Sistem bilangan riil dan sifat-sifatnya merupakan salah satu pilar utama dalam
matematika, khususnya kalkulus. Dengan sistem bilangan ini beserta operasi-operasi
yang berlaku di dalamnya permasalahan komputasi matematika menjadi jelas dan
mudah dilakukan. Namun sebelum meninjau lebih jauh mengenai apakah bilangan riil
itu dan apa sajakah sifat-sifatnya, akan ditinjau terlebih dahulu sistem bilangan yang
lebih sederhana.
1
1 2 31 16 40 19
bilangan bulat seperti , , , , dan sangat diperlukan. Perlu
4 3 8 7 5 1
diperhatikan bahwa, kita tidak diperkenankan membagi suatu bilangan dengan nol.
m
Bilangan-bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk , dengan m dan n
n
adalah bilangan-bilangan bulat dan n 0 , disebut bilangan-bilangan rasional.
Selanjutnya himpunan semua bilangan rasional ini dinotasikan dengan Q, sehingga
m
Q= | m, n Z dan n 0 .
n
Himpunan semua bilangan rasional Q bersama-sama dengan operasi + dan x
yang bersifat tertutup di dalamnya atau (Q, +, x) membentuk suatu sistem yang
dinamakan sistem bilangan rasional
abad sebelum masehi, yaitu meskipun 2 merupakan panjang sisi miring suatu segitiga
siku-siku dengan sisi-sisi 1, bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi
dari dua bilangan bulat. Jadi 2 merupakan bilangan tak rasional. Demikian juga
3
dengan bilangan-bilangan 3, 5, e, dan sebagainya, merupakan contoh-contoh
lain bilangan yang tak rasional.
Jika semua bilangan tak rasional di atas kita kumpulkan, maka kita mempunyai
sebuah himpunan yang disebut himpunan semua bilangan tak rasional.
2
bilangan-bilangan riil tersebut mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah)
dari suatu titik tetap yang disebut titik asal dan dinotasikan dengan 0. Setiap titik pada
garis mempunyai sebuah label bilangan riil yang tunggal dan selanjutnya bilangan ini
disebut sebagai koordinat dari titik tersebut serta garis koordinat yang dihasilkan diacu
sebagai garis bilangan riil atau disingkat garis riil saja.
Dalam prakteknya, seringkali bilangan riil dinyatakan atau dituliskan dalam
1 5 8
bentuk desimal, sebagai contoh bilangan-bilangan , dan berturut-turut dapat
5 3 11
dituliskan dalam bentuk desimal sebagai 0,2 ; 1,6666... dan 0,7272727... serta dapat
diperlihatkan pula bahwa bentuk desimal bilangan-bilangan rasional adalah salah satu
dari dua tipe berikut ini :
1 1 3
1. desimal berhenti ( , , dan seterusnya) atau
5 2 4
1 8 7
2. desimal berulang beraturan ( , , dan seterusnya).
3 11 6
Sedangkan jika bentuk desimal suatu bilangan tidak termasuk salah satu dari
kedua tipe di atas, maka bilangan tersebut merupakan bilangan tak rasional. Sebagai
3
4. Eksistensi unsur-unsur identitas
Terdapat dua bilangan riil, yaitu 0 dan 1, dengan 0 1 yang memenuhi
hubungan : a 0 a dan a 1 a . Bilangan 0 dan 1 ini berturut-turut
dinamakan unsur identitas terhadap operasi + dan unsur identitas terhadap
operasi x
5. Eksistensi invers
Untuk setiap bilangan riil a mempunyai invers aditif (disebut juga negatif), a,
1 1
sehingga a a 0 dan mempunyai invers perkalian a sehingga a a 1.
6. Sifat pengurangan
a b a b
7. Sifat pembagian
a
a b 1 , asalkan b 0
b
8. Hukum kanselasi (pembatalan)
a. Jika a c b c dan c 0 , maka a b
a c a
b. Jika b 0 dan c 0 , maka
b c b
9. Sifat pembagi nol
Jika a b 0 , maka a 0 atau b 0
4
1. Sifat trikotomi
Untuk sembarang bilangan riil a dan b , berlaku tepat satu : a b, a b atau
a b
2. Sifat ketransitifan (menghantar)
Jika a b dan b c maka a c
3. Sifat penambahan
a. Jika a b maka a c b c , untuk sembarang bilangan riil c
b. Jika a b dan c d maka a c b d
4. Sifat perkalian
a. Jika a b dan c 0 maka ac bc
b. Jika a b dan c 0 maka ac bc
5. Sifat kebalikan
1
a. Jika a 0 maka 0
a
1 1
b. Jika 0 a b maka
a b
6. Sifat akar dan kuadrat
5
sebagai misal desimal yang berbentuk 0,102100210002100002... pastilah menyatakan
suatu bilangan tak rasional.
Contoh :
Perlihatkan bahwa bentuk-bentuk desimal berulang : 0,121212... dan 2,168168168...
menyatakan bilangan-bilangan rasional.
Pembahasan :
Misalkan x = 0,121212..., maka 100x = 12,121212... Selanjutnya jika kita kurangkan x
dari 100x dan kemudian diselesaikan untuk x diperoleh 100x = 12,121212...
x = 0,121212... _
99x = 12
12 4
x= = .
99 33
Demikian juga jika dimisalkan y = 2,168168168..., maka 1000y = 2168,168168168... dan
dengan cara serupa dengan penyelesaian sebelumnya didapat
1000y = 2168,168168168...
y= 2,168168168... _
999y = 2166
2166 722
y= = .
999 333
Karena kedua bentuk desimal berulang di atas dapat dinyatakan sebagai hasil bagi
antara dua bilangan bulat, maka benar bahwa kedua bentuk desimal di atas
merupakan bilangan rasional.
Catatan : secara umum untuk memperoleh bilangan rasional yang dicari, pertama kali
yang harus dilakukan adalah mengalikan bentuk desimal berulang x yang diketahui
dengan 10n, jika desimal tersebut berulang dalam suatu pola yang memuat n angka
Seperti diketahui, di antara dua bilangan riil sembarang yang berlainan a dan
b , terdapat suatu bilangan riil yang lain. Pada khususnya, terdapat bilangan riil
a b
c , yang merupakan bilangan pertengahan antara a dan b . Selanjutnya karena
2
terdapat juga suatu bilangan riil r di antara a dan c , serta bilangan riil s di antara c
dan b dan karena argumen ini dapat diulang sampai tak berhingga kali, maka dapat
6
disimpulkan bahwa di antara dua bilangan riil sembarang (betapapun dekatnya),
terdapat tak berhingga banyak bilangan riil yang lain. Bilangan-bilangan riil ini dapat
berupa bilangan rasional dan bilangan yang tak rasional, yang tak berhingga
banyaknya dari tiap jenis.
Contoh :
Carilah suatu bilangan rasional dan bilangan tak rasional yang terletak di antara a
dan b , jika diketahui a = 0,12345678... dan b = 0,12345700...
Pembahasan :
Misalkan r = 0,123456800000... dan s = 0,123456801001000100001..., maka r adalah
bilangan rasional (karena berakhir dengan pengulangan 0), sedangkan s adalah
bilangan tak rasional (karena pola penyisipan 0 yang semakin banyak di antara angka
1) dan terlihat bahwa a r s b.
Soal Latihan
1. Jika diketahui a b , manakah di antara pernyataan berikut ini yang senantiasa
benar :
a. a 3 b 3
b. a b
c. ab b2
d. ab 2 b3
2. Nyatakanlah tiap bilangan rasional berikut dalam bentuk desimal :
5 7
a. d.
8 19
2 13
b. e.
7 5
1 23
c. f.
15 13
3. Ubahlah bentuk desimal berulang berikut menjadi bentuk pecahan (bilangan
rasional) :
a. 0,47474747... d. 5,699669966996...
b. 0,258258258... e. 3,00167676767...
c. 1,1098098098... f. 0,0123123123...
7
4. Perlihatkan bahwa rata-rata antara dua buah bilangan riil terletak di antara
kedua bilangan tersebut, dengan perkataan lain, perlihatkan bahwa jika a b
a b
maka a b.
2
5. Tentukan suatu bilangan tak rasional dan bilangan rasional yang terletak di
antara bilangan 3,1415926535... dan 3,141592654000...
1.2. PERTIDAKSAMAAN
Sebelum meninjau lebih jauh mengenai pertidaksamaan, akan diberikan terlebih
dahulu pengertian peubah atau variabel. Peubah (variabel) yang dimaksudkan di sini
adalah lambang yang digunakan untuk menyatakan sembarang anggota dari suatu
himpunan. Sebagai misal jika diambil himpunannya adalah himpunan semua bilangan
real R, maka peubahnya dinamakan peubah real.
Untuk selanjutnya yang dimaksudkan dengan peubah dalam pembahasan ini
adalah peubah real, di mana peubah ini memegang peranan penting dalam
menyelesaikan permasalahan pertidaksamaan.
Sebagai pembahasan awal, pertidaksamaan diberikan batasan pengertian
sebagai kalimat matematika terbuka yang memuat peubah (variabel) dan satu atau
lebih tanda berikut ini : <, >, atau .
Contoh 1 :
Beberapa jenis/contoh pertidaksamaan antar lain :
1. 2 x 16 x 25
2. 2 x 4 6 7x 3x 6
3. x2 5x 6 0
2x 3
4. 0
x 1
5. 2x 4 4
6. x 2 5
dan sebagainya.
8
pecahan (rasional), pertidaksamaan irrasional dan pertidaksamaan dengan nilai
mutlak.
A. PERTIDAKSAMAAN LINIER
Pertidaksamaan linier adalah pertidaksamaan yang salah satu atau lebih
ruasnya memuat bentuk linier dalam x (sebagai peubahnya). Untuk menyelesaikan
pertidaksamaan linier dapat digunakan sifat-sifat berikut ini :
1. a k b k
2. ka kb , jika k positif, akan tetapi ka kb , jika k negatif
3. a 2 b 2 , asalkan a dan b keduanya positif
4. a c b d , untuk c d
5. ac bd , asalkan c d serta a , b , c dan d semuanya positif
Contoh 2 :
Selesaikan pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
1. 2 x 16 x 25
2. 5 4 x 9 11
3. 2 x 4 6 7x 3x 6
Pembahasan :
1. 2 x 16 x 25 2x x 25 16 x 9.
Sehingga himpunan penyelesaian (HP) dari pertidaksamaan di atas adalah :
2. 5 4 x 9 11 5 9 4 x 11 9 4 4x 20 1 x 5.
Dengan demikian HP = { x R |1 x 5 } = (1, 5).
3. 2 x 4 6 7 x 3x 6 2 x 4 6 7 x dan 6 7 x 3 x 6
9
2x 7 x 6 4 dan 6 6 3x 7 x
9 x 10 dan 0 10 x
10
x dan 0 x
9
10
0 x
9
10
Dengan demikian HP = { x R |0 x }.
9
Soal Latihan :
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini,
kemudian gambarkan grafik himpunan penyelesaiannya pada garis bilangan dan
tuliskan pula dalam bentuk interval (selang) :
1. 6 x 10 5 x 16
2. 6 x 3 2x 5
3. 2 1 5x 3
4. 4 5 3x 7
5. 2 3 x 8 1 7x
6. 2 3x 5 x 1 16
7. 3 2 x 4x 1 2x 7
8. 3 x 7 1 dan 2 x 1 4
9. 3 x 7 1 atau 2 x 5 8
10. 4 x 7 1 atau 2 x 1 5
10
2. Tentukan semua pembuat nol ruas kiri dengan menyelesaikan persamaan
yang ruas kanannya sama dengan nol
3. Gambarkan nilai-nilai pembuat nolnya pada garis bilangan
4. Tentukan tanda dari masing-masing interval (selang) yang terbentuk
5. Arsirlah daerah sesuai dengan tanda pertidaksamaannya
6. Tuliskan himpunan penyelesaiannya
Contoh 3 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
1. x2 5x 6 0
2. 4 x 2 5x 6 0
3. x3 5 x 2 6x 0
2
4. x 5 x 2 2x 1 0
Pembahasan :
1. Dari pertidaksamaan x 2 5x 6 0 , pembuat nol ruas kiri adalah :
x2 5x 6 0 x 2 x 3 0 x 2 0 atau x 3 0
x 2 atau x 3.
Jadi pembuat nol ruas kiri adalah : x 2 dan x 3.
Selanjutnya kita gambarkan nilai-nilai pembuat nol ini pada garis bilangan
11
+++ +++ Dengan demikian himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan ini
2 3
adalah :
HP = { x | x 2 atau x 3}
= ( , 2) (3, ).
12
= 3
4
,2 .
5 2 1 HP = { x | x 5 atau x 1
2
}
2
= , 5 2, .
13
C. PERTIDAKSAMAAN PECAHAN
f x
Pertidaksamaan pecahan adalah pertidaksamaan yang berbentuk 0,
g x
dengan f x dan g x merupakan fungsi polinom (suku banyak).
Contoh 4 :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
2x 3
1. 0
x 1
1
2. 5
x
Penyelesaian :
2x 3
1. Diketahui 0 . Perhatikan bahwa pertidaksamaan ini dapat diselesaikan
x 1
asalkan penyebut dari pertidaksamaan di atas, yaitu x 1 0 atau x 1.
Nilai-nilai pembuat nol ruas kiri :
3
a. Nilai pembuat nol pembilang : 2 x 3 0 atau 2 x 3 yaitu x
2
b. Nilai pembuat nol penyebut (nilai kutub) : x 1 0 atau x 1
3
sehingga nilai-nilai pembuat nol ruas kiri adalah : x dan x 1.
2
Selanjutnya gambarkan kedua nilai pembuat nol ini pada garis bilangan :
14
Dari dua nilai nol tersebut garis
bilangan terbagi menjadi tiga buah
interval yaitu :
1 3 3 3
2 x 1, 1 x dan x .
2 2
Untuk menentukan tanda setiap
intervalnya,
3
ambil sembarang titik uji, misalkan x 0 (yang berada pada interval 1 x )
2
2x 3 2 0 3
dan substitusikan ke pecahan , sehingga interval
x 1 0 1
3
1 x ( di mana titik uji x 0 berada) merupakan daerah merupakan daerah
2
negatif. Sedangkan tanda-tanda dari interval yang lain adalah :
1 1 1 1 5x
2. Diketahui 5. Perhatikan bahwa 5 5 0 0 dan
x x x x
pertidaksamaan ini dapat diselesaikan asalkan penyebut dari ruas kiri, yaitu x 0.
Selanjutnya nilai-nilai pembuat nol ruas kiri adalah :
1
a. Nilai pembuat nol pembilang : 1 5 x 0 atau x
5
b. Nilai pembuat nol penyebut : x 0
1
yaitu x dan x 0.
5
Selanjutnya gambar kedua nilai pembuat nilai nol ini adalah :
15
Dengan adanya dua nilai pemuat nol ini,
garis riil (garis bilangan) terbagi ke
1
0 1 dalam 3 interval, yaitu : x 0, 0 x
5 5
1
dan x .
5
Untuk menentukan tanda dari setiap
interval, ambil salah satu titik uji,
misalkan x 1 (yang terletak pada
1
interval x ) dan
5
1 5x 1 5x 1 5 1
disubstitusikan ke pecahan , diperoleh 4 , sehingga
x x 1
1
interval x merupakan daerah negatif. Tanda selengkapnya untuk interval-
5
interval yang lain adalah :
Peringatan :
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan no. 2 tidak dibenarkan mengerjakan
1 1
5 1 5x x ,
x 5
dengan perkataan lain, pada pertidaksamaan pecahan tidak berlaku perkalian
silang.
Soal Latihan
Tentukan nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut ini :
x 5 x 2
1. 0 5. 2
2x 1 x 4
16
2x 1 2x 1
2. 0 6. 1
x 2 x 3
7 2x 8
3. 3 7. 2
0
2x x 7x 6
3 x 2 5x 6
4. 2 8. 0
x 5 x 2 3x 3
D. PERTIDAKSAMAAN IRRASIONAL
Pertidaksamaan irrasional adalah suatu pertidaksamaan yang mengandung
Contoh 5 :
Tentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan berikut ini :
1. 3x 2 2
2. x x 6
Penyelesaian :
1. Diketahui 3x 2 2
2
Syarat akar : 3 x 2 0 sehingga 3 x 2 atau x (1)
3
Kuadratkan kedua ruas pertidaksamaan di atas, diperoleh
3x 2 2 3x 2 4 3x 6 x 2 (2)
2
Selanjutnya iriskan syarat (1) dan hasil (2) diperoleh x 2.
3
Dengan demikian himpunan penyelesaian pertidaksamaan yang ditanyakan
2
adalah HP = { x | x 2 }.
3
2. Diberikan pertidaksamaan x x 6
17
Syarat akar : x 6 0 sehingga didapat x 6 (1)
Syarat kedua : x 0 (2)
Kuadratkan kedua ruas pertidaksamaan yang ditanyakan, diperoleh
x x 6 x2 x 6 x2 x 6 0 x 2 x 3 0
yaitu x 2 atau x 3 (3)
Selanjutnya iriskan ketiga hasil yang diperoleh pada perhitungan di atas dan
didapatkan HP = { x | x 3 }.
Soal Latihan
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut :
1. 2x 4 4 5. x 3 5 x2
2. x2 x 2 6. x 3 5 x
3. x2 4x 5 7 7. x 2 10 x 2
4. 3 x 2x 1
x, untuk x 0
x
x, untuk x 0
Contoh :
1 1 1
Dengan definisi nilai mutlak diperoleh 4 4, 0 0 dan .
3 3 3
1. ab a b
a a
2. , asalkan b 0
b b
3. a b a b (Ketidaksamaan Segitiga)
18
4. a b a b
2. x a x a atau x a
3. x y x2 y2
Contoh 6 :
Tentukan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut :
1. 2x 7 3
2. 5x 6 1
3. x 2 3x 7
Penyelesaian :
1. Perhatikan bahwa 2 x 7 3 3 2x 7 3 3 7 2x 3 7
4 2 x 10 2 x 5.
Dengan demikian HP = { x | 2 x 5 }.
4x 2 28 x 40 0 x2 7 x 10 0
x 2 x 5 0
dengan menyelesaikan pertidaksamaan terakhir didapat
HP = { x | 2 x 5 }.
5x 1 6 atau 5 x 1 6
5x 5 atau 5 x 7
7
x 1 atau x .
5
19
7 7
Dengan demikian HP = { x | x 1 atau x }= ( , 1] [ , ).
5 5
3. Dari pertidaksamaan yang diketahui dan dengan menggunakan sifat ke-3,
diperoleh
x 2 3x 7 x 2 3x 7 x 2 3x 7 x 2 3 x 21
2 2
x 2 3 x 21 x2 4x 4 9 x 2 126 x 441
Soal Latihan :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan-pertidaksamaan berikut
:
1. x 2 5 4. 2x 5 x 4
x
2. 2 6 5. 2 2x 3 x 10
3
5
3. 2 1
x
20