Anda di halaman 1dari 9

Perekonomian pada Masa

Demokrasi Terpimpin
Keadaan keuangan pada masa demokrasi
termimpin sangat buruk. Pemerintah
mengeluarkan beberapa kebijakan untuk
mengatasinya seperti membentuk Badan
Perancangan Pembangunan Nasional, Penurunan
nilai uang, Deklarasi Ekonomi dan mengeluarkan
peraturan tentang perdagangan.
Penurunan Nila Uang dan Pembekuan
Simpana di Bank
Penurunan nilai uang (Devaluasi)yang
bertujuan untuk membendung inflasi yang tetap
tinggi, untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat, dan meningkatkan nilai
rupiah, sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
Tujuan dilakukan devaluasi :
a) Guna membendung inflasi yang tetap tinggi
b) Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
di masyarakat
c) Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat
kecil tidak dirugikan.
Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah
mengumumkan keputusannya mengenai penuruan
nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.
a) Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp.
50
b) Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi
Rp. 100
c) Pembekuan semua simpanan di bank yang
melebihi Rp. 25.000
Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak
mampu mengatasi kemerosotan ekonomi yang
semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang
moneter. Para pengusaha daerah di seluruh Indonesia
tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan
tersebut.
Pada masa pemotongan nilai uang memang
berdampak pada harga barang menjadi murah tetapi
tetap saja tidak dapat dibeli oleh rakyat karena mereka
tidak memiliki uang. Hal ini disebabkan karena
a) Penghasilan negara berkurang karena adanya
gangguan keamanan akibat pergolakan daerah
yang menyebabkan ekspor menurun.
b) Pengambilalihan perusahaan Belanda pada tahun
1958 yang tidak diimbangi oleh tenaga kerja
manajemen yang cakap dan berpengalaman.
c) Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian
Games IV tahun 1962, RI sedang mengeluarkan
kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.
Konsep Juanda
Pemerintah mulai memikirkan rakyat dengan
melakukan usaha pembebasan Irian Barat dan
penyelesaian kasus DI Jawa Barat dengan cara
rehabilitasi ekonomi. Pemikiran tersebut mulai
direalisasikan setelah keamanan nasional mulai
membaik dan pulih kembali..
Sebelumnya konsep ini diberi nama konsep
rehabilitasi ekonomi yang diketuai oleh Menteri
Pertama Ir Djuanda. Untuk hasil dari konsep
tersebut diberi nama Konsep Djuanda. Sebelum
terbitnya konsep ini terdapat beberapa kritikan
tajam dari PKI sehingga membuat konsep tersebut
mati. PKI menganggap konsep Djuanda terdapat
kaitannya dengan pelibatan negara Amerika
Serikat, Yugoslavia, dan negara revisionis
Konsep rehabilitasi ekonomi disusun oleh tim yang dipimpin
oleh Menteri Pertama Ir Djuanda dan hasilnya dikenal dengan
sebutan Konsep Djuanda. Namun konsep ini mati sebelum lahir
karena mendapat kritikan yang tajam dari PKI karena dianggap
bekerja sama dengan negara revisionis, Amerika Serikat dan
Yugoslavia.

Stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi:


 Pemerintah mengeluarkan Ketetapan MPRS
No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan
ekonomi, keuangan dan pembangunan.
 MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni
program penyelamatan, program stabilitas dan rehabilitasi,
serta program pembangunan.
 Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelamatan
ekonomi nasional terutama stabilisasi dan rehabilitasi
ekonomi

Anda mungkin juga menyukai