Silsilah bilangan
1.BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks adalah
suatu bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan
imajiner atau bilangan yang berbentuk a + bi. Dimana a dan b adalah bilangan real,
dan i adalah bilangan imajiner tertentu. Bilangan real a disebut juga bagian real dari
bilangan kompleks, dan bilangan real b disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan
kompleks, nilai b adalah 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama dengan
bilangan real a.
Contoh : {3 + 2i}
= (acbd) + (bc+ad)i
Definisi
Definisi formal bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (a, b) dengan operasi sebagai
berikut:
Dengan definisi diatas, bilangan-bilangan kompleks yang ada membentuk suatu himpunan bilangan
kompleks yang dinotasikan dengan C.
Karena bilangan kompleks a + bi merupakan spesifikasi unik yang berdasarkan sepasang bilangan
riil (a, b), bilangan kompleks mempunyai hubungan korespondensi satu-satu dengan titik-titik pada
satu bidang yang dinamakan bidang kompleks.
Bilangan riil a dapat disebut juga dengan bilangan kompleks (a, 0), dan dengan cara ini, himpunan
bilangan riil R menjadi bagian dari himpunan bilangan kompleks C.
Dalam C, berlaku sebagai berikut:
identitas penjumlahan ("nol"): (0, 0)
Bentuk Penjumlahan
Bilangan kompleks pada umumnya dinyatakan sebagai penjumlahan dua suku, dengan suku
pertama adalah bilangan riil, dan suku kedua adalah bilangan imajiner.
Bentuk Polar
Dengan menganggap bahwa:
dan
maka
Bentuk Eksponen
Bentuk lain adalah bentuk eksponen, yaitu:
Bidang kompleks
Bilangan kompleks dapat divisualisasikan sebagai titik atau vektor posisi pada sistem koordinat dua
dimensi yang dinamakan bidang kompleksatau Diagram Argand.
Koordinat Kartesius bilangan kompleks adalah bagian riil x dan bagian imajiner y, sedangkan
koordinat sirkularnya adalah r = |z|, yang disebutmodulus, dan = arg(z), yang disebut
juga argumen kompleks dari z (Format ini disebut format mod-arg). Dikombinasikan dengan Rumus
Euler, dapat diperoleh:
dan
Penjumlahan dua bilangan kompleks sama seperti penjumlahan vektor dari dua vektor, dan
perkalian dengan bilangan kompleks dapat divisualisasikan sebagai rotasi dan pemanjangan secara
bersamaan.
Perkalian dengan i adalah rotasi 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam (
radian).
2
Secara geometris, persamaan i = 1 adalah dua kali rotasi 90 derajat yang sama dengan rotasi 180
derajat ( radian).
2. BILANGAN REAL
Bilangan real atau bilangan riil
menyatakan bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal, seperti 2,86547 atau
3.328184. Dalam notasi penulisan bahasa Indonesia, bilangan desimal adalah bilangan
yang memiliki angka di belakang koma , sedangkan menurut notasi ilmiah, bilangan
desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang tanda titik .. Bilangan real
meliputi bilanganrasional, seperti 42 dan 23/129, dan bilangan irrasional, seperti dan
2, dan dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan. Himpunan
semua bilangan riil dalam matematika dilambangkan dengan R (berasal dari kata
real).
Bilangan riil ini berbeda dengan bilangan kompleks yang termasuk di dalamnya adalah bilangan
imajiner.
Bilangan riil dapat dipahami sebagai titik-titik garis bilanganyang panjangnya tak terhingga.
Sifat-sifat
Aksioma medan
Bilangan riil, beserta operasi penjumlahan dan perkalian, memenuhi aksioma berikut.[1][3].
Misalkan x,y dan z merupakan anggota himpunan bilangan riil R, dan operasi x+ymerupakan
penjumlahan, serta xy merupakan perkalian. Maka:
Aksioma 1 (hukum komutatif): x+y = y+x, dan xy = yx
Aksioma 2 (hukum asosiatif): x+(y+z) = (x+y)+z dan x(yz) = (xy)z
Aksioma 3 (hukum distributif): x(y+z) = (xy + xz
Aksioma 4: Eksistensi unsur identitas. Terdapat dua bilangan riil berbeda, yang dilambangkan
sebagai 0 dan 1, sehingga untuk setiap bilangan riil x kita mendapatkan 0+x=xdan 1.x=x.
Aksioma 5: Eksistensi negatif, atau invers terhadap penjumlahan. Untuk setiap bilangan riil x,
terdapat bilangan riil y sehingga x+y=0. Kita dapat juga melambangkan y sebagai-x.
Aksioma 6: Eksistensi resiprokal, atau invers terhadap perkalian. Untuk setiap bilangan riil x tidak
sama dengan 0, terdapat bilangan riil y sehingga xy=1. Kita dapat melambangkan y sebagai 1/x.
Himpunan yang memenuhi sifat-sifat ini disebut sebagai medan, dan karena itu aksioma di atas
dinamakan sebagai aksioma medan.
Aksioma urutan
Kita akan mengasumsikan terdapat himpunan R+, yang disebut sebagai bilangan positif yang
merupakan himpunan bagian dari R. Misalkan juga x dan y adalah anggota R+. Himpunan bagian ini
Aksioma kelengkapan
Aksioma 10: Setiap himpunan bilangan riil S yang memiliki batas atas memiliki supremum, yakni ada
suatu bilangan riil Bsehingga B=sup(S).
3. BILANGAN IMAJINER
Bilangan imajiner (bahasa Inggris: imaginary number) adalah bilangan yang mempunyai sifat i 2 =
1. Bilangan ini biasanya merupakan bagian dari bilangan kompleks. Selain bagian dari bilangan
kompleks, bilangan imajiner merupakan bagian bilangan riil. Secara definisi, (bagian) bilangan
imajiner ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik:
Penafsiran geometri
Dalam geometri, bilangan imajiner dilambangkan sebagai titik-titik pada sumbu vertikal pada bidang
bilangan kompleks, digambarkan secara tegak lurus terhadap sumbu bilangan real. Satu cara untuk
melihat bilangan-bilangan imajiner adalah dengan membayangkan suatu garis bilangan, bertambah
secara positif ke sebelah kanan dan bertambah negatif ke sebelah kiri, kemudian pada titik nol "O"
garis yang dapat dipandang sebagai sumbu-x, suatu sumbu-y dapat digambarkan sebagai suatu
garis tegak lurus yang bertambah "positif" (bilangan imajiner bertambah positif) ke arah atas, dan
bertambah negatif (demikian pula dengan bilangan imajiner) ke arah bawah. Sumbu vertikal ini
sering disebut "sumbu bilangan imajiner" dan dilambangkan dengan i, , atau .
Dalam representasi ini, perkalian dengan 1 berhubungan dengan suatu rotasi 180 derajat
mengelilingi titik nol. Perkalian dengan iberhubungan dengan rotasi 90 derajat pada arah "positif"
(yaitu, berlawanan dengan jarum jam), dan persamaan i2 = 1 ditafsirkan sebagai pernyataan
bahwa jika diterapkan dua rotasi 90 derajat mengelilingi titik nol, maka hasil akhirnya adalah suatu
rotasi tunggal 180 derajat. Perhatian bahwa rotasi 90 derajat pada arah "negatif" (yaitu searah jarum
jam) juga memenuhi penafsiran ini. Hal ini mencerminkan fakta bahwa i juga memecahkan
persamaan x2 = 1. Pada umumnya, perkalian dengan suatu bilangan kompleks sama dengan
rotasi mengelilingi titik nol oleh argument bilangan kompleks itu, diikuti dengan perubahan
skala besarannya
Perkalian akar kuadrat
Perkalian akar kuadrat bilangan negatif perlu perhatian khusus. Misalnya,[1] pemikiran berikut
ini salah:
Kekeliruan (fallacy) yang diperbuat adalah penggunaan aturan xy = xy, di mana nilai
prinsip akar kuadrat dihitung setiap kali, sebenarnya hanya valid jika x dan y dibatasi dengan
sepatutnya.[note 1] Tidak mungkin untuk mengembangkan definisi nilai prinsip akar kuadrat pada
semua bilangan kompleks dengan cara aturan perkalian biasa. Jadi 1dalam konteks ini harus
dianggap "tidak berarti", atau sebagai ekspresi bernilai ganda dengan kemungkinan nilai i dan i.
4. BILANGAN RASIONAL
Bilangan rasional adalah bilangan-bilangan yang merupakan rasio (pembagian) dari
dua angka (integer) atau dapat dinyatakan dengan a/b, dimana a merupakan
himpunan bilangan bulat danb merupakan himpunan bilangan bulat tetapi tidak
sama dengan nol. Bilangan Rasional diberi lambang Q (berasal dari bahasa Inggris
quotient).
Contoh :
{, , , , , , , ...}
bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakup bilangan: bilangan
bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan-bilangan lain yang
menjadi subset dari bilangan rasional.
Contoh dari bilangan rasional:
Jika a/b = c/d maka, ad = bc.
5. BILANGAN IRRASIONAL
Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi
(hasil baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa
dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama
dengan nol. Jadi bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh
yang paling populer dari bilangan irasional adalah bilangan ,
, dan bilangan e.
= 1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694 80731
76679 73798..
dan untuk bilangan e: = 2,7182818....
3,141592653358..
1,4142135623..
2,71828281284590.
6. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah
sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan
tanpa komponen desimal atau pecahan.
Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z (atau ), berasal
dari Zahlen (bahasa Jerman untuk "bilangan").
Himpunan Z tertutup di bawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya, jumlah dan hasil kali dua
bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah
operasi pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan bulat pula, karena
itu Z tidak tertutup di bawah pembagian.
Perkalian
closure:
a + b adalah bilangan
bulat
Asosiativitas:
a + (b + c) = (a + b) + c
a (b c) = (a b) c
Komutativitas:
a+b = b+a
ab = ba
Eksistensi unsur
identitas:
a+0 = a
a1 = a
Eksistensi unsur
invers:
a + (a) = 0
Distribusivitas:
a (b + c) = (a b) + (a c)
7. Bilangan pecahan
Pecahan (Fraksi) adalah istilah dalam matematika yang terdiri dari pembilang dan penyebut.
Hakikat transaksi dalam bilangan pecahan adalah bagaimana cara menyederhanakan pembilang
dan penyebut. Penyederhanaan pembilang dan penyebut akan memudahkan dalam operasi
aritmetika sehingga tidak menghasilkan angka yang terlalu besar tetapi tetap mempunyai nilai yang
sama. Contohnya: bila dibandingkan antara 50/100 dan maka lebih mudah dan sederhana
melihat angka . 50/100 terlihat sebagai angka raksasa yang kelihatannya lebih kompleks
dibandingkan , padahal sebenarnya kedua angka ini tetap memiliki nilai yang sama. Pada
operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan selain disederhanakan juga penyebutnya
harus disamakan dengan bilangan yang sama, sedangkan pada operasi perkalian caranya adalah
pembilang dikali pembilang, penyebut dikali penyebut. dan dalam operasi pembagian, pecahan yang
di kanan dibalikkan, setelah dibalikkan, tanda : diubah menjadi tanda kali (X), seperti 3/4 : 5/6 = 3/4
X 6/5 = 18/20 = 9/10
Bilangan pecahan terbagi menjadi tiga yaitu:
bilangan desimal
Angka
Cara dibaca
0,5
0,75
Angka
Cara dibaca
0,025
Cara dibaca
1/2
setengah
1/3
sepertiga
1/4
seperempat
1/5
seperlima
1/6
seperenam
1/7
sepertujuh
1/8
seperdelapan
1/9
sepersembilan
2/3
3/4
bilangan campuran
Angka
Cara dibaca
1 1/2
satu setengah
2 2/3
3 3/4
8. Bilangan Cacah
Bilangan Cacah adalah bilangan bulat yang dimulai dari nol.
9. Bilangan Asli
Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai himpunan bilangan asli. Yang pertama
definisi menurut matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol {1,
2, 3, 4, ...}. Sedangkan yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah
himpunan nol dan bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep
matematika yg paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti
oleh manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis kera juga bisa
menangkapnya.
Wajar apabila bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk membilang,
menghitung, dsb. Sifat yang lebih dalam tentang bilangan asli, termasuk kaitannya dengan bilangan
prima, dipelajari dalam teori bilangan. Untuk matematika lanjut, bilangan asli dapat dipakai untuk
mengurutkan dan mendefinisikan sifat hitungan suatu himpunan.
Setiap bilangan, misalnya bilangan 1, adalah konsep abstrak yg tak bisa tertangkap oleh indera
manusia, tetapi bersifat universal. Salah satu cara memperkenalkan konsep himpunan semua
bilangan asli sebagai sebuah struktur abstrak adalah melalui aksioma Peano (sebagai ilustrasi,
lihat aritmetika Peano).
Konsep bilangan-bilangan yg lebih umum dan lebih luas memerlukan pembahasan lebih jauh,
bahkan kadang-kadang memerlukan kedalaman logika untuk bisa memahami dan
mendefinisikannya. Misalnya dalam teori matematika, himpunan semua bilangan rasional bisa
dibangun secara bertahap, diawali dari himpunan bilangan-bilangan asli.
komputer.[2] Matematikawan lain, seperti dalam bidang teori bilangan, bertahan pada tradisi lama
dan tetap menjadikan 1 sebagai bilangan asli pertama.[3]
Penulisan
Para ahli matematika menggunakan N atau
untuk menuliskan himpunan seluruh bilangan asli.
Himpunan bilanan ini bisa dikatakan tidak terbatas.
Untuk menghindari kerancuan apakah nol termasuk ke dalam himpunan bilangan atau tidak,
seringkali dalam penulisan ditambahkan indeks (superscrip). Indeks "0" digunakan untuk
memasukkan angka 0 kedalam himpunan, dan indeks " " atau " " ditambahkan untuk tidak
memasukkan angka 0 kedalam himpunan.