Sejarah Konflik Singkat antara Indonesia dan Malaysia dari tahun 1960an hingga tahun 2010
Kata Pengantar
Seperti yang kita ketahui, konflik pertikaian mengenai masalah perbatasan antara Indonesia dan malaysia merupakan sebuah konflik yang sudah lama terjadi. Awal mulanya, adalah pada masa pemerintahan Soekarni dimana, beliau mencetuskan ganyang malaysia dikaenakan terdapat sumber Informasi bahwa Malaysia akan meyerbu ke wilayah Kalimantan Utara. Diturunkanya pasukan RPKAD untuk menginfiltrasi wilayah Kalimantan Utara, Namun bersamaanya dengan perintah ganyang malaysia, terjadi pula sebuah kejadian yang mencoreng sejarah bangsa Indonesia yaitu G30s/PKI, sehingga pasukan semua di tarik kembali untuk mengamnkan Ibu kota. Namun setelah Indonesia resmi berdamai dengan Malaysia, mucul kembali masalah-masalah dan konflik . Dalam Makalah singkat ini, penulis ingin memaparkan secara singkat tentang konfrontasi Ganyang Malaysia pada tahun 1960-an serta konfrontasi perbatasan dan pencurian Budaya yang di lakukan oleh Malaysia. Topik Malaysia menarik untuk dibahas karena Malaysia sepertinya dari dahulu hingga kini menjadi musuh dari warga Indonesia. Penulis berharap makalah ini dapat menmbah wawasan bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
Leege, J.D, 2001,SUKARNO A political Biography,Archipelago Press,Singapore p.405-406 Leege, J.D, 2001,SUKARNO A political Biography,Archipelago Press,Singapore p.409-410
menambah kontrol Inggris di wilayah ini sehingga mengancam persatuan Indonesia. Filipina pun mengklaim Wilayah ini merupakan wilayah dari negara mereka dengan alasan daerah tersebut memiliki sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu. Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonoial setuju dalam sebuah referendum yang di organisasikan oleh PBB. Tetapi pada 16 September sebelum hasil Referendum dilaporkan, Malaysia melihat pembentukan Federasi ini sebagai masalah dalam negri akan berujung pada ikut campurnya Negara Lain dalam Permasalahan tersebut. Tetapi, Pemimpin Indonesia melihat pembentukan Federasi ini sebagai persetujuan Manila yang dilanggar. Demonstrai anti Indonesia di Kuala Lumpur terjadi pada 17 September 1963. Demonstrasi tersebut merupakan kekesalan warga Malaysia terhadap Soekarno yang melucurkan konfrontasi terhadap Malaysia dan serangan pasukan tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Ini berkaitan dengan keputusan menteri Luar negri Indoneisa, Soebandrio yang mengambil sikap bermusuhan dengan Malaysia3. Sebagai buntut kekesalan warga Malaysia terhadap Indonesia, Para Demonstran menyerbu Gedung KBRi dan merobek foto Soekarna dan kemudia membawa Lambang Garuda pancasila kepada Tun Abdul Razak untuk kemudian di injak. Soekarno Murka dengan Perlakuan warga Malaysia yang telah menginjak harga diri Bangsa Indonesia. Soekarno meluncurkan operasi Ganyang Malaysia melalui Pidato nya Ganyang Malaysia.
berkekuatan 5000 orang kemudia menyerang Pangkalan Laut Semporna namun gagal. Peristiwa penyerangan tersebut di peringati oleh warga malaysia sebagai pengepungan 68 Hari. Perang Indoneisa Malaysia pun berakhir dengan naiknya Presiden Soeharta serta terjadinya masalah G30s/PKI dimana pemerintahan Indonesia mulai kehilangan ketertatikan untuk melanjutkan konfrontasi. Perdamaian resmi antara Indonesi di Tanda Tangani di Bangkok pada tanggal 11 Agustus 1966.
Malaysia, 15 Hakim merupakan hakim tetap Mahkamah Internasional, sedangkan satu hakim pilihan Indonesia dan satu hakim pilihan malaysia. b. Blok Ambalat Awal sengketa Blok Ambalat terjadi pada tahun 1967 ketika terjadinya pertemuan teknis pertama kali mengenai hukum laut Indonesia Malaysia. Namun halnya untuk wilayah Ambalat kedua pihak bersepakat untuk membiarkan wilayah ersebut tetap netral (tidak seperti Sipadan dan Ligitan). Hingga pada tahun 1969 dilakukan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia yang disebut dengan berjanjian persetujuan tapal batas kontinental Indonesia Malaysia6. Akan tetapi pada tahun 1979 Malaysia kemudian membuat peta baru yang memasukkan wilayah Ambalat ke dalam wilay nasional Malaysia. Indonesia memprotes dan tidak mengakui Klaim tersebut, merujuk pada Perjanjian Tapal Batas kontinetal Indonesia Malaysia pada tahun 1969 dan Persetujuan tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia pada tahun 1970. Indonesia melihat Ambalat sebagai usaha terus menerus untuk mengekspansi Wilayah Malaysia memasuki Wilayah Indonesia. c. Penangkapam Nelayan Indonesia Si Selat Malaka. Selain Sipadan dan Ligitan, Malaysia sering menggeser patok wilayah perbatasan Indonesia Malaysia di Selat Malaka sehingga berakibat pada konfrontasi skala kecil dan penangkapan Nelayan Indonesia oleh pihak Malaysia di dalam wilayah Laut Indonesia. Terdapat Sebanyak 93 Nelayan yang di tangkap oleh Polisi Laut di raja malaysoa, 52 Diantaranya sudah di pulangkan akan teteapi 41 Nelayan Indonesia masih Menunggu proses7. Peristiwa yang cukup menggemparkan di selat malaka adalah ketika pada April tahun 2011 Kapal patrol Air Indonesia menangkap 2 buah kapal Nelayan Malaysia yang mencuri Ikan di Wilayah Perairan Indonesia yang kemudia kapal patroli air Indonesia di hadang oleh 3 Helikopter dari Tentara Di Raja Malaysia dan sempat terjadi ketegangan8.
6 7
ibid Malaysia tak boleh Tangkap Lafi Nelayan Indonesia, http://www.batamtoday.com/berita12118-Malaysia-TakBoleh-Lagi-Tangkap-Nelayan-Indonesia.html 8 Berita Metro Tv, http://www.youtube.com/watch?v=yAixx192vaE
budaya yang berasal dari Indonesia. Tidak dapa t di pungkiri kemiripan antara budaya melayu dengan budaya Indonesia serta banyaknya penduduk Indonesia yang bermigrasi ke Malaysia mungkin menjadi faktor pemicu utama mengapa alaysia Banyak mencuri Kebudayaan Indonesia. Beberapa Budaya diantaranya yang telah di curi oleh Malaysia Meliputi : 1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia 2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia 3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia 4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia 5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia 6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia 7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia 8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia 9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia 10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia 11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia 12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia 13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia 14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia 15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia 16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia 17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia 18. Kain Ulos oleh Malaysia 19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia 20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia 21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Sumber : http://budaya-indonesia.org/iaci/Data_Klaim_Negara_Lain_Atas_Budaya_Indonesia
pemahanan kedua negara tersebut hingga ke konflik perbatasan wilayah dan pencurian Budaya Indonesia yang terjadi marak akhir akhir ini merupakan sebuah masalah yang tidak akan serta merta pergi begitu saja. Sebagai mungkin solusi yang dapaat dilaksanakan untuk mengurangi ketegangangan antara kedua negara tersebut, Indonesia dan Malaysia seharusnya meningkatkan HubunganDIplomasi dua arah antara kedua belah pihak sehingga dapat mengurangi terjadinya gesekan gesekan kecil yang bisa dihindar. Indonesia dan Malaysia juga seharusnya mengadakan konfrensi mengenai segala aspek pemerintahan kedua negara tersebut. Mengenai perbatasan hubungan kerja sama masalah TkI dll, untuk dibicarakan secara transpara. Langkah lain yang dapat diambil oleh Indoneisa adalah Indonesia seharusnya meningkatkan Alutsista nya dan kemudia di kerhkan untuk menjaga perbatasan- Perbatansa Indonesia dan Malaysia. Show of Power dapat di gunakan dalam konteks untuk menunjukkan kepada Malaysia bahwa Indonesia bukanlah nehara yang lemah yang dapat di tindas begitu saja.