Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HIMPUNAN, BILANGAN REAL &PENGGUNAAN


KETIDAK SAMAAN

Oleh

1) Arozak Soleh Rifai (2157201347)


2) Ahmad Nasihun (2157201343)
3) Novita Nastiti (2157201329)
4) Muhammad Adi Fidhol Akron (2157201325)
5) Nurahma Diana (2157201332)
6) Rema Wahyu Sari (2157201378)

Kelas SIF-A

JURUSAN SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STMIK MERCUSUAR) BEKASI KELAS TEMANGGUNG

2021

1
DAFTAR ISI

BAB I

A. Himpunan........................................................................................................3
a. Pengertian Himpunan.........................................................................3
b. Jenis-jenis Himpunan..........................................................................3
c. Operasi Himpunan..............................................................................5
1) Iris..................................................................................................5
2) Gabungan.......................................................................................5
3) Sifat-sifat Operasi Himpunan.. .....................................................5

BAB II

A. Bilangan Real...................................................................................................6
a. Pengertian Bilangan Real. ........................................................................6
b. Macam-macam Bilangan Real...................................................................7
c. Sifat-sifat Bilangan Real............................................................................ 7

BAB III

A. Penggunaan ketidak
samaan.............................................................................................................8
a. Definisi Persidang samaan...................................................................9
b. Jenis pertidak samaan..........................................................................9

BAB I
2
A. HIMPUNAN
Pengertian himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang anggota
anggotanya dapat didefisikan dengan jelas. Sedangkan bukan
himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang anggota
anggotanya tidak dapat terdefisikan dengan jelas.

Jenis-jenis himpunan
1. Himpunan berhingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat
dihitung. Contohnya D= {bilangan genap kurang dari 10, atau A = {2,4,6,8).
2. Himpunan D jumlah angotanya dapat dihitung yaitu sebanyak 4 buah. Himpunan
tak hingga adalah suatu himpunan yang jumlah anggotanya tidak terbatas atau
tak hingga. Contohnya: A= {bilangan genap}, B= {bilangan ganjil}
3. Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang tidak memiliki anggota sama
sekali. Himpunan kosong dilambangkan dengan tanda{} Contohnya B={bilangan
genap antara 2 dan 4}. ditulis B={}={0}.
4. Himpunan equal/himpunan sama adalah himpunan yang anggotanya sama
contohnya A= {b,c,d}
a. B=(d.c,b}
b. A=B
1. Himpunan ekuivalen adalah himpunan-himpunan yang jumlah anggotanya sama.
a. Contohnya A={b,c,d}
b. B={d,c,d}
1. Himpunan semesta adalah himpunan dari semua unsur yang sedang
dibicarakan.Himpunan semesta juga disebut himpunan universal dan ditulis
dengan huruf S
Contohnya
A={1,3,5,7,9}
Himpunan semestanya berupa:
S={bilangan asli}
S={bilangan cacah}
S={bilangan ganjil kurang dari 10}
2. Himpunanbagian adalah apabila setiap unsur dalam himpunan B termasuk juga
anggota A,maka B merupakan bagian dari himpunan A.
Contohnya
B={a,c,e}
A={a,b,c,d,e}
Jadi B bagian dari A
3. Anggota himpunan n adalah suatu unsur dari suatu himpunan.
Contohnya
A={a,b,c,d,e}
3
Maka a elemen A
4. Himpunan lepas adalah suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota
persekutuan dengan himpunan lain.
Contohnya
A={d,e,f}
B={g,h,i}
Maka himpunan A tidak mempunyai anggota persekutuan dengan himpunan
B atau A/B
5. Bukan anggota himpunan adalah unsur ini tidak termasuk dalam himpunan
tersebut
Contohnya
A={a,b,c,d}
e bukan anggota himpunan A.
6. Himpunan biolangan cacah adalah himpunan bilangan yang anggotanya dimulai
dari nol dan seterusnya
Contoh
K= {0,1,2,3,4,5}
7. Himpunan bilangan asli adalah himpunan bilangan yang anggotanya dimulai dari
bilangan satu dan seterusnya.
Contohnya
D={1,2,3,4,}
8. Himpunan bilangan genap adalah himpunan yang anggotanya dimulai dari angka
dua dan selalu genap atau habis dibagi dua
contohnya
G=(2,4,6,8,10}
9. Himpunan bilangan ganjil adalah himpunan yang anggota bilanganya tidak habis
dibagi dua
contohnya
K = {1,3,5,7}
10. Himpunan blangan prima adalah himpunan bilangan yang anggotanya semua
bilangan yang memiliki dua faktor
contohnya
Y = {2,3,5,7}
11. Himpunan kuadrat bilangan cacah adalah himpunan bilangan cacah yang
anggotanya dipangkatkan dua. Contohnya Y = {0²,1²,3²}

Oprasi dalam himpunan


1. Irisan
Irisan adalah dua himpunan yang bagian-bagiannya menjadi anggota
keduanya.

4
Contohnya: Irisan himpunan A dan B
AnB={x|x A dan B}
Jika A={2,7,9,11}
Jika B={1,5,9,10}
Maka AnB=9
1. Gabungan
Gabungan adalah dua himpunan yang anggotanya hanya bilangan itu saja misalnya
anggota bilangan A saja, anggota bilangan B saja dan anggota A, B keduanya.
Contohnya: A u B = { x A, atau x B)
Jika A = {5. 7. 9, 11}
Jika B = {6, 7, 8, 9, 10}
Au B = {5, 6, 7, 8, 9 10, 11}
2. Sifat-sifat operasi himpunan
Komutatif
1. Irisan =>Berlaku: AnB=BnA
2. Gabungan => Berlaku: AuB=BuA
3. Asosiatif
- Irisan tiga himpunan => (AnB)nC=An(BnC)
- Gabungan tiga himpunan => (AuB)uC=Au(BuC)
4. Distributif
- Distributif p=> An(BuC) = (AnB)u(AnC)
- Gabuangan=> Au(BnC) = (AuB)n(AuC)

5
BAB II

A. BILANGAN REAL
1. Pengertian Bilangan Real
Pengertian Bilangan Real
Bilangan riil atau bilangan real adalah sistem bilangan yang
dapat ditulis dalam bentuk desimal. Angka desimal adalah
angka berbasis 10 yang dibentuk dari angka 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9. Ahli matematika mendefinisikan notasi bilangan
real sebagai simbol ℝ.
 Contoh Bilangan Real

 -2,123 dibaca minus dua koma satu dua tiga

 -23,13 dibaca minus dua puluh tiga koma satu tiga

 -1 dibaca minus satu

 0

 1

 23

 12,6

 ½ = 0,5

 √2 = 1,4142 ...

 e = 2,718281 ... disebut konstanta euler

 π = 3,141592 ... disebut konstanta phi

6
 76% = 0,76

 sin 60º = 0,866 ...


Terlihat semua angka tersebut dibentuk dari angka berbasis 10
(desimal). Bilangan real berasal dari bahasa inggris "real" yang
berarti nyata, karena bilangan real dapat ditemukan pada garis
bilangan. Setiap bilangan real dapat diidentifikasi sebagai suatu
titik pada garis bilangan.

Misalnya angka-angka pada penggaris merupakan bilangan real,


karena angka tersebut dapat diidentifikasi sebagai titik-titik pada
penggaris yang merupakan sebuah garis bilangan.

1. Macam-macam Bilangan Real


Dalam sistem bilangan pada ilmu matematika, bilangan real
terdiri dari 2 sistem bilangan yaitu:
1) Bilangan Rasional
Seperti penjelasan di atas, bilangan rasional adalah sistem
bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b
dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
Misalnya: -1,25; 0; 23; 1,25; dan lain-lain.

2) Bilangan Irasional
Bilangan irasional adalah sistem bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan a/b namun dapat ditulis
dalam bentuk desimal. Misalnya:
π (phi) =  3,14159 26535 89793 …

e (euler) =  2,7182818….

1. Sifat Bilangan Real


Jika a, b, dan c merupakan elemen dari himpunan bilangan real, maka berlaku
sifat-sifat berikut.

Sifat Penjumlahan Perkalian


Tertutup a + b = bilangan real a × b = bilangan real
Asosiatif a + (b + c) = (a + b) + c a × (b × c) = (a × b) × c

7
Komutatif a+b = b+a a×b = b×a

Mempunyai unsur identitas a+0 = a a×1 = a

Setiap bilangan punya a + (−a) = 0 a × (1/a) = 1, dengan a ≠ 0


invers

Distributif a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Pembagi Nol Tidak berlaku

1) Tertutup: operasi perkalian dan penjumlahan bilangan real menghasilkan


bilangan real.
2) Asosiatif: penjumlahan atau perkalian tiga buah bilangan real yang
dikelompokkan secara berbeda mempunyai hasil yang sama.
3) Komutatif: pertukaran letak angka pada penjumlahan dan perkalian bilangan
real mempunyai hasil sama.
4) Unsur identitas: operasi perkalian dan penjumlahan setiap bilangan real
dengan identitasnya dapat menghasilkan bilangan real itu sendiri.
 Identitas penjumlahan termasuk bilangan real yaitu 0
 Identitas perkalian termasuk bilangan real yaitu 1
1) Mempunyai Invers: setiap bilangan real mempunyai nilai invers real terhadap
operasi penjumlahan dan perkalian, suatu bilangan real yang dioperasikan
dengan invers menghasilkan unsur identitasnya.
2) Sifat Distributif: penyebaran 2 operasi hitung yang berbeda, salah satu
operasi hitung berfungsi sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya
digunakan untuk menyebarkan bilangan yang dikelompokan dalam tanda
kurung.
3) Tidak ada pembagi nol: pembagian bilangan real dengan nol menghasilkan
nilai tidak terdefinisi (undefined).

BAB III
8
A. PENGGUNAAN KETIDAK SAMAAN
A. Definisi Pertidak Samaan
Sebuah Pertidaksamaan adalah pernyataan bahwa dua kuantitas tidak setara
nilainya. Salah satu pernyataan matematika yang mengandung satu peubah atau
lebih yang dihubungkan oleh tanda-tanda ketidaksamaan, yaitu: <, >, ≤, atau ≥.
Sifat-sifat pertidaksamaan antara lain:
i. Jika a > b dan b > c, maka a > c
ii. Jika a > b, maka a + c > b + c
iii. Jika a > b, maka a - c > b – c
iv. Jika a > b dan c adalah bilangan positif, maka ac > bc
v. Jika a > b dan c adalah bilangan negatif, maka ac < bc
Dengan mengganti tanda > pada sifat-sifat diatas dengan tanda <, maka akan didapat
sifat-sifat yang analog sebagai berikut :
i. Jika a < b dan b < c, maka a < c
ii. Jika a < b, maka a + c < b + c
iii. Jika a < b, maka a – c < b – c
iv. Jika a < b dan c adalah bilangan positif, maka ac < bc
v. Jika a < b dan c adalah bilangan negatif, maka ac > bc
vi. ac > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
vii. ac < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
viii. a/c > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
ix. a/c < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
x. Jika a > b, maka –a < -b
xi. Jika 1/a < 1/b, maka a > b
xii. Jika a < b < c, maka b > a dan b < c (bentuk komposit)
xiii. Jika a > b > c, maka b < a atau b > c ( bentuk komposit)

A. Jenis Pertidak samaan


Jenis pertidaksamaan anatara laian :

 Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)


 Pertidaksamaan kuadrat
 Pertidaksamaan bentuk pecahan
 Pertidaksamaan bentuk nilai mutlak ( modus)
 Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
1) Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua
ruasnya mengandung bentuk linier dalam x. yang vareabelnya berderajat satu
dengan menggunakan tanda hubung “lebih besar dari” atau “kurang dari”
Sifat-sifatnya :
Kedua ruas dapat di tambah atau di kurangi dengan bilangan yang sama.

9
Kedua ruas dapat dapat dikali atau di bagi dengan bilangan positip yang
sama.
Kedua ruas dapat di bagi atau di kali dengan bilangan negatip yang sama
maka penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah dari tanda
pertidaksamaan di balik
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan linier :
Pindahkan semua yang mengandung variabel ke ruas kiri, sedangkan yang
tidak mengandung variabel ke ruas kanan.
Kemudian sederhanakan
Perhatikan contoh soal berikut:
Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5x – 5 < 7x
+3!
Jawab
5x – 5 < 7x + 3
5x – 7x < 3 + 5
- 2x < 8
X>-4
Tentukan nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 2(x-3) < 4x+8 ?
Jawab
Penyelesaian
2(x-3) < 4x+8
2x – 6 < 4x+8
2x – 4x< 6+8
-2x < 14
X > -7
1) Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah 2. Bentuk umum peridaksamaan kuadrat adalah ax² + bx + c
> 0 dengan a, b, c konstanta; a 0.
Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat anatara lain:
Jadikan ruas kanan = 0
Jadikan koefisien x² positif (untuk memudahkan pemfaktoran)
Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.
Tetapkan nilai-nilai nolnya

10
Tetapkan tanda-tanda pada garis bilangan
Jawaban didapatkan dari hal-hal yang ditanyakan dan terlukiskan pada garis
bilangan
(bila ditanyakan > 0, maka yang dimaksud adalah daerah +,
bila ditanyakan < 0, maka yang dimaksud adalah daerah -).
Langkah-langkah:
Tentukan batas-batasnya dengan mengubah ke dalam persamaan kuadrat
Buatlah garis bilangan dan masukkan batas yang diperoleh (jika ada) dengan
batas yang kecil di sebelah kiri
Uji titik pada masing-masing daerah
Tentukan HP nya
Contoh soal
Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan !
Jawab
(x–2)(x–5)<0
x = 2 atau x = 5 ( pembuat nol )
jadi Hp = {x|2<x<5}
Tentukan HP dari x2 – 2x – 8 ≥ 0
Jawab :
Batas : x2 – 2x – 8 = 0
(x - 4)(x + 2) = 0
x = 4 atau x = -2
Karena yang diminta ≥ 0 maka yang memenuhi adalah yang bertanda positip
Sehingga HP nya adalah {x | x ≤ -2 atau x ≥ 4}
Pertidaksamaan bentuk pecahan
pertidaksamaan dalam x yang penyebutnya mengandung variabel x.
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan pecahan :
Pindahkan semua bilangan keruas kiri, jadikan ruas kanan = 0
(ingat! tidak diperkenankan mengali silang, karena tanda pertidaksamaan tidak
dapat ditentukan berubah/tidak)
Sederhanakan ruas kiri.
Ubah bentuk menjadi a.b

11
Tentukan pembuat nol ruas kiri.
Tuliskan nilai – nilai tersebut pada garis bilangan.
Berikan tanda pada setiap interval.
Samakan penyebutnya sehingga pecahan dapat disederhanakan.
Selanjutnya, sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat. Syarat:
penyebut pecahan 0
Perhatikan Contoh soal :
Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Merupakan pertidaksamaan dimana variabelnya berada di dalam tanda mutlak.
Indikator : Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear yang memuat nilai
mutlak
Perhatikan contoh berikut:
Contoh 1 Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan !
Jawab
3x + 2 < - 5 atau 3x + 2 > 5
3x < - 7 3x > 3
x < -7/3 x>1

12

Anda mungkin juga menyukai