Latar Belakang Pada pertengahan abad ke-18, tanah Malaya memang sudah
dikuasai oleh Inggris, sampai akhirnya Inggris memutuskan memberi kemerdekaan
kepada Malaysia pada 8 Februari 1956. Lima tahun berselang, pada 1961, terdapat
rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia. Rencananya Malaysia akan
terbentuk dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah.
Namun Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya menjadi boneka
Inggris yang nantinya akan mengancam kemerdekaan Indonesia
Selain Indonesia, Filipina juga menolak berdirinya Negara Federasi Malaysia.
Filipina juga mengklaim atas Sabah, karena daerah itu memiliki hubungan
sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu. Akibat adanya
pertentangan tersebut, timbul Konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Pada 31 Mei 1963, Presiden Soekarno bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia
Tuanku Abdul Rahman di Tokyo, Jepang. Pertemuan tersebut kemudian berlanjut
lewat Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila, Filipina pada 7 sampai
11 Juni 1963. Di pertemuan tersebut, Filipina dan Indonesia resminya menyetujui
untuk menerima pembentukan Negara Federasi Malaysia. Namun, pada 16
September, Malaysia justru melihat pembentukan federasi ini nantinya akan
memberikan masalah dalam negeri.
Setelah Indonesia dan Filipina menyetujui pembentukan Negara Federasi
Malaysia, PM Tuanku Abdul Rahman justru menandatangani pembentukan
negara tersebut dengan Inggris. Naskah itu ditandatangani di London pada 9
Juli 1963, di mana dalam naskah tersebut disebutkan Negara Federasi
Malaysia akan dibentuk pada 31 Agustus 1963. Tindakan pelanggaran
Malaysia ini kemudian berlanjut dengan pertemuan puncak Konferensi
Tingkat Tinggi di Manila pada pertengahan Juli 1963. Melalui pertemuan
tersebut, dihasilkan tiga dokumen penting, yaitu Deklarasi Manila,
Persetujuan Manila, dan Komunike Bersama. Kemudian pada 17
September 1963, muncul konflik baru, yaitu aksi unjuk rasa juga dilakukan
oleh para demonstran anti-Indonesia di Kuala Lumpur .
Kemarahan demonstran memuncak setelah Presiden Soekarno
melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia diikuti dengan serangan
pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Kemarahan
demonstran Malaysia ini juga menyulut emosi dari Presiden Soekarno,
ia ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang
terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Pada 1964, Menteri Luar
Negeri Indonesia, Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia
mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Tindakan tersebut
kemudian disusul dengan keluarnya Indonesia dari PBB lantaran
Soekarno merasa tidak puas terhadap bagaimana PBB menyelesaikan
konflik dengan Malaysia.
Puncaknya ketika terjadi Gerakan 30 September atau G30S.
Terjadinya G30S membuat Soekarno lengser dan digantikan
Soeharto. Permasalahan konfrontasi Indonesia-Malaysia pun resmi
berakhir setelah tercapainya Persetujuan Bangkok. Persetujuan
Bangkok ditandangani oleh: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam
Malik, Wakil Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak, Menteri
Luar Negeri Filipina Narciso Ramos, Menteri Luar Negeri Singapura
S. Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman. Pada
28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggota PBB yang
diikuti dengan semakin eratnya hubungan Indonesia-Malaysia.
QNA
1. Maka pada 17 Agustus 1956 Pemerintah Indonesia
membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibu kotanya Soa Siu.
Benar atau salah
2. Melalui jalur diplomasi, persoalan Irian Barat ini berulang kali
dimasukan ke dalam agenda SidangMajelis Umum PBB,
tetapi memperoleh tanggapan yang positif.
Benar atau salah
3. Perjuangan pembebasan Irian Barat dilatarbelakangi oleh
perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda setelah
KMB.
Benar atau salah
4. Presiden Soekarno mengumumkan Operasi Trikora yang punya misi
untuk merebut kembali wilayah Irian Barat dari tangan Belanda.
Benar atau salah
5. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan KAA yang
berlangsung di Jakarta tanggal 16 hingga 26 April 1955.
Benar atau salah
6. Konfrontasi (permusuhan) Indonesia-Malaysia adalah sebuah
peristiwa perang terkait persengketaan wilayah dan penolakan
penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak. Pertikaian ini
terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 -
1966.
Benar atau salah
7.Pada 31 Mei 1963, Presiden Soekarno bertemu dengan Perdana
Menteri Malaysia Tuanku Abdul Rahman di Osaka ,Jepang.
Benar atau salah
8. Pada 17 September 1963, muncul konflik baru, yaitu aksi unjuk rasa
juga dilakukan oleh para demonstran anti-Indonesia di Kuala Lumpur.
Benar atau salah
9. Pada 1964, Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio
mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan
terhadap Malaysia.
Benar atau salah
10. Pada 28 Desember 1966, Indonesia kembali menjadi anggota PBB
yang diikuti dengan semakin eratnya hubungan Indonesia-
Malaysia.Benar atau salah
THANK YOU