Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

MASA DEMOKRASI LIBERAL DAN TERPIMPIN


“KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA (1963-1966)”

Disusun Oleh :
Muhammad Ghazali Rasyid
192012020

XII – 3 MIPA
SMA MUHAMMADIYAH KEDAWUNG
KABUPATEN CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas
membuat makalah tentang “Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1963-1966)”
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterimakasih kepada guru mata pelajaran sejarah wajib yang telah memberikan
tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan pengetahuan kita mengenai permasalahan yang terjadi antara Indonesia
dan malaysia pada masa demokrasi liberal. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.

Cirebon, 15 Oktober 2019

Penulis

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4

A. Latar Belakang…………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………5
C. Tujuan …………………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….6

A. Awal Mula Terjadinya Konfrontasi Indonesia-Malaysia..………………..6


B. Kondisi Ekonomi Indonesia saat Terjadi Konfrontasi dengan Malaysia….7
C. Dampak yang Terjadi Indonesia saat adanya Konfrontasi Malaysia….…..9

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………...12

A. Kesimpulan………………………………………………………….…...12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...13

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 3


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa demokrasi terpimpin. Indonesia dihadapkan pada situasi


yang sangat sulit. Pada antara tahun-tahun ini, Indonesia dihadapkan
dengan berbagai kebijakan yang salah satunya adalah konfrontasi dengan
malasysia pada tahun 1963 sampai 1966. Pengeluaran pemerintah untuk
masalah tersebut merupakan pengeluaran yang bersifat non pembangunan
yang sifatnya tidak langsung menambah produksi. Pengeluaran pemerintah
ini jumlahnya sangat besar dibandingkan pengeluaran pemerintah lainnya,
seperti biaya keamanan dalam negeri, subsidi kepada perusahaan swasta
dan Negara.

Kebijakan politik pemerintahan Indonesia yang bersifat


konfrontatif tidak lepas dari keadaan politik internasional pada saat itu,
yang membagi dunia atas dua kekuatan yaitu blok barat dan blok timur.
Sehingga pemerintah Indonesia yang dibawah pimpinan presiden soekarno
telah terbawa suasana perang dingin di dunia waktu itu yakni persaingan
antara blok barat (liberal kapitalistik) dan blok timur (social komunistik).
Sebenarnya didalam kedua persaingan tersebut Indonesia masuk gerakan
non blok tetapi anti nekolim, pemerintah Indonesia menjalankan politik
konfrontasi sebagai bentuk melawan nekolim yang sudah dianggap oleh
presiden soekarno telah mengancam wilayah Indonesia.

Sikap politik konfrontatif yang ditunjukan oleh presiden soekarno


itu dapat kita lihat dalam berbagai pidato yang disampaikannya, presiden
soekarno selalu menyatakan bahwa musuh bangsa Indonesia adalah
kekuatan-kekuatan neokolonilisme, kolonialisme, dan imperialisme.
Diantaranya Malaysia yang merupakan produk neokolonialisme yang
dijadikan pangkalan militer imperalisme untuk mengepung indonesisa.

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 4


Adanya konfrontasi Indonesia dengan malaysaia ini berawal dari ide untuk
mnggabungkan-menggabungkan daerah-daerah suku melayu yang
meliputi Malaya, Singapura, Srawak, Brunai dan Sabah yang akan
diberikan nama federasi Malaysia. Ide ini pertama kali dilontarkan oleh
Perdana Menteri Malaya Tengku Abdulrachman pada tanggal 27 Mei
1961. Oleh karena itu, keinginan tersebut ditentang oleh presiden
Soekarno yang mengganggap pembentukan Federasi Malaysia yang
sekarang dikenal sebagai “boneka inggris” merupakan kolonialisme dan
imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai
gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Bagaimana Awal Mula Terjadinya Konfrontasi Indonesia-Malaysia?


2. Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia saat terjadi Konfrontasi
dengan Malaysia?
3. Apa Dampak yang Terjadi di Indonesia saat adanya Konfrontasi
Malaysia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Awal Mula Terjadinya Konfrontasi Indonesia-


Malaysia.
2. Untuk mengetahui Kondisi Ekonomi Indonesia saat Terjadi Konfrontasi
dengan Malaysia.
3. Untuk mengetahui Dampak yang Terjadi di Indonesia saat adanya
Konfrontasi Malaysia.

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 5


BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Mula Terjadinya Konfrontasi Indonesia-Malaysia.


Konfrontasi yang dilancarkan oleh Indonesia terhadap Malaysia
bermula 1963 dan memanjang sampai tahun 1966. Indonesia pada waktu
itu menentang Malaysia karena menganggap bahwa Malaysia adalah suatu
proyek neo-kolonialis inggris yang membahayakan revolusi Indonesia satu
pangkalan militer asing yang ditujukan antara lain kepada Indonesia.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenal


sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk
menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak ke dalam Federasi Malaysisa
yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila. Pada 1961, Kalimantan
dibagi menjadi empat administrasi, Kalimantan sebuah provinsi di
Indonesia, terletak diselatan Kalimantan. Di utara adalah kerajaan Brunei
dan dua koloni Inggris yaitu Srawak dan Borneo Utara yang kemudian
dinamakan Sabah. Sebagai kota bagian dari penarikannya dari koloninya
di Asia Tenggara, inggris mencoba menggabungkan koloninya di
Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan
membentuk Federasi Malaysia.

Dalam hubungan ini sebagai bukti Indonesia mengutamakan jalan


damai dan jalan perundingan. Untuk mencari penyelesaiannya, presiden
Soekarno mengatakan bahwa “Indonesia bukan tidak mengutamakan
penyelesaian secara damai, bukan tidak suka kepada perundingan, apalagi
mengenai persoalan antara tetangga dengan tetangga, apalagi persoalan itu
adalah persoalan antara bangsa Melayu dengan bangsa Melayu sendiri.

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 6


B. Kondisi Ekonomi Indonesia saat Terjadinya Konfrontasi Malaysia.
Konfrontasi terjadi tanggal 26 September 1963 membuat
perekonomian yang berada di sekitar perbatasan menjadi lumpuh semua
hubungan diplomatik terputus. Sehingga membuat kebutuhan pokok
masyarakat semakin sulit dan toko-toko perlahan-lahan tutup, Adapun
faktor-faktor tersebut yang bisa penulis simpulkan adanya dua faktor yang
pertama faktor internal dan eksternal antar kedua negara:
Faktor Internal Indonesia :
 PKI mempunyai suara terbanyak mendukung politik konfrontasi
dan ideologi NASAKOM yang dibuat oleh Ir.Soekarno.
 Presiden Soekarno ingin memasukkan Kalimantan Utara ke dalam
wilayah NKRI.
 Adanya dukungan TNI-AD untuk mengikuti politik konfrontasi
sebagai strategi untuk mengimbangi PKI.
 Soekarno marah dengan adanya tindakan demonstrasi anti-
Indonesian di Malaysia dengan cara menginjak-injak lambang
negara Indonesia dan Soekarno melakukan balas dendam dengan
melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang
Malaysia.
 Presiden Soekarno memutuskan hubungan diplomatik dan
hubungan ekonomi dengan Malaysia.
 Adanya pemutusan ekonomi menyebabkan munculnya
perdagangan ilegal karena adanya desakan untuk memenuhi
kebutuhan pokok.
Faktor Eksternal Indonesia :
 Berhubungan dengan usaha untuk menjadikan Malaysia sebagai
anggota PBB yang kemudian hari Malaysia diangkat sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Hal inilah dikemudian
hari membuat Indonesia keluar dari forum PBB.
 Malaysia telah melanggar kesepakatan Manila Accord yang telah
disepakati oleh ketiga kawasan yaitu Indonesia dan Fillipina.

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 7


 Malaysia tidak mengundang Indonesia dalam pembentukan
Federasi Malaysia.
 Adanya kemauan Inggris dan Amerika dalam menentukan sikap
politik di kawasan Asia Tenggara termasuk politik domino.
 Sedangkan di Malaysia sedang mengalami suatu pergolakan,
masyarakat Malaysia ingin merdeka sendiri tapi di balik itu Inggris
memainkan peranan politik di Malaysia ditambah ikut sertanya
Soekarno yang tidak menyetujui dengan adanya penyatuan
Federasi Malaysia.
Fakor Internal Malaysia :
 Adanya keinginan masyarakat Malaysia untuk merdeka.
 Politik didalam negeri Malaysia, Inggris mencoba menggabungkan
koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya dengan
membentuk Federasi Malaysia.
 Ketika Federasi Malaysia terbentuk tanggal 16 September 1963
Brunei menolak bergabung dan Singapura keluar beberapa hari
setelah pembentukan Federasi Malaysia.
Faktor Eksternal Malaysia :
 Filipina memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
 Malaysia menangkap agen Indonesia dan massa menyerang
kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur.
 Malaysia dilantik oleh Inggris menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB
 Pemerintah Inggris memforsir kemerdekaan Malaysia dan
melakukan kesalahan dalam pelaksanaan Manila Agreement.
 Fillipina mengklaim atas Sabah yang terletak di Kalimantan pada
masa itu oleh Inggris telah dimasukkan dalam wilayah Federasi
Malaya.
Adanya faktor-faktor yang terjadi merupakan suatu eskalasi
(pertambahan/pengembangan) terhadap suatu konflik terutama dalam hal
konfrontasi antara Indonesia-Malaysia, kejadian awalnya adanya

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 8


persetujuan terhadap Manilla Accord yang telah disepakati oleh masing-
masing negara yaitu Indonesia, Filipina dan Malaysia.

Pelanggaran kesepakatan Manilla Accord yang dilakukan oleh


Malaysia merupakan hal yang disengaja karena di negara Malaysia sendiri
masih ada yang mendukung Inggris dan disatu sisi Indonesia menganggap
Malaysia telah melanggar kesepakatan dan memandang Inggris
membentuk Federasi Malaya sebagai bentuk kolonial gaya baru (Neo-
kolonialisme). Hal inilah menimbulkan konfrontasi sehingga memaksa
Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi. Pemutusan
hubungan diplomatik dan ekonomi inilah yang menyulitkan
masyarakat sekitar perbatasan antara Indonesia-Malaysia.

Perubahan ekonomi pada masa sebelum konfrontasi, saat


konfrontasi dan pasca konfrontasi sangat berbeda, sebelum konfrontasi
keadaan masyarakat sangat berkecukupan bila ada barang kebutuhan
tinggal beli semuanya ada dari perangkat elektronik seperti radio dan
televisi, tentu saja perangkat tersebut untuk kalangan berada, jika
masyarakat secara umum tentu tidak mengalami kesulitan, pada saat
konfrontasi keadaan perekonomian tentu saja sangat menyulitkan
masyarakat sehingga menimbulkan masalah baru terutama adanya
perdagangan ilegal yang dikenal dengan istilah Semoukil yang dilakukan
pertama kali oleh nelayan-nelayan disekitar Kepulauan Riau dengan tujuan
memenuhi kebutuhan pokok. Pasca konfrontasi keadaan perekonomian
masyarakat berangsur-angsur kembali normal semua bahan pokok mulai
masuk dari berbagai daerah dan ketergantungan dengan negara tetangga
mulai berkurang.

C. Dampak yang Terjadi di Indonesia saat Konfrontasi Malaysia.


Konfrontasi ini merupakan salah satu penyebab kedekatan Presiden
Soekarno dengan PKI, menjelaskan motivasi para tentara yang
menggabungkan diri dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan Satu

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 9


Oktober), dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan
penculikan petinggi Angkatan Darat.

Konfrontasi terhadap Malaysia adalah "politik pengalihan" Bung


Karno atas situasi sosial, ekonomi, dan politik domestik saat itu. Ini terjadi
karena Inggris memasukkan Sabah dan Serawak (Kalimantan Utara)
menjadi bagian Malaya. Saat itu, perekonomian Indonesia sedang sulit
akibat revolusi yang katanya belum selesai. Antara TNI AD dan PKI pun
sedang terjadi bersaing. Dalam konfrontasi PKI mendukung Bung Karno,
sedangkan ABRI "setengah hati". Aneka kisah ada dalam dokumen sejarah
pertempuran tentara Australia dan Inggris dalam membantu Malaysia. Di
Australian War Memorial di Canberra, bisa dibaca nama-nama tentara
Australia yang gugur di Borneo. Di Museum TNI Satria Mandala juga bisa
dilihat diorama dwikora. Dalam bentuk ilmiah, konfrontasi itu dapat
dibaca dalam tesis master ilmuwan Australia, Jamie Mackie.

Meski Indonesia menghadapi kesulitan ekonomi, ABRI memiliki


peralatan tempur tercanggih di Asia Timur, dibeli dari Uni Soviet untuk
merebut Irian Barat. Pada masa Trikora (merebut Irian Barat), Soviet
mendukung Indonesia. Namun pada masa Dwikora (konfrontasi dengan
Malaysia), Soviet enggan mendukung karena atas pengaruh PKI,
Indonesia lebih condong ke RRC. Malaysia sendiri masih merupakan
negeri muda usia, tetapi didukung Inggris, Australia, dan Selandia Baru
sebagai sesama anggota Persemakmuran Inggris.

Hasil konfrontasi sudah kita ketahui. PKI digilas TNI AD,


Soekarno jatuh. Dalam konfrontasi dengan Malaysia, Indonesia tidak
mampu memainkan diplomasi antara Blok Barat dan Blok Timur.
Indonesia sempat keluar dari PBB karena Malaysia terpilih sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan. Kekuatan-kekuatan Baru (New
Emerging Forces/Nefos) yang dicanangkan Bung Karno juga mati, meski
Jakarta sempat menjadi tempat bagi Conference of the New Emerging

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 10


Forces (Conefo) dan Ganefo (Games of the New Emerging Forces). Saat
itulah seorang ilmuwan AS, Russell Fifield, mencanangkan perlunya
dibentuk organisasi regional di Asia Tenggara demi terciptanya stabilitas
regional di Asia Tenggara sebagai pengganti ASA (Association of
Southeast Asia) dan Maphilindo (Malaysia, Phillippines, Indonesia) yang
dikenal sebagai ASEAN, berdiri 8 Agustus 1967, didahului penghentian
politik konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1966.

Penghentian konfrontasi merupakan kebijakan Presiden Soeharto


yang mengirim diplomat dan militer untuk melakukan perundingan dengan
mitranya di Malaysia dengan caranya sendiri. Ini untuk melapangkan
terbentuknya ASEAN dan dibukanya keran bantuan negara-negara Barat
guna membangun ekonomi Indonesia, yakni terbentuknya IGGI.

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 11


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konfrontasi ini merupakan salah satu penyebab kedekatan


Presiden Soekarno dengan PKI, menjelaskan motivasi para tentara
yang menggabungkan diri dalam gerakan G30S/Gestok (Gerakan Satu
Oktober), dan juga pada akhirnya menyebabkan PKI melakukan
penculikan petinggi Angkatan Darat. Konfrontasi terhadap Malaysia
adalah "politik pengalihan" Bung Karno atas situasi sosial, ekonomi,
dan politik domestik saat itu. Ini terjadi karena Inggris memasukkan
Sabah dan Serawak (Kalimantan Utara) menjadi bagian Malaya. Saat
itu, perekonomian Indonesia sedang sulit akibat revolusi yang katanya
belum selesai.

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 12


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
 Hapsari, Ratna. Adil, Muhammad, Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA
Kelas XI, Bandung : Penerbit Erlangga.
Sumber Internet

 http://wapedia.mobi/id/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia. Konfrontasi
Indonesia-Malaysia.
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/09/opini/1611800.htm
 J o y S e t i a w a n . ( 2 0 0 7 ) . Konfrontasi Indonesia-Malaysia (1962-1966).
www.wikipedia.co.id.
 http://bayuprakoso21.blogspot.com/2011/04/konfrontasi-indonesia-dengan-
malaysia.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia%E2%80%93Malaysia
 https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/10043

Konfrontasi Indonesia – Malaysia (1963 – 1966) | 13

Anda mungkin juga menyukai