Anda di halaman 1dari 14

MODUL 4 Konsep Dasar Sejarah

OLEH :
1. DWI CAHYA WULANDARI
2. RINDY NURLAILI
Kegiatan Belajar 3
Karakteristik dan Dinamika Perjuangan Bangsa
Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan

A. Setelah dibacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 agustus


1945 oleh Sukarno – Hatta atas nama Bangsa Indonesia, gaung proklamasi
ini terdengar dimana-mana. Ujian pertama atas kewibawaan pemerintah
RI terhadap rakyat terjadi pada peristiwa rapat raksasa dilapangan Ikada
pada tanggal 19 September 1945. Selanjutnya, pada tanggal yang sama
yaitu tanggal 19 September 1945 pecah insiden bendera di hotel Yamato,
belanda memasang bendera Merah – Putih – Biru di puncak hotel, para
pemuda berhasil merobek warna birunya dan mengibarkannya kembali
sebagai bendera Merah – Putih.
Ketika Republik ini dihadapkan pada kenyataan bahwa yang harus
dihadapinya adalah pihak sekutu datang di Indonesia mrnimbulkan
masalah baru, mereka dibawah komando south East Asia Commad (SEAC)
dibawah Lord Louis Mountbattenn, pada tanggal 29 September 1945
mendaratkan pasukan Sekutu yang merupakan bagian dari SEAC diberi
nama AFNEI ( Allied Forces Netherland East Indies ) di bawah komando Sir
Philip Christison. AFNEI mempunyai tugas, yaitu :
1. Menerima penyerahan diri tentara Jepang
2. Membebaskan para tawanan perang pihak Sekutu
3. Melucuti senjata Jepang dan mengembalikannya ke jepang
4. Menjamin keadaan damai untuk kemudian menyerahkan kekuasaan ke
pihak pemerintahan sipil.
Kedatangan mereka ditentang oleh pihak Indonesia apabila mereka
mempunyai niat untuk mengembalikan kekuasaan kepada Belanda. Christison
sendiri berpendapat tanpa ada kerjasama dengan pihak Indonesia tugas ini tidak
akan berhasil. Itulah sebabnya pada tanggal 1 Oktober 1945 berunding dengan
pemerintah Indonesia dan mengakui de fakto Republik Indonesia. Dengan
adanya pengakuan ini pasukan Sekutu diterima dengan sikap terbuka. Akan
tetapi, ternyata pasukan Sekutu dioncengi orang – orang NICA yang dengan
jelas ingin mengembalikan kekuasaan colonial Belanda di Indonesia. Pecahlah
perang melawan pasukan sekutu, seperti terjadi di Surabaya, ambarawa, Medan,
Bandung, dan daerah lainnya.
 
Setelah mengalami perlawanan yang hebat dimana, panglima inggris
berkesimpulan bahwa sengketa Indonesia – Belanda tidak mungkin diselesaikan
dengan kekuatan senjata. Setelah menandatangani persetujuan linggar jati, pada
tanggal 25 Maret 1947 RI mulai mendapat perhatian internasional, namun
demikian Belanda memperlihatkan kecurangannya, sebab tanggal 21 Juli 1947
Belanda melakukan agresi militernya dalam wilayah kekuasaan RI.
Pada tanggal 1 Agustus 1947 Dewan keamanan memerintahkan genjatan
senjata, yang di mulai tanggal 4 Agustus 1947. Untuk mengawasi genjatan sejata
ini dibentuklah komosi konsuler yang beranggotakan 3 Negara ( KTN : Komisi
Tiga Negara ) yakni, Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Panglima angkatan perang RI menegaskan penjabaran pelaksanaan


pertahanan rakyat semesta sebagai berikut :
1. Tidak akan melakukan pertahan militer.
2. Tugas memperlambat kemajuan dan serbuan musuh serta pengungsian total
serta bumi hangus total.
3. Tugas untuk membentuk kantong-kantong di tiap-tiap onder distrik
mempunyaipusat dibeberapa kompleks pegunungan.
4. Tugas pasukan yang berasal dari daerah federal untuk menyusup ke kantong-
kantong sehingga seluruh pulau jawa akan menjadi satu medan perang gerilya
yang besar.
Dewan keamanan PBB segera bersidang pada tanggal 24 Januari 1949.
Amerika Serikat mengeluarkan resolusiyang disetujuioleh semua anggota,
yaitu :
1. Hentikan permusuhan.
2. Bebaskan presiden serta pemimpin RI.
3. Memerintahkan kepada KTN agar memberikan laporan mengenai situasi
Indonesia sejak tanggal 19 Desember 1948.
Amerika Serikat meminta kepada belanda supaya menghentikan aksi
militernya, dengan sanksi jika tidak bersedia. Amerika akan mencabut
bantuan ekonomi dan keuangan berdasarkan Marshall-Plan. Akhirnya
Belanda menerima kenyataan ini dan kembali kemeja perundingan. Itulah
awal berlangsungnya Konfrensi Meja Bundar yang mengantarkan
pengakuan Belanda terhadap kedaulatan Negara Republik Indonesia atas
wilayah bekas Hindia Belanda kecuali Irian Barat.
B. KARAKTERISTIK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PADA MASA RIS SAMPAI
DENGAN AWAL PELAKSANAAN DEMOKRASI TERPIMPIN
Seperti dikemukakan di atas bahwa pengakuan Belanda atas kedaulatan RI yang dicapai
dalam KMB di Den haag Negeri Belanda tanggal 23 Agustus 1949, yang hasilnya diterima
dan di ratyifikasi oleh KNIP tanggal 6 Desember 1049. Pada tanggal 15 desember 1949
Sukarno dilantik menjadi Presiden RIS dan tanggal 20 Desember 1949 Hatta dilantik
menjadi Perdana Menteri RIS serta pada tanggal 17 Desember 1949 diadakan upacara
pengakuan kedaulatan.

Dengan disetujuinya hasil KMB maka terbentuklah Negara Republik Indonesia Srikat yang
terdiri atas 16 negara bagian. Sementara itu pergolakan – pergolakan politik belum pula
sepenuhnya dapat ditanggulangi. Kelompok separatis dan yang ingin memisahkan diridari
Negara RI bukan semakin berkurang, perasaan tidak puas akan kebijakan pemerintahpun
muncul dimama-mana , seperti pemberontakan APRA di Bandung, pemberontakan Andi
Aziz di Makasar, pemberontakan RMS di Maluku, pemberontakan Ibnu hajar di Kalimantan
Selatan, pemberontakan Karto Suwiryo di Jawa Barat, pemberontakan Daud Beureuh di
Aceh dan pemberontakan PRRI dan PERMESTA di Sumatra Barat dan Sulawesi. Di samping
masalah di atas penyebab utama terjadi pemberontakan ialah pembentukan Angkatan
Perang RIS atau APRIS sebagai tentara RIS. Untuk lebih jelasnya peristiwa – peristiwa
tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Peristiwa APRA di Bandung
Pada tanggal 23 Januari 1950 pasukan angkatan perang Ratu Adil
melancarkan saerangan di kota Bandung yang dipimpin oleh Kapten Raymond
westerling. Namun pasukan ini dapat ditumpas oleh pasukan TNI dari Jawa
Timur.
 
2. Peristiwa Andi Aziz di Makasar
Terjadi bemberontakan pada tanggal 5 April 1950 yang dilakukan oleh
kesatuan bekas KNIL yang dipimpin oleh Kapten Andi Aziz. Terjadilah
pertempuran antara pasukan KNIL dengan pasukan APRIS pada bulan Mei
hingga Agustus di Makasar dan dimenangkan oleh pasukan APRIS.

3. Peristiwa RMS di Maluku


Pemberontakan pasukan KNIL juga terjadi di Maluku pada tanggal 25 April
1950. Mereka mengumumkan berdirinya republik Maluku Selatan sebagai
negara yang terlepas dari RIS maupun NIT.
4. Peristiwa DI/TII
DI/TII adalah gerakan suatu kelompok yang ingin mendirikan suatu negara Islam dengan tentara
sebagai inti kekuatannya. Pemberontakan DII/TII berlatar belakang perasaan tidak puas terhadap
kebijakan pemerintah ketika itu. Sejak awal kemerdekaan hingga terbentuknya negara RIS dan
negara kesatuan RI, bangsa Indonesia dapat dilihat dalam tiga golongan besar, seperti golongan
nasionalis, agamis, dan komunis. Ketiga golongan ini mempunyai ide dan paham yang berbeda dan
menginginkan bahwa golongannya lah yang dianggap paling baik.
 
