Salah satu hasilsidang ke dua PPKI tanggal 19 Agustus 1945 dan 12 September
1946 adalah pembentukan kabinet Presidensial. Namun sejarah mencatat usia
kabinet Presidensial hanya dua bulan, sebab sejak 14 November 1945 ( hingga 29
Januari 1948} Indonesia menerapkan sistem parlementer.
Negara Indonesia telah terbentuk, Alat kelengkapan negara dan lembaga
pemerintahan daerahpun telah terbentuk. Namun permasalahan bangsa
Indonesia belum selesai. Para pemimpin bangsa berjuang untuk memilih sistem
pemerintahan yang paling cocok untuk bangsa Indoensia. Sjahrir kemudian
mengajukan Maklumat KNIP No. 5 tanggal 11 November 1945 yang isinya
pembentukan kabinet yang bekerja kolektif yang dipimpin perdana menteri .
Perdana Menteri ditunjuk oleh kepala negara. Format itu disetujui oleh Presiden
Soekarno. Akhirnya pada tanggal 14 November 1945 terbentuk kabinet RI dengan
Sutan Sjahrir sebagai perdana menter. Dari sinilah Indonesia mulai mengubah
sistem pemerintahan dari Presidensial ke Parlementer yang diawali dengan
Kabinet Syahrir.
Agenda kedua Syahrir dalam rangka memantapkan system parlementer adalah
mendorong pembentukan partai-partai politik sebanyak-banyaknya sebagai
sarana penysluran aspirasi dan paham yang berkembang di masyarajat. Ussulan
tersebut mendapat sambutan positif dan KNIP dan disetujui pemerintah dengan
dikeluarkannya Maklumat Pemerintah No.3 tanggal 3 November 1945
Sejak November 1945 hingga januari 1946 telah terbentuk 10 partai politik di
Indonesia yaitu :
1. Masyumi
2. PKI
3. PRJ ( Partai Rakyat Jelata )
4. Parkindo ( Partai Kristen Indonesia )
5. Parsi ( Partai Sosialis Indonesia)
6. Paras ( Paratai Rakyat Sosialis )
7. PKRI ( Partai Katalik Republik Indonesia )
8. Permai ( Persatuan Rakyat Marhaen )
9. PNI ( Partai Nasional Indonesia )
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus1945, maka secara
resmi bangsa Indonesia telah merdeka dan terbebas dari segala bentuk
penindasan serta penjajahan.
Namun tidak demikian, gangguan dari bangsa asing masih datang yakni
darPemerintahan Belanda, kali inikedatangan pasukan Belanda ke tanah air
disambut dengan berbagai bentuk perlawanan oleh bangsa Indonesia.
Sehingga sejak tahun 1945-1950 telah terjadi
berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dng Belanda yg
dibantu oleh pasukan Inggris
1. Pertempuran Surabaya
Tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat diSurabaya
dipimpin oleh Brigadir Jendral Mallaby.
Tanggal 27-30 Oktober 1945, terjadi kontak sejata antara para pemuda
Indonesia dng pasukan Inggris. Dalam pertempuran ini, pasukan
Inggris dapat dipukul mundur bahkan puncak dari pertempuran tsb
adalah terbunuhnya pemimpin pasukan Brigadir Jendral Mallaby.
Tanggal 9 Nopember 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum yg berisi
“semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor
dan meletakkan senjatanya ditempat yang ditentukan dan
menyerahkan diri dengan mengangkat tangan”. Namun Ultimatum
tersebut ditolak olehpihak Indonesia.
Tanggal 10 November’45 terjadi pertempuran yg sangat dasyat,
pasukan Inggris menggempur Surabaya dari darat, laut maupun udara.
Peristiwa 10 November ini diperingati sbg HARI PAHLAWAN.
2. Pertempuaran Ambarawa
Pada tanggal 20 Oktober’45, tentara Sekutu di bawah pimpinan
Brigadir Bethell mendarat di Semarangdengan maksud mengurus
tawanan perang. Kedatangansekutu ini diboncengi oleh NICA.
Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa
dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda,
para tawanan tsb justru dipersenjatai sehingga menimbulkan
Tgl 26 Okt’45 dikota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan
TKR dgn pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tsb terhenti
setelah Soekarno & Brigadir Bethell melakukan perundingan dan
memperoleh kata sepakat. Namun ternyata pihak sekutu mengingkari
janji, Shg pada tgl 23 Nov’45- 11 Des’45 di Ambarawa pecah
pertempuran antara TKR & Sekut
Pada tgl 12 Des’45 Pertempuran berkobar di Ambarawa. Kol.
Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan
taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi
sehingga musuh benar-benar terkurung. Setelah bertempur selama 4
hari. Pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir, Indonesia
berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dng didirikannya
“Monumen Palagan Ambarawa” dan diperingatinya Hari Jadi TNI
Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
3. Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu di bawah pimpinan
Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan dan dibonceng NICA yang
dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.
Pada tanggal 13 Oktober1945 pemuda dan TKR bertempur melawan
Sekutu dan NICA dalam upaya merebut dan mengambil alih gedung-
gedung pemerintahan dari tangan sekutu.
Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan
serangan besar-besaran terhadap kota Medan. Dan pada bulan April
1946, Sekutu berhasil menduduki kota Medan.
Untuk melanjutkan perjuangan di Medan maka pada bulan Agustus
1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
Komandan ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu diwilayah
Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan
rakyat
4. Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang
terjadi di kota Bandung, pada tgl 24 Maret’46. Dalam waktu tujuh
jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka,
meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung.
Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA
Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas
strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Karena kejadian tsb, Tentara Inggris merasa tidak terima dan mulai
menyerang, sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang
paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot,di mana terdapat gudang
amunisi besar milik Tentara Sekutu.Dalam pertempuran ini
Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan
Rakyat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang
amunisi tersebut. Dan Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang
tersebut.
8. Agresi Belanda II
Latar Belakang terjadinya agresi Belanda II disebabkan karena
Perundingan Renville mengalami kemacetan.
Tujuan Belanda mengadakan Agresi Militer yang kedua ialah ingin
menghancurkan kedaulatan Indonesia dan mengusai kembali wilayah
Indonesia dengan melakukan serangan militer terhadap beberapa
daerah penting di Yogyakarta sebagai ibu kota Indonesia pada saat itu.
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan aksi polisionil
ke II. Belanda menduduki kota Yogyakarta, yang diawali dengan
penerjunan pasukan payung di Lapangan Udara Maguwo, serta
mengepung dan menghancurkan konsentrasi TNI. Dalam agresi
kedua, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menangkap para
pemimpin politik serta militer.
b. PEMBERONTAKAN DI/TII
1. DI/TII JAWA BARAT.
peristiwa DI/TII di jawa Barat di pmpin oleh S.M Kartosuwiryo.
Tujuan : untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan
Negara Islam.
Latar belakang : didasarkan pada isi perjanji Renville adalah harus
pindahnya pasukan RI dari daerah-daerah yang diklem dan diduduki
Belanda ke daerah yang dikuasai RI.
Akan tetapi laskar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada
dibawah pengaruh Kartosuwirjo tidak bersedia pindah dan malah
membentuk Tentara Islam Indonesia (TII). Kekosongan kekuasaan RI di Jawa
Barat segera di manfaatkan oleh Kartosuwirjo untuk mewujudkan cita-
citanya, kemudian ia menyatakan pembentukan Darul Islam (negara
Islam/DI) dengan dukungan TII di Jawa Barat pada Agustus 1948
Operasi Penumpasan (1959) :
a. Operasi terpadu “Pagar Betis”
tujuan taktik ini adalah untuk mempersempit ruang gerak dan
memotong arus perbekalan pasukan lawan.
b. Operasi Tempur dengan sasaran langsung basis-basis pasukan DI/TII.
Melalui operasi ini Kartosuwirjo berhasil ditangkap dan dijatuhi
hukuman mati tahun 1962.
pemimpin pemberontakan :
a. Amir Fatah
b. Kyai Haji Macfudz atau Kyai Sumolangu
c. Batalyon 426 dari Divisi Diponegoro.
Latar Belakang Pemberontakan :
akibat dari persetujuan Renville yang mana daerah Pekalongan-Brebes-
Tegal ditinggalkan TNI dan aparat Pemerintah.
Jalanya Pemberontakan :
akibat perstujuan Renville ini terjadi kekosongan kekuasaan keadaan ini
kemudian di manfaatkan
Oleh Amir fatah beserta pasukan Hizbullahnya yang tidak mau di TNI
kan. Namun ketegangan karena berbagai persoalan antara pasukan
Amir Fatah dengan TNI sering timbul kembali, Amir Fatah pun semakin
berubah pikiran setelah utusan Kartosuwiryo datang mengangkatnya
sebagai Panglima TII Jawa Tengah, ia bahkan ikut memproklamirkan
berdirnya Negara Islam Di Jawa Tengah.Maka sejak itu terjadi
kekacauan dan konflik terbuka antara pasukan Amir Fatah dengan TNI.
Kurangnya dukungan dari penduduk membuat perlawannya cepat
berakhir pada bulan Desember 1951 amir Fatah menyerah.
Akibat/Dampak Pemberontakan :
Ratusan pemberontak dinyatakan tewas dan sebagian besar berhasil
ditawan
Sebagian lainnya melarikan diri dan bergabung dengan pasukan TII di
Brebes dan Tegal.
Kehancuran yang diderita Kebumen besar sekali.
Ribuan rakyat mengungsi dan ratusan orang itkut terbunuh, selain itu
desa-desa juga mengalami kerusakan berat.
Akibat/Dampak Pemberontakan :
5. DI/TII DI ACEH
Pemimpin Pemberontakan : Daud Beureuh
Latar belakang Pemberontakan :
1. tahun 1950 pemerintah menetapkan wilayah Aceh sebagai bagian dari
propinsi
Sumatera Utara.
2. menuntut kepada pemerintah bahwa Aceh memiliki otonomi sendiri.
Jalannya Pemberontakan :
pada tahun 1953 Daud beureuh melakukan kontak dengan Kartosuwiryo, ia
menyatakan Aceh sebagai bagian dari negara Islam Indonesia yang di
pimpin oleh Kartosuwiryo. Konflikpun berlangsung beberapa tahun yang
akhirnya pemerintah mengakomodasi dan menjadikan Aceh sebagai daerah
Istimewa pada tahun 1959.
c. G. 30 S/PKI
Pemimpin Pemberontakan : letkol Untung dan D.N AIDIT
Latar Belakang:
1.adanya isu kudeta (pengambil alihan pemerintah dari tangan presiden
ke Dewan
Jendral)
2.PKI bersikeras untuk mengganti dasar negara Republik Indonesia, yakni
Pancasila
menjadi negara yang berdasarkan atas komunis
Jalanya Pemberontakan :
1.Juli 1960 PKI melancarkan kecaman-kecaman terhadap Kabinet dan
tentara.
2.tahun 1963 situasi persaingan semakin sengit, baik di kota maupun di
desa. PKI berusaha mendesak untuk mendapatkan kekuasaan yang
lebih besar.
3. Di bidang kebudayaan, saat kelompok cendekiawan anti PKI
memproklamasikan Manifesto Kebudayaan (Manikebu) yang tak ingin
kebudayaan nasional didominasi oleh suatu idiologi politik tertentu (mis:
komunis), Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang pro PKI segera
mengecam keras,
Kronologis Penumpasan Pemberontakan :
1. tanggal 1 Oktober 1965
gedung RRI pusat dan kantor pusat telekomunikasi dapat direbut
kembali oleh satuan RPKAD dibawah pimpinan Kolonel. Sarwo Edi
Wibowo
2. Tanggal 2 Oktober 1965
Halim Perdana Kusuma berhasil dikuasai oleh TNI-AD dibawah komando
Kol. Sarwo
Edi Wibowo atas perintah Mayjen. Soeharto.
3. Tanggal 3 Oktober 1965
pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor.C.I Santoso berhasil
menguasai daerah
lubang buaya atas petunjuk dari Koptu.Polisi Sukirman yang menjadi
tawanan PKIyang
berhasil melarikan diri.
4. Tanggal 4 Oktober 1965
penggalian sumur lubang buaya dilanjutkan kembali yang dilakukan oleh
pasukan para amfibi KKO-AL
5. Tanggal 5 Oktober 1965
jenazah para perwira TNI-AD dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kalibata, yang sebelumnya disemayamkan di markas besar AD.
6. Tanggal 6 Oktober 1965
dengan surat keputusan pemerintah yang di ambil dalam sidang kabinet
Dwikora para
perwira TNI-AD tersebut ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.
Dampak Pemberontakan :
enam pejabat tinggi perwira AD telah menjadi korban kebiadaban PKI
diantaranya :
1. Panglima AD Letjen TNI Ahmad Yani
2. Mayjen TNI R. Suprapto
3. Mayjen TNI M.T Haryono
4. Mayjen TNI Siswondo Parman
5. Brigjen TNI D.I Panjaitan
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Korban yang lain :
1. Ajudan Jendral TNI A.H Nasution :
Lettu Pierre Tendean
2. Putri Jendral TNI A.H Nasution:
Ade Irma Suryani.
Selain itu juga ada korban yang lain di Yogyakarta :
1. Aip Karel Satsuit Tubun
2. Brigjen. katamso Darmokusumo
3. Kolonel Sugiono.
c.Pemberontakan RMS
Latar belakang Pemberontakan :
Menuntut agar kabinet Juanda segera dibubarkan
Mempertahankan keberadaan NIT.
Membentuk negara merdeka diwilayah Maluku Selatan
Menentang masuknya APRIS ke wilayah Maluku Selatan
Menolak pembentukan negara kesatuan RI
Operasi Pnumpasan Pemberontakan :
Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh Kol. A.E
kawilarang. Operasi berlangsung dari tanggal 14 Juli 1950, berhasil
menguasi pos-pos penting di Pulau Buru.
19 Juli 1950 pasukan APRIS berhasil menguasai Pulau Seram.
28 September 1950 Ambon bagian utara berhasil dikuasai.
3 November 1950 benteng Nieuw Victoria berhasil di kuasai.
Dampak Pemberontakan :
Kerusakan fasilitas negara/masyarakat menimbulkan banyak
korban.
Membuat masyarakat bingung akan status kewarganegaraannya.
Hilangnya kesatuan dan persatuan NKRI.
Merusakan stabilitas keamanan dan kenyamanan di wilayah NKRI.