KMB)
berlangsung dari 23 Agustus sampai 2 November 1949. Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS,
penyerahan yang akan dilakukan pada 27 Desember 1949. selain itu disepakati bahwa Indonesia harus mengambil
alih utang Belanda sebesar 4,3 miliar gulden. dalam hubungan kenegaraan, RIS dan Belanda sepakat akan
membentuk Uni indonesia-belanda.

B. Perubahan RIS menuju NKRI

Berubah Menjadi Republik Indonesia Serikat


Pada masa awal kemerdekaan, para pendiri bangsa sepakat memilih Negara Kesatuan sebagai bentuk negara
Indonesia. Namun, agresi militer yang dilakukan oleh Belanda memaksa pemimpin Indonesia memilih bentuk
Negara Serikat sesuai perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB).Setelah perjanjian KMB, Indonesia resmi berubah
menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Hal tersebut dilakukan agar Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan
dari dunia internasional.Republik Indonesia Serikat terdiri dari terdiri dari 7 negara bagian dan 9 daerah otonom,
Republik Indonesia menjadi negara bagian RIS.

penggagas pendirian Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah wakil gubernur jenderal Hindia Belanda Dr.H.j van
mook. pembentukan Riski ini supaya upaya Belanda untuk dapat tetap menancapkan pengaruhnya di Indonesia.
pemerintahan ris dipimpin oleh presiden Soekarno dan dibantu oleh perdana menteri Mohammad Hatta.
pemerintahan RI berada di dalam wilayah pemerintahan RIS, tetapi wilayah RI tetap otonom dan tidak tergantung
kepada RIS.

Dampak dari terbentuknya Negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan
Konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs.
Mohammad Hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS
merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa Indonesia sehingga
Belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia. Kelompok ini sangat
menentang dan menolak ide federasi dalam bentuk negara RIS (Sartono Kartodirjo, 1995: 78).

namun mayoritas masyarakat Indonesia beserta tokoh-tokoh nasional menginginkan Indonesia kembali menjadi
negara kesatuan. selain itu muncul gerakan-gerakan persatuan untuk mewujudkan negara kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan menentang pembentukan negara federal termasuk juga dari masyarakat di mayoritas negara
bagian RIS. negara bagian Sumatera Selatan adalah yang pertama mengawali untuk bergabung dengan pemerintah
RI pada 10 Februari 1950. negara Pasundan berkeinginan untuk ikut bergabung karena merasa kurang mampu
memelihan keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Negara Pasundan akhirnya bergabung dalam RI sebagai
tertuang dalam surat keputusan RIS no 113 tanggal 11 Maret 1950.

Berikut ini sejumlah faktor yang memengaruhi proses kembalinya negara RIS menjadi NKRI:

1.Bentuk negara RIS bertentangan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

2.Pembentukan negara RIS tidak sesuai dengan kehendak rakyat.

3.Bentuk RIS pada dasarnya merupakan warisan dari kolonial Belanda yang tetap ingin berkuasa di Indonesia.

4.Berbagai masalah dan kendala politik, ekonomi, sosial, dan sumber daya manusia dihadapi oleh negara-negara
bagian RIS.

pemerintah ris kemudian mengeluarkan undang-undang darurat pada 7 Maret 1950 yang isinya pembubaran
negara-negara bagian dan penggabungan ke dalam RI. akhirnya sampai akhir Maret 1950, tinggal 4 negara bagian
yang masih berdiri. kondisi tersebut membuat Natsir berinisiatif menyampaikan agar RI dan negara-negara bagian
RIS berbaur dalam NKRI. kepiawaiannya dalam lobi politik membuahkan hasil. Kalimantan Barat masuk ke dalam
negara bagian RI melalui sidang majelis permusyawaratan pada 22 April 1950.
C. Peran Rakyat dalam Revolusi Nasional

Revolusi Nasional Indonesia merupakan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan, bukan hanya tanggung
jawab elit negara dan militer, tetapi juga melibatkan seluruh lapisan rakyat Indonesia. Semboyan “Merdeka atau
Mati” memotivasi rakyat Indonesia untuk berjuang dengan segala pengorbanan dalam mempertahankan
kemerdekaan. Berbagai peran masyarakat Indonesia pada masa Revolusi Nasional antara lain:

1. Peran perempuan

Pada masa Revolusi Nasional, perempuan Indonesia turut berperan aktif dalam berbagai bidang. Mereka
dianjurkan oleh pemerintah RI untuk bergabung dalam organisasi perempuan Indonesia setelah Fujinkai
(organisasi wanita bentukan Jepang) dibubarkan. Perempuan tidak hanya berperan sebagai penyalur kebutuhan
para pejuang, tetapi juga aktif dalam bidang medis dan kesehatan. Mereka membentuk satuan tugas Palang Merah
Indonesia yang memberikan pertolongan medis di medan laga. Selain itu, perempuan juga berkontribusi dalam
pendidikan dengan menjadi guru sukarela yang mendidik anak-anak bangsa dan memberantas buta huruf.Peran
perempuan juga terlihat dalam dapur umum dan logistik, di mana mereka mengelola dapur umum untuk
menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi para pejuang dan pengungsi. Para istri pejuang juga menjadi tulang
punggung keluarga saat suami mereka berada di garis depan.

a. Peran Medis dan Kesehatan

bidang medis dan kesehatan menjadi faktor penunjang penting bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Di aceh, para perempuan anggota palang merah Indonesia membentuk satuan tugas yang selalu siaga dikirim dan
diberangkatkan ke medan laga untuk menolong korban perang. sementara itu, para perempuan di Sulawesi Utara
berulang kali berjuang untuk menerobos blokade dan pertahanan Belanda untuk mencari obat obatan yang saat
itu sukar diperoleh. Peran serupa juga dilakukan oleh anggota perempuan palang merah di Bali. Di Indonesia timur,
para perempuan Maluku juga berperan aktif sebagai tenaga sukarela di berbagai rumah sakit sebagai tenaga
perawat. Pada masa agresi militer Belanda, para tenaga medis dari Maluku ini tercatat bertugas memeriksa para
pengungsi yang berpindah dan datang ke Yogyakarta.

b. Pendidikan

Meskipun di masa perang, pendidikan terhadap generasi penerus bangsa tetap harus dilaksanakan. Selepas
kemerdekaan, pelajar putri di Aceh diberikan pelatihan kepanduan untuk melatih kemampuan intelijen dan
perkembangan fisik, semangat dan cinta tanah air. Pada saat revolusi pecah,para perempuan di Aceh menjadi guru
sukarela untuk mendidik anak anak bangsa dan memberantas buta huruf disekolah Rendah. Hal serupa juga
dilakukan para perempuan pejuang di Tondano dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Bangsa apda November
1945. Yayasan ini mendirikan Sekolah Menengah Rendah Kebangsaan (SMRK).

c. Dapur Umum dan Logistik

Keberlangsungan perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak akan lama apabila tidak ada asupan makanan
yang memadai. Karenanya, keberadaan dapur umum yang dikelola oleh para perempuan berperan sangat penting
dalam perjuangan. Tak heran, keberadaan dapur umum. Di Maluku, para istri dan remaja putri Barisan Pejuang
Indonesia mendirikan dapur umum untuk menyediakan makanan serta tempat tinggal bagi para pejuang dan
pengungsi. Sementara itu di Aceh, selain membuat dapur umum untuk gerilyawan, para perempuan Aceh secara
spontan dan sukarela menggalang dana dengan cara memberikan perhiasan dan barang berharga lainnya.

2. Peran Seniman dan Sastrawan

Para seniman dan sastrawan juga berperan penting dalam Revolusi Nasional. Karya-karya seni mereka, seperti
lukisan, ilustrasi, karikatur, dan karya sastra, membangkitkan semangat juang dan menggerakkan rakyat untuk
melawan penjajah. Lukisan-lukisan maestro Indonesia, seperti S. Sudjojono, Affandi, Dullah, dan Hendra Gunawan,
merefleksikan peristiwa perang dan revolusi dalam karya-karya mereka.

3. Peran Pelajar dan Mahasiswa

Kelompok pelajar dan mahasiswa juga berperan aktif dalam Revolusi Nasional. Pada awalnya, pelajar di berbagai
wilayah di Indonesia telah bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan dengan membentuk organisasi Ikatan
Pelajar Indonesia (IPI). Selanjutnya, IPI membentuk Markas Pertahanan Pelajar (MPP) yang kemudian menjadi
Tentara Pelajar. Tentara Pelajar aktif berpartisipasi dalam pertempuran melawan Belanda dan sekutu.Meskipun
Tentara Pelajar secara resmi dibubarkan pada awal 1951, semangat dan peran aktif pelajar sebagai generasi
penerus tetap berlanjut dalam upaya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.Dalam Revolusi
Nasional Indonesia, peran rakyat menjadi faktor penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Perempuan,
seniman, sastrawan, pelajar, dan mahasiswa turut berkontribusi dalam berbagai bidang untuk mengukir sejarah
bangsa yang membanggakan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Indonesia sudah menyatakan dirinya sebagai negara merdeka. Namun, hal itu bukan berarti keadaan dalam negeri
menjadi tenang. Kemerdekaan itu harus dipertahankan dari ancaman pihak asing. Untuk mempertahankan
kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menempuh dua cara, yakni perjuangan diplomasi dan perjuangan bersenjata.
Perjuangan diplomasi melahirkan beberapa perjanjian, sedangkan perjuangan bersenjata mengakibatkan
terjadinya berbagai pertempuran.
Kondisi Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) merupakan masa di mana negara mengalami perpecahan, negara
di pecah belah menjadi beberapa bagian hal ini merupakan salah satu ke inginan Belanda untuk menguasai
kembali Indonesia. Awalnya negara indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetapi
setelah Belanda menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia hal tersebut menimbulkan ketegangan antara
Belanda dan Indonesia sehingga terjadilah perebutan wilayah maupun pertempuran. Dalam mengatasi itu PBB
mulai mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Belanda yaitu diselenggarakanlah Konferensi Meja Bundar (KMB)
dan terbentuklah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara di bagi menjadi 16 bagian, sistem pemerintahan
federal sesuai dengan KMB ternyata tidak berumur panjang karenabanyak masyarakata yang melakukan gerakan
persatuan mereka menganggap sistem federal adalah warisan kolonial. Sehingga negara bergejolak, demostrasi
besar-besaran terjadi di berbagai wilayah selain itu terjadi juga kekacauan dimana-mana yang membuat polisi
harus bertindak.

DAFTAR PUSTAKA

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/perjuangan-diplomasi-mempertahankan-kemerdekaan-
indonesia

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/131520469/perjuangan-fisik-dan-diplomasi-dalam-
mempertahankan-kemerdekaan?page=all

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/576/negara-kesatuan-republik-indonesia-vs-republik-indonesia-
serikat

https://www.donisetyawan.com/perubahan-bentuk-negara-ris-menjadi-nkri/
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/perjuangan-diplomasi-mempertahankan-kemerdekaan-
indonesia

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/131520469/perjuangan-fisik-dan-diplomasi-dalam-
mempertahankan-kemerdekaan?page=all

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/576/negara-kesatuan-republik-indonesia-vs-republik-indonesia-
serikat

https://www.donisetyawan.com/perubahan-bentuk-negara-ris-menjadi-nkri/

https://wislah.com/peran-rakyat-dalam-revolusi-nasional-rangkuman-materi-sejarah-kelas-12-sma-kurikulum-
merdeka/

https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/16/090000679/peran-perempuan-dalam-usaha-kemerdekaan-
indonesia?page=all

https://www.awalilmu.com/2016/06/perkembangan-pendidikan-indonesia-dari-awal-kemerdekaan-hingga-
reformasi.html

https://www.harapanrakyat.com/2023/08/dapur-umum-zaman-revolusi-pusat-logistik-pejuang-yang-terlupakan-
sejarah/

Penyusun makalah:

•Indri Aulia Afsari

•Nur Fadilah

Anda mungkin juga menyukai