5. Pemberontakan PRRI dan PERMESTA di Sumatra dan Sulawesi
Pemberontakan ini berawal dengan pandangan darah yang melihat pemerintah pusat tidak stabil
dan belum menyelesaikan atau menstabilkan jalannya pemerintahan. Pada tanggal 15 Januari 1958
Achmad Husein sebagai penguasa daerah Sumatra Tengah memproklamaikan berdirinya
pemerintah revolusioner RI. karena hal inilah pemerintah pusat di jakarta melakukan gencatan
senjata dan terjadilan perang saudara. Pada tanggal 29 mei 1961 Achmad Husein menyerahkan diri.

6. Pemilu I tahun 1955


Pemilu pertama tahun 1955 berdasrkan UUDS 1950, yang disusun berdasarkan konstitusi RIS dan
UUD 1945. Pemilu I diselenggarakan 15 Desember 1955untuk memilih Dewan Konstituante. Yang
menghasilkan indonesia dibagi menjadi 16 daerah, 208 kabupaten, 2.139 kecamatan, dan 43.429
desa.
C. KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN DAN MENGISI
KEMERDEKAAN

Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 menjadi UUD RI ,


Presiden Sukarno menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 denga suatu
kredit pada tanggal 5 juli 1959. dengan peraturan presiden No. 13 tanggal
31 desember 1959 dibentuklan front nasional dengan tujuan :
1. menyelesaikan revolusi nasional indonesia.
2. melaksanakan pembangunan semesta nasional.
3. mengembalikan Irian Jaya ke dalam wilayah RI.
1. Pengembalian Irian Barat
Sejak tanggal 3 Mei 1956 indonesia memutuskan hubungan dengan
Belanda. Dan tanggal 17 Agustus 1956 bangsa indonesia membentuk
provinsi Irian Barat yang masih diduduki Belanda. Langkah berikutnya
tanggal 19 Desember 1961 presiden Sukarno mencanangkan TRIKORA
yang intinya menyatakan:

1. Gagalnya pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda.


2. Kibarkan bendera merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mepertahankan kemerdekaan dan
kesatuan tanah air serta bangsa Indonesia.
Pimpinan TRIKORA adalah Mayjen Suharto yang tugasnya sebagai berikut:

a. Merencanakan, mempersapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi


militer dengan tujuan mengembalikan Irian Barat ke wilayah RI.
b. Mengembangkan situasi militer ke wilayah provinsi Irian Jaya.
1. Sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi,
2. Supaya dalam waktu yang singkat irian barat secara de fakto diciptakan
wilayah bebas untuk ditunjukkan pemerintahan daerah RI.
Penyelesaian Irian Barat diadakan melalui perundingan di New York yang dikenal
dengan nama persetujuan New York. Yang isinya:
1. tanggal 1 Oktober 1962 pasukan PBB tiba di Irian Barat untuk menyerahterimakan
Irian Barat dari Belanda ke Indonesia.
2. Pemerintah sementara PBB DI Irian Barat dengan menggunakan tenaga Indonesia
berasal dari Irian Barat.
3. Pesukan RI yang telah ada di Irian Barat berada di bawah PBB.
4. Pasukan perang Belanda di Irian Barat dikembalikan di negerinya.
5. Antara daerah Indonesia lainnya dengan Irian Barat bebas lalu lintas.
6. 31 Desember 1962 bendera Indonesia berkibar di Irian Barat disamping bendera
PBB.
7. 31 Mei 1963 Irian Barat sepenuhnya milik Indonesia.
 
Ketika pemerintaha dipegang oleh Sukarno dan apa yang di ucapkannya adalah
hukum, maka hal ini dimanfaatkan oleh PKI hingga terjadilah tragedi G 30 S/PKI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai