XII IPA 2
SMA Negeri 1 Tamban
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah “ Konfrontasi
Dengan Malaysia” Insya Allah dengan baik.
Penyusunan ini tentunya bukan hanya hasil pemikiran kami sendiri, banyak orang-orang yang
mendukung kami di belakang. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada kedua orang tua kami,
kepada Ibu Sri Rohani S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah, dan teman-teman yang selalu
menyumbangkan semangatnya. Tanpa mereka kami bukanlah apa-apa.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai Konfrontasi Indonesia dan Malaysia yang
Insya Allah akan bermanfaat. Untuk lebih jelasnya, marilah kita baca dan pelajari makalah ini.
Makalah ini hanyalah hasil karya susunan insan yang tak berdaya, yang tak jauh dari khilaf
dan salah. Untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan, agar bisa kami jadikan
motivasi untuk ke depannya.
Semoga Allah SWT. selalu menuntun setiap perjalanan hidup kita. Aaamin..
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
D Dwikora..................................................................................................................... 7
F Permasalahan Indinesia-Malaysia.............................................................................. 9
DAFTARPUSTAKA ..................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei,
Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga
1966.
Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah
Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi
Malaysia yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila oleh karena itu keinginan tersebut
ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai
"boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru, serta dukungan
terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.
1. Tujuan
c. Menambah wawasan ;
2. Manfaat
4
BAB II
Pembahasan
A. Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei,
Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga
1966.
Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu
pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang
tidak sesuai dengan Persetujuan Manila oleh karena itu keinginan tersebut ditentang oleh Presiden
Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai "boneka Inggris" merupakan
kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru, serta dukungan terhadap berbagai gangguan
keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.
Pelanggaran perjanjian internasional konsep THE MACAPAGAL PLAN antara lain melalui
perjanjian Persetujuan Manila mengenai dekolonialisasi yang harus mengikut sertakan rakyat
Sarawak dan Sabah.
1. Kalimantan
2. Brunei
3. Sarawak dan sabah
Berikut ini langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan konfrontasi
terhadap Malaysia.
5
1. Pada tanggal 17 September 1963, pemerintah Indonesia memutuskan hubungan
diplomatik antara kedua negara.
2. Pemerintah RI pada tanggal 2 September 1963 memutuskan hubungan ekonomi dengan
Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.
3. Pada akhir tahun 1963, pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya terhadap
perjuangan rakyat Kalimantan Utara dalam melawan Neokolonialisme Inggris.
PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa menyelesaikan
pertikaian antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi yang terjadi justru PBB
selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik antar negara.
Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta ekonomi, militer dan
kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara sosialis serta
munculnya perkembangan cepat kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika.
tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam lembaga-lembaganya.
Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana Khusus adalah Amerika.
Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan dalam persengketaan Asia
seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit yang gagal yang diselenggarakan
PBB, diketuai orang Amerika bernama Michelmore.
6
D. Dwikora
Peristiwa Soekarno yang murka karena Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala
Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek fotoSoekarno,
membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana
Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda.
*Isi dwikora
Dwikora merupakan kependakan dari Dwi Komando Rakyat. Dwikora ialah sebuah
komando Presiden Soekarno untuk melancarkan konfrontasi bersenjata kepada Malaysia dalam
rangka untuk menghadangnya agar tidak berdirinya Negara Malaysia. Komando ini dikemukakan
dalam sebuah pidato Presidan di hadapan apel besar sukarelawan di Jakarta pada tanggal 3 Mei
1964. Dan isi Dwikora tersebut adalah sebagai berikut:
Tercetus Dwikora ini sebenarnya dipengaruhi oleh PKI dikarenakan mereka memiliki
peranan dalam pemerintahan yang memberikan pengaruh untuk membelokkan politik bebas aktif
ke dalam pengaruh RRC atau yang biasa dikenal sebagai Poros Jakarta-Beijing.
E. Tanggal-tanggal penting
8 Desember 1962 : Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak. Mereka mencoba
menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan
16 Desember 1962: Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa
20 Januari 1963 : Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio mengumumkan sikap bermusuhan dengan
Malaysia.
7
16 September 1963 : Federasi Malaysia resmi dibentuk. Brunei menolak bergabung & Singapura keluar di
kemudian hari.
Mei 1964 : Pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Dibentuk Komando Siaga
yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini
Agustus 1964: Enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata
Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk
mempertahankan Malaysia. Hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan
dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke
Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia,
16 Agustus 1964 : Pasukan dari Rejimen Askar Melayu Diraja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan
Indonesia.
17 Agustus 1964 : Pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk
pasukan gerilya.
29 Oktober 1964 : 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan
Resimen Askar Melayu DiRaja & Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian
Januari 1965 : Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak
8
permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan Australia dan Resimen
28 Juni 1965 : Militer Indonesia menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau,
Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed
Constabulary.
1 Juli 1965: Militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan
Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal.
Akhir 1965 : Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh
karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi
28 Mei 1966 : Di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia
mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian
1. Rebutan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan Sengketa bermula di tahun 1967 ketika
dalam sebuah pertemuan, kedua negara menyadari bahwa masing-masing memasukkan Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan dalam wilayah kedua negara. Kedua negara kemudian sepakat bahwa
kedua pulau dalam keadaan status quo. Pemerintah Indonesia marah ketika belakangan
mengetahui bahwa Malaysia membangun tempat peristirahatan di sana. Tahun 1998, sengketa
dibawa ke Mahkamah Internasional. Pada tahun 2002, Mahkamah Internasional memenangkan
Malaysia.
2. Reog Ponorogo Tahun 2007, warga Ponorogo, Jawa Timur marah ketika menyadari bahwa
Tarian Barongan yang dipamerkan di situs Kementerian Kebudayaan Malaysia ternyata mirip
dengan kesenian reog Ponorogo.
3. Lagu Rasa Sayange dari Maluku Malaysia sempat mengklaim lagu Rasa Sayange,
namun konflik tidak berlangsung lama. Menteri Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim
mengakui bahwa lagu tersebut milik Indonesia pada 11 November 2007.
9
4. Batik Tahun 2009, Malaysia mengklaim batik sebagai kerajinan asli negaranya. Konflik
ini selesai setelah UNESCO memberikan pengakuan atas batik Indonesia.
5. Tari Pendet dari Bali Keributan kembali terjadi ketika Tari Pendet asal Bali muncul di
iklan pariwisata Malaysia pada Agustus 2009.
6. Rendang dari Sumatera Barat Tahun 2012, mantan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan bahwa beberapa produk budaya asli Indonesia
tercatat dalam Akta Warisan Kebangsaan Malaysia, termasuk di antaranya adalah rendang,
makanan asal Sumatera Barat.
7. Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan dari Sumatera Utara Ketika
Malaysia mengklaim Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan, politikus Partai
Demokrat Ruhut Sitompul menyarankan untuk membom Malaysia.
9. Permasalahan TKI yang tak kunjung henti Hubungan tegang antara kedua negara soal
permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia sepertinya tak pernah berhenti.
Berbagai kasus penyiksaan, upah tak dibayar, upah kecil, tak ada hari libur membuat pemerintah
Indonesia sempat menghentikan pengiriman TKI selama dua tahun.
10
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. jangan mengakui ciptaan orang lain, selain itu melanggar hak cipta juga itu di
larang oleh agama.
2. Masalah sebesar apapun dapat di atasi tanpa melalui pertikaian fisik.
1.2 SARAN
Tetap percaya kalau kita benar maka kita akan tetap benar, jangan pernah menyerah
dalam menegakan kebenaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/363405932/Makalah-Sejarah-Indonesia
http://eprints.uny.ac.id/21660/3/3.BAB%20I.pdf
https://www.google.com/search?q=q.s+al-kafirun+1-6&client=firefox-
beta&hs=5pp&rls=org.mozilla:en-
US:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=GGBCVKzoA8O6mAWP5YG4Bg&ved=0CA
gQ_AUoAQ&biw=1366&bih=631
12