Anda di halaman 1dari 19

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XII
SEJARAH INDONESIA
Perjuangan Mewujudkan Kembali
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Nkri)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami Perundingan Roem Royen.
2. Memahami Konferensi Meja Bundar.
3. Memahami Terbentuknya NKRI.
4. Memahami Perebutan Irian Barat.

A. Perundingan Roem-Royen
1. Pembentukan Negara Boneka Belanda

Pengertian negara boneka adalah negara berdaulat, namun secara de facto


berada di bawah pengawasan negara lain yang menjadi penguasanya.

Melalui pembentukan negara boneka kurun waktu


1946-1948, Indonesia dipecah-belah oleh Belanda.
Negara-negara boneka tersebut tergabung dalam
pemerintahan Federal Belanda yang dipimpin oleh Van
Mook sebagai kepala pemerintahan. Pada 27 Mei 1948,
dalam konferensi Federal tersebut Belanda membentuk
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) yang dipimpin
oleh Sultan Hamid II. BFO berperan sebagai badan Gambar 1. Sultan Hamid II,
federasi federal yang beranggotakan negara-negara Ketua BFO
boneka ciptaan Belanda, di antaranya sebagai berikut. Sumber: id.wikipedia.org

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri)


No. Negara Pemimpin Tanggal Berdiri

1. Negara Indonesia Tjokorda Gde Raka 24 Desember


Timur Sukawati 1946

2. Negara Sumatra Tengku Mansur 25 Desmber 1947


Timur

3. Negara Sumatra Abdul Malik 30 agustus 1948


Selatan

4. Negara Jawa Timur R.T.P Achmad 28 November


Kusumonegoro 1948

5. Negara Pasundan Raden Aria Adipati 24 April 1948


Wiranatakusuma

6. Negara Madura R.A.A Tjakraningrat 23 Januari 1948

2. Perundingan Roem-Royen
Perundingan ini merupakan perundingan pendahuluan sebelum Konferensi Meja
Bundar (KMB). Latar belakang adanya perundingan ini adalah keberhasilan Serangan
Umum 1 Maret 1949. Serangan tersebut kemudian memaksa Belanda untuk
berunding lagi dengan Indonesia. Pada 14 April 1949 diadakan perundingan Roem-
Royen (ejaan lama: Roem-Roijen) di bawah pengawasan United Nations Commission
for Indonesia (UNCI) perubahan dari Komisi Tiga Negara (KTN). Adapun delegasi yang
hadir adalah sebagai berikut.
a. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem, beberapa anggotanya adalah Ali
Sastroamijoyo, Dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Supomo, dan Latuharhary.
b. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J.H. Van Royen dengan anggotanya yakni
Blom, Jacob, dr. Van, dr. Gede, Dr. P.J. Koets, Van Hoogstratendan, dan Dr.
Gieben.
c. UNCI dipimpin oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat, dibantu Critchley dari
Australia dan Harremans dari Belgia.

Perundingan Roem-Royen diadakan di Jakarta pada 7 Mei 1949 di Hotel des Indes,
Jakarta dengan beberapa kesepakatan berikut.
a. Pernyataan delegasi Indonesia, yaitu:
1.) menghentikan perang gerilya; dan
2.) bekerja sama mengembalikan keamanan.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 2


b. Pernyataan delegasi Belanda, yaitu:
1.) menyetujui pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta; dan
2.) menghentikan operasi militer serta membebaskan para pemimpin RI dan
selekasnya mengadakan KMB.

Dampak Perundingan Roem-Royen adalah sebagai berikut.


a. Kembalinya Soekarno dan Hatta ke Yogyakarta dari pengasingan pada 6 Juli 1949.
b. Penyerahan mandat kepresidenan dari Syafruddin Prawiranegara sebagai Ketua
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) kepada Soekarno.
c. Gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia.

B. Konferensi Meja Bundar (KMB)


KMB merupakan tindak lanjut dari Perundingan
Roem-Royen. KMB dilaksanakan di Den Haag,
Belanda pada 23 Agustus – 2 November 1949.
Adapun tujuan dari pelaksanaan KMB adalah
sebagai berikut.
1. Mengakhiri konflik Indonesia dan Belanda
selama periode 1945 – 1949.
Gambar 2. Suasana KMB
2. Pengakuan Belanda atas kedaulatan Sumber: id.wikipedia.org
Indonesia.

KMB tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut
para delegasi yang hadir dalam KMB.
1. Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta
2. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
3. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
4. UNCI diwakili oleh Chritchley.

Adapun hasil dari keputusan KMB adalah sebagai berikut.


1. Belanda menyerahkan kedaulatan RI kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).
2. Antara RIS dan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-Belanda yang
dipimpin oleh Ratu Belanda.
3. Tentara Belanda akan ditarik mundur dan tentara KNIL akan dibubarkan.
4. Masalah Irian Barat akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 3


Pada 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan kedaulatan secara
bersamaan, baik di Belanda maupun di Indonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana,
Perdana Menteri Dr. Willem Dress, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J.A. Sassen,
dan Drs. Moh. Hatta melakukan penandatanganan. Sementara itu di Jakarta ada Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink yang
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.

Dampak dari KMB adalah terbentuknya RIS, pelimpahan utang Hindia Belanda kepada
Indonesia sebanyak 4 miliar gulden yang dibayarkan dalam kurun waktu 1950-1956 yang
kemudian tidak dibayarkan lagi, dan kemunculan konflik antara Indonesia dan Belanda
akibat status Irian Barat.

Pada 27 Desember 1949 diakui Belanda sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia.


Baru pada 15 Agustus 2005 di Jakarta, Perdana Menteri Belanda, Bel Bot mengakui
secara de facto bahwa tanggal kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus 1945.

C. Terbentuknya NKRI
1. Republik Indonesia Serikat (RIS)
Republik Indonesia Serikat (RIS) adalah negara federasi di wilayah Indonesia
yang berdiri pada 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam
Konferensi Meja Bundar, yaitu:
a. Republik Indonesia;
b. Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO); dan
c. Belanda.

Gambar 3. Wilayah RIS beserta Negara bagiannya


Sumber: id.wikipedia.org

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 4


Kesepakatan ini disaksikan juga oleh UNCI sebagai perwakilan Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB). Dalam KMB, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam
bentuk RIS pada 27 Desember 1949 dan bukan 17 Agustus 1945. Tindakan Belanda
memunculkan dugaan Belanda khawatir, apabila mengakui kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 sama saja mengakui tindakan Aksi Polisionil atau Agresi Militer
Belanda pada 1945 -1949 sebagai tindakan ilegal. Pemerintahan RIS menganut sistem
parlementer yang dipimpin oleh presiden sebagai kepala negara dengan perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan. Penyusunan pemerintahan RIS dilakukan
sejak 14 – 16 Desember 1949 dengan rincian sebagai berikut.

a. Pada 14 Desember 1949 Piagam Konstitusi RIS sebagai Undang-Undang RIS


ditandatangani oleh perwakilan dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS.

No. Nama Perwakilan Asal Daerah

1. Mr. Susanto Tirtoprodjo Republik Indonesia

2. Sultan Hamid II Daerah Istimewa Kalimantan Barat

3. Ide Anak Agung Gde Agung Negara Indonesia Timur

4. R. A. A. Tjakraningrat Negara Madura

5. Mohammad Hanafiah Daerah Banjar

6. Mohammad Jusuf Rasidi Bangka

7. K.A Muhammad Jusuf Belitung

8. Muhran bin Haji Ali Dayak Besar

9. Dr. R.V. Sudjito Jawa Tengah

10. Rd. Sudarmo Negara Jawa Timur

11. M. Jasmani Kalimantan Tenggara

12. A.P. Sosronegoro Kalimantan Timur

13. Mr. Djumhana Wiriatmaja Negara Pasundan

14. Raja Mohammad Riau

15. Abdul Malik Negara Sumatra Selatan

16. Raja Kaliamsyah Sinaga Negara Sumatra Timur

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 5


b. Pada 15 Desember 1949 diadakan
sidang pemilihan Presiden RIS oleh
Dewan Pemilihan Presiden RIS.

c. Pada 16 Desember 1949, Soekarno


terpilih sebagai Presiden RIS. Dengan
demikian, posisi Presiden RI kosong,
maka Mr. Assaat sebagai Ketua KNIP
Gambar 4. Pelantikan Soekarno sebagai
diangkat menjadi Pemangku Jabatan
Presiden RIS
Presiden RI. Sumber: perpusnas.go.id

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RIS dilaksanakan pada 17 dan 20 Desember
1949, sedangkan serah terima jabatan Presiden RI dilakukan pada 27 Desember
1949. Adapun RIS terdiri dari beberapa negara bagian sebagai berikut.

No. Negara Bagian Wali Negara

1. Negara Republik Indonesia Mr. Asaat

2. Negara Indonesia Timur Tjokorda Gde Raka Sukawati

3. Negara Pasundan Raden Aria Adipati Wiranatakusuma

4. Negara Jawa Timur R.T.P Achmad Kusumonegoro

5. Negara Madura R.A.A Tjakraningrat

6. Negara Sumatra Timur Tengku Mansur

7. Negara Sumatra Selatan Abdul Malik

Selain negara bagian, RIS juga mempunyai wilayah otonom yang tidak tergabung
dalam federasi, yaitu sebagai berikut.

No. Daerah Otonom Presiden

1. Jawa Tengah Dr. R.V Sudjito

2. Kalimantan Barat Sultan Hamid II

3. Dayak Besar J. Van Dyk

4. Daerah Banjar Mohammad Hanafiah

5. Kalimantan Tenggara Jamani

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 6


No. Daerah Otonom Presiden

1. Kalimantan Timur A.P Sosronegoro

2. Bangka Mohammad Jusuf Rasidi

3. Belitung K.A Mohammad Jusuf

4. Riau Raja Muhammad

RIS berumur tidak lebih dari 1 tahun karena tidak didukung oleh rakyat Indonesia.
Selain itu, pembentukan RIS menimbulkan kekhawatiran, Indonesia akan lebih
mudah dipecah belah. Oleh sebab itu, RIS resmi dibubarkan pada 17 Agustus 1950.

2. Pengakuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Ketidakpercayaan rakyat Indonesia terhadap RIS menimbulkan gelombang protes.
Bentuk federal seperti RIS dianggap tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 1945. Oleh karena itu, pada Januari 1950 mulai muncul
gerakan untuk mengubah bentuk negara RIS menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Alasan umum yang berkembang dikalangan rakyat Indonesia adalah


pembentukan sistem federal RIS merupakan upaya Belanda untuk memecah
belah bangsa Indonesia.

Gerakan untuk memperjuangkan kembalinya NKRI itu disikapi positif oleh negara
bagian dan pemerintah RIS. Hal ini terlihat pada 8 Maret 1950 dengan pengesahan
Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1950, yang berisi pembentukan provinsi
Jawa Barat. Undang-undang yang mengesahkan penghapusan Negara Pasundan dan
kemudian digunakan sebagai dasar hukum penggabungan negara-negara bagian
dan satuan kenegaraan RIS.

Pada 5 April 1950, negara bagian RIS hanya tinggal Negara Sumatera Timur (NST),
Negara Indonesia Timur (NIT), dan Republik Indonesia (RI). Pemerintah RIS berusaha
sisa negara bagian RIS bergabung kembali dengan RI dalam NKRI. Usaha pemerintah
berhasil mengajak kedua negara bagian tersebut bergabung dan mengawali
penyelenggaraan konferensi bersama, yaitu sebagai berikut.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 7


a. Konferensi bersama yang pertama dilaksanakan pada 13 Mei 1950 antara
pemerintah RIS, NST, dan NIT. NST dan NIT telah terlebih dahulu setuju
menyerahkan mandatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada 12 Mei
1950.
b. Konferensi kedua dilaksanakan pada 19 Mei 1950 antara RIS dan RI. Hasil
konferensi ini kemudian dituangkan dalam Piagam Persetujuan. Bersamaan
dengan itu dibentuk pula panitia penyusunan UUD Negara Kesatuan.

Panitia Penyusunan UUD Negara Kesatuan berhasil menyusun UUD baru dengan
nama Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950) yang ditandatangani
Presiden Soekarno pada 15 Agustus 1950. Pada hari yang sama, pemangku jabatan
Presiden Republik Indonesia, Mr. Assaat menyerahkan mandatnya kepada Presiden
Soekarno.

Pada 17 Agustus 1950, secara resmi RIS telah dibubarkan dan sebagai gantinya
berdirilah NKRI. Sebagai bentuk pengakuan internasional terhadap NKRI, pada 28
September 1950, Indonesia diterima menjadi anggota PBB yang ke-60.

D. Perebutan Irian Barat


1. Perjuangan Diplomasi
Permasalahan status Irian Barat pada awal
1950-an hingga awal 1960-an menjadi
penyebab hubungan Indonesia-Belanda
kembali memanas. Indonesia yang
berpegang kepada hasil perundingan KMB
berupaya membahas dan menyelesaikan
permasalahan Irian Barat.

Berbagai upaya diplomasi dilakukan oleh


Gambar 5. Irian Barat tahun 1960-an
Indonesia, mulai dari perundingan yang
Sumber: id.wikipedia.org
digagas pada masa kabinet Natsir pada
1950 namun gagal, bahkan pada 1952 secara sepihak Belanda memasukkan Irian
Barat dalam wilayah kekuasaan Belanda.

Selain melalui hubungan bilateral, forum Konferensi Asia-Afrika (KAA) juga


dimanfaatkan Indonesia untuk mencari dukungan terhadap masalah Irian Barat.
Pendekatan dengan negara-negara Asia Afrika membawa hasil yang positif, antara
lain sebagai berikut.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 8


a. Pada 22 – 29 Desember 1954 dalam Konferensi Pancanegara II di Bogor terdapat
lima negara yang terdiri dari negara India, Pakistan, Myanmar, Sri Lanka, dan
Indonesia sepakat mendukung Indonesia dalam mengembalikan Irian Barat ke
dalam wilayah Indonesia.
b. Dalam KAA pada 1955 di Bandung, para peserta yang berjumlah 29 negara
mengakui wilayah Irian Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Akibat dari tidak pernah adanya niat baik Belanda untuk menyelesaikan masalah
Irian Barat secara diplomasi, pemerintah Indonesia mengambil beberapa langkah
tegas sebagai berikut.
a. Penghapusan Uni Indonesia-Belanda pada 10 Agustus 1954 karena dinilai sudah
tidak berguna bagi Indonesia.
b. Pada 3 Mei 1956 melakukan pembatalan hasil KMB oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo
II karena Belanda dianggap sudah mengingkari hasil KMB.
c. Pada 17 Agustus 1956, Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat yang
berkedudukan di Saosiu dan menunjuk Sultan Tidore, Zaenal Abidin Syah sebagai
gubernur.
d. Pada 17 Agustus 1960 Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan
Belanda.

Langkah tegas Indonesia dijawab Belanda dengan


meningkatkan kekuatan militernya yang ditandai
dengan pengiriman Kapal Induk Belanda, Karel
Doorman ke Irian Barat. Untuk menengahi perselisihan
Indonesia-Belanda, pada sidang majelis umum PBB
tahun 1961 masalah Irian Barat kembali dibahas.

Dalam sidang tersebut, Sekjen PBB, U Thant meminta


diplomat Amerika Serikat, Ellsworth Bunker untuk
menengahi perselisihan antara Indonesia dan Belanda. Gambar 6. Ellsworth Bunker

Bunker mengajukan usul pada Maret 1962 yang dikenal Sumber: id.wikipedia.org

dengan nama “Rencana Bunker”.

Indonesia menerima usul tersebut dengan catatan agar waktu pengembalian


diperpendek. Sementara itu, Belanda berpendirian hanya akan melepaskan
Irian Barat kepada perwakilan PBB untuk kemudian membentuk negara Papua.
Berdasarkan jawaban Belanda, Indonesia mengambil kesimpulan bahwa Belanda
tidak ingin menyerahkan Irian Barat pada Indonesia sehingga masalah Irian Barat
harus diselesaikan dengan kekuatan militer secara besar-besaran dalam Operasi
Jayawijaya.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 9


Isi Rencana Bunker secara singkat adalah Belanda menyerahkan wilayah Irian
Barat kepada Indonesia dengan perantara PBB dalam waktu dua tahun.

2. Konfrontasi Ekonomi
Selain melalui diplomasi, usaha perjuangan untuk membebaskan Irian Barat juga
dilakukan menggunakan jalur ekonomi. Pada upaya perjuangan pengembalian
Irian Barat melalui Sidang Umum PBB pada 1957, Menteri Luar Negeri Indonesia,
Subandrio menyatakan akan menempuh jalan lain berupa konfrontasi ekonomi.

Pada 18 November 1957, diadakan gerakan pembebasan Irian Barat dengan


melakukan rapat umum di Jakarta. Rapat umum ini dilanjutkan dengan pemogokan
total oleh kaum buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada 2
Desember 1957.

Pada 5 Desember 1957, Pemerintah Indonesia melarang semua film yang berbahasa
Belanda, kapal terbang Belanda juga dilarang mendarat dan terbang di wilayah RI.

Selanjutnya, terjadilah serentetan boikot berbagai perusahaan milik Belanda.


Pengambilalihan tersebut semula dilakukan spontan oleh rakyat. Akan tetapi,
kemudian dilegalkan dan diatur oleh pemerintah dengan Peraturan Pemerintah
No. 23 Tahun 1958. Beberapa contoh perusahaan Belanda yang diambil alih oleh
pemerintah Indonesia, antara lain sebagai berikut.
a. Perbankan, seperti Nederlandsche Handel Maatschappij (namanya kemudian
diubah menjadi Bank Dagang Negara).
b. Perkapalan, Koninklijke Paketvaart Maatschappij yang diambil alih melalui aksi
buruh.
c. Perusahaan listrik Belanda.

Untuk meningkatkan gerakan pembebasan Irian Barat dan memperkuat persatuan


rakyat Indonesia, pada 10 Februari 1958, pemerintah membentuk Front Nasional
Pembebasan Irian Barat (FNPIB). FNPIB berfungsi untuk mengerahkan massa dalam
upaya pembebasan Irian Barat.

3. Trikora
a. Latar Belakang Trikora
Usaha penyelesaian sengketa Indonesia-Belanda terhadap status Irian Barat
cukup alot. Diplomasi dan kebijakan tegas seperti konfontasi ekonomi yang coba
dilakukan oleh Indonesia sejak 1950 hingga 1960 belum membuahkan hasil.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 10


Sulitnya penyelesaian status Irian Barat juga disebabkan oleh Belanda lebih suka
memerdekakan Irian Barat daripada memberikan Irian Barat pada Indonesia.

Di lain pihak, Indonesia bersikukuh mengklaim wilayah Hindia Belanda termasuk


Irian Barat merupakan wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia melakukan
berbagai tindakan keras seperti konfrontasi ekonomi dan serangan-serangan
kecil di bagian barat Irian. Tindakan keras Indonesia membuat Belanda semakin
ingin mempercepat proses kemerdekaan Irian Barat.

Salah satu di antaranya adalah membangun kekuatan


militer melalui pendirian akademi angkatan laut pada
1956 dan pembentukan tentara Papua pada 1957. Hal
ini dilakukan Belanda untuk mendukung kemerdekaan
Irian Barat yang selambat-lambatnya pada 1970-an.

Upaya Belanda yang ingin memerdekakan Irian Barat


dipandang Indonesia, khususnya Presiden Soekarno,
sebagai usaha Belanda untuk mendirikan negara Gambar 7. Presiden
boneka. Oleh Soekarno, upaya Belanda ditentang Soekarno, pencetus
Trikora
keras karena pembentukan Irian Barat sebagai negara
Sumber: id.wikipedia.org
adalah bentuk neokolonialisme (penjajahan baru).

Oleh sebab itu, tindakan Belanda terhadap Irian Barat dijawab Indonesia
pada 19 Desember 1961 melalui Tri Komando Rakyat (Trikora) diucapkan oleh
Presiden Soekarno dalam sebuah pidato di alun-alun utara Yogyakarta. Trikora ini
digelorakan oleh Soekarno.

Pembentukan negara Papua oleh Belanda diawali dengan pelantikan Dewan


Papua pada 1 April 1961.

Isi Trikora adalah sebagai berikut.


1.) Gagalkan pembentukan negara boneka papua buatan kolonial Belanda.
2.) Kibarkan Merah Putih di seluruh Irian Barat.
3.) Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan, dan
kesatuan tanah air dan bangsa.

Dengan keluarnya Trikora, perjuangan fisik membebaskan Irian Barat mulai


dilakukan.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 11


SUPER "Solusi Quipper"

Ingat kalimat ini untuk mengingat isi trikora.

Trio Kura-kura (Trikora) duet dengan boneka Papua di hari pengibaran


bendera lalu pulang naik mobil umum berteriak MERDEKA!

b. Persiapan Trikora
Guna mendukung dan melaksanakan perintah Trikora, pada 11 Januari 1962
Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang
berkedudukan di Makassar.

Mayor Jendral Soeharto diangkat sebagai Panglima Komando Mandala.

Tugas Komando Mandala adalah sebagai berikut.


1.) Menyelenggarakan operasi militer untuk membebaskan Irian Barat. Berikut
tahapan operasi militer tersebut.
Penyusupan (infiltrasi) dilakukan sampai akhir 1962 dengan target
memasukkan 10 Kompi TNI ke Irian Barat untuk menciptakan daerah
bebas de facto.
Serangan besar-besaran (eksploitasi) pada awal 1963, berusaha untuk
menduduki pos-pos penting.
Penegakan kekuasaan RI (konsolidasi) pada awal 1964.

2.) Menggunakan segenap kekuatan dalam lingkungan RI untuk membebaskan


Irian Barat. Kekuatan itu baik berupa tentara reguler, sukarelawan, dan
berbagai potensi perlawanan rakyat lainnya.

Komando Mandala memilik tugas yang amat kompleks dan berat karena
harus mengumpulkan dan mengoordinasikan seluruh kekuatan negara dalam
waktu yang amat singkat. Tugas berat ini tetap dilaksanakan guna mendukung
terwujudnya penyatuan Irian Barat ke dalam Indonesia.

Sebelum pembentukan Komando Mandala, Indonesia telah mempersiapkan


segala kemungkinan yang dihadapi dalam proses perebutan Irian Barat dari
Belanda. Persiapan tersebut antara lain sebagai berikut.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 12


Gambar 8. KRI Irian, salah satu kekuatan maritim Indonesia dan bukti
bantuanmiliter Uni Soviet kepada Indonesia
Sumber: id.wikipedia.org

Militer
Pada Desember 1960, Menteri Keamanan Nasional/Kasad, Jenderal A.H.
Nasution diutus Indonesia untuk berangkat ke Moskow. Jenderal A.H. Nasution
berhasil mengadakan perjanjian jual beli senjata kepada Uni Soviet. Bantuan
militer Uni Soviet menyebabkan Indonesia memiliki kekuatan militer terkuat di
belahan bumi selatan.
Diplomasi
Indonesia mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia
Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Prancis agar mereka tidak memberi
dukungan kepada Belanda apabila pecah perang antara Indonesia dan Belanda
akibat sengketa Irian Barat. Melihat situasi ini, Ellsworth Bunker, diplomat
Amerika Serikat yang sebagai utusan PBB, mengajukan usul yang dikenal
sebagai Rencana Bunker pada 1962. Rencana Bunker ini diterima dengan baik
oleh Indonesia namun ditolak Belanda. Sikap keras Belanda ini mendorong
Indonesia menggelar Operasi Jayawijaya untuk membebaskan Irian Barat.
Ekonomi
Indonesia mengadakan konfrontasi ekonomi yang ditandai dengan keluarnya
UU Nomor 86 Tahun 1958 tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda di
Indonesia.

4. Pertempuran Laut Aru


Salah satu peristiwa yang sering dikenang dalam upaya pembebasan Irian Barat
adalah pertempuran laut Aru. Pertempuran Laut Aru pecah pada 15 Januari 1962,
ketika Indonesia melakukan tahap penyusupan (infiltrasi) ke Irian Barat. Sebelumnya
pada 12 Januari 1962, kapal-kapal ALRI telah merapat ke Kepulauan Aru, dan pasukan
AURI pun sudah diangkut menuju Kepulauan Aru.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 13


Pada 13 – 14 Januari 1962, Belanda telah mengintai Kepulauan Aru sehingga
Belanda sudah mengantisipasi kedatangan Armada Indonesia dari arah
kepulauan Aru.

Ketiga kapal tersebut berlayar pada posisi 4°49' LS


dan 135°02' BT. Menjelang pukul 21.00 WIT, Kolonel
Mursyid melihat tanda pada radar di depan lintasan
3 kapal terdapat tanda tidak bergerak, satu di kiri
dan satu di kanan. Hal ini berarti ada kapal yang
sedang berhenti.

Ketika tiga KRI melanjutkan laju pelayaran, ketiganya


dipergoki oleh dua pesawat intai Belanda jenis
Neptune dan Firefly dan kemudian menembakkan
flare (suar) sehingga keadaan menjadi terang.
Ternyata tak jauh dari posisi Kapal Indonesia, Gambar 7. Komodor Yos
Sudarso
terdapat dua kapal Belanda yang berhenti yaitu
Sumber: id.wikipedia.org
Hr.Ms. Evertsen dan Hr.Ms. Kortenaer.

Hr. Ms. Kortenaer menembakkan tembakan peringatan. Untuk mengusir Pesawat


Belanda, KRI Macan Tutul dan KRI Macan Kumbang menembakkan peluru dan
mendapat balasan tembakan dari Belanda. Guna menghindari tembakan Belanda,
ketiga Kapal Indonesia membentuk formasi diagonal. Sebelah kiri adalah RI Macan
Kumbang, di tengah RI Harimau dan di kanan RI Macan Tutul.

Melihat keadaan yang tidak seimbang karena ketiga kapal Indonesia tidak membawa
torpedo maka, Komodor Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, namun kendali
KRI Macan Tutul macet sehingga kapal itu terus membelok ke kanan. Kapal Belanda
mengira itu merupakan manuver berputar untuk menyerang sehingga kapal Belanda
terkonsentrasi menembaki KRI Macan Tutul. KRI Macan Tutul tenggelam beserta
awaknya sebagai kusuma bangsa, tetapi tindakan KRI Macan Tutul menyebabkan
kedua kapal Indonesia lainnya yaitu KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang berhasil
selamat.

Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan
terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 14


5. Operasi Jayawijaya
Usaha Indonesia dalam merebut Irian Barat dari Belanda terlihat dalam operasi
Jayawijaya. Operasi Jayawijaya adalah sebuah operasi militer yang direncanakan oleh
ALRI pada 1962. Pada tahap infiltrasi. Sekitar 100 kapal perang dan 16.000 prajurit
disiapkan dalam operasi tersebut menyebabkan operasi Jayawijaya adalah operasi
militer yang terbesar dalam bidang kelautan. Namun, akhirnya operasi Jayawijaya
tidak sampai dilaksanakan karena pemerintah telah menandatangani perjanjian
New York.

Operasi Jayawijaya merupakan pendukung dalam tahap eksploitasi yang bertujuan


menyerang kekuatan Belanda secara terbuka dan menduduki pos-pos penting di
Irian Barat. Operasi Jayawijaya terbagi dalam beberapa operasi dengan target
sebagai berikut.
a. Operasi Jaya Wijaya I untuk merebut keunggulan di udara dan di laut.
b. Operasi Jaya Wijaya II bertujuan merebut Biak.
c. Operasi Jaya Wijaya III bertujuan merebut Hollandia (Jayapura) dari laut.
d. Operasi Jaya Wijaya IV bertujuan merebut Hollandia dari udara.

Untuk mendukung pelaksanaan operasi Jayawijaya, dibentuklah Angkatan Tugas


Amfibi 17 yang dipimpin oleh Kolonel Sudomo. Akan tetapi sebelum Operasi
Jayawijaya dilaksanakan, datang perintah dari Presiden yang merangkap sebagai
Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Jaya, untuk menghentikan
tembak menembak pada 18 Agustus 1962 pukul 09.31 WIT. Perintah Presiden itu
disusul dengan Surat Perintah Panglima Mandala yang ditujukkan kepada seluruh
pasukan dalam Komando Mandala yang berada di Irian Barat dengan maksud yang
sama.

Isi perintah Panglima Mandala itu adalah semua pasukan menaati perintah
penghentian tembak-menembak dan mengadakan kontak dengan perwira-
perwira peninjau PBB yang disertai oleh Brigjen Achmad Wiranatakusumah,
Kolonel Udara I Dewanto, dan Letnan Kolonel Laut Nizam Zachman.

Perintah gencatan senjata dikeluarkan karena telah ditandatangani persetujuan


antara Indonesia dan Belanda mengenai status Irian Barat di Markas PBB, New York
pada 15 Agustus 1962. Persetujuan ini kemudian dikenal dengan nama Perjanjian
New York.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 15


6. Perjanjian New York
Upaya penyelesaian sengketa Irian Barat antara Indonesia dan Belanda terus dicoba
diselesaikan melalui PBB. Pada 15 Agustus 1962, diadakan perundingan antara
Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York.

Pada perundingan itu, Indonesia diwakili oleh Soebandrio dan Belanda diwakili oleh
Jan Herman van Royen dan C.W.A. Schurmann, sedangkan sebagai penengah adalah
Ellsworth Bunker dari Amerika Serikat.

Isi dari Perjanjian New York sebagai berikut.


a. Belanda akan menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada United
Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) sebagai wakil PBB. UNTEA kemudian
akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
b. Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
c. Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara
d. Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
e. UNTEA akan membantu polisi Irian Barat dalam menangani keamanan.
Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa
peralihan.
f. Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk
Papua bagian barat untuk mengambil keputusan secara bebas melalui:
1.) musyawarah dengan perwakilan penduduk Papua bagian barat;
2.) penetapan tanggal penentuan pendapat;
3.) perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak
penduduk Papua untuk tetap bergabung dengan Indonesia atau memisahkan
diri dari Indonesia;
4.) hak semua penduduk Irian Barat yang dewasa, untuk ikut serta dalam
penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional.
g. penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir 1969.

Selanjutnya untuk menjamin keamanan di Irian Barat, dibentuk pasukan keamanan


PBB yang bernama United Nations Security Forces (UNSF) di bawah pimpinan Brigadir
Jenderal Said Uddin Khan dari Pakistan. Sementara itu, pekerjaan UNTEA di bawah
pimpinan Jalal Abdoh dari Iran.

Pemerintahan PBB berlangsung hingga penyerahan ke tangan Indonesia. Pada 1


Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Irian bagian barat kepada Indonesia.
Ibukota Irian Barat, Hollandia dinamakan Jayapura. Pada 5 September 1963 diangkat
Gubernur Irian Barat pertama, yaitu E.J. Bonay, putera asli Irian Barat.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 16


Terlaksananya Perjanjian New York tidak lepas dari usaha Amerika Serikat dalam
mendesak Belanda. Menurut Amerika Serikat, bila tidak segera diselesaikan masalah
sengketa Irian Barat, Uni Soviet akan makin ikut campur sehingga dikhawatirkan
Indonesia akan masuk dalam pengaruh komunis. Hal ini sudah terlihat dengan
persenjataan Indonesia yang sebagian besar dari Uni Soviet.

7. Terbentuknya Organisasi Papua Merdeka (OPM)


Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah nama yang
diberikan oleh Indonesia terhadap gerakan atau fraksi
yang dipimpin oleh putra asli Papua yang bertujuan
untuk memisahkan diri dari Indonesia. OPM mulai
dikenal pada tahun 1965.

Sejak PBB menyerahkan Irian Barat pada September Gambar 10. Bendera Bintang
Kejora, milik OPM
1963, pemerintah Indonesia langsung membubarkan
Sumber: id.wikipedia.org
Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan
lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh banyak pihak di Papua.
Berikut adalah latar belakang kemunculan OPM.
a. Ketidakpuasan terhadap Perjanjian New York yang tidak menyertakan wakil Irian
Barat sebagai pihak yang disengketakan.
b. Ketidakpuasan terhadap Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) karena Indonesia
telah mengubah teknis pelaksanaannya dari One Man One Vote berubah menjadi
sistem musyawarah dengan membentuk Dewan Musyawarah Pepera (DMP) yang
jumlah anggotanya 1.025 orang setelah dipilih oleh Indonesia.
c. Adanya kesenjangan ekonomi antara pulau Indonesia yang lain dengan Pulau
Irian Barat, padahal Irian Barat penuh dengan sumber daya alam.
d. Pemerintahan di Irian Barat didominasi oleh etnis non-Papua.

Dalam perjalanannya terdapat dua fraksi yang menginginkan kemerdekaan Papua


sebagai berikut.
a. Faksi yang didirikan oleh Aser Demotekay pada 1963 di Jayapura dan bergerak di
bawah tanah. Faksi ini menempuh jalan kooperasi dengan pemerintah Indonesia.
Perjuangan Aser Demotekay bercirikan spiritual dengan campuran antara agama
adat dan agama Kristen.
b. Faksi yang kedua didirikan di Manokwari pada 1964 di bawah pimpinan Terianus
Aronggear yang bergerak di bawah tanah untuk menyusun kekuatan melawan
pemerintah Indonesia baik secara politik maupun bersenjata. Kegiatan ini yang
kemudian lebih dikenal dengan nama OPM.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 17


OPM pimpinan Terianus Aronggear pernah berupaya agar masalah status Irian Barat
kembali dibahas di PBB dengan menyeludupkan dokumen yang berisi perjuangan
OPM sekaligus berisi rancangan negara Papua beserta kabinetnya. Sebelum
penyerahan dokumen ke PBB, dokumen tersebut dikirim ke Belanda untuk mendapat
persetujuan dari tokoh-tokoh Papua seperti Markus Kaisiepo dan Nicolaas Jouwe dan
tokoh-tokoh Papua lainnya di negeri Belanda seperti: A. J. F. Marey, Ben Tanggahma,
Saul Hindom, Fred Korwa, James Manusawai, B. Kafiar, Semuel Asmuruf.

Perjuangan Terianus Aronggera menyebabkan beliau ditangkap oleh Indonesia di


Biak pada 12 Mei 1965. Ia dikirim kembali ke Manokwari lalu dimasukan ke dalam sel
tahanan dan mengalami proses pemeriksaan. Akibatnya banyak kegiatan OPM yang
terbongkar.

Penangkapan Terianus Aronggera menyebabkan hubungan antara OPM dengan TNI


mulai memanas. Pada 28 Juli 1965, OPM menyerang asrama militer di Manokwari
yang dipimpin oleh Permenas Ferry Awom dan kawan-kawannya yang bekas batalyon
Papua. Kegiatan pemberontakan yang dilakukan OPM itu menimbulkan berbagai
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban di wilayah Irian Barat hingga saat ini.

8. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)


Sesuai dengan hasil Perjanjian New York, untuk penentuan status Irian Barat harus
dilakukan melalui referendum. Teknik pelaksanaan Pepera diatur oleh Indonesia
dengan dibantu oleh PBB. Pada 1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera) yang diatur oleh Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Pepera ini disaksikan oleh
Dr. Fernando Ortiz Sanz, seorang diplomat Bolivia sebagai utusan PBB. Langkah-
Langkah Pepera adalah sebagai berikut.
a. Tahap pertama dimulai 24 Maret 1969 berupa konsultasi dengan dewan-dewan
kabupaten di Jayapura dan mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera.
b. Tahap kedua segera dilaksanakan pemilihan anggota Dewan Musyawarah Pepera
yang berakhir pada Juni 1969. Dalam tahapan ini berhasil dipilih 1.026 anggota
dari delapan kabupaten yang terdiri dari 983 pria dan 43 wanita.
c. Tahap ketiga adalah Pepera itu sendiri dilakukan di tiap-tiap kabupaten, dimulai
14 Juli 1969 di Merauke dan berakhir pada 4 Agustus 1969 di Jayapura.

Hasil Pepera adalah Irian Barat bergabung dengan Indonesia.

Hasil Pepera kemudian dibawa ke forum PBB untuk dilaporkan dalam Sidang Umum
PBB ke 24 pada 19 November 1969. Dalam sidang tersebut PBB menyetujui resolusi
Belanda, Thailand, Malaysia, Belgia, Luxemburg serta Indonesia untuk menerima
hasil Pepera.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 18


Hasil Pepera sebelumnya sudah dapat diperkirakan. Keputusan Pepera dicurigai
tidak adil oleh pihak OPM dan berbagai pengamat lainnya. Walaupun demikian,
Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni
Soviet, mendukung hasil ini, dan Irian bagian barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia,
dengan nama Irian Jaya.

9. Penggabungan dengan NKRI


Berdasarkan perjanjian New York pada 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat pada
pemerintahan PBB lewat UNTEA. Pada 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia. Sejak saat itulah Indonesia mulai berkuasa atas Irian Barat.

Kekuasaan Indonesia atas Irian Barat dikukuhkan dalam Pepera pada 1969. Hasil
dari Pepera adalah Irian Barat resmi menjadi bagian wilayah Indonesia dan hasil ini
diterima dalam sidang umum PBB ke-24.

Irian Barat menjadi provinsi Indonesia ke-26 dan penggunaan nama Irian Barat
bertahan hingga 1973 yang kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Presiden
Suharto.

Dalam usaha memperingati perjuangan


perebutan Irian Barat, pemerintah Indonesia
mendirikan Tugu Pembebasan Irian Barat
di Lapangan Banteng Jakarta. Peresmiannya
dilakukan pada 17 Agustus 1963 oleh Presiden
Soekarno.

Sebagai provinsi yang baru bergabung, Irian


Barat banyak mengalami ketertinggalan
dengan provinsi lainnya. Oleh sebab itu, usaha
yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk Gambar 11. Tugu Pembebasan Irian
Barat diLapangan Banteng, Jakarta
memajukan kesejahteraan rakyat Irian Barat
Sumber: id.wikipedia.org
antara lain sebagai berikut.
a. Memajukan bidang pendidikan dengan mengirim guru-guru ke Irian Barat.
b. Mengakhiri cara hidup sederhana dengan operasi busana.
c. Mendirikan Universitas Cendrawasih di Jayapura.
d. membangun industri pertambangan di Tembagapura.

Perjuangan Mewujudkan Kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (Nkri) 19

Anda mungkin juga menyukai