DEMOKRASI TERPIMPIN
Anggota kelompok :
•Rizky Syarif Hidayatullah
•Mgs. Padli Apriyansyah
•Fahmi Ramadhan
•Diky Wahyudi
•Wahyu Pratama
Menuju demokrasi terpimpin
Kehidupan sosial politik Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal belum pernah mencapai
kestabilan secara nasional. Mereka lebih
mementingkan kelompok masingmasing. Akhirnya
Presiden Soekarno menawarkan sistem demokrasi
terpimpin sendiri pada Februari 1957. langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah mengeluarkan
suatu keputusan pada tanggal 19 Februari 1969
tentang pelaksanaan demokrasi terpimpin dalam
rangka kembali ke UUD 1945. namun tertolak di
depan Dewan Konstituante dalam pemungutan
suara sebanyak 3 kali.
Kemudian pada hari minggu , 5 juli 1959, dalam suatu
upacara resmi berlangsung di Istana Merdeka, Soekarno
mengumumkan dekrit yang memuat tiga hal pokok :
1. Menetapkan pembubaran Konstituante
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
3. Pembentukan MPRS
Dekrit ini disambut baik oleh masyarakat Indoensia, lalu
Soekarno membentuk kabinet baru yang disebut “kabinet
Kerja”. Dan membentuk Dewan Pertimbangan Agung
Sementara (DPAS), Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS),
Tetapi konflik antara DPR dan Presiden semakin terbuka
ketika DPR menolak Rencana Anggaran Belanja Negara
thn 1960 yang di ajukan pemerintah. Namun liga
demokrasi ini kemudian dibubarkan oleh soekarno
Lalu Presiden membentuk lembaga MPPR (Musyawarah
Pembantu Pimpinan revolusi.
Peta kekuatan politik nasional
Antara tahun 19601965, kekuatan politik pada waktu
itu terpusat di tangan Presiden Soekarno. Pada masa
itu Soekarno sangat dekat dekat PKI, tetapi dalam
kesempatan ini PKI mengambil kesempatan untuk
menguasai negara. Merasa kedudukannya yang
semaakin kuat, PKI berusaha untuk memperoleh
kedudukan dalam kabinet. Berbagai upaya dilakukan
PKI mulai dari coretcoret hingga petisi yang
menuntut menyerukan pembentukan kabinet
Nasakom.
Tujuan politik Pki disini adalah menguasai desa untuk
mengepung kota.
Pembebasan irian barat
Salah satu politik luar negeri yang terus menjadi pekerjaan rumah
kabinet RI adalah Irian Barat. Perebutan kembali Irian Barat
merupakan suatu tuntunan konstitusi , sesuai dengan citacita
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 19 Desember 1961 .
Soekarno membentuk Tri Komando Rakyat (Trikora) yang isinya
sebagai berikut :
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda
2. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa
Akhirnya terjadilah pertempuaran antara belanda dan Indonesia
di laut Aru, naas Indonesia kalah dalam pertempuran tersebut.
Pada tanggal 15 Agustus 1962 dibuat lah perjanjian New York
sehingga Indonesia dapat memperoleh Irian Barat kembali
Konfrontasi terhadap Malaysia
Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang federasi
Malaysia karena merupakan rencan Inggris untuk
mengamankan kekuasaannya di Asia Tenggara.
Akhirnya dibentuk konferensi Maphilindo (Malaysia,
Philipina , dan Indonesia) dengan meminta bantuan PBB
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun sebelum
PBB menyelesaikan misinya, Federasi Malaysia
diproklamasikan pada tanggal 16 September 1963. bagi
Indonesia itu merupakan pelecehan atas martabat PBB
dsn pelanggaran Komunike terhadap Manila.
Dan akhirnya pada saat itu Indonesia memutuskan
semua hubungan antar negara dengan Malaysia dan
Singapore. Serta Indonesia pernah keluar dari PBB
karena Federasi Malaysia tersebut.