Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Bilangan Kompleks


Apa itu bilangan kompleks? Bilangan kompleks merupakan bilangan yang terdiri atas bagian riil
dan bagian imajiner.Secara umum, bilangan kompleks dilambangkan dengan a + ib, dengan a dan b
merupakan bilangan real. Adapun yang menyebabkan bilangan tersebut menjadi bilangan kompleks yaitu
keberadaan “i” atau dapat disebut sebagai bilangan imajiner. Pada bilangan kompleks berbentuk a + ib,
bagian “a” merupakan bagian real, sedangkan “ib” merupakan bagian imajinernya.

Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahami konsep bilangan kompleks.

Contoh: z = 4 + 3i.

Bilangan di atas merupakan bilangan kompleks dengan bagian riilnya adalah 4 dan bagian imajinernya
yaitu 3i. Untuk menuliskan bagian real dapat digunakan simbol Re sedangkan unutk bagian imajiner
dapat ditulis dengan Im.

Misalnya pada contoh di atas dituliskan Re(z) = 4 dan Im(z) = 3i.

Contoh Penerapan Bilangan Kompleks


Terdapat beberapa penerapan bilangan kompleks:

 Dalam bidang digital, bilangan kompleks dimanfaatkan dalam pemrosesan signal.


 Dalam bidang fisika, bilangan kompleks sangat penting untuk dipelajari.
 Dalam penerapannya di mekanika kuantum, bilangan kompleks ini sangat berguna untuk
menentukan kaedah komuntasi.
Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan mengenai bagian riil dan imajiner dari bilangan komplek.

B. Pengertian Bilangan Real

Bilangan riil atau bilangan real adalah sistem bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal.
Angka desimal adalah angka berbasis 10 yang dibentuk dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Ahli
matematika mendefinisikan notasi bilangan real sebagai simbol ℝ.

Diperhatikan beberapa simbol berikut:


   N biasa digunakan untuk menyatakan himpunan semua bilangan asli { 1,2,3 , .. . }
  ℤ biasa digunakan untuk menyatakan himpunan semua bilangan bulat ,{ … ,−2 ,−1,0.1,2 ,.. . }

 ℚ biasa digunakan untuk menyatakan himpunan semua bilangan rasional , {ba :a ∈ Z dan b ∈ N }
  ℝ biasa digunakan untuk menyatakan himpunan semua bilangan real, dan
  ℂ biasa digunakan untuk menyatakan himpunan semua bilangan kompleks { a+ ib :a , b ∈ R }
Diperhatikan bahwa tidak semua literatur menggunakan simbol-simbol ini. Dengan demikian, harap
diperhatikan baik-baik dalam membaca literatur. Dalam website ini digunakan simbol-simbol tersebut
untuk pembahasan-pembahasan sebelumnya.

Berikut contoh bilangan real:


 -2,123 dibaca minus dua koma satu dua tiga
 -23,13 dibaca minus dua puluh tiga koma satu tiga
 -1 dibaca minus satu
 0
 1
 23
 12,6
 ½ = 0,5
 √2 = 1,4142 ...
 e = 2,718281 ... disebut konstanta euler
 π = 3,141592 ... disebut konstanta phi
 76% = 0,76
 sin 60º = 0,866 ...
Terlihat semua angka tersebut dibentuk dari angka berbasis 10 (desimal).
Bilangan real berasal dari bahasa inggris "real" yang berarti nyata, karena bilangan real dapat ditemukan
pada garis bilangan. Setiap bilangan real dapat diidentifikasi sebagai suatu titik pada garis bilangan.
Misalnya angka-angka pada penggaris merupakan bilangan real, karena angka tersebut dapat
diidentifikasi sebagai titik-titik pada penggaris yang merupakan sebuah garis bilangan.

C. Macam-Macam Bilangan Real


Dalam sistem bilangan pada ilmu matematika, bilangan real terdiri dari 2 sistem bilangan yaitu:
1. Bilangan Rasional
Seperti penjelasan di atas, bilangan rasional adalah sistem bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan a/b dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
Misalnya: -1,25; 0; 23; 1,25; dan lain-lain.
2. Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
a/b namun dapat ditulis dalam bentuk desimal. Misalnya:
π (phi) =  3,14159 26535 89793 …
e (euler) =  2,7182818….
Contoh Soal Bilangan Rasional & Irasional
1. Tentukan jenis bilangan berikut, apakah bilangan rasional atau irasional.

 5/9
 √81
 π/2
2. Sebutkan dua perbedaan bilangan rasional dan irasional.

D. Sifat-Sifat Bilangan Real


Jika a, b, dan c merupakan elemen dari himpunan bilangan real, maka berlaku sifat-sifat berikut.
Sifat Penjumlahan Perkalian
Tertutup a + b = bilangan real a × b = bilangan real
Asosiatif a + (b + c)  =  (a + b) + c a × (b × c)  =  (a × b) × c
Komutatif a + b  =  b + a a × b  =  b × a
Mempunyai unsur identitas a + 0  =  a a × 1  =  a
Setiap bilangan punya invers a + (−a)  =  0 a × (1/a) = 1, dengan a ≠ 0
Distributif a × (b + c)  =  (a × b) + (a × c)
Pembagi Nol Tidak berlaku
Keterangan:
Tertutup: operasi perkalian dan penjumlahan bilangan real menghasilkan bilangan real.
1. Asosiatif: penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan real yang dikelompokkan secara
berbeda mempunyai hasil yang sama.
2. Komutatif: pertukaran letak angka pada penjumlahan dan perkalian bilangan real mempunyai
hasil sama.
3. Unsur identitas: operasi perkalian dan penjumlahan setiap bilangan real dengan identitasnya
dapat menghasilkan bilangan real itu sendiri.
o Identitas penjumlahan termasuk bilangan real yaitu 0
o Identitas perkalian termasuk bilangan real yaitu 1
4. Mempunyai Invers: setiap bilangan real mempunyai nilai invers real terhadap operasi
penjumlahan dan perkalian, suatu bilangan real yang dioperasikan dengan invers
menghasilkan unsur identitasnya.
5. Sifat Distributif: penyebaran 2 operasi hitung yang berbeda, salah satu operasi hitung
berfungsi sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya digunakan untuk menyebarkan
bilangan yang dikelompokan dalam tanda kurung.
6. Tidak ada pembagi nol: pembagian bilangan real dengan nol menghasilkan nilai tidak
terdefinisi (undefined)

E. Bilangan Imajiner
Selain bilangan riil, terdapat pula bilangan imajiner. Bilangan imajiner merupakan bilangan
khayalan, artinya bilangan ini sebenarnya tidak ada dan hanya dapat dituliskan saja.Berbeda dengan
bilangan real, bilangan rasional, maupun bilangan bulat yang dapat direpresentasikan untuk
mempermudah dalam pemahaman.

Operasi Bilangan Kompleks


Dalam sistem bilangan kompleks terdapat beberapa operasi seperti operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, dan sebagainya.

Operasi penjumlahan
Dalam operasi penjumlahan bilangan kompleks, penjumlahan dilakukan dengan
mengelompokkan bagian riil dan bagian imajinernya lalu dijumlahkan masing-masing.

Misalnya penjumlahan 3 + 4i dan 2 – 8i.

Berikut operasi penjumlahannya.


(3 + 4i) + (2 – 8i)
= (3 + 2) + (4i – 8i)
= 5 + (-4i)
= 5 – 4i

Operasi Pengurangan
Sama dengan operasi penjumlahan, pada operasi pengurangan bilangan kompleks dilakukan
dengan mengelompokkan bagian riil dan imajinernya kemudian dilakukan pengurangan pada masing-
masing bagian.

Contoh operasi pengurangan yaitu sebagai berikut.


Pengurangan 6 + 3i oleh 3 – 2i.
(6 + 3i) – (3 – 2i)
= (6 – 3) + (3i – (-2i))
= 3 + 5i

PERKALIAN BILANGAN KOMPLEKS

Operasi perkalian pada bilangan kompleks didefinisikan sebagai


Z1 Z2 = ( X 1 ,Y 1)( X 2 ,Y 2)
=( X 1 X 2 − ,Y 1Y 2, X 1 Y 2+,Y 1 X 2)

Hasil operasi di atas dapat diperoleh dari Z1 Z2 =¿ ¿+Y 1) ( X 2 +Y 2)


Dengan memanfaatkan sifat distributif, diperoleh
Z1 Z2 = X 1 X 2 + i X 1 Y 2+ iY 1 X 2+i 2 Y 1 Y 2
Karena  i 2= −1,
Maka
Z1 Z2 = X 1 X 2 + i X 1 Y 2 + iY 1 X 2+ (−1)Y 1Y 2
= X 1 X 2 − Y 1Y 2+ i X 1 Y 2+ iY 1 X 2
=( X 1 X 2 −Y 1Y 2) + i( X 1 Y 2+Y 1 X 2)
=( X 1 X 2 −Y 1Y 2, X 1 Y 2+ Y 1 X 2)

CONTOH 1

Tentukan hasil dari (2+3i)(1−2i).

Pembahasan

(2+3i)(1−2i)
=2⋅1−2⋅2i+3i⋅1−3i⋅2=2−4i+3i−6i=2−4i+3i−6(−1=8−i

Berikut ini terdapat beberapa contoh soal mengenai bilangan kompleks.

Contoh Soal Bilangan Kompleks


1. Tentukan bagian riil dan imajiner dari bilangan kompleks berikut.

 3 + 2i
 4 – 5i
 10 + 3i
Pembahasan
3 + 2i. Bagian riil = 3; bagian imajiner = 2i.
4 – 5i. Bagian riil = 4; bagian imajiner = -5i.
10 + 3i. Bagian riil = 10; bagian imajiner = 3i.

2. Tentukan hasil operasi bilangan kompleks berikut.

 (3i + 3) + (5 – 6i)
 (2i – 4) – (3 – 7i)
Pembahasan
(3i + 3) + (5 – 6i) = (3 + 5) + (3i – 6i) = 8 – 3i.
(2i – 4) – (3 – 7i) = (-4 – 3) + (2i – (-7i)) = -7 + 9i

Mari kita simpulkan materi mengenai bilangan kompleks.

Kesimpulan
Bilangan kompleks merupakan bilangan yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian riil dan bagian
imajiner. Bentuk umum bilangan kompleks yaitu a + ib, dengan a dan b merupakan bilangan riil dan b
tidak sama dengan 0. Bilangan riil merupakan bilangan yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari
seperti bilangan akar, bilangan rasional/pecahan, bilangan bulat, dan lainnya. Sedangkan bilangan
imajiner merupakan bilangan yang dilambangkan dengan “i” (imajiner) yang memiliki nilai √-1.

F. Perbedaan kesamaan, Persamaan, ketidaksamaan, Pertidaksamaan


Jika membahas materi tentang persamaan seperti persamaan kuadrat, sistem persamaan linear,
atau persamaan eksponen, biasanya saya buka dengan pertanyaan.

Apa bedanya persamaan dengan kesamaan? Pasti aja ada murid yang nyeletuk. Beda namanya, pak/bu.

Kemudian saya lanjut ke pertanyaan ke-2:

(1) 2 + 5 = 7

(2) 2x + 5 = 7

Mana yang persamaan? Mana yang kesamaan? Bahwa no.1 itu kesamaan dan no.2 adalah persamaan.

Sederhananya kesamaan tidak ada varibel sedangkan persamaaan ada variabelnya. Kesamaan dan
persamaan keduanya merupakan relasi 2 ekspresi matematis yang menunjukan 2 ekpresi tersebut
mempunyai nilai yang sama, yang membedakan pada kesamaan, ekspresi matematisnya tanpa varibel
sedangkan persamaan menggunakan variabel.

Dalam kacamata teori Logika, kesamaan adalah kalimat tertutup artinya selalu benar atau selalu salah,
kesamaaan 2 + 5 = 7 bernilai benar, sedangkan persamaan adalah kalimat terbuka yang benar atau
salahnya tergantung nilai variabelnya. Persamaan 2x + 5 = 7 bernilai benar jika x = 1 tetapi akan bernilai
salah jika x = 10.

Ketidaksamaan 
Ketidaksamaan adalah kalimat pernyataan yang menyatakan hubungan tidak sama. Tanda hubung tidak
sama
< dibaca “kurang dari”
> dibaca “lebih dari”
≤ dibaca “kurang dari atau sama dengan”
≥ dibaca “lebih dari atau sama dengan”
≠ dibaca “tidak sama dengan”
Contoh ketidaksamaan.
Contoh 1
2 kurang dari 6 ditulis 2 < 6
Contoh 2
5 lebih dari 1 ditulis 5 > 1
Contoh 3
3 < 5 dan 5 < 7 ditulis 3 < 5 < 7

Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan ketidaksamaan atau
kalimat/pernyataan matematika yang menunjukkan perbandingan ukuran dua objek atau lebih. Contoh
pertidaksamaan
Contoh 1
x<4
Contoh 2
p-3>7
Contoh 3
x+y>3

PERTIDASAMAAN

G. Sifat-Sifat Pertidaksamaan
1. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan bilangan
yang sama
Jika a < b maka:
a+c<b+c
a–c<b–c
2. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan
positif yang sama
Jika a < b, dan c adalah bilangan positif, maka:
a.c < b.c
a/c < b/c
3. tanda pertidaksamaan akan berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau
dibagi dengan bilangan negatif yang sama
Jika a < b, dan c adalah bilangan negatif, maka:
a.c > b.c
a/c > b/c
4. tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif masing-masing dikuadratkan
Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka: a 2 < b2

1. Pertidaksamaan Linear
→ Variabelnya berpangkat 1
Penyelesaian:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri, dan konstanta diletakkan di ruas kanan
Contoh:

2. Pertidaksamaan Kuadrat
→ Variabelnya berpangkat 2
Penyelesaian:

1. Ruas kanan dibuat menjadi nol


2. Faktorkan
3. Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor sama dengan nol
4. Gambar garis bilangannya
Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik hitam •
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik putih °
5. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis bilangan. Caranya adalah
dengan memasukkan salah satu bilangan pada interval tersebut pada persamaan di ruas kiri.
Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap (harga nol yang muncul 2 kali
atau sebanyak bilangan genap untuk pertidaksamaan tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda
6. Tentukan himpunan penyelesaian
→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah yang bertanda (+)
→ jika tanda  pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang diarsir adalah yang bertanda (–)
Contoh:
(2x – 1)2 ≥ (5x – 3).(x – 1) – 7
4x2 – 4x + 1 ≥ 5x2 – 5x – 3x + 3 – 7
4x2 – 4x + 1 – 5x2 + 5x + 3x – 3 + 7 ≥ 0
–x2 + 4x + 5 ≥ 0
–(x2 – 4x – 5) ≥ 0
–(x – 5).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 5 = 0 atau x + 1 = 0
x = 5 atau x = –1
Garis bilangan:

 menggunakan titik hitam karena tanda pertidaksamaan ≥


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1 dan 5, maka daerah tersebut bernilai positif, di kiri dan kanannya
bernilai negatif
 karena tanda pertidaksamaan ≥ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 5}

3. Pertidaksamaan Tingkat Tinggi


→ Variabel berpangkat lebih dari 2
Penyelesaian sama dengan pertidaksamaan kuadrat
Contoh:
(2x + 1)2.(x2 – 5x + 6) < 0
(2x + 1)2.(x – 2).(x – 3) < 0
Harga nol: 2x + 1 = 0 atau x – 2 = 0 atau x – 3 = 0
x = –1/2 atau x = 2 atau x = 3
Garis bilangan:

 menggunakan titik putih karena tanda pertidaksamaan <


 jika dimasukkan x = 0 hasilnya positif
 karena 0 berada di antara –1/2 dan 2, maka daerah tersebut bernilai positif
 karena –1/2 adalah batas rangkap (–1/2 muncul sebanyak 2 kali sebagai harga nol, jadi –1/2
merupakan batas rangkap), maka di sebelah kiri –1/2 juga bernilai positif
 selain daerah yang dibatasi oleh batas rangkap, tanda positif dan negatif berselang-seling
 karena tanda pertidaksamaan ³ 0, maka yang diarsir adalah yang positif

Jadi penyelesaiannya: {x | 2 < x < 3}

4. Pertidaksamaan Pecahan
→ ada pembilang dan penyebut
Penyelesaian:

1. Ruas kanan dijadikan nol


2. Samakan penyebut di ruas kiri
3. Faktorkan pembilang dan penyebut (jika bisa)
4. Cari nilai-nilai variabel yang menyebabkan pembilang dan penyebutnya sama dengan nol (harga
nol untuk pembilang dan penyebut)
5. Gambar garis bilangan yang memuat semua nilai yang didapatkan pada langkah 4
Apapun tanda pertidaksamaannya, harga nol untuk penyebut selalu digambar dengan titik putih (penyebut
suatu pecahan tidak boleh sama dengan 0 agar pecahan tersebut mempunyai nilai)
6. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval
Contoh 1:

Harga nol pembilang: –5x + 20 = 0


–5x = –20 → x = 4
Harga nol penyebut: x – 3 = 0 → x = 3
Garis bilangan:
→ x = 3 digambar menggunakan titik putih karena merupakan harga nol untuk penyebut

Jadi penyelesaiannya: {x | 3 < x ≤ 4}

Contoh 2:

Harga nol pembilang: x – 2 = 0 atau x + 1 = 0


x = 2 atau x = –1
Harga nol penyebut: tidak ada, karena penyebut tidak dapat difaktorkan dan jika dihitung nilai
diskriminannya:
D = b2 – 4.a.c = 12 – 4.1.1 = 1 – 4 = –3
Nilai D-nya negatif, sehingga persamaan tersebut tidak mempunyai akar real
(Catatan: jika nilai D-nya tidak negatif, gunakan rumus abc untuk mendapat harga nol-nya)
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≤ –1 atau x ≥ 2}

5. Pertidaksamaan Irasional/Pertidaksamaan Bentuk Akar


→ variabelnya berada dalam tanda akar
Penyelesaian:

1. Kuadratkan kedua ruas


2. Jadikan ruas kanan sama dengan nol
3. Selesaikan seperti menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
4. Syarat tambahan: yang berada di dalam setiap tanda akar harus ≥ 0
Contoh 1:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2
x2 – 5x – 6 – x2 + 3x – 2 < 0
–2x – 8 < 0
Semua dikali –1:
2x + 8 > 0
2x > –8
x > –4
Syarat 1:
x2 – 5x – 6 ≥ 0
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
Harga nol: x – 6 = 0 atau x + 1 = 0
x = 6 atau x = –1
Syarat 2:
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
Harga nol: x – 2 = 0 atau x – 1 = 0
x = 2 atau x = 1
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –4 < x ≤ –1 atau x ≥ 6}

Contoh 2:

Kuadratkan kedua ruas:


x2 – 6x + 8 < x2 – 4x + 4
x2 – 6x + 8 – x2 + 4x – 4 < 0
–2x + 4 < 0
–2x < –4
Semua dikalikan –1
2x > 4
x>2
Syarat:
x2 – 6x + 8 ≥ 0
(x – 4).(x – 2) ≥ 0
Harga nol: x – 4 = 0 atau x – 2 = 0
x = 4 atau x = 2
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | x ≥ 4}

6. Pertidaksamaan Nilai Mutlak


→ variabelnya berada di dalam tanda mutlak | ….. |
(tanda mutlak selalu menghasilkan hasil yang positif, contoh: |3| = 3; |–3| = 3)
Pengertian nilai mutlak:
Penyelesaian:
Jika |x| < a berarti: –a < x < a, dimana a ≥ 0
Jika |x| > a berarti: x < –a atau x > a, dimana a ≥ 0

Contoh 1:
|2x – 3| ≤ 5
berarti:
–5 ≤ 2x – 3 ≤ 5
–5 + 3 ≤ 2x ≤ 5 + 3
–2 ≤ 2x ≤ 8
Semua dibagi 2:
–1 ≤ x ≤ 4

Contoh 2:
|3x + 7| > 2
berarti:
3x + 7 < –2 atau 3x + 7 > 2
3x < –2 – 7 atau 3x > 2 – 7
x < –3 atau x > –5/3

Contoh 3:
|2x – 5| < |x + 4|
Kedua ruas dikuadratkan:
(2x – 5)2 < (x + 4)2
(2x – 5)2 – (x + 4)2 < 0
(2x – 5 + x + 4).(2x – 5 – x – 4) < 0    (Ingat! a2 – b2 = (a + b).(a – b))
(3x – 1).(x – 9) < 0
Harga nol: 3x – 1 = 0 atau x – 9 = 0
x = 1/3 atau x = 9
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | 1/3 < x < 4}

Contoh 4:
|4x – 3| ≥ x + 1
Kedua ruas dikuadratkan:
(4x – 3)2 ≥ (x + 1)2
(4x – 3)2 – (x + 1)2 ≥ 0
(4x – 3 + x + 1).(4x – 3 – x – 1) ≥ 0
(5x – 2).(3x – 4) ≥ 0
Harga nol: 5x – 2 = 0 atau 3x – 4 = 0
x = 2/5 atau x = 4/3
Syarat:
x+1≥0
x ≥ –1
Garis bilangan:

Jadi penyelesaiannya: {x | –1 ≤ x ≤ 2/5 atau x ≥ 4/3}

Contoh 5:
|x – 2|2 – |x – 2| < 2
Misalkan |x – 2| = y
y2 – y < 2
y2 – y – 2 < 0
(y – 2).(y + 1) < 0
Harga nol: y – 2 = 0 atau y + 1 = 0
y = 2 atau y = –1
Garis bilangan:
Artinya:
–1 < y < 2
–1 < |x – 2| < 2
Karena nilai mutlak pasti bernilai positif, maka batas kiri tidak berlaku
|x – 2| < 2
Sehingga:
–2 < x – 2 < 2
–2 + 2 < x < 2 + 2
0<x<4

Anda mungkin juga menyukai