Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 6
Agus Subianto
 Andre Meilanu
 Cindy Febrianti
 Harun Al Rasyid
 Muhammad Aldo
 Riska Auliasih
Koanfrontsi
Indonesia-Malaysia
• Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah
sebuah perang mengenai masa depan
Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang
terjadi antara Federasi Malaysia dan
Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi


Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan
Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk
menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak
kedalam Federasi Malaysia yang tidak
sesuai dengan Persetujuan Manila oleh
karena itu keinginan tersebut ditentang oleh
Presiden Soekarno yang menganggap
pembentukan Federasi Malaysia sebagai
"boneka Inggris" merupakan kolonialisme
dan imperialisme dalam bentuk baru, serta
dukungan terhadap berbagai gangguan
keamanan dalam negeri dan pemberontakan
di Indonesia.
Pelanggaran perjanjian internasional
konsep THE MACAPAGAL PLAN antara lain :
 Kalimantan : Sebuah provinsi
di Indonesia

 Brunei

 Koloni Inggris : Sarawak &


Borneo Utara(Sabah)
• Sebagai bagian dari penarikan koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba
menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Federasi Malaya dan membentuk
Federasi Malaysia.
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Soekarno berpendapat
bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan
menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan
Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki
hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi
Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya
dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Tetapi, pada 16 September,
sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini
sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi
pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai Persetujuan Manila yang dilanggar dan
sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.
• 8 Desember 1962 : Di Brunei, • 17 April 1963 : Pemimpin
Tentara Nasional Kalimantan Utara pemberontakan ditangkap dan
(TNKU) memberontak. Mereka pemberontakan berakhir.
mencoba menangkap Sultan
27 Juli 1963 : Presiden
Brunei, ladang minyak dan sandera Soekarno memproklamirkan
orang Eropa. Sultan lolos dan Ganyang Malaysia.
meminta pertolongan Inggris. Dia
menerima pasukan Inggris dan 16 September 1963 : Federasi
Gurkha dari Singapura. Malaysia resmi dibentuk.
Brunei menolak bergabung &
16 Desember 1962: Komando Singapura keluar di kemudian
Timur Jauh Inggris (British Far hari.
Eastern Command) mengklaim
17 September 1963 :
bahwa seluruh pusat Demonstrasi anti-Indonesia di
pemberontakan utama telah diatasi. Kuala Lumpur.
20 Januari 1963 : Menteri Luar 3 Mei 1964 : Presiden
Negeri Indonesia, Soebandrio Soekarno mengumumkan
mengumumkan sikap bermusuhan Dwikora.
dengan Malaysia.
Mei 1964 : Pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di
Semenanjung Malaya. Dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk
mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora).
Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga
(Kolaga).

Agustus 1964: Enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di


Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga
meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya
untuk mempertahankan Malaysia. Hanya sedikit saja yang diturunkan
dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit
komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya
pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat
konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama
pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service(SAS).
• 16 Agustus 1964 : Pasukan dari • Januari 1965 : Australia setuju untuk
Rejimen Askar Melayu Diraja mengirimkan pasukan ke Kalimantan
berhadapan dengan lima puluh setelah menerima banyak permintaan
gerilyawan Indonesia. dari Malaysia. Pasukan Australia
menurunkan 3 Resimen Kerajaan
17 Agustus 1964 : Pasukan terjun Australia dan Resimen Australian
payung mendarat di pantai barat daya Special Air Service.
Johor dan mencoba membentuk
pasukan gerilya. 28 Juni 1965 : Militer Indonesia
menyeberangi perbatasan masuk ke
2 September 1964 : Pasukan terjun timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah
payung didaratkan di Labis, Johor. dan berhadapan dengan Resimen Askar
Melayu Di Raja dan Kepolisian North
29 Oktober 1964 : 52 tentara mendarat Borneo Armed Constabulary.
di Pontian di perbatasan Johor-Malaka
dan membunuh pasukan Resimen Askar 1 Juli 1965: Militer Indonesia yang
Melayu DiRaja & Selandia Baru dan berkekuatan kurang lebih 5000 orang
menumpas juga Pasukan Gerak Umum melabrak pangkalan Angkatan Laut
Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu Malaysia di Semporna. Serangan dan
20, Muar, Johor. pengepungan terus dilakukan hingga 8
September namun gagal. Peristiwa ini
20 Januari 1965 : Indonesia menarik dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari"
diri dari PBB. oleh warga Malaysia.
 Akhir 1965 : Jendral Soeharto
memegang kekuasaan di Indonesia
setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh
karena konflik domestik ini, keinginan
Indonesia untuk meneruskan perang
dengan Malaysia menjadi berkurang dan
peperangan pun mereda.

28 Mei 1966 : Di sebuah konferensi di


Bangkok, Kerajaan Malaysia dan
pemerintah Indonesia mengumumkan
penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir
bulan Juni, dan perjanjian perdamaian
ditandatangani pada 11 Agustus dan
diresmikan dua hari kemudian.
Korban Jiwa
 Indonesia :  Malasyia :
590 korban jiwa & 222 114 korban jiwa & 181
cedera cedera
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai