Anda di halaman 1dari 10

TES WAWASAN KEBANGSAAN

Subtes: NKRI

A. Sejarah Indonesia
a. 1945 (Kembalinya Belanda bersama Sekutu)
 Sesuai perjanjian Wina (1942), negara sekutu berjanji untuk mengembalikan wilayah-
wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemiliki koloni masing-masing jika Jepang
berhasil diusir dari Indonesia. Namun, setelah perang usai sekutu tetap bertahan di
daerah jajahannya. Australia menguasai Kalimantan dan Indonesia bagian timur,
Amerika menguasai Filipina dan tentara Inggris dengan SEAC-nya (South East Asia
Command) bertanggung jawab atas India, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa,
dan Indocina. SEAC dan dan Panglima Lord Mountbatten sebagai Komando tertinggi
Sekutu di Asia Tenggara dan bertugas melucuti bala tentara Jepang dan mengurus
pengembalian tawanan perang dan warga sipil (RAPWI/ Recovered Allied Prisoners
of War and Internees)
 Mendaratnya NICA sebagai perwakilan Belanda
Berdasarkan Civil Affairs Agreement (23 Agustus 1945) Inggris dan tentara
Belanda mendarat di Sabang, Aceh. Pada tanggal 15 September 1945, Belanda
mendarat di Jakarta dengan membawa Dr. Charles van Der Plas (wakil Belanda
pada sekutu) dengan diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration)
yang dipimpin Dr. Hubertus J van Mook. Kedatangan NICA ini untuk membentuk
sebuah persemakmuran yang anggotanya adalah Kerajaan Belanda dan Hindia
Belanda di bawah pimpinan Ratu Belanda (Ratu Wilhelmina).
 Pertempuran melawan Sekutu dan NICA
Beberapa pertempuran terjadi ketika NICA datang, antara lain:
1. Peristiwa 10 November di Surabaya dan sekitarnya.
2. Palagan Ambarawa, di daerah Ambarawa.
3. Perjuangan Gerilya Jendral Sudirman meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur
4. Bandung Lautan Api, di daerah Bandung.
5. Pertempuran Medan Area, di daerah Medan.
6. Pertempuran Margarana di Bali.
7. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.
8. Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
9. Petempuran Lima Hari di Semarang.
 Ibukota pindah ke Yogyakarta
Karena kemananan Batavia (Jakarta)semakin memburuk, pada tanggal 4 Juni 1946,
ibukota dipindah ke Yogyakarta.
b. 1946
 Pembubaran sistem pemerintahan
Pernyataan van Mook untuk tidak berdiskusi dengan Sukarno merubah sistem
pemerintahan yang presidensil menjadi parlementer, pada tanggal 14 November
1945. Sukarno sebagai kepala pemerintahan Republik diganti Sutan Sjahrir sebagai
Perdana Menteri.
 Diplomasi Sjahrir
Ketika Kabinet Sjahrir diumumkan pada tanggal 15 November 1945, van Mook
mengirimkan telegram pada Menteri Urusan Tanah Jajahan (Minister Territories,
Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A Logemann di Den Haag,”Mereka sendiri (Sjahrir
dan kabinetnya) dan bukan Sukarno yang bertanggung jawab pada keadaan.”
Pada 10 Februari 1946, pemerintah Belanda ingin membuat persemakmuran
Indonesia yang terdiri dari daerah-daerah dengan bermacam tingkat pemerintahan
sendiri, dan untuk menciptakan warga negara Indonesia bagi semua orang yang
dilahirkan di sana.
Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir pergi ke Hoge Veluwe dan meminta
pengakuan kedaulatan Indonesia pada Belanda, karena hal tersebut Belanda
menawarkan suatu kompromi bahwasanya Republik akan dijadikan sebagai salah
satu unit negara federasi yang akan dibentuk sesuai dengan Deklarasi 10 Februari
dan mengakui pemerintahan Republik secara de facto atas Jawa dan Madura,
namun ditolak oleh Sjahrir dan teman-temannya sehingga mereka pulang tanpa
adanya persetujuan.
Pada tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat rahasia pada van Mook
yang berisi bahwa Sjahrir bersedia melakukan perundingan kembali, akan tetapi
surat tersebut dibocorkan pada pers oleh surat kabar Negeri Belanda. Pada tanggal
24 Juni 1946, surat kabar Indonesia ingin meminta penjelasan mengenai desas-
desus tersebut.
 Penculikan PM Sjahrir
 Tanggal 27 Juni 1946 dalam pidato Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad
SAW, wakil presiden Hatta menjelaskan isi usulan balasan di depan rakyat di
