Anda di halaman 1dari 15

Bilangan

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan


untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan
untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah
diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif,bilangan rasional, bilangan
irasional, dan bilangan kompleks.
Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan
menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut
sebagai operasi numeris. Operasi unermengambil satu masukan bilangan dan
menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan
adalah operasi biner, yang mengambil dua bilangan sebagai masukan dan
menghasilkan satu bilangan sebagai keluaran. Contoh operasi biner
adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan,
danperakaran. Bidang matematika yang mengkaji operasi numeris disebut
sebagai aritmetika.

Silsilah bilangan

1.BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks adalah
suatu bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan
imajiner atau bilangan yang berbentuk a + bi. Dimana a dan b adalah bilangan real,

dan i adalah bilangan imajiner tertentu. Bilangan real a disebut juga bagian real dari
bilangan kompleks, dan bilangan real b disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan
kompleks, nilai b adalah 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama dengan
bilangan real a.
Contoh : {3 + 2i}

Notasi dan operasi


Himpunan bilangan kompleks umumnya dinotasikan dengan C, atau . Bilangan
real, R, dapat dinyatakan sebagai bagian dari himpunan C dengan menyatakan
setiap bilangan real sebagai bilangan kompleks:

Bilangan kompleks ditambah, dikurang, dan dikali dengan menggunakan sifat-sifat


aljabar seperti asosiatif, komutatif, dan distributif, dan dengan persamaan i 2 = 1:
(a + bi) + (c + di) = (a+c) + (b+d)i
(a + bi) (c + di) = (ac) + (bd)i
(a + bi)(c + di) = ac + bci + adi + bd i

= (acbd) + (bc+ad)i

Pembagian bilangan kompleks juga dapat didefinisikan (lihat dibawah). Jadi,


himpunan bilangan kompleks membentuk bidang matematika yang, berbeda
dengan bilangan real, berupa aljabar tertutup.
Dalam matematika, adjektif "kompleks" berarti bilangan kompleks digunakan
sebagai dasar teori angka yang digunakan. Sebagai contoh, analisis
kompleks, matriks kompleks,polinomial kompleks, dan aljabar Lie kompleks.

Definisi
Definisi formal bilangan kompleks adalah sepasang bilangan real (a, b) dengan operasi sebagai
berikut:

Dengan definisi diatas, bilangan-bilangan kompleks yang ada membentuk suatu himpunan bilangan
kompleks yang dinotasikan dengan C.
Karena bilangan kompleks a + bi merupakan spesifikasi unik yang berdasarkan sepasang bilangan
riil (a, b), bilangan kompleks mempunyai hubungan korespondensi satu-satu dengan titik-titik pada
satu bidang yang dinamakan bidang kompleks.
Bilangan riil a dapat disebut juga dengan bilangan kompleks (a, 0), dan dengan cara ini, himpunan
bilangan riil R menjadi bagian dari himpunan bilangan kompleks C.
Dalam C, berlaku sebagai berikut:
identitas penjumlahan ("nol"): (0, 0)

identitas perkalian ("satu"): (1, 0)


invers penjumlahan (a,b): (a, b) invers perkalian (reciprocal) bukan nol (a, b):

Bentuk Penjumlahan
Bilangan kompleks pada umumnya dinyatakan sebagai penjumlahan dua suku, dengan suku
pertama adalah bilangan riil, dan suku kedua adalah bilangan imajiner.

Bentuk Polar
Dengan menganggap bahwa:

dan

maka

Untuk mempersingkat penulisan, bentuk

Bentuk Eksponen
Bentuk lain adalah bentuk eksponen, yaitu:

Bidang kompleks

juga sering ditulis sebagai

Bilangan kompleks dapat divisualisasikan sebagai titik atau vektor posisi pada sistem koordinat dua
dimensi yang dinamakan bidang kompleksatau Diagram Argand.
Koordinat Kartesius bilangan kompleks adalah bagian riil x dan bagian imajiner y, sedangkan
koordinat sirkularnya adalah r = |z|, yang disebutmodulus, dan = arg(z), yang disebut
juga argumen kompleks dari z (Format ini disebut format mod-arg). Dikombinasikan dengan Rumus
Euler, dapat diperoleh:

Kadang-kadang, notasi r cis dapat juga ditemui.


Perlu diperhatikan bahwa argumen kompleks adalah unik modulo 2, jadi, jika terdapat dua nilai
argumen kompleks yang berbeda sebanyak kelipatan bilangan bulat dari 2, kedua argumen
kompleks tersebut adalah sama (ekivalen).
Dengan menggunakan identitas trigonometri dasar, dapat diperoleh:

dan

Penjumlahan dua bilangan kompleks sama seperti penjumlahan vektor dari dua vektor, dan
perkalian dengan bilangan kompleks dapat divisualisasikan sebagai rotasi dan pemanjangan secara
bersamaan.

Perkalian dengan i adalah rotasi 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam (
radian).
2
Secara geometris, persamaan i = 1 adalah dua kali rotasi 90 derajat yang sama dengan rotasi 180
derajat ( radian).

2. BILANGAN REAL
Bilangan real atau bilangan riil
menyatakan bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal, seperti 2,86547 atau
3.328184. Dalam notasi penulisan bahasa Indonesia, bilangan desimal adalah bilangan
yang memiliki angka di belakang koma , sedangkan menurut notasi ilmiah, bilangan
desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang tanda titik .. Bilangan real
meliputi bilanganrasional, seperti 42 dan 23/129, dan bilangan irrasional, seperti dan
2, dan dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan. Himpunan
semua bilangan riil dalam matematika dilambangkan dengan R (berasal dari kata
real).
Bilangan riil ini berbeda dengan bilangan kompleks yang termasuk di dalamnya adalah bilangan
imajiner.

Bilangan riil dapat dipahami sebagai titik-titik garis bilanganyang panjangnya tak terhingga.

Sifat-sifat
Aksioma medan
Bilangan riil, beserta operasi penjumlahan dan perkalian, memenuhi aksioma berikut.[1][3].
Misalkan x,y dan z merupakan anggota himpunan bilangan riil R, dan operasi x+ymerupakan
penjumlahan, serta xy merupakan perkalian. Maka:
Aksioma 1 (hukum komutatif): x+y = y+x, dan xy = yx
Aksioma 2 (hukum asosiatif): x+(y+z) = (x+y)+z dan x(yz) = (xy)z
Aksioma 3 (hukum distributif): x(y+z) = (xy + xz
Aksioma 4: Eksistensi unsur identitas. Terdapat dua bilangan riil berbeda, yang dilambangkan
sebagai 0 dan 1, sehingga untuk setiap bilangan riil x kita mendapatkan 0+x=xdan 1.x=x.
Aksioma 5: Eksistensi negatif, atau invers terhadap penjumlahan. Untuk setiap bilangan riil x,
terdapat bilangan riil y sehingga x+y=0. Kita dapat juga melambangkan y sebagai-x.
Aksioma 6: Eksistensi resiprokal, atau invers terhadap perkalian. Untuk setiap bilangan riil x tidak
sama dengan 0, terdapat bilangan riil y sehingga xy=1. Kita dapat melambangkan y sebagai 1/x.
Himpunan yang memenuhi sifat-sifat ini disebut sebagai medan, dan karena itu aksioma di atas
dinamakan sebagai aksioma medan.

Aksioma urutan
Kita akan mengasumsikan terdapat himpunan R+, yang disebut sebagai bilangan positif yang
merupakan himpunan bagian dari R. Misalkan juga x dan y adalah anggota R+. Himpunan bagian ini

memenuhi aksioma urutan berikut ini:[3]


Aksioma 7: x+y dan xy merupakan anggota R+
Aksioma 8: Untuk setiap x yang tidak sama dengan 0, x anggota R+ atau -x anggota R+, tapi tidak
mungkin keduanya sekaligus
Aksioma 9: 0 bukan anggota R+.

Aksioma kelengkapan
Aksioma 10: Setiap himpunan bilangan riil S yang memiliki batas atas memiliki supremum, yakni ada
suatu bilangan riil Bsehingga B=sup(S).

Garis bilangan takterhingga yang menggambarkan bilangan riil

3. BILANGAN IMAJINER
Bilangan imajiner (bahasa Inggris: imaginary number) adalah bilangan yang mempunyai sifat i 2 =
1. Bilangan ini biasanya merupakan bagian dari bilangan kompleks. Selain bagian dari bilangan
kompleks, bilangan imajiner merupakan bagian bilangan riil. Secara definisi, (bagian) bilangan
imajiner ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik:

atau secara ekuivalen

atau juga sering dituliskan sebagai


.
Bilangan imajiner dan/atau bilangan kompleks ini sering dipakai di bidang teknik elektro dan
elektronika untuk menggambarkan sifat arus AC (listrik arus bolak-balik) atau untuk menganalisa
gelombang fisika yang menjalar ke arah sumbu x mengikuti:
), dengan j = i.

Penafsiran geometri

Rotasi 90 derajat dalam bidang kompleks

Dalam geometri, bilangan imajiner dilambangkan sebagai titik-titik pada sumbu vertikal pada bidang
bilangan kompleks, digambarkan secara tegak lurus terhadap sumbu bilangan real. Satu cara untuk
melihat bilangan-bilangan imajiner adalah dengan membayangkan suatu garis bilangan, bertambah
secara positif ke sebelah kanan dan bertambah negatif ke sebelah kiri, kemudian pada titik nol "O"
garis yang dapat dipandang sebagai sumbu-x, suatu sumbu-y dapat digambarkan sebagai suatu
garis tegak lurus yang bertambah "positif" (bilangan imajiner bertambah positif) ke arah atas, dan
bertambah negatif (demikian pula dengan bilangan imajiner) ke arah bawah. Sumbu vertikal ini
sering disebut "sumbu bilangan imajiner" dan dilambangkan dengan i, , atau .
Dalam representasi ini, perkalian dengan 1 berhubungan dengan suatu rotasi 180 derajat
mengelilingi titik nol. Perkalian dengan iberhubungan dengan rotasi 90 derajat pada arah "positif"
(yaitu, berlawanan dengan jarum jam), dan persamaan i2 = 1 ditafsirkan sebagai pernyataan
bahwa jika diterapkan dua rotasi 90 derajat mengelilingi titik nol, maka hasil akhirnya adalah suatu
rotasi tunggal 180 derajat. Perhatian bahwa rotasi 90 derajat pada arah "negatif" (yaitu searah jarum
jam) juga memenuhi penafsiran ini. Hal ini mencerminkan fakta bahwa i juga memecahkan
persamaan x2 = 1. Pada umumnya, perkalian dengan suatu bilangan kompleks sama dengan
rotasi mengelilingi titik nol oleh argument bilangan kompleks itu, diikuti dengan perubahan
skala besarannya
Perkalian akar kuadrat
Perkalian akar kuadrat bilangan negatif perlu perhatian khusus. Misalnya,[1] pemikiran berikut
ini salah:

Kekeliruan (fallacy) yang diperbuat adalah penggunaan aturan xy = xy, di mana nilai
prinsip akar kuadrat dihitung setiap kali, sebenarnya hanya valid jika x dan y dibatasi dengan
sepatutnya.[note 1] Tidak mungkin untuk mengembangkan definisi nilai prinsip akar kuadrat pada
semua bilangan kompleks dengan cara aturan perkalian biasa. Jadi 1dalam konteks ini harus
dianggap "tidak berarti", atau sebagai ekspresi bernilai ganda dengan kemungkinan nilai i dan i.

4. BILANGAN RASIONAL
Bilangan rasional adalah bilangan-bilangan yang merupakan rasio (pembagian) dari
dua angka (integer) atau dapat dinyatakan dengan a/b, dimana a merupakan
himpunan bilangan bulat danb merupakan himpunan bilangan bulat tetapi tidak
sama dengan nol. Bilangan Rasional diberi lambang Q (berasal dari bahasa Inggris
quotient).
Contoh :
{, , , , , , , ...}
bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakup bilangan: bilangan
bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan-bilangan lain yang
menjadi subset dari bilangan rasional.
Contoh dari bilangan rasional:
Jika a/b = c/d maka, ad = bc.

Menurut sejarah, penemu bilangan irasional adalah Hippasus dari


Metapontum (ca. 500 SM). Sayangnya, penemuannya tersebut justru menyebabkan ia
dihukum mati oleh Pythagoras karena dianggap penganut ajaran sesat.
Dalam doctorate in Absentia-nya pada tahun 1799, A new proof of the theorem that
every integral rational algebraic function of one variable can be resolved into real
factors of the first or second degree (Sebuah bukti baru teorema bahwa setiap
fungsi aljabar rasional yang tidak terpisahkan dari satu variabel dapat diselesaikan
menjadi faktor nyata pada derajat pertama atau kedua), Gauss memberikan bukti
teorema fundamental aljabar yang menyatakan bahwa setiap-tiap dari polinomial
variabel tunggal bukan-konstanta dengan koefisien kompleks memiliki paling sedikit
atau setidaknya satu akar kompleks. Namun banyak matematikawan termasuk Jean
le Rond d'Alembert yang memberikan bukti yang salah pada awalnya,dan disertasi
Gauss juga banyak mengkritik kerja d'Alembert.
Namun sekali lagi, ironisnya, dengan menggunakan standar sekarang percobaan
milik Gauss tidak dapat diterima, yang menyebabkan penggunaan secara implisit

teorema Kurva Jordan di dalam kurva fraktal. Bagaimanapun, dia secara


berkelanjutan memberikan tiga bukti yang lain,yang terakhir pada 1849 yang
dikenal sukar. Upayanya dalam mengklarifikasi konsep mengenai bilangan
kompleks memang banyak dibicarakan (dari contoh bilangan irasional paling
terkenal :
,memecahnya dengan menempatkan minus pada satu
tingkat dibawah sumbu imajiner dan x pada sumbu positif real,Gauss mengubah
bilangan irasional yang sebelumnya dianggap bilangan antara ada dan
tiada menjadi dapat diperhitungkan, lihat secara khusus polar kompleks).
Gauss juga memberikan kontribusi sangat penting bagi teori bilangan. Di dalam
bukunya pada tahun 1801, Disquisitiones Arithmeticae (bahasa Latin:, Investigasi
Aritmetika), yang mana, dalam banyak hal, Gauss memperkenalkan penggunaan
notasi untuk kekongruenan dan menggunakannya dalam presentasi yang baik di
dalam aritmetikamodular.
Abad ke-19 menyaksikan perkembangan cepat konsep bilangan imajiner di tangan
Abraham de Moivre,dan secara khusus Leonhard Euler, yang menjadikannya lebih
berdaya guna. Penyelesaian teori mengenai bilangan kompleks pada abad ke-19
membedakan bilangan irasional menjadi bilangan aljabar dan transenden. Bukti
keberadaan bilangan transenden, dan menjamurnya studi-studi saintifik mengenai
teori bilangan irasional telah lama dipikirkan sejak Euclid. Tahun 1872 menyaksikan
publikasi dari teori-teori dari Karl Weierstrass (oleh muridnya, Ernst Kossak), Eduard
Heine (Crelle's Journal, 74), Georg Cantor (Annalen, 5), dan Richard Dedekind.
Meray memulai pada 1869,sama dengan Heine, tetapi teorinya dikutip secara
umum pada 1872.
Pecahan kontinyu, yang berhubungan dekat dengan bilangan irasional, mendapat
perhatian di tangan Euler, dan akhirnya,fajar abad ke-19 benar-benar dibawa
menuju keagungan lewat tulisan-tulisan Joseph Louis Lagrange. Dirichlet juga
menambahkan dalam teori umumnya, seperti juga banyak sekali kontributor untuk
penerapan mengenai subyek ini.
Bilangan pecahan termasuk sekumpulan bilangan rasional. Pecahan desimal adalah
pecahan-pecahan dengan bilangan penyebut 10, 100, dst. { 1/10, 1/100, 1/1000 },
semua bilangan ini dapat ditemukan dalam garis-garis bilangan.
Sebuah bilangan asli dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan rasional. Sebagai
contoh bilangan asli 2 dapat dinyatakan sebagai 12/6 atau 30/15 dan sebagainya.

5. BILANGAN IRRASIONAL
Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi
(hasil baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa
dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama
dengan nol. Jadi bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh
yang paling populer dari bilangan irasional adalah bilangan ,

, dan bilangan e.

Bilangan sebetulnya tidak tepat, yaitu kurang lebih 3.14, tetapi


= 3,1415926535.... atau
= 3,14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510...
Untuk bilangan

= 1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694 80731
76679 73798..
dan untuk bilangan e: = 2,7182818....

3,141592653358..

1,4142135623..

2,71828281284590.

6. Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...) dan negatifnya (-1, -2, -3, ...; -0 adalah
sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan
tanpa komponen desimal atau pecahan.
Himpunan semua bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z (atau ), berasal
dari Zahlen (bahasa Jerman untuk "bilangan").
Himpunan Z tertutup di bawah operasi penambahan dan perkalian. Artinya, jumlah dan hasil kali dua
bilangan bulat juga bilangan bulat. Namun berbeda dengan bilangan asli, Z juga tertutup di bawah
operasi pengurangan. Hasil pembagian dua bilangan bulat belum tentu bilangan bulat pula, karena
itu Z tidak tertutup di bawah pembagian.

Tabel sifat-sifat operasi bilangan bulat[


Penambahan

Perkalian

closure:

a + b adalah bilangan
bulat

a b adalah bilangan bulat

Asosiativitas:

a + (b + c) = (a + b) + c

a (b c) = (a b) c

Komutativitas:

a+b = b+a

ab = ba

Eksistensi unsur
identitas:

a+0 = a

a1 = a

Eksistensi unsur
invers:

a + (a) = 0

Distribusivitas:

a (b + c) = (a b) + (a c)

Tidak ada pembagi


nol:

jika a b = 0, maka a = 0 atau b = 0 (atau


keduanya)

Bilangan bulat sebagai tipe data dalam bahasa pemrograman


Dalam Pascal
Bilangan bulat (integer) merupakan salah satu tipe data dasar dalam bahasa pemrograman Pascal.
Walaupun memiliki ukuran 2 byte (16 bit),karena integer adalah type datasigned maka hanya
mampu di-assign nilai antara -215 hingga 215-1 yaitu -32768 sampai 32767. Ini disebabkan karena 1
bit digunakan sebagai penanda positif/negatif. Meskipun memiliki istilah yang sama, tetapi tipe data
integer pada bahasa pemrograman Visual Basic .NET dan Borland Delphi memiliki ukuran
4 byte atau 32 bit signed sehingga dapat di-assign nilai antara -2,147,483,648 hingga
2,147,483,647.

7. Bilangan pecahan
Pecahan (Fraksi) adalah istilah dalam matematika yang terdiri dari pembilang dan penyebut.
Hakikat transaksi dalam bilangan pecahan adalah bagaimana cara menyederhanakan pembilang
dan penyebut. Penyederhanaan pembilang dan penyebut akan memudahkan dalam operasi
aritmetika sehingga tidak menghasilkan angka yang terlalu besar tetapi tetap mempunyai nilai yang
sama. Contohnya: bila dibandingkan antara 50/100 dan maka lebih mudah dan sederhana
melihat angka . 50/100 terlihat sebagai angka raksasa yang kelihatannya lebih kompleks
dibandingkan , padahal sebenarnya kedua angka ini tetap memiliki nilai yang sama. Pada
operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan selain disederhanakan juga penyebutnya
harus disamakan dengan bilangan yang sama, sedangkan pada operasi perkalian caranya adalah
pembilang dikali pembilang, penyebut dikali penyebut. dan dalam operasi pembagian, pecahan yang
di kanan dibalikkan, setelah dibalikkan, tanda : diubah menjadi tanda kali (X), seperti 3/4 : 5/6 = 3/4
X 6/5 = 18/20 = 9/10
Bilangan pecahan terbagi menjadi tiga yaitu:

bilangan desimal
Angka

Cara dibaca

0,5

nol koma lima

0,75

nol koma tujuh lima

Angka

Cara dibaca

0,025

nol koma nol dua lima

bilangan pecah biasa


Angka

Cara dibaca

1/2

setengah

1/3

sepertiga

1/4

seperempat

1/5

seperlima

1/6

seperenam

1/7

sepertujuh

1/8

seperdelapan

1/9

sepersembilan

2/3

dua per tiga

3/4

tiga per empat

bilangan campuran
Angka

Cara dibaca

1 1/2

satu setengah

2 2/3

dua dua per tiga

3 3/4

tiga tiga per empat

8. Bilangan Cacah
Bilangan Cacah adalah bilangan bulat yang dimulai dari nol.

yang termasuk bilangan ini adalah : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,

9. Bilangan Asli
Dalam matematika, terdapat dua kesepakatan mengenai himpunan bilangan asli. Yang pertama
definisi menurut matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol {1,
2, 3, 4, ...}. Sedangkan yang kedua definisi oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah
himpunan nol dan bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan asli merupakan salah satu konsep
matematika yg paling sederhana dan termasuk konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti
oleh manusia, bahkan beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis kera juga bisa
menangkapnya.
Wajar apabila bilangan asli adalah jenis pertama dari bilangan yang digunakan untuk membilang,
menghitung, dsb. Sifat yang lebih dalam tentang bilangan asli, termasuk kaitannya dengan bilangan
prima, dipelajari dalam teori bilangan. Untuk matematika lanjut, bilangan asli dapat dipakai untuk
mengurutkan dan mendefinisikan sifat hitungan suatu himpunan.
Setiap bilangan, misalnya bilangan 1, adalah konsep abstrak yg tak bisa tertangkap oleh indera
manusia, tetapi bersifat universal. Salah satu cara memperkenalkan konsep himpunan semua
bilangan asli sebagai sebuah struktur abstrak adalah melalui aksioma Peano (sebagai ilustrasi,
lihat aritmetika Peano).
Konsep bilangan-bilangan yg lebih umum dan lebih luas memerlukan pembahasan lebih jauh,
bahkan kadang-kadang memerlukan kedalaman logika untuk bisa memahami dan
mendefinisikannya. Misalnya dalam teori matematika, himpunan semua bilangan rasional bisa
dibangun secara bertahap, diawali dari himpunan bilangan-bilangan asli.

Sejarah bilangan asli


Bilangan asli memiliki asal dari kata-kata yang digunakan untuk menghitung benda-benda, dimulai
dari bilangan satu.
Kemajuan besar pertama dalam abstraksi adalah penggunaan sistem bilangan untuk
melambangkan angka-angka. Ini memungkinkan pencatatan bilangan besar. Sebagai contoh, orangorang Babylonia mengembangkan sistem berbasis posisi untuk angka 1 dan 10. OrangMesir kuno
memiliki sistem bilangan dengan hieroglif berbeda untuk 1, 10, dan semua pangkat 10 sampai pada
satu juta. Sebuah ukuran batu dari Karnak, tertanggal sekitar 1500 SM dan sekarang berada di
Louvre, Paris, melambangkan 276 sebagai 2 ratusan, 7 puluhan dan 6 satuan; hal yang sama
dilakukan untuk angka 4622.
Kemajuan besar lainnya adalah pengembangan gagasan angka nol sebagai bilangan dengan
lambangnya tersendiri. Nol telah digunakan dalam notasi posisi sedini 700 SM oleh orang-orang
Babylon, namun mereka melepaskan bila menjadi lambang terakhir pada bilangan tersebut.
[1]
Konsep nol pada masa modern berasal dari matematikawan India, Brahmagupta.
Pada abad ke-19 dikembangkan definisi bilangan asli menggunakan teori himpunan. Dengan
definisi ini, dirasakan lebih mudah memasukkan nol (berkorespondensi dengan himpunan kosong)
sebagai bilangan asli, dan sekarang menjadi konvensi dalam bidang teori himpunan, logika dan ilmu

komputer.[2] Matematikawan lain, seperti dalam bidang teori bilangan, bertahan pada tradisi lama
dan tetap menjadikan 1 sebagai bilangan asli pertama.[3]

Penulisan
Para ahli matematika menggunakan N atau
untuk menuliskan himpunan seluruh bilangan asli.
Himpunan bilanan ini bisa dikatakan tidak terbatas.
Untuk menghindari kerancuan apakah nol termasuk ke dalam himpunan bilangan atau tidak,
seringkali dalam penulisan ditambahkan indeks (superscrip). Indeks "0" digunakan untuk
memasukkan angka 0 kedalam himpunan, dan indeks " " atau " " ditambahkan untuk tidak
memasukkan angka 0 kedalam himpunan.

10. Bilangan Genap


Bilangan Genap adalah bilangan bulat yang habis dibagi dua.
Contoh : Bilangan 2, 4, 6, 8, 10, 14, 20, dll.

11. Bilangan Ganjil


Bilangan Ganjil adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi dua.
Contoh : Bilangan 1, 3, 5, 7, 11, 17, 21, 31, dll.

12. Bilangan Prima


Dalam matematika, bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari angka 1, yang faktor
pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3 adalah bilangan prima. 4 bukan bilangan
prima karena 4 bisa dibagi 2. Sepuluh bilangan prima yang pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19,
23 dan 29.
Jika suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan prima, maka bilangan itu
disebut bilangan komposit. Cara paling sederhana untuk menentukan bilangan prima yang lebih
kecil dari bilangan tertentu adalah dengan menggunakan saringan Eratosthenes

bilangan prima terbesar


Secara matematis, tidak ada "bilangan prima yang terbesar", karena jumlah bilangan prima adalah
tak terhingga.[1] Bilangan prima terbesar yang diketahui per 2013 adalah 257,885,161 1.[2] Bilangan ini
mempunyai 17,425,170 digit dan merupakan bilangan prima Mersenne yang ke-48.
M57885161 (demikian notasi penulisan bilangan prima Mersenne ke-48) ditemukan oleh Curtis Cooper
pada 25 Januari 2013 yang merupakan profesor-profesor dari University of Central Missouri bekerja
sama dengan puluhan ribu anggota lainnya dari proyek GIMPS

13. Bilangan Komposit


Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan merupakan bilangan prima.
Bilangan komposit dapat dinyatakan sebagai faktorisasi bilangan bulat, atau hasil perkalian dua
bilangan prima atau lebih. Sepuluh bilangan komposit yang pertama adalah 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15,
16, dan 18. Atau bisa juga disebut bilangan yang mempunyai faktor lebih dari dua.

Anda mungkin juga menyukai