Anda di halaman 1dari 40

MATEMATIKA  Pecahan yang pembilang dan

penyebutnya adalah bilangan


A. Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma
bulat
b. Bilangan desimal berbatas
(angka di belakang koma
terbatas jumlahnya)
1. Bilangan Rasional
Contoh:
Bilangan rasional adalah bilangan
yang dinyatakan dengan bentuk
 0,6 

pecahan yaitu dengan a dan b


 1,27 
adalah bilangan bulat serta
dan a, b bilangan bulat. Bilangan
 0,12345 
ini terdiri dari: bilangan bulat,
c. Bilangan desimal terhingga
bilangan pecahan murni, dan
berulang (angka di belakang
bilangan pecahan desimal.
koma tidak terhingga namun
Penekanannya adalah a dan b harus
angka yang digunakan berulang
bilangan bulat keduanya, jika
terus menerus)
hanya salah satu saja maka tidak
bisa disebut bilangan rasional.
 0,777777… 
Berikut adalah contoh bilangan
rasional:
 0,121212… 
a. Bilangan bulat dan bilangan
pecahan (yang pembilang dan  0,234234234… 
penyebutnya adalah bilangan 2. Bilangan Irasional
bulat). Bilangan irasional yaitu bilangan
 Jika bilangan bulatnya yang tidak dapat dibagi karena
adalah 3, bilangan 3 dapat hasil baginya tidak akan pernah
diubah menjadi bentuk terhenti. Dengan demikian, jika
bilangan tersebut tidak dapat
pecahan , dll.

dijadikan bentuk maka bilangan


tersebut adalah bilangan irasional.
Meski demikian, tidak semua Jika bilangan a adalah
bilangan bukan rasional adalah bilangan real dan p
irasional, karena bilangan tersebut dan q adalah bilangan
bisa saja termasuk bilangan bulat positif, maka:
imajiner.
1.
Berikut adalah contoh bilangan
irasional:
2. , untuk p > q,
a. Bilangan desimal tak terhingga
dan
tak berulang
 0,137864… 3.
 6,9826543…
4.
b. Bentuk akar, beberapa hasil
logaritma, dan trigonometri
5. , dengan
adalah bilangan irasional

 b. Bentuk akar dan pangkat


 log 5 = 1,6989700 pecahan
 tan = 1,73205…
Untuk a dan b
3. Bilangan Berpangkat
bilangan positif,
Bilangan pangkat umumnya terdiri
maka berlaku:
dari dua bilangan, yaitu: bilangan
pokok atau bilangan dasar (3), dan
bilangan berpangkat atau eksponen 1.
(n). Secara umum bilangan
2. x
berpangkat bulat positif dapat
ditulis sebagai berikut:
3.
=axaxax…

a. Sifat-sifat operasi berpangkat 4.

bilangan bulat positif 5.

4. Bentuk Akar
1. Operasi aljabar Bentuk Akar
Untuk setiap a, b, dan c
bilangan positif berlaku:
Keterangan:
a = bilangan pokok atau absis
logaritma ( dan )
b = numerous atau bilangan yang
dicari logaritmanya ( )

c = hasil logaritma ( )
a. Trias logaritma

1.
2. Merasionalkan Penyebut
2.
Setiap pecahan yang
penyebutnya merupakan 3.
b. Sifat-sifat logaritma
bilangan irasional (bilangan
yang tidak bisa diakar), 1.
penyebutnya dapat
dirasionalkan dengan cara:

2.

1.
4.

2.
5.

6.

7.

3.
8.

9.

10.

11.
5. Logaritma
B. Persamaan Kuadrat
1. Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat adalah
persamaan suatu variabel
berpangkat bulat positif
dengan pangkat tertinggi
variabelnya adalah dua.
c. Rumus abc
Bentuk umum persamaan kuadrat:
Nilai akar-akar persamaan

kuadrat dapat
dirumuskan dengan rumus abc.
Keterangan:
x = merupakan koefisien

a = merupakan koefisien
b = merupakan koefisien x
c = merupakan konstanta
Suatu operasi persamaan kuadrat
dapat diselesaikan dengan cara
mencari akar-akar persamaan Contoh:
kuadratnya. Cara mencari akar-akar
persamaan kuadrat antara lain: a=3b=7c=4
a. Faktorisasi

2. Jenis Akar Persamaan Kuadrat

b. Kuadrat Sempurna
variabel yang nilanya naik turun
dengan pola simetris. Misalnya,
bola yang dilempar ke atas hingga
mencapai titik puncak kemudian
turun kembali ke tanah, dimana
waktu yang diperlukan bola untuk
D > 0, D < 0, naik sampai puncak akan sama
maka kedua maka kedua
dengan waktu bola untuk turun dari
akarnya real akarnya
puncak ke tanah.
dan berbeda tidak real
Bentuk umum fungsi kuadrat
D = 0,
adalah:
maka kedua
akarnya real
dan sama

3. Rumus Jumlah dan Hasil Kali atau

Akar-Akar Persamaan Kuadrat


dengan

Rumus umum fungsi kuadrat

1.

2.  Sumbu simetri =

3.
Titik balik/ puncak

4.
5.
 Karena rumus koordinat titik
6. maksimum dan minimum

4. Fungsi Kuadrat adalah sama, maka


Fungsi kuadrat digunakan untuk yang menentukan nilainya
menyelesaikan suatu operasi bersifat maksimum atau
bilangan atau masalah yang minimum adalah jenis a nya
berhubungan dengan perubahan
(jika a < 0  nilai maksimum
dan jika a > 0  nilai minimum).
 Posisi kurva fungsi

terhadap sumbu
 Macam Fungsi Kuadrat
x ditentukan oleh

diskriminannya ( ), 1.  memiliki puncak

sehingga jika, dan sumbu simetri tetap,

1. D > 0  memotong sumbu x melebar atau menyempitnya

di dua titik yang berbeda kurva bergantung pada nilai

2. D = 0  menyinggung sumbu a. Makin kecil nilai mutlak a

x makin lebar kurvanya.

3. D < 0  berada di luar sumbu 2.  nilai p


x dan k akan menentukan
 Arah parabola kurva sumbu simetri dan puncak
ditentukan oleh nilai a-nya. kurva. Jika p berubah, maka
Perhatikan gambar kurva sumbu simetri dan puncak
berikut: bergeser ke arah
horizontal/absis sedangkan
jika k yang berubah maka
puncak bergeser secara
vertikal/ordinat .

3.  besaran
nilai p akan menentukan
letak puncak kurvanya,
semakin besar nilainya maka
kurva akan semakin ke
kanan secara horizontal.

4.  memiliki
sumbu simetri tetap dan
besaran nilai p akan
menggeser kurva secara
vertikal (naik-turun).
Semakin besar k nya, maka (1,-3). Sumbu simetrinya
puncak kurva semakin ke adalah x = p  -1.
atas.  Menyusun Fungsi Kuadrat
 Untuk mencari nilai a, b dan c dapat dibagi dalam tiga jenis
sesuai dengan titik koordinat
pada grafik  ,
yang telah diketahui, yaitu:
maka:

a. Diketahui nilai dan

dimana

melal
ui titik (0,-5), maka
berapakah fungsi
kuadratnya?

Jadi, fungsi kuadratnya


Contoh:
Diketahui suatu fungsi kuadrat

tentukan nilai adalah


titik puncak dan sumbu b. Tentukan fungsi kuadrat
simetrinya! yang puncaknya melalui K
(3,-6) dan melalui (0,-3)!

da

Dengan demikian, diketahui melalui


nilai p = -1 atau k = 3  nilai titik (0,-3)
titik puncaknya adalah (p,k) =
a =1
Maka, Jika a = 1, maka b = -4 dan
a = -1 c=1
Jadi, fungsi kuadratnya Jadi, fungsi kuadratnya
adalah:
adalah:

C. Sistem Persamaan Linear dan


Kuadrat
c. Tentukan fungsi kuadrat Sistem persamaan linear adalah
yang melalui titik (0,1), (1,- persamaan-persamaan yang menyusun
2 ) dan (3,-2)! sistem persamaan dari persamaan
Gunakan bentuk umum
linear ax + by = c dengan
dimana a dan b 0.
, sehingga:
Misal:
3x + 4y =10
2x + 8y = 16

Apa itu sistem


persamaan linear dua
variabel (SLDV)?
SLDV adalah dua persamaan linear
dengan dua variabel yang disajikan
bersamaan . Bentuk umumnya adalah:
ax + ny = r
dx + by = k
Keterangan:
Gunakan sistem eliminasi x dan y = variabel
untuk mencari nilai a, b, a, n, d, b = koefisien variabel
dan c nya: Pasangan terurut (x,y) dikatakan
sebagai penyelesaian dari sistem
a + b = -3 persamaan linear jika memenuhi
3a + b = -1 persamaan berikut:
-2a = -2
x+y= 4 x+0= 4 x=4
(4,0)
Jika: x – y = 2  x – 0 = 2  x = 2 (2,0)
Titik potong sumbu y, berarti x = 0,
memiliki penyelesaian sehingga:
tunggal x+y= 4 0+y= 4 y=4
(0,4)
tidak ada penyelesaian x – y = 2  0 – y = 5  y = -2 (0,-
2)

memiliki banyak Grafiknya menjadi:

penyelesaian

1. Metode Grafik
Pada metode grafik, himpunan
penyelesaian dari SPLDV adalah
koordinat titik potong dari kedua
Sehingga himpunan penyelesaian
garis yang terbentuk. Jika garis-
dari x + y = 4 dan x – y = 2 untuk
garisnya tidak berpotongan di satu
x, y R adalah (3,1).
titik tertentu maka himpunan
2. Metode Substitusi
penyelesaiannya adalah himpunan
Pada metode subtitusi, himpunan
kosong.
penyelesaian dari SPLDV adalah
Contoh:
dengan cara mengubah salah
Dengan menggunakan metode
satu variabel dalam bentuk
grafik, tentukan himpunan
variabel yang lain kemudian nilai
penyelesaian sistem persamaan
variabel tersebut menggantikan
linear dua variabel x + y = 4 dan x
variabel yang sama dalam
– y = 2 untuk x, y R.
persamaan yang lain.
Titik potong sumbu x, berarti y = 0,
Contoh:
sehingga:
Tentukan himpunan penyelesaian
dari 2x + 3y = 2 dan 6x + y = 6!
Pertama, tuliskan masing-masing Pada metode eliminasi, himpunan
persamaan ke dalam bentuk penyelesaian dari SPLDV adalah
persamaan (1) dan (2) dengan cara menghilangkan salah
2x + 3y = 20 … (1) satu variabel untuk dapat
6x + y = 6 … (2) menentukan nilai variabel yang
Kedua, pilih salah satu lain, dimana koefisien salah satu
persamaan dan ubahlah ke bentuk variabel yang dihilangkan
variabel yang lain dan dinamakan haruslah sama atau dibuat sama.
persamaan (3) Misalkan variabelnya adalah x dan
6x + y = 6 y, untuk menentukan variabel x
y = 6 – 6x harus mengeliminasi variabel y
Ketiga, substitusikan persamaan terlebih dahulu, atau sebaliknya.
(3) ke persamaan (1) dan Contoh:
dinamakan persamaan (4) Tentukan himpunan penyelesaian
2x + 3y = 20 dari 3x + 5y = 27 dan 2x + 5y = 23!

2x + 3(6 – 6x) = 20 Pertama, tentukan nilai salah

2x + 18 – 6x = 20 satu variabel dengan

-4x = 12 - 20 menghilangkan salah satu


variabel dan menyamakan salah

x= =2 satu koefisiennya

Pertama, substitusikan nilai


variabel yang diketahui ke salah
satu persamaan Kedua, tentukan variabel sisanya

6x + y = 6 dengan cara yang sama pada

6(2) + y = 6 bagian pertama

12 + y = 6
y = -6
Dari uraian di atas, maka dapat
Dengan demikian, dapat diketahui
diketahui himpunan penyelesaian
jika himpunan penyelesaian dari 3x
dari 2x + 3y = 2 dan 6x + y = 6
+ 5y = 27 dan 2x + 5y = 23 adalah
adalah (x,y)  (2,-6).
(x,y)  (4,-3).
3. Metode Eliminasi
4. Metode Kombinasi
Pada metode eliminasi, himpunan
penyelesaian dari SPLDV cara
, maka:
penyelesaiannya adalah dengan
cara mengeliminasi salah satu
variabel dari sistem persamaan
tersebut. Kemudian hasil dari
eliminasi tersebut disubtitusikan
ke salah satu persamaan.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian
dari 3x + 5y = 27 dan 2x + 5y = 23!
Pertama, tentukan nilai salah
satu variabel dengan
menghilangkan salah satu
variabel dan menyamakan salah Sistem Persamaan Linear Tiga
satu koefisiennya Variabel (SPLTV)
SPLTV dilambangkan dengan variabel
x, y, dan z yang umumnya dinyatakan
sebagai berikut:
Kedua, substitusikan nilai yang
telah diketahui ke dalam
persamaan lain
2x + 5y = 23
Penyelesaian SPLTV dapat dilakukan
2(4) + 5y = 23 dengan metode substitusi, dan
8 + 5y = 23 eliminasi seperti SPLDV.
5y = 23 – 8 Contoh:
5y = 15 Berapakah nilai x, y, dan z yang
y=3 memenuhi sistem persamaan berikut
Dengan demikian, dapat diketahui ini!
jika himpunan penyelesaian dari 3x 3x + 4y – 5z = 2
+ 5y = 27 dan 2x + 5y = 23 adalah 2x + 5y + z = 8
(x,y)  (4,-3). 6x – 2y + 3z = 7
5. Determinan Matriks Dari ketiga persamaan tersebut
didapatkan:
3x + 4y – 5z = 2 … (1) x = 4; y = 2
2x + 5y + z = 8 … (2) 3x + 2y – z = 11
6x – 2y + 3z = 7 … (3) 3(4) + 2(2) – z = 11
Pertama, jumlahkan persamaan 12 + 4 – z = 11
(1) dan (2) sehingga didapatkan z =5
persamaan (4) Jadi, nilai x, y, dan z nya adalah x = 4,
y = 2, dan z = 5
3x + 4y – 5z = 2 Apa itu Sistem
2x + 5y + z = 8 Persamaan Linear Dan
4x + 5y = 26 Kuadrat (SPLK?)?
Kedua, jumlahkan persamaan (1)
Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat
dan (3) sehingga didapatkan nilai
(SPLK) adalah sistem persamaan yang
koefisien x/y/z
disusun oleh sebuah persamaan linear
dan sebuah persamaan kuadrat yang
3x + 4y – 5z = 2
memiliki dua variabel.
6x – 2y + 3z = 7
5x = 20
x =4
Ketiga, substitusikan nilai
1. SPLK Eksplisit
koefisien tersebut ke persamaan
Bentuk umumnya ditulis sebagai
(4) sehingga didapatkan nilai
berikut:
koefisien xy/z

x=4  4x + 5y = 26
dengan a, b, p, q, dan r merupakan
4(4) + 5y = 26
bilangan-bilangan real.
16 + 5y = 26
5y = 10
y =2
Ketiga, substitusikan nilai
koefisien tersebut ke persamaan
(1) sehingga didapatkan nilai
koefisien sisanya
Karena himpunan penyelesaian
dari SPLK berupa garis lurus dan
parabola merupakan titik Adalah persamaan dua variabel x
perpotongan diantara keduanya, dan y yang dinyatakan dalam
maka didapat rumus diskriminan: bentuk f(x, y).
Contoh:
Dari nilai diskriminan tersebut, (1) x2 + y2 + 17 = 0
dapat diketahui banyaknya anggota (2) x2 - 2xy + y2 + 4y = 0    
himpunan SPLK dan kedudukan (3) x2 + y2 - 3x +  9y = 0 
garis terhadap parabola. Jika, (4) x2 + 24y + y2 - 30y + 8 = 0
 D > 0  garis memotong
parabola di dua titik yang
berlainan dan memiliki dua
anggota himpunan penyelesaian
 D = 0  garis memotong
parabola tepat di satu titik atau
dikatakan garis menyinggung
Contoh:
parabola dan memiliki satu
Tentukan himpunan penyelesaian dari
anggota himpunan
persamaan berikut:
penyelesaian.
 D < 0 maka SPLK  garis
tidak memotong maupun
Pertama, ubahlah persamaan (1)
menyinggung parabola serta
x + y - 4 = 0   y = -x + 4 … (1)
tidak memiliki anggota
Kedua, substitusikan y ke persamaan
himpunan penyelesaian.
(2)

 
2. SPLK Implisit   (x - 1) (x - 3) = 0
    x = 1 atau x = 3
Jika,
      x = 1   y = -1 + 4 = 3 x – 3y = 6
      x = 3   y = -3 + 4 = 1 -2y =8 x+2=8
Sehingga, himpunan penyelesaian = y =4 x = -2
{(1, 3) atau (3, 1)}
 x+y=2
  x - 3y = -6
 
       4y = 8             x + 2 = 8
        y = 2                   x = 0
 
Contoh:
Jadi, himpunan penyelesaian = {(0, 2),
Tentukan himpunan penyelesaian dari
(3, -1)}
persamaan berikut:
Persamaan Nilai
Mutlak adalah suatu

Pertama, ubah bentuk persamaan persamaan yang di


dalamnya terdapat tanda
ke persamaan
mutlak ( )
Jika , nilai mutlak dari a

dinotasikan dengan tanda ,


didefinisikan sebagai berikut:
a jika a ≥ 0
-a jika a < 0
Kedua, eliminasi x + y = 2 dengan x - Contoh:
3y = -6 dan x - 3y = 6
Pertama
x+y=2
x – 3y = -6
Sifat-Sifat Persamaan nilai mutlak:
4y =8 x+2=8
y =2 x=0

Kedua
x+y=2
b. Rumus ABC

1.

2. atau

3.

4.

D. Persamaan, Pertidaksamaan Kuadrat,


dan Fungsi Kuadrat
1. Persamaan Kuadrat
Bentuk umum persamaan kuadrat Dengan
D adalah Diskriminan
dengan akar dan dapat ditulis
Sifat-Sifat Akar Persamaan
sebagai berikut:
Kuadrat
a. Berdasarkan nilai diskriminan
(D)
 D ≥ 0 : kedua akar real
 D > 0 : kedua akar real dan

Bagaimana cara berbeda

menentukan akar-  D = 0 : kedua akar real dan

akar persamaan sama

kuadrat?  D < 0 : kedua akar tidak real


(tidak harus imajiner)

Akar-akar persamaan kuadrat dapat  D= : kedua akar rasional


ditentukan dengan cara: = bilangan kuadrat
a. Pemfaktoran sempurna (0, 1, 4, 9, …)
b. Berdasarkan operasi akarnya
 Bentuk inti
3. Ubah persamaan yang
belum baku ke bentuk baku

2. Cari nilai akar-akar


persamaan kuadratnya
 Bentuk pengembangan

1. Simpulkan daerah
himpunan penyelesaiannya

 Akar-akar baru
Persamaan kuadrat dengan

akar-akar baru dan


Pola: Contoh:
Tentukan penyelesaian dari:
2. Pertidaksamaan Kuadrat
Bentuk baku pertidaksamaan
kuadrat adalah: Jawab:

maka dan
Daerah penyelesaian kedua
persamaan tersebut dapat
Langkah-langkah
digambarkan sebagai berikut:
penyelesaian
pertidaksamaan kuadrat

 Pada garis bilangan selang yang


bernilai (+) adalah: x < -2 atau
x > 5. Jadi, penyelesaian dari

adalah : x < -2
atau x > 5.
 Pada garis bilangan selang yang Grafik menyinggung sumbu
bernilai (-) adalah: -2 < x < 5. x
Jadi, penyelesaian dari

adalah : -2 < x
< 5.
3. Pertidaksamaan Pecahan  Fungsi maksimum (a < 0)
Grafik menyinggung sumbu
x

4. Fungsi Kuadrat
Bentuk umum fungsi kuadrat
c. D < 0
adalah:
 Fungsi minimum (a > 0)
Grafik tidak menyinggung
sumbu x

Bentuk grafik fungsi kuadrat


dipengaruhi oleh besaran nilai
determinannya.  Fungsi maksimum (a > 0)
a. D > 0 Grafik tidak menyinggung
 Fungsi minimum (a > 0) sumbu x
Grafik memotong sumbu x
di dua titik

5. Grafik Fungsi Kuadrat


 Fungsi maksimum (a < 0) Bentuk umum:

dengan a, b, dan c adalah


b. D = 0 bilangan real dan a 0
 Fungsi minimum (a > 0)
Perhatikan nilai a koefisien
 Jika a > 0, grafik terbuka ke c. Menentukan Persamaan Grafik
atas Fungsi Kuadrat
 Jika a < 0, grafik terbuka ke
bawah
a. Kedudukan Grafik Fungsi
Kuadrat
Kedudukan grafik fungsi
kuadrat bergantung pada nilai

D-nya ( ), yaitu:
1. D = 0  grafik
menyinggung sumbu x
2. D > 0  grafik memotong
sumbu x di dua titik
3. D < 0  grafik tidak
memiliki titik potong E. Logika Matematika

dengan sumbu x Pernyataan adalah kalimat yang

b. Titik puncak (atau titik balik mengandung nilai benar atau salah.

atau titik ekstrem) dan Pernyataan ini dinamakan kalimat

Sumbu simetri Grafik tertutup karena nilai kebenarannya

Kuadrat diakui oleh semua orang. Sedangkan

Titik puncak fungsi kuadrat kalimat terbuka adalah kalimat yang


tidak bisa ditentukan benar atau
dimana nilai salahnya.
1. Operator Logika
.
a. Negasi/ Penyangkalan
Sedangkan sumbu simetri
Contoh:
grafik fungsi kuadrat adalah
Tiga tambah tiga adalah enam
Bentuk negasinya adalah:
. Sumbu simetri grafik
Tiga tambah tiga bukan enam
fungsi kuadrat berupa garis
Tabel kebenaran Negasi:
lurus yang sejajar dengan
p ~q
sumbu Y dan mel.alui titik
B S
puncak fungsi kuadrat.
S B
b. Konjungsi
 adalah pernyataan majemuk Contoh:
yang digabungkan dengan kata p = Dea cantik
hubung “dan” yang q = Dea adalah seorang model
dilambangkan dengan tanda ( p q p q Keterangan
). B B B Dea cantik atau
Contoh: seorang model
p = Dea cantik B S B Dea cantik atau
q = Dea adalah seorang model bukan seorang
Tabel kebenaran: model
p q p q Keterangan S B B Dea tidak cantik
B B B Dea cantik dan atau seorang
seorang model model
B S S Dea cantik dan S S S Dea tidak cantik
bukan seorang model atau bukan
S B S Dea tidak cantik dan seorang model
seorang model Jadi, kesimpulannya ( )
S S S Dea tidak cantik dan adalah:
bukan seorang model  Dea cantik atau seorang
Jadi, kesimpulannya ( ) model
adalah: Dea cantik dan seorang  Dea cantik atau bukan
model. seorang model
Tabel Kebenaran Konjungsi:  Dea tidak cantik atau
p q p q seorang model
B B B Tabel Kebenaran Disjungsi:
B S S p q p q
S B S B B B
S S S B S B
c. Disjungsi S B B
 adalah pernyataan majemuk S S S
yang digabungkan dengan kata d. Implikasi
hubung “atau” yang  adalah pernyataan majemuk
dilambangkan dengan tanda ( yang digabungkan dengan kata
). hubung “maka” yang
dilambangkan dengan tanda S S B
(). e. Biimplikasi
Contoh:  adalah pernyataan majemuk
p = Dea cantik yang digabungkan dengan kata
q = Dea adalah seorang model hubung “jika dan hanya jika”
p q p Keterangan yang dilambangkan dengan
q tanda ( ).
B B B Jika Dea cantik Contoh:
maka dia seorang p = Dea cantik
model q = Dea bukan seorang model
B S S Jika Dea cantik p q p q Keterangan
maka dia bukan B B B Jika Dea
seorang model cantik jika dan
S B B Jika Dea tidak hanya jika dia
cantik maka dia bukan seorang
seorang model model
S S B Jika Dea tidak B S S Jika Dea
cantik maka dia cantik jika dan
bukan seorang hanya jika dia
model seorang model
Jadi, kesimpulannya ( ) S B B Jika Dea tidak
adalah: cantik jika dan
 Jika Dea cantik maka dia hanya jika dia
seorang model bukan seorang
 Jika Dea tidak cantik maka model
dia seorang model S S B Jika Dea tidak
 Jika Dea tidak cantik maka cantik jika dan
dia bukan seorang model hanya jika dia
Tabel Kebenaran Implikasi: seorang model
p q pq Jadi, kesimpulannya ( )
B B B adalah:
B S S
S B B
 Jika Dea cantik jika dan
hanya jika dia bukan
seorang model
 Jika Dea tidak cantik jika
dan hanya jika dia bukan

seorang model

 Jika Dea tidak cantik jika

dan hanya jika dia seorang

model 
Tabel Kebenaran Implikasi: 
p q p q
B B B

B S S
S B B Contoh soal:
S S B Tunjukkan bahwa pernyataan
2. Peryataan-Pernyataan Ekuivalen berikut ini adalah ekuivalen dengan
 adalah dua pernyataan atau lebih pernyataan sebelumnya
yang memiliki nilai kebenaran a. p  q = ~p q
yang sama yang dilambangkan b. p q = (~p q) (~q  p)
dengan tanda ( ). Jawab:
a. p  q ~p q
Tabel kebenaran

b. p q (~p q) (~q  p)
Tabel Kebenaran
3. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Jika implikasi p q maka:
Konvers: q p
Invers: p q
Kontraposisi: q p

Tabel Kebenaran Contoh soal:


a. Modus Ponens
Jika rajin berolahraga maka
sehat (pernyataan (P) 1)
Andi rajin olahraga (P2)
Contoh soal:
Jawab:
p = Aji belajar
Jika rajin berolahraga (p)
q = Aji lulus ujian mausk
maka sehat (q)
perguruan tinggi
Andi rajin olahraga (p)
Tentukan implikasi, konvers,
Kesimpulannya: Andi sehat (q)
invers, dan kontraposisinya!
b. Modus Tolens
Jawab:
Jika langit cerah maka ibu akan
Implikasi: Aji belajar maka Aji
menjemur baju (P1)
lulus ujian masuk perguruan tinggi
Ibu tidak menjemur baju (P2)
Konvers: Aji lulus ujian masuk
Jawab:
perguruan tinggi maka Aji belajar
Jika langit cerah (p) maka ibu
Invers: Aji tidak belajar maka
akan menjemur baju (q)
bukan Aji yang lulus ujian masuk
Ibu tidak menjemur baju (
perguruan tinggi
q)
Kontraposisi: Aji tidak lulus ujian
Kesimpulannya: Langit tidak
masuk perguruan tinggi maka
cerah ( p)
bukan Aji yang belajar
4. Penarikan Kesimpulan (PK)
c. Modus Silogisme
Jika libur panjang maka toko Ingkaran:
akan ramai (P1) Umum  Semua murid tidak
Jika toko ramai maka banyak memakai sepatu hitam
diskon (P2) Khusus  Tidak ada murid
Jawab: yang memakai sepatu hitam
Jika libur panjang (p) maka b. Semua bunga memiliki wangi
toko akan ramai (q) yang harum
Jika toko ramai (q) maka Umum  Tidak semua bungan
banyak diskon (r) memiliki wangi yang harum
Kesimpulannya: Jika libur Khusus  Ada bunga yang
panjang (p) maka banyak tidak harum
diskon (r)
5. Pernyataan Berkuantor dan F. Dimensi Tiga
Ingkarannya 1. Jarak Titik, Garis, dan Bidang
Kuantor adalah istilah untuk a. Jarak titik ke titik
menunjukkan jumlah obyek dalam Jarak antara dua buah titik
suatu sistem. adalah panjang garis yang
menghubungkan kedua titik
tersebut.
Untuk menentukan jarak
antara dua buah titik
digunakan rumus:
Jarak antara titik A ke B adalah
perpanjang ruas garis AB
Contoh:
Tentukan ingkaran dari pernyataan-
pernyataan berikut ini:
Jika kedua titik telah diketahui
a. Ada murid yang memakai
dan bisa ditentukan nilai A(
sepatu hitam
b. Semua bunga memiliki wangi ) dan B( ),

yang harum maka jarak AB adalah:

Jawab:
a. Ada murid yang memakai
sepatu hitam b. Jarak titik ke garis
Jarak antara titik dengan garis
merupakan panjang garis ruas
garis yang ditarik dari titik
tersebut tegak lurus terhadap
garis itu.
c. Jarak titik ke bidang
Jarak titik ke bidang adalah
panjang ruas garis yang tegak
Jika titik P dan garis g termuat lurus dan menghubungkan titik
dalam satu bidang yang sama ( tersebut dengan bidang.
), maka jarak titik P ke garis Jika titik P ada di luar bidang
g dapat ditentukan dengan cara: dan adalah proyeksi titik

Gambar garis h yang


P pada bidang , maka jarak

melalui P dan tegak lurus antara titik dan bidang


garis g
adalah panjang ruas .
Jika titik g dan h d. Jarak garis ke garis
berpotongan di R (dimana Jarak antara dua garis sejajar
titik R adalah proyeksi titik atau bersilangan adalah panjang
P di garis g), maka PR ruas garis yang tegak lurus
adalah jarak antara garis g terhadap dua garis tersebut.
dan titik P

Jika garis g berada pada bidang


, maka jarak titik P dan garis
g dapat ditentukan dengan cara:

Buatlah garis PQ yang


tegak lurus bidang Cara menentukan jarak dua
garis yang bersilangan
Buat garis QR yang tegak
adalah:
lurus garis g, R pada garis g

PR adalah jarak titik P


dengan garis g
Jarak bidang dan yang
sejajar adalah panjang garis

, dengan P adalah titik


sembarang pada bidang dan

proyeksi titik P pada bidang


e. Jarak antara garis dan bidang
.
sejajar
2. Bangun-Bangun Ruang Beraturan
Jarak garis g ke bidang yang
a. Kubus
sejajar panjang garis PP’,
dengan titik P adalah titik
sembarang pada garis g dan P’
proyeksi titik P pada bidang .

Rumus Kubus:

Diagonal bidang  D = r √ 2
f. Jarak bidang ke bidang
Diagonal ruang  D = r √ 3
Jarak antara dua bidang adalah
panjang ruas garis yang tegak Luas bidang diagonal 

lurus terhadap dua bidang Panjang diagonal sisi 

tersebut.
Panjang diagonal ruang 

Jumlah panjang rusuknya = 12r


Luas permukaan  L = 6s2
Volume  V = s3
b. Balok Luas permukaan  (2 x Luas
alas) + Luas sisi tegak
Volume  V = Luas alas x
tinggi
d. Limas

Rumus Balok:

Panjang diagonal:
 sisi depan  √ p 2+ t 2
 sisi samping  √ l 2+ t 2 Rumus Limas:
 sisi alas  √ p 2+ l 2
Panjang diagonal ruang  Luas permukaan  Luas alas +
Luas selimut
1
Luas bidang diagonal: Volume  V = x Luas alas
3
x tinggi
 L. bidang 1 

 L. bidang 2  Luas alas = xaxt


e. Tabung
 L. bidang 3 
Luas permukaan  L =

Volume  V = p x l x t
Jumlah panjang rusuknya = 4 (p
+ l + t)
Rumus Tabung:
c. Prisma

Luas permukaan  2 πr (r +t)


Luas selimut  2 πrt
Volume  πr 2 t
f. Kerucut

Rumus Prisma:
 Data Tunggal

 Data Kelompok

Cara konvensional 

Rumus Kerucut:
Cara Sandi 
s = √ r 2 +t 2
Luas permukaan  πr (r + s)
Keterangan:
Luas selimut  πrs
1 2 = frekuensi kelas ke-i
Volume  V = πr t
3
= nilai tengah data kelas ke-i
g. Bola
= rataan sementara ( dari data

dengan terbesar)

= …, -2, -1, 0, 1, 2, …, disebut


kode

Rumus Bola: 0 = kode untuk


c = panjang kelas interval
Luas permukaan  4 πr 2 2. Median ( )
4 3 Adalah data yang tepat berada di
Volume  V = πr
3
tengah setelah data tersebut
diurutkan.
G. Statistika
A. Ukuran Pemusatan  Data Tunggal

1. Rata-Rata ( )
 Data Kelompok

3. Modus ( )
Adalah data yang sering muncul
atau berfrekuensi terbesar.
= jumlah frekuensi kelas
 Data Tunggal
sebelum kuartil ke-i
Carilah data yang paling
sering muncul/ paling = frekuensi kelas kuartil ke-i
tinggi frekuensinya p = panjang interval kelas median
 Data Kelompok n = banyak data
B. Ukuran Penyebaran
1. Jangkauan/ Rentang (R)

Keterangan:

= tepi bawah kelas modus


Keterangan:
= selisih frekuensi kelas modus
= data terbesar
dengan kelas sebelumnya
= data terkecil
= selisih frekuensi kelas modus
2. Hamparan/ Jangkauan/ Rentang
dengan kelas sesudahnya
Antarkuartil (H)
4. Kuartil ( )
Kuartil membagi data yang
berurutan menjadi bagian yang
sama panjangnya.
Keterangan:
 Data Tunggal
= kuartil pertama atau kuartil
bawah
 Data Kelompok
= kuartil ketiga atau kuartil atas
3. Simpangan Kuartil/ Rentang Semi

Antarkuartil ( )

Keterangan:

= kuartik ke-i, dengan i = 1, 2, 3

= tepi bawah Keterangan:


BA) dan terbagi menjadi 3 jenis,
= kuartil pertama atau kuartil
yaitu:
bawah
a. Permutasi dari beberapa unsur
= kuartil ketiga atau kuartil atas
yang berbeda
4. Simpangan Rata-Rata (Sr)
 Data Tunggal

b. Permutasi dari beberapa unsur


yang sama
 Data Kelompok

5. Standar Deviasi/ Simpangan Baku


c. Permutasi siklis
(S)
 Data Tunggal
 Ragam/ variasi 3. Kombinasi
Permutasi adalah pola
pengambilan tanpa
 Simpangan baku memperhatikan urutan (AB =
BA).
 Data Kelompok Kombinasi dari beberapa unsur
 Ragam/ variasi
yang berbeda adalah:

 Simpangan baku
H. Peluang
1. Notasi Faktorial

a.
4. Peluang Kejadian
b.
Rumus
c. Umum
d.
2. Permutasi
Permutasi adalah pola  Kisaran nilai peluang
pengambilan yang
memperhatikan urutan (AB
 , n(A)
banyaknya kejadian dan
n(S) banyaknya ruang
sampel
 Peluang komplemen suatu

kejadian
Unsur-unsur pada lingkaran adalah
 Peluang gabungandari dua
sebagai berikut:
kejadian
 Titik O disebut pusat lingkaran
 Garis OA = OB = OC disebut
 Peluang dua kejadian saling jari-jari lingkaran (r).
lepas  Garis AB disebut diameter
lingkaran (d).
 Peluang dua kejadian saling Rumus Lingkaran:
bebas
Keliling dan Luas Lingkaran
 Peluang kejadian bersyarat Keliling = 2 π r = πd
A dan B tidak saling bebas 1
Luas = π r 2= π d2
4
22
Keterangan : π= atau
7
5. Frekuensi Harapan (Fh)
π=3,14
Frekuensi harapan kejadian A dari
1. Persamaan Lingkaran
n kali percobaan adalah:
a. Persamaan lingkaran yang
berpusat di titik O(0,0) dan
T(x,y) adalah titik sembarang
pada lingkaran dengan jari-jari
(r).

I. Lingkaran
Lingkaran adalah tempat kedudukan
titik-titik yang berjarak sama terhadap
satu titik tetap yang disebut titik pusat
b. Persamaan lingkaran yang
lingkaran.
berpusat di titik K(a,b)
\

Jika D > 0, maka garis


memotong lingkaran di dua titik
c. Bentuk umum persamaan
Jika D = 0, maka garis
lingkaran
menyinggung lingkaran

Jika D < 0, maka garis tidak


memotong dan menyinggung
lingkaran
Dengan pusat:

a. Persamaan garis yang


bergradien m dan menyinggung
Dan jari-jari:
lingkaran

b. Persamaan garis yang melalui


2. Titik dan Lingkaran
Posisi suatu titik di lingkaran jika T( ) dan menyinggung

ditinjau secara geometris dapat lingkaran


terletak di dalam lingkaran, pada
lingkaran, dan di luar lingkaran.
Jika terdapat sembarang titik T
J. Trigonometri
yang akan diselidiki memiliki
Dalam sebuah segitiga siku-siku ABC
koordinat (m,n) maka jarak titik T
berlaku hubungan:
dengan pusat lingkaran adalah:

3. Garis dan Lingkaran


Jika persamaan garis y = mx + c
disubstitusikan dalam persamaan

lingkaran 1. Sudut-Sudut Istimewa


, maka diperoleh:
Nilai fungsi trigonometri untuk 4. Rumus Segitiga dan Aturan
sudut istimewa dan tanda fungsi Cosinus-Cosinus
setiap kuadrannya ditunjukkan Pada setiap segitiga sembarang
pada tabel berikut: ABC berlaku:

2. Sudut-Sudut Berelasi

5. Rumus Penjumlahan dan Selisih


Sudut

3. Identitas Trigonometri
Dalam trigonometri berlaku sifat
sebagai berikut:
2. Fungsi Komposisi
Sifat-sifat fungsi Komposisi

6. Rumus Perkalian Sinus-Cosinus


I adalah fungsi identitas dimana

,maka berlaku

dan
3. Fungsi Invers
Suatu fungsi memiliki fungsi invers
jika fungsi tersebut
berkorespondensi satu-satu. Invers

K. Fungsi, Komposisi, dan Fungsi Invers dari dinotasikan ,

sehingga jika maka


1. Definisi Relasi dan Fungsi
.
Relasi himpunan A ke B hanya
Fungsi invers berlaku:
terjadi jika A dan B berpasangan.
c. konst
anta
d.

e.

4. Invers Fungsi Komposisi


f.
Sifat:

2. Limit Aljabar

a. Bentuk
 Dengan pemfaktoran
 Dengan aturan L’hospital

b. Bentuk tak tentu

L. Limit Fungsi
1. Teorema Limit
Untuk n = m L=

Jika , maka , Untuk n > m L=

dengan k konstanta, Untuk n < m L=0


c. Bentuk tak tentu
Jika , maka:

a.
b.
M. Turunan
b. Rumus Turunan Fungsi Aljabar

, maka
1. Rumus Turunan
a. Rumus Dasar , maka
①. Turunan suatu konstanta c
, maka
Jika , maka
②. Turunan perkalian fungsi 2. Penerapan Turunan

dan konstanta a. Gradien Garis Singgung


Gradien (m) garis singgung di
Jika , maka
titik ( ) pada kurva f(x).

③. Turunan penjumlahan/ Gradien adalah nilai turunan

pengurangan fungsi pertama f(x) pada saat .

Jika , Persamaan gradien:

maka
④. Turunan perkalian fungsi
dan konstanta
Persamaan garis
Jika , maka
singgungnya:

⑤. Turunan pembagian fungsi

b. Interval Fungsi
Jika , maka
Interval fungsi terdiri atas
interval fungsi naik dan interval
fungsi turun.
⑥. Turunan fungsi komposisi
(Dalil rantai) Kurva naik jika:

Jika , maka Kurva turun jika:


c. Keadaan Stationer
Jika keadaan stationer (titik
⑦. Turunan fungsi pangkat puncak/titik balik) terjadi di

Jika , maka titik ( ) maka .

Nilai stationer 
a. Luas Daerah
Nilai maks/min 


N. Integral

Integral adalah invers dari


diferensial atau anti turunan,
sehingga bentuk umumnya b. Volume Benda Putar
adalah: Jika dan , dua fungsi

kontinu pada maka


volume benda putar yang
1. Integral Tak Tentu
a. Rumus Dasar Integral dibatasi oleh dan jika
diputar terhadap sumbu x
 adalah:

,
syarat

Jika dan , dua fungsi



b. Sifat-Sifat Integral kontinu pada , maka
volume benda putar yang

dibatasi oleh dan , jika
diputar terhadap sumbu y
adalah:

c. Integral Parsial

2. Integral Tertentu
O. Matriks a. Operasi Penjumlahan dan
Pengurangan Matriks

Dua buah matriks hanya


bisa di(+)kan atau di(-)I
jika keduanya SEJENIS
Matriks adalah kumpulan unsur-
unsur yang disajikan dalam Contoh:
kurung, dimana setiap unsur
dinyatakan dalam bentuk baris Diketahui, dan
dan kolom.

banyaknya kolom

Ordo Matriks adalah ukuran


yang menyatakan banyaknya
baris dan kolom suatu matriks

Ordo Matriks dibagi menjadi


dua jenis, yaitu:
1. Ordo 2x3

b. Operasi Perkalian Matriks


2. Ordo 3x2

Operasi Hitung Matriks


Invers matriks adalah matriks yang
jika dikalikan dengan asalnya akan
menghasilkan matriks identitas.

dengan , syarat

P. Baris dan Deret


1. Barisan dan Deret Aritmatika
c. Operasi Determinan Matriks a. Barisan Aritmatika

,
Barisan Aritmatika adalah
barisan bilangan yang hasil
dengan pengurangan tiap suku
sebelumnya selalu SAMA. Hasil
hanya berlaku untuk matriks
pengurangan suku tersebut
persegi (matriks dengan jumlah
baris dan kolom yang sama) Bentuk umum suku ke-n
Untuk matriks yang berukuran 3x3, barisan aritmatika adalah:
yaitu:

maka: Keterangan:
= suku ke-n

a = suku pertama
b
d. Operasi Invers Matriks = beda
n = banyaknya suku = suku ke-n
b. Deret Aritmatika = suku pertama
a=
r = rasio
Deret Aritmatika adalah n = banyak suku
penjumlahan dari suku-suku = jumlah n suku pertama
suatu barisan aritmatika.

Rumus Rasio Barisan


Geometri

atau

Keterangan:
= jumlah n suku pertama
Rumus Suku Tengah Barisan
n = banyak suku
Geometri
a = beda
= suku ke-n

2. Barisan dan Deret Geometri


a. Barisan Geometri

b. Deret Geometri
Barisan Geometri adalah
barisan bilangan yang hasil
Deret Geometri adalah
pembagian setiap suku oleh suku
penjumlahan dari suku-suku
sebelumnya selalu SAMA. Hasil
suatu barisan geometri.
pembagian tersebut dinamakan
Bentuk umum jumlah n suku
Bentuk umum suku ke-n
pertama deret geometri adalah:
barisan geometri adalah:

untuk ,r<1
atau atau

untuk ,r>
Keterangan: 1
Keterangan:
= jumlah n suku pertama

a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku
c. Deret Geometri Tak Hingga
Deret Geometri Tak Hingga
dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu:

a. Deret geometri
konvergen (memusat)
Jika -1 < r < 1, maka:

b. Deret geometri
divergen (menyebar)
Jika r -1 atau r 1,
maka:

Q. Transformasi

Anda mungkin juga menyukai