alun-alun utama Yogyakarta dengan dihadiri Sukarno dan para pimpinan politik.
Pidato tersebut berisi dukungan Hatta kepada Sjahrir akan tetapi akibat
publisitas tersebut, PM Sjahrir dikudeta dan diculik
 Pada tanggal yang sama, Sjahrir diculik karena dianggap pengkhianat,
penculikan terjadi di Surakarta, kemudian dibawa ke Paras di rumah salah
peristirahatan seorang Pangeran Solo dan ditahan disana dengan pengawasan
Komando Batalyon setempat.
 Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Sukarno dalam pidatonya di Radio
Yogyakarta mengumumkan, “Berhubung dengan keadaan di dalam negeri
membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya,
Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada
tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih semua kekuasaan
pemerintah.” Setelah sebulan memegang kekuasaan. Tanggal 3 Juli 1946,
Sjahrir dibebaskan dari penculikan, dan pada tanggal 14 Agustus 1946 Sjahrir
diminta untuk membentuk cabinet dan tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali
diangkat menjadi Perdana Menteri.
 Konferensi Malino-terbentuknya negara baru
Pada bulan Juni 1946 diadakan konferensi wakil-wakil daerah di Malino, Sulawesi,
van Mook meminta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi
dengan 4 bagian: Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Timur Raya.
c. 1946-1947
 Peristiwa Westerling
Pembantaian di Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembantaian ribuan
warga Sulawesi oleh tentara Belanda di bawah pimpinan Westerling pada
Desember 1946-Februari 1947 selama operasi Counter Insuregency (penumpasan
pemberontakan).
 Perjanjian Linggarjati
Di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan netral, seorang komisi khusus
Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati dekat Cirebon diadakan
suatu perundingan yang mencapai persetujuan pada tanggal 15 November 1946
yang pokok-pokoknya adalahs ebagai berikut:
 Belanda mengakui secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan: Jawa,
Sumatra, dan Madura dan Belanda harus meninggalkan wilayah tersebut
selambatnya tanggal 1 Januari 1949.
 RI dan Belanda akan bekerja sama membentuk Republik Indonesia Serikat yang
salah satu bagiannya adalah Indonesia.
 RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda
sebagai ketuanya.
Sebuah Majelis Konstituante didirikan dengan anggota wakil-wakil yang dipilih
secara demokratis dan bagian komponen-komponen lain. Indonesia Serikat pada
gilirannya menjadi bagian Uni Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda,
Suriname, dan Curasao.
Kedua delegasi pulang ke Jakarta, Sukarno-Hatta kembali ke pedalaman dua
hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di rumah Sjahrir di Jakarta
berlangsung pemarafan secara resmi Perundingan Linggarjati. Pada dasarnya
Sukarno sebagai kekuasaan yang memungkinkan terjadinya persetujuan dengan
Sjahrir sebagai orang yang bertanggung jawab atas persetujuan tersebut.
Pada bulan Maret 1947 di Malang, S.M, Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah
satu anggota MASYUMI dalam Komite Eksekutif yang terdiri dari 47 orang untuk
mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Sidang tersebut
membahas tentang Persetujuan Linggarjati yang telah diparaf oleh Pemerintah
Indonesia akan disetujui atau tidak.
Sebagai kepala NICA dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, van Mook
memecah RI yang tinggal 3 pulau ini, bahkan sebelum naskah tersebut
ditandatangani tanggal 25 Maret 1947 dia telah memaksa terwujudnya Negara
Indonesia Timur dengan presiden Sukowati lewat Konferensi Denpasar tanggal 18-
24 Desember 1946.
Pada 25 Maret 1947 hasil perundingan ditandatangani di Batavia, namun
ditentang oleh Masyumidan banyak pejuang Indonesia lainnya karena pada intinya
Belanda belum mengakui kedaulatan Indonesia.
 Proklamasi Negara Pasundan
Usaha Belanda tidak hanya berhenti di NIT, dua bulan setelahnya, Belanda berhasil
membujuk ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa memproklamasikan
Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947.
 Agresi Militer I
Tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengeluarkan Nota Ultimatum yang harus dijawab
dalam 14 hari, yang berisi:
 Membentuk pemerintahan ad interim bersama
 Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisa bersama
 RI harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerah-daerah yang diduduki
Belanda
 Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk daerah-daerah
Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama)
 Mengadakan penilikan bersama atas impor dan ekspor
Dalam hal ini Sjahrir bersedia mengakui kedaulatan Belanda selama peralihan
tapi menolak gendarmerie bersama yang memnyebabkan reaksi keras dari kalangan
parpol di Republik. Dengan demikian, Belanda terus melakukan ketertiban dengan
tidakan kepolisian yang dimulai pada tanggal 20 Juli 1947, pada tengah malam (21
Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan aksi polisionil mereka yang
pertama,
Karena Belanda terus menerus melakukan pelanggaran terhadap perjanjian,
pada bulan Juli 1947, Sjahrir mengundurkan diri dari jabatannya karena merasa
bertanggung jawab.
Naiknya Amir Sjarifudin sebagai Perdana Menteri setelah Sjahrir
mengundurkan diri, setelah sebelumnya menjabar sebagai Menteri Pertahanan.
Dalam kabinetnya, Amir bekerjasama dengan PSII untuk duduk bersama dalam
kabinetnya dan meminta R.M. Kartosuwiryo menjadi Wakil Menteri Pertahanan
Kedua.
d. 1948
Selama peperangan berlangsung, Dewan Keamanan PBB, atas desakan Australia
dan India mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal 1 Agustus 1947 dan
mendirikan Komisi Jasa-Jasa Baik yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia, dan
Amerika sebagai penengah.
Tanggal 17 Januari 1948 berlangsung konferensi di atas kapal perang Renville
milik Amerika yang menghasilkan persetujuan lainnya dan ditandatangani kedua
pihak yang berselisih. Tanggal 19 Januari persetujuan Renville ditandatangani dengan
hasil bahwa wilayah Indonesia hanya terbatas pada Jogja dan delapan keresidenan dan
ujung barat Pulau Jawa-Banten tetap daerah republik Plebisit akan diselenggarakan
untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat aksi
militer.
Runtuhnya kabinet Amir dan naiknya Hatta.
Empat hari setelah perjanjian Renville ditandatangani, kabinet Amir Sjarifudin
berhenti dan dibentuk lagi kabinet baru pada tanggal 29 Januari 1948 dengan Hatta
sebagai Perdana Menterinya.
e. 1948-1949
 Agresi Militer II
Diawali dengan serangan Belanda ke Yogyakarta pada tanggal 19 Desember
1948 Agresi Militer Belanda II dimulai disertai dengan penangkapan Sukarno,
Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh politik lainnya. Dengan jatuhnya Yogyakarta
sebagai ibukota negara, Sukarno memerintahkan memindahkan ibukota ke Sumatra
dengan pimpinan Sjafrudin Prawiranegara.
Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang direncanakan dan
dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah DIII/GMIII berdasarkan
instruksi dari Panglima Besar Sudirman untuk menunjukkan kekuatan Indonesia di
mata Internasional. Soeharto yang waktu bertindak sebagai komanda brigade X/
Wehrkreis III serta pelaksana lapangan di Yogyakarta.
 Perjanjian Roem Royen
Akibat Agresi Militer tersebut, pihak Internasional terus menekan Belanda,
terutama Amerika yang mengancam menghentikan bantuannya. Karena hal
tersebut, akhirnya Belanda melakukan perundingan kembali pada tanggal 7 Mei
1949 yang menghasilkan perjanjian Roem Royen.
 Konferensi Meja Bundar
KMB adalah pertemuan antara Belanda dan RI di Den Haag pada tanggal 23
Agustus – 2 November 1949 yang menghasilkan kesepakatan sebagai berikut:
1. Belanda mengakui kedaulatan RIS
2. Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan
 Penyerahan Kedaulatan Oleh Belanda
Pada tanggal 27 Desember 1949 akhirnya Belanda mengakui kedaulatan
Indonesia. Pengakuan ini dilakukan ketika penyerahan kedaulatan ditandatangani
di Istana Dam, Amsterdam.
B. Sistem Tata Negara Indonesia
Berikut DIAGRAM sistem tata negara Indonesia:
Sebelum Amandemen
MPR
UUD 1945

DPR Presiden BPK DPA MA

Setelah Amandemen 1. Eksekutif (Presiden, wakil,


UUD 1945 dan menteri kabinet) sebagai
pelaksana undang-undang
dalam menjalankan negara.
BPK MPR PRESIDEN MK MA KY
2. Legislatif (DPR) sebagai
DPD DPR Wa Pres
pembuat undang-undang.
3. Yudikatif (MA) sebagai badan
Eksekutif
Eksaminatif Yudikatif
yang mempertahankan
Legislatif pelaksanaan undang-undang.

Konstitutif
4. Konstitutif (MPR), mengubah
dan menentukan UUD.
5. Eksaminatif (BPK) berwenang
untuk mengaudit kondisi
keuangan negara.

LEMBAGA FUNGSI HAK &


KEWAJIBAN
MPR Persidangan-persidangan yang dilakukan oleh MPR antara HAK
lain:  Mengusulkan perubahan
(Merupakan lembaga negara
 Sidang Umum Majelis, yaitu sidang awal yang dilakukan pasal-pasal dalam UUD.
yang anggotanya berasal
pada permulaan masa jabatan anggota majelis.  Menentukan sikap dan
DPR dan DPD yang terpilih
dalam Pemilu Legislatif.  Sidang Tahunan Majelis, yaitu sidang yang dilakukan rutin pilihan dalam
Masa jabatan anggota MPR setiap tahunnya. pengambilan keputusan.
adalah lima tahun dan  Sidang Istimewa Majelis, yaitu sidang yang diadakan diluar  Memilih dan dipilih.
berdasarkan Pasal 2 UUD kedua sidang sebelumnya atau sidang yang dilakukan pada  Membela diri.
1945, MPR wajib bersidang kondisi khusus.  Imunitas.
minimal satu kali di ibu kota
Fungsi, wewenang, dan tugas MPR:  Protokoler.
negara. )
 Mengubah dan menetapkan UUD.  Keuangan dan
 Melantik Presiden dan Wakil Presiden. administratif.
 Memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa KEWAJIBAN
jabatannya sesuai UUD.  Mengamalkan Pancasila.
 Menjalankan UUD 1945
dan peraturan perundang-
undangan.
 Menjaga keutuhan NKRI
dan kerukunan nasional.
 Mendahulukan
kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan.
 Melaksanakan peranan
sebagai wakil rakyat dan
wakil daerah.

DPR Fungsi, wewenang, dan tugas DPR: Hak-hak anggota DPR:


 Membuat undang-undang (legislatif).  Hak interpelasi
(Anggota DPR terpilih
 Menetapkan APBN (fungsi anggaran).  Hak angket
melalui Pemilu Legislatif
yang diikuti oleh partai  Mengawasi pemerintah dalam menjalankan undang-undang  Hak menyatakan pendapat
politik pengusung calon (fungsi pengawasan). Hak budget
anggota legislatif. DPR
terdiri dari DPR (Pusat) dan
DPRD (Daerah). Jumlah
Anggota DPR sesuai dengan
ketentuan dalam UU Pemilu
No. 10 tahun 2008
berjumlah 560 orang dengan
masa jabatan 5 tahun. Masa
jabatan ini akan berakhir
ketika anggota DPR yang
baru mengucap janji/sumpah
jabatan yang dipimpin oleh
ketua MA dalam sidang
Paripurna.)

DPD Fungsi, wewenang, dan tugas DPD:


 Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi untuk
(DPD merupakan lembaga
mewakilkan kepentingan daerah dalam badan perwakilan
negara yang terdiri dari
tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan
pewakilan dari tiap provinsi
yang dipilih dalam Pemilu.
utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.
Jumlah anggota DPD  Untuk memperkuat persatuan dan kesatuan Negara Republik
maksimal adalah 1/3 jumlah Indonesia.
keseluruhan anggota DPR  Dipilih secara langsung oleh rakyat di daerah melalui Pemilu.
dan banyaknya jumlah
 Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas
anggota tiap provinsi tidak
RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
sama, maksimal 4 orang
dan daerah, RUU lain yang berkaitan dengan kepentingan
dengan masa jabatan 5
tahun. Anggota DPD daerah.
berdomisili di provinsinya
dan berada di ibu kota
negara hanya ketika akan
diadakan sidang.)

Presiden Fungsi, wewenang, dan tugas Presiden sebagai Kepala Negara:


 Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan
(Presiden bertugas sebagai
DPR.
kepala pemerintahan dan
 Mengangkat duta dan konsul.
kepala negara sekaligus yang
memegang kekuasaan  Menerima duta dari negara asing.
tertinggi dalam roda  Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan kepada WNI/
pemerintahan. Presiden dan WNA yang berjasa bagi Indonesia.
Wakil Presiden dipilih Fungsi, wewenang, dan tugas Presiden sebagai Kepala
langsung melalui Pemilu
Pemerintahan:
sesuai dengan UUD 1945
 Menjalankan kekuasaan pemerintah sesuai dengan UUD.
dengan masa jabatan lima
tahun yang terhitung sejak
 Berhak mengusulkan RUU kepada DPR.

mengucap janji dan dilantik  Menetapkan peraturan pemerintah.


oleh ketua MPR dalam  Memegang teguh UUD dan menjalankan seluruh undang-
sidang MPR. Dalam undang dan peraturan dengan selurus-lurusnyaserta berbakti
menjalankan setiap program
kepada nusa dan bangsa.
dan kebijakannya, harus
 Member grasi dan rehabilitasi.
selalu sesuai dengan UUD
1945 dan tujuan negara  Memberi amnesti dan abolisi dengan pertimbangan dari DPR.
dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.)

MA (Mahkamah Fungsi, wewenang, dan tugas Mahkamah Agung:


Agung)  Lembaga yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan
hukum dan keadilan (Pasal 24 ayat 1).
 Memiliki wewenang untuk mengadili di tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU.
 Dapat mengajukan tiga calon hakim untuk menjadi hakim di
Mahkamah Konstitusi.

 Memberikan pertimbangan ketika Presiden mengajukan grasi.


MK (Mahkamah Berdasarkan Pasal 24C ayat 1 dan 2 UUD 1945, tugas, fungsi,
Konstitusi) dan wewenang Mahkamah Konstitusi diatur sebagai berikut:
 Dapat mengadili di tingkat pertama dan terakhir untuk menguji
UU terhadap UU.
 Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan UUD.
 Memutuskan pembubaran partai politik.
 Memutuskan perselisihan tentang hasil Pemilu.

BPK (Badan Fungsi, wewenang, dan tugas Badan Pemeriksa Keuangan:


Pemeriksa  Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
Keuangan) pertimbangan DPD.
 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolan keuangan
negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan
hasilnya pada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat
hukum.
 Berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di
tiap provinsi.
 Megintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal
departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.

KY (Komisi Keberadaan Komisi Yudisial dalam sistem pemerintahan tidak


Yudisial) terlepas dari perannya dengan kekuasaan kehakiman.
Berdasarkan Pasal 24A ayat 3 dan Pasal 24B ayat 1
menegaskan bahwa calon hakim agung diusulkan oleh Komisi
Yudisial kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan.

C. Otonomi Daerah
Indonesia merupakan negara kesatuan yang menggunakan sistem desentralisasi,
sesuai dengan bunyi Pasal 18 ayat 1 dan ayat 2 UUD NRI 1945. Diberlakukannya sistem
otonomi daerah pada masing-masing daerah di Indonesia bertujuan untuk mencegah
terjadinya pemusatan kekuasaan serta pengembangan daerah otonom agar dapat
mengelola aset kekayaan yang ada di daerahnya dengan lebih maksimal.
ASAS-ASAS OTONOMI SISTEM DESENTRALISASI PRINSIP-PRINSIP
DAERAH PEMERINTAHAN
a. Sentralisasi, yaitu pemusatan a. Desentralisasi politik, yang a. Kepastian hukum, yaitu segala
seluruh penyelenggaraan bertujuan untuk menyalurkan pelaksanaan kegiatan atau tugas
pemerintahan negara pada semangat demokrasi secara positif dalam pemerintahan sesuai dengan
pemerintah pusat. di masyarakat. hukum yang berlaku.
b. Desentralisasi, yaitu adanya b. Desentralisasi administrasi, b. Tertib penyelenggaraan negara,
penyerahan wewenang oleh memiliki tiga bentuk utama, yakni maksudnya penyelenggaraan
pemerintah pusat kepada dekonsentrasi, delegasi dan pemerintah daerah harus dilakukan
pemerintah daerah otonomi untuk devolusi. Sistem ini bertujuan dengan tertib administrasi negara.
mengatur dan mengurus urusan untuk mengeefektifkan jalannya c. Kepentingan umum, yaitu segala
pemerintahannya sendiri. pemerintahan di daerah. sesuatu yang dilakukan oleh
c. Dekonsentrasi, yaitu pelimpahan c. Desentralisasi fiskal, yang pemerintah haruslah untuk
wewenang dari pemerintah kepada bertujuan untuk memberi kepentingan umum.
Gubernur sebagai wakil kesempatan kepada daerah untuk d. Keterbukaan, yaitu masyarakat harus
pemerintahan atau perangkat pusat menggali berbagai sumber dana di tahu apa yang dilakukan oleh
di daerah. daerahnya. pemerintah, tanpa rahasia.
d. Perbantuan, yaitu turut serta dalam d. Desentralisasi ekonomi/pasar, e. Proporsionalitas, yaitu
pelaksanaan urusan pemerintahan yang bertujuan untuk lebih penyelenggaraan negara secara
yang ditugaskan kepada pemerintah memberikan tanggung jawab yang seimbang dan adil.
daerah dengan kewajiban berkaitan dari sektor publik ke f. Profesionalitas, yaitu
mempertanggungjawabkannya sektor privat. penyelenggaran pemerintahan oleh
kepada yang memberikan tugas. orang-orang yang ahli di bidangnya.
g. Akuntabilitas, yaitu pemerintah
harus mempertanggungjawabkan
tindakannya kepada masyarakat.
h. Efisiensi, yaitu penyelenggaraan
pemerintahan dengan asas efektif
dